20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan tiap orang tiba-tiba harus berhadapan dengan masalah tersebut. Pemanasan global sendiri adalah peristiwa meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca di atmosfer akibat aktivitas manusia di berbagai belahan dunia, menyebabkan meningkatnya radiasi yang terperangkap di atmosfer, akibatnya suhu rata-rata di seluruh permukaan bumi meningkat (Armely Meiviana dkk, 2004 : 3). Pemanasan global memberikan dampak atau akibat yang sangat luas dan memengaruhi kehidupan di bumi, baik itu hewan, tumbuhan, dan manusia. Dampak pemanasan global dapat terjadi karena berbagai penyebab-penyebab dari tingkahlaku manusia memanfaatkan segala sumber daya alam, dan tidak mengenal batas serta kelestarian lingkungan ini. Gambar 1. Fast Fashion Sumber : http://www.limitsizenerji.com/cevre-dostu-moda-markalari-hangileri/ 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

  • Upload
    votuyen

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi

isu global. Tiap negara, bahkan tiap orang tiba-tiba harus berhadapan dengan

masalah tersebut. Pemanasan global sendiri adalah peristiwa meningkatnya

konsentrasi Gas Rumah Kaca di atmosfer akibat aktivitas manusia di berbagai

belahan dunia, menyebabkan meningkatnya radiasi yang terperangkap di

atmosfer, akibatnya suhu rata-rata di seluruh permukaan bumi meningkat

(Armely Meiviana dkk, 2004 : 3). Pemanasan global memberikan dampak atau

akibat yang sangat luas dan memengaruhi kehidupan di bumi, baik itu hewan,

tumbuhan, dan manusia. Dampak pemanasan global dapat terjadi karena berbagai

penyebab-penyebab dari tingkahlaku manusia memanfaatkan segala sumber daya

alam, dan tidak mengenal batas serta kelestarian lingkungan ini.

Gambar 1. Fast Fashion

Sumber : http://www.limitsizenerji.com/cevre-dostu-moda-markalari-hangileri/

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

2

Salah satu penyumbang terbesar dari munculnya global warming ialah industri

fesyen. Tuntutan kebutuhan fesyen yang sangat besar dan cepat yang mengarah

pada fast fashion menyebabkan pabrik-pabrik fesyen menjamur diseluruh penjuru

dunia dengan kapasitas industri yang semaki besar tanpa memperhatikan dampak

lingkungan. Beberapa fakta yang menggambarkan hal tersebut yaitu dalam

industri fesyen ini bertanggung jawab terhadap buangan CO2 dan emisi gas

greenhouse yang berkontribusi besar atas terjadinya perubahan iklim, menjadi

penyumbang buangan bahan-bahan kimia beracun ke lingkungan terbesar karena

industri fesyen menggunakan lebih banyak air daripada industri lainnya,

mengkonsumsi energi dalam jumlah yang sangat besar dalam bentuk minyak dan

listrik dalam proses manufaktur dan produksi sintesis, menggunakan bahan kimia

yang bersifat karsinogenik yang mengakibatkan alergi pada kulit dan iritasi seperti

karbon, nikel, kromiun IV dan formaldehyde, dan dalam penanaman kapas

(tumbuh dengan bantuan pestisida dan herbisida) dapat berdampak

menghancurkan bumi dan juga berakibat buruk pada orang-orang yang

menggunakan serat tersebut (Fletcher, 2014).

Fast Fashion diartikan sebagai “a strategy to bring into stores cheap clothing

that mimics current luxury fashion trends with great frequency” (Joy et al, 2012).

Berarti bahwa fast fashion merupakan suatu strategi untuk membawa pakaian

murah yang meniru tren fashion mewah dengan frekuensi jumlah yang besar.

Dalam pengertian lain disebutkan bahwa “Fast Fashion is a radical method of

retailing that has broke away from seasonal selling and puts out new inventory

constantly throughout the year” (Cline, E, L, 2012 : 9). Berarti bahwa fast fashion

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

3

merupakan sebuah metode radikal dari ritel yang tidak menggunakan konsep

penjualan musiman sehingga terus menerus tersedia di sepanjang tahun. Dalam

pengertian lainnya disebutkan bahwa :

Fast Fashion isn’t really about speed, but greed : selling more, making

more money. Time is just one factor of production, along with labor,

capital and natural resources that get juggled and squeezed in the

pursult of maximum profits. But fast is not free. Short lead timer and

cheap clothes are only made possible by exploitation of a labor and

natural resources (Kate Fletcher, 2012 : 2).

