Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjelaskan beberapa hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, tetapi masih dalam tema yang sama
dengan peneliti.
1. Jurnal tentang “Interaksi Sosial Wanita Pekerja Pabrik Dalam Kegiatan
Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (Pkk)”. Skripsi. Fakultas Ilmu
Pendidikan. 2013. Oleh Erfina Hapsari Widiahtuti. Menunjukkan bahwa
proses interaksi sosial wanita pekerja pabrik dalam kegiatan PKK berjalan
dengan baik. Mereka berusaha keras untuk mewujudkan perannya sebagai
seorang wanita dan tidak lupa melaksanakan kewajiban. Dengan waktu yang
terbatas, mereka berupaya untuk bisa menjadi seorang istri, ibu dan anggota
masyarakat yang baik. Faktor pendorong adalah keluarga yang selalu
pengertian dan memberi semangat untuk menjadikan kehidupan yang lebih
baik lagi dan mampu berinteraksi dengan masyarakat dengan baik.
Sedangakan yang menjadi faktor penghambat yaitu jam kerja yang tidak
menentu dan keterbatasan waktu yang dimiliki. Faktor penghambat yang lain
yaitu masalah ekonomi, tetapi hambatan yang timbul dari keluarga ini juga
dapat dijadikan sebagai penyemangat mereka.
23
2. Jurnal tentang ”Pola Interaksi Sosial Home Industri Batik Erna di Kelurahan
Surodinawan Kec. Prajurit Kulon Kota Mojokerto.” Jurnal Paradigma 2014,
oleh Hikmah Nur Abidah. Pola interaksi sosial pelaku usaha Home Industri
Batik Erna untuk mempertahankan eksistensi industri tersebut, dan
ditemukan bahwa pola hubungan atau interaksi yang antar pelaku lakukan
merupakan respon dari hadiah (stimulus) yang diberikan pengusaha Batik
Erna kepada para kolegannya.
3. Jurnal tentang “Dampak Industri Terhadap Perubahan Sosial Dan Ekonomi
Masyarakat Di Desa Tobat Kecamatan Balaraja Tangerang Banten” Skripsi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 2014, oleh Akhmad Asep
Arista. Dalam penelitian ini dampak sosial adalah nilai kekeluargaan yang
masih terjalin baik, interaksi masyarakat terjalin dengan baik, masyarakat
memiliki kesadaran akan mutu pendidikan yang tinggi, tunjangan kesehatan
merata. Sedangkan dari sisi ekonomi adalah penghasilan tambahan, memiliki
etos kerja yang baik yaitu disiplin dan rajin, tunjangan transport tidak merata,
tingkat kesejahteraan berbeda-beda, pendapatan ekonomi tidak merata.
4. Jurnal tentang “Continuity And Change In The Everyday Lives Of Chinese
Migrant Factory Workers”. The China Journal 74(74):43-65, 2015, oleh
Kaxton Siu. Penelitian ini mengkaji tentang kehidupan sehari-hari pekerja
migran china berubah selama dekade terakhir, yang mana dalam menjaga
hubungan sosial dengan keluarga dan desa untuk mengatasi masalah dalam
waktu bekerja.
24
5. Jurnal tentang "Dampak Pembangunan Industri Terhadap Diversifikasi Mata
Pencaharian, Interaksi Sosial Dan Nilai Pendidikan pada Masyarakat
Pedesaan" Jurnal Perspektif Sosiologi, Vol 3, No 1, 2015, Oleh Ismi Andari.
Penelitian ini mengkaji tentang dampak pembangunan industri dengan
variabel diservikasi mata pencaharian, interaksi sosial, dan nilai pendidikan
yang menghasilkan data korelasi yang bersifat positif dan negatif.
pembangunan industri yang terus berkembang telah mampu memberikan
peluang kerja dan mata encaharian ganda bagi masyarakat desa, sedangkan
dalam interaksi sosial didesa tersebut mengalami perubahan dan pergesern
nilai-nilai kebersamaan selama melakukan interaksi.
Tabel 2. Penelitian terdahulu
No Judul & Penulis Hasil penelitian Relevansi
1. “Interaksi Sosial
Wanita Pekerja
Pabrik Dalam
Kegiatan
Pemberdayaan Dan
Kesejahteraan
Keluarga (Pkk)”.
