46
I. JARINGAN I.1. PENDAHULUAN Telekomunikasi listrik diawali oleh Wheatstone dan Morse yang pada tahun 1837 secara independent berhasil dalam eksperimennya mewujudkan sistem Telegrap, diikuti oleh sentral telepon pertama yang muncul pada tahun 1878 di New Haven Connecticut USA, sebagai pengembangan telepon yang ditemukan Alexander Grahan Bell di tahun 1876. Semenjak saat itu jaringan telekomunikasi terus berkembang seiring dengan teknologi serta bentuk layanan jasa yang ditawarkannya, yang secara lebih jelas terlihat pada tabel I.1, dimana perkembangan yang pesat mulai berlangsung diawal tahun 1990’an. Tabel I.1. Perkembangan Teknik Telekomunikasi 1870 1970 1990 2000 Pocket phones Voice Recognition Digital End to End Services Personal Service Profiles Digital Mobile Comm. Home Banking Satelite Bussiness Telcom. Cashless Calling Personal Communication Supplementary Serv. Virtual Private Systems Voice Bank International Paging Televisio n Cell Phone Skyphone Radiophon e Messaging Teleworking Telex Datel Telemail Teleshopping

BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bahan Buat Mahasiswa Semester 4

Citation preview

Page 1: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

I. JARINGAN

I.1. PENDAHULUAN

Telekomunikasi listrik diawali oleh Wheatstone dan Morse yang pada tahun 1837 secara independent berhasil dalam eksperimennya mewujudkan sistem Telegrap, diikuti oleh sentral telepon pertama yang muncul pada tahun 1878 di New Haven Connecticut USA, sebagai pengembangan telepon yang ditemukan Alexander Grahan Bell di tahun 1876.Semenjak saat itu jaringan telekomunikasi terus berkembang seiring dengan teknologi serta bentuk layanan jasa yang ditawarkannya, yang secara lebih jelas terlihat pada tabel I.1, dimana perkembangan yang pesat mulai berlangsung diawal tahun 1990’an.

Tabel I.1. Perkembangan Teknik Telekomunikasi

1870 1970 1990 2000Pocket phonesVoice RecognitionDigital End to End ServicesPersonal Service ProfilesDigital Mobile Comm.

Home Banking Satelite Bussiness Telcom.Cashless Calling Personal CommunicationSupplementary Serv.

Virtual Private Systems

Voice Bank International PagingTelevision Cell Phone SkyphoneRadiophone Messaging Teleworking

Telex Datel Telemail TeleshoppingTelegraphy Telephony Facsimile Telex Home Newspaper Home Banking

Telegraphy Telephony Facsimile Colour Fax Cashless CallingTelegraphy Telephone Telemetry Supplementart Service

Telegraphy Telecommand Voice BankingEnhanced data Cell Phone Television MessagingRadiophone TelemailDatel Home NewspaperTelex* Colour FaxFacsimile TelemetryTelephony Telecommand/TelecontrolTelegraphy Enhanced data

TelevisionRadiophoneData TelecommunicationFacsimile

Page 2: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Gbr. I.1. : Pengembangan Teknology komunikasi yang menuju era Information Network System / Sistem Jaringan Berdasarkan

Studi Kasus di Jepang

Bagan pohon pada gbr. I.1. memperlihatkan tahapan proses penggabungan jaringan telekomunikasi menuju era Sistem Jaringan Informasi Terpadu (Information Network System), yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Bentuk dasar sinyal informasi : s.telepon, telex, data, telegrap, facs, video. Jumlah pelanggan dari setiap jenis informasi tersebut sebanding dengan

besarnya cabang / dahan / ranting dari bagan pohon tersebut. Jumlah pelanggan paling besar dimiliki oleh komunikasi telepon.Disekitar tahun 1985 jaringan telax dan data melebur jadi satu, disusul oleh jaringan telegrap dan selanjutnya jaringan facsimile menyusul bergabung pada tahun 1990.Diakhir tahun 1995 jaringan gabungan ini berintegrasi lagi dengan jaringan telepon, membentuk jaringan telepon sebagai tulang punggung (back bone network) dari semua sinyal informasi.

I.2. KONFIGURASI JARINGAN

TELEPON

TELEX

DATA

TELEGRAP

FACSIMILE

VIDEO

1981 1983 1985 1990 1995 2000

Page 3: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Gbr. I.2. : Konfigurasi jaringan secara teoritis :(a) Mesh (b) Bush (c) Ring (d) Star (e) Tree

Hubungan komunikasi antara 2 pelanggan dari sentral yang berbeda dapat terjadi bila diantara ke-2 sentral S dimaksud tersedia jaringan komunikasi yang punya alternatif konfigurasi seperti terlihat pada gbr I.2, yakni :

1. MESH / MATAJALAJaringan ini mempunyai sifat khusus / karakteristik sbb :a. Setiap pelanggan terhubung langsung ke pelanggan lainnya.b. Setiap potongan saluran mempunyai kualitas yang sama.c. Jika jumlah pelanggan adalah n, maka :

Setiap pelanggan butuh (n – 1) potongan saluran agar terhubung ke pelanggan lainnya.

Jumlah potongan saluran N = ½ n (n – 1)d. Untuk jumlah n yang besar, konfigurasi ini tidak ekonomis.

Page 4: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Misal bila jumlah pelanggan adalah n = 10.000, berarti jumlah potongan saluran yang dibutuhkan :N = ½ n (n – 1) = 500 (9999) = 49.999.5000 ≈ 50 juta potongan saluran.

2. BUS dan RINGJaringan ini mempunyai sifat khusus / karakteristik sebagai berikut :a. Hanya terdapat satu saluran penghubungb. Setiap pelanggan terhubung langsung ke saluran penghubungc. Setiap saat hanya satu pasang pelanggan yang dapat berkomunikasi.d. Konfigurasi ini paling ekonomise. Ditinjau dari komunikasi telepon secara normal dimana dalam waktu

bersamaan sejumlah pasang pelanggan bisa berhubungan, maka konfigurasi ini tidaklah memenuhi syarat.

f. Konfigurasi ini hanya cocok untuk Local Area Network yang melayani transmisi data jarak dekat.

