13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana isi UU Republik Indonesia tahun 2009 menyatakan bahwa mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia merupakan kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi hajat hidup orang banyak, maka dari itu pengelolaannya harus dikuasai oleh Negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatsecara berkeadilan. Oleh karena seluruh sumber daya alam adalah milik negara dan di olah oleh negara maka seluruh aktivitas pertambangan sangat ketat dalam praktiknya berada di bawah naungan kementrian ESDM(Energi dan Sumber Daya Mineral). Aktivitas pertambangan dilakukan oleh perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara sesuai dengan izin yang diberikan. Berdasarkan UU Republik Indonesia No.19 tahun 2003 Tujuan pendirian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah untuk memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Negara. Dididirikannya BUMN adalah mengejar keuntungan untuk menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, menjadi perintis kegiatan- kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi, serta turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Adanya kehidupan perusahaan besar ditengah-tengah masyarakat memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat lokal karena turut membangun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana isi UU Republik Indonesia tahun 2009 menyatakan bahwa

mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah hukum pertambangan

Indonesia merupakan kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang

Maha Esa yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi hajat hidup orang

banyak, maka dari itu pengelolaannya harus dikuasai oleh Negara untuk memberi

nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai

kemakmuran dan kesejahteraan rakyatsecara berkeadilan.

Oleh karena seluruh sumber daya alam adalah milik negara dan di olah oleh

negara maka seluruh aktivitas pertambangan sangat ketat dalam praktiknya berada di

bawah naungan kementrian ESDM(Energi dan Sumber Daya Mineral). Aktivitas

pertambangan dilakukan oleh perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara

sesuai dengan izin yang diberikan.

Berdasarkan UU Republik Indonesia No.19 tahun 2003 Tujuan pendirian

BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah untuk memberikan sumbangan bagi

perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Negara.

Dididirikannya BUMN adalah mengejar keuntungan untuk menyelenggarakan

kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan

memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, menjadi perintis kegiatan-

kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi, serta

turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi

lemah, koperasi dan masyarakat.

Adanya kehidupan perusahaan besar ditengah-tengah masyarakat

memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat lokal karena turut membangun

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

2

perekonomian. Pada dasarnya keberadaan suatu perusahaan di suatu daerah akan

mendorong pertumbuhan kegiatan sosial ekonomi masyarakat sekitar, tetapi karena

berasal dari luar masyarakat dengan model usaha yang berbeda maka kesenjangan

pola hidup antar perusahaan, pendatang dan masyarakat lokal semakin tinggi.

PT. Aneka Tambang UBPE Pongkor adalah salah satu Badan Usaha Milik

Negara yang bergerak dalam bidang pengolahan emas. PT Antam UBPE Pongkor

beroperasi ditengah-tengah masyarakat Kec.Nanggung Kab. Bogor. Jarak dari Kota

Bogor menuju Kec. Nanggung menempuh 60 km. Kec. Nanggung terdiri dari 11

desa yaitu Cisarua, Curug Bitung, Malasari, Bantar Karet, Hambaro, Kalongliud,

Nanggung, Parakan Muncang, Pangkal Jaya, Sukaluyu, dan Batu Tulis yang

menempati wilayah seluas 13.525.248 Ha. Menurut Kanit I Polsek Kec.Nanggung

bapak ma’ruf Setiadi 90% masyarakat Kec Nanggung berprofesi sebagai PETI

(Penambang Tanpa Izin).

Aktivitas PETI (Penambang Tanpa Izin ) mulai ramai bersamaan dengan

berdirinya PT. Aneka Tambang UBPE Pongkor pada tahun 1991, sebelumnya

masyarakat Kec. Nanggung adalah masyarakat petani dan pedagang. Masyarakat

Kec. Nanggung tidak mengetahui adanya potensi sumber daya mineral dan tidak

memiliki pengetahuan ataupun teknologi dalam mengolah sumber daya tersebut

karena mata pencaharian utama nya adalah bertani dan berdagang. Sejak dibukanya

PT. Aneka Tambang UBPE Pongkor sampai saat ini aktivitas PETI (Penambang

Tanpa Izin) terus berjalan. Aktivitas PETI dilakukan tanpa adanya Standar

Operasional dan alat pengaman, seluruh aktivitas dilakukan secara tradisional.

Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi

pada lingkungan dimana limbah hasil operasi dibuang langsung kesungai Cikaniki

yang sehari-harinya digunakan oleh masyarakat Kec.Nanggung tanpa melalui proses

penguraian limbah terlebih dahulu. Padahal dalam mengolah emas digunakan sianida

dan merkuri ber tong-tong yang berdampak buruk pada kesehatan. Pada akhirnya

aktivitas penambang tanpa izin menimbulkan konflik antara PT. Aneka Tambang

UBPE Pongkor dengan masyarakat karena penindakan atas aktivitas tersebut.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

3

Sebagai perusahaan BUMN PT Antam UBPE Pongkor berkewajiban menjalankan

tanggung jawab sosial kepada masyarakat guna membangun kesejahteraan dan

diharapakan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada aktivitas

penambangan tanpa izin dengan membuat alternatif peralihan mata pencaharian.

CSR(Corporate Social Responsibility) menurut Kotler dan Nancy (2005:210)

didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan

komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian

sumberdaya perusahaan. CSR(Corporate Social Responsibility) di atur ke dalam

UUNo.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 & UU No.25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal pasal 15,17 & 34.UU tersebut mengatur kewajiban

perusahaan dalam melaksanakan Kegiatan CSR (Corporate Social

Responsibility)sebagai bentuk tanggung jawab social perusahaan atas aktivitas

operasional yang dilakukan. Sanksi pembekuan kegiatan usaha siap ditanggung

perusahaan yang tidak menjalankan CSR. Melalui aktivitas CSR (Corporate Social

Responsibility) perusahaan menjalin hubungan baik dengan, membangun kehidupan

perekonomian dan pembangunan masyarakat sehingga dapat memperoleh goodwill

dari masyarakat.

Berdirinya PT. Aneka Tambang UBPE Pongkor berpengaruh pada kehidupan

sosial dan ekonomi masyarakat. Dengan program kegiatan CSR(Corporate Social

Responsibility) yang berpedoman pada 4 mata angin yaitu dalam bidang kesenian,

pendidikan, ekonomi,dan budaya PT. Aneka Tambang UBPE Pongko rmerangkul

masyarakat Kec. Nanggung dalam meningkatkan kesejahteraan hidup dan pem

bangunan daerah.

Implementasi CSR Antam Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor

dituangkan ke dalam rancangan master plan dengan periode lima tahun karena

kesadaran bahwa kehadiran PT Antam UBPE Pongkor berada ditengah- tengah

masyarakat bukan semata-mata sebagai entitas perusahaan melainkan juga sebagai

bagian dari entitas sosial yang hidup berdampingan dan saling mempengaruhi dengan

masyarakat di sekitarnya.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

4

Program CSR (Corporate Social Responsibility)PT Aneka Tambang UBPE

Pongkor disesuaikan sejalan dengan fase tahapan penambangan. Setiap unit memiliki

fase yang berbeda bergantung pada aktivitas tambang yang dilakukan baik itu tahap

eksplorasi, yaitu tahap pencarian kandungan mineral. Operasional dimana tambang

mulai melakukan aktivitas produksi. Penutupan tambang ketika kadar mineral sudah

habis dan paska penutupan tambang. Penetapan program CSR yang seiringan dengan

tahapan penambangan merupakan timeline Progam CSR (Corporate Social

Responsibility) yang terintegrasi dalam jangka waktu secara terus - menerus mulai

dari eksplorasi sampai dengan paska tambang.

Gambar 1.1

Kurva Fungsi Program Unggulan CSR dengan tahap Penambangan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

5

Sumber : Master plan Corporate Social Responsibility PT Antam UBPE Pongkor

Berdasarkan kurva tersebut dapat diketahui bahwa program CSR yang

dilakukan PT Aneka Tambang UBPE Pongkor berada pada tahapan penambangan

konstruksi dan operasi yang mana fungsi program CSR nya berada pada masa stabil.

Dikatakan stabil karena komposisi aspek Relations (hubungan dengan masyarakat) ,

Service (Pemberian sarana kepada masyarakat), dan Empowerment (Pemberdayaan

masyarakat) hampir setara dan mulai mengembangkan pemberdayaan masyarakat

sebagai persiapan untuk membangun ekonomi masyarakat dalam memasuki masa

penutupan tambang.

Perusahaan yang memperlakukan masyarakat dengan baik akan

meningkatkan kelompok mereka sebagai sebuah bentuk manajemen yang berkualitas.

Tanggung jawab sosial diperlukan untuk menciptakan keseimbangan, keberlanjutan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

6

hidup dan hubungan kemitraan yang saling timbal balik antara perusahaan dengan

masyarakat.

Sebagai tanggung jawab departemen Community development PT. Aneka

Tambang UBPE Pongkor terus melakukan Kegiatan CSR yang di maksudkan sebagai

bentuk itikad baik antara perusahaan dengan warga sekitar. Berikut adalah program

CSR (Corporate Social Responsibility) yang dilakukan oleh PT. Aneka Tambang

UBPE Pongkor.

Tabel 1.1: Program CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Aneka

Tambang UBPE Pongkor

Program Strategi Implementasi

1. Mengembangkan

program agroeduwisata

di empat desa

2. Mendukung kegiatan

konservasi yang

dilakukan pihak lain

3. Menguatkan

kemandirian

kelembagaan institusi

ekonomi lokal yang

berbasiskan komoditas

lokal

4. Meningkatkan akses

pelayanan kualitas dan

kesehatan ibu dan anak

di Kec. Nanggung Kab.

Bogor

1. Melakukan pengembangan multistakeholder

forum yang didukung oleh pemda, NGO(Non

Government Organization)local, NGO (Non

Government Organization) international,

perhutani, Departemen kehutanan,

masyarakat lokal, dan PT Antam UBPE

Pongkor untuk pengembangan lebih lanjut

dari Pongkor Paska Tambang.

2. Mengintegrasikan program community

development dan program kampanye anti

PETI, dimana diarahkan untuk kemandirian

kelompok masyarakat. Oleh karena itu perlu

kiranya dibangun dan dikembangkan

kelompok-kelompok masyarakat.

3. Melakukan studi dengan mengajak kerjasama

dengan konsultan/perguruan tinggi

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

7

Sumber : Master plan Corporate Social Responsibility PT Antam UBPE Pongkor

PT. Aneka Tambang UBPE Pongkor menjalankan program CSR sesuai

dengan masterplan yang ada dengan harapan dapat membangun sosial dan ekonomi

masyarakat. Dalam mewujudkan program unggulan dalam CSR, PT Antam UBPE

Pongkor membaginya dalam tiga bidang yakni;

1. Community Development (Pengembangan masyarakat) meliputi pembinaan

hubungan dengan stakeholder, peningkatan ekonomi masyarakat, pelestarian

budaya serta bidang sosial budaya lainnya.

2. Program Kemitraan (PK), berupa bantuan modal usaha

3. Bina Lingkungan (BL), usaha peningkatan kesejahteraan meliputi :

pendidikan dan pelatihan, kesehatan, sarana/prasarana umum, sarana ibadah,

bencana alam, dan pelestarian alam.

Sumber dana untuk PKBL diambil dari penyisihan laba bersih maksimal

sebesar 2%. Sedangkan untuk anggaran program Community Devlopment dimasukkan

sebagai biaya. Program Community Development Menggunakan anggaran yang berasal

dari biaya operasional perusahaan.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara, PT Antam UBPE Pongkor melaksanakan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sesuai Peraturan Menteri BUMN

nomor 05/MBU/2007. Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN nomor 05/MBU/2007

ruang lingkup Program Kemitraan(PK) meliputi sektor industri , sektor perdagangan,

sektor pertanian, sektor peternakan, sektor perkebunan, sektor perikanan, sektor jasa, dan

lainnya. Sedangkan program Bina Lingkungan(BL) meliputi bantuan korban bencana

alam, bantuan pendidikan dan/atau pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan

prasarana dan /atau sarana umum, sarana ibadah, dan pelestarian alam.

Dengan fase pertambangan yang sedang mempersiapkan kepada tahap

penutupan PT Antam UBPE Pongkor berusaha membuat alternatif mata pencaharian

5. Program penyusunan

baseline data

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

8

masyarakat yang bergantung pada kegiatan pertambangan kepada kegiatan ekonomi

mandiri dimana salah satunya adalah melalui sektor budaya dengan menjadikan Kec.

Nanggung sebagai salah satu objek wisata budaya. Melalui program bina lingkungan

PT Antam UBPE Pongkor mengadakan berbagai pelatihan untuk mengembangkan

potensi lokal. Sepanjang tahun 2014 PT Antam UBPE Pongkor melaksanakan

beberapa pelatihan diantaranya pelatihan budidaya salak, dan budidaya jambu kristal.

Pelatihan budidaya salak dan jambu kristal dilaksanakan dengan mengirim 10

orang masyarakat Kec. Nanggung sebagai wakil dari masing –masing desa yang

dikirim ke Yogya untuk belajar, kemudian dibekali dengan bibit-bibit sala dan jamu

kristal tetapi sampai saat ini belum berlanjut.

Selain itu di adakan pelatihan pembuatan karya seni dengan menggunakan

bahan utama batu cadas. Batu cadas meruapakan salah satu batuan yang mudah

ditemukan di Kec. Nanggung. Strukturnya yang mudah di bentuk membuat batu

cadas dapat menjadi salah satu hasil kreatifitas yang bernilai tinggi. Kerajinan batu

Cadas yang hanya dapat ditemukan di Kec. Nanggung dapat menjadi magnet

pendatang untung melihat potensi Kec.Nanggung. Pelatihan pembuatan karya seni

dengan bahan dasar batu cadas awalnya di lakukan dengan 10 orang masyarakat

Kec.Nanggung dengan harapan dapat mengembangkan potensi lokal sehingga dapat

menciptakan ekonomi mandiri. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut masing-

masing peserta diberikan pinjaman modal sebesar Rp 10.000.000. Sampai saat ini

telah berdiri 1 workshop karya seni batu cadas di desa Nanggung dengan 5 orang

pekerja. Tetapi sampai dengan pembuatan workshop dan pinjaman modal tidak ada

pendampingan lanjutan dari PT Antam UBPE Pongkor sehingga penjualan batu cadas

terbatas sebagai souvenir yang dibeli kembali oleh PT Antam UBPE pongkor atau

pesanan pada saat pameran. Oleh karena itu karya seni batu cadas Kec. Nanggung

belum memiliki pasar karena tidak adanya sarana pendampingan yang dilakukan PT

Antam UBPE Pongkor.

Hal tersebut pada akhirnya yang membuat masyarakat menyalah gunakan

sarana pelatihan sebagai jalan pencarian modal untuk melakukan kegiatan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

9

penambangan tanpa izin karena keuntungannya yang jauh lebih besar. Kegiatan

pelatihan yang awalnya dilaksanakan untuk mengasah keterampilan masyarakat

untuk hidup mandiri tidak berjalan sebagai mana mestinya hanya sebatas menambah

wawasan belum sampai dengan aplikasi yang dapat menciptakan usaha dalam

membentuk ekonomi mandiri.

Oleh sebab itu penulis ingin melakukan penelitian terkait program CSR yang

dilakukan oleh PT Antam UBPE Pongkor untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Kec.Nanggung dengan menitik beratkan pada kegiatan bina lingkungan

yang dituangkan kedalam Judul “Implementasi Program Kegiatan Bina

Lingkungan Dalam Bidang Pelatihan PT.Antam UBPEPongkor” .

Eksplorasi menggunakan metode penelitian kualitatif yang melihat subjek

penelitian sebagaimana mestinya pada situasi sebenarnya di lapangan yang berupa

pengalaman inderawi dan batin yang didasari dengan paradigma konstruktivisme

untuk mempertahankan kenyataan yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian yang di sampaikan dalam latar belakang penelitian

diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut untuk

memahami pengalaman individu mengenai program CSR (Corporate Social

Responsibility) Bina Lingkungan PT Antam UBPE Pongkor dalam bidang

pelatihan :

1. Bagaimana Implementasi kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility)

PT Antam UBPE Pongkor melalui program Bina Lingkungan dalam bidang

pelatihan ?

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

10

2. Mengapa Program Bina Lingkungan dalam bidang pelatihan yang di

laksanakan oleh PT Antam UBPE Pongkor belum bisa menciptakan

alternatif mata pencaharian masyarakat?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi program Bina Lingkungan di PT Antam UBPE

Pongkor

2. Untuk Mengetahui penyebab hambatan program bina lingkungan PT Antam

UBPE Pongkor dalam menciptakan alternatif mata pencaharian masyarakat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Aspek Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembandingan antara

teori dengan kondisi sebenarnya secara langsung dilapangan. Dan diharapkan

dapat memberikan sumbangan ke ilmuan dalam memperkaya literatur aplikasi

dari teori komunikasi dan CSR (Corporate Social Responsibility) pada disiplin

ilmu komunikasi, sehingga dapat menjadi acuan pada penelitian yang akan

datang.

1.4.2 Aspek Praktis

Menjadi parameter keberhasilan implementasi program CSR (Corporate

Social Responsibility) Bina Lingkungan (BL) PT AntamTbk UBPE Pongkor

dengan meninjau peranan departemen CSRsehingga dapat mengkaji program

CSR (Corporate Social Responsibility) PT AntamTbk UBPE Pongkor agar

bermanfaat bagi masyarakat Kec.NanggungKab. Bogor dalam membangun sosial

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

11

– ekonomi masyarakat Kec Nanggung untuk memperoleh peningkatan

kesejahteraan.

1.5 Tahapan Penelitian

Tahapan Penelitian memuat langkah-langkah sistematis yang dilakukan

peneliti sejak di mulai sampai dengan penyusunan laporan akhir sehingga dapat

mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut :

1.5.1 Tahap Pra Penelitian

1. Menetapkan topik sebagai bahan penelitian

2. Melakukan riset dan mengumpulkan data yang dibutuhkan

3. Menyusun proposal penelitian berupa rancangan penelitian berdasarkan

Pedoman Akademik Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Telkom

University

4. Mengajukan proposal penelitian kepada dosen pembimbing

1.5.2 Tahap Penelitian

penelitian menggunakan teknik observasi partisipatif pasif dengan metode

wawancara yang tidak berstruktur. Penelitian dilakukan secara langsung melihat

situasi, mengumpulkan seluruh data yang ada dilapangan baik berupa informasi

yang diperoleh dari wawancara dengan narasumber, dokumentasi kondisi lokasi

dan aktivitas, serta data-data terkait program CSR(Corporate Social

Responsibility)Bina lingkungan PT Antam UBPE Pongkor di bidang pelatihan

dan kondisi lingkungan sosial ekonomi masyarakat Kec.Nanggung yang

diperoleh dari PT Antam UBPE Pongkor, kantor Kecamatan, dan kantor Desa

setempat.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

12

1.5.3 Tahap Analisis Data

Setelah data yang diperlukan dalam penelitian terkumpul maka peneliti

melakukan analisis data dan menentukan teknik analisis yang dipakai untuk

mengolah data sehingga diperoleh hasil penelitian yang utuh dan akurat.

1.5.4 Tahap Membuat Simpulan

Membuat ringkasan berdasarkan esensi dari keseluruhan penelitian degan

menegaskan hasil penelitian yang dihubungkan dari hasil penelitian dan

pengalaman individu berdasarkan fakta.

1.6 Lokasi & Periode Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kec. Nanggung Kab. Bogor sebagai kawasan

target ring-1 program bina lingkungan CSR PT Antam UBPE Pongkor, kantor

CSR(Corporate Social Responsibility) PT Antam UBPE Pongkor, rumah penduduk

Kec.Nanggung, Kantor Kecamatan Nanggung, Kantor desa, rumah warga, workshop

karya seni batu cadas, balai pertemuan desa Curug Bitung dan Malasari.

Tabel 1.2: Periode Penelitian

No Kegiatan Bulan ke:

8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pengumpulan data

2 Penyusunan Proposal

3 Penyusunan instrumen

4 Pengajuan Proposal

5 Bimbingan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/... · Pengolahan emas yang dilakukan PETI (Penambang Tanpa Izin) tidak berorientasi pada lingkungan

13

6 Seminar Proposal

7 Penyempurnaan Laporan

8 Pengumpulan data

9 Analisis data

10 Penyusunan skripsi

11 Bimbingan

12 Sidang skripsi

13 Penyempurnaan Laporan

Sumber: Peneliti