26
BAB I (PENDAHULUAN) 1.1Latar Belakang Ilmu ekonomi Pertanian merupakan cabang ilmu yang relatif baru. Bila ilmu ekonomi modern dianggap lahir bersamaan dengan penerbitan karya Adam Smith yang berjudul The Wealth of Nation pada tahun 1776 di Inggris, maka ilmu ekonomi pertanian baru dicetuskan untuk pertama kalinya pada awal abad 20, tepatnya setelah terjadi depresi pertanian di Amerika pada tahun 1890. Di Amerika Serikat sendiri mata kuliah Rural Economics mula-mula diajarkan di Universitas Ohio pada tahun 1892, menyusul kemudian Universitas Cornell yang memberikan mata kuliah Economics of Agriculture pada tahun 1901 dan Farm Managementpada tahun 1903. Di Indonesia mata kuliah ekonomi pertanian pada awalnya diberikan pada fakultas-fakultas pertanian dengan tradisi pengajaran Eropa oleh para Guru Besar Ilmu Pertanian antara lain Prof. Iso Reksohadiprojo dan Prof. Ir. Teko Sumodiwirjo. Pada perkembangan berikutnya ilmu ekonomi pertanian semakin memperoleh tempat setelah pembentukan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) pada bulan Februari 1969 di Ciawi, Bogor. Sejak itu pengakuan atas profesi baru ini berlangsung makin cepat sejalan dengan 1

BAB I pertanian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori produksi

Citation preview

BAB I(PENDAHULUAN)

1.1Latar BelakangIlmu ekonomi Pertanian merupakan cabang ilmu yang relatif baru. Bila ilmu ekonomi modern dianggap lahir bersamaan dengan penerbitan karya Adam Smith yang berjudul The Wealth of Nation pada tahun 1776 di Inggris, maka ilmu ekonomi pertanian baru dicetuskan untuk pertama kalinya pada awal abad 20, tepatnya setelah terjadi depresi pertanian di Amerika pada tahun 1890. Di Amerika Serikat sendiri mata kuliah Rural Economics mula-mula diajarkan di Universitas Ohio pada tahun 1892, menyusul kemudian Universitas Cornell yang memberikan mata kuliah Economics of Agriculture pada tahun 1901 dan Farm Managementpada tahun 1903. Di Indonesia mata kuliah ekonomi pertanian pada awalnya diberikan pada fakultas-fakultas pertanian dengan tradisi pengajaran Eropa oleh para Guru Besar Ilmu Pertanian antara lain Prof. Iso Reksohadiprojo dan Prof. Ir. Teko Sumodiwirjo. Pada perkembangan berikutnya ilmu ekonomi pertanian semakin memperoleh tempat setelah pembentukan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) pada bulan Februari 1969 di Ciawi, Bogor. Sejak itu pengakuan atas profesi baru ini berlangsung makin cepat sejalan dengan dilaksanakannya Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita I) yang dicanangkan pada tanggal 1 April 1969.

1.2Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:1. Apa yang dimaksud dengan Fungsi Produksi?2. Bagaimana produksi dengan satu input?3. Bagaimana produksi dengan dua variabel input?4. Bagaimana maksimisasi output dalam kasus pertanian?5. Bagaimana hubungan produksi pertanian dalam konteks teknologi pertanian baru?

1.3Maksud dan TujuanMaksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas Mata Kuliah Ekonomi Pertanian dan untuk pribadi sebagai ilmu tambahan.

Adapun judul yang diangkat dalam makalah ini yaitu Teori Produksi Ekonomi dalam Pertanian. Tujuan dalam penyusunan makalah ini yaitu:1. Untuk membantu para mahasiswa/i kedepan agar dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan masukkan tentang Teori Produksi Ekonomi dalam Pertanian.2. Dapat memahami definisi fungsi produksi dengan benar.3. Dapat mendeskripsikan produksi dengan satu variabel input.4. Dapat menjelaskan produksi dengan dua variabel input.5. Dapat mendeskripsikan maksimisasi output dan hubungan teknologi baru dengan produksi pertanian.

