Upload
nguyenmien
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, tak
terkecuali internet, membuat semakin banyak orang menghabiskan waktunya
untuk berselancar di internet. Berbagai hal dapat dilakukan melalui keyboard
yang ada dihadapan para pengguna internet. Mulai dari berkomunikasi dengan
kerabat yang berada di belahan benua lain, mencari dan bertukar informasi,
bahkan menjadi ajang pormosi untuk sebuah produk barang atau jasa. Menurut
Kompas.com, saat ini populasi pengguna internet di Indonesia mencapai 83,7
orang di tahun 2014.1 Ada pertambahan cukup banyak dibandingkan tahun
2013 yaitu 82 juta pengguna. Saat ini Indonesia menempati peringkat ke-6
sebagai negara dengan pengguna internet di dunia.
Salah satu media sosial yang cepat pertumbuhannya di Indonesia
adalah twitter. Situs microblogging ini memungkinkan anggotanya untuk
mempublikasikan sebanyak maksimal 140 karakter kepada followersnya. Di
Indonesia, aplikasi twitter menjadi aplikasi dengan penetrasi terbesar ketiga
setelah Facebook dan Whatsapp dengan penetrasi sebesar 11%.2
Emarketer.com mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara degan
1 http://tekno.kompas.com/read/2014/11/24/07430087/pengguna.internet.indonesia.nomor.enam.dunia Diakses pada 17 Februari 2015
2 http://www.statista.com/statistics/284437/indonesia-social-network-penetration/ Diakses pada 17 Februari 2015
2
pertumbuhan pengguna twitter tertinggi di dunia.3 Twitter dianggap lebih
mudah jika dibandingkan blog karena pengguna dapat dengan mudah
mengirim kalimat dari perangkat yang dibawa seperti iPhone atau BlackBerry
Twitter adalah sebuah situs mikroblog dan situs web jejaring sosial
yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan informasi berupa
tulisan teks dengan panjang maksimum 140 karakter melalui SMS, pengirim
pesan instan atau elektronik.4 Dengan tampilan yang sederhana, twitter menjadi
populer dengan istilah follower dan following. Follower adalah pengguna
twitter yang mengkuti akun lain. Sedangkan following adalah user yang
mengikuti pengguna lain. Jadi saat seorang user mengikuti user lain, ia akan
dapat membaca seluruh tweet yang disampaikan oleh akun tersebut.
Sosial media sangat murah dan dapat menjadi salah satu alat untuk
komunikasi pemasaran. Salah satu bentuk komunikasi pemasaran adalah
dengan promosi penjualan. Dengan melakukan promosi penjualan melalui
twitter, produsen dapat berkomunikasi dengan para followersnya dan
membagikan berbagai informasi mengenai produk. Sejalan dengan kemampuan
masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya melalui sosial media yang
semakin ekspresif, pesan di sosial media mampu memengaruhi followers lain
dengan opini dan pengalaman yang mereka bagi di twitter. Pada Mashable.com
3 http://www.emarketer.com/Article/Emerging-Markets-Drive-Twitter-User-Growth-Worldwide/1010874?ecid=SOC1001 Diakses 17 Februari 2015
4 http://webtrends.about.com/od/socialnetworking/a/what-is-twitter.htm Diakses 17 Februari 2015
3
dikatakan bahwa social media marketing bertujuan untuk menciptakan konten
yang menarik perhatian pembaca (followers) di sosial media tersebut.5
Promosi penjualan adalah salah satu jenis komunikasi yang kerap
digunakan oleh pemasar. Sebagai salah satu elemen dari bauran promosi,
promosi penjualan menjadi salah satu elemen yang berperan besar dalam
pemasaran dan promosi sebuah produk. Menurut American Marketing
Association ((Sutisna, 2001)), “sales promotion is media and non media
marketing pressure applied for a predtermined, limited period of time in order
to stimulate trial, increase consumer demand, or imporve product quality”.
Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa promosi penjualan merupakan salah
satu upaya pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang
coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen untuk
memperbaiki kualitas produk.
Dalam teori Kognitif Respon dari George E. Belch dan Michael E.
Belch, dijelaskan bahwa proses kognisi iklan melalui tahap informasi,
perubahan sikap terhadap merek, yang akhirnya menuju pada keputusan atau
minat pembelian (E. Belch dan E. Belch, 2007: 157). Dengan asumsi
“Pemikiran yang berasal dari proses membaca, mengetahui, dan/atau
mendengar pada si penerima pesan, akan membentuk sikap menerima atau
menolak pesan yang disampaikan”.
Pada teori Koginitif Respon juga menjelaskan mengenai bagaimana
terpaan media atau terpaan menerpa audiens. Menurut Terence A. Shimp,
5 http://mashable.com/category/social-media-marketing/ Diakses pada 17 Februari 2015
4
pengertian dasar dari terpaan adalah interaksi konsumen dengan pesan dari
pemasar (Shimp, 2007:132). Seperti Steak Holycow sejauh ini selalu
memberikan para followersnya di twitter dengan berbagai informasi termasuk
informasi mengenai promosi penjualan yang sedang mereka lakukan.
Menurut Alo Liliweri (Liliweri, 1992:73-76), terpaan media dapat
dioperasionalkan sebagai intensitas pesan media, isi pesan media, dan daya
tarik media. Intensitas pesan media dapat diukur dengan frekuensi dan durasi.
Frekuensi mengani seberapa sering followers mengakses timeline akun
@SteakHolycow seperti melihat atau membaca dalam sehari atau seminggu.
Dan durasi mengukur seberapa lama followers melihat dan membaca informasi
yang disampaikan Steak Holycow melalui twitternya. Isi pesan media
menggambarkan kejelasan dan kelengkapan pesan. Kejelasan media seperti
informasi yang disampaikan ditweet dapat dipahami oleh followers atau tidak,
dan kelengkapan pesan adalah apakah informasi yang disampaikan memiliki
informasi yang jelas dan lengkap. Daya tarik pesan berhubungan dengan
penggunaan gambar dan pemilihanm kata-kata yang disampaikan melalui akun
twitter Steak Holycow. Apakah gamabr yang digunakan menarik, dan
pemilihan kata yang dipakai dapat dengan mudah dimengerti oleh followers.
Promosi penjualan dapat dirancang untuk memperkenalkan produk
baru pada masyarakat dan membangun merek dengan penguatan pesan iklan
dan citra perusahaan. Selain itu promosi penjualan dapat mendorong konsumen
dengan segera untuk melakukan pemeblian. Dalam Perilaku Konsumen dan
5
Komunikasi Pemasaran (Sutisna, 2001: 300-301) dijelaskan bahwa terdapat
tiga tujuan dari promosi penjualan yaitu:
a. merangsang permintaan oleh pengguna industri atau konsumen
rumah tangga
b. memperbaiki kinerja pemasaran dan penjualan kembali,
c. dan sebagai suplemen periklanan, penjualan tatap muka, hubungan
masayarakat dan pemasaran langsung
Penggunaan sosial media sebagai salah satu media promosi dapat
membantu dalam mencapai tujuan pemasar yaitu sebagai suplemen atau
elemen pelengkap dalam periklanan atau pemasaran langsung. Promosi
penjualan-pun terbagi menjadi dua yaitu promosi berorientasi-konsumen
(consumer oriented promotion) dan promosi berorientasi dagang (trade-
oriented promotion). Tujuan promosi berorientasi konsumen adalah mengajak
konsumen untuk mencoba produk baru yang belum pernah mereka coba atau
gunakan. Dalam Advertising and Promotion (Belch and Belch, 2007:157)
digambarkan bahwa elemen dari promosi berorientasi konsumen terdiri dari
sampel, kupon, preminum, kontes, potongan harga atau diskon, dan program
frekuensi.
Tak terkecuali pada industri penyedia makanan steak yaitu Holycow
Steak. Holycow Steak menggunakan media sosial twitter dan facebook untuk
media promosi produknya. Menurut Lucy Wiryono di startupbisnis.com,
mereka ingin upaya marketing di media sosial tidak terkesan murahan, tidak
6
terlalu hard selling, tapi menggoda orang untuk datang ke Steak Holycow.6 Di
media facebook, mereka lebih banyak foto yang di bagi. Namun, mereka
nampak lebih gencar melakukan promosi produknya melalui twitter. Terlihat
dari secara berulang setiap hari mereka menginformasikan #CAMP tertentu
yang sudah mulai beroperasi, kemudian menu-menu apa saja yang menjadi
andalan mereka, promo apa yang mereka miliki di hari tersebut, hingga
interaksi dengan para followers seperti membalaes twit dan me-retweet twit
atau foto yang di posting oleh followers saat berkunjung ke Steak Holycow.
Holycow Steak terlihat lebih gencar berpromosi dengan menggunakan
twitter terlihat dari frekuensi postingan yang lebih sering dan banyak dalam
memposting foto produk, mengajak para followers untuk mendatangai #CAMP
(#CAMP merupakan singkatan dari Carnivore Meat-ing Point, yaitu tempat
atau cabang Holycow Steak), akun twitter juga lebih interaktif dan responsif
pada followers. Maka dari itu bukanlah sebuah hal yang aneh ketika dalam
kurun waktu 3 tahun saat ini Steak Holycow sudah memiliki 36.000 followers
pada akun twitternya dan sudah memiliki 15 cabang yang tersebar di kota besar
Pulau Jawa (Jakarta, Jogjakarta, dan Surabaya) serta Pulau Bali.
Usaha promosi penjualan melalui twitter juga dilakukan oleh restoran
steak sejenis yaitu Abuba Steak. Namun rupanya sejak penggunaan twitter di
tahun 2010, hingga bulan Juli 2015 followers akun twitternya hanya sebanyak
4.670 akun dengan 14 cabang yang tersebar di Jawa Barat. Terlihat perbedaan
6 http://startupbisnis.com/bagaimana-lucywiryono-membangun-steakholycow-sampai-menjadi-warung-steak-paling-hit-di-indonesia/ Diakses 17 Februari 2015
7
yang cukup besar dalam jumlah followers pada akun twitter kedua akun
tersebut dimana dalam kurun tiga tahun, akun @SteakHolycow memiliki
36.000 followers, sedangkan dalam kurun waktu lima tahun akun
@AbubaSteak_ memiliki 4.670 followers.
Minat beli atau willingness to buy adalah sebuah perilaku followers
dimana followers memiliki keinginan dalam membli atau memilih suatu
produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan atau
mengonsumsi atau bahakan mengininkan suatu produk (Kotler dan Keller,
2003:181). Minat beli menurut Kotler dan Keller (2009:235) dimulai dengan
tahap pengenalan kebutuhan, kemudian pencarian informasi, dan selanjutnya
evaluasi alternatif. Dalam bentuk promosi penjualan yang dilakukan melalui
akun twitter @SteakHolycow, minat beli followers dapat digambarkan dengan
aktivitas yang dilakukan oleh followers seperti merasa tertarik dengan produk,
memfollow akun twitter @SteakHolycow, mencari informasi promosi yang
dilakukan oleh @SteakHolycow, bahkan hingga membalas tweet, memberi
komentar, me-retweet , atau bahkan mem-favorite tweet tersebut.
Berdasarkan teori Kognitif Respon , dimana terpaan terpaan media
seperti twitter @SteakHolycow yang terdiri dari intensitas tweet, isi tweet,
8
dan daya tarik tweet dapat menuju pada keputusan atau minat pembelian
(buying interest). Dalam hal ini, Steak Holycow yang memberikan informasi
mengenai berbagai promosi penjualan melalui akun twitter @SteakHolycow,
yang kemudian menimbulkan sikap atau perilaku para followers yang
akhirnya bisa menuju pada keputusan pembelian produk @SteakHolycow.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti ingin meneliti
“Hubungan terpaan tweet promosi penjualan akun twitter @SteakHolycow
dengan minat beli followers”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
“Apakah terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan pada
twitter @steakholycow dengan minat beli followers?”
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan identifikasi
masalah yaitu:
1. Adakah hubungan antara intensitas tweet promosi dengan minat beli
followers?
2. Adakah hubungan antara isi pesan tweet promosi dengan minat beli
followers?
3. Adakah hubungan antara daya tarik tweet promosi dengan minat beli
followers?
9
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hubungan antara intensitas tweet promosi dengan minat beli
followers
2. Mengetahui hubungan antara isi pesan tweet promosi dengan minat beli
followers
3. Mengetahui hubungan antara daya tarik tweet promosi dengan minat beli
followers
1.5 Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian merupakan harapan dari penulis terhadap hasil
penelitiannya. Apakah hasil penelitiannya dapat bermanfaat untuk dunia
akademisi ataupun dia operasional (praktik). Kegunaan penelitian juga dapat
menjadi penilaian dari kelayakan penelitian baik dari aspek akademik maupun
operasional.
1.5.1 Manfaat teoritis
1. Dapat menjadi referensi bagi penelitian sejanis dimasa yang akan datang
2. Memberikan sumbangan bagi pengembangan kajian ilmu manajemen
komunikasi khususnya dalam lingkup komunikasi pemasaran
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Menjadi dasar mengembangkan promosi penjualan melalui sosial media
bagi pihak Holycow Steak
10
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi pengetahuan mengenai
promosi penjualan melalui sosial media untuk masyarakat.
1.6 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian adalah penjabaran dari kerangka teoritis dan kerangka
konseptual dari variabel-variabel yang diteliti berdasarkan asumsi teoritis
sehingga rumusan dan identifikasi masalah menjadi lebih jelas dasar
pemikiriannya.
1.6.1 Kerangka Teoritis
Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi dasar
penelitian dan dapat dijadikan asumsi yang dapat menjawab masalah yang
diajukan peneliti.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Respon
Kognitif (Cofnitive Response) yang dikemukakan oleh Anthony G.
Greenwald dan selanjutnya dikembangkan oleh George E. Belch dan Michael
E. Belch. Teori ini menjelaskan tentang proses kognisi iklan, melalui tahap
pengolahan informasi, perubahan sikap terhadap merek, yang akhirnya
menuju pada keputusan atau minat pembelian (E. Belch dan E. Belch,
2007:157)
Asumsi pada teori ini adalah “Pemikiran yang berasal dari proses
membaca, mengetahui, dan/atau mendengar pada si penerima pesan, akan
membentuk sikap menerima atau menolak pesan yang disampaikan” 7. Ketika
informasi yang disampaikan dapat mengubah minat atau sikap followers, ini
7 E. Belch & A. Belch dalam Advertising and Promotion (2007)
11
disebabkan followers mempelajari isi pesan yang dilihatnya yang kemudian
akan mengarah ke perubahan minat terhadap merek tersebut.
Respon kognitif sudah dikenal sebagai salah satu cara yang paling
umum dalam menguji proses kognitif pesan periklanan konsumen . Hasil
pemikiran yang terjadi ketika konsumen membaca, melihat, atau mendengar
pesan komunikasi yang disampaikan. Pendekatan respon kognitif sudah
banyak digunakan dalam penelitian baik dalam dunia akademik dan praktisi
periklanan.