Diartikan bahwa fast fashion tidak semata-mata tentang kecepatan, namun juga

merupakan keserakahan dengan menjual lebih banyak untuk mendapatkan udang

yang lebih banyak pula. Waktu adalah salah satu faktor produksi, bersama dengan

tenaga kerja, modal dan sumber daya alam untuk menghasilkan keuntungan yang

maksimal. Tetapi cepat bukan berarti gratis, tuntutan waktu yang singkat dan

pakaian yang murah memungkinkan adanya eksploitasi tenaga kerja dan sumber

daya alam.

Dari beberapa pengertian tersebut, Fast fashion menggambarkan fenomena

yang muncul akibat tuntutan pasar terhadap produk fesyen yang sangat tinggi dan

cepat yang digunakan oleh para produsen pakaian untuk mendapatkan keuntungan

yang maksimal dengan biaya produksi yang minim dan memungkinkan adanya

eksploitasi terhadap tenaga kerja dan sumber daya alam. Zara, H&M, dan

Forever21 merupakan contoh brand produk fesyen yang menerapkan fast fashion.

Fast fashion mendorong konsumen membeli baju dengan sangat murah. Joy A, et

al, 2012 menyebutkan “It is a common now to buy a t-shirt a Zara for $ 5, just a

speedily and cheaply as a meal at McDonald’s. The term Mcfashion has been

used to describe this new way of producing and selling clothes.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

4

“McDonaldization” is a term that became fashionable in discussing changes in

capitalist economics as they moved toward greater rationalization”. Berarti

bahwa menjadi hal yang umum sekarang untuk sebuah membeli t-shirt dengan

harga hanya sebesar $5, secepat dan semurah seperti membeli makanan di

McDonald. McFashion merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

cara baru untuk memproduksi dan menjual sebuah pakaian dengan cepat dan

murah.

Gambar 2. Insiden Rhana, Bangladesh

Sumber : http://projects.aljazeera.com/2015/08/rana-plaza/

Film The True Cost memperlihatkan berbagai insiden yang terjadi seperti

insiden Rhana di Bangladesh pada tahun 2013 yang menewaskan 1126 orang

yang diakibatkan karena ketidakpedulian para pemilik modal, limbah-limbah

kimia yang beracun yang mengalir setiap hari di sungai-sungai, mencemari air

yang digunakan untuk mengairi sawah-sawah dan diminum serta dimakan

masyarakat sekitarnya, sehingga di Pujab India di sebuah desa yang dekat industri

garmen, puluhan anak lahir cacat fisik dan mental, dan dengan upah yang hanya

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

5

10 dolar AS per bulan mereka habiskan untuk berjuang untuk tetap hidup serta

menyelamatkan diri dan keluarganya dari penyakit kuning dan penyakit yang

muncul akibat dampak pabrik-pabrik tekstil di sekitarnya, sementara di Amerika

terjadi pola belanja yang sangat ironis1.

Dampak yang ditimbulkan dari munculnya fenomena ini sangatlah besar

karena konsep fast fashion banyak menimbulkan polusi, baik dalam proses

produksi pakaian dan pembuatan bahan sintetis, juga limbah tekstil yang

ditimbulkan dari hasil mass production. Limbah tekstil yang paling banyak

dihasilkan adalah dari penggunaan pewarna sintetis. Pewarna sintetis banyak

digunakan karena dipandang praktis dan ekonomis, padahal dampak yang

dihasilkan sangatlah besar dalam menyumbang kerusakan alam.

Kini gerakan slow fashion dan gerakan kembali ke alam (back to nature)

mulai digalakkan karena ketakutan dan kegelisahan akan pengaruh pencemaran

yang dihasilkan oleh zat pewarna sintetis seperti ancaman penyakit kanker dan

rusaknya lingkungan. Gerakan ini menggunakan fesyen sebagai media dalam

penyampaian pesan kepada masyarakat, yaitu pesan untuk menjaga kelestarian

lingkungan. Gerakan slow fashion ini lebih mengarah pada munculnya eco

fashion yang sering dikaitkan dengan fasion ramah lingkungan atau green fashion

dan juga sustainable fashion.

Eco fashion diartikan dengan bentuk industri fesyen yang ramah lingkungan

dengan menggunakan bahan baku organik, rendah dalam penggunaan bahan kimia

baik dalam proses produksi maupun dalam proses pewarnaan, dalam proses

1 Dikutip dari film The True Cost (2015) tentang dampak fast fashion

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

6

produksi menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan tahan lama2.

Eco fashion merupakan subjek yang sangat luas, dengan cabang-cabang yang

mempunyai relasi dengan konsep-konsep fesyen yang lain, seperti ethical fashion

yang merupakan suatu pendekatan etis antara fesyen desain dengan konsumsi

produk dan produksi pakaian yang memaksimalkan manfaat bagi orang lain dan

komunitas, sembari meminimalisir dampak buruk terhadap lingkungan. Dalam

terciptanya sebuah produk eco fashion terdapat strategi-strategi yang mendukung

antara lain strategi desain, adalah desain untuk meminimalisir sampah (limbah),

desain untuk upcycling yang merupakan proses mengolah sampah atau barang-

barang yang sudah tidak digunakan menjadi material yang baru dan inovatif,

dengan kualitas yang lebih baik atau dampak yang lebih baik untuk lingkungan.

Meminimalisir penggunaan bahan kimia, bahkan hingga membuat desain produk

sebagai media untuk memberikan suara atau kritik sosial dengan membangun

kesadaran sosial lewat produk. Strategi-strategi ini dapat digunakan oleh desainer

untuk lebih bertanggung jawab terhadap cara kerja dan bagaimana dampaknya

untuk lingkungan.

Dengan adanya fenomena eco fashion, kini dalam memproduksi suatu fesyen

mulai mengarah pada konsep eco fashion yang lebih ramah lingkungan baik dari

teknik produksi maupun material yang digunakan. Salah satu teknik tekstil yang

sedang berkembang saat ini adalah eco printing. Eco printing ini dipelopori India

Flint, yang mengartikan eco printing sebagai proses mentransfer warna dan

bentuk objek tertentu ke kain melalui kontak langsung (Flint, 2008).

2 Dikutip dari katalog Eco Fashion Week dengan judul History of Fashion, Coco Chanel Chronology

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

7

Berdasarkan perkembangan fenomena tersebut terdapat peluang untuk

mengembangkan eco printing dengan beberapa alasan yaitu Indonesia masih

sedikit pelaku industri fesyen yang menggunakan teknik ini padahal potensi dan

bahan baku alam yang dimiliki Indonesia sangatlah banyak sehingga sangat

memungkinkan untuk eco printing ini dikembangkan, masih banyak produk

fesyen yang tidak mempertimbangkan lingkungan, tidak ramah lingkungan, dan

kesadaran ekologi masih rendah, eco printing merupakan teknik yang sederhana

dan dapat dilakukan orang banyak (konsep do it yourself) bisa menjadi gerakan

sadar lingkungan dalam memproduksi sebuah fesyen. Eksplorasi teknik eco

printing ini akan menghasilkan karya-karya estetik yang bernilai tinggi, unik,

berbeda dalam ragam corak maupun warna karena dihasilkan dengan proses cetak

langsung dibanding dengan menggunakan pewarna sintetis. Produk yang

dihasilkan memiliki nilai tambah dalam budaya lokal yang ramah lingkungan.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

8

B. STUDI PUSTAKA

1. Eco Fashion

Dalam katalog Eco Week tentang History of Fashion : Eco Fashion,

Coco Chanel Chronology, Eco fashion menyebutkan :

Eco Fashion or Eco Friendly Fashion is a term used to refer when

something cause a minimal or null impart on the environment. There is

not thing like a 100 % eco-friendly clothing, this is because to

manufacture clothes is required the use of water and energy. Eco friendly

clothes promote green living that help to converse energy, air, water and

noise pollution.

Eco fashion diartikan dengan bentuk industri fesyen yang ramah lingkungan

dengan menggunakan bahan baku organik, rendah dalam penggunaan bahan kimia

baik dalam proses produksi maupun dalam proses pewarnaan, dalam proses

produksi menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan tahan lama. Eco

fashion merupakan subjek yang luas, dengan cabang-cabang yang mempunyai

relasi dengan konsep-konsep fesyen yang lain, seperti ethical fashion yang

merupakan suatu pendekatan etis antara fesyen desain dengan konsumsi produk

dan produksi pakaian yang memaksimalkan manfaat bagi orang lain dan

komunitas, sembari meminimalisir dampak buruk terhadap lingkungan. Selain

membuat produk baru yang dalam eco fashion juga melakukan pembuatan produk

baru dari produk lama yang biasa disebut dengan remanufactured fashion atau

Upcycle.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

9

Remanufactured Fashion defined as the process of remaking used clothes

into new clothing that is at least equal to if not better than the original

manufacture specification from the consumers perspective and the brand

and garment labels attached to the garment will indicate that the

garment has been remanufactured to at least equal quality to that of a

newly manufactured equivalent (Subramanian Senthilkanna Muthu, 2016

: 5).

Remanufactured fashion biasanya mengubah fungsi dari produk sebelumnya,

misalnya dari sebuah dress diubah menjadi rok.

Dalam terciptanya sebuah produk eco fashion terdapat stategi-strategi yang

mendukung antara lain stategi desain adalah desain untuk meminimalisir sampah

(limbah), desain untuk upcycling yang merupakan proses mengolah sampah atau

barang-barang yang sudah tidak digunakan menjadi material yang baru dan

inovatif, dengan kualitas yang lebih baik atau dampak yang lebih baik untuk

lingkungan. Meminimalisir bahan kimia, bahkan hingga desain untuk memberikan

suara atau kritik sosial dengan membangun kesadaran sosial lewat produk.

Strategi-strategi ini dapat digunakan oleh desainer untuk lebih bertanggung jawab

terhadap cara kerja dan bagaimana dampaknya untuk lingkungan. Dalam hal ini

eco fashion dijadikan sebagai acuan dasar dalam pembuatan karya dengan

menerapkan kriteria dan konsep sebuah produk dikatakan eco fashion.

2. Sustainable fashion

Sustainably oriented fashion are based on innovative design thingking

and high aesthetic values allied to an appreciation of craftmanship and

quality materials. Sustainable, green of eco fashions continued to suffer

from negative connotations and the concept was largely sidestepped by

the mainstream fashion and textile industries, until the new millenium.

Wether made from totally organic fabrics, or recycled fashions using

vintage clothing or fashion and accessories designed for multiple lives,

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

10

the design approaches taken by a new wave of independent designers

stand or fall on their fashion merits (Sandy Black, 2012 : 15).

Sustainable fashion diartikan sebagai suatu konsep di mana produk fesyen

yang dihasilkan bisa digunakan berkali-kali (timeless), desain bukan hanya cantik,

tetapi dalam teknik pembuatannya harus dibuat dengan baik (well-made) dengan

menggunakan material yang ramah lingkungan (lebih baik material hasil recycle)

dengan transportasi atau distribusi yang terbatas untuk mencapai produk yang

komplit.

Sustainable fashion bukan hanya berbicara mengenai desain yang ramah

lingkungan, tetapi juga penggunaan material ramah lingkungan, metode proses

produksi ramah lingkungan, transportasi selama produksi yang pendek, serta fair

trade antara industri dengan petani yang menghasilkan serat atau bahan baku

untuk membuat produk fesyen. Konsep sustainable fashion ini muncul karena

adanya fakta-fakta bahwa:

a. Pakaian, sepatu, dan industri tekstil merupakan salah satu industri yang

terbesar di dunia. Industri ini bertanggung jawab terhadap buangan CO2

dan emisi gas greenhouse yang berkontribusi besar atas terjadinya

perubahan iklim.

b. Industri ini menggunakan air lebih banyak daripada industri yang lain serta

membuang sejumlah besar bahan-bahan kimia beracun ke lingkungan.

c. Industri ini juga mengkonsumsi energi dalam jumlah yang sangat besar

dalam bentuk minyak dan listrik dalam proses manufaktur, produksi

sintesis, serta dalam shipping dan air travel.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

11

d. Beberapa bahan kimia berbahaya yang sering digunakan dalam industri

tekstil ini adalah karbon, nikel, kromium IV, dan formaldehyde. Beberapa

bahan kimia ini menempel di kulit meskipun telah dicuci. Beberapa di

antaranya merupakan bahan-bahan karsiogenik dan sisanya

mengakibatkan alergi pada kulit dan iritasi.

e. Kapas yang biasa digunakan (tumbuh dengan bantuan pestisida dan

herbisida) tidak hanya menghancurkan bumi, tetapi juga berakibat buruk

pada petani yang bekerja seperti halnya berakibat buruk pada orang-orang

yang menggunakan serat tersebut (Kate Fletcher, 2014).

3. Eco Printing

Eco printing, a contemporary application of traditional natural dye

knowledge, is a direct or contact printing technique that extracts natural

dyes from plant materials, depositing them as prints onto the substrate.

While dyeing whole cloth evenly in one color is usual in traditional

natural dyeing, the aim is to obtain prints in a variety of shapes and

colors with a strongly impressionistic or abstract character ( Wendy

Feldberg, 2014 : 4).

Eco printing diartikan sebagai aplikasi konstemporer mengenai pengetahuan

pewarna alami. Eco printing ini pertama kali dipelopori oleh India Flint, yang

diartikan sebagai proses untuk mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui

kontak langsung. Eco print merupakan suatu proses untuk mentransfer warna dan

bentuk ke kain melalui kontak langsung (Flint, 2008). Eco printing ada dua

macam yaitu dengan menggunakan teknik bundle dengan cara menggulung

material tanaman pada kain lalu diikat dan disteam, dan menggunakan teknik

dipukul yaitu dengan cara memukul material tumbuhan secara perlahan-lahan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

12

pada kain hingga warna daun menempel pada permukaan kain dengan tujuan

untuk mendapatkan cetakan dalam berbagai bentuk dan warna dengan karakter

yang kuat, impresionistik atau abstrak.

4. Morfologi Tumbuhan

Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang bersifat autotrof.

Tumbuhan berperan penting dalam rantai makanan sebagai produsen. Ilmu yang

mempelajari dunia tumbuhan disebut sebagai ilmu botani. Ilmu botani mencakup

beberapa kajian seperti bentuk tumbuhan yang tampak dari luar (morfologi),

struktur penyusun tumbuhan dari dalam (anatomi), kekerabatan tumbuhan

(taksonomi), fungsi faal organ-organ tumbuhan (fisiologi), tumbuhan dan

lingkungan (ekologi), serta beberapa kajian khusus yang lebih spesifik. Setiap

kajian berkaitan satu sama lain, sehingga dalam mempelajari tumbuhan

diperlukan pengetahuan yang menyeluruh.

Untuk mempelajari tumbuhan, biasanya dimulai dari sel-sel tumbuhan yang

menyusun jaringan, organ, sistem organ, dan satu individu tumbuhan yang

lengkap. Setiap organ penyusun tumbuhan dapat dikatakan sebagai struktur,

dengan fungsi yang berbeda. Biasanya dalam mempelajari hal tersebut lebih

diutamakan mempelajari struktur tumbuhan dari bentuk luarnya, yang dikenal

dengan istilah morfologi tumbuhan. Pengetahuan tentang morfologi tumbuhan

dapat menjadi dasar dalam mempelajari keseluruhan struktur penyusun tubuh

tumbuhan, karena morfologi tumbuhan mencakup bagian-bagian yang merupakan

struktur pokok yang dapat diamati, yaitu akar, daun, batang, bunga, buah, serta

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

13

struktur lain yang terbentuk dari proses metamorfosis tumbuhan (.Dewi Rosanti,

2013 : 2).

5. Morfologi Daun

Daun mempunyai nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur

berupa helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau, walaupun

beberapa jenis daun memiliki warna yang lain selain hijau. Warna hijau

disebabkan oleh kandungan zat hijau daun yang disebut klorofil, yang berfungsi

sebagai penangkap energi cahaya matahari melalui fotosintesis.

Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini helaian daun

bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi mengolah

makanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga berfungsi sebagai alat

transportasi atau pengangkut, zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh

tumbuhan. Dan daun juga berperan sebagai alat transportasi (penguapan air) dan

respirasi (pernapasan dan pertukaran gas).

Bila ditinjau dari jumlah helaian daunnya, daun dibedakan menjadi daun

tunggal dan daun majemuk. Bila setiap satu tangkai daun didukung oleh satu

helaian daun, maka daun tersebut dinamakan daun tunggal. Bila dalam satu

tangkai daun didukung oleh lebih dari satu helaian daun, maka daun tersebut

dinamakan sebagai daun majemuk.

a. Daun Tunggal

Struktur daun tunggal memiliki tiga struktur pokok, yaitu pelepah (vagina),

tangkai (petiolus), dan helaian (lamina). Berdasarkan struktur pokok tersebut,

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

14

daun dapat dibedakan menjadi daun lengkap dan daun tidak lengkap. Daun tidak

lengkap sering diistilahkan dengan bagian-bagian yang dimilikinya tersebut,

seperti daun bertangkai, daun berpelepah, daun semu, dan daun duduk. Beberapa

jenis daun memiliki alat tambahan yang berbentuk daun penumpu (stipula),

selaput bumbung (ocrea) dan lidah (ligula).

Bangun daun merupakan bentuk keseluruhan helaian daun (lamina). Untuk

menentukan bangun suatu daun, dapat digambarkan secara sketsa visual

berdasarkan bagian yang terlebar, baik dibagian tengah, bawah, maupun

bagian yang memiliki lebar yang sama. Untuk mengamati struktur daun lebih

terperinci, dapat diperhatikan pangkal daun, ujung daun, tulang-tulang daun,

daging daun, warna daun, dan permukaan daun. Secara umum, keenam

struktur tersebut dapat terbentuk sama. Namun dalam kegiatan

mengidentifikasi tumbuhan, perlu dikaji secara terperinci setiap struktur,

sehingga dapat dibedakan daun dari suatu jenis tumbuhan dengan tumbuhan

lainnya (Dewi Rosanti, 2013 : 18).

b. Daun Majemuk

Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal, akibat lekukan

atau torehan tepi daun yang sangat dalam. Daun majemuk memiliki tiga

struktur pokok, ibu tangkai daun (petiolus communis), tangkai anak daun

(petiololus), dan anak daun (foliolum). Berdasakan posisi anak-anak daunnya

pada ibu tangkai daun, daun majemuk dapat dibedakan menjadi daun

majemuk menyirip (pinnatus), daun majemuk menjari (palmatus), daun

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

15

majemuk bangun kaki (pedatus) dan daun majemuk campuran

(digitatopinnatus).

c. Tata Letak Daun

Tata letak daun dapat menjelaskan posisi daun secara kualitatif dan

kuantitatif. Berdasarkan jumlah daun pada buku-buku batang, tata letak daun

dibedakan mejadi tiga jenis. Bila dalam satu buku duduk dua daun maka

disebut daun berhadapan. Jika satu buku lebih dari tiga daun maka dinamakan

daun berkarang. Pada daun tersebar dapat diketahui spiral genetik, ortosik,

spirostik, parastiknya, rumus, dan diagram daunnya (Dewi Rosanti, 2013 :

18).

Dalam hal ini morfologi daun digunakan sebagai referensi dalam memilih

material tanaman khususnya daun untuk menentukan daun yang mempunyai

karakter yang khas dan unik untu mendapatkan desain yang menarik secara visual

yang nantinya diterapkan dengan menggunakan eco printing.

6. Tanaman Pepaya

Dalam perancangan ini daun yang digunakan yaitu daun pepaya. Pepaya

termasuk jenis buah dan sayuran yang sudah dikenal di Tanah Air. Meskipun

begitu, pepaya bukan tanaman asli Indonesia. Pusat penyebaran pepaya yaitu dari

Meksiko bagian selatan hingga Nikaragua. Diperkirakan, pepaya disebarkan oleh

pelayar-pelayar Portugis pada abad ke-16, mulai dari Afrika Selatan, Kepulauan

Hawaii, India, hingga Australia. Selanjutnya, menyebar ke berbagai negara tropis

lain. Pepaya sudah dikenal di Indonesia sejak abad ke-17. Penjajah bangsa Eropa

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

16

yang memiliki hubungan dagang dengan Amerika tropis, menyebarkan biji-biji

pepaya di wilayah kolonialnya.

Pada dasarnya, tanaman yang bersifat tahunan ini dapat tumbuh di mana saja.

Di Indonesia, pepaya dapat dijumpai hampir di setiap daerah, baik yang tumbuh

liar maupun sengaja ditanam. Tidak jarang tanaman ini sering terlihat tumbuh di

halaman-halaman dan kebun-kebun pekarangan rumah dan telah berkembang

menjadi komoditas yang diunggulkan.

a. Klasifikasi Botani Pepaya

Dalam klasifikasi botani, pepaya termasuk dalam famili Caricaceae.

Famili ini memiliki empat genus, yaitu Carica, Jarilla, Jacaranda, dan

Cylicomorpha. Ketiga genus pertama merupakan tanaman asli Amerika

tropis, sedangkan yang keempat berasal dari Afrika. Carica memiliki 24

species, salah satu diantaranya adalah pepaya. Tanaman pepaya dalam

bahasa ilmiah disebut Carica pepayae L., marga Carica, famili

Caricaceae. Dalam ilmu botani, kedudukan pepaya diklasifikasikan

sebagai berikut.

Nama Botani dan Taksonomi Pepaya

Kingdom : Platae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Super divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

17

Ordo : Violales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica pepayae L.

Nama pepaya dalam Bahasa Indonesia diambil dari Bahasa

Belanda, yaitu pepaya. Di beberapa daerah di Indonesia, pepaya dikenal

dengan beberapa nama lokal, seperti kates, gandul dan gedang. Di

Malaysia pepaya disebut betik, katelah dan kepaya. Di Filipina, pepaya

dikenal dengan nama kapaya dan lapaya. Sementara itu, negara-negara di

Asia lainnya mengenal pepaya dengan beberapa nama yang berbeda,

seperti du du (Vietnam), mala kaw (Thailand), dan fan mu gua (Cina)

(Amir Hamzah, 2014 : 10).

b. Morfologi Tanaman Pepaya

Pepaya tumbuh tegak, berbatang tungga, dan bertajuk rimbun.

Tanaman ini termasuk perdu dengan perakaran kuat dan tidak memiliki

percabangan. Daun tersusun spiral menutupi ujung pohon. Bentuk dan

susunan fisik eppaya tergolong perdu. Umur tanaman sampai berbunga

tergolong tanaman buah-buahan semusim, tetapi dapat tumbuh setahun

atau lebih.

1. Batang Tidak Berkayu

Pepaya memiliki batang bersifat basah (herbaceus), tidak berkayu,

lurus, berbuku-buku, silindris, berongga, berwarna putih kehijauan,

serta mengandung banyak getah dan berair. Tinggi tanaman berkisar

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

18

5-10 m dengan diameter 10-13 cm. Bantangnya tungga dan tidak

memiliki percabangan. Namun, jika batang atas ditebang, batang juga

dapat bercabang. Cabang-cabangnya juga dapat menghasilkan buah.

2. Berakar Tunggang

Pepaya berakar tunggang dan berakar cabang yang tumbuh mendatar

ke semua arah di kedalaman hingga 50 cm lebih dan menyebar sekitar

60-150 cm dari pusat batang tanaman. Pepaya juga memiliki

perakaran yang kuat, tidak mengayu dan berwarna putih kekuningan.

Perkembangan akar membutuhkan tanah yang gembur, kecukupan air

pada musim kemarau, dan air tidak menggenang pada musim hujan.

3. Daun Tersusun Spiral

Daun pepaya tersusun sprial menutupi ujung batang. Daunnya

termasuk tunggal, bulat, ujung meruncing, pangkal bertoreh, dan

memiliki bagian tepi bergerigi. Diameter daun berkisar 20-75 cm.

Daun pepaya ditopang oleh tangkai daun yang berongga dengan

panjang sekitar 25-100 cm. Daun permukaan atas berwarna hijau tua,

sedangkan permukaan bawah berwarna hijau muda. Daun pepaya

memiliki pertulangan daun menjari sehingga helaian daun menyerupai

telapak tangan. Jika daunnya dilipat menjadi dua, akan tampak daun

itu simetris (Amir Hamzah, 2014 : 13).

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

19

c. Kandungan Kimia Daun Pepaya

Kandungan kimia dari daun pepaya adalah alkaloid karpain,

dehidrokarpaian, flavonoid, tannin, nikotin, prunasin dan glikosida

sianogenik. Selain itu, daun pepaya juga mengandung enzim papain yang

dilaporkan merupakan enzim proteolitik cictein dimana enzim ini

mempunyai kemampuan proteolitik, yaitu mampu memecah molekul-

molekull protein menjadi bentuk asam amino (Amir Hamzah, 2014 : 20).

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu pemanasan global (Global Warming) dan degredasi lingkungan menjadi isu global. Tiap negara, bahkan

20

C. Fokus Permasalahan

Fokus permasalahan yang diselesaikan dalam proyek ini adalah bagaimana

merancang karya tekstil dengan eksplorasi eco printing dan aplikasinya untuk

fesyen wanita.