Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih (good governance dan clean government) telah
mendorong pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas,
tepat, teratur, dan efektif yang dikenal dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP). Penerapan sistem tersebut bertujuan agar penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil
guna, bertanggung jawab dan bebas dari praktik-praktik kolusi, korupsi, dan
nepotisme (KKN). Hal tersebut telah dituangkan dalam berbagai peraturan
perundang-undangan antara lain Ketetapan MPR-RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi dan Nepotisme.
Sistem Akunabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) memuat dokumen
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang mengacu pada prinsip-prinsip
organisasi modern yang dipertanggungjawabkan dalam bentuk Laporan Kinerja
(LAKIN). Sejalan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilias Kinerja Instansi Pemerintah yang ditindaklanjuti melalui
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka hasil capaian
kinerja pembangunan pertanian dipertanggung jawabkan sepenuhnya kepada publik
melalui Laporan Kinerja (LAKIN), maka setiap unit instansi pemerintah berkewajiban
untuk menyusun Laporan Kinerja (LAKIN). Pada tahun anggaran 2016, Balai
Karantina Pertanian Kelas I Palembang, sebagai unit instansi eselon II di bawah
Badan Karantina Pertanian harus menyusun LAKIN Tahun 2016. LAKIN ini sebagai
umpan balik untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja Balai Karantina
Pertanian (BKP) Kelas I Palembang.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 2
B. Tujuan
Penyusunan LAKIN BKP Kelas I Palembang ini sebagai bentuk
pertanggungjawaban kinerja yang bertujuan untuk menyajikan capaian sasaran
kinerja yang telah dilaksanakan selama tahun 2016 dan beberapa hal yang
rencananya akan dicapai pada tahun anggaran berikut. Gambaran keberhasilan
BKP Kelas I Palembang secara keseluruhan tahun 2016 sebagai penjabaran dari
visi, misi, dan strategi yang memuat keberhasilan dan belum berhasilnya
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Capaian sasaran kinerja yang dilaporkan dalam LAKIN ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka analisis dan evaluasi kinerja BKP
Kelas I Palembang secara menyeluruh.
C. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
22/Permentan/OT.410/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Karantina Pertanian, dinyatakan bahwa kedudukan, tugas pokok dan fungsi
BKP Kelas I Palembang adalah sebagai berikut:
Kedudukan
BKP Kelas I Palembang adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Badan
Karantina Pertanian, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Badan Karantina Pertanian.
Tugas Pokok
BKP Kelas I Palembang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan
hayati hewani dan nabati.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 3
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKP Kelas I Palembang
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan.
b. Pelaksanaan Pemeriksaan, Pengasingan, pengamatan , perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit
hewan (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina ( OPTK).
c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK
d. Pelaksanaan Pembuatan Koleksi HPHK dan OPTK.
e. Pelaksanaan Pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan..
g. Pelaksanan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati
nabati dan hewani.
h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, san sarana teknik karantina hewan
dan tumbuhan.
i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-
undangan di bidang karantina hewan, karatina tumbuhan dan keamanan hayati
dan nabati.
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
D. Organisasi dan Tata Kerja
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang terdiri dari :
a. Kepala Balai
b. Sub bagian tata usaha
c. Seksi Karantina Hewan
d. Seksi Karantina Tumbuhan
e. Seksi Pengawasan dan Penindakan
f. Koordinator Jabatan Fungsional
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 4
Tugas masing-masing struktur tersebut diatas adalah:
1. Kepala (Pimpinan BKP Kelas I Palembang).
a. Kepala mengatur pembagian tugas kegiatan operasional perkarantinaan
hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan
nabati;
b. Melaksanakan pengawasan Pejabat Fungsional dan perangkat
Administrasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang;
c. Menjaga agar penyelenggaraan perkarantinaan terselenggara dengan
wajar dan seksama.
2. Subbagian Tata Usaha
Melaksanakan tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana,
evaluasi dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
3. Seksi Karantina Hewan
Mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan operasional karantina
hewan, pengawasan keamanan hayati hewani, dan sarana teknik, serta
pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi.
4. Seksi Karantina Tumbuhan
Mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan operasional karantina
tumbuhan, pengawasan keamanan hayati nabati, dan sarana teknik, serta
pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi.
5. Seksi Pengawasan dan Penindakan
Mempunyai tugas melakukan pengawasan dan penindakan pelanggaran
peraturan perundang- undangan di bidang karantina hewan dan karantina
tumbuhan, serta keamanan hayati hewani dan nabati.
6. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Jabatan Fungsional
Paramedik Veteriner mempunyai tugas :
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 5
- Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media
pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK);
- Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK;
- Melakukan pembuatan koleksi HPHK;
- Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani;
- Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
b. Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan mempunyai tugas :
- Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media
pembawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);
- Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK;
- Pmelakukan pembuatan koleksi OPTK;
- Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati;
- Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
c. Kelompok Jabatan Fungsional lainnya mempunyai tugas melakukan
kegiatan fungsional sesuai dengan jabatan fungsional masing- masing
berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 6
Gambar 1. Struktur organisasi BKP Kelas I Palembang
Jumlah Pegawai
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BKP Kelas I
Palembang dilengkapi dengan sumberdaya berupa anggaran, sumberdaya
manusia, dan sarana-prasarana, serta fasilitas penunjang lainnya. Anggaran yang
dikelola tahun 2016 sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2016
Nomor : SP DIPA.018.12.2.237788/2016 (Revisi ke 07 ) tanggal 17 November 2016
sebesar Rp. 12.790.646.000,- ( Duabelas milyar tujuh ratus sembilan puluh juta
enam ratus empat puluh enam ribu rupiah). BKP Kelas I Palembang dilengkapi SDM
yang terdiri dari 86 orang pegawai, yang terdiri dari Pejabat Struktural 5 orang,
Pejabat Fungsional POPT 36 orang (Ahli : 26 orang, Terampil : 12 orang), Calon
POPT terdiri dari 5 orang ( Calon POPT Ahli : - , Calon POPT Terampil Terampil : 4
orang) Medik Veteriner : 6 orang, Paramedik Veteriner : 9 orang, Calon Medik
Veteriner : -, Calon Paramedik Veteriner : 3 orang, dan Tenaga Administrasi
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Rahmawati, SH
Dra. KALSUM
Koordinator Jabatan Fungsional KT
Ir. Nelly Haryani
Ir. YULIANINGSIH
Koordinator Jabatan Fungsional KH
Drh. Fitria Maria Ulfah
Drh. FITRIA MARIA U
Kepala Seksi Karantina Hewan
Drh. Erwin Rinaldi
Drh. ERWIN RINALDI
Kepala Seksi Karantina Tumbuhan
Zulfanani, S.P
ZULFANANI, SP
Kepala Balai Drh. Arinaung Siregar, MSi
Kepala Seksi Pengawasan Dan Penindakan
Ir. Laila Kartini, M.Si
Drh. ERWIN RINALDI
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 7
(fungsional umum) 18 orang, Analis Kepegawaian Pertama : 1 orang, Pranata
Komputer Pertama : 1 orang, Pengelola Barang dan Jasa pertama : 1 orang Selain
pegawai tetap seperti tersebut di atas ditambah tenaga non organik sebanyak 17
orang (Petugas jaga malam/satpam : 6 orang, Cleaning service / kebersihan : 9
orang dan Sopir 2 orang), sehingga total SDM BKP Kelas I Palembang berjumlah
103 orang. Fasilitas penunjang lainnya berupa peralatan perkantoran, peralatan
pelaksanaan tindakan karantina hewan dan tumbuhan termasuk peralatan
laboratorium, perangkat manajemen informasi, serta kendaraan operasional.
E. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas
- Undang-Undang No.16/1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan
- Undang-Undang No.28/1999 tentang penyelenggaraan Negara Negara Yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun
1999 No.75, Tambahan Lembaran Negara No.3851)
- Peraturan Pemerintah No.82/2000 tentang Karantina Hewan
- Peraturan Pemerintah No.14/2002 tentang Karantina Tumbuhan
- Peraturan Pemerintah No.28/2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
- Peraturan Pemerintah No.35 tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Pertanian.
- Instruksi Presiden Republik Indonesia No.7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
- Permentan No.65/2005 tentang Petunjuk Teknis Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Departemen Pertanian.
- Keputusan Menteri Pertanian No.22/ Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian
- Undang- Undang No.18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 8
- Peraturan Menteri Negara Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Tentang Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
- Keputusan Menteri Pertanian No.5164/Kpts/KP.340/12/2011 tentang
Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Eselon III, IV dan V Lingkup Badan
Karantina Pertanian
- Peraturan Menteri Pertanian No.44/permentan/OT.140/3/2014 tentang Tempat
Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 9
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Visi, Misi, Tujuan
BKP Kelas I Palembang dalam melaksanakan kegiatan operasional
perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani
dan nabati berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra) BKP Kelas I Palembang
2015-2020. Renstra BKP Kelas I Palembang merupakan bagian yang tidak
terlepaskan dari Renstra Badan Karantina Pertanian yang merupakan bagian dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kementerian Pertanian.
Sejalan dengan visi Badan Karantina Pertanian, visi BKP Kelas I Palembang
adalah “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya dalam Perlindungan
Kelestarian Sumberdaya Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan
Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan di Propinsi Sumatera Selatan”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, BKP Kelas I Palembang memiliki misi sebagai
berikut:
1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan
terhadap masuk dan menyebarnya HPHK dan OPTK serta ancaman lainnya
yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Memfasilitasi dan mendukung akses pasar komoditas pertanian di wilayah
Sumatera Selatan.
3. Mendukung terwujudnya ketahanan pangan, pakan dan lingkungan di
wilayah Sumatera Selatan.
4. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik dengan memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat dengan cepat, tepat, akurat, efektif dan
efisien.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 10
Kebijakan operasional Badan Karantina Pertanian yang menjadi acuan BKP Kelas I
Palembang dalam melaksanakan misi tersebut di atas yaitu:
1. Meningkatkan profesionalisme sumberdaya manusia.
2. Meningkatkan Kualitas dan Jumlah sarana dan Prasarana perkarantinaan
3. Melakukan optimalisasi pelaksanaan pemantauan daerah sebar
OPTK/HPHK.
4. Melakukan Pembuatan koleksi OPT/OPTK dan HPHK dan media pembawa
OPT/HPHK.
5. Mengembangkan Teknologi dan sistem informasi
6. Meningkatkan penerapan peraturan perundangan dan kerjasama dengan
berbagai pihak terkait.
7. Meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa Karantina pertanian.
8. Meningkatkan Kualitas pengelolaan kepegawaian, barang/sarana/
perlengkapan, dan keuangan.
9. Meningkatkan pengawasan dan penindakan atas pelanggaran peraturan
perundang-undangan karantina pertanian.
10. Meningkatkan ketersediaan instalasi karantina tumbuhan / sementara
IKT/IKTS dan Instalasi karantina hewan /sementara ( IKH/IKHS) untuk sarana
tindakan karantina.
11. Meningkatkan kompetensi pengelolaan barang milik Negara dan keuangan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang dalam Mewujudkan laporan
keuangan dengan predikat “Wajar Tanpa Pengecualian”
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 11
B. Kondisi Geografis dan Demografi
Visi dan misi Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang didukung
dengan kondisi geografis dan demografis sebagai berikut BKP kelas I Plaembang
yang berkedudukan di Provinsi Sumatera Selatan, memiliki wilayah kerja Bandar
Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Bandar Udara Silampari Lubuk Linggau,
Pelabuhan sungai yang terdiri dari Pelabuhan Sungai Boom Baru, Kantor Pos Besar
Palembang dan Pelabuhan Tanjung Api-api (Kabupaten Banyuasin). Sesuai dengan
Permentan nomor 44/Permentan/OT.140/3/2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 94/Permentan/OT.140/12/2011 Tentang Tempat
Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Pelabuhan Tanjung Api-api telah
resmi ditetapkan sebagai tempat pemasukan pengeluaran media pembawa HPHK
dan OPTK.
Berdasarkan visi dan misi serta berpedoman pada kebijakan operasional Badan
Karantina Pertanian tahun 2014, tujuan penyelenggaraan karantina pertanian di
BKP Kelas I Palembang adalah :
1). Terwujudnya pelaksanaan tindakan karantina pertanian di lingkup wilayah
kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang yang efektif dan efisien
seta berkualitas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
sesuai standar dan rekomendasi yang ditetapkan standar nasional dan
Internasional.
2). Meningkatnya kualitas pelaksanaan pengawasan keamanan pangan serta
kehalalan, sehingga mendukung terwujudnya segar asal tumbuhan dan
keamanan pangan hewani yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
3). Meningkatnya kualitas mutu pelayanan karantina pertanian kepada pengguna
jasa secara cepat, tepat dan akurat di lingkup wilayah kerja Balai Karantina
Pertanian Kelas I Palembang.
4). Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia dan implentasi prinsip tata
pemerintahan yang baik.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 12
5). Meningkatnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan karantina
pertanian.
6). Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana dan sumberdaya
manusia karantina pertanian yang kompeten dan profesional.
C. Rencana Strategis 2015-2019
Pada RPJMN Tahun 2015-2019, sektor pertanian masih menjadi sektor
penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran srategis sektor pertanian
tersebut digambarkan dalam kontribusi nyata pada penyediaan bahan pangan dan
bahan baku industri kecil dan menengah, penyumbang nyata Produk Domestik
Bruto (PDB), penghasil devisa negara, menyerap tenaga kerja, sumber utama
pendapatan rumah tangga pedesaan, penyediaan bahan pakan dan bioenergi,
serta berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
Perencanaan Strategik merupakan suatu proses yang berorientasi pada
hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun
secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi,
peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan
suatu rencana strategi instansi pemerintah yang setidaknya memuat visi, misi,
tujuan, sasaran strategi, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan
kegagalan dalam mencapai tujuan.
Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang merupakan salah
satu wujud operasional dari Visi dan Misi Badan Karantina Pertanian. Renstra
dibuat dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai
pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pemerintahan yang
diselaraskan dengan arah kebijakan dan program pertanian yang telah ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun ke-4 pada 2015-2019, maupun
Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 13
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000
tentang Karantina Hewan, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Karantina Tumbuhan, serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22 Tahun 2008
tentang Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Karantina Peranian, Balai Karantina
Pertanian Kelas I Palembang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Badan Karantina Pertanian berkewajiban penuh dalam meningkatkan
kompetensinya dalam menjaga dan mengamankan kelestarian sumber daya alam
hayati hewani.
Agar tujuan perkarantinaan hewan dan tumbuhan tercapai sesuai dengan
harapan pemberi kewenangan, kebutuhan masyarakat, dan untuk memenuhi
kewajiban penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik dibidang
perkarantinaan hewan dan tumbuhan maka dibuatlah dokumen Renstra Balai
Karantina Pertanian Kelas I Palembang.
D. Sasaran strategis
Untuk mencapai sasaran strategis tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut
langkah kegiatan strategis yang dilakukan BKP Kelas I Palembang sebagai berikut :
1. Terlindungnya kelestarian sumber daya alam hewan dan tumbuhan dari
serangan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK), dan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) di Propinsi Sumatera Selatan dengan
tercegahnya masuk dan tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan penting
(OPTP) dan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dari luar negeri dan antar
area di dalam Wilayah Republik Indonesia khususnya ke wilayah Sumatera
Selatan. Kegiatan Strategis yang dilakukan adalah :
Melakukan meningkatkan pelayanan Operasional layanan sertifikasi karantina
pertanian dan pengawasan keamanan hayati dengan melakukan tindakan
operasional karantina pertanian terhadap lalu lintas media pembawa dan pangan
segar asal tumbuhan dan hewan yang meliputi tindakan pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakkan, pemusnahan
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 14
dan pembebasan. Kegiatan ini dilakukan di pintu pintu pemasukan dan
pengeluaran yang antara lain : Pelabuhan Udara SMB II Palembang, Pelabuhan
Tanjung Api - Api (Kabupaten Banyuasin) dan Kantor Pos serta pintu-pintu
pemasukan/pengeluaran lainnya.
2. Penerapan Pelayanan Prima
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, khususnya masyarakat
pengguna jasa karantina pertanian, BKP Kelas I Palembang telah menerapkan
pelayan prima mengacu kepada ISO 9001 : 2008. Beberapa kegiatan strategis
untuk mempertahankan pelayanan prima adalah melakukan audit internal,
tinjauan manajemen untuk penyempurnaan terus menerus dan audit surveilence.
3. Mewujudkan Laboratorium Uji BKP Kelas I Palembang menjadi Laboratorium Uji
yang terakreditasi standar SNI ISO 17025 2008 oleh Komite Akreditasi Nasional.
Hal ini dilakukan kegiatan strategis yang meliputi :
a. Penyusunan sistem mutu
b. Audit Internal
c. Uji Banding dan Uji Profisiensi
d. Tinjauan Manajemen
e. Audit Eksternal oleh KAN
f. Peningkatan sarana dan prasarana laboratorium
4. Tersedianya data base daerah sebar OPTK/HPHK dengan melakukan kegiatan
strategis yang meliputi :
a. Pemantauan daerah sebar OPTK/HPHK
b. Pembuatan peta daerah sebar OPTK/HPHK
c. Pembuatan koleksi OPTK/HPHK
5. Pengelolaan keuangan yang baik dan akuntabel sehingga memperoleh opini
Audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hal tersebut dilakukan dengan berbagai
kegiatan strategis yang meliputi :
a. Melakukan pengawasan Internal melalui kegiatan SPI
b. Pembuatan Laporan bulanan yang akuntabel dan tapat waktu
c. Pembuatan laporan semesteran yang akuntabel dan tepat waktu
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 15
6. Pengelolaan Barang Milik Negara yang baik dan akuntabel, yang dapat dilakukan
dengan beberapa kegiatan yaitu :
a. Penertiban barang milik Negara secara baik dan melakukan sinkronisasi
dengan KPLN Palembang
b. Melakukan Opname barang dan persediaan dengan baik dan tepat waktu
c. Melakukan penghapusan barang milik Negara dengan tertib
7. Meningkatkan kopetensi sumberdaya manusia karantina pertanian yang akan
dicapai dengan kegiatan :
a. Melakukan kegiatan magang bagi petugas laboratorium sesuai dengan
kopentensi yang dibutuhkan
b. Mengikutsertakan berbagai pelatihan bagi petugas fungsional, petugas
teknis dan administrasi ke pelatihan yang dilaksanakan oleh badan
karantina pertanian maupun instansi lainnya
8. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kegiatan penyebarluasan informasi
dengan beberapa kegiatan meliputi :
a. Penyuluhan tentang karantina pertanian
b. Ikut serta dalam pameran pembangunan yang diselenggarakan pemprop
Sumatera Selatan
9. Peningkatan pengaplikasian teknologi informasi melalui beberapa kegiatan yaitu:
a. Penerapan Sistem Informasi Karantina Tumbuhan E-plaq
b. Penerapan Sistem Karantina Hewan E-qvet
c. Pemanfaatan Jaringan VPN
d. Pembuatan website Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang
e. Penerapan PPK On Line dll
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 16
E. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Dokumen Perjanjian Kinerja adalah merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki oleh
instansi.
Tujuan perjanjian kinerja ini antara lain adalah untuk meningkatkan
akuntabilitas, transparansi, dan peningkatan kinerja aparatur, serta sebagai wujud
nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah dan dijadikan
dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi,
menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur, dan sebagai
dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
Perjanjian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang Tahun Anggaran
2016 adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1. PERJANJIAN KINERJA
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I PALEMBANG
Unit Eselon I Kementerian : BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I
PALEMBANG Tahun : 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
1
Meningkatnya tindakan karantina
Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100%
Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalu lintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100%
3
Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
Persentase sarana dan prasarana, yang sesuai kebutuhan dan memadai 100%
Jumlah Anggaran : Rp. 12.790.646.000,-
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 17
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Kinerja
Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan
capaian kinerjanya digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Strategis. Rincian
pengukuran kinerja berisi indikator kinerja, target yang harus dicapai, dan pencapaian
target masing-masing kegiatan dan sasaran yang disajikan dalam bentuk formulir
Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan dilanjutkan dengan Pengukuran Pencapaian
Sasaran (PPS).
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada tahun
2015 secara umum Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang telah
menyelenggarakan kegiatan rutin melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Tahun 2016 Nomor : SP DIPA.018.12.2.237788/2016 (Revisi ke 07 ) tanggal 17
November 2016 sebesar Rp. 12.790.646.000,- ( Duabelas milyar tujuh ratus sembilan
puluh juta enam ratus empat puluh enam ribu rupiah), yang terdiri dari DIPA Rupiah
Murni (RM) Rp 11.941.784.000,- dan dana PNBP Rp. 848.862.000,-. Dana tersebut
telah terealisasi sebesar Rp 12.744.428.279,- atau (99,64 %). Yang terdiri dari DIPA
RM sebesar Rp 11,897.733.060,- atau ( 99,63 %) dan dana PNBP sebesar Rp.
846.695,219,- atau ( 99,74%). Realisasi Anggaran tersebut diatas dapat dilihat pada
lampiran 1 dan 2.
Penerimaan Pajak yang timbul dari kegiatan pengadaan barang dan jasa
pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang terdiri dari Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Penghasilan (PPh), pasal 22 dan pasal 23 pada Tahun 2016 sebesar Rp
59.078.690,- Penerimaan lain adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
dipungut dan di setorkan ke Kas Negara Palembang oleh Bendaharawan Khusus
(Penerimaan) terdiri dari imbalan jasa karantina, Penerimaan negara dari pendapatan
denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah ,Pendapatan Anggaran Lain-
lain,Pendapatan dari Hasil Penjualan Peralatan dan Mesin Pendapatan dari
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 18
Pengelolaan BMN (Pemanfaatan & Pemindatanganan) serta Pendapatan dari
Penjualan .
Target PNBP tahun 2016 adalah sebesar Rp 1.697.855.610,- sementara
Realisasi Penerimaan PNBP dari imbalan jasa karantina dalam Tahun 2016 sebesar
Rp 3.620.754.214,- .Penerimaan negara dari pendapatan denda keterlambatan
penyelesaian pekerjaan pemerintah sebesar Rp 52.919.640,- Pendapatan Anggaran
Lain-lain sebesar Rp 9.076.448-.Pendapatan dari Hasil Penjualan Peralatan dan Mesin
Rp 23.740.000,-, Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan &
Pemindatanganan) serta Pendapatan dari Penjualan Rp 9.076.448,-. Rincian Realisasi
Anggaran yang bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP) selama
Tahun 2016 dapat di lihat pada lampiran 2. Realisasi Anggaran per kegiatan Balai
Karantina Pertanian Kelas I Palembang Tahun 2016 dapat di lihat pada lampiran 3.
DIPA Tahun 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang secara
keseluruhan dibandingkan dengan DIPA Tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar
14,35 %, kenaikan terjadi pada belanja pegawai,belanja barang dan belanja modal.
B. Capaian Kinerja Tahun 2016
Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode
pembanding capaian kinerja sasaran. Metode pembanding capaian kinerja sasaran
dilakukan dengan membandingkan antara rencana kerja yang diintegrasikan dengan
realisasi kinerja yang yang dicapai organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis
terhadap penyebab terjadinya celah kinerja yang terjadi serta tindakan perbaikan yang
diperlukan dimasa mendatang. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator
tersebut dapat diilustrasikan dalam Tabel 3 di bawah ini.
.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 19
Tabel 2.Capaian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang Tahun Anggaran 2016
Sasaran
Kegiatan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaia
n
Meningkatnya
tindakan
karantina
Presentase sertifikasi media
pembawa yang
dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan.
18.844
permohonan =
18.844
sertifikat
18.844
sertifikat
100 %
Presentase deteksi HPHK
dan OPTK pada media
pembawa yang
dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan.
1.939 sampel
uji = 1.939
hasil uji
1.939
hasil uji
100 %
Tersedinya
sarana dan
prasarana
perkarantinaan
yang memadai
Persentase sarana dan
prasarana yang sesuai
kebutuhan dan memadai
85 unit 85 unit 100 %
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 20
Tabel 3. Realisasi Kegiatan Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang Tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016
Kegiatan karantina tumbuhan pada Tahun 2016 mengeluarkan sertifikat baik
untuk sertifikat impor, ekspor, domestik masuk dan domestik keluar sejumlah 9.069
sertifikat. Sedangkan pada Tahun 2015 mengeluarkan sertifikat baik untuk sertifikat
impor, ekspor, domestik masuk dan domestik keluar sejumlah 8.321 sertifikat.
Sehingga kalau dibandingkan maka kegiatan Tahun 2016 ini mengalami peningkatan
penggunaan sertifikat dari 8.321 sertifikat menjadi 9.069 sertifikat atau terjadi kenaikan
sebesar 8.99%. (Tabel 3)
Kegiatan Karantina Hewan
2012 2013 2014 2015 2016
Ekspor 321 335 217 214 186
Impor 2.190 2.936 2.999 2.852 2.645
Domas 1.584 624 310 550 1.266
Dokel 4.108 3.544 3.587 4.755 4.970
Jumlah 8.203 7.439 7.113 8.321 9.069
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 21
Tabel 4. Realisasi Kegiatan Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang Tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016
Kegiatan karantina Hewan pada Tahun 2016 mengeluarkan sertifikat baik
untuk sertifikat impor, ekspor, domestik masuk dan domestik keluar sejumlah 9.777
sertifikat. Sedangkan pada Tahun 2015 mengeluarkan sertifikat baik untuk sertifikat
impor, ekspor, domestik masuk dan domestik keluar sejumlah 7.739 sertifikat.
Sehingga kalau dibandingkan maka kegiatan Tahun 2016 ini mengalami peningkatan
penggunaan sertifikat dari 7.739 sertifikat menjadi 9.777 sertifikat atau terjadi kenaikan
sebesar 26.33%. (Tabel 4).
Kegiatan Karantina Hewan
2012 2013 2014 2015 2016
Ekspor 2 - - 4 11
Impor 79 108 100 63 7
Domas 1.096 800 524 679 1.269
Dokel 5.812 6.188 6.369 6.975 8.494
Jumlah 6.989 7.096 6.993 7.739 9.777
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 22
Tabel 5. Realisasi sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat Pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan Tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016
Indikator Kinerja 2012 2013 2014 2015 2016
Sertifikasi Karantina Tumbuhan 8.203 7.439 7.113 8.321 9.069
Sertifikasi Karantina Hewan 6.989 7.096 6.993 7.739 9.777
Jumlah 15.192 14.535 14.106 16.110 18.844
Sertifikasi karantina Hewan dan Tumbuhan pada tahun 2016 sebanyak 18.844
sertifikat, dengan rincian sertifikasi karantina hewan sebanyak 9.777 sertifikat dan sertifikasi
karantina tumbuhan sebanyak 9.069 sertifikat.
Tabel 6. Realisasi deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat Pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan Tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016
Indikator Kinerja
2012 2013 2014 2015 2016
Deteksi HPHK 28 15 825 573 463
Deteksi OPTK 743 670 1.042 1.347 1.476
Jumlah 771 685 1.867 1.920 1.939
Realisasi deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilaluliuntaskan
melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan pada tahun 2016,
sebanyak 1.939 sampel, dengan rincian jumlah sampel yang masuk ke laboratorium
karantina hewan sebanyak 463 sampel dan jumlah sampel yang masuk ke laboratorium
karantina tumbuhan sebanyak 1476 sampel.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 23
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 24
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 25
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 26
GRAFIK LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I PALEMBANG
KEMENTERIAN PERTANIAN
Gambar 2. Grafik capaian kinerja tahun berjalan
Pada grafik capaian kinerja pada tahun 2016, dapat dilihat bahwa pada indikator
kinerja kegiatan (IKK) yang terdapat dalam perjanjian kinerja tahun 2016, yang terdiri
dari Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan, persentase deteksi HPHK dan
OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah ditetapkan dan Persentase sarana dan prasarana, yang sesuai
kebutuhan dan memadai dimana capaian kinerja pada tahun 2016 yang sesuai dengan
IKK adalah semuanya tercapai 100%, dalam arti realisasi anggaran dapat tercapai
100% (Gambar 2.) .
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 27
Gambar 3. Grafik perbandingan antara capaian kinerja dengan capaian volume Keluaran
Pada grafik perbandingan antara capaian kinerja dengan capaian volume
keluaran dimana poin - poin dari IKK semuanya juga dapat tercapai 100% (Gambar 3)
Gambar 4. Grafik capaian kinerja tahun berjalan dibanding tahun sebelumnya (5 Tahun)
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 28
Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa realisasi kegiatan Karantina hewan dan
Karantina Tumbuhan lima tahun kebelakang, dengan data dapat dilihat pada tabel 5.
Dimana pada tahun 2016 realisasi sertifikasi KH dan KT dengan jumlah yang paling
tinggi yaitu 18.844 sertifikat
Gambar 5. Grafik perbandingan capaian volume keluaran dengan capaian anggaran
Gambar 5. Merupakan perbandingan capaian volume keluaran dengan capaian
anggaran. Poin-poin pada IKK untuk capaian volume keluaran semua poin pada IKK
menunjukan bahwa semuana terealisasi 100%, sedangkan capaian anggaran, untuk
poin-poin pada IKK, dimana untuk poin sertifikasi deteksi HPHK dan OPTK pada MP
dan persentase sarana dan prasarana keduanya dapat tercapai 100%, tapi pada poin
sertifikasi pada MP dapat tercapai 97%.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 29
Gambar 6. Grafik efisiensi penggunaan sumber daya (Realisasi anggaran/realisasi volume)
Pada Gambar 6. Efisiensi penggunaan sumber daya, dimana poin persentase
sertifikasi MP dengan jumlah realisasi anggaran/realisasi volume keluaran adalah
83245,82 dengan target volume keluaran adalah 85406,87. Untuk poin persentase
deteksi HPHK dan OPTK pada MP dengan jumlah realisasi anggaran / realisasi volume
keluaran adalah 54492,00 seangkan target volume keluarannya adalah 54672,5. Untuk
persentase sarana dan prasarana dengan jumlah realisasi anggaran / realisasi volume
keluaran adalah 32338063,98 seangkan target volume keluarannya adalah 32344705,9
(tabel 9).
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 30
C. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja
Sesuai dengan Penetapan Kinerja Tahun 2015 sasaran strategis terdiri dari
4 (empat) indikator kinerja untuk mendukung sasaran strategis “Peningkatan
efektifitas pelayanan karantina dan pengawasan keamanan hayati”. Capaian untuk
masing-masing indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Realisasi target operasional sertifikasi karantina dan pengawasan keamanan hayati
Target Realisasi target operasional sertifikasi karantina dan pengawasan keamanan
hayati tahun 2016 adalah 100 %, dalam pelaksanaannya dapat mencapai target
dengan realisasi 100%. Target operasional dapat tercapai 100 % karena adanya
peningkatan lalulintas komoditi dan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap
komoditi pertanian. Keseluruhan komoditi yang masuk telah memenuhi standar
keamanan pangan nabati dan hewani, hasil pengujian berada dibawah batas
maksimum residu pestisida, logam berat dan aflatoksin, dalam hal ini berarti komoditi
layak untuk dikonsumsi.
2. Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan
hayati terhadap kebijakan standar teknik dan metode yang diberlakukan
Target Tingkat kesesuaian operasional tindakan karantina dan pengawasan
keamanan hayati terhadap kebijakan standar teknik dan metode yang diberlakukan
tahun 2016 adalah 100 %, dalam pelaksanaannya dapat mencapai target dengan
realisasi 100%. Target dapat tercapai karena kesadaran pengguna jasa akan
persyartaan keamanan pangan hayati nabti dan hewani telah terpenuhi dan
sosialisasi mengenai karantina telah terpenuhi. Pengguna jasa telah mengetahui
bahwa komoditi harus dilakukan pengujian terlebih dahulu guna terjaminnya mutu
dan kualitas komoditi. Semua pengujian dilakukan oleh Laboratorium yang
terakreditasi yang ditunjuk oleh Badan Karantina sesuai dengan Petunjuk
Pelaksanaan Permentan Nomor 88/Permentan/PP.340/12/2011 tentang
Pengawasan Keamanan Pangan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pangan
Segar Asal Tumbuhan.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 31
3. Persentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina pertanian
Persentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina
pertanian tahun 2016 adalah ≤ 1%, ternyata dalam pelaksanaannya selama tahun
2016 tidak terdapat penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi karantina
pertanian (0%). Target dapat terpenuhi 100% karena ekspor barang telah memenuhi
persyaratan pemasukan di negara tujuan dan telah terjalin komunikasi yang baik
dengan negara tujuan ekspor, karantina dan pengguna jasa karantina.
