31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya menjaga kerapian susunan gigi geligi. Kerapian susunan gigi geligi merupakan faktor penting yang berpengaruh dalam fungsi mastikasi, estetis, fungsi fonetik, dan kepercayaan diri orang tersebut. Banyak orang tua yang sadar akan pentingnya menjaga kerapian susunan gigi geligi anak-anaknya. Sehingga perlu dilakukan perawatan pada masa pergantian gigi geligi untuk mencegah kasus maloklusi pada fase gigi permanen. Pada fase geligi pergantian yang mengalami kekurangan tempat untuk erupsi gigi permanen, maka perlu dilakukan seri ekstraksi. Seri Ekstraksi adalah prosedur pengambilan gigi desidui dan permanen yang telah ditentukan secara berurutan. Prosedur ini diindikasikan hanya ketika struktur arkus dentalis tidak cukup ruang untuk mengakomodas gigi yang sedang berkembang dan tidak dapat dicapainya ukuran dan proporsi yang normal antara gigi dan rahang. Kondisi ketidakteraturan gigi terkadang menjadi polemik bagi sebagian kalangan. Salah satu ketidakteraturan tersebut adalah gigi berjejalan atau yang sering disebut dengan crowding teeth. dalam dunia kedokteran gigi crowding teeth ini merupakan maloklusi yang disebabkan tidak proporsionalnya dimensi mesiodistal secara keseluruhandari gigi geligi dengan ukuran maksila atau mandibula sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung gigi. Karena maloklusi disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan dan 1

BAB I orth kel.c

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I orth kel.c

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya menjaga kerapian susunan

gigi geligi. Kerapian susunan gigi geligi merupakan faktor penting yang berpengaruh dalam

fungsi mastikasi, estetis, fungsi fonetik, dan kepercayaan diri orang tersebut. Banyak orang

tua yang sadar akan pentingnya menjaga kerapian susunan gigi geligi anak-anaknya.

Sehingga perlu dilakukan perawatan pada masa pergantian gigi geligi untuk mencegah kasus

maloklusi pada fase gigi permanen. Pada fase geligi pergantian yang mengalami kekurangan

tempat untuk erupsi gigi permanen, maka perlu dilakukan seri ekstraksi.

Seri Ekstraksi adalah prosedur pengambilan gigi desidui dan permanen yang telah

ditentukan secara berurutan. Prosedur ini diindikasikan hanya ketika struktur arkus dentalis

tidak cukup ruang untuk mengakomodas gigi yang sedang berkembang dan tidak dapat

dicapainya ukuran dan proporsi yang normal antara gigi dan rahang.

Kondisi ketidakteraturan gigi terkadang menjadi polemik bagi sebagian kalangan.

Salah satu ketidakteraturan tersebut adalah gigi berjejalan atau yang sering disebut dengan

crowding teeth. dalam dunia kedokteran gigi crowding teeth ini merupakan maloklusi yang

disebabkan tidak proporsionalnya dimensi mesiodistal secara keseluruhandari gigi geligi

dengan ukuran maksila atau mandibula sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung

gigi. Karena maloklusi disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan

pertumbuhan dan perkembangan gigi jaringan sekitar mulut dan tubuh secara

keseluruhannya. Maloklusi ini sering dijumpai pada pasien anak-anak dalam tugas dokter gigi

baik di klinik maupun di praktek pribadi.

Sama seperti maloklusi crowding teeth mengganggu fungsi penyunyahan, bicara,

estetik jugamengakibatkan terjadinya penyakit gigi dan jaringan gusi. Dalam keadaan yang

yang parah crowding teeth ini dapat mengakibatkan cacat wajah sehingga dapat

mengakibatkan gangguan psikologis bagi para penderitanya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari seri ekstraksi ?

2. Apa tujuan dilaksanakannya seri ekstraksi ?

3. Apa indikasi dan kontra indikasi dilakukannya seri ekstraksi ?

4. Apa keuntungan dan kerugian dilakukannya seri ekstraksi ?

1

Page 2: BAB I orth kel.c

5. Apa hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam metode seri ekstraksi gigi ?

6. Bagaimana tekhnik seri ekstraksi ?

7. Apa defenisi dari crowding teeth?

8. Apa faktor-faktor penyebab crowding teeth?

9. Apa dampak negatif yang dapat terjadi bila seseorang menderita crowding teeth?

10.Bagaimana pencegahan mengenai crowding teeth?

11.Bagaimana cara perawatan crowding teeth?

1.3 Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dibuatnya Makalah ini, yaitu :

1. Sebagai informasi bagi pembaca.

2. Mempermudah pembaca dalam proses pencarian informasi.

3. Sebagai tambahan pengetahuan.

2

Page 3: BAB I orth kel.c

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Seri Ekstraksi

2.1 Defenisi Seri Ektraksi

Prinsip pencabutan serial dikenalkan oleh robert bunon pada tahun 1743,

tetapi istilah pencabutan serial di populerkan oleh kjellgreen pada tahun 1940-an.

