Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Memilih Judul
Terorisme merupakan suatu fenomena yang sudah tidak asing lagi di telinga
kita. Banyak kasus terorisme terjadi di dunia internasional. Fenomena ini pun selalu
membawa kerugian besar bagi negara yang mengalami yaitu baik kerugian secara
materi maupun non materi. Bahkan fenomena terorisme pun kini mulai digunakan
sebagai studi mata kuliah umum. Sehingga keberadaannya pun menjadi pantas dan
penting untuk dikaji lebih lanjut. Masyarakat umum pun kini mulai membuka mata
terkait masalah terorisme, mereka semakin membutuhkan literatur yang membahas
terkait masalah terorisme. Apalagi dunia internasional sekarang sedang diancam
dengan fenomena terorisme yang semakin banyak.
Salah satu kasus terorisme yang cukup besar terjadi di negara Turki yaitu
terorisme yang dilakukan oleh Partai Pekerja Kurdistan yang tidak lain adalah berasal
dati etnis Kurdi. Kepentingan mereka adalah untuk memiliki negara otonom sendiri,
maka dari itu berbagai cara mereka lakukan untuk mewujudkan cita – cita tersebut.
Kenapa penulis mengangkat fenomena ini sebagai judul skripsi karena merasa,
terorisme yang terjadi cukup menarik perhatian penulis. Banyak penelitian yang telah
membahas masalah terorisme baik di Irak, Iran, Suriah bahkan Turki sendiri. Bahkan
2
penulis telah menemukan beberapa penelitian yang membahas terkait masalah
terorisme yang dilakukan oleh etnis Kurdi. Namun penulis belum menemukan
penelitian yang membahas terkait masalah strategi kerjasama yang dilakukan oleh
pemerintah Turki dengan Suriah untuk menerapkan kebijakan anti terorisme melawan
terorisme Partai Pekerja Kurdistan. Maka dari itu, penulis berupaya untuk melakukan
penelitian terkait masalah tersebut agar hasilanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan
belajar mahasiswa.
B. Latar Belakang Masalah
Turki merupakan salah satu negara besar di kawasan Eurasia. Wilayahnya
terbentang dari Anatolia di Asia Barat Daya dan daerah Balkan di Eropa Tenggara.
Turki berbatasan dengan Laut Hitam di sebelah utara; Bulgaria di sebelah barat laut;
Yunani dan Laut Aegea di sebelah barat; Georgia di timur laut; Armenia, Azerbaijan,
dan Iran di sebelah timur, Irak dan Suriah di tenggara; dan laut mediterania di sebelah
selatan.1
Ibu kota negara Turki berada di Ankara namun kota terpenting dan terbesar di
Turki adalah Istanbul. Karena lokasinya yang strategis di persilangan dua benua,
Turki memiliki budaya yang unik yaitu campuran dari budaya Timur dan Barat yang
kemudian sering dikenal dengan jembatan dua buah peradaban dunia.
1 Lihat Peta Wilayah Turki
3
Pada masa kejayaannya, Turki memiliki luas wilayah sekitar 814.578 km3, 97
persen (±790.200 km2) wilayahnya terletak di benua Asia yang dikenal dengan
Anatolia yang sisanya sekitar 3 persen (±24.378 km2) terletak di wilayah Thrace yang
mana termasuk di kawasan Benua Eropa.2
Di sisi lain, republik Turki, sejak berdirinya yaitu tanggal 29 Oktober 1923
telah menetapkan perdamaian sebagai pilar utama di negaranya. Damai secara
realistis dan konsisten yang dipandu oleh prinsip “Peace at Home and Peace
Abroad” (damai di rumah dan perdamaian di dunia internasional) ditetapkan oleh
Mustafa Kemal Pasha Atatürk. Turki melaksanakan kebijakan luar negeri yang
merupakan landasan keamanan dan stabilitas di kawasan dan sekitarnya berdasarkan
sekuler demokratis dan sistem politik, ekonomi hidup dan mendamaikan tradisi
modernitas dengan identitas budaya.3 Pemerintah Turki sendiri dalam
memperlakukan etnis yang ada di negara mereka adalah dengan memberikan
kebebasan kepada mereka untuk hidup, berdagang, berkembang bahkan menikmati
fasilitas – fasilitas umum yang ada sebagaimana kebebasan yang diberikan kepada
etnis asli Turki.
Disamping itu, di Turki sendiri juga terdapat etnis – etnis baik dari etnis asli
Turki sendiri hingga etnis – etnis lain. Salah satu etnis yang terdapat di negara Turki
2 Diah Murwati.Kajian Wilayah Turki dikutip dari The Turkish News Agency, Facts about Turkey,
Istanbul: Ucar Grafik, 1998, hal 13 3 Andina Sari Handayani. Upaya Pemerintah Turki Dalam Mengatasi Gerakan Separatisme Suku Kurdi
Tahun 1984 – 2007.2012
4
adalah etnis Kurdi, etnis ini merupakan salah satu kelompok etnis minoritas di Timur
Tengah yang menganggap diri mereka penduduk asli daerah yang mereka sebut
dengan Kurdistan. Kurdistan terletak di suatu wilayah di Barat Asia yang meliputi
sebagian Iran, Irak, Syiria dan Turki. Secara etnis kaum ini memiliki hubungan
dengan suku bangsa Iran.
Komunitas Kurdi merupakan salah satu suku yang ada di Turki. Suku semi –
nomaden ini menganut Islam sunni ortodoks meskipun pada kenyataannya ada yang
menganut Yudaisme dan Kristen. Etnis ini tersebar di berbagai wilayah, dari barat
laut Iran sampai timur laut Irak, Armenia, Turki, dan timur laut Suriah. Mereka
tinggal di daerah rural dan umumnya melakukan usaha pertanian atau perternakan.
Secara geopolitik, karakter geografis Kurdi pasca Perang Dunia I terbagi
kedalam lima negara. Perpecahan tersebut terjadi pertama kali pada tahun 1514
menyusul pertempuran Chaldiran antara Dinasti Safavid dan Ottoman yang
membawa mereka menandatangani sebuah perjanjian pembagian wilayah.
Perpecahan tahap kedua dilakukan dalam perjanjian Sykes Picot antara Inggris dan
Perancis. Kemudian proses perpecahan Kurdi berlanjut berdasarkan perjanjian Sevres
tahun 1920 dan perjanjian Lausanne tahun 1923.
Dalam berbagai perjanjian tersebut, akhirnya bangsa Kurdi mencapai
pembagian final yaitu Kurdi Utara (Turki) yang memiliki wilayah terluas yakni
194.000 kilometer persegi dengan penduduk berjumlah sekitar 13 juta jiwa; Kurdi
5
Timur (Iran) dengan wilayah terlus kedua yakni 125.000 kilometer persegi dengan
penduduk sekitar 8 juta jiwa; Kurdi Selatan (Irak) dengan wilayah terluas ketiga
yakni 72.000 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 6 juta jiwa; Kurdi
Barat (Suriah) yang memiliki wilayah terluas keempat yakni 18.000 kilometer persegi
dengan jumlah penduduk sekitar 1 juta jiwa; dan yang terakhir Kurdi Armenia (bekas
Uni Soviet) yang memiliki luas 18.000 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 1
juta jiwa.4
Terpecah belahnya bangsa Kurdi kedalam beberapa wilayah inilah yang
kemudian menyulitkan bangsa Kurdi dalam mewujudkan mimpinya untuk memiliki
negara sendiri. Bahkan Mustafa Barzani dikenal sebagai pemimpin Kurdi (1900 –
1979) yang sepanjang hidupnya berjuang bagi berdirinya negara Kurdistan.5
Etnis ini memiliki keinginan untuk merdeka dan mendirikan negara sendiri
yang mereka sebut dengan Kurdistan, sehingga berbagai upaya mereka lakukan untuk
mendapatkan pengakuan akan berdirinya negara Kurdistan. Telah sekian lama etnis
ini mendambakan kemerdekaan, namun tidak kunjung mendapatkannya. Justru
kecaman dan tindakan kurang menyenangkan yang kerap mereka peroleh. Hal ini
yang kemudian membuat mereka melakukan tindakan separatisme. Gerakan
separatisme Kurdi di Turki ini dimulai 21 Maret 1984 saat dilarangnya Perayaan
Nevros (perayaan tahun baru suku Kurdi). Larangan ini merupakan tanda dimulainya
4 Ibid 5 ibid
6
aktivitas gerilyawan Partiya Karkeren Kurdistan (PKK) dalam memperoleh hak-hak
etnis mereka dan menuntut pemberian wilayah otonom di Turki bagian tenggara.6
Selain serangan yang dilakukan suku Kurdi di negara Turki, pada bulan
Agustus, 1988 pasukan Irak melancarkan serangan ofensif besar – besaran terhadap
kaum Kurdi di Irak utara, banyak kaum Kurdi yang mengungsi ke perbatasan Turki.
Hal ini semakian menambah populasi suku Kurdi yang ada di Turki meningkat.
Karena alasan kemanusiaan dan sejarah sebagaimana yang termaktub dalam
perjanjian Severs 1920 (bahwa kelak Turki harus mengakomodasi kemerdekaan
bangsa Kurdi). Berdasarkan perjanjian tersebut akhirnya Pemerintah Turki
menyediakan semacam perkampungan suaka bahkan menolak permintaan Irak untuk
mengizinkan pasukan mereka mengejar kaum Kurdi di Turki. Keterbukaan dan
simpati Pemerintah Turki terhadap etnis Kurdi ini ternyata membuat Turki merasa
kesulitan. Etnis Kurdi secara cepat berkembang di negara Turki, bahkan dari sekitar
69.660.559 jumlah orang Turki, 14 hingga 21 jutanya adalah etnis Kurdi. Karena
perkembangan yang pesat tersebut membuat etnis Kurdi dengan cepat menguasai
tempat – tempat di Turki. Hal ini membuat bangsa Turki menjadi tidak leluasa di
daerah kekuasaannya sendiri.
Eksistensi etnis Kurdi di Turki ternyata tidak berlangsung lama, hal ini
lantaran pendiri Turki modern yaitu Mustafa Attaturk dalam Konferensi Lausane
yang ditandatngani bersama Menteri Luar Negeri Inggris Lord Curzon pada 24 Juli
6 ibid
7
1923 menegaskan bahwa segala konstitusi islam harus dihapuskan jikalau Turki ingin
merdeka. Attaturk kemudian setuju untuk menganut republik sekuler. Akibatnya
segala bentuk pengungkapan identitas etnis dari kaum Kurdi dilarang bahkan etnis
Kurdi tidak memiliki hak untuk berpolitik untuk jangka waktu tertentu hingga tidak
memiliki akses pendidikan dan informasi. Selain itu, sebelum 1991 bahasa Kurdi
yang tersebar secara luas dianggap ilegal. Hingga 1999 pun masih ada batasan –
batasan tertentu bagi kaum Kurdi, misalnya siaran radio Kurdi tidak boleh lebih dari
satu jam perhari dalam lima hari seminggu. Hal inilah yang kemudian membuat kaum
Kurdi merasa tersingkirkan dan dihimpit tanpa rasa belas kasihan.
Hal tersebutlah yang kemudian memunculkan kasus terorisme yang dilakukan
oleh Partai Pekerja Kurdistan yang kemudian menjadi sebuah ancaman bagi negara
Turki. Bagaimana tidak, sejak Turki menganut sistem republik sekuler, PKK mulai
melakukan tindakan terorisme yang meresahkan masyarakat Turki dan kawasan
sekitar Turki. Pelaku terorisme ini mulai melakukan serangan – serangan seperti
merusak fasilitas umum bahkan hingga melakukan serangan – serangan yang
menyebabkan korban jiwa.
Turki telah berjuang melawan kegiatan teroris baik di tingkat nasional dan
internasional, lebih dari tiga dekade. Terorisme di Turki telah merugikan negara
Turki baik dari segi material maupun non material, sekitar 40.000 nyawa melayang,
banyak orang cacat seu mur hidup dan lebih dari US $ 100 miliar sumber daya yang
telah dihabiskan dalam upaya memberantas terorisme. Dampak lain adalah, hampir
8
setiap harinya banyak tentara Turki yang menjadi korban keganasan terorisme. Bom
bunuh diri meledak di sebagian besar kawasan Turki bahkan penyergapan terjadi di
Turki bagian selatan. Kurdi membakar sekolah – sekolah dan pusat kesehatan, banyak
pegawai negeri yang tewas dan terintimidasi, termasuk lebih dari 100 guru SD
terbunuh di depan mata murid – murid mereka.7 Orang – orang yang terkena insiden
terorisme telah dipaksa meninggalkan rumah mereka dan bermigrasi ke daerah lain.
Selama perang panjang melawan terorisme, berbagai organisasi teroris menyesuaikan
tujuan mereka dengan keadaan baik domestik maupun internasional, mengubah
strategi bahkan nama organisasi mereka. Akar terorisme di Turki semakin meluas
pada tahun 1960-an dan 1970, dua dekade ini ditandai dengan pergolakan politik dan
sosial yang luar biasa di Turki. Rodoplu et al dalam bukunya yang berjudul
Terrorism in Turkey: implications for emergency management menyatakan bahwa
terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap ketidakstabilan periode ini,
seperti meningkatnya arus urbanisasi sebagai populasi yang bermigrasi dari desa ke
kota, kesulitan ekonomi sebagai tenaga kerja yang gagal bersaing dengan penduduk
perkotaan, kerusuhan yang tumbuh di Turki bagian selatan, dan lahirnya gerakan
mahasiswa radikal.8
Kasus terorisme di Turki dapat dilasifikasikan menjadi tiga periode. Periode
yang pertama adalah konflik yang telah dimulai pada akhir tahun 1960 yang terjadi
7 Loğoglu, Faruk. 2008. Terrorism: Turkey at the crossroad. Today’ Zaman 03.03.2008. http://www.todayszaman.com/tz-web/detaylar.do?load=detay&link=135353. 8 Rodoplu, Ulkumen, Jeffrey Arnold, and Gurkan Ersoy. 2003. Terrorism in Turkey: implications for emergency management. Prehosp Disast Med 18(2): 152–160.
9
karena perbedaan ideologi antara sayap kiri dan sayap kanan sehingga menimbulkan
kasus terorisme dalam negeri. Periode kedua adalah terorisme agama radikal yang
bertujuan untuk menggantikan rezim demokratis dengan rezim islam sekuler. Dan
yang ketiga adalah terorisme yang paling besar yaitu separatisme dan terorisme etnis.
Tujuan utama dari terorisme ini adalah pembentukan sebiah negara baru di daerah
Turki bagian selatan, Suriah, Irak Utara dan Iran Barat. Selama dua dekade terakhir,
kasus terorisme ini menjadi kasus yang paling besar dengan dampak kerugian yang
tidak sedikit.
Bentrokan antara pasukan keamanan Turki dengan PKK telah memakan
Korban yang tidak sedikit. Hingga tahun 1991 diperkirakan terdapat sekitar 3.568
korban jiwa, yang terdiri dari 1.278 warga sipil, 1444 militan PKK dan 846 pasukan
keamanan Turki. Selain mempergunakan serangan-serangan yang bersifat
konvensional, dalam kurun waktu 1996-1999 PKK menggunakan metode serangan
bom bunuh diri (suicide bombing).9
Konflik antara Kurdi dengan angkatan bersenjata Turki, dalam kurun waktu
antara 1984 hingga 1996 korban tewas sudah mencapai 17.000 orang. Upaya
pemerintah Turki dalam memutuskan pasokan dan rute infiltrasi PKK, pertempuran
dilaksanakan secara regular hingga ke perbatasan Irak. Pesawat-pesawat Turki
9 Kemal Kirisci dan Gareth M. Winrow, 1997 pada jurnal Andina Sari Handayani. Upaya Pemerintah
Turki Dalam Mengatasi Separatisme Gerakan Separatisme Suku Kurdi Tahun 1984 – 2007.
10
membombardir kamp - kamp PKK di Irak Utara.10
Kelompok gerilyawan Kurdi
tercatat beberapa kali melakukan serangan bom di kota-kota wisata Aegean.
Diantaranya, serangan bom di resor Cesme pada 11 Juli 2005 , di Pantai
Aegean, yang melukai sedikitnya 20 orang, sedangkan tanggal 30 April 2005 sebuah
bom juga meledak di sebuah alat pemutar kaset, menewaskan seorang polisi dan
empat warga di Kusadasi. Gerilyawan separatis Kurdi telah mengancam akan terus
melakukan serangan di sector pariwisata Turki, yang sangat vital bagi perekonomian
Turki.11
Terorisme yang terjadi sangat menjadi ancaman besar, baik untuk negara
Turki maupun kawasan sekitar Turki seperti Iran, Irak, Armenia dan Suriah.
Bagaimana tidak, terjadinya terrorisme tersebut telah menimbulkan kerugian besar
bagi negara – negara tersebut. Selain kerugian material, terrorisme tersebut juga
memakan banyak korban jiwa.
Selama ini aksi separatisme Kurdi berpusat di Turki. Aksi tersebut didominasi
Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dipimpin pemimpin karismatik Abdullah
Ocalan. Meskipun begitu, aktivitas PKK tidak terbatas hanya di wilayah Turki saja.
Mereka juga membantu gerakan separatis Kurdi di kawasan Timur Tengah lainnya,
khususnya di Iran dan Suriah. PKK memiliki cabang di Iran yang dinamakan Partai
10 Zurcher,Erik.J.2003.Sejarah Modern Turki.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.hal 416. 11 Kompas, 17 Juli 2005.
11
Kebebasan Kurdi (PJAK). Sedangkan di Suriah, PKK mendirikan Partai Uni
Demokratik (PYD).
Selain Turki yang menyatakan bahwa Separatisme Kurdi ini merupakan
tindakan terorisme, Suriahpun juga telah menetapkan bahwa Partai Pekerja Kurdistan
dalam daftar kelompok Organisasi Teroris Asing Departemen Luar Negeri. Hal ini
karena memang tindakan yang dilakukan oleh PKK telah mengarah kepada terror
yang menyebabkan banyak kerugikan baik materi maupun non materi.
Pemerintah Suriah selama ini mengira, Turki tidak akan membiarkan wilayah
etnis Kurdi merdeka. Pemikiran tersebut membuat rezim Assad tidak takut
kehilangan wilayah Kurdi di Suriah. Namun adanya kesepakatan gencatan senjata
menunjukkan Turki sudah siap berkompromi dengan kelompok Kurdi. Keadaan
tersebut bisa saja membuat Pemerintah Suriah kehilangan kontrol atas wilayah Kurdi
yang ada di negaranya.12
Akhirnya pada tahun 1998 rezim Suriah melarang aktivitas
PKK di negaranya setelah Turki mengancam akan menyerang jika Suriah masih tetap
berhubungan dengan PKK. Setelah itu hubungan antara Turki dan Suriah meningkat,
sejalan dengan kebijakan Timur Tengah Turki dimana " Negara manapun yang
12 (http://news.okezone.com/read/2013/05/09/414/804485/2-ribu-militan-kurdi-mulai-tinggalkan-turki, 2013)
12
membantu Turki terhadap PKK adalah teman dan negara manapun yang membantu
PKK adalah musuh.13
Konflik PKK telah menjadi kecemasan bagi banyak orang, baik masyarakat
Turki maupun sekitar Turki. Konflik ini sangat merugikan baik di bidang ekonomi,
sosial, psikologis juga telah merusak tatanan sosial pada suatu negara.14
Maka dari itu, untuk mengatasi terorisme tersebut pemerintah Turki berupaya
untuk melindungi negaranya melalui berbagai cara agar masyarakat Turki dapat
hidup dengan rasa aman tanpa diliputi rasa khawatir lantaran kasus terorisme. Salah
satu cara yang dilakukan oleh pemerintah Turki adalah dengan memberlakukan
berbagai kebijakan – kebijakan terkait dengan terorisme.
C. Rumusan Masalah
“Bagaimana Strategi Kebijakan Pemerintah Turki Terhadap Terorisme Partai Pekerja
Kurdistan Pada Era Presiden Mustafa Kamal Attaturk?”
D. Kerangka Teori
Kerangka pemikiran yang digunakan untuk menjawab pertanyaan
“Bagaimana Strategi Kebijakan Pemerintah Turki Terhadap Terorisme Partai Pekerja
Kurdistan Pada Era Presiden Mustafa Kamal Attaturk” adalah :
13 Syria and Turkey : The PKK Dimension. April 5,2012. Diakses dari http://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/view/syria-and-turkey-the-pkk-dimension. 20 Januari 2015 pukul 20:02 WIB 14 Taymur & Smith, 2008 dalam buku Mustafa Cosar Unal. Counterterrorism in turkey. Hal
Introduction 4. 2012
13
1. Konsep Terorisme Internasional dan Kontra terorisme
a. Konsep Terorisme Internasional, Istilah terorisme menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia berkaitan dengan kata teror dan teroris yang
artinya kekacauan; tindak kesewenang – wenangan untuk
menimbulkan kekacauan dalam masyarakat; tindak kejam dan
mengancam.15
Terorisme juga dapat diartikan sebagai paham yang
berpendapat bahwa penggunaan cara – cara kekerasan dan
menimbulkan ketakutan adalah cara yang sah untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian menurut Nasir Abas, bahwa teror merupakan
kejahatan yang berdiri sendiri (interactionism) dan dapat
dikelompokkan kedalam kejahatan balas dendam (hate crimes).16
Menurut C.J.M. Drake, terorisme merupakan kekerasan bermotif politik dan
dilakukan secara sembunyi – sembunyi yang diatur oleh sekelompok orang yang
bertujuan untuk mempengaruhi psikologis agar mereka bertindak seperti apa yang
kelompok itu inginkan.17
Terorisme merupakan suatu tindakan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk
menciptakan suatu kondisi yang membuat ketakutan (dengan kata lain untuk
meneror) sehingga dapat mempengaruhi perubahan sosial dan politik.18
Terorisme di
15 Dilihat di Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 5 Desember 2014 16 Nasir Abas, Kajian tentang Terorisme. 16 Januari 2012, hal 1 17 Teaching Guide on International Terrorism: Definitions, Causes, and Responses 18 Jenkins Brian Michael. International Terrorism, The Other World War. November 1985
14
sebagian kalangan dianggap sebagai ancaman yang sangat serius terhadap individu,
masyarakat, Negara bahkan masyarakat internasional. Karena jaaringannya yang luas
dan merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan nasional serta merugikan
kesejahteraan masyarakat, maka perlu dilakukan pemberantasan secara berencana dan
berkesinambungan sehingga hak asasi manusia dapat dilindungi dan dijunjung tinggi.
Banyak pendapat mencoba mendefinisikan Terorisme, di antaranya pengertian
yang tercantum dalam Pasal 14 ayat (1) The Prevention of Terrorism (Temporary
Provisions) Act, 1984, sebagai berikut: “Terrorism means the use of violence for
political ends and includes any use of violence for the purpose putting the public or
any section of the public in fear.”19
Kegiatan Terorisme mempunyai tujuan untuk
membuat orang lain merasa ketakutan sehingga dengan demikian dapat menarik
perhatian orang, kelompok atau suatu bangsa. Biasanya perbuatan teror digunakan
apabila tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh untuk melaksanakan kehendaknya.
Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis untuk menciptakan suasana panik,
tidak menentu serta menciptakan ketidak percayaan masyarakat terhadap kemampuan
pemerintah dan memaksa masyarakat atau kelompok tertentu untuk mentaati
kehendak pelaku teror.20
Terorisme tidak ditujukan langsung pada lawan, tetapi
perbuatan teror dilakukan dimana saja dan terhadap siapa saja. Yang utama, maksud
19 Loebby Loqman, Analisis Hukum dan PerUndang-Undangan Kejahatan terhadap Keamanan Negara
di Indonesia, Jakarta : Universitas Indonesia, 1990, hal. 98. 20 Ibid
15
yang ingin disampaikan pelaku teror adalah agar perbuatan teror tersebut mendapat
perhatian khusus atau dapat dikatakan lebih sebagai psy-war.
b. Konsep Counter Terrorism, Counter Terorrism, atau dalam istilah
Bahasa Indonesia adalah Tanggulang Teroris (Gultor), merupakan
serangkaian tindakan, taktik, teknik, dan strategi yang dilakuan oleh
pemerintahan atau badan-badan keamanannya untuk merespon atau
menanggulani terjadinya tindakan teroris baik yang nyata atau yang
akan diperhitungkan ada. Sehingga dari definisi tersebut dapat kita
lihat Operasi Counter Terrorist atau Operasi Tanggulangi Teror
merupakan operasi untuk melaksanaan dari Counter
terrorist/Tanggulang Teror itu sendiri.21
Counter Terrorisme dari
pengertian diatas dapat diartikan sebagai upaya untuk mengurangi
ancaman terorisme di suatu negara. Cara dari counter terrorism inipun
bermacam – macam mulai dari serangkaian tindakan, strategi, tektik,
teknik, kebijakan dan lain sebagainya. Cara ini kemudian dirasa perlu
bagi sebuah negara untuk melindungi negaranya dari ancaman
terorisme yang meresahkan, maka dari itu kini mulai banyak negara –
negara di dunia yang mulai menerapkan counter terrorism.
Adapun beberapa bentuk konsep counter terrorim, yaitu yang pertama adalah
Upaya prefentif yang merupakan suatu upaya untuk pencegahan kejahatan, dimana 21 www.kompasiana.com diakses pada tanggal 6 Desember 2014
16
upaya ini dilakukan sebelum kejahatan itu terjadi agar suatu tindakan pelanggaran
dapat dicegah. Yang kedua, upaya Represif dimana upaya ini dilakukan untuk
pengamanan masyarakat (social defence) yang dilakukan saat penyimpangan terjadi,
agar penyimpangan yang sedang terjadi dapat dihentikan. Yang ketiga adalah upaya
Kuratif yaitu suatu tindakan yang diambil setelah terjadinya tindakan penyimpangan
sosial.22
Pemerintah Turki telah menerapkan berbagai upaya penanggulangan
terorisme yang berbeda, seperti dengan menerapkan sistem benteng desa, operasi
militer. Disamping itu Turki juga melakukan Pendekatan Diplomasi untuk
mengakhiri terorisme tersebut. Kemudian Turki melakukan counter terrorism dengan
cara langsung menangani kasus yang ada.23
Upaya counter terrorism yang dilakukan
pemerintah Turki menjadi sangat penting bagi masa depan bangsa.24
2. Kerjasama Bilateral
Menurut K.J. Holsti, kerjasama internasional dapat disefinisikan sebagai
berikut; Pandangan bahwa dua atau lebih kepentingan, nilai, atau tujuan saling
bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu dipromosikan atau dipenuhi oleh semua
pihak sekaligus, pandangan atau hamparan suatu Negara bahwa kebijakan yang
22 Mustafa Cosar Unal. Counterterrorism in turkey. Hal Introduction 4. 2012 23 Robert. W Orttung & Andrey Makarychev.National Counter-Terrorism Strategies.IOS Press.hal 162.2006 24 Mustafa Cosar Unal.Ibid
17
diputuskan oleh Negara lainnya akan membantu Negara itu untuk mencapai
kepentingan dan nilai – nilainya, pesetujuan atau masalah – masalah tertentu antara
dua Negara atau lebih dalam rangka memanfaatkan persamaan kepentingan atau
benturan kepentingan, aturan resmi dan atau tidak resmi mengenai transaksi di masa
depan yang dilakukan untuk melaksanakan persetujuan, transaksi antar Negara untuk
memenuhi kebutuhan mereka.25
Untuk menegaskan kembali penggunaan sebutan dari hubungan kegiatan
internasional antar kota tersebut selain sudah dicermati dari aspek historis maka
penting pula untuk dapat memahami penggunaan antara terminologi cooperation dari
segi bahasa sebagaimana yang tertera sebagai berikut ini;
Berdasarkan tiga sumber pemaknaan diatas, maka dapat dipahami bahwa
istilah antara cooperation dan partnership memiliki kesamaan. Maka jika ditemukan
dalam referensi sebagai sumber penelitian, kedua istilah tersebut diterjemahkan
dalam satu istilah yang sama yaitu kerjasama. Sejalan dengan Black’s Law Dictionary
sebagai rujukan utama dalam peggunaan istilah hukum pada penelitian ini yang
memaknai penggunaanya sebagai istilah hukum internasional coopration dan
partnership, sebagaimana dalam acuan intergovernmental cooperation, kerjasama
antar pemerintahan didefinisikan sebagai susunan antara dua pemerintahan atau lebih
25 K.J. Holsti. Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis, Jilid II, Terjemahan M. Tahrir Azhari. Jakarta: Erlangga, 1988, hal: 652 - 653
18
untuk mencapai tujuan – tujuan bersama, penyediaan suatu pelayanan atau
memecahkan masalah satu sama lain secara bersama – sama.26
PBB melalui United Nation Terrorism Prevention Branch menyatakan bahwa
dalam menanggulangi terorisme diperlukan upaya komprehensif secara lintas instansi
dan lintas Negara. Adapun beberapa langkah – langkah yang telah mereka
rekomendasikan untuk penanggulangan tersebut, yaitu melalui Aspek politik dan
pemerintahan (politics and governance), Aspek ekonomi dan sosial (economic and
social), Aspek psikologi, komunikasi, pendidikan (pshychology, communication,
education), Peradilan dan hukum (judicial and law), Aspek kepolisian dan sistem
permasyarakatan (police and prison system), Aspek intelejen (intelligent), Aspek militer
(military), Aspek imigrasi (immigration).27
E. Hipotesis
Strategi Kebijakan Pemerintah Turki Terhadap Terorisme Partai Pekerja
Kurdistan Pada Era Mustafa Kamal Attaturk, pemerintah Turki melakukan kebijakan
– kebijakan kuratif untuk menanggulangi terorisme di negaranya, Adapun beberapa
kebijakan kuratif tersebut adalah sebagai berikut28
:
1. Upaya Pemaksaan Fisik
26 Frank, Flo and Anne Smith. 2000. The Partnership Handbook, Ministry of Public and Government Services Canada dalam Penyelenggaraan Kerjasama Antar Daerah, LAN, Jakarta. 2004. Hal 14 27 Rosand, Eic.2009. The UN Office on Drugs and Crime’s Terrorism Prevention Branch: Strengths and Challenges Ahead. Washington, DC: Center on Global Counterterrorism Cooperation 28 Mustafa Cosar Unal.Ibid
19
a. Kebijakan Sistem Benteng Desa
b. Kebijakan Operasi Militer
2. Upaya Reformasi Sosial
a. Bidang Sosial Budaya
b. Bidang Perekonomian
c. Bidang Hukum
3. Kerjasama dengan Negara Suriah
F. Tujuan Penelitian
Penulisan skripsi berjudul “Strategi Kebijakan Pemerintah Turki Terhadap
Terorisme Partai Pekerja Kurdistan Pada Masa Pemerintahan Mustafa Kamal
Attaturk” bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai :
1. Gambaran umum mengenai negara Turki.
2. Gambaran umum mengenai suku Kurdi.
3. Kepentingan serta gerakan perjuangan suku Kurdi.
4. Strategi pemerintah Turki dalam menerapkan kebijakan Anti – terorisme pada
masa presiden Mustafa Kamal Attaturk.
5. Kerjasama Negara Turki dengan Suriah untuk menangani kasus terorisme
PKK.
20
G. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode
sejarah29
. Dimana penulis berupaya untuk merekonstruksi masa lampau sesuai
dengan objek yang diteliti. Alat yang digunakan untuk penulisan ini adalah studi
kepustakaan (Library Research). Penulis mendapatkan data – data yang diperoleh
dari buku, artikel, jurnal, skripsi dan sumber – sumber lainnya. Skripsi ini bersifat
deskriptif dimana penulis hanya menggambarkan mengenai masalah yang ingin
disampaikan.
Penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas mengenai terorisme
suku kurdi baik di Irak, Iran, Armenia, maupun Turki. Selain itu, penulis juga
menemukan berbagai sumber yang membahas terkait masalah kebijakan yang diambil
oleh pemerintah Turki untuk melawan terorisme PKK.
Setelah pencarian data dilakukan, sumber – sumber tersebut kemudian
dianalisa yaitu apakah sumber tersebut dapat dipercaya atau tidak dan apakah sumber
tersebut menghasilkan fakta yang objektif. Ketika telah diketahui bahwa sumber
tersebut dapat dipercaya dan menghasilkan fakta yang objektif, langkah selanjutnya
adalah interpretasi, yaitu menganalisa sumber data dengan menggunakan teori dan
historiografi, yaitu melakukan penulisan kisah sejarah melalui fakta yang telah
diperoleh.
29 Dudung Abdurrahman. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.1999.hal 91
21
H. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam skripsi yang berjudul “Strategi Kebijakan Pemerintah Turki Terhadap
Terorisme Partai Pekerja Kurdistan Pada Masa Pemerintahan Mustafa Kamal
Attaturk”, Penulis membatasi kasus yang terjadi yaitu ketika Turki dibawah
pemerintahan Mustafa Kamal Attaturk. Dimana pada masa kepemimpinan Attaturk,
pada tahun 1970 terorisme di Turki semakin meluas. Dua dekade antara tahun 1960 –
1970 terjadi pergolakan politik dan sosial yang luar biasa di Turki. Sedangkan di
tahun 1998 merupakan tahun dimana Turki dan Suriah bekerjasama untuk mengatasi
terorisme PKK.
Fokus kajian skripsi ini, adalah mengenai strategi Turki untuk menggunakan
kebijakan anti terorisme di negaranya dalam mengatasi terorisme. Selain
memberlakukan kebijakan tersebut, Turki juga melakukan kerjasama bilateral dengan
Negara Suriah.
I. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Kebijakan Pemerintah Turki
Terhadap Terorisme Partai Pekerja Kurdistan Pada Masa Pemerintahan Mustafa
Kamal Attaturk” ini penulis membaginya kedalam lima bab. Bab yang pertama akan
menjelaskan mengenai bagaimana kondisi geografis Negara Turki hingga keadaan
politik budayanya. Selain itu, bab ini juga sekaligus menjelaskan latar belakang
masalah kasus separatisme Partai Pekerja Kurdistan di Turki yang kemudian
22
mengarah kepada tindakan – tindakan terorisme yang merugikan pemerintah Turki
sehingga pemerintah Turki memberlakukan kebijakan anti terorisme.
Kemudian pada bab yang kedua, skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana
sejarah Turki dari Turki yang masih berbentuk kekhalifahan hingga Turki modern.
Disamping itu, bab ini juga menjelaskan kelompok – kelompok yang ada di Turki,
juga kebijakan – kebijakan damai pemerintah Turki terhadap kelompok yang ada.
Dan yang terakhir dalam bab ini, menjelaskan tentang berbagai kasus terorisme yang
terjadi di Turki.
Selanjutnya dalam bab ketiga, skripsi ini menjelaskan tentang siapa itu suku
Kurdi dan PKK, sejarah munculnya suku PKK di Turki hingga kepentingan Partai
Pekerja Kurdistan dan berbagai gerakan perjuangannya hingga bahaya terorisme PKK
ini terhadap Negara Turki
Bab selanjutnya adalah bab empat yang akan membahas tentang kebijakan
kontra terorisme dan strategi kerjasama Turki dengan Negara Suriah dalam
menerapkan kebijakan anti terorisme untuk menangani PKK.
Kemudian masuk kedalam bab terakhir yaitu bab lima merupakan kesimpulan
dari skripsi ini.