Upload
lephuc
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Modul OPKR 10 – 016 C 1
BAB. I PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa
selalu mengikuti prosedur keselamatan ,kesehatan kerja dan lingkungan.
Adapun sub kompetensinya meliputi:
1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk menidentifikasi bahaya dan
pencegahannya.
2. Pemeliharaan kebersihan, perlengkapan dan area kerja.
3. Penempatan dan pengidentifikasian jenis pemadam kebakaran,
penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja.
4. Pelaksanaan prosedur darurat.
5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan.
6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary
Resusciation (CPR).
7. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan
pengendalian limbah.
B. PRASYARAT
Sebelum menggunakan modul ini peserta pelatihan harus sudah memahami
dan menguasai modul sebelumnya. Penguasaan dan pencapaian modul ini
akan merupakan dasar dan prasyarat untuk melanjutkan kepada kompetensi–
kompetensi berikutnya, seperti yang bisa Anda lihat di Peta Kedudukkan
Modul. Untuk mempelajari modul ini dimohon Anda sudah menguasai materi–
materi yang diberikan di kelompok Adaptif, yaitu materi–materi pada Mata
Diklat:
1. Fisika; tentang Konduksi,Konveksi, Radiasi dll
2. Kimia; tentang Zat – zat kimia yang berbahaya bagi anggota tubuh
manusia dll.
Modul OPKR 10 – 016 C 2
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk Bagi Siswa
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain:
a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada
pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang
jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang
bersangkuatan
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-
materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek
perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik
3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat
semula.
d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi
pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau
instruktur yang bersangkutan.
2. Peran Guru
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar
Modul OPKR 10 – 016 C 3
b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar
c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan
menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan.
D. Perlengkapan PBM
Dalam pelaksanaan sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan
dalam menunjang terlaksananya sistem pemelajaran, baik itu dalam konteks
pemelajaran teori maupun praktik. Adapun perangkat tersebut dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini:
Perlengkapan Ruang
kelas
Perlengkapan
workshop Bahan
1. Over Head
Projector/OHP
2. Papan tulis/white
board
1. Alat-alat tangan
2. Katrol
3. Dongkrak
4. Kacamata pelindung
5. Pakaian pelindung
6. Alat Pemadam
Kebakaran
1. Mobil
2. Engine
Stand
E. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul
ini siswa diharapkan.
Modul OPKR 10 – 016 C 4
1. Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
ditempat kerja
2. Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
3. Menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
4. Memelihara kebersihan, perlengkapan dan area kerja
5. Menempatkan pemadam kebakaran
6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
7. Menggunakan pemadam kebakaran
8. Menerapkan prosedur darurat
9. Menjalankan dasar-dasar keamanan
10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary
Resusciation (CPR)
11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah ditempat
kerja.
Modul OPKR 10 – 016 C 5
F. KOMPETENSI
KOMPETENSI : Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
KODE : OPKR. 10-016.C
DURASI PEMELAJARAN : 80 jam @ 45 menit
LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G
2 1 - 1 - - 1
KONDISI KERJA
1. Standar kompetensi ini digunakan untuk:
Jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan dibidang perbengkelan.
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:
Spesifikasi pabrik kendaraan.
SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.
Lembaran data keamanan material.
Prosedur evakuasi darurat/kebakaran.
Kebijakan/prosedur keamanan.
Prosedur/kebijakan kecelakaan.
Prosedur/kebijakan tanda bahaya.
Prosedur pertolongan pertama dan CPR (Cardio Pulmonary–Resusciation).
Kode praktis industri
3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi:
Peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan) yang berlaku.
Pengharagaan dibidang industri.
4. Sumber–sumber dapat termasuk:
Modul OPKR 10 – 016 C 6
Perlengkapan kebakaran, pertolongan pertama, perlengkapan CPR.
Pakaian keamanan individual.
Perlengkapan dan bahan kebersihan.
Perlengkapan yang sesuai, perlengkapan dan permesinan.
Bahan pembersih dan pelumas.
Pakaian yang aman
5. Kegiatan:
Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:
Pembersihan perlatan/area tempat kerja dengan bantuan mesin atau secara manual.
Laporan/mencatat kecelakaan dan bahaya–bahaya yang potensial.
Melakukan simulasi pertolongan pertama dan CPR.
Melaksanakan keputusan dalam komite manajemen K3L.
Modul OPKR 10 – 016 C 7
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Mengikuti
prosedur pada
tempat kerja
untuk
mengidentifikasi
bahaya dan
penghindaranny
a
Mengenali bahaya
pada area kerja
dan melakukan
tindakan
pengontrolan yang
tepat
Mengikuti
kebijakan yang
sah pada tempat
kerja dan prosedur
pengontrolan
resiko
Mematui tanda
bahaya dan
peringatan
Pemakaian
pakaian
pengamanan
sesuai SI (Standar
Internasional)
Penggunaan teknik
Prosedur
keselamatan yang
meliputi pertolongan
pertama dan CPR
Mengikuti prosedur
pengamanan dan
pengendalian limbah
padat, cair, gas dan
kebisingan ditempat
kerja
Pemeliharaan
kebersihan
perlengkapan kerja
Mengenali bahaya
pada area kerja dan
melakukan tindakan
pengontrolan yang
tepat
Mengikuti kebijakan
yang syah pada
tempat dan prosedur
pengontrolan resiko
Peralatan dan area
kerja dibersihkan
atau dipelihara
sesuai dengan
keamanan, jadwal
pemeliharaan
berkala, tempat
penerapan
spesifikasi pabrik
Seluruh kegiatan
penerapan pemadam
kebakaran dan
Peraturan K3L yang
berlaku
Prosedur
keamanan tempat
kerja
Persyaratan
pemeliharaan
perlengkapan dan
area kerja
Identifikasi bahaya
dan pencegahan
dalam tempat kerja
Prosedur
pertolongan
pertama
Prosedur CPR
Prosedur keamanan
dasar
Penggunaan dan
penerapan alat
pemdam kebakaran
Mengikuti prosedur
kesehatan dan
keselamatan kerja
Memelihara catatan
yang berhubungan
dengan keamanan
Menggunakan
perlengkapan yang
benar
Melaporkan dan
mengurangi bahaya–
bahaya potensial
Memlihara kebersihan
mesin perlengkapan
dan area kerja
Menempatkan dan
mengidentifikasi
perlengkapan
pemadam kebakaran
Melaksanakan
prosedur – prosedur
Modul OPKR 10 – 016 C 8
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan pengangkatan
pemindahan
secara manual
yang tepat
prosedur kerja
diidentifikasi
berdasarkan SOP
(Staandard
Operation
Prosedure)
peraturan K3L
(Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan
Lingkungan) yang
berlaku dan
prosedur atau
kebijakan
perusahaan
Menngikuti kebijakan
yang syah pada
tempat kerjadan
prosedur
pengontrolan resiko
yang tepat
Prosedur
penanganan secara
manual
Syarat keselatan diri
Simbol – simbol
bahaya
darurat
Melakuakan
prosedur–prosedur
keamanan dasar
Bertindak sesuai
dengan keadaan
bahaya
Menggunakan teknik
penangan secara
manual
Memperagakan
prosedur pertolongan
pertama dan CPR
Modul OPKR 10 – 016 C 9
SUB KOMPETENSI KRITERIA
KINERJA LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2. Pemeliharaan
kebersihan
perlengkapan dan
area kerja
Perlengkapan
dipilih sebelum
melakuakan
pembersihan dan
perawatan secara
rutin
Menggunakan
metode yang
benar untuk
pembersihan dan
pemeliharaan
perlengkapan
Pperlatan dan
area kerja
dibersihkan atau
dipelihara sesuai
dengan
keamanan, jadwal
pemeliharaan
berkala, tempata
penerapan dan
spesifikasi pabrik
Modul OPKR 10 – 016 C 10
SUB KOMPETENSI KRITERIA
KINERJA LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Penempatan dan
pengiidentifikasian
jenis pemadam
kebakaran,
penggunaan dan
prosedur
pengoperasian
ditempat kerja
Pengidentifikasian
pemdaman
kebakaaran yang
sesuai pada tipe
yang tepat untuk
lingkungan tempat
kerja
Seluruh kegiatan
penerapan
pemdaman
kebakaran dan
prosedur kerja
diidentifikasikan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan dan
kesehatan kerja
dan lingkungan )
yang berlaku dan
Modul OPKR 10 – 016 C 11
SUB KOMPETENSI KRITERIA
KINERJA LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kebijakan
perusahaan
4. Pelaksanan
prosedur darurat
Mengikuti
prosedur
perlindungan
mesin pada saat
tanda bahaya
muncul
Mengikuti
prosedur alarm
atau peringatan
atau efakuasi
ditempat kerja
Mengikuti
prosedur gawat
darurat secara
profesional yang
tepat untuk
melindungi mesin
pada saat
keadaan tanda
bahaya muncul
Modul OPKR 10 – 016 C 12
SUB KOMPETENSI KRITERIA
KINERJA LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Pelayanan darurat
yang profesional
dan tepat untuk
mamanggil
pertolongan
dengan segera
dilakukan oleh
orang yang
berkuasa untuk
melakukan hal
tersebut
5. Menjalankan dasar
– dasar prosedur
keamanan
Kebijakan atau
prosedur
keamanan
dijalankan
berdasarkan
pelatihan
perusahaan dan
undang – undang
yang berlaku
Seluruh keamnan
yang
Modul OPKR 10 – 016 C 13
SUB KOMPETENSI KRITERIA
KINERJA LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
berhubungan
dengan kejadian
dicatat atau
dilaporkan pada
formulir yang
sesuai
Seluruh stap
disarankan
menggunakan
prosedur
keamanan
perusahaan dan
metode yang
tepat dalam
penerapannya.
6. pelaksanaan
prosedur
penyelamatan
pertama dan
Cardio-Pulmonary
Resusciation (CPR)
Seluruh kegiatan
pertolongan
pertama yang
dilakukan dicatat
atau dilaporkan
berdasarkan SOP
(Standard
Modul OPKR 10 – 016 C 14
SUB KOMPETENSI KRITERIA
KINERJA LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
dan Lingkungan)
yang berlaku, dan
prosedur atau
kebijakan
perusahaan
7. Mengikuti prosedur
pada tempat kerja
untuk pengamanan
dan pengendalian
limbah
Tindakan
pengamanan
terhadap limbah
padat, cair, gas,
dan kebisingan
ditempat kerja
dikenali dan
dilakukan
Seluru kegiatan
pengendalian dan
pengamanan
limbah dan polusi
Modul OPKR 10 – 016 C 15
SUB KOMPETENSI KRITERIA
KINERJA LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
ditempat kerja
dilakukan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan,
Kesehatan Kerja
dan Lingkungan),
yang berlaku, dan
prosedur atau
kebijakan
perusahaan
Modul OPKR 10 – 016 C 16 16
G. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul ini, isilah cek list kemampuan yang telah Anda
miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.
No. PERTANYAAN YA TIDAK
1. Mengetahui dan menerapkan prosedur keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan
2. Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi
ditempat kerja
3. Mengetahui cara menghindari bahaya-bahaya yang
mungkin terjadi ditempat kerja
4. Memelihara kebersihan perlengkapan dan area kerja
5. Menempatkan pemadam kebakaran
6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
7. Menggunakan pemadam kebakaran
8. Menerapkan prosedur darurat
9. Menjalankan dasar-dasar keamanan
10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan
Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR)
11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian
limbah
Modul OPKR 10 – 016 C 17 17
BAB. II PEMbELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini
dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap
kegiatan.
Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat
belajar
Alasan
Perubahan
Tanda
tangan
guru
Mengetahui
Pengertian K3
Mengetahui Syarat
K3
Mengetahui jenis
bahaya dan cara
menghindarinya
Teknik
Pengangkatan/
pemindahanSecara
manual
Menggunakan
pakaian dan alat
pengaman
Menggunakan
Perlengkapan
pemadam kebakaran
Prosedur pada
tempat kerja untuk
mengindentifikasi
bahaya dan
penghindarannya
Pemeliharaan
kebersihan
perlengkapan dan
Modul OPKR 10 – 016 C 18 18
Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat
belajar
Alasan
Perubahan
Tanda
tangan
guru
area kerja
Penempatan dan
pengindentifikasian
jenis pemadam
kebakaran,
penggunaan dan
prosedur
pengoperasian
ditempat kerja
Pelaksanaan
prosedur darurat
Menjalan dasar –
dasar prosedur
keamanan
Pelaksanaan
prosedur
penyelamatan
pertama dan cardio
pulmonary
resuscitation (CPR)
Prosedur pada
tempat kerja untuk
pengamanan dan
pengendalian limbah
Modul OPKR 10 – 016 C 19 19
B. Kegiatan Belajar Siswa
Kegiata Belajar 1: Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
1) Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja.
2) Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja.
3) Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja.
4) Siswa dapat menjelaskan Teknik pengangkatan/pemindahan secara
manual.
b. Uraian Materi 1
UNDANG-UNDANG K3
1) Pengertian Keselamatan Kerja
Safe adalah aman atau selamat.
Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau
kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk
menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari
kecelakaan
Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan
atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik
harta maupun jiwa manusia.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja.
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan
kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil
karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada
umumnya dan manusia pada khususnya.
2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:
Modul OPKR 10 – 016 C 20 20
a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
c) Mencegah/ mengurangi kematian.
d) Mencegah/mengurangi cacat tetap.
e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain
sebagainya.
f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan
menjamin kehidupan produktifnya.
g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-
sumber produksi lainnya.
h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman
sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri
serta pembangunan
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
a) Manusia (pekerja dan masyarakat)
b) Benda (alat, mesin, bangunan dll)
c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-
tumbuhan).
3) Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-syarat
keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-
undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
Modul OPKR 10 – 016 C 21 21
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,
binatang, tanaman atau barang.
m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.
o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA
Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja
diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi
karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh
salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama, yaitu:
1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition)
Modul OPKR 10 – 016 C 22 22
a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang
aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.
b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,
ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras,
suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).
Apakah kecelakaan dapat dicegah? Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu
dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan
untuk dicegah karena:
a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.
b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka
kecelakaan dapat dicegah.
Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?
Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan
tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta
mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung factor-
faktor yang membahayakan (unsafe condition).
Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman
a) Karena tidak serius/disiplin.
b) Karena tidak mampu/tidak bisa.
c) Karena tidak mau.
Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak
aman?
a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman
tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat
yang rusak diganti atau diperbaiki.
Modul OPKR 10 – 016 C 23 23
b) Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi
diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-
bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau
menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
c) Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara
teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana
tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb.
Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan
pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.
A.Keselamatan Kerja di Perbengkelan
Otomotif.
a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong
celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang
merugikan.
b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi
baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di
tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku
yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol
baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.
c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat
seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda panjang
dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa
orang terluka karena itu.
d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga
anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan
tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik
sehingga menyebabkan kebakaran.
e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan
pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus
dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat
Modul OPKR 10 – 016 C 24 24
menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan
masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang
tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka,
pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron.
f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau
mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material
tidak dapat masuk ke mata.
g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika
bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan
penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin
dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.
PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN
1) Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan
a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya
yang mungkin ada.
b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak-
nyamanannya harus yang paling minim.
c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat
diterima.
d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya
lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat
mungkin termakan mesin.
e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang
cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat
meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-
partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip
di lipatan-lipatan pakaian.
g) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di
atas dan karenanya overall katun adalah yang paling banyak
digunakan sebagai pakaian kerja.
Modul OPKR 10 – 016 C 25 25
h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang
mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena
mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan
kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan dan
cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan
berhenti menghilangkan bahaya.
2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
pakaian kerja
a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan
berkancingkan.
b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari
bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju
bawah.
c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p
berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.
d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah
kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau
penyangga dan sebagainya.
ENTEK YO WESSSSSSS
Modul OPKR 10 – 016 C 26 26
PAKAIAN KERJA
1. Pilihlah pakaian kerja yang kuat
dan betul–betul cocok sehingga
merasa senang dalam pekerjaan.
Hindari pakaian dengan ikat
pinggang, gesper dan kancing
yang menonjol yang dapat
menyebabkan kerusakan pada
kendaraaan pada waktu bekerja.
Kami anjurkan memakai seragam
Mekanik Toyota (Overall) yang
khusus didisain dengan
memperhatikan hal–hal diatasi.
2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit
harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar.
3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab
oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori kendaraan
SEPATU KERJA
Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya
memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan
karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih
memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan benda.
Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang mempunyai
sol yang tidak licin serta berkulit keras.
Modul OPKR 10 – 016 C 27 27
SARUNG TANGAN
Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau
memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan
memakai sarung tangan, walaupun tidak ada suatu peraturan
khusus yang mengatur cara pemakaiannya untuk pekerjaan
pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu mengebor dan
menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin dengan mesin
hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya sarung
tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti
ini sarung tangan jangan dipakai.
3) Alat-alat pelindung anggota badan
Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus
terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung
bagian adalah sbb:
a) Alat pelindung mata,
Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan
juga dari debu.
Modul OPKR 10 – 016 C 28 28
Gb. Kacamata Debu Gb. Kacamata Las Listrik
b) Alat pelindung kepala,
Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada
bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang
mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor
atau rambut terkena percikan api.
Gb. Alat Pelindung Kepala
c) Alat pelindung telinga
Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat
bising juga penahan bising dari letupan-letupan.
Gb. Alat Pelindung Telinga
Modul OPKR 10 – 016 C 29 29
d) Alat pelindung hidung,
Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya
gas-gas beracun.
Gb. Alat Pelindung Hidung
e) Alat pelindung tangan
Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan
kebutuhannya, antara lain:
Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat
pegangan supaya tidak meleset.
Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk
melindungin tangan terhadap bahaya panas.
Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan
dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu
barang.
Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan
pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini
untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam
atau kepedasan cairan.
Modul OPKR 10 – 016 C 30 30
Gb. Macam-macam Sarung Tangan
f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan benda
tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu
yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa
hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet
digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga
pekerja tidak terpeleset dan jatuh.
g)
h) Alat pelindung badan,
Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian
biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada
waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan digulung,
sebab lengan baju yang panjang akan melindungi tangan dari
sinar api.
Gb. Alat Pelindung Kaki (Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung
Plat Besi Pelindung
Modul OPKR 10 – 016 C 31 31
Gb. Alat Pelindung Badan
TEKNIK PENGANGKATAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL
1) Cara mengangkat benda
Pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak garis
kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban seimbang
pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan sambungan
yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan keselamatan kerja.
Dibawah ini diperlihatkan teknis pemindahan benda yang berat.
Modul OPKR 10 – 016 C 32 32
2) Cara mengangkat dan memikiul benda
a. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap tegak
b. Membagi–bagi berat beban sama rata.
c. Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan menopang
beban.
d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau
pikulan.
3) Mencegah terjadinya kecelakaan
Risiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk mengubah
pengangkatan yang sederhana; sebelum mengangkat dan
melakukan sesuatu dengan tenaga orang pada permulaan pekerjaan
harus berhati–hati. Ruang kerja harus bebas dari segala rintangan.
Penghindaran rintangan adalah tindakan untuk keselamatan tempat.
Modul OPKR 10 – 016 C 33 33
4) Penuntun cara mengangkat dengan tangan
Cara yang benar mengangkat dengan tangan.
Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat yang efisien dan
dapat mudah rusak bila dipergunakan cara–cara yang tidak benar.
a. Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan
sipangangkat dalam sikap yang seimbang dengan meletakkan
kedua belah kaki agak meregang dan barang yang diangkatnya
harus di dekatkan dengan badan. Yakinlah bahwa barang itu ada
pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat punggung harus
tegak dan dalam kedudukan sedikit mungkin dengan barang
yang diangkat.
b. Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara ini
untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang disalurkan
benar – benar melalui urat – urat dan tulang.
c. Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas
sampai dengan keadaan tegak
Modul OPKR 10 – 016 C 34 34
5) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang
Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna
mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa
jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan, tergantung
pada kapasitas pengangkatannya.
6) Penyangga
Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat guna
pengamanan sewaktu melakukan perbaikan.
Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau
penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil dapat
menyebabkan kecelakaan besar.
7) Lokasi dongkrak dan penyangga
Modul OPKR 10 – 016 C 35 35
Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan
penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta
c. Rangkuman
1) Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan
lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan.
2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya yang telah
diatur menurut undang-undang kerja ayat 1.
3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja
diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi
karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh
tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) dan Keadaan
tidak aman dari lingkungan (unsafe condition)
4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan kerja dan
disesuai dengan bidang pekerjaannya.
5) Teknik Pengangkatan/pemindahan secara manual hendaknya
memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat
pengangkatannya.
Modul OPKR 10 – 016 C 36 36
d. Tugas
Setelah anda mempelajari modul Keselamatan,Kesehatan Kerja, cobalah
anda mengerjakan latihan dibawah ini dengan demikian anda akan dapat
menjelaskan materi ini.
1. Jelaskan pengertian K3?
2. Sebutkan tujuan K3?
3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan kerja di bengkelmu (SMK TIPADI)?
Untuk memeriksa hasil latihan anda, bagian ini tidak disediakan kunci
jawaban. Hasil latihan anda sebaiknya dibandingkan dengan hasil latihan
peserta diklat lain. Diskusikan dalam kelompok untuk hal yang berbeda.
Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi, bawalah hal tersebut
kedalam pertemuan tutorial.
e. Test formatif
1. Tuliskan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak
amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)!
2. Untuk siapakah keselamatan kerja ditujukan, Tuliskan?
3. Tuliskan 5 alat-alat keselamatan kerja DI BENGKEL LAS GITU LO?
4. Mengapa pada saat bekerja tidak boleh memakai cincin? KARENA NGAK
JUAL CINCIN …WOW GT LHO
5. Jelskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif?UNTUK KOREK KUPING
f. Kunci jawaban formatif
1. Penyebab kecelakaan:
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
Modul OPKR 10 – 016 C 37 37
e) Keselamatan ditujukan pada
f) Manusia (pekerja dan masyarakat).
g) Benda (alat, mesin, bangunan dll).
h) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-
tumbuhan.
2. Alat Keselamatan kerja terdiri dari:
a) Alat pelindung Kepala.
b) Alat pelindung tangan.
c) Alat pelindung telinga.
d) Alat pelindung badan.
e) Alat pelindung kaki.
3. Karena memakai cincin sangat berbahaya hingga anda dapat
kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin
dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga
menyebabkan kebakaran.
4. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah
pekerjaan reparasi dibagian casis.
g. Lembar Kerja
CARA MENDONGKRAK KENDARAAN
1) Alat dan Bahan
a) 1 unit mobil lengkap
b) 1 unit engine stand
c) Dongkrak buaya 2 ton
d) Mesin katrol
e) Rantai/tali
f) Jack Stand
g) Kayu untuk pengganjal
h) Lap/majun
Modul OPKR 10 – 016 C 38 38
2) Keselamatan Kerja
a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika dilakukan
dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang terlalu berat oleh
seseorang dapat menyebabkan kecelakaan meskipun diangkat
dengan cara yang benar. Perhatikan peraturan tentang beban
maksimum yang diijinkan untuk diangkat dan gunakan cara yang
aman
b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah
penempatannya sudah tepat
3) Langkah Kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar dan
terang
b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan guru/instruktur
c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan katrol atau
dongkrak
d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti petunjuk
yang ada di dalam buku pedoman reparasi
e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara ringkas
f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah
digunakan seperti keadaan semulan serta bersihkan tempat kerja!
4) Tugas
a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas!
b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah
mempelajari materi pada kegiatan 1!
Kegiatan Belajar 2: Pemeliharaan Kebersihan ,Perlengkapan dan
Area Kerja
a. Tujuan
Modul OPKR 10 – 016 C 39 39
1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat, bahan dan perlengkapan
kebersihan
2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan
3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang
4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja.
b. Uraian Materi
ALAT-ALAT KEBERSIHAN
Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel
otomotif terdiri dari:
1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah
kering atau debu
2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-
sampak kering.
3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai.
4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak
dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa, karpet, dan
saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel ataupun pada
kendaraan yang sedang diperbaiki.
5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau
minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.
Modul OPKR 10 – 016 C 40 40
Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja
Metode Pembersihan
Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk menghilangkan
debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan fiting lampu. Hal ini
beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan debu.
Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau mengenai mata yang
tidak terlindungi.
Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat menyebabkan
kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari bahwa hampir semua
short fiber terhirup paru-paru dapat mengakibatkan kerusakan yang sama.
Peralatan vacum cleaner yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-
sudut yang sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu
hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu.
Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun
detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh para
pekerja.
Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak diperlukan
ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke
tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai.
Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan
isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/
dianjurkan.
Penyimpanan
Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak
cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada beberapa
instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan dan
material.
Modul OPKR 10 – 016 C 41 41
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan
barang:
1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.
2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang
terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada
ketinggian yang sesuai.
Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai
3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan
pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus
lancar/berfungsi baik.
4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau
beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan yang
terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.
7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan,
dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai.
8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam
lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau di
dalam rak.
9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan
tangan, harus ditangani secara mekanik.
10) Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak
boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.
Modul OPKR 10 – 016 C 42 42
Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja
Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang
baik:
1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau
memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesin-mesin.
Gambar . Sebuah kotak alat pekerja
2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan.
Putuskan dari segala sumber listrik.
3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena
kotoran.
4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan
di atas.
5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben
kerjanya.
6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri
anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?
7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara
yang benar bukan dibuang pada saluran air.
8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.
9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau
urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan
asembling/perakitan.
10) Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh
pergerakan atau jalan masuk.
11) Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.
Modul OPKR 10 – 016 C 43 43
12) Gunakan penutup debu jika diperlukan.
13) Gantikan bagian/parts yang rusak.
14) Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan
yang rusak.
15) Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran.
16) Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.
Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai
Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja
1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan
pisahkan setiap bagiannya.
2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan
barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.
3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir
jam kerja.
4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat
penyimpanannya.
Modul OPKR 10 – 016 C 44 44
Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik
Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer
di daerah kerja selain daerah kerja anda.
Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda
kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali atau
buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat
pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar.
Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb dengan gambar
wanita, pakaian dan kertas kerja.
Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin (Mesin
pengangkat, mesin bubut dll)
1) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap
alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering
digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada
ketinggian yang sesuai.
2) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-tiap
pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
Modul OPKR 10 – 016 C 45 45
3) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
4) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
5) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.
6) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan
hilangkan segera jika timbul karat.
7) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk
menhentikan penyebabnya.
8) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir
pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
9) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan
lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi
c. Rangkuman
1. Alat-alat kebersihan sangat diperlukan pada setiap tempat untuk
menjaga kondisi tempat kerja bebas dari debu,kotoran dan minyak.
2. Metode penyimpanan hendaknya material harus direncanakan terlebih
dahulu. Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada
tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat
ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
3. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Buatlah apa yang akan
dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala
sumber listrik.
4. Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena
kotoran.
5. Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan
di atas.
6. Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben
kerjanya.
d. Tugas
Modul OPKR 10 – 016 C 46 46
Setelah mempelajari Modul Pemeliharaan Kebersihan ,perlengkapan dan
area Kerja ini cobalah anda melakukan kegiatan Pembersih dan penataan
ruang praktek, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada
instruktur tentang hasil kerja anda!
e. Test Formatif
1. Deskripsikan alasan mengapa angin kompressor tidak boleh digunakan
sebagai suatu metode pembersihan!
2. Sebutkan 5 faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu
sistem penyimpanan!
3. Sebutkan 5 contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang
sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki kendaraan/mesin-
mesin yang lain!
4. Sebutkan 3 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang
bekerja di bangku kerja!
5. Sebutkan 4 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang
bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll)!
f. Kunci Jawaban formatif
1. Deskripsi alasan mengapa angin kompressor tidak bolehdigunakan
sebagai suatu metode pembersihan
Hal tersebut dapat menimbulkan ledakan/hamburan debu, sehingga
dapat terhirup atau mengenai mata.
2. Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu
sistem penyimpanan adalah:
Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.
Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat
yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh
pada ketinggian yang sesuai.
Modul OPKR 10 – 016 C 47 47
Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan
pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus
lancar/berfungsi baik.
Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau
beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan
yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.
Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu
dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang
sesuai.
Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk
dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-
ujungnya atau di dalam rak.
Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat
dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.
Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak
boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.
3) Contoh-contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang
sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki kendaraan/mesin-
mesin yang lain.
Modul OPKR 10 – 016 C 48 48
Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan.
Putuskan dari segala sumber listrik.
Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena
kotoran.
Bersihkan seluruh sisa kotoran yangtimbul dari kegiatan
pembersihan di atas.
Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben
kerjanya.
Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri
anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?
Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan
cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.
Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam
container.
Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau
urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan
asembling/perakitan.
Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh
pergerakan atau jalan masuk.
Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam
lainnya.
Gunakan penutup debu jika diperlukan.
Gantikan bagian/parts yang rusak.
Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan bersihkan/perbaiki cat
yang rusak
Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat
kendaraan yang rusak.
Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah tidak terpakai
lagi.
4. Contoh-contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang
bekerja di bangku kerja:
Modul OPKR 10 – 016 C 49 49
Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan
pisahkan setiap bagiannya. Simpan barang yang sering dipakai
sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam
ketinggian yang sesuai.
Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap
akhir jam kerja.
Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat
penyimpanannya.
Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda
tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.
Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda
kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali
atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu
khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan
bakar.
Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan
gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.
5. Contoh- contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang
bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll).
Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan
setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang
sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat
pada ketinggian yang sesuai.
Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-
tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.
Modul OPKR 10 – 016 C 50 50
Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan
hilangkan segera jika timbul karat.
Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk
menhentikan penyebabnya.
Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir
pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan
pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi.
Kegiatan Belajar 3: Perlengkapan Pemadam Kebakaran
a. Tujuan
1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api
2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api
3) Siswa dapat memahami klasifikasi api
4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran
5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat
pemadam kebakaran
b. Uraian Materi
Sifat api
Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.
Modul OPKR 10 – 016 C 51 51
Gambar 1.
Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun
gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda yang mudah
menyala dan terbakar dengan cepat.
Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung rokok,
gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan.
Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi kimia.
Mencegah api
Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api.
Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara:
1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti sampah dan
limbah.
2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar dengan hati-
hati.
Modul OPKR 10 – 016 C 52 52
Gambar 2.
Tanpa panas, tidak akan terjadi api.
Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara:
1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas.
2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan.
Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara mendinginkan bahan
bakar yang sedang terbakar untuk menghilangkan panas.
Gambar 3.
Modul OPKR 10 – 016 C 53 53
Tanpa oksigen tidak akan terjadi api.
Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara
menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak berhubungan dengan
oksigen. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan menutupnya
sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.
Gambar 4.
Api tidak dapat muncul tanpa panas.
Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas.
1) Berhati-hati dengan listrik.
2) Rawat alat, kabel-kabel, kabel extensi dan stop kontaknya tetap dalam
keadaan baik.
Modul OPKR 10 – 016 C 54 54
Gambar 5.
3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi.
4) Jangan membebani kabel berlebihan.
5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik fleksibel,
insulator yang rusak dapat menimbulkan busur api.
Gambar 6
6) Jangan menggunakan api (sebagai penerangan) tanpa perlindungan
yang cukup agar api tersebut tidak menyambar bahan-bahan yang
dapat terbakar.
Berhati-hatilah saat memanaskan atau mengelas.
a. Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar saat menggunakan
lampu semprot (blow lamp), obor gas dan peralatan potong oksigen.
Modul OPKR 10 – 016 C 55 55
b. Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak
jatuh pada bahan yang dapat terbakar.
c. Gunakan hanya pemanas yang disarankan.
d. Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik.
e. Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang dapat
terbakar lainnya.
f. Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas,
bahan bakar yang panas, knalpot engine, dan perlengkapan panas
lainnya.
g. Patuhi tanda ―dilarang merokok‖.
h. Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran.
i. Buang puntung rokok pada tempat yang aman.
Gambar 7
Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas dapat
muncul karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran yang tiba—
tiba dapat menyebabkan kebakaran di tumpukan lap tersebut.
1) Kosongkan tempat sampah setiap hari.
2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam locker.
Api tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua bahan-bahan
yang dapat terbakar yang tidak diperlukan sesegera mungkin.
Modul OPKR 10 – 016 C 56 56
1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur.
Gambar 8
2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar.
3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat
sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat.
Gambar 9.
Hati-hati dengan gas yang mudah terbakar (seperti asetilin, LPG, dll.)
dan cairan yang mudah terbakar (seperti, bensin, minyak tanah, cairan
pembersih, solvent, tiner, dll.) Gas dan cairan yang mudah terbakar
sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan jauh dari sumber
panas.
Modul OPKR 10 – 016 C 57 57
Gambar 10.
1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap dalam
kondisi baik.
2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan percikan
bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat terbakar.
3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit
mungkin. Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah logam
yang tertutup.
4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat terbakar.
5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada pakaian
anda, hindarkan dari sumber panas dan segera informasikan kepada
supervisor anda.
6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk
menyalakan api.
Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu sangat
mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan udara.
1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja
dengan peralatan listrik.
2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu.
3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat.
4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu.
Modul OPKR 10 – 016 C 58 58
Gambar 11.
Klasifikasi api
Api kelas A.
Api kelas A adalah yang paling umum, yang bersumber dari kayu,
pakaian, kertas dan bahan-bahan paking.
Gambar 12.
Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling efektif
untuk mematikan api kelas A.
Air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk mematikan
api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan sampai pada
Modul OPKR 10 – 016 C 59 59
titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes jauh ke dalam
sumber api.
Gambar 13.
1) Pemadam kebakaran jenis air juga sangat baik untuk mematikan api
kelas A.
Gambar 14.
2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam
kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi tidak
seefektif air.
Modul OPKR 10 – 016 C 60 60
Catatan:
Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan oleh
jenis air-udara di sejumlah negara bagian.
Api kelas B
Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti bensin,
minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent. Menutupi
api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling efektif
untuk memadamkan api kelas B.
Gambar 15.
Peringatan:
Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B, air
dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar.
Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon
dioksida (CO2) sangat baik untuk memadamkan api kelas B.
Modul OPKR 10 – 016 C 61 61
Gambar 16.
Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang terbakar di
dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas untuk terbakar
sendiri bila berhubungan dengan oksigen.
Gambar 17.
Api kelas C
Api kelas C berasal dari peralatan listrik seperti dudukan lampu, motor,
generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik.
Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling
efektif untuk memadamkan api kelas C.
Modul OPKR 10 – 016 C 62 62
Gambar 18.
Gambar 19.
Peringatan
Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk
menghindari kejutan atau kerusakan peralatan. Jangan sekali-kali
menggunakan pemadam kebakaran dengan bahan air atau busa untuk
Modul OPKR 10 – 016 C 63 63
mematikan api kelas C. Bila anda dapat melakukannya dengan sangat hati-
hati, matikan semua peralatan listrik yang sedang terbakar.
Alat-alat Pemadam Kebakaran:
Alat pemadam api portable
Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman.
Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan pada
masing-masing jenisnya. Pada bagian sisi alat pemadam biasanya
dilengkapi dengan label instruksi. Label ini memberikan rincian bagaimana
menggunakan pemadam api, juga dijelaskan untuk api jenis apa
digunakan.
Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam api,
Gambar 20.
4) Pemadam kebakaran yang berisi air
Modul OPKR 10 – 016 C 64 64
Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk
memadamkan api kelas A. Pemadam ini dicat merah. Rentang
semprotannya berkisar 10m. Digunakan sesuai petunjuknya.
Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong. Jenis
pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu dan dapat
dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.
Gambar 21.
Gambar 22.
5) Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2)
Modul OPKR 10 – 016 C 65 65
Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai tekanan
yang sangat tinggi. Jenis ini paling sesuai untuk memadamkan api
kelas B dan kelas C.
Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran kecil
mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang berukuran
besar mempunyai kemampuan sam pai 3m.
Gambar 23.
Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat
digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah
karbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi gas.
Semprotan utama sangat dingin. Menkanisme pengoperasiannya
harus terbuka penuh untuk mencegah agar nozel tidak membeku.
Alat ini bias juga dilengkapi dengan plunyer, tuas, pemicu atau
katup. Operasikan sesuai petunjuk.
Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaran oleh
endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan area
sangat penting.
Contohnya adalah:
Modul OPKR 10 – 016 C 66 66
a) Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan
laboratorium.
b) Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat terbakar,
lepas melalui kedua permukaan vertical dan horizontal.
Gambar 24.
Prosedur penggunaan.
a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api.
b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber api.
c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan.
d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan samapi api mati.
Peringatan:
Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang berisi
Karbon dioksida dapat menyebabkan sesak bahkan mati lemas.
Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka semua jendela
dan pintu untuk membersihkan ruangan dari gas karbondioksida.
Modul OPKR 10 – 016 C 67 67
6) Pemadam Kebakaran Busa
Variasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan pada pemadam
kebakaran busa cocok digunakan untuk memadamkan api kelas B
dan terbatas pada api kelas A.
Tabung alat ini dicat dengan warna BIRU. Jarak semprotnya
berkisar 6m. Operasikan sesuai petunjuk.
Gambar 25.
Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan
memadam api.
Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif untuk
memadamkan api dari bahan bakar cair yang berada dalam wadah
diaman bahan ini cukup panas untuk dapat terbakar sendiri bila
bersinggungan dengan oksigen.
Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnya cukup
lama untuk mendinginkan bahan yang terbakar sehingga
temperaturnya tidak cukup untuk dapat terbakar sendiri.
Modul OPKR 10 – 016 C 68 68
Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis ini biasa
jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol.
Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkan
semprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan. Hal ini
akan menyebabkan busa mengalir ke bawah an menyebar di atas
permukaan cairan.
Gambar 26.
7) Pemadam Kebakaran Tepung Kering
Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung kering yang
diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan tekanan udara. Jenis ini
sesuai untuk memadamkan api kelas B dan C.
Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan lingkaran PUTIH.
Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas. Rentang semprotan yang
berukuran kecil samapi 3m, dan yang berukuran besar samapai 6
meter. Operasikan berdasarkan petunjuk pemakaian.
Modul OPKR 10 – 016 C 69 69
Gambar 27
Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai reaksi
pemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia kering ini
cenderung melindungi orang yang memadamkan api dari panas.
Tepung kering adalah pemadam api yang paling efektif untuk
memadamkan cairan yang terbakar pada area yang luas, khususnya
pada tumpahan yang mengalir bebas.
Semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya dengan
menggerakan nozel ke kanan dan ke kiri.
Pemadam jenis ini yang berukuran kecil denngan gagang berbentuk
pistol dapat dibawa masuk dan dapat digunakan dengan cepat. Hal
ini membuat alat ini efektif memadamkan semua jenis api yang
muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecil yang sulit dijangkau.
Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak digunakan untuk
memadamkan api yang besar dan dalam
Modul OPKR 10 – 016 C 70 70
Gambar 28.
Menyelamatkan diri dari Api
Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal
seluruh alat-alat pemadam yang ada .
Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan pintu
darurat yang ada di tempat kerja anda.
Gambar 29.
Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang
berganti lokasi kerja secara teratur mengetahui bagaimana menyelamatkan
Modul OPKR 10 – 016 C 71 71
diri dari kebakaran di setiap tempat kerja mereka. Ketika terjadi kebakaran,
putuskan apakah anda dapat membantu memadamkan api. Jika tidak,
keluarlah segera. Jika anda memutuskan untuk memadamkan api, pertama
periksa apakah ada tempat yang lowong dan aman untuk jalan ke luar.
Selalulah berada diantara api dan jalan keluar. Tinggalkan tempat kebakaran
sesegera mungkin bila:
1. Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi.
2. Api telah menguasai jalan ke luar.
3. Asap telah mengaburkan atau menggelapkan jalan ke luar.
4. Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu dengan
hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu masuk ruangan.
5. Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara
menghembus api.
6. Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api.
7. Di dalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan merangkak
untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat mungkin dengan lantai
Gambar 30.
8. Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur atau
berhenti.
9. Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda.
Modul OPKR 10 – 016 C 72 72
10. Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar.
Selalu siap memadamkan api.
Anda harus tahu apa yang harus diperbaat bila terjadi kebakaran:
1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat
kerja anda.
2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran.
Gambar 31.
3. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran.
4. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran.
5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman api
dengan pasti.
6. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar
mudah dijangkau.
Modul OPKR 10 – 016 C 73 73
Gambar 32.
7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri.
8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan.
9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga
belum dibangun.
10. Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangaga tertutup,
tetapi tidak terkunci.
Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat
menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran.
1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang dingin
sekali.
2. Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telah digunakan ke
tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi ulang.
3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti dengan
yang baru
Memadamkan Api/Kebakaran.
Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat
memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan meminimalisasi
kerusakan.
Cara Mengguakan Alat Pemadam Api
Modul OPKR 10 – 016 C 74 74
1. Lepaskan kunci pengaman.
2. Peganglah alat pemadam api dalam keadaan tegak tegak, lepasakan pipa
dari klip.
3. Pijitlah penagtup. Arahkan corong ke pangkal api dan lakukan
pemadaman seperti gerakan menyapu.
Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah kesalamatan berikut:
1. Hidupkan segera alarm.
Gambar 33.
2. Beritahu regu pemadam kebakaran.
Gambar 34.
3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.
Modul OPKR 10 – 016 C 75 75
Gambar 35.
4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.
Gambar 36
.
5. Bila dipandang perlu segera keluar.
Gambar 37
6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar
Modul OPKR 10 – 016 C 76 76
Gambar 38
Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal berikut:
1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah penting
segera ditanggulangi.
2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil sehigga
mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadi besar
sehingga sulit ditanggulangi.
3. Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dapat mengarahkan
mereka langsung ke tmpat kebakaran tanpa harus menunda.
4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan
peralatan yang tepat,
5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi bangunan
dapat meregut nyawa seseorang.
6. Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupun sumber
api dan panasnya jauh.
7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda tidak
dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan nyala api.
Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkan peralatan yang
ada di sekitarnya.
8. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.
Modul OPKR 10 – 016 C 77 77
c. Rangkuman
1) Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.
2) Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus
mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada .
3) Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan
pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.
4) Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau
saat menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya
kebakaran.
5) Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang
dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan
meminimalisasi kerusakan.
d. Tugas
Setelah mempelajari Modul PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN ini
buatlah Tabel warna alat pemadam kebakaran dan penggunaannya,
setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada instruktur tentang
hasil kerja anda!
e. Test Formatif
1) Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran
2) Apa yang terjadi apabila salah satu unsur tersebut dihilangkan?
3) Jelaskan pengertian hal berikut dihubungkan dengan pemadaman nyala
api?
a. Starvation
b. Smothering
c. Cooling
4) Bagaimana air dapat memadamkan nyala api?
5) Bagaimana bubuk kimia memadamkan nyala api?
6) Bagaimana karbon dioksid memadamkan nyala api?
Modul OPKR 10 – 016 C 78 78
7) Bagaimana jenis busa dapat memadamkan nyala api?
8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api
karena listrik?
9) Mengapa air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang
disebabkan bahan bakar cair seperti bensin?
10) Bagaimana prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat
bahan bakar dengan gas atau listrik?
11) Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan
nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini
untuk meyakinkan anda.
Warna alat
pemadam
Jenis alat
pemadam
Nyala api yang
sesuai untuk
dipadamkan
Merah
Biru
Tanda Merah dengan
Putih
Tanda Merah dengan
Hitam
12) Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran
13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan
untuk memadamkan nyala api ?
14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian
berikut ini?
a. Nyala api pada mesin
b. Nyala api pada kain lap oli.
c. Kertas terbakar didalam tong sampah
d. Ban terbakar
e. Kebakaran pada panel listrik
Modul OPKR 10 – 016 C 79 79
15) Bagaimana prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam
kebakaran?
16) Mengapa penting menjamin posisi nozel harus ―OFF‖ dan
ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila
selang tidak digunakan?
17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana menggunakannya?
Setelah anda menyelesaikan semua jawaban mintalah pada
pelatih untuk memeriksanya.
f. Kunci Jawaban
1) Tiga unsur penyebab kebakaran
Bahan bakar
Panas
Oxigen
2) Yang terjadi apabila salah satu unsure ini dihilangkan adalah Nyala api
tidak akan lama akan menjadi padam.
3) Pengertian hal-hal yang berhubungan dengan pemadaman nyala api
adalah
Starvation: Mengandung arti membuang/mencabut bahan bakar
dari nyala api sehingga menjadi padam.
Smothering: Mengandung arti membuang oxygen dari nyala api
sehingga menjadi padam.
CoolingMengandung arti menurunkan panas dari nyala api.
4) Air dapat memadamkan nyala api karena Air akan mendinginkan
bahan yang terbakar sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.
5) Bubuk kimia dapatmemadamkan nyala api sebab Bubuk kimia
disemprotkan dari alat pemadam dengan gas atau udara bertekanan
dan dapat dengan cepat menutup untuk memadamkan nyala api.
Modul OPKR 10 – 016 C 80 80
6) Karbon dioksid dapat memadamkan nyala api karena Karbon dioksid
akan menjadi cair apabila disimpan dibawah tekanan, seperti pada
pemadam nyala api dengan CO2. Bentuk yang keluar dari alat pemadam
kebakaran adalah bentuk cairan karbon dioksid yang dengan cepat
menjadi gas dan kondisi sangat dingin. Kondisi inilah yang
menyebabkan nyala api menjadi padam.
7) Busa dapat memadamkan nyala api karena Busa akan menutupi nyala
api pada bahan bakar cair. Busa akan menutupi pada permukaan
dengan waktu yang cukup lama sehingga akan menjadi dingin dibagian
bawah sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.
8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api
karena listrik Karena bahan ini adalah penghantar aliran listrik. Bahan
pemadam untuk kebakaran karena listrik harus dari bahan yang tidak
dapat dialiri arus listrik untuk mencegah meluasnya kebakaran dan tidak
terjadi kejutan dan meledak peralatan dan menjadi rusak.
9) Air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan bahan
bakar cair seperti bensin karena Air dapat saja akan menyebarkan nyala
api menjadi lebih luas. Kebakaran akibat bahan bakar cair menimbulkan
panas yang sangat tinggi sehingga air tidak efektip untuk menurunkan
temperatur tersebut. Bahan bakar cair kemungkinan masih cukup panas
apabila mendapat udara akan terbakar kembali,
10) Prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat bahan
bakar dengan gas atau listrik adalah Dengan menutup sumber gas atau
listrik, sumber bahan bakar harus diisolasi dari nyala api. Cara lain nyala
api dapat dipadamkan dengan alat pemadam yang sesuai.
Modul OPKR 10 – 016 C 81 81
11) Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan
nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini
untuk meyakinkan anda.
Warna alat
Pemadam
Jenis alat
Pemadam
Nyala api yang sesuai untuk dipadamkan
Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu, Kain,
Kertas, dll
Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api
akibat bahan bakar cair.
Tanda Merah
dengan Putih
Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat Listrik
(juga untuk kelas A dan B)
Tanda Merah
dengan Hitam
Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik
dan cairan yang dapat terbakar.
12) Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam
kebakaran.
a) Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder.
b) Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat tersebut
masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau dirusak karena
alat pemadam sudah dioperasikan. Jika pertanda tersebut masih
pada tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih berisi
penuh.
c) Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi
penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa.
13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan
untuk memadamkan nyala api ? Menggantikannya dengan alat
pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah digunakan
segera diisi kembali.
Modul OPKR 10 – 016 C 82 82
14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian
a) Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering
b) Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering
dan Busa
c) Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air
d) Ban terbakar adalah busa
e) Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid
15) Prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran adalah
dengan cara Memutar dan menyambungkan katup yang terletak pada
pipa penyalur air ke gulungan selang.Tarik gulungan selang dan
arahkan pada nyala api, yakinkan bahwa jalan keluar tidak ada yang
menghalangi.Memutar nozel dan mengarahkan air langsung pada
sumber nyala api.
16) Pentingnya menjamin posisi nozel harus ―OFF‖ dan ditempatkan pada
tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak digunakan
adaalah Untuk menjamin apabila selang digunakan digunakan
kembali, operator dapat memutar katup utama tanpa menimbulkan
selang melibas dan air tersembur kesegala arah hal ini akan
menyebabkan pemadaman kebakaran akan terlambat.
17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana menggunakannya
Selimut api digunakan untuk memadamkan nyala api yang kecil dan
bilamana pada pakaian terdapat nyala api, maka selimut api dapat
dibungkuskan untuk menutup nyala api tersebut setelah itu biarkan
selimut api hingga menjadi dingin selanjutnya selimut api barulah
diambil. Didalam masalah ada seseorang yang pakaiannya terbakar,
maka selimut api dibungkuskan pada tubuh korban dan rebahkan
kelantai selanjutnya gulingkan tubuh korban untuk meyakinkan nyala
api telah tertutup dan padam.
Modul OPKR 10 – 016 C 83 83
Kegiatan Belajar 4: Pertolongan Pertama Dan Cardio Pulmonary
Resusciation ( Cpr )
a. Tujuan
1. Siswa dapat mengerti dan memahami Pengertian Pertolongan
Pertama dan Cardio Pulmonary.
2. Siswa dapat memberikan Pertolongan Pertama dan CPR dilingkungan
kerja
3. Siswa dapat menjelaskan teknik memberikan Pertolongan Pertama
dan Cardio Pulmonary (CPR).
b. Uraian Materi
Pengertian Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera,
kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
Pengertian Medis Dasar
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki
oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah
sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama.
Pelaku pertolongan Pertama
Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di
tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam
penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama:
a. Menyelamat jiwa penderita
b. Mencegah cacat
c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
Modul OPKR 10 – 016 C 84 84
Dasar Hukum
Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelakunya
belum tersusun dengan baik seperti halnya di Negara maju. Walau
demikian dalam KUHAP ada beberapa pasal yang mencakup aspek dalam
melakukan Pertolongan Pertama.
Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal 531
KUH.
Pidana yang berbunyi:
Barang siapa menyasikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya
maut lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang
pertolongan itu didapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak
akan mengkuatirkan bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya
dihukum kurungan selama – lamanya tiga bulan atau denda sebanyak –
banyaknya Rp. 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam
dengan : KUHP 45.165.187.304 s. 478 . 525.566 .
Pasal ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan tanpa
membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain.
Penjelasan:
Dalam keadaan bahaya maut = bahaya maut yang ada seketika itu,
misalnya orang berada dalam rumah terbakar, tenggelam di air,
seorang akan membunuh diri dan sebagainya.
Memberikan pertolongan = menolong sendidri.
Mengadakan pertolongan = misalnya memintakan pertolongan polisi
atau dokter.
Modul OPKR 10 – 016 C 85 85
Pasal ini hanya dapat dikenakan apabila dengan memberi pertolongan itu
tidak dikuatirkan, bahwa orang itu sendiri dibahayakan atau orang lain
dapat kena bahaya dan orang yang perlu ditolong itu mati.
PERALATAN DASAR PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA :
Dalam melakukan tugasnya Pelaku Pertolongan Pertama memerlukan
beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi
peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan Alat
Pelindung Diri (APD) dan peralatan minimal untuk melakukan
tugasnya.
Alat Pelindung Diri ( APD )
Sebagai pelaku Pertolongan Pertama seseorang akan dengan mudah
terpapar dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang
memungkinkan penolong dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama
dalam menghadapi darah dan cairan tubuh dari penderita adalah :
Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan
penyakit.
Beberapa penyakit yang dapat menular diantaranya adalah Hepatitis,
TBC,HIV/AIDS.
Disamping itu APD juga berfungsi untuk mencegah penolong mengalami
luka dalam melakukan tugasnya.
BEBERAPA APD:
1. Sarung tangan lateks.
Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat
merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan
Modul OPKR 10 – 016 C 86 86
sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai
terlebih dahulu.
2. Kecamata pelindung
Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun
mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat
melakukan pertolongan
3. Baju pelindung
Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah untuk
mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju
penolong.
4. Masker penolong
Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.
5. Masker Resusitasi
Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru.
6. Helm
Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda
dari atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan sebagainya.
Catatan: Alat perlindungan diri minimal bagi seorang pelaku
Pertolongan Pertama adalah sarung tangan dan masker RJP.
Gbr. Alat APD yaitu Masker, Kacamata dan Sarung tangan lateks.
Modul OPKR 10 – 016 C 87 87
Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri adalah:
Pemakaian APD tidak sepenuhnya melindungi penolong. Ada beberapa
tindakan lain yang juga perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Cuci
tangan merupakan tindakan yang sederhana namun paling efektif untuk
menghentikan rantai penularan penyakit.
Cucilah tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
Pakialah sabun yang memiliki sifat anti septic (anti kuman)
Cucilah bersih–bersih tangan samapai ke siku bila selesai menangani
penderita.
Mempersiapkan alat.
Selain tubuh penolong alat yang baru dipakai juga harus dibersihkan.
Membersihkan alat ini ada beberapa tahap yaitu:
Mencuci dengan air hanya menghilangkan bekas atau noda saja.
Desinfeksi (memakai bahan pembunuh kuman misalnya pemutih)
Sterillisasi (proses khusus untuk menjadi bebas kuman)
Peralatan Pertolongan Pertama:
a. Penutup luka
Kasa steril
Bantalan kasa
b. Pembalut
Contoh:
Pembalut gulung/pita
Pembalut segitiga/mitella
Pembalut tubuler/tabung
Pembalut rekat/plester
c. Cairan antiseptik
Contoh:
Modul OPKR 10 – 016 C 88 88
Alkohol 70%
Povidone iodine 10%
d. Cairan pencuci mata
Boorwater
e. Peralatan stabilisasi .
Contoh:
Bidai
Papan spinal panjang
Papan spinal pendek
f. Gunting pembalut
g. Pinset
h. Senter
i. Kapas
j. Selimut
k. Kartu penderita
l. Alat tulis
m. Oksigen
n. Tensimeter dan stestoskop
o. Tandu.
PERTOLONGAN PERTAMA SAAT DARURAT
1. Memeriksa kesadaran
Serukan.―Anda bisa mendengan saya?‖ atau ―Buka mata Anda!‖
Goyang bahu korban secara hati–hati. Korban yang tidak sadar tidak
akan bereaksi.
Modul OPKR 10 – 016 C 89 89
Gbr. 1
2. Buka jalan napas korban yang tidak sadar
Keluarkan sumbatan dari dalam mulut yang tampak dengan jelas.
Letakkan dua jari Anda di bawah dagu korban dan rahang ditarik ke
atas. Pada saat yang sama, letakakan tangan Anda yang satu lagi pada
dahi korban dan kepalanya ditekan ke bawah.
Gbr. 2
3. Memeriksa pernapasan
Letakkan tangan Anda di dekat hidung dan mulut korban.
Lihat apakah dadanya bergerak
Dengarkan suara napasnya
Rasakan napasnya dengan pipi Anda
Modul OPKR 10 – 016 C 90 90
Periksa selama 5 detik sebelum memutuskan bahwa korban tidak
bernapas.
Gbr. 3
4. Memeriksa nadi
Kepala korban tertarik ke bawah, raba jakunnya dengan dua jari Anda.
Geser jari Anda ke belakang sampai celah antara trakhea dan otot –
otot yang berjalan di sampingnya. Raba denyut karotis selama 5 menit.
POSISI PEMULIHAN
1. Berlutut disamping korban, Kepalanya ditarik ke bawah dan dagunya
diangkat untuk membuka jalan napas. Kedua kaki lurus. Lengan korban
yang paling dekat dengan Anda ditekuk membuat sudut siku–siku
dengan badannya, siku ditekuk, telapak tangan membuka ke atas.
Modul OPKR 10 – 016 C 91 91
Gbr.1
2. Lengan korban yang jauh disilangkan pada dadanya, tangannya
memegang pipi. Tangan Anda yang lain memegang paha yang jauh,
lutut korban ditekuk ke atas, kakikinya menginjak lantai.
Gbr. 2
3. Tangan korban dipegang supaya terus memegang pipinya. Tarik
badannya ke arah Anda melalui tangan yang memegang paha.
Modul OPKR 10 – 016 C 92 92
Gbr. 3
4. Kepala korban ditarik kebelakang supaya jalan napas selalu terbuka.
Bila perlu ataur tangannya agar tetap menopang kepala. Kaki korban
yang ada di atas diatur agar panggul dan lututnya membentuk sudut
siku – siku. Periksa nadi dan pernapasannya secara teratut.
Gbr.4
CARDIO PULMONARY RESUSCIATION (CPR)
A. PERNAPASAN MULUT KE MULUT
1. Pastikan jalan napas terbuka dan kepala tertarik ke bawah. Lubang
hidung korban dipijat dengan telunjuk dan ibu jari.
2. Tarik napas dalam dan aktupkan bibir Anda di seputar mulut korban.
Hembuskan napas Anda ke dalam mulut korban sampai dadanya
terlihat naik ke atas.
Modul OPKR 10 – 016 C 93 93
3. Angkat bibir Anda dan biarkan dadanya turun lagi. Teruskan
pernapasan buatan ini denagan kecepatan 10 kali per menit.
Gbr. A
B. KOMPRESI DADA
1. Korban berbaring pada alas yang keras. Pangkal tangan Anda
diletakkan di atas titik pertemuan tulang dada dengan tulang rusuk
bagian bawah. Turunkan pangkal tangan Anda, dengan jari – jari
kedua tangan saling memegang, ke titik tersebut.
2 Dengan lengan tetap lurus tekan tulang dada ke bawah secara
vertikal sedalam 4-5 cm. Lepaskanan tekanan. Ulangi kompresi ini
dengan kecepatan kira–kira 80 kali per menit.
Kombinasi dengan pernapasan buatan: setiap 15 kompresi disusul
dengan dua pernapasan buatan sampai bantuan datang.
Modul OPKR 10 – 016 C 94 94
Gbr. B
CEDERA KEPALA
1. Kalau kulit kepala luka, pasang kembali lipatan kulit yang robek dan
dengan memakai perban bersih, tekan ke bawah dengan kuat tetapi
hati–hati dan merata pada luka.
JANGAN menyentuh luka dengan tangan Anda
Gbr. 1
2. Setelah perdarahan/pendarahan dapat diatasi, perban dibalut.
Modul OPKR 10 – 016 C 95 95
Gbr. 2
3. Periksa tingkat reaksi korban dengan mengajukan pertanyaan yang
mudah dan langsung. Kalau kesadarannya terganggu selama lebih dari
3 menit, hubungi 119 dan minta ambulans. Catat nadi dan pernapasan
serta tingkat reaksinya tiap 10 menit.
Gbr. 3
4. Korban dibaringkan, dengan kepala dan bahu ditinggikan dan ditopang.
Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit dalam posisi seperti Gbr. Di
bawah ini. Kalau korban menjadi tidak sadar, baringkan ia dalam posisi
pemulihan. Hubungi 119 dan minta ambulans.
Modul OPKR 10 – 016 C 96 96
Gbr.4
CEDERA PADA MATA
1. Korban berabring terlentang. Kepalanya ditopang supaya tidak banyak
bergerak. Mata yang sakit diperiksa.
Gbr. 1
2. Mata yang sakit dialiri air, bila perlu, untuk mengeluarkan debu yang
mengambang atau zat kimia yang berbahaya.
JANGAN mengaliri air pada mata yang luka atau bila ada benda asing
yang terbenam atau melekat pada bola mata.
Modul OPKR 10 – 016 C 97 97
Gbr. 2
3. Mata ditutup, sebaiknya dengan pembalut mata steril. Balut dan
eratkan pada tempatnya, kedua mata ditutup untuk mencegah
gerakkan mata. Tenangkan korban sebelum kedua matanya ditutup.
Gbr.3
4. Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit.
Modul OPKR 10 – 016 C 98 98
Gbr.4
LUKA BAKAR API
Segera hubungi 119 dan minta pemadam kebakaran:
Singkirkan korban dari temapt bahaya kalau situasinya sudah cukup
aman.
Jangan masuk ke dalam gedung yang sedang terbakar.
Jangan masuk ke dalam kamar yang penuh asap atau uap.
Modul OPKR 10 – 016 C 99 99
PAKAIAN TERBAKAR
Jangan biarkan korban lari keluar
rumah
Korban dijatuhkan ke lantai,
bagian yang terbakar di sebelah
ata, kemudian siram dengan air.
Atau korban diselimuti erat–erat
dengan mantel atau karpet.
CEDERA AKIBAT ARUS LISTRIK
Jangan mendekat sebelum:
Anda memutuskan aliran listrik di
dalam rumah.
Anda diberitahu secara resmi
bahwa aliran listrik tegangan tinggi
sudah diputuskan dan sudah
diisolasi.
Modul OPKR 10 – 016 C 100 100
TUMPAHAN ZAT KIMIA
Lindungi diri Anda sendiri dari zat
kimia korosif.
Air pembilas yang sudah tercemar
mengalir tanpa membahayakan
siapapun juga.
Hati – hati terhadap uap beracun
LUKA BAKAR
1. Luka didinginkan dengan air dingin
samapai nyeri berkurang
JANGAN menunda mencari
bantuan Medis pada luka baker
berat
2. Lepaskan barang–barang yang
menjepitdari daerah luka, ikat
pinggang, pakaian, sepatu, arloji,
cincin dan perhiasan laian
Gbr.2
3. Luka ditutup dengan pembalut
yang ringan, bersih dan tidak
berbulu.
JANGAN mengoleskan krim, salep,
maupun lemak
JANGAN memecahkan lepuh
Gb.3
Modul OPKR 10 – 016 C 101 101
4. Apabila lukanya luas, korban
dibaringkan dan bila mungkin,
kakinya ditinggikan dan ditopang.
Periksa dan catat nadi serta
napasnya setiap 10 menit sementara
menunggu datangnya bantuan
medis atau ambulans.
MENELAN RACUN
1. Pastikan di dalam mulut
korban tidak ada muntahan
dan benda asing, dan bahwa
korban dapat bernapas.
2. Cari gejala luka baker zat
kimia di dalam dan sekitar
mulut korban. Kalau ada,
berikan air dingin atau susu
untuk diminum sedikit–
sedikit.
3. Panggil dokter atau hubungi
119 dan minta ambulans.
Usahakan untuk
mengetahui apa yang
ditelan korban dan
beritahukan pada dokter
atau petugas ambulans.
4. Kalau korban menjadi tidak
sadar, baringkan ia dalam
posisi pemulihan .
Modul OPKR 10 – 016 C 102 102
PATAH TULANG
1. Katakan pada korban agar
tidak bergerak. Bagian
yang cedera ditopang dan
distabilkan dengan tangan
Anda.
JANGAN MENGGERAKAN
KORBAN TANPA PERLU
2. Jika ada luka, atasi
perdarahan. Luka ditekan
dengan perban atau
pembalut yang bersih.
Luka dan darah sekitarnya
diperban dan dibalut
supaya tidak longgar
3. Untuk patah kaki, kedua
kaki dirapatkan dengan
membalut-nya pada lutut
dan pergelangan kaki,
kemudian di atas dan di
bawah tempat yang
patah. Untuk patah
lengan, pasang belat dan
kalau perlu lengan dan
tubuh dirapatkan dengan
balutan tetapi jangan
pada tempat yang patah.
4. Hubungi 119, minta
ambulans. Bagian yang sakit
Modul OPKR 10 – 016 C 103 103
ditinggikan dan ditopang,
bila mungkin. Periksa
sirkulasi ada tangan dan
kakinya setiap 10 menit.
PERDARAHAN
1. Pakaian dibuka supaya luka
terlihat. luka ditekan kuat–kuat
dengan tangan atau jari Anda,
sebaiknya menggunakan
pembalut yang bersih
2. Luka terus ditekan, bagian
tubuh yang luka ditinggikan
dan ditopang
3. Perban dibalut dengan kuat
tetapi jangan terlalu keras
agar suplai darah tidak
terputus
JANGAN Memberi sesuatu lewat mulut kepada korban
JANGAN memasang
tourniquet
Modul OPKR 10 – 016 C 104 104
4. Cari bantuan medis yang
tepat. Kalau
perdarahannyaberat, hubungi
119 dan minta
ambulans.Bagian yang luka
terus ditopang dan ditinggikan.
Korban dibaringkan dan
diselimuti, kakinya ditinggikan
dan ditopang kalau darah
merembes pada pembalut,
pasang perban lagi di atasnya
dan balut kembali.
SERANGAN JANTUNG
1. Pasien ditenangkan, baringkan
dalam posisi setengah duduk.
Lututnya ditekuk dan ditopang
2. Jika Anda membawa tablet
aspirin dan pasien sudah
sadar, berikan dia satu tablet
dan katakana supaya dikunyah
pelan – pelan.
Modul OPKR 10 – 016 C 105 105
3. Hubungi 119, minta ambulans
dan katakana pada operator
bahwa Anda menduga
serangan jantung. Kalau
pasien minta agar Anda
memanggilkan dokternya,
penuhi permintaannya.
4. Pasien ditenangkan. Periksa
nadi dan napasnya secara
teratur sampai bantuan dating.
TERSEDAK
A. PADA ORANG DEWASA DAN ANAK YANG SUDAH BESAR
1. Korban membungkuk ke
depan pukul punggungnya
antara kedua bahunya
dengan telapak tangan
Anda sebanyak lima kali.
2. Kalau tidak berhasil dengan
Modul OPKR 10 – 016 C 106 106
memukul. Lakukan dengan
perut Anda, berdiri di
belakag korban kedua
lengan Anda melingkari
pinggangnya, satu telapak
tangan membuka ke atas,
satu lagi kebawah.
3. Jari–jari kedua tangan
saling menggenggam
kemudian dorong dengan
keras kea rah dalam dan
keatas, di bawah lengkung
iga korban. Ulangi
sebanyak empat kali.
B. PADA ANAK YANG MASIH KECIL
4. Telengkupkan anak di pangkuan
Anda, kepala di bawah. Pukul
berulang–ulang di antara kedua
bahunya, tetapi jangan sekuat pada
orang dewasa.
Kalau tidak berhasil dengan memukul
punggung, menekan perut hanya
dilakukan jika Anda sudah terlatih
untuk melakukannya pada anak–anak.
Kalau belum, lakukan pernapasan
Modul OPKR 10 – 016 C 108 108
C. PADA BAYI
5. Telengkupkan bayi di pangkuan Anda,
kepala di bawah.
6. Pukul punggungnya berulang–ulang di
antara kedua bahunya, tetapi jangan
sekuat pada anak–anak. 2. kalau
gagal, lakukan pernapasan buatan.
TIDAK SADAR
7. Dagu korban diangkat dan kepalanya
ditarik ke bawah supaya jalan napas
terbuka. Periksa apakah nadi dan
napas masih ada. Nilai tingkat
reaksinya dengan berbicara keras –
keras di dekat telinganya dan cubit
punggung tangannya. Catat apa yang
Anda temukan.
JANGAN melakukan cara
mendorong perut pada bayi
Modul OPKR 10 – 016 C 109 109
8. Korban diperiksa secara cepat dan
cermat dan tangani cedera yang
berat, kalau ada. Usahakan untuk
mengetahui penyebab dari
ketidaksadaran
9. Baringkan korban dalam posisi
pemulihan
10. Kalau korban tidak sadar kembali
setelah 3 menit, hubungi 119 dan
minta ambulans. Catat kecepatan nadi
dan napas serta tingkat reaksinya tiap
10 menit. Tetap bersama korban
sampai pertolongan dating. Berikan
catatan Anda kepada petugas.
c. RANGKUMAN
1. Di lingkungan sekolah atau perusahaan harus ada unit Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan (P3K) dan Cardio Pulmonary Resusciation
(CPR ).
JANGAN memindahkan korban
kalau tidak perlu.
Modul OPKR 10 – 016 C 110 110
2. Agar petugas P3K dan CPR dapat bekerja sebagaimana mestinya
harus dilatih oleh bertugas dari Dinas Kesehatan Setempat.
3. Peralatan dan obata – obatan P3K harus selalu dilengkapi.
d. TUGAS
1. Kenali dan catat peralatan P3K, laporkan apabila terdapat
kekurangan.
2. Lakukan silmulasi Pertolongan Pertama kepada korban pendarahan
bila ditempat Anda terjadi kecelakaan.
3. Lakukan silmulasi Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) kepada
korban bila ditempat Anda terjadi kecelakaan.
e. TES FORMATIF
1. Jelaskan pengertian Pertolongan Pertama!
2. Tuliskan beberapa alat perlindungan diri (APD)
3. Tuliskan peralatan Pertolongan Pertama!
4. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)!
Modul OPKR 10 – 016 C 111 111
f. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
1. Pengertian Pertolongan Pertama adalah: Pemberian pertolongan
segera kepada penderita sakit atau cedera pada kecelakaan yang
memerlukan pertolongan medis dasar.
2. Alat Perlindungan diri:
Sarungan tangan lateks
Kacamata pelindung
Baju pelindung
Masker pelindung
Masker penolong
Helm.
3. Peralatan Pertolongan Pertama adalah :
a. Penutup luka
b. Pembalut
c. Cairan antiseptic
d. Cairan pencuci/pembersih mata
e. Peralatan Stabilisasi
f. Gunting pembalut
g. Pinset
h. Senter
i. Kapas
j. Selimut
k. Kartu penderita
l. Alat tulis
m. Oksigen
Modul OPKR 10 – 016 C 112 112
n. Tensimeter dan Stetoskop
o. tandu
4. Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) disebut juga Resusitasi
Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan yang
dikombinasikan dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan bila
korban/penderita tidak bernapas dan nadi tidak berdenyut.
Kegiatan Belajar 5: Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan
Manusia
a. Tujuan
1. Siswa dapat memahami Pengertian Lingkungan Hidup
2. Siswa dapat memahami Pengertian Pencemaran Lingkungan Hidup
3. Siswa dpat memahami Pentingnya Kesehatan manusia
4. Siswa dapat memahami cara pencegahan pencemaran lingkungan
hidup disekitar area kerja
5. Siswa dapat memahami zat–zat yang berbahaya bagi kesehatan
manusia.
b. Uraian Materi
Zat pencemar udara utama adalah gas. Gas – gas tersebut adalah SO2,
Co, H2S, Hydrokarbon, oksidasi–oksidasi Nitrogen, Amoniak, Kabut
photokimia, Ozone dan lain– lain.
Kabut photokimia adalahsuatu interaksi yang kompleks dari zat – zat
pencemaran yang disebabkan oleh pengaruh cahaya matahari.
Pencemaran photokimia ini mula–mula jadi masalah di Los Angeles yang
mempunyai lalu lintas mobil sangat padat. Monoxyda yang dikeluarkan
sebagai hasil pembakaran tak sempurna dari hydrocarbon yang terdapat
dalam minyak dan bensin.
Modul OPKR 10 – 016 C 113 113
Carbon Monoxyda sangat berbahaya bagi manusia, karena beracun.
Beberapa Negara telah berusaha dengan mengadakan peraturan-
peraturan pengendalian pengeluaran gas.Kini sedang diusahakan untuk
merencanakan motor–motor yang dibuat sedemikian rupa sehingga
pembakarannya lebih sempurna.
Modul OPKR 10 – 016 C 114 114
Pencemaran udara Efeknya terhadap Manusia
Asap, kabut
Bronchitis, kanker, penyakit
jantung,pneumonia. Bagi anak–anak ashm,
infeksi,alergi yang dapat menyebabkan
gangguan chronis dalam perkembangan
hidupnya di kemudian hari.
Butir– butir padat Butir–butir zat padat sangat kecil dapat
mengganggu sistim persyarafn manusia.
Penyakit jantung
Butir– butir Cadmium
Butir– butir Carbon
CO
Karena butir–butir carbon bersifat dapat
mengabsorber gas pada permukaannya, maka
besar kemungkinan Carbon yang terserap oleh
pernapasan dan masuk ke dalam paru–paru ini
membawa sejumlah gas yang beracun
Dapat menyebabkan sakit dan kematian dalam
30 menit. Daya darah untuk mengambil
oksigen berkurang, sehingga menyebabkan
bertambahnya ketegangan pada jantung.
Karena lebih banyak darah yang harus
diedarkan ke seluruh tubuh dari pada normal
NO Sama efeknya dengan pada CO
NO2 Sakit mata, paru–paru
Hydrocarbon Kanker. Contohnya salah satu Hydrocarbon
yang berbahaya adalah benzopyrene yang
Modul OPKR 10 – 016 C 115 115
Pencemaran udara Efeknya terhadap Manusia
terdapat pada asap rokok, hasil pembakaran
arang batu, dari mobil, pembakaran dari
pabrik karet.
PAN ( peroxyetylnitrate ) Sakit mata dan kerongkongan
Ozone Sakit mata, batuk dan sakit dada
Zat Radioaktif Merusak sel – sel manusia
SUARA Bising Disekitar Kita
KEBISINGAN akan menyebabkan merosotnya pendengaran manusia.
Secara pasti memang belum dapat diketahui adanya hubungan tingkat
suara kebisingan dengan besarnya kerusakkan alat pendengaran. Sebab
akibat kerusakkan yaitu berbeda–beda pada masing–masing orang.
Misalnya pada tingkat usia atau tingkat ketahanan tubuh seseorang yang
berbeda. Namun biasanya, pada tingkat suara sekitar 85 decibel yang
terus menerus sudah cukup mengakibatkan rusaknya pendengaran
manusia (tuli). Kebisingan di pabrik–pabrik misalnya, berkisar antara 85
sampai 90 decibel.
SUMBER SUARA DECIBEL
Suara bisikan
Jarum jatuh dari ketinggian 1 meter
Pembicaraan biasa pada jarak 1 meter
Suara kegiatan kantor
Mobil Roll Royce
Suara mesin tik listrik pada jarak 1 meter
10
20
50
62
64
66
Modul OPKR 10 – 016 C 116 116
SUMBER SUARA DECIBEL
Mobil Ford LTD
Mobil Jaguar XJ 6
Mobil Volvo 1800 ES
Suara didalam
Motor Yamaha Rd 125
Motor SuzukiGT 360
Motor Honda CB
Sauara jalan yang ramai
Motor Norton 850 Commando
Harley Davidson Electraglide 1200
Suara station kereta api
Bunyi Boeing dari jarak 100 kaki
Batas yang menyakitkan telinga
Take – of Boeing 737 dari jarak 200 kaki
Sirene 50 pk dari jarak 200 kaki
68
69
74
75
76,2
77
79,5
80
83,9
84
85
100
110
130
140
LOGAM – LOGAM BERNAHAYA
LOGAM bernahaya ada yang dibutuhkan oleh tubuh tapi jika berlebihan
akan mengganggu kesehatan manusia. Merupakan suatu zat kimia yang
bisa terdapat pada makanan. Kehadirannya biasanya berasal dari alat–
alat yang dipergunakan ketika mengolah makanan. Yaitu alat–alat yang
terbuat atau dilapisi dengan bahan–bahan kimia tersebut maupun dari
cara–cara penanganan lainnya. Juga kadang– kadang terdapat pada alat–
alat rumah tangga yang terbuat dari logam stainless seperti sendok
coktail yang dilapisi timah, mangkok keramik yang dapat mengeluarkan
Pb dan lain–lainnya.
Modul OPKR 10 – 016 C 117 117
ARSENS (As)
ARSENS adalah suatu zat kimia yang sering terdapat pada makanan,
minuman dan kosmetik. Arsens dapat merusak ginjal, jika keracunannya
kuat sekali. Senyawa Arsens sulit dideteksi karena tidak memiliki rasa
yang menonjol. Sering digunakan sebagai bahan dalam kosmetik dan
pada insektisida, Arsens (gejala–gejala keracunan): yaitu sakit di
kerongkongan sukar menelan, menyusul rasa nyeri lambung
serta muntah– muntah.
Pb ( TIMAH HITAM )
TIMAH HITAM ini umumnya terdapat pada makanan, air dan obat–
obatan terutama apabila kemasannya menggunakan unsur timah. Bersifat
kumulatif artinya keracunan dapat timbul bila kadar Pb menumpuk dalam
tubuh.
Gejala yang timbul jika terjadi keracunan Pb adalah ; muntah–muntah
secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut yang
sangat hebat. Pb juga menyerang; syaraf, memperketat kerja
ginjal sehingga cepat rusak dan dalam kasusu yang berat dapat
menyebabkan kematian. Reaksi lain yang berbahaya yaitu: reaksi
allergi yang mengakibatkan iritasi dan pembengkakkan kulit.
Hg (MERCURI )
GEJALA– GEJALA keracunan Hg timbul antara lain pada mulut dan
phayax yaitu: terdapat bercak–bercak warna abu–abu. Keadaan ini
diserta perasaan nyeri, sehingga sering timbul keluhan rasa sakit pada
mulut dan lambung. Bila loambung dapat dikosongkan dengan segera
kemungkinan untuk tertolong bagi si penderita sangat besar. Racun ini
dalam konsentrasi tinggi dapat mencapai apithel usus halus, dapat
menyebabkan bercak–bercak darah yang berat dan hebat, serta
menyebabkan shock yang membawa kematian, karena colaps pembuluh
darah.
Modul OPKR 10 – 016 C 118 118
CADMIUM (Cd)
BIASANYA Cadmium terdapat pada tempat/wadah makanan olahan,
pemakaian cadmium ini sudah mulai dilarang karena dapat menyebabkan
makanan kaleng kena hama cadmium. Konsumsi cadmium ini dalam
kadar 30% mg dapat meracuni dan dapat menyebabkan gejala–gejala
yang nampak adalah: Timbulnya bau/rasa kaleng yang tidak enak
di dalam mulut. Sesak napasdisertai dengan batuk–batuk,
pusing- pusing kepal. Badan terasa lemah dan kaki terasa
pegal–pegal lama kelamaan ginjal, hati akan rusak.
Gejala– gejala lain yang nampak dalam ½ samapai 1 jam
adalah, pusing kepala, kejang otot, shock samapi
mengakibatkan kematian dalam waktu 24 jam.
Cu (CUPPER)
ADANYA CU pada makanan ini disebabkan terutama karena penggunaan
insektisida dan pestisida di dalam usaha–usaha pertanian. Banyknya pula
kasus kasus keracunan terjadi karena adanya Cu dalam tempat/wadah
untuk makanan atau minuman, Cu yang masuk dalam mulut berbau,
kerongkongan dan perut kering, rasa ingin muntah atau diare terus
menerus selama berhari–hari, terdapat darah pada kotoran (faeses)
pusing–pusing dan demam.
HATI–HATI TERHADAP PESTISIDA !!!
Beberapa jenis pestisida yang amat beracun, banyak diantaranya
teralarang di Amerika Serikat dan negara industri lainnya, namun dengan
bebas diperjual belikan di negara Dunia Ketiga.
NAMA
PESTISIDA
BAHAYA KESEHATAN
( PERKIRAAN )
DOSIS
KERACUNAN
(PERKIRAAN)
Modul OPKR 10 – 016 C 119 119
NAMA
PESTISIDA
BAHAYA KESEHATAN
( PERKIRAAN )
DOSIS
KERACUNAN
(PERKIRAAN)
Aldrin
BHC
Chlordane
DBCP
Heptachlor
Kopone
Parathion
Paraquet
Nitrofen
xaphene
2,4,5 T
Kanker, kerusakkan/cacat janin,
kelainan
Kanker
Kanker
Kanker, kemandulan pria
Kanker, kelainan syaraf
Cacat vetus, kelainan syaraf
Cacat vetus, kelainan
pernapasan
Kaknker
Kanker
Kanker, kelainan bawaan
1 sendok
1 sendok teh
1 sendok
1 sendok teh s.d. 1
sendok makan
1 sendok teh s.d. 1
sendok makan
1 sendok makan s.d.
beberap tetes
1 sendok teh s.d. 1
sendok makan
1 sendok makan
1 sendok teh
Kurang lebih 28,349
pr
SUMBER PENCEMARAN
SECARA khusus kita tidak bisa membuat suatu kategori tertentu
mengenai buangan industri, karena ragam daripada proses – proses
industri. Namun kita dapat melihat tabel berikut, untuk mengetahui
buangan–buangan industri di negara–negara yang telah maju
industrinya, sebagai berikut:
Modul OPKR 10 – 016 C 120 120
NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA
C12/C1 Perusahaan binatu, prosese pemutihan kertas dan
pekerjaan celup
NH3/NH4 Pabrik gas, pabrik kokas dan pabrik bahan kimia
dan kilang minyak
F-
Proses pembuatan gas batubara dimana gas
didinginkan dan dicuci untuk menghilangkan
senyawa–senyawa, tar, amoniakdan belerang:
kilang minyak; pekrjaan gravuur pada kaca;
pekerjaan pembuatan plat logam, pengerasan
logam dan pembersihan logam
H2S/S
Proses pencelupan tekstil, pabrik kertas,pabrik
kulit, pabrik gas, pabrik rayon dan kilang minyak
SO3 Proses bubur kayu, pabrik film kental
ACIDS
Pabrik bahan–bahan kimia, binatu, kilang minyak,
penampungan mineral, pabrik treatment logam,
pabrik bir, pabrik tekstil, dan pabrik batre
ALKALI Pabrik tekstil, binatu, kilang minyak, pabrik bahan
kimia
Cr Treating logam, pembuatan plat, dan proses
pemberian chrom
Pb &Nl Pabrik batre,perusahaan tambang mineral,dan
pabrik cat
Cd Industri logam
Modul OPKR 10 – 016 C 121 121
NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA
Zn Pekerjaan melapisi logam dengan menggunakan
tenaga listrik, pembuatan platlogam, pabrik rayon
As Pencelupan logam, pabrik detergent
ZAT GULA Pabrik mentega dan keju, pabrik bir, pabrik gula
ZAT PATI Pabrik bahan pangan, pabrik tekstil, pabrik
wallpaper
GEMUK,OILS
Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak,
bengkel besar
PHENOLICS Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak,
bengkel besar, pabrik gas dan kokas, pabrik
mesin,pabriki penyulingan tar, pabrik bahan kimia,
pabrik bahan–bahan celup
FORMAL DEHYDE Pabrik mesin, pabrik obat
EFEK PANAS
Pabrik pembangkit tenaga listrik, pabrik yang
memiliki proses pendinginan.
PARTICULATES
Pengolahan minyak, pabrik semen,smelting,
proses– proses yang menggunakan katalis
NO3 Pertanian
BOD Kaleng, tempat–tempat pemberian makanan
untuk hewan, pipa got didalam tanah
HIDROKARBON Pengilangan minyak,pabrik bahan kimia, pabrik
solvents, saluran air buangan rumah–rumah dan
Modul OPKR 10 – 016 C 122 122
NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA
tanah pertanian
POPT43P Saluran air rumah–rumah, pertanian, pabrik–
pabrik bahan kimia.
PENCEMARAN AIR
Diskusikan dengan siswa sebab–sebab terjadinya pencemaran
air
―Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi/komponen lain kedalam air/berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia/ oleh proses alam, sehingga kualitas air turun samapai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya ―
Keputusan Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
02/MENKLH/1/1998 Babi Pasal i
Dengan kata lain, air tercemar adalah air yang mengandung bahan–
bahan asing dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapakan
sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu,
misalnya untuk air minum, pertanian, perikanan dll.
1. Sumber–sumber pencemaran air
Pencemaran air akibat kegiatan manusia tidak hanya disebabkan oleh
limbah rumah tangga, tetapi juga oleh limbah pertanian dan limbah
industri. Semakin meningkatnya perkembangan antara lain industri,
pertanian, saat ini, ternyata semakin memperparah tingkat
pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran itu disebabkan oleh
hasil buangan dari kegiatan tersebut.
Modul OPKR 10 – 016 C 123 123
Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung
dibuang ke badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses
pengolahan dahulu, atau proses pengolahan yang dilakukan belum
memadai. Pengolahan limbah bertujuan memperkecil kadar
pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan hidup.
2. Sumber–sumber pencemaran air meliputi:
a. Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga merupakan pencemaran air terbesar di
samping limbah – limbah industri, pertanian dan bahan pencemar
lainnya.Limbah rumah tangga akan mencemari selokan, sumur,
sungai dan lingkungan sekitarnya. Semakin besar populasi
manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya. Limbah rumah
tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dll) maupin cairan
(air cucian,minyak goreng bekas dll). Di antara limbah tersebut
ada yang mudah terurai yaitu sampah organik dan ada pula yang
tidak dapat terurai Sampah dan Pengelolaannya. Limbah
rumah tangga ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya
sisa obat, batrai bekas, air aki dll. Limbah tersebut tergolong
bahan berbahaya dan beracun (B3) Tinja, air cucian, limbah kamar
mandi dapat mengandung bibit– bibit penyakit yang akan
mengikuti aliran air. Bakteri, jamur, virus dan sebagainya disebut
pencemar biologis.
Modul OPKR 10 – 016 C 124 124
b. Limbah lalu lintas
Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan
kapal tanker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil – mobil
tangki minyak dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat,
pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di lautan. Semuanya
sangat berbahaya bagi kehidupan.
Modul OPKR 10 – 016 C 125 125
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan
yang berlebihan dari pestisida dan herbisida. Begitu juga
pemupukan yang berlebihan. Limbah pesitisida dan herbisida
mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak terurai di alam
sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar
sungai, danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi
organisme–organisme yang hidup di dalamnya
Modul OPKR 10 – 016 C 126 126
d. Limbah industri/pertambangan
Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan
organik maupun anorganik. Secara umum zat–zat tersebut
digolongkan menjadi:
Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium
klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan, pabrik pupuk
, pabrik kertas dll.
Asam anorgainik seperti asam sulfat yang berasal dari industri
pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang
mengandung kotoran berupa ikatan belerang.
Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang berasal
dari industri penyamakkan kulit dan industri cat.
Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom
yang berasal dari industri pertambangan, cat, zat warna,
baterai, penyepuhan logam dll.
Zat–zat tersebut di atas jika masuk ke perairan akan menimbulkan
pencemaran yang dapat membahayakan makhluk hidup pengguna
air tersebut termasuk manusia.
Kegiatan pertambangan selain menghasilkan bahan – bahan kimia
seperti diatas juga menghasilkan endapan lumpur dalam jumlah
besar. Jika turun hujan, lumpur ini bisa terbawa aliran air hujan
samapai ke sungai. Hal ini akan meningkatkan kekeruhan air.
Modul OPKR 10 – 016 C 127 127
e. Kegiatan penebangan hutan
Penebangan hutan secara terus–menerus akan menyebabkan
hutan gundul sehingga mengakibatkan erosi pada musim hujan,
maka terjadi pengikisan humus dan pengikisan tanah. Pengikisan
humus ini selain menyebabkan lahan kritis juga akan
menyebabkan pencemaran air. Air hujan yang jatuh akan
langsung mengalir di permukaan dengan membawa tanah dalam
alirannya. Akibatnya kualitas air permukaan menurun (menjadi
keruh) karena terlalu banyak pertikel – pertikel tanah di dalamnya.
1. Akibat pencemaran air
Pencemaran air dapat mengganggu peredaran air dan memungkinkan
kualitas air menurun sehingga tidak dapat dipakai sebagai air minum. Air
yang bercampur zat–zat pencemar dapat membahayakan kesehatan
manusia dan mkhluk hidup lainnya.
Akibat yang dapat ditimbulkan oleh jenis pencemar tertentu:
Modul OPKR 10 – 016 C 128 128
Pencemaran secara fisik, misalnya oleh limbah panas yang dapat
menyebabkan peningkatan temperatur perairan. Temperatur air yang
terlalu tinggi, mengakibatkan matinya ikan dan hewan air lain, baik
karena batas suhu kematian terlampaui maupun karena rendahnya
oksigen terlarut.
Pencemaran secara kimia, misalnya oleh logam berat air raksa
(merkuri). Air raksa yang masuk ke perairan yang dikomsumsi dapat
mengganggu kesehatan manusia melalui makanan atau air minum,
karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakkan
sel.
Pensemaran secara biologi, misalnya oleh bakteri – bakteri patogen.
Bakteri patogen di air biasanya penyebab infeksi saluran pencernaan
seperti Vibro cholerae penyebab kolera, Shigella dysenteriae
penyebab disentri basiler, Salmonella typhosa penyebab tifus,dan
Salmonella paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan hepatitis.
Contoh–contoh lain, percobaan dan petunjuk didatik: Hubungan timbal
balik antara manusia dan lingkungan
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya materi, energi dan/miskoorganisme ke dalam air sehingga air tersebut tidak sesuai lagi dengan peruntukkannya.
Sumber pencemaran air berasal dari limbah – limbah rumah tangga, lalu lintas, pertanian, industri/pertambangan dan penebangan hutan.
Pencemaran air selain dapat menurunkan kualitas air di bumi sehingga tidak layak diminum, juga membahayakan kehidupan di
perairan dan bahkan mematikan.
Modul OPKR 10 – 016 C 129 129
2. PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR
Ajaklah siswa berdiskusi tentang cara–cara menjernihkan air oleh
PDAM
Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan melalui:
Perubahan perilaku masyarakat
Pembuatan pengelohan limbah air
a. Perubahan perilaku masyarakat.
Modul OPKR 10 – 016 C 130 130
Secara alami, ekosisitem air dapat melakuak ―rehabilitasi” apabila
terjadi pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya.
Oleh karena perlu diadakan upaya untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan
usaha preventif misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah
industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan di
sembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan
peraturan– peraturan yang diterapkan di lingkungan masing–masing
secara konsekuen. Sampah–sampah hendaknya dibuang pada tempat
yang telah ditentukan.
Masysrakat disekitar sungai perlu merubah perilaku tentang
pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi sebagai tempat pembuangan
sampah dan mandi–cuci–kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah
industri hendaknya dipanatu pelaksanaannya dan pelanggaranya
dikenakan sangsi. Limbah industri hendaknya diproses dahulu dengan
teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air
buangan baru bias dialirkan ke selokkan–selokkan atau sungai. Dengan
demikian akan tercipta sungan yang bersih dan memiliki fungsi
ekologis.
b. Pembuatan kolam pengolah limabah cair
Saat ini mulai digalakkan pmbuatan WC umum (septic tank) di daerah/
lingkungan yang rata–rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap
sepuluh rumah disediakan sat septic tank. Upaya demikian sangat
Tindakan yang perlu dilakukan: 1. Tidak membuang samapah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll 2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk mencuci truk, mobil dan
sepeda motor 3. Tidak menggunakan sungai atau danau memandikan ternak dan sebagi
tembat kakus.
4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.
Modul OPKR 10 – 016 C 131 131
bersahabat dengan lingkungan, murah,, dan sehat karena dapat
menghindari pencemaran air sumur/air tanah.
Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air
buangan (air cucian, air kamar mandi dll) secara kolektif, agar limbah
tersebut tidak langsung dialirkan ke selokkan atau sungai.
Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar
ke dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis
(pengaruh), kimiawi (diberi zat kimiatertentu) maupun biologis
(diberikan bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam
terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dan polutan yang
berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan
deteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan,
sungai dll.) hanyalah air yang tidak akan merubah keperuntukan badan
air.
Salah satu contoh tahap– tahap proses pengolahan air buangan adalah
sebagai berikut:
a. Proses penanganan primer, yaitu membuang bahan–bahan
padatan yang mengendap atau mengapung.
b. Proses peanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan–
bahan padatan secara biologis.
c. Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen–
omponen fisfor dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan
bau. Untuk bias menggunakan beberapa metoda yang bergantung
pada komponen yang ingin dihilangkan.
Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal
hidroksida untuk mengendapkan fosfor.
Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan–bahan organic terlarut,
berwarna atau bau.
Modul OPKR 10 – 016 C 132 132
Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentarsi garam–garam
terlarut dengan menggunakan tenaga listrik.
Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam–garam organic
maupun mineral dari air.
Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.
Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti
di atas, tetapi bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir
berupa air tak tercemar yang siap dialirkan ke badan air dan Lumpur
yang siap dikelola lebih lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air
seperti enceng gondok dapat dimanfaatkan untuk menyerap bahan
pencemar di dalam air.
Ringkasan
c. Rangkuman
1. Setiapa akibat sampingan sebagai akibat kemajuan teknologi, harus
dilawan dengan kemajuan teknologi baru.
2. Lebih baik mencegah agar tidak terjadi pencemaran dari pada
memperbaiki akibat telah terjadinya pencemaran air, udara, dan
tanah.
Penanggulangan pencemaran air secara preventif dapat dilakukan oleh masyarakat
dengan cara tidak membuang sampah dan limbah ke badan air dan tidak buang air
besar di sungai.
Penanganan limbah domestic dapat dilakukan dengan membuat septic tank dan
kolam pengolahan air buangan.
Teknik pengolahan air limbah industri bergantung pada jensi limbah yang
dihasilkan. Ada juga system penelolaan terpadu dengan cara mengolah air limbah
domestic maupun industri
Modul OPKR 10 – 016 C 133 133
d. Tugas
1. Diskusikan secara kelompok sebab– sebab terjadinya pencemaran:
a. Udara
b. Air
Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan.
2. Diskusikan secara kelompok cara–cara pengolahan limbah:
a. Padat
b. Cair
c. Gas
Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan.
e. Tes Formatif
1. Jelaskan pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap kesehatan
manusia!
Modul OPKR 10 – 016 C 134 134
2. Pada berapa decbel dari kebisingan yang akan mengakibatkan
rusaknya pendengaran manusi (tuli)?
3. Jelaskan pengaruh timah hitam (Pb) terhadap kesehatan manusia!
4. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa timah
hitam (Pb)?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pencemaran air!
6. Tuliskan kandungan yang terdapat pada limbah industri/
pertambangan!
7. Uraikan cara pengelolaan limbah industri!
Modul OPKR 10 – 016 C 135 135
f. Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap manusia adalah: dapat
meyebabkan sakit dan kematian dalam waktu 30 menit
2. Kebisingan yang dapat mengakibatkan rusaknya pendengaran
manusia pada tingkat suara 85 decibel secara terus–menerus.
3. Pengaruh timah hitam (Pb) terhadap manusia adalah adalah:
keracunan dengan gejala–gejala sebagai berikut; muntah–muntah
secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut yang sangat
hebat.
Pb juga menyerang syaraf, memperketat kerja ginjal sehingga cepat
rusak dan dalam kasus yang berat dapat menyebabkan kematian.
Reaksi lain yang berbahaya yaitu reaksi alergi yang mengakibatkan
iristasi dan pembengkakan kulit.
4. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah
pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat.
5. Yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain
ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
6. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi:
Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida
yang berasala dari kegiatan pertambangan,pabrik pupuk, pabrik
kertas dll.
Modul OPKR 10 – 016 C 136 136
Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri
pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang mengandung
kotoran berupa ikatan belerang.
Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari
industri penyamakan kulit dan industri cata.
Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang
berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna, baterai,
penyepuhan logam dll.
7. Cara pengolahan limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air
yang tercemar ke dalam beberapa kolam, kemudian dibersihkan, baik
secara mekanis(pengadukan), kimiawi (diber zat kimia tertentu)
maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air
lainnya). Pada kolam terakhir diperlihara ikan untuk menguji
kebersihan air dari polutan yang berbahaya.
Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti. Dengan
demikian air yang boleh dialirkan ke luar (selokan, sungai dll),
hanyalah air yang bersih yang tidak akan mengubah
peruntukkan/fungsi dari air tersebut.
Modul OPKR 10 – 016 C 137 137
BAB. III EVALUASI
A. PERTANYAAN
Jawablah pertanyaan–pertanyaan di bawah ini dengan singkat, jelas
dan benar.
1. Jelaskan pengertian keselamatan kerja!
2. Sebutkan tujuan diadakannya keselamatan dan kesehatan kerja?
3. Jelaskan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut
Undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3!
4. Sebutkan faktor-faktor penyebab keadaan bahaya!
5. Bagaimanakah cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman
6. Sebutkan dan jelaskan alat-alat pelindung anggota badan?
7. Bagaimanakah syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan
yang baik?
8. Jelaskan teknik pengangkatan yang aman dan benar!
9. Jelaskan pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa
kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan oleh
asam!
10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan
nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini
untuk meyakinkan anda.
Modul OPKR 10 – 016 C 138 138
Warna alat
pemadam
Jenis alat
pemadam
Nyala api yang sesuai
untuk dipadamkan
Merah
Biru
Tanda Merah
dengan Putih
Tanda Merah
dengan Hitam
11. Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran!
12. Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan
untuk memadamkan nyala api?
13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut
ini?
a. Nyala api pada mesin.
b. Nyala api pada kain lap oli.
c. Kertas terbakar didalam tong sampah.
d. Ban terbakar.
e. Kebakaran pada panel listrik.
14. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak
aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)?
15. Jelaskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif ?
Modul OPKR 10 – 016 C 139 139
16. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa timah hitam
(Pb) ?
17. Tuliskan beberapa alat perlindungan diri ( APD )!
18. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)!
19. Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran!
20. Tuliskan kandungan yang terdapat pada limbah industri/pertambangan!
SOAL PSIKOMOTOR
1. Lakukan mengangkat benda dengan tangan!
2. Lakukan mengangkat kendaraan menggunakan dongkrak dan penopang!
3. Demonstrasikan cara menggunakan alat pemadam api bila terjadi
kebakaran!
4. Demonstrasikan cara menilai korban bila terjadi kecelakaan!
5. Demonstrasikan cara menolong korban yang mengalami perdarahan pada
suatu kejadian terjadi kecelakaan!
Modul OPKR 10 – 016 C 140 140
B. Kunci jawaban
1. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan , keutuhan dan
kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya
dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan
manusia pada khususnya.
2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja :
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Mencegah timbulnya kecelakan akibat suatu pekerjaan.
Mencegah/mengurangi kematian.
Mencegah/mengurangi cacat tetap.
Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan
menjamin kehidupan produktifnya.
Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-sumber
produksi lainnya.
Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga
dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri
serta pembangunan.
3. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut Undang-undang
nomor 1 tahun 1970 pasal 3:
Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
Modul OPKR 10 – 016 C 141 141
Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.
Memberi pertolongan pada kecelakaan.
Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja.
Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca
sinar atau radiasi, suara dan gelora.
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,
binatang, tanaman atau barang.
Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat , perlakuan
dan penyimpanan barang.
Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
4. Faktor-faktor penyebab keadaan bahaya:
Tindakan yang tidak aman dari manusia itu sendiri
1. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
2. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
3. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
4. Berkelakar/ bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
Modul OPKR 10 – 016 C 142 142
Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja
5. Mesin-mesin yang rusak, tidak diberi pengamanan, konstruksi kurang
aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.
6. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,
ventilasi atau pertukaran udara, bising atau suara-suara keras, suhu
tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).
5. Cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman:
Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman
tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang
rusak diganti atau diperbaiki.
Dieliminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi
agar tiadak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang
berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-
alat keselamatan kerja.
Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis,
misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi,
memasang alat-alat kontrol dsb.
6. Alat-alat pelindung badan:
Alat pelindung mata, berguna untuk melindungi mata dari panas,
sinar yang menyilaukan, debu, percikan api dan bahaya lainnya yang
bisa merusak mata. Contohnya : kacamata debu, kacamata las listrik.
Alat pelindung kepala, berguna untuk melindungi kepala dan rambut
dari bahaya yang mungkin. Contohnya : topi, helm pelindung.
Alat pelindung telinga, berguna untuk melindungi telinga dari bahaya
suara yang berlebihan.
Alat pelindung hidung, berguna untuk melindungi hidung dari
kemungkinan terhisapnya gas-gas berbahaya, juga dari material
lembut yang berbahaya.
Modul OPKR 10 – 016 C 143 143
Alat pelindung tangan, berguna untuk melindungi tangan dari
berbagai bahaya yang mungkin, misalnya panas. Berupa:
a. Sarung tangan kain, berguna untuk memperkuat pegangan
supaya tidak meleset pada peremukaan.
b. Sarung tangan asbes, berguna untuk melindungi tangan terhadap
bahaya pembakaran api.
c. Sarung tangan kulit, berguna untuk melindungi tangan dari
ketajaman benda-benda atau peralatan bila peralatan itu dipegang
atau diangkat.
d. Sarung tangan karet, digunakan pada pekerjaan pelapisan logam,
agar tangan terhindar dari bahaya pembakaran asam atau
kepedasan cairan.
e. Alat pelindung kaki, berguna untuk melindungi kaki dari bahaya
seperti panas, zat kimia, api, tusukan benda tajam, dsb. Terdapat
dua jenis sepatu, yaitu yang berujung baja dan sepatu karet.
f. Alat pelindung badan, berguna untuk melindungi badan, misalnya
dari percikan api.
g. Pelindung hidung dan mulut, berguna untuk melindungi
pernafasan dari bahaya seprti gas-gas berbahaya, debu atau
material lembut yang berbahaya.
7. Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan yang baik:
a. Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya
yang mungkin ada.
b. Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga
ketidaknyamanannya harus yang paling minim.
c. Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima.
Modul OPKR 10 – 016 C 144 144
d. Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya
lengan yang terlalu lepas atu ada kain yang lepas yang sangat
mungkin termakan mesin.
e. Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup
untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh
oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
f. Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-partikel
panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatan-
lipatan pakaian.
g. Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di
atas dan karenanya overall katun adalah yang paling luas
digunakan sebagai pakaian kerja.
h. Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang
mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena
mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan
kecelakaan jika apara pekerja tetap memakainya. Jam tangn dan
cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan
berhenti menghilangkan bahaya.
8. Teknik pengangkatan yang aman dan benar :
a. Sebelum mengadakan pemindahan barang-barang periksa lebih dulu
rute jalan yang harus dilalui. Pastikan tidak ada yang dapat
mengakibatkan Anda tergelincir.
b. Periksa letak daerah penempatan beban. Jika alat pendorong
digunakan maka periksa bahwa ia cukup kuat dan ditempatkan
secara benar untuk menopang beban.
c. Perkirakan berat beban untuk memastikan bagaimana beban harus
diangkat dan cari bantuan jika perlu.
Modul OPKR 10 – 016 C 145 145
d. Periksa beban apakah permukaannya kasar atau licin. Gunakan
sarung tangan jika perlu apabila benda tersebut dapat pecah atau
bergerigi.
e. Bersihkan kotoran, lemak atau air yang membuat beban sulit
dipegang.
f. Lakukan posisi pengangkatan yang benar dan pegang beban
dengan bagian-bagian yang Anda yakini tidak akan lepas ketika
diangkat.
g. Tempatkan beban di atas bangku/permukaan yang rata. Letakkan
beban di depan ujung bangku dan geser ke tempatnya, geser
dengan badan.
h. Ketika menempatkan benda ke atas lantai, gunakan teknik
penurunan punggung dengan lurus secara benar. Posisikan satu
sudut bawah pertama untuk menghindari jari-jari kaki yang terjepit.
i. Periksa benda yang berat tidak akan menggelinding/miring. Ganjal
jika perlu.
9. Pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa
kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan oleh
asam:
a. Gunakan soda bikarbonat atau larutan baking powder ke seluruh
daerah yang terbakar.
b. Buang pakaian yang terkontaminasi.
c. Lebih baik letakkan korban di bawah shower, jika mungkin empat
detik setelah terjadi semprot dia dengan air.
d. Panggil bantuan medis atau atur korban untuk segera mendapatkan
pertolongan.
Modul OPKR 10 – 016 C 146 146
10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan
nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini
untuk meyakinkan anda.
Warna alat
Pemadam
Jenis alat
Pemadam
Nyala api yang sesuai
untuk dipadamkan
Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu, Kain,
Kertas, dll
Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api
akibat bahan bakar cair.
Tanda Merah
dengan Putih
Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat Listrik
(juga untuk kelas A dan B)
Tanda Merah
dengan Hitam
Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik
dan cairan yang dapat terbakar.
11. Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam
kebakaran.
a. Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder.
b. Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat tersebut
masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau dirusak karena alat
pemadam sudah dioperasikan. Jika pertanda tersebut masih pada
tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih berisi penuh.
c. Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi penuh
dengan alat pemadam yang akan diperiksa.
12. Yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk
memadamkan nyala api adalah Menggantikannya dengan alat
Modul OPKR 10 – 016 C 147 147
pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah digunakan
segera diisi kembali.
13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian?
a. Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering
b. Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering dan
Busa
c. Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air
d. Ban terbakar adalah busa
e. Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid
14. Penyebab kecelakaan
a. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
15. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna
mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis.
16. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah
pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat.
17. Alat Perlindungan diri:
1. Sarungan tangan lateks
2. Kacamata pelindung
3. Baju pelindung
4. Masker pelindung
5. Masker penolong
6. Helm.
Modul OPKR 10 – 016 C 148 148
18. Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) disebut juga Resusitasi
Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan yang dikombinasikan
dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan bila korban/penderita tidak
bernapas dan nadi tidak berdenyut.
19. Tiga unsur penyebab kebakaran
Bahan bakar
Panas
Oxigen
20. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi:
Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida
yang berasal dari kegiatan pertambangan,pabrik pupuk, pabrik
kertas dll.
Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri
pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang mengandung
kotoran berupa ikatan belerang.
Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari
industri penyamakan kulit dan industri cata.
Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang
berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna, baterai,
penyepuhan logam dll.
Modul OPKR 10 – 016 C 149 149
LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF (PENGETAHUAN)
NO.URUT NO
SOAL
SKOR
MAKSIMAL
SKOR YANG
DICAPAI
NILAI
1. 1 0 – 2
2. 2 0 – 4
3. 3 0 – 4
4. 4 0 – 2
5. 5 0 – 2
6. 6 0 – 4
7. 7 0 – 4
8. 8 0 – 4
9. 9 0 – 2
10. 10 0 – 2
11. 11 0 – 2
12. 12 0 – 2
13. 13 0 – 2
14. 14 0 – 2
Modul OPKR 10 – 016 C 150 150
NO.URUT NO
SOAL
SKOR
MAKSIMAL
SKOR YANG
DICAPAI
NILAI
15. 15 0 – 2
16. 16 0 – 2
17. 17 0 – 2
18. 18 0 – 2
19. 19 0 – 2
20.. 20 0 – 2
Jumlah () 50
Batas penguasaan kognitif (pengetahuan) minimal harus mencapai 7,00
Perhitungan Nilai Akhir Penghetahuan (NAP) menggunakan rumus
10 x maksimalSkor
dicapai yangSkor NAP
Modul OPKR 10 – 016 C 151 151
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
NO.
ASPEK YANG
DINILAI
PENILAIAN
YA
TIDAK 7 8 9
1. Persiapan
2. Proses Kerja
3. Waktu
4. Hasil
Batas minimal kompotensi harus mencapai minmal nilai 7,00
Nilai Akhir keterampilan (NAK) diambil dari Nilai terendah diantara Nilai
yang diperoleh dari setiap aspek yang di nilai
Modul OPKR 10 – 016 C 152 152
LEMBAR NIALI SIKAP ( ATTITUDE )
NO.
ASPEK SIKAP (ATTITUDE) YANG
DINILAI
PENILAIAN
YA
TIDAK 7 8 9
1. Kerjasama
2. Kedisiplinan
3. Kejujuran
4. Tanggung jawab
5. Kemandirian
6. Ketekunan
7. Memecahkan masalah
Batas minimal nilai (Attitude) adalah 7,00
Nilai Akhir sikap (Attitude) diambil dari nilai terendah diantara nilai
yang diperoleh dari setiap Aspek sikap (Attitude) yang dinilai.
C. KRITERIA KELULUSAN
Kriteria Kelulusan:
70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan
Modul OPKR 10 – 016 C 154 154
BAB. IV PENUTUP
Siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal pada modul OPKR.10–016C
ini berarti Anda/Siswa menguasai materi kompetensi ―Mengikuti Prosedur
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkunan “, dan Anda berhak untuk
mengikuti kompetensi berikutnya. Apabila Anda dinyatakan tidak lulus, maka
Anda mengulangi modul ini.
Kepada Anda yang dinyatakan lulus, selamat atas keberhasilan Anda dan selamat
melanjutkan ke kompetensi berikutnya.
Kepada Anda yang ternyata belum lulus jangan putus asa, sebab masih terbuka
kesempatan asal Anda berusaha lebih keras lagi.
Akhirnya kami haturkan terima kasih atas kesungguhan Anda mengikuti dan
melaksanakan modul ini.
Selamat berjuang, sukses selalu.
Modul OPKR 10 – 016 C 155 155
DAFTAR PUSTAKA
Astra International,tt, Basic Mechanic Training, Astra International, Jakarta.
Depdiknas, 2004, Kurikulum SMK edisi 2004, Depdiknas, Jakarta.
Harun Tia Setiawan, 1980, Keselamatan kerja dan tatalaksana bengkel,
Depdikbud, Jakarta.
Ima Permana dan Joel Tedjo, 1992, Pedoman penyelenggaraan bengkel
otomotif, PPPG Teknologi Bandung, Bandung.
PT Toyota Astra Motor, 1997, Teknik-teknik servis dasar, PT toyota Astra
Motor, Jakarta
PPPGT / VEDC, 1997, Siklus Air, PPPGT / VEDC, Malang.
Iwan Gayo, 1995, Buku Pintar , UPAYA WARGA NEGARA Jakarta.