3. STAR / BINTANGJaringan ini mempunyai sifat khusus / karakteristik sebagai berikut :a. Setiap pelanggan terhubung ke Pusat Switching (Switching Centre)b. Tergantung kemampuan Switching Centre, maka sejumlah pasangan

pelanggan dapat berkomunikasi dalam waktu bersamaan.c. Bila terdapat n pelanggan, maka jumlah potongan saluran N = n.d. Konfigurasi ini lebih ekonomis dibanding dengan Mesh Network (tanpa

menghitung biaya pengadaan Switching Centre)e. Untuk jumlah pelanggan n yg besar, biaya investasi masih tetap tinggi.

4. TREESifat khusus/karakteristik konfigurasi jaringan pohon sebagaimana terlihat pada gbr. I.2.e. adalah sbb :a. Jaringan terdiri atas beberapa kelompok jaringan kecil yg membawahi

sejumlah pelanggan.b. Setiap kelompok jaringan kecil dilayani oleh satu switching centre /

exchange sehingga untuk n buah sentral / exchange dibutuhkan (n – 1) potongan saluran.

c. Kualitas dari potongan saluran haruslah semakin baik bila tingkatannya, semakin tinggi, disebabkan beban trafiknya yang semakin besar.

d. Untuk n jumlah sentral yang sama, konfigurasi jaringan bintang butuh jumlah potongan saluran yang lebih sedikit dibanding dengan konfigurasi matajala. Buat contoh sendiri.

Page 5: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Gbr. I.3. : Pembagian wilayah sentral dari single exchange menjadi multi exchange

Keterangan : Bertambahnya pelanggan menyebabkan jumlah potongan saluran juga meningkat, sehingga jaringan star (bintang) tidak lagi ekonomis. Investasi saluran pelanggan bisa ditekan bila jaringan dibagi atas beberapa kelompok jaringan bintang yg kecil yang masing-masing dilayani oleh suatu exchange, sebagaimana terlihat pd gbr I.3.Selanjutnya pelanggan yang berada dalam exchange yang berbeda dapat saling berhubungan bila kedua exchange tersebut dihubungkan oleh junction seperti terlihat pada gbr I.4.

Gbr. I.4. : Junction sebagai penghubung antar sentral

Untuk exchange yang berjumlah besar, akan terbentuk junction network sebagai jaringan penghubung antar sentral, dimana junction network ini dapat berupa konfigurasi mesh / star ataupun kombinasi dari keduanya dan untuk jumlah n yg besar, maka investasi dapat ditekan dengan tandem exchange sebagaimana terlihat pada gbr. I.5.

Page 6: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Pada Gbr I.5. terdapat 9 Local Exchange dan 1 Tandem Exchange dengan konfigurasi kombinasi matajala dan bintang memperlihatkan bhw hubungan pembicaraan antar 2 pelanggan dari sentral yang berbeda berlangsung melalui : Tandem exchange bila trafik antar sentral relatif kecil. Lintasan langsung bila trafik antar sentral relatif besar.

Gbr. I.5. : Junction network suatu Multi Exchange Area yang dilengkapi Tandem Exchange T.

I.3. KONFIGURASI JARINGAN EKONOMIS

Gbr. I.6. : Biaya jaringan sebagai fungsi dari jumlah pelanggan

Page 7: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Konfigurasi jaringan yang ekonomis tergantung pada jumlah exchange yang dilayani, yang secara grafis dijelaskan pada gbr. I.6.Dari gbr. I.6. terlihat bahwa semakin banyak jumlah exchange maka :a. Biaya pengadaan exchange akan meningkatb. Biaya pengadaan junction akan meningkatc. Biaya pengadaan saluran pelanggan akan menurun.Akumulasi dari ketiganya akan menentukan total biaya yang dibutuhkan bagi pengadaan jaringan yang merupakan superposisi ketiga kurva sebagaimana terlihat pada gambar I.6.

I.4. HIRARKI JARINGAN TELEKOMUNIKASI NASIONAL

Gbr. I.7. Jaringan Telekomunikasi Nasional secara ideal

INTERNATIONALNERWORK

TRUNK NETWORK

LOCAL NETWORK

SATELLITE LINKS

SUBMARINE CABLES

International Tandem Exchange

National Tandem Exchange

Regional Tandem Exchange

Local Tandem Exchange

Local Exchage

Page 8: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Secara ideal Jaringan Telekomunikasi Nasional mempunyai hirarki :1. Local Network / Jaringan Lokal

Dari gbr I.7 terlihat bahwa jaringan lokal adalah saluran penghubung antar pelanggan dgn Local Exchange atau Local tandem Exchange.

Jaringan lokal ini biasa juga disebut jaringan distribusi / pelanggan.

2. Trunk Network / Toll Network Trunk Network adalah jaringan yang berfungsi untuk melayani hubungan

jarak jauh antar Locak Area disuatu wilayah negara. Pada Gbr I.7 terlihat bhw Trunk Network ini berada diantara Local Tandem Exchange dengan National Tandem Exchange.3. International Network

Jaringan yang menyediakan Sambungan Langsung International (SLI),shg sehingga memungkinkan pelanggan suatu Local Exchange utk melakukan hubungan international ke negara manapun. Jaringan ini berada diatas hirarki Gateway Exchange International.Beberapa hal yang perlu diperhatikan disini :1. Beberapa istilah yg digunakan dalam pembahasan hirarki jaringan ini dpt dilihat sebagaimana terlihat pada tabel I.2.

