Upload
hoangngoc
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dakwah memiliki kedudukan yang sangat penting, secara
hukum dakwah menjadi kewajiban yang harus di emban oleh setiap
muslim. Ada banyak dalil yang bisa dijadikan rujukan untuk mendukung
pernyataan wajibnya melaksanakan tugas dakwah, baik dari Alquran
maupun Hadis Nabi, diantaranya adalah dalil berikut ini, surat An Nahl
125 :
“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik danzbantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”. 1
Dalam prespektif dakwah, Alquran dipandang sebagai kitab
dakwah yang merupakan rujukan pertama dan utama. Alquran
memperkenalkan sejumlah istilah kunci yang melahirkan konsep dasar
dakwah. Dalam Alquran , istilah-istilah dakwah tersebut selalu
diekspresikan dalam konteks bagaimana kedudukan, fungsi, dan peran
1Depertemen Agama RI, Al-Qur,an Dan Terjemahnya, (Bandung :PT.Syaamil Cipta
Media : 2005), h. 421
2
manusia sebagai mukhatab utamanya, dalam kaitannya dengan hak dan
kewajibannya, yakni hablum min allah, hablum minan nas dan hablum
maa alam. Isyarat ayat-ayat yang berkenaan dengan hal itu menegaskan
keberadaan gagasan, visi, misi dan prinsip dakwah dalam wawasan
Alquran .
Ada beberapa makna dakwah dalam Alquran , setidaknya ada
sepuluh macam makna dakwah, di antaranya: Doa, seperti dalam surat
Ali ‘imran ayat 38.
“ Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata:
"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang
baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".2
Penelusuran makna dakwah melalui penggunaan pembentukan
kata oleh Alquran di atas juga merupakan cara kajian semantik.
Pemahaman yang dapat ditemukan adalah bahwa dakwah bersifat
persuasif, yaitu mengajak manusia secara halus. Kekerasan, pemaksaan,
ancaman atau teror, seseorang melaksanakan ajaran islam tidak bisa
dikatakan dakwah.
Pemahaman ini diperoleh dari makna dakwah yang berarti
mengajak, berdoa, mengadu, memanggil, meminta dan mengundang.
2 Depertemen Agama RI, Al-Qur,an Dan Terjemahnya, (Bandung :PT.Syaamil Cipta
Media : 2005), h. 81
3
Doa sendiri berarti permohonan dari bawahan kepada atasan, dari hamba
kepada Tuhannya. Dengan makna-makna ini, kita juga memahami
bahwa dakwah tidak menekankan hasil, tetapi mementingkan tugas dan
proses.
Penelusuran makna dakwah juga menunjukkan bahwa masing-
masing makna tersebut menunjuk kata yang membutuhkan objek. Hal ini
menunjukkan selalu ada sasaran dakwah.3
Pemaparan banyak definisi dakwah diatas dimaksudkan untuk
membandingkan, memetakan, dan menelusuri perkembangan definisi
dakwah. Umumnya para ahli membuat definisi dakwah berangkat dari
pengertian dakwah menurut bahasa. Kata-kata seruan, anjuran, ajakan,
dan panggilan selalu ada dalam definisi dakwah.
Ini menunjukkan mereka sepakat bahwa dakwah bersifat
persuasif, bukan represif. Mereka setuju dengan dakwah informatif,
bukan manipulatif. Bukanlah termasuk dakwah, jika ada tindakan yang
memaksa orang lain untuk memilih antara hidup sebagai muslim ataukah
mati terbunuh.
Para penulis dakwah di Indonesia, umumnya akademisi di
perguruan tinggi islam, sering menonjolkan aspek metode dakwah.
Tidak demikian dengan para penulis dari Timur Tengah yang umumnya
menekankan aspek pesan dakwah. Para sarjana Barat lebih melihat
makna dari sisi sosiologis, yakni mitra dakwah.
3 M Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Kencana : 2009), h. 10
4
Pada hal, konsep dakwah di Indonesia mula-mula dikembangkan
sesuai dengan konsep dakwah Timur Tengah. Pembahasan dakwah pada
awalnya banyak menyentuh wilayah teologis, namun saat ini, konsep
dakwah dikembangkan dengan ilmu-ilmu sosial.
Secara umum, dakwah yang dikemukakan para ahli diatas
menunjukkan pada kegiatan yang bertujuan positif. Perubahan positif ini
diwujudkan dengan peningkatan iman, mengingat sasaran dakwah
adalah iman. Berdasarkan pada rumusan beberapa definisi dakwah
diatas, maka secara singkat, dakwah adalah kegiatan peningkatan iman
menurut syariah islam.
Apabila definisi dakwah dari para ahli dikaitkan dengan beberapa
fenomena dakwah dari sudut bahasa, serta pengembangan makna konsep
dakwah diatas, maka dapat dinyatakan bahwa dakwah merupakan proses
peningkatan iman dalam diri manusia sesuai syariah islam. Peningkatan
iman termanifestasi dalam peningkatan pemahaman, kesadaran dan
perbuatan.4
Dakwah merupakan suatu penyebarluasan ajaran islam yang
memiliki ciri-ciri tertentu. Dakwah terbuka bagi siapapun dari berbagai
kategori. Ia berhubungan dengan peristiwa penting dalam kehidupan
manusia secara individual dan kolektif. Karena dakwah sekarang
diyakini merupakan suatu sistem sosial, maka faktor-faktor yang
4 M Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hh 17-20
5
terdapat dalam dakwah islam dapat dianalisis dengan teori sistem
khususnya dan teori sosial pada umumnya.5
Pada zaman sekarang banyak manusia yang makin susah dan
beratnya memegang teguh akidah atau keyakinan dan perjalanan agama
yang benar, tegak dan lurus. Makin berkurangnya menyayangi dan
menghargai diri, dengan berkurangnya bahkan tidak punya rasa malu
ketika dirinya melakukan perbuatan kemaksiatan.6
Semakin terbaliknya pemikiran-pemikiran dan sudut pandang
yang baik di katakan munkar, sebaliknya yang munkar di katakan baik.
Persoalan ijtihadiyah, khilafiyyah, dalam furuiyyah yang seharusnya
untuk saling mengerti, menyayangi, menghargai, memuliyakan dan
menaungi serta melindungi sesama umat, lebih-lebih umat islam,
disejajarkan dengan persoalan munkar dan di tuduh sebagai perkara
bidah yang sesat dan meyesatkan, yang menimbulkan makin jauhnya
persatuan dan kesatuan umat, lebih-lebih Ukhuwah Islamiyah.7
Manusia semakin banyak yang menuhankan dan mensegalakan
hawa nafsu dan kepentingan pribadian, kelompok-kelompok, dan
golongan-golongan. Banyak kelompok-kelompok dan golongan-
golongan yang sesat dan menyesatkan dengan terang-terangan
menampakkan dirinya dengan segala aneka warna yang mengaburkan
5 Asep Kusnawan , Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), (Bandung, Pustaka Bani
Quraisy, 2004). hh 183-184 6 Pedoman kepemimpinan dan kepengurusan dalam kegiatan dan ‘amaliyah Ath Toriqoh
dan al Khidmah, hh 9-10 7 Pedoman kepemimpinan dan kepengurusan dalam kegiatan dan ‘amaliyah Ath Toriqoh
dan al Khidmah, h 11
6
dan mensilaukan dengan segala macam raut muka yang berbeda-beda.
Di tambah dengan makin sedikit dan berkurangnya para tokoh agama,
tokoh masyarakat dan para pemimpin yang saleh yang bisa menjadi suri
tauladan dan panutan yang baik secara lahir dan batin.8
Peristiwa tentang sesatnya ajaran islam banyak ditemukan di
berbagai tempat, yang peristiwa itu sudah ada sejak dulu, dan itu tidak
bisa di pungkiri oleh manusia. Fenomena saat ini yang semakin banyak
di bicarakan yaitu tentang sesatnya ajaran Eyang Subur yang ajarannya
keluar dari syariah agama islam. Banyak masyarakat yang mengikuti
ajaran Eyang Subur, yang bahkan mereka tidak mengetahui sebenarnya
ajaran yang di bawakan oleh Eyang Subur adalah sesat dan menyimpang
dari syariah agama islam.
Dengan adanya peristiwa tersebut, banyak orang-orang yang
masih ngotot dengan keyakinannya bahwa ajaran Eyang Subur itu benar
dan tidak menyimpang dari islam, dengan demikian terjadilah
perpecahan dan perseteruan antar umat islam yang mana mereka saling
mempertahankan keyakinan dan pendapat masing-masing, entah itu
keyakinan atau pendapat yang salah atau benar di mata mereka.
Melihat fenomena tentang maraknya ajaran agama islam yang
menyesatkan, tidak hanya melihat dari fenomena saat ini saja, yang sejak
dulu fenomena tersebut sudah ada , Jamaah al Khidmah bergerak untuk
berdakwah dengan metode bil hikmah (zikir dan doa), dimana dengan
8 Pedoman kepemimpinan dan kepengurusan dalam kegiatan dan ‘amaliyah Ath Toriqoh
dan al Khidmah, hh 12-13
7
kita berzikir dan berdoa hati akan senantiasa mengingat Allah, karena
semua tindakan yang kita lakukan adalah bersumber dari hati.
Menurut Amrullah Ahmad, pada hakekatnya dakwah islam
merupakan aktualisasi iman (teologis) yang dimanifestasikan dalam
suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan
yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa,
berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan
individual dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran islam dalam
semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.9
Cara yang digunakan oleh Jamaah al Khidmah adalah kegiatan
berdoa dan berzikir, selain itu mereka juga melakukan kegiatan
membaca Manakib dan Maulidur Rosul. Karena dengan berzikir
seseorang akan mudah mengingat Allah, untuk membersihkan hati dan
meminimalisir adanya berbuat kemaksiatan. Itulah sebabnya, para sufi
terkemuka memandang zikir atau mengingat Allah sangat penting untuk
membersihkan hati.
Yang demikian ini bukan pendapat personal mereka, melainkan
dikuatkan dan dijelaskan dalam Alquran dan Alhadis.10 Dalam Alquran
surat Ar Ra’d ayat 28 dijelaskan, yang berbunyi :
9 Amrullah Ahmad , Tablig Islam Dan Perubahan Social, ( Yogyakarta, PLP2M, 1985). h
2 10 Mir Valiuddin, Zikir dan Kontemplasi dalam Tasawuf, (Bandung, Pustaka Hidayah,
1997). h 90
8
“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram “.11
Umumnya aktifitas dakwah itu hanya di isi oleh dai untuk
berceramah saja, sedangkan Jamaah al Khidmah menggunakan dakwah
bil hikmah dengan zikir dan doa sebagai metode dakwahnya, karena
zikir dan doa mampu membersihkan hati, dengan berzikir hati akan
selalu ingat kepada Allah dan dapat meminimalisir adanya perbuatan
kemaksiatan.
Apalagi kegiatan ini di lakukan secara berJamaah (bersama-
sama) orang tidak akan malas dan bosan, karena tidak dilakukan sendiri.
Metode dakwah yang digunakan Jamaah al Khidmah adalah dakwah bil
hikmah dan lebih dispesifikkan ke zikir dan doanya.
Kegiatan yang dilakukan oleh Jamaah al Khidmah tidak hanya
berzikir dan berdoa saja ketika berdakwah, dalam hal ini urutan kegiatan
yang biasa mereka lakukan sebelum berdakwah adalah : pembukaan
(iftitah), Istigosah atau zikir (karangan ahli tariqoh), membaca Surat
Yasin beserta doa yasin, Manakib (Syekh Abdul Qodir Jailani) beserta
doa manakb, Tahlil beserta doa tahlil, Maulidur Rasul beserta doa
maulid, Ceramah Agama dan doa Tahtim.
Kegiatan yang mereka lakukan kebanyakan pada Zikir dan
Doanya. Tujuan mereka melakukan hal tersebut ialah untuk
kebersamaan di dalam berzikir kepada Allah, kebersamaan di dalam
11 Depertemen Agama RI, Al-Qur,an Dan Terjemahnya, (Bandung :PT.Syaamil Cipta
Media : 2005), h. 373
9
sholawat kepada Rosulullah, kebersamaan di dalam memuji, bersyukur
dan berdo’a.
Visi Jamaah al Khidmah adalah untuk mewujudkan generasi
yang saleh salehah, senang berkumpul dalam suatu majlis zikir, dan
dapat menjalankan syariah islam dengan baik dan benar. Misi Jamaah al
Khidmah adalah dapat mengikuti kegiatan sosial dalam konteks majlis
zikir, membantu menumbuhkan minat masyarakat agar mencintai majlis
zikir dan mendorong Jamaah untuk dapat melayani masyarakat secara
optimal dalam kaitannya dengan pengadaan Jamaah zikir al Khidmah.
Melihat fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti
bagaimana Jamaah al Khidmah berdakwah dengan metode bil hikmah
(zikir dan doa) dan peneliti ingin mengetahui faktor apa yang melatar
belakangi Jamaah al Khidmah berdakwah dengan metode tersebut .
Jamaah ini menurut peneliti mempunyai keunikan tersendiri, berbeda
dengan Jamaah yang lain, yaitu Jamaah tersebut tidak memperdulikan
anggota yang dari NU dan Muhamadiyah, artinya Jamaah ini menerima
semua orang dari berbagai aliran atau faham yang antusias mengikuti
Jamaah tersebut.
Terbukti ada salah satu Jamaah yaitu Imam Suprayogo (Mantan
Rektor UIN Malang) yang beliau berasal dari Muhamadiyah, beliau
salah satu Jamaah yang aktif mengikuti kegiatan Jamaah al khidmah,
kegiatan sosial dan ibadah yang mereka lakukan non NU, non
Muhamadiyah dan non Politik. Jamaah al Khidmah mampu menggiring
10
ratusan orang, bahkan ribuan orang untuk mengikuti kegiatan dan
rutinitas yang dilakukannya. Penelitian ini akan peneliti lakukan dengan
detail berdasarkan fakta dan realita yang ada. Semoga penelitian tersebut
bermanfaat bagi semua orang.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk memperoleh gambaran
jelas mengenai masalah penelitian, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Metode Dakwah Jamaah al Khidmah Di Desa Berbek
Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo ?
2. Faktor apa yang melatar belakangi Jamaah al Khidmah
menggunakan metode dakwah tersebut?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Metode Dakwah Jamaah Al Khidmah Di Desa
Berbek Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui faktor atau alasan yang melatar belakangi Jamaah
al Khidmah menggunakan metode dakwah tersebut.
D. MANFAAT PENELITIAN
Bila tujuan penelitian dapat tercapai, maka diharapkan dapat
memiliki 2 manfaat, yaitu :
1. Secara teoritis
11
a. Diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi akademik
fakultas dakwah, terutama bagi jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI) untuk mengembangkan ilmu dakwah
yang menjadi ilmu dan pembelajaran utama agi jurusan KPI.
b. Diharapkan dapat mengembangkan ilmu dakwah, terutama
dalam komponen metode dakwah.
c. Diharapkan dapat menjadi literatur bagi para dai guna
menambah wawasan yang berkaitan dengan keilmuan dakwah,
sehingga terwujudnya inovasi dalam aktivitas dakwah.
2. Secara praktis
a. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi peneliti berikutnya
yang akan meneliti tentang Metode Dakwah Jamaah al
Khidmah.
b. Diharapkan hasil penelitian ini nantinya mampu menjadi
inspirasi bagi para pelaku dakwah.
c. Hasil rekomendasi penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai pedoman dalam mengembangkan keilmuan dakwah.
E. DEFINISI KONSEP
Konsep-konsep yang diangkat dalam penelitian ini tidak terlepas
dari judul penelitian, hal ini adalah bertujuan untuk menghindarkan
kesalapahaman dalam memahami judul atau fokus penelitian, selain itu
juga bermaksud agar masalah yang diajukan dapat dijelaskan atau
digambarkan dengan baik. Penelitian ini berjudul “Metode Dakwah
12
Jamaah al Khidmah di Desa Berbek Kecamatan Waru Kabupaten
Sidoarjo”.
Dari judul tersebut maka di bawah ini terdapat penjelasan makna
kata kunci yang tercantum dalam judul.
a. Metode Dakwah
Dari segi bahasa “metode” berasal dari dua perkataan yaitu “
meta “ (melalui) dan “ hodos “ (jalan, cara).12 Dengan demikian kita
dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus di
lalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan
bahwa metode berasal dari bahasa Jerman methodica artinya ajaran
tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata
methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut thariq.13
Dari pengertian diatas, dapat diambil pengertian bahwa metode
dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang dai
kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan
kasih sayang.14
Sedangkan makna metode dakwah secara istilah, menurut
beberapa pendapat adalah:
Menurut Albayanuni, metode dakwah adalah cara-cara yang
ditempuh oleh pendakwah dalam berdakwah atau cara menerapkan
strategi dakwah.15 Menurut Said bin Ali al Qahthani, metode dakwah
12 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Cet I (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h 61 13 Hasanudin, Hukum Dakwah, Cet I ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h 35 14 Munzier Suparta, dkk, Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2003), hh 7-8 15 M Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h 357
13
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara berkomunikasi secara
langsung dan mengatasi kendala-kendalanya.16
Dalam hal ini, cara dan strategi yang di gunakan oleh Jamaah al
Khidmah untuk melangsungkan dakwahnya agar mengena kepada
sasaranya yaitu masyarakat desa Berbek.
Metode dakwah yang digunakan Jamaah al khidmah adalah
metode dakwah bil hikmah dengan zikir dan doa. Menurut bahasa
kata “ Zikir “ berarti “ mengingat atau menyebut “. Adapun yang
dimaksud dengan “ zikir “ menurut Alquran adalah segala macam
bentuk mengingat kepada Allah, baik dengan cara membaca tahlil,
tasbih, tahmid, tasmiyah, takbir, hasbullah, qiroatul quran maupun
membaca doa-doa yang ma’tsur dari Rosulullah SAW. Dalil-dalil
yang mendasar rumusan definisi zikir semacam ini adalah :
Ali Imran 173
“ (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang
kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan : “
Sesunguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka “, maka
perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab : “ Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah
adalah sebaik-baik Pelindung ”.17
16 M Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h 357 17 Depertemen Agama RI, Al-Qur,an Dan Terjemahnya, (Bandung :PT.Syaamil Cipta
Media : 2005), h. 106
14
Antara doa dan zikir merupakan satu kesatuan yang sangat erat
hubungannya, masing-masing saling menyempurnakan antara satu
dengan yang lainnya.18
Doa dalam Alquran banyak sekali kata-kata doa dalam
pengertian yang berbeda. Abû Al-Qasim Al-Naqsabandî dalam kitab
syarah Al-Asmâ'u al-Husnâ menjelaskan beberapa pengertian dari
kata doa. Pertama, doa dalam pengertian "Istighatsah" (memohon
bantuan dan pertolongan).
Maka atas dasar uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
"doa" adalah ucapan permohonan dan pujian kepada Allah SWT.
dengan cara-cara tertentu disertai kerendahan hati untuk
mendapatkan kemaslahatan dan kebaikan yang ada disisi-Nya. Atau
dengan istilah Al-Tîbî seperti dikutip Hasbi Al-Shidiq "do'a" adalah
"Melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan
kehajatan (kebutuhan) dan ketundukan kepada Allah Swt”.19
Batasan atau ruang lingkup metode dakwah dalam penelitian ini
yaitu metode dakwah bil lisan atau tepatnya dakwah bil hikmah,
dengan zikir dan doa. Mengapa bisa dikatakan metode dakwah bil
hikmah dengan zikir dan doa? karena dalam dakwah tersebut
18 Zainul Muttaqin, dkk, Doa dan Zikir Menurut Alquran Dan As Sunnah, (Yogyakarta :
Mitra Pustaka, 1999), hh 3-13 19
Definisi doa http://pustaka.abatasa.com/pustaka/detail/doa/allsub/95/definisi-
doa.html/diakses tanggal 13-03-2013
15
kegiatan yang dilakukan dari awal hanya berzikir dan berdoa
sebelum ceramah agama dilakukan, yang tidak disertai dengan
dialog atau mujadalah.
b. Jamaah al Khidmah
Jamaah berarti “ kumpulan dari beberapa orang “ sedangkan al
Khidmah mengandung makna “ mengabdi kepada Allah,
mensuritauladani rosulullah, menegakkan dan meneruskan amaliyah
ulama As salafuna As saleh, serta berbakti kepada nusa dan
bangsa”. Jadi, Jamaah al Khidmah dalam penelitian ini adalah
kumpulan dari beberapa orang yang senantiasa menegakkan dan
meneruskan amaliyah para ulama dengan tujuan yang tulus, bersih,
dan suci, semata-mata hanya mengabdi dan berkhidmah kepada
Allah SWT.
Amaliyah- amaliyah yang dilakukan oleh Jamaah al Khidmah di
sini adalah kebersamaan di dalam berzikir kepada Allah,
kebersamaan dalam mengaji Alquran (khataman), kebersamaan
dalam bersholawat kepada Rasulullah SAW, kebersamaan dalam
Manakiban dan kebersamaan dalam memuji, bersyukur, berzikir,dan
berdoa kepada Allah SWT.
Pendiri Jamaah al Khidmah adalah Hadrotus Syaikh Romo
Kiyai Ahmad Asrori Al Ishaqy R.A yang mempunyai cita-cita atau
harapan agar keberadaan Jamaah al Khidmah sebagai OASE dunia
16
yakni menjadi penyejuk hati bagi umat manusia, khususnya umat
muslim.
Visi Jamaah al Khidmah adalah untuk mewujudkan generasi
yang saleh salehah, senang berkumpul dalam suatu majlis zikir, dan
dapat menjalankan syariah islam dengan baik dan benar. Misi
Jamaah al Khidmah adalah dapat mengikuti kegiatan sosial dalam
konteks majlis zikir, membantu menumbuhkan minat masyarakat
agar mencintai majlis zikir dan mendorong Jamaah untuk dapat
melayani masyarakat secara optimal dalam kaitannya dengan
pengadaan Jamaah zikir al Khidmah.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan merupakan sesuatu yang
menghantarkan ke tujuan skripsi. Dalam sistematika pembahasan ini,
nantinya akan berisi tentang alur pembahasan yang terdapat dalam bab
pendahuluan sampai penutup.
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisikan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, konseptualisasi dan sistematika pembahasan.
Bab II Kajian Kepustakaan. Pada bab ini berisikan tentang
kerangka teoritik yang terdiri dari metode dakwah, macam-macam
metode dakwah, sumber metode dakwah, aplikasi metode dakwah
Rosulullah, keunggulan dan kelemahan metode dakwah , zikir, doa dan
penelitian terdahulu yang relevan.
17
Bab III Metode Penelitian. Pada bab ini berisikan tentang
pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik keabsahan data, teknik analisis data, teknik
pengecekan keabsahan data, dan tahapan penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian Dan Analisis Data. Pada bab ini akan
dijelaskan mengenai deskripsi data hasil penelitian yang terdiri dari :
profil desa Berbek, profil Jamaah al Khidmah, rangkaian amaliyah
Jamaah al Khidmah, sejarah berdirinya Jamaah al Khidmah di Berbek,
susunan kepengurusan, metode dakwah Jamaah al Khidmah, faktor yang
melatar belakangi Jamaah al Khidmah menggunakan metode dakwah
tersebut, temuan penelitian (analisis data) dan pembahasan.
Bab V Penutup. Bab ini merupakan bab yang terakhir yang
nantinya akan memuat kesimpulan dan rekomendasi.