Fokus dari respon kognitif ini dapat digunakan untuk menentukan
jenis-jenis respon yang dihasilkan oleh pesan periklanan dan bagaimana
respon tersebut berhubungan dengan sikap terhadap iklan, merek, dan minat
pembelian.
Proses kognitif bertujuan untuk menjelaskan bagaimana informasi
eksternal yang kemudian menjadi sebuah pemikiran dan penilaian. Pemikiran
tersebut yang meruipakan hasil dari proses kognitif atau sebagai respons yang
berasal dari pengalaman masa lalu (membaca, melihat, atau mendengar) akan
membentuk sikap yang dapat berupa penerimaan atau penolakan terhadap
pesan yang diterima. Dan sikap tersebutlah yang akan memengaruhi minat
pembelian produk oleh konsumen.
Saat seseorang sudah mem-follow akun twitter @SteakHolycow,
maka ia akan menerima berbagai informasi yang disampaikan oleh Steak
Holycow dan mengalami proses berpikir untuk menilai, mempelajari isi
pesan atau informasi yang diterimanya.
12
Penelitian tentang respon kognitif ini berupa bagaimana ketika
seseorang (audience) yang diterpa informasi. Dalam penelitian ini, akun
twitter @SteakHolycow sebagai komunikator terpaan informasi (ad
exposure), yang menyentuh kesadaran, pemahaman, dan pengetahuan para
followers akun twitter @SteakHolycow, yang selanjutnya bagaimana terpaan
informasi tersebut dapat menyebabkan minat pembelian produk (purchase
intention).
Proses kognitif terjadi untuk menjelaskan bagaimana informasi
dari luar diberi pemaknaan sebagai sbeuah pemikiran dan penilaian.
Pemikiran adalah hasil proses kognitif atau sebagai respon yang berasal dari
pengalaman dan membentuk penerimaan atau penolakan dari informasi yang
didapat. Terpaan iklan dari sebuah merek, akan membentuk sikap positif atau
negatif followers tergantung dari informasi eksternal dan pengalaman yang
dmiliki followers.
Dalam Belch& Belch (2007:157-158) membagi respon kognitif
menjadi tiga bagian yaitu product/message thought (pemikiran mengenai
produk atau pesan), pemikiran ini berasal dari pesan iklan yang diterima oleh
followers. Pesan iklan yang diterima followers belum tentu sesuai dengan
maksud pesan yang ingin disampaikan produsen. Fokus efek didapat dari
Exposure to Advertisement
Purchase Intention Exposure to Advertisement
Purchase Intention
13
pikiran terhadap produk atau pesan adalah counterarguments dan support
arguments. Pada counterarguments, seorang kosumen mengekspresikan
ketidakpercayaan atau penolakan terahadap klaim yang ada dalam pesan. Hal
ini biasanya terjadi pada saat pesan atau informasi tersebut menyerang produk
favoritnya. Sedangkan support arguments berhubungan positif terhadap
penerimaan pesan. Followers menyukai pesan yang ia terima.
Source oriented thought (pemikiran soal sumber), yaitu respon
kognitif dari sumber informasi atau produsen produk. Hal ini juga berkaitan
dengan pikiran tyang diarahkan pada sumber komunikasi. Source derogations
adalah akibat dari pikiran negatif tentang juru bicara atau organisasi yang
menyampaikan pesan. Sedangkan source bolsters adalah pikiran positif
mengenai penyampai pesan. Pada pikiran ini lebih ditekankan pada
kredibilitas sumber pesan.
Advertisement execution thought (pemikiran soal iklan), yaitu
konsep ini berkaitan dengan pemahaman yang dirasakan individu setelah
melihat iklan. Ketiga proses ini terkadang melebur menjadi satu hal yang
tidak terpisahkan, bahkan sering kali tidak terlihat hubungan ketiganya.
Dalam teori ini, exposure to advertisement diimplementasikan
menjadi terpaan terpaan promosi. Terpaan media atau media exposure adalah
suatu kondisi dimana seseorang diterpa oleh isi media atau bagaimana isi
media menerpa audiens. Jadi ketika khalayak semakin banyak mendapat
pesan promosi atau iklan, maka pesan tersebut dapat merubah sikap atau
minat khalayak. Menurut Jalaluddin Rakhmat (1989), terpaan media dapat
14
dioperasionalkan sebagai frekuensi dalam menonton televisi, film, membaca
majalan atau surat kabar, maupun mendengar radio.
Terpaan iklan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga
pembeli prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear), atau membaca
(read) iklan tersebut (Rossiter & Percy, 1987:559). Terpaan ditentukan oleh
frekuensi (seberapa sering iklan dilihat oleh khalayak), intensitas (seberapa
jauh khalayak mengerti pesan iklan), dan durasi (seberapa khalayak
memperhatikan iklan). Selain itu juga dilihat sisi isi pesan dan daya tarik
pesan karena dua faktor tersebut berhubungan dengan bentuk pesan seperti
apa yang mudah mendapat perhatian dari khalayak dan kemudahan
pemrosesan informasi.
Menurut Rakhmat (1995:12), terpaan media adalah frekuensi dan
intensitas individu dalam menggunakan media. Terpaan dapat diukur dari
intensitas penggunaan dengan melihat frekuensi dan durasi ketika
menggunakan media. Intensitas mengacu pada dua indikator, yaitu frekuensi
dan duarsi menggunakan media. Frekuensi mengacu pada seberapa sering
pengguna media menggunakan media dalam satu waktu (Ardianto dan
Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, 2004:164).
15
1.6.2 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu terpaan tweet promosi
penjualan dan minat beli followers. Berikut penjelasan mengenai variabel-
variabel tersebut.
a. Variabel X: Terpaan Tweet Promosi Penjualan
Rosengren mengemukakan bahwa terpaan terpaan merupakan
penggunaan media oleh khalayak yang meliputi jumlah waktu yang
digunakan berbagai media, jenis media, jenisi isi media, media yang
dikonsumsi dna berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang
dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rakhmat, 2009). Dan
menurut Terence A. Shimp, pengertiaan terpaan adalah interaksi followers
dengan pesan dari pemasar (Shimp, 2003:132)
Terpaan terpaan tidak hanya meliputi apakah seseorang terbuka pada
pesan media, namun juga termasuk didalamnya kegiatan membaca,
melihat, dan/atau mendengar pesan media massa ataupun memiliki
pengalaman dan perhatian pada pesan tersebut.
Menurut Alo Liliweri (Liliweri, 1992:73-76), terpaan terpaan media
dapat diukur dengan dapat diukur dengan:
1. Intensitas
Intensitas dapat dijabarkan sebagai waktu yang digunakan
dalam mengikuti media tersebut yang didalamnya terdiri dari frekuensi
dan durasi (Effendy, 1989). Indikator intensitas penggunaan adalah:
16
a. Frekuensi, yaitu seberapa sering pengguna media
menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian);
berapa kali seminggu seseorang menggunakan media dalam satu bulan
(untuk program mingguan dan tengah bulanan); serta berapa kali sebulan
seseorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan)
(Ardianto, 2007: 168)
b. Durasi yaitu seberapa lama pengguna media menggunakan
media tersebut. Untuk pengukuran variabel durasi penggunaan media,
dihitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media, atau berapa
lama khalayk mengikuti suatu program (Ardianto, 2007:168)
2. Isi Pesan
Isi pesan merupakan jenis isi media yang dikonsumsi. Pesan
yang disampaikan haruslah pesan yang bersifat mudah dimengerti, lengkap
dan tepat waktu untuk meramalkan efek yang akan timbul pada komunikan
(Nitisemito, 1982:227). Isi pesan memiliki indikator:
a. Kejelasan informasi, , yaitu sejauh mana keberadaan media
dapat memberikan informasi yang jelas pada penggunanya. Pesan yang
disampaikan rinci, sistematis, dan pilihan kata yang digunakan haruslah
yang sudah diketahui umum (Soemirat& Elvinaro, 2002:63). Menurut
Rakhmat (2011:47-48), kata-kata yang jelas adalah kata-kata yang tidak
menimbulkan makna ganda (ambigu), tetap dapat mengungkapkan
gagasan secara cermat
17
b. Kelengkapan informasi, yaitu informasi yang disampaikan
haruslah lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima
pesan atau penggunanya. Isi pesan haruslah menyeluruh dan mendetil
sehinbgga informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami
dengan baik. Kelengkapan informasi juga meliputi informasi yang
disampaikan haruslah berasal dari narasumber dan data pendukung yang
lengkap sehingga dapat mendukung kejelasan informasi serta
keberagaman informasi (Nitisemito, 1996:144)
3. Daya tarik, yaitu berupa atensi atau perhatian pada pesan
yang disampaikan di media tersebut. Menurut Kenneth E. Andersen dalam
Rakhmat (2009:52), perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli
lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada
salah satu alat indera kita, dan mengessampingkan masukan-masukan
melalui alat indera yang lain. Daya tarik tampilan sebuah media seperti
gambar pun juga memengaruhi. Indikator daya tarik adalah:
a. Gambar, elemen visual yang berupa gambar atau foto yang
memiliki efek ketertarikan yang kuat sehingga penerima pesan dapat
memahami dan memiliki gambaran mengenai objek yang diinformasikan.
b. Pemilihan kata-kata, berupa bagaimana pemilihan kata-kata
yang digunakan dalam pesan tweet dapat dipahami dan dimegerti dengan
baik oleh followersnya.
18
b. Variabel Y: Minat beli followers
Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap,
individu yang berminat terhadap suatu objek akan mempunyai kekuatan atau
dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk menedekati atau
mendapatkan objek tersebut (Simamora, 2002:131). Minat beli atau
willingness to buy adalah sebuah perilaku followers dimana followers
mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk
berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi
atau bahkan mengininkan suatu produk (Kotler dan Keller, 2003:181).
Menurut Kotler dan Keller (2009:235), minat followers terhadap pembelian
yaitu meliputi 3 tahap yaitu:
a) Pengenalan kebutuhan atau pengenalan masalah
Dalam tahap pengenalan masalah ini proses pembelian dimulai ketika
pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Calon pembeli merasa
adanya perbedaaan antara keadaan dia yang nyata dan keadaan dia yang
diinginkan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal da
eksternal.
Contoh rangsangan internal dapat ditemukan pada kebutuhan umum
seseirang seperti seseorang yang haus dan lapar hingga mencapai ambang
batas tertentu. Para pemasar perlu mengidentifikasi informasi dari sejumlah
followers. Mereka kemudia dapat menyusun strategi pemasran yang mampu
memicu minat konsumen.
19
b) Pencarian informasi
Followers yang teransang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak dapat dibagi kedalam dua level rangsangan.
Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan
perhatian. Pada level ini, followers hanya sekedar lebih peka pada
informasi produk. Pada level selabnjutnya, ia akan lebih aktif mencari
informasi seperti mencari bahan bacaan, bertanya pada teman, dan
mengunjungi toko untuk mempelajari produk. Yang menjadi perhatian
utama pemasara adalah sumber infromasi utama yang menjadi acuan
followers dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut pada keputusan
pembelian selanjutnya. Sumber informasi followers digolongkan dalam:
• Sumber pribadi: keluarga, teman, relasi
• Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan
di toko
• Sumber publik: media massa, organisasi penentu perungkat
followers
• Sumber pengalaman: pengkajian pemakaian produk
c) Evaluasi alternatif
Pada tahap ini dimana konsmen mengolah informasi mereka yang
bersaing dan membuat penilaian akhir. Beberapa konsep dasar akan
membantu kita memahami proses evaluasi followers.
Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan
merek serta memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen.
20
Menurut Mowen dan Minor (1998:301), pada tahap ini konsumen
konsumen akan membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai cara
yang mampu memcahkan masalah yang mengawali proses keputusan yang
kemudian membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya mengenai
alternatif produk yang dipertimbangkan tersebut. Atribut produk seperti
merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya. Atribut lain
yang sering menjadi pertimbangan konsumen adalah harga, nama merek
dan negara asal (Engel et al, 1995:176).
Evaluasi alternatif dapat dianalisis dari sudut pandang ketiga
perspektif mengenai perilaku konsumen; perspektif pengambilan
keputusan, perspektif pengalaman dan perspektif pengaruh perilaku. Dari
perspektif pengambilan keputusan dengan keterlibatan tinggi, evaluasi
alternatif mengikuti model belajar standar dimana pengaruh hirarki
mengalir dari pembentukan keyakinan ke pembentukan afeksi ke tujuan
perilaku. Dan dalam situasi keterlibatan rendah, evaluasi alternatif terdiri
dari pembentukan keyakinan dasar mengenai pelihan yang
dipertimbangkan. Reaksi afektif yang kuat akan berkembang setelah
terjadi perilaku.
21
1.6.3 Bagan Kerangka Penelitian
Berdasarkan pemaparan fenomena dan teori yang sudah penulis jelaskan,
maka dapat disusun bagan kerangka penelitian sebagai berikut:
Fenomena yang diteliti:
Hubungan Antara Terpaan Tweet Promosi Penjualan pada twitter @steakholycow dengan Minat Beli Followers
Teori: Cognitive Response “Pemikiran yang berasal dari proses membaca, mengetahui, dan/atau mendengar pada si penerima pesan, akan berpengaruh dan membentuk sikap menerima atau menolak pesan yang disampaikan” (E. Belch& E. Belch, 2007)
Rumusan masalah: Apakah terdapat hubungan antara terpaan tweet
promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers
Variabel X: Terpaan Tweet Promosi Penjualan
Sub-Variabel: X1: Intensitas Pesan Indikator: -Frekuensi munculnya tweet promosi -Durasi munculnya tweet promosi X2: Isi Pesan -Kejelasan isi/materi tweet -Kelengkapan isi tweet X3: Daya Tarik Pesan -Pemilihan gambar pada tweet -Pemilihan kata pada tweet Sumber: Liliweri A. (1992: 73-76)
Variabel Y: Minat Beli Followers
Indikator:
1. Pengenalan Kebutuhan 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif
Sumber: Kotler & Keller (2009)
22
1.7 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang memerlukan pengujian secara
empiris. Hipotesis adalah suatu bentuk pernyataan yang menghubungkan
antara dua variable atau lebih (Sugiyono, 2009:64). Kriteria hipotesis yang
diterima adalah menggunakan hipotesis statistic yaitu hipotesis kerja (H1) dan
sebagai pembandingnya digunakan hipotesis nol (Ho), yang merupakan
formulasi terbalik dari hipotesis kerja (Sugiyono, 2009:64).
1.7.1 Hipotesis Mayor
H0: Tidak terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan
Steak Holycow pada akun Twitter @SteakHolycow dengan minat beli
followers
H1: Terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan Steak
Holycow pada akun Twitter @SteakHolycow dengan minat beli followers
1.7.2 Hipotesis Minor
1. H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara intensitas tweet
promosi dengan minat beli followers
H1: Terdapat hubungan signifikan antara intensitas tweet promosi
dengan minat beli followers
2. H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara isi pesan tweet promosi
dengan minat beli followers
H1: Terdapat hubungan signifikan antara isi pesan tweet promosi
dengan minat beli followers
23
3. H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara daya tarik tweet
promosi dengan minat beli followers
H1: Terdapat hubungan signifikan antara daya tarik tweet promosi
dengan minat beli followers
1.8 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel menjelaskan secara operasional bagaimana variabel-
variabel penelitian didefinisikan, indikator yang digunakan untuk
mengukurnya, tingakat atau skala pengukuran apa saja yang
digunakan.Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel
bebas dan terikat. Variabel bebas (X) adalah Terpaan Tweet Promosi
Penjualan dan variabel terikatnya (Y) adalah Minat Beli followers. Berikut
akan dijelaskan definisi dari variabel-variabel tersebut:
1.8.1 Variabel X: Terpaan Tweet Promosi Penjualan
Dalam memasarkan produknya, seorang pemasar tentu tidak dapat
hanya berdiam diri menunggu followers untuk mendatangi usahanya dan
berharap usahanya akan dikenal masyarakat dan menjadi besar. pemasar
tersebut perlu melakukan sebuah usaha yang disebut promosi.
Menurut Alo Liliweri, terpaan terpaan pada media merupakan
perilaku penggunaaan media yang meliputi tiga hal yaitu intesitas pesan,
isi pesan, dan daya tarik pesan (Liliweri, 1992:73-76)
• Sub Variabel (X1) Intensitas Terpaan Tweet : berkaitan dengan
kekerapan tweet promosi muncul pada akun twitter
@SteakHolycow. Dengan indikator:
24
a. Frekuensi munculnya terpaan tweet promosi melalui akun
twitter @SteakHolycow.
Alat ukur:
Ø Seberapa sering followers melihat tweet dari akun
@steakholycow
Ø Seberapa sering followers melihat tweet promosi dari
akun @steakholycow
Ø Seberapa sering followers membaca timeline akun
@steakholycow
Ø Tweet promosi dari akun @steakholycow memenuhi
timeline
Ø Followers pernah me-retweet tweet promosi akun
@steakholycow
Ø Followers pernah mem-favorite tweet promosi akun
@steakholycow
Ø Followers pernah membalas atau me-mention akun
@steakholycow
c. Durasi munculnya terpaan tweet promosi akun twitter
@SteakHolycow
Alat ukur:
Ø Seberapa lama waktu yang dibutuhkan followers untuk
membaca timeline akun @steakholycow
25
Ø Seberapa lama waktu yang dibutuhkan followers untuk
membaca tweet promosi akun @steakholycow
• Sub Variabel (X2) Isi Pesan: berkaitan dengan isi pesan tweet dan
informasi promosi yang disampaikan Steak Holycow melalui akun
twitter @SteakHolycow. Dengan indikator:
a. Kejelasan tweet promosi yang disampaikan oleh Steak
Holycow melalui akun twitter @SteakHolycow
Alat ukur:
Ø Followers dapat memahami maksud dari tweet akun
@steakholycow
Ø Followers dapat memahami maksud tweet promosi
akun @steakholycow
Ø Materi tweet promosi akun @steakholycow
menggunakan bahasa yang mudah dipahami
b. Kelengkapan pesan promosi yang disampaikan Steak Holycow
melalui akun twitter @SteakHolycow
Alat ukur:
Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun
@SteakHolycow akurat sesuai dengan apa yang ada
terjadi/di outlet
Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun
@SteakHolycow memiliki informasi mengenai lokasi outlet
promosi berlaku
26
Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun
@SteakHolycow memiliki informasi tentang rentang waktu
berlaku promosi
Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun
@steakholycow memiliki informasi mengenai syarat dan
cara mendapatkan promosi
• Sub Variabel (X3) Daya Tarik Pesan: berkaitan penggunaan
gambar dan pemilihan kata pada tweet yang disampaikan Steak
Holycow melalui akun twitter @SteakHolycow. Dengan indikator:
a. Gambar pada tweet akun @SteakHolycow menimbulkan
ketertarikan followers.
Alat ukur:
Ø Gambar pada tweet akun @SteakHolycow menarik
perhatian followers
Ø Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow menarik
perhatian followers
Ø Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow
menimbulkan selera makan pada followers
Ø Gambar pada tweet promosi akun @steakholycow
menimbulkan minat beli pada followers
Ø Gambar avatar pada twitter @steakholycow
merepresentasikan produik Steak Holycow
27
Ø Foto/gambar pada tweet promosi akun @steakholycow
relevan dengan isi pesan tweetnya
b. Pemilihan atau penggunaan kata pada tweet akun
@SteakHolycow dapat mudah dimengerti dan dipahami oleh
followers
Alat ukur:
Ø Kata-kata pada tweet akun @steakholycow menarik
perhatian followers
Ø Kata-kata pada tweet promosi akun @steakholycow
membuat saya tertarik membeli
Ø Kata-kata pada tweet promosi akun @stakholycow
persuasif
Ø Kata-kata pada akun @SteakHolycow dapat dipahami
oleh followers
1.8.2 Variabel Y: Minat Beli Followers
Minat beli merupakan kencedurungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Minat
beli followers adalah dimana para followers akun twitter @SteakHolycow
memiliki kecenderungan rasa senang dan tertarik pada produk dan
program promosi yang ditawarkan oleh Steak Holycow. Minat beli
followers dalam penulisan ini diukur menggunakan tiga indikator yaitu
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, dan evaluasi alternatif.
28
• Indikator pengenalan kebutuhan: berkaitan dengan rasa tertarik
dengan produk Steak Holycow melalui akun @SteakHolycow
Alat ukur:
Ø Followers merasa tertarik dengan produk Steak Holycow
Ø Followers merasa tertarik dengan promosi yang dilakukan
@SteakHolycow
Ø Followers merasa perlu memanfaatkan promosi yang
dilakukan Steak Holycow
• Indikator pencarian informasi: berkaitan dengan usaha followers
dalam memfollow akun @SteakHolycow dan mencari tahu
mengenai program promosi yang sedang berlangsung di Steak
Holycow melalui akun @SteakHolycow
Alat Ukur:
Ø Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow
dari orang lain (keluarga, teman, atau rekan kerja)
Ø Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow
dari jejaring sosial (twitter, facebook, atau instagram)
Ø Followers memfollow akun twitter @SteakHolycow untuk
mengetahui informasi produk terbaru pada Steak Holycow
Ø Followers memfollow akun twitter @SteakHolycow untuk
mengetahui informasi promosi terbaru pada Steak Holycow
Ø Followers mencari tahu promosi yang dilakukan Steak
Holycow melalui akun twitter @SteakHolycow
29
Ø Followers berminat menanyakan hal mengenai produk
kepada akun twitter @steakholycow
Ø Followers berminat menanyakan hal mengenai promosi
kepada akun twitter @steakholycow
• Indikator evaluasi alternatif: berkaitan dengan menjadikan Steak
Holycow sebagai alternatif utama saat akan makan steak
berdasarkan akun twitter @SteakHolycow dan memilih produk
Steak Holycow dibandingkan dengan produk sejenis lainnya.
Alat Ukur:
Ø Followers menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif
utama saat akan makan steak
Ø Followers memilih produk Steak Holycow dibandingkan
dengan restoran sejenis lainnya
Ø Followers membandingkan program promosi Steak
Holycow dengan restoran sejenis lainnya
Ø Followers mempertimbangkan keuntungan yang akan saya
dapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycoww
Ø Followers tidak meras keberatan dengan prosedur yang
harus dilakukan untuk mendapatkan promosi.
30
Tabel 1.1 Matriks Penelitian
Variabel X Terpaan Tayangan Tweet Promosi Penjualan
Definisi Variabel Penggunaan media oleh khalayak yang meliputi jumlah waktu yang digunakan berbagai media, jenis nmedia, isi media, media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang dikonsumsi secaea keseluruhan (Rosengren dalam Rakhmat, 2009)
Sub-Variabel Indikator Alat Ukur Instrumen Penelitian Skala
Intensitas Pesan
Definisi: Intensitas adalah waktu yang digunakan dalam mengikuti media tersebut yang didalamnya terdapat frekuensi dan durasi (Effendy, 1989)
• Frekuensi munculnya tayangan tweet promosi melalui akun @SteakHolycow
• Seberapa sering followers Anda melihat tweet dari @SteakHolycow di timeline
• Seberapa sering followers melihat tweet promosi dari akun @SteakHolycow
• Seberapa sering followers membaca timeline Steak Holycow
• Tweet promosi dari akun SteakHolycow memenuhi timeline
• Melakukan retweet pada tweet akun Steak Holycow
• Melakukan favorite pada tweet akun Steak holycow
• Seberapa sering Anda melihat tweet dari akun @SteakHolycow dalam sehari
• Seberapa sering Anda melihat tweet promosi dari akun @SteakHolycow dalam sehari
• Seberapa sering Anda membaca timeline akun @SteakHolycow dalam sehari
• Tweet promosi Steak Holycow pada akun @SteakHolycow memenuhi timeline twitter saya
• < 2 kali dalam sehari
• 2-4 kali dalam sehari
• 5-7 kali dalam sehari
• 8-10 kali dalam sehari
• > 10 kali dalam sehari
31
• Membalas atau me-mention akun SteakHolycow
• Saya pernah me-retweet tweet promosi akun @SteakHolycow
• Saya pernah mem-favorite tweet promosi akun @SteakHolycow
• Saya pernah me-mention atau me-reply tweet akun @SteakHolycow
Ordinal
• Durasi mengakses tayangan tweet promosi melalui akun @SteakHolycow
• Seberapa lama followers mengakses timeline akun @SteakHolycow
• Seberapa lama followers membaca tweet promosi akun @SteakHolycow
• Seberapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk membaca timeline akun @SteakHolycow
• Seberapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk membaca tweet promosi akun @SteakHolycow
• > 15 detik dalam sehari
• 15-30 detik dalam sehari
• 31-60 detik dalam sehari
• 61-90 detik dalam sehari
• >90 detik dalam sehari
Isi Pesan
Definisi: jenis isi media yang dikonsumsi. Pesan haruslah bersifat mudah dimengerti, lengkap dan tepat waktu untuk meramalkan efek yang timbul pada komunikan (Nitisemito,
• Kejelasan tweet promosi pada akun @SteakHolycow
• Materi tweet melalui akun @SteakHolycow mudah dipahami
• Materi tweet promosi melalui akun @SteakHolycow mudah dipahami
• Saya dapat memahami maksud dari tweet dalam akun @SteakHolycow
• Saya dapat memahami maksud dari tweet promosi dalam akun @SteakHolycow
• Materi tweet promosi dalam akun
Ordinal
32
1982) • Materi tweet promosi melalui akun @SteakHolycow menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
@SteakHolycow menggunakan bahasa yang mudah saya mengerti
• Kelengkapan tweet promosi pada akun @SteakHolycow
• Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow akurat sesuai dengan apa yang terjadi di outlet
• Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi mengenai lokasi oultet berlaku promosi
• Materi tweet promosi pada akun Steak holycow memiliki informasi rentang waktu promosi
• Materi tweet promosi Steak holycow memiliki informasi cara mendapatkan promosi
• Materi tweet promosi melalui akun @SteakHolcyow sesuai dengan promosi yang terdapat pada outlet SteakHolycow
• Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi mengenai lokasi outlet berlaku promosi
• Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi mengenai rentang waktu berlaku promosi
• Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi syarat dan cara untuk mendapatkan promosi
Ordinal
33
Daya Tarik Pesan
Definisi: Daya tarik merupakan poin atensi atau perhatian pada pesan yang disampaikan pada media tersebut.
• Penggunaan gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow
• Gambar pada tweet promosi akun @SteakHOlycow menarik perhatian followers
• Gambar pada tweet promosi Steak Holycow menarik perhatian followers
• Gambar pada tweet promosi Steak Holycow menimbulkan selera makan saya
• Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow menimbulkan minat beli pada followers
• Gambar avatar akun @SteakHolycow merepresentasikan produk
• Gambar pada akun twitter @SteakHolycow relevan dengan isi tweet
• Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow relevan dengan isi tweet
• Foto/gambar pada tweet akun @SteakHolycow menarik perhatian saya
• Foto/gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow menarik perhatian saya
• Foto/gambar pada tweet promosi @SteakHolycow menimbulkan selera makan saya
• Foto/gambar pada tweet promosi @SteakHolycow menimbulkan minat beli saya
• Gambar avatar akun @SteakHolycow merepresentasikan Steak Holycow
• Foto/gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow relevan dengan isi pesan tweetnya
Ordinal
• Pemilihan kata pada tweet akun @SteakHolycow
• Pemilihan kata pada tweet akun @SteakHolycow menarik perhatian followers
• Kata-kata pada tweet akun @SteakHolycow menarik perhatian saya
Ordinal
34
• Pemilihan kata pada tweet pormosi akun @SteakHolycow menarik perhatian
• Pemilihan kata pada tweet promosi akun @SteakHolycow persuasif
• Pemilihan kata pada tweet akun @SteakHolycow dapat dipahami
• Kata- kata pada tweet promosi akun @SteakHolycow membuat saya tertarik membeli produk Steak Holycow
• Kata-kata pada tweet promosi akun @SteakHolycow sangat persuasif
• Kata- kata pada tweet promosi akun @SteakHolycow dengan mudah saya pahami
35
Variabel Y Minat Beli Konsumen
Definisi Variabel perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan mengininkan suatu produk (Kotler dan Keller, 2003:181)
Indikator Alat Ukur Instrumen Skala
• Pengenalan kebutuhan followers
• Followers merasa perlu memanfaatkan promosi pada akun @SteakHolycow
• Followers merasa tertarik dengan promosi yang dilakukan @SteakHolycow
• Followers merasa tertarik dengan produk @SteakHolycow
• Saya merasa perlu memanfaatkan promosi yang diinformasikan melalui akun @SteakHolycow
• Saya merasa tertarik dengan promosi yang dilakukan oleh @SteakHolycow
• Saya merasa tertarik dengan produk @SteakHolycow
Ordinal
• Pencarian informasi • Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari orang lain
• Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari jejaring sosial
• Followers memfollow akun @SteakHolycow untuk mengetahui informasi produk SteakHolycow
• Followers memfollow akun @SteakHolycow untuk mengetahui
• Saya mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari orang lain (keluarga, teman, atau rekan kerja)
• Saya mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari jejaring sosial (Twitter, Facebook, atau Instagram)
• Saya mem-follow akun twitter @SteakHolycow untuk mengetahui informasi produk terbaru Steak Holycow
• Saya memfollow akun @SteakHolycow untuk
Ordinal
36
promosi pada SteakHolycow
• Followers mencari tahu promosi yang sedang berlangsung di SteakHolycow melalui akun @SteakHolycow
• Followers berminat menanyakan informasi mengenai produk kepada akun @SteakHolycow
• Followers berminat menanyakan informasi mengenai promosi kepada akun @SteakHolycow
mengetahui informasi promosi terbaru Steak Holycow
• Saya mencari tahu promosi yang sedang berlangsung melalui akun @SteakHolycow
• Saya berminat menanyakan informasi mengenai produk kepada akun @SteakHolycow
• Saya berminat menanyakan informasi mengenai promosi kepada akun @SteakHolycow
• Evaluasi Alternatif • Followers menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama saat akan makan steak
• Followers memilih produk Steak Holycow dibandingkan dengan produk sejenis
• Followers membandingkan program promosi Steak Holycow dengan restoran sejenis
• Followers mempertimbangkan keuntungan yang didapat melalui promosi Steak Holycow
• Followers tidak merasa keberatan dengan prosedur untuk mendapatkan promosi
• Saya menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama saat akan makan steak
• Saya lebih memilih produk Steak Holycow dibandingkan dengan restoran steak lainnya
• Saya membandingkan program promosi Steak Holycow dengan promosi restoran sejenis lainnya
• Saya mempertimbangkan keuntungan yang akan saya dapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycow
• Saya tidak merasa keberatan dengan prosedur transaksi yang harus saya lakukan untuk mendapatkan promosi
Ordinal
1.9 Prosedur Penelitian
1.9.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode
korelasional karena adanya mencari hubungan antar variabel. Metode korelasional
bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktr berkaitan dengan variasi
pada faktor lain. Apabila hanya dua variabel yang dihubungkan, korelasinya
disebut korelasi sederhana, dan apabila lebih dari dua, disebut korelasi ganda.
(Rakhmat, 1989).
Penelitian ini juga merupakan penelitian survei yang meruipakan satu bentuk
tehnik penelitian dimaana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa
orang, melalui pertanayan;satu cara mengumpulkan data melalui komunikasi
dengan individu dalam sautu sampel (Zikmund, 1997).
1.9.2 Jenis dan Sumber Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber data yang
dikelompokkan dalam dua golongan yaitu:
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan dan belum pernah
diapaki sebelumnya. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui
kuisioner yang dibagikan kepada followers akun twitter @SteakHolycow.
38
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, antara lain data
yang didapat dari seminar, artikel, buku, maupun studi pustaka seperti
jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian.
1.9.3 Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1) Kuisioner
Kuisioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dnegan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009:142).
Penyebaran kuisioner kepada responden yaitu followers akun twitter
@SteakHolycow yang pernah membalas atau me-mention akun twitter
@SteakHolycow perihal promosi penjualan, dan me-retweet tweet
promosi penjualan.
2) Wawancara
Kegiatan tanya jawab ditujukan untuk memperkuat data dan informasi
mengenai strategi promosi penjualan melalui akun twitter @Steak
Holycow. Wawancara dilakukan dengan pemilik sekaligus founder
dari Steak Holycow yaitu Lucy Wiryono. Wawancara dilakukan
melalui e-mail karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh Lucy
Wiryono.
39
3) Studi pustaka
Studi pustaka dengan menelaah teori serta pokok pikiran yang terdapat
pada berbagai sumber dan buku yang relevan dengan pembahasan
masalah yang diteliti.
1.9.4 Skala dan Tehnik Pengukuran Data
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.
Skala Likert adalah skala yang dihunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. . Dan skala
yang digunakan adalah Skala Likert dengan 5 opsi respon (Skala Likert, 2014):
Tabel 1.2 Bobot dan Kategori Skala Likert
Variabel Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
40
1.9.5 Populasi dan Sampel
1.9.5.1 Populasi
Populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek
yang menjadi sasaran penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2009:81). Maka dari itu, populasi adalah jumlah keseluruhan objek atau
subjek yang akan diteliti dalam suatu penelitian sehingga bisa menjadi sumber data.
Dalam penelitian ini, objek yang diteiliti adalah para followers akun
@steakholycow yang pernah melakukan mention akun twitter @steakholycow
mengenai promosi yang diadakan oleh Steak Holcyow sejak bulan Januari-April
2015, baik itu mention dengan keperluan me-retweet , bertanya kepada narasumber,
maupun hanya berkomentar mengenai promosi yang dilakukan melalui tweet
@steakholycow. Penulis memilih kelompok followers ini, karena penulis melihat
kelompok followers ini merepresentasikan orang-orang yang pernah melihat,
membaca, dan menyimak tweet-tweet promosi yang dilakukan oleh akun twitter
@steakholycow.
Setelah penulis melakukan penelusuran dengan menggunakan fitur
advanced search, didapat 142 akun twitter yang pernah me-mention, atau membalas
twit dari Steak Holycow.
41
1.9.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada dipopulasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu (Sugiyono, 2009:81).
Unit sampel penelitian ini adalah followers yang menjadi followers
@steakholycow yang pernah me-mention atau membalas tweet dari akun twitter
@steakholycow terhitung bulan Januari-April 2015 dimana Steak Holycow
melakukan promosi secara intens melalui twitternya. Dimana pada bulan Januari
hingga April 2015, pihak Steak Holycow melakukan promosi yang gencar dan
besar-besaran melalui twitternya dengan setiap hari memposting mengenai promo
tersebut dan tidak lupa mengingatkan kepada followers-nya.
Tehnik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
simple random sampling , dimana masing-masing elemen populasi memiliki
probabilitas terpilih yang diketahui dan setara.
Mengambil sampel yang telah dihitung menggunakan Rumus Slovin
Dimana:
N= Jumlah populasi
42
n: sampel
d= tingkat kepercayaan atau presisi (ditentukan sebesar 5%)
n = 142
1 + (142) (0.05)2
n ≈ 104.79 (dibulatkan menjadi 105)
Dengan jumlah populasi sebanyak 142 orang, setelah dihitung
menggunakan rumus diatas, didapatkan hasil sebesar 104.79 yang kemudian
dibulatkan menjadi 105 responden sampel.
Teknik yang dilakukan pada penelitian ini untuk menentukan sampel yaitu
dengan cara mengundi unit-unit populasi. Cara ini dilakukan oleh penulis karena
populasi dalam penelitian ini tidak terlalu besar dan agar setiap nama dalam
populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih.
Langkah pertama yang penulis lakukan adalah dengan membuat daftar unit
populasi pada satu lembar kertas lengkap dengan nomer khusus sebagai lambang
setiap unit populasi. Selanjutnya penulis menulis satu persatu nomer khusus
tersebut dalam lembaran-lembaran kecil, lalu digulung satu per satu, dimasukkan
ke dalam suatu wadah dan dikocok. Langkah terakhir, penulis mengambil satu
kertas, membukanya dan mencatat nomor yang ada di dalam kertas tersebut.
Langkah terakhir dilakukan selama 105 kali. Bila terdapat nomor yang sama yang
keluar, penulis mengulangi lagi kocokannya hingga nomor yang berbeda, yang
belum ada di catatan sampel, keluar dan bisa menjadi salah satu unit sampel.
43
1.10 Uji Validitas dan Reliabilitas
1.10.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur itu mengukur apa yang
diinginkan (Singarimbun, 1989: 124). Intrumen yang valid merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data tersebut valid. Sehingga, instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2009:121)
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir dalam suatu
pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada
umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas dilakukan
pada setiap butir pertanyaan. Hasil r hitung dibandingkan dengan 0,30. Bila r
hitung lebih besar atau sama dengan 0,30, maka butir pertanyaan tersebut sudah
bisa dikatakan valid. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan dengan rumus
Rank Spearman. Rumus Rank Spearman adalah:
Dimana: rs = Koefisien korelasi Rank Spearman
d = selisish angka rx - ry
n = ukuran sampel
44
Dasar pengambilan keputusan:
-Apabila r positif, serta r ≥ 0.30 maka item pertanyaan tersebut valid.
- Apabila r negatif, serta r < 0.30 maka item pertanyaan tersebut tidak valid.
1.10.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative
konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas
menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama
(Singarimbun & Effendi, 1995,: 140).
Untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan adalah teknik belah
dua (split half way procedure) dari Spearman Brown, yakni alat ukur yang terdiri
dari berbagai pertanyaan dibagi-bagi ke dalam butir bernomor ganjil dan genap,
sehingga sedapat mungkin belahan berisi item dalam jumlah yang sama
banyaknya memiliki taraf kesukaran yang seimbang dan isi yang sebanding.
45
Rumus Spearman Brown:
Ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
Rb = korelasi antar belah pertama dan belah kedua
Dasar pengambilan keputusan:
-Apabila ri positif, serta r ≥ 0.70 maka item pertanyaan tersebut reliabel
-Apabila ri negatif, serta r < 0.70 maka item pertanyaan tersebut tidak
reliabel
1.10.3 Hasil Uji Validitas Realibilitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam
angket. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu
mengungkapkan apa yang akan diungkap. Teknik validitas yang digunakan adalah
korelasi Rank Spearman. Penulis menggunakan sistem statistika IBM Statistic
SPSS 17 for Windows untuk menguji validitas dalam penulisan ini. Hasil validitas
item variabel penulisan dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:
46
Tabel 1.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel (X): Terpaan Tweet
Promosi Penjualan
Nomor
Pertanyaan
R-Hitung R-Tabel Kesimpulan Koefisien
Reliabilitas
Titik Kritis Kesimpulan
Item 10 0.532 0.300 Valid 0.721 0.700 Reliabel
Item 11 0.438 0.300 Valid
Item 12 0.352 0.300 Valid
Item 13 0.474 0.300 Valid
Item 14 0.687 0.300 Valid
Item 16 0.647 0.300 Valid
Item 16 0.546 0.300 Valid
Item 17 0.579 0.300 Valid
Item 18 0.635 0.300 Valid
Item 19 0.517 0.300 Valid
Item 20 0.589 0.300 Valid
Item 21 0.618 0.300 Valid
Item 22 0.819 0.300 Valid
47
Item 23 0.857 0.300 Valid
Item 24 0.739 0.300 Valid
Item 25 0.760 0.300 Valid
Item 26 0.671 0.300 Valid
Item 27 0.681 0.300 Valid
Item 28 0.568 0.300 Valid
Item 29 0.585 0.300 Valid
Item 30 0.667 0.300 Valid
Item 31 0.365 0.300 Valid
Item 32 0.608 0.300 Valid
Item 33 0.639 0.300 Valid
Item 34 0.600 0.300 Valid
Item 35 0.506 0.300 Valid
Hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas alat ukur Variabel X:
Terpaan Tweet Promosi Penjualan berksar antara 0.352 sampai 0.857. Item yang
memiliki nilai korelasi dibawah 0.300 dinyatakan tidak valid dan disisihkan dari
48
analisis selanjutnya. Hasil diatas menunjukkan bahwa 26 item pada variabel X
dinyatakan valid dan reliabel.
Pengujian realibilitas menggunakan koefisien reliabilitas Split half
Spearman Brown. Berdasarkan uji reliabilitas untuk variabel Terpaan Tweet
Promosi Penjualan Akun Twitter @SteakHolycow diperoleh koefisien reliabilitas
sebesar 0,721. Nilai tersebut lebih besar dari 0,7 maka disimpulkan angket untuk
variabel Terpaan Tweet Promosi Penjualan Akun Twitter @SteakHolycow
reliabel.
Tabel 1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y: Minat Beli Followers
Nomor
Pertanyaan
R-Hitung R-Tabel Kesimpulan Koefisien
Reliabilitas
Titik
Kritis
Kesimpulan
Item 36 0.742 0.300 Valid 0.708 0.700 Reliabel
Item 37 0.672 0.300 Valid
Item 38 0.551 0.300 Valid
Item 39 0.340 0.300 Valid
Item 40 0.430 0.300 Valid
Item 41 0.516 0.300 Valid
Item 42 0.641 0.300 Valid
49
Item 43 0.391 0.300 Valid
Item 44 0.744 0.300 Valid
Item 45 0.723 0.300 Valid
Item 46 0.550 0.300 Valid
Item 47 0.648 0.300 Valid
Item 48 0.473 0.300 Valid
Item 49 0.441 0.300 Valid
Item 50 0.455 0.300 Valid
Sumber: Penghitungan Statistik melalui SPSS 17
Hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas Variabel Y: Minat Beli
Followers berkisar antara 0.340 sampai 0.744. Item yang memiliki korelasi
dibawah 0.300 dinyatakan tidak valid dan tidak diikutkan dalam anilisis
selanjutnya. Pada hasil diatas dinyatakan bahwa seluruh item yang diujikan
sudah valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Pengujian realibilitas menggunakan koefisien reliabilitas Split half
Spearman Brown. Berdasarkan uji reliabilitas untuk variabel Minat Beli
Followers diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,708. Nilai tersebut lebih besar
dari 0,7 maka disimpulkan angket untuk variabel Minat Beli Followers reliabel.
50
1.11 Tehnik Analisis Data
1.11.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk memaparkan data yang merupakan
jawaban responden atas sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diajukan
dalam bentuk presentasi dengan cara mentabulasikan lalu diinterpretasikan
dengan angket untuk mengetahui makna hasil penelitian.
Jawaban yang diperoleh dari responden melalui angket, diubah ke dalam
bentuk tabel. Tujuan mengubah data yang didapatkan ke dalam bentuk rabel
adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca.
Didalam tabel dipaparkan jawaban responden dalam jumlah frekuensi dan
presentase. Berikut perhitungan tabel frekuensi:
Dimana:
P= presentase
F= frekuensi
N=jumlah responden
1.11.2 Analisis Statistik Inferensial
Teknik analisis statistic inferensial bertujuan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2008: 147). Melalui analisis
statistic inferensial inilah akan diperoleh koefisien korelasi yang akan
menunjukkan hubungan antar variabel. Pada penelitian ini terdapat dua variabel
yang masing-masing berskala ordinal. Koefisien korelasi yang digunakan dalam
51
penelitian ini adalah rank order correlation atau yang biasa disebut korelasi Rank
Spearman.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal, dengan uji
statistik Spearman atau yang disebut juga dengan Rank Order Correlation. Setiap
data yang diperoleh, baik variabel X dan variabel Y di ranking masing-masing
berdasarkan skor masing-masing dari yang terbesar hingga yang terkecil, yaitu 1,
2, 3, …n (Sugiyono, 2009:147). Pengujian hipotesis mempergunakan tes uji
korelasi rank Spearman (rs) dengan rumus sebagai berikut:
(a) Skor data ranking
(b) Hitung selisih ranking pasangan
(c) Selisih pasangan dikuadratkan
(d) Jumlahkan hasil penghitungan dari seluruh sampel
(e) Hitung ∑ Tx dan ∑ TY dengan rumus :
12
ttT3 −
=
Dengan penjelasan :
T = besarnya faktor koreksi
t = jumlah rank kembar dari jumlah variabel yang memiliki skor sama
(f) Masukkan data ke dalam rumus Spearman:
52
2
2
61
( 1)i
s
dr
n n= −
−∑ ; apabila tidak ada nilai pengamatan yang
sama
; apabila ada nilai pengamatan yang sama di
mana:
∑∑ −−
= xTNNx12
32
di = selisih rank variabel pertama dan kedua R (Xi – Yi)
1.12 Waktu dan Tempat Penelitian
1.12.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada:
Waktu: Maret-Juni 2015
Lokasi: Bandung dan Jakarta
32
12 yN Ny T−
= −∑ ∑
2 2 2
2 22i
s
x y dr
x y
+ −= ∑ ∑ ∑
∑ ∑