Tabel I.2. Perbandingan istilah dalam hirarki jaringanNo Amerika Utara Inggeris1. Customers’ loop Local Network Access Network2. Central Office Exchange3. End Office Local Exchange4. Inter Office Trunk Junction5. Junctor Trunk6. Toll Office Trunk Exchange7. Toll Network Trunk Network

2. Secara teoritis terlihat bahwa jaringan telekomunikasi nasional merupakan Tree Network / Jaringan pohon. Jumlah potongan saluran N yg dibutuhkan oleh konfigurasi Tree Network dapat ditentukan dengan pemisalan jika :

International Gateway Exch. membawahi p National Tandem Exch. Tiap National Tandem Exch. membawahi q Regional Tandem Exch. Tiap Regional Tandem Exch. membawahi r Local Tandem Exch. Tiap Local Tandem Exch. membawahi s Local Exch.Maka jumlah potongan saluran :

N = p + pq + pqr + pqrs

3. Pesawat pelanggan dalam suatu jaringan komunikasi dapat berupa :

Page 9: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Pesawat telepon tetap / mobile, facs atau PC. Pesawat telepon ekstention dengan PBX (Private Branch Exch,) yang

mempunyai saluran intern untuk melayani pelanggan intern dalam jumlah tertentu sebagaimana terlihat pada gbr. I.8.a.

Local Area Network (LAN) yang terhubung ke jaringan data seperti diperlihatkan pada gbr. I.8.b.

Gbr. I.8. Suatu Local Exchange dengan pelanggan berupa :(a) PBAX (b) LAN

I.5. MACAM SALURAN PADA JARINGAN LOKAL

Jaringan lokal yg merupakan penghubung terminal/pesawat telpon pelanggan dengan Local Exchange seperti terlihat pada gbr I.9. terdiri dari :

1. Jaringan Lokal Akses Tembaga (jarlokat)2. Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (jarlokaf)3. Jaringan Lokal Akses Radio (jarlokar)

LOCAL EXCHANGE PABX

Pesawat telepon tetap Pesawat telepon extension

LOCAL EXCHANGE PROVIDER

Pesawat telepon tetap Terminal Data / PC

a.

b.

LOCALEXCHANGE

Page 10: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Gbr. I.9. Macam saluran pada jaringan suatu Local Exchange

I.6. JARINGAN LOKAL : SINGLE EXCHANGE AREA

Sentral lokal Sungguminasa (MS5 SNS) dipilih sebagai contoh realisasi suatu jaringan lokal single exchange sebagaimana yang terlihat pada gambar I.10.

Gbr. I.10. Jaringan lokal Sentral Sungguminasa (MS5 SMS) sebagai contoh jaringan lokal single exchange.1.6.1. JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA

JARLOKAF JARLOKAR JARLOKAT

JARLOKAT JARLOKAF JARLOKAR

2

3

4

5

6

7

8

9

MS5 SNS 1 10 13

11

12

7

9

14

15

15

14

Main Distribution FrameKabel primerRumah KabelKabel sekunderDistribution PointSaluran penanggalTerminal PembatasSaluran rumahPesawat telponOptical LineTerminal Equipment (OLTE)Passive SplitterOptical Network Unit (ONU)Central Office Terminal (COT)DemuxTransceiver (Tx-Rx)

Page 11: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Jarlokat adalah suatu bentuk jaringan akses yang konfigurasinya seperti terlihat pada gbr. 1.10 terdiri dari :

1. Main Distribution Frame (MDF)2. Kabel primer3. Rumah kabel (RK)4. Kabel sekunder5. Kotak pembagi / Distribution Point (DP)6. Saluran Penanggal7. Terminal Batas8. Kabel rumah9. Terminal pelanggan

Berdasar kemampuannya maka Jarlokat dibedakan atas :1. Jarlokat Murni

Dalam operasionalnya jarlokat murni ini tidak menggunakan tambahan Perangkat aktif.2. Jarlokat tidak murni

Untuk meningkatkan kemampuan / kapasitasnya maka jarlokat tidak murni dilengkapi dengan perangkat tambahan, sehingga satu pair kabel dapat

digunakan oleh beberapa sambungan terminal telepon/data sehingga unjuk kerja perangkat / saluran menjadi lebih baik.

1.6.2. JARINGAN LOKAL AKSES FIBER

Sebagaimana terlihat pada Gbr. 1.10, jarlokat mempunyai perangkat sbb :1. Optical Line Terminal Equipment (OLTE)2. Passive Splitter (PS)3. Optical Network Unit (ONU)4. Kabel serat optik yang menghubungkan OLTE – PS – ONU5. Terminal pelanggan6. Kabel akses tembaga menghubungkan ONU dgn terminal pelanggan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :1. Mengingat kapasitas kanalnya yang besar serta masih mahalnya investasi

jarlokaf, maka dalam aplikasinya jarlokaf sampai saat ini masih selalu dikombinasikan dengan jarlokat.

2. Karena jarlokaf terdpt diantara OLTE dan ONU, maka sesuai penempatan ONU aplikasi jarlokaf punya punya 2 kemungkinan, yaitu : Sebagai kabel primer, bila ONU ditempatkan di tahap RK.

Page 12: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Dengan cara ini maka dari RK sampai ke pesawat / terminal pelanggan digunakan saluran tembaga.

Sebagai kabel primer dan kabel sekunder, bila ONU ditempatkan ditahap DP.Dengan cara ini maka dari DP sampai ke terminal / pesawat pelanggan digunakan saluran tembaga.

I.6.3. JARINGAN AKSES RADIO

Sabagaimana terlihat pada gbr. I.10, jarlokar mempunyai perangkat sbb :1. Pada pihak Sentral terdiri dari :

Multiplexer – Demultiplexer Transceiver

2. Pada pihak pelanggan terdiri dari : Transceiver Multiplexer – Demultiplexer

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan Jarlokar adalah :1. Pemanfaatan jarlokar terutama untuk mengatasi :

Medan / kondisi lapangan yang berat untuk menggelar saluran fisis Kebutuhan yang mendesak

2. Berdasar jarak jangkau dan kapasitas kanalnya, jarlokar dibedakan atas : Jarak jangkau ≤ 5 km, contohnya Wireless Local Loop. Jarak jangkau ≤ 25 km, contohnya Telekomunikasi Pedesaan Jarak jangkau ≤ 40 km, contoh Ultraphone.

3. Frekuensi kerja bervariasi tergantung model dari jarlokar yang digunakan : Telekomunikasi Pedesaan : frekuensi (1,5 – 1,6) GHz Ultraphone : frekuensi (350 – 360) MHz.

