50
RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015 II-1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Luas Kabupaten Agam adalah 2.232,30 Km² atau 5,29 persen dari luas wilayah Provinsi Sumatera Barat. Batas wilayah sebagai berikut : - sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat; - sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lima Puluh Kota; - sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar; dan - sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Wilayah administrasi pemerintahan meliputi 16 Kecamatan dan 82 Nagari, serta 467 Jorong. Kemudian dalam wilayah tersebut terdapat dua buah pulau yaitu Pulau Tangah seluas 1 Km² dan Pulau Ujung seluas 1 Km², dua buah gunung yaitu Gunung Marapi dengan ketinggian 2.891 meter dan Gunung Singgalang dengan ketinggian 2.877 meter, satu buah danau yaitu Danau Maninjau seluas 9.950 ha dan tiga sungai yaitu Batang Antokan, Batang Kalulutan dan Batang Agam serta mempunyai pantai sepanjang 43 Km. 2.1.2. Letak dan Kondisi Geografis Terletak pada posisi 00 0 01’ 34” – 00 0 28’ 43” Lintang Selatan dan 99 0 46’ 39” – 100 0 32’ 50” Bujur Timur. Kabupaten Agam sangat strategis karena dilalui jalur Lintas Tengah Sumatera dan Jalur Lintas Barat Sumatera serta dilalui oleh Fider Road yaitu jalur yang menghubungkan Lintas Barat, Lintas Tengah dan Lintas Timur Sumatera. Kondisi lahan yang terdapat pada wilayah ini merupakan perbukitan/ pegunungan dan pesisir serta kawasan lindung. Basis ekonomi adalah pertanian yang terdiri dari perkebunan, pertanian lahan kering, lahan basah, hortikultura dan peternakan dengan kondisi iklim yang mendukung sepanjang tahun, serta perikanan. Berhubungan dengan kondisi tersebut diatas Kabupaten Agam juga merupakan daerah rawan bencana dengan potensi gempa bumi, bahaya abrasi, gerakan tanah/longsor, letusan gunung berapi, banjir dan tsunami.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas Kabupaten Agam adalah 2.232,30 Km² atau 5,29 persen dari luas

wilayah Provinsi Sumatera Barat. Batas wilayah sebagai berikut :

- sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pasaman dan Kabupaten

Pasaman Barat;

- sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lima Puluh Kota;

- sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman dan

Kabupaten Tanah Datar; dan

- sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Wilayah administrasi pemerintahan meliputi 16 Kecamatan dan 82 Nagari,

serta 467 Jorong. Kemudian dalam wilayah tersebut terdapat dua buah pulau yaitu

Pulau Tangah seluas 1 Km² dan Pulau Ujung seluas 1 Km², dua buah gunung yaitu

Gunung Marapi dengan ketinggian 2.891 meter dan Gunung Singgalang dengan

ketinggian 2.877 meter, satu buah danau yaitu Danau Maninjau seluas 9.950 ha dan

tiga sungai yaitu Batang Antokan, Batang Kalulutan dan Batang Agam serta

mempunyai pantai sepanjang 43 Km.

2.1.2. Letak dan Kondisi Geografis

Terletak pada posisi 000 01’ 34” – 000 28’ 43” Lintang Selatan dan 990 46’ 39” –

1000 32’ 50” Bujur Timur. Kabupaten Agam sangat strategis karena dilalui jalur Lintas

Tengah Sumatera dan Jalur Lintas Barat Sumatera serta dilalui oleh Fider Road

yaitu jalur yang menghubungkan Lintas Barat, Lintas Tengah dan Lintas Timur

Sumatera.

Kondisi lahan yang terdapat pada wilayah ini merupakan perbukitan/

pegunungan dan pesisir serta kawasan lindung. Basis ekonomi adalah pertanian

yang terdiri dari perkebunan, pertanian lahan kering, lahan basah, hortikultura dan

peternakan dengan kondisi iklim yang mendukung sepanjang tahun, serta perikanan.

Berhubungan dengan kondisi tersebut diatas Kabupaten Agam juga

merupakan daerah rawan bencana dengan potensi gempa bumi, bahaya abrasi,

gerakan tanah/longsor, letusan gunung berapi, banjir dan tsunami.

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-2

2.1.3. Topografi

Kondisi topografi yang cukup bervariasi, mulai dari dataran tinggi hingga

dataran yang relatif rendah, dengan ketinggian berkisar antara 0 sampai 2.891 meter

dari permukaan laut. Menurut kondisi fisiografinya, ketinggian atau elevasi wilayah

Kabupaten Agam bervariasi antara 2 meter sampai 1.031 meter diatas permukaan

laut. Adapun pengelompokan yang didasarkan atas ketinggian adalah sebagai

berikut:

1. ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada di wilayah Barat

yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, Ampek Nagari dan sebagian

Kecamatan Tanjung Raya.

2. ketinggian 500 -1000 m dpl seluas 43,49% berada pada wilayah Kecamatan

Baso, Ampek Angkek, Canduang, Malalak, Tilatang Kamang, Palembayan,

Palupuh, Banuhampu dan Sungai Pua.

3. ketinggian lebih dari 1000 m dpl seluas 11,96% meliputi sebagian Kecamatan

IV Koto, Kecamatan Matur, Canduang dan Sungai Pua.

Kawasan sebelah Barat merupakan daerah yang datar sampai landai (0 – 8 %)

mencapai luas 71.956 ha, bagian tengah dan timur merupakan daerah yang

berombak dan berbukit sampai dengan lereng yang sangat terjal (> 45%) dengan

luas kawasan 129.352 ha. Kawasan dengan kemiringan yang sangat terjal (> 45%)

berada pada jajaran Bukit Barisan dengan puncak Gunung Marapi dan Gunung

Singgalang yang terletak di Selatan dan Tenggara Kabupaten Agam.

2.1.4. Geologi

Formasi batuan yang dijumpai digolongkan kepada Pra Tersier, Tersier, dan

Kuarter. Batuan ini terdiri dari endapan permukaan, sedimen, metamorfik, vulkanik

dan intrusi. Batuan vulkanik terdapat di Gunung Marapi, Gunung Singgalang dan

Danau Maninjau.

Wilayah Kabupaten Agam ditutupi oleh tiga jenis batuan beku yaitu:

1. ekstrusif dengan reaksi intermediet (andesit dari Gunung Marapi, Gunung

Singgalang, Gunung Tandikek, Danau Maninjau, dan Gunung Talamau)

seluas 68.555,10 ha (32,43%),

2. batuan beku ekstrusif dengan reaksi masam (pumis tuff) seluas 55.867,90 ha

(26,43%),

3. batuan sedimen dengan jenis batu kapur seluas 80.011,80 ha (3,79%),

endapan alluvium mencapai luas 48.189 ha (22,79%).

Daerah sekitar Tanjung Raya terdapat lekukan besar Kawah Maninjau yang

saat ini berisi air merupakan hasil dari ledakan besar erupsi gunung berapi.

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-3

2.1.5. Hidrologi

Kondisi hidrologi Kabupaten Agam termasuk kedalam tiga Sistem Wilayah

Sungai (SWS) yaitu : SWS Arau, Kuranji, Anai, Mangau, dan Antokan (AKUAMAN),

SWS Masang Pasaman dan SWS Indragiri.

Berdasarkan pembagian Daerah Aliran Sungai (DAS) terdapat delapan Daerah

Aliran Sungai yaitu; DAS Batang Tiku, DAS Andaman, DAS Mangau, DAS Antokan,

DAS Masang Kiri, DAS Masang Kanan, DAS Batang Nareh dan DAS Kuantan.

2.1.6. Klimatologi

Temperatur udara pada dataran rendah minimum 250C dan maksimum 330C,

sedangkan di daratan tinggi temperatur minimum 200C dan maksimum 290C.

Kelembaban udara rata-rata 88%, kecepatan angin antara 4-20 km/jam dan

penyinaran matahari rata-rata 58%.

Musim hujan terjadi antara bulan Januari sampai dengan bulan Mei dan pada

bulan September sampai bulan Desember, sedangkan untuk musim kemarau

berlangsung antara bulan Juni sampai dengan bulan Agustus.

Berdasarkan peta iklim yang dibuat Oldeman (1979) serta data base

hidroklimat yang diterbitkan Bakosurtanal (1987), pada wilayah Kabupaten Agam

terdapat 4 kelas curah hujan, yaitu:

1. curah hujan lebih dari 4500 mm/tahun tanpa bulan kering (daerah dengan

iklim Tipe A), berada di sekitar lereng Gunung Marapi-Singgalang meliputi

sebagian wilayah Kecamatan IV Koto dan Sungai Pua.

2. curah hujan 3500 sampai 4500 mm/tahun tanpa bulan kering (daerah dengan

tipe A1) mencakup sebagian wilayah Kecamatan Tilatang Kamang, Baso dan

Ampek Angkek.

3. curah hujan 3500 sampai 4000 mm/tahun dengan bulan kering selama 1-2

bulan berturut-turut meliputi sebagian Kecamatan Palembayan, Palupuh, dan

IV Koto.

4. curah hujan 2500 sampai 3500 mm/tahun dengan bulan kering selama 1-2

bulan berturut- turut, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Lubuk Basung dan

Tanjung Raya.

2.1.7. Penggunaan Lahan

Penggunaan Lahan di Kabupaten Agam dibagi atas :

1. Kawasan Lindung, terdiri dari kawasan yang memberikan perlindungan

terhadap kawasan bawahannya (hutan lindung, kawasan resapan air),

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-4

kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai, kawasan sekitar danau

dan mata air), dan kawasan suaka alam serta kawasan rawan bencana.

2. Kawasan Budidaya, terdiri dari kawasan permukiman di perkotaan dan

perdesaan, kawasan pertanian (lahan basah, lahan kering dengan tanaman

tahunan, dan lahan kering dengan tanaman semusim), serta kawasan hutan

produksi (tanaman tahunan).

2.1.8. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan Rancangan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Barat maka klasifikasi pemanfaatan ruang

Kabupaten Agam adalah kawasan budidaya seluas ± 120.022 ha atau 53,7 % dari

luas wilayah administrasi.

Kawasan Budidaya meliputi kawasan peruntukan: hutan produksi,

perkebunan, pertanian, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, permukiman

dan kawasan peruntukan lainnya.

2.1.8.1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Kawasan budidaya Hutan Produksi, dibedakan menjadi Hutan Produksi

Terbatas, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi.

Berdasarkan data Tahun 2010 luas hutan masing-masing peruntukan adalah hutan

PPA seluas 27.533,40 hektar, Hutan Lindung seluas 31.560 hektar, Hutan Produksi

seluas 6.140 hektar dan Hutan Produksi Terbatas seluas 20.883,40 hektar. Sehingga

secara keseluruhan jumlah luas hutan di Kabupaten Agam adalah 82.383,40 hektar.

Grafik II-1 Luas Hutan di Kabupaten Agam

Sumber : Dinas Kehutanan & Perkebunan Kabupaten Agam

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-5

2.1.8.2. Kawasan Peruntukan Pertanian

Pembangunan pertanian merupakan sektor utama yang memberikan

kontribusi yang besar terhadap pembangunan daerah. Potensi sumberdaya lahan

pertanian terbesar adalah lahan sawah dengan luas lahan baku sawah yaitu

±.28,537 ha, lahan untuk pengembangan tanaman jagung, ubi kayu, ubi jalar,

kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai yang luas lahannya mencapai ±.7.047

ha. Rencana pengembangan peruntukan budidaya pertanian diarahkan untuk

pemanfaatan secara intensif lahan yang belum dimanfaatkan dan tersebar di seluruh

wilayah Kabupaten Agam.

2.1.8.3. Kawasan Peruntukan Peternakan

Potensi pengembangan usaha peternakan adalah peternakan sapi potong,

kambing, itik dan ayam buras. Potensinya sesuai dengan kondisi topografi pada

Wilayah Timur dan Wilayah Barat.

Wilayah Timur memiliki suhu udara sejuk, tanah yang subur, curah hujan

cukup tinggi, hijauan sebagai pakan utama ternak mudah tumbuh dan berkembang.

Banyak tersedia limbah pertanian sebagai pakan tambahan karena sebagian besar

masyarakat berusaha dibidang pertanian terutama tanaman pangan dan hortikultura.

Potensi pasar sangat baik karena dekat dengan kota Bukittinggi,

ketersediaan infrastruktur dan fasilitas pendukung, adanya Balai Penyidik Penyakit

Veteriner (BPPV Baso) dan adanya kelompok-kelompok usaha peternakan yang

sudah berkembang.

Wilayah Barat memiliki suhu udara yang panas dengan curah hujan kurang.

Limbah pertanian yang dapat dijadikan pakan ternak kurang tersedia, akan tetapi

ketersediaan lahan untuk pengembangan usaha peternakan cukup luas. Kawasan ini

berpotensi untuk dijadikan kawasan pengembangan dengan sistem integrasi ternak

dengan tanaman perkebunan terutama coklat atau sawit.

2.1.8.4. Kawasan Peruntukan Perkebunan

Komoditi tanaman yang dominan dan potensial untuk dikembangkan adalah

kelapa sawit, kelapa dalam, kulit manis gambir, tebu dan kakao. Pengembangan

kawasan perkebunan diarahkan untuk pemanfaatan potensi lahan yang memiliki

kesesuaian bagi perkebunan yang berada pada kawasan budidaya, dan

menghindarkan timbulnya konflik pemanfaatan lahan dengan kawasan lindung,

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-6

kawasan hutan produksi tetap dan produksi terbatas, kawasan industri, serta

kawasan permukiman.

Sebaran lokasi rencana peruntukan kawasan perkebunan yang ada di

Kabupaten Agam meliputi : 1) Karet di Kecamatan Ampek Nagari dan Palembayan;

2) Kelapa di Kecamatan Tanjung Mutiara, Ampek Nagari dan Lubuk Basung; 3)

Cengkeh di Kecamatan Tanjung Raya, Matur dan Malalak; 4) Kulit manis di

Kecamatan Malalak, Matur dan Tanjung Raya; 5) Pala di Kecamatan Tanjung Raya;

6) Gambir di Kecamatan Palupuh; 7) Kakao tersebar di seluruh Kecamatan dan 8)

Kelapa Sawit di Kecamatan Ampek Nagari, Palembayan, Tanjung Mutiara serta

Lubuk Basung.

2.1.8.5. Kawasan Peruntukan Perikanan

Potensi areal sektor perikanan dan kelautan diantaranya garis pantai

sepanjang 43 km, laut seluas 313,04 km2, hutan mangroove 65 ha, terumbu karang

27,5 ha, danau 9.950 ha, sungai, telaga dan perairan umum lainnya seluas 568 ha.

1. Perikanan Tangkap

Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 pasal 3, bahwa

wilayah Provinsi/Kabupaten, sebagaimana yang dimaksud pasal 2 ayat 1,

terdiri atas wilayah darat dan wilayah laut sejauh 12 mil laut yang diukur dari

garis pantai ke arah laut lepas dan atau ke arah perairan kepulauan. Sesuai

dengan Undang-Undang tersebut maka batas wilayah laut termasuk kawasan

perikanan tangkap yang pengelolaannya menjadi wewenang Kabupaten

Agam adalah sejauh 4 mil.

Rencana pengembangan kawasan perikanan tangkap dikembangkan di

Kecamatan Tanjung Mutiara tepatnya di kawasan pesisir Tiku yang memiliki

panjang pantai 43 Km. Adapun luas laut yang menjadi kewenangan

Kabupaten Agam mencapai 313,04 km2. Perikanan tangkap juga terdapat di

kawasan Danau Maninjau.

2. Budi Daya Perikanan

Sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Nomor Kep 32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan,

Kabupaten Agam termasuk salah satu pengembangan kawasan Minapolitan

di Indonesia. Rencana pengembangan perikanan budidaya ikan air tawar di

Kabupaten Agam meliputi :

a. Pusat Kawasan Minapolitan terdapat di Kawasan Maninjau

b. Sentra pengembangan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Majalaya, Nila dan

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-7

pengembangan budidaya mina padi di Kecamatan Tilatang Kamang dan

Kamang Magek.

c. Sentra budidaya ikan air tawar: Nila, Patin dan Majalaya serta

pengembangan Keramba Jaring Apung (KJA) Ramah Lingkungan dan

UPR Nila dan Majalaya di sekitar Kawasan Danau Maninjau. Untuk

pengembangan budidaya di sekitar Danau Maninjau, harus mengacu pada

Peraturan Bupati No.22 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Danau Maninjau

(jarak KJA dari pantai 50-100 m dan 200 m dari objek wisata), dan adanya

zonasi.

d. Sentra budidaya ikan Patin dan pengolahan Lele di Kecamatan

Palembayan.

e. Sentra pengembangan Nila, Mas dan Lele serta pengembangan UPR di

Kecamatan Lubuk Basung.

3. Pengolahan Ikan

Dengan produksi tangkapan ikan laut yang mencapai ± 5.722,78 ton dan

produksi perikanan budidaya air tawar yang mencapai ± 55.670,35 ton pada

Tahun 2008, Untuk lokasi pengembangan kawasan pengolahan ikan, akan

dialokasikan di sekitar Kawasan Pesisir Tiku, dimana kedepannya akan

dikembangkan pelabuhan Perikanan Tiku.

2.1.8.6. Kawasan Pertambangan

Pemerintah menetapkan Wilayah Pertambangan (WP), yang terdiri dari :

1. Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), adalah bagian dari Wilayah

Pertambangan (WP) yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau

informasi geologi. WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi

dengan pemerintah provinsi. Wilayah yang telah mendapat Izin Usaha

Pertambangan (IUP), yang selanjutnya disebut WIUP di Provinsi Sumatera

Barat terdapat di Kabupaten Agam, yaitu Keputusan Gubernur Sumatera

Barat Nomor 544-211-2008 tentang Pemberian Kuasa Pertambangan

Eksplorasi Bahan Galian Pasir Besi. Dalam Keputusan Gubernur Sumatera

Barat disebutkan bahwa, memberikan Kuasa Pertambangan (KP) Eksplorasi

untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun kepada PT. Minang Mining Makao

(PT.MMM) dengan bahan galian pasir besi dengan luas kuasa pertambangan

yang ada di wilayah Kabupaten Agam seluas ± 16.540 ha.

2. Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), adalah bagian dari Wilayah

Pertambangan (WP) tempat dilakukannya Usaha Pertambangan Rakyat.

WPR ditetapkan oleh Bupati/walikota, sesuai pasal 21, Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan.

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-8

Potensi bahan galian tambang golongan B yang dimiliki daerah ini seperti biji

besi di Kecamatan Matur, pasir besi di Kecamatan Tanjung Mutiara. Sedangkan

potensi bahan galian golongan C seperti andesit, granit, dolomit, dan marmer

terdapat di Kecamatan Tilatang Kamang, Kecamatan Palupuh, Kecamatan IV Koto,

Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Matur, Kecamatan Baso dan Kecamatan

Lubuk Basung. Tabel dibawah ini memperlihatkan potensi sumber daya mineral

Kabupaten Agam.

Tabel II-1

Potensi Sumber Daya Mineral di Kabupaten Agam

No Jenis Lokasi Potensi

1 2 3 4

1.

Batu Kapur Palembayan, Palupuh dan Padang Tarok

Sumber daya

Simarasok 109.375.000 ton

Kecamatan Baso 9.375.000 ton (hipotetik)

Kamang Mudik, Kecamatan Kamang Magek

25.000.000 ton (hipotetik)

2. Marmer Kamang, Kecamatan Kamang Magek 500.000.000 ton (sumber daya)

Matur Sumber daya

Kecamatan Palupuh 62.500.000 ton (700 ha) sumber daya

3. Dolomit Mudik Pauh, Kecamatan Palupuh 5.900.000 ton (45 ha) sumber daya

4. Kalsit Tersebar di Kecamatan Baso Sumber daya

5. Fosphat Ngalau Baja, Biaro, Durian dan Bunian Sumber daya

6. Granit Bukit Cimpago, Malalak Cimpago Kecamatan IV Koto

Sumber daya

Bukit Antokan, Bukit Masang, Bukit Labuhan, dan Bukit Pandih Dusun Durian Kapeh, Kecamatan Tanjung Mutiara

Sumber daya

7. Andesit Batu Kambing, Malabur dan Batang Dareh, Kecamatan Lubuk Basung

Sumber daya

Ladang Hutan dan Parambahan Kecamatan Baso

Sumber daya

Paninggiran Ateh, Paninggiran Bawah dan Bukit Bateh Dagang, Kecamatan Palupuh

Sumber daya

8. Trass Tersebar di Kecamatan Matur 5.280.000 m3

Tersebar di Kecamatan Palupuh 61.600.000 m3

Baso, Palembayan, IV Koto, Batu Kambing, Sipisang dan Tilatang Kamang

Sumber daya

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-9

Sambungan Tabel II.1

No Jenis Lokasi Potensi

1 2 3 4

9. Balerang Koto Baru 100 ton (hipotetik)

10. Tufa Tersebar di Kecamatan Matur 5.280.000 m3

Tersebar di Kecamatan Palupuh 61.600.000 m3

Baso, Palembayan, IV Koto, Batu Kambing, Sipisang dan Tilatang Kamang

Sumber daya

11. Dunit Harzburgit Sungai Air, Tigo Koto Silungkang, Kecamatan Palembayan

50 ha (Sumber daya)

12. Toseki Tersebar di Kecamatan Palembayan dan Palupuh

Sumber daya

13. Pasir dan Batu Tersebar di Sungai Batang Jabur (Baso dan Ampek Angkek), Mancung, Padang Tarok (Baso), Batang Masang (Palembayan), dan Batang Bawan (Lubuk Basung)

Sumber daya

14. Tanah Liat Tersebar pada lereng perbukitan sisi utara Danau Maninjau mulai dari Malabur-Lubuk Basung sampai Matur. Dan Komplek perbukitan Gunung Sirabungan dari Pagadih Hilir Ampai Nan Limo, Kecamatan Palupuh

Sumber daya

15. Pasir Besi Desa Durian Kapeh dan Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara

Diluar sempadan (200 m dari garis pantai)

2.800 m3 (spekulatif), luas

wilayah ± 2.500 ha

Pada sempadan pantai ± 80 ha (4 km x 200 m)

60.000 m3 (spekulatif)

16. Emas Desa Pagadih Sei. Guntung dan Pasir Laweh Kecamatan Palupuh

337.500 ton (spekulatif)

Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008

2.1.8.7. Kawasan Peruntukan Industri

1. Kawasan Peruntukan Industri Besar

Peruntukan kawasan industri besar diarahkan di Kecamatan Tanjung

Mutiara, Kecamatan Ampek Nagari dan Palembayan. Industri besar yang

berpotensi untuk dikembangkan adalah industri hasil tambang dan

pengolahan hasil perkebunan.

2. Kawasan Peruntukan Industri Sedang

Peruntukan kawasan industri sedang diarahkan di Kecamatan Baso,

Kecamatan Ampek Angkek, Kecamatan Canduang dan Kamang Magek.

Industri sedang yang dikembangkan adalah agro industri, batu kapur dan

indutri pengolahan kayu. Dengan adanya pemusatan kawasan industri

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-10

sedang (agro industri) diharapkan hasil pertanian dapat diolah dulu

sebelum dipasarkan ke luar wilayah Agam, sehingga dapat memberikan

nilai tambah yang menguntungkan bagi masyarakat maupun pemerintah

setempat.

3. Kawasan Peruntukan Industri Rumah Tangga

Peruntukan kawasan industri rumah tangga dipusatkan di wilayah Timur

Agam, yang merupakan sentra industri kecil yang mayoritas merupakan

penunjang kegiatan pariwisata dan memiliki karakteristik rendah polutan,

seperti industri konveksi, bordir, sulaman, perak dan makanan kecil.

Peruntukan lahan diarahkan di Kecamatan Ampek Angkek, IV Koto dan

Kecamatan Canduang.

2.1.8.8. Kawasan Pariwisata

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,

pembangunan kepariwisataan dilakukan melalui pengembangan industri pariwisata,

destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan pariwisata. Upaya

pengembangan kepariwisataan juga tetap dikaitkan dengan daerah tujuan wisata

(destinasi) Provinsi yaitu Kota Bukittinggi dan Kota Padang serta nasional; Jakarta,

Yogjakarta, dan Bali sebagai satu kesatuan destinasi wisata nasional sekaligus untuk

menarik minat pengunjung, ditujukan terhadap wisatawan nusantara maupun

mancanegara.

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata

adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif

yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,

aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan. Pengembangan kepariwisataan untuk masa yang akan datang

Kabupaten Agam masuk kedalam Destinasi Pengembangan Pariwisata I (DPP I)

dimana DPP I ini meliputi koridor Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten

Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, dan Kota Payakumbuh. DPP ini dominasi

atraksi Budaya, Belanja, Meeting Incentive Convention Exibition (MICE), kerajinan,

kesenian, peninggalan sejarah, danau, pegunungan, serta flora dan fauna dengan

pusat layanan di Kota Bukittinggi.

Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Agam secara umum dibagi

dalam tiga wilayah dengan rincian sebagai berikut :

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-11

1. Wilayah Barat

a. Kawasan Pesisir Tiku : sentra perikanan laut dan darat salah satu

outlet komoditi unggulan perikanan Kabupaten Agam.

b. Produk wisata alam dan budaya bahari (rekreasi pantai, pulau, diving/

snorkling, budaya, nelayan dll ) memanfaatkan potensi perikanan,

sumber daya alam bahari, dan budaya bahari; pendukung: wisata

kuliner.

2. Wilayah Tengah

a. Kawasan pariwisata Danau Maninjau, memiliki fungsi untuk menjaga

keseimbangan lingkungan alam sekitarnya.

b. Produk wisata alam (rekreasi gunung, danau) dan wisata budaya

(sejarah dan event), pendukung: kuliner, agrotourism.

c. Objek wisata Danau Maninjau, Puncak Lawang, Embun Pagi, Rumah

Kelahiran Buya Hamka, core event (paralayang) dan supporting events

(seperti off road, pacu biduk dll).

3. Wilayah Timur

a. Kawasan Agropolitan Ampek Angkek, Canduang-Baso : sentra

pengembangan kegiatan pertanian (agrowisata)

b. Produk wisata minat khusus: agrowisata dan wisata perdesaan

c. Lahan pertanian padi, palawija, buah-buahan, perkebunan kakao.

2.1.8.9. Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang

digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian masyarakat

yang berada di wilayah perkotaan dan perdesaan, dengan mempertimbangkan

kelestarian lingkungan dan diupayakan tidak melakukan peralihan fungsi terhadap

lahan pertanian teknis. Sebagian besar kawasan terbangun berupa permukiman,

yang dapat dibedakan dalam dua kelompok yakni permukiman perkotaan, dan

permukiman perdesaan.

Permukiman perkotaan meliputi kawasan ibukota kecamatan dan kawasan

stategis berbatasan yang meliputi 17 nagari disekitar Kota Bukittinggi yaitu : Gadut,

Kapau, Biaro Gadang, Ampang Gadang, Balai Gurah, Pasie, Batu Taba, Sekitar

Bukit Batabuah, Kubang Putih, Taluak IV Suku, Padang Luar dan Sungai Tanang,

Guguak Tabek Sarojo, Koto Gadang, Sianok VI Suku, Koto Panjang. Sedangkan

pemukiman non perkotaan adalah seluruh kawasan non perkotaan yang ada di

masing-masing wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Agam. Dengan ketentuan

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-12

kawasan tersebut diluar dari kawasan lindung dan kawasan bencana serta

peruntukan perkebunan, pertanian dan budidaya lainnya yang telah ditetapkan

dalam rencana pola ruang.

2.1.8.10. Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Agam merupakan daerah rawan bencana, baik bencana alam

maupun bencana geologi. Sesuai dengan profil rawan bencana yang disusun pada

Tahun 2008, jenis-jenis bencana sebagai berikut:

1. Bahaya Sesar Aktif

Bahaya sesar aktif adalah bagian dari lempeng bumi yang mengalami

patahan atau tersesarkan dan masih bergerak hingga saat ini. Sesar aktif

ditunjukkan oleh bentuk kelurusan topografi dimana lokasi pusat gempa

terjadi disekitarnya. Pada wilayah Kabupaten Agam, sesar aktif memotong

6 kecamatan yaitu Kecamatan Palupuh, Palembayan, Matur, IV Koto,

Banuhampu dan Sungai Pua.

2. Bahaya Seismisitas Gempa

Bahaya seismisitas gempa merupakan bencana yang terjadi disebabkan

oleh terlepasnya energi tektonik kerak bumi. Di wilayah Kabupaten Agam

zonasi kerusakan akibat terpaan gelombang seismik gempa berdasarkan

analisis dapat diperlihatkan pada Gambar II.1. Dari gambar tersebut

kemungkinan zona kerusakan paling tinggi, warna merah, tersebar di

sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, kurang lebih daerah yang

menghubungkan antara Danau Singkarak, Kota Bukittinggi sampai sekitar

Bonjol di sebelah Barat Laut. Zona kerusakan lebih rendah diapit oleh dua

sesar/patahan yang diperlihatkan oleh warna merah muda.

Gambar II.1 Hasil Analisis Probabilitas Hazard 2 Persen (atas) dan 10 Persen

(bawah) Berdasarkan Gempa Periode Ulang 50 Tahunan (Petersen M.D. dkk, 2004).

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-13

3. Bahaya Tsunami

Daerah lepas pantai merupakan tempat dimana subduksi tektonik terjadi.

Distribusi pusat gempa dilepas pantai berpotensi menyebabkan terjadinya

tsunami. Wilayah yang potensial dihempas hantaman tsunami adalah

daerah sekitar Jorong Subang-Subang, Jorong Labuhan, Jorong Muaro

Putuih, Jorong Masang, Nagari Tiku Selatan dan sebagian Nagari Bawan

di Kecamatan Ampek Nagari.

4. Letusan Gunung Api

Kabupaten Agam berada pada dua gunung aktif yaitu Gunung Marapi dan

Gunung Tandikek. Sebaran produk letusan dari Gunung Marapi cenderung

menuju ke arah tenggara sedangkan letusan dari Gunung Tandikek

menuju ke arah selatan. Daerah-daerah yang perlu mendapat perhatian

dari letusan gunung api antara lain:

a. Letusan Gunung Marapi : aliran Batang Sarik, Limo Kampuang, Tabek,

Kapalo Koto, Lukok satu, Surau Baru, Padang laweh, Lubuk dan

Pulungan.

b. Letusan Gunung Tandikek: letusan ini tidak terlalu membahayakan

kecuali di sekitar daerah Toboh.

Gambar II.2 Sebaran hasil letusan G. Marapi dan G. Tandikat

(data PVMBG – DESD).

5. Bahaya Gerakan Tanah/Longsoran

Gerakan tanah/longsoran adalah proses pemindahan/pergerakan massa

tanah dan batuan karena pengaruh gaya gravitasi. Jenis gerakan tanah

yang umum dijumpai adalah jatuhan (falls), gelincir (slides), nendatan

(slumps), aliran (flows) dan rayapan (creeps). Gerakan tanah/longsoran

Gunung Marapi

Gunung Tandikat

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-14

terjadi akibat beberapa faktor seperti jenis dan sifat batuan/tanah, sudut

kemiringan lereng, curah hujan, tutupan vegetasi, ulah manusia atau akibat

pembangunan fisik dan keteknikan.

a. Jatuhan (Debris Falls)

Jatuhan merupakan gerakan bebas dari massa atau material tanah atau

batuan yang berasal dari lereng curam. Tipe jatuhan yang terdapat di

Kabupaten Agam diwakili oleh Batuan Tufa Kuarter seperti yang

terdapat di Ngarai Sianok. Batuan penyusunnya adalah pasir tufa yang

sangat mudah hancur dan lepas-lepas akibat rekahan-rekahan yang

terdapat didalamnya serta membentuk lereng sangat curam dan hampir

tegak. Jatuhan terjadi akibat meresapnya air hujan ke dalam batuan tufa

yang porus sehingga menambah berat massa batuan dan

memperlemah ikatan antar rekahan dan pori di dalam batuan tersebut.

Proses lain yang dapat mengakibatkan longsoran antara lain karena

kikisan atau erosi maupun pekerjaan galian di bagian dasar ngarai.

b. Gelinciran (Sliding)

Gelinciran adalah gerakan massa tanah atau batuan sepanjang lereng

perbukitan dan pegunungan yang terlepas dari ikatan tanah atau batuan

asalnya. Gelinciran berlangsung secara cepat dan tiba-tiba dengan

kecepatan tinggi. Pergerakan umumnya disebabkan oleh pertambahan

massa air yang bercampur dengan rombakan tanah atau batuan dan

mengakibatkan massa tanah atau batuan berkurang daya ikatnya dan

menjadi berat. Tanah atau batuan yang menyusun tipe gelinciran pada

umumnya terjadi dari massa pasiran atau bongkah-bongkah batuan

lepas dalam beberapa ukuran mulai dari ukuran kerikil sampai

bongkahan berukuran besar lebih dari 5 meter. Tipe gelinciran paling

banyak dijumpai pada dinding jalan dan lereng/lembah sungai dalam

berbagai ukuran seperti yang terdapat di sekitar Jorong Galapuang

Sungai Lintabung sebelah selatan Danau Maninjau.

c. Nendatan (Slumps)

Longsoran ini dikenali dengan adanya retakan di permukaan.

Pergerakan longsoran diperlihatkan dari bentuk permukaan berupa

lingkaran atau tapal kuda. Longsoran tipe ini terdapat di sekitar lereng

luar Gunung Singgalang yaitu di jalan antara Koto Tuo-Balingka (jalan

masuk ke stasiun transmisi Telkom) dan di jalan antara Matur-

Palembayan.

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-15

Tabel II-2

Bencana Gerakan Tanah/Longsor di Kabupaten Agam

No Keterangan Kecamatan Nagari

1 2 3 4

1. Jatuhan

(Debris Falls)

Tanjung Raya Tanjung- Sani

Sungai Batang

Maninjau

Palembayan Baringin

Ampek Koto Palembayan

Tigo Koto Silungkang

Lubuk Basung Lubuk Basung

Ampek Nagari Batu Kambiang

Matur Matua Hilia

IV Koto Balingka

Koto Gadang

Malalak Malalak Timur

Palupuh Koto Rantang

Pasia Laweh

Pagadih

2. Gelinciran (Sliding)

Palembayan Baringin

Ampek Koto Palembayan

Tigo Koto Silungkang

Lubuk Basung Lubuk Basung

Ampek Nagari Batu Kambing

Matur Matua Hilir

Palupuh Koto Rantang

Pasia Laweh

3. Nendatan (Slumps)

Matur Tigo Balai

Palembayan Baringin

Sungai Pua

IV Koto Balingka

Malalak Malalak Utara

Sumber : Rancangan RTRW Kabupaten Agam 2011-2030

6. Bahaya Banjir

Banjir terjadi apabila ekses atau kelebihan air tidak dapat ditampung pada

tempatnya sehingga melimpah keluar. Tempat penyimpanan air secara

alamiah adalah sungai, rawa, danau atau bendungan. Daerah banjir terjadi

sepanjang aliran sungai seperti Batang Tiku, Batang Pingai, Batang

Kalulutan, Batang Dareh, Batang Bawan, Batang Sitanang, bagian hilir dari

Batang Simpang Jernih dan Simpang Keruh serta Batang Layah. Banjir

pada sungai – sungai tersebut, pada umumnya terbatas pada morfologi

dataran banjir (flood plain). Selain dari lokasi-lokasi tersebut banjir juga

terjadi pada daerah rawa di sekitar dataran pantai, yang juga berhubungan

dengan aliran sungai di bagian hilir.

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-16

Wilayah yang berpotensi banjir adalah 1) Nagari Salareh Aia di Kecamatan

Palembayan; 2) Nagari Lubuk Basung di Kecamatan Lubuk Basung; 3)

Nagari Bawan, Batu Kambiang dan Sitalang di Kecamatan Ampek Nagari,

4) Nagari Tiku V Jorong di Kecamatan Tanjung Mutiara; 5) Nagari Balingka

di Kecamatan IV Koto dan 6) Nagari Pasia Laweh di Kecamatan Palupuah.

7. Abrasi

Abrasi merupakan salah satu bagian dari proses perubahan muka air laut

setempat yang dalam istilah ilmiah disebut Relative Sea Level Change

(RSLC). Abrasi atau erosi garis pantai mengubah garis pantai berpindah ke

arah daratan. Lawan dari abrasi adalah akresi atau sedimentasi yang

menyebabkan garis pantai maju ke arah laut. Proses yang terlibat dalam

perubahan garis pantai diakibatkan oleh banyak hal diantaranya kondisi

geologi dan morfologi pantai, kondisi ekologi, klimatologi dan oseanologi.

Dari semua faktor tersebut di atas pengaruh gelombang dan arus laut

merupakan faktor dominan. Gelombang berfungsi menghancurkan

sedimen yang menyusun garis pantai dan arus laut mengangkut hasil

rombakan searah dengan arah arus laut.

Wilayah yang berpotensi terkena abrasi adalah 1) Masang sepanjang 800

meter; 2) Ujung Masang sepanjang 1.100 meter; 3) Muaro Putuih

sepanjang 300 meter; 4) Ujung Labung sepanjang 500 meter; 5) Pasia

Paneh sepanjang 200 meter dan 6) Pelabuhan Tiku sepanjang 100 meter.

2.1.9. Demografi

2.1.9.1. Jumlah Penduduk

Peningkatan jumlah penduduk selama periode 5 tahun adalah sebesar

15.873 jiwa, yaitu dari 439.611 jiwa pada Tahun 2006 menjadi 455.484 jiwa pada

Tahun 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II-3

Jumlah Penduduk di Kabupaten Agam

No Tahun Jumlah Penduduk

1. 2006 439.611

2. 2007 443.857

3. 2008 445.387

4. 2009 451.264

5. 2010 455.484

Sumber : Badan Statistik Kabupaten Agam 2010

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-17

2.1.9.2. Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk masih rendah dengan rata-rata kepadatan 200

jiwa/Km2.. Beberapa kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Bukittinggi,

tingkat kepadatan penduduk relatif tinggi yaitu Kecamatan Banuhampu dan

Kecamatan Ampek Angkek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II-4

Kepadatan Penduduk di Kabupaten Agam Tahun 2010

Sumber : Badan Pusat Statistik 2010

Tingkat kepadatan penduduk dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu

kepadatan rendah, kepadatan sedang dan kepadatan tinggi. Hasil analisis

kepadatan penduduk di Kabupaten Agam dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II.5

Analisis Katagori Tingkat Kepadatan Penduduk

di Kabupaten Agam Tahun 2010

No Tingkat Kepadatan

Penduduk Range Kecamatan

1.

Kepadatan Rendah 0-447 jiwa/km2

Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, Ampek Nagari, Tanjung Raya, Matur, IV Koto, Canduang, Kamang Magek, Palembayan, Baso, Malalak.

2. Kepadatan Sedang 447-835 jiwa/km2 Sungai Pua, Tilatang Kamang.

3. Kepadatan Tinggi > 835 jiwa/km2 Banuhampu, Ampek Angkek

Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2010

No Kecamatan Luas (km

2)

Penduduk Kepadatan Penduduk

(km2)

1 2 3 4 5

1. Tanjung Mutiara 250,13 28.311 113

2. Lubuk Basung 252,31 68.198 270

3. Ampek Nagari 286,39 22.570 79

4. Tanjung Raya 236,67 33.307 141

5. Matur 91,11 16.944 186

6. IV Koto 80,47 23.036 286

7. Malalak 99,12 9.299 94

8. Banuhampu 27,24 36.059 1.324

9. Sungai Pua 40,41 23.042 570

10. Ampek Angkek 31,91 43.347 1.354

11. Canduang 55,52 21.886 394

12. Baso 76,38 33.016 432

13. Tilatang Kamang 61,10 34.027 557

14. Kamang Magek 76,67 19.972 260

15. Palembayan 351,39 29.426 84

16. Palupuah 220,99 13.044 59

Jumlah 455.484 204

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-18

2.1.9.3. Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk dilakukan guna memprediksi tingkat perkembangan

penduduk untuk 5 tahun kedepan, sehingga diharapkan dari hasil proyeksi tersebut

dapat diketahui kebutuhan-kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan,

termasuk kebutuhan lahan yang harus disediakan.

Hasil proyeksi yang dilakukan berdasarkan metode eksponensial, dapat

diketahui bahwa pada Tahun 2015, diperkirakan penduduk Kabupaten Agam

berjumlah 504.629 jiwa.

Tabel II.6 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten Agam

Tahun 2011 - 2015

No Tahun Proyeksi

Jumlah Penduduk (Jiwa)

1.

2.

3.

4.

5.

2011

2012

2013

2014

2015

469.873

478.331

486.941

495.706

504.629

Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2010

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha yang bertujuan untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat secara merata, memperluas lapangan

pekerjaan, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan

pergeseran kegiatan-kegiatan ekonomi. Analisa mengenai perkembangan

perekonomian suatu daerah sangat diperlukan untuk perencanaan pembangunan,

khususnya perencanaan pembangunan sektor ekonomi yang akan mewujudkan

kemandirian daerah. Pada sub bab ini akan diuraikan mengenai struktur ekonomi

Kabupaten Agam berupa analisa peranan sektor-sektor atau lapangan usaha dalam

membentuk Produk Domistik Regional Bruto (PDRB), PDRB perkapita dan laju

pertumbuhan ekonomi.

2.2.1.1. Struktur dan Perkembangan Perekonomian

Dari tahun ke tahun perekonomian Kabupaten Agam terus mengalami

perkembangan, walaupun Tahun 2009 dan Tahun 2010 perkembangannya sedikit

melemah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi setiap tahun

merupakan agregat dari pertumbuhan sektor-sektor lain. Untuk melihat kinerja

masing-masing sektor atau sub sektor ekonomi dapat dilihat perkembangan Produk

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-19

Domestik Regional Bruto (PDRB) sektoral. PDRB merupakan hasil penjumlahan dari

seluruh nilai tambah (Produk barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah

tertentu dalam waktu tertentu). Perkembangan yang terjadi di masing-masing sektor

ekonomi dapat lebih pesat atau lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan

PDRB secara total. Artinya pertumbuhan nilai tambah masing-masing sektor atau

sub sektor yang terjadi selama satu periode tertentu akan menunjang pertumbuhan

ekonomi suatu wilayah secara keseluruhan pada periode tersebut. Untuk lebih

jelasnya berikut diuraikan perkembangan PDRB Kabupaten Agam Tahun 2005- 2009

baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. PDRB atas dasar harga

berlaku adalah PDRB yang menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang

dihitung dengan menggunakan harga pada tahun bersangkutan ( harga yang terjadi

setiap tahunnya ). PDRB atas dasar harga konstan adalah PDRB yang menunjukkan

nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada tahun

tertentu sebagai tahun dasar. Penghitungan PDRB ini menggunakan Tahun 2000

sebagai tahun dasar.

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-20

Tabel II.7

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2005 – 2009

atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Agam (Dalam Jutaan Rupiah).

NO SEKTOR

2005 2006 2007 2008 2009

(Rp. ) % (Rp. ) % (Rp. ) % (Rp. ) % (Rp. ) %

1 Pertanian 813.823,80 35 884.512,79 35,83 962.825,65 36,66 1.040.225,40 37,25 1.096.917,80 37,44

2 Pertambangan dan

Penggalian 88.977,89 3,83 93.586,76 3,79 99.280,97 3,78 106.488,76 3,81 110.002,90 3,75

3 Industri Pengolahan 327.923,50 14,10 341.875,08 13,85 356.518,76 13,58 372.027,32 13,32 387.838,48 13,24

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 21.232,67 0,91 22.752,34 0,92 24.388,51 0,93 24.910,27 0,89 26.426,66 0,90

5 Bangunan 103.554,88 4,45 108.906,29 4,41 114.550,99 4,36 121.435,50 4,35 130,640,31 4,46

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran. 407.574,24 17,53 432.916,64 17,54 460.400,98 17,53 492.154,02 17,62 507.251,21 17,31

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 102.693,90 4,42 107.251,63 4,34 112,822,25 4,30 119.724,38 4,29 128.143,94 4,37

8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 82.437,83 3,55 86.427,67 3,50 90.581,59 3,45 96.028,49 3,44 100.294,40 3,42

9 Jasa-Jasa 376.942,98 16,21 390.532,61 15,82 404.696,88 15,41 419.893,13 15,03 442.355,98 15,10

PDRB 2.325.161,69 100 2.468.761,80 100 2.626.066,59 100 2.792.887,28 100 2.929.871,68 100

Sumber : PDRB Kabupaten Agam Tahun 2005 – 2009

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-21

Tabel II.8

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2005 – 2009 atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Agam (Dalam Jutaan Rupiah).

NO SEKTOR

2005 2006 2007 2008 2009

(Rp. ) % (Rp. ) % (Rp. ) % (Rp. ) % (Rp. ) %

1 Pertanian 1.230.982,18 36,44 1.533.420,74 39,07 962.825,65 40,78 2.129.236,29 40,90 2.412.971,90 41,38

2 Pertambangan dan Penggalian 148.991,21 4,41 93.586,76 4,29 99.280,97 4,13 214.102,03 4,11 239.413,71 4,11

3 Industri Pengolahan 432.553,56 12,81 341.875,08 11,95 356.518,76 11,40 592.565,11 11,38 617.749,13 10,59

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 36.115,97 1,07 22.752,34 1,06 24.388,51 1,02 47.884,94 0,92 52.514,57 0,90

5 Bangunan 167.339,59 4,95 108.906,29 4,93 114.550,99 5,09 271.381,14 5,21 307.731,83 5,28

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran. 538.188,59 15,93 432.916,64 15,36 460.400,98 15,05 796.698,69 15,30 874.203,11 14,99

7 Pengangkutan dan Komunikasi 171.948,27 5,09 107.251,63 5,09 112.822,25 5,18 270.620,85 5,20 302.877,04 5,19

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 136.872,63 4,05 86,427,67 4,01 90.581,59 4,02 202.900,41 3,90 225.500,34 3,87

9 Jasa-Jasa 514.965,22 15,24 390.532,61 14,25 404.696,88 13,32 680.546,85 13,07 798.021,41 13,69

PDRB 3.377.957,22 100 3.924.766,91 100 4.462.495,48 100 5.205.936,30 100 5.830.983,04 100

Sumber : PDRB Kabupaten Agam Tahun 2005 – 2009

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-22

Struktur perekonomian yang terjadi di suatu wilayah menunjukkan besar

kecilnya pengaruh sektor perekonomian tertentu terhadap pembentukan PDRB di

daerah tersebut. Sebagai daerah agraris struktur ekonomi masih didominasi sektor

pertanian dengan sub sektor terdiri dari tanaman pangan dan hortikultura, tanaman

perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya serta perikanan. Peran sektor pertanian

sejak Tahun 2005 hingga Tahun 2009 memperlihatkan trend meningkat. Tahun 2005

peranan sektor pertanian dalam pembentukan PDRB adalah sebesar 36,44 %,

meningkat menjadi 40,90 % Tahun 2008, dan pada Tahun 2009 menjadi 41,38 %

dari total PDRB menurut harga berlaku.

Jika dilihat menurut sub sektor pembentuknya, sub sektor tanaman pangan

dan hortikultura memberikan sumbangan yang terbesar. Pada Tahun 2008 sub

sektor tanaman pangan dan hortikultura memberi kontribusi sebesar 23 % terhadap

PDRB, menjadi 23,63 % pada Tahun 2009. Sektor tanaman perkebunan juga

memberikan peranan yang cukup besar terhadap pembentukan PDRB, namun

berfluktuatif. Tahun 2005 peranan perkebunan sebesar 10,71 %. meningkat hingga

Tahun 2007 menjadi 11,85, pada tahun 2008 peranannya turun menjadi 11,75 % dan

kembali turun pada Tahun 2009 menjadi 11,60 %. Sub sektor lainnya yang tergabung

dalam sektor pertanian adalah sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya. Tahun 2008

sumbangan sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya terhadap total PDRB adalah

3,17 %, sedangkan pada Tahun 2009 peranannya cenderung sama yaitu 3,18 %.

Sub sektor kehutanan memberikan sumbangan terkecil. Tahun 2008 sub sektor

kehutanan hanya memberi kontribusi 0,77 %, Tahun 2009 turun menjadi 0,72 %. Sub

sektor perikanan Tahun 2005 kontribusinya sebesar 1,82 %, terus meningkat menjadi

1,92 % di Tahun 2006, 2,16 % di Tahun 2007, 2,22 % di Tahun 2008 dan 2,25 % di

Tahun 2009.

Dengan struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian, Kabupaten

Agam mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Berbagai jenis

produk hasil pertanian dan perikanan sebagai bahan baku menjadi pendorong

berkembangnya industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah produk dan

menyerap tenaga kerja. Disamping itu meningkatkan produktifitas sektor pertanian

juga masih sangat penting untuk menjadi perhatian, karena produktifitas pertanian di

Kabupaten Agam masih relatif rendah. Masih banyak lahan-lahan tidur yang tidak

dimanfaatkan. Perlu juga dibentuk regulasi yang jelas untuk menekan alih fungsi

lahan pertanian.

Sektor kedua yang memberikan peranan terbesar dalam membentuk PDRB

adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Namun peranannya dari Tahun

2005 sampai Tahun 2007 menurun yaitu sebesar 15,93 % Tahun 2005, 15,36 %

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-23

Tahun 2006 dan 15,05 % Tahun 2007. Tahun 2008 meningkat menjadi 15,30 % dan

Tahun 2009 kembali menurun menjadi 14,99 %. Jika dilihat menurut sub sektor

penyusunnya, sub sektor perdagangan besar dan eceran merupakan sub sektor

yang mempunyai peranan terbesar dan dominan dalam pembentukan nilai tambah

sektor perdagangan, hotel dan restoran. Tahun 2005 peranannya sebesar 15,14 %,

pada Tahun 2006 turun menjadi 14,56 %, Tahun 2007 kembali turun menjadi

14,21.%, Tahun 2008 naik menjadi 14,59 % dan kembali turun pada Tahun 2009

menjadi 14,22 %. Sedangkan pada sub sektor hotel dari Tahun 2005 sampai dengan

Tahun 2007 terus meningkat yaitu 0,42 % Tahun 2005, 0,44 % Tahun 2006 dan

0,49.% Tahun 2007. Tahun 2008 sebesar 0,46 dan tahun 2009 kembali menurun

yaitu sebesar 0,44 %.Sub sektor lainnya yang tergabung dalam sektor perdagangan,

hotel dan restoran adalah sub sektor restoran. Sub sektor ini dari Tahun 2005 sampai

dengan Tahun 2009 terus mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,38 % Tahun 2005

menjadi 0,33 % Tahun 2009.

Sektor ketiga yang memberikan kontribusi terbesar dalam membentuk

PDRB adalah sektor jasa-jasa, namun kontribusinya dari taHun 2005 sampai dengan

Tahun 2008 terus menurun dan pada Tahun 2009 meningkat kembali, sama halnya

dengan kontribusi sub sektornya. Besarnya kontribusi sektor jasa-jasa pada Tahun

2005 yaitu 15,24 %, Tahun 2006 14,25 %, 13,07 dan pada Tahun 2009 13,69 %.

Peningkatan kontribusi ini didorong oleh meningkatnya kontribusi sub sektor

pelayanan umum dan pertanahan yaitu 11,19 % di Tahun 2008 dan 11,79 di Tahun

2009. Sub sektor jata memberikan kontribusi 1,89 % di Tahun 2008 meningkat

menjadi 1,90 % di Tahun 2009.

Industri pengolahan merupakan sektor keempat yang peranannya cukup

besar dalam pembentukan nilai tambah PDRB. Tahun 2005 kontibusinya 12,81 %,

Tahun 2006 sebesar 11,95 %, Tahun 2007 sebesar 11,40 %, Tahun 2008 sebesar

11,38 % dan Tahun 2009 10,59 %. Sektor ini didominasi sub sektor industri non

migas.

Sektor lainnya yang turut andil dalam pembentukan PDRB adalah sektor

bangunan. Peranannya dalam PDRB sedikit mengalami peningkatan yaitu 5,21 %

pada Tahun 2008 dan meningkat menjadi 5,28 pada Tahun 2009. Sektor

pengangkutan dan komunikasi memberikan peranan cenderung konstan. Pada

Tahun 2008 peranan sektor pengangkutan dan komunikasi adalah 5,20 % kemudian

pada Tahun 2009 peranannya sedikit menurun menjadi 5,19%. Sektor pertambangan

dan penggalian memiliki kontribusi sebesar 4,41 % pada Tahun 2005, 4,29 % Tahun

2006, 4,13 % Tahun 2007, 4,11 % padan Tahun 2008 dan 2009. Sektor keuangan ,

persewaan dan jasa perusahaan memberikan kontribusi berturut-turut dari Tahun

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-24

2005 yaitu 4,05 %, 4,01 %, 4,02 %, 3,90 % dan 3,87 %, cenderung konstan. Dan

sektor yang terkecil memberikan kontribusi dalam membentuk PDRB Kabupaten

Agam adalah sektor listrik, gas dan air bersih yaitu 1,07 % Tahun 2005, 1,06 %

Tahun 2006, 1,02 % pada Tahun 2007, 0,92 % Tahun 2008 dan 0,90 % Tahun 2009,

juga cenderung konstan.

2.2.1.2. PDRB Perkapita dan Pengeluaran Perkapita

PDRB perkapita merupakan hasil bagi antara nilai nominal PDRB dengan

jumlah penduduk pertengahan tahun pada masing-masing tahun yang sama. Secara

umum PDRB perkapita selalu mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh lebih

tingginya peningkatan PDRB dibandingkan dengan peningkatan jumlah penduduk.

Tabel berikut memperlihatkan PDRB perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita

Kabupaten Agam Tahun 2005-2009 berdasarkan harga berlaku.

Tabel II.9

PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita

Kabupaten Agam Tahun 2005 – 2009 Berdasarkan Harga Berlaku.

Tahun PDRB Perkapita (ribuan rupiah)

Perubahan ( % )

Pendapatan regional Perkapita

(ribuan rupiah)

Perubahan ( % )

1 2 3 4 5

2005 7.948,47 19,19 7.738,03 19,30

2006 9.196,51 15,70 8.942,05 15,56

2007 10.417,99 13,28 10.132,94 13,31

2008 12.111,84 16,25 11.790,46 16,35

2009 13.566,04 9,25 13.190,67 11,86

Sumber ; PDRB Kabupaten Agam Tahun 2005-2009

Untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk diperlukan

indikator lain yaitu Pendapatan Regional Perkapita dan Pengeluaran Perkapita.

Pendapatan Regional Perkapita diperoleh setelah PDRB dikurangi penyusutan pajak

tak langsung netto serta transfer netto kemudian dibagi jumlah penduduk

pertengahan tahun.

Dari Tabel II.10 diatas terlihat bahwa PDRB perkapita Tahun 2009

mencapai 13,56 juta rupiah. Nilai ini meningkat sebesar 1,45 juta rupiah dari tahun

sebelumnya yaitu sebesar 12,11 juta rupiah. Pendapatan Regional Perkapita Tahun

2009 sebesar 13,19 juta rupiah meningkat dari Tahun 2008 yang nilainya hanya

11,79 juta rupiah.

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-25

2.2.1.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Kabupaten Agam Selama kurun waktu 2005 sampai 2008

terus membaik. Hal ini ditunjukkan oleh angka pertumbuhan ekonomi yaitu 6,13 %

pada Tahun 2005, 6,18 % Tahun 2006, 6,33 % Tahun 2007 dan 6,38% pada Tahun

2008. Dari Tahun 2006 ke Tahun 2007 merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi

yang tertinggi. Pertumbuhan ekonomi pada kurun waktu tersebut diatas rata-rata

pertumbuhan ekonomi Nasional. Tetapi pada akhir Tahun 2009 pertumbuhan

ekonomi mengalami perlambatan yang sangat signifikan, dimana angka

pertumbuhan ekonomi hanya mencapai angka 4,9 %. Kondisi ini berkaitan langsung

dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat yang juga mengalami perlambatan

mencapai angka 4,16 % yang disebabkan karena adanya kiris global yang

mempengaruhi volume permintaan dan akibat gempa bumi tanggal 30 September

2009. Pada Tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi mencapai angka 5,66 % .

2.2.1.4. Persentase Penduduk Dibawah Garis Kemiskinan

Tabel II.10 Jumlah Rumah Tangga Miskin Tahun 2005 dan Rumah Tangga

Sasaran Tahun 2008

NO. Kecamatan Jumlah RTM 2005 RTS 2008

Jumlah % Jumlah %

1. Tanjung Mutiara 4.900 1.579 32.22 1,029 21

2. Lubuk Basung 14.021 2.358 16.82 1,608 11.47

3. Ampek Nagari 4.815 1.081 22.45 920 19.11

4. Tanjuang Raya 7.229 2.507 34.68 2,126 29.41

5. Matur 4.259 1.309 30.73 1,167 27.40

6. IV Koto 5.545 992 17.89 861 15.53

7. Malalak 2.149 558 25.87 346 16.10

8. Banuhampu 7.689 1.008 13.11 908 11.81

9. Sungai Pua 5.310 946 17.82 665 12.52

10. Ampek Angkek 8.927 1.142 12.79 934 10.46

11. Canduang 5.242 1.552 29.61 1,305 24.90

12. Baso 7.518 2.045 27.20 1,621 21.56

13. Tilatang Kamang 7.520 1.808 24.04 1,185 15.76

14. Kamang Magek 4.773 1.151 24.11 907 19.00

15. Palembayan 7.185 2.092 29.12 1,810 25.19

16. Palupuah 3.483 1.425 40.91 1,294 37.15

Jumlah 100.565 23.551 23.42 18,686 18.58

Sumber: Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kab. Agam 2009

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-26

Tabel II.10 menunjukkan bahwa dengan telah dilaksanakannya berbagai

koordinasi perumusan kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan upaya-upaya

penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan oleh Tim Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) selama 4 tahun, maka sampai dengan Tahun

2008, telah terjadi penurunan angka kemiskinan menjadi 18.666 KK, namun pada

Tahun 2009 meningkat menjadi 19.620 KK atau 5,11% dibanding Tahun 2008, yang

disebabkan oleh terjadinya bencana gempa yang menghancurkan infrastruktur

ekonomi dan sosial masyarakat.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan masyarakat dilakukan terhadap

beberapa indikator yang meliputi : Angka Melek Huruf, Angka Rata-Rata Lama

Sekolah, Angka Partisipasi Kasar, Angka Pendidikan yang Ditamatkan, Angka

Partisipasi Murni, Angka Kelangsungan Hidup Bayi, Angka Usia Harapan Hidup,

persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk yang bekerja. Berikut

ini disajikan hasil analisis dari beberapa indikator kinerja pada fokus kesejahteraan

sosial, sebagai berikut:

2.2.2.1.Pendidikan

1. Angka Melek Huruf

Berdasarkan Profil Pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010, angka melek

huruf selama 5 tahun terakhir cenderung menunjukkan peningkatan setiap

tahunnya. Pada Tahun 2006 Angka Melek Huruf sebesar 97,78% meningkat

menjadi 97,79% pada Tahun 2007 dan meningkat lagi menjadi 97,82% pada

Tahun 2008, Tahun 2009 meningkat menjadi 98,84% dan Tahun 2010 menjadi

99,53%. Walaupun cakupannya cenderung meningkat, namun peningkatannya

relatif sangat kecil sehingga masih belum mencapai target yang ditetapkan yaitu

sebesar 99,98%. Pada Tahun 2010 masih terdapat sebanyak 1.417 orang

masyarakat yang berusia di atas 15 tahun yang belum dapat membaca dan

menulis yang tersebar pada 13. Untuk lebih mengetahui Angka Melek Huruf

masing-masing Kecamatan dapat dilihat pada tabel II.11 di bawah ini :

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-27

Tabel II.11 Angka Melek Huruf Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Agam Tahun 2010

No. Kecamatan Penduduk usia diatas

15 tahun yang bisa baca dan tulis

Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas

Angka melek huruf

1 Tanjung Mutiara 18,349 18,770 97.76

2 Lubuk Basung 44,791 45,113 99.29

3 Ampek Nagari 14,576 14,763 98.73

4 Tanjung Raya 22,058 22,082 99.89

5 Matur 11,200 11,233 99.71

6 IV Koto 15,154 15,173 99.87

7 Malalak 6,072 6,165 98.49

8 Banuhampu 23,805 23,805 100.00

9 Sungai Pua 15,156 15,177 99.86

10 Ampek Angkek 28,638 28,638 100.00

11 Candung 14,485 14,510 99.83

12 Baso 21,671 21,689 99.92

13 Tilatang Kamang 22,458 22,458 100.00

14 Kamang Magek 13,214 13,241 99.80

15 Palembayan 19,416 19,508 99.53

16 Palupuh 8,413 8,548 98.42

Kabupaten Agam 299,456 300,873 99.53

Sumber : Profil Dinas Pendidikan Tahun 2009/2010

Dari Tabel II.11 di atas, terlihat bahwa ada 3 Kecamatan yang angka melek

hurufnya sudah mencapai 100% yaitu Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Ampek

Angkek dan Kecamatan Tilatang Kamang. Berdasarkan angka absolut, maka ada

beberapa kecamatan yang jumlah penduduk usia di atas 15 tahun yang tidak bisa

membaca dan menulisnya masih tinggi, yaitu: Kecamatan Tanjung Mutiara,

Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Malalak dan

Kecamatan Palupuh, untuk lebih jelasnya perkembangan Angka Melek Huruf dari

Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.12

Perkembangan Angka Melek Huruf di Kabupaten Agam

Sumber : Profil Dinas Pendidikan Tahun 2009/2010

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun yang bisa membaca dan menulis

287,114 288,084 289,164 292,890 294,499

2 Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas

293,624 294,594 295,608 299,356 300,873

3 Angka Melek Huruf 97.78 97.79 97.82 97.84 99,53

Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-28

2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Pada awal Tahun 2006 Angka Rata-Rata Lama Sekolah adalah 8,2 tahun dan

angka ini stagnan hingga Tahun 2008. Dan pada Tahun 2009 Angka Rata-Rata

Lama Sekolah meningkat menjadi 8,3 tahun dan pada Tahun 2010 meningkat

lagi menjadi 8,5 tahun. Angka ini masih dibawah target Angka Rata-Rata Lama

Sekolah 9 tahun. Dari 16 kecamatan yang ada, belum satupun kecamatan yang

sudah mencapai Angka Rata-Rata-Rata Lama Sekolah 9 Tahun. Beberapa

kecamatan yang perlu mendapat perhatian khusus adalah Kecamatan Lubuk

Basung, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Malalak, Kecamatan

Palembayan dan Kecamatan Palupuah. Untuk target Tahun 2015 Rata-Rata

Lama Sekolah diharapkan sudah mencapai 12 tahun.

3. Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Kasar selama 5 tahun terakhir ini menunjukkan kecenderungan

peningkatan setiap tahunnya. Pada Tahun 2006 Angka Partisipasi Kasar untuk

tingkat pendidikan SD/MI sebesar 99,93% meningkat menjadi 100.10% pada

Tahun 2007 dan pada Tahun 2008 meningkat menjadi 103.31% dan meningkat

lagi menjadi 105.95% pada Tahun 2009 serta pada Tahun 2010 mencapai

103.87%. Dari 16 kecamatan yang ada, sebanyak 5 (lima) kecamatan dengan

Angka Partisipasi Kasar berada dibawah angka Kabupaten Agam yaitu sebanyak

6 (enam) Kecamatan, yaitu : Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Ampek

Nagari, Kecamatan Malalak, Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Ampek Angkek

dan Kecamatan Kamang Magek.

Demikian juga halnya dengan Angka Partisipasi Kasar untuk tingkat pendidikan

SMP/MTs yang terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2006 Angka

Partisipasi Kasar untuk tingkat pendidikan SMP/MTs sebesar 91,96% meningkat

menjadi 92,36% pada Tahun 2007 dan pada Tahun 2008 meningkat menjadi

92,93% dan meningkat lagi menjadi 96,36% pada Tahun 2009 serta pada Tahun

2010 mencapai 95,00%. Dari 16 kecamatan yang ada, Angka Partisipasi Kasar

Tingkat Pendidikan SMP/MTs berada dibawah angka kabupaten yaitu sebanyak

6 (enam) kecamatan, terdiri dari : Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan

Ampek Nagari, Kecamatan Malalak, Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Ampek

Angkek dan Kecamatan Kamang Magek.

Angka Partisipasi Kasar untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA selama 5 tahun

terakhir menunjukkan kenaikan. Kalau pada Tahun 2006 APK untuk jenjang

SMA/SMK/MA adalah sebesar 66,93% dan meningkat menjadi 67,96% pada

Tahun 2007, pada Tahun 2008 sebesar 79,78% dan pada Tahun 2009 menjadi

Page 29: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-29

80,57% sedangkan pada Tahun 2010 menjadi 83,07%. Terdapat 5 (lima)

kecamatan yang Angka Partisipasi Kasarnya berada di atas angka Kabupaten

Agam yaitu : Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan

Sungai Pua, Kecamatan Canduang, dan Kecamatan Kamang Magek.

Tabel II.13 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK)

Di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010

No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

1 SD/MI

1.1. Jumlah murid usia 7-12 thn 57,439 58,169 60,505 62,282 62,932

1.2. Jumlah penduduk kelompok

usia 7-12 tahun 57,479 58,111 58,566 59,420 60,767

1.3. APK SD/MI 99.93 100.10 103.31 105.95 103.87

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah murid usia 13-15 thn 20,927 21,622 23,015 24,280 25,132

2.2. Jumlah penduduk kelompok

usia 13-15 tahun 22,756 23,411 24,765 26,232 27,052

2.3. APK SMP/MTs 91.96 92.36 92.93 96.37 95.00

3 SMA/SMK/MAN/MAS

3.1. Jumlah murid usia 16-18 thn 10,939 11,788 13,998 14,773 15,535

3.2. Jumlah penduduk kelompok

usia 16 - 18 tahun 16,345 17,345 17,545 18,558 18,979

3.3. APS SMA/SMK 66.93 67.96 79.78 80.57 83.07

Sumber : Profil Dinas Pendidikan Tahun 2009/2010

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa APK untuk tingkat SD/MI

relatif lebih tinggi dibandingkan dengan APK tingkat SMP/MTs dan APK tingkat

SMA/SMK/MA. Kondisi ini mengindikasikan bahwa kinerja untuk tingkat SD lebih

baik dibandingkan dengan SMP dan SMA.

4. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan

Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT) adalah angka yang menunjukkan

seseorang yang telah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir

suatu jenjang sekolah baik di sekolah negeri maupun swasta dengan

mendapatkan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah. APT di Kabupaten Agam

selama 5 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan peningkatan setiap

tahunnya. APT untuk tingkat SD pada Tahun 2006 adalah sebesar 31,98%

meningkat menjadi 38.08% pada Tahun 2010. Sedangkan APT untuk tingkat

SMP pada Tahun 2006 sebesar 20.77% meningkat menjadi 25,81% pada Tahun

2010. Selanjutnya APT untuk tingkat SMA pada Tahun 2006 sebesar 13.80%

Page 30: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-30

meningkat menjadi 16.54% pada Tahun 2010. APT untuk Perguruan Tinggi dari

3,65% pada Tahun 2006 menjadi 5,59% pada Tahun 2010. Selengkapnya dapat

dilihat pada tabel berikut :

Grafik II-2

Perkembangan Angka Pendidikan Yang Ditamatkan (APT)

Di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010 (%)

Sumber : Profil Pendidikan Kabupaten Agam 2009/2010

Berdasarkan Grafik II-2 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

masyarakat baru dapat menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SD. Kondisi ini

menunjukkan bahwa apabila dikaitkan dengan aspek ketenagakerjaan, maka

tenaga kerja yang tersedia sebagian besar adalah tamat Sekolah Dasar atau

sederajat.

5. Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni atau yang disingkat dengan APM adalah perbandingan

penduduk usia 7 hingga 18 tahun yang terdaftar pada tingkat pendidikan

SD/SLTP/SLTA kemudian dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18

tahun. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat

pendidikan tertentu. APM selama 5 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan

peningkatan setiap tahunnya. Pada Tahun 2006 APM untuk tingkat pendidikan

SD/MI sebesar 90,11% meningkat menjadi 91.54% pada Tahun 2010. Dari data

tersebut terlihat bahwa kenaikan APM setiap tahunnya relatif lamban, sehingga

belum memenuhi target APM tingkat SD/MI sebesar 100%.

Demikian juga halnya dengan APM untuk tingkat pendidikan SMP/MTs yang

terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2006 APM tingkat SMP/MTs sebesar

Page 31: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-31

73,88% meningkat menjadi 76,14% pada Tahun 2010. Pergerakan peningkatan

APM untuk tingkat SMP/MTs juga termasuk lamban, sehingga belum mampu

memenuhi target yang ditetapkan sebesar 85%.

Kondisi yang sama juga terjadi pada APM tingkat pendidikan SMA/SMK/MA.

Dalam 5 tahun terakhir terjadi peningkatan APM, tetapi masih sangat rendah.

