BAB I Transmisi Daya

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    1/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Sistem Tenaga Listrik

    Berdasarkan bentuk dayanya sistem tenaga listrik dapat terdiri atas sistem

    daya arus searah dan sistem daya arus bolak balik. Pada awal sejarah kelistrikan,

    sistem pertama yang digunakan secara komersial adalah menggunakan sistem daya

    arus searah, namun sistem ini menemui banyak kendala terutama masalah rugi-rugi

    daya yang besar, sehingga sistem penyaluran daya ini memiliki luas area yang

    terbatas. Sejak diketemukannya transformator daya, sistem daya listrik arus searah

    diganti dengan sistem daya arus bolak balik yang memiliki keunggulan seperti

    rugi-rugi daya yang kecil sehingga memungkinkan pengiriman daya dapat

    menempuh jarak yang jauh. Didalam sistem daya arus bolak balik itu sendiri

    terbagi atas sistem satu fasa dan sistem 3 fasa. Pengiriman daya dengan sistem 3fasa lebih menguntungkan karena kapasitas daya yang disalurkan lebih besar, nilai

    sesaatnya konstan, dan memiliki medan magnet putar.

    Secara garis besar sistem tenaga listrik dapat diklasifikasikan menjadi 3

    bagian yaitu sistem pembangkit tenaga listrik , sistem transmisi daya listrik dan

    sistem distribusi daya listrik

    Gambar 1.1 Sistem tenaga listrik

    Pada sistem pembangkit, energi listrik diproduksi melalui proses konversi

    energi, dimana energi primer di ubah menjadi energi listrik. Beberapa sumber

    energi primer konvensional adalah energi minyak bumi, batu bara, gas alam, panas

    bumi, potensial air, dan nuklir. Beberapa istilah penyebutan sistem pembangkitdikaitkan dengan jenis sumber energi yang digunakan untuk memutar generator

    listrik seperti : PLTU ( tenaga uap ), PLTG ( tenaga gas), PLTP ( panas bumi),

    PLTA (tenaga air), PLTGU ( tenaga gas uap), PLTN ( tenaga nuklir), PLTD

    (tenaga diesel), , dan sebagainya. Dewasa ini dikembangkan pula beberapa pusat

    tenaga listrik alternatif seperti pusat-pusat listrik tenaga surya, tenaga angin, panas

    laut, gelombang laut, biogas, sampah, mikrohidro, magneto hydro dynamic, dan

    sebagainya. Tegangan keluaran dari generator listrik pada pusat pembangkit

    biasanya berkisar antara 6 kV s/d 24 kV, oleh karena itu untuk mengirimkan daya

    listrik dari pusat pusat pembangkit yang umumnya jauh dari pusat-pusat beban,

    maka tegangan generator tersebut dinaikkan ke tingkat tegangan yang lebih tinggi

    melalui transformator daya dan dikirimkan melalui saluran-saluran transmisi daya .

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    2/16

    Penaikan tegangan berguna untuk menekan rugi-rugi daya yang terjadi sepanjang

    kawat penghantar saluran transmisi.

    Sistem penyaluran daya melalui sistem transmisi dapat dilakukan melaluisaluran udara dimana kawat penghantar merupakan konduktor telanjang (bare

    conductor) yang digantung pada tiang-tiang menara transmisi. Sedangkan yang

    kedua adalah saluran bawah tanah (underground) dimana kabel-kabel daya ditanam

    didalam tanah. Pada umumnya saluran transmisi memakai jenis saluran udara

    karena biayanya jauh lebih murah dibandingkan sistem bawah tanah, namum

    kerugiannya sistem transmisi peka terhadap gangguan eksternal. Sistem transmisi

    bawah tanah meskipun mahal terutama harga kabel dayanya, namum memiliki

    beberapa keuntungan yaitu diantaranya sistem tidak mudah terpengaruh oleh

    gangguan eksternal, memiliki nilai estetika, dan memberikan faktor keamanan

    yang lebih baik, itulah sebabnya sistem ini biasanya hanya dipakai didaerah

    perkotaan atau kawasan industri.Ketika saluran transmisi mendekati pusat pusat beban, tingkat tegangan

    diturunkan ketingkat tegangan menengah dan rendah melalui transformator

    distribusi, untuk selanjutnya dikirimkan atau didistribusikan secara langsung ke

    beban beban listrik. Sistem pengiriman daya ini dikenal sebagai sistem distribusi.

    Berdasarkan tingkat tegangan yang dikenakan, maka dikenal sistem distribusi

    primer ( tegangan menengah ) dan sistem distribusi sekunder (tegangan rendah).

    Pada beban beban industri besar yang membutuhkan daya tinggi, maka biasanya

    suplai daya listrik diperoleh langsung dari tingkat tegangan transmisi, sedangkan

    untuk industri menengah biasanya suplai daya diambil dari saluran distribusi

    primer. Pada sistem distribusi, beban beban listrik biasanya diklasifikasi atas

    beban industri, komersial dan rumah tangga.

    Berdasarkan nilai tingkat tegangannya, maka dikenal pula istilah istilah

    yang umum digunakan

    UHV ( Ultra High Voltage ) V > 1000 KV

    EHV (Extra High Voltage)..275 kV < V < 800 kV

    HV (High Voltage) . 110 kV

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    3/16

    1.3 Tegangan Jatuh

    Jatuh tegangan pada saluran transmisi adalah selisih antara tegangan padapangkal pengiriman (sending end) dan tegangan pada ujung penerimaan (receiving

    end) tenaga listrik. Pada sistem arus bolak balik besarnya jatuh tegangan

    bergantung pada impedans, dan admitans saluran, serta beban dan faktor daya.

    Sebuah saluran transmisi pendek dapat direpresentasikan seperti pada gambar

    dibawah ini.

    Vs VR

    Is IRZ = R + jX

    VD

    RS II =

    RRS VZIV +=

    ZIV RD =

    RSD VVV =Dengan :

    IS = arus disisi pengirim

    IR= arus disisi penerima

    VS = tegangan disisi pengirim

    VR= tegangan disisi penerima

    Z = impedans saluran

    VD = tegangan jatuh

    tegangan jatuh relatif dinamakan regulasi tegangan dinyatakan melalui

    persamaan :

    %100% xV

    VVV

    R

    RsD

    =

    Untuk jarak dekat regulasi tegangan tidak berarti (hanya beberapa % saja), tetapi

    untuk jarak sedang dan jauh dapat mencapai 5 - 15%.

    1.4. Rugi Daya Transmisi

    Rugi daya pada saluran transmisi ditimbulkan oleh resistans penghantar

    konduktor. Untuk sistem tiga fasa tiga kawat pada saluran transmisi pendekm rugi

    daya dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

    lRIPloss23=

    Dengan : R = resistans konduktor per-fasa ( ohm/km)

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    4/16

    I = arus beban (A)

    l = panjang saluran (km)

    Pada saluran panjang, arus pengisi perlu diperhitungkan , jika jatuh tegangan

    diabaikan sehingga distribusi arus pemuat linier maka rugi daya dutentukan melalui

    persamaan :

    )3

    1sin.(3

    22

    ccloss IIIIRlP +=

    Dengan Ic = Arus pengisi pada titik pengiriman (A)

    cos = faktor daya

    Rugi-rugi daya yang terjadi selama waktu tertentu merupakan energi listrik yang

    hilang. Pada operasi ekonomis, kehilangan energi pertahun perlu dipertimbangkan.Faktor rugi - rugi tahunan (annual loss factor) merupakan perbandingan

    kehilangan energi tahunan rata-rata dan rugi daya pada beban maksimum yang

    dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :

    )(8760)(max

    )(

    jamxkWimumbebandayaRugi

    kWHtahunanhilangyangEnergiFRT =

    Dalam hubungan dengan faktor beban (load factor), dapat dipakai persamaan

    pendekatan sebagai berikut :

    2)(7,03,0 BTBTRT FFF +=

    8760maxxP

    WF tBYT =

    Dengan : FRT = faktor rugi tahunan

    FBT = faktor beban tahunan

    Wt = energi diterima beban selama setahun (kWH)

    Pmax= daya maximum beban (kW)

    1.5 Efisiensi Transmisi

    Efisiensi (daya guna) dari saluran transmisi adalah perbandingan antaradaya yang diterima dengan daya yang dikirimkan ke beban.

    LossR

    R

    S

    R

    PP

    Px

    P

    P

    +== %100

    Dengan : PR= daya yang diterima oleh beban (kW)

    PS = daya yang dikirim ke beban (kW)

    PLoss = rugi-rugi daya pada saluran transmisi (kW)

    Efisiensi transmisi rata-rata tehunan adalah :

    LossR

    R

    S

    R

    WW

    Wx

    W

    W

    +

    == %100

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    5/16

    Dengan : WR= energi yang diterima oleh beban (kWh)

    WS = energi yang dikirim ke beban (kWh)

    WLoss = hilang energi pada saluran transmisi (kWh)

    1.6 Komponen-komponen Utama Saluran Transmisi Udara

    Secara umum komponen komponen utama dari saluran transmisi daya

    listrik arus bolak balik terdiri atas :

    a. Menara transmisi (tower)

    b. Isolator isolator

    c. Kawat Penghantar (conductor)

    d. Kawat tanah (ground wire)

    1.6.1 Menara transmisi

    Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran

    transisi. Menara ini dapat terbuat dar bahan baja, tiang-tiang baja, beton bertulang

    dan kayu. Tiang-tiang baja, beton atau kayu umumnya digunakan pada tegangan

    kerja rendah (< 70kV), sedangkan untuk transmisi tegangan tinggi dan ekstra tinggi

    digunakan menara baja.

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    6/16

    Gambar Bermacam-macam kontruksi menara transmisi

    1.6.2 Isolator

    Isolator-isolaator selain digunakan sebagai penyekat antara bagian-bagian

    kawat fasa dengan bagian kontruksi menara/tiang atau tanah, juga berguna sebagi

    pengait atau penopang kawat kawat saluran transmisi udara. Isolator ini terbuat

    dari bahan porselen yang memiliki beberapa jenis seperti isolator gantung

    (suspension type ), pasak ( pin type ) dan pos saluran (line post type). Isolator

    gantung terdiri dari dua macam yaitu clevis type dan ball and socket type, yang

    masing-masing terbuat dari bahan porselen dengan tutup dari besi tempa disatu

    pihak dan pasak baja dipihak lain yang keduanya diikatkan pada porselennya

    dengan semen berkwalitas baik. Pada jenis isolator gantung ini, masing-masing

    isolator memiliki kekuatan dielektrik, sehingga untuk menyesuaikan dengantingkat kebutuhan tegangan transisi, isolator gantung dapat dirangkai secara seri

    untuk meningkatkan kekuatan dielektrik isolator agar mampu menahan tegangan

    kerja transmisi. Isolator gantung yang saling dirangkaikan satu sama lainnya ini

    biasanya dikenal sebagai isolator rantai. Untuk jenis pasak dan pos saluran, bagian

    bawahnya diberi tutup (cap) besi cor yang disemenkan dengan porselin dan pasak

    besi yang disekrupkan padanya. Karena itu untuk kedua jenis isolator ini tidak dapat

    dirangkai satu sama lainnya, namun berdiri sendiri, sehingga kekuatan mekanisnya

    rendah, sehingga untuk jenis ini tidak dibuat untuk ukuran besar.

    Gambar Macam-macam isolator saluran transmisi daya

    Isolator jenis pin dan pos saluran biasanya digunakan untuk jaringan

    distribusi hantaran udara tegangan menengah dan dipasang pada tiang tanpa beban

    tekuk

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    7/16

    Gambar isolator pin dipasang pada tiang tanpa beban tekuk

    Isolator pos saluran biasanya digunakan untuk distribusi hantaran udara tegangan

    menengah, dipasang pada tiang yang mengalami gaya tekuk.

    Hal yang terpenting dari isolator adalah memahami karakteristik isolator

    guna mencegah kegagalan isolasinya. Ada dua karakteristik isolator yaitu

    karakteristik listrik dan karakteristik mekanis. Pada karakteristik listrik isolator

    berkaitan dengan distribusi tegangan yang dikenakan pada isolator. Pada dasarnya

    isolator merupakan suatu kapasitans. Pada isotor gantung yang dirangkai menjadi

    isolator rantai, distribusi tegangan pada masing-masing kapasitor tidak meratakarena pengaruh kapasitans.

    c1

    c1

    c1

    c1

    c2

    c2

    c2

    c3

    c2

    c2

    Konduktor

    Konduktor

    Menara

    Gambar isolator yang identik dengan kapasitans

    Aplikasi isolator pada saluran transmisi akan menemui permasalahan yang

    disebabkan oleh kehadiran bahan bahan polutan seperti debu, garam, kelembaban,

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    8/16

    dan sebagainya. Sebagai contoh misalnya pada saluran-saluran transmisi yang

    melintasi daerap pantai, kontaminasi garam pada permukaan isolator merupakan hal

    yang sering terjadi. Kehadiran bahan-bahan polutan ini berdampak pada degradaikekuatan bahan dielektrik pada isolator yang terkontaminasi tersebut. Bahan-bahan

    kontaminaasi dapat menyebabkan nilai kapasitans membesar, disamping itu

    penurunan kekuatan bahan isolasi dapat menimbulkan busur api yang dapat

    berkembang menjadi loncatan api (flash over). saat konduktor dikenakan tegangan

    tinggi. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kontaminasi

    garam dan debu adalah :

    1. Penambahan isolator gantung pada rangkaian isolator rantai untuk

    meningkatkan kekuatan dielektriknya.

    2. Pencucian isolator dengan menyemprotkan air pada permukaan isolator

    (umumnya dilakukan pada keadaan bertegangan)

    3. Melapisi permukaan isolator dengan campuran silikon untuk menangkal air.Pemburukan isolator (deteorisation) dapat terjadi akibat penuaan isolator akibat

    usia pakai, atau kecacatan atau keretakan pada bagian isolasinya akibat faktor-

    faktor kimia, flash over, dsb. Pemburukan isolator dapat mengakibatkan kegagalan

    isolasi atau breakdown.

    Karakteristik mekanis isolator merupakan sifat isolator terhadap kekuatan

    mekanis isolator dalam memikul beban kerja kawat penghantar saluran transmisi.

    Porselen sebagai bahan isolasi isolator tersebut memiliki sifat sebagai besi cor

    dengan kuat tekan yang besar dan kuat tarik lebih kecil. Kuat tariknya biasanya 400

    900 kg/cm2, sedangkan kuat tekannya mencapai 10 kali lebih besar.

    1.6.3 Kawat Penghantar

    1.6.3.1 Macam-macam penghantar

    Kawat penghantar pada saluran transmisi udara berupa kawat-kawat tanpa

    isolasi atau kawat telanjang (bare conductor) yang dapat berbentuk padat (solid),

    berlilit(stranded) dan berongga (hollow) dan berkas (bundled)

    solid stranded holow bundled

    Gambar macam-macam penampang konduktor

    Kawat konduktor tersebut dapat terbuat dari logam biasa seperti

    alumunium, tembaga, besi), logam campuran (alloy) yaitu logam alumuniun atau

    tembaga yang diberi campuran dalam jumlah tertentu untuk menaikkan kekuatan

    mekanisnya, dan logam paduan (composite) yang terdiri dari dua buah jenis logam

    atau lebih yang dipadukan dengan cara kompresi, peleburan atau pengelasan,

    dengan cara paduan ini dikenal kawat baja berlapis tembaga atau alumunium.

    Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    9/16

    tembaga dengan konduktivitas 100%(Cu 100%), tembaga dengan konduktivitas

    97,5% (Cu 97,5%) atau alumunium dengan konduktivitas 61% (Al 61%).

    Beberapa jenis kawat penghantar terbuat dari alumuniun adalah :

    1. AAC ( All Alumunium Conductor ), kawat konduktor terbuat seluruhnya

    dari bahan alumunium

    2. AAC (All Alumunium Alloy Conductor) , kawat konduktor yang

    seluruhnya terbuat dari campuran alumunium.

    3. ACSR (Alumunium, Conductor Steel Reinforced), kawak konduktoor

    alumunium berinti kawat baja

    4. ACAR (Alumunium Conductor Alloy Reinforced) yaitu kawat konduktor

    alumunium yang diperkuat dengan logam campuran

    Masing-masing jenis penghantar memiliki karakteristik berbeda, misalnya padakawat tembaga tarikan (hard-drawn) memiliki konduktivitas tinggi namun kuat

    tariknya (tensile strength) tidak cukup tinggi untuk instalasi tertentu. ACSR

    memiliki konduktivitas lebih rendah, namum memiliki kekuatan mekanis lebih

    tinggi dan berat lebih ringan dibandingkan jenis tembaga tarikan. Disamping itu

    ACSR memiliki diameter lebih besar untuk nilai resistans yang sama dibandingkan

    kawat tembaga tarikan, sehingga ACSR sangat cocok untuk penggunaan tegangan

    tinggi dilihat dari segi korona. Pada kawat tembaga campuran (alloy) memiliki

    konduktivitas lebih rendah tetapi memiliki kekuatan tarik lebih tinggi dibandingkan

    kawat tembaga tarikan, sehingga cocok untuk penggunaan pada gawang (span)

    yang lebih besar. Untuk kawat alumunium campuran memiliki kekuatan mekanis

    yang lebih tinggi dibandingkan alumunium murni, sehingga jika digunakan

    diperkuat baja (alumunium alloy conductor steel) dapat dipakai untuk gawang yang

    lebih besar.

    Kawat konduntor baja memiliki kuat tarik mekanis yang tinggi, namun

    memiliki konduktivitas yang rendah, namum demikian kawat ini digunakan untuk

    gawang yang besar atau kawat tanah. Untuk meningkatkan konduktivitas, kawat

    baja dapat dilapisi oleh alumuniun maupun tembaga. Beberapa hal penting yang

    perlu diketahui dalam kawat penghantar adalah karekteristik listrik, karakteristik

    mekanis kapasitas penghantar (Ampacity), dan andongan penghantar.

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    10/16

    Gambar Contoh kawat penghantar jenis ACSR

    1.6.3.2 Karakteristik Penghantar

    Karakteristik listrik meliputi resistans, induktans dan kapasitans yang akan

    dibahan secara terperinci pada bab berikutnya. Pada dasarnya besarnya resistanspenghantar bergantung pada resistivitas jenis penghantar, panjang penghantar dan

    luas permukaan penghantar seperti ditunjukkan dalam pesamaan berikut ini :

    A

    LRdc =

    Dengan :

    Rdc = resistans kawat saluran (ohm)

    L = panjang kawat (m)

    A = luas penampang penghantar (m2)

    = resistivitas penghantar (ohm-m). Sedangkan nilai resistans itu sendiri dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan

    temperatur konduktor

    [ ])(1 12112 ttRR ttt += Dengan : Rt2 = tahanan pada temperatur t2

    Rt1 = tahanan pada temperatur t1

    t1 = Koefisien temperatur dari tahanan pada temperatur t1oC yang

    nilainya adalah :

    Temperatur konduktor dipengaruhi baik secara internal (rugi-rugi daya) maupun

    secara eksternal ( temperatur ambient, dan radiasi matahari ).

    Karakteristik mekanis merupakan kekuatan tarik dari penghantar. Besarnya

    kuat tarik ini bergantung pada jenis konduktor yang digunakan. Kekuatan tarik akan

    meningkat dengan bertambahnya jumlah atau banyaknya campuran yang

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    11/16

    digunakan. Disamping itu kawat penghantar konduktor ini dapat terjadi

    pemanjangan (elongation) yang diakibatkan oleh pemuaian konduktor saat

    temperatur konduktor mengalami kenaikan. Pemanjangan ini menunjukkanelastisitas bahan konduktor.

    1.6.3.4 Kapasitas Penghantar

    Kapasitas Penghantar menyatakan arus maksimun yang diizinkan mengalir

    pada penghantar itu sendiri. Kapasitas ini dibatasi oleh temperatur konduktor.

    Sedangkan temperatur maksimum yang diizinkan pada konduktor adalah 90oC

    untuk pembebanan kontinyu. Menurut Ts Hutauruk (1985) menjelaskan bahwa

    kemampuan hantar arus kawat telanjang dapat dihitung dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut :

    R

    DW

    HH

    I

    erw

    .

    ++

    =)

    ( )( )D

    vT

    Hw123,0

    2/2732

    00572,0

    ++=

    44

    100

    273

    100

    273

    000576,0

    +

    ++

    =

    TT

    Hr

    Tahanan konduktor adalah :

    R = R20 [ 1 + (t 20o) ] (2.7)

    Kenaikan temperatur konduktor :

    = t T (o C) ..(2.8)

    dengan

    I = Rating termis konduktor (A)

    Hw = Koefisien didipasi panas konveksi

    Hr = Koefifien disipasi panas radiasi (Wo/C-cm2)

    R = tahanan konduktor pada temperatur t (ohm/cm)

    R20 = tahanan konduktor pada temperatur 20o

    = Kenaikan temperatur konduktor (oC)T = temperatur sekeliling (oC)

    Ws = energi radiasi matahari (W/cm2), diasumsikan 0,1

    = koefifien permukaan, diasumsikan 0,1

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    12/16

    D = diamater total konduktor

    V = kecepatan angin (m/detik)

    = koefisien temperatur tahanan (1/oC)t = temperatur konduktor (oC)

    Dengan mengamati persamaan diatas maka terlihat bahwa tahanan konduktor

    dipengaruhi oleh perubahan temperatur konduktor, sementara besarnya temperatur

    konduktor sangat dipengaruhi oleh arus listrik yang mengalir pada konduktor dan

    perubahan temperatur sekeliling konduktor. Berdasarkan hal itu maka dapat

    dinyatakan bahwa besarnya kapasitas penghantar dipengaruhi oleh perubahan

    temperatur pada konduktor itu sendiri.

    1.6.3.5 Gejala Korona

    Pada saat konduktor bertegangan, maka disekitar konduktor timbul medan

    listrik dan medan listrik tertinggi terjadi pada permukaan konduktor. Besarnyamedan listrik ini bergantung kepada jari-jari atau diameter kondukor dan kehalusan

    permukaan konduktor. Semakin kecil diameter konduktor maka kuat medan listrik

    dipermukaan konduktor semakin besar. Jika kuat medan listrik dipermukaan

    konduktor melebihi kekuatan dielektrik udara atau kuat medan disekitarnya, maka

    pada udara atau media disekitar konduktor tersebut akan terjadi pelepasan muatan

    sebagian (partial discharge) yang akan menimbulkan panas. Corona dapat dilihat

    secara jelas pada kondisi gelap berupa munculnya cahaya-cahaya putih disekitar

    konduktor dan menimbulkan suara. Kerugian corona antara lain dapat menimbulkan

    degradasi kekuatan dielektrik isolator jika corona terjadi pada konduktor dekat

    isolator, menimbulkan gangguan suara berupa audible noise, rugi-rugi daya daninterferensi komunikasi. Untuk mengurangi corona dapat dilakukan dengan

    memperbesar diameter konduktor atau dengan konduktor berkas. Penambahan

    diameter konduktor jarang dilakukan karena selain tidak ekonomis, juga membuat

    konduktor menjadi kaku, oleh karena itu konduktor berkas lebih banyak digunakan

    untuk mengurangi korona. Konduktor berkas memiliki banyak konfigurasi, seperti

    penggunaan 2 buah kondukor, 3 buah konduktor, 4 buah konduktor, dan seterusnya.

    Banyaknya jumlah konduktor berkas ini bergantung pada kapasitas saluran daya

    listriknya, dan diameter penghantar yang digunakannya. Beberapa contoh

    konfigurasi konduktor berkas diperlihatkan dalam gambar dibawah ini.

    d

    d

    d d

    d

    d

    d

    d

    2 konduktor berkas3 konduktor berkas 4 konduktor berkas

    Contoh konfigurasi konduktor berkas

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    13/16

    1.7 Kawat tanah

    Saluran transmisi merupakan tempat yang paling rawan terjadinya sambaran

    petir, karena luas dan panjangnya saluran tersebut, untuk melindungi dari sambaranlangsung pada fasa digunakan kawat tanah yang dipasang diatas kawat fasa,

    sehingga jika terjadi sambaran maka kawat tanah yang akan terkena, gelombang

    petir akan merambat melalui kawat tanah menuju ke grounding system. Kawat

    tanah (ground wire) sering disebut sebagai kawat pelindung (shield wire), dimana

    kawat ini biasanya memakai kawat baja yang lebih murah, tetapi ada juga yang

    menggunakan kawat ACSR.

    Gambar kawat tanah pada saluran transmisi

    1.8 Gangguan Pada Saluran TransmisiSaluran transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang memliki

    daerah layanan paling jauh dan luas dapat mencapai ratusan bahkan ribuan

    kilometer yang melintasi berbagai daerah yang memiliki karakteristik alam berbeda,

    oleh karena itu gangguan yang sering terjadi pada saluran transmisi adalah

    gangguan yang disebabkan oleh faktor alam seperti sambaran petir, angin, banjir,

    gempa, dan sebagainya. Gangguan-gangguan diatas dapat menimbulkan tegangan

    lebih (over voltage) dan hubung singkat (short circuit).

    Dari semua gangguan alam yang terjadi pada saluran transmisi, gangguan

    sambaran petir (lightning stroke) adalah jenis gangguan yang paling banyak terjadi.

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    14/16

    Gambar sambaran petir pada saluran transmisi

    Jika saluran transmisi terkena sambaran petir, maka akan menimbulkan tegangan

    lebih transien (tegangan surja) , tegangan ini berupa tegangan impuls dengan waktu

    muka tegangan yang curam (1,2 s / 50s standar IEC) seperti ditunjukkan dalamgambar dibawah ini.

    Gambar bentuk tegangan lebih petir

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    15/16

    Gambar sambaran petir pada saluran transmisi

    Gelombang tegangan impuls petir ini akan berjalan menuju gardu induk dan jikatidak diproteksi terhadap tegangan lebih ini, maka akan menimbulkan kerusakan

    pada peralatan gardu induk, khususnya pada bagian isolasi pealatan.

    Perlindungan terhadap tegangan lebih akibat sambaran petir dilakukan dengan

    memasang peralatan proteksi yang berupa sela batang (rod gap) dan arrester.

    Peralatan proteksi ini akan bersifat sebagai isolator pada saat sistem bertegangan

    normal, dan sebaliknya akan bersifat sebagai penghantar pada saat sistem dikenai

    tegangan surja petir. Pada prinsipnya kedua peralatan proteksi ini bertugas

    memotong gelombang tegangan lebih petir dan mengalirkan arus petir ke tanag,

    sehingga gelombang yang menuju gardu induk atau peralatan listrik cukup kecil

    sehingga tidak merusak peralatan listrik.

    Gambar Bentuk gelombang tegangan lebih yang terpotong oleh arrester

    Gambar gelombang surja petir yang terpotong arrester menuju gardu induk

  • 7/31/2019 BAB I Transmisi Daya

    16/16

    Gambar pemasangan arrester pada kawat penghantar