I.7. JARINGAN LOKAL MULTI EXCHANGE AREA (MEA) TANPA

Page 13: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

TANDEM EXCHANGE

Sebagai contoh dipilih MEA Makassar seperti terlihat pada gbr. I.11.

Gbr. I.11. Jaringan lokal Multi Exchange Area (MEA) Makassar

Penjelasan :1. Local Exchange / Sentral Lokal pada jaringan MEA Makassar

a. Host sebanyak 3 buah yakni : MS1 Balaikota MS2 Mattoangin MS3 Panakkukang

b. Remote Digital Line Unit (RDLU) sebanyak 7 buah yakni : MS4 Kima MS5 Sungguminasa MS6 Antang MS7 Tamalanrea

2. Sesuai kebutuhannya maka beberapa junction antar Host merupakan kombinasi dari saluran fisis dan radio link. Hal ini selain berdasar

MS-6ANTANG

MS-8SUDIANG

MS-4KIMA

MS-7TAMALANREA

MS-5SUNGGUMINASA

STOMALINO

STOMAROS

Trunk

Host

RDLU

Jarlokat

Jarlokaf

Jarlokar

MS-1BALAIKOT

A

MS-2MATTOAN

GINMS-3

PANAKKUKANG

MAKASSAR TRUNK

MS8 Sudiang STO Maros STO Malino

Page 14: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

pertimbangan kebutuhan, juga pertimbangan back-up mempertahankan keandalan hubungan komunikasi.3. Dari gbr. I.11. terlihat bahwa junction yang terdapat dalam jaringan MEA

Makassar : a. Saluran fisis koaxial menghubungkan Host MS1 dan Mks Trunk MST

b. Radio link yang menghubungkan : RDLU Maros dengan Host MS1RDLU Malino dengan Host MS4

c. Saluran fisis serat optik digunakan untuk menghubungkan : Antar Host :

MS1 dan MS2, MS1 dan MS3, MS1 dan MS4MS2 dan MS3, MS2 dan MS4MS3 dan MS4

Host dengan RDLU :MS2 dengan RDLU-nya : MS5MS3 dengan RDLU-nya : MS6, MS7 dan MS8.

4. Semua Host terhubung ke MST guna melayani sambungan SLJJ / SLI.5. Semua RDLU terhubung ke MST melalui Host-nya masing-masing.

I.8. JARINGAN LOKAL MULTI EXCHANGE AREA (MEA) DENGAN TANDEM EXCHANGE

Sebagai contoh dipilih MEA Bandung seperti yang terlihat pada gbr. I.12, terdapat 32 sentral dengan pembagian fungsi sbb :1. Terdapat 3 Tandem Exchange yg sekaligus juga berfungsi sbg Host,yakni:

Barat TD, Sentrum TD dan Timur TD.3. Disamping 3 Host yang berfungsi sebagai Tandem Exchange, terdapat 10

Host yang murni tanpa berfungsi ganda yakni :(Barat TD), Cimahi 1C, Batujajar, (Sentrum TD), Sentrum 1C, Kopo,

Tegalega,Turangga, Dago, (Timur TD), Cijaura, Ujungberung, Majalaya.3. Terdapat 9 RDLU yakni :

Cikalong Wetan, Gunung Halu, Padalarang 1B, Soreang, Ciwidey, Pangelangan, Hegarmanah, Cisarua dan Lembang.4. Terdapat 9 RSM yakni :

Padalarang 1C, Cililin Timur, Nanjung, Rancaekek, Gegerkalong, Cicalengka, Banjaran dan Tanjungsari.5. Terdapat 1 RISLU yakni : Cipatat.

DagoHegarmanahCisarua Lembang

Cijaura

TegalegaPangalengan

KopoSoreangCiwidey

CimahiBatujajarCikalong WtnNanjungCipatatG.HaluP.LarangCililin

Turangga

Sentrum 1CG.Kalong

RancaekekCicalengkaBanjaranTanjungsariMajalaya

Sentrum 1C

U.Berung

Rancaekek

TIMUR TANDEMTMRTND

BARAT TANDEMBRTTND Sentrum Tandem

SNTTND

DagoT.LegaKopo 1ACimahi 1C

RSMGGK

B.Jajar

RSM TMR

RSM RCK

Page 15: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Gbr. I.12. MEA Bandung sebagai jaringan lokal dengan Tandem Exchange

Lintasan hubungan dalam MEA Bandung dapat dijelaskan sbb :1. Antar Tandem Exchange terdapat hubungan secara langsung2. Pelanggan yang berada dibawah RDLU / RSM / RISLU yang sama dapat

berhubungan langsung melalui RDLU / RSM / RISLU tersebut.3. Pelanggan yang berada dibawah RDLU / RSM / RISLU yang beda tapi berada dibawah Host yg sama dapat berhubungan melalui Host tersebut.4. Pelanggan yang berada dibawah RDLU / RSM / RISLU dan Host yg beda dapat berhubungan melalui Tandem Exchange-nya.

Catatan : Hitung jumlah potongan saluran yang dibutuhkan bila konfigurasi MEA Bandung tersebut :

Tanpa Tandem Exchange Dengan Tandem Exchange

Page 16: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Gbr. I.12. MEA Bandung sebagai jaringan lokal dgn Tandem Exchange ( lama )

I.9. JARINGAN TRUNK DAERAH TELEKOMUNIKASI MAKASSAR

CimahiBatujajarCikalong WetanNanjung

CIMAHI 1C

B.JAJAR

KOPO 1A SENTRUM 1CTURANGAT.LEGA DAGO CIJAURA U.BERUNG R.EKEK

Sentrum TDSNTTD

Barat TDBRTTD

Timur TDTMRTD

RSMGGK

RSMTMR

RSMRCK

CipatatG. HaluP.larang 1CCililin

KopoSoreangCiwidey

Sentrum 1CGeger KalongTegalega

Pangalengan

DagoHegarmanahCisaruaLembang

RancaekekCicalengkaBanjaranTanjungsariMajalaya

Page 17: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Gbr. I.13. Jaringan DATEL MAKASSAR sebagai jaringan Trunk

Sebagai contoh kasus untuk pembahasan jaringan trunk dipilih jaringan Daerah Telekomunikasi Makassar sebagaimana terlihat pada gbr. I.13.