BAB II(PEMBAHASAN)

2.1Fungsi ProduksiFungsi produksi menjelaskan hubungan antara faktor-faktor produksi dengan hasil produksi. Faktor produksi dikenal dengan istilah input ,sedangkan hasil produksi disebut sebagai output. hubungan kedua variabel (input dan output) tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan, sebagai berikut :

Q = f (K, L, N dan T)Q adalah output, sedangkan K,L,R,dan T merupakan input. Input K adalah jumlah modal, L adalah jumlah tenaga kerja, N adalah sumber daya, dan T adalah teknologi. Besarnya jumlah output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input tersebut. Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah input K, L dan N atau meningkatkan teknologi. Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat melakukan penggunaan input yang lebih efisien.

Dalam penerapannya , hubungan input dan output dapat pisahkan secara lebih khusus. Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit , pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan alat-alat pertanian lainnya (tidak termasuk teknologi). Untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti tanah yang luas, menambah tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan pestisida, dan lain sebagainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian. Untuk menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan hanya satu input saja, dua atau lebih input.

Fungsi produksi didefinisikan sebagai hubungan fisik antara output dengan sejumlah input sebagai berikut: Y = f (X1, X2, ,Xn). Fungsi produksi umumnya hanya memasukkan beberapa variabel input sementara input lainnya dianggap konstan (ceteris paribus).

Y=f(X1, X2, ,Xm/Xn-m).Fungsi produksi harus memenuhi dua kondisi agar memiliki makna ekonomi yakni MPP positif dan menurun. Kondisi ini diperoleh pada saat turunan pertama (dY/dX) sama dengan nol dan turunan kedua (d2Y/dX2) negatif. Artinya respon output terhadap penambahan input harus meningkat tetapi dengan laju yang semakin menurun.

Fungsi produksi digunakan untuk :1. Sebagai alat analisis yang menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dalam proses produksi.2. Sebagai alat analisis normatif yang dapat menentukan keadaan terbaik untuk memaksimumkan keuntungan.

2.2 Teori Produksi dengan Satu Input VariabelDalam suatu proses produksi digunakan berbagai jenis input yang dapat dibedakan atas input variabel dan input tetap. Input variabel adalah input yang tingkat penggunaannya berpengaruh secara langsung terhadap produksi. Sedangkan, Input tetap adalah input yang penggunaannya tidak langsung berpengaruh terhadap produksi dalam jangka pendek.Konsep dari fungsi produksi didefinisikan sebagai schedule atau persamaan matematika yang menunjukkan kuantitas maksimum output yang dapat dihasilkan dari serangkaian input.Dalam pengertiannya yang paling umum.1. Produk Fisik rata-rata (APP) adalah total produk fisik dibagi dengan kuantitas input variabel yang digunakan untuk membuat produk tersebut.2. Produk Fisik Marjinal (MPP) adalah perubahan total produksi (nilai absolut) akibat penambahan atau pengurangan input variabel sebanyak satu unit.Definisi formal dari hukum hasil/produk fisik yang terus berkurang adalah bila semua input, kecuali satu konstan maka penambahan jumlah unit input secara bertahap sampai batas tertentu akan menurunkan tingkat (persentase) kenaikan/pertambahan produk, atau dalam kalimat lain, mulai batas tertentu, produk fisik marjinal yang disebabkan input variabel tadi akan berkurang.Elastisitas produksi adalah konsep untuk mengukur tingkat perubahan dari output akibat dari penggunaan input.Teori produksi sederhana yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan tingkat produksi barang. (Faktor produksi lain : tetap)Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang (The Law of Diminshing Return) menyatakan bahwa : apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun.

Dari hubungan kurva-kurva tersebut, terbentuklah tiga daerah, yaitu :1. Daerah I (daerah efisien tetapi tidak rasional)Efisien karena tambahan input fisik dapat memberikan tambahan produksi. Tidak rasional karena besarnya tambahan produksi fisik berada berada diatas rata-rata produksi, dengan demikian petani atau produsen tidak akan berhenti menambah input pada daerah I karena harapan untuk meningkatkan produksi masih dapat dilakukan.2. Daerah II (efisien tetapi rasional)Efisien karena tambahan input masih dapat meningkatkan produksi, walaupun tambahan produksi semakin berkurang), rasional karena rata-rata produksi fisik masih lebih besar dari tambahan produksi. APP > MPP.