Skripsi. Fakultas
Ilmu Pendidikan.
2013. Oleh Erfina
Hapsari Widiahtuti
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
proses interaksi sosial
wanita pekerja pabrik
dalam kegiatan PKK
berjalan dengan baik.
Mereka berusaha keras
untuk mewujudkan
perannya sebagai seorang
wanita dan tidak lupa
melaksanakan kewajiban.
Dengan waktu yang
terbatas, mereka berupaya
Persamaan : Penelitian ini sama-
sama meneliti tentang proses
interaksi sosial didalam sebuah
pabrik. Yang mana konsep
penelitian ini sama dengan yang
penulis teliti.
Perbedaan : Penelitian ini meneliti
tentang proses interaksi sosial
wanita pekerja pabrik dalam
kegiatan PKK sedangkan yang
penulisi teliti adalah perubahan
pola interaksi buruh pabrik dengan
masyarakat sekitar.
25
untuk bisa menjadi
seorang istri, ibu dan
anggota masyarakat yang
baik. Faktor pendorong
adalah keluarga yang
selalu pengertian dan
memberi semangat untuk
menjadikan kehidupan
yang lebih baik lagi dan
mampu berinteraksi
dengan masyarakat dengan
baik. Sedangakan yang
menjadi faktor
penghambat yaitu jam
kerja yang tidak menentu
dan keterbatasan waktu
yang dimiliki. Faktor
penghambat yang lain
yaitu masalah ekonomi,
tetapi hambatan yang
timbul dari keluarga ini
juga dapat dijadikan
sebagai penyemangat
mereka.
2. ”Pola Interaksi
Sosial Home Industri
Batik Erna di
Kelurahan
Surodinawan Kec.
Penelitian ini mengkaji
tentang pola interaksi
sosial pelaku usaha Home
Industri Batik Erna untuk
mempertahankan
Persamaan : Persamaan penelitian
ini adalah sama-sama meneliti Pola
interaksi didalam industri
Perbedaan : Penulis meneliti
tentang perubahan pola interaksi
26
Prajurit Kulon Kota
Mojokerto.” Jurnal
Paradigma 2014,
oleh Hikmah Nur
Abidah.
eksistensi industri tersebut,
dan ditemukan bahwa pola
hubungan atau interaksi
yang antar pelaku lakukan
merupakan respon dari
hadiah (stimulus) yang
diberikan pengusaha Batik
Erna kepada para
kolegannya
buruh pabrik dengan masyarakat
sekitar sedangkan penelitian ini
meneliti pola interaksi sosial home
industri dimana penelitian ini
terfokus pada konsumennya,
sedangkan penelitian penulis
terfokus pada masyarakatnya.
3. “Dampak Industri
Terhadap Perubahan
Sosial Dan Ekonomi
Masyarakat Di Desa
Tobat Kecamatan
Balaraja Tangerang
Banten” Skripsi
Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan
Sosial, 2014, oleh
Akhmad Asep
Arista.
Penelitian ini mengkaji
dampak sosial adalah nilai
kekeluargaan yang masih
terjalin baik, interaksi
masyarakat terjalin
dengan baik, masyarakat
memiliki kesadaran akan
mutu pendidikan yang
tinggi, tunjangan
kesehatan merata.
Sedangkan dari sisi
ekonomi adalah
penghasilan tambahan,
memiliki etos kerja yang
baik yaitu disiplin dan
rajin, tunjangan transport
tidak merata, tingkat
kesejahteraan berbeda-
Persamaan : Penelitian ini sama-
sama meneliti bagaimana
perubahan perubahan didalam
masyarakat baik itu pergeseran
nilai-nilai termasuk pola interaksi
masyarakat industrialisasi.
Perbedaan : Perbedaan dari
penelitian ini adalah fokus
penelitian dimana penelitian saya
hanya terfokus pada perubahan pola
interaksi sedangkan penelitian ini
terfokus pada kondisi sosialnya dan
ekonominya.
27
beda, pendapatan
ekonomi tidak merata.
4. Continuity And
Change In The
Everyday Lives Of
Chinese Migrant
Factory Workers.
The China Journal
74(74):43-65, 2015,
oleh Kaxton Siu.
