23
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang sangat signifikan dalam kehidupan bermasyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidup yang kompleks dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, ada perangkat penting yang harus dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan, guna menciptakan pendidikan yang relevan dengan kemajuan masyarakat. Perangkat tersebut termuat dan tergambar dalam bentuk kurikulum. Kurikulum merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Dapat kita bayangkan, bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan di sekolah yang tidak memiliki kurikulum. Kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson, kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. 1 Kurikulum dan pembelajaran adalah kegiatan inti sekolah dan pengelolaannya merupakan bagian yang sangat penting dari manajemen 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (teori dan praktik) (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

  • Upload
    ngomien

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran yang sangat signifikan dalam kehidupan

bermasyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidup yang kompleks

dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, ada

perangkat penting yang harus dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan, guna

menciptakan pendidikan yang relevan dengan kemajuan masyarakat.

Perangkat tersebut termuat dan tergambar dalam bentuk kurikulum.

Kurikulum merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

pendidikan. Dapat kita bayangkan, bagaimana bentuk pelaksanaan suatu

pendidikan di sekolah yang tidak memiliki kurikulum. Kurikulum

mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam seluruh proses pendidikan.

Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi

mencapai tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson, kurikulum

merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan

tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.1

Kurikulum dan pembelajaran adalah kegiatan inti sekolah dan

pengelolaannya merupakan bagian yang sangat penting dari manajemen

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (teori dan praktik) (Bandung :

Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

2

sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya mencakup

kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kurikulum.2

Ada delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang dijadikan

acuan dan tolak ukur untuk menilai apakah suatu satuan pendidikan itu

berkualitas tinggi atau rendah. Seperti yang dituangkan dalam peraturan

pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasioal Pendidikan,3bahwa Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin

mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat.

Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi, standar proses,

standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian pendidikan. Salah satunya standar isi adalah ruang lingkup

materi dan tingkatan kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada

jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan

stuktur kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan. Standar isi dan standar

proses memiliki saling keterkaitan, standar proses merupakan pelaksanaan

dari standar isi yang mencakup dalam setiap tahun pendidik melakukan

perencanaan, pelaksanaan, perencanaan serta pengawasan demi tercapainya

pembelajaran yang efektif, proses pembelajaran termasuk silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pelaksanaan kurikulum dilaksanakan

dengan inspiratif dan interaktif, penilaian dapat menggunakan tes tulis atau

2 Nurdin Marty, Implementasi Dasar-dasar Manajemen Sekolah dalam Era Otonomi

Daerah (Yogyakarta: Aksara Madani, 2008), hlm.85. 3 Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, (Bandung : Rosda Karya, 2007), hlm. 24.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

3

praktik, dan pengawasan melalui pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan

dan pengambilan solusi.

Kurikulum Cambridge memberikan pengaruh besar terhadap

keberhasilan peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum tersebut, terdapat

materi dan kerangka kurikulum yang jelas dan pengimplementasiannya

masuk kepada standar proses dengan menjalankan yang sudah direncanakan

secara matang yaitu dengan melaksanakan pembelajaran Cambridge dengan

sangat menyenangkan, adanya framework (silabus) maupun lesson plan atau

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan adanya evaluasi demi

tercapainya hasil yang lebih baik lagi.

Bagi sekolah yang sudah melaksanakan Standar Nasional pendidikan

diarahkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Sekolah Bertaraf

Internasional adalah sekolah atau madrasah yang sudah memenuhi standar

pendidikan nasional dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan

salah satu anggota Organization for Economic Development (OECD) atau

negara tertentu yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang

pendidikan sehingga memiliki daya saing di tingkat Internasional.4

Singkatnya, dalam mendirikan SBI yaitu dengan memastikan sekolah tersebut

sudah menerapkan standar pendidikan nasional, apabila sudah langkah

selanjutnya adalah adaptasi kurikulum yaitu dengan memasukkan kegiatan

dan improvisasi yang berwawasan Internasional yang sesuai dengan

kurikulum yang diadopsi.

4Mohamad Ali, Menyemai Sekolah Bertaraf Internasional (Yogyakarta : Suara

Muhmamadiyah, 2012), hlm. 90.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

4

Adaptasi kurikulum Internasional sendiri diartikan sebagai

penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam standar nasional

pendidikan dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara

anggota OECD atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan

tertentu dalam bidang pendidikan. Kemudian, Adopsi kurikulum diartikan

sebagai penambahan unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam standar

nasional pendidikan dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu

negara anggota OECD atau negara maju lainnya yang mempunyai

keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.5 OECD pada dasarnya

merupakan organisasi internalisasi yang didirikan di Perancis dalam rangka

membantu pemerintahan dalam menghadapi tantangan globalisasi ekonomi.6

Proses penyusunan kurikulum adaptif, ditempuh dengan cara

brenchmarking curriculum. Secara umum diketahui bahwa brenchmarking

curriculum atau kurikulum rujukan adalah proses untuk mendukung

peningkatan kurikulum melalui kombinasi antara kurikulum dalam negeri

dengan kurikulum luar negeri, negara luar yang menjadi acuan penilaian

adalah negara maju.

Pengadaptasian dan pengembangan kurikulum yang dilakukan, harus

menganut prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, cara yang dilakukan

adalah dengan menganalisa kompetensi dan materi yang terdapat dalam

kurikulum Internasional, kemudian mengupayakan penggabungan serta

5 Departement Pendidikan Nasional, Panduan Final Kurikulum Sekolah Bertaraf

Internasional (Jakarta : Depdiknas, 2007), hlm. 1-2. 6 Diakses pada https://id.wikipedia.org diunduh pada tanggal 24 November 2017, pukul

05.57.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

5

penambahan materi yang ada dalam kurikulum Nasional dan Internasional

tersebut agar menjadi satu kesatuan kurikulum yang mengakomodasi kedua

tujuan kurikulum.

Kurikulum Internasional yang populer digunakan di Indonesia yaitu

kurikulum Cambridge Internasional Examinations (CIE). Cambridge

Internasional Examinations (CIE) adalah bagian dari Cambridge Assesment

Group, organisasi dibawah University of Cambridge. Jaringan penyelenggara

sistem kurikulum ini telah digunakan lebih dari 150 negara. Kurikulum ini

menekankan fleksibilitas, sejak pendidikan dasar hingga menengah.7

Cambridge IGCSE, Cambridge AS dan A level telah diakui oleh

berbagai universitas dan perusahaan dunia terkemuka sebagai bukti terdepan

di dalam kemampuan akademis. Cambridge IGCSE, adalah kurikulum

Internasional yang paling popular di dunia selama 16 tahun, dan sekolah yang

menerapkan kurikulum Cambridge ini sejumlah 3700 sekolah di 140 Negara.

Sedangkan, Cambridge AS dan A level, yang diperuntukkan bagi peserta didik

berusia 16 hingga 19 tahun, telah diimplementasikan di lebih dari 125

negara.8

Kurikulum ini merupakan upaya sekolah dalam mengembangkan

mutu pendidikan, terdapat beberapa sekolah di Indonesia yang menggunakan

kurikulum kombinasi dengan mengacu pada kurikulum Cambridge, ini

dilakukan karena sekolah berkeinginan menghasilkan lulusan berkualitas

yang diakui secara Internasional.

7Lee Satryo Adjie, komparasi IB dan CIE dalam pendidikan dasar, diakses dari

http://cieofuai.wordpress.com, pada tanggal 29 oktober 2017, pukul 13.57. 8Ibid.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

6

Lulusan peserta didik dari lembaga kurikulum Cambridge dapat

melanjutkan ke lembaga yang menggunakan kurikulum yang sama tanpa

mengikuti ujian kesetaraan. Sebagaimana yang berlaku di SD Islam

Internasional Al-Abidin Surakarta dan SD Integral Walisongo Sragen yang

sudah mengadopsi kurikulum Cambridge sebagai peningkatan mutu sekolah.