Penjelasan :1. Diluar MEA Makassar terdapat 8 LE dan 1 RDLU (?) yang berada dibawah

koordinasi Makassar trunk MST yakni :a. LE Watampone (WTP)b. LE Sinjai (SIN)c. LE Selayar (SLY)d. LE Bulukumba (BLK)e. LE Bantaeng (BTN)

Penjelasan :

ANI RESPONDERACCES CODE 12012

EXPRESINDOACODE 20520,20557,20677,20588

TELKOMNET INSTANACCES CODE 080989999

TELKOM SMSACCES CODE 080980000

INDOSATNETACCES CODE 202001

RDLU SIN 2720 SST0482 21-23XXX

V.52 3360 SST0482 242XXXX

PLN CALLCENTREACCES CODE 123

RDLU JNP 2500 SST0419 21-23XXX

V.52 2080 SST0419 242XXXX

TELKOM MEMOACCES CODE 2011,2012

RDLU TKA 3062 SST0418 21-22XXX & 323-324XXX

V.52 3360 SST0418 232XXXX

PERMATA (TELECONFERENCE)ACCES CODE 0411 370XXX

RDLU PKN 3106 SST0410 21-22XXX & 323-324XXX

V.52 6272 SST0410 231XXXX

NANGURANETACCES CODE 202020

RDLU TONASA 398 SST0410 310XXX

RDLU MRS 3608 SST0411 371-374XXX

V.52 3968 SST0481-388XXX

CALLCENTREACCESS CODE 147

RDLU WTP 7374 SST0481 21-28XXX

V.52 3902 SST0481-291XXXX

BALAIKOTAEWSD DE5.2

113C-V1425,234 SST

0411 31-33XXXX

V52 - 5,376 SST15 ONU-28E1

0411 365XXXX

MAKASSARTRUNK

BALAIKOTA

EWSDDE5.1.11

MATTOANGINGEWSD DE5.2

113C-V1428,210 SST

0411 83,85,87XXXX

V52 - 6400 SST16 ONU - 32 E10411 811XXXX

PANAKKUKANGNEAX61 SIGMA

32,360 SST0411 42-45XXXX

V52 - 7,808 SST18 ONU- E1

0411 466XXXX

SIGERISTK1000-200 SST

0410 320XXX

KANTORDIVRE7

TKD-SS10,000 SST

0411 272-273XXXX

VSAT0411 401XXX

VSAT0411 402XXX

KENDARIEWSD DE4-V9

9,486 SST1,530 CCT

0401 32-33XXXX

PAREPAREEWSD DE5-V14

41,856 SST10,080 CCT

N-RLU KIMA 8837 SST0411 51XXXX

V.52 3072 SST0411-472XXXX

N-RLU TAM 14,172 SST0411 58-59XXXX

V.52 3776 SST0481 477XXXX

N-RLU SUD 11,100 SST0411 55XXXX

V.52 4,896 SST0411-481XXXX

N-RLU ANT 7,536 SST0411 49XXXX

V.52 1,472 SST0411-488XXXX

TELKOMNET INSTANACCES CODE

080989999

R-DLU SLY 1,780 SST0414 21-22XXX

V.52 351 SST0414 232XXXX

R-DLU BLK 4,080 SST0413 81-84XXX

V.52 4,384 SST0413 2585-2589XXX

R-DLU BTN 2,580 SST0413 21-23XXX

V.52 1,376 SST0413 2424-2425XXX

R-DLU SNS 25,298 SST0411 84,86,88XXXX

V.52 11,040 SST0411 821-822XXXX

R-DLU MAL 904 SST0417 21XXX

TECCACCES CODE 12077, 12099

MSC FLEXI MSSAMSUNG

501-503XXXX504-505XXXX506-509XXXX

56XXXXX57XXXXX

1E1R2

4E1R2

20

10

4E1-1SDL-BW

4E1R2

9

81

2E1-R2

21E1-2SDL-BW

1E1-R2

23E1-BW

28E1-2SDLBW

36E1-2SDL-BW

1E1-R2

1E1-R2

11E1-BW

21E1-2SDL-BW

15E12SDLBW

23E12SDLBW

36E1-2SDL-BW

2E1-R2

2E1-R2

46E1-2SDL-BW

4E1-1SDL-BW

2E1-R2

15

45

30

30

30

30

15

15

1530 30

15

20

80

15

15

8 DLU-32E1

18 ONU-20E1

4DLU-16E1

4E1-R2

11 ONU-16E1

1E1-R2

1 DLU-2E1

2E1-R2

4 DLU-10E1

12 ONU-32E1

1E1-R2

4DLU-10E1

8 ONU-16E1

4E1-R2

3DLU-12E1

6 ONU-10E1

4 DLU-16E1

12 ONU-14E1

4E1-R2

4E1-1SDL-BW

1E1-R215

7E1-R2

RLU-36E1

6 ONU-24E1

RLU-55E1

10 ONU-32E1

RLU-31E1

9 ONU-41E1

RLU-31E1

5 ONU-7E1

6E1-R2

2 DLU-6E1

1 ONU-2E1

2 DLU-6E1

16 ONU-18E1

2 DLU-6E1

5 ONU-8E1

20 DLU-30E1

24 ONU-60E1

1 DLU-3E1

3E1-R2

POSISI : DESEMBER 2006KONFIGURASI NETWORK KANDATEL MAKASSAR

1E1-R2

f. LE Jeneponto (JNP)g. LE Takalar (TKA)h. LE Pangkep (PKN)i. RDLU (?) Tonasa

Page 18: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

1. Diluar MEA Makassar terdapat 8 LE dan 1 RDLU (?) yang berada dibawah koordinasi Makassar trunk MST yakni :a. LE Watampone (WTP)b. LE Sinjai (SIN)c. LE Selayar (SLY)d. LE Bulukumba (BLK)e. LE Bantaeng (BTN)

2. Sejumlah 8 LE dan 1 RDLU (?) tersebut terhubung ke MST dgn radio link melalui 3 cara yaitu :a. Sejumlah 5 LE terhubung langsung melalui Radio link ke MSTb. Sejumlah 7 LE dan 1 RDLU (?) terhubung dengan radio link ke LE MS1

selanjutnya baru ke MST.c. Khusus LE BTN terhubung dgn radio link ke LE BLK sebelum ke MST.

3. Junction radio link pd DATEL Makassar diluar dari jaringan MEA Makassar dengan demikian adalah :a. MS1 ke LE : SIN, WTP, SLY, BLK, JNP, TKA, PKN, RDLU Tonasab. MST ke LE : SIN, WTP, SLY, BLK, JNPc. LE BLK ke LE BTN

I.10. JARINGAN TRUNK DIVISI REGIONAL VII NANGURA KAMURI

Contoh jaringan trunk ditingkat Regional Tandem Exchange yang disajikan disini adalah jaringan Divre VII sebagaimana yang terlihat pada gbr.I.14 :1. Terdapat 4 Tandem Exchange Trunk yakni : MST, ABT, MOT, DPRT2. Tandem Exchange trunk MST membawahi 6 Datel yakni Palu, Poso, Kendari, Luwuk, Pare-Pare dan Makassar.3. Tandem Exchange Trunk MOT membawahi 2 Datel yakni Manado dan Gorontalo4. Tandem Exchange Trunk ABT mambawahi 9 Datel yakni Sorong, Jayapura, Biak, Manokwari, Merauke, Ternate, Fak-Fak, Tual dan Ambon.5. Tandem Exchange Trunk DPRT membawahi 4 Datel yakni Mataram, Dili,

Kupang dan Denpasar.6. Datel Makassar MS membawahi 13 sentral yakni WTP, SIN, SLY, BLK, BTN, JNP, TKA, PKN, MEA MS (MS1, MS2, MS3, MS4)7. Trunk yang merupakan jaringan penghubung wilayah cakupan Divre VII punya sistem transmisi yang berupa :

a. Transmisi GMD : Antara MST dan MOT Antara MST dan LWK, PSO, PAL, KDI, PRE Antara MO dan GT

f. LE Jeneponto (JNP)g. LE Takalar (TKA)h. LE Pangkep (PKN)i. RDLU (?) Tonasa

Page 19: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Antara DPRT dan MTR, DLIb. Transmisi FO / kabel :

Antara MS ke MST Antara DPR ke DPRT Antara DPRT – DLI Antara MO ke MOT Antara DPR ke DPRT

c. Transmisi SCPC : Antara AMBT ke TUL Antara AMB Trunk ke JAP

d. Transmisi TDMA : DPRT ke MST, KP, DLI ABT ke DPRT, MOT, JAP

e. Transmisi IDR : Antara ABT ke JAP, SON, MRK, TUL, TT, BIA.

Penjelasan singkat untuk berbagai sistem transmisi diatas adalah sbb :1. SERAT OPTIK

Serat optik digunakan sebagai saluran pembawa sehingga dgn demikian frekuensi kerjanya sama dengan frekuensi cahaya.

2. GELOMBANG MIKRO DIGITALGMD merupakan komunikasi dengan frekuensi ≥ VHF dgn perambatan gelombang teresterial yang repeaternya berada dipermukaan bumi.

3. SINGLE CHANNEL PER CARRIERSistem SCPC merupakan teknik transmisi FDMA dengan satu kanal suara untuk satu carrier yang dimodulasi secara FM. Makanya cara ini amat

Cocok untuk komunikasi satelit yg melayani banyak stasiun bumi dengan trafik rendah4. TIME DIVISION MULTIPLE ACCESS

TDMA menggunakan slot frekuensi pada transponder satelit dengan cara multiple access, artinya semua stasiun bumi mempunyai carrier yg sama,

akan tetapi dengan pembagian waktu yang berbeda. 5. INTERMEDIATE DATA RATE

Merupakan komunikasi satelit dengan sistem transmisi digital FDMA dengan bit rate rendah yang menggunakan modulasi QPSK, dimana satu gelombang pembawa dapat membawa sejumlah kanal informasi.

6. VERY SMALL APERTURE TERMINALVSAT merupakan suatu antena Stasiun Bumi Kecil dengan diameter (0,6–3,5)m yang bekerja pada pita C-band (4-6)GHz atau Ku-band (11-14)GHz

yang terhubung langsung ke satelit, sehingga lintasan transmisi dari VSAT tidak mengenal hirarki jaringan yang rumit seperti halnya jaringan dengan

Page 20: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

beberapa tingkatan tandem exchange. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gbr. I.15.

Gbr. I.14. Jaringan untuk DIVRE VII Nangura Kamuri berdasarkan data tahun 2000

I.11 JARINGAN LOKAL AKSES RADIO

Berdasar jarak jangkaunya maka jaringan lokal akses radio terdiri dari:1. Jangkauan 5 km, contohnya Komunikasi Wireless Local Loop

BIAKNABIRESERUI

LBATTSNNMGL

JAP

MW

MRK

FF

TT

AB

ABT

TUAL

BIA

SON

DOBLARTUAL

POSO

KDI

LWK

MKS

BGI,BGI,LWK

MST

PAREPLP,PARE,RTP

PALU

MEA MS,WTP,SINJSLY,BLK,BTN,TKL

JNP,PKN

APN,KOL,POSOMOT

DPRT

GTOMNO

MTR KPGDPR1/2

KPG,RTGWGP

BIM,DPUSBW,MTR

Page 21: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

2. Jangkauan 5km x 20 km, contohnya Jaringan Telepon Pedesaan

3. Jangkauan 20km x 50 km, contohnya Komunikasi Ultraphone.

I.11.1. KOMUNIKASI WIRELESS LOCAL LOOP

Gbr.I-16 Arsitektur SWING dengan konfigurasi Multi star

Salah satu bentuk komunikasi WLL adalah sistem Subscriber Wireless Network Gateway (SWING) seperti terlihat pada Gbr. ! -16 , terdiri dari :1. Network Access Controller :

Penampilannya dlm bentuk Konsentrator-Dekonsentrator berfungsi sebagai perangkat switching yang akan menguhubungkan antar

RCU

NAC

LOCAL EXCHA

NGE

RFP

RFP

CTA

RFP

CTA

Pelanggan tetap

Pelanggan wireless / Radio

1

2

3

4

5

Page 22: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

pelanggan WLL atau antar pelanggan WLL ke pelanggan Local Exchange.

2. Remote Control Unit :Berfungsi sebagai Konsentrator-Dekonsentrator akan tetapi hanya terdapat pada sistem WLL Multistar

3. Radio Fixed Part :Merupakan perangkat kanal radio yang berada dipihak NAC / RCU.

4. Cordless Terminal Adapter :Merupakan perangkat radio yang berada dipihak pelanggan WLL.

5. SWING Network Management :Menyusun semua fungsi manajemen jaringan WLL.

6. Handset : Perangkat yang terdapat pada pelanggan WLL.

Konfigurasi jaringan WLL punya 2 alternatif yakni : Single Star: bila distribusi pelanggan tidak terlau berjauhan Multi star: bila para pelanggan selain berjumlah besar,

distribusinya juga relatif tersebar. Untuk itu perlu dilengkapi dengan RCU sebagai repeater.

Jenis terminal / pesawat pelanggan ada 2 model, yakni: Terminal berupa pesawat telepon tetap yg dilengkapi CTA. Terminal wireless yang berupa Transceiver.

Setiap pelanggan WLL hrs terhubung kepada NAC yang berfungsi sebagai sentral (perangkat switching dan kontroller).Ditinjau dari lintasan ke NAC, maka pelanggan WLL dibedakan atas :1. Pelanggan yang berjarak dekat dari NAC :

Pelanggan ini terhubung ke NAC melalui saluran fisis.2. Pelanggan yang berjarak sedang dari NAC :

Pelanggan ini terhubung ke NAC melalui RFP3. Pelanggan yang berjarak jauh / punya penghalang thd NAC :

Pelanggan ini terhubung ke NAC melalui RFP dan RCU.

Lintasan hubungan pembicaraan dari pelanggan WLL dapat berupa:1. Hubungan intern WLL : radio link dengan frekuensi ( 1,8 – 1,9 ) GHz. 2. Hubungan keluar jaringan WLL : melalui Local Exhange I.11.2. JARINGAN TELEKOMUNIKASI PEDESAAN

CS

LOCAL EXCHANGE

RSPelanggan tetap

TS

RS

TS

RS

TS

Page 23: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Gbr.1-17: Konfigurasi jaringan telekomunikasi pedesaan

Perangkat utama dari Jaringan Telekomuniksi Pedesaan adalah :1. Central Station :

Bagian ini merupakan pusat dari seluruh jaringan telepon pedesaan yg akan mengawasi dan menghubungkan pelanggan pedesaan dgn pelanggan tujuannya secara intern maupun ekstern.

2. Remote Station dapat berupa :

Page 24: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Subscriber Station / Stasiun pelanggan dimana ujung dari salah satu sisi perangkat ini terhubung langsung ke telepon pelanggan sedang sisi lainnya terhubung keperangkat radio.

Station Repeater / Stasiun Penerus merupakan stasiun dengan atau tanpa pelanggan, yang akan menghubungkan 2 arah yang berbeda.

3. Terminal Station:Merupakan perangkat sinkronisasi,pengolahan dan pemberian kanal bagi pensinyalan / informasi yang selaras dengan telepon standard.

Dari Gbr.I -17 terlihat bahwa CS yg tehubung ke Local Exchange berfungsi sebagai konsentrator dari jaringan telepon pedesaan, sedang semua pelanggan telepon pedesaan terhubung secara fisis ke TS.Untuk memperpanjang jarak jangkau atau mengatasi penghalang,maka diantara CS dan TS ditambahkan suatu RS yang bisa pula difungsikan sebagai TS untuk melayani pelanggan yang ada disekitarnya.

Transmisi antara CS, RS dan TS merupakan radio link dengan band frekuensi ( 1,5 -1,6 ) GHz.

I.11.3. JARINGAN TELEKOMUNIKASI ULTRAPHONE

Page 25: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Network Station

Gbr.I -18: Konfigurasi jaringan Ultraphone dengan multi RCS

Dari Gbr.I -18 dapat dilihat perangkat utama dari sistem Ultraphone yang terdiri dari:1. Central Office Terminal

RCS

COT…….S

LOCAL EXCHANGE

RCS

Pelanggan berkelompok

Pelanggan tunggal

Page 26: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Pada dasarnya COT merupakan interface antara sistem Ultraphone dengan Local Exchange. COT melaksanakan pengontrolan thd sistem Ultraphone.Saluran pelanggan diterminasikan langsung ke MDF yang ada di Local Exchange.

2. Radio Carrier Station :Merupakan sistem radio digital yang menghubungkan COT dengan pelanggan dan beroperasi pada band frekuensi (350 – 360 ) MHz.

3. Subscriber Station yang bisa berupa : Single Subscriber /Pelanggan Tunggal dimana setiap perangkat

Transceiver digunakan oleh satu pelanggan Cluster Subscriber / Pelanggan berkelompok, dimana satu

perangkat Transceiver digunakan bersama oleh sejumlah pelanggan.

4. Antenna Station :Antena merupakan bagian dari perangkat radio yang berada pada tahap COT, RCS dan Subscriber Station.

Tugas:Bandingkan ketiga JARLOKAR diatas dari segi:

Jangkauan Daya tampung Frekuensi kerja Daya pancar

I.12. BATASAN WILAYAH JARINGAN

Page 27: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Batasan suatu wilayah jaringan apakah jaringan Local, Local Tandem, Regional Tandem Exchange, amatlah tergantung kepada beberapa pertimbangan , antara lain :

Jumlah pelanggan Jumlah Exchange yang ada Bentuk / letak / batasan dari geografis, misalnya laut, danau,

sungai, jalan raya atau jalan kereta api, Kepadatan penduduk Tingkat kesibukan bisnis / ekonomi, makanya untuk CBD luas

wilayah jaringannya pada umumnya adalah kecil, namun dengan jumlah pelanggan / trafik yang besar.

Berdasar pertimbangan diatas dapat diberikan contoh bahwa utk suatu wilayah dengan jumlah sentral yang sama , kemungkinan konfigurasi jaringan akan berbeda-beda, mengingat kriteria penentuan batasan dari suatu wilayah jaringan diatas.Contoh: Suatu wilayah ( 18 x 10 ) km2 dgn 12 buah sentral seperti terlihat pada Gbr.I –19. Berdasar batasan wilayah jaringan yang berbeda-beda seperti terlihat pd Gbr. I -20 maka cobalah buat 3 kemungkinan konfigurasi dengan 3 tingkatan hirarki jaringan berdasar jlh pelanggan serta kondisi geografis wilayah tersebut. Besarnya jumlah pelanggan sebanding dengan besarnya sentral.

Gbr. I-19: Suatu wilayah dengan jumlah sentral sebanyak 12.

Page 28: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

(a)

(b)

(c)

Gbr. I –20: Wilayah dengan 12 sentral dimana pada :a. Wilayah dibelah oleh sungaib. Wilayah dibelah oleh jalan kereta apic. Wilayah dipisah oleh laut.

Setelah diperoleh konfigurasi jaringan dengan 3 tingkatan hirarki yang ada pada Gbr I –20a, I –20b dan I –20c , maka selanjutnya pilihlah sistem transmisi yang tepat untuk masing-masing lintasan .

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

Page 29: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

1. Tingkatan sentral2. Jumlah pelanggan3. Luas wilayah4. Jarak hubungan.

Tugas:Buat konfigurasi jaringan sampai dengan hirarki sentral ketiga untuk wilayah kerja dimana sdr bertugas.Lengkapi dengan sistem transmisi yang digunakan utk masing-masing lintasan.

I.13. INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK (ISDN) JARINGAN DIGITAL LAYANAN TERPADU

Bagan sederhana yang memperlihatkan perbedaan antara jaringan telepon (Plain Old Telephone Service: POTS) dengan jaringan digital

Page 30: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

layanan terpadu ( Integrated Service Digital Network: ISDN) dapat dilihat pada Gbr.I-21 dan Gbr.I-22.Pada POTS terlihat bahwa terminal data yang berupa komputer sebagaimana terlihat dari Gbr.I-21, dapat terhubung ke jaringan me-lalui Modem.

Gbr.I-21: Jaringan Plain Old Telephone Service (POTS)

Dengan tambahan modem, maka komputer bisa difungsikan sebagai alat ujung / terminal pelanggan suatu jaringan telepon yg akan digunakan sebagai pengirim / penerima data.

Pada pengembangan selanjutnya, setiap pengguna komputer senantiasa mengharapkan agar :

1. Kecepatan pengiriman data semakin tinggi, guna mempersingkat waktu interkoneksi komputer ke jaringan.

2. Kecepatan set up / tear down perangkat thd jaringan semakin tinggi, hal mana terkait dengan spesifikasi modem

3. Kuantitas pelayanan yang semakin baik, yang berarti semakin banyak jumlah call yang dapat dilayani.

DIGITAL EXCHANGE

MODEMFacs

Tlp

Komputer

DIGITAL EXCHANGE

MODEM

Page 31: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Gbr.I-22: Jaringan digital pelayanan terpadu

Dari Gbr.I-22 terlihat bahwa dengan adanya perangkat ISDN, maka berbagai terminal (telepon, facsimile, komputer/PC) dpt difungsikan sebagai alat ujung telekomunikasi.

Pengertian khusus dari ISDN ditinjau dari namanya :

1. INTEGRATED :Disain perangkat yang terpadu (integrated) yang memungkinkan suatu kerjasama sehingga menghasilkan integrasi yang lebih baik, paling tidak bagi petukaran informasi suara dan data.

DIGITAL EXCHANGE

DIGITAL EXCHANGE

ISDN Equip

Facs

Tlp

Komp

ISDN Equip

Page 32: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

2. SERVICE :Berbagai pelayanan yang ditawarkan dalam ISDN antara lain adalah bearer/carrier services, supplementary services, tele services serta signalling services.

3. DIGITAL :Teknologi informasi punya kemampuan untuk merobah berbagai bentuk informasi (suara, data, gambar) menjadi bentuk sangat sederhana ( 1atau 0), sehingga transmisinya menjadi lebih mudah, murah dan fleksible.

4. NETWORK :ISDN membentuk kelompok perangkat yang secara bersama bekerja secara kompak dalam pertukaran informasi.

I.14. JARINGAN INTERNET DAN KAITANNYA DENGAN ISDN

Dalam perkembangan selanjutnya para pelaku bisnis membutuhkan cara untuk memperoleh pula file dan grafik melalui komunikasi antar komputer.Dalam jarak dekat, melalui LAN harapan tersebut mampu terpenuhi, tetapi ISDN yang melayaninya menyebabkan sistem LAN menjadi mahal, lambat dan belum efektif.

Berkembangnya standard perangkat baru baik yang berupa telepon / komputer maupun terminal lainnya, selanjutnya memungkinkan perkembangan internet secara besar-besaran baik sebagai sarana hubungan sosial / ekonomi, terutama dgn munculnya pernyataan : “If you aren’t on internet, you aren’t business” .

Internet memungkinkan hubungan antar 2 stand-alone-computer dari suatu mini-LAN melalui jaringan interkoneksi yang besar (multi-LAN) yang digambarkan sebagai “awan” pada Gbr. I – 23.

Dengan demikian internet pada hakekatnya tiada lain dari : Jaringan dari jaringan penghubung LAN / individual computer kedalam suatu infra struktur informasi yang mendunia disertai aturan, protokol dan standard tersendiri.

Page 33: BAB I Mata Kuliah Jartelkom

Gbr.I -23 : Jaringan internet dengan Multi-LAN

Stand AloneComputer

LAN

Large size Collection of LAN