4. Peningkatan Indeks Kepuasan dan Kepatuhan Pengguna jasa
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) tahun 2016 adalah 84,272, dalam
pelaksanaannya dapat melampui target dengan realisasi periode Januari – Juni
83,593 (kategori sangat baik) dan periode Juli – Desember 84, 952 (kategori sangat
baik). Hal ini berarti pelayanan karantina BKP Kelas I Palembang telah memenuhi
standar pelayanan. Sedangkan pada tingkat kepatuhan pengguna jasa dapat dilihat
berupa tindakan penolakan dan pemusnahan. Adapun selama tahun 2016 BKP
Kelas I Palembang telah melakukan pemusnahan terhadap media pembawa OPTK
sebanyak 45 kali 63,2 kg, 1 batang (bibit bunga potong) dan 7 amplop (benih kelapa
sawit), berupa buah, sayur segar, rempah-rempah, biji-bijian dan benih kelapa sawit.
Sedangkan media pembawa HPHK juga telah dilakukan pemusnahan sebanyak 9
kali, 4 ekor dan 7,5 kg (bahan asal hewan) dan 4,6 kg (Hasil bahan asal hewan),
berupa Hewan, BAH, HBAH. Media pembawa tersebut di atas dimusnahkan karena
tidak memenuhi persyaratan karantina. Tindakan pemusnahan dan penolakan
terutama banyak dilakukan komoditi dari luar negeri (impor) karena komoditi yang
dibawa/dimasukan dari luar negeri tersebut tidak memenuhi persyaratan karantina
berupa dokumen dari negara asal, memasukan komoditi bukan di tempat pemasukan
yang ditetapkan oleh Menteri.
Target peningkatan efektifitas pengendalian resiko masuk dan
menyebarnya HPHK & OPTK, serta pangan yang tidak sesuai standar keamanan
pangan di Sumatera Selatan pada Balai Karantina Pertanian tahun 2016 yaitu
realisasi volume dan frekuensi operasional sertifikasi karantina tumbuhan dan
pengawasan keamanan hayati nabati sebesar 90% dengan nominal frekuensi
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 32
7.000kali, volume 752.000.000 kilogram, ternyata dalam pelaksanaan operasional
dapat melampaui target dengan realisasi 43,50% dengan rincian yaitu frekuensi
kegiatan 10.042 kali dengan volume 1.065.744.545,83 kilogram. Kegiatan Karantina
Tumbuhan didominasi oleh kegiatan ekspor dengan volumen sebesar
657.115.338,23 kg, 18.768,748,40 M3 dengan frekwensi 3129 kali, disusul kegiatan
impor sebanyak 384.392.012,50 kg dan 3.521,29 m3 dengan frekwensi 208 kali.
Sedangkan untuk Domestik Keluar dan Domestik Masuk, masing-masing sebesar
22.292. 192,00 kg, 1.932.781,00 Batang, dengan frekwensi 5.173 kali. Dan
1.945.003,10 kg, 318.630,70 batang dengan frekwensi 1.532 kali. Komoditas ekspor
didominasi oleh komoditas PKE yaitu sebesar 229.145.511,00 kg dan disusul karet
dengan jumlah 232.617.102,00 kg.
Target peningkatan efektifitas pengendalian resiko masuk dan
menyebarnya HPHK & OPTK, serta pangan yang tidak sesuai standar keamanan
pangan di Sumatera Selatan pada Balai Karantina Pertanian tahun 2016 yaitu
realisasi volume dan frekuensi operasional sertifikasi karantina hewan dan
pengawasan keamanan hayati nabati hewani sebesar 90% dengan nominal
frekuensi 7000 kali, volume 7.520.000 kilogram, ternyata dalam pelaksanaan
operasional dapat melampaui target dengan realisasi 39,67% dengan rincian yaitu
frekuensi kegiatan 9.777 kali dengan volume 3.117.573 ekor 14.277.712 kg 3.197
koli, 800 lembar dan 6.910.598 butir. Kegiatan tersebut didominasi oleh Domestik
Keluar sebanyak 8.494 kali dengan volume 2.595.541 ekor, 14.267.414 kg, 311 koli,
300 lembar, dan 6.910.598 butir; kemudian Domestik Masuk sebanyak 1265 kali
dengan volume 522.032 ekor, 10.247 kg, 2.886 koli dan 500 lembar. Sedangkan
kegiatan impor dan ekspor relatif kecil, yaitu dengan frekuensi masing-masing 7 kali (
11,1 kg) dan 11 kali ( 39 kg ).
Pelaksanaan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati termasuk tugas pokok
seksi pengawasan dan penindakan.
Sejak tahun 2009, pelaksanaan pengawasan keamanan Pangan Segar
Asal Tumbuhan (PSAT) telah dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian No. 27/Permentan/PP.340/5/2009 juncto No.
38/Permentan/PP.340/8/2009. Munculnya beberapa kasus keamanan pangan dan
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 33
meningkatnya volume impor PSAT yang belum diatur keamanan pangannya
merupakan beberapa alasan dilakukannya revisi terhadap Peraturan Menteri
Pertanian No. 27/Permentan/PP.340/5/2009 jo. Permentan No.
38/Permentan/PP.340/8/2009. Pada tanggal 19 Desember 2011, Peraturan Menteri
Pertanian No. 88/Permentan/PP.340/12/2011 tentang Pengawasan Keamanan
Pangan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan
(PSAT) ditetapkan sebagai pengganti Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 27 /
Permentan / PP.340 / 5 / 2009 jo. Permentan No. 38 / Permentan / PP.340 / 8 / 2009.
Seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi mengikuti
perkembangan, banyak penyempurnaan yang dilakukan. Permentan Nomor
88/Permentan /PP.340/12/2011 mengalami perubahan menjadi Permentan Nomor
04/Permentan/PP.340/2/2015 dan mengalami perubahan lagi menjadi Permentan
Nomor 13/Permentan/KR.040/4/2016, hingga kemudian disempurnakan lagi menjadi
Permentan Nomor 55/Permentan/KR.040/11/2016 tentang Pengawasan Keamanan
Pangan terhadap Pemasukkan Pangan Segar Asal Tumbuhan dan
mengeluarkan/tidak lagi mengatur pemasukkan Kurma, Buah Coklat dan Zaitun
sehingga menjadi 100 jenis PSAT yang diatur di dalam Permentan tersebut.
Laboratorium sebagai laboratorium penguji untuk pemeriksaan Residu
Pestisida, Mikotoksin, Logam Berat dan Mikroba diberikan kepada Laboratorium
yang telah terakreditasi dan yang tercantum dalam Lampiran VII Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 88/Permentan/PP.340/12/2011 tentang Pengawasan Keamanan
Pangan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan.
Dalam hal pengujian laboratorium PSAT, Balai Karantina Pertanian Kelas I
Palembang mengirimkan sampel kepada PT. Saraswanti Indo Genetech yang
berada di Bogor. Kegiatan pengawasan pemasukan/impor Pangan Segar Asal
Tumbuhan (PSAT) di Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Tahun 2016 berupa
komoditi Kismis asal Mumbai, India dengan frekuensi 2 kali dengan jumlah 5.000 kg.
Komoditi Cabe Bubuk/Chilli Powder tidak lagi menjadi komoditi yang diawasi dalam
Permentan. Biji Gandum asal Frementle, Australia masuk ke wilayah Sumatera
Selatan selama tahun 2016 sebanyak 1 kali dengan jumlah 71.650 kg. Beras asal
Ho Chi Minh, Vietnam dan Bangkok, Thailand frekuensi 10 kali dengan jumlah
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 34
49.700.000 kg yang merupakan beras Bulog untuk pemenuhan kebutuhan beras di
Provinsi Sumatera Selatan. Hasil Uji Laboratorium pada komoditi-komoditi tersebut
diatas menunjukkan nilai Batas Maksimum Residu Pestisida dan Logam Berat
dibawah standar ketentuan Permentan yaitu dibawah BMR < 0,1, sehingga dapat
diberikan sertifikat pelepasan. Lebih lanjut kegiatan Impor PSAT di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Palembang dapat di lihat pada tabel 10.
Tabel 10 : Kegiatan Pengawasan Pemasukan /Impor Pangan Segar Asal Tumbuhan ( PSAT ) BKP Kls I Palembang Tahun 2016
NO
MP YG
DIPERSYA-
RATKAN
PERIKSA LAB
TEMPAT /
NEGARA
ASAL
TARGET PEMERIKSAAN
( NAMA OPTK /
CEMARAN)
NAMA LAB PENGUJI
YG DITUNJUK
METODE
UJI
FREKUENSI
PEMERIKSAAN
REALISASI TARGET
2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1
KACANG
TANAH
KUPAS
INDIA, CHINA RESIDU PESTISIDA DAN
AFLATOKSIN TOTAL
PT. SARASWANTI
INDO GENETECH
HPLC DAN
GC 3 13
2 KISMIS MUMBAI,
INDIA
RESIDU PESTISIDA DAN
FORMALIN
PT. SARASWANTI
INDO GENETECH
BOGOR
HPLC DAN
GC 3 2
3 JAMUR
KERING
SHEKOU-
CHINA,
RESIDU PESTISIDA DAN
MIKROBA
PT. SARASWANTI
INDOGENETECH HPLC - 2
4 BIJI GANDUM FREMENTLE
AUSTRALIA
RESIDU PESTISIDA,
LOGAM BERAT,
MIKOTOKSIN DAN
MIKROBA
PT. SARASWANTI
INDOGENETECH
HPLC, GC
DAN AAC 1 1
5 Beras VIETNAM &
THAILAND
RESIDU PESTISIDA DAN
LOGAM BERAT
PT. SARASWANTI
INDO GENETECH
HPLC DAN
GC 2 10
6 KACANG
HIJAU ETHIOPHIA
RESIDU PESTISIDA DAN
LOGAM BERAT
PT. SARASWANTI
INDO GENETECH HPLC - 14
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 35
5. Peningkatan Indeks Budaya Kerja
Pada tahun 2016 Indeks Budaya Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I
palembang mencapai 90,57 dengan kriteria penilaian sangat Baik dan tentu saja hasil
ini sangat baik dalam memberikan dampak positif terhadap kinerja pegawai dan
kualitas kerja di Balai Karantina Pertanian Kelas I palembang, diharapkan kedepan
Budaya Kerja Pegawai Negeri dalam kategori ini semakin ditingkatkan sehingga
memberikan motivasi kerja yang lebih baik pula dalam rangka pencapaian visi misi
Badan karantina pertanian pada umumnya dan Balai Karantina Pertanian kelas I
palembang pada khususnya.
D. Akuntabilitas Keuangan
Pertanggungajawaban keuangan terealisasi sesuai dengan jadwal, kualifikasi
juga berjalan dengan baik dengan realisasi sesuai target yang ditetapkan
Selama tahun 2016 DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang
mengalami 7 (tujuh) kali revisi yaitu 4 kali revisi tanpa mengubah pagu anggaran dan 3
kali revisi dengan mengubah pagu anggaran
a. Pagu awal 13.335.270.000 (Tiga belas milyar tiga ratus tiga puluh lima juta dua
ratus tujuh puluh ribu rupiah). Tangal 17 Desember 2015
b. Revisi I. 12.364.357.000 (Dua belas milyar tiga ratus enam puluh empat juta tiga
ratus lima puluh tujuh ribu rupiah). Tangal 8 Maret 2016
c. Revisi II. 12.674.667.000 (Dua belas milyar enam ratus tujuh puluh empat juta
enam ratus enam puluh tujuh ribu rupiah). Tangal 30 Maret 2016
d. Revisi III. 12.674.667.000 (Dua belas milyar enam ratus tujuh puluh empat juta
enam ratus enam puluh tujuh ribu rupiah). Tangal 26 Mei 2016
e. Revisi IV. 12.352.449.000 (Dua belas milyar tiga ratus lima puluh dua juta empat
ratus empat puluh sembilan ribu rupiah). Tangal 8 Agustus 2016
f. Revisi V. 12.557.582.000 (Dua belas milyar lima ratus lima puluh tujuh juta lima
ratus delapan puluh dua ribu rupiah). Tangal 30 September 2016
g. Revisi VI. 12.790.646.000 (Dua belas milyar tujuh ratus sembilan puluh juta enam
ratus empat puluh enam ribu rupiah). Tangal 3 November 2016
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 36
h. Revisi VII. 12.790.646.000 (Dua belas milyar tujuh ratus sembilan puluh juta enam
ratus empat puluh enam ribu rupiah). Tangal 17 November 2016
Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang mendapat alokasi dana dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2016 Nomor : SP
DIPA.018.12.2.237788/2016 (Revisi ke 07 ) tanggal 17 November 2016 sebesar Rp.
12.790.646.000,- ( Duabelas milyar tujuh ratus sembilan puluh juta enam ratus empat
puluh enam ribu rupiah), yang terdiri dari DIPA Rupiah Murni (RM) Rp 11.941.784.000,-
dan dana PNBP Rp. 848.862.000,-. Dana tersebut telah terealisasi sebesar Rp
12.744.428.279,- atau (99,64 %). Yang terdiri dari DIPA RM sebesar Rp
11,897.733.060,- atau ( 99,63 %) dan dana PNBP sebesar Rp. 846.695,219,- atau
( 99,74%). Realisasi Anggaran tersebut diatas dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.
Tabel 11. Perbandingan Anggaran Belanja antara DIPA TA 2015 dan TA 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang (dalam ribuan rupiah)
No.
Uraian Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Jumlah
1. DIPA TA 2015 5.349.855.000 4.395.547.000 1.922.673.000 11.668.075.000
2. DIPA TA 2016 5.889.867.000 4.179.029.000 2.721.750.000 2.790.646.000
Tabel 12. Realisasi Anggaran Belanja Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang TA 2016 (dalam ribuan rupiah)
No Uraian Pagu Realisasi Persentase (%)
Saldo
1. Belanja Pegawai 5.889.867.000 5.889.079.160 99,98 % 787.840 2. Belanja Barang 4.179.029.000 4.134.163.681 98,93 % 44.865.319 3. Belanja Modal
2.721.750.000 2.721.185.438 99,98 % 564.562
Jumlah 12.790.750.000 12.744.428.279 99,64 % 46.217.721
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 37
Tabel 13. Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang TA. 2012 – 2016
E. Capaian Kinerja lain
a. Penerapan ISO 9001:2008 untuk Peningkatan Pelayanan Masyarakat
Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang terus berbenah diri dalam
rangka meningkatkan pelayanan agar masyarakat yang menjadi stakeholder
merasa terpuaskan. Salah satunya adalah dengan penerapan ISO 9001:2008. Balai
Karantina Pertanian Kelas I Palembang sangat menyadari akan perlunya
peningkatan pelayanan dari waktu ke waktu. Untuk itulah kemudian timbul pemikiran
untuk mengevaluasi seluruh hasil kerja selama ini dan menyusun langkah-langkah
konkrit untuk peningkatan mutu pelayanan agar dapat semakin cepat dan semakin
baik. Langkah itu diantaranya dilakukan dengan menerapkan ISO 9001:2008
dengan sasaran mutu dan memberikan janji pelayanan sertifikasi ekspor yang rata-
rata selesai dalam waktu 2 hari. Akhirnya setelah dilakukan audit eksternal oleh
lembaga Sertifikasi yang ditunjuk oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), Balai
Karantina Pertanian Kelas I Palembang memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008.