3. Daerah III (tidak efisien dan tidak rasional )Tidak efisien karena tambahan input fisik yang diberikan akan mengakibatkan produksi menurun (MPP < 0), Tidak rasional karena daerah III tersebut merupakan daerah rugi.

2.3Teori Produksi dengan Dua Input VariabelKombinasi penggunaan input variabel untuk memproduksi atau menghasilkan suatu output (produk) disebut sebagai isokuan. Semakin tinggi isokuan menunjukkan tingginya kuantitas output yang dihasilkan, sebaliknya isokuan yang rendah menunjukkan tingkat output yang rendah pula. Daya substitusi marginal (marginal rate of technical substitution) dari penggunaan tenaga kerja (L) terhadap modal (K) menunjukkan jumlah dari pemakaian modal dalam satu unit yang memberikan kenaikan penggunaan tenaga kerja pada satu isokuan yang sama. Daya substitusi tersebut dinotasikan sebagai : MRTSLK adalah sama dengan MPL/MPK. Suatu isokuan pergerakannya menurun, sehingga MRTSLK adalah menurun.Isokuan mempunyai karakterisasi yang sama dengan kurva indiferent. Kalau kurva indiferent menunjukkan kombinasi dari barang-barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan yang sama, maka isokuan menunjukkan kombinasi dari faktor produksi yang memberikan produk yang sama.Setelah membicarakan kombinasi input dari tingkat hasil output, maka bagaimana merumuskan kombinasi input paling optimal (artinya dengan biaya paling murah). Optimalisasi input harus terkait dengan perhitungan data biaya. Dengan melibatkan data harga dan pendapatan, kemudian ditarik sebuah garis anggaran (budget line), yang di sini disebut sebagai kurva isokos (isocost curve).Seorang produsen akan tetap mempertahankan keseimbangan ketika ia memaksimumkan produknya pada total biaya yang konstan. Dengan kata lain, produsen berada dalam keseimbangannya ketika isokuan tertinggi tercapai pada isokos yang konstan.Isokuan mempunyai karakterisasi yang sama dengan kurva indiferent. Kalau kurva indiferent menunjukkan kombinasi dari barang-barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan yang sama, maka isokuan menunjukkan kombinasi dari faktor produksi yang memberikan produk yang sama.Kurva Produksi Sama (Isoquant)Kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi input faktor produksi tenaga kerja (L) dan modal (K) yang dapat menghasilkan sejumlah output yang sama (tingkat produksi tertentu).

Gambar di atas merupakan kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari faktor produksi x1 dan x2 untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Dapat dilihat beberapa isokuan yang menunjukkan jumlah output yang sama. Variasi jumlah tenaga kerja dan lahan dapat digunakan untuk menghasilkan isokuan tertentu. Beberapa karakteristik umum isokuan pada fungsi produksi usaha tani adalah:1. Isokuan merupakan pernyataan grafis fungsi produksi. Contoh Y=f(X1, X2) bila Y dianggap konstan kombinasi X1 dan X2 dapat dicari.2. Slope isokuan menunjukkan jumlah input X2 yang dapat digantikan oleh penambahan satu satuan input X1. Slope ini bernilai negatif sebab penambahan salah satu input akan menyebabkan pengurangan input yang lain.3. Isokuan cembung terhadap titik asal. Hal ini menjelaskan marginal rate of substitutionatau slope kurva isokuan cenderung semakin kecil seiring penambahan satu satuan faktor produksi untuk menggantikan faktor produksi lainnya.4. DMRS (Diminishing Marginal Rate of Subtitution) tersebut merupakan akibat dari prinsip Diminishing Marginal Returns dalam proses produksi.Konsep teoritis yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan fisik antar input pada grafik proporsi input variabel isokuan di atas adalah Returns to Scale (RTS). RTS didefinisikan sebagai perubahan output akibat perubahan input secara proporsional. Keberadaan diminishing marginal returns pada input tunggal dalam diagram isokuan juga dapat ditunjukkan dengan cara lain. Perhatikan garis titik-titik AB yang menunjukkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memperoleh peningkatan output misalnya dari Y1 ke Y2, sementara jumlah lahan dipertahankan konstan seluas 1,5 Ha. Jarak antara isokuan yang ditunjukkan oleh a,b,dan c secara bertahap terlihat semakin besar yang berarti jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk berpindah dari satu isokuan ke isokuan berikutnya harus semakin besar.Garis lurus OC menunjukkan bahwa rasio input tetap sama sebanding dengan peningkatan output Jika isokuan menunjukkan peningkatan output yang merata sepanjang garis OC maka fungsi produksi mengalami constant return to scale. Hal ini berarti peningkatan input dengan persentase tertentu akan mengakibatkan output meningkat dengan persentase yang sama.