Penelitian ini mengkaji
tentang kehidupan sehari-
hari pekerja migran china
berubah selama dekade
terakhir, yang mana
dalam menjaga hubungan
sosial dengan keluarga
dan desa untuk mengatasi
masalah dalam waktu
bekerja.
Persamaan : Persamaan penelitian
ini adalah sama-sama meneliti
tentang perubahan soial didalam
masyarakat industri dan juga
kurangnya interaksi bersama
keluarga maupun warga desa
dikarenakan jam kerja pabrik
tersebut.
Perbedaan : Fokus pada penelitian
ini mencangkup tentang hubungan
sosial dengan keluarga
5. "Dampak
Pembangunan
Industri Terhadap
Diversifikasi Mata
Pencaharian,
Interaksi Sosial Dan
Nilai Pendidikan
pada Masyarakat
Pedesaan" Jurnal
Perspektif Sosiologi,
Vol 3, No 1, 2015,
Oleh Ismi Andari.
Penelitian ini mengkaji
tentang dampak
pembangunan industri
dengan variabel
diservikasi mata
pencaharian, interaksi
sosial, dan nilai
pendidikan yang
menghasilkan data
korelasi yang bersifat
positif dan negatif.
pembangunan industri
yang terus berkembang
telah mampu memberikan
Persamaan : Penelitian ini sama-
sama meneliti dampak industri
dalam interaksi sosial yang terjadi
dimasyarakat.
Perbedaan : Perbedan penelitian
ini pada fokus penelitian yang
mana penelitian ini terfokus
beberapa kajian yaitu Mata
pencahatian, interaksi sosial dan
nilai pendidikan. Sedang penelitian
saya hanya terfokus pada interaksi
sosialnya.
28
peluang kerja dan mata
encaharian ganda bagi
masyarakat desa,
sedangkan dalam
interaksi sosial didesa
tersebut mengalami
perubahan dan pergesern
nilai-nilai kebersamaan
selama melakukan
interaksi.
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Perubahan Sosial
Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi dalam
sosiologi, sudah dimulai sekitar abad 14. Ibnu khaldun, tokoh pemikir islam
dalam bidang ilmu sosial, pertama kali memperkenalkan konsep perubahan
sosial. Khaldun mengatakan bahwa masyarakat secara historis bergerak dari
masyarakat nomaden menuju masyarakat kota.
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang diterjadi
didalam atau mencangkup sistem sosial. Terdapat perbedaan antara keadaan
sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. Untuk itu, konsep dasar
mengenai perubahan sosial mencangkup tiga hal yaitu: pertama, studi
mengenai perbedaan, kedua studi harus dilakukan secara berbeda dan ketiga
pengamatan pada sistem sosial yang sama (Sztompka, 1994). Artinya untuk
29
dapat melakukan studi perubahan sosial kita harus melihat adanya perbedaan
atau perubahan kondisi objek yang menjadi fokus studi.
Perubahan sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung
pada sudut pengamatan, apakah dari sudut aspek, fragmen atau dimensi sistem
sosialnya. Ini disebabkan keadaan sistem sosial itu tidak sederhana, tidak
hanya berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau gabungan
hasil dari berbagai komponen. Dan pengertian perubahan sosial menurut para
ahli yaitu :
a) Menurut Macionis perubahan sosial itu adalah transformasi dalam organisasi
masyarakat, dalam pola berfikir dan dalam perilaku pada waktu tertentu
(Sztompka, 2010 : 5)
b) Perubahan sosial menurut Persell adalah modifikasi atau transformasi dalam
organisasi masyarakat (Sztompka, 2010:5)
c) Sedangkan Ritzer berpendapat bahwa perubahan sosial mengacu pada variasi
hubungan antaraindividu, kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada
waktu tertentu (Sztompka, 2010 : 5)
d) Menurut Farley perubahan sosial adalah perubahan pola prilaku, hubungan
sosial, lembaga, dan struktur sosial pada waktu tertentu (Sztompka, 2010 : 5)
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang,
organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “ pola
nilai dan norma”. Dengan demikian, istilah yang lebih lengkap mestinya
adalah “ perubahan sosial-kebudayaan” kerena memang antara manusia
sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu sendiri.
30
Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil
atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan
sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat. Konsep
dinamika kelompok menjadi sebuah bahasan yang menarik untuk memahami
perubahan sosial. Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu
pengetahuan, sikap, prilaku individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu
masalah dianalisa tentang kekuatannya maka pemahaman tentang tingkat-
tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna.
