BAB I Referat Fracture Fragility

  • Upload
    anggita

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Referat Koas Bedah

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Kanker payudara, adalah salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang kini menjadi perhatian serius semua negara di dunia, di samping penyakit lainnya, seperti hipertensi, diabetes melitus, jantung, dan stroke. Terjadi perubahan pola epidemiologi, di mana selain penyakit infeksi yang belum tuntas ditangani,kini kasus PTM mulai meningkat. Kasus PTM makin tinggi, terutama di negara sedang maju, karena perubahan gaya hidup. PTM dibahas dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belum lama ini, yang dihadiri semua menteri kesehatan sedunia, sebagai masalah kedua yang dibahas oleh organisasi negara-negara di dunia itu, setelah HIV/AIDS (Purwanto, 2011).Kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan jumlah penderita terbanyak kedua di dunia, dan penyebab kematian nomor lima di dunia. Khusus di Indonesia, Global Burden of Cancer mencatat rasio kasus kanker payudara mencapai angka 26 per 100 ribu perempuan. Di Indonesia, kanker payudara menduduki posisi kedua penyebab kematian tertinggi pada perempuan,setelah kanker serviks. Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2011 menunjukan, kejadian kanker payudara sebanyak 8.227 kasus atau 16.85% dari total kanker. Angka kematian akibat kanker payudara cukup tinggi karena banyak pasien datang dengan kondisi terlambat (Kompas, 2011).Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PPPA) Linda Amalia Sari Gumelar prihatin karena kesadaran sebagian besar perempuan Indonesia untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara, masih sangat rendah. Akibatnya 70% perempuan ketika didiagnosa dokter sudah pada stadium akhir, dan sebagian besar dari mereka meninggal lebih cepat. Linda mengakui dirinya juga adalah mantan penderita kanker payudara yang selamat karena melakukan deteksi dini. Ia mengisahkan ketika terdignosa sekitar 15 tahun lalu, kanker payudara yang dideritanya masih dalam stadium awal. Ketika diketahui, dokter langsung melakukan tindakan penanganan, sehingga mencegah kanker tidak menjalar ke sel-sel lain, hingga akhirnya mantan Ketua Kowani ini sembuh hingga saat ini (Kompas, 2011).

Menemukan kanker payudara secara dini bukanlah suatu faktor kebetulan atau nasib, melainkan adalah tanggung jawab dari para wanita dan dokter. Wanita harus mengetahui keadaan normal payudara sehingga dapat menyadari adanya perubahan pada payudaranya. Sedangkan bagi pihak medis, menemukan kanker secara dini membutuhkan upaya terpadu dan berkesinambungan untuk skrining dan deteksi dini kanker payudara.Keterlambatan diagnostik dapat disebabkan oleh ketidaktahuan pasien (patient delay), ketidaktahuan dokter/tenaga medis (doctor delay), atau keterlambatan rumah sakit (hospital delay) (Purwanto, 2011).

Banyak penelitian membuktikan bahwa deteksi dini kanker payudara dapat menyelamatkan ribuan bahkan jutaan nyawa setiap tahunnya. Skrining adalah tes dan pemeriksaan untuk menemukan kanker pada orang-orang yang belum menunjukkan gejala kanker.Deteksi dini adalah upaya menggunakan alat bantu untuk memungkinkan kanker didiagnosis lebih dini. Skrining sangat baik dilakukan pada wanita yang memiliki faktor risiko untuk kanker payudara (Purwanto, 2011).Sebenarnya ada banyak cara murah dan mudah untuk mencegah kanker payudara, di antaranya menghindari faktor resiko serta melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), yang bisa dilakukan sendiri oleh perempuan, juga tidak perlu mengeluarkan biaya mahal.Banyak upaya deteksi dini sudah dilakukan pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan, tetapi belum cukup untuk menjangkau semua perempuan. Karena itu kesadaran pribadi sangat dibutuhkan untuk mencegah penyakit mematikan ini. Untuk itu, selain deteksi dini, perempuan juga bisa menghindari kanker, dengan cara berhenti merokok dan hindari alkohol. Selain itu perhatikan pola makan, yakni kurangi kadar lemak dalam makanan, perbanyak makanan berserat, kurangi konsumsi makanan diasap, pilih makanan yang banyak mengandung vitamin A dan C, serta konsumsi lebih banyak sayuran golongan kubis (Kompas 2011).