Dengan nomor sertifikat QMS/227 yang berlaku sejak tanggal 7 Juli 2010 sampai
dengan 2013. Konsistensi pelayanan sesuai standard ISO tersebut akan terus
dilihat melalui audit surveilen yang akan dilakukan secara berkala. Dan status
No. Uraian Target Realisasi Persentase (%)
1 TA. 2012 552.740.000 976.522.526 176,66 %
2 TA. 2013 613.724.000 1.143.293.494 83,4 %
3 TA. 2014 1.300.223.000 2.127.417.331 55,07 %
4 TA.2015 1.977.681.810 2.973.558.436 50,36 %
5 TA.2016 1.697.855.610 3.709.288.302 218,47 %
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 38
akreditasiBalai Karantina Pertanian kelas I Palembang telah di reakreditasi pada
tahun 2014. Pada tahun 2015 untuk tetap menjaga konsistensi peningkatan mutu
pelayanan masyarakat maka Balai karantina Pertanian Kelas I palembang
melakukan audit eksternal pada tanggal 15 dan 16 Desember 2015 dengan hasil
temuan minor dan hanya berupa saran. Pada tahun 2016 hasil temuan minor telah
dilakukan perbaikan dan direncanakan pada tahun 2017 akan dilakukan
reakseditasi terhadap ISO 9001: 2008.
b. Penerapan SNI ISO / IEC 17025 : 2008
Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang dilengkapi sarana
pendukung utama yaitu laboratorium Karantina Pertanian terdiri dari laboratorium
karantina tumbuhan dan laboratorium karantina hewan yang mempunyai fungsi
melaksanakan kegiatan pengujian kesehatan tanaman dan produk pertanian,
pengujian kesehatan hewan/produk hewan serta keamanan hayati nabati/hewani
yang akan diekspor, impor dan antararea dari dan /ke wilayah propinsi Sumatera
Selatan.
Laboratorium Uji BKP kelas I Palembang merupakan laboratorium yang
telah terakreditasi sejak tahun 2012 dengan No. ID LP.630.IDN yang berlaku
sampai dengan 29 Agustus 2016.
Pada tanggal 29-30 Juni 2016, laboratorium uji BKP Kelas I Palembang
telah dilakukan asessment re-akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dan telah
mendapatkan perpanjangan akreditasi (re-akreditasi) pada tanggal 23 November
2016 dan berlaku sampai tanggal 22 November 2020.
Sejak re-akreditasi, laboratorium uji BKP Kelas I menambah ruang lingkup
akreditasi. Pada saat ini (2016) yang masuk kedalam Ruang Lingkup akreditasi lab.
uji BKP Kelas I Palembang adalah:
- Laboratorium Uji Karantina Tumbuhan
1. Laboratorium Mikologi - Pestalotia palmarum - Curvularia eragrostidis - Curvularia lunata - Helmintosporium solani
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 39
2. Laboratorium Entomologi - Hypothenemus hampei - Tribolium castaneum - Araecerus fasciculatus - Carpophilus dimidiatus - Alphitobius diaperinus - Trogoderma granarium
3. Laboratorium Virologi - Turnip Mosaic Virus (TuMV)
- Laboratorium Uji Karantina Hewan
1. Laboratorium Virologi - Titer Antibodi Avian Influenza
2. Laboratorium Bakteriologi - Antibodi Brucella abortus Brucellosis
Kegiatan uji banding terbagi menjadi 2 bagian yaitu uji banding sebagai
pelaksana dan uji banding sebagai peserta.
Pada tahun 2016, Laboratorium Uji BKP Kelas I Palembang mengadakan
hanya menjadi peserta uji banding dan uji profisiensi.
Untuk menunjang sarana laboratorium telah dilaksanakan pengadaan berupa
Refrigerator, Mikroskop Compound, Software NIS-D, bahan pengujian laboratorium
dan kalibrasi alat.
Laboratorium Uji Karantina Hewan telah melakukan Uji Banding (Sebagai
Pelaksana) dengan target pengujian HA-HI Avian Influenza, yang pesertanya terdiri
dari :
1. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta
2. Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian
3. Balai Besar Karantina Pertanian Kelas II Medan
4. BBALITVET Bogor
5. Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang
Selain itu laboratorium karantina hewan juga telah menjadi peserta uji
banding dengan target RBT yang dilaksanakan oleh BKP Kelas I Lampung dan BKP
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 40
Kelas I Pangkal Pinang, serta menjadi peserta uji profisiensi yang dilaksanakan oleh
Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian dengan target pengujian TPC
Laboratorium uji BKP Kelas I Palembang juga melakukan kegiatan
pengambilan sampel sebagai kegiatan untuk mempertahankan kompetensi penyelia
laboratorium yang termasuk Ruang Lingkup Akreditasi sesuai dengan DIPA tahun
2016.
c. Standar Pelayanan Publik (SPP)
Dalam menjamin terselenggaranya fungsi pelayanan dan memenuhi
kepuasan pelanggan, serta terciptanya pelayanan pemerintah yang baik, bersih dan
transparan (good, clean, transparant government), maka penyelenggaraan Balai
Karantina Pertanian Kelas I Palembang mengimplementasikan Sistem Manajemen
Mutu SNI ISO/IEC 17025:2008 yang harmonis dan mengedepankan pelayanan
sesuai sistem Standar Pelayanan Publik berdasarkan peraturan pemerintah No. 96
Tahun 2012. Untuk menguatkan implementasi standar pelayanan tersebut, seluruh
pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang menandatangani pakta
integritas sebagai bukti komitmen pada Balai Karantina Pertanian Kelas I
Palembang dan Badan Karantina Pertanian sesuai Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 40/Permentan/OT.140/8/2008 tentang Modul Pakta Integritas Kementerian
Pertanian. Implementasi standar pelayanan publik Balai Karantina Pertanian Kelas
I Palembang didukung dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Karantina Pertanian Kelas
I Palembang.
Standar Pelayanan adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan
sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Untuk
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat pengguna jasa, Balai
Karantina Pertanian Kelas I Palembang telah menetapkan Standar Pelayanan yang
meliputi standar proses, standar pengelolaan, standar kompetensi serta standar
sarana dan prasarana yang keseluruhannya telah disinkronkan dengan penerapan
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 41
Sistem Manajemen Mutu Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang sesuai
Kaidah ISO/SNI 9001:2008. Berikut adalah jenis pelayanan Balai Karantina
Pertanian Kelas I Palembang:
1. Standar Proses
2. Standar Kompetensi
3. Standar Pengelolaan
4. Standar Sarana dan Prasarana
5. Standar Pelayanan (Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan & Administrasi)
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I palembang menetapkan
kebijakan pelayanan yang dinyatakan dalam Standar Pelayanan mencakup :
a. Komitmen Manajemen dalam memberikan pelayanan secara profesional untuk
melayani kepuasan pelanggan;
b. Standar pelayanan minimal;
c. Tujuan sistem manajemen yang terkait dengan kualitas pelayanan;
d. Semua personel Balai karantina pertanian Kelas I Palembang yang terlibat
dalam pelaksanaan pelayanan memahami standar pelayanan dan menetapkan
kebijakan serta prosedur yang ada dalam dokumen layanan;
e. Komitmen Balai Karantina Pertanian Kelas I palembang untuk menerapkan
standar pelayanan secara berkelanjutan dalam meningkatkan efektifitas sistem
manajemen.
Pada tahun 2016, Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Palembang
telah mendapatkan bimbingan dari Ombudsman Republik Indonesia (RI)
Perwakilan Sumatera Selatan dengan kunjungan langsung ke kantor BKP Kelas I
Palembang. Selain itu, BKP Kelas I Palembang juga telah mengikuti pelatihan
Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengawasan Pelayanan Publik Ombudsman RI yang
diselenggarakan di Palembang oleh Ombudsman RI Perwakilan Sumatera
Selatan.
Berdasarkan Hasil Penilaian Kepatuhan Standar Pelayanan Publik yang
dilakukan terhadap produk pelayanan administrasi di Kementerian Pertanian RI
Tahun 2016 oleh Ombudsman Republik Indonesia, Balai Karantina Pertanian
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 42
Kelas I Palembang mendapat Predikat ZONA HIJAU dan Predikat Kepatuhan
Tinggi dengan Nilai 105,00.
d. Kegiatan Public Awareness
Selama tahun 2016, Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang telah
menjalankan berbagai kegiatan terkait dengan penyebarluasan informasi
perkarantinaan Pertanian. Bentuk-bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan
adalah:
1. Pameran Pembangunan ( 15 – 20 Mai 2016)
2. Bulan Bakti Karantina Pertanian ()3 Juni – 03 Juli 2016)
3. Sosialisasi Peraturan Perundang – Undangan
e. Instalasi Karantina
Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang telah mempunyai 6 Instalasi
karantina Tumbuhan dan 2 Instalasi Karantina Hewan, yang kesemuanya itu milik
pihak ke tiga.