Menurut Harper (1989) Perubahan sosial didefinisikan sebagai
pergantian yang signifikan mengenai struktu sosial dalam kurun waktu
tertentu. Perbahan didalam struktur ini mengandung beberapa tipe perubahan
struktural sosial, yaitu:
1) perubahan dalam personel (changes in personnel). Berkaitan dengan
perubahan peran dan individu individu baru dalam sejarah kehidupan
manusia yang berkaitan dengan keberadaan struktur.
2) Perubahan daam cara bagian bagian dari struktur berhubungan
(changes in the way parts of structures relate). Menyangkut hubungan
hubungan peran (role relationships) misalnya perubahan hubungan
peran peran dalam keluarga.
3) Perubahan dalam fungsi-fungsi struktur (changes in the functions of
structures). Berkaitan dengan apa dan bagaimana masyarakat
melakukan sesuatu. Misalnya perubahan cara penanganan terhadap
pecandu obat-obatan terlarang dll.
31
4) Perubahan dalam hubungan antar struktur yang berbeda. (changes in
the relationships between different structures).
5) Kemunculan struktur baru (the emergence of new structures)
peristiwa munculnya struktur baru untuk menggantikan struktur
sebelumnya.
Definisi lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan yang
terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi system sosialmya. Tekanan pada definisi tersebut adalah
pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana
perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya (soekanto, 1990).
Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang
mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan
dalam unsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan.
Secara umum perubahan sosial dapat diartikan suatu proses
pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi
pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk
mendapatkan penghidupn yang lebih bermartabat. Perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal yang kompleks.
Tentang perubahan sosial ini beberapa sosiolog memberikan beberapa
definisi perubahan sosial, yaitu sebagai berikut :
a) William F.Ogburn mengemukakan bahwa “ ruang lingkup perubahan-
perubahan social meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang materil maupun
32
immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsure-unsur kebudayaan
material terhadap unsure-unsur immaterial.
b) Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi msyarakat.
c) Maclver mengatakan perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai
perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap
keseimbangan hubungan sosial.
d) JL.Gillin dan JP. Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-
perubahan kondisi georafi, kebudayaan material, komposisi penduduk,
ideology maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuanbaru
dalam masyarakat.
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
masyarakat yang mencakup peubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu
masyarakat, ataupun karena terjadinya perubahan dari factor lingkungan,
karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya
system hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
a) Bentuk- bentuk perubahan sosial
Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan kedalam
beberapa bentuk yaitu :
1) Perubahan Lambat
Perubahan secara lambat atau evolusi memerlukan waktu yang lama.
Perubahan ini biasanya merupakan rentetan perubahan kecil yang saling
33
mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya
tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya berusaha
menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang ditimbul
sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
2) Perubahan cepat
Perubahan yang berlangsung secara cepat dinamakan dengan revolusi.
Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih
dahulu maupun tanpa direncanakan. Selain itu dapat dijalankan tanpa
kekerasan maupun dengan kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan
sebenarnya relative karena revolusi pun dapat memakan waktu lama.
Perubahan-perubahan tersebut dianggap cepat Karena mengubah sendi-sendi
pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan hubungan
antara manusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung dengan didahului
suatu pemberontakan.
Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar suatu revolusi
dapat tercapai.
a) Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan
perubahan. Didalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas
terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai keadaan
yang lebih baik.
b) Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu
memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan.
34
c) Pemimpin harus dapat menampung keinginan atau aspirasi dari
rakyat untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu
program kerja.
3) Perubahan kecil
Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur social yang tidak membawa pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat. Seperti contohnya yaitu pada zaman dahulu, kaum
perempuan di Indonesia setiap harinya mengenakan baju kebaya. Seiring
dengan perkembangan zaman dan perubahan mode, model pakaian yang
mereka kenakan pun mengalami perubahan. Ada yang memakai rok panjang,
rok mini, celana panjang, kaos dan lain lain.
4) Perubahan besar
Perubahan besar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap
masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam system kerja, system hak
milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.
5) Perubahan yang dikehendaki
Perubahan ini adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak ini dinamakan agent of change,
yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
35
6) Perubahan struktural
Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang
menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat.
7) Perubahan proses
Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar.
Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan
sebelumnya.
2.2.2 Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah pengelompokan masyarakat secara
horisontal berdasarkan ciri-ciri tertentu. Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat
diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam
lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah.
Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku
bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan sosial, sedangkan
pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut
heterogenitas sosial. Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada
banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Dalam penelitian kali
ini kami melakukan di Desa Ringinanyar, di desa ini kami menemui
terjadinya diferensiasi, diferensiasi tersebut berupa perbedaan-perbedaan
antara lain dalam agama, ras, etnis, clan, pekerjaan, budaya, maupun jenis
kelamin
36
Diferensiasi sosial dalam masyarakat ditimbulkan oleh adanya ciri-ciri
tertentu, yaitu ciri-ciri fisik, sosial, dan budaya. Yaitu:
a) Ciri fisik berkaitan erat dengan apa yang dinamakan ras, yaitu
penggolongan manusia atas dasar persamaan ciri-ciri fisik yang
tampak dari luar, seperti warna dan bentuk rambut, warna dan bentuk
mata, warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin dan seterusnya.
b) Ciri sosial berkaitan dengan fungsi para warga masyarakat dalam
kehidupan sosial. Dalam masyarakat setiap orang melakukan fungsi
atau tugas untuk kepentingan dirinya sendiri dan masyarakatnya.
Aneka macam fungsi dan tugas ini berkaitan dengan pekerjaan dan
profesi para warga masyarakat, termasuk mata pencaharian dan
okupasi.
c) Ciri budaya. Dalam ciri budaya, orang cenderung membedakan antara
masyarakat satu dan masyarakat yang lain, bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain, suku bangsa yang satu dan suku bangsa yang lain
atas dasarperbedaan kebudayaan.
Berbagai bentuk differensiasi sosial dalam masyarakat berdasarkan
perbedaan Ras,Agama,Jenis kelamin,Profesi,Klan,dan Suku bangsa. Pada
intinya hal-hal yang terdapat dalam diferensiasi itu tidak terdapat tingkatan-
tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan individu yang
lainnya adalah sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak lahir. Bentuk bentuk
differensiasi Sosial dalam masyarakat membentuk criteria sebagai berikut :
37
1. Diferensi ras (racial differentiaton) Diferensi ras merupakan
pengelompokan yang bersifat jasmaniah yang berdasarkan pada ciri
ciri fisik seperti warna kulit , warna rambut, serta bentuk bentuk
bagian wajah.
2. Diferensiasi Etnis atau Suku Bangsa (Tribal Diferentiation) Beberapa
definisi suku bangsa menurut para ahli adalah sebagai berikut.
Koentjaraningrat Menurutnya, suku bangsa sebagai grup suatu
golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan suatu
kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tadi sering kali (tetapi
tidak selalu) dikuatkan pada kesatuan bahasa. Sedangkan William
Kornblum Ia menyatakan bahwa kelompok etnis adalah suatu populasi
yang memiliki identitas kelompok berdasarkan kebudayaan tertentu
dan biasanya memiliki leluhur yang secara pasti atau dianggap pasti
sama.
3. Diferensiasi Agama (Religion Differentiation) Menurut Emile
Durkheim, agama adalah suatu system kepercayaan beserta
praktiknya, berkenaan dengan hal-hal yang sacral yang menyatukan
pengikutnya dalam suatu komunitas moral. Diferensiasi agama
terwujud dalam kenyataan social bahwa masyarakat terdiri dari orang-
orang yang menganut suatu agama tertentu termasuk dalam komunitas
atau golongan yang disebut dengan umat.
4. Diferensiasi gender/Jenis Kelamin (Sex Differentiation) Gender adalah
perbedaan secara budaya antara pria dan wanita yang dipelajari
38
melalui proses sosialisasi,sedangkan jenis kelamin merupakan ciri
fisik yang dibawa sejak lahir dan tidak ditentukan sendiri oleh individu
sesuai keinginannya.
5. Diferensiasi Profesi (Profession Differentiation) Diferensiasi profesi
merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis
pekerjaan atau profesinya. Diferensiasi profesi bersifat khusus yang
melahirkan diferensiasi profesi. Hal ini berarti di antara profesi-profesi
tersebut tidak ada perbedaan tinggi rendah atau terhormat tidak
terhormat. Perbedaan profesi cenderung memengaruhi perilaku
sosialnya.
6. Diferensiasi Klan (Clan Differentiation) Pengertian klan menurut
Koentjaraningrat adalah suatu kelompok kekerabatan yang terdiri dari
semua keturunan dari seorang nenek moyang yang diperhitungkan
melalui garis keturunan sejenis yaitu keturunan warga pria dan wanita.
Istilah klan disebut juga kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas
(extended family). Klan merupakan kesatuan geanologis (kesatuan
turunan), religio magis (kesatuan kepercayaan), dan tradisi (kesatuan
adat).
2.2.3 Interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
social. Bentuk lain dari proses-proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk
khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan
39
sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-
perorangan dengan kelompok manusia. (soekanto, 2007: 55) Interaksi adalah
tindakan, kegiatan, atau praktik dari dua orang atau lebih dari masing –
masing mempunyai orientasi dan tujuan. Jadi interaksi menghendaki adanya
tindakan saling mengetahui. Bukan masalah jarak melainkan masalah salling
mengetahui atau tidak.
Menurut Robert M.Z Lawang ( 1986 ) Interaksi sosial adalah proses
ketika orang-orang yang berkomunikasi saling memperngaruhi dalam
pikiran dan tindakan. Mengutip dari Gillin dan Gillin dalam Cultural
sosiologi (1954: 489), Soerjono Soekanto menegaskan bahwa interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang perorang antara kelompok-kelompok manusia
maupun perorang dengan kelompok manusia. Interaksi sosial merupakan
kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin
ada kehidupan bersama. Adapun faktor – faktor yang menyebabakan
interaksinsosial antara lain:
a) Imitasi (peniruan) Imitasi dapat mendorong seseorang untuk
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
dimasyarakat
40
b) Sugesti, sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan/sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian
diterima oleh pihak lain.
c) Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam
diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain
d) Simpati meupakan suatu proses ketika seseorang merasa
tertarik pada pihak lain.
Sementara itu, agar terjadinya interaksi sosial ada syarat-syarat yang
harus dipenuhi. Dua syarat terjadinya interaksi sosial yaitu :
a) Adanya kontak sosial, yang dapat berlangsung dalam tiga
bentuk, yaitu antaraindividu, antaraindividu dengan kelompok,
antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat
langsung maupun tidak langsung.
b) Adanya komunikasi, yaitu seseorang member arti pada
perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan
kemudian member reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut (Soekanto, 2007: 62)
Ada juga bentuk-bentuk interaksi sosial yakni dapat berupa
kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan juga
berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Dimana pertikaian
41
mungkin mendapatkan penyelesaian. Mungkin penyelesaian tersebut hanya
akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi dan
ini berarti bahwa kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya.
Menurut Gillin, interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang
dinamis antara perorangan, antara individu, dan antar kelompok manusia.
Dari pengertian tersebut, kita dapat membedakan pola-pola interaksi sosial
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dalam wujud sebagai berikut:
1. Interaksi Sosial Antar Individu
Apabila dua individu bertemu, proses interaksipun dimulai pada saat
mereka saling menegur, berjabat tangan, dan berkomunikasi. Walaupun dua
individu yang bertatap muka itu tidak saling mengadakan aktivitas,
sebenarnya interaksi telah terjadi karena masing-masing pihak sadar akan
adanya pihak lain lain yang menyebabkan perubahan perasaan dan syaraf
orang-orang yang bersangkutan.
2. Interaksi Sosial Antar Individu dan Kelompok
Ditunjukkan dalam contoh seorang guru yang sedang mengadakan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada tahap awal, guru mencoba menguasai
kelasnya sehingga proses interaksi sosial akan berlangsung dan berjalan
seimbang antara guru dan kelompok-kelompok siswa.
42
2.2.4 Buruh
Istilah buruh sangat populer dalam dunia perburuhan/ ketenagakerjaan,
selain istilah ini sudah dipergunakan sejak lama bahkan mulai dari zaman
Belanda juga karena Peraturan Perundang-undangan yang lama (sebelum
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan) menggunakan
istilah buruh. Pada zaman penjajahan Belanda yang dimaksudkan buruh adalah
pekerja kasar sepeti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar,
orang-orang ini disebutnya sebagai “Bule Callar”. Sedangkan yang melakukan
pekerjaan dikantor pemerintah maupun swasta disebut sebagai
“Karyawan/pegawai” (White Collar). Perbedaan yang membawa konsekuensi
pada perbedaan perlakuan dan hak-hak tersebut oleh pemerintah Belanda tidak
terlepas dari upaya untuk memecah belah orang-orang pribumi. Setelah merdeka
kita tidak lagi mengenal perbedaan antara buruh halus dan buruh kasar tersebut,
semua orang yang bekerja disektor swasta baik pada orang maupun badan
hukum disebut buruh. Hal ini disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan yakni Buruh adalah
Barang siapa yang bekerja pada majikan dengan menerima upah (pasal 1 ayat
1a).
Perkembangan Hukum Perburuhan di Indonesia, istilah buruh
diupayakan diganti dengan istilah pekerja, sebagaimana yang diusulkan oleh
pemerintah (Depnaker) pada waktu Kongres FBSI II Tahun 1985. Alasan
pemerintah karena istilah buruh kurang sesuai dengan kepribadian bangsa,
43
buruh lebih cenderung menunjuk pada golongan yang selalu ditekan dan
berada dibawah pihak lain yakni majikan.
Sejarah penyebutan istilah buruh seperti tersebut diatas, menurut
peneliti istilah buruh kurang sesuai dengan perkembangan sekarang, buruh
sekarang ini tidak lagi sama dengan buruh masa lalu yang hanya bekerja pada
sekitar nonformal seperti kuli, tukang dan sejenisnya, tetapi juga sektor formal
seperti Bank, Hotel dan lain-lain. Karena itu lebih menyebutkannya dengan
istilah pekerja. Istilah pekerja juga sesuai dengan penjelasan pasal 2 UUD
1945 yang menyebutkan golongan-golongan adalah badan-badan seperti
Koperasi, Serikat Pekerja dan lain-lain badan kolektif. Namun pada masa
Orde Baru istilah pekerja khususnya Serikat Pekerja yang banyak diintervensi
oleh kepentingan pemerintah, maka kalangan buruh trauma dengan
penggunaan istilah tersebut sehingga untuk mengakomodir kepentingan buruh
dan pemerintah, maka istilah tersebut disandingkan. Di dalam RUU
Ketenagakerjaan ini sebelumnya hanya menggunakan istilah pekerja saja,
namun agar selaras dangan Undang-Undang yang lahir sebelumnya yakni
Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 yang menggunakan istilah Serikat
Buruh/Pekerja.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
pasal 1 angka 4 memberikan pengertian pekerja/buruh adalah setiap orang
bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun.
Pengertian agak umum namun maknanya lebih luas karena dapat mencakup
44
semua orang yang bekerja pada siapa saja baik perorangan, persekutuan badan
hukum atau badan lainnya dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk
apapun. Penegasan imbalan dalam bentuk apapun ini perlu karena upah
selama ini diidentikkan dengan uang, padahal ada pula buruh/pekerja yang
menerima imbalan dalam bentuk barang.
2.2.5 Masyarakat
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal
dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari
kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah
ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai
prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain,
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu
rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang
memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-warganya, 2). Adat
istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua
warga (Koentjaraningrat, 2009: 115-118).
Semua masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama, hidup
bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan
dan keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan hubungan, Mac lver
45
dan Page (dalam Soerjono Soekanto 2006: 22) memaparkan bahwa
masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan
kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah
laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia. Masyarakat merupakan suatu bentuk
kehidupan bersama untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga
menghasilkan suatu adat istiadat, menurut Ralph Linton (dalam Soerjono
Soekanto, 2006: 22) masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang
telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat
mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan
sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas sedangkan
masyarakat menurut Selo Soemardjan (dalam Soerjono Soekanto, 2006: 22)
adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan
mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984: 11)
bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri,
bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada beberapa unsur
yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:
a) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama.
b) Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
c) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
46
d) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
Menurut Emile Durkheim (dalam Djuretnaa Imam Muhni, 1994: 29-31)
keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada prinsip-
prinsip fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial. Kenyataan sosial
diartikan sebagai gejala kekuatan sosial didalam bermasyarakat. Masyarakat
sebagai wadah yang paling sempurna bagi kehidupan bersama antar manusia.
Hukum adat memandang masyarakat sebagai suatu jenis hidup bersama dimana
manusia memandang sesamanya manusia sebagai tujuan bersama.
Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap
anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya (Soerjono
Soekanto, 2006: 22). Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
masyarakat memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa
Inggris disebut society. Bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai
kesamaan budaya, wilayah, dan identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap,
dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
2.3 Landasan Teori
2.3.1 Teori Diferensiasi Struktural (Neil J. Smelser)
Penelitian ini menggunakan tinjauan teori diferensiasi struktural dari Neil
J. Smelser yang lahir pada 22 juli 1930, di Kahoka, Missouri. Ia adalah
seorang profesor sosiologi di University of California, Berkeley. Smelser
47
adalah salah satu pengikut Parson. Pemikiranya banyak terinspirasi banyak
dari pemikiran Parsons. Smelser mengidentifikasi sejumlah persoalan yang
harus dijelaskan dengan teori diferensiasi struktural, dan akibat lebih lanjut
setelah terjadinya diferensiasi struktural di masyarakat tradisional.
Dalam penelitian ini difokuskan pada diferensiasi struktural dan
mengkaitkan perubahan sosial dengan modernisasi karena sesuai dengan
kondisi problematika yang ada pada lokasi penelitian. Definisi untuk analisis
memusatkan pada aspek struktural. Neil Smelser , menuliskan modernisasi
sebagai transisi multidimensional yang meliputi. (1) Modernisasi di bidang
ekonomi berarti mengakarnya tekologi dan ilmu pengetahuan, penggantian
tenaga binatang dan tenaga manusia, berkembangnya bentuk pemukiman
urban dan konsentrasi tenaga kerja di tempat tertentu. (2) Di bidang
kehidupan keluarga ditandai oleh berkurangnya peran ikatan kekeluargaan
dan makin besarnya spesialisasi fungsional keluarga (Stompka 2007:153).
Berdasarkan hal tersebut, Smelser menjelaskan bahwa modernisasi yang
terjadi akan mengakibatkan perubahan sosial budaya pada suatu masyarakat.
Lebih lanjut Smelser (Muhtadi, 2016:129) menyatakan bahwa dengan proses
modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai
fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan satu fungsi
yang lebih khusus karena modernisasi seolah-olah tidak memberikan celah
terhadap unsur luar yang dianggap modern sebagai sumber kegagalan, tetapi
lebih menekankan sebagai akibat dari dalam masyarakat itu sendiri.
48
Selanjutnya berkaitan dengan modernisasi yang dijelaskan oleh Smelser maka
modernisasi akan selalu melibatkan diferensiasi struktural. Ini terjadi karena,
dengan proses modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang
menjalankan berbagai fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk
menjalankan satu fungsi yang lebih khusus. Konsep differensiasi adalah
generalisasi konsep pembagian kerja. Neil J Smelser mendefinisikan bahwa:
Differensiasi struktural adalah proses yang membedakan peran sosial
orang atau organisasi menjadi dua peran atau lebih. Unit-unit sosial baru itu
berbeda secara struktural tetapi secara fungsional setara terhadap unit asalnya.
Mekanisme differensiasi adalah pembentukan unit-unit khusus secara
struktural dan fungsional. Differensiasi berarti pembagian satu unit atau
struktur dalam masyarakat menjadi dua atau lebih unit atau struktur yang ciri-
ciri dan fungsi pentingnya berbeda-beda. Smelser beranggapan dengan proses
modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai
berbagai fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan
satu fungsi yang lebih khusus.
Konsep Diferensiasi Struktural Smelser tersebut dijadikan peneliti untuk
menganalisis bagaimana Perbahan pola interaksi buruh pabrik dengan
masyarakat sekitar. Untuk menjelaskan problematika dalam penelitian ini,
Yang mana penelitian ini difokuskan pada diferensiasi struktural dengan
modernisasi di desa Bukur. Karena Smelser menganggap baginya modernisasi
akan selalu melibatkan diferensiasi struktural. karena, dengan proses
49
modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai
fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan satu fungsi
yang lebih khusus.