Tahun 2006 APM untuk jenjang SMA/SMK/MA ini adalah sebesar 61,67%

meningkat menjadi 64,24% pada Tahun 2010. Angka ini masih jauh dari target

yang ditetapkan yaitu sebesar 75%. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel

berikut:

Tabel II.14

Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) per Kecamatan

Di Kabupaten Agam Tahun 2010

No Kecamatan

SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA

jumlah

murid

usia 7-12

thn

jumlah

penduduk

usia 7-12

th

APM (%)

jumlah

murid usia

13-15 thn

jumlah

penduduk

usia 13-15

th

APM

(%)

jumlah

murid

usia 16-

18 thn

jumlah

penduduk

usia 16-18

th

APM

(%)

1 Tanjung Mutiara 4,128 5,252 80.24 1,012 2,067 65.51 576 1,145 52.14

2 Lubuk Basung 8,962 9,477 80.33 2,577 4,459 68.83 1.601 4,345 61.17

3 Ampek Nagari 3,584 4,614 81.45 1,029 1,787 1.15 339 601 50.17

4 Tanjung Raya 3946 4,810 4.05 865 2,133 76.22 465 2,579 57.85

5 Matur 1,893 1,953 93.98 485 890 75.98 317 581 62.15

6 IV Koto 2,647 2,845 2.24 516 1,307 7.62 419 702 62.83

7 Malalak 963 1,374 89.88 237 533 63.55 339 351 46.06

8 Banuhampu 3,743 4,385 102.99 663 2,089 85.95 374 1,035 79.45

9 Sungai Pua 2,5840 2,881 105.40 954 1,269 83.40 238 621 77.59

10 Ampek Angkek 4,145 4,939 103.33 800 2,693 86.25 477 1,733 79.00

11 Candung 2,056 2,472 97.23 704 1,929 75.45 265 988 64.49

12 Baso 3,537 3,970 97.78 804 1,322 76.64 471 939 62.53

13 Tilatang Kamang 3,035 3,253 107.20 910 1,416 85.20 574 1,523 78.78

14 Kamang Magek 1,970 2,490 102.75 431 1,205 2.43 188 559 77.51

15 Palembayan 3,925 4,281 78.19 878 1,406 69.31 151 736 50.42

16 Palupuh 1,653 1,769 4.05 452 548 73.51 205 540 51.52

Kabupaten 54,393 59,420 91.54 19,988 26,252 76.14 11,922 18,558 64.24

Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010

Tabel di atas menunjukkan bahwa APM untuk tingkat SD/MI hanya 5 (lima)

Kecamatan yang berhasil memenuhi dan melampaui target yaitu : Kecamatan

Tilatang Kamang (107,20%), Kecamatan Sungai Pua (105,40%), Kecamatan

Ampek Angkek (103,33%), Kecamatan Banuhampu (102,99%) dan Kecamatan

Kamang Magek (102,75%). Sebanyak 10 Kecamatan yang capaiannya berkisar

antara 80% - 97% dan 1 Kecamatan yang capaiannya dibawah 80% yaitu

Kecamatan Palembayan yang hanya mencapai 78,19%.

Sedangkan untuk APM tingkat pendidikan SMP/MTs ada 3 Kecamatan yang

mencapai target yaitu Kecamatan Ampek Angkek (86,25%), Kecamatan

Page 32: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-32

Banuhampu (85,95%) dan Kecamatan Tilatang Kamang (85,20%) dan 13

kecamatan lain capaiannya berkisar antara 65,51% - 82,43%. Kecamatan yang

terendah tersebut adalah Kecamatan Ampek Nagari sebesar 65,51%.

Perkembangan Angka Partisipasi Murni seluruh jenjang pendidikan pada

Tahun 2010 tertinggi untuk tingkat SD/MI 91.54, SMP/MTs 76.14 dan

SMA/SMK/MA 64.24. Gambaran Perkembangan APM dapat dilihat pada tabel

II.15 dibawah ini.

Tabel II.15 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)

Di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010

No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

1 SD/MI

1.1.

jumlah siswa kelompok usia 7-12

tahun yang bersekolah di jenjang

SD/MI

51,794

52,550

53,143

62,282

62,932

1.2. jumlah penduduk kelompok usia

7-12 tahun 57,479 58,111 58,566 59,420 60,767

1.3. APM SD/MI 90.11 90.43 90.74 91.54 91.54

2 SMP/MTs

2.1.

jumlah siswa kelompok usia 13-

15 tahun yang bersekolah di

jenjang SMP/MTs

16,812

17,336

18,405

24,280

25,132

2.2. jumlah penduduk kelompok usia

13-15 tahun 22,756 23,411 24,765 26,252 27,052

2.3. APM SMP/MTs 73.88 74.05 74.32 75.72 76.14

3 SMA/MA/SMK

3.1.

jumlah siswa kelompok usia 16-

18 tahun yang bersekolah di

jenjang pendidikan

SMA/MA/SMK

10,080

10,775

11,031

14,773

15,535

3.2. jumlah penduduk kelompok usia

16 - 18 tahun 16,345 17,345 17,545 18,558 18,979

3.3. APM SMA/MA/SMK 61.67 62.12 62.87 63.65 64.24

Sumber : Profil pendidikan Tahun 2009/2010

2.2.2.2. Kesehatan

1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)

Angka Kelangsungan Hidup Bayi diartikan sebagai probabilitas bayi untuk hidup

sampai berusia 1 tahun. Berdasarkan laporan tentang kematian bayi selama

Tahun 2010, maka diperoleh Angka Kematian Bayi adalah sebesar 16 per 1.000

kelahiran hidup. Dari Angka Kematian Bayi tersebut maka dapat diketahui Angka

Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Kabupaten Agam adalah sebesar 984. Dari 16

kecamatan yang ada, ada beberapa kecamatan dengan AKHBnya diatas AKHB

Kabupaten, yaitu : Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Matur, Kecamatan IV

Koto, Kecamatan Malalak, Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Canduang,

Page 33: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-33

Kecamatan Tilatang Kamang dan Kecamatan Palembayan. Oleh karena itu ada

beberapa kecamatan yang perlu diwaspadai yaitu : Kecamatan Tanjung Mutiara,

Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Sungai Pua,

Kecamatan Ampek Angkek, Kecamatan Baso, Kecamatan Kamang Magek dan

Kecamatan Palupuah. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat tabel berikut ini:

Tabel II.16

Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Di Kabupaten Agam Tahun 2010

No Kecamatan

Jumlah kematian bayi usia dibawah

1 tahun pada Tahun 2009

Jumlah kelahiran hidup

pada Tahun 2009

AKB AKHB

1 Tanjung Mutiara 12 513 23 977

2 Lubuk Basung 25 1,176 21 979

3 Ampek Nagari 8 443 18 982

4 Tanjung Raya 6 553 11 989

5 Matur 4 281 14 986

6 IV Koto 2 417 5 995

7 Malalak 2 136 15 985

8 Banuhampu 1 522 2 998

9 Sungai Pua 6 328 18 982

10 Ampk Angkek 13 672 19 981

11 Candung 3 373 8 992

12 Baso 12 625 19 981

13 Tilatang Kamang 5 522 10 990

14 Kamang Magek 8 287 28 972

15 Palembayan 9 612 15 985

16 Palupuh 5 259 19 981

Jumlah 121 7.719 16 984

Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010

2. Angka Usia Harapan Hidup

Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan setiap 10 tahun yang dimulai

pada Tahun 1970, maka usia harapan hidup masyarakat cenderung meningkat.

Kalau Sensus Tahun 1970 angka harapan hidup masyarakat adalah 47,7 tahun,

maka Sensus Tahun 1980 meningkat menjadi 52,2 tahun dan Sensus Tahun 1990

meningkat menjadi 59,8 tahun, selanjutnya Sensus Tahun 2000 Angka Harapan

Hidup meningkat lagi menjadi 65,5 tahun dan pada Tahun 2010 ini diperkirakan

Usia Harapan Hidup sudah mencapai 68,7 tahun.

Page 34: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-34

3. Persentase Balita Gizi Kurang Termasuk Gizi Buruk

Berdasarkan data dan laporan Dinas Kesehatan, jumlah balita gizi kurang tercatat

sebanyak 13,65% dari total 47.904 jumlah balita. Berdasarkan pengelompokan

kecamatan dengan prevalensi gizi kurang yang dikeluarkan oleh Badan

Kesehatan Sedunia (WHO), maka Kabupaten Agam termasuk dalam kelompok

sedang, karena berada pada interval 10-19%. Ada beberapa kecamatan dengan

penderita Gizi Kurang diatas angka kabupaten, yaitu : Kecamatan Lubuk Basung,

Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Matur,

Kecamatan Sungai Pua, Kecamatan Palembayan dan Kecamatan Palupuah.

Untuk lebih mengetahui jumlah penderita gizi kurang pada masing-masing

Kecamatan, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel II.17 Balita Gizi Buruk Menurut Kecamatan

di Kabupaten Agam Tahun 2010

No Kecamatan Jumlah balita Jumlah balita gizi kurang

Persentase balita gizi

buruk

1 Tanjung Mutiara 2,845 428 15.05

2 Lubuk Basung 6,683 1,524 22.80

3 Ampek Nagari 2,432 521 21.43

4 Tanjung Raya 3,292 395 12.00

5 Matur 1,998 318 15.91

6 IV Koto 2,502 216 8.63

7 Malalak 1,144 112 9.78

8 Banuhampu 3,572 336 9.40

9 Sungai Pua 2,477 361 14.56

10 Ampk Angkek 4,035 164 4.07

11 Candung 2,493 229 9.17

12 Baso 3,561 492 13.83

13 Tilatang Kamang 3,519 252 7.17

14 Kamang Magek 2,216 280 12.64

15 Palembayan 3,631 641 17.64

16 Palupuh 1,504 271 17.99

Jumlah 47,904 6,539 13.65

Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Pembangunan Bidang Seni Budaya Dan Olahraga selama 5 tahun (2006-

2010) telah memperlihatkan hasil yang cukup menggembirakan. Hal ini ditandai

dengan semakin banyaknya muncul group kesenian dan klub olahraga baik di

tingkat Kabupaten maupun di tingkat Kecamatan dan Nagari. Perkembangan

Page 35: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-35

kegiatan seni budaya dan olahraga selama 5 tahun tersebut dapat dilihat dari

capaian indikator kinerja seperti : jumlah grup kesenian dan jumlah klub olahraga

sebagaimana disajikan pada tabel berikut :

Tabel II.18

Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga

Kabupaten Agam Tahun 2006 – 2009

No Capaian Pembangunan 2006 2007 2008 2009

1 Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk.

121 192 234 234

2 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk. 78 87 90 95

Sumber: Dinas Budaya Pariwisata dan Dinas Pemuda dan Olah Raga Tahun 2011

Sebaran perkembangan kegiatan seni, budaya dan olah raga adalah pada

seluruh kecamatan. Grup seni budaya per 10.000 penduduk berjumlah 159 grup dan

olah raga per 10.000 penduduk berjumlah 95 grup. Kecamatan Tanjung Raya,

Kecamatan Candung, Lubuk Basung, Palembayan dan Ampek Angkek memiliki

jumlah grup kesenian yang terbanyak dibandingkan kecamatan lainnya.

Klub olah raga terbanyak pada Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung

dan Ampek Angkek. Untuk lebih jelasnya digambarkan pada tabel dibawah :

Tabel II.19 Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga di Kabupaten Agam

Menurut Kecamatan Tahun 2009

No Kecamatan

Jumlah grup

kesenian per 10.000

penduduk

Jumlah klub

olahraga per

10.000 penduduk

1 Tanjung Mutiara 7 17

2 Lubuk Basung 20 14

3 Ampek Nagari 6 2

4 Tanjung Raya 47 4

5 Matur 5 4

6 IV Koto 3 6

7 Malalak 1 2

8 Banuhampu 2 5

9 Sungai Pua 4 4

10 Ampk Angkek 11 9

11 Candung 19 2

12 Baso 1 9

13 Tilatang Kamang 7 7

14 Kamang Magek 2 3

15 Palembayan 16 3

16 Palupuh 1 4

Jumlah 159 95

Sumber: Dinas Budaya Pariwisata dan Dinas Pemuda dan Olah Raga Tahun 2011

Page 36: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-36

2.3 Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa

pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Untuk menganalisis aspek

pelayanan umum dituangkan dalam bentuk tabel capaian indikator setiap variabel

yang dianalisis menurut kecamatan.

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib

Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-

indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu Bidang

Urusan Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum, Perumahan, Penataan Ruang,

Perencanaan Pembangunan, Perhubungan, Lingkungan Hidup, Pertanahan,

Kependudukan Dan Catatan Sipil, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan

Anak, Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera, Sosial, Ketenagakerjaan,

Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah, Penanaman Modal, Kebudayaan,

Kepemudaan Dan Olah Raga, Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri, Otonomi

Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian, Dan Persandian, Ketahanan Pangan, Pemberdayaan Masyarakat Dan

Desa, Statistik, Kearsipan, Komunikasi Dan Informatika Dan Perpustakaan.

2.3.1.1 Pendidikan

2.3.1.1.1 Pendidikan dasar

1. Angka Partisipasi Sekolah

Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah ukuran daya serap pendidikan terhadap

penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk jenjang

pendidikan dasar selama 5 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan

peningkatan setiap tahunnya. Pada Tahun 2006 Angka Partisipasi Sekolah untuk

tingkat pendidikan SD/MI sebesar 88,80% meningkat menjadi 89,93% pada Tahun

2007 dan pada Tahun 2008 meningkat menjadi 90,10% dan meningkat lagi

menjadi 91,31% pada Tahun 2009 serta pada Tahun 2010 mencapai 91,83%. Dari

16 Kecamatan yang ada, sebanyak 5 (lima) kecamatan dengan Angka Partisipasi

Sekolah berada dibawah angka Kabupaten yaitu sebanyak 6 (enam) kecamatan,

yaitu : Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan

Malalak, Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Ampek Angkek dan Kecamatan

Kamang Magek.

Page 37: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-37

Demikian juga halnya dengan Angka Partisipasi Sekolah untuk tingkat pendidikan

SMP/MTs yang terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2006 Angka

Partisipasi Sekolah untuk tingkat pendidikan SMP/MTs sebesar 72,25%

meningkat menjadi 73,36% pada Tahun 2007 dan pada Tahun 2008 meningkat

menjadi 73,97% meningkat lagi menjadi 74,31% pada Tahun 2009 serta pada

Tahun 2010 mencapai 75,28%. Dari 16 kecamatan yang ada, Angka Partisipasi

Sekolah tingkat pendidikan SMP/MTs berada dibawah angka kabupaten yaitu

sebanyak 6 (enam) Kecamatan, yaitu : Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan

Ampek Nagari, Kecamatan Malalak, Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Ampek

Angkek dan Kecamatan Kamang Magek.

2. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Selama 5 tahun terakhir terjadi kecenderungan penurunan rasio jumlah gedung

sekolah SD/MI dengan jumlah penduduk usia 7- 12 tahun dari 154 pada Tahun

2006 menjadi 150 pada Tahun 2010, walaupun pada Tahun 2007 terjadi

peningkatan menjadi 156. Sedangkan ratio jumlah gedung sekolah SMP/MTs

dengan jumlah penduduk usia 13-15 tahun cenderung meningkat dari 262 pada

Tahun 2006 menjadi 299 pada Tahun 2010. Selengkapnya rasio jumlah gedung

sekolah tingkat SD/MI dan tingkat SMP/MTs dengan jumlah penduduk usia

sekolah menurut jenjang pendidikan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel II.20

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

Tahun 2006-2010

No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

1 SD/MI

1.1. Jumlah gedung sekolah 457 457 457 457 455

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

70,479

71,111

70,566

59,420

60,767

1.3. Rasio 154 156 154 151 150

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah gedung sekolah 117 117 117 117 120

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

30,667

32,323

32,299

26,252

27,052

2.3. Rasio 262 276 276 291 299

Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010

Page 38: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-38

3. Rasio Guru/Murid

Disamping faktor ketersediaan sarana gedung sekolah, faktor lain yang sangat

menentukan dalam pembangunan bidang pendidikan adalah ketersediaan guru

untuk masing-masing jenjang pendidikan. Rasio guru dengan murid untuk jenjang

pendidikan SD/MI mengalami perkembangan yang berfluktuasi, artinya dari Tahun

2006 sampai Tahun 2008 kecenderungannya mengalami penurunan dari 17

menjadi 14, namun pada 2 tahun berikutnya mengalami peningkatan menjadi 16.

Sementara itu rasio guru terhadap murid untuk jenjang pendidikan SMP/MTs

rasionya tetap konstan selama 5 tahun yaitu sebesar 12. Untuk lebih mengetahui

rasio guru dan murid untuk jenjang pendidikan SD/MI dan jenjang pendidikan

SMP/MTs, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel II.21

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar

Tahun 2006-2010

No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

1 SD/MI

1.1. Jumlah Guru 3,596 4,185 4,402 3,313 4,320

1.2. Jumlah Murid 62,586 63,947 63,582 62,282 62,932

1.3. Rasio 17 15 14 16 16

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah Guru 1,853 1,959 1,989 2,550 2,973

2.2. Jumlah Murid 22,158 23,390 23,331 24,280 25,132

2.3. Rasio 12 12 12 12 12

Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010

4. Rasio Guru / Murid per Kelas Rata-rata

Rasio guru/murid per kelas rata-rata untuk jenjang pendidikan dasar di Kabupaten

Agam selama 5 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi. Hal

ini terlihat dari kondisi Tahun 2006 rasio guru/murid per kelas rata-rata adalah

47,58 per 1.000, pada Tahun 2007 meningkat menjadi 52,06 per 1.000 dan

meningkat lagi pada Tahun 2008 menjadi 54,41 per 1.000, namun mengalami

penurunan pada Tahun 2009 menjadi 50,92 per 1.000 dan naik lagi menjadi 51,72

per 1.000 pada Tahun 2010.

Page 39: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-39

2.3.1.1.2 Pendidikan Menengah

1. Angka Partisipasi Sekolah

Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk jenjang pendidikan menengah selama 5

tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang fluktuaktif. Pada Tahun 2006

Angka Partisipasi Sekolah sebesar 66,93% meningkat menjadi 70,96% dan

cenderung menurun pada tiga tahun berikutnya sehingga menjadi 68,17% pada

Tahun 2010.

2. Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah

Selama 5 tahun terakhir terjadi kecenderungan penurunan rasio jumlah gedung

sekolah SMA/SMK/MA dengan jumlah penduduk usia 16-18 tahun dari 14,07 per

10.000 pada Tahun 2006 menjadi 13,2 per 10.000 pada Tahun 2007 dan menurun

lagi menjadi 13,11 per 10.000 pada Tahun 2008 dan sedikit meningkat menjadi

13,32 per 10.000 pada Tahun 2009 dan akhirnya turun lagi menjadi 12,93 per

10.000 pada Tahun 2010.

Tabel II.22

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah

Di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Guru 1,285 1,276 1,327 2, 550 2,973

2 Jumlah Murid 10,939 12,308 12,240 12,447 9,064

3 Rasio 1,175 1,037 1,084 1,183 1,262

Sumber : Profil Pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010

3. Rasio Guru / Murid per Kelas Rata-rata

Rasio guru/murid per kelas rata-rata untuk jenjang pendidikan menengah selama

5 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi, Hal ini terlihat dari

kondisi Tahun 2006 rasio guru/murid per kelas rata-rata adalah 869 per 10.000,

pada Tahun 2007 menurun menjadi 767 per 10.000 dan meningkat lagi pada

Tahun 2008 menjadi 802 per 10.000, meningkat lagi menjadi 876 per 10.000 pada

Tahun 2009 dan menjadi 934 per 10.000 pada Tahun 2010. Informasi

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 40: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-40

Tabel II.23

Jumlah Guru Sekolah Per Kelas Jenjang Pendidikan Menengah

Di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Guru Kelas 951 944 982 1,090 1,182

2 Jumlah Murid 10,939 12,308 12,240 12,447 12,651

3 Rasio 869 767 802 876 934

Sumber : Profil Pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010

2.3.1.1.3 Fasilitas pendidikan

1. Bangunan SD/MI Kondisi Baik

Sampai kondisi akhir Tahun 2010, gedung sekolah untuk tingkat Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) berjumlah 457 unit. Dari jumah

tersebut, sebanyak 298 unit ( 65,29%) dengan kondisi bangunan baik dan

sebanyak 101 unit (21,99%) dengan kondisi rusak ringan serta 58 unit

(12,72%) dengan kondisi rusak berat.

2. Bangunan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Kondisi Baik

Sampai kondisi akhir Tahun 2010, gedung pendidikan SMP/MTs dan

SMA/SMK/MA berjumlah 175 unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 144 unit

(82,32%) dengan kondisi bangunan baik dan sebanyak 23 unit (12,89%)

dengan kondisi rusak ringan serta 8 unit (4,79%) dengan kondisi rusak

berat.

2.3.1.1.4 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Terkait dengan pendidikan anak usia 4-6 tahun telah dikembangkan

pendidikan baik melalui jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak maupun Tempat

Penitipan Anak. Jumlah penduduk dengan usia 4-6 tahun adalah sebesar 31.829

orang. Sampai akhir Tahun 2010 ini, cakupan anak usia 4-6 tahun yang telah

mengikuti pendidikan anak usia dini adalah sebanyak 7.693 orang atau sekitar

24,17%.

2.3.1.1.5 Angka Putus Sekolah

1. Angka Putus Sekolah ( APS) SD/MI

Julah siswa SD/MI pada Tahun 2008/2009 adalah sebesar 62.355 orang.

Dari siswa sebanyak tersebut, sebanyak 109 orang mengalami putus

sekolah atau sekitar 0,17% dari total siswa SD/MI.

Page 41: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-41

2. Angka Putus Sekolah ( APS) SMP/MTs

Jumlah siswa SMP/MTs pada Tahun 2008/2009 adalah sebesar 23.619

orang. Dari siswa sebanyak tersebut, sebanyak 285 orang mengalami

putus sekolah atau sekitar 1,21% dari total siswa SMP dan MTs.

3. Angka Putus Sekolah ( APS) SMA/SMK/MA

Jumlah siswa SMA/SMK/MA pada Tahun 2008/2009 adalah sebesar

13,904 orang. Dari siswa sebanyak tersebut, 144 orang mengalami putus

sekolah atau sekitar 1,04% dari total siswa SMA/SMK/MA.

2.3.1.1.6 Angka Kelulusan

1. Angka Kelulusan SD/MI

Jumlah siswa SD/MI yang lulus adalah sebanyak 8.810 orang siswa dari

sebanyak 8.728 orang siswa yang berada pada tingkat tertinggi dari siswa

SD/MI atau sekitar 99,07%.

2. Angka Kelulusan SMP/MTs

Jumlah siswa SMP/MTs yang lulus adalah sebanyak 6.980 orang siswa

dari sebanyak 7.581 orang siswa yang berada pada tingkat tertinggi dari

siswa SMP/MTs atau sekitar 92,07%.

3. Angka Kelulusan SMA/SMK/MA

Jumlah siswa SMA/SMK/MA yang lulus adalah sebanyak 3.936 orang

siswa dari sebanyak 4.574 orang siswa yang berada pada tingkat tertinggi

dari siswa SMA/SMK/MA atau sekitar 86,05%.

4. Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs

Dari sebanyak 8.813 orang siswa yang menyelesaikan pendidikan pada

tingkat SD/MI, maka sebanyak 8.810 orang atau sekitar 99,97%

melanjutkan ke jenjang pendidikan setingkat SMP/MTs atau sekitar

99,97%.

5. Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

Dari sebanyak 6.980 orang siswa yang menyelesaikan pendidikan pada

tingkat SMP/MTs, maka sebanyak 5.586 orang atau sekitar 80,03%

melanjutkan ke jenjang pendidikan setingkat SMA/SMK/MA.

2.3.1.2 Kesehatan

2.3.1.2.1 Rasio Posyandu per Satuan Balita

Selama 5 tahun terakhir, rasio posyandu terhadap balita yang pada Tahun

2006 adalah 18.80 per 1.000 turun menjadi 18.00 per 1.000 pada Tahun 2007

dan meningkat lagi menjadi 18,23 per 1.000 Tahun 2008, angka ini sama dengan

Page 42: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-42

Tahun 2009 sedangkan pada Tahun 2010 menurun lagi menjadi 17.28 per 1.000.

Walaupun ada kecenderungan penurunan, tetapi berdasarkan rasio tersebut,

jumlah Posyandu sudah mencukupi. Namun demikian perlu menjadi perhatian

agar Posyandu dapat lebih dioptimalkan fungsi dan keberadaannya di masyarakat

sehingga tujuan kegiatan posyandu untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat betul-betul dapat dirasakan. Untuk lebih mengetahui rasio posyandu

per satuan balita dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.24 Jumlah Posyandu dan Balita Di Kabupaten Agam

Tahun 2006-2010

No. URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Posyandu 785 795 818 820 828

2 Jumlah Balita 41,749 44,178 44,862 44,982 47,904

3 Rasio 18.80 18.00 18.23 18.23 17.28

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010

2.3.1.2.2 Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu per satuan Penduduk

Berdasarkan rasio Puskesmas terhadap penduduk, jumlah Puskesmas di

Kabupaten Agam sudah mencukupi. Artinya dengan jumlah penduduk sebanyak

455.484 jiwa dengan jumlah Puskesmas sebanyak 22 unit, maka 1 Puskesmas

akan melayani sebanyak 20.700 jiwa penduduk, sedangkan standar nasional 1

Puskesmas idealnya melayani sebanyak 25.000 jiwa penduduk. Namun demikian

masih perlu dipertimbangkan untuk membangun Puskesmas pada daerah-daerah

tertentu dengan pertimbangan seperti : daerah yang terisolir sehingga sulit diakses

dengan transportasi umum, dan daerah perkebunan.

Selanjutnya berdasarkan rasio jumlah Puskesmas Pembantu terhadap

jumlah penduduk dapat disimpulkan bahwa jumlah Puskesmas Pembantu sudah

mencukupi. Dengan jumlah Puskesmas Pembantu sebanyak 120 unit dan jumlah

penduduk sebanyak 455.484 jiwa, maka 1 Puskesmas Pembantu melayani

sebanyak 3.796 jiwa, sedangkan standar nasional 1 unit Puskesmas Pembantu

idealnya melayani 5.000 jiwa. Sama halnya dengan Puskesmas, maka

penambahan Puskesmas Pembantu dapat dilakukan untuk daerah yang sulit dan

daerah pemukiman baru. Tabel berikut menggambarkan jumlah Puskesmas dan

Pustu Tahun 2010.

Page 43: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-43

Tabel II.25

Jumlah Puskesmas dan Pustu

Di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Puskesmas 22 22 22 22 22

2 Jumlah Pustu 113 113 115 120 120

3 Jumlah Penduduk 439,611 443,857 445,387 451,264 455,484

4 Rasio Puskesmas per penduduk 0.050 0.050 0.049 0.049 0.048

5 Rasio Pustu per penduduk 0.26 0.25 0.26 0.27 0.26

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010

2.3.1.2.3 Rasio Dokter per Satuan Penduduk

Perkembangan jumlah dokter selama 5 tahun terakhir sangat lamban.

Pada Tahun 2006 jumlah dokter hanya sebanyak 53 orang, kemudian pada

Tahun 2007 menjadi 58 orang dan jumlah ini sama dengan Tahun 2008. Pada

Tahun 2009 bertambah menjadi 63 orang dan pada Tahun 2010 sebanyak 65

orang. Berdasarkan Standar Pelayanan Kesehatan Terpadu, idealnya 1 orang

dokter melayani 2.500 jiwa penduduk. Berdasarkan kondisi tersebut maka

dengan jumlah penduduk pada Tahun 2010 sebesar 455.484 jiwa seharusnya

memiliki dokter sebanyak 189 orang. Tabel II.26 menunjukkan data Jumlah

Dokter Tahun 2006-2010 di Kabupaten Agam.

Tabel II.26 Jumlah Dokter Di Kabupaten Agam Tahun 2006-2010

No. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Dokter 53 58 58 63 65

2 Jumlah Penduduk 439,611 443,857 445,387 451,264 455,484

3 Rasio 0.121 0.131 0.130 0.140 0.143

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010

Tabel II.26 menunjukkan bahwa belum meratanya ketersediaan dokter pada 16

kecamaan yang ada, dimana Kecamatan Lubuk Basung mempunyai jumlah dokter

terbanyak. Jumlah ini dipengaruhi dengan adanya 2 Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit

Umum Daerah dan Rumah Sakit Ibu dan Anak. Pada kecamatan lainnya

ketersediaan dokter puskesmas, pada umumnya hanya dokter umum dan sebagian

mempunyai dokter gigi terutama pada Puskesmas Rawatan. Sebaran dokter terlihat

pada tabel berikut:

Page 44: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-44

Tabel II.27 Jumlah Tenaga Dokter Kecamatan Di Kabupaten Agam Tahun 2010

No. Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah Dokter Rasio

1 Tanjung Mutiara 28,311 3 0.106

2 Lubuk Basung 68,198 28 0.411

3 Ampek Nagari 22,570 2 0.089

4 Tanjung Raya 33,307 5 0.150

5 Matur 16,944 3 0.177

6 IV Koto 23,036 2 0.087

7 Malalak 9,299 3 0.323

8 Banuhampu 36,059 3 0.083

9 Sungai Pua 23,042 2 0.087

10 Ampk Angkek 43,347 3 0.069

11 Candung 21,886 2 0.091

12 Baso 33,016 3 0.091

13 Tilatang Kamang 34,027 6 0.176

14 Kamang Magek 19,972 2 0.100

15 Palembayan 29,426 5 0.170

16 Palupuh 13,044 4 0.307

Kabupaten Agam 455,484 76 0.167

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2009/2010

2.3.1.2.4 Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk

Dari tabel II.28 dibawah ini dapat digambarkan rasio tenaga medis perjumlah

penduduk, kondisi ini menggambarkan tingkat pelayanan kesehatan yang dilakukan

pada masing – masing kecamatan. Kecamatan Malalak dan Palupuh terlihat

ketersediaan tenaga medis paling sedikit dan Kecamatan Lubuk Basung memiliki

jumlah terbanyak.