Insatalasi Karantian Tumbuhan terdiri dari :
1. PT. Bina Sawit Makmur (Seed Prosesing Unit Kelapa Sawit)
2. PT. Budi Wahana Bina Swasta (Ekspor Biji Kopi)
3. PT. Tania Selatan (Seed Prosesing Unit Kelapa Sawit)
4. PT. IFI (Indonesia Fibreboard Industry) ( ekspor kayu Fiber Board dan chip)
5. PT. Indopal Harapan Murni (Ekspor kayu Finger Join, Laminating 9Grade a))
6. PT. SAP (Sinar Alam Permai) (Ekspor PKE)
Sedangkan Instalasi karantina Hewan terdiri dari :
1. PT. IGP /Indah Gemilang Perkasa (Sapi)
2. PT. JAPFA (ayam Broiler).
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 43
Adapun selama tahun 2016 ini terdapat permasalahan yang dihadapi oleh BKP
Kelas I Palembang
A. Permasalahan
1. Masih kurangnya jumlah tenaga teknis POPT terampil dan Paramedik Veteriner
di Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang mengakibatkan pengawasan
tindakan karantina menjadi kurang maksimal.
2. Karakteristik Sumatera Selatan yang dilalui oleh sungai musi yang sangat besar
dan panjang merupakan entry/exit point yang tidak sesuai, akibatnya
mempersulit tindak karantina khususnya komoditi yang keluar masuk melalui
pelabuhan-pelabuhan kecil sepanjang sungai musi yang belum ditetapkan
secara resmi.
3. Belum adanya depo untuk tempat perlakuan tindakan karantina di pelabuhan
Boom Baru sehingga tindakan perlakuan oleh pihak ketiga banyak yang
dilaksanakan di gudang-gudang pemilik akibatnya pengawasan yang dilakukan
petugas karantina terhadap tindakan perlakuan pihak ketiga kurang maksimal.
4. Banyaknya lokasi pemeriksaan karantina di luar pelabuhan yang jauh diluar kota
akibatnya menghambat pelayanan pada pengguna jasa dan pelayanan tindakan
karantina, karena tidak didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana
operasional yang memadai.
5. Jumlah penumpang pesawat dari luar negeri yang membawa barang tentengan
produk pertanian tanpa dilengkapi dokumen wajib karantina jumlahnya sudah
semakin menurun, sebagai hasil sosialisasi yang terus dilakukan baik melalui
temu koordinasi maupun dengan penyebaran informasi melalui stiker dan leaflet
sehingga jumlah komoditi yang dimusnahkan semakin berkurang.
6. Alat pendeteksi (X-Ray) produk pertanian di Bandara Internasional SMB II
Palembang hanya dimiliki oleh Bea dan Cukai akibatnya seleksi produk
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 44
pertanian dari X-Ray masih sangat tergantung dari pelaporan petugas Bea dan
Cukai.
7. Tindakan karantina sulit diterapkan pada kloter jemaah haji, dikarenakan
pemulangan jemaah haji tanpa melalui pemeriksaan yang ketat, tetapi langsung
dapat pulang setelah turun dari pesawat, naik bis dan pemeriksaan paspor
dilakukan di luar gedung terminal Bandara, akibatnya memungkinkan masuknya
Penyakit Mulut dan Kuku yang berasal dari negara Saudi Arabia.
B. Solusi / Pemecahan Masalah
1. Mengusulkan penambahan pegawai teknis serta mengadakan pelatihan dasar
karantina dan teknis karantina pada tenaga fungsional Balai Karantina Pertanian
Kelas I Palembang.
2. Mengusulkan penambahan tenaga POPT terampil dan Paramedik Veteriner
pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang.
3. Melakukan koordinasi antara Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang
dengan pihak Administrasi Pelabuhan (Adpel Boom Baru).
4. Meningkatkan sarana dan parasarana yang memadai baik kendaraan roda dua
dan roda empat serta fasilitas laboratorium.
5. Melakukan koordinasi dan kerjasama antara Balai Karantina Pertanian Kelas I
Palembang dengan Bea dan Cukai dalam hal pemeriksaan X-Ray di bandara
SMB II Palembang.
6. Mengadakan sosialisasi khusus kepada Departemen Agama dan Jemaah Haji
tentang Tupoksi Karantina dan penanganan pemeriksaan komoditas pertanian di
Bandara International SMB II Palembang.
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 45
BAB IV
PENUTUP
Keberhasilan capaian kinerja BKP Kelas I Palembang tahun 2014 berupa :
1. Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang mendapat alokasi dana dalam Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2016 Nomor : SP
DIPA.018.12.2.237788/2016 (Revisi ke 07 ) tanggal 17 November 2016 sebesar Rp.
12.790.646.000,- ( Duabelas milyar tujuh ratus sembilan puluh juta enam ratus empat
puluh enam ribu rupiah), yang terdiri dari DIPA Rupiah Murni (RM) Rp
11.941.784.000,- dan dana PNBP Rp. 848.862.000,-. Dana tersebut telah terealisasi
sebesar Rp 12.744.428.279,- atau (99,64 %). Yang terdiri dari DIPA RM sebesar Rp
11,897.733.060,- atau ( 99,63 %) dan dana PNBP sebesar Rp. 846.695,219,- atau (
99,74%).
2. Kegiatan operasional Karantina Hewan selama tahun 2016 frekuensi kegiatan
frekuensi 9.777 kali dengan volume 3.117.573 ekor 14.277.712 kg 3.197 koli dan
800 lembar. Kegiatan tersebut didominasi oleh Domestik Keluar sebanyak 8.494 kali
dengan volume 2.595.541 ekor, 14.267.414 kg, 311 koli, 300 lembar dan 6.910.598
butir; kemudian Domestik Masuk sebanyak 1265 kali dengan volume 522.032 ekor,
10.247 kg, 2.886 koli dan 500 lembar. Sedangkan kegiatan impor dan ekspor relatif
kecil, yaitu dengan frekuensi masing-masing 7 kali ( 11,1 kg) dan 11 kali ( 39 kg ).
3. Kegiatan operasional Karantina Tumbuhan secara keseluruhan dengan dengan
frekuensi kegiatan 10.042 kali dengan volume 1.065.744.545,83 kilogram. Kegiatan
Karantina Tumbuhan didominasi oleh kegiatan ekspor dengan volumen sebesar
657.115.338,23 kg, 18.768,748,40 M3 dengan frekwensi 3129 kali, disusul kegiatan
impor sebanyak 384.392.012,50 kg dan 3.521,29 m3 dengan frekwensi 208 kali.
Sedangkan untuk Domestik Keluar dan Domestik Masuk, masing-masing sebesar
22.292.192.00 kg, 1.932.781,00 Batang, dengan frekwensi 5173 kali. Dan
1.945.003,10 kg, 318.630,70 batang dengan frekwensi 1.532 kali. Komoditas ekspor
L A K I P 2 0 1 6 B K P K e l a s I P a l e m b a n g
Page 46
didominasi oleh komoditas PKE yaitu sebesar 229.145.511,00 kg dan disusul karet
dengan jumlah 232.617.102,00 kg
.4. Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang telah menerapkan ISO 9001 : 2008
sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dari
hasil evaluasi kinerja, maka janji layanan untuk ekspor komoditas pertanian selama 2
(dua) hari telah terpenuhi. Begitu juga tingkat kepuasan masyarakat/Indeks
Kepuasan Masyarakat ( IKM ) pada tahun tahun 2016 adalah 84,272, dalam
pelaksanaannya dapat melampui target dengan realisasi periode Januari – Juni
83,593 (kategori sangat baik) dan periode Juli – Desember 84, 952 (kategori sangat
baik).
5. Pada tanggal 30 Agustus tahun 2013 Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai
Karantina Pertanian Kelas I Palembang telah mendapat akreditasi dari Komite
Akreditasi Nasional dengan nomor akreditasi : LP 630-IDN, dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu Laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025 : 2008.