Upload
dewinta-fajril
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN
Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah (UU tentang Guru dan Dosen, Bab 1 Pasal 1 ayat 1). Pendidikan yang
bermutu dan berkualitas merupakan pendidikan yang memiliki penyediaan guru dan tenaga
kependidikan profesional, dengan penguasaan dalam bidang studi yang dipelajarinya, ilmu
dan metode mendidik, serta sifat-sifat sebagai pribadi yang dapat diteladani. Oleh karena itu,
bahwa guru memliki peranan strategis dan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai
tujuan kelembagaan sekolah, karen guru adalah pengelola Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
bagi siswanya. Maka diperlukan suatu proses yang memungkinkan seorang calon tenaga
kependidikan agar dapat memenuhi tujuan tersebut. Salah satunya dapat dilakukan melalui
perolehan pengalaman langsung di lapangan. Program Pengalaman Lapangan (PPL)
bertujuan untuk memberikan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan kepada
mahasiswa UPI sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional (UPT
PLP, 2012:2).
Adapun tujuan khusus dari kegiatan PPL ini dalam buku panduan PPL adalah :
1. Mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi, dan akademik sekolah
tempat latihan atau tempat praktikan melakukan kegiatan PPL.
2. Menerapkan berbagai keterampilan dasar keguruan/kependidikan yang pernah dipelajari
secara utuh dan terpadu dalam situasi sebenarnya.
3. Dapat menarik pelajaran dari pengalaman dan penghayatannya, yang direfleksikan dalam
perlakuannya sehari-hari.
Selama pelaksanaan PPL, praktikan selalu mengusahakan untuk menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya. Namun pada kenyataan di lapangan, segala sesuatu terkadang tidak berjalan
sesuai dengan keinginan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi tersebut antara lain dalam
hal:
(1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pengajaran,
(2) Penyusunan Program Pengajaran,
(3) Proses Penampilan Mengajar,
(4) Ekstra Kurikuler,
2
(5) Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah,
(6) Proses Bimbingan.
Pelaksanaan PPL semester genap tahun ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan
Indonesia dilaksanakan dari bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012. Lokasi PPL
pada tahun ini dilaksanakan di berbagai sekolah-sekolah lanjutan, salah satu diantaranya
adalah SMP Negeri 19 Bandung yang beralamat di jalan Sadang Luhur XI Bandung tempat
praktikan melaksanakan PPL.
Praktikan Fisika mendapatkan kesempatan mengajar di kelas VIII C sampai dengan
VIII G. Setiap praktikan mata pelajaran Fisika mendapatkan 2 kelas ajar yang menjadi
tanggung jawabnya, dan penulis (praktikan fisika) mendapatkan kesempatan mengajar di
kelas VIII E, danVIII F. Selama kegiatan PLP di SMP Negeri 19 Bandung, penulis
melaksanakan proses pengajaran dibawah bimbingan dosen luar biasa, sehingga setelah KBM
dapat dilakukan evaluasi untuk pembelajaran selanjutnya agar lebih baik lagi.
Selama melaksanakan PPL di SMP Negeri 19 Bandung, banyak sekali pengalaman
yang diperoleh praktikan dalam mengembangkan kemampuan praktikan sebagai calon guru.
Namun di samping itu, praktikan pun mengalami berbagai hambatan-hambatan dalam
melaksanakan PPL, diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Penyusunan Rencana Pengajaran.
B. Proses Penampilan
C. Bimbingan Belajar/Ekstra kurikuler
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
E. Proses Bimbingan.
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka
pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam
pembelajaran. Dengan demikian, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berdasarkan PP
No. 19 Tahun 2005 Pasal 20 merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan
komponen pembelajaran, yaitu kompetensi dasar, materi ajar, indikator hasil belajar dan
penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi ajar
berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar; indikator hasil belajar berfungsi
menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik; sedangkan penilaian
3
berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus
dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau tercapai.
Rencana pelaksanaan pembelajaran KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, sedikitnya mencakup tiga kegiatan,
yaitru identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar dan penyusunan program
pembelajaran.
Dalam penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), praktikan diberikan
kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan
kondisi sekolah, serta menjabarkannya menjadi proses pelaksanaan pembelajaran yang siap
dijadikan pedoman pembentukkan kompetensi peserta didik. Praktikan merasa tidak begitu
banyak kesulitan dalam menyusunan dan pengembangan silabus, karena strategi penyusunan
telah teperinci secara jelas dalam panduan Kurikulum 2006.