Kurikulum yang sudah dirancang dengan baik tidak akan ada artinya

tanpa proses pembelajaran. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua

istilah yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

Keduanya mempunyai posisi yang sama. Kurikulum merupakan segala

sesuatu yang ideal, sedangkan pembelajaran merupakan realisasi dari

idealisme atau gagasan. Jika kurikulum adalah programnya, maka

pembelajaran merupakan implementasi. Jika kurikulum merupakan teorinya,

maka pembelajaran adalah penerapannya. Jika kurikulum merupakan

teorinya, maka pembelajaran merupakan praktiknya. Apa yang dilihat dan

dilakukan dalam pembelajaran, itulah sesungguhnya kurikulum yang nyata.9

Setiap lembaga pendidikan memiliki cara tersendiri dalam

melaksanakan kegiatan pendidikannya. Begitu juga yang terjadi di SDII Al-

Abidin Surakarta dan SD Integral Walisongo Sragen. Kedua sekolah tersebut

berada dalam naungan Islam, akan tetapi SDII Al-Abidin Surakarta dan SD

Integral Walisongo Sragen bisa menerapkan kurikulum Nasional dan

kurikulum Internasional (kurikulum Cambridge).

9 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), hlm.23-24.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

7

Tujuannya untuk mencetak peserta didik yang tidak hanya unggul

dalam Iptek saja namun juga memiliki keunggulan mempunyai karakter

Islami, selain itu juga menggunakan kurikulum Cambridge guna mencetak

generasi baru yang unggul dalam beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Berakhlak karimah dan Iptek dalam skala Nasional maupun Internasional.

Paparan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

kurikulum Cambridge yang diterapkan di sekolah tersebut, karena sekolah

tersebut notabennya berada di bawah naungan sekolah Islam, namun bisa

mengadopsi kurikulum Cambridge yang cakupannya mendunia. Begitu juga

dengan SD Integral Walisongo yang kategorinya sekolah Islam bahkan di

dalamnya menyediakan pesantren untuk peserta didik, mata pelajaran

keagamaannya jauh lebih banyak dari pada pelajaran umum, namun bisa

mengadopsi kurikulum Cambridge yang kategorinya mendunia, dengan

begitu SD Integral Walisongo Sragen menciptakan inovasi untuk

mempersiapkan generasi yang lebih maju dan mendunia yaitu dengan

menerapkan kurikulum Cambridge sebagai pengembangan mutu sekolahnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dan pengkajian lebih dalam terkait pelaksanaan kurikulum

Internasional Cambridge. Oleh karena itu, penulis mengusung judul penelitian

“Implementasi Kurikulum Cambridge di SD Islam Internasional Al-Abidin

Surakarta dan SD Integral Walisongo Sragen Tahun 2017/2018”.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

8

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi kurikulum Cambridge di SD Islam Internasional

Al-Abidin Surakarta dan SD Integral Walisongo Sragen Tahun 2017/2018 ?

2. Apa keunggulan dan kelemahan implementasi kurikulum Cambridge di SD

Islam Internasional Al-Abidin Surakarta dan SD Integral Walisongo Sragen

Tahun 2017/2018 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendeskripsikan implementasi kurikulum Cambridge di SD

Islam Internasional Al-Abidin Surakarta dan SD Integral Walisongo

Sragen Tahun 2017/2018.

b. Untuk menemukan titik-titik keunggulan dan titik-titik kelemahan

implementasi kurikulum Cambridge di SD Islam Internasional Al-

Abidin Surakarta dan SD Integral Walisongo Sragen Tahun

2017/2018.

2. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat akademik

Secara akademik diharapkan dari hasil penelitian ini dapat

menambah khazānah keilmuan dalam bidang pendidikan Agama Islam

pada umumnya, dan implementasi kurikulum Internasional Cambridge

khususnya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

9

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan

masyarakat pada umumnya dan para pendidik khususnya, baik orang tua

maupun guru yang berasaskan pendidikan Islam dalam mendidik. Selain

itu, diharapkan juga dapat dijadikan sebagai referensi untuk peneliti

selanjutnya dalam meneliti hal-hal baru yang terkait dengan pendidikan

Islam.

