Upload
reza-novianda
View
8
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
listrik dinamis
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan intelektual manusia secara
terpadu yang menunjang proses pencapaian pembangunan nasional di berbagai bidang.
Hal-hal yang terkait dalam bidang ini berkisar pada aspek kurikulum, staf pengajar
(guru), lingkungan sekolah, anak didik maupun masyarakat secara keseluruhan
berpengaruh pada mutu pendidikan secara umum. Fisika sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam
(IPA) merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan mulai dari pendidikan dasar
sampai pendidikan tinggi sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa bidang studi fisika
juga memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya
manusia.
Fisika juga merupakan salah satu cabang ilmu yang memiliki banyak kontribusi
terhadap perkembangan sains dan teknologi. Sebagai salah satu cabang ilmu, fisika
mencakup aspek produk proses atau nilai-nilai atau sikap, sehingga dalam
pembelajarannya perlu memperhatikan ketiga aspek tersebut secara proporsional.
Dengan demikian, pembelajaran di sekolah seyogyanya tidak hanya difokuskan pada
pengajaran konsep/produk dan bersifat hafalan, tetapi juga harus memperhatikan aspek-
aspek proses dan nilai-nilai yang menuntut siswa melakukan kegiatan dan membentuk
sikapnya sebagai calon-calon ilmuwan. Oleh karena itu, model, strategi dan metode
pembelajaran di sekolah yang menekankan aspek-aspek proses dan nilai-nilai dipandang
perlu.
1
2
Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut peran guru
terutama dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki pengalaman belajar yang
bermakna. Kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa dapat diukur melalui indikator
yang disusun oleh guru dan merupakan penjabaran kompetensi dasar serta diwujudkan
dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu faktor yang dapat menentukan peningkatan prestasi belajar siswa
yang dapat menentukan peningkatan prestasi belajar fisika adalah guru. Guru harus
mampu meningkatkan kualitas pengajaran fisika. Menurut Usman dalam Endang Sri
(2001: 1) dalam meningkatkan kondisi belajar mengajar sedikitnya ditentukan oleh lima
variabel, yaitu (1) menarik minat dan perhatian siswa, (2) melibatkan siswa secara aktif,
(3) meningkatkan motivasi siswa, (4) prinsip individualitas serta (5) peragaan dalam
pengajaran. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pengajaran fisika di sekolah masih
juga ditemukan permasalahan-permasalahan diantaranya rendahnya minat belajar fisika
siswa, rendahnya pemahaman siswa, rendahnya keterampilan siswa dalam memecahkan
masalah fisika yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya prestasi belajar fisika.
Fisika maupun sains merupakan ilmu pengetahuan yang berdasarkan fakta,
hasil-hasil pemikiran dan hasil-hasil eksperimen yang dilakukan para ahli. Dalam
mempelajari Fisika tidak dapat hanya mendengarkan melalui ceramah atau membaca
buku teks saja, tetapi juga harus disertai dengan observasi maupun eksperimen di
laboratorium. Untuk itu dalam mempelajari Fisika disekolah, guru tidak hanya sekedar
membimbing siswa dari segi teori saja, tetapi seorang guru juga harus dapat
membimbing siswa dalam melaksanakan praktikum di laboratorium.
Prestasi belajar fisika siswa pada MTsN Model Gandapura terhadap rata- rata
hasil belajar fisika siswa kelas IX.1 pada semester gasal tahun pelajaran 2013/2014
3
adalah 63,84 dan ketuntasan hasil belajar klasikal 60%. Ketuntasan hasil belajar siswa
secara klasikal belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan,
yaitu minimal 85% siswa mencapai KKM minimal. Pada silabus IPA fisika yang
digunakan oleh MTsN Model Gandapura, listrik dinamis merupakan materi dasar
pelajaran Fisika MTs kelas IX pada semester gasal. Dalam mempelajari materi tersebut,
siswa dituntut untuk memahami konsep arus listrik, hukum Ohm, hambatan kawat
penghantar, hukum I Kirchhoff, rangkaian seri hambatan dan rangkaian paralel
hambatan.
Melihat rendahnya hasil belajar kelas ditambah pula kurangnya antusias dan
motivasi untuk belajar, maka penelitian yang dilakukan oleh guru mencoba salah satu
alternatif tindakan untuk membantu dirinya dalam pembelajaran sehingga
mempermudah siswa memahami pokok bahasan dalam fisika khususnya pada materi
pokok listrik dinamis, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari fisika
secara aktif dan konstruktif dan upaya melibatkan siswa secara langsung dalam proses
belajar mengajar fisika mengenai kecakapan siswa memperlihatkan kemampuan cara
melakukan kegiatan model pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CLT)
seperti melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data dan merumuskan kesimpulan.
Untuk mengatasi permasalahan di atas perlu diupayakan pemecahannya, yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif, yang dapat meningkatkan
minat, semangat, kemampuan untuk dapat bekerja bersama teman dalam menemukan
suatu permasalahan, dan kegembiraan siswa serta dengan sendirinya diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun model pembelajaran yang perlu
dikembangkan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui salah
satu pendekatan yang selama ini di kembangkan adalah pembelajaran kontekstual.
4
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teachingand Learning) merupakan suatu konsep
belajar yang di dalamnya guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa dapat mengerti materi yang
disampaikan oleh guru dengan mudah.
Dirangkum dari Nurhadi (2002:67) pendekatan Contextual Teaching and
Learning memiliki 7 komponen utama yaitu konstruktivisme (constructivism),
menemukan (inquiry), bertanya (quetioning), masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic
assesment).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat mengkaji masalah-masalah pendidikan
dan pembelajaran dan memberikan solusi nyata, sehingga proses pendidikan dan
pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang lebih baik, dapat diwujudkan secara
sistematis. Upaya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diharapkan dapat menciptakan
sebuah budaya belajar (learning culture) di kalangan guru di sekolah. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja,
sebab pendekatan penelitian ini menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan
lainnya sebagai peneliti, sebagai agen perubahan yang pola kerjanya bersifat
kolaboratif.
Penelitian ini berupaya untuk menganalisis masalah yang ada dan menemukan
solusi bagaimana meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa lalu
menemukan pembelajaran yang efektif dan efisien tanpa mengurangi inti yang
sebenarnya. Yakni dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL),
karena penggunaan CTL dapat merangsang keaktifan, membangun kerjasama siswa di
5
dalam kelompok, dan meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang di ajarkan.
Maka dari itu disusunlah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul ”Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis Melalui Metode
Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Di Kelas IX.1 MTsN Model
Gandapura”
I.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan dengan mempertimbangkan waktu,
tenaga dan biaya yang tersedia, penelitian tindakan kelas (PTK) ini hanya membatasi
pada masalah kontribusi penerapan metode pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada siswa kelas IX.1 MTsN Model Gandapura, mengarahkan
pembelajaran menuju ke student centered learning, Peningkatan kemampuan siswa
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dan kontribusinya terhadap
peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran fisika, khususnya bahan ajar atau materi
“listrik dinamis”.
I.3 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses pembelajaran melalui Contextual Teaching and Learning
(CTL) dapat memotivasi siswa dalam belajar pokok bahasan listrik dinamis?
2. Apakah melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
kemampuan siswa kelas IX/1 MTsN Model Gandapura dalam memahami
konsep listrik dinamis?
6
I.4 Cara Pemecahan Masalah
Alternative pemecahan masalah yang dipilih oleh peneliti untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami materi listrik dinamis di Kelas IX.1 MTsN Metode
Gandapura adalah proses pembalajaran melalui metode pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) karena metode pembelajaran ini mampu memberikan
manfaat lebih untuk meningkatkan daya serap dan hasil belajar siswa, terutama dalam
pembelajaran Fisika, Metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
mendukung terjadianya proses pembelajaran yang kontekstual, konsep belajar yang di
dalamnya guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. CTL dapat merangsang keaktifan, membangun kerjasama siswa
di dalam kelompok, dan meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang di
ajarkan.
I.5 Tujuan pembelajaran
Tujuan dari penulisan PTK ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penggunaan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami konsep listrik dinamis siswa
kelas IX.1
2. Untuk mengetahui efektifitas penerapan Contextual Teaching and Learning
(CTL) terhadap peningkatan kemampuan memahami konsep listrik dinamis
siswa kelas IX.1
7
I.6 Mamfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian tindakan kelas ini dapat menghasilkan teori, konsep dan teknik
baru dalam upaya peningkatan kemampuan siswa dan hasil belajar siswa
serta dapat meningkatkan mutu pendidikan di kabupaten Bireuen.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
Bagi siswa, mamfaat belajar dengan metode Contextual Teaching and
Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi aktivitas dan kreativitas
siswa guna meningkatkan kreativitas belajar khusus di kelas IX.1
b. Mamfaat bagi guru
Bagi guru, untuk menjadi masukan, tentang pentingnya penggunaan variasi
metode pembelajaran. Terutama untuk penguasaan konsep listrik dinamis.
Guru juga akan mendapatkan keterampilan dalam memberikan motivasi
belajar siswa, untuk lebih meningkatkan aktivitas dan kreatifitas dalam
proses pembelajaran.
c. Mamfaat bagi satuan pendidikan
Hasil penelitian ini dapt dijadikan sebagai masukan (input) yang perlu
dipertimbangkan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan
menetapkan kebijakan selanjutnya. Penelitian ini juga dapat memotivasi
guru dan pihak sekolah agar mengembangkan berbagai metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa.