155
Modul OPKR 10 016 C BAB. I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa selalu mengikuti prosedur keselamatan ,kesehatan kerja dan lingkungan. Adapun sub kompetensinya meliputi: 1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk menidentifikasi bahaya dan pencegahannya. 2. Pemeliharaan kebersihan, perlengkapan dan area kerja. 3. Penempatan dan pengidentifikasian jenis pemadam kebakaran, penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja. 4. Pelaksanaan prosedur darurat. 5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan. 6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR). 7. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan pengendalian limbah. B. PRASYARAT Sebelum menggunakan modul ini peserta pelatihan harus sudah memahami dan menguasai modul sebelumnya. Penguasaan dan pencapaian modul ini akan merupakan dasar dan prasyarat untuk melanjutkan kepada kompetensikompetensi berikutnya, seperti yang bisa Anda lihat di Peta Kedudukkan Modul. Untuk mempelajari modul ini dimohon Anda sudah menguasai materimateri yang diberikan di kelompok Adaptif, yaitu materimateri pada Mata Diklat: 1. Fisika; tentang Konduksi,Konveksi, Radiasi dll 2. Kimia; tentang Zat zat kimia yang berbahaya bagi anggota tubuh manusia dll.

BAB I PENDAHULUANpancabudi.sch.id/wp-content/uploads/2018/02/47593757975Isi_Modul.pdfKompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa ... Mengikuti prosedur pada

  • Upload
    lephuc

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Modul OPKR 10 – 016 C 1

BAB. I PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa

selalu mengikuti prosedur keselamatan ,kesehatan kerja dan lingkungan.

Adapun sub kompetensinya meliputi:

1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk menidentifikasi bahaya dan

pencegahannya.

2. Pemeliharaan kebersihan, perlengkapan dan area kerja.

3. Penempatan dan pengidentifikasian jenis pemadam kebakaran,

penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja.

4. Pelaksanaan prosedur darurat.

5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan.

6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary

Resusciation (CPR).

7. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan

pengendalian limbah.

B. PRASYARAT

Sebelum menggunakan modul ini peserta pelatihan harus sudah memahami

dan menguasai modul sebelumnya. Penguasaan dan pencapaian modul ini

akan merupakan dasar dan prasyarat untuk melanjutkan kepada kompetensi–

kompetensi berikutnya, seperti yang bisa Anda lihat di Peta Kedudukkan

Modul. Untuk mempelajari modul ini dimohon Anda sudah menguasai materi–

materi yang diberikan di kelompok Adaptif, yaitu materi–materi pada Mata

Diklat:

1. Fisika; tentang Konduksi,Konveksi, Radiasi dll

2. Kimia; tentang Zat – zat kimia yang berbahaya bagi anggota tubuh

manusia dll.

Modul OPKR 10 – 016 C 2

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Petunjuk Bagi Siswa

Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan

modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain:

a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada

pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang

jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang

bersangkuatan

b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui

seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-

materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek

perhatikanlah hal-hal berikut ini:

1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku

2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik

3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan

bahan yang diperlukan dengan cermat.

4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar

5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus

meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu.

6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat

semula.

d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi

pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau

instruktur yang bersangkutan.

2. Peran Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:

a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar

Modul OPKR 10 – 016 C 3

b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan

dalam tahap belajar

c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan

menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa

d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber

tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan.

f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat kerja

untuk membantu jika diperlukan.

D. Perlengkapan PBM

Dalam pelaksanaan sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan

dalam menunjang terlaksananya sistem pemelajaran, baik itu dalam konteks

pemelajaran teori maupun praktik. Adapun perangkat tersebut dapat dilihat

dalam tabel dibawah ini:

Perlengkapan Ruang

kelas

Perlengkapan

workshop Bahan

1. Over Head

Projector/OHP

2. Papan tulis/white

board

1. Alat-alat tangan

2. Katrol

3. Dongkrak

4. Kacamata pelindung

5. Pakaian pelindung

6. Alat Pemadam

Kebakaran

1. Mobil

2. Engine

Stand

E. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul

ini siswa diharapkan.

Modul OPKR 10 – 016 C 4

1. Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan

ditempat kerja

2. Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja

3. Menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja

4. Memelihara kebersihan, perlengkapan dan area kerja

5. Menempatkan pemadam kebakaran

6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran

7. Menggunakan pemadam kebakaran

8. Menerapkan prosedur darurat

9. Menjalankan dasar-dasar keamanan

10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary

Resusciation (CPR)

11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah ditempat

kerja.

Modul OPKR 10 – 016 C 5

F. KOMPETENSI

KOMPETENSI : Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan

KODE : OPKR. 10-016.C

DURASI PEMELAJARAN : 80 jam @ 45 menit

LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G

2 1 - 1 - - 1

KONDISI KERJA

1. Standar kompetensi ini digunakan untuk:

Jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan dibidang perbengkelan.

2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:

Spesifikasi pabrik kendaraan.

SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.

Lembaran data keamanan material.

Prosedur evakuasi darurat/kebakaran.

Kebijakan/prosedur keamanan.

Prosedur/kebijakan kecelakaan.

Prosedur/kebijakan tanda bahaya.

Prosedur pertolongan pertama dan CPR (Cardio Pulmonary–Resusciation).

Kode praktis industri

3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi:

Peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan) yang berlaku.

Pengharagaan dibidang industri.

4. Sumber–sumber dapat termasuk:

Modul OPKR 10 – 016 C 6

Perlengkapan kebakaran, pertolongan pertama, perlengkapan CPR.

Pakaian keamanan individual.

Perlengkapan dan bahan kebersihan.

Perlengkapan yang sesuai, perlengkapan dan permesinan.

Bahan pembersih dan pelumas.

Pakaian yang aman

5. Kegiatan:

Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:

Pembersihan perlatan/area tempat kerja dengan bantuan mesin atau secara manual.

Laporan/mencatat kecelakaan dan bahaya–bahaya yang potensial.

Melakukan simulasi pertolongan pertama dan CPR.

Melaksanakan keputusan dalam komite manajemen K3L.

Modul OPKR 10 – 016 C 7

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

1. Mengikuti

prosedur pada

tempat kerja

untuk

mengidentifikasi

bahaya dan

penghindaranny

a

Mengenali bahaya

pada area kerja

dan melakukan

tindakan

pengontrolan yang

tepat

Mengikuti

kebijakan yang

sah pada tempat

kerja dan prosedur

pengontrolan

resiko

Mematui tanda

bahaya dan

peringatan

Pemakaian

pakaian

pengamanan

sesuai SI (Standar

Internasional)

Penggunaan teknik

Prosedur

keselamatan yang

meliputi pertolongan

pertama dan CPR

Mengikuti prosedur

pengamanan dan

pengendalian limbah

padat, cair, gas dan

kebisingan ditempat

kerja

Pemeliharaan

kebersihan

perlengkapan kerja

Mengenali bahaya

pada area kerja dan

melakukan tindakan

pengontrolan yang

tepat

Mengikuti kebijakan

yang syah pada

tempat dan prosedur

pengontrolan resiko

Peralatan dan area

kerja dibersihkan

atau dipelihara

sesuai dengan

keamanan, jadwal

pemeliharaan

berkala, tempat

penerapan

spesifikasi pabrik

Seluruh kegiatan

penerapan pemadam

kebakaran dan

Peraturan K3L yang

berlaku

Prosedur

keamanan tempat

kerja

Persyaratan

pemeliharaan

perlengkapan dan

area kerja

Identifikasi bahaya

dan pencegahan

dalam tempat kerja

Prosedur

pertolongan

pertama

Prosedur CPR

Prosedur keamanan

dasar

Penggunaan dan

penerapan alat

pemdam kebakaran

Mengikuti prosedur

kesehatan dan

keselamatan kerja

Memelihara catatan

yang berhubungan

dengan keamanan

Menggunakan

perlengkapan yang

benar

Melaporkan dan

mengurangi bahaya–

bahaya potensial

Memlihara kebersihan

mesin perlengkapan

dan area kerja

Menempatkan dan

mengidentifikasi

perlengkapan

pemadam kebakaran

Melaksanakan

prosedur – prosedur

Modul OPKR 10 – 016 C 8

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

dan pengangkatan

pemindahan

secara manual

yang tepat

prosedur kerja

diidentifikasi

berdasarkan SOP

(Staandard

Operation

Prosedure)

peraturan K3L

(Keselamatan,

Kesehatan Kerja dan

Lingkungan) yang

berlaku dan

prosedur atau

kebijakan

perusahaan

Menngikuti kebijakan

yang syah pada

tempat kerjadan

prosedur

pengontrolan resiko

yang tepat

Prosedur

penanganan secara

manual

Syarat keselatan diri

Simbol – simbol

bahaya

darurat

Melakuakan

prosedur–prosedur

keamanan dasar

Bertindak sesuai

dengan keadaan

bahaya

Menggunakan teknik

penangan secara

manual

Memperagakan

prosedur pertolongan

pertama dan CPR

Modul OPKR 10 – 016 C 9

SUB KOMPETENSI KRITERIA

KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

2. Pemeliharaan

kebersihan

perlengkapan dan

area kerja

Perlengkapan

dipilih sebelum

melakuakan

pembersihan dan

perawatan secara

rutin

Menggunakan

metode yang

benar untuk

pembersihan dan

pemeliharaan

perlengkapan

Pperlatan dan

area kerja

dibersihkan atau

dipelihara sesuai

dengan

keamanan, jadwal

pemeliharaan

berkala, tempata

penerapan dan

spesifikasi pabrik

Modul OPKR 10 – 016 C 10

SUB KOMPETENSI KRITERIA

KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

3. Penempatan dan

pengiidentifikasian

jenis pemadam

kebakaran,

penggunaan dan

prosedur

pengoperasian

ditempat kerja

Pengidentifikasian

pemdaman

kebakaaran yang

sesuai pada tipe

yang tepat untuk

lingkungan tempat

kerja

Seluruh kegiatan

penerapan

pemdaman

kebakaran dan

prosedur kerja

diidentifikasikan

berdasarkan SOP

(Standard

Operation

Prosedure),

peraturan K3L

(Keselamatan dan

kesehatan kerja

dan lingkungan )

yang berlaku dan

Modul OPKR 10 – 016 C 11

SUB KOMPETENSI KRITERIA

KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

kebijakan

perusahaan

4. Pelaksanan

prosedur darurat

Mengikuti

prosedur

perlindungan

mesin pada saat

tanda bahaya

muncul

Mengikuti

prosedur alarm

atau peringatan

atau efakuasi

ditempat kerja

Mengikuti

prosedur gawat

darurat secara

profesional yang

tepat untuk

melindungi mesin

pada saat

keadaan tanda

bahaya muncul

Modul OPKR 10 – 016 C 12

SUB KOMPETENSI KRITERIA

KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

Pelayanan darurat

yang profesional

dan tepat untuk

mamanggil

pertolongan

dengan segera

dilakukan oleh

orang yang

berkuasa untuk

melakukan hal

tersebut

5. Menjalankan dasar

– dasar prosedur

keamanan

Kebijakan atau

prosedur

keamanan

dijalankan

berdasarkan

pelatihan

perusahaan dan

undang – undang

yang berlaku

Seluruh keamnan

yang

Modul OPKR 10 – 016 C 13

SUB KOMPETENSI KRITERIA

KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

berhubungan

dengan kejadian

dicatat atau

dilaporkan pada

formulir yang

sesuai

Seluruh stap

disarankan

menggunakan

prosedur

keamanan

perusahaan dan

metode yang

tepat dalam

penerapannya.

6. pelaksanaan

prosedur

penyelamatan

pertama dan

Cardio-Pulmonary

Resusciation (CPR)

Seluruh kegiatan

pertolongan

pertama yang

dilakukan dicatat

atau dilaporkan

berdasarkan SOP

(Standard

Modul OPKR 10 – 016 C 14

SUB KOMPETENSI KRITERIA

KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

Operation

Prosedure),

peraturan K3L

(Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

dan Lingkungan)

yang berlaku, dan

prosedur atau

kebijakan

perusahaan

7. Mengikuti prosedur

pada tempat kerja

untuk pengamanan

dan pengendalian

limbah

Tindakan

pengamanan

terhadap limbah

padat, cair, gas,

dan kebisingan

ditempat kerja

dikenali dan

dilakukan

Seluru kegiatan

pengendalian dan

pengamanan

limbah dan polusi

Modul OPKR 10 – 016 C 15

SUB KOMPETENSI KRITERIA

KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

ditempat kerja

dilakukan

berdasarkan SOP

(Standard

Operation

Prosedure),

peraturan K3L

(Keselamatan,

Kesehatan Kerja

dan Lingkungan),

yang berlaku, dan

prosedur atau

kebijakan

perusahaan

Modul OPKR 10 – 016 C 16 16

G. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul ini, isilah cek list kemampuan yang telah Anda

miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.

No. PERTANYAAN YA TIDAK

1. Mengetahui dan menerapkan prosedur keselamatan,

kesehatan kerja dan lingkungan

2. Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi

ditempat kerja

3. Mengetahui cara menghindari bahaya-bahaya yang

mungkin terjadi ditempat kerja

4. Memelihara kebersihan perlengkapan dan area kerja

5. Menempatkan pemadam kebakaran

6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran

7. Menggunakan pemadam kebakaran

8. Menerapkan prosedur darurat

9. Menjalankan dasar-dasar keamanan

10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan

Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR)

11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian

limbah

Modul OPKR 10 – 016 C 17 17

BAB. II PEMbELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini

dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap

kegiatan.

Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat

belajar

Alasan

Perubahan

Tanda

tangan

guru

Mengetahui

Pengertian K3

Mengetahui Syarat

K3

Mengetahui jenis

bahaya dan cara

menghindarinya

Teknik

Pengangkatan/

pemindahanSecara

manual

Menggunakan

pakaian dan alat

pengaman

Menggunakan

Perlengkapan

pemadam kebakaran

Prosedur pada

tempat kerja untuk

mengindentifikasi

bahaya dan

penghindarannya

Pemeliharaan

kebersihan

perlengkapan dan

Modul OPKR 10 – 016 C 18 18

Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat

belajar

Alasan

Perubahan

Tanda

tangan

guru

area kerja

Penempatan dan

pengindentifikasian

jenis pemadam

kebakaran,

penggunaan dan

prosedur

pengoperasian

ditempat kerja

Pelaksanaan

prosedur darurat

Menjalan dasar –

dasar prosedur

keamanan

Pelaksanaan

prosedur

penyelamatan

pertama dan cardio

pulmonary

resuscitation (CPR)

Prosedur pada

tempat kerja untuk

pengamanan dan

pengendalian limbah

Modul OPKR 10 – 016 C 19 19

B. Kegiatan Belajar Siswa

Kegiata Belajar 1: Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1

1) Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja.

2) Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja.

3) Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja.

4) Siswa dapat menjelaskan Teknik pengangkatan/pemindahan secara

manual.

b. Uraian Materi 1

UNDANG-UNDANG K3

1) Pengertian Keselamatan Kerja

Safe adalah aman atau selamat.

Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau

kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.

Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk

menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari

kecelakaan

Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan

atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik

harta maupun jiwa manusia.

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan

kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja.

Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan

kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil

karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada

umumnya dan manusia pada khususnya.

2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja

Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:

Modul OPKR 10 – 016 C 20 20

a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.

c) Mencegah/ mengurangi kematian.

d) Mencegah/mengurangi cacat tetap.

e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan

bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain

sebagainya.

f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan

menjamin kehidupan produktifnya.

g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-

sumber produksi lainnya.

h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.

i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri

serta pembangunan

Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:

a) Manusia (pekerja dan masyarakat)

b) Benda (alat, mesin, bangunan dll)

c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-

tumbuhan).

3) Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja

Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-syarat

keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-

undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:

a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan

d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya

e) Memberi pertolongan pada kecelakaan

f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja

Modul OPKR 10 – 016 C 21 21

g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya

suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,

cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.

h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik

fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.

k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.

l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,

binatang, tanaman atau barang.

m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,

perlakuan dan penyimpanan barang.

o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan

yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA

Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja

diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi

karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh

salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-

sama, yaitu:

1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)

a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.

b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition)

Modul OPKR 10 – 016 C 22 22

a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang

aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.

b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,

ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras,

suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).

Apakah kecelakaan dapat dicegah? Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu

dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan

untuk dicegah karena:

a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.

b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka

kecelakaan dapat dicegah.

Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?

Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan

tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta

mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung factor-

faktor yang membahayakan (unsafe condition).

Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman

a) Karena tidak serius/disiplin.

b) Karena tidak mampu/tidak bisa.

c) Karena tidak mau.

Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak

aman?

a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman

tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat

yang rusak diganti atau diperbaiki.

Modul OPKR 10 – 016 C 23 23

b) Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi

diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-

bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau

menyediakan alat-alat keselamatan kerja.

c) Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara

teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana

tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb.

Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan

pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.

A.Keselamatan Kerja di Perbengkelan

Otomotif.

a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong

celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang

merugikan.

b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi

baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di

tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku

yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol

baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.

c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat

seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda panjang

dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa

orang terluka karena itu.

d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga

anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan

tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik

sehingga menyebabkan kebakaran.

e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan

pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus

dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat

Modul OPKR 10 – 016 C 24 24

menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan

masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang

tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka,

pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron.

f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau

mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material

tidak dapat masuk ke mata.

g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika

bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan

penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin

dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.

PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN

1) Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan

a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya

yang mungkin ada.

b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak-

nyamanannya harus yang paling minim.

c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat

diterima.

d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya

lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat

mungkin termakan mesin.

e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang

cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat

meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.

f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-

partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip

di lipatan-lipatan pakaian.

g) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di

atas dan karenanya overall katun adalah yang paling banyak

digunakan sebagai pakaian kerja.

Modul OPKR 10 – 016 C 25 25

h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang

mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena

mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan

kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan dan

cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan

berhenti menghilangkan bahaya.

2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan

pakaian kerja

a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan

berkancingkan.

b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari

bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju

bawah.

c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p

berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.

d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah

kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau

penyangga dan sebagainya.

ENTEK YO WESSSSSSS

Modul OPKR 10 – 016 C 26 26

PAKAIAN KERJA

1. Pilihlah pakaian kerja yang kuat

dan betul–betul cocok sehingga

merasa senang dalam pekerjaan.

Hindari pakaian dengan ikat

pinggang, gesper dan kancing

yang menonjol yang dapat

menyebabkan kerusakan pada

kendaraaan pada waktu bekerja.

Kami anjurkan memakai seragam

Mekanik Toyota (Overall) yang

khusus didisain dengan

memperhatikan hal–hal diatasi.

2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit

harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar.

3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab

oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori kendaraan

SEPATU KERJA

Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya

memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan

karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih

memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan benda.

Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang mempunyai

sol yang tidak licin serta berkulit keras.

Modul OPKR 10 – 016 C 27 27

SARUNG TANGAN

Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau

memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan

memakai sarung tangan, walaupun tidak ada suatu peraturan

khusus yang mengatur cara pemakaiannya untuk pekerjaan

pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu mengebor dan

menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin dengan mesin

hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya sarung

tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti

ini sarung tangan jangan dipakai.

3) Alat-alat pelindung anggota badan

Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus

terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung

bagian adalah sbb:

a) Alat pelindung mata,

Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan

juga dari debu.

Modul OPKR 10 – 016 C 28 28

Gb. Kacamata Debu Gb. Kacamata Las Listrik

b) Alat pelindung kepala,

Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada

bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang

mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor

atau rambut terkena percikan api.

Gb. Alat Pelindung Kepala

c) Alat pelindung telinga

Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat

bising juga penahan bising dari letupan-letupan.

Gb. Alat Pelindung Telinga

Modul OPKR 10 – 016 C 29 29

d) Alat pelindung hidung,

Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya

gas-gas beracun.

Gb. Alat Pelindung Hidung

e) Alat pelindung tangan

Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan

kebutuhannya, antara lain:

Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat

pegangan supaya tidak meleset.

Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk

melindungin tangan terhadap bahaya panas.

Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan

dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu

barang.

Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan

pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini

untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam

atau kepedasan cairan.

Modul OPKR 10 – 016 C 30 30

Gb. Macam-macam Sarung Tangan

f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan benda

tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu

yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa

hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet

digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga

pekerja tidak terpeleset dan jatuh.

g)

h) Alat pelindung badan,

Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian

biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada

waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan digulung,

sebab lengan baju yang panjang akan melindungi tangan dari

sinar api.

Gb. Alat Pelindung Kaki (Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung

Plat Besi Pelindung

Modul OPKR 10 – 016 C 31 31

Gb. Alat Pelindung Badan

TEKNIK PENGANGKATAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL

1) Cara mengangkat benda

Pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak garis

kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban seimbang

pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan sambungan

yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan keselamatan kerja.

Dibawah ini diperlihatkan teknis pemindahan benda yang berat.

Modul OPKR 10 – 016 C 32 32

2) Cara mengangkat dan memikiul benda

a. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap tegak

b. Membagi–bagi berat beban sama rata.

c. Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan menopang

beban.

d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau

pikulan.

3) Mencegah terjadinya kecelakaan

Risiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk mengubah

pengangkatan yang sederhana; sebelum mengangkat dan

melakukan sesuatu dengan tenaga orang pada permulaan pekerjaan

harus berhati–hati. Ruang kerja harus bebas dari segala rintangan.

Penghindaran rintangan adalah tindakan untuk keselamatan tempat.

Modul OPKR 10 – 016 C 33 33

4) Penuntun cara mengangkat dengan tangan

Cara yang benar mengangkat dengan tangan.

Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat yang efisien dan

dapat mudah rusak bila dipergunakan cara–cara yang tidak benar.

a. Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan

sipangangkat dalam sikap yang seimbang dengan meletakkan

kedua belah kaki agak meregang dan barang yang diangkatnya

harus di dekatkan dengan badan. Yakinlah bahwa barang itu ada

pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat punggung harus

tegak dan dalam kedudukan sedikit mungkin dengan barang

yang diangkat.

b. Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara ini

untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang disalurkan

benar – benar melalui urat – urat dan tulang.

c. Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas

sampai dengan keadaan tegak

Modul OPKR 10 – 016 C 34 34

5) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang

Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna

mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa

jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan, tergantung

pada kapasitas pengangkatannya.

6) Penyangga

Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat guna

pengamanan sewaktu melakukan perbaikan.

Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau

penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil dapat

menyebabkan kecelakaan besar.

7) Lokasi dongkrak dan penyangga

Modul OPKR 10 – 016 C 35 35

Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan

penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta

c. Rangkuman

1) Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan

lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan.

2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya yang telah

diatur menurut undang-undang kerja ayat 1.

3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja

diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi

karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh

tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) dan Keadaan

tidak aman dari lingkungan (unsafe condition)

4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan kerja dan

disesuai dengan bidang pekerjaannya.

5) Teknik Pengangkatan/pemindahan secara manual hendaknya

memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat

pengangkatannya.

Modul OPKR 10 – 016 C 36 36

d. Tugas

Setelah anda mempelajari modul Keselamatan,Kesehatan Kerja, cobalah

anda mengerjakan latihan dibawah ini dengan demikian anda akan dapat

menjelaskan materi ini.

1. Jelaskan pengertian K3?

2. Sebutkan tujuan K3?

3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan kerja di bengkelmu (SMK TIPADI)?

Untuk memeriksa hasil latihan anda, bagian ini tidak disediakan kunci

jawaban. Hasil latihan anda sebaiknya dibandingkan dengan hasil latihan

peserta diklat lain. Diskusikan dalam kelompok untuk hal yang berbeda.

Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi, bawalah hal tersebut

kedalam pertemuan tutorial.

e. Test formatif

1. Tuliskan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak

amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)!

2. Untuk siapakah keselamatan kerja ditujukan, Tuliskan?

3. Tuliskan 5 alat-alat keselamatan kerja DI BENGKEL LAS GITU LO?

4. Mengapa pada saat bekerja tidak boleh memakai cincin? KARENA NGAK

JUAL CINCIN …WOW GT LHO

5. Jelskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif?UNTUK KOREK KUPING

f. Kunci jawaban formatif

1. Penyebab kecelakaan:

a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.

b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

Modul OPKR 10 – 016 C 37 37

e) Keselamatan ditujukan pada

f) Manusia (pekerja dan masyarakat).

g) Benda (alat, mesin, bangunan dll).

h) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-

tumbuhan.

2. Alat Keselamatan kerja terdiri dari:

a) Alat pelindung Kepala.

b) Alat pelindung tangan.

c) Alat pelindung telinga.

d) Alat pelindung badan.

e) Alat pelindung kaki.

3. Karena memakai cincin sangat berbahaya hingga anda dapat

kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin

dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga

menyebabkan kebakaran.

4. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah

pekerjaan reparasi dibagian casis.

g. Lembar Kerja

CARA MENDONGKRAK KENDARAAN

1) Alat dan Bahan

a) 1 unit mobil lengkap

b) 1 unit engine stand

c) Dongkrak buaya 2 ton

d) Mesin katrol

e) Rantai/tali

f) Jack Stand

g) Kayu untuk pengganjal

h) Lap/majun

Modul OPKR 10 – 016 C 38 38

2) Keselamatan Kerja

a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika dilakukan

dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang terlalu berat oleh

seseorang dapat menyebabkan kecelakaan meskipun diangkat

dengan cara yang benar. Perhatikan peraturan tentang beban

maksimum yang diijinkan untuk diangkat dan gunakan cara yang

aman

b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah

penempatannya sudah tepat

3) Langkah Kerja

a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar dan

terang

b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan guru/instruktur

c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan katrol atau

dongkrak

d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti petunjuk

yang ada di dalam buku pedoman reparasi

e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara ringkas

f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah

digunakan seperti keadaan semulan serta bersihkan tempat kerja!

4) Tugas

a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas!

b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah

mempelajari materi pada kegiatan 1!

Kegiatan Belajar 2: Pemeliharaan Kebersihan ,Perlengkapan dan

Area Kerja

a. Tujuan

Modul OPKR 10 – 016 C 39 39

1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat, bahan dan perlengkapan

kebersihan

2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan

3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang

4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja.

b. Uraian Materi

ALAT-ALAT KEBERSIHAN

Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel

otomotif terdiri dari:

1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah

kering atau debu

2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-

sampak kering.

3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai.

4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak

dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa, karpet, dan

saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel ataupun pada

kendaraan yang sedang diperbaiki.

5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau

minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.

Modul OPKR 10 – 016 C 40 40

Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja

Metode Pembersihan

Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk menghilangkan

debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan fiting lampu. Hal ini

beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan debu.

Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau mengenai mata yang

tidak terlindungi.

Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat menyebabkan

kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari bahwa hampir semua

short fiber terhirup paru-paru dapat mengakibatkan kerusakan yang sama.

Peralatan vacum cleaner yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-

sudut yang sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu

hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu.

Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun

detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh para

pekerja.

Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak diperlukan

ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke

tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai.

Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan

isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/

dianjurkan.

Penyimpanan

Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak

cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada beberapa

instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan dan

material.

Modul OPKR 10 – 016 C 41 41

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan

barang:

1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.

2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang

terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada

ketinggian yang sesuai.

Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai

3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan

pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus

lancar/berfungsi baik.

4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.

5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan

6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau

beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan yang

terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.

7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan,

dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai.

8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam

lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau di

dalam rak.

9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan

tangan, harus ditangani secara mekanik.

10) Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak

boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

Modul OPKR 10 – 016 C 42 42

Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja

Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang

baik:

1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau

memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesin-mesin.

Gambar . Sebuah kotak alat pekerja

2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan.

Putuskan dari segala sumber listrik.

3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena

kotoran.

4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan

di atas.

5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben

kerjanya.

6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri

anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?

7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara

yang benar bukan dibuang pada saluran air.

8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.

9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau

urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan

asembling/perakitan.

10) Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh

pergerakan atau jalan masuk.

11) Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.

Modul OPKR 10 – 016 C 43 43

12) Gunakan penutup debu jika diperlukan.

13) Gantikan bagian/parts yang rusak.

14) Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan

yang rusak.

15) Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran.

16) Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.

Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai

Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja

1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan

pisahkan setiap bagiannya.

2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan

barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.

3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir

jam kerja.

4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat

penyimpanannya.

Modul OPKR 10 – 016 C 44 44

Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik

Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer

di daerah kerja selain daerah kerja anda.

Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda

kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali atau

buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat

pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar.

Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb dengan gambar

wanita, pakaian dan kertas kerja.

Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin (Mesin

pengangkat, mesin bubut dll)

1) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap

alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering

digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada

ketinggian yang sesuai.

2) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-tiap

pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.

Modul OPKR 10 – 016 C 45 45

3) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik

pembuatnya.

4) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.

5) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.

6) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan

hilangkan segera jika timbul karat.

7) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk

menhentikan penyebabnya.

8) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir

pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.

9) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan

lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi

c. Rangkuman

1. Alat-alat kebersihan sangat diperlukan pada setiap tempat untuk

menjaga kondisi tempat kerja bebas dari debu,kotoran dan minyak.

2. Metode penyimpanan hendaknya material harus direncanakan terlebih

dahulu. Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada

tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat

ditaruh pada ketinggian yang sesuai.

3. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Buatlah apa yang akan

dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala

sumber listrik.

4. Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena

kotoran.

5. Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan

di atas.

6. Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben

kerjanya.

d. Tugas

Modul OPKR 10 – 016 C 46 46

Setelah mempelajari Modul Pemeliharaan Kebersihan ,perlengkapan dan

area Kerja ini cobalah anda melakukan kegiatan Pembersih dan penataan

ruang praktek, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada

instruktur tentang hasil kerja anda!

e. Test Formatif

1. Deskripsikan alasan mengapa angin kompressor tidak boleh digunakan

sebagai suatu metode pembersihan!

2. Sebutkan 5 faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu

sistem penyimpanan!

3. Sebutkan 5 contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang

sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki kendaraan/mesin-

mesin yang lain!

4. Sebutkan 3 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang

bekerja di bangku kerja!

5. Sebutkan 4 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang

bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll)!

f. Kunci Jawaban formatif

1. Deskripsi alasan mengapa angin kompressor tidak bolehdigunakan

sebagai suatu metode pembersihan

Hal tersebut dapat menimbulkan ledakan/hamburan debu, sehingga

dapat terhirup atau mengenai mata.

2. Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu

sistem penyimpanan adalah:

Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.

Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat

yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh

pada ketinggian yang sesuai.

Modul OPKR 10 – 016 C 47 47

Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan

pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus

lancar/berfungsi baik.

Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.

Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan

Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau

beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan

yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.

Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu

dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang

sesuai.

Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk

dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-

ujungnya atau di dalam rak.

Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat

dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.

Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak

boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

3) Contoh-contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang

sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki kendaraan/mesin-

mesin yang lain.

Modul OPKR 10 – 016 C 48 48

Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan.

Putuskan dari segala sumber listrik.

Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena

kotoran.

Bersihkan seluruh sisa kotoran yangtimbul dari kegiatan

pembersihan di atas.

Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben

kerjanya.

Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri

anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?

Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan

cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.

Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam

container.

Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau

urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan

asembling/perakitan.

Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh

pergerakan atau jalan masuk.

Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam

lainnya.

Gunakan penutup debu jika diperlukan.

Gantikan bagian/parts yang rusak.

Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan bersihkan/perbaiki cat

yang rusak

Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat

kendaraan yang rusak.

Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah tidak terpakai

lagi.

4. Contoh-contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang

bekerja di bangku kerja:

Modul OPKR 10 – 016 C 49 49

Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan

pisahkan setiap bagiannya. Simpan barang yang sering dipakai

sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam

ketinggian yang sesuai.

Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap

akhir jam kerja.

Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat

penyimpanannya.

Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda

tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.

Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda

kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali

atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu

khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan

bakar.

Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan

gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.

5. Contoh- contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang

bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll).

Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan

setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang

sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat

pada ketinggian yang sesuai.

Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-

tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.

Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik

pembuatnya.

Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.

Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.

Modul OPKR 10 – 016 C 50 50

Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan

hilangkan segera jika timbul karat.

Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk

menhentikan penyebabnya.

Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir

pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.

Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan

pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi.

Kegiatan Belajar 3: Perlengkapan Pemadam Kebakaran

a. Tujuan

1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api

2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api

3) Siswa dapat memahami klasifikasi api

4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran

5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat

pemadam kebakaran

b. Uraian Materi

Sifat api

Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

Modul OPKR 10 – 016 C 51 51

Gambar 1.

Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun

gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda yang mudah

menyala dan terbakar dengan cepat.

Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung rokok,

gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan.

Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi kimia.

Mencegah api

Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api.

Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara:

1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti sampah dan

limbah.

2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar dengan hati-

hati.

Modul OPKR 10 – 016 C 52 52

Gambar 2.

Tanpa panas, tidak akan terjadi api.

Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara:

1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas.

2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan.

Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara mendinginkan bahan

bakar yang sedang terbakar untuk menghilangkan panas.

Gambar 3.

Modul OPKR 10 – 016 C 53 53

Tanpa oksigen tidak akan terjadi api.

Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara

menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak berhubungan dengan

oksigen. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan menutupnya

sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.

Gambar 4.

Api tidak dapat muncul tanpa panas.

Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas.

1) Berhati-hati dengan listrik.

2) Rawat alat, kabel-kabel, kabel extensi dan stop kontaknya tetap dalam

keadaan baik.

Modul OPKR 10 – 016 C 54 54

Gambar 5.

3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi.

4) Jangan membebani kabel berlebihan.

5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik fleksibel,

insulator yang rusak dapat menimbulkan busur api.

Gambar 6

6) Jangan menggunakan api (sebagai penerangan) tanpa perlindungan

yang cukup agar api tersebut tidak menyambar bahan-bahan yang

dapat terbakar.

Berhati-hatilah saat memanaskan atau mengelas.

a. Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar saat menggunakan

lampu semprot (blow lamp), obor gas dan peralatan potong oksigen.

Modul OPKR 10 – 016 C 55 55

b. Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak

jatuh pada bahan yang dapat terbakar.

c. Gunakan hanya pemanas yang disarankan.

d. Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik.

e. Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang dapat

terbakar lainnya.

f. Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas,

bahan bakar yang panas, knalpot engine, dan perlengkapan panas

lainnya.

g. Patuhi tanda ―dilarang merokok‖.

h. Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran.

i. Buang puntung rokok pada tempat yang aman.

Gambar 7

Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas dapat

muncul karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran yang tiba—

tiba dapat menyebabkan kebakaran di tumpukan lap tersebut.

1) Kosongkan tempat sampah setiap hari.

2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam locker.

Api tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua bahan-bahan

yang dapat terbakar yang tidak diperlukan sesegera mungkin.

Modul OPKR 10 – 016 C 56 56

1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur.

Gambar 8

2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar.

3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat

sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat.

Gambar 9.

Hati-hati dengan gas yang mudah terbakar (seperti asetilin, LPG, dll.)

dan cairan yang mudah terbakar (seperti, bensin, minyak tanah, cairan

pembersih, solvent, tiner, dll.) Gas dan cairan yang mudah terbakar

sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan jauh dari sumber

panas.

Modul OPKR 10 – 016 C 57 57

Gambar 10.

1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap dalam

kondisi baik.

2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan percikan

bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat terbakar.

3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit

mungkin. Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah logam

yang tertutup.

4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat terbakar.

5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada pakaian

anda, hindarkan dari sumber panas dan segera informasikan kepada

supervisor anda.

6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk

menyalakan api.

Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu sangat

mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan udara.

1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja

dengan peralatan listrik.

2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu.

3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat.

4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu.

Modul OPKR 10 – 016 C 58 58

Gambar 11.

Klasifikasi api

Api kelas A.

Api kelas A adalah yang paling umum, yang bersumber dari kayu,

pakaian, kertas dan bahan-bahan paking.

Gambar 12.

Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling efektif

untuk mematikan api kelas A.

Air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk mematikan

api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan sampai pada

Modul OPKR 10 – 016 C 59 59

titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes jauh ke dalam

sumber api.

Gambar 13.

1) Pemadam kebakaran jenis air juga sangat baik untuk mematikan api

kelas A.

Gambar 14.

2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam

kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi tidak

seefektif air.

Modul OPKR 10 – 016 C 60 60

Catatan:

Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan oleh

jenis air-udara di sejumlah negara bagian.

Api kelas B

Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti bensin,

minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent. Menutupi

api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling efektif

untuk memadamkan api kelas B.

Gambar 15.

Peringatan:

Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B, air

dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar.

Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon

dioksida (CO2) sangat baik untuk memadamkan api kelas B.

Modul OPKR 10 – 016 C 61 61

Gambar 16.

Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang terbakar di

dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas untuk terbakar

sendiri bila berhubungan dengan oksigen.

Gambar 17.

Api kelas C

Api kelas C berasal dari peralatan listrik seperti dudukan lampu, motor,

generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik.

Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling

efektif untuk memadamkan api kelas C.

Modul OPKR 10 – 016 C 62 62

Gambar 18.

Gambar 19.

Peringatan

Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk

menghindari kejutan atau kerusakan peralatan. Jangan sekali-kali

menggunakan pemadam kebakaran dengan bahan air atau busa untuk

Modul OPKR 10 – 016 C 63 63

mematikan api kelas C. Bila anda dapat melakukannya dengan sangat hati-

hati, matikan semua peralatan listrik yang sedang terbakar.

Alat-alat Pemadam Kebakaran:

Alat pemadam api portable

Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman.

Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan pada

masing-masing jenisnya. Pada bagian sisi alat pemadam biasanya

dilengkapi dengan label instruksi. Label ini memberikan rincian bagaimana

menggunakan pemadam api, juga dijelaskan untuk api jenis apa

digunakan.

Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam api,

Gambar 20.

4) Pemadam kebakaran yang berisi air

Modul OPKR 10 – 016 C 64 64

Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk

memadamkan api kelas A. Pemadam ini dicat merah. Rentang

semprotannya berkisar 10m. Digunakan sesuai petunjuknya.

Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong. Jenis

pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu dan dapat

dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.

Gambar 21.

Gambar 22.

5) Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2)

Modul OPKR 10 – 016 C 65 65

Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai tekanan

yang sangat tinggi. Jenis ini paling sesuai untuk memadamkan api

kelas B dan kelas C.

Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran kecil

mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang berukuran

besar mempunyai kemampuan sam pai 3m.

Gambar 23.

Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat

digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah

karbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi gas.

Semprotan utama sangat dingin. Menkanisme pengoperasiannya

harus terbuka penuh untuk mencegah agar nozel tidak membeku.

Alat ini bias juga dilengkapi dengan plunyer, tuas, pemicu atau

katup. Operasikan sesuai petunjuk.

Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaran oleh

endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan area

sangat penting.

Contohnya adalah:

Modul OPKR 10 – 016 C 66 66

a) Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan

laboratorium.

b) Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat terbakar,

lepas melalui kedua permukaan vertical dan horizontal.

Gambar 24.

Prosedur penggunaan.

a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api.

b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber api.

c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan.

d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan samapi api mati.

Peringatan:

Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang berisi

Karbon dioksida dapat menyebabkan sesak bahkan mati lemas.

Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka semua jendela

dan pintu untuk membersihkan ruangan dari gas karbondioksida.

Modul OPKR 10 – 016 C 67 67

6) Pemadam Kebakaran Busa

Variasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan pada pemadam

kebakaran busa cocok digunakan untuk memadamkan api kelas B

dan terbatas pada api kelas A.

Tabung alat ini dicat dengan warna BIRU. Jarak semprotnya

berkisar 6m. Operasikan sesuai petunjuk.

Gambar 25.

Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan

memadam api.

Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif untuk

memadamkan api dari bahan bakar cair yang berada dalam wadah

diaman bahan ini cukup panas untuk dapat terbakar sendiri bila

bersinggungan dengan oksigen.

Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnya cukup

lama untuk mendinginkan bahan yang terbakar sehingga

temperaturnya tidak cukup untuk dapat terbakar sendiri.

Modul OPKR 10 – 016 C 68 68

Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis ini biasa

jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol.

Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkan

semprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan. Hal ini

akan menyebabkan busa mengalir ke bawah an menyebar di atas

permukaan cairan.

Gambar 26.

7) Pemadam Kebakaran Tepung Kering

Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung kering yang

diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan tekanan udara. Jenis ini

sesuai untuk memadamkan api kelas B dan C.

Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan lingkaran PUTIH.

Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas. Rentang semprotan yang

berukuran kecil samapi 3m, dan yang berukuran besar samapai 6

meter. Operasikan berdasarkan petunjuk pemakaian.

Modul OPKR 10 – 016 C 69 69

Gambar 27

Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai reaksi

pemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia kering ini

cenderung melindungi orang yang memadamkan api dari panas.

Tepung kering adalah pemadam api yang paling efektif untuk

memadamkan cairan yang terbakar pada area yang luas, khususnya

pada tumpahan yang mengalir bebas.

Semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya dengan

menggerakan nozel ke kanan dan ke kiri.

Pemadam jenis ini yang berukuran kecil denngan gagang berbentuk

pistol dapat dibawa masuk dan dapat digunakan dengan cepat. Hal

ini membuat alat ini efektif memadamkan semua jenis api yang

muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecil yang sulit dijangkau.

Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak digunakan untuk

memadamkan api yang besar dan dalam

Modul OPKR 10 – 016 C 70 70

Gambar 28.

Menyelamatkan diri dari Api

Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal

seluruh alat-alat pemadam yang ada .

Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan pintu

darurat yang ada di tempat kerja anda.

Gambar 29.

Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang

berganti lokasi kerja secara teratur mengetahui bagaimana menyelamatkan

Modul OPKR 10 – 016 C 71 71

diri dari kebakaran di setiap tempat kerja mereka. Ketika terjadi kebakaran,

putuskan apakah anda dapat membantu memadamkan api. Jika tidak,

keluarlah segera. Jika anda memutuskan untuk memadamkan api, pertama

periksa apakah ada tempat yang lowong dan aman untuk jalan ke luar.

Selalulah berada diantara api dan jalan keluar. Tinggalkan tempat kebakaran

sesegera mungkin bila:

1. Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi.

2. Api telah menguasai jalan ke luar.

3. Asap telah mengaburkan atau menggelapkan jalan ke luar.

4. Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu dengan

hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu masuk ruangan.

5. Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara

menghembus api.

6. Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api.

7. Di dalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan merangkak

untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat mungkin dengan lantai

Gambar 30.

8. Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur atau

berhenti.

9. Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda.

Modul OPKR 10 – 016 C 72 72

10. Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar.

Selalu siap memadamkan api.

Anda harus tahu apa yang harus diperbaat bila terjadi kebakaran:

1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat

kerja anda.

2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran.

Gambar 31.

3. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran.

4. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran.

5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman api

dengan pasti.

6. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar

mudah dijangkau.

Modul OPKR 10 – 016 C 73 73

Gambar 32.

7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri.

8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan.

9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga

belum dibangun.

10. Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangaga tertutup,

tetapi tidak terkunci.

Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat

menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran.

1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang dingin

sekali.

2. Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telah digunakan ke

tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi ulang.

3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti dengan

yang baru

Memadamkan Api/Kebakaran.

Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat

memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan meminimalisasi

kerusakan.

Cara Mengguakan Alat Pemadam Api

Modul OPKR 10 – 016 C 74 74

1. Lepaskan kunci pengaman.

2. Peganglah alat pemadam api dalam keadaan tegak tegak, lepasakan pipa

dari klip.

3. Pijitlah penagtup. Arahkan corong ke pangkal api dan lakukan

pemadaman seperti gerakan menyapu.

Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah kesalamatan berikut:

1. Hidupkan segera alarm.

Gambar 33.

2. Beritahu regu pemadam kebakaran.

Gambar 34.

3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.

Modul OPKR 10 – 016 C 75 75

Gambar 35.

4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.

Gambar 36

.

5. Bila dipandang perlu segera keluar.

Gambar 37

6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar

Modul OPKR 10 – 016 C 76 76

Gambar 38

Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal berikut:

1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah penting

segera ditanggulangi.

2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil sehigga

mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadi besar

sehingga sulit ditanggulangi.

3. Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dapat mengarahkan

mereka langsung ke tmpat kebakaran tanpa harus menunda.

4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan

peralatan yang tepat,

5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi bangunan

dapat meregut nyawa seseorang.

6. Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupun sumber

api dan panasnya jauh.

7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda tidak

dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan nyala api.

Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkan peralatan yang

ada di sekitarnya.

8. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.

Modul OPKR 10 – 016 C 77 77

c. Rangkuman

1) Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

2) Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus

mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada .

3) Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan

pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.

4) Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau

saat menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya

kebakaran.

5) Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang

dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan

meminimalisasi kerusakan.

d. Tugas

Setelah mempelajari Modul PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN ini

buatlah Tabel warna alat pemadam kebakaran dan penggunaannya,

setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada instruktur tentang

hasil kerja anda!

e. Test Formatif

1) Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran

2) Apa yang terjadi apabila salah satu unsur tersebut dihilangkan?

3) Jelaskan pengertian hal berikut dihubungkan dengan pemadaman nyala

api?

a. Starvation

b. Smothering

c. Cooling

4) Bagaimana air dapat memadamkan nyala api?

5) Bagaimana bubuk kimia memadamkan nyala api?

6) Bagaimana karbon dioksid memadamkan nyala api?

Modul OPKR 10 – 016 C 78 78

7) Bagaimana jenis busa dapat memadamkan nyala api?

8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api

karena listrik?

9) Mengapa air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang

disebabkan bahan bakar cair seperti bensin?

10) Bagaimana prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat

bahan bakar dengan gas atau listrik?

11) Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan

nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini

untuk meyakinkan anda.

Warna alat

pemadam

Jenis alat

pemadam

Nyala api yang

sesuai untuk

dipadamkan

Merah

Biru

Tanda Merah dengan

Putih

Tanda Merah dengan

Hitam

12) Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran

13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan

untuk memadamkan nyala api ?

14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian

berikut ini?

a. Nyala api pada mesin

b. Nyala api pada kain lap oli.

c. Kertas terbakar didalam tong sampah

d. Ban terbakar

e. Kebakaran pada panel listrik

Modul OPKR 10 – 016 C 79 79

15) Bagaimana prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam

kebakaran?

16) Mengapa penting menjamin posisi nozel harus ―OFF‖ dan

ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila

selang tidak digunakan?

17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana menggunakannya?

Setelah anda menyelesaikan semua jawaban mintalah pada

pelatih untuk memeriksanya.

f. Kunci Jawaban

1) Tiga unsur penyebab kebakaran

Bahan bakar

Panas

Oxigen

2) Yang terjadi apabila salah satu unsure ini dihilangkan adalah Nyala api

tidak akan lama akan menjadi padam.

3) Pengertian hal-hal yang berhubungan dengan pemadaman nyala api

adalah

Starvation: Mengandung arti membuang/mencabut bahan bakar

dari nyala api sehingga menjadi padam.

Smothering: Mengandung arti membuang oxygen dari nyala api

sehingga menjadi padam.

CoolingMengandung arti menurunkan panas dari nyala api.

4) Air dapat memadamkan nyala api karena Air akan mendinginkan

bahan yang terbakar sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.

5) Bubuk kimia dapatmemadamkan nyala api sebab Bubuk kimia

disemprotkan dari alat pemadam dengan gas atau udara bertekanan

dan dapat dengan cepat menutup untuk memadamkan nyala api.

Modul OPKR 10 – 016 C 80 80

6) Karbon dioksid dapat memadamkan nyala api karena Karbon dioksid

akan menjadi cair apabila disimpan dibawah tekanan, seperti pada

pemadam nyala api dengan CO2. Bentuk yang keluar dari alat pemadam

kebakaran adalah bentuk cairan karbon dioksid yang dengan cepat

menjadi gas dan kondisi sangat dingin. Kondisi inilah yang

menyebabkan nyala api menjadi padam.

7) Busa dapat memadamkan nyala api karena Busa akan menutupi nyala

api pada bahan bakar cair. Busa akan menutupi pada permukaan

dengan waktu yang cukup lama sehingga akan menjadi dingin dibagian

bawah sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.

8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api

karena listrik Karena bahan ini adalah penghantar aliran listrik. Bahan

pemadam untuk kebakaran karena listrik harus dari bahan yang tidak

dapat dialiri arus listrik untuk mencegah meluasnya kebakaran dan tidak

terjadi kejutan dan meledak peralatan dan menjadi rusak.

9) Air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan bahan

bakar cair seperti bensin karena Air dapat saja akan menyebarkan nyala

api menjadi lebih luas. Kebakaran akibat bahan bakar cair menimbulkan

panas yang sangat tinggi sehingga air tidak efektip untuk menurunkan

temperatur tersebut. Bahan bakar cair kemungkinan masih cukup panas

apabila mendapat udara akan terbakar kembali,

10) Prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat bahan

bakar dengan gas atau listrik adalah Dengan menutup sumber gas atau

listrik, sumber bahan bakar harus diisolasi dari nyala api. Cara lain nyala

api dapat dipadamkan dengan alat pemadam yang sesuai.

Modul OPKR 10 – 016 C 81 81

11) Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan

nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini

untuk meyakinkan anda.

Warna alat

Pemadam

Jenis alat

Pemadam

Nyala api yang sesuai untuk dipadamkan

Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu, Kain,

Kertas, dll

Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api

akibat bahan bakar cair.

Tanda Merah

dengan Putih

Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat Listrik

(juga untuk kelas A dan B)

Tanda Merah

dengan Hitam

Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik

dan cairan yang dapat terbakar.

12) Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam

kebakaran.

a) Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder.

b) Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat tersebut

masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau dirusak karena

alat pemadam sudah dioperasikan. Jika pertanda tersebut masih

pada tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih berisi

penuh.

c) Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi

penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa.

13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan

untuk memadamkan nyala api ? Menggantikannya dengan alat

pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah digunakan

segera diisi kembali.

Modul OPKR 10 – 016 C 82 82

14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian

a) Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering

b) Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering

dan Busa

c) Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air

d) Ban terbakar adalah busa

e) Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid

15) Prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran adalah

dengan cara Memutar dan menyambungkan katup yang terletak pada

pipa penyalur air ke gulungan selang.Tarik gulungan selang dan

arahkan pada nyala api, yakinkan bahwa jalan keluar tidak ada yang

menghalangi.Memutar nozel dan mengarahkan air langsung pada

sumber nyala api.

16) Pentingnya menjamin posisi nozel harus ―OFF‖ dan ditempatkan pada

tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak digunakan

adaalah Untuk menjamin apabila selang digunakan digunakan

kembali, operator dapat memutar katup utama tanpa menimbulkan

selang melibas dan air tersembur kesegala arah hal ini akan

menyebabkan pemadaman kebakaran akan terlambat.

17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana menggunakannya

Selimut api digunakan untuk memadamkan nyala api yang kecil dan

bilamana pada pakaian terdapat nyala api, maka selimut api dapat

dibungkuskan untuk menutup nyala api tersebut setelah itu biarkan

selimut api hingga menjadi dingin selanjutnya selimut api barulah

diambil. Didalam masalah ada seseorang yang pakaiannya terbakar,

maka selimut api dibungkuskan pada tubuh korban dan rebahkan

kelantai selanjutnya gulingkan tubuh korban untuk meyakinkan nyala

api telah tertutup dan padam.

Modul OPKR 10 – 016 C 83 83

Kegiatan Belajar 4: Pertolongan Pertama Dan Cardio Pulmonary

Resusciation ( Cpr )

a. Tujuan

1. Siswa dapat mengerti dan memahami Pengertian Pertolongan

Pertama dan Cardio Pulmonary.

2. Siswa dapat memberikan Pertolongan Pertama dan CPR dilingkungan

kerja

3. Siswa dapat menjelaskan teknik memberikan Pertolongan Pertama

dan Cardio Pulmonary (CPR).

b. Uraian Materi

Pengertian Pertolongan Pertama

Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera,

kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.

Pengertian Medis Dasar

Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki

oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah

sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama.

Pelaku pertolongan Pertama

Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di

tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam

penanganan medis dasar.

Tujuan Pertolongan Pertama:

a. Menyelamat jiwa penderita

b. Mencegah cacat

c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan

Modul OPKR 10 – 016 C 84 84

Dasar Hukum

Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelakunya

belum tersusun dengan baik seperti halnya di Negara maju. Walau

demikian dalam KUHAP ada beberapa pasal yang mencakup aspek dalam

melakukan Pertolongan Pertama.

Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal 531

KUH.

Pidana yang berbunyi:

Barang siapa menyasikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya

maut lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang

pertolongan itu didapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak

akan mengkuatirkan bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya

dihukum kurungan selama – lamanya tiga bulan atau denda sebanyak –

banyaknya Rp. 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam

dengan : KUHP 45.165.187.304 s. 478 . 525.566 .

Pasal ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan tanpa

membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain.

Penjelasan:

Dalam keadaan bahaya maut = bahaya maut yang ada seketika itu,

misalnya orang berada dalam rumah terbakar, tenggelam di air,

seorang akan membunuh diri dan sebagainya.

Memberikan pertolongan = menolong sendidri.

Mengadakan pertolongan = misalnya memintakan pertolongan polisi

atau dokter.

Modul OPKR 10 – 016 C 85 85

Pasal ini hanya dapat dikenakan apabila dengan memberi pertolongan itu

tidak dikuatirkan, bahwa orang itu sendiri dibahayakan atau orang lain

dapat kena bahaya dan orang yang perlu ditolong itu mati.

PERALATAN DASAR PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA :

Dalam melakukan tugasnya Pelaku Pertolongan Pertama memerlukan

beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi

peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan Alat

Pelindung Diri (APD) dan peralatan minimal untuk melakukan

tugasnya.

Alat Pelindung Diri ( APD )

Sebagai pelaku Pertolongan Pertama seseorang akan dengan mudah

terpapar dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang

memungkinkan penolong dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama

dalam menghadapi darah dan cairan tubuh dari penderita adalah :

Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan

penyakit.

Beberapa penyakit yang dapat menular diantaranya adalah Hepatitis,

TBC,HIV/AIDS.

Disamping itu APD juga berfungsi untuk mencegah penolong mengalami

luka dalam melakukan tugasnya.

BEBERAPA APD:

1. Sarung tangan lateks.

Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat

merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan

Modul OPKR 10 – 016 C 86 86

sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai

terlebih dahulu.

2. Kecamata pelindung

Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun

mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat

melakukan pertolongan

3. Baju pelindung

Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah untuk

mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju

penolong.

4. Masker penolong

Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.

5. Masker Resusitasi

Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru.

6. Helm

Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda

dari atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan sebagainya.

Catatan: Alat perlindungan diri minimal bagi seorang pelaku

Pertolongan Pertama adalah sarung tangan dan masker RJP.

Gbr. Alat APD yaitu Masker, Kacamata dan Sarung tangan lateks.

Modul OPKR 10 – 016 C 87 87

Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri adalah:

Pemakaian APD tidak sepenuhnya melindungi penolong. Ada beberapa

tindakan lain yang juga perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Cuci

tangan merupakan tindakan yang sederhana namun paling efektif untuk

menghentikan rantai penularan penyakit.

Cucilah tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

Pakialah sabun yang memiliki sifat anti septic (anti kuman)

Cucilah bersih–bersih tangan samapai ke siku bila selesai menangani

penderita.

Mempersiapkan alat.

Selain tubuh penolong alat yang baru dipakai juga harus dibersihkan.

Membersihkan alat ini ada beberapa tahap yaitu:

Mencuci dengan air hanya menghilangkan bekas atau noda saja.

Desinfeksi (memakai bahan pembunuh kuman misalnya pemutih)

Sterillisasi (proses khusus untuk menjadi bebas kuman)

Peralatan Pertolongan Pertama:

a. Penutup luka

Kasa steril

Bantalan kasa

b. Pembalut

Contoh:

Pembalut gulung/pita

Pembalut segitiga/mitella

Pembalut tubuler/tabung

Pembalut rekat/plester

c. Cairan antiseptik

Contoh:

Modul OPKR 10 – 016 C 88 88

Alkohol 70%

Povidone iodine 10%

d. Cairan pencuci mata

Boorwater

e. Peralatan stabilisasi .

Contoh:

Bidai

Papan spinal panjang

Papan spinal pendek

f. Gunting pembalut

g. Pinset

h. Senter

i. Kapas

j. Selimut

k. Kartu penderita

l. Alat tulis

m. Oksigen

n. Tensimeter dan stestoskop

o. Tandu.

PERTOLONGAN PERTAMA SAAT DARURAT

1. Memeriksa kesadaran

Serukan.―Anda bisa mendengan saya?‖ atau ―Buka mata Anda!‖

Goyang bahu korban secara hati–hati. Korban yang tidak sadar tidak

akan bereaksi.

Modul OPKR 10 – 016 C 89 89

Gbr. 1

2. Buka jalan napas korban yang tidak sadar

Keluarkan sumbatan dari dalam mulut yang tampak dengan jelas.

Letakkan dua jari Anda di bawah dagu korban dan rahang ditarik ke

atas. Pada saat yang sama, letakakan tangan Anda yang satu lagi pada

dahi korban dan kepalanya ditekan ke bawah.

Gbr. 2

3. Memeriksa pernapasan

Letakkan tangan Anda di dekat hidung dan mulut korban.

Lihat apakah dadanya bergerak

Dengarkan suara napasnya

Rasakan napasnya dengan pipi Anda

Modul OPKR 10 – 016 C 90 90

Periksa selama 5 detik sebelum memutuskan bahwa korban tidak

bernapas.

Gbr. 3

4. Memeriksa nadi

Kepala korban tertarik ke bawah, raba jakunnya dengan dua jari Anda.

Geser jari Anda ke belakang sampai celah antara trakhea dan otot –

otot yang berjalan di sampingnya. Raba denyut karotis selama 5 menit.

POSISI PEMULIHAN

1. Berlutut disamping korban, Kepalanya ditarik ke bawah dan dagunya

diangkat untuk membuka jalan napas. Kedua kaki lurus. Lengan korban

yang paling dekat dengan Anda ditekuk membuat sudut siku–siku

dengan badannya, siku ditekuk, telapak tangan membuka ke atas.

Modul OPKR 10 – 016 C 91 91

Gbr.1

2. Lengan korban yang jauh disilangkan pada dadanya, tangannya

memegang pipi. Tangan Anda yang lain memegang paha yang jauh,

lutut korban ditekuk ke atas, kakikinya menginjak lantai.

Gbr. 2

3. Tangan korban dipegang supaya terus memegang pipinya. Tarik

badannya ke arah Anda melalui tangan yang memegang paha.

Modul OPKR 10 – 016 C 92 92

Gbr. 3

4. Kepala korban ditarik kebelakang supaya jalan napas selalu terbuka.

Bila perlu ataur tangannya agar tetap menopang kepala. Kaki korban

yang ada di atas diatur agar panggul dan lututnya membentuk sudut

siku – siku. Periksa nadi dan pernapasannya secara teratut.

Gbr.4

CARDIO PULMONARY RESUSCIATION (CPR)

A. PERNAPASAN MULUT KE MULUT

1. Pastikan jalan napas terbuka dan kepala tertarik ke bawah. Lubang

hidung korban dipijat dengan telunjuk dan ibu jari.

2. Tarik napas dalam dan aktupkan bibir Anda di seputar mulut korban.

Hembuskan napas Anda ke dalam mulut korban sampai dadanya

terlihat naik ke atas.

Modul OPKR 10 – 016 C 93 93

3. Angkat bibir Anda dan biarkan dadanya turun lagi. Teruskan

pernapasan buatan ini denagan kecepatan 10 kali per menit.

Gbr. A

B. KOMPRESI DADA

1. Korban berbaring pada alas yang keras. Pangkal tangan Anda

diletakkan di atas titik pertemuan tulang dada dengan tulang rusuk

bagian bawah. Turunkan pangkal tangan Anda, dengan jari – jari

kedua tangan saling memegang, ke titik tersebut.

2 Dengan lengan tetap lurus tekan tulang dada ke bawah secara

vertikal sedalam 4-5 cm. Lepaskanan tekanan. Ulangi kompresi ini

dengan kecepatan kira–kira 80 kali per menit.

Kombinasi dengan pernapasan buatan: setiap 15 kompresi disusul

dengan dua pernapasan buatan sampai bantuan datang.

Modul OPKR 10 – 016 C 94 94

Gbr. B

CEDERA KEPALA

1. Kalau kulit kepala luka, pasang kembali lipatan kulit yang robek dan

dengan memakai perban bersih, tekan ke bawah dengan kuat tetapi

hati–hati dan merata pada luka.

JANGAN menyentuh luka dengan tangan Anda

Gbr. 1

2. Setelah perdarahan/pendarahan dapat diatasi, perban dibalut.

Modul OPKR 10 – 016 C 95 95

Gbr. 2

3. Periksa tingkat reaksi korban dengan mengajukan pertanyaan yang

mudah dan langsung. Kalau kesadarannya terganggu selama lebih dari

3 menit, hubungi 119 dan minta ambulans. Catat nadi dan pernapasan

serta tingkat reaksinya tiap 10 menit.

Gbr. 3

4. Korban dibaringkan, dengan kepala dan bahu ditinggikan dan ditopang.

Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit dalam posisi seperti Gbr. Di

bawah ini. Kalau korban menjadi tidak sadar, baringkan ia dalam posisi

pemulihan. Hubungi 119 dan minta ambulans.

Modul OPKR 10 – 016 C 96 96

Gbr.4

CEDERA PADA MATA

1. Korban berabring terlentang. Kepalanya ditopang supaya tidak banyak

bergerak. Mata yang sakit diperiksa.

Gbr. 1

2. Mata yang sakit dialiri air, bila perlu, untuk mengeluarkan debu yang

mengambang atau zat kimia yang berbahaya.

JANGAN mengaliri air pada mata yang luka atau bila ada benda asing

yang terbenam atau melekat pada bola mata.

Modul OPKR 10 – 016 C 97 97

Gbr. 2

3. Mata ditutup, sebaiknya dengan pembalut mata steril. Balut dan

eratkan pada tempatnya, kedua mata ditutup untuk mencegah

gerakkan mata. Tenangkan korban sebelum kedua matanya ditutup.

Gbr.3

4. Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit.

Modul OPKR 10 – 016 C 98 98

Gbr.4

LUKA BAKAR API

Segera hubungi 119 dan minta pemadam kebakaran:

Singkirkan korban dari temapt bahaya kalau situasinya sudah cukup

aman.

Jangan masuk ke dalam gedung yang sedang terbakar.

Jangan masuk ke dalam kamar yang penuh asap atau uap.

Modul OPKR 10 – 016 C 99 99

PAKAIAN TERBAKAR

Jangan biarkan korban lari keluar

rumah

Korban dijatuhkan ke lantai,

bagian yang terbakar di sebelah

ata, kemudian siram dengan air.

Atau korban diselimuti erat–erat

dengan mantel atau karpet.

CEDERA AKIBAT ARUS LISTRIK

Jangan mendekat sebelum:

Anda memutuskan aliran listrik di

dalam rumah.

Anda diberitahu secara resmi

bahwa aliran listrik tegangan tinggi

sudah diputuskan dan sudah

diisolasi.

Modul OPKR 10 – 016 C 100 100

TUMPAHAN ZAT KIMIA

Lindungi diri Anda sendiri dari zat

kimia korosif.

Air pembilas yang sudah tercemar

mengalir tanpa membahayakan

siapapun juga.

Hati – hati terhadap uap beracun

LUKA BAKAR

1. Luka didinginkan dengan air dingin

samapai nyeri berkurang

JANGAN menunda mencari

bantuan Medis pada luka baker

berat

2. Lepaskan barang–barang yang

menjepitdari daerah luka, ikat

pinggang, pakaian, sepatu, arloji,

cincin dan perhiasan laian

Gbr.2

3. Luka ditutup dengan pembalut

yang ringan, bersih dan tidak

berbulu.

JANGAN mengoleskan krim, salep,

maupun lemak

JANGAN memecahkan lepuh

Gb.3

Modul OPKR 10 – 016 C 101 101

4. Apabila lukanya luas, korban

dibaringkan dan bila mungkin,

kakinya ditinggikan dan ditopang.

Periksa dan catat nadi serta

napasnya setiap 10 menit sementara

menunggu datangnya bantuan

medis atau ambulans.

MENELAN RACUN

1. Pastikan di dalam mulut

korban tidak ada muntahan

dan benda asing, dan bahwa

korban dapat bernapas.

2. Cari gejala luka baker zat

kimia di dalam dan sekitar

mulut korban. Kalau ada,

berikan air dingin atau susu

untuk diminum sedikit–

sedikit.

3. Panggil dokter atau hubungi

119 dan minta ambulans.

Usahakan untuk

mengetahui apa yang

ditelan korban dan

beritahukan pada dokter

atau petugas ambulans.

4. Kalau korban menjadi tidak

sadar, baringkan ia dalam

posisi pemulihan .

Modul OPKR 10 – 016 C 102 102

PATAH TULANG

1. Katakan pada korban agar

tidak bergerak. Bagian

yang cedera ditopang dan

distabilkan dengan tangan

Anda.

JANGAN MENGGERAKAN

KORBAN TANPA PERLU

2. Jika ada luka, atasi

perdarahan. Luka ditekan

dengan perban atau

pembalut yang bersih.

Luka dan darah sekitarnya

diperban dan dibalut

supaya tidak longgar

3. Untuk patah kaki, kedua

kaki dirapatkan dengan

membalut-nya pada lutut

dan pergelangan kaki,

kemudian di atas dan di

bawah tempat yang

patah. Untuk patah

lengan, pasang belat dan

kalau perlu lengan dan

tubuh dirapatkan dengan

balutan tetapi jangan

pada tempat yang patah.

4. Hubungi 119, minta

ambulans. Bagian yang sakit

Modul OPKR 10 – 016 C 103 103

ditinggikan dan ditopang,

bila mungkin. Periksa

sirkulasi ada tangan dan

kakinya setiap 10 menit.

PERDARAHAN

1. Pakaian dibuka supaya luka

terlihat. luka ditekan kuat–kuat

dengan tangan atau jari Anda,

sebaiknya menggunakan

pembalut yang bersih

2. Luka terus ditekan, bagian

tubuh yang luka ditinggikan

dan ditopang

3. Perban dibalut dengan kuat

tetapi jangan terlalu keras

agar suplai darah tidak

terputus

JANGAN Memberi sesuatu lewat mulut kepada korban

JANGAN memasang

tourniquet

Modul OPKR 10 – 016 C 104 104

4. Cari bantuan medis yang

tepat. Kalau

perdarahannyaberat, hubungi

119 dan minta

ambulans.Bagian yang luka

terus ditopang dan ditinggikan.

Korban dibaringkan dan

diselimuti, kakinya ditinggikan

dan ditopang kalau darah

merembes pada pembalut,

pasang perban lagi di atasnya

dan balut kembali.

SERANGAN JANTUNG

1. Pasien ditenangkan, baringkan

dalam posisi setengah duduk.

Lututnya ditekuk dan ditopang

2. Jika Anda membawa tablet

aspirin dan pasien sudah

sadar, berikan dia satu tablet

dan katakana supaya dikunyah

pelan – pelan.

Modul OPKR 10 – 016 C 105 105

3. Hubungi 119, minta ambulans

dan katakana pada operator

bahwa Anda menduga

serangan jantung. Kalau

pasien minta agar Anda

memanggilkan dokternya,

penuhi permintaannya.

4. Pasien ditenangkan. Periksa

nadi dan napasnya secara

teratur sampai bantuan dating.

TERSEDAK

A. PADA ORANG DEWASA DAN ANAK YANG SUDAH BESAR

1. Korban membungkuk ke

depan pukul punggungnya

antara kedua bahunya

dengan telapak tangan

Anda sebanyak lima kali.

2. Kalau tidak berhasil dengan

Modul OPKR 10 – 016 C 106 106

memukul. Lakukan dengan

perut Anda, berdiri di

belakag korban kedua

lengan Anda melingkari

pinggangnya, satu telapak

tangan membuka ke atas,

satu lagi kebawah.

3. Jari–jari kedua tangan

saling menggenggam

kemudian dorong dengan

keras kea rah dalam dan

keatas, di bawah lengkung

iga korban. Ulangi

sebanyak empat kali.

B. PADA ANAK YANG MASIH KECIL

4. Telengkupkan anak di pangkuan

Anda, kepala di bawah. Pukul

berulang–ulang di antara kedua

bahunya, tetapi jangan sekuat pada

orang dewasa.

Kalau tidak berhasil dengan memukul

punggung, menekan perut hanya

dilakukan jika Anda sudah terlatih

untuk melakukannya pada anak–anak.

Kalau belum, lakukan pernapasan

Modul OPKR 10 – 016 C 107 107

buatan.

Modul OPKR 10 – 016 C 108 108

C. PADA BAYI

5. Telengkupkan bayi di pangkuan Anda,

kepala di bawah.

6. Pukul punggungnya berulang–ulang di

antara kedua bahunya, tetapi jangan

sekuat pada anak–anak. 2. kalau

gagal, lakukan pernapasan buatan.

TIDAK SADAR

7. Dagu korban diangkat dan kepalanya

ditarik ke bawah supaya jalan napas

terbuka. Periksa apakah nadi dan

napas masih ada. Nilai tingkat

reaksinya dengan berbicara keras –

keras di dekat telinganya dan cubit

punggung tangannya. Catat apa yang

Anda temukan.

JANGAN melakukan cara

mendorong perut pada bayi

Modul OPKR 10 – 016 C 109 109

8. Korban diperiksa secara cepat dan

cermat dan tangani cedera yang

berat, kalau ada. Usahakan untuk

mengetahui penyebab dari

ketidaksadaran

9. Baringkan korban dalam posisi

pemulihan

10. Kalau korban tidak sadar kembali

setelah 3 menit, hubungi 119 dan

minta ambulans. Catat kecepatan nadi

dan napas serta tingkat reaksinya tiap

10 menit. Tetap bersama korban

sampai pertolongan dating. Berikan

catatan Anda kepada petugas.

c. RANGKUMAN

1. Di lingkungan sekolah atau perusahaan harus ada unit Pertolongan

Pertama pada Kecelakaan (P3K) dan Cardio Pulmonary Resusciation

(CPR ).

JANGAN memindahkan korban

kalau tidak perlu.

Modul OPKR 10 – 016 C 110 110

2. Agar petugas P3K dan CPR dapat bekerja sebagaimana mestinya

harus dilatih oleh bertugas dari Dinas Kesehatan Setempat.

3. Peralatan dan obata – obatan P3K harus selalu dilengkapi.

d. TUGAS

1. Kenali dan catat peralatan P3K, laporkan apabila terdapat

kekurangan.

2. Lakukan silmulasi Pertolongan Pertama kepada korban pendarahan

bila ditempat Anda terjadi kecelakaan.

3. Lakukan silmulasi Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) kepada

korban bila ditempat Anda terjadi kecelakaan.

e. TES FORMATIF

1. Jelaskan pengertian Pertolongan Pertama!

2. Tuliskan beberapa alat perlindungan diri (APD)

3. Tuliskan peralatan Pertolongan Pertama!

4. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)!

Modul OPKR 10 – 016 C 111 111

f. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. Pengertian Pertolongan Pertama adalah: Pemberian pertolongan

segera kepada penderita sakit atau cedera pada kecelakaan yang

memerlukan pertolongan medis dasar.

2. Alat Perlindungan diri:

Sarungan tangan lateks

Kacamata pelindung

Baju pelindung

Masker pelindung

Masker penolong

Helm.

3. Peralatan Pertolongan Pertama adalah :

a. Penutup luka

b. Pembalut

c. Cairan antiseptic

d. Cairan pencuci/pembersih mata

e. Peralatan Stabilisasi

f. Gunting pembalut

g. Pinset

h. Senter

i. Kapas

j. Selimut

k. Kartu penderita

l. Alat tulis

m. Oksigen

Modul OPKR 10 – 016 C 112 112

n. Tensimeter dan Stetoskop

o. tandu

4. Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) disebut juga Resusitasi

Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan yang

dikombinasikan dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan bila

korban/penderita tidak bernapas dan nadi tidak berdenyut.

Kegiatan Belajar 5: Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan

Manusia

a. Tujuan

1. Siswa dapat memahami Pengertian Lingkungan Hidup

2. Siswa dapat memahami Pengertian Pencemaran Lingkungan Hidup

3. Siswa dpat memahami Pentingnya Kesehatan manusia

4. Siswa dapat memahami cara pencegahan pencemaran lingkungan

hidup disekitar area kerja

5. Siswa dapat memahami zat–zat yang berbahaya bagi kesehatan

manusia.

b. Uraian Materi

Zat pencemar udara utama adalah gas. Gas – gas tersebut adalah SO2,

Co, H2S, Hydrokarbon, oksidasi–oksidasi Nitrogen, Amoniak, Kabut

photokimia, Ozone dan lain– lain.

Kabut photokimia adalahsuatu interaksi yang kompleks dari zat – zat

pencemaran yang disebabkan oleh pengaruh cahaya matahari.

Pencemaran photokimia ini mula–mula jadi masalah di Los Angeles yang

mempunyai lalu lintas mobil sangat padat. Monoxyda yang dikeluarkan

sebagai hasil pembakaran tak sempurna dari hydrocarbon yang terdapat

dalam minyak dan bensin.

Modul OPKR 10 – 016 C 113 113

Carbon Monoxyda sangat berbahaya bagi manusia, karena beracun.

Beberapa Negara telah berusaha dengan mengadakan peraturan-

peraturan pengendalian pengeluaran gas.Kini sedang diusahakan untuk

merencanakan motor–motor yang dibuat sedemikian rupa sehingga

pembakarannya lebih sempurna.

Modul OPKR 10 – 016 C 114 114

Pencemaran udara Efeknya terhadap Manusia

Asap, kabut

Bronchitis, kanker, penyakit

jantung,pneumonia. Bagi anak–anak ashm,

infeksi,alergi yang dapat menyebabkan

gangguan chronis dalam perkembangan

hidupnya di kemudian hari.

Butir– butir padat Butir–butir zat padat sangat kecil dapat

mengganggu sistim persyarafn manusia.

Penyakit jantung

Butir– butir Cadmium

Butir– butir Carbon

CO

Karena butir–butir carbon bersifat dapat

mengabsorber gas pada permukaannya, maka

besar kemungkinan Carbon yang terserap oleh

pernapasan dan masuk ke dalam paru–paru ini

membawa sejumlah gas yang beracun

Dapat menyebabkan sakit dan kematian dalam

30 menit. Daya darah untuk mengambil

oksigen berkurang, sehingga menyebabkan

bertambahnya ketegangan pada jantung.

Karena lebih banyak darah yang harus

diedarkan ke seluruh tubuh dari pada normal

NO Sama efeknya dengan pada CO

NO2 Sakit mata, paru–paru

Hydrocarbon Kanker. Contohnya salah satu Hydrocarbon

yang berbahaya adalah benzopyrene yang

Modul OPKR 10 – 016 C 115 115

Pencemaran udara Efeknya terhadap Manusia

terdapat pada asap rokok, hasil pembakaran

arang batu, dari mobil, pembakaran dari

pabrik karet.

PAN ( peroxyetylnitrate ) Sakit mata dan kerongkongan

Ozone Sakit mata, batuk dan sakit dada

Zat Radioaktif Merusak sel – sel manusia

SUARA Bising Disekitar Kita

KEBISINGAN akan menyebabkan merosotnya pendengaran manusia.

Secara pasti memang belum dapat diketahui adanya hubungan tingkat

suara kebisingan dengan besarnya kerusakkan alat pendengaran. Sebab

akibat kerusakkan yaitu berbeda–beda pada masing–masing orang.

Misalnya pada tingkat usia atau tingkat ketahanan tubuh seseorang yang

berbeda. Namun biasanya, pada tingkat suara sekitar 85 decibel yang

terus menerus sudah cukup mengakibatkan rusaknya pendengaran

manusia (tuli). Kebisingan di pabrik–pabrik misalnya, berkisar antara 85

sampai 90 decibel.

SUMBER SUARA DECIBEL

Suara bisikan

Jarum jatuh dari ketinggian 1 meter

Pembicaraan biasa pada jarak 1 meter

Suara kegiatan kantor

Mobil Roll Royce

Suara mesin tik listrik pada jarak 1 meter

10

20

50

62

64

66

Modul OPKR 10 – 016 C 116 116

SUMBER SUARA DECIBEL

Mobil Ford LTD

Mobil Jaguar XJ 6

Mobil Volvo 1800 ES

Suara didalam

Motor Yamaha Rd 125

Motor SuzukiGT 360

Motor Honda CB

Sauara jalan yang ramai

Motor Norton 850 Commando

Harley Davidson Electraglide 1200

Suara station kereta api

Bunyi Boeing dari jarak 100 kaki

Batas yang menyakitkan telinga

Take – of Boeing 737 dari jarak 200 kaki

Sirene 50 pk dari jarak 200 kaki

68

69

74

75

76,2

77

79,5

80

83,9

84

85

100

110

130

140

LOGAM – LOGAM BERNAHAYA

LOGAM bernahaya ada yang dibutuhkan oleh tubuh tapi jika berlebihan

akan mengganggu kesehatan manusia. Merupakan suatu zat kimia yang

bisa terdapat pada makanan. Kehadirannya biasanya berasal dari alat–

alat yang dipergunakan ketika mengolah makanan. Yaitu alat–alat yang

terbuat atau dilapisi dengan bahan–bahan kimia tersebut maupun dari

cara–cara penanganan lainnya. Juga kadang– kadang terdapat pada alat–

alat rumah tangga yang terbuat dari logam stainless seperti sendok

coktail yang dilapisi timah, mangkok keramik yang dapat mengeluarkan

Pb dan lain–lainnya.

Modul OPKR 10 – 016 C 117 117

ARSENS (As)

ARSENS adalah suatu zat kimia yang sering terdapat pada makanan,

minuman dan kosmetik. Arsens dapat merusak ginjal, jika keracunannya

kuat sekali. Senyawa Arsens sulit dideteksi karena tidak memiliki rasa

yang menonjol. Sering digunakan sebagai bahan dalam kosmetik dan

pada insektisida, Arsens (gejala–gejala keracunan): yaitu sakit di

kerongkongan sukar menelan, menyusul rasa nyeri lambung

serta muntah– muntah.

Pb ( TIMAH HITAM )

TIMAH HITAM ini umumnya terdapat pada makanan, air dan obat–

obatan terutama apabila kemasannya menggunakan unsur timah. Bersifat

kumulatif artinya keracunan dapat timbul bila kadar Pb menumpuk dalam

tubuh.

Gejala yang timbul jika terjadi keracunan Pb adalah ; muntah–muntah

secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut yang

sangat hebat. Pb juga menyerang; syaraf, memperketat kerja

ginjal sehingga cepat rusak dan dalam kasusu yang berat dapat

menyebabkan kematian. Reaksi lain yang berbahaya yaitu: reaksi

allergi yang mengakibatkan iritasi dan pembengkakkan kulit.

Hg (MERCURI )

GEJALA– GEJALA keracunan Hg timbul antara lain pada mulut dan

phayax yaitu: terdapat bercak–bercak warna abu–abu. Keadaan ini

diserta perasaan nyeri, sehingga sering timbul keluhan rasa sakit pada

mulut dan lambung. Bila loambung dapat dikosongkan dengan segera

kemungkinan untuk tertolong bagi si penderita sangat besar. Racun ini

dalam konsentrasi tinggi dapat mencapai apithel usus halus, dapat

menyebabkan bercak–bercak darah yang berat dan hebat, serta

menyebabkan shock yang membawa kematian, karena colaps pembuluh

darah.

Modul OPKR 10 – 016 C 118 118

CADMIUM (Cd)

BIASANYA Cadmium terdapat pada tempat/wadah makanan olahan,

pemakaian cadmium ini sudah mulai dilarang karena dapat menyebabkan

makanan kaleng kena hama cadmium. Konsumsi cadmium ini dalam

kadar 30% mg dapat meracuni dan dapat menyebabkan gejala–gejala

yang nampak adalah: Timbulnya bau/rasa kaleng yang tidak enak

di dalam mulut. Sesak napasdisertai dengan batuk–batuk,

pusing- pusing kepal. Badan terasa lemah dan kaki terasa

pegal–pegal lama kelamaan ginjal, hati akan rusak.

Gejala– gejala lain yang nampak dalam ½ samapai 1 jam

adalah, pusing kepala, kejang otot, shock samapi

mengakibatkan kematian dalam waktu 24 jam.

Cu (CUPPER)

ADANYA CU pada makanan ini disebabkan terutama karena penggunaan

insektisida dan pestisida di dalam usaha–usaha pertanian. Banyknya pula

kasus kasus keracunan terjadi karena adanya Cu dalam tempat/wadah

untuk makanan atau minuman, Cu yang masuk dalam mulut berbau,

kerongkongan dan perut kering, rasa ingin muntah atau diare terus

menerus selama berhari–hari, terdapat darah pada kotoran (faeses)

pusing–pusing dan demam.

HATI–HATI TERHADAP PESTISIDA !!!

Beberapa jenis pestisida yang amat beracun, banyak diantaranya

teralarang di Amerika Serikat dan negara industri lainnya, namun dengan

bebas diperjual belikan di negara Dunia Ketiga.

NAMA

PESTISIDA

BAHAYA KESEHATAN

( PERKIRAAN )

DOSIS

KERACUNAN

(PERKIRAAN)

Modul OPKR 10 – 016 C 119 119

NAMA

PESTISIDA

BAHAYA KESEHATAN

( PERKIRAAN )

DOSIS

KERACUNAN

(PERKIRAAN)

Aldrin

BHC

Chlordane

DBCP

Heptachlor

Kopone

Parathion

Paraquet

Nitrofen

xaphene

2,4,5 T

Kanker, kerusakkan/cacat janin,

kelainan

Kanker

Kanker

Kanker, kemandulan pria

Kanker, kelainan syaraf

Cacat vetus, kelainan syaraf

Cacat vetus, kelainan

pernapasan

Kaknker

Kanker

Kanker, kelainan bawaan

1 sendok

1 sendok teh

1 sendok

1 sendok teh s.d. 1

sendok makan

1 sendok teh s.d. 1

sendok makan

1 sendok makan s.d.

beberap tetes

1 sendok teh s.d. 1

sendok makan

1 sendok makan

1 sendok teh

Kurang lebih 28,349

pr

SUMBER PENCEMARAN

SECARA khusus kita tidak bisa membuat suatu kategori tertentu

mengenai buangan industri, karena ragam daripada proses – proses

industri. Namun kita dapat melihat tabel berikut, untuk mengetahui

buangan–buangan industri di negara–negara yang telah maju

industrinya, sebagai berikut:

Modul OPKR 10 – 016 C 120 120

NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA

C12/C1 Perusahaan binatu, prosese pemutihan kertas dan

pekerjaan celup

NH3/NH4 Pabrik gas, pabrik kokas dan pabrik bahan kimia

dan kilang minyak

F-

Proses pembuatan gas batubara dimana gas

didinginkan dan dicuci untuk menghilangkan

senyawa–senyawa, tar, amoniakdan belerang:

kilang minyak; pekrjaan gravuur pada kaca;

pekerjaan pembuatan plat logam, pengerasan

logam dan pembersihan logam

H2S/S

Proses pencelupan tekstil, pabrik kertas,pabrik

kulit, pabrik gas, pabrik rayon dan kilang minyak

SO3 Proses bubur kayu, pabrik film kental

ACIDS

Pabrik bahan–bahan kimia, binatu, kilang minyak,

penampungan mineral, pabrik treatment logam,

pabrik bir, pabrik tekstil, dan pabrik batre

ALKALI Pabrik tekstil, binatu, kilang minyak, pabrik bahan

kimia

Cr Treating logam, pembuatan plat, dan proses

pemberian chrom

Pb &Nl Pabrik batre,perusahaan tambang mineral,dan

pabrik cat

Cd Industri logam

Modul OPKR 10 – 016 C 121 121

NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA

Zn Pekerjaan melapisi logam dengan menggunakan

tenaga listrik, pembuatan platlogam, pabrik rayon

As Pencelupan logam, pabrik detergent

ZAT GULA Pabrik mentega dan keju, pabrik bir, pabrik gula

ZAT PATI Pabrik bahan pangan, pabrik tekstil, pabrik

wallpaper

GEMUK,OILS

Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak,

bengkel besar

PHENOLICS Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak,

bengkel besar, pabrik gas dan kokas, pabrik

mesin,pabriki penyulingan tar, pabrik bahan kimia,

pabrik bahan–bahan celup

FORMAL DEHYDE Pabrik mesin, pabrik obat

EFEK PANAS

Pabrik pembangkit tenaga listrik, pabrik yang

memiliki proses pendinginan.

PARTICULATES

Pengolahan minyak, pabrik semen,smelting,

proses– proses yang menggunakan katalis

NO3 Pertanian

BOD Kaleng, tempat–tempat pemberian makanan

untuk hewan, pipa got didalam tanah

HIDROKARBON Pengilangan minyak,pabrik bahan kimia, pabrik

solvents, saluran air buangan rumah–rumah dan

Modul OPKR 10 – 016 C 122 122

NAMA BUANGAN KEMUNGKINAN SUMBERNYA

tanah pertanian

POPT43P Saluran air rumah–rumah, pertanian, pabrik–

pabrik bahan kimia.

PENCEMARAN AIR

Diskusikan dengan siswa sebab–sebab terjadinya pencemaran

air

―Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,

zat, energi/komponen lain kedalam air/berubahnya tatanan air oleh

kegiatan manusia/ oleh proses alam, sehingga kualitas air turun samapai

ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak

dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya ―

Keputusan Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.

02/MENKLH/1/1998 Babi Pasal i

Dengan kata lain, air tercemar adalah air yang mengandung bahan–

bahan asing dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapakan

sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu,

misalnya untuk air minum, pertanian, perikanan dll.

1. Sumber–sumber pencemaran air

Pencemaran air akibat kegiatan manusia tidak hanya disebabkan oleh

limbah rumah tangga, tetapi juga oleh limbah pertanian dan limbah

industri. Semakin meningkatnya perkembangan antara lain industri,

pertanian, saat ini, ternyata semakin memperparah tingkat

pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran itu disebabkan oleh

hasil buangan dari kegiatan tersebut.

Modul OPKR 10 – 016 C 123 123

Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung

dibuang ke badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses

pengolahan dahulu, atau proses pengolahan yang dilakukan belum

memadai. Pengolahan limbah bertujuan memperkecil kadar

pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan hidup.

2. Sumber–sumber pencemaran air meliputi:

a. Limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga merupakan pencemaran air terbesar di

samping limbah – limbah industri, pertanian dan bahan pencemar

lainnya.Limbah rumah tangga akan mencemari selokan, sumur,

sungai dan lingkungan sekitarnya. Semakin besar populasi

manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya. Limbah rumah

tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dll) maupin cairan

(air cucian,minyak goreng bekas dll). Di antara limbah tersebut

ada yang mudah terurai yaitu sampah organik dan ada pula yang

tidak dapat terurai Sampah dan Pengelolaannya. Limbah

rumah tangga ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya

sisa obat, batrai bekas, air aki dll. Limbah tersebut tergolong

bahan berbahaya dan beracun (B3) Tinja, air cucian, limbah kamar

mandi dapat mengandung bibit– bibit penyakit yang akan

mengikuti aliran air. Bakteri, jamur, virus dan sebagainya disebut

pencemar biologis.

Modul OPKR 10 – 016 C 124 124

b. Limbah lalu lintas

Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan

kapal tanker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil – mobil

tangki minyak dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat,

pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di lautan. Semuanya

sangat berbahaya bagi kehidupan.

Modul OPKR 10 – 016 C 125 125

c. Limbah pertanian

Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan

yang berlebihan dari pestisida dan herbisida. Begitu juga

pemupukan yang berlebihan. Limbah pesitisida dan herbisida

mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak terurai di alam

sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar

sungai, danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi

organisme–organisme yang hidup di dalamnya

Modul OPKR 10 – 016 C 126 126

d. Limbah industri/pertambangan

Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan

organik maupun anorganik. Secara umum zat–zat tersebut

digolongkan menjadi:

Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium

klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan, pabrik pupuk

, pabrik kertas dll.

Asam anorgainik seperti asam sulfat yang berasal dari industri

pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang

mengandung kotoran berupa ikatan belerang.

Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang berasal

dari industri penyamakkan kulit dan industri cat.

Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom

yang berasal dari industri pertambangan, cat, zat warna,

baterai, penyepuhan logam dll.

Zat–zat tersebut di atas jika masuk ke perairan akan menimbulkan

pencemaran yang dapat membahayakan makhluk hidup pengguna

air tersebut termasuk manusia.

Kegiatan pertambangan selain menghasilkan bahan – bahan kimia

seperti diatas juga menghasilkan endapan lumpur dalam jumlah

besar. Jika turun hujan, lumpur ini bisa terbawa aliran air hujan

samapai ke sungai. Hal ini akan meningkatkan kekeruhan air.

Modul OPKR 10 – 016 C 127 127

e. Kegiatan penebangan hutan

Penebangan hutan secara terus–menerus akan menyebabkan

hutan gundul sehingga mengakibatkan erosi pada musim hujan,

maka terjadi pengikisan humus dan pengikisan tanah. Pengikisan

humus ini selain menyebabkan lahan kritis juga akan

menyebabkan pencemaran air. Air hujan yang jatuh akan

langsung mengalir di permukaan dengan membawa tanah dalam

alirannya. Akibatnya kualitas air permukaan menurun (menjadi

keruh) karena terlalu banyak pertikel – pertikel tanah di dalamnya.

1. Akibat pencemaran air

Pencemaran air dapat mengganggu peredaran air dan memungkinkan

kualitas air menurun sehingga tidak dapat dipakai sebagai air minum. Air

yang bercampur zat–zat pencemar dapat membahayakan kesehatan

manusia dan mkhluk hidup lainnya.

Akibat yang dapat ditimbulkan oleh jenis pencemar tertentu:

Modul OPKR 10 – 016 C 128 128

Pencemaran secara fisik, misalnya oleh limbah panas yang dapat

menyebabkan peningkatan temperatur perairan. Temperatur air yang

terlalu tinggi, mengakibatkan matinya ikan dan hewan air lain, baik

karena batas suhu kematian terlampaui maupun karena rendahnya

oksigen terlarut.

Pencemaran secara kimia, misalnya oleh logam berat air raksa

(merkuri). Air raksa yang masuk ke perairan yang dikomsumsi dapat

mengganggu kesehatan manusia melalui makanan atau air minum,

karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakkan

sel.

Pensemaran secara biologi, misalnya oleh bakteri – bakteri patogen.

Bakteri patogen di air biasanya penyebab infeksi saluran pencernaan

seperti Vibro cholerae penyebab kolera, Shigella dysenteriae

penyebab disentri basiler, Salmonella typhosa penyebab tifus,dan

Salmonella paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan hepatitis.

Contoh–contoh lain, percobaan dan petunjuk didatik: Hubungan timbal

balik antara manusia dan lingkungan

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya materi, energi dan/miskoorganisme ke dalam air sehingga air tersebut tidak sesuai lagi dengan peruntukkannya.

Sumber pencemaran air berasal dari limbah – limbah rumah tangga, lalu lintas, pertanian, industri/pertambangan dan penebangan hutan.

Pencemaran air selain dapat menurunkan kualitas air di bumi sehingga tidak layak diminum, juga membahayakan kehidupan di

perairan dan bahkan mematikan.

Modul OPKR 10 – 016 C 129 129

2. PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR

Ajaklah siswa berdiskusi tentang cara–cara menjernihkan air oleh

PDAM

Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan melalui:

Perubahan perilaku masyarakat

Pembuatan pengelohan limbah air

a. Perubahan perilaku masyarakat.

Modul OPKR 10 – 016 C 130 130

Secara alami, ekosisitem air dapat melakuak ―rehabilitasi” apabila

terjadi pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya.

Oleh karena perlu diadakan upaya untuk mencegah dan menanggulangi

pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan

usaha preventif misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah

industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan di

sembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan

peraturan– peraturan yang diterapkan di lingkungan masing–masing

secara konsekuen. Sampah–sampah hendaknya dibuang pada tempat

yang telah ditentukan.

Masysrakat disekitar sungai perlu merubah perilaku tentang

pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi sebagai tempat pembuangan

sampah dan mandi–cuci–kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah

industri hendaknya dipanatu pelaksanaannya dan pelanggaranya

dikenakan sangsi. Limbah industri hendaknya diproses dahulu dengan

teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air

buangan baru bias dialirkan ke selokkan–selokkan atau sungai. Dengan

demikian akan tercipta sungan yang bersih dan memiliki fungsi

ekologis.

b. Pembuatan kolam pengolah limabah cair

Saat ini mulai digalakkan pmbuatan WC umum (septic tank) di daerah/

lingkungan yang rata–rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap

sepuluh rumah disediakan sat septic tank. Upaya demikian sangat

Tindakan yang perlu dilakukan: 1. Tidak membuang samapah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll 2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk mencuci truk, mobil dan

sepeda motor 3. Tidak menggunakan sungai atau danau memandikan ternak dan sebagi

tembat kakus.

4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.

Modul OPKR 10 – 016 C 131 131

bersahabat dengan lingkungan, murah,, dan sehat karena dapat

menghindari pencemaran air sumur/air tanah.

Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air

buangan (air cucian, air kamar mandi dll) secara kolektif, agar limbah

tersebut tidak langsung dialirkan ke selokkan atau sungai.

Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar

ke dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis

(pengaruh), kimiawi (diberi zat kimiatertentu) maupun biologis

(diberikan bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam

terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dan polutan yang

berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan

deteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan,

sungai dll.) hanyalah air yang tidak akan merubah keperuntukan badan

air.

Salah satu contoh tahap– tahap proses pengolahan air buangan adalah

sebagai berikut:

a. Proses penanganan primer, yaitu membuang bahan–bahan

padatan yang mengendap atau mengapung.

b. Proses peanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan–

bahan padatan secara biologis.

c. Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen–

omponen fisfor dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan

bau. Untuk bias menggunakan beberapa metoda yang bergantung

pada komponen yang ingin dihilangkan.

Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal

hidroksida untuk mengendapkan fosfor.

Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan–bahan organic terlarut,

berwarna atau bau.

Modul OPKR 10 – 016 C 132 132

Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentarsi garam–garam

terlarut dengan menggunakan tenaga listrik.

Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam–garam organic

maupun mineral dari air.

Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.

Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti

di atas, tetapi bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir

berupa air tak tercemar yang siap dialirkan ke badan air dan Lumpur

yang siap dikelola lebih lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air

seperti enceng gondok dapat dimanfaatkan untuk menyerap bahan

pencemar di dalam air.

Ringkasan

c. Rangkuman

1. Setiapa akibat sampingan sebagai akibat kemajuan teknologi, harus

dilawan dengan kemajuan teknologi baru.

2. Lebih baik mencegah agar tidak terjadi pencemaran dari pada

memperbaiki akibat telah terjadinya pencemaran air, udara, dan

tanah.

Penanggulangan pencemaran air secara preventif dapat dilakukan oleh masyarakat

dengan cara tidak membuang sampah dan limbah ke badan air dan tidak buang air

besar di sungai.

Penanganan limbah domestic dapat dilakukan dengan membuat septic tank dan

kolam pengolahan air buangan.

Teknik pengolahan air limbah industri bergantung pada jensi limbah yang

dihasilkan. Ada juga system penelolaan terpadu dengan cara mengolah air limbah

domestic maupun industri

Modul OPKR 10 – 016 C 133 133

d. Tugas

1. Diskusikan secara kelompok sebab– sebab terjadinya pencemaran:

a. Udara

b. Air

Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan.

2. Diskusikan secara kelompok cara–cara pengolahan limbah:

a. Padat

b. Cair

c. Gas

Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan.

e. Tes Formatif

1. Jelaskan pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap kesehatan

manusia!

Modul OPKR 10 – 016 C 134 134

2. Pada berapa decbel dari kebisingan yang akan mengakibatkan

rusaknya pendengaran manusi (tuli)?

3. Jelaskan pengaruh timah hitam (Pb) terhadap kesehatan manusia!

4. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa timah

hitam (Pb)?

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pencemaran air!

6. Tuliskan kandungan yang terdapat pada limbah industri/

pertambangan!

7. Uraikan cara pengelolaan limbah industri!

Modul OPKR 10 – 016 C 135 135

f. Kunci Jawaban Tes Formatif

1. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap manusia adalah: dapat

meyebabkan sakit dan kematian dalam waktu 30 menit

2. Kebisingan yang dapat mengakibatkan rusaknya pendengaran

manusia pada tingkat suara 85 decibel secara terus–menerus.

3. Pengaruh timah hitam (Pb) terhadap manusia adalah adalah:

keracunan dengan gejala–gejala sebagai berikut; muntah–muntah

secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut yang sangat

hebat.

Pb juga menyerang syaraf, memperketat kerja ginjal sehingga cepat

rusak dan dalam kasus yang berat dapat menyebabkan kematian.

Reaksi lain yang berbahaya yaitu reaksi alergi yang mengakibatkan

iristasi dan pembengkakan kulit.

4. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah

pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat.

5. Yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain

ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia

atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat

berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

6. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi:

Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida

yang berasala dari kegiatan pertambangan,pabrik pupuk, pabrik

kertas dll.

Modul OPKR 10 – 016 C 136 136

Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri

pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang mengandung

kotoran berupa ikatan belerang.

Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari

industri penyamakan kulit dan industri cata.

Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang

berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna, baterai,

penyepuhan logam dll.

7. Cara pengolahan limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air

yang tercemar ke dalam beberapa kolam, kemudian dibersihkan, baik

secara mekanis(pengadukan), kimiawi (diber zat kimia tertentu)

maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air

lainnya). Pada kolam terakhir diperlihara ikan untuk menguji

kebersihan air dari polutan yang berbahaya.

Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti. Dengan

demikian air yang boleh dialirkan ke luar (selokan, sungai dll),

hanyalah air yang bersih yang tidak akan mengubah

peruntukkan/fungsi dari air tersebut.

Modul OPKR 10 – 016 C 137 137

BAB. III EVALUASI

A. PERTANYAAN

Jawablah pertanyaan–pertanyaan di bawah ini dengan singkat, jelas

dan benar.

1. Jelaskan pengertian keselamatan kerja!

2. Sebutkan tujuan diadakannya keselamatan dan kesehatan kerja?

3. Jelaskan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut

Undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3!

4. Sebutkan faktor-faktor penyebab keadaan bahaya!

5. Bagaimanakah cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman

6. Sebutkan dan jelaskan alat-alat pelindung anggota badan?

7. Bagaimanakah syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan

yang baik?

8. Jelaskan teknik pengangkatan yang aman dan benar!

9. Jelaskan pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa

kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan oleh

asam!

10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan

nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini

untuk meyakinkan anda.

Modul OPKR 10 – 016 C 138 138

Warna alat

pemadam

Jenis alat

pemadam

Nyala api yang sesuai

untuk dipadamkan

Merah

Biru

Tanda Merah

dengan Putih

Tanda Merah

dengan Hitam

11. Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran!

12. Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan

untuk memadamkan nyala api?

13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut

ini?

a. Nyala api pada mesin.

b. Nyala api pada kain lap oli.

c. Kertas terbakar didalam tong sampah.

d. Ban terbakar.

e. Kebakaran pada panel listrik.

14. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak

aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)?

15. Jelaskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif ?

Modul OPKR 10 – 016 C 139 139

16. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa timah hitam

(Pb) ?

17. Tuliskan beberapa alat perlindungan diri ( APD )!

18. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)!

19. Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran!

20. Tuliskan kandungan yang terdapat pada limbah industri/pertambangan!

SOAL PSIKOMOTOR

1. Lakukan mengangkat benda dengan tangan!

2. Lakukan mengangkat kendaraan menggunakan dongkrak dan penopang!

3. Demonstrasikan cara menggunakan alat pemadam api bila terjadi

kebakaran!

4. Demonstrasikan cara menilai korban bila terjadi kecelakaan!

5. Demonstrasikan cara menolong korban yang mengalami perdarahan pada

suatu kejadian terjadi kecelakaan!

Modul OPKR 10 – 016 C 140 140

B. Kunci jawaban

1. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan , keutuhan dan

kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya

dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan

manusia pada khususnya.

2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja :

Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Mencegah timbulnya kecelakan akibat suatu pekerjaan.

Mencegah/mengurangi kematian.

Mencegah/mengurangi cacat tetap.

Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan

bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.

Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan

menjamin kehidupan produktifnya.

Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-sumber

produksi lainnya.

Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga

dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.

Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri

serta pembangunan.

3. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut Undang-undang

nomor 1 tahun 1970 pasal 3:

Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

Modul OPKR 10 – 016 C 141 141

Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.

Memberi pertolongan pada kecelakaan.

Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja.

Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca

sinar atau radiasi, suara dan gelora.

Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik

fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.

Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.

Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,

binatang, tanaman atau barang.

Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat , perlakuan

dan penyimpanan barang.

Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan

yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

4. Faktor-faktor penyebab keadaan bahaya:

Tindakan yang tidak aman dari manusia itu sendiri

1. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.

2. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

3. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

4. Berkelakar/ bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

Modul OPKR 10 – 016 C 142 142

Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja

5. Mesin-mesin yang rusak, tidak diberi pengamanan, konstruksi kurang

aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.

6. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,

ventilasi atau pertukaran udara, bising atau suara-suara keras, suhu

tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).

5. Cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman:

Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman

tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang

rusak diganti atau diperbaiki.

Dieliminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi

agar tiadak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang

berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-

alat keselamatan kerja.

Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis,

misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi,

memasang alat-alat kontrol dsb.

6. Alat-alat pelindung badan:

Alat pelindung mata, berguna untuk melindungi mata dari panas,

sinar yang menyilaukan, debu, percikan api dan bahaya lainnya yang

bisa merusak mata. Contohnya : kacamata debu, kacamata las listrik.

Alat pelindung kepala, berguna untuk melindungi kepala dan rambut

dari bahaya yang mungkin. Contohnya : topi, helm pelindung.

Alat pelindung telinga, berguna untuk melindungi telinga dari bahaya

suara yang berlebihan.

Alat pelindung hidung, berguna untuk melindungi hidung dari

kemungkinan terhisapnya gas-gas berbahaya, juga dari material

lembut yang berbahaya.

Modul OPKR 10 – 016 C 143 143

Alat pelindung tangan, berguna untuk melindungi tangan dari

berbagai bahaya yang mungkin, misalnya panas. Berupa:

a. Sarung tangan kain, berguna untuk memperkuat pegangan

supaya tidak meleset pada peremukaan.

b. Sarung tangan asbes, berguna untuk melindungi tangan terhadap

bahaya pembakaran api.

c. Sarung tangan kulit, berguna untuk melindungi tangan dari

ketajaman benda-benda atau peralatan bila peralatan itu dipegang

atau diangkat.

d. Sarung tangan karet, digunakan pada pekerjaan pelapisan logam,

agar tangan terhindar dari bahaya pembakaran asam atau

kepedasan cairan.

e. Alat pelindung kaki, berguna untuk melindungi kaki dari bahaya

seperti panas, zat kimia, api, tusukan benda tajam, dsb. Terdapat

dua jenis sepatu, yaitu yang berujung baja dan sepatu karet.

f. Alat pelindung badan, berguna untuk melindungi badan, misalnya

dari percikan api.

g. Pelindung hidung dan mulut, berguna untuk melindungi

pernafasan dari bahaya seprti gas-gas berbahaya, debu atau

material lembut yang berbahaya.

7. Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan yang baik:

a. Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya

yang mungkin ada.

b. Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga

ketidaknyamanannya harus yang paling minim.

c. Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima.

Modul OPKR 10 – 016 C 144 144

d. Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya

lengan yang terlalu lepas atu ada kain yang lepas yang sangat

mungkin termakan mesin.

e. Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup

untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh

oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.

f. Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-partikel

panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatan-

lipatan pakaian.

g. Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di

atas dan karenanya overall katun adalah yang paling luas

digunakan sebagai pakaian kerja.

h. Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang

mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena

mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan

kecelakaan jika apara pekerja tetap memakainya. Jam tangn dan

cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan

berhenti menghilangkan bahaya.

8. Teknik pengangkatan yang aman dan benar :

a. Sebelum mengadakan pemindahan barang-barang periksa lebih dulu

rute jalan yang harus dilalui. Pastikan tidak ada yang dapat

mengakibatkan Anda tergelincir.

b. Periksa letak daerah penempatan beban. Jika alat pendorong

digunakan maka periksa bahwa ia cukup kuat dan ditempatkan

secara benar untuk menopang beban.

c. Perkirakan berat beban untuk memastikan bagaimana beban harus

diangkat dan cari bantuan jika perlu.

Modul OPKR 10 – 016 C 145 145

d. Periksa beban apakah permukaannya kasar atau licin. Gunakan

sarung tangan jika perlu apabila benda tersebut dapat pecah atau

bergerigi.

e. Bersihkan kotoran, lemak atau air yang membuat beban sulit

dipegang.

f. Lakukan posisi pengangkatan yang benar dan pegang beban

dengan bagian-bagian yang Anda yakini tidak akan lepas ketika

diangkat.

g. Tempatkan beban di atas bangku/permukaan yang rata. Letakkan

beban di depan ujung bangku dan geser ke tempatnya, geser

dengan badan.

h. Ketika menempatkan benda ke atas lantai, gunakan teknik

penurunan punggung dengan lurus secara benar. Posisikan satu

sudut bawah pertama untuk menghindari jari-jari kaki yang terjepit.

i. Periksa benda yang berat tidak akan menggelinding/miring. Ganjal

jika perlu.

9. Pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa

kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan oleh

asam:

a. Gunakan soda bikarbonat atau larutan baking powder ke seluruh

daerah yang terbakar.

b. Buang pakaian yang terkontaminasi.

c. Lebih baik letakkan korban di bawah shower, jika mungkin empat

detik setelah terjadi semprot dia dengan air.

d. Panggil bantuan medis atau atur korban untuk segera mendapatkan

pertolongan.

Modul OPKR 10 – 016 C 146 146

10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan

nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini

untuk meyakinkan anda.

Warna alat

Pemadam

Jenis alat

Pemadam

Nyala api yang sesuai

untuk dipadamkan

Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu, Kain,

Kertas, dll

Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api

akibat bahan bakar cair.

Tanda Merah

dengan Putih

Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat Listrik

(juga untuk kelas A dan B)

Tanda Merah

dengan Hitam

Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik

dan cairan yang dapat terbakar.

11. Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam

kebakaran.

a. Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder.

b. Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat tersebut

masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau dirusak karena alat

pemadam sudah dioperasikan. Jika pertanda tersebut masih pada

tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih berisi penuh.

c. Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi penuh

dengan alat pemadam yang akan diperiksa.

12. Yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk

memadamkan nyala api adalah Menggantikannya dengan alat

Modul OPKR 10 – 016 C 147 147

pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah digunakan

segera diisi kembali.

13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian?

a. Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering

b. Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering dan

Busa

c. Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air

d. Ban terbakar adalah busa

e. Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid

14. Penyebab kecelakaan

a. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.

b. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

d. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

15. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna

mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis.

16. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah

pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat.

17. Alat Perlindungan diri:

1. Sarungan tangan lateks

2. Kacamata pelindung

3. Baju pelindung

4. Masker pelindung

5. Masker penolong

6. Helm.

Modul OPKR 10 – 016 C 148 148

18. Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) disebut juga Resusitasi

Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan yang dikombinasikan

dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan bila korban/penderita tidak

bernapas dan nadi tidak berdenyut.

19. Tiga unsur penyebab kebakaran

Bahan bakar

Panas

Oxigen

20. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi:

Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida

yang berasal dari kegiatan pertambangan,pabrik pupuk, pabrik

kertas dll.

Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri

pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang mengandung

kotoran berupa ikatan belerang.

Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari

industri penyamakan kulit dan industri cata.

Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang

berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna, baterai,

penyepuhan logam dll.

Modul OPKR 10 – 016 C 149 149

LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF (PENGETAHUAN)

NO.URUT NO

SOAL

SKOR

MAKSIMAL

SKOR YANG

DICAPAI

NILAI

1. 1 0 – 2

2. 2 0 – 4

3. 3 0 – 4

4. 4 0 – 2

5. 5 0 – 2

6. 6 0 – 4

7. 7 0 – 4

8. 8 0 – 4

9. 9 0 – 2

10. 10 0 – 2

11. 11 0 – 2

12. 12 0 – 2

13. 13 0 – 2

14. 14 0 – 2

Modul OPKR 10 – 016 C 150 150

NO.URUT NO

SOAL

SKOR

MAKSIMAL

SKOR YANG

DICAPAI

NILAI

15. 15 0 – 2

16. 16 0 – 2

17. 17 0 – 2

18. 18 0 – 2

19. 19 0 – 2

20.. 20 0 – 2

Jumlah () 50

Batas penguasaan kognitif (pengetahuan) minimal harus mencapai 7,00

Perhitungan Nilai Akhir Penghetahuan (NAP) menggunakan rumus

10 x maksimalSkor

dicapai yangSkor NAP

Modul OPKR 10 – 016 C 151 151

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN

NO.

ASPEK YANG

DINILAI

PENILAIAN

YA

TIDAK 7 8 9

1. Persiapan

2. Proses Kerja

3. Waktu

4. Hasil

Batas minimal kompotensi harus mencapai minmal nilai 7,00

Nilai Akhir keterampilan (NAK) diambil dari Nilai terendah diantara Nilai

yang diperoleh dari setiap aspek yang di nilai

Modul OPKR 10 – 016 C 152 152

LEMBAR NIALI SIKAP ( ATTITUDE )

NO.

ASPEK SIKAP (ATTITUDE) YANG

DINILAI

PENILAIAN

YA

TIDAK 7 8 9

1. Kerjasama

2. Kedisiplinan

3. Kejujuran

4. Tanggung jawab

5. Kemandirian

6. Ketekunan

7. Memecahkan masalah

Batas minimal nilai (Attitude) adalah 7,00

Nilai Akhir sikap (Attitude) diambil dari nilai terendah diantara nilai

yang diperoleh dari setiap Aspek sikap (Attitude) yang dinilai.

C. KRITERIA KELULUSAN

Kriteria Kelulusan:

70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan

80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan

90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan

Modul OPKR 10 – 016 C 153 153

Modul OPKR 10 – 016 C 154 154

BAB. IV PENUTUP

Siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal pada modul OPKR.10–016C

ini berarti Anda/Siswa menguasai materi kompetensi ―Mengikuti Prosedur

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkunan “, dan Anda berhak untuk

mengikuti kompetensi berikutnya. Apabila Anda dinyatakan tidak lulus, maka

Anda mengulangi modul ini.

Kepada Anda yang dinyatakan lulus, selamat atas keberhasilan Anda dan selamat

melanjutkan ke kompetensi berikutnya.

Kepada Anda yang ternyata belum lulus jangan putus asa, sebab masih terbuka

kesempatan asal Anda berusaha lebih keras lagi.

Akhirnya kami haturkan terima kasih atas kesungguhan Anda mengikuti dan

melaksanakan modul ini.

Selamat berjuang, sukses selalu.

Modul OPKR 10 – 016 C 155 155

DAFTAR PUSTAKA

Astra International,tt, Basic Mechanic Training, Astra International, Jakarta.

Depdiknas, 2004, Kurikulum SMK edisi 2004, Depdiknas, Jakarta.

Harun Tia Setiawan, 1980, Keselamatan kerja dan tatalaksana bengkel,

Depdikbud, Jakarta.

Ima Permana dan Joel Tedjo, 1992, Pedoman penyelenggaraan bengkel

otomotif, PPPG Teknologi Bandung, Bandung.

PT Toyota Astra Motor, 1997, Teknik-teknik servis dasar, PT toyota Astra

Motor, Jakarta

PPPGT / VEDC, 1997, Siklus Air, PPPGT / VEDC, Malang.

Iwan Gayo, 1995, Buku Pintar , UPAYA WARGA NEGARA Jakarta.