D. Telaah Pustaka

Berdasarkan judul penelitian di atas, penulis menemukan beberapa hasil

penelitian terdahulu yang sejenis atau berdekatan dengan penelitian ini, antara

lain:

1. Riyuzen Praja Tuala (IAIN Raden Intan Lampung, 2016)10

Disertasi

dengan judul : Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah/ Madrasah (Studi

Kasus di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dan Madrasah Aliyah Negeri

1 Bandar Lampung). Hasil penelitiannya adalah dalam pengembangan

mutu sekolah di awali dengan manajemen yang benar, dimulai dari

perencanaan standar isi dan standar proses dengan cara membentuk tim

pengembang kurikulum, pelaksanaan standar isi dengan

mengimplementasikan beban belajar dalam bentuk sistem paket, evaluasi

standar yaitu dengan menilai setiap tahun meliputi tujuan, strategi dan

metode pembelajaran, bahan ajar, alokasi waktu, sistem evaluasi,

kemampuan guru dan bagaimana hasil belajarnnya.

10

Riyuzen Praja Tuala, : manajemen peningkatan mutu sekolah/ madrasah (studi kasus di

SMA Al-kautsar Bandar Lampung dan Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung), (Lampung:

IAIN, 2016).

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

10

Perbedaan dengan penelitian peneliti adalah pada disertasi di atas

membahas tentang peningkatan mutu sekolah, namun pada penelitian

peneliti lebih fokus kepada kurikulum Cambridge sebagai peningkatan

mutu sekolah.

2. Suprihadi Saputro (UMM, 2012)11

Disertasi dengan judul : Manajemen

Kurikulum Sekolah Standar Internasional berbasis Intergasi Standar

Nasional dan Cambridge International Primary Programme (CIPP). Hasil

Penelitian: bahwa desain manajemen kurikulum sekolah standar

Internasional berbasis integrasi standar nasional dan CIPP, diprioritaskan

pada standarisasi kualitas dan desain layanan, produk dan sistem kendali

mutu kurikulum dalam prespektif dan standar Internasional.

Prespektif dan standar Internasional sebagai standar layanan

maupun kualitas produk lulusan, berimplikasi secara sistemik terhadap

sistem manajemen sekolah. Implikasinya sekolah telah memiliki sistem

jaringan dan kerjasama Internasional, sistem penjaminan, dan kendali

mutu berstandar Internasional, serta sistem akreditasi sekolah secara

Internasional.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah

penelitian di atas fokus pada bagaimana memanajemen kurikulum nasional

dan kurikulum Cambridge, sedangkan penelitian peneliti fokus pada

11

Suprihadi Saputro Manajemen Kurikulum Sekolah Standar Internasional Berbasis

Integrasi Standar Nasional dan Cambridge International Primary Programme (Malang :

Universitas Malang,2012), dalam http://karya-ilmiah.um.ac.id , diunduh pada tanggal 10

November 2017, pukul 16.09.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

11

penerapan kurikulum Cambridge pada sekolah yang konotasinya Islam

dan menjadi tujuan peningkatan mutu sekolah.

3. Ria Herwandar, Denny Azhari Safryono (2014)12

, dalam Jurnal yang

berjudul Evaluasi Cambridge International Primary Program Peserta

didik SD Al-Azhar pada mata pelajaran „English Language‟. Hasil

penelitian: bahwa mempelajari bahasa asing bagi murid SD tidak

diragukan lagi, berikut merupakan pembelajaran yang efektif karena setiap

anak telah memiliki ke universalan bahasa dan faktor ini yang akan

mempermudah anak mempelajari bahasa asing sebagai bahasa kedua

dalam hidupnya. Walaupun dalam usia dini, para peserta didik mampu

membuktikan kemampuan mereka dan mendapat nilai baik secara

keseluruhan namun secara individu apabila dilihat dari komponen reading,

usage, dan writing mencerminkan perbedaan yang mencolok.

Dalam reading para peserta didik mendapat nilai tertinggi

dibandingkan dengan komponen lainnya. Hal ini disebabkan peran logika

yang kuat dalam mengambil keputusan disamping peran kemahiran

membaca dalam bahasa inggris. Komponen yang masih rendah dan harus

diperbaiki dengan melatih komponen tersebut dalam kelas. Komponen

terburuk adalah writing (menulis).

Hal ini terjadi karena menulis merupakan hasil produktif yang

merujuk pada pengetahuan kemampuan semua skill kebahasaan. Guru

harus lebih banyak melatih anak untuk menulis agar dapat meningkatkan

12

Ria Herwandar, Denny Azhari Safriyono dalam Evaluasi Cambridge International

Primary Program Peserta didikSD Al-Azhar pada mata pelajaran „English Language‟ jurnal Al-

Azhar Indonesia Seri Humaniora, Vol.2, No.3, Maret 2014 :228.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

12

hasil penulisan pada ujian berikutnya. Perbedaan penelitian di atas dengan

penelitian peneliti adalah pada jurnal ini membahas evaluasi yang

dilakukan dalam mengevaluasi kurikulum Cambridge yang diterapkan

pada pelajaran bahasa Inggris, sedangkan penelitian peneliti fokus akan

implementasi kurikulum Cambridge secara umum di sekolah yang

konotasinya Islam.

4. Aida Rusmilati R (UMM, 2007)13

Tesis dengan judul : Model Kurikulum

Integrasi pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMA

Negeri 3 Madiun. Hasil penelitian: bahwa implementasi kurikulum

integrasi sasarannya adalah siswa, sebagai obyek yang menerima

implementasi kebijakan, guru sebagai pelaksanaan kebijakan dan lembaga

dalam hal ini sekolah sebagai fasilitator dalam menyiapkan sarana

pembelajaran dan memfasilitasi semua kebutuhan guru dan peserta didik

dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini, sekolah yang berstatuskan RSBI, yang membedakan

dari penelitian peneliti adalah pada lokasi sekolah digunakan untuk

penelitian itu bukan RSBI melainkan sekolah Islam yang mengadopsi

kurikulum Internasional Cambridge. Selain itu pada penelitian ini

berfokus pada integrasi kurikulum yang digunakan, akan tetapi penelitian

peneliti, mendalami tentang bagaimana implementasi kurikulum

Cambridge di sekolah Islam sebagai pengembangan mutu sekolah.

13

Aida Rusmilati Model Kurikulum Integrasi Pada Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional di SMA Negeri 3 Madiun (Malang: UMM, 2007), hlm.165.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

13

5. Dania Puri dkk (2013)14

, jurnal yang berjudul Adaptasi Kurikulum

Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences Terhadap KTSP pada

Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem Koloid di RSBI. Hasil penelitian:

bahwa proses implementasi adaptasi kurikulum Cambridge IGCSE Co-

ordinate sciences dilakukan menggunakan model CTL (Contextual

Teaching Learning) yang ditemukan cocok untuk proses implementasi.

Pemahaman peserta didik meningkat dan siginifikan dengan nilainya,

kemudian peserta didik memberikan respon positif terhadap pembelajaran

yang mengadaptasi kurikulum Cambridge IGCSE Coordinate Sciences.

Melihat sekilas sedikit ada persamaan antara penelitian di atas

dengan penelitian peneliti, yaitu sama sama mengadopsi kurikulum

Cambridge, yang membedakan adalah peneliti hanya kurikulum

Internasional nya saja yaitu kurikulum Cambridge dan tidak ada mata

pelajaran khusus yang digunakan dalam penelitian peneliti.

6. A. Mushawwir Taiyeb dan Ayu Sekarsari (2014)15

jurnal yang berjudul

Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta didik (LKS) Biologi yang Terintegrasi

Kurikulum Cambridge untuk SMA Kelas XI Semester II. Hasil penelitian : bahwa

berdasarkan hasil analisis LKS biologi yang dikembangkan dengan

kurikulum Cambridge dinyatakan valid, praktis, dan efektif. Sehingga

14

Dania Puri, dkk., Adaptasi Kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences

Terhadap KTSP pada Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem Koloid di RSBI, Vol.1 No.1 Mei 2013,

ISSN : 2301-721X, dalam http://id.portalgaruda.org, diunduh pada tanggal 11 November 2017

pukul 18.48. 15

A. Mushawwir Taiyeb dan Ayu Sekarsari, Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta

didik(LKS) Biologi yang Terintegrasi kurikulum Cambridge untuk SMA Kelas XI Semester II.

Vol 15, Nomor 1, April 2014, dalam http://id.portalgaruda.org, diunduh pada tanggal 10

November 2017 pukul 17.00.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

14

layak untuk digunakan dan telah terbukti dapat meningkatkan minat dan

menambah wawasan peserta didik dalam belajar biologi.

Penelitian ini fokus pada lembar kerja peserta didik yang

terintegrasi dengan kurikulum Cambridge dan hasilnya sangat valid,

efektif dan praktis. Perbedaan dengan penelitian peneliti adalah pada

hubungan antara sekolah Islam yang menggunakan kurikulum Cambridge

sebagai pengembangan mutu sekolah Islam di Indonesia.

7. Hilmia Wardani dan Fajar dwi Nugroho,16

jurnal yang berjudul Integrasi

Kurikulum Nasional dan Cambridge Curriculum pada Mata Pelajaran Bahasa

Inggris. Hasil penelitian: bahwa integrasi merupakan upaya

mengembangkan kurikulum yang lebih baik, khususnya pada mata

pelajaran bahasa Inggris.

Pada pelajaran tersebut, kurikulum Cambridge menggunakan

pendekatan ketrampilan berbahasa. Pada kurikulum 2013, pendekatan

yang diterapkan adalah mencakup kompetensi grammatical, kompetensi

sosial, dan kompetensi komunikatif. Model integrasi yang sesuai dengan

pengintegrasian keduanya adalah nested model. Model tersebut

mengintegrasikan empat ketrampiran reading, writing, speaking, dan

listening di kurikulum Cambridge dalam kompetensi dasar kurikulum

2013. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah pada

sasaran mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian, persamaannya

adalah sama sama menggunakan kurikulum Cambridge.

16

Hilmia Wardani dan Fajar Dwi Nugroho Integrasi Kurikulum Nasional dan Cambridge

Curriculum pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris, dalam http://id.portalgaruda.org, diunduh pada

10 November 2017, pukul 19.10.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

15

Berdasarkan telaah pustaka di atas, penelitian ini berusaha untuk

menempatkan posisi yang berbeda dengan penelitian-penelitian

sebelumnya. Dari keenam penelitian di atas, belum ada yang membahas

mengenai implementasi kurikulum Cambridge yang diterapkan di SD

Islam Internasional Al-Abidin Surakarta dan SD Integral Walisongo

Sragen. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji masalah-masalah

dengan memfokuskan pada konsep dan penerapan kurikulum Cambridge

serta hasil yang dicapai oleh kedua sekolah tersebut.

E. Kerangka Teoritik

Kerangka teori merupakan teori-teori yang terkait dan akan dijadikan

dasar berfikir dalam melakukan penelitian. Suatu penelitian memerlukan teori

yang mendukungnya, diantaranya: Pertama teori tentang tinjauan kurikulum,

menurut beberapa pandangan tokoh, buku yang digunakan dalam acuan dalam

teori yang pertama ini adalah buku “Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum”

Rosdakarya 2013, buku ini membahas secara rinci terkait kurikulum secara

umum serta tahapan dalam implementasi kurikulum. Kedua adalah teori

tentang kurikulum Cambridge sebagai upaya pengembangan mutu sekolah.

Pembahasan tentang kurikulum Cambridge peneliti mengambil data langsung

dari link resmi milik Cambridge International Examination yaitu

http://www.Cambridge.international.org. Sedangkan pembahasan tentang

upaya pengembangan mutu sekolah peneliti mengambil teori yang bisa

dijadikan dasar menganalisis yaitu dari bukunya Mohamad Ali yang berjudul

“Reinvensi Pendidikan Muhammadiyah”, Al-wasat Publishing House 2010.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

16

Buku ini membahas tentang tahapan dalam mengembangkan mutu sekolah,

yaitu berawal dari tahap inisiasi, implementation, continuation, outcome.

Pada teori yang pertama akan dijadikan dalam menganalisis terkait

implementasi kurikulum Cambridge di sekolah yang akan dijadikan penelitian,

dan teori yang kedua akan dijadikan analisis terkait kurikulum Cambridge

sebagai upaya pengembangan mutu sekolah serta menemukan titik-titik

keunggulan dan kelemahan kurikulum Cambridge di sekolah tersebut.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), sebab

data yang dikumpulkan terhadap objek yang bersangkutan secara langsung.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif, yakni

dengan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diperlukan agar dapat diamati

yang dilakukan dalam kehidupan yang nyata dan sebenarnya.17

Peneliti melakukan penelitian terhadap Implementasi Kurikulum

Cambridge di SD Islam Internasional Al-Abidin Surakarta dan SD Integral

Walisongo Sragen Tahun 2017/2018.

17

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya

Offset,2007), hlm.4

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

17

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan

fenomenologis,18

yaitu: menggambarkan data dengan apa adanya. Peneliti

mengambil kesimpulan dari obyek yang memancarkan fenomena-

fenomena, yang nantinya dapat digunakan peneliti dalam menyusun hasil

akhir dari penelitian. Pendekatan fenomenologis, dalam penelitian ini

diharapkan dapat mengetahui pelaksanaan dan keunggulan maupun

kelemahan dari kurikulum Cambridge di SD Islam Internasional Al-Abidin

Surakarta dan SD Integral Walisongo Sragen Tahun 2017/2018.

3. Penentuan Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang atau siapa saja yang dapat

membantu memperoleh data yang diingankan demi kepentingan

penelitian.19

Adapun informan utama dalam penelitian yang dijadikan

subyek penelitian ini adalah:

a. Kepala sekolah

b. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum

c. Human Resources Development

d. Guru dan peserta didik

4. Validitas Data

Pemeriksaan data sangat diperlukan dalam sebuah penelitian

sehingga untuk mendapatkan data yang valid perlu tehnik pemeriksaan

keabsahan data. Untuk menguji keabsahan data, dalam penelitian ini

18

Ibid., hlm. 9. 19

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta,2010), hlm. 300.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

18

menggunakan triangulasi. Menurut Norman Denzin dalam Lexy J

moelong20

menyebutkan bahwa:

a. Triangulasi Data adalah penggunaan beragam sumber data dalam satu

kajian. Sebagai contoh: wawancara.

b. Triangulasi Investigator (sumber) adalah penggunaan pada beberapa

evaluator yang berbeda. Penelitian ini menggunakan tehnik

pemeriksaan triangulasi melalui penggunaan sumber. Triangulasi

dengan sumber dilakukan dengan jalan membandingkan dan mengecek

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

wawancara, dokumentasi dan observasi.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancaranya

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud

mengadakan wawancara adalah memverifikasi, mengubah, dan

memperluas informasi yang di peroleh dari orang lain.21

Metode wawancara dalam penelitian ini, untuk memperoleh

data tentang implementasi kurikulum Cambridge. Pihak yang akan

diwawancarai dalam penelitian ini adalah satu kepala sekolah, satu

bagian pengembangan SDM sekolah, satu wakil kepala sekolah

20

Lexy J. Moelong, Metodologi., hlm. 391. 21

Lexy Moeleong, Metodologi., hlm. 189.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

19

bagian kurikulum, dua guru, dan peserta didik yang diwawancarai

dalam penelitian ini masing-masing berjumlah dua orang dari

program ICP (International Class Program) di SD Islam

Internasional Al-Abidin Surakarta dan SD Integral Walisongo

Sragen.

b. Pengamatan (observasi)

Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk

mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari

proses dan hasil yang dicapai baik yang ditimbulkan oleh tindakan

terencana maupun akibat sampingannya.22

Metode ini merupakan teknik pengamatan dan pencatatan

sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki untuk

menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena yang telah

dirumuskan.23

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang

implementasi kurikulum Internasional Cambridge di SD Islam

Internasional Al-Abidin Surakarta dan SD Integral Walisongo

Sragen Tahun 2017/2018.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang

tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui

dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan

22

Kasibani Kasbolah, Metodologi Penelitian (Jakarta: Persada Press,2001), hlm. 50-51. 23

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 168.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

20

pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk

keperluan pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber

data.24

Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain

dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan

seorang penyidik.25

Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh

data berupa segala sesuatu yang ada kaitannya dengan implementasi

kurikulum Internasional Cambridge.

6. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif,

penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah

atau keadaan sebagaimana adanya sehingga bersifat sekadar untuk

mengungkapkan fakta.26

Sedangkan kegiatan analisis data kualitatif menurut Miles

dan Huberman terdapat tiga macam, yakni :

a. Reduksi Data

Kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan hal-hal yang penting , mencari tema dan pola

serta membuang hal yang tidak perlu. Data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, sehingga

akan mempermudah pengumpulan data selanjutnya.27

24

Ibid., hlm. 183. 25

Lexi J. Moleong,Metodologi, hlm. 217. 26

Mahmud, Metode, hlm. 183. 27

Ibid, hlm. 32.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

21

b. Penyajian Data (Display Data)

Kegiatan display data ini dapat dilakukan dalam

berbagai bentuk, misalnya naratif teks, bagan, hubungan

antar kategori, flowchart, grafik, dan matriks. Namun yang

paling sering digunakan adalah naratif teks. Miles dan

Huberman menyatakan “the most frequent form of display

data for qualitative research data in the pas has been

narative text (bentuk yang paling sering ditampilkan untuk

data kualitatif adalah teks naratif)”.28

c. Menarik Verifikasi/ Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang

diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga

setelah diteliti menjadi jelas.29

G. Sistematika Pembahasan

Sebuah tesis akan mempunyai nilai lebih jika ditulis menggunakan

sistematika pembahasan yang sesuai dengan kaidah yang benar. Sebelum

membahas lebih lanjut mengenai penulisan tesis ini, agar alur penulisan ini

dapat diketahui oleh pembaca, maka dikemukakan sistematika pembahasan

pada tesis ini dibagi menjadi lima bab, yang diawali dengan bab satu. Bab ini

merupakan bab pendahuluan yang di dalamnya membahas tentang latar

28

Ibid., hlm. 17. 29

Ibid., hlm. 18.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

22

belakang masalah, rumusan-rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, sistematika pembahasan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang

tinjauan kurikulum, implementasi kurikulum dan kurikulum Cambridge

sebagai upaya pengembangan mutu sekolah. Teori ini diletakkan di bab kedua.

Yang akan dijadikan sebagai landasan dalam menganalisis data-data yang

ditemukan di lapangan.

Data-data yang ditemukan di lapangan yang nanti akan dianalisis

berdasarkan kerangka teoritik di bab dua akan dibahas di bab ketiga. Pada bab

ini terdapat tiga sub bab, sub bab pertama yaitu tentang gambaran umum SDII

Al-Abidin Surakarta dan SD Integral Walisongo Sragen, sub bab kedua tentang

implementasi kurikulum Cambridge di SDII Al-Abidin Surakarta dan SD

Integral Walisongo Sragen, kemudian sub bab ketiga tentang keunggulan dan

kelemahan implementasi kurikulum Cambridge di SDII Al-Abidin Surakarta

dan SD Integral Walisongo Sragen.

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis dengan

menggunakan teori Oemar Hamalik dan Michael Fullan yang akan dibahas di

bab ke empat. Tentang analisis terhadap implementasi kurikulum Cambridge di

SDII Al-Abidin Surakarta dan SD Integral Walisongo Sragen serta keunggulan

dan kelemahan dari implementasi kurikulum Cambridge di sekolah tersebut.

Sistematika pembahasan terakhir adalah penutup dalam bab

kelima. Berisi tentang kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi/ saran. Pada

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/62262/3/4.1 BAB I.pdf · Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5. 2 sekolah. Manajemen kurikulum dan kegiatan pembelajarannya

23

bab ini menguraikan kesimpulan yang merupakan jawaban atas keseluruhan

hasil penelitian, diakhiri dengan rekomendasi/ saran dan penutup.