Dalam pelaksanaan PLP ini, praktikan mengajar mata pelajaran IPA fisika dan kimia,
adapun masalah yang menjadi hambatan bagi praktikan dalam penyusunan rencana
pengajaran antara lain :
1. Pada penyusunan RPP pertama dan kedua, praktikan merasa kesulitan dalam
menentukan hubungan antara tujuan pembelajaran, materi ajar, serta penilaian yang akan
digunakan, selain itu kesulitan dalam menentukan indikator-indikator kompetensi yang
harus dicapai siswa.
2. Setelah mendapat bimbingan dari guru pamong, pada penyusunan RPP selanjutnya
masalah yang ditemukan saat penyusunan RPP pertama telah dapat diselesaikan dengan
baik.
3. Ketika praktikan telah mengetahui situasi dan kondisi kelas saat pembelajaran, pada
penyusunan RPP pertemuan keempat praktikan merasa kesulitan dalam menentukan
langkah-langkah pembelajaran, agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat
menarik perhatian siswa dan berjalan optimal dalam upaya pencapaian indikator-
indikator kompetensi yang harus dicapai siswa, selain itu dalam menentukan metode
pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran yang
juga mendukung ketercapaian indikator. Hal ini dirasakan karena motivasi siswa saat
pembelajaran fisika masih sangat kurang
4. Dan setelah diberikan arahan dan masukan dari guru pamong, untuk pertemuan
selanjutnya masalah tersebut telah dapat diatasi dengan baik, sehingga penyusunan RPP
selanjutnya dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat sehingga pencapaian
indikator-indikator kompetensi dapat tercapai.
4
B. Proses Penampilan Dalam Mengajar
Dalam pelaksanaan mengajar dikelas, Dosen Luar Biasa (DLB) terkadang memonitor
penampilan praktikan, sehingga dapat mengukur kemajuan keterampilan mengajar, maupun
materi pembelajaran yang telah dapat dikuasai praktikan, serta memberikan saran perbaikan
pengajaran untuk kemudian diterapkan pada kelas selanjutnya. Namun, seringnya praktikan
terjun mengajar tanpa diawasi oleh DLB. Saran dari DLB merupakan suatu hal yang berharga
bagi praktikan, karena praktikan tidak bisa menilai diri sendiri, terlebih pada situasi dimana
praktikan harus sibuk berinteraksi dan memperhatikan siswa.
Pada awal proses penampilan, praktikan masih merasa canggung dan gugup
dikarenakan baru pertama kali berada di depan siswa yang sesungguhnya sehingga kurang
dapat menguasai kelas. Selain itu praktikan terkadang bingung menentukan metode yang
paling tepat untuk pengejaran di kelas, karena khawatir siswa merasa bosan atau monoton
dengan metode yang sering diterapkan. Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi
praktikan saat proses penampilan antara lain:
1. Kurangnya persiapan mengajar yang dimiliki praktikan pada awal pertemuan sehingga
berpengaruh terhadap penampilan dan kelancaran proses belajar mengajar (PBM).
2. Pada penampilan kedua, praktikan merasa kesulitan dalam mengelola kelas, mengatur
serta menertibkan siswa yang heterogen, serta membuat siswa tidak merasa bosan
mengikuti KBM, sehingga materi pembelajaran bisa ditangkap secara optimal.
3. Kesulitan menentukan cara untuk membuat siswa tertarik dan tidak memberi
kesempatan pada siswa untuk membuat kegaduhan di kelas.
4. Kesulitan mengatur waktu dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa,
sehingga tidak sepenuhnya sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.
5. Terkadang mengalami kesulitan dalam meningkatkan motivasi siswa untuk ikut aktif
dalam proses pembelajaran dan menarik perhatian siswa agar berkonsentrasi terhadap
materi yang disampaikan.
6. Keterbatasan waktu dan daya serap siswa yang kadang-kadang menyebabkan materi
dalam program pengajaran tidak dapat disampaikan secara utuh.
7. Kesulitan untuk mengevaluasi siswa dari segi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik
secara bersamaan selama proses pembelajaran.
8. Adanya siswa yang tidak serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar fisika, seperti
seringnya mengobrol sendiri dengan temannya, dan tidak mendengarkan penjelasan
guru.
5
C. Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Selain proses kegiatan belajar mengajar di kelas, penyusun pun harus turut berperan
serta dalam kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Dikaitkan dengan salah satu tugas guru selain
untuk mengajar dan menyampaikan materi, juga mempunyai tugas untuk mendidik siswa,
proses mendidik siswa tidak hanya dilihat dan diukur dari segi afektif dan segi kognitif.
Untuk itu, sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang bertujuan
untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, guru diharapkan untuk berperan aktif dalam
mendidik dan mengembangkan bakat siswa. Namun, dikarenakan keterbatasan waktu yang
dimiliki penulis, penulis tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut sepenuhnya.
Di SMP Negeri 19 Bandung ini, sedikitnya ada beberapa ekskul yang masih aktif di
jalankan, diantaranya yaitu Pramuka, OSIS, Perpustakaan, BIMTAL (Bimbingan Mental),
Olahraga, dan English Club. Namun kegiatan ekstrakulikuler yang pernah penulis ikuti dan
sedikitnya berperan aktif di dalamnya, diantaranya kegiatan Perpustakaan, English Club, dan
BIMTAL (Bimbingan Mental).
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Dalam melaksanakan program PPL, kegiatan yang dilakukan oleh praktikan tidak
hanya menyangkut proses belajar mengajar di kelas saja tetapi juga melaksanakan beberapa
kegiatan lain untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan non mengajar.
Praktikan melaksanakan kegiatan lain yang berkaitan dengan kehidupan sekolah, diantaranya
adalah :
1. Upacara Bendera
Upacara bendera dilakukan setiap hari senin, dan dilaksanakan secara bergilir setiap
minnggunya, dikarenakan kondisi lapangan yang tidak memungkinan cukup untuk seluruh
siswa melakukan upacara bendera setiap minggu.
2. Piket Guru
Kegiatan piket guru dilakukan tiga kali setiap seminggu sekali. Piket sekolah pada bagian
resepsionis yang dilakukan praktikan adalah setiap hari Senin, Kamis dan Sabtu. Kegiatan
yang dilakukan selama piket adalah :
a. Mencatat siswa yang terlambat.
b. Mencatat guru yang tidak dapat hadir.
c. Mencatat siswa yang pulang karena sakit atau ada kegiatan ekstra kurikuler.
d. Melayani tamu yang mempunyai keperluan terhadap sekolah.
e. Menekan bel jam masuk, pergantian jam pelajaran, istirahat dan jam pulang.
6
3. Piket Guru Perpustakaan
Penulis mendapat jadwal piket guru perpustakaan yang dilaksanakan setiap hari rabu,
adapun kegiatan yang dilakukan selama piket perpustakaan adalah melayani siswa yang
meminjam buku, menjaga kebersihan dan menata buku-buku perpustakaan. Namun
kegiatan ini tidak sepenuhnya dilakukan oleh praktikan karena terdapat pegawai khusus
untuk menjaga perpustakaan ini sendiri.
E. Proses Bimbingan
Bimbingan dan arahan dilakukan dari semua pihak terutama pembimbing baik Dosen
Tetap PPL, Dosen Luar Biasa PPL maupun Supervisor untuk kelancaran dan pencapaian
tujuan PPL. Pada saat pelaksanaan PPL ini praktikan melakukan bimbingan dengan dosen
luar biasa, dosen tetap dan supervisor untuk SMP Negeri 19 Bandung.
1) Dosen Luar Biasa
Dosen luar biasa adalah guru mata pelajaran Fisika yang bertugas membimbing
penulis dalam pelaksanaan PPL ini. Proses bimbingan dilakukan sejak awal kegiatan PPL
berlangsung hingga akhir kegiatan PPL. Proses bimbingan dengan Dosen Luar Biasa PPL
berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Kegiatan bimbingan dilakukan
pada waktu-waktu luang yang dimiliki baik oleh praktikan maupun Dosen Luar Biasa untuk
membahas hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses
bimbingan ini praktikan banyak mendapatkan masukan-masukan untuk perbaikan
selanjutnya.
2) Dosen Tetap
Dosen tetap adalah dosen jurusan pendidikan fisika yang bertugas membantu
praktikan dalam penguasaan/pemahaman materi pelajaran fisika dan membantu praktikan
dalam pemilihan dan penggunaan media pengajaran dan alat evaluasi. Kegiatan bimbingan
dengan Dosen Tetap PPL dilakukan secara langsung bertatap muka, sehingga proses
bimbingan pun berlangsung lancar. Dosen tetap PPL selalu menyediakan waktu bagi
praktikan unutk melakukan bimbingan.
3) Supervