View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 BAB I. Pembuatan Peta Arahan Penggunaan Lahan Untuk Identifikasi Kerusakan Lahan Di Kawasan Pesisir Kabupa
1/7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lahan dapat dianggap sumber daya yang nyaris tidak dapat diperbaharui
(non-renewable resource) meskipun berbagai pendapat menyatakan tanah
senantiasa akan terbentuk oleh karena pelapukan bahan dasar (Rayes, 2007).
Terlepas dari itu, selain menjadi modal dasar untuk menghasilkan bahan pangan,
serat dan energi dalam bentuk biomassa, lahan juga berperan menyangga
lingkungan dengan mengendalikan daur air dan menjaga keseimbangan.
Menurut otohadipra!iro (200"), keadaan lahan pada umumnya adalah
hasil proses alami dan budaya, yang kedua proses ini terjalin se#ara rumit. $istem
penggunaan lahan untuk men#apai suatu keinginan tertentu sering membelokkan
proses alami ke arah yang membahayakan keselamatan lahan. %eadaan lahan
berubah oleh tindakan manusia yang mengubah perilaku anasir lahan atau
mengubah antar anasir lahan, atau memasukkan anasir baru. Mengganti &egetasi
alami dengan pertanaman pertanian atau dengan kompleks hunian, mengadakan
irigasi atau pengatusan(drainage), mendatarkan timbulan yang bergelombang,
adalah beberapa #ontoh tindakan manusia yang mengubah keadaan lahan.
'erubahan ini dapat membuat keadaan lahan lebih baik atau lebih buruk.
Rustiadi (20), menyebutkan bah!a berbagai masalah dalam
pengelolaan lahan khususnya pertanian terjadi akibat degradasi kualitas lahan
akibat kesalahan dalam pengelolaan lahan, kon&ersi lahan, disparitas dan
*ragmentasi pemilikan lahan.
1
7/23/2019 BAB I. Pembuatan Peta Arahan Penggunaan Lahan Untuk Identifikasi Kerusakan Lahan Di Kawasan Pesisir Kabupa
2/7
2
Tajruddin (%T+R$, 20) menyebutkan, ka!asan hutan mangro&e di
pantai timur $umatera tara mengalami kerusakan, luasan hutan mangro&e
menurun sebesar -,"/ dari 0.12- a di tahun 77 menjadi 1.700 a di
tahun 200". ntuk kabupaten Langkat, dari luas hutan mangro&e yang berkisar
-.000 a, kini kondisinya sekitar 2-.000 a dalam keadaan rusak parah dan
0.000 a saja yang kondisinya baik. 3alam usaha pengembalian hutan mangro&e
di Langkat ($umatera tara) seluas .200 a yang sebelumnya dialih*ungsikan
menjadi perkebunan kelapa sa!it, nelayan harus berkon*lik dengan perusahaan
perkebunan kelapa sa!it (arian 45$'535, 0 6uli 20).
'ernyataan dari 3inas 'ertanian %abupaten Langkat (arian Medan
isnis, 202 dalam R'6M3 %abupaten Langkat) menyebutkan bah!a alih *ungsi
lahan di %abupaten Langkat setiap tahun menyebabkan luas lahan sa!ah
berkurang sekitar 2,. 5kibatnya, areal persa!ahan di Langkat semakin
berkurang. Luas lahan sa!ah di daerah %abupaten Langkat pada tahun 20
hanya 10.1" ha. %ondisi ini menurun jika dibanding tahun sebelumnya yakni
dengan lahan sa!ah seluas 12./- ha. al ini menjadi salah satu sebab
menurunnya produksi tanaman padi sa!ah dari 1"/.22 Ton pada tahun 200
turun menjadi 100.27 Ton pada tahun 200 (3inas 'ertanian Langkat tahun
20). 3engan demikian dikha!atirkan 'emerintah 3aerah kesulitan dalam
mengupayakan ter!ujudnya kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan di
%abupaten Langkat.
'arsaoran ($a!it 4at#h, 202) menyebutkan, laju alih *ungsi lahan sa!ah
di Langkat tertinggi terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar ",/ atau terjadi
penurunan luas lahan sa!ah sebesar ."-1 a dari luasan 200. 'eningkatan
7/23/2019 BAB I. Pembuatan Peta Arahan Penggunaan Lahan Untuk Identifikasi Kerusakan Lahan Di Kawasan Pesisir Kabupa
3/7
3
dihitung dari luasan tahun 200-. amun se#ara keseluruhan dari tahun
sampai 2007 telah terjadi alih *ungsi lahan sa!ah sebesar 0.2/1 a atau dari
sekitar ,11 . Luas lahan pertanian, khususnya sa!ah, yang semakin berkurang
di %abupaten Langkat sudah tentu akan ikut mempengaruhi padi di kabupaten
tersebut. 3isebutkan produksi tanaman padi sa!ah dari 1"/.22 Ton pada tahun
200 turun menjadi 100.27 Ton pada tahun 200. 3engan tingkat pertumbuhan
penduduk yang pada umumnya semakin bertambah dari tahun ke tahun, maka
dikha!atirkan akan timbul masalah8masalah yang mengan#am ketahanan pangan
di daerah tersebut pada !aktu mendatang.
%on&ersi lahan pertanian di %abupaten Langkat terutama terjadi di
!ilayah ahorok dan Teluk aru. anjir bandang tahun 200 yang melanda
!ilayah ahorok menyebabkan perubahan pada bentang alam ka!asan. $elain
merusak struktur tanah, banjir bandang juga merusak jaringan irigasi yang
akhirnya berdampak pada berbagai masalah lahan lainnya.
3inas pertanian Langkat masih melihat persoalan pangan dalam perspekti*
ketahanan, sehingga tindakan membeli beras dari daerah lain menjadi mekanisme
menjamin ketersediaan pangan. $asaran pembangunan pertanian di kabupeten
Langkat adalah9 (i) meningkatnya pertumbuhan se#tor pertanian: (ii) menjaga
stabilitas ketahan pangan serta: (iii) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
%ebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan diarahkan untuk 9 (i)
mempertahankan tingkat produksi pangan di %abupaten Langkat: (ii) melakukan
penganekaragaman pangan untuk menurunkan ketergantungan pada beras dengan
melakukan rekayasa sosial terhadap pola konsumsi masyarakat (Ren#ana 'rogram
'ertanian dan %egiatan 3inas 'ertanian %abupaten Langkat 2008201). 3ari
7/23/2019 BAB I. Pembuatan Peta Arahan Penggunaan Lahan Untuk Identifikasi Kerusakan Lahan Di Kawasan Pesisir Kabupa
4/7
4
ren#ana tersebut belum terlihat adanya upaya mengatasi permasalahan alih *ungsi
lahan pertanian pangan. 'eningkatan produkti&itas hanya dilihat semata
peningkatan kapasitas petani akses terhadap teknologi dan pasar serta
di&ersi*ikasi pangan terutama ketergantungan terhadap beras.
%a!asan yang ditetapkan pada ka!asan lindung merupakan ka!asan yang
tidak diarahkan untuk untuk *ungsi budidaya, karena ber*ungsi sebagai daerah
yang memberikan perlindungan bagi daerah disekitarnya. $ementara itu, adanya
*ungsi budidaya pada ka!asan lindung ini dapat membahayakan lingkungan.
Menurut 3ardak. (3irjen 'enataan Ruang), banyak terjadinya alih
*ungsi lahan yang semula ka!asan lindung menjadi ka!asan budidaya semakin
menigkatnya resiko terjadinya banjir ; tanah longsor di tanah air. 'ada umumnya
penyebab kejadian banjir ; longsor karena terjadi perubahan alih *ungsi hutan
lindung sehingga air permukaan meningkat. 3isisi lain banyak peemukiman yang
dibangun di perbukitan dengan kemiringan lereng lebih dari 10 yang
seharusnya ka!asan lindung. ntuk men#egah terjadinya alih *ungsi lahan di
ka!asan lindung, harus ditegaskan mana daerah yang tidak boleh dibangun dan
mana daerah yang boleh dibangun se#ara terbatas baik untuk budidaya ataupun
permukiman.
3alam peman*aatan ruang, penetapan lokasi atau peruntukan lahan
seharusnya ber#ermin dari tujuan penataan ruang yaitu mendapatkan man*aat dari
sumberdaya yang tersedia seoptimal mungkin dengan tidak mengabaikan
kelestarian lingkungan serta aspek pertahanan keamanan. erdasarkan hal
tersebut, maka penetapan arahan peman*aatan ruang !ilayah dapat menga#u pada
kesesuaian lahan, dan penetapan
7/23/2019 BAB I. Pembuatan Peta Arahan Penggunaan Lahan Untuk Identifikasi Kerusakan Lahan Di Kawasan Pesisir Kabupa
5/7
5
%a!asan yang ditetapkan pada ka!asan lindung merupakan ka!asan yang
tidak diarahkan untuk untuk *ungsi budidaya, karena ber*ungsi sebagai daerah
yang memberikan perlindungan bagi daerah disekitarnya. $ementara itu, adanya
*ungsi budidaya pada ka!asan lindung ini dapat membahayakan lingkungan.
ntuk itu, penting untuk diketahui bagaimanakah arahan penggunaan lahan di
%abupaten Langkat. Lebih jauh lagi, dengan diketahuinya arahan penggunaan
lahan di %abupaten Langkat ini dapat juga diketahui kesesuaian penggunaan
lahannya.
3alam kegiatan penataan ruang, sangat dibutuhkan metode yang e*ekti*
untuk memperoleh dan menganalisis in*ormasi sumberdaya alam. 3istribusi lahan
yang menyebar dan luas membuat kegiatan pengukuran se#ara langsung
(terrestrial) menjadi sulit dilakukan, selain itu juga dibutuhkan biaya yang #ukup
besar. Melalui teknologi penginderaan jauh dan sistem in*ormasi geogra*is, maka
dalam rangka penataan ruang menjadi lebih mudah dan #epat dan e*isien . 3engan
meman*aatkan aplikasi $istem +n*ormasi =eogra*is dapat digunakan untuk
membantu dalam menentukan arahan penggunaan lahan dan mengetahui
kesesuaian penggunaan lahan sesuai dengan arahan *ungsi peman*aatan lahan.
B. IdentifikasiMasalah
erdasarkan latar belakang masalah, maka identi*ikasi masalah adalah
sebagai berikut 9
7/23/2019 BAB I. Pembuatan Peta Arahan Penggunaan Lahan Untuk Identifikasi Kerusakan Lahan Di Kawasan Pesisir Kabupa
6/7
6
. $emakin menurunnya luas lahan sa!ah yang berpengaruh terhadap ketahanan
pangan di %abupaten Langkat.
2. %on&ersi lahan pada hutan mangro&e yang menyebabkan berbagai masalah
kerusakan lingkungan.
. 3ampak yang ditimbulkan dari ben#ana alam.
1. 'eman*aatan ruang yang tidak sesuai dengan penetapan
2. agaimana kesesuaian penggunaan lahan di %abupaten Langkat ditinjau dari
arahan penggunaan lahan>
E. Tuuan Penelitian
erdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui9
. 5rahan 'enggunaan Lahan di %abupaten Langkat dengan meman*aatkan
$istem +n*ormasi =eogra*i ($+=).
2. %esesuaian penggunaan lahan di %abupaten Langkat ditinjau dari arahan
penggunaan lahan dengan meman*aatkan $istem +n*ormasi =eogra*i ($+=).
!. Manfaat Penelitian
'enelitian ini diharapkan dapat memberi man*aat sebagai berikut9
7/23/2019 BAB I. Pembuatan Peta Arahan Penggunaan Lahan Untuk Identifikasi Kerusakan Lahan Di Kawasan Pesisir Kabupa
7/7
7
. Menambah !a!asan berpikir penulis terkait tata guna penggunaan lahan
terutama di %abupaten Langkat.
2. Memberikan gambaran dan in*ormasi yang jelas kepada 'emerintah 3aerah
%abupaten Langkat terkait peruntukan lahan dan pengelolaan lingkungan.
. Memberikan sumbangan in*ormasi bagi pemerintah setempat mengenai
pengelolaan lahan dalam perumusan kebijakan peruntukan lahan ; strategi
dalam pengendalian kerusakan lingkungan.