29
4 BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber- sumber sebagai berikut: 1. Literatur Pencarian data melalui buku, catatan, artikel baik di koran, majalah, maupun website yang berhubungan dengan materi yang diangkat, yaitu mengenai perkembangan dunia kesenian Wayang Orang di Indonesia pada umumnya dan Wayang Orang Bharata pada khususnya. 2. Wawancara Wawancara dengan narasumber dari pihak terkait. Untuk pencarian data yang dilakukan dengan metode wawancara, data yang diperoleh hanya merupakan data yang bersifat kuantitatif, bukan kualitatif, hanya merupakan pendapat pribadi, opini, pengalaman dari perorangan dan tidak bersifat ilmiah. Tokoh ataupun instansi terkait yang dijadikan sebagai narasumber: 1. Bapak Marsam Mulyo Atmojo, Ketua grup Wayang Orang Bharata 2. Bapak Iwan Taufan, Debudpar bagian Sekjen Pemasaran 3. Bapak Wahdat, Depdiknas bagian Seni Pertunjukkan Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data, yaitu dengan melalui proses pengeditan dan analisa.

BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

4

BAB II

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data

Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh

dari sumber- sumber sebagai berikut:

1. Literatur

Pencarian data melalui buku, catatan, artikel baik di koran, majalah, maupun

website yang berhubungan dengan materi yang diangkat, yaitu mengenai

perkembangan dunia kesenian Wayang Orang di Indonesia pada umumnya dan

Wayang Orang Bharata pada khususnya.

2. Wawancara

Wawancara dengan narasumber dari pihak terkait. Untuk pencarian data yang

dilakukan dengan metode wawancara, data yang diperoleh hanya merupakan data

yang bersifat kuantitatif, bukan kualitatif, hanya merupakan pendapat pribadi,

opini, pengalaman dari perorangan dan tidak bersifat ilmiah.

Tokoh ataupun instansi terkait yang dijadikan sebagai narasumber:

1. Bapak Marsam Mulyo Atmojo, Ketua grup Wayang Orang Bharata

2. Bapak Iwan Taufan, Debudpar bagian Sekjen Pemasaran

3. Bapak Wahdat, Depdiknas bagian Seni Pertunjukkan

Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data, yaitu dengan

melalui proses pengeditan dan analisa.

Page 2: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

5

Hasil rangkuman pencarian data adalah sebagai berikut:

2.1.1 Pengertian Wayang

Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa asal kata Wayang

sebenarnya berasal dari kata ‘bayang’, ‘wayangan’ (dalam bahasa Jawa) yang

berarti "bayangan". Dugaan ini karena pertunjukan wayang menggunakan kelir

(layar) sebagai pembatas antara dalang dan penonton, sehingga yang terlihat

hanyalah bayangan. Beberapa prasasti pada masa pemerintahan Prabu Airlangga

terdapat kata- kata seperti "mawayang" dan "aringgit" yang maksudnya adalah

pertunjukan wayang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kata Wayang sebagai berikut:

1. Kata Wayang merupakan kata benda (noun) yang berarti boneka tiruan

orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya yang

dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama

tradisional (Bali, Jawa, Sunda, dan sebagainya), biasanya dimainkan

oleh seseorang yang disebut dalang.

2. Pertunjukan wayang (selengkapnya)

3. Si pelaku (yang hanya sebagai pelaku, bukan sebagai perencana)

4. Orang suruhan yang harus bertindak sesuai dengan perintah orang lain

5. Bayang-bayang.

2.1.2 Sejarah Perkembangan Wayang di Indonesia

Ir.Sri Mulyono (buku Simbolisme dan Mistikisme dalam wayang, 1979)

menyatakan bahwa wayang diperkirakan sudah ada sejak jaman Neolithikum

Page 3: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

6

(sekitar 1500 SM). Pada awalnya, sekitar tahun 898 - 910 M, Wayang adalah

bagian dari kegiatan religi Animisme untuk menyembah Hyang. Kegiatan ini

dilakukan di saat panenan atau taneman dalam bentuk upacara ruwatan,

tingkeban ataupun merti desa agar panen berhasil ataupun agar desa terhindar dari

segala mala bencana. Wayang yang kita sebut dengan nama Wayang Purwa masih

ditujukan untuk menyembah Sang Hyang seperti yang tertulis dalam prasasti

Balitung yang berbunyi:

Sigaligi mawayang buat Hyang, macarita Bhima ya Kumara

yang artinya: menggelar wayang untuk Sang Hyang, menceritakan tentang kisah

Bhima sang Kumara.

Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di

Indonesia, ada yang menyatakan bahwa Wayang di Indonesia berasal dari Cina,

ada yang menyatakan berasal dari India Barat dan ada yang menyatakan bahwa

pertunjukkan Wayang di Jawa merupakan pertunjukkan asli Jawa.

Dalam buku Sejarah dan Perkembangan Wayang, S.Haryanto menyatakan

bahwa Nenek moyang bangsa Indonesia, beberapa puluh tahun sebelum masehi

telah mengenal Wayang, yaitu suatu bentuk pentas sebagai sarana upacara

keagamaan yang bersifat ritual dengan menggunakan bayang- bayangan

(wayangan) dalam membawakan acara- acaranya.

Sedangkan bangsa Hindu menemukan pertunjukkan Wayang sebagai suatu

wadah untuk membawakan cerita Mahabharata dan Ramayana dalam

menyebarluaskan ajaran agamanya. Kemudian terjadilah suatu perpaduan antara

kedua kebudayaan yang berasal dari Hindu dan yang asli Indonesia, sehingga

Page 4: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

7

sampai dewasa ini Wayang dengan cerita dari Hindu (Mahabharata dan

Ramayana) sanggup untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan sejarah

bangsa Indonesia.

Dalam perkembangannya, sejak jaman kerajaan- kerajaan sebelum Mataram

hingga Indonesia merdeka ini, pertunjukkan Wayang telah banyak mengalami

perubahan dan perkembangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia

dalam penggunaan Wayang sebagai sarana komunikasi, pendidikan, falsafah serta

kegiatan religi dan sebagainya. Dalam hal ini maka terciptalah bentuk- bentuk

Wayang baru antara lain Wayang Orang, Wayang Suluh hingga Wayang Wahyu.

Sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan tersebut, maka bentuk- bentuk Wayang

dalam seni rupa Wayang pun mengalami perubahan. Demikian pula dalam bentuk-

bentuk pentas, baik dalam pergelaran Wayang Golek maupun pergelaran Wayang

Orang mengalami perubahan dengan berbagai macam sarana. Selain perlengkapan

busana yang serba gemerlapan, tata suara yang semakin sempurna, juga gaya

pentas pun tampak diusahakan mengikuti selera jaman dan masyarakat

penggemarnya.

Wayang di masa sekarang telah meluas dalam bentuk dan pengertiannya,

karena sesuatu pertunjukkan yang mengandung cerita, dalang serta boneka-

boneka sebagai alat peraganya dapat disebut sebagai Wayang, meskipun cerita-

cerita yang dipergelarkan itu tidak atau bukan berdasarkan cerita Ramayana

maupun Mahabharata.

Page 5: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

8

2.1.3 Jenis- jenis Wayang

Wayang merupakan sebuah kesenian tradisional yang kaya akan cerita

tentang falsafah kehidupan, hal inilah yang membuat wayang bisa bertahan

dikalangan masyarakat Jawa hingga saat ini. Seni pewayangan awalnya

merupakan seni pakeliran dengan tokoh utamanya Ki Dalang yang bercerita,

adalah sebuah bentuk seni gabungan antara unsur seni tatah sungging (seni rupa)

dengan menampilkan tokoh wayang yang diiringi dengan musik gamelan,

diwarnai dengan dialog dalam bahasa Jawa, menyajikan lakon tentang falsafah

kehidupan manusia.

Jenis- jenis wayang antara lain:

- Wayang Beber: dilukiskan pada gulungan kain, gambarnya dibuat berupa panel-

panel, setiap panel menceritakan episode yang saling berhubungan dengan panel-

panel lainnya.

- Wayang Kulit (Wayang Purwa): dimainkan dengan menampilkan bayangan dari

wayang tersebut, karena proses pencahayaan dari belakang kelir atau tabir.

- Wayang Golek: sama seperti Wayang Kulit, tetapi dipertontonkan langsung

kepada penontonnya. Wayang Golek terbuat dari kayu serta kain- kain yang

dipasangkan sehingga membentuk 3 dimensi seperti halnya boneka.

- Wayang Klitik: media tokohnya terbuat dari kayu, karena sewaktu dimainkan

berbunyi klitik- klitik maka dinamakan Wayang Klitik.

- Wayang Cepak: sama seperti Wayang Golek, tetapi wujud kepala dan topinya

sama rata (dipapas), sehingga bentuk kepalanya sama semua.

Page 6: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

9

- Wayang Po The Hie: biasanya dimainkan pada hari- hari besar, bentuknya seperti

boneka, bagian lengannya terbuat dari kulit dan cerita yang dimainkan berasal dari

negeri Cina.

- Wayang Wong/ Wayang Orang: dimainkan secara teaterikal dan modern oleh

manusia.

2.1.4 Perkembangan Wayang Orang di Indonesia

Sebagai salah satu pengisian Kebudayaan Nasional pada pergelaran Wayang

serta untuk meresapi seni antawacana (dialog) dan menikmati seni tembang

(nyanyian), K.B.A.A Mangkunegoro I (1757 – 1795) telah menciptakan sebuah

seni drama Wayang Wong (orang) yang pelaku- pelakunya terdiri dari para abdi

dalem (pengawal) keraton. Menurut K.P.A Kusumodilogo dalam bukunya yang

berjudul Sastramiruda tahun 1930 menyatakan bahwa Wayang Orang tersebut

dipertunjukkan pertama kalinya pada pertengahan abad ke-18 (tahun 1760).

Gambar 2.1

Sesuai dengan sebutannya, Wayang Orang tidak lagi dipergelarkan dengan

memainkan boneka- boneka Wayang, melainkan menampilkan manusia- manusia

sebagai pengganti boneka- boneka Wayang. Kini tampak jelas, bahwa jenis- jenis

Page 7: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

10

Wayang seperti Wayang Purwa, Wayang Gedog mendapatkan namanya dari sifat

cerita yang dipergelarkan, sedangkan Wayang Golek, Wayang Orang dinamakan

berdasarkan ciri- ciri teknis ataupun bentuk daripada boneka- bonekanya.

Dalam sejarah perkembangannya, dikenal 2 gaya Wayang Orang yaitu Gaya

Surakarta dan Gaya Yogyakarta (yang disebut juga dengan nama Wayang Orang

Mataraman). Kedua gaya tersebut memiliki sejarah perkembangan yang berbeda.

Berikut adalah rangkuman tentang sejarah perkembangan Wayang Orang

gaya Surakarta:

o Wayang Orang Surakarta dikembangkan oleh K.G.P.A.A Mangkunegoro

IV (1853 - 1881) pada akhir abad ke- 19, bersamaan dengan munculnya

opera Jawa Langendriyan yang semula memang sebagai seni klangenan

adhiluhung (hiburan klasik), digunakan sebagai sajian untuk upacara

ritual dalam istana atau untuk memenuhi kebutuhan para bangsawan

setempat.

o Wayang Orang mengalami kemekarannya pada jaman K.G.P.A.A

Mangkunegoro VII (1916 – 1944), tetapi belum ditujukan kepada hiburan

masyarakat luas, namun masih berlangsung di dalam tembok baluwerti

(balai hiburan dalam kompleks keraton).

o Pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Paku Bhuwono X (1893 – 1939)

di kasunanan Surakarta, Wayang Orang mulai dipertunjukkan diluar

tembok keraton, yakni di Balekambang, Taman Sriwedari dan di Pasar

Malam. Pertunjukkan belum bersifat komersil dan para penari Wayang

Orang tidak lagi merupakan abdi dalem, tetapi orang- orang di luar

Page 8: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

11

keraton. Para penari dilatih oleh mpu tari dan mpu karawitan dari keraton

dan tata busana juga masih tetap gemerlapan karena masih merupakan

koleksi dalam keraton.

o Tahun 1922, Wayang Orang Sala (Surakarta) pertama kali naik pentas

secara komersil.

o Pada tahun 1928 menjelang kongres Pemuda Indonesia, Wayang Orang

Surakarta sudah memasyarakat dan meluas hingga ke daerah- daerah

Jawa tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan bahkan di beberapa kota besar

di luar pulau Jawa.

Sedangkan sejarah perkembangan Wayang Orang Mataraman (gaya

Yogyakarta) diterangkan dalam Buku Peringatan 200 tahun Yogyakarta, Wayang

Orang Yogyakarta muncul pada pemerintahan Sultan Hamengku bhuwono VII

(1877 – 1921) yang pada mulanya merupakan suatu hiburan santai di kalangan

keluarga keraton sendiri. Para pemerannya terdiri atas putra mahkota atau

pangeran dan para cucu raja terdahulu, yang menggunakan media Wayang ini

untuk melatih kehalusan budi dan ketrampilan tari.

Sebagai seni hiburan, Wayang Orang telah tersebar luas dan di beberapa

kota besar telah berdiri perkumpulan- perkumpulan Wayang Orang, sebut saja

Wayang Orang Sriwedari yang merupakan grup Wayang komersil tertua yang

sejak tahun 1911 membuka pentas secara tetap di Kebon Raya Sriwedari,

Surakarta. Grup Wayang Orang Ngesti Pandowo yang berpentas di Kota

Semarang, Jawa Tengah, pelopor pengembangan teknik menghilang atau

mengubah bentuk dengan manipulasi letak cermin tepat di pinggiran panggung.

Page 9: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

12

Di Jakarta pada tahun 60-an pernah terdapat sekitar 8 perkumpulan Wayang

Orang komersial seperti: Wayang Orang Sri Sabdo Utomo, Wayang Orang Ngesti

Wandowo, Wayang Orang Ngesti Budoyo, Wayang Orang Adi Luhung, Wayang

Orang Cahya Kawedar, Wayang Orang Panca Murti, Wayang Orang Ngesti

Widodo dan Wayang Orang Bharata (peleburan dari Panca Murti) yang

merupakan satu- satunya grup Wayang Orang yang masih eksis sejak tahun 1972

dan tetap aktif mengadakan pementasan hingga hari ini.

2.1.5 Wayang Orang Bharata

Wayang Orang Bharata pertama kali pentas pada tahun 1963 dengan

nama Panca Murti, lambat – laun mengalami kesulitan- kesulitan, sehingga

terpaksa membubarkan grup Panca Murti dan tepatnya pada tanggal 5 Juli 1972

anggota Wayang Orang Panca Murti bergabung kembali dan beralih nama

menjadi Wayang Orang Bharata yang langsung berada di bawah pembinaan

Direktorat III/ Kesejahteraan Rakyat DKI Jakarta.

Gedung Bioskop Rialto yang dulunya merupakan gedung pentas grup

Wayang Orang Panca Murti kemudian juga diambil alih kembali oleh grup

Wayang Orang Bharata dan pada tahun 2005 resmi menjadi Gedung Wayang

Orang Bharata.

Pada tahun 70 -an hingga 80–an Wayang Orang Bharata menjadi salah

satu pusat hiburan rakyat di Jakarta dan mengalami masa kejayaannya.

Walaupun di tahun 1974 sempat terjadi penyempitan lahan parkir akibat

pelebaran proyek Senen, namun animo masyarakat untuk menonton pertunjukan

Page 10: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

13

tidak pernah berkurang. Pertunjukan dilakukan setiap hari dan terkadang

penontong membanjiri hingga kehabisan tiket.

Namun seiring perkembangan stasiun televisi di tahun 90-an, Wayang

Orang Bharata mulai ditinggalkan oleh para penontonnya. Bahkan pernah terjadi

pertunjukkan hanya ditonton oleh 2 orang saja. Hingga di tahun 2001 terjadi

kevakuman kegiatan dan dilakukan renovasi selama 4 tahun, kemudian di tahun

2005 baru diadakan kembali pertunjukkan dan khusus di tahun itu dilaksanakan

secara gratis untuk mengajak para pecinta Wayang Orang hadir kembali.

Pemerintah DKI Jakarta juga mendukung aset budaya ini dengan

memberikan dukungan dana setiap kali diadakan pertunjukan dan telah

diturunkan Peraturan Gubernur no.83 thn 2006 yang ditandatangani oleh

gubernur Sutiyoso pada tanggal 28 agustus 2006 tentang peraturan pengelolaan

Gedung Kesenian Bharata, sehingga keberadaan Wayang Orang Bharata menjadi

semakin terjamin.

Gambar 2.2 Gambar 2.3

Masalah yang di hadapi oleh grup Wayang Orang Bharata tidak hanya

sebatas perkembangan kesenian moderen yang pesat dan masalah kekurangan

dana, citra terminal Senen yang semrawut dan rawan, ditambah dengan lahan

parkir yang sempit menjadi kendala untuk para pecinta Wayang Orang untuk

Page 11: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

14

hadir. Berbeda jika kelompok Wayang Orang ini mengadakan pertunjukan di

Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) yang memang tempatnya representatif.

Namun hal itu tidak menyurutkan semangat para anggota kelompok

Wayang Orang Bharata yang berjumlah sekitar 100 orang ini (termasuk pemain

gamelan dan kru panggung). Anggota Wayang Orang Bharata sebagian besar

merupakan anggota keluarga karena kesenian Wayang Orang ini diwariskan

secara turun temurun.

2.1.6 Hasil wawancara

Berikut adalah hasil wawancara penyusun dengan Bapak Marsam Mulyo

Atmojo, selaku ketua grup Wayang Orang Bharata yang ditemui di Gedung

Wayang Orang Bharata, Senen, Jakarta Pusat.

Hasil wawancara berikut berbentuk rangkuman.

1. Sejarah Berdirinya Wayang Orang Bharata

Wayang Orang Bharata merupakan ‘lanjutan’ dari grup Wayang

Orang Panca Murti, yang dulunya merupakan salah satu grup Wayang

Orang yang sangat populer di Jakarta. Gedung Wayang Orang Bharata

dulunya merupakan Gedung Bioskop Rialto dan juga merupakan tempat

pentas grup Panca Murti.

Sejak tahun 1963, anggota Wayang Orang Bharata masih

tergabung dalam grup Wayang Orang Panca Murti. Tetapi pada tahun

1972, grup ini terpaksa harus pergi dari gedung Rialto dan beberapa

Page 12: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

15

bulan setelah itu grup Wayang Orang Panca Murti bubar, walau masih

ada sebagian anggota yang tetap bertahan di gedung teater tersebut.

Kemudian bersama dengan Bapak Dwi Djajakusuma, insan

perfilman Indonesia, dibentuklah grup Wayang Orang Bharata, penari-

penari yang dulunya tergabung dalam grup Wayang Orang Panca Murti

diajak untuk bergabung kembali dan namanya diganti menjadi grup

Wayang Orang Bharata.

Gambar 2.4

Nama ‘Bharata’ sendiri merupakan gabungan dari 3 suku kata

yaitu “Bha” atau dibaca “Bho”, dari kata “Bhowo” dalam bahasa jawa

yang berarti menyanyi tunggal tanpa iringan, kemudian “Ra” atau dibaca

“Ro”, dalam bahasa Jawa dari kata “Roso” yang berarti rasa, dalam dan

penuh penjiwaan, dan suku kata terakhir “Ta” berasal dari kata “Tala”,

dalam bahasa Jawa berarti rumah lebah, rumah lebah yang isinya adalah

madu yang manis. Jika digabungkan maka Bharata mengandung arti

“Nyanyian yang sangat merdu, penuh rasa yang semanis madu”.

Grup Wayang Orang Bharata sejak tahun 1972 aktif pentas setiap

harinya, namun karena perkembangan jaman dengan munculnya banyak

Page 13: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

16

kesenian moderen maka pertunjukkan Wayang Orang Bharata perlahan-

lahan mulai ditinggal pergi. Jadwal pementasan semakin dikurangi dan

sekarang menjadi hanya pentas disetiap akhir pekan saja. Wayang Orang

Bharata masih mempunyai penggemar setia namun jumlahnya sudah

tidak sebanyak dulu.

2. Penonton Wayang Orang Bharata

Ketika jaman Panca Murti, pentas Wayang Orang sangatlah

megah dan penontonnya banyak sekali. Dibandingkan dengan saat ini,

Wayang Orang Bharata tampil dengan perlengkapan yang kurang

mendukung dan jumlah penonton yang sedikit sekali.

Alasan mengapa Kesenian Wayang Orang sangat digemari oleh

masyarakat Jakarta dulunya karena pada masa itu, sekitar tahun 70-an,

Kesenian Wayang Orang menjadi satu- satunya hiburan ditengah

masyarakat Jakarta, kehidupan masyarakat masih belum semaju sekarang

ini. Dan disamping itu, jumlah penduduk Jakarta pada saat itu mayoritas

adalah suku Jawa, sehingga Wayang Orang sangat digemari.

Berbeda dengan keadaan sekarang, Wayang Orang Bharata kini

berada di jaman yang berbeda dengan dulu, dimana sekarang Masyarakat

setiap hari dimanja dengan kesenian moderen dan hiburan- hiburan

lainnya yang menurut mereka lebih menarik dan menyenangkan. Watak

dan perilaku masyarakat sudah berubah, tetapi bukan berarti hal ini

membuat Wayang Orang tidak digemari dan ditinggalkan, Wayang

Orang Bharata masih mempunyai penggemar yang masih setia hadir

Page 14: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

17

disetiap akhir pekan. Ada yang sekedar datang untuk bernostalgia,

reunian dan ada yang datang karena mereka memang mencintai kesenian

tradisional ini.

Wayang Orang adalah tontonan umum, artinya mencakup segala

umur. Tidak hanya Orang tua tetapi banyak juga anak- anak yang tertarik

dan mengajak orang tuanya untuk menonton Wayang Orang, hal ini

membuktikan bahwa perubahan jaman bukanlah masalah utama mengapa

masyarakat umum kurang tertarik terhadap kesenian tradisional ini.

Bahkan dulunya penonton yang datang didominasi oleh turis asing, tetapi

karena pertunjukkan selalu tidak tepat waktu, maka perlahan mulai

ditinggal pergi.

Wayang Orang saat ini bukan lagi menjadi tontonan suku Jawa

saja, banyak sekali penonton yang mengerti maupun tidak mengerti

tertarik untuk menonton Wayang Orang.

Wayang Orang pada dasarnya adalah tontonan rakyat menengah

dan menengah kebawah, tetapi pada kenyataannya sekarang penonton

yang datang menonton pertunjukkan Wayang Orang Bharata adalah

kaum ningrat, menengah keatas dan juga turis yang kebanyakan adalah

turis daerah Asia.

3. Tentang Pertunjukkan Wayang Orang

Pertunjukkan Wayang Orang selalu dimulai pada malam hari

hingga subuh, jarang sekali pertunjukkan yang dilakukan pada pagi

ataupun siang hari. Alasan logisnya karena pada pagi ataupun siang hari

Page 15: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

18

orang- orang sangatlah sibuk dengan kegiatan mereka masing- masing,

sedangkan malam hari adalah saat dimana orang- orang mulai beristirahat

dan mencari hiburan.

Alasan sebenarnya mengapa pertunjukkan Wayang pada

umumnya dilakukan pada malam hari karena sudah merupakan tradisi

dalam pertunjukkan Wayang. Pertunjukkan wayang yang paling awal

adalah Wayang Purwa yang dimainkan tidak langsung dihadapan

penonton tetapi hanya menampilkan bayangan dari balik kain yang

dibentangkan. Ruangan ataupun tempat pertunjukkan sekeliling harus

gelap dan penerangan dari belakang dengan lilin, oleh sebab itu hanya

bisa dilakukan pada malam hari.

Ada pula alasan lain mengapa dilakukan pada malam hari, Seperti

pada pementasan Sendratari Ramayana yang pementasannya ditampilkan

saat bulan purnama dengan berlatarkan candi Prambanan. Alasan

Estetisnya, kostum para penari Wayang Orang yang dominan berwarna

keemasan akan terlihat terlihat lebih indah berkilauan.

4. Lakon Pertunjukkan Wayang Orang

Pada dasarnya, Wayang Orang mementaskan cerita dari Wayang

Purwa yaitu cerita Mahabharata dan Ramayana. Kisah Mahabharata

berasal dari India yang dibawa masuk bersama dengan agama Hindu,

kemudian oleh para pujangga Indonesia disadur atau diterjemahkan

kembali dalam bahasa Jawa.

Page 16: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

19

Berbeda dengan cerita Mahabarata aslinya, cerita- cerita yang

telah disadur terdapat pula yang namanya carangan, merupakan cerita

karangan pujangga Indonesia sendiri yang berada diluar cerita

Mahabharata dari India, seperti contohnya cerita panji- panji, cerita

tentang raja- raja kerajaan Islam dan lain sebagainya.

Pertunjukkan Wayang Orang dilakonkan dalam bahasa Jawa, oleh

sebab itu hanya dimengerti oleh orang- orang tertentu saja. Untuk

mengatasi masalah ini disaat pementasan telah disediakan running text

dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (belum sempurna) untuk

memudahkan pemahaman cerita yang dipentaskan.

Para turis asing biasanya dibantu dengan penjelasan oleh guide.

Tetapi untuk saat ini teknologi runnig text belum berjalan dengan baik

karena kekurangan tenaga operator. Tidak hanya operator running text,

operator lighting, dan kapasitas gedung juga belum mencukupi.

5. Gaya tari Wayang Orang Bharata

Terdapat 2 gaya tari dalam Wayang Orang yaitu gaya Surakarta

dan gaya Yogyakarta, karena memang pada awalnya kesenian Wayang

Orang berasal dari dalam keraton, merupakan hiburan untuk keluarga

ningrat dalam keraton.

Wayang Orang Bharata mengkombinasikan ke semua gaya dari

daerah Jawa, yaitu gaya Surakarta pada umumnya, gaya Yogyakarta dan

gaya pesisiran. Daerah pesisiran Jawa merupakan daerah sepanjang Sala

Page 17: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

20

hingga Yogyakarta seperti Semarang, Purwokerto, Magelang, Solo,

hingga daerah Sunda.

6. Promosi yang telah dilakukan oleh grup Wayang Orang Bharata

Sejauh ini Wayang Orang Bharata belum melakukan kegiatan

promosi, hal ini dikarenakan kekurangan dana. Media promosi yang ada

hanya berupa papan pengumuman didepan gedung Wayang Orang

Bharata yang fungsinya hanya untuk memberitahukan jadwal pentas dan

banner di dalam gedung yang sifatnya hanya sebagai hiasan, tidak

memberitahukan informasi apa- apa.

Pihak pemerintah pernah membantu dengan membuatkan media

promosi berupa kalender, tetapi hal tersebut dinilai kurang efektif. Pak

Marsam sendiri menilai kegiatan promosi tidak begitu diperlukan karena

masyarakat sudah banyak yang tahu tentang Wayang Orang Bharata.

Selama ini media- media yang telah dibuat hanya sebatas untuk

dokumentasi bukan untuk publikasi, seperti halnya perekaman

pementasan dalam CD, foto- foto dan lain sebagainya. Kegiatan promosi

untuk Wayang Orang Bharata hampir tidak ada sama sekali.

7. Wayang Orang

Dalam kesatuan pertunjukkan Wayang Orang tidak terlepas dari

berbagai elemen antara lain gerak tari, kostum penari, irama gamelan,

tembang, dialog hingga make up yang kesemuanya menyatu menjadi satu

pertunjukkan seni yang mempesona.

Page 18: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

21

Ketentuan untuk bisa menjadi seorang penari Wayang Orang

bukan hanya sekedar bisa menari, tetapi juga harus bisa menembang dan

tentunya dalam bahasa Jawa. Dalam menari juga tidak sembarang menari

mengikuti irama, Wayang Orang adalah sebuah pertunjukkan yang penuh

dengan aturan, wayang merupakan filosofi kehidupan.

Dalam pertunjukkannya, tata krama, etika, sopan santun

semuanya ada dalam Wayang Orang. Contohnya, Gatotkaca yang gagah

dan sakti, sifat ini tercermin dalam gerakan tarinya. Pemeran Gatotkaca

adalah dia yang memiliki angkatan kaki yang tinggi, mata yang mawas

dan tangan yang selalu terlentang, setiap gerakan menunjukkan

kegagahan, tetapi ketika Gatotkaca bertemu dan berbicara dengan

Arjuna, pamannya, Gatotkaca tidak boleh mengangkat kakinya tinggi-

tinggi karena tidak sopan. Disinilah terkandung nilai moral.

Tingkatan dalam bahasa Jawa ada 3 yaitu: ngoko (kasar), kromo

(lebih halus), kromo inggil (tingkatan paling tinggi), pembagian tingkatan

ini pun berhubungan dengan tata krama, “kepada siapa kamu berbicara

kamu memakai bahasa apa dan bersikap bagaimana”.

Dalam pertunjukkan Wayang Orang, selain menari terdapat

dialog yang kadang dalam bentuk tembang. Nembang atau menyanyi ada

2 jenis, yaitu yang pertama itu menyanyi tanpa iringan musik yang kita

sebut dengan bhowo atau bisa disebut juga sworo lola yang artinya suara

sendiri, kemudia greget saut, yang berarti keadaan, ada emosi yang jelas.

Page 19: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

22

Sedangkan dalam tariannya terdapat istilah wirogo, wiroso,

wiromo. Arti kata wirogo adalah digerakkan oleh raga (fisik), wiroso

artinya digerakkan dengan rasa dan yang terakhir wiromo artinya

mengikuti irama. Berbeda dengan tarian lain, misalkan tarian dangdut

yang hanya sekedar mengikuti irama saja, menggerakkan badan, berbeda

dalam tarian wayang, tarian wayang itu selain bergerak mengikuti irama

juga dengan penjiwaan yang mendalam.

Kostum dan make up dalam Wayang Orang semuanya bergantung

dengan karakter tokoh wayang yang diperankan. Masing- masing

karakter mempunyai ciri khas sendiri dari bentuk jamang (mahkota),

aksesorisnya, senjatanya, bentuk mata, dan lain sebagainya.

2.1.7 Hasil Wawancara dengan instansi terkait

1. Bapak Iwan Taufan

Selaku Ketua tim sukses Visit Indonesia Year 2009, beliau juga

seorang yang berpengalaman dalam menggeluti bidang kesenian.

Debudpar (Departemen Budaya dan Pariwisata) sebagai

departemen negara yang bertanggung jawab atas perkembangan dan

pelestarian Budaya dan Pariwisata.

Berikut adalah rangkuman hasil wawancara dengan Bapak Iwan

Taufan:

- Pemerintah lebih bersifat mendukung dan memfasilitasi.

Page 20: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

23

- Pemerintah setiap tahunnya memiliki event untuk

memperkenalkan kesenian tradisional kepada masyarakat

melalui pertunjukkan- pertunjukkan seni.

- Dari sisi sebagai seorang penonton, menurut Bapak Iwan,

penonton Wayang Orang Bharata itu sedikit sekali,

masyarakat kurang tertarik dan juga tidak ada informasi

tentang pementasan, hal ini membuat jumlah peminat semakin

tidak ada.

2. Bapak Wahdat

Bapak Wahdat merupakan ketua Direktorat Kesenian, bidang

Seni Teater dan Pertunjukkan, Departemen Pendidikan Nasional.

- Pemerintah lebih bersifat melindungi dan merevitalisasi

kesenian tradisional.

- Masalah yang muncul dalam grup- grup kesenian tradisional

biasanya adalah promosi yang masih sangat kurang karena

kekurangan dana.

- Budaya Moderen yang sudah menjamur membuat kesenian

tradisional semakin memprihatinkan, tidak ada apresiasi.

- Masyarakat Jakarta sudah terkontaminasi dengan hal- hal

yang praktis, ringan, simpel dan menghibur. Kurang

menyukai kesenian tradisional yang berat dan monoton.

Page 21: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

24

- Banyaknya sunguhan yang bersifat hiburan yang jauh dari

kata estetik, kasarnya tidak bermutu.

- Bagaimana mempromosikan kesenian tradisional dengan cara

‘mengemas’nya, seperti yang telah dilakukan oleh Wayang

Orang Bharata dengan menampilkan artis ataupun seniman-

seniman terkenal agar bisa menarik orang.

- Promosi bisa dari sisi cerita, dengan melakonkan cerita yang

aktual seperti tentang percintaan, perselingkuhan dan akhirnya

hal ini membuat nilai artistik dari kesenian tradisional tersebut

menjadi berkurang. Sama halnya dengan menggunakan artis

yang tidak berpengalaman menari untuk melakonkan, nilai

estetik juga akan berkurang. Promosi yang baik sebaiknya

tanpa menghilangkan nilai- nilai esensial kesenian tradisional

itu sendiri, nilai estetiknya.

- Untuk melestarikan kesenian tradisional bisa melalui jalur

pendidikan, seperti dengan memasukan pendidikan tentang

kesenian tradisional kedalam kurikulum sekolah.

Tujuan dari dilakukan promosi adalah:

- Generasi mendatang tidak kehilangan jejak, akan terdengar

lucu jika mereka sampai tidak mengenal Wayang dan hanya

tahu dari buku.

Page 22: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

25

- Dokumentasi sangatlah penting, sehingga generasi mendatang

bisa melestarikan dan meneruskan kesenian tradisional

tersebut.

- Bagaimana mengenalkan kesenian tradisional ini kepada

generasi muda yang hidup dijaman serba ada, serba praktis.

Kendala yang dihadapi Kesenian Tradisional pada umumnya:

- Masalah pewarisan, kebanyakan kesenian tradisional

merupakan warisan turun temurun dalam keluarga, hal ini bisa

menjadi bumerang apabila suatu saat terjadi sesuatu pada

keluarga penerus tersebut maka kesenian tradisional ini juga

akan ikut menghilang karena kehilangan penerus.

- Apresiasi dan kepedulian dari masyarakat umum yang agak

kurang, terutama pihak- pihak perusahaan yang bisa

membantu dalam hal sponsorship, karena kesenian tradisional

ini rata- rata kekurangan dana, mereka tidak mungkin bisa

hidup hanya bergantung dari pentas.

- Kesenian Tradisional seperti Wayang Orang ini harus

dilembagakan, tidak hanya sebagai materi, sehingga

masyarakat akan semakin menghargai kesenian tradisional

tersebut.

Page 23: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

26

2.2 Khalayak Sasaran Wayang Orang Bharata

2.2.1 Sasaran Primer

1. Demografi

- Golongan ekonomi kelas menengah dan menengah atas

- Bekerja dan berkeluarga

- Pria dan Wanita

- Mayoritas etnis Jawa

- Usia 40 – keatas

- Budayawan, negarawan dan seniman

2. Geografi

Tinggal dan beraktifitas di kota Jakarta dan sekitarnya

3. Psikografi

- Senang berpergian bersama keluarga, berkumpul bersama teman atau

rekan dan acara reunian

- Senang dengan pertunjukkan kesenian tradisional

2.2.2 Sasaran Sekunder

- Turis asing terutama turis Asia (Malaysia, Singapura, China)

- Anggota keluarga (sanak saudara) dan teman dekat dari target primer

- Wisatawan domestik yang tertarik dengan kesenian tradisional

Page 24: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

27

2.3 Analisis SWOT Wayang Orang Bharata

Strength

- Grup Wayang Orang Bharata merupakan satu- satunya grup Wayang Orang yang

tetap eksis sejak tahun 1972

- Wayang orang Bharata merupakan Top of Mind grup Wayang Orang di Jakarta

- Rutinitas pentas setiap akhir pekan

- Wayang Orang Bharata berisi pemain- pemain profesional yang sering misi

keluar negeri

Weakness

- Kurangnya promosi, sehingga kurang dikenal secara umum

- Tidak adanya komunikasi visual yang tercermin dari grup Wayang Orang

Bharata

Opportunity

- Letak gedung yang strategis dan mudah dicapai

- Kesenian tradisional seperti kesenian Wayang Orang sudah jarang sekali

ditemukan di Jakarta

- Masyarakat Jakarta yang jenuh dengan kesibukan sehari- hari ataupun hiburan

kesenian moderen, mereka membutuhkan sesuatu yang berbeda seperti halnya

berkumpul bersama keluarga, bersantai menonton kesenian tradisional

- Adanya komunitas yang mencintai kesenian Wayang Orang

Page 25: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

28

Thread

- Kurangnya minat generasi muda terhadap kesenian wayang Orang, adanya

persepsi Wayang Orang merupakan tontonan mereka yang sudah tua

- Banyak orang yang tidak mengenal dan tidak mengerti dengan wayang, sehingga

kurang tertarik untuk menonton

- Fasilitas dan kuantitas perlengkapan pentas yang kurang mendukung karena

kurangnya dana

- Citra daerah Senen yang semrawut dan rawan

- Banyaknya sunguhan kesenian Moderen yang nilai lebih menarik dan lebih

disukai oleh masyarakat Jakarta

2.4 Kompetitor tidak langsung

2.4.1 Gedung Kesenian Jakarta

2.4.1.1 Sejarah Gedung Kesenian Jakarta

Tepatnya terletak pada Jalan Gedung Kesenian no. 1, Pasar

Baru, Jakarta Pusat, Bangunan besar dan berwarna putih ini

terletak di sudut Jalan Pos dan dikenal dengan nama Gedung

Kesenian. Dibangun pada jaman kolonial, tahun 1821.

Gedung ini pada awalnya berfungsi sebagai gedung

kesenian yang disebut dengan nama Stadtsschouwburg (teater

kota), dikenal juga sebagai Gedung Komedi, kemudian pada

tahun 1970-an hingga pertengahan tahun 1980-an dijadikan

sebagai bioskop. Setelah itu oleh pemerintah DKI Jakarta

Page 26: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

29

difungsikan lagi sebagai Gedung Kesenian hingga sekarang.

Gambar 2.5

Disetiap akhir pekan, Sabtu atau Minggu banyak para

seniman yang berkumpul di Gedung Kesenian Jakarta, banyak

diantara mereka yang berekspresi dan memamerkan hasil

kreasinya. Oleh sebab itu, Gedung Kesenian Jakarta ini dikenal

sebagai gudangnya seniman.

Gambar 2.6 Gambar 2.7

Gambar 2.8 Gambar 2.9

Beragam jenis seni dipertunjukkan di Gedung Kesenian

ini, baik itu seni Kontemporel maupun seni Tradisional, seni

budaya dalam negeri hingga seni budaya dari luar negeri, dari

Page 27: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

30

seni rupa, seni musik, seni tari hingga seni teater. Gedung

Kesenian Jakarta lebih bersifat sebagai fasilitator bukan sebagai

pihak penyelenggara, artinya pihak penyelenggara bersifat

individual dan menyewa Gedung Kesenian Jakarta sebagai tempat

pentas.

2.4.1.2 Khalayak Sasaran Gedung Kesenian Jakarta

2.4.1.2.1 Sasaran Primer

1. Demografi

Golongan ekonomi kelas menengah dan menengah

atas (A – B)

Pria dan Wanita

Umum

Usia 5 tahun - keatas

Budayawan, seniman

2. Geografi

Tinggal dan beraktifitas di kota Jakarta dan sekitarnya

3. Psikografi

Senang dengan pertunjukkan seni budaya

Kreatif dan mengapresiasi seni budaya

Page 28: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

31

2.4.1.2.2 Sasaran Sekunder

Turis asing

Wisatawan domestik yang tertarik dengan seni budaya

2.4.1.3 Analisis SWOT Gedung Kesenian Jakarta

Strength

− Gedung Kesenian Jakarta merupakan gedung yang sangat

bersejarah

− Gedung Kesenian Jakarta terkenal sebagai pusat kesenian di

Ibukota Jakarta

− Keanekaragaman seni yang dipertunjukkan, seni moderen

maupun tradisional, seni budaya dalam maupun luar negeri

− Fasilitas dan kapasitas gedung yang memadai

Weakness

− Kegiatan promosi untuk acara pementasan masih kurang,

media yang digunakan biasanya hanya berupa poster dan

spanduk dan dipasang depan Gedung. Terdapat juga website

tetapi belum beroperasi dengan sempurna.

Opportunity

− Adanya komunitas yang aktif berkreasi dan mengapresiasi

seni budaya

Page 29: BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00133-Ds Bab 2.pdf · Terdapat banyak pendapat yang berbeda tentang asal usul Wayang Purwa di Indonesia,

32

− Ketertarikan masyarakat luas tentang seni budaya terutama

dari luar negeri yang sangat jarang dipertunjukkan di

Indonesia

Thread

− Banyaknya hiburan yang disuguhkan kepada masyarakat luas

− Masyarakat Jakarta yang kurang mengapresiasi seni