27
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Hall (2001: 5) menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan dengan subsistem-subsitem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:1) sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nugroho Wijayanto (2001:2) system adalah sesuatu yang memiliki fungsi-fungsi yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses. Dan output. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan, komponen- komponen tersebut berhubungan erat satu dengan yang lainnya dan tidak dapat berdiri sendiri, mereka saling berinteraksi dan saling beerhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran suatu system dapat tercapai Menurut Mulyadi (2001:5) prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang krelikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penangan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Kegiatan krelikal adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar yang terdiri dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

  • Upload
    ledan

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur

Menurut Hall (2001: 5) menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau

lebih komponen-komponen yang saling berkaitan dengan subsistem-subsitem yang

bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:1)

sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya antara satu dengan yang

lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut

Nugroho Wijayanto (2001:2) system adalah sesuatu yang memiliki fungsi-fungsi

yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu

input, proses. Dan output.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah

kumpulan dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan, komponen-

komponen tersebut berhubungan erat satu dengan yang lainnya dan tidak dapat

berdiri sendiri, mereka saling berinteraksi dan saling beerhubungan membentuk

satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran suatu system dapat tercapai

Menurut Mulyadi (2001:5) prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang

krelikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih

yang dibuat untuk menjamin penangan secara seragam transaksi perusahaan yang

terjadi berulang-ulang. Kegiatan krelikal adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar yang terdiri dari

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

menulis, menghitung, memberi kode,mendaftar, memilih, memindahkan serta

membandingkan.

Menurut Baridwan (2009:3) prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan,

biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk

menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan

yang sering terjadi.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan pengertian prosedur adalah

suatu urutan kegiatan yang dilakukan, yang biasanya melibatkan beberapa orang

dalam suatu deapartemen atau lebih, yang disusun untuk menjamin penanganan

secara seragam transaksi-transaksi yang terjadi.

2.1.2 Pengertian sistem Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart (2009:229): “Pengendalian Internal adalah

rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset,

memberikan informasi yang akurat dan andal mendorong dan memperbaiki

efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang

telah ditetapkan.”

Menurut penelitian Committee of Sponsoring Organization ( COSO ),

pengendalian internal merupakan sistem, struktur atau proses yang

diimplementasikan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan dalam

perusahaan yang bertujuan untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa

tujuan pengendalian tersebut dicapai, meliputi efektifitas dan efisiensi operasi,

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

keandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan dapat tercapai.

Sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2008:79), pengendalian internal

adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan

personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tiga golongan tujuan, seperti keandalan laporan keuangan, efektifitas

dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan ketiga definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem

pengendalian internal adalah sistem, struktur atau prosedur yang saling

berhubungan memiliki beberapa tujuan pokok yaitu menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dikoordinasikan

sedemikian rupa, dan mendorong dipatuhinya kebijakan hukum dan peraturan yang

berlaku untuk melaksanakan fungsi utama perusahaan.

Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorongdipatuhinya

kebijakan manajemen. Definisi tersebut lebih menekankan pada tujuan yang ingin

dicapai,bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Oleh karena itu

pengertian pengendalian internal diatas berlaku bagi perusahaan yang mengolah

informasinya secara manual dengan mesin pembukuan maupun dengan komputer.

Lebih lanjut Mulyadi menjelaskan, menurut tujuannya sistem pengendalian internal

tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian: pertama pengendalian internal akuntansi

dan yang kedua sistem pengendalian internal administratif. Pengendalian internal

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

akuntansi bagian dari sistema pengendalian internal meliputi, struktur organisasi,

metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga

kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

Pengendalian internal akuntansi yang baik untuk menjamin keamanan kekayaan

para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan

menghasilkan laporan keuangan yang dipercaya. Pengendalian internal

administratif meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan

manajemen.

2.1.3 Tujuan dan Unsur – Unsur Sistem Pengendalian Internal

1. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Hall (2007:19) tujuan sistem pengendalian internal adalah :

1) Mengamankan aktiva perusahaan

2) Memastikan akurasi dan keandalan berbagai catatan dan informasi

akuntansi

3) Menyebarluaskan efisiensi dalam operasi perusahaan

4) Mengukur ketaatan dengan berbagai kebijakan dan prosedur yang

ditetapkan oleh manajemen.

2. Unsur- unsur Pengendalian Internal

Pengendalian internal yang baik harus memenuhi beberapa kriteria atau

unsur-unsur. Menurut Sukrisno Agoes (2008:80), pengendalian

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

internalterdiri dari lima Unsur yang saling berkaitan. Lima Unsur

pengendalian internal tersebut adalah:

1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Merupakan suatu suasana organisasi, yang mempengaruhi

kesadaran akan suatu pengendalian dari sikap orang-orangnya.

Lingkungan pengendalian merupakan suattu fondasi dari semua

komponen pengendalian internal lainnya yang bersifat disiplin

dan berstruktur.

Mengidentifikasikan 7 faktor penting untuk sebuah lingkungan

pengendalian, antara lain :

a) Komitmen kepada intergritas dan nilai etika

b) Filosofi dan gaya operasi manajemen

c) Struktur organisasi

d) Komite audit

e) Metode penerapan wewenang dan tanggung jawab

f) Praktik dan kebijakan tentang sumber daya manusia

g) Pengaruh eksternal

2) Penilaian Resiko (Risk Assessment)

Merupakan suatu kebijakan dan prosedur yang dapat membantu

suatu perusahaan dalam meyakinkan bahwa tugas dan perintah

yang diberikan oleh manajemen telah dijalankan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

3) Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Merupakan suatu kebijakan dan prosedur yang dapat membantu

suatu perusahaan dalam meyakinkan bahwa tugas dan perintah

yang diberikan oleh manajemen telah dijalankan.

4) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Merupakan pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran

informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat

orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya.

5) Pemantauan (Monitoring)

Merupakan suatu proses yang menilai kualitas kerja

pengendalian internal pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan

penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan

dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

Sedangkan Menurut Mulyadi (2001:180) mengemukakan unsur-unsur SPI sebagai

berikut :

1. Struktur Organisasi Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara

Tegas.

Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung

jawab fungsional pada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk

melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Struktur organisasi perusahaan

menggambarkan adanya pemisahan tugas dan wewenang yang jelas

mengindikasikan perusahan telah memenuhi salah satu unsur SPI.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada

prinsip-prinsip berikut

1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.

Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang

untukmelaksanakan suatu kegiatan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi

yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi

akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat

peristiwa keuangan perusahaan.

2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk

melaksanakan tahap suatu akuntansi.

2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan

Perlindungan yang cukup terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan, dan

Biaya.

Dalam organisasi setiap transaksi hanya atas dasar otorisasi dari

pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi

tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang

mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya transaksi

tersebut. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam

dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat keandalan

yang tinggi. Oleh karena itu penggunaan formulir harus diawasi sedemikian

rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi. Selanjutnya, prosedur

pencatatan yang baik juga menghasilkan informasi yang teliti dan cepat

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu

organisasi.

Otorisasi terjadinya transaksi dilakukan dengan pembubuhan tanda

tangan oleh pihak yang berwewenang, pada dokumen sumber atau dokumen

pendukung setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan akuntansi

melalui prosedur pencatatan tertentu. Dengan demikian, karena setiap

transaksi terjadi dengan otorisasi dari yang berwewenang dan dicatat

melalui prosedur pencatatan tertentu, maka kekayaan perusahaan akan

terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian

keandalanya.

Formulir atau dokumen yang dibuat harus menjelaskan kegunaan,

pembuatan, jumlah salinan atau rangkap, yang dituju yang menyetujui, serta

informasi yang tertulis didalamnya. Selain itu, setiap dokumen atau formulir

harus mempunyai ciri-ciri khusus.

3. Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap Unit

Organisasi

Pembagian tanggung jawab fungsional, dan sistem wewenang dan prosedur

pencatatan yang telah ditetapkan dengan baik jika tidak diciptakan cara

untuk menjaminpraktik yang sehat dalam pelaksanaanya.adapun cara-cara

yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang

sehat adalah sebagai berikut:

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaianya harus

dipertanggung jawabkan oleh phak yang berwewenang

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

2) Pemeriksaan mendadak (spot check). Hal ini akan mendorong

kaaryawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan

3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh

satu orang atau satu unit organisasi tanpa campur tangan atau unit

organisasi lain

4) Perputaran jabatan

5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak

6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya

7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas mengecek unsur unsur SPI

yang lain.

4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya.

Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya

ada beberapa cara yang dapat ditempuh yaitu :

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan yang dituntut oleh

pekerjaannya.

2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan

perusahaan, sesuai dengan tuntutan pengembangan

pekerjaannya

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

2.1.4 Pengertian Kas dan Sistem Penerimaan Kas

2.1.4.1 Pengertian Kas

Kas adalah aktiva yang paling liquid dan merupakan standar alat

pembayaran serta sebagai dasar ukuran dari seluruh komponen laporan

keuangan (Kieso,2007:314)

Menurut IAI, seperti pada Standar Akuntansi Keuangan (2011, pasal

2), “Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas

(cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka

pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu

tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.”

Kas merupakan alat pembayaran yang sah. Memiliki 2 kriteria, yaitu

1. Tersedia, berarti kas harus ada dan dimiliki serta dapat digunakan sehari-

hari sebagai alat pembayaran untuk kepentingan perusahaan.

2. Bebas, setiap item dapat diklasifikasikan sebagai kas, jika diterima umum

sebagai alat pembayaran sebesar nilai nominalnya.

2.1.4.2 Sistem Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2008:439), sistem akuntansi penerimaan kas

adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan

uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan

untuk kegiatan umum perusahaan. Penerimaan kas perusahaan berasal dari

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan

penerimaan kas dari piutang.

1. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Menurut Mulyadi (2008:440) Penjualan tunai dilaksanakan oleh

perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga

barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada

pembeli, setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian

diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat

oleh perusahaan.

Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang berasal

dari penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian internal yang baik,

sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan :

Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke

bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain

selain kasir untuk melakukan internal check.

Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui

transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu

kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

1) Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai di bagi menjadi tiga prosdur

yaitu :

a. Prosedur Penerimaan kas dari Over-the Counter Sale

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

Dalam penjualan tunai ini pembeli dating ke perusahaan melakukan

pemilihan barang atau produk yang akan di beli, melakukan pembayaran d

kasir dan kemudian menerima barang yang dibeli. Penerimaan Kas dari

Over-The Counter Sale dilakukan melalui prosedur berikut ;

- Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales

person) di bagian penjualan.

- Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk

menyerahkan barang kepada pembeli.

- Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk

menyerahkan barang kepada pembeli.

- Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.

- Bagian kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank

- Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam

jurnal penjualan.

- Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan

tunai dalam jurnal penerimaan kas.

b. Prosedur Penerimaan Kas dari COD sale

Cash-On-Delevery sale (COD sale) adalah transaksi penjualan yang

melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri

dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD sale

melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut :

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

- Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui

kantor pos

- Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim

dengan cara mengisi formulir COD sale di kantor pos

- Kantor pos mengirim barang dan formulir COD sale sesuai

dengan intruktri penjual kepada kantor pos penerima

- Kantor pos penerima,pada saat di terimanya barang dan

formulir COD sale memberitahukan kepada pembeli tentang

diterimanya kiriman barang COD sale

- Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima

dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam

formulir COD sale. Kantor pos penerima menyerahkan

barang kepada pembeli, dengan diterimanya kas dari

pembeli

- Kantor pos penerima memberitahukan kantor pos pengirim

bahwa COD sale telah dilksanakan

- Kantor pos pengirim memberitahukan penjual COD sale

telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat

menggambil kas yang diterima dari pembeli

c. Penerimaan Kas dari Credit Card Sale

Sebenarnya Credit Card bukan merupakan suatu tipe penjualan namun satu

cara pembayaran bagi pemberi dan sarana penagihan bagi penjual, yang

memberikan kemudahan baik bagi pembeli maupun bagi penjual. Credit

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

card dapat merupakan sarana pembayran bagi pembeli, baik dalam

over=the-counter sale maupun dalam penjualan yang pengiriman

barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau angkutan umum. Credit Card

atau yang biasa disebut dengan kartu kredit dapat digolongkan menjadi tiga

kelompok yaitu :

- Kartu kredit bank (bank card)

- Kartu kredit perusahaan (company card)

- Kartu kredit bepergian dan hiburan (travel dan entertaiment

card)

2) Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai

adalah:

a. Fungsi penjualan

b. Fungsi kas

c. Fungsi gudang

d. Fungsi pengiriman

e. Fungsi akuntansi

Fungsi Penjualan. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi

faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli

untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

Fungsi kas. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.

Fungsi Gudang. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh

pembeli, serta menyerahkan barang tersebut kebagian pengiriman.

Fungsi Pengiriman. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan

barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.

Fungsi Akuntansi. Dalam transaksi penerimaan kas, fungsi ini bertanggung

jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan

pembuat laporan penjualan.

3) Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen

Informasi yang umunya diperlukan oleh manajemen dari penerimaan kas

dari penjualan tunai adalah:

a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok

produk selama jangka waktu tertentu.

b. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.

c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.

d. Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan

produk tertentu, namun pada umunya informasi nama dan alamat

pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan

tunai.

e. Kuantitas produk yang dijual

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

f. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan

g. Otorisasi pejabat yang berwenang

4) Dokumen yang Digunakan

Dokumern yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan

tunai adalah:

a. Faktur penjualan tunai

b. Pita register kas (cash register tape)

c. Credit card sale slip

d. Bill of lading

e. Faktur penjualan COD

f. Bukti setor bank

g. Rekapitulasi harga pokok penjualan

Faktur Penjualan Tunai. Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai

informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan

tunai. Faktur penjualan tunai diisi oleh fungsi penjualan yang berfungsi

sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai

dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan ke dalam jurnal

penjualan.

Pita Register Kas ( Cash Register Tape). Dokumen ini dihasilkan oleh

fungsi kas dengan cara mengoprasikan mesin register kas. Pita register kas

ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam

jurnal penjualan.

Credit Card Sales Slip. Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank

yang menerbitkan kaertu kredit dan diserahkan kepada perusahaan.

Bill Of Lading. Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari

perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.

Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang

penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.

Faktur Penjualan COD. Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan

COD. Tebusan faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui

bagian angkutan perusahaan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum

dan dimintakan tanda tangan penerimaan barang dari pelanggan.

Bukti Setor Bank. Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti

penyetoran kas ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh

fungsi kas ke bank, bersamaan dengan hasil penjualan tunai ke bank .

Rekap Harga Pokok Penjualan. Dokumen ini digunakan oleh fungsi

akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu

periode (misalnya satu bulan). Dokumen ini digunakan oleh fungsi

akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial

untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.

5) Catatan Akutansi yang Digunakan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

Catatn akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas penjualan

tunai adalah :

a. Jurnal penjualan

b. Jurnal penerimaan kas

c. Jurnal umum

d. Kartu persediaan

e. Kartu gudang

6) Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan

tunai adalah:

a. Prosedur order penjualan

b. Prosedur penerimaan kas

c. Prosedur penyerahan barang

d. Prosedur pencatatan penjualan tunai

e. Prosedur penyetoran kas ke bank

f. Prosedur pencatatan penerimaan kas

g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan

7) Unsur Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Unsur pengendalian iternal yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan

kas dari penjualan tunai adalah:

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

a. Organisasi

- Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas

- Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi

- Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi

penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman dan fungsi

akuntansi.

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

- Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi

penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan

tunai.

- Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara

membubuhakan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan

penempelan pita register kas pada faktur tersebut.

- Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan

permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit

- Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman

dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada

faktur penjualan tunai.

- Pencatatan kedalam buku jurnal dotorisasi oleh fungsi

akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur

penjualan tunai.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

c. Praktik yang Sehat

- Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan

pemakaianya dipertanggung jawabkan oleh fungsi

penjualan.

- Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor

seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi

penjualan tunai atau hari kerja berikutnya

- Penghitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi secara

periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa

internal.

2. Penerimaan Kas dari Piutang

1) Pengertian

Menurut Mulyadi (2008:449) Sumber penerimaan kas suatu perusahaan

manufaktur dan jasa biasanya berasal dari pelunasan piutang dari debitur, karena

sebagian besar produk dari perusahaan tersebut dijual melalui penjualan kredit.

Dalam perusahaan tersebut penerimaan kas dari penjualan tunai biasanya sumber

penerimaan kas yang relatif kecil. Dalam perusahaan dagang, seperti toko pengecer,

sumber penerimaan kas terbesar berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan

sistem pengendalian internal yang baik. Sistem penerimaan kas dari piutang harus

menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan yang

tidak berhak menerimanya. Untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan,

sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan:

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

- Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindah

bukuan melalui rekening bank (giro bilyet), juka perusahaan hanya

menerima kas dalam bentuk cek dari debitur, yang ceknya atas nama

perusahaan (bukan atas unjuk), akan menjamin kas yang diterima oleh

perusahaan akan masuk ke rekening giro bank perusahaan. Pemindah

bukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas masuk ke

rekening giro bank perusahaan.

- Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke

bank dalam jumlah penuh.

Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara sepert :

- Melalui penagihan perusahaan

- Melalui pos

- Melalui lock-box collection plan

Diantara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari

piutang seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan

menggunakan cek atas nama, yang secara jelas mencantumkan nama perusahaan

yang berhak menerima pembayaran diatas cek. Dengan atas nama ini perusahaan

akan menjamin menerima kas dari debitur, sehingga akan kecil kemungkinan orang

yang tidak berhak tidak dapat menggunakan cek yang diterima dari debitur untuk

kepentingan pribadi.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

2) Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkai dalam penerimaan kas dari piutang adalah:

a. Fungsi sekretariat

b. Fungsi penagihan

c. Fungsi kas

d. Fungsi akuntansi

e. Fungsi pemerikasa internal

Fungsi Sekretariat. Dalam [enerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat

bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan

(remittence-ad vice) melalui pos para debitur perusahaan. Fungsi akuntansi

bertugas daftar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari bagian

debitur.

Fungsi Penagihan. Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung

kepada debitur melalui penagihan perusahaan,fungsi penagihan bertanggung

jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan

berdasarkan daftar piutang yang di tagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

Fungsi Kas. Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi

sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang melalui pos) atau dari fungsi

penagihan (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih

perusahaan). Fungsi kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas dari

berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

Fungsi Akuntansi. Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan

penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan

berkurangnya piutang di dalam kaertu piutang.

Fungsi Pemeriksa Internal. Dalam penerimaan kas dari piutang pemeriksa

internal bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada

di tangan fungsi kas secara periodik. Disamping itu fungsi pemeriksaan

internal bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk

mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.

3) Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang

adalah:

a. Surat pemberitahuan

b. Daftar surat pemberitahuan

c. Bukti setor bank

d. Kuitansi

Surat Pemeberitahuan. Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk

memberitahukan maksud pembayaran yang dilakukannya. Surat

pemberitahuan biasanya berupa tebusan bukti kas keluar yang dibuat oleh

debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirimkan oleh debitur melalui

penagih perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang menerima kas dari

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

piutang, surat pemberitahuan ini digunakan sebagai dokumen sumber dalam

pencatatan berkurangnya piutang pada kartu piutang.

Daftar Surat Pemberitahuan. Daftar surat pemberitahuan merupakan

rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat olef fungsi sekretariat atau fungsi

penagih. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan dilakukan melalui

pos, fungsi sekretariat bertugas membuka amplop surat memisahkan surat

pemberitahuan dengan cek dan membuat daftar surat pemberitahuan yang

diterima setiap hari. Jika penerimaan kas dari piutang dilakukan oleh fungsi

penagih perusahaan, pembuatan daftar surat pemberitahuan dilakukan oleh

fungsi penagih.

Bukti Setor Bank. Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti

penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3

lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersama dengan penyetorsn

kas dari piutang ke bank. Bukti setor bank di serahkan oleh fungsi kas

kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai

dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari piutang ke

dalam jurnal penerimaan kas.

Kuitansi. Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh

perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang

mereka.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

4) Unsur Pengendalia Internal Penerimaan kas dari Piutang

Unsur pengendalian internal dalam penerimaan kas dari piutang adalah

a. Organisasi

- Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihdan

fungsi penerimaan kas.

- Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi

b. Sistem otorisasi dan Prosedur Pencatatan

- Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk

cek atas nama atau dengan cara pemindah bukuan (giro

bilyet)

- Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar

daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi

akuntansi.

- Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi

akuntansi (bagian piutang) harus didasarkan atas surat

pemberitahuan yang berasal dari debitur.

c. Praktik yang Sehat

- Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita acara

perhitungan kas dan disetor ke bank dengan segera

- Para penagih dan kasir harus diasuransikan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

- Kas dalam perjalanan ke bank (baik yang ada ditangan

bagian kasa maupun ditangan penagih perusahaan) harus

diasuransikan.

2.1.5 Pengertian Rekening Berjalan

Rekening berjalan adalah rekening pelanggan yang tidak mempunyai

tunggakan (rutin) yang periode pembayarannya tidak melebihi tanggal 20 yaitu

pada tanggal 06 samapai 20 setiap bulanya

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang penulis lakukan mengacu pada penelitian yang

dilakukan oleh Octaviani sefti fadjariya “ Evaluasi Sistem Pengendalian

Intern Penerimaan Kas dari Rekening Berjalan Pada PT. PLN (Persero) UPJ

Sumberlawang” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem

pengendalian intern penerimaan kas dari pembayaran rekening berjalan

pada PT. PLN (Persero) UPJ Sumberlawang, serta mengevaluasi kelebihan

dan kelemahan siatem pengendalian intern penerimaan kas dari rekening

berjalan pada PT. PLN (Persero) UPJ Sumberlaawang. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitin ini adalah teknik analisis deskriptif.

Adapun hasil penelitian dari octaviani sefti fadjariya, bahwa sistem

pengendalian intern penerimaan kas dari pembayaran rekening berjalan

pada PT. PLN (Persero) UPJ Sumberlawang sudah cukup baik.

Antara penelitian yang dilakukan oleh octaviani sefti fadjariya dan

penelitian ini, memiliki persamaan dan perbedaan yang dapat dikaji.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian ... II.docx.pdfkeandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Sedangkan

Perbedaanya terletak pada lokasi penelitian dan obyek penelitian yang

diteliti. Pada penelitian yang dilakukan oleh octaviani sefti fadjariya lokasi

penelitian di PT. PLN (Persero) UPJ Sumberlawang, objek penelitiannya

menekankan pada kelebihan dan kelemahan dari sistem pengendalian intern

penerimaan kas dari pembayaran rekening berjalan. Sedangkan pada

penelitian ini lokasi penelitian di PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan yang

beralamat di Jl. PB Sudirman No. 2 Denpasar objek penelitiannya

mengevaluasi pengendalian internal penerimaan kas dari pembayaran

rekening berjalan. Sedangkan persamaan antara penelitian diatas dengan

penelitian ini adalah terletak pada teknik analisis data yang digunakan yaitu

teknis analisis deskriptif dengan memaparkan atau menjelaskan masalah

yang diteliti.