Upload
agus-taruna
View
36
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kaijian Master Plan
Citation preview
PT. Sumaplan Adicipta Persada
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN
KEBIJAKAN TERKAIT PENGEMBANGAN PPI KAWASAN
MUARA TAWAR
2.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BEKASI
2.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Bekasi mempunyai letak yang strategis karena dilalui oleh
jalur regional yang menjadi perlintasan antara ibu kota propinsi dan
ibu kota. Secara geografis Kabupaten Bekasi terletak antara 6010’53”
– 6030’6” Lintang Selatan dan 106048’28”–107027’29” Bujur Timur.
Posisi tersebut menempatkan Kabupaten Bekasi berada di sebelah
barat wilayah Propinsi Jawa Barat yang memanjang dari utara ke
selatan.
2.1.2 Wilayah Administratif
Wilayah Kabupaten Bekasi mempunyai luas 127.388 Ha, meliputi 23
Kecamatan. Secara administratif Kabupaten Bekasi mempunyai
batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara : Laut Jawa
Selatan : Kabupaten Bogor
Barat : DKI Jakarta dan Kota Bekasi
Timur : Kabupaten Karawang.
Secara administratif Kabupaten Bekasi dikepalai oleh seorang Bupati.
Jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi sebanyak 23
kecamatan yang terdiri dari 182 desa dan 5 kelurahan. Jumlah
L a p o r a n A k h i r II - 1Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
desa/kelurahan di setiap kecamatan berkisar antara 6 sampai 13.
Kecamatan dengan jumlah desa yang paling sedikit yaitu kecamatan
Cikarang Pusat, Bojongmangu dan Muaragembong, sedangkan
kecamatan yang memiliki jumlah desa terbanyak adalah Kecamatan
Pebayuran. Kecamatan terluas adalah Muaragembong (14.009 Ha)
atau 11,00% dari luas kabupaten.
2.1.3 Kondisi Fisik Wilayah
A. Klimatologi
Suhu udara yang terjadi di Kabupaten Bekasi berkisar antara 280-
320C. Curah hujan tertinggi dan hari hujan terbanyak terjadi pada
bulan Januari
B. Kondisi Air Tanah
Sekitar 15,5 % wilayah Kabupaten Bekasi memiliki air tanah yang
terintrusi air laut terutama di Kecamatan Muaragembong dan
Tarumajaya, 20,1 % memiliki air tanah dalam dan 64,4 % memiliki
air tanah dangkal.
Kondisi air tanah yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi sebagian
besar merupakan air tanah dangkal yang berada pada kedalaman
5 – 25 meter dari permukaan tanah, sedangkan air tanah dalam
pada umumnya didapat pada kedalaman antara 90 – 200 meter.
Kondisi air tanah di 5 kecamatan yaitu Cikarang Pusat, Cikarang
Utara, Cikarang Selatan, Cikarang Barat, dan Cikarang Timur
memiliki debit sumur umumnya 5 lt/dtk. Kedalaman akuifer
dangkal dapat mencapai lebih dari 25 m. Kedalamannya
bervariasi antara 5-8 m di daerah pegunungan dan 2-4 m di
daerah dataran di bawah permukaan tanah setempat. Lapisan
akuifer dalam berada pada kedalaman 40–140 m di bawah muka
tanah setempat. Untuk Kecamatan Setu, Serang Baru, Cikarang
Selatan, Karang Bahagia, dan Pebayuran mempunyai potensi air
tanah sedang. Kecamatan Cibarusah dan Bojongmangu umumnya
potensi air tanahnya kecil, setempat dan langka.
L a p o r a n A k h i r II - 2Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
C. Kondisi Air Permukaan
Kabupaten Bekasi merupakan SWS Citarum sepanjang 2.068 km2.
Sungai yang berada di Kabupaten Bekasi adalah Kali Cikarang,
Kali Ciherang, Kali Blencong, Kali Jambe, Kali Sadang, Kali
Cikedokan, Kali Ulu, Kali Cilemahabang, Kali Cibeet, Kali
Cipamingkis, Kali Siluman, kali Srengseng, kali Sepak, Kali Jaeran,
dan Kali Bekasi.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 68
Tahun 1997 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air, sungai-
sungai di Kabupaten Bekasi yang dimanfaatkan untuk keperluan
air baku air minum dan kegiatan pertanian adalah Sungai Citarum,
Sungai Cibeet, Sungai Bekasi, dan Sungai Cikarang.
Kondisi kualitas sungai berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas air
sungai yang dilaksanakan oleh BPLH Kabupaten Bekasi tahun
2011 adalah sebagai berikut :
1. Sungai Jambe, kondisi air dibawah baku mutu dan untuk
beberapa parameter melebihi ambang batas yaitu Do, Zn, COD,
BOD
2. Sungai Menir, kondisi di bawah baku mutu dan parameter yang
melebihi ambang batas adalah Zn
3. Sungai Jaeran, kondisi di bawah baku mutu dan parameter yang
melebihi ambang batas Zn
4. Sungai Cikedokan, kondisi di bawah baku mutu dan parameter
yang melebihi ambang batas adalah Nitrit dan MBAS
(konsentrasi deterjen)
5. Sungai Sadang, kondisi di bawah baku mutu dan parameter
yang melebihi ambang batas adalah MBAS (konsentrasi
deterjen)
6. Kali Ulu, kondisi di bawah baku mutu dan parameter yeng
melebihi ambang batas Nitrit
L a p o r a n A k h i r II - 3Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
7. Sungai Cilemahabang, kondisi di bawah baku mutu dan
parameter yang melebihi ambang batas Zn
8. Sungai CBL, kondisi di bawah baku mutu
9. Sungai Cikarang, kondisi di bawah baku mutu dan parameter
yang melebihi ambang batas MBAS (konsentrasi deterjen).
Tabel 2.1Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Bekasi
No DAS Luas Debit (m3/dtk)1 CBL 842,5 m3/dtk2 Ciherang 216 m3/dtk3 Citarum 2.342,5 m3/dtk4 Bekasi 410 m3/dtk
Sumber : Kegiatan Survei dan Pendataan DAS di Kabupaten Bekasi, Bappeda, 2013
Luas wilayah Kabupaten Bekasi adalah 127.388 Ha, luas masing-
masing kecamatan dan jumlah desa di Kabupaten Bekasi dapat dilihat
pada tabel 2.2.
Tabel 2.2Luas Wilayah dan Jumlah Desa
L a p o r a n A k h i r II - 4Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Ha % terhadap totalSetu 11 6.216 4,88
Serang Baru 8 6.38 5,01Cikarang Pusat 6 4.76 3,74
Cikarang Selatan 7 5.174 4,06Cibarusah 7 5.039 3,96
Bojongmangu 6 6.006 4,71Cikarang Timur 8 5.131 4,03
Kedungwaringin 7 3.153 2,48Cikarang Utara 11 4.33 3,40Karangbahagia 8 4.61 3,62
Cibitung 7 4.53 3,56Cikarang Barat 11 5.369 4,21
Tambun Selatan 10 4.31 3,38Tambun Utara 8 3.442 2,70
Babelan 9 6.36 4,99Tarumajaya 8 5.463 4,29Tambelang 7 3.791 2,98Sukawangi 7 6.719 5,27Sukatani 7 3.752 2,95
Sukakarya 7 4.24 3,33Pebayuran 13 9.634 7,56
Cabangbungin 8 4.97 3,90Muaragembong 6 14.009 11,00
Kabupaten Bekasi /Bekasi Regency
Kecamatan / District Luas Wilayah / Area
127.388 100,00
Jumlah Desa / Keluarahan
187 Sumber : Bekasi Dalam Angka, Tahun 2013.
D. Wilayah Yang Dipengaruhi Oleh Pasang Surut
Wilayah pantai utara Kabupaten Bekasi terdiri dari Kecamatan
Muaragembong, Tarumajaya, dan Babelan. Wilayah ini sering
mengalami banjir pasang surut (rob). Kecamatan Babelan
termasuk salah satu kecamatan yang cukup berkembang hl ini
dikarenakan letaknya yang berbatasan dengan DKI Jakarta,
sedangkan Kecamatan Muaragembong lebih didominasi
penggunaan lahannya untuk tambak dan mangrove.
Tabel 2.3
Wilayah Pantai Utara Kabupaten Bekasi
L a p o r a n A k h i r II - 5Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Sumber : BDA Tahun 2013
Peta 2.2
L a p o r a n A k h i r II - 6Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Peta Wilayah Kabupaten Bekasi
2.2 KONDISI KEPENDUDUKAN
2.2.1Jumlah Penduduk dan Struktur Penduduk Berdasarkan
Jenis Kelamin dan Struktur Umur
Jumlah penduduk di Kabupaten Bekasi pada tahun 2013 menurut data
BPS Kabupaten Bekasi Tahun 2014 sebanyak 3.002.112 jiwa. Jumlah
penduduk terbanyak ada di Kecamatan Tambun Selatan sebanyak
417.158 jiwa dan jumlah penduduk yang paling rendah ada di
Kecamatan Bojongmangu sebanyak 25.755 jiwa.
Kecamatan yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah
Kecamatan Tambun Selatan dengan angka kepadatan 9.675
jiwa/km2, sedangkan yang paling rendah kepadatan penduduknya
adalah Kecamatan Muaragembong dengan angka kepadatan 253
jiwa/km2.
Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di Kabupaten Bekasi,
terlihat bahwa penduduk paling banyak terkonsentrasi di wilayah
perkotaan dan sepanjang koridor timur barat yaitu Cikarang Selatan,
Cikarang Utara, Cibitung, Tambun Selatan. Selain itu juga kecamatan
yang berdekatan dengan Kota Bekasi dan DKI Jakarta seperti
Kecamatan Tambun Utara, Tarumajaya, Babelan.
Penduduk menurut umur menunjukkan bahwa penduduk usia
produktif (15 - 64 tahun) mencapai 1.790.897 orang atau 68,08 %.
Sedangkan penduduk yang belum produktif (<10 tahun) 542.689
orang atau 20,63 % dan yang tidak produktif lagi (65 tahun ke atas)
68.811 orang atau 2,62 % . Sehingga beban ketergantungan sebesar
46,88.
L a p o r a n A k h i r II - 7Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
Peta 2.1 Wilayah AdministrasiKabupaten Bekasi
PT. Sumaplan Adicipta Persada
2.2.2Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi setiap tahunnya selalu
bertambah dilihat dari data jumlah penduduk. Laju pertumbuhan rata-
rata penduduk berdasarkan data BPS Kabupaten Bekasi adalah rata-
rata 4,8%.
2.2.3Proyeksi penduduk
Untuk proyeksi penduduk, BPS Kabupaten Bekasi menggunakan
rumus metode geometric, yaitu menggunakan asumsi bahwa jumlah
penduduk akan bertambah secara geometric menggunakan dasar
perhitungan bunga majemuk. Laju pertumbuhan dianggap sama
setiap tahunnya. Proyeksi jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi pada
tahun 2019 adalah sebanyak 3.309.034 jiwa.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk menurut Kecamatan Kabupaten Bekasi Tahun 2013
L a p o r a n A k h i r II - 8Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
2.3 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH
2.3.1 Keuangan Daerah
Jumlah pendapatan daerah di Kabupaten Bekasi diperoleh dari PAD,
dana perimbangan dan pendapatan plain-lain yang sah. Jika dilihat
dari tabel terlihat bahwa pendapatan setiap tahunnya menurun.
Pertumbuhan ekonomi menunjukan pertumbuhan produksi barang
dan jasa suatu wilayah pada selang waktu tertentu. Selama periode
2009-2013 Kabupaten Bekasi mengalami rata-rata pertumbuhan
ekonomi per tahun sebesar 5,95 persen.
Pada tahun 2011 perekonomian Kabupaten Bekasi bertumbuh 6.11
persen dengan nilai produksi sebesar 134.55 trilyun rupiah. Meskipun
L a p o r a n A k h i r II - 9Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
perekonomian Kabupaten Bekasi bertumbuh namun penumbuhan
tersebut mengalami perlambatan. Tahun 2012 menunjukkan
penumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi mencapai 6,19 persen
sedangkan pada tahun 2013 hanya mencapai 6,11 persen.
Tabel 2.4PDRB, Pertumbuhan Ekonoml dan PDRB per Kapita
Kabupaten Bekasi 2011-2013
Uraian 2011 2012 2013
PDRB ADH berlaku (Milyar Rp) 107.853,29 119.339,82 134.548,29 PDRB ADH Konstan 2000 (Milyar Rp) 58.406,03 62.021,95 65.810,68 PDRB Perkapita ADH Berlaku (Ribu Rp) 40.279,37 42.825,74 44.817,88
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,21 6,19 6,11
Sumber : BPS Kabupaten Bekasi, Tahun 2013
Berdasarkan sektor produksinya industri pengolahan merupakan
sector penyumbang andil terbesar bagi PDRB Kabupaten Bekasi 76.31
persen. Sebagai daerah yang berbasis industri Kabupaten Bekasi
memberikan kontribusi bagi produksi sektor industri terhadap
pendapatan provinsi maupun nasional.
Sektor industri yang padat modal memberi hasil berupa nilai tambah
yang tinggi bagi suatu wilayah. namun jika dikaji secara perkapita
selama tahun 2013 tiap penduduk menghasilkan 44.8 juta rupiah.
Untuk lebih jelasnya ringkasan realisasi PDRB selama 3 tahun terakhir
di Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5Ringkasan Realisasi PDRB 3 Tahun Terakhir
L a p o r a n A k h i r II - 10Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2014
Selaras dengan distribusi PDRB menurut sektor usaha, kecamatan
yang menghasilkan PDRB terbesar adalah kecamatan-kecamatan
yang menjadi sentra industri. Empat kecamatan dengan nilai PDRB
terbesar adalah Kecamatan Cikarang Barat, Cikarang Utara, Tambun
Selatan dan Cikarang Selatan. Kecamatan Cikarang Barat merupakan
kecamatan yang menghasilkan PDRB terbesar yaitu sebesar 27,52
trilyun rupiah selama tahun 2013 yang merupakan 20 persen PDRB
Kabupaten Bekasi. Meskipun demikian jika ditelaah perkapita, PDRB
perkapita tertinggi terdapat di Kecamatan Cikarang Selatan yakni
sebesar 132,12 juta rupiah perkapita pertahun. Industri selain sebagai
L a p o r a n A k h i r II - 11Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
penghasil output terbesar juga merupakan sumber pertumbuhan
ekonomi bagi wilayah kecamatan yang menjadi sentra industri.
Pertumbuhan ekonomi positif hanya terjadi pada kecamatan-
kecamatan sentra industri yakni kecamatan Cikarang Barat, Cikarang
Utara, Tambun Selatan, Cikarang Selatan dan Cibitung. Laju
pertumbuhan ekonomi (LPE) tertinggi juga terjadi di Cikarang Barat
yakni sebesar 20,45 persen.
2.3.2 Kegiatan Perekonomian
A. Sektor Industri
Sebagaimana diuraikan di atas mengenai PDRB berdasarkan
sektor jenis usahanya, maka sektor industri menempati urutan
teratas yang penyebaran berada di beberapa kecamatan. Industri
pengolahan menempati urutan terbesar sebagai penyumbang
pendapatan asli daerah. Dari sudut pengembangan industri
pariwisata, kegiatan wisata industry merupakan salah satu upaya
untuk mendukung diversifikasi produk pariwisara Kabupaten
Bekasi, juga mendorong perkembangan daya tarik wisata lainnya
di Kabupaten Bekasi dan diharapkan dapat memberikan multiflier
effect bagi pengembangan sektor-sektor lain di wilayah Beaksi.
Lebih jauh lagi pengembangan kegiatan wisata industry dapat
memperkuat jati diri Kabupaten Bekasi sebagai kawasan industri
terbesar di Jawa Barat.
Saat ini sedang dikembangkan kajian mengenal Grand Desain
Wisata Industri Kabupaten Bekasi. Yang tujuan nya adalah
menghasilkan pedoman dalam perencanaan dan pengelolan
kegiatan wisata industri beserta fasilitas pendukungnya, secara
berkelanjutan. Adapun kawasan Industri yang menjadi fokusnya
adalah Kawasan Industri Jababeka, MM2100, EJIP, Delta Mas, Lippo
Cikarang, Beaksi Fajar dan Hyundai.
Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan pariwisata, konsep
pariwisata indumi yang dikembangkan di Kabupaten Bekasi
L a p o r a n A k h i r II - 12Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
adalah Creative Industrial Tourism atau Pariwisata Industri yang
Kreatif. Konsep tersebut dijabarkan dalam lima tema, yaitu :
1. Wisata Industri Keluarga Kreatif
2. Wisata Industri Edukasi Tematik
3. Wisata Industri Rekrealif
4. Wisata Sejarah Industri
5. Wisata Arsitektural Industri.
Tabel 2.6Kawasan Industri di Kabupaten Bekasi
No. Nama Kawasan Industri Pengelola
1. Kawasan Patria Manunggal PT Patria Manunggal2. Kawasan Industri Gobel PT Gobel Dharma3. Kawasan Hyundai Inti
DevelopmentBekasi Internasional Industrial Estate
4. Kawasan Jababeka Industrial PT Jababeka, Tbk5. Kawasan EJIP East Jakarta6. Kawasan MM2100 Industrial PT Fajar Bekasi7. Kawasan Lipo Cikarang PT Lipo Cikarang,8. Kawasan Green land
InternationalPT Puradelta Lestari
9. Kawasan MM2100 Industial Town
PT Megapolis Manunggal
10. Kawasan Industri Terpadu KITIC11. Kawasan Marunda Center PT Tegar Prirra Jaya
Sumber : BPS Tahun 2014
B. Industri Pengolahan
Tenaga kerja sektor industri memiliki produktivitas yang cukup
tinggi. Selama tahun 2013 setiap tenaga kerja industri rata-rata
memberikan nilai tambah sebesar 102.69 juta pertahun.
Produktivitas ini menurun jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dimana setiap tenaga kerja memberi nilai tambah
107.29 juta per tahun.
L a p o r a n A k h i r II - 13Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Jika ditelaah berdasarkan produk yang dihasilkan maka kelompok
industry yang paling banyak memberikan nilai tambah bruto/PDRB
adalah industri Alat Angkut, Mesin dan Peralarannya yaitu sebesar
45.36 triliun rupiah. Industri kimia menghasilkan nilai tambah
terbesar kedua yakni sebesar 5.2 triliun rupiah. Banyaknya industri
besar sedang di Kabupaten Bekasi secara ekonomi memberikan
dampak yang sangar besar bagi percepatan pembangunan baik
secara fisik maupun peningkatan kesejahteraan penduduk. Disisi
lain dampak negatif yang ditimbulkan juga memberi pengaruh
terhadap perubahan lingkungan, baik sungai, air tanah. Polusi dan
sebagainya. Oleh karena itu pembangunan sektor industri juga
harus memikirkan Iingkungan hidup yang ada.
C. Hotel dan Pariwisata
Sebagai daerah industri sekaligus kota penyangga ibukora,
Kabupaten Bekasi semakin bebenah diri untuk menyambut tamu-
tamu nya yang akan berkunjung ke daerah ini. Tidak sedikit hotel
dan tempat penginapan yang tersebar didaerah ini. Saat ini
terdapat sebanyak 13 hotel berbintang dan akomodasi lainnya di
Kabupaten Bekasi. yaitu 5 buah hotel berbintang dan 8 buah
akomodasi lainnya. Selama tahun 2013 Tingkat Penghunian Kamar
(TPK) pada akomodasi lainnya meningkat menjadi 51.56.
dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya sebesar 43.89
persen. Namun peningkatan ini tidak diikuti oleh lamanya
menginap. Karena rata-rata lamanya menginap masih sama
dengan tahun 2012, yaitu 2 hari.
Tabel Tabel 2.7Statistik Perhotelan Kabupaten Bekasi
Tahun 2011-2013
L a p o r a n A k h i r II - 14Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Tenaga kerja yang dapat diserap pada sektor ini dengan latar
belakang pendidikan sekolah kejuruan hotel pariwisata adalah
sebanyak 148 orang, sedang dari non kejuruan hotel pariwisata
sebanyak 272 orang.
Tabel Tabel 2.8Tempat Wisata Kabupaten Bekasi
Tahun 2013
Sumber: BPS 2013
L a p o r a n A k h i r II - 15Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Masih banyak potensi tempat wisata di Kabupaten Bekasi yang
masih belum diketahui masyarakat juga belum ditangani secara
optimal oleh investor maupun dunia usaha. Terutama untuk wisata
Maritim selain Pantai Muara Beting dan Pantan Muara Gembong,
pemerintah Kabupaten Bekasi akan mengembangkan kawasan
mangrove di Muara Tawar.
C. Perbankan dan Investasi
Investasi merupakan pendorong bagi terciptanya pertumbuhan
ekonomi dan dibukanya lapangan kerja. Kabupaten Bekasi
merupakan wilayah potensial bagi investasi karena ketersediaan
sumber daya alam, sumber daya manusia dan infrastruktur yang
memadai. Menurut data yang dikeluarkan oleh BPMPPT Kabupaten
Bekasi, realisasi investasi PMA dan PMDA di Kabupaten Bekasi pada
Triwulan I 2013 menyebutkan bahwa terdapat 153 proyek dengan
total investasi sebesar Rp. 5,29 trilyun. Angka tersebut
menunjukkan bahwa Kabupaten Bekasi menduduki peringkat
pertama dengan share terhadap keseluruhan nilai investasi
Propinsi Jawa Barat sebesar 27,64 persen.
Adapun nilai investasi tahun 2013 mencapai nilai Rp. 93 trilyun,
melebihi target investasi yang sebesar Rp. 76 trilyun. lnvestasi
dapat direalisasikan jika terdapat ketersediaan modal. Bank adalah
salah satu lembaga perantara keuangan yang salah satu fungsinya
mendistribusikan kredit sebagai modal usaha melakui dana yang
dikumpulkan dari masyarakat dalam bentuk Simpanan, Giro,
maupun Deposito.
D. Pertanian
Pertanian merupakan salah satu sektor yang mulai tergerus oleh
arus industrialisasi di Kabupaten Bekasi. Berdasarkan angka
semenrara Sensus Pertanian 2013 jumlah rumah tangga usaha tani
mencapai 85.587 rumah tangga. Jumlah rumah tangga tani
tersebut hanya 42 persen dari jumlah rumah tangga tani sepuluh
L a p o r a n A k h i r II - 16Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
tahun yang lalu. Pada tahun 2003 di Kabupaten Bekasi terdapat
202.999 rumah tangga tani. Hal ini selaras dengan banyaknya
peralihan rungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian.
Tabel Tabel 2.9Banyaknya Usaha Pertanian Berdasarkan
Hasil Sensus Pertanian 2012-2013
Penurunan tidak hanya terjadi pada jumlah petanian namun juga
pada produktivitas pertanian. Salah satu produksi pertanian yang
menjadi andalan Kabupaten Bekasi adatah Padi. Tanaman padi
yang menghasilkan bahan makanan pokok di Indonesia mengalami
penurunan produksi 9.49 persen menjadi 537.388 ton.
Tabel Tabel 2.10Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Padi Sawah dan Padi Ladang di Kabupaten Bekasi 2012-2013
L a p o r a n A k h i r II - 17Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Rendahnya produksi selain akibat berkurangnya lahan pertanian
juga akibat berkurangnya produktiviras. Pemerintah perlu
mengambil kebijakan yang berpihak kepada petani agar tetap
bersedia bercocok tanam.
E.Perikanan
Sebagaimana sektor pertanian, produksi sektor perikanan di
Kabupaten Bekasi kondisinya masih dibawah sektor industri dan
sektor jasa, padahal potensi untuk pengembangan perikanan
sangat potensial mengingat Kabupaten Bekasi memiliki panjang
garis pantai 72 Km dan lautan yang sangat potensial untuk
pengembangan perikanan tambak dan tangkapan dari laut.
Berdasarkan data tahun 2012 total produksi perikanan darat dan
laut di Kabupaten Bekasi mencapai 29.837,43 ton, produksi ini
didominasi oleh jenis perikanan tambak dengan total 28.166,98
ton, sedangkan untuk kolam sebesar 1.527,08 dan untuk perikanan
tangkap sebesar 1.897,09 ton. Untuk lebih jelasnya produksi
perikanan di Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada tabel 2.11.
Tabel Tabel 2.11Produksi Perikanan Laut dan Perikanan Darat
menurut Kecamatan di Kabupaten Bekasi
L a p o r a n A k h i r II - 18Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Tahun 2012 (Ton)
Apabila dilihat dari tingkat peruntukan lahan bagi sektor perikanan
khususnya untuk perikanan tambak dari tahun 2008-2012
mengalami penurunan luas tambak. Sejak tahun 2008 luas tambak
di kawasan pantai Bekasi mencapai 10.495 Ha dan pada tahun
2012 menurun menjadi 9.996,53 Ha. Hal tersebut sejalan dengan
L a p o r a n A k h i r II - 19Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
menurunnya Rumah Tangga Perikanan (RTP) tambak dari 1.992 KK
menjadi 1.672 KK. Sedangkan untuk jumlah nelayan Rumah Tangga
Nelayan (RTN) dari 713 KK menjadi 727 KK. Sektor pendukung
perikanan laut ini juga disebabkan kurangnya sarana dan
prasarana pelelangan ikan, dimana hingga saat ini jumlah TPI di
Kabupaten Bekasi memiliki 2 TPI.
Tabel 2.12Patensi Kelautan di Kabupaten Bekasi
Tahun 2008-2012
2.4 KEBIJAKAN PENATAAN RUANG WILAYAH BEKASI
Penataan ruang Kabupaten Bekasi bertujuan mewujudkan tata ruang
yang dinamis bagi pengembangan kawasan industry,permukiman dan
pertanian yang harmonis didukung infrastruktur yang handal dan
iklim investasi yang kondusif.
L a p o r a n A k h i r II - 20Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
A. Kebijakan Penataan Ruang
Kebijakan penataan ruang meliputi :
a. percepatan perwujudan fungsi dan peran pusat-pusat
perkotaan;
b. pembangunan prasarana utama untuk peningkatan
aksesibilitas, produksi, produktifitas, koleksi dan distribusi serta
mewujudkan keterpaduan antarwilayah di Kabupaten Bekasi
dan antara wilayah Kabupaten Bekasi dengan wilayah lain;
c. pembangunan dan peningkatan prasarana lainnya meliputi
prasarana sumberdaya, energi dan kelistrikan, telekomunikasi,
dan sumber daya air;
d. pembangunan dan peningkatan prasarana lingkungan meliputi
persampahan, limbah, sistem drainase dan evakuasi bencana;
e. peningkatan pelestarian fungsi kawasan lindung meliputi
kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, kawasan
sempadan sungai, sempadan pantai dan sempadan
danau/waduk/situ, kawasan pantai berhutan bakau, taman
wisata alam, kawasan rawan banjir dan kawasan perlindungan
plasma nutfah;
f. pengoptimalan dayaguna kawasan budidaya secara sinergi
didasarka pada daya dukung dan daya tampung lingkungan
dalam konteks pembangunan berkelanjutan; dan
g. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara.
B. Strategi Pengembangan
Strategi percepatan perwujudan fungsi dan peran pusat-pusat
perkotaan yang telah ditetapkan secara bertahap sesuai dengan
skala prioritas meliputi :
a. mempercepat penataan fungsi dan peran Kecamatan Setu dan
Kecamatan Tambun Selatan sebagai pusat perkotaan bagian
dari sistem perkotaan PKN Jabodetabek yang mengemban
L a p o r a n A k h i r II - 21Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
fungsi pengembangan industri skala nasional;
b. mempercepat perwujudan pengembangan PKL Kecamatan
Cikarang Pusat, Kecamatan Tarumajaya, Kecamatan Cibitung,
Kecamatan Sukatani dan Kecamatan Cibarusah untuk
mengemban fungsi yang telah ditetapkan;
c. mempercepat perwuju dan pengembangan perkotaan
Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Barat dan Cikarang
Timur sebagai PKL promosi;
d. mempercepat perwujudan pengembangan Kecamatan Cikarang
Selatan, Kecamatan Cikarang Utara, Kecamatan Cikarang Barat,
Kecamatan Cikarang Timur, Kecamatan Babelan dan
KecamatanCibitung sebagai PPK;
e. mempercepat perwujudan Nagasari, Hegarmukti, Sukabungah,
Cibarusah kota, Serang Sukaragam, Cibening, Tamansari,
Tanjungbaru, Karang Satria, Bahagia, Pusaka Rakyat, Pantai
Bahagia, Sindang Jaya, Sukamantri, Karanghaur, Karang Mukti,
Karan Mekar, Sukatenang, Sukamulya untuk mengemban
fungsi sebagai PPL; dan
f. mempercepat perwujudan pengembangan Kecamatan
Tambelang untuk mengemban sebagai rencana ibu kota/pusat
pemerintahan daerah. Strategi pembangunan dan peningkatan
prasarana lainnya meliputi :
mengembangkan prasarana energi dan kelistrikan untuk
kebutuhan non domestik dan domestik, serta pelayanan lokal
dan regional.
Mengoptimalkan pendayagunaan dan pengelolaan prasarana
sumber daya air untuk meningkatkan dan mempertahankan
jaringan irigasi yang ada dalam rangka ketahanan pangan;
suplai air baku untuk air minum; pengendalian banjir dan
kekeringan dengan penerapan rekayasa teknologi, serta
konservasi sumber daya air melalui kegiatan perlindungan
dan pelestarian sumber air, pengelolaan kualitas air dan
L a p o r a n A k h i r II - 22Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
pengendalian pencemaran air dengan mengacu pada pola
pengelolaan sumberdaya air yang ditetapkan pada setiap
wilayah sungai
Mengembangkan prasarana telekomunikasi informatika dan
penyiaran;
mengarahkan pembangunan jaringan telekomunikasi kearah
pemanfaatan bersama menara telekomunikasi
meningkatkan kapasitas daya terpasang dan jaringan
distribusi pelayanan energi listrik untuk kebutuhan non
domestik dan domestik;
mengoptimalkan pendayagunaan, pengelolaan dan
pengembangan prasarana sumberdaya air meningkatkan dan
mempertahankan jaringan irigasi dalam rangka ketahanan
pangan, suplai air baku untuk keperluan air minum,
pengendalian banjir dan kekeringan
Strategi pembangunan dan peningkatan prasarana lingkungan
sebagai upaya peningkatan kualitas lingkungan, meliputi :
meningkatkan penyediaan dan kualitas pelayanan air
minum system perpipaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di
kawasan perkotaan.
mengembangkan sistem pengelolaan persampahan dengan
teknik dan metoda yang berwawasan lingkungan;
meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana
persampahan, serta pengelolaan berbasis masyarakat
melalui integrasi 3R dengan prinsip berkelanjutan, mandiri
dan tuntas ditempat secara mandiri dan berkesinambungan;
mengembangkan sarana dan prasarana pengolahan limbah;
mengembangkan prasarana drainase;
meningkatkan upaya mitigasi dalam mengantisipasi potensi
bencana di Kabupaten
Rencana Prasarana Pengelolaan persampahan terdiri dari :
L a p o r a n A k h i r II - 23Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
peningkatan dan pengembangan TPPAS di Desa Burangkeng
Kecamatan Setu seluas kurang lebih 11 (sebelas) hektar;
peningkatan dan pembangunan Tempat Penampungan
Sementara (TPS) dengan pengelolaannya secara merata di
setiap kecamatan;
penerapan 3R (Recycle, Reuse, Reduce) dalam pengelolaan
sampah mulai dari sumber sampah (domestik, niaga,industri
dan lain-lain); dan
Rencana prasarana pengelolaan limbah terdiri dari :
peningkatan prasarana pengolahan limbah di kawasan
industri;
peningkatan prasarana pengolahan limbah di permukiman
perkotaan; dan
pembangunan Pusat Pengolahan Limbah Industri Bahan
Berbahaya dan Beracun (B-3) dengan alternatif di Desa
Bojongmangu Kecamatan Bojongmangu.
Rencana pengembangan drainase
Pengembangan drainase mikro meliputi:
- pembangunan prasarana drainase permukiman perkotaan
dan permukiman perdesaan;
- penataan sistem prasarana drainase secara terpadu,
meliputi sistem primer, sekunder, dan tersier;
Pengembangan prasarana drainase makro melalui
normalisasi dan rehabilitasi sungai.
C. Rencana Struktur Ruang Wilayah
Rencana Struktur Ruang berdasarkan penetapan sistem pusat
kegiatan dengan memperhatikan perwilayahan pengembangan di
Kabupaten Bekasi meliputi :
L a p o r a n A k h i r II - 24Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
a. Wilayah Pengembangan (WP) I yaitu Bekasi bagian tengah,
dengan pusat di perkotaan Tambun dan meliputi wilayah
pelayanan Tambun Selatan, Cibitung, Cikarang Utara, Cikarang
Barat, Cikarang Timur, dan Cikarang Selatan. WP I ini diarahkan
dengan fungsi utama pengembangan industri, perdagangan
dan jasa, perumahan dan permukiman, pariwisata dan
pendukung kegiatan industri;
b. Wilayah Pengembangan (WP) II yaitu Bekasi bagian selatan,
dengan pusat di perkotaan Sukamahi dan meliputi wilayah
pelayanan Cikarang Pusat, Setu, Serang Baru, Cibarusah, dan
Bojongmangu. WP II ini diarahkan dengan fungsi utama
pengembangan pusat pemerintahan kabupaten, industri,
perumahan dan permukiman skala besar, pertanian dan
pariwisata;
c. Wilayah Pengembangan (WP) III yaitu Bekasi bagian timur,
dengan pusat di perkotaan Sukamulya dan meliputi wilayah
pelayanan Sukatani, Karang Bahagia, Pebayuran, Sukakarya,
Kedungwaringin, Tambelang, Sukawangi, dan Cabangbungin.
WP III diarahkan dengan fungsi utama pengembangan pertanian
lahan basah, perumahan dan permukiman;
d. Wilayah Pengembangan (WP) IV yaitu Bekasi bagian utara,
dengan pusat di perkotaan Pantai Makmur, dan meliputi wilayah
pelayanan Tarumajaya, Muaragembong, Babelan, dan Tambun
Utara. WP IV diarahkan dengan fungsi utama pengembangan
wilayah, simpul transportasi laut dan udara, pertambangan,
Industri, perumahan dan permukiman, pertanian lahan basah
dan pelestarian kawasan hutan lindung. Pengembangan WP IV
dan Kecamatan Cabang Bungin dilaksanakan oleh badan
pengelola yang pembentukan dan mekanismenya akan diatur
melalui peraturan tersendiri;
D. Rencana Pola Ruang
Kawasan Permukiman
L a p o r a n A k h i r II - 25Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Pengembangan kawasan permukiman tersebar di seluruh
kecamatan. Pengembangan kawasan permukiman di perkotaan
meliputi wilayah :
Kecamatan Cibitung, Karang Bahagia, Tambun Utara, Sukatani
Sukawangi, Cikarang Timur, Cikarang Pusat, Tambun Selatan,
Serang Baru, Setu, Cikarang Selatan, Cikarang Barat.
Pengembangan kawasan permukiman perdesaan meliputi wilayah
:
Kecamatan Babelan, Muaragembong, Cabangbungin, Cibarusah,
Bojongmangu, Serang Baru.
Pengembangan kawasan permukiman perkotaan diarahkan untuk
a. pengembangan hunian vertikal berupa rusunami dan rusunawa
diperkotaan dan kawasan industri;
b. pengembangan kawasan permukiman mandiri; dan
c. peningkatan sarana dan prasarana dasar permukiman.
Pengembangan permukiman kawasan perdesaan diarahkan untuk
:
a. pengembangan hunian horizontal; dan
b. peningkatan sarana dan prasarana dasar permukiman
Kawasan rawan bencana meliputi :
1. Kawan rawan bencana gelombang pasang di Kecamatan
muaragembong
2. Kawasan rawan bencana banjir :
Tambun Utara, Tambun Selatan, Tarumajaya, Cibitung,
Cikarang Timur Cikarang Utara, Cabangbungin,
Kedungwaringin, Pebayuran, Sukakarya, Sukatani, Sukawangi,
Tambelang, Babelan.
3. Daerah rawan bencana longsor di Kecamatan Bojongmangu
E. Arahan pemanfaatan Ruang
L a p o r a n A k h i r II - 26Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Prasarana Sumber daya air :
a. peningkatan pelayanan jaringan air bersih;
b. penyediaan air baku dengan peningkatan pengelolaan situ; dan
c. pembangunan prasarana sumberdaya air dan pengendali banjir
Prasarana permukiman :
a. pembangunan TPPAS, meliputi :
1. penyempurnaan kondisi TPPAS eksisting di Desa
Burangkeng Kecamatan Setu;
2. studi kelayakan lokasi Bahan Pusat Pengelolahan Limbah
Industri – Bahan Berbahaya dan Beracun (PPLI-B3) di
DesaBojongmangu dan Desa Karangmulya;
3. pendistribusian TPS merata di seluruh kecamatan;
4. pengelolaan limbah B3 dengan mengembangkan PPLI-B3;
dan
5. penerapan 3R (Reuse, Reduce dan Recycle)
b. pengembangan hunian vertikal di kawasan perkotaan dan di
kawasan industri;
c. pengembangan kawasan siap bangun atau lingkungan siap
bangun;
d. peningkatan ketersediaan air bersih perkotaan dan
pengembangan Instalasi Pengolahan Air ( IPA) atau Water
Treatment Plant (WTP);
e. pengembangan pengolahan air limbah memperhatikan baku
mutu limbah cair dan sistem terpisah dari pengelolaan air
limbah industry secara terpusat terutama pada kawasan
perumahan padat, pusat bisnis dan sentra industri; dan
f. penataan jaringan drainase perkotaan.
2.5 TINJAUAN TATA RUANG TERHADAP KAWASAN PPI MUARA
TAWAR
L a p o r a n A k h i r II - 27Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Tinjauan rencana tata ruang untuk kawasan perencanaan dikaitkan
dengan pegembangan kawasan sebagai bagian dari Kawasan Teluk
Jakarta meliputi 3(tiga) Kecamatan yaitu : Kecamatan Tarumajaya,
Kecamatan Babelan dan Kecamatan Muaragembong.
Dalam pengembangan kawasan tersebut salah satunya adalah
pengembangan yang dirancang dengan mengikuti sistem zona
dalam pengelolaan wilayah pesisir wilayah teluk Jakarta di
Kabupaten Bekasi. Sedangkan apabila dilihat dari pengembangan
di ketiga kecamatan keseluruhan meliputi sebagai berikut :
a. Kecamatan Tarumajaya
Pola pemaanfaatan ruang di Kecamatan Tarumajaya meliputi
pengembangan:
Permukiman Perkotaan: 3.192 Ha
HutanLindung: 118 Ha
Industri: 2.075 Ha
TPU: 19 Ha
L a p o r a n A k h i r II - 28Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
b. Kecamatan Babelan
Rencana pola pemaanfaatan ruang di Kecamatan Babelan
meliputi pengembangan:
Permukiman Perkotaan: 4.264 Ha
Permukiman Perdesaan: 556 Ha
Hutan Lindung: 77 Ha
Hutan Produksi: 334 Ha
Industri: 2.508 Ha.
c. Kecamatan Muaragembong
Rencana Pola pemaanfaatan ruang Kecamatan Muaragembong
meliputi pengembangan:
Permukiman Perdesaan: 3.023 Ha
Hutan Lindung: 6.699 Ha
Hutan Produksi: 4.991 Ha
Pariwisata: 713 Ha.
Pola ruang tiga kecamatan tersebut dapat dilihat pada gambar
2.3.
L a p o r a n A k h i r II - 29Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
KABUPATEN
L a p o r a n A k h i r II - 30Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
Kawasan PPI
Muara Tawar
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Berasarkan pola ruang tersebut kawasan PPI Muara Tawar berada
pada wilayah pesisir Kecamatan Tarumajaya yang mana sebagian
besar kawasannya terdiri dari pengembangan kawasan industri.
Sedangkan untuk kecamatan Muara gembong dilihat dari
kebijakan dalam perencanaan dan pengendaliannya kawasan
teluk Jakarta pada umumnya diarahkan untuk pengembangan
waterfront city. Kecamatan Babelan selain waterfront city juga
akan dikembangkan prasarana pelabuhan kargo.
2.6 TINJAUAN KAWASAN BERDASAR RDTR WP IV KABUPATEN
BEKASI
Dilihat dari kebijakan rencana tata ruang yang lebih rinci kawasan PPI
Muara Tawar ini menurut RDTR WP IV Kabupaten Bekasi. Bila dilihat
dari tujuan pengembangannya kawasan ini diarahkan untuk :
Meningkatkan peran & fungsi WP IV sebagai kawasan industri,
pariwisata, perumahan, perdagangan & jasa.
Mendorong tumbuhnya “Kota Industri dan Jasa” untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi.
Menciptakan pola pemanfaatan ruang WP IV yang serasi, optimal, &
berkelanjutan.
Menjaga konsistensi perwujudan ruang WP IV melalui pengendalian
program-program pembangunan wilayah.
Berdasarkan pembagian zona nya WP IV meliputi BWK A, B, C dan D,
dimana masing-masing BWK tersebut diarahkan berdasarkan fungsi
dan karakteristik pengembangan masing-masing.
Dari RDTR WP IV tersebut dapat dilihat peluang-peluang yang dapat
mendorong kawasan ini menjadi kawasan yang dapat penunjang
kegiatan BWK C sebagai fungsi :
Pemerintahan, kesehatan, pendidikan skala lokal
Perumahan kepadatan rendah sampai tinggi
CBD Skala Regional (sentra primer)
Kawasan Pelabuhan Bongkar Muat
L a p o r a n A k h i r II - 31Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Industri dan Pergudangan
Kawasan lindung/ yang berfungsi lindung.
Khususnya untuk Kawasan lindung maka potensi dan pengelolaan
mangrove di kawasan PPI dapat berperan sebagai kawasan lindung
juga memiliki nilai ekonomi tinggi karena sistem aktivitas dan
peranan BWK C yang sangat strategis.
Pontensi lain yang sangat strategis dalam pengembangan kawasan
PPI Muara Tawar menurut tata ruang ini adalah adanya perencanaan
struktur ruang kawasan yang akan didukung oleh pembangunan
transportasi dan infrastruktur penting lainnya pada kawasan ini yaitu
meliputi:
Pembangunan Jalan Kolektor primer : Babelan-Muara Gembong,
Tambun Utara-Tambelang, Samudera Jaya-Hurip Jaya
Pembangunan jalan lokal primer meliputi : Desa Hurip Jaya-Pantai
Hurip, Desa Jaya Sakti
Peningkatan lokal primer→kolektor primer meliputi: Desa Srijaya-
Srimukti, Desa Sriamur
Pembangunan Terminal tipe C di Sub BWK C1 (Desa Pantai
Makmur)
Pembangunan sus-sub Terminal di pusat sekunder,
Pembangunan pelabuhan dan peti kemas di sub BWK D1 (Desa
Hurip Jaya),
Pembangunan pelabuhan nelayan di sub BWK A1 (Desa Pantai
Bahagia).
L a p o r a n A k h i r II - 32Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
L a p o r a n A k h i r II - 33Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
Kawasan PPI
Muara Tawar
PT. Sumaplan Adicipta Persada
2.7 SOSIAL DAN BUDAYA
Kondisi sosial budaya dalam kajian ini akan mengulas tentang kondisi
dan karakteristik sosial dan budaya penduduk Kabupaten Bekasi
sebagai landasan melihat sejaumana potensi masyarakat Kabupaten
Bekasi yang dapat berfungsi subyek dan obyek dalam pembangunan.
Tingkat pencapaian masyarakat ini dapat dibuktikan dalam
pencapaian pendidikan, peran serta pembangunan dilihat dari nilai
produktivitas tenaga kerja, indeks pembangunan manusia, serta
permasalahan kemiskinan.
2.7.1Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Keberhasilan pembangunan tergantung pada kualitas Sumber daya
Manusia SDM). Kualitas SDM dapat ditingkatkan melalui pendidikan.
Semakin lama seseorang menerima pendidikan maka semakin baik
kemampuan dan kualitasnya. Penduduk Kabupaten Bekasi rata-rata
bersekolah selama 8.84 tahun. Hal ini berarti rata·rata penduduk
Kabupaten Bekasi mengenyam pendidikan hingga tingkat SL TP yang
cermasuk dalam pendidikan dasar berdasarkan program wajib belajar
9 tahun.
Bersekolah bagi beberapa bagian masyarakat merupakan
kemewahan tersendiri. Hal ini dapat terlihat dari persentase anak usia
sekolah yang berpartisipasi dalam pendidikan. Partisipasi bersekolah
yang semakin rendah seiring bertambahnya usia seseorang
mengindikasikan terdapatnya putus sekolah. Angka Partisipasi
Sekolah (APS) anak usia sekolah dasar cukup tinggi. APS usia 7-12
tahun 2013 sebesar 98,95% mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2012 yang sebesar 98,89%. Namun partisipasi semakin rendah
pada anak usia pendidikan SLTP (usia 13-15 tahun) dan SlTA (usia 16·
18 tahun) masing·masing hanya 90.09 persen dan 62.49 persen.
L a p o r a n A k h i r II - 34Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Tabel 2.13Indikator Pendidikan di Kabupaten Bekasi
Tahun 2010-2013
Peningkatan kualitas SDM tersebut dapat dilihat juga dari jangkauan
masyarakat mencapai fasilitas pendidikan yang tersedia. Pada tahun
2013 terdapat 848 Sekolah Oasar (SD), 285 Sekolah lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) dan 96 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 155
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selain jumlah sekolah, salah satu
indikator kecukupan fasilitas pendidikan adalah berdasarkan rasio
murid-guru. Pada jenjang pendidikan Sekolah Oasar pada tahun 2013
seorang guru rata-rata mengajar 24 murid .
L a p o r a n A k h i r II - 35Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
Kelangsungan kegiatan pendidikan selain dikelola oleh Dinas
Pendidikan terdapat juga sekolah yang dikelola oleh Kementrian
Agama. Madrasah Ibtidaiyah (setara SD) pada tahun 2013 berjumlah
195 sekolah, Madrasah Tsanawiyah (setara SLTP) berjumlah 126
sekolah serta (setara SD) pada tahun 2013 berjumlah 195 sekolah,
Madrasah Tsanawiyah (setara SLTP) berjumlah 126 sekolah serta
Madrasah Aliyah (setara SLTA) berjumlah 38 sekolah.
Tabel 2.14 Jumlah Guru dan Murid Tahun 2013
2.7.2Pembangunan Manusia dan Kemiskinan
Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak
pilihan yang dimiliki manusia. Pilihan untuk berumur panjang dan
sehat memiliki ilmu pengetahuan dan memiliki akses terhadap
sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup secara layak. Pengukuran
L a p o r a n A k h i r II - 36Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
secara statistik untuk menggambarkan pembangunan manusia
adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Berdasarkan angka IPM, Kabupaten Bekasi tergolong dalam
pembangunan menengah alas. yaitu 74,80% berada antara 66-80%.
Terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu
74.13%. Selain mengalami peningkatan secara absolut, jika melihat
reduksi shortfalf-nya, pembangunan manusia di Kabupaten Bekasi
tergolong cepat. United Nation Development Programme (UNDP)
mengklasifikasikan pembangunan manusia dalam kategori (tepat jika
reduksi Shortfall mencapai 1,7 sedangkan reduksi shortfall Kabupaten
Bekasi mencapai 2,59.
Tabel 2.15Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Bekasi, 2010-2013
Keberhasilan pembangunan manusia juga dapat terlihat dari
berkurangnya tingkat kemiskinan. Persentase penduduk miskin di
Kabupaten Bekasi pada tahun 2013 mencapai 5.20% berkurang dari
tahun 2012 yang mencapai 5,44%. Penetapan angka kerniskinan
tersebut didasarkan pada garis kemiskinan yaitu pengeluaran
minimum per orang per bulan. Garis kemiskinan di Kabupaten Bekasi
L a p o r a n A k h i r II - 37Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu
PT. Sumaplan Adicipta Persada
mengalami peningkatan dari sebesar Rp. 331.032 pada tahun 2012
menjadi Rp. 361.510 pada tahun 2013.
Jika dibandingkan dengan angka kemiskinan Jawa Barat maka angka
kemiskinan Kabupaten Bekasi masih tergolong rendah. Persentase
penduduk miskin Provinsi Jawa Barat 9,61% pada tahun 2013.
Meskipun demikian jika dibandingkan dengan tingginya PDRB
Kabupaten Bekasi adanya penduduk miskin perlu menjadi perhatian
Pemerintah. Pemerintah harus lebih banyak menyusun kebijakan
untuk mendistribusikan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
2.7.3Angkatan Kerja Kabupaten Bekasi
Peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja diikuti oleh
meningkatnya produktivilas tenaga kerja. Berdasarkan nilai PDRB
ADH Konstan, setiap tenaga kerja pada lahun 2013, rata-rata
menghasilkan 51,87 juta rupiah per tahun. Nilai produktivitas ini
meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 5
I.76% juta rupiah per tahun.
Peningkatan produktivitas tenaga kerja selaras dengan peningkatan
upah minimum yang berlaku di Kabupaten Bekasi. Pada tahun 2013
terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten UMKM 34,27% dari Rp.
1.491.000 di tahun 2012, menjadi Rp. 2.002.000. Jika dlbandlngkan
dengan besarnya Kebutuhan Hidup Layak (KHL), tingkat upah
minimum Kabupaten Bekasi sudah melebihi 100 persen sejak tahun
2012. Hal ini berarti tingkat upah tersebut diasumsikan cukup untuk
memenuhi biaya hidup layak bagi tenaga kerja.
L a p o r a n A k h i r II - 38Rencana Pengelolaan PPI Muara Tawar Sebagai Lokasi Wisata Maritim Terpadu