Kjellgren (2007) menamakan pencabutan serial dan hotz menamakan guidance of

eruption.

Suatu metode perawatan ortodonti intersepti dengan melakukan pencabutan

secara berurutan, dimulai dari pencabutan gigi desidui yang diikuti pencabutan gigi

permanen pada masa gi bercampur.

2.2 Tujuan Seri Ekstraksi

Mengurangi/ meniadakan pemakaian piranti dalam menanggulangi gigi

berjejal pada masa gigi permanen.

Memberikan ruang bagi gigi geligi permanen agar dapat erupsi kesusunan

yang lebih baik.

2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi Seri Ekstraksi

Indikasi Seri Ekstraksi antara lain:

1. Adanya Disharmony Dento Maksiler

2. Pada fase geligi pergantian

3. Perawatan hanya dapat dilakukan bila diyakini bahwa basis apikal terlalu kecil

untuk memuat semua geligi dalam lengkung yang rata.

4. Tidak ada kelainan skeletal

5. Hubungan molar Klas I

6. Overbite normal

7. Kurang ruang lebih besar atau sama dengan 10 mm ( crowded berat )

8. Umur : 7 - 8 tahun

3

Page 4: BAB I orth kel.c

Kontra Indikasi Seri Ekstraksi antara lain:

1. Maloklusi klas II dan klas III angle

2. Openbite

3. Crowded ringan

4. Agenesis

5. Diastema

6. Deep overbite

2.4 Keuntungan dan Kerugian Seri Ekstraksi

Keuntungan Seri Ekstraksi yaitu:

1. Dapat meratakan gigi berjejal

2. Sebagai usaha prevetif untuk mencegah pemakain alat ortodonti cekat

3. Menurunkan kemungkinan terjadinya karies karena gigi berjejal

4. Memungkinkan pergerakan secara fisiologis dari gigi insisive setelah ada

ruangan dengan jalan pencabutan gigi desidui

5. Perawatan akhir dengan piranti cekat tidak butuh waktu lama

Kerugian Seri Ekstraksi yaitu:

1. Mungkin dapat merintangi pertumbuhan:

Terjadinya pergerakan ke distal gigi kaninus dan insisivus karena

kurangnya tekanan kearah mesial dari premolar.

Mengurangi prognatisme alveolar

Merintangi pertumbuhan ke depan rahang atas

2. Bertambahnya overbite

3. Miringnya gigi insisivus ke bawah kearah lingual

4. Terbentuknya banyak jaringan parut yang akan merintangi atau

menghambaterupsi gigi permanen.

5. Masuknya atau menonjolnya lidah ke ruangan pencabutan. Hal ini akan

mengganggu erupsi dan susunan yang baik gigi-gigi tetap yang telah bererupsi.

4

Page 5: BAB I orth kel.c

6. Sering terjadi setelah pencabutan suatu gigi, ruangannya tidak dapat tertutup

seluruhnya. Penutupan ruangan yang disebabkan oleh gigi-gigi belakang

migrasi ke mesial dan ketidakharmonisan intergiditasi atau hubungan antar

tonjol gigi-geligi, dapat menyebabkan traumatik oklusi.

7. Bila ruangan yang terjadi akibat suatu pencabutan tetap terbuka maka pada

saat mulut dibuka akan terlihat. Hal ini akan mengganggu penampilan wajah

yang berhubungan dengan faktor estetik.

2.5 Hal-Hal yang Harus Dipertimbangkan Dalam Metode Seri Ekstraksi Gigi

Cukup atau tidaknya ruang yang tersedia

Lama perawatan 4-5 tahun

Prosedur perawatan tidak berurutan secara pasti

2.6 Tekhnik Seri Ekstraksi

Ada beberapa tekhnik seri ekstraksi yang dapat dilakukan, antara lain tekhnik

yang dikemukakan oleh Dewel, Tweed, Mundiyah dan kawan-kawan. Para ahli ini

mengemukakan hal yang berbeda tentang pelaksanaan seri ekstraksi. Menurut

Dewel, sebelum melakukan pencabutan operator harus melakukan observasi

terlebih dahulu setiap 2-3 bulan. Sedangkan menurut Tweed, ada beberapa gigi

yang harus dipertahankan hingga waktu yang tepat untuk dilakukan pencabutan

terhadap gigi tersebut. Upaya mempertahankan caninus desidui agar caninus

permanen tidak terlalu cepat erupsi adalah salah satu contohnya. Mundiyah

mengemukakan hal yang berbeda mengenai tekhnik seri ekstraksi dan

membedakan metode seri ekstraksi bagi rahang atas dan rahang bawah.

1. Tekhnik Seri Ekstraksi Menurut Dewel

Tekhnik menurut Dewel dilakukan dengan 3 tahap yaitu:

1) Dilakukan pencabutan gigi kaninus desidui untuk memberikan tempat

bagi keempat insisivus agar memperoleh susunan yang baik.

2) Pencabutan gigi molar pertama desidui untuk memberikan kesempatan

bagi premolar pertama erupsi lebih awal dari waktu yang seharusnya.Gigi

molar pertama desidui ini dicabut 1 tahun setelah pencabutan gigi kaninus

desidui.

5

Page 6: BAB I orth kel.c

3) Pencabutan gigi premolar pertama untuk memberikan tempat bagi kaninus

erupsi pada ruangan yang sebelumnya ditempati premolar tersebut.

4) Operator harus melakukan observasi setiap 2-3 bulan sebelum pencabutan.

Hal ini dilakukan untuk melihat apakah pertumbuhan yang diharapkan

telah terjadi.

2. Tekhnik Seri Ekstraksi Menurut Tweed

Menurut Tweed, tekhnik ini dilakukan pada anak usia 7,5-8,5 tahun. Sebelum

melakukan tekhnik seri ekstraksi lakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Apabila dari diagnosa yang didapatkan menunjukkan bahwa ada

ketidakseimbangan antara materi gigi dan struktur tulang.basal maka prosedur

seri ekstraksi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Lakukan pencabutan terhadap keempat gigi molar pertama desidui.

2) Apabila gigi insisivus bawah tidak terhalang erupsinya, maka pertahankan

gigi desidui kaninus sehingga erupsi gigi kaninus permanen tidak terlalu

cepat.

3) Setelah 4-10 bulan pencabutan 4 gigi molar pertama desidui maka akan

terlihat gigi premolar pertama sudah mulai erupsi. Apabila gigi premolar

ini telah melewati alveolar crest maka gigi ini dicabut. Lakukan

pencabutan terhadap gigi kaninus desidui pada waktu bersamaan.

4) Gigi kaninus permanen akan erupsi dan bergeser lebih keposterior

didaerah bekas pencabutan premolar pertama 4-6 bulan setelah

pencabutan premolar pertama.

5) Gigi molar kedua desidui dipertahankan pada tempatnya untuk mencegah

pergeseran gigi molar pertama permanen ke mesial.

3. Tekhnik Seri Ekstraksi Menurut Mundiyah dan Kawan-Kawan

Mundiyah membedakan tekhnik seri ekstraksi antaran rahang atas dan rahang

bawah, yaitu:

6

Page 7: BAB I orth kel.c

Seri Ekstraksi pada Rahang Atas:

1) Apabila gigi insisivus pertama desidui belum tanggal pada waktunya

maka untuk memberikan tempat yang cukup bagi erupsi insisivus pertama

permanen dilakukan pencabutan gigi insisivus pertama dan kedua desidui.

2) Apabila pasien yang datang telah dalam keadaan keempat gigi insisivus

permanen berjejal pada usia 7-8 tahun, maka dilakukan pencabutan gigi

caninus desidui agar keempat insisivus yang berjejal tersebut dapat

mengatur posisi.

3) Pada usia 9-10 tahun lakukan pengecekan terhadap gigi caninus permanen

dan benih gigi premolar pertama. Setelah itu, lakukan pencabutan

terhadap gigi molar oertama desidui untuk memberikan kesempatan bagi

gigi premolar desidui untuk erupsi lebih cepat dari waktu seharusnya.

4) Setelah premolar pertama erupsi, maka premolar ini dicabut untuk

memberi tempat bagi erupsi kaninus permanen.

Seri Ekstraksi pada Rahang Bawah:

1) Apabila melalui rontgen foto didapatkan gambaran bahwa benih caninus

permanen lebih dahulu erupsi dari premolar pertama, maka:

Lakukan pencabutan gigi kaninus desidui untuk memberi

kesempatan gigi anterior mengatur posisi.

Apabila benih gigi kaninus permanen telah dekat waktu erupsinya

maka lakukan pencabutan gigi molar pertama desidui. Hal ini

dilakukan untuk memberi kesempatan pada benih kaninus

permanen untuk tumbuh didaerah bekas pencabutan molar pertama

desidui.

Kemudian lakukan pencabutan molar kedua desidui untuk

memberi kesempatan bagi salah satu benih gigi premolar

menempati daerah bekas pencabutan molar kedua desidui.

Operator harus menyediakan ruangan bagi satu premolar yang

belum erupsi. Lakukan foto rontgen terlebih dahulu untuk melihat

posisi benih premolar yang belum erupsi ini.

7

Page 8: BAB I orth kel.c

Apabila benih premolar ini mempunyai kedudukan yang dapat

menggantikan gigi premolar yang sudah erupsi, makan lakukan

pencabutan terhadap gigi premolar yang telah erupsi pertama kali.

Maka benih premolar yang belum erupsi akan menempati daerah

bekas pencabutan premolar yang telah erupsi pertama kali.Tetapi

apabila melalui foto rontgen diketahui bahwa posisi benih

premolar yang belum erupsi tidak dapat menggantikan posisi

premolar yang telah lebih dahulu erupsi, maka lakukan

pembedahan terhadap benih gigi premolar yang belum erupsi ini.

2) Apabila melalui rontgen foto didapatkan gambaran bahwa benih gigi

premolar pertama lebih dahulu erupsi dari benih kaninus permanen, maka:

Lakukan pencabutan molar pertama desidui untuk memberi

kesempatan premolar pertama erupsi lebih dahulu dari kaninus

permanen.

Setelah gigi premolar pertama erupsi, lakukan pencabutan kaninus

desidui untuk memberi kesempatan gigi anterior mengatur

posisinya yang berjejal.

Apabila gigi anterior telah mengatur posisinya, maka lakukan

pencabutan premolar pertama yang telah erupsi tadi. Hal ini

dilakukan untuk memberikan ruangan bagai erupsi gigi kaninus

permanen agar dapat bererupsi di daerah bekas pencabutan gigi

premolar pertama.

Seri Ekstraksi akan ditutup dengan pergantian gigi molar desidui

dengan gigi premolar kedua.

8

Page 9: BAB I orth kel.c

B. Crowding Teeth

2.7 Defenisi Crowding teeth

Crowding teeth merupakan akibat maloklusi yang disebabkan oleh tidak

proporsionalnya dimensi mesiodistal secara keseluruhan dari gigi geligi dengan

ukuran maksila atau mandibula, sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung

gigi. (Harty, F. J dan R Oyston,20002) . Crowding teeth secara umum dapat dikatakan

sebagai suatu keadaan dimana terjadi disproporsi antara ukuran gigi dan ukuran

rahang dan bentuk lengkung.

2.8. Faktor-Faktor Penyebab Crowding Teeth

Faktor-faktor yang menyebabkan gigi berdesakan pada rongga mulut dibagi

menjadi 2 antara lain adalah sebagai berikut:

A. Penyebab tidak langsung

1. Faktor genetik.

Gigi berjejalan berhubungan erat dengan genetika karena banyaknya

maloklusi yang disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya : pada pria yang

mempunyai gigi dan rahang besar menikah dengan wanita yang gigi dan rahangnya

kecil, maka anaknya memiliki gigi yang berjejal-jejal. Hal ini disebabkan gigi dari

ayahnya dan lengkung rahang dari ibunya tidak serasi. .(Salzman, J. A, 1957)

2. Faktor skeletal

Faktor skeletal yaitu bentuk tulang di rahang atas dan rahang bawah yang

mempengaruhi bentuk wajah, seperti bentuk rahang atas yang menonjol ke depan

sehingga gigi-gigi tampak maju dan bentuk wajah menjadi cembung. Atau sebaliknya

rahang bawah yang lebih pesat pertumbuhannya dibandingkan rahang atas, sehingga

bentuk wajah menjadi cekung, dan terjadi gigitan terbalik.

9

Page 10: BAB I orth kel.c

3. Faktor kongenital

Pertumbuhan dan perkembangan juga mempengaruhi keadaan gigi anak sejak

dalam kandungan yang disebut kelainan congenital. Dengan kata lain kelainan

congenial adalah kelainan yang disebabkan oleh gangguan yang dialami bayi sewaktu

masa kehamilan. Kelainan congenital ini disebabkan karena :

Faktor keturunan

Gangguan nutrisi, missal gangguan nutrisi pada ibu.

Kelainan endokrin.

Gangguan nutrisi pada bayi dalam kandungan.

Penyakit.(Salzman, J. A, 1957).

Gangguan mekanik, misalnya truma sewaktu ibu hamil yang bersifat fisik

misalnya terjatuh. Hal ini bisa terjadi pada kehamilan ketiga dimana procesus

maksilaris kiri dan kanan belum bertemu dan kemudian terjadi trauma, pada saat

ini maka si anak yang lahir akan mengalami cacad sepert cleft lip dan

palatoschisis. .(Salzman, J. A, 1957).Radiasi yang berlebihan pada wanita hami,

misalnya terkana sinar-X atau sinar inframerah lainnya. Sinar-sinar ini

mempunyai efek terhadap sel-sel yang masih muda.(Salzman, J. A, 1957)

4. Gangguan keseimbangan kelenjar endokrin.

Kelenjar endokrin berfungsi menghasilkan hormon dalam tubuh untuk

mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Termasuk ini adalah kelenjar pituitary,

thyroid dan parathyroid. Apabila ada kelainan pada kelenjar-kelenjar tersebut, maka

dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan tubuh termasuk rahang

dan gigi. .(Salzman, J. A, 1957)

10

Page 11: BAB I orth kel.c

5. Penyakit

Misalnya penyakit thalasemia.anak talasemia mengalami hambatan tumbuh

kembang fisik (berat dan tinggi badan kurang) serta hambatan pertumbuhan tulang

penyangga gigi. Rahang bawah pendek sehingga muka bagian atas tampak maju.

Pertumbuhan vertikal juga terganggu sehingga tampak divergen, muka lebih

cembung. Wajah tidak proporsional, pipi lebih tinggi, jarak kedua mata lebih lebar.

B.Penyebab Langsung

1. Gigi susu yang tanggal sebelum waktunya.

Gigi sulung tanggal sebelum waktunya yang disebabkan oleh karies.

Kemudian pada usia 6 tahun, molar pertama sudah mulai tumbuh. Jika molar kedua

sulung sudah mulai tumbuh. Jika molar kedua sulung sudah hilang karena terpaksa

dicabut sehingga tempatnya akan terisi molar pertama tetap dan inklinasi. Molar

pertama tetap miring kemesial, maka gigi premolarpertama dan kedua yang akan

tumbuh tidak mempunyai tempat karena sudah terisi oleh molar pertama tetap,

akibatnya gigi premolar pertama dan kedua akan bereupsi diluar lengkung gigi.

Maka oleh karena itu penting mencegah tanggalnya gigi sulung sebelum waktunya.

(Houston, W. J. B,1989)

2. Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada.

Molar ketiga biasanya tidak ada tetapi tidak selalu menimbulkan maloklus.

Premolar kedua atau insisivus kedua atas pada 5 % anak tidak terbentuk. Tentu saja

keadaan ini penting secara ortodontidan harus diputuskan apakah ruang harus

diganti atau diganti dengan protesa.(Houston, W. J. B,1989). Apabila memang gigi

tidak terbentuk, maka lengkung gigi dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong

sehingga tampak celah antara gigi (diastema).

11

Page 12: BAB I orth kel.c

3. Gigi yang berlebih (supernumeri teeth)

Gigi supernumeri sering ditemukan didekat garis tengah rahang atas atau

dikenal dengan sebutan mesiodens. Gigi ini dapat menghalangi erupsi atau

menggeser insisivus pertama tetap. Gigi mesioden tersebut timbul dalam lengkung

gigi, akan menyebabkan gigi berjejal (crowding). .(Houston, W. J. B,1989).

4. Tanggalnya gigi tetap

Tanggalnya gigi tetap karena trauma,karies atau penyakit periodontal

berakibat buruk terhadap oklusi.keadaan ini dapat menimbulkan kelainan oklusi

jika gigi-gigi tersebut dicabut setelah usia 10 tahun. Penutupan ruang teutama

pada rahang bawah yang tidak memuaskan akan mengakibatkan gigi-gigi di

sekitar daerah pencabutan akan tumbuh miring. (Houston, W. J. B,1989).

5. Gigi susu tidak tanggal walaupun gigi tetap penggantinya telah tumbuh

(persistens)

Gigi persistensi yaitu gigi sulung yang belum tanggal pada waktunya

sehingga gigi tetap yang akan bereupsi mulai muncul keluar kemudian gigi tetap

yang akan bererupsi mulai muncul keluar kemudian gigi tetap ini akan mencari

arah dicabut, karena kalau tidak dicabut karena kalau tidak dicabut akan

menimbulkan maloklusi pada gigi penggantiannya.

6. Bentuk gigi tetap tidak normal

Bentuk gigi tetap tidak normal.maksudnya bentuknya gigi tidak teratur

yaitu ada yang besar dan ada yang kecil. Jika gigi yang tumbuh besar dan

rahangnya kecil maka gigi tumbuh berdesakan, kemudian apabila gigi yang

tumbuh kecil rahangnya besar maka akan mengakibatkan gigi tersusun diastema. .

(Houston, W. J. B,1989)

7. Kebiasaan-kebiasaan buruk.

Ini biasanya terjadi pada masa pertumbuhan dan biasanya ini sulit sekali

dihindari, kebiasakan buruk itu antara lain :

Menghisap jari

12

Page 13: BAB I orth kel.c

Kebiasaan ini biasanya erjadi pada seseorang anak yang disebabkan oleh

adanya rasa tidak puas, karena anak mendapatkan makanan atau minuman

yangselalu terlambat atau anak sering dimarahi orang tuanya , sehingga

mencari kompensasi lain seperti mengisap jari. Akibat yang ditumbulkan

adalah timbulnya tekanan pada daerah palatum bagian anterior sehingga

merangsang pertumbuhan prosesus alveolaris ke anterior sehingga akan

mengakibatkan inklinasi daripada gigi insisi condong kedepan (labial atau

protusif). Kebiasaan menghisap jari ini juga dapat mengakibatkan

berbagai maloklusi, yaitu klas I Angle dengan open bite, maloklusi klas II

Angle divisi 1, dan klas III Angle dimana mandibulatertarik kedepan oleh

jari-jari yang dihisap. (Salzman, J. A, 1957)

Kebiasaan meletakkan lidah di antara gigi rahang atas dan gigi rahang

bawah.

Hal ini diakibatkan oleh karena penderita mempunyai kebiasaan menelan

yang salah. Juga dapat terjadi akibat adanya kelainan dari lidahnya

sendiri, misalnya terjadi makroglosi sehingga gigi terdorong ke anterior.

(Salzman, J. A, 1957)

Menggigit pensil atau membuka jepit rambut dengan gigi.

Terkadang anak-anak di saat belajar mempunyai kebiasaan menggigit

pensil atau pulpen, hal ini dapat menyebabkan gigi yang dipakai

menggigit tadi akan keluar dari lengkung gigi yang benar. Juga dapat

terlihat terjadinya keausan pada salah satu gigi anterior yang sering

terkena benda keras tersebut sehingga menyebabkan terjadi rotasi atau

labioversi gigi tersebut. Keadaan yang sama bisa terjadi pada keadaan

menggigit kuku. .(Houston, W. J. B,1989)Bila kita melihat pasien dengan

pada salah satu gigi anterior yang sering terjadi rotasi atau labioversi gigi

tersebut. Maka kita bisa menerka secara langsung penyebabnya ialah

pasien senang menggigit benda keras. .(Houston, W. J. B,1989)

13

Page 14: BAB I orth kel.c

Kebiasaan ngedot yang sulit dihentikan, misalnya sampai usia Sekolah

Dasar masih ngedot, hal ini cenderung akan mempengaruhi bentuk rahang

si anak. Susu dari botol yang diminum oleh bayi melaui cara mengisap ini

kan memproduksi akibat yang negative yaitu dapat mengkerutkan pipi dan

menekan rahang. Kemudian efek dari hal tersebut akan mengakibatkan

rahang atas tertarik kedepan, membuat tinggi palatum dan septum nasal

dan dapat mengakibatkan pengurangan ukuran lateral dari palatum. .

(Houston, W. J. B,1989)

Kebiasaan bernafas melalui mulut.

Hal ini umumnya disebabkan oleh karena :

a. Anomali dari perkembangan dan morfologi pernapasan melalui hidung.

b. Infeksi, tumor pada hidung serta terjadi polip.

c. Terjadi trauma pada hidung.

d. Kurangnya udara yang masuk melalui hidung membuat penting untuk

bernapas melalui mulut.

e. Faktor genetik.

Karena faktor-faktor diatas maka pasien berusaha untuk mendapatkan

udara semaksimal mungkin melalui mulut. Akibatnya pertumbuhan sinus

maksilaris ke arah lateral terganggu sedang kearah anterior tidak terganggu

dan terlihat palatum menjadi tinggi dan sempit, mukosa mulut menjadi

kering dan gigi anterior menjadi protusif. Pengaruh ini biasanya terjadi

pada rahang atas dan mempengaruhi pertumbuhan otot-otot. Yaitu terlihat

jelas pada pasien dengan klasifikasi Angle kals II divisi 1.

cara menelan yang salah.

Akibat dari umumnya menimbulkan kebiasaan mendorong dengan

lidah sehingga terlihat pada gigi pasien adalah labioversi dan

kadang-kadang terjadi openbite.

14

Page 15: BAB I orth kel.c

Kebiasaan menggigit bibir

Umumnya terjadi akibat defek psikologis pada seseorang anak

sehingga ia mencari suatu kompensasi lain yaitu denan menggigit

bibir atas atau bawah. Akibat dari menggigit bibir atas yaitu maka

terlihat pada gigi incisive condong kelabial. Akibat menggigit

bibirbawah maka terlihat gigi rahang atas condong kelabial.

2.9.Dampak Negatif yang dapat terjadi bila seseorang menderita Crowding Teeth

Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan karena gigi berdesakan antara lain,

yaitu :

1. Menimbulkan cacat muka, sehingga estetik jelek dan dapat mengakibatkan

rasa rendah diri dan percaya diri berkurang.

2. Kesehatan gigi dan mulut akan terganggu, misalnya : suatu keadaan gigi yang

berjejal-jejal akan memudahkan terjadinya suatu impaksi dari sisa makanan

sehingga makanan sehingga akan menimbulkan karies gigi.

3. Fungsi pendengaran bisa mendapat gangguan. Misalnya : pada oklusi yang

dagunya dimajukan kedepan, apabila gigitan dilakukan terus-menerus akan

menimbulkan gangguan sendi rahang, hal ini mengakibatkan fungsi alat

pendengaran terganggu.

4. Fungsi pengunyahan dapat terganngu karena terjadi maloklusi jadi terjadi

gangguan pada gigi-gigi yang saling berhubungan.

5. Fungsi bicara dapat terganggu misalnya biasanya pada penderita gigi

berdesakan ini mengalami displsia memang ini tidak terjadi pada semua orang,

jadi jika pasien mengalami dysplasia maka ia akan kesulitan untuk melafalkan

beberapa huruf tertentu. Huruf-huruf itu akan terdengar tidak sejelas apabila

dilalkan orang yang normal

6. Dapat mengakibatkan penyakit periodontal karena penimbunan sisa makanan

dan kesulitan pembersihan.

7. Dapat engakibatka kerusakan pada gigi-gigi.

15

Page 16: BAB I orth kel.c

2.10 Pencegahan Mengenai Gigi Crowding Teeth

Untuk mencegah gigi berdesakan ataupun maloklusi pada pengertian yang

benar, ini akan menjadi suatu hal yang penting untuk memberikan pengetahuan

tentang pengertian faktor etiologi dari maloklusi serta crowding teeth tersebut. Selain

itu kesadaran, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang tentang faktor genetic yang

terjadi pada keluarga besar sebelumnya juga dapat dijadikan acuan untuk mengontrol

pertumbuhan serta perkembangan dan fungsi-fungsi organ pada saat Prenatal,

kongenital maupun post natal agar terhindar dari sesuatu yang tidak

diinginkan.Dengan kata lain untuk mencegah terjadinya kelainan-kelainan yang tidak

diharapkan.

Kemudian pengawasan terhadap kebiasaan anak-anak juga penting untuk

diamati, khususnya bagi para orang tua harus dapat menontrol dan mengawasi

lingkungan dimana anak-anaknya tumbuh. Kewajiban orangtua untuk memperhatikan

anaknya untuk tidak melakukan kebiasaan buruk juga mendukung pencegahan

terjadinya maloklusi maupun gigi berdesakan. Karena maloklusi dan gigi berdesakan

ini dapat dicegah sebelum terjadi. (Hambali, Tono, 1986).

2.11 Cara Perawatan Crowding Teeth

Perawatan Crowding teeth tidak lepas dari perawatan ortodonsi. Perawatan

orthodonsi ini menggunakan semacam kawat. Kawat ortodonsi ini adalah suatu alat

atau piranti yang digunakan untuk memperbaiki susunan gigi yang crowded, sesak,

atau tidak teratur, agar didapatkan susunan gigi yang baik atau normal kembali.

Tujuan perawatan ortodonsi adalah untuk mendapatkan oklusi (hubungan antara gigi-

gigi di rahang atas dan rahang bawah) yang tepat atau baik, yang sehat secara

fungsional, estetik memuaskan dan stabil.Perawatan orthodonti ini pastinya

menggunakan alat –alat (pesawat) yang mendukung prosesnya agar berjalan lancar.

16

Page 17: BAB I orth kel.c

Macam-macam pesawat orthodonti dapat dilakukan dengan menggunakan dua

macam alat :

1. Pesawat lepasan (removable appliance) terdiri dari pelat akrilik dengan kawat

retensi (cangkolan) serta spring-spring dan kadang-kadang dilenkapi dengan

sekrup.

2. Pesawat tetap (fixed appliance), tidak seperti halnya pesawat lepasan dapat dibuka

atau dilepas oleh pasien, pesawat tetap tidak dapat dilepas atau dipasang sendiri

oleh pasien tetapi harus oleh operator atau dokter gigi. Pemasangan pesawat tetap

ini tidak dapat dilakukan oleh semua dokter gigi kecuali oleh dokter gigi yang

telah mendapatkan pendidikan khusus dibidang “Fixed appliance”. Alat ini

popular dipakai diamerika dan dijepang. (Hambali, Tono, 1986)

Pesawat ortodonti tetap ini terdiri atas :

a. Band yang bersifat stainless teel yang dilekatkan pada masing-masing gigi dan

dipatri. Melekatnya pada gigi adalah dengan cara disemen pada setiap gigi

b. “brecket”, alat ini ditempelkan pada Band dengan cara disolder yang gunanya

adalah dilewati oleh kawat labial atau dengan yang lebih kecil.

c. Kawat yang dilengkungkan dengan ideal yang dinamakan busur labial. Sifat

kawat ini elastic sehingga menimbulkan tekanan terhadap gigi yang malposisi.

(Hambali, Tono, 1986)

Selain perawatan orthodonsi menghilangkan crowding teeth ini juga bisa

dengan cara pencabutan yang disebut pencabutan serial. Pencabutan serial

merupakan teknik dimana dengan mencabut gigi susu dan gigi tetap tertentu (pada

waktu tertentu) dapat mengurangi crowding dengan mmanfaatkan pergerakan gigi

spontan sehingga tidak diperlukan perawatan ortho. Prosedur keseluruhan harus

dibatasi pada maloklusi kelas 1 dengan crowding dan seluruh gigi ada, sehat serta

berada dalam posisi menguntungkan. .(Houston, W. J. B,1989)

Selain pencabutan serial dilakukan perlu tetap diingat bahwa pemeriksaan

yang menyeluruh telah dilakukan pada setiap tahap untuk memastikan bahwa cara

ini masih merupakan rencana yang tepat untuk pasien.

17

Page 18: BAB I orth kel.c

Tetapi cara ini masih mempunyai banyak kekurangan :

1. Anak harus menghadapi cabut gigi berapa kali.

2. Kaninus bawah tetap dapat tumbuh terlebih dahulu daripada premolar

pertama sehingga menjadi impaksi antara kaninus dan molar kedua susu,

hal ini menyebabkan kesulitan dalam pencabutan. .(Houston, W. J.

B,1989)

18

Page 19: BAB I orth kel.c

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

A. Seri Ekstraksi Seri Ekstraksi adalah pencabutan gigi yang terencana dan berurutan pada waktu

tertentu saat masa geligigi campuran.

Tindakan ini disebut seri ekstraksi karena secara garis besar dilakukan pencabutan

gigi sulung dan kemudian dilakukan pencabutan gigi permanen dan diakhiri dengan

terapi mekanik.

Tujuan seri ekstraksi adalah untuk meghilangkan gigi yang berdesakan, menuntun

dan mengontrol erupsi gigi-gigi permanen dalam lengkung rahang dan untuk

mencegah agar tidak terjadi maloklusi pada gigi permanen.

B. Crowding Teeth

Crowding secara umum dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana terjadi

disproporsi antara ukuran gigi dan ukuran rahang dan bentuk lengkung..

Ada banyak faktor yang mendukung terjadinya crowding teeth yaitu :

a. Penyebab tidak langsung

b. Penyebab langsung

Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan karena gigi berdesakan antara lain, yaitu :

Menimbulkan cacat muka, sehingga estetik jelek dan dapat mengakibatkan rasa

rendah diri dan percaya diri berkurang

Untuk mencegah terjadinya gigi berdesakan adalah dengan cara menghilangkan

etiologi penyebeb gigi berdesakan tersebut.

Perawatan Crowding teeth tidak lepas dari perawatan ortodonsi. Perawatan

orthodonsi ini menggunakan semacam kawat. Kawat ortodonsi ini adalah suatu alat

atau piranti yang digunakan untuk memperbaiki susunan gigi yang crowded, sesak,

atau tidak teratur, agar didapatkan susunan gigi yang baik atau normal kembali.

19

Page 20: BAB I orth kel.c

3.2.Saran

Dengan selesainya makalah ini merupakan tanggung jawab kami sebagai

mahasiswa FKG Baiturrahmah untuk dapat mengambil dan menyerap yang ada dalam

makalah ini. Mungkin dengan adanya makalah ini dapat membantu penulis serta teman-

teman untuk bisa membangun di masa yang mendatang. Dalam pembuatan makalah ini

pasti masih banyak kekurangannya, Maka dari pada itu penulis memohon dan meminta

agar pembaca dapat mengkritik dan memberi saran dalam Makalah ini. Agar Makalah ini

bermanfaat bagi pembaca dan dapat membantu dalam pembangunan di masa yang

mendatang.

3.3.Hambatan

Dalam penyelesaian Makalah ini penulis mendapatkan banyak hambatan, yaitu :

1. Terkendala dalam mencari data.

2. Susahnya mencari waktu yang tepat untuk diskusi bersama.

20

Page 21: BAB I orth kel.c

DAFTAR PUSTAKA

Koesomahardjo, Hamilah.1995. Survey Pelaksanaan Pencegahan Maloklusi Oleh

Kesehatan Gigi Sekolah DKI Jakarta. Journal of the Indonesian dental association.

Hal 55-61

Prijatmoko, Dwi, dkk.2002. Pertumbuhan Dan Perkembangan Kompleks

Kraniofasial. (Cetakan I). Jember : fakultas kedokteran gigi press universitas jember

Andlaw, R. J. 1992. Perawatan Gigi Anak. Jakarta : Widya Medika.

Hambali, Tono.1986. Diktat Kuliah Orthodonti II Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Padjajaran. Bandung : YABINA FKG UNPAD

http://itakurnia.blogspot.com

http://www.dentalarticles.com

http://en.wikipedia.org/wiki/Malocclusion.com

http://www.orthodonticslimited.com

21