2.4 Maksimisasi Output dalam Kasus PertanianSalah satu asumsi dasar dalam teori ekonomi produksi adalah setiap produsen berusaha memaksimumkan keuntungan. Upaya maksimisasi keuntungan tersebut dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka panjang, upaya tersebut dilakukan misalnya dengan menerapkan teknologi baru yang mampu menekan biaya produksi sehingga keuntungan per unit produksi meningkat. Sedangkan, dalam jangka pendek, upaya maksimisasi keuntungan dilakukan dengan mengatur pengalokasian banyaknya penggunaan setiap jenis input variabel yang dipakai dalam proses produksi.Analisis skala usaha merupakan suatu analisis produksi guna melihat kemungkinan perluasan usaha dalam suatu proses produksi. Kondisi skala usaha pada kegiatan usaha tani akan berbeda menurut jenis komoditi yang diusahakan. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan hubungan antara input dan output pada setiap komoditi yang diusahakan.Dalam suatu proses produksi, perluasan skala usaha pada hakikatnya merupakan suatu upaya maksimisasi keuntungan dalam jangka panjang. Dengan perluasan skala usaha, rata-rata komponen biaya input tetap per unit output menurun sehingga keuntungan produsen meningkat. Namun, tidak selamanya perluasan skala usaha akan menurunkan biaya produksi. Sampai suatu batas tertentu, perluasan skala usaha justru dapat meningkatkan biaya produksi.

2.5 Peran Teknologi terhadap Produksi PertanianKemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. A.T Mosher (Mubyarto, 1989;235) menganggap teknologi yang senantiasa berubah itu sebagai syarat mutlak adanya pembangunan pertanian. Apabila tidak ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun terhenti. Produksi terhenti kenaikannya, bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang semakin merajalela.Teknologi sering diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan keterampilan di bidang industri. Tetapi A.T Mosher (1965;93) mengartikan teknologi pertanian sebagai cara-cara untuk melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya termasuk cara-cara bagaimana petani menyebarkan benih, memelihara tanaman dan memungut hasil serta memelihara ternak. Termasuk pula didalamnya benih, pupuk, pestisida, obat-obatan serta makanan ternak yang dipergunakan, perkakas, alat dan sumber tenaga. Termasuk juga didalamnya berbagai kombinasi cabang usaha, agar tenaga petani dan tanahnya dapat digunakan sebaik mungkin. Yang perlu disadari adalah pengaruh dari suatu teknologi baru pada produktivitas pertanian. Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas, apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Seperti halnya traktor lebih produktif daripada cangkul, pupuk buatan lebih produktif daripada pupuk hijau dan pupuk kandang, menanam padi dengan baris lebih produktif daripada menanamnya tidak teratur. Demikianlah masih banyak lagi cara-cara bertani baru, di mana petani setiap waktu dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian, digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu perubahan teknik (technical change) dan inovasi (inovation) menurut Mubyarto (1989;235). Istilah perubahan teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan produktivitas. Misalnya ada petani yang berhasil mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada rekan-rekannya karena ia menggunakan sistem pengairan yang lebih teratur. Caranya hanya dengan menggenangi sawah pada saat-saat tertentu pada waktu menyebarkan pupuk dan sesudah itu mengeringkannya untuk memberikan kesempatan kepada tanaman untuk mengisapnya. Sedangkan inovasi berarti pula suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, artinya selalu bersifat baru. Sebagai contoh, penerapan bibit karet yang unggul dalam penanaman baru adalah inovasi.Bila petani telah terangsang untuk membangun dan menaikkan produksi maka ia tidak boleh dikecewakan. Kalau pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan kebaikan mutu suatu jenis bibit unggul atau oleh efektivitas penggunaan pupuk tertentu atau oleh mujarabnya obat pemberantas hama dan penyakit, maka bibit unggul, pupuk dan obat-obatan yang telah didemonstrasikan itu harus benar-benar tersedia secara lokal di dekat petani, di mana petani dapat membelinya.Kebanyakan metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian, memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani. Diantaranya termasuk bibit, pupuk, pestisida, makanan dan obat ternak serta perkakas. Pembangunan pertanian menghendaki kesemuanya itu tersedia di atau dekat pedesaan (lokasi usaha tani), dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang membutuhkan dan menggunakannya dalam usaha taninya.Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik, pasar yang mudah dijangkau dan tersedianya sarana dan alat produksi memberi kesempatan kepada petani untuk menaikkan produksi. Begitu pula dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi perangsang produksi bagi petani. Pemerintah menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus yang dapat merangsang pembangunan pertanian. Misalnya kebijaksanaan harga beras minimum, subsidi harga pupuk, kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif, perlombaan-perlombaan dengan hadiah menarik pada petani-petani teladan dan lain-lain. Pendidikan pembangunan pada petani-petani di desa, baik mengenai teknik-teknik baru dalam pertanian maupun mengenai keterampilan-keterampilan lainnya juga sangat membantu menciptakan iklim yang menggiatkan usaha pembangunan.Akhirnya kebijaksanaan harga pada umumnya yang menjamin stabilitas harga-harga hasil pertanian merupakan contoh yang dapat meningkatkan rangsangan pada petani untuk bekerja lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk meningkatkan produksi. Dalam pembangunan pertanian terdapat unsur perangkutan. Tanpa perangkutan yang efisien dan murah maka pembangunan pertanian tidak dapat diadakan secara efektif. Pentingnya perangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga diperlukan jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau kota kecil. Selanjutnya, perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin. Bagi petani, harga suatu input seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke usaha taninya. Uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar pusat dikurangi dengan biaya angkut hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar. Jika biaya angkut terlalu tinggi, maka pupuk akan menjadi terlalu mahal bagi petani dan uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian tersebut akan menjadi terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya angkut rendah, maka uang yang diterima oleh petani akan menjadi tinggi. Berbagai sarana perangkutan dan jarak jauh bersama-sama harus membentuk sistem perangkutan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tidak hanya jalan raya yang diaspal, jalan setapak, jalan tanah, saluran air, jalan raya, sungai dan jalan kereta api semuanya ikut memperlancar perangkutan. Beberapa diantaranya dapat dibuat dan dipelihara oleh usaha setempat, termasuk pemerintah setempat. Beberapa lagi perlu dibangun dan dipelihara oleh pemerintah propinsi dan pusat.Kesemuanya harus dihubungkan dan diintegrasikan satu dengan yang lainnya, sehingga hasil pertanian dapat diangkut dengan lancar dari usaha tani ke pasar-pasar pusat. Demikian pula sarana dan alat produksi serta berbagai jasa tidak hanya perlu sampai ke kota kecil dan desa, melainkan juga sampai ke usaha tani itu sendiri.

BAB III(PENUTUP)

3.1 Kesimpulan

Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menghubungkan antara produksi yang dihasilkan dengan faktor produksi. Fungsi Produksi digunakan sebagai alat analisis yang menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dalam proses produksi dan sebagai alat analisis normatif yang dapat menentukan keadaan terbaik untuk memaksimukan kentungan.

Teori Produksi dengan Satu Input Variabel merupakan teori produksi sederhana yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan tingkat produksi barang. (Faktor produksi lain : tetap).

3.2 Saran.Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada Mahasiswa/i agar dapat memahami mengenai Teori Produksi Ekonomi dalam Pertanian. Kemudian untuk lebih maksimalnya dalam memahami tentang Teori Produksi Ekonomi dalam Pertanian ini diharapkan kepada Mahasiswa/i lainnya untuk mencari bahan-bahan bacaan lain yang berkenaan dengan hal ini, Sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai Teori Produksi Ekonomi dalam Pertanian tersebut.

B.

DAFTAR PUSTAKAhttp://justkie.wordpress.com/2012/06/04/produksi-teori-fungsi-dan efisiensi/http://massofa.wordpress.com/2008/03/20/teori-produksi-pada pertanian/

19