Tabel II.28 Jumlah Tenaga Paramedis Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Agam Tahun 2010

No. Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah

Tenaga Medis Rasio

1 Tanjung Mutiara 28,311 28 0.989

2 Lubuk Basung 68,198 124 1.818

3 Ampek Nagari 22,570 49 2.171

4 Tanjung Raya 33,307 36 1.081

5 Matur 16,944 26 1.534

6 IV Koto 23,036 25 1.085

7 Malalak 9,299 14 1.506

Page 45: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-45

Sambungan Tabel II.28

No. Kecamatan Jumlah

Penduduk Jumlah

Tenaga Medis Rasio

8 Banuhampu 36,059 27 0.749

9 Sungai Pua 23,042 18 0.781

10 Ampek Angkek 43,347 25 0.577

11 Candung 21,886 18 0.822

12 Baso 33,016 34 1.030

13 Tilatang Kamang 34,027 42 1.234

14 Kamang Magek 19,972 22 1.102

15 Palembayan 29,426 24 0.816

16 Palupuh 13,044 17 1.303

Kabupaten Agam 455,484 529 1.161

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Tahun 2010

2.3.1.2.5 Cakupan Petolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang

Memiliki Kompetensi Kebidanan

Pada Tahun 2010 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi kebidanan sudah mencapai 78,19%. Sebaran tenaga

medis kompetensi kebidanan tersebar di seluruh Pustu, Poskesri dan Polindes.

2.3.1.2.6 Cakupan Nagari/ Universal Child Immunization (UCI)

Cakupan Nagari dengan Universal Child Immunization (UCI) selama 5

tahun terakhir ini jauh dibawah target yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari cakupan

pada Tahun 2006 sebesar 68%, justru pada Tahun 2007 menurun menjadi 66,74%

dan bahkan pada Tahun 2008 cakupan semakin menurun dan tercapai sebesar

46,6%. Selanjutnya pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi 72,11% dan pada

Tahun 2010 ini mencapai 75%. Dari hasil capaian Tahun 2010 tersebut masih

dibawah target yang ditetapkan yaitu sebesar 100%.

2.3.1.2.7 Cakupan Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Terkait dengan penanganan dan perawatan balita yang menderita gizi

buruk dapat ditangani dengan baik. Hal ini terlihat dari cakupan penanganan dan

perawatan balita penderita gizi buruk selama 5 tahun adalah semua balita yang

menderita gizi buruk mendapat perawatan yang intensif (100% Balita Gizi Buruk

mendapat perawatan setiap tahunnya).

2.3.1.2.8 Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit TBC/BTA

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC selama 5

tahun cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada Tahun 2006

Page 46: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-46

cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC sebesar 86%, pada Tahun

2007 meningkat tajam mencapai 108,23% dan pada Tahun 2008 turun menjadi

80,61%. Kemudian pada Tahun 2009 meningkat menjadi 93,35% dan pada Tahun

2010 mencapai 98%

2.3.1.2.9 Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit DBD

Sama halnya dengan hasil cakupan perawatan balita gizi buruk, maka

penemuan dan penanganan penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

juga cukup menggembirakan. Artinya semua penderita penyakit DBD dapat ditangani

setiap tahunnya.

2.3.1.2.10 Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan Kunjungan Bayi selama 5 tahun terakhir memang kurang

menggembirakan. Hal ini terlihat rendahnya capaian cakupan kunjungan bayi pada

Tahun 2006 yang hanya sebesar 24,03%, walaupun pada Tahun 2007 meningkat

secara signifikan mencapai 62,04% dan meningkat lagi pada Tahun 2008 menjadi

66,6% dan menurun lagi menjadi 62,91% pada Tahun 2009 dan pada Tahun 2010

menjadi 65%. Dari capaian dalam waktu 5 tahun masih belum dapat memenuhi

target yang ditetapkan pada Tahun 2010 yaitu sebesar 90%.

2.3.1.2.11 Cakupan Puskesmas

Sampai akhir Tahun 2010 jumlah Puskesmas di Kabupaten Agam adalah

sebanyak 22 unit. Puskesmas ini tersebar pada 16 Kecamatan dan ada beberapa

kecamatan yang memiliki 2 unit Puskesmas. Berdasarkan kondisi tersebut, maka

cakupan puskesmas adalah sebesar 1,38%.

2.3.1.2.12 Cakupan Puskesmas Pembantu

Sampai akhir Tahun 2010 jumlah Puskesmas Pembantu sebanyak 120 unit

yang tersebar pada 82 Nagari. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dapat dihitung

Cakupan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Agam adalah sebesar 1,46%.

2.3.1.3 Pekerjaan Umum

2.3.1.3.1 Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

Proporsi panjang jaringan jalan berdasarkan kondisi dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 47: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-47

Grafik II-3

Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi

Tahun 2007 s.d 2010 Kabupaten Agam (Km)

Sumber : Dinas PU Kab. Agam.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir lebih dari separuh panjang jalan

dalam kondisi rusak. Untuk lebih jelasnya, kondisi panjang jalan per kecamatan

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II.29 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi

Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten agam

NO Kecamatan Kondisi Baik Kondisi

Rusak Sedang Kondisi Rusak

Jalan Secara Keseluruhan

1 2 3 4 5 7

1 Tanjung Mutiara 33.83 10.85 58.23 102.91

2 Lubuk Basung 41.35 11.60 62.28 115.22

3 Ampek Nagari 36.84 13.56 72.79 123.19

4 Tanjung Raya. 38.34 12.05 64.70 115.09

5 Matur . 36.08 11.45 61.47 109.00

6 IV.Koto 39.09 10.70 57.42 107.21

7 Malalak 22.55 17.33 93.01 132.89

8 Banuhampu 74.42 3.77 20.22 98.41

9 Sungai Pua 75.93 3.47 18.60 97.99

10 IV.Angkek 75.18 4.52 24.26 103.96

11 Candung 67.66 4.97 26.69 99.32

12 Baso 52.62 6.03 32.35 91.00

13 Tilatang Kamang 47.36 6.78 36.39 90.54

14 Kamang Magek 46.61 6.33 33.97 86.91

15 Palembayan 33.83 13.86 74.41 122.10

16 Palupuh 30.07 13.41 71.98 115.46

Jumlah 751,76 50,67 808,77 1.711,20

Sumber : BPS dan Dinas PU Kab.Agam.

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan

dalam kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan (nasional,

Page 48: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-48

provinsi, dan kabupaten/kota). Hal ini mengindikasikan kualitas jalan dari

keseluruhan panjang jalan.

Jenis permukaan jalan sampai Tahun 2010 dapat kita uraikan jenis

pengerasan pada grafik berikut :

Grafik II-4 Jenis Permukaan Jalan (km) Kabupaten Agam Tahun 2010

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab.Agam Tahun 2010

Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa jenis permukaan jalan di Kabupaten

Agam masih banyak perlu ditingkatkan seperti jalan tanah sepanjang 412, 91 km

atau 28 % dan jalan kerikil sepanjang 286,38 km atau 19,47 %.

Jalan yang memiliki Trotoar dan Drainase/Saluran Pembuangan Air dalam

kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat sepanjang 80.4 Km dari 92 km

panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase yang ada di Kabupaten Agam

Tahun 2010.

Jumlah jembatan yang melewati ruas Jalan Kabupaten sampai dengan Tahun

2010 sebanyak 226 unit. Dari jumlah tersebut sudah banyak yang perlu dibenahi atau

direhabilitasi dan sebagian perlu dibangun baru. Sampai Tahun 2015 ditargetkan

pembangunan jembatan baru sebanyak 15 unit.

Untuk indikator kemantapan kondisi jalan dan jembatan Tahun 2006-2007,

target yang diharapkan tidak bisa direalisasikan sebagaimana mestinya, berturut-

turut dapat dilihat, target 70,00% terealisasi hanya 68,50%, dan target 73,75%

terealisasi sebesar 70,50%, namun periode 2008-2009, menunjukkan realisasi yang

melebihi target yang ditetapkan, yaitu Tahun 2008 target sebesar 77,50%

direalisasikan sebesar 78,20%, dan tahun 2009 target sebanyak 81,25% dapat

direalisasikan sebesar 83,32%.

Page 49: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-49

2.3.1.3.2 Rasio Jaringan Irigasi

Untuk meningkatkan produksi pertanian khususnya tanaman padi dimana

pembangunan atau Rehabilitasi Jaringan irigasi sangat berperan sekali. Jumlah

Jaringan Irigasi sampai dengan Tahun 2010 sebanyak 885 unit. Sebanyak 149 unit

sudah terdaftar atau teregistrasi di Kementerian Pekerjaan Umum, sampai dengan

Tahun 2010 Jaringan irigasi sudah terbenahi sebanyak 80 unit dan setiap tahunnya

dapat ditargetkan rehabilitasi sebanyak 25 unit. Sampai Tahun 2015 ditargetkan

dapat terbenahi sebanyak 125 unit untuk jaringan Irigasi Primer dan Sekunder.

Semenjak Tahun 2007 Jaringan tersier sudah ditangani oleh Dinas Pertanian dengan

program Jides/Jitut DAK, sampai dengan Tahun 2010 sudah dilaksanakan

rehabilitasi sebanyak 43 Unit.

Rasio perbandingan panjang jaringan irigasi terhadap luas lahan budidaya

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.30

Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2009 s.d 2010 Kabupaten Agam

NO Jaringan Irigasi

Panjang Jaringan (Km)

2009 2010

1. Jaringan primer 180.151,70 180.151,70

2. Jaringan Sekunder 195.046,00 195.046,00

3. Jaringan Tersier 1.500,00 1.500,00

4. Luas lahan budidaya 22.529,18 22.529,18

5. Rasio 14,28 14,28

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab.Agam 2010

Dilihat dari rasio jaringan irigasi menurut masing-masing kecamatan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini. Data ini menunjukkan ketersediaan jaringan irigasi

untuk peningkatan produksi pangan tergambar pada Tabel II.36 berikut :

Tabel II. 31

Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Agam

NO Kecamatan

Panjang Jaringan Irigasi Total Panjang Jaringan

Irigasi Km

Luas lahan budidaya

(Ha) Rasio

Primer Sekunder Tersier

(1) (2) (3) (4) (5) (6=3+4+5) (7) (8=6/7)

1 Tanjung Mutiara 7.034 16.647 18.86 23,699.86 3,194.05 7.16

2 Lubuk Basung 63.431 58.756 1.500 123.687 5,955.01 6.67

3 Ampek Nagari 29.423 36.621 3.700 69.744 3,789.55 7.78

4 Tanjung Raya. 61.934 33.406 95.340 3,383.53 6.59

Page 50: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - …agamkab.go.id/up/download/110920141223192BABIIARPJM.pdf · ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada ... ketinggian lebih

RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2010-2015

II-50

Sambungan Tabel II.31

NO Kecamatan

Panjang Jaringan Irigasi Total

Panjang Jaringan

Irigasi Km

Luas lahan budidaya

(Ha) Rasio

Primer Sekunder Tersier

5 Matur . 62.494 33.008 95.502 2,598.55 5.47

6 IV.Koto 15.815 33.936 4.200 53.951 2,219.60 5.23

7 Malalak 41.001 57.298 4.200 102.499 2,165.46 4.72

8 Banuhampu 16.962 21.126 38.088 3,302.33 7.10

9 Sungai Pua 22.240 19.140 41.380 3,518.87 6.13

10 IV.Angkek 27.860 32.074 59.934 3,248.19 7.63

11 Candung 40.442 50.523 90.965 3,139.92 6.96

12 Baso 30.089 26.830 56.919 2,869.23 6.89

13 Tilatang Kamang 16.289 29.507 45.796 4,357.99 7.69

14 Kamang Magek 26.302 28.711 55.013 3,897.83 7.66

15 Palembayan 107.582 72.408 34.778 214.768 4,872.28 7.13

16 Palupuh 61.088 43.500 104.588 1,624.09 11.86

Jumlah 379,197.70 54,136.48 14,28

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab.Agam Tahun 2010

Rasio Jaringan Irigasi adalah perbandingan panjang jaringan irigasi

terhadap luas lahan budidaya. Panjang jaringan irigasi meliputi jaringan primer,

sekunder, tersier. Hal ini mengindikasikan ketersediaan saluran irigasi untuk

kebutuhan budidaya pertanian.

Efektifitas pengelolaan jaringan irigasi ditunjukkan oleh nisbah antara luas

areal terairi terhadap luas rancangan. Dalam hal ini semakin tinggi nisbah tersebut

semakin efektif pengelolaan jaringan irigasi. Dengan pemahaman seperti itu, di

lapangan diidentifikasi rasio atau nisbah luas areal terairi terhadap rancangan luas

areal mencapai 91% (0,91). Artinya dari seluruh target areal yang akan diairi hanya

ada sekitar 9% saja yang tidak terairi. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya

(89%), efektifitas pengelolaan air ini mengalami peningkatan sekitar 2%.

Dengan menganalisa indikator-indikator yang tersedia dalam agenda

pengembangan infrastruktur pembangunan, dapat dilihat dari kegiatan peningkatan

klasifikasi area irigasi, memperlihatkan angka yang cukup baik karena selama

periode 2006-2009 pencapaian realisasinya rata-rata yang ditetapkan sebelumnya.

Sebaliknya dalam pencapaian target untuk indikator panjang saluran irigasi yang

dibangun Tahun 2006-2008 tidak tercapai. Hasil Analisis efisiensi dan efektivitas

pengelolaan jaringan irigasi disajikan dalam tabel sebagai berikut: