12
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Untuk menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa Indonesia maka diperlukan berbagai upaya. Contoh upaya untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia adalah dengan menuliskan kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, baik komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan upaya lain yang dapat digunakan untuk melestarikan bahasa Indonesia adalah dengan menanamkan bahasa Indonesia sejak dini Penanaman bahasa Indonesia sejak dini adalah memberikan pelatihan dan pendidikan tentang bahasa Indonesia sejak anak masih kecil. Pelaksanaan pendi-dikan bahasa Indonesia pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan informal, pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal. Pendidikan informal dilaku-kan oleh keluarga di rumah. Pendidikan ini dilakukan saat anak berada di rumah bersama dengan keluarganya. Sedangkan pendidikan formal dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan resmi mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Dalam pendidikan formal ini gurulah yang berperan penting dalam menanamkan pengetahuan akan bahasa Indonesia. Sedangkan pendidikan nonformal dilaksanakan di luar rumah dan sekolah, dapat melalui kursus, pelatihan-pelatihan, pondok pesantren dan lain sebagainya. Pendidikan bahasa Indonesia di lembaga formal dimulai dari SD. Jumlah jam pelajaran bahasa Indonesia di SD kelas I, II dan III sebanyak 6 jam pelajaran. Sedangkan kelas IV, V dan VI sebanyak 5 jam pelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas

bangsa Indonesia. Untuk menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa

Indonesia maka diperlukan berbagai upaya. Contoh upaya untuk menjaga

kemurnian bahasa Indonesia adalah dengan menuliskan kaidah-kaidah ejaan

dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut dengan Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD). EYD dapat digunakan sebagai pedoman dalam

kegiatan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, baik

komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan upaya lain

yang dapat digunakan untuk melestarikan bahasa Indonesia adalah dengan

menanamkan bahasa Indonesia sejak dini

Penanaman bahasa Indonesia sejak dini adalah memberikan pelatihan

dan pendidikan tentang bahasa Indonesia sejak anak masih kecil.

Pelaksanaan pendi-dikan bahasa Indonesia pada anak dapat dilakukan

melalui pendidikan informal, pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal.

Pendidikan informal dilaku-kan oleh keluarga di rumah. Pendidikan ini

dilakukan saat anak berada di rumah bersama dengan keluarganya.

Sedangkan pendidikan formal dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan

resmi mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Dalam pendidikan

formal ini gurulah yang berperan penting dalam menanamkan pengetahuan

akan bahasa Indonesia. Sedangkan pendidikan nonformal dilaksanakan di

luar rumah dan sekolah, dapat melalui kursus, pelatihan-pelatihan, pondok

pesantren dan lain sebagainya.

Pendidikan bahasa Indonesia di lembaga formal dimulai dari SD. Jumlah

jam pelajaran bahasa Indonesia di SD kelas I, II dan III sebanyak 6 jam

pelajaran. Sedangkan kelas IV, V dan VI sebanyak 5 jam pelajaran.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

9

Banyaknya jumlah jam pelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan agar siswa

mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang baik serta mempunyai

kemampuan berpikir dan bernalar yang baik yang dapat disampaikan melalui

bahasa yang baik pula.

2.1.1.1. Hakekat Bahasa

Berbicara tentang hakikat bahasa sama halnya menjawab

pertanyaan yang paling mendasar tentang bahasa, yakni : “Apakah

bahasa itu?” Pertanyaan ini dapat dijawab melalui tiga sudut

pandang, yakni : 1) bahasa sebagai istilah, 2) bahasa sebagai

sistem, dan 3) bahasa sebagai alat.

1)BahasasebagaiIstilah

Sebagaiistilah, bahasadapatmemilikipengertian yang

bersifatumum-khususdanabstrak-konkrit.Bila orang mengatakan

”manusiamemilikibahasa!”,

pengertianbahasadalamkalimatinimemilikipengertian yang

luaskarenameliputiberbagaimacambahasa (Inggris,Prancis,

Jepang, Indonesia, dsb). Pengertianinilah yang

disebutsebagaipengertianumum.DalambahasaPrancis,

bahasadalampengertianumuminidisebutlanguage(Inggris

language, Latin Lingua). Bahasadalamartikhusus yang

hanyamerujukpadabahasatertentu, seperti BI, BahasaInggris,

bahasajepang, dsb., dalambahasaPrancis,

disebutlangue.keduapengertianbahasatersebutbersifatabstrak,

yang umumlebihabstrakdaripada yang khusus. Bahasadalamarti

yang konkritdalambahasaPrancisdiberiistilahparole

(ujaran).Paroleatauujaranadalahwujudnyatabahasa yang

berupaucapan-ucapanmanusia.bahasa yang

dihasilkanmelaluialatucapmanusiainidisebutbahasa verbal,

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

10

sedangkanbahasa yang selainitu

(tidakdihasilkanolehalatucapmanusia) disebutbahasa nonverbal.

2) BahasasebagaiSistem

Bahasasebagaisistemberupalambangbunyi yang bermakna yang

dihasilkanolehalatucapmanusia.Sebagaisistemlambangbunyi

(ujaran) bermakna, antarabahasa yang

satudenganbahasalainnyamemilikisistem yang berbeda,

tetapisetiapbahasasama-samamemilikiduasistem,

yaknisistembunyidansistemmakna.Ilmutentangsistembunyibahas

ainidisebutfonetikdanfonologi.Fonetikadalahilmutentangsistembu

nyibahasadansifat-sifatakustinya,

sedangkanfonologiadalahilmutentangbunyiberdasarkanfungsinya

(Verharr, 2008 : 10) bunyibahasa yang berupa kata

maupunfrasadipelajaridalammorfologi, sedangkanbunyi yang

berupaklausadankalimatdipelajaridalamilmusintaksis.Berbedaden

gansistem bunya, sistemmaknadipelajaridalamilmu yang

disebutsemantic.

3) BahasasebagaiAlat

Sebagaialat,

bahasadigunakansebagaisaranakomunikasibaiksecaralisanmaup

untulis.Bahasalisansangatefektifdigunakansebagaisaranakomuni

kasisecaralangsungantarsesamamanusia.Secaratulis,

bahasadapatmenjadialatperekamberbagaiperistiwa.Bahasatulisju

gadigunakansebagaibahasailmu.

2.1.1.2. Menulis.

Menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi

membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas-tugas

terpenting sang penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

11

prinsip menulis dan berfikir, yang akan dapat menolongnya

mencapai maksud dan tujuan.

”Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian gagasan,

pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan lambang

bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan

pembaca” (Akhadiyah, 1997:13). Dalam menulis terdapat aspek

kebahasaan yaitu penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan

diksi, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengolahan

gagasan, dan pengembang model kalimat.

Para ahli mengklasifikasikan menulis sebagai berikut, (1)

adalah tulisan yang menceritakan suatu hal berdasarkan urutan

kronologis. Kalimat ini terdiri atas rangkaian peristiwa yang sambung

menyambung membentuk alur.Peristiwa-peristiwa itu terjadi pada

para pelaku (tokoh) dan pada umumnya dikisahkan dengan meng-

ambil suatu tempat sebagai latar, disertai suasana tertentu. (2)

Deskripsi adalah tulisan yang bertujuan menggambarkan sesuatu

seperti apa adanya atau seperti yang dibayangkan penulisnya.

Pembaca seakan-akan melihat, mendengarkan, merasa, atau

lainnya sesuai dengan hal yang digambarkan. (3) Eksposisi adalah

kalimat yang berisi pemaparan tentang suatu masalah,

pengertian,konsep atau proses dan menambah pengetahuan dan

pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan

sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pembaca. (4)

Argumentasi adalah kalimat yang dimaksud untuk meyakinkan

pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh pe-

nulisnya.karena tujuan meyakinkan pendapat, maka penulis akan

meyakinkan secara logis, kritis, dan sistematis. (5) Persuasi adalah

kalimat yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat

pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya.

(Akhadiyah, 1998, 14-15).

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

12

2.1.1.3. Fungsi dan Tujuan Menulis

Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang

tidak langsung.Menulis juga berfungsi untuk memudahkan para

pelajar berfikir juga dapat menolong kita berfikir secara kritis dan

juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan –

hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,

memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi. Secara singkat

belajar menulis adalah belajar berfikir dalam/dengan cara tertentu

(D’Angelo, 1980:5). ”Tujuan menulis adalah memberi informasi,

meyakinkan pembaca, menyenangkan para pembaca,

memperkenalkan atau menyaatakan diri kepada pembaca, dapat

memecahkan suatu masalah yang dihadapi” (Hugo Hartik).

2.1.1.4. Manfaat Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

penting dam besar manfaatnya dalam kehidupan seseorang.

Manfaat menulis sebagai berikut:

1) Menulis dapat digunakan untuk mengembangkan daya inisiatif dan

kreatif. Berkaitan dengan unsur mekanik seperti bahasa, ejaan, dan

tanda baca harus didukung juga dengan unsur kreativitas yang tidak

bisa lepas dari kemampuan berfikir krisis yakni kemampuan untuk

berinisiatif dan berkemampuan menciptakan hal-hal yang baru.

2) Menulis juga dapat menyumbang kecerdasan. Dengan menulis dapat

melahirkan pengetahuan,pengalaman, jenis tulisan sehingga

penyajiannya sesuai dengan konvensi tulisan. Untuk itu diperlukan

pengetahuan dan pengalaman yang luas, kemampuan mengendalikan

emosi, menata serta mengembangkan ide dengan daya nalar dalam

berbagai level berfikir.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

13

3) Menulis juga dapat menumbuhkan keberanian. Pada saat menulis

akan timbul rasa keberanian yang meliputi pemikiran, perasaan, sikap,

dan gaya untuk disampaikan kepada pembaca. Karena itu penulis

harus berani menerima berbagai kritikan dari pembaca.

2.1.2. Media Gambar

2.1.2.1. Hakekat Media

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih

khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan

sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong

terlibat dalam proses pembelajaran. Gagne mengartikan media

sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang

dapat merangsang siswa untuk belajar. Heinich, Molenda, Russel

(1996:8) menyatakan bahwa : “A medium (plural media) is a channel

of communication, example include film, television, diagram, printed

materials, computers, and instructors. (Media adalah saluran

komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak,

komputer, dan instruktur). AECT (Assosiation of Education and

Communication Technology, 1977), memberikan batasan media

sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi. NEA (National Education

Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatanya. Dari

berbagai batasan di atas dapat dirumuskan bahwa media adalah

segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

14

dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat,

perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong

terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

2.1.2.2. Berbagai Media

Jenis media dalam pembelajaran adalah :

1. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun,

poster, dan komik.

2. Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model

penampang, model susun, model kerja, dan diorama.

3. Media proyeksi seperti slide, film stips, film, dan OHP

4. Lingkungan sebagai media pembelajaran

Untuk menggunakan media sesuai dengan materi pelajaran perlu

dikatahui terlebih dahulu jenis-jenis media yang ada. Ada juga yang

memisahkan jenis media sebagai berikut:

1. Media grafis

Termasuk didalamnya media visual, yakni pesan yang akan

disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.

2. Media audio

Media jenis ini berkaitan dengan indra pendengaran. Pesan yang

akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambnag auditif,

baik verbal maupun non verbal.

3. Media proyeksi diam

Media jenis ini mempunyai persamaan dengan media grafis, dalam

arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya,

media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan

media yang bersangkutan.

2.1.2.3. Media Gambar Berseri

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

15

Guru dapat menyampaikan pelajaran dengan menggunakan media

gambar sebagai pendukung . penggunaan media gambar dapat

membantu siswa untuk memusatkan perhatian terhadap materi yang di

sampaikan. Media gambar dapat berupa gambar berseri maupun

gambar lepas. Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang

menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan

adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan yang lain

nya. sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan

situasi-situasi tertentu , antara gambar satu dan lainnya tidak

menunjukkan kesinambungan [Ella Farida Tizen, 2008]

Sesuai penjelasan di atas , dapat disimpulkan pengertian media

gambar berseri adalah media pembelajaran yang di gunakan oleh

guru yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan

urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan yang lain

memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan. Media

gambar berseri merupakan golongan atau jenis media visual gambar

datar .

Kelebihan media gambar berseri , antara lain :

a. Umumnya harganya relatif murah

b. Mudah didapat

c. Mudah digunakan

d. Dapat memperjelas suatu masalah

e. Lebih realistis

f. Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan

g. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

Namun dibalik kelebihan, media gambar berseri mempunyai sisi

kelemahan, yaitu :

a. Semata-mata hanya medium visual

b. Memerlukan ketersediaan sumber keterampilan dan kejelian guru

untuk dapat memanfaatkannya

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

16

c. Hanya menampilkan persepsi indra mata, ukurannya terbatas

hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa

d. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif

e. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga

kurang efektif

2.1.3. Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Gambar Berseri

Luasnya popularitas gambar berseri atau komik telah mendorong banyak

guru bereksperimen dengan media ini untuk pengajaran. Teknik pengajaran

dengan menggunakan gambar berseri dapat diterapkan pada berbagai

lapangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, seorang guru mengajarkan

bahasa Indonesia menggunakan motivasi potensial yang ada dalam gambar

berseri untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam hal membaca karena

dalam gambar berseri dilengkapi dengan materi bacaan, gambar-gambar yang

menarik dan berwarna-warni serta berbagai kegiatan kreatif lainnya.

Penggunaan media gambar berseri dapat menimbulkan daya tarik bagi

siswa, sehingga siswa dapat lebih senang belajar dan pada akhirnya akan

memberikan hasil belajar yang lebih baik. Penggunaan media gambar dalam

proses belajar-mengajar akan memberikan hasil yang optimal apabila

digunakan secara tepat, dalam arti sesuai dengan materi pelajaran dan

mendukung. Dan dalam hal ini, pemakaian gambar berseri dalam pengajaran

dapat membantu guru dalam membangkitkan minat belajar siswa dan

mengembangkan pembendaharaan kata-kata dalam menulis sebuah karangan

berdasarkan urutan gambar tersebut.

2.2. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Dwiningsih, Efna (2008), penelitian yang berjudul ”Kemampuan Menulis

Paragraf Naratif Dengan Menggunakan Gambar Berseri Pada Siswa Kelas VI SD

Gulang 1 Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus”: (1) berdasarkan kemampuan

siswa mengemas peristiwa ke dalam paragraf naratif dapat disimpulkan bahwa

keseluruhan siswa dalam memberikan informasi terhadap gambar berseri

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

17

memunculkan peristiwa pada paragraf pertama dan paragraf kedua. Pada paragraf

tersebut menyebutkan penyebab peristiwa sampai akibat yang ditimbulkan dari

paragraf tersebut; (2) berdasarkan kemampuan siswa menyusun paragraf naratif

dengan urutan gambar berseri dapat disimpulkan bahwa siswa mempunyai

beragam pola urutan meliputi: (a) pola urutan 1 – 2 – 3 – 4, (b) pola urutan 1 dan 2

– 3 – 4, (c) pola urutan 1 – 2 dan 3 – 4; (3) berdasarkan kemampuan siswa

mengembangkan dialog ke dalam paragraf naratif dapat disimpulkan bahwa dialog

yang dimunculkan adalah jawaban yang bersifat langsung.

Penelitian lain oleh Asih Subekti yang berjudul “Upaya Meningkatkan

Motivasi Dan Keterampilan Menulis Narasi Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Negeri 1 Manyaran Melalui Penggunaan Media Gambar Berseri” : 1) meningkatkan

motivasi menulis narasi melalui media gambar berseri siswa Kelas IV SD Negeri 1

Manyaran, dan 2) meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui media

gambar berseri siswa Kelas IV SD Negeri 1 Manyaran. Hasil penelitian

dikemukakan sebagai berikut : 1) pembelajaran dengan menggunakan media

gambar berseri semakin meningkatkan motivasi menulis narasi siswa. Pada siklus I

motivasi menulis narasi siswa mencapai 84,92%, pada siklus II mencapai 89,48%

dan pada siklus III mencapai 94,52%. 2) Penggunaan media gambar berseri dapat

meningkatkan keterampilan menulis narasi. Pada kegiatan pratindakan siswa yang

mengalami ketuntasan belajar mencapai 8 siswa(27%), Siklus I 19 siswa(63%),

Siklus II 21 siswa(70%), Siklus III 23 siswa(77%). Adapun nilai rerata keterampilan

menulis narasi siswa pada kegiatan pratindakan adalah 62,50, pada Siklus I 67,33,

Siklus II 71,53, dan Siklus III 74,03

2.3. KerangkaPikir

Pembelajaran dengan menggunakan media/alat peraga gambar berseri

akan menarik perhatian, meningkatkan keaktifan, dan semangat siswa dalam

proses pembelajaran. Siswa senang mengikuti proses pembelajaran karena

dihadirkan gambar berseri berupa tokoh, figure yang sudah familiar dijumpai

sehari-hari. Siswa akan muncul keberanian untuk berkomentar, bertanya ataupun

menanggapi materi pelajran dengan pemanfaatan media gambar berseri yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

18

isinya sangat dekat atau sudah dikenalnya. Dengan pemanfaatan gambar berseri,

diawali narasi cerita oleh guru, siswa diarahkan menulis kata-kata yang diminta

guru sesuai tema gambag berseri tersebut.

Siswa dibimbing menulis kata yang tepat penulisannya dari gambar

berseri yang dihadirkan. Guru dengan cermat memilih variasi kata untuk ditulis

anak dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian siswa akan terlatih menulis

kata yang didiktekan guru dengan benar, kemudian dikembangkan untuk

merangkai kata menjadi kalimat sederhana.

2.4. HipotesisTindakan

Berdasarkan uraian kajian teori yang dipaparkan di atas maka hipotesis

tindakan penelitian ini : Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar

berseri dapat meningkatkan hasil belajar menulis mata pelajaran bahasa

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Pembelajaran

masih

konvensional

Menggunakan

media gambar

berseri

Kemampuan menulis siswa meningkat.

Hasil belajar tuntas

80% > KKM (65)

Siklus II

Menulis dilakukan dengan

bantuan media gambar

berseri. (Hasil ≥ KKM)

Siklus I

Kegiatan menulis dilakukan

dengan gambar berseri.

Hasil belajar meningkat

tapi belum tuntas

Siswa kurang berhasil,

belajar menulis

rendah (KKM <65)

(<

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2116/3/T1_262010798_BAB II.pdfBahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang

19

Indonesia siswa di kelas I semester 2 SD Negeri Binangun 02 Kec. Bandar

Kabupaten Batang tahun pelajaran 2011/2012.