33
LKjIP 2018 1 DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan kepada daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk mengurus dan memajukan daerahnya sendiri. Hal ini diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, dan pemberdayaan peran serta masyarakat. Dalam pelayanan di bidang Kesehatan, peraturan perundangan yang menjadi acuan bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara, yaitu: 1. Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN), yang menempatkan periode 2016-2021 sebagai tahapan ketiga untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. 2. Undang-undang nomor 26 tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyebutkan bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah 4. Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, untuk mensinergikan pembangunan kesehatan di Kalimantan Utara dengan pembangunan kesehatan nasional. 5. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Utara.

BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 1

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan

kepada daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk mengurus dan memajukan

daerahnya sendiri. Hal ini diarahkan untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, dan

pemberdayaan peran serta masyarakat.

Dalam pelayanan di bidang Kesehatan, peraturan perundangan yang

menjadi acuan bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Utara, yaitu:

1. Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN), yang

menempatkan periode 2016-2021 sebagai tahapan ketiga untuk

memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang.

2. Undang-undang nomor 26 tahun 2009 tentang Kesehatan yang

menyebutkan bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah

4. Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan

Nasional, untuk mensinergikan pembangunan kesehatan di Kalimantan

Utara dengan pembangunan kesehatan nasional.

5. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara nomor 5 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi

Kalimantan Utara.

Page 2: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 2

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

6. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara nomor 21 Tahun 2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan

Utara.

7. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara nomor 2 Tahun 2016

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi

Kalimantan Utara Tahun 2016-2021.

Agar berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa

mendatang dapat berhasil dengan baik, maka harus disusun dalam suatu

perencanaan yang matang. Perencanaan yang disusun tentunya harus

mempertimbangkan keadaan yang ada dan memprediksikan keadaan yang

akan datang dengan berbagai dukungan dan hambatan yang akan timbul.

B. LANDASAN HUKUM

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2018 dilandasi dengan dasar hukum

sebagai berikut :

1. Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah

2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Laporan Keuangan

dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Page 3: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 3

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP) Tahun 2018 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara

adalah :

1. Untuk mengetahui pencapaian kinerja sasaran strategis Dinas

Kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara;

2. Sebagai acuan untuk perencanaan kegiatan di tahun mendatang,

khususnya dalam perencanaan kinerja di tahun mendatang;

3. Sebagai bukti akuntabilitas kepada Publik atas penggunaan sumber daya

dalam rentang waktu satu tahun .

D. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Nomor 21

Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Kalimantan Utara, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai berikut:

1. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara merupakan unsur pelaksana

otonomi daerah di bidang kesehatan yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

2. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan

berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

3. Dinas Kesehatan meneyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan sesuai dengan

rencana strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;

b. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan

teknis upaya kesehatan;

Page 4: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 4

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

c. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan

teknis sumber daya manusia kesehatan;

d. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan

teknis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan minuman;

e. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan

teknis pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan;

f. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;

g. Pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis;

h. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan

bidang tugas dan fungsinya.

Peraturan Gubernur Kalimantan Utara nomor 21 Tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Utara,

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara, dipimpin

oleh seorang Kepala Dinas dibantu oleh 1 (satu) orang Sekretaris, dan 3

(tiga) Kepala Bidang, sebagai berikut:

Sekretariat

a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Bidang I

Kesehatan Masyarakat

a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi

b. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan

c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga

Bidang II

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

a. Seksi Surveilans dan Imunisasi

b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

c. Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa

Page 5: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 5

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Bidang III

Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan

a. Seksi Pelayanan Kesehatan

b. Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan

c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan

Kelompok Jabatan Fungsional

Sumber yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara dalam

melaksanakan fungsi koordinasi dan fasilitasi sebagai berikut :

1. Pegawai berdasarkan Golongan Kepegawaian

Pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara dan

UPTD Instalasi Farmasi sampai dengan akhir tahun 2018 sebanyak 50

orang. Jumlah pegawai berdasarkan golongan kepegawaian dapat dilihat

pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan Kepegawaian di

Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara

Tahun 2018

Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara tahun 2018

Sebagian besar (76%) pegawai Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Utara dan UPT Dinas (UPTD) berdasarkan golongan,

terbanyak adalah golongan II yaitu 38 orang, sedangkan golongan II

sebanyak 14% (7 orang) dan sebanyak 10% adalah pegawai golongan

IV (5 orang).

No Institusi Golongan Kepegawaian

Jumlah I II III IV

1. Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan Utara

- 6 35 5 46

2. UPTD IFP - 1 3 - 4

Jumlah 7 38 5 50

Page 6: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 6

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

2. Pegawai berdasarkan Golongan Tingkat Pendidikan

Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel

2.2 berikut:

Tabel 2.2 Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara

Tahun 2018

Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara tahun 2018

Sebagian besar 66% pegawai Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Utara dan UPTD berlatar belakang pendidikan Sarjana /

Diploma 4 (33 orang), sedangkan SLTA dan D-I masing-masing hanya 1

orang (2%), Diploma III sebanyak 12% (6 orang), dan S-2 sebanyak 18%

(9 orang).

E. PERMASALAHAN UTAMA YANG DIHADAPI DINAS KESEHATAN

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Utara tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi,

antara lain:

1. Regulasi bidang kesehatan di Provinsi Kalimantan Utara dinilai masih

sangat lemah dan perlu dibenahi serta ditingkatkan fungsinya dalam

pelaksanaan pembangunan kesehatan;

2. Keterampilan tenaga kesehatan yang belum memadai;

3. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan belum memenuhi standar pelayanan

fasilitas kesehatan;

No Institusi Tingkat Pendidikan

Jumlah SLTA D-I D-III D-IV S-1 S-2

1. Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan Utara

1 1 5 3 27 9 46

2. UPTD IFP - - 1 - 3 - 4

Jumlah 1 1 6 3 30 9 50

Page 7: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 7

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

4. Sarana dan prasarana kesehatan dasar dan rujukan yang belum merata;

5. Sosialisasi informasi program dan hasil kegiatan yang belum maksimal;

6. Intensitas beberapa penyakit menular dan tidak menular semakin

meningkat, ada ancaman meningkatnya penyakit lain;

7. Penemuan infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung meningkat

dengan upaya penemuan dan pencarian kasus yang semakin intensif

melalui VCT di Rumah Sakit;

8. Penyakit-penyakit menular / infeksi masih menjadi masalah di

masyarakat, di sisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa

penyakit tidak menular dan degeneratif seperti Diabetes mellitus (DM),

kardiovaskuler, hipertensi dan kanker (keganasan) cenderung

meningkat.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penyusunan LKjIP Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Utara Tahun 2018 disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic

issued) yang sedang dihadapi organisasi.

BAB II : PERJANJIAN KINERJA

Dalam Bab ini menjelaskan tentang ringkasan / ikhtisar rencana kinerja

tahunan dan perjanjian kinerja tahun 2018 antara Gubernur Kalimantan

Utara dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara.

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2018

Bab ini menjelaskan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan

kinerja sasaran strategi organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategi tersebut

dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

Page 8: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 8

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini

dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target

jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategi

organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika

ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/

penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun

kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini yang dikemukakan simpulan secara umum atas capaian

kinerja organisasi serta langkah-langkah di masa mendatang yang akan

dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi untuk meningkatkan kinerja.

Page 9: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 9

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB II

PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah lembar/dokumen yang

berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada

pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan

yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah

komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi

amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan

wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak

dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan,

tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan

tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan

juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun

sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

A. TUJUAN PERJANJIAN KINERJA

Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah:

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi

amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi,

dan kinerja aparatur;

2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja

aparatur;

3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan

dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan

dan sanksi;

4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring,

evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja

penerima amanah;

5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

Page 10: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 10

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,

transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Kepala Dinas

Kesehatan pada Tahun 2018 telah melakukan Perjanjian Kinerja dengan

Gubernur Kalimantan Utara untuk mewujudkan target kinerja sesuai lampiran

perjanjian ini.

Guna mewujudkan kinerja yang telah diperjanjikan, maka Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara telah melaksanakan 12 (dua belas)

program utama dan 3 (tiga) program pendukung dengan 50 kegiatan yang

didukung oleh APBD Provinsi mendasarkan DPA Perubahan sebesar Rp.

33.827.860.357,- (tiga puluh tiga milyar delapan ratus dua puluh tujuh juta

delapan ratus enam puluh ribu tiga ratus lima puluh tujuh Rupiah) dan APBN

sebesar Rp. 17.893.478.000,- (tujuh belas milyar delapan ratus sembilan

puluh tiga juta empat ratus tujuh puluh delapan ribu Rupiah).

Gambaran mengenai keterkaitan antara tujuan/sasaran, Indikator dan

Target Kinerja yang telah disepakati antara kepala Dinas Kesehatan dengan

Gubernur Tahun 2018 secara lengkap dijelaskan pada bab ini.

B. RENCANA KERJA TAHUNAN

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2018

(1) (2) (3) (4)

1 Meningkatkan pelayanan kesehatan, keluarga yang berkualitas

1.1 Umur Harapan Hidup 74,80 tahun

1.2 Angka Kematian Ibu 105/100.000 KH

1.3 Angka Kematian Bayi 16/1.000 KH

2

Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular

2.1 Angka Kesakitan Malaria 4/1.000 pddk

2.2 Angka Kesakitan DBD 43

2.3 Penemuan kasus baru TB Paru (CDR)

78

3

Berkembangnya pola pembiayaan kesehatan yang berbasis asuransi terutama bagi masyarakat miskin

3.1 Persentase pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin

80%

Page 11: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 11

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

C. PERJANJIAN KINERJA

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2018

(1) (2) (3) (4)

1 Meningkatkan pelayanan kesehatan, keluarga yang berkualitas

1.1 Umur Harapan Hidup 74,80 tahun

1.2 Angka Kematian Ibu 105/100.000 KH

1.3 Angka Kematian Bayi 16/1.000 KH

2

Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular

2.1 Angka Kesakitan Malaria 4/1.000 pddk

2.2 Angka Kesakitan DBD 43

2.3 Penemuan kasus baru TB Paru (CDR)

78

3

Berkembangnya pola pembiayaan kesehatan yang berbasis asuransi terutama bagi masyarakat miskin

3.1 Persentase pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin

80%

Jumlah anggaran Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara bersumber

APBD Provinsi 2018 sebesar Rp. 33.542.010.437,- (Tiga puluh tiga milyar lima

ratus empat puluh dua juta sepuluh ribu empat ratus tiga puluh tujuh Rupiah),

sedangkan jumlah anggaran bersumber APBN/Dekonsentrasi sebesar Rp.

17.893.478.000,- (Tujuh belas milyar delapan ratus sembilan puluh tiga juta

empat ratus tujuh puluh delapan ribu Rupiah) sehingga jumlah seluruh

anggaran sebesar Rp. 51.435.488.437,- (Lima puluh satu milyar empat ratus

tiga puluh lima juta empat ratus delapan puluh delapan ribu empat ratus tiga

puluh tujuh Rupiah). Setelah Perubahan Anggaran, alokasi anggaran APBD

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara menjadi Rp. 33.827.860.357,-

(Tiga puluh tiga milyar delapan ratus dua puluh tujuh juta delapan ratus enam

puluh ribu tiga ratus lima puluh tujuh Rupiah), sedangkan alokasi APBN tidak

mengalam perubahan anggaran, sehingga jumlah alokasi anggaran APBD

dan APBN/Dekonsentrasi sebesar Rp. 51.721.338.357,- (Lima puluh satu

milyar tujuh ratus dua puluh satu juta tiga ratus tiga puluh delapan ribu tiga

ratus lima puluh tujuh Rupiah). Ada sedikit kenaikan anggaran sebesar 0,56%

setelah adanya rasionalisasi APBD.

Page 12: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 12

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2018

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PP 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan

Presiden Nomor 29 tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan tata

cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi

pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang melaporkan kemajuan

kinerja atas mandat dan sumber daya yang digunakannya.

Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian

tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada

perencanaan jangka menengah, maka digunakan skala pengukuran

sebagai berikut:

Tabel 3.1. Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah

Pada tahun 2018, Dinas Kesehatan telah melaksanakan seluruh

program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Utara Tahun 2018 dan Indikator Kinerja Utama Dinas

NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI

1 Lebih dari 100% Sangat Baik

2 75 – 100% Baik

3 55 – 74 % Cukup

4 Kurang dari 55 % Kurang

Page 13: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 13

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Kesehatan Provinsi Daerah, setidaknya terdapat 3 sasaran strategis yang

harus diwujudkan pada tahun ini, yaitu:

1. Sasaran 1 : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan, Keluarga yang

Berkualitas

Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 1 dimaksud, maka

dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut:

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

2018 2017 2016 %

Capaian

thd

target akhir

Renstra 2021

Target

Capaian

%

Target

Capaian

%

Capaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Meningkatkan Pelayanan Kesehatan, Keluarga

yang Berkualitas

Umur Harapan Hidup

74,80 72,47 97 74 72,47 98 72,43 97

Angka Kematian Ibu

240 80 300 280 190 148 133 200

Angka Kematian Bayi

18 9 200 20 3 667 4 167

Rata-rata Capaian Sasaran 1

199 304,34 154,67

Rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ini 199% dari 3

indikator kinerja. Semua indikator telah mencapai/melebihi target yang

ditentukan. Rata-rata capaian kinerja pada sasaran strategis 1 tahun

2018 apabila dibandingkan dengan tahun 2017 mengalami

peningkatan. Pada tahun 2018 sebesar 199 dan pada tahun 2017

sebesar 136,67. Realisasi kinerja sampai dengan tahun 2021 apabila

dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan

dalam perencanaan strategis, Dinas Kesehatan telah tercapai

154,67%, ini berarti telah melampaui target yang ditetapkan yaitu

sebesar 83,34%. Berikut ditampilkan data pendukung atas pencapaian

ketiga indikator kinerja pada sasaran strategis 1 dalam rentang waktu 5

tahun, yaitu tahun 2014 – 2018.

Page 14: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 14

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Umur Harapan Hidup Menurut Kab/Kota Tahun 2013-2017

Kab/Kota 2013 2014 2015 2016 2017

BULUNGAN 72,02 72,11 72,21 72,36 72,51

NUNUKAN 70,74 70,82 70,83 71,23 71,25

TANA TIDUNG 70,68 70,80 70,81 71,31 71,33

TARAKAN 73,41 73,50 73,52 73,69 73,85

MALINAU 70,82 70,93 71,03 71,24 71,39

KALIMANTAN UTARA 72,02 72,12 72,16 72,43 72,47

Sumber Data : BPS Kaltara Tahun 2018

Umur Harapan Hidup di Kalimantan Utara mengalami kenaikan

dari tahun ke tahun. Ini artinya secara tidak langsung telah terjadi

perbaikan dari sisi sistem dan pelayanan kesehatan di Kalimantan

Utara.

Umur Harapan Hidup tahun 2017 adalah 72,47 tahun

menandakan bayi-bayi yang lahir di tahun 2017 bisa hidup hingga usia

72 tahun. Hal ini merupakan dampak dari adanya perbaikan status

kesehatan masyarakat, termasuk peningkatan akses dan kualitas

pelayanan kesehatan.

Penghitungan umur harapan hidup dengan menghitung rata-rata

anak yang dilahirkan hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. Hal

ini dikarenakan Indonesia belum memiliki sistem pendataan kematian

berdasarkan kelompok umur.

Jadi umur harapan hidup berhubungan erat dengan angka

kematian bayi. Jika angka kematian bayi tinggi, maka umur harapan

hidupnya akan rendah. Begitu juga sebaliknya, angka kematian bayi

rendah, umur harapan hidup tinggi. Peningkatan umur harapan hidup

tidak hanya soal umur panjang, tetapi juga soal hidup sehat dan

produktivitas.

Page 15: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 15

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Angka Kematian Ibu Tahun 2014-2018

Kab/Kota 2014 2015 2016 2017 2018

BULUNGAN 7 2 2 8 2

NUNUKAN 5 6 4 7 1

TANA TIDUNG 3 0 1 2 0

TARAKAN 5 4 4 3 7

MALINAU 1 3 4 4 0

PROVINSI 21 15 15 24 10

AKI PROV (100 Rb) 174 157 133 190 80

PROV (10 Rb) 17 16 13 19 8

AKI MENKES (100 Rb) 346 322 318 314 310

MENKES (10 Rb) 35 34 33 32 31

Kelahiran Hidup 12.048 9.548 11.303 12.610 12.546

Sumber Data : Bidang Kesmas Dinkes Kaltara Tahun 2018

Angka Kematian Ibu apabila dilihat trend per tahun mengalami

penurunan, namun harus tetap memberikan perhatian yang lebih untuk

indikator ini dan saat ini masih menjadi prioritas utama masalah

kesehatan di Kalimantan Utara. Simpul penyebab kematian ibu adalah

status kesehatan ibu dan calon ibu yang masih rendah; meningkatnya

kasus kehamilan yang tidak diinginkan; kompetensi bidan desa masih

kurang; jumlah dan penyebaran dokter tidak merata; dan belum

optimalnya pendayagunaan tenaga medis lain (spesialis anestesi,

penyakit dalam dan anak) yang ada di rumah sakit dalam penanganan

kasus kegawatdaruratan obstetri.

Penyebab kematian ibu sangat komplek, namun penyebab

kematian ibu dapat dirinci menjadi dua, yaitu penyebab langsung

seperti: perdarahan (42%), eklamsia/pre-eklamsia (13%), abortus

(11%), partus lama/macet (9%), penyebab lain (15%); dan penyebab

tidak langsung seperti: pendidikan, sosial ekonomi dan budaya.

Jumlah kematian ibu di provinsi Kalimantan Utara tahun 2017

terbesar diakibatkan karena perdarahan (33,3%) dan eklamsia (37%),

sedangkan pada bayi karena lahir dengan BBLR.

Page 16: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 16

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Angka Kematian Ibu tahun 2018 sebesar 80/100.000 kelahiran

hidup, mengalami penurunan dibanding capaian tahun 2017 sebesar

190 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih baik dari target

240/100.000 KH dan lebih baik dari capaian tahun 2016 sebesar 133.

Angka Kematian Bayi Tahun 2014-2018

Kab/Kota 2014 2015 2016 2017 2018

BULUNGAN 6 2 12 8 25

NUNUKAN 6 7 14 17 57

TANA TIDUNG 3 1 1 2 4

TARAKAN 18 7 6 2 22

MALINAU 10 5 7 6 10

PROVINSI 43 22 40 35 118

MENKES 32 28 27 26 25

Kelahiran hidup 12.048 9.548 11.303 12.610 12.546

AKB 4 2 4 3 9

Sumber Data : Bidang Kesmas Dinkes Kaltara Tahun 2018

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup tahun

2018 sebesar 9/1.000 KH (118 kasus) lebih baik dari target 18/1.000

KH dengan tingkat capaian 200%, dan mengalami kenaikan dari

tahun sebelumnya sebesar 3/1.000 KH. Tingginya tingkat capaian

disebabkan adanya penguatan fasilitas pelayanan kesehatan baik

SDM, sarana prasarana maupun sistem rujukan untuk pertolongan

persalinan dan kesehatan bayi, meningkatnya pengetahuan ibu,

keluarga dan masyarakat dalam kesehatan ibu dan bayi, komitmen

pemerintah daerah untuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi dan

semakin meningkatnya implementasi Gerakan Sayang Ibu dan Bayi.

Upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian

ibu dan angka kematian bayi diantaranya: di tingkat Provinsi, 1) Dinas

Kesehatan Provinsi membentuk tim audit external dari campion dan

mentor untuk ditugaskan melakukan review/audit kematian ibu; 2)

Mapping alur sistem rujukan yang melibatkan semua fasilitas

Page 17: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 17

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

kesehatan (Rumah sakit dan Puskesmas) diikat perjanjian kerjasama

sistem rujukan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir yang diketahui

Bupati/Walikota, 3) Membangun dialog Bupati/Walikota, Kadinkes,

Direktur RS dan para dokter spesialis kebidanan, anak, dan lain-lain

untuk perbaikan pelayanan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir,

4) Meningkatkan upaya promosi kesehatan pencegahan kematian ibu

dengan penyebaran informasi melalui media elektronik dan cetak,

serta meningkatkan kemampuan strategi promosi kesehatan

penurunan AKI (dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monev)

bagi petugas promkes dan kepala puskesmas di daerah AKI

tinggi.

Pengunaan sumber daya keuangan APBD Provinsi untuk

pencapaian Sasaran 1 adalah sebesar Rp. 2.762.558.701,- atau

73,21% dari total pagu sebesar Rp. 3.773.481.180,-. Hal ini berarti

terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 26,79% dari Pagu

yang ditentukan.

Keberhasilan pencapaian sasaran 1 sesungguhnya tidak terlepas

dari dilaksanakan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan

dan Anak, dengan kegiatan antara lain adalah:

1. Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

dan Nifas

2. Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatn Ibu, Bayi, Balita dan

Anak

Selain itu ada beberapa program pendukung dalam rangka

meningkatkan pencapaian sasaran 1, khususnya untuk indikator Umur

Harapan Hidup, antara lain:

1. Program Perbaikan Gizi Masyarakat;

2. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita;

3. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia;

4. Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

Page 18: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 18

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

2. Sasaran 2 : Menurunkan Angka Kesakitan, Kematian dan

Kecacatan akibat Penyakit Menular dan Tidak Menular

Capaian kinerja pada sasaran 2 dapat dilihat sebagai berikut:

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

2018 2017 2016 %

Capaian

thd

target

akhir

Renstra 2021

Target

Capaian

%

Target

Capaian

%

Capaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Menurunkan Angka Kesakitan, Kematian dan Kecacatan akibat Penyakit Menular dan Tidak Menular

Angka Kesakitan Malaria

4 0,04 10.000 4,5 0,09 5.000 0,04 2.500

Angka Kesakitan DBD

43 52 82,69 44 42,11 95,70 136 76,92

Penemuan Kasus Baru TB (CDR)

67 46 68,66 67 57 85,07 39 68,66

Rata-rata Capaian Sasaran 2 83,78 93,59 81,86

Secara umum capaian sebagian indikator pada sasaran

menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit

menular dan tidak menular di Kalimantan Utara sudah sesuai bahkan

melebihi target. Dari 3 indikator, ada 2 indikator yang belum memenuhi

target. Capaian kinerja yang belum memenuhi target yaitu Angka

Kesakitan DBD 52, lebih tinggi dari target sebesar 43 (capaian 82,69%

dibawah target) dan Capaian Penemuan Kasus Baru TB (CDR) 46%

lebih rendah dari target 67% (capaian 68,66%). Berikut ditampilkan

data pencapaian selama kurun waktu 3 tahun terakhir:

Page 19: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 19

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Sumber Data : Bidang P2P Dinkes Kaltara Tahun 2018

Dari tabel diatas terlihat pengendalian Malaria di Kalimantan Utara

telah membuahkan hasil yang membanggakan. Upaya pengendalian Malaria

di Kalimantan Utara ditandai dengan menurunnya angka kesakitan Malaria

atau Annual Parasite Incidence (API), terlihat dalam kurun waktu 2016 – 2018

API < 1, artinya capaian sudah jauh dibawah target akhir renstra 2021, yaitu

API = 1 per 1.000 penduduk.

Kendati demikian, dalam pelaksanaan pengendalian Malaria di

Kalimantan Utara tidak luput dari kendala seperti: 1) Masih ada kasus

penularan setempat terutama di daerah Kabupaten Bulungan, khususnya

Daerah Sekatak Puji dan KM.52; 2) Keterbatasan biaya untuk melakukan

penyelidikan epidemiologi: 3) Adanya daerah endemis yang sulit di akses

(daerah tambang emas illegal); dan 4) Sulitnya pemberantasan sarang

nyamuk di daerah hutan.

Untuk makin menurunkan angka kesakitan malaria, perlu diupayakan

hal-hal berikut: 1) Pemetaan daerah reseptif malaria; 2) Massa Blood Survey

(MBS) pemeriksaan darah massal daerah reseptif malaria serta tata laksana

yang tepat; dan 3) Pembagian kelambu anti nyamuk di daerah endemis

Malaria untuk mencegah malaria.

JUMLAH PENDUDUK

1 Tarakan 244.185 253.026 262.025 14 0,06 8 0,03 9 0,03

2 Nunukan 185.499 193.390 201.580 - - 0 0,00 4 0,02

3 Bulungan 132.533 135.770 138.878 9 0,07 54 0,40 16 0,12

4 Malinau 80.619 83.788 87.032 3 0,04 0 0,00 0 0,00

5 KTT 23.497 25.084 26.892 1 0,04 0 0,00 0 0,00

666.333 691.058 716.407 27 0,04 62 0,09 29 0,04

JUMLAH

KASUS

2017

JUMLAH

KASUS

2018

KALTARA

DATA KASUS MALARIA TAHUN 2016 - 2018

No KAB/KOTA2016 2017 2018

API

2017

API

2018

KASUS MALARIA

JUMLAH

KASUS

2016

API

2016

Page 20: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 20

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Sumber Data : Bidang P2P Dinkes Kaltara Tahun 2018

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat yang utama di Kalimantan Utara. Seiring dengan

meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk, jumlah penderita dan luas

daerah penyebarannya semakin bertambah.

Incidence Rate (IR) penyakit DBD tahun 2017 – 2018 di Kalimantan

Utara cenderung meningkat, yaitu IR 42,11 di tahun 2017 meningkat 23,49% di

tahun 2018 menjadi 52 per 100.000 penduduk. Bahkan di tahun 2016,

Kalimantan Utara mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa) DBD hingga IR = 36

per 100.000 penduduk, 323% jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 hanya

42,11 per 100.000 penduduk. Hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan

iklim yang berpengaruh terhadap kehidupan vektor, di luar faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Perubahan iklim menyebabkan perubahan curah hujan,

suhu, kelembaban dan arah udara, sehingga berpengaruh terhadap ekosistem

daratan dan lautan serta berpengaruh terhadap kesehatan. Perubahan iklim

tersebut dapat mempengaruhi perkembangbiakkan vector penyakit, seperi

nyamuk Aedes, malaria dan lainnya. Selain itu, faktor perilaku dan partisipasi

masyarakat yang masih kurang dalam kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang

Jumlah

PendudukKasus DBD

Incident

Rate

(Angka

Kesakitan)

/ 100.000

penduduk

Jumlah

PendudukKasus DBD

Incident Rate

(Angka

Kesakitan)

/ 100.000

penduduk

Jumlah

PendudukKasus DBD

Incident Rate

(Angka

Kesakitan)

/ 100.000

penduduk

1 Tarakan 244.185 460 188 253.026 140 55,33 262.025 124 47

2 Nunukan 185.499 187 101 193.390 93 48,09 201.580 112 56

3 Bulungan 132.533 145 109 135.770 28 20,62 138.878 43 31

4 Malinau 80.619 110 136 83.788 3 3,58 87.032 78 90

5 Tana Tidung 23.497 7 30 25.084 27 107,64 26.892 18 67

666.333 909 136 691.058 291 42,11 716.407 375 52KALTARA

DATA PENYAKIT DBD

2017 2018

Kab/KotaNo.

2016

Page 21: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 21

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Nyamuk), serta faktor pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan

mobilitas penduduk yang diiringi oleh peningkatan sarana transportasi

menyebabkan penyebaran virus DBD semakin mudah dan semakin luas.

Dalam pelaksanaan guna menurunkan angka kesakitan DBD di

Kalimantan Utara ditemui kendala-kendala yang perlu untuk ditangani dan

ditindaklanjuti seperti: 1) Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik tidak berjalan dengan

baik; 2) Pemberantasan Sarang Nyamuk belum optimal; dan 3) Kerjasama

lintas program belum terkoordinasi dengan baik.

Upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan tahun mendatang dalam

menurunkan angka kesakitan DBD adalah:

1) Mengupayakan pembudayaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M

Plus secara berkelanjutan sepanjang tahun dan mewujudkan

terlaksananya Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik;

2) Mengupayakan terbentuknya Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD

di setiap tingkat administrasi dan melakukan revitalisasi Pokjanal DBD

yang sudah ada dengan dukungan APBD

3) Upaya promosi kesehatan dilakukan di semua sektor, termasuk

pembentukan Juru Pembasmi Jentik (Jumantik) pada anak sekolah dan

pramuka;

4) Penemuan dini kasus DBD dan pengobatan segera (early diagnosis and

prompt treatment) yang merupakan bagian dan tata laksana kasus di

fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan lanjutan (Puskesmas

dan Rumah Sakit);

5) Pelatihan tata laksana kasus untuk dokter dan tenaga kesehatn di

Puskesmas dan Rumah Sakit;

6) Penyediaan logistic tata laksana kasus DBD berupa rapid diagnostic test

(RDT) dan reagen untuk diagnosis serotype virus DBD;

7) Pelaksanaan surveilans kasus DBD untuk memantau dinamika kejadian

penyakit DBD di Indonesia sehingga kemungkinan terjadinya KLB DBD

dapat diantisipasi dan dicegah sejak dini;

Page 22: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 22

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

8) Pelaksanaan surveilans vektor Aedes spp. untuk memantau dinamika

vektor, dengan demikian peningkatan populasi Aedes spp. dapat

diantisipasi dan dicegah.

Sumber Data : Bidang P2P Dinkes Kaltara Tahun 2018

Penyakit Tuberkolusis adalah penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis merupakan

penyakit yang menjadi perhatian global. Dengan berbagai upaya

pengendalian yang dilakukan, insidens dan kematian akibat tuberculosis.

Dengan jumlah kasus tuberculosis yang tinggi akan meningkatkan

penularan penyakit, diperlukan langkah pengendalian yang tepat. Salah satu

strategi utama dalam penanggulangan tuberculosis adalah penemuan kasus

dan pengobatan tuberculosis. Program penanggulangan TB yang telah

direkomendasikan oleh WHO (World Health Organization) dan sudah

diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1995, yaitu strategi DOTS

(Directly Observed Treatment Short-course). Fokus utama DOTS adalah

penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada pasien

tuberculosis tipe menular.

Perkiraan

Insiden

Jumlah

Kasus

CDR

(%)

Perkiraan

Insiden

Jumlah

Kasus

CDR

(%)

Perkiraan

Insiden

Jumlah

Kasus

CDR

(%)

BULUNGAN 600 210 35 798 335 42 443 217 49

KOTA TARAKAN 1.102 496 45 926 537 58 964 434 45

MALINAU 434 252 58 354 418 118 264 235 89

NUNUKAN 808 210 26 879 422 48 655 216 33

TANA TIDUNG 58 11 19 100 18 18 78 14 18

PROV KALTARA 3.002 1.179 39 3.057 1.730 57 2.404 1.116 46

DATA PENEMUAN KASUS TB BARU (CDR)

Kabupaten/Kota

2016 2017 2018

Page 23: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 23

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Dalam program pengendalian tuberculosis, salah satu indikator yang

digunakan adalah Case Detection Rate (CDR) atau bisa disebut dengan

angka penemuan kasus. Case Detection Rate (CDR) adalah proporsi kasus

tuberculosis paru BTA positif yang ditemukan dan diobati dibandingkan

jumlah perkiraan kasus tuberculosis paru yang ada di suatu wilayah.

Angka penemuan kasus di Kalimantan Utara pada tahun 2018 sebesar

46%, pencapaian hanya 68,66% dari target 67% dan angka penemuan kasus

di tahun 2017 lebih tinggi, yaitu sebesar 57% dari target 67%. Pada tahun

2016 pun angka penemuan kasus masih terlalu kecil, hanya sebesar 39%.

Jika dilihat dari data penemuan kasus TB Baru (CDR) pada tabel

diatas, terlihat hanya Kabupaten Malinau yang mencapai bahkan melebihi

target Renstra 67% di tahun 2017 – 2018, yaitu pencapaian sebesar 118%

dan 89%. Sedangkan untuk kabupaten/kota lainnya selama rentang waktu

2016 – 2018 angka penemuan kasus tidak mencapai target.

Salah satu kendala yang menjadi penghambat rendahnya penemuan

kasus adalah sumber daya manusia. Salah satu unsur pokok yang

dibutuhkan dalam keberhasilan pengontrolan program TB adalah staf yang

cukup untuk mengatur orang-orang dalam penemuan suspek dan penetapan

TB serta petugas P2TB (pemegang program tuberkulosis) puskesmas yang

mempunyai peran penting dalam proses pelaksanaan program P2TB. Tanpa

penemuan suspek maka program pemberantasan TB paru dari penemuan

sampai pengobatan tidak akan berhasil sehingga proses penemuan suspek

TB paru oleh petugas sangat menentukan keberhasilan program.

Selain kendala diatas, masih ada beberapa kendala yang ditemui

dalam pelaksanaan program TB di Kalimantan Utara, yaitu: 1) Anggaran

untuk program TB di provinsi/kabupaten/kota sangat minim; 2) Belum ada

Rencana Aksi Daerah (RAD) TB maupun Kabupaten/Kota sebagai pedoman

untuk penanggulangan TB; 3) Fasilitas Pelayanan Kesehatan/Puskesmas

masih belum menggunakan strategi DOTS karena keterbatasan SDM; 4)

Deteksi dini untuk kelompok resiko tinggi belum optimal; 5) PPM (Publik

Private Mix) kerjasama dengan pihak swasta dalam rangka penemuan dan

Page 24: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 24

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

pelaporan; 6) KOPI (Koalisi Organisasi Profesi Indonesia) TB belum

terbentuk; dan 7) Penyisiran kasus TB di rumah sakit belum optimal.

Dari kendala-kendala diatas perlu dilakukan upaya guna perbaikan

program TB ke depan di Kalimantan Utara sebagai berikut: 1) Penambahan

anggaran sesuai dengan Rencana Aksi Daerah (RAD); 2) Tindaklanjuti draft

RAD yang sudah diserahkan ke Bappeda; 3) Pelatihan bagi Tenaga

Kesehatan pengelola TB sesuai PMK 75 tahun 2014; 4) Optimalisasi Deteksi

Dini ke masyarakat resiko tinggi; 5) Pembentukan PPM dengan mengadakan

MoU dengan klinik swasta untuk pelaporan kasus; 6) Pembentukan KOPI TB

di Provinsi; dan 7) Optimalisasi penyisiran kasus TB di rumah sakit.

Rata-rata capaian kinerja pada sasaran strategi 2 tahun 2018 apabila

dibandingkan dengan tahun 2017 mengalami penurunan. Pada tahun 2018

sebesar 83,78% dan pada tahun 2017 sebesar 93,59%.

Realisasi kinerja sampai dengan tahun 2018 apabila dibandingkan

dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam perencanaan

strategis Dinas Kesehatan telah tercapai 81,86%, ini berarti telah melampaui

target yang ditetapkan yaitu sebesar 80%.

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran

strategi 2 sebesar Rp. 1.901.986.888,- atau 86,86% dari total pagu sebesar

Rp. 2.189.622.000,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber

daya sebesar 13,14% dari pagu yang ditentukan.

Keberhasilan pencapaian sasaran 2 sesungguhnya tidak terlepas dari

dilaksanakan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

dengan kegiatan antara lain adalah:

1) Kegiatan Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

2) Kegiatan Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik

3) Kegiatan Peningkatan Imunisasi

4) Kegiatan Peningkatan Surveilance Epidemiologi dan Penanggulangan

Wabah

5) Kegiatan Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (IDE)

pencegahan dan pemberantasan penyakit

Page 25: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 25

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

3. Sasaran 3 : Berkembangnya Pola Pembiayaan Kesehatan

yang Berbasis Asuransi terutama bagi Masyarakat Miskin

Capaian kinerja pada sasaran 3 dapat dilihat sebagai berikut:

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

2018 2017 2016 %

Capaian

thd

target

akhir

Renstra 2021

Target

Capaian

%

Target

Capaian

%

Capaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Berkembangnya Pola Pembiayaan Kesehatan yang

Berbasis Asuransi

terutama bagi Masyarakat

Miskin

Persentase Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin

80 85,75 107,19 70 80 114,29 - 85,75

Rata-rata Capaian Sasaran 3 107,19 114,29 85,75

Rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Berkembangnya Pola

Pembiayaan Kesehatan yang Berbasis Asuransi terutama bagi Masyarakat

Miskin sebesar 107,19%, jauh melebihi target 80% yang ditentukan.

Secara umum capaian indikator pada Sasaran 3 sudah melebihi target.

Bila dibandingkan dengan target akhir Renstra sudah mencapai 85,75%.

Tingginya tingkat capaian disebabkan meningkatnya komitmen pemerintah

daerah terhadap pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin/tidak mampu

terhadap akses pelayanan kesehatan, pemenuhan amanah peraturan

perundangan tentang penyediaan anggaran oleh pemerintah daerah melalui

APBD untuk akses pelayanan kesehatan yang terintegrasi dengah program

JKN dan amanat UU No. 23 Tahun 2014 menyebutkan bahwa pemerintah

daerah mempunyai kewenangan wajib untuk memenuhi layanan dasar

kesehatan, sehingga gubernur memiliki hak dan kewajiban untuk menegur

Bupati/walikota yang belum mengalokasikan 10% APBD-nya untuk kesehatan.

Page 26: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 26

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara berkomitmen dalam pencapaian

Universal Health Coverage (UHC), yang mana pada tahun 2018 sebanyak

85,75% dari seluruh masyarakat Kalimantan Utara, bukan hanya diperuntukkan

bagi masyarakat miskin telah memiliki, terdaftar dan mendapatkan jaminan

kesehatan dengan memenuhi ketentuan yang ada sesuai dengan program

pemerintah pusat jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Pemerintah

Provinsi Kalimantan Utara bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, Pemerintah

Kabupaten/Kota serta lintas sektor yang didalamnya terdiri dari berbagai

akademisi untuk dapat menghasilkan kesepakatan pembiayaan bagi

masyarakat di Kalimantan Utara. Pada tahun 2018 didapatkan data-data terkait

kependudukan serta data kepesertaan JKN/KIS, namun dari pembahasan demi

pembahasan dapat diketahui bahwa pembiayaan harus dilakukan secara

bertahap karena faktor alokasi dana baik dari pemerintah pusat maupun

daerah.

Pada tanggal 23 April 2018 telah terjadi kesepakatan antara

penyelenggara jaminan kesehatan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Utara. Dimana didalam kesepakatan tersebut memuat tentang 3(tiga) hal

penting, yaitu: 1) kepesertaan; 2) pembiayaan; dan 3) pelayanan. Yang

dimaksud 1) kepesertaan adalah komitmen untuk dapat membantu BPJS

Kesehatan guna mencapai kepesertaan 95%; 2) pembiayaan yang dimaksud

adalah besaran kemampuan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara untuk

meng-cover biaya atau iuran bagi penerima bantuan iuran; 3) pelayanan yang

dimaksud adalah mengoptimalkan pelayanan bagi seluruh masyarakat

Kalimantan Utara melalui peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan

kesehatan.

Capaian program jaminan kesehatan di Kalimantan Utara untuk tahun

2018 yaitu sebanyak 36.120 jiwa penduduk di Kalimantan Utara telah dibiayai

pembayaran iurannya sebesar Rp. 23,000,- per jiwa, dengan asumsi

pembiayaan dari pemerintah Kabupaten/Kota sebesar 60% dan Pemerintah

Page 27: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 27

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Provinsi menanggung 40% dari jumlah tagihan. Uraian jumlah penduduk

Kalimantan Utara yang dibiayai di tahun 2018 adalah sebagai berikut:

CAPAIAN UNIVERSAL HEALTH COVERAGE (UHC)

PROVINSI KALIMANTAN UTARA S.D OKTOBER 2018

No.

Kab/Kota Jumlah

Penduduk Jumlah Peserta

Tambahan PBI Kaltara

Jumlah Total

% UHC

1 Tarakan 262.025 205.759 6.044 211.803 80,83

2 Nunukan 201.580 144.000 12.306 156.306 77,54

3 Bulungan 138.878 102.459 15.101 117.560 84,65

4 Malinau 87.032 78.735 4 78.739 90,47

5 Tana Tidung 26.892 22.956 2.665 25.621 95,27

T O T A L 716.407 553.909 36.120 590.029 85,75

Sumber Data : Bidang SDK &Yankes Dinkes Kaltara Tahun 2018

Dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan pada Sasaran 3 ini

ditemui beberapa kendala, antara lain:

a) Data penduduk yang berubah-ubah karena migrasi penduduk yang sulit

dipantau;

b) Sulinya mengumpulkan data penduduk miskin berdasarkan SK

Bupati/Walikota;

c) Data kependudukan yang kurang sesuai dengan keadaan di

lapangan/tidak update.

Upaya yang dapat dilakukan pada tahun yang akan datang adalah Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara meminta ulang data penduduk yang

terbaru dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Provinsi

Kalimantan Utara serta membandingkan dengan data penduduk yang terdaftar

di masing-masing puskesmas; meminta data penduduk miskin dari pemerintah

Kabupaten/Kota; memastikan kartu JKN/KIS tersampaikan kepada pemegang

kartu, jika pemegang kartu sudah tidak ada (meninggal, pindah) maka kartu

dipastikan kembali ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk dilakukan

Page 28: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 28

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

pergeseran pembiayaan serta meminta data penduduk untuk di validasi kembali

oleh Disdukcapil.

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran 3

adalah sebesar Rp. 6.883.566.941,- atau 90,80% dari total pagu Rp.

7.581.053.000,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya

sebesar 9,2% dari pagu anggaran.

Keberhasilan pencapaian Sasaran 3 sesungguhnya tidak terlepas dari

dilaksanakannya program-program seperti; 1) Upaya Kesehatan Masyarakat; 2)

Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin; dan 3) Standarisasi Pelayanan

Kesehatan, dengan kegiatan antara lain adalah:

1) Peluncuran Kartu Kaltara Sehat;

2) Pelayanan Dokter Terbang di Daerah Terpencil Perbatasan dan

Kepulauan di Kalimantan Utara; dan

3) Pelaksanaan Akreditasi Puskesmas dalam rangka peningkatan standar

fasilitas pelayanan kesehatan di Kalimantan Utara.

B. REALISASI ANGGARAN

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara pada tahun anggaran 2018, di dukung

dengan anggaran APBD-P Provinsi sebesar Rp. 33.827.860.357,- dengan

rincian:

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp. 6.026.016.920,-

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Rp.

11.591.530.257,-

c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Rp. 613.860.000,-

d. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Rp. 1.006.916.000,-

e. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Rp. 7.208.638.780,-

f. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rp. 861.980.000,-

Page 29: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 29

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

g. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan Rp. 80.813.000,-

h. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Rp.

2.189.622.000,-

i. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Rp. 420.200.000,-

j. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Rp.

2.309.333.400,-

k. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Rp. 714.100.000,-

l. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Rp. 183.110.000,-

m. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Rp.

124.500.000,-

n. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Rp. 176.000.000,-

o. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Rp.

321.240.000,-

Selain anggaran bersumber APBD Provinsi, Dinas Kesehatan juga

mendapatkan anggaran APBN/Dekonsentrasi sebanyak Rp.

17.893.478.000,- dengan rincian sebagai berikut:

a. Program Sekretariat Jenderal (01) Rp. 1.426.891.000,-

b. Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat (03) Rp. 7.899.870.000,-

c. Program Pelayanan Kesehatan (04) Rp. 1.101.784.000,-

d. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (05) Rp.

3.507.074.000,-

e. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan (07) Rp. 1.303.972.000,-

f. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan Rp. 2.653.887.000,-

Page 30: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 30

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Penggunaan anggaran langsung APBD Provinsi apabila diperinci dalam

mendukung pencapaian sasaran adalah sebagai berikut:

No. Sasaran Strategis

Program/Kegiatan Anggaran Realisasi %

Realisasi

1 Meningkatkan Pelayanan

Kesehatan, Keluarga yang berkualitas

Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

990.578.780

786.306.256 79,38

a. Peningkatan kapasitas petugas

kesehatan jiwa bagi Puskesmas dan RS

138.300.000

129.107.300 93,35

b. Pertemuan Evaluasi dan

Monitoring Program Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa

133.600.000

43.432.500

32,51

c. Pengendalian Penyakit Tidak Menular secara Terpadu

346.500.000

321.437.500

92,77

d. Rumah Sakit Pemerintah Terakreditasi

86.520.000

65.748.000

75,99

e. Rapat Kerja Kesehatan Daerah Bidang Kesehatan

285.658.780

226.580.956

79,32

Program Obat dan Perbekalan

Kesehatan

807.280.000

541.181.556 67,04

a. Pengadaan Obat dan Perbekalan

Kesehatan

807.280.000

541.181.556 67,04

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

714.100.000

548.457.125

76,80

a. Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin

449.400.000

424.806.933

94,53

b. Pemberdayaan Masyarakat untuk

pencapaian sadar gizi

264.700.000

123.650.192 46,71

Program Pengembangan

Lingkungan Sehat

102.150.000

43.081.871 42,18

a. Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat

102.150.000

43.081.871

42,18

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

537.632.400

425.639.300

79,17

a. Pengembangan Media Promosi

dan Informasi Sadar Hidup Sehat

430.740.000

365.101.700 84,76

b. Pemberdayaan Masyarakat dalam

pengembangan UKBM menuju Desa Siaga

106.892.400

60.537.600 56,63

Program Peningkatan Pelayanan

Kesehatan Anak Balita

300.500.000

212.910.621 70,85

a. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

124.500.000

113.355.500

91,05

b. Pelayanan Kesehatan

176.000.000

99.555.121 56,57

Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

321.240.000

204.981.972

63,81

a. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin dan Nifas

201.640.000

100.610.339

49,90

b. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi, Balita dan Anak

119.600.000

104.371.633

87,27

2 Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan

akibat penyakit menular dan tidak menular

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

2.189.622.000

1.901.986.888

86,86

a. Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

706.250.000

593.369.288

84,02

b. Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik

240.400.000

190.915.443

79,42

c. Peningkatan Imunisasi

724.492.000

715.173.130 98,71

Page 31: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 31

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

d. Peningkatan Surveilance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah

245.800.000

168.648.429

68,61

e. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (IDE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

272.680.000

233.880.598

85,77

3 Berkembangnya pola pembiayaan

kesehatan yang berbasis asuransi terutama bagi

masyarakat miskin

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

6.218.060.000

6.137.404.418

98,70

a. Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan

5.553.060.000

5.475.396.808

98,60

b. Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan masalah kesehatan

665.000.000

662.007.610

99,55

Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

420.200.000

316.113.319

75,23

a. Pengendalian dan penanggulangan gangguan indera

dan fungsi pendengaran secara terpadu

420.200.000

316.113.319 75,23

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

861.980.000

430.049.204

49,89

a. Penyusunan standar pelayanan kesehatan

372.900.000

101.370.753

27,18

b. Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan

489.080.000

328.678.451

67,20

Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDMK

80.813.000

-

0,00

a. Standarisasi Tenaga Kesehatan di Fasilitasi Pelayanan Kesehatan

80.813.000

-

0,00

Anggaran APBD Provinsi untuk Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Utara TA 2018 sebesar Rp. 33.827.860.357,- digunakan untuk program wajib

sebesar Rp. 16.210.313.180,- dan program pendukung sebesar Rp.

17.617.547.177,- termasuk di dalamnya kegiatan pembangunan Gedung Balai

Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Kalimantan Utara. Dilihat dari sisi

penyerapan anggaran tahun 2018, apabila dibandingkan tahun 2017 maka

terjadi peningkatan sebesar 10,4%, tahun 2017 sebesar 73,83% ; tahun 2018

sebesar 84,23%, sedangkan untuk realisasi fisik terjadi peningkatan sebesar

4,44% disbanding tahun 2017 yaitu 89,66% meningkat menjadi 94,10% pada

tahun 2018.

Page 32: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 32

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB IV

P E N U T U P

A. TINJAUAN UMUM CAPAIAN KINERJA DINAS KESEHATAN

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara sebagai OPD teknis yang

mempunyai tugas pokok menyusun kebijakan, mengkoordinasikan dan

melaksanakan urusan pemerintah di bidang kesehatan mempunyai fungsi

untuk memberikan pelayanan di bidang kesehatan pada masyarakat. Agar

pelaksanaan tugas dan fungsi teresebut berjalan secara optimal maka

diperlukan pengelolaan SDM, sumber dana dan sarana secara efektif dan

efisien mungkin.

Dengan memperhatikan uraian dan beberapa data tersebut di atas,

maka dapat dikatakan bahwa Dinas Kesehatan dalam melaksanakan

tugasnya dapat dikatakan berhasil, karena semua target sasaran yang telah

ditetapkan dicapai dengan kategori Sangat Baik. Hal tersebut didukung

dengan data sebagai berikut:

1. Hasil Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dicapai 129,99%,

dengan rincian sasaran 1. (Meningkatkan pelayanan kesehatan,

keluarga yang berkualitas) sebesar 199%, sasaran 2.

(Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat

penyakit menular dan tidak menular) sebesar 83,78%, sasaran 3.

(Berkembangnya pola pembiayaan kesehatan yang berbasis

asuransi terutama bagi masyarakat miskin) sebesar 107,19%;

2. Anggaran APBD Provinsi untuk Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Utara TA 2018 sebesar Rp. 33.827.860.357,-, dari sisi penyerapan

anggaran tahun 2018 sebesar Rp. 28.493.850.701,- (84,23%),

sedangkan untuk realisasi fisik 94,10%.

Page 33: BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LKjIP 2018 33

DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

B. STRATEGI UNTUK PENINGKATAN KINERJA DI MASA DATANG

Strategi yang diperlukan guna meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan

dimasa mendatang antara lain:

1. Perlu penguatan kelembagaan dan peran masing-masing stakeholder

dalam pembangunan kesehatan;

2. Perlunya komitmen kuat dalam pengawalan upaya-upaya

pembangunan kesehatan yang masih memerlukan upaya keras;

3. Perlunya upaya sinkronisasi dan harmonisasi dalam pelaksanaan

program dan kegiatan, khususnya antara kabupaten/kota dengan

provinsi maupun dengan pusat;

4. Diperlukannya kebijakan strategis dan inovatif dalam penyelarasan

penyelesaian permasalahan kesehatan dengan keterlinbatan berbagai

pihak, sesuai dengan kewenangan, aturan dan dapat

dipertanggungjawabkan;

5. Perlunya pengawalan, monitoring dan evaluasi dalam implementasi

Rencana Kerja Pembangunan Kesehatan yang telah disusun.

Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2018 untuk Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara, semoga dapat menjadi bahan

pertimbangan/evaluasi untuk kegiatan/kinerja yang akan datang.

Tanjung Selor, Februari 2019 Kepala Dinas,

Usman, SKM, M.Kes Pembina Utama Muda

NIP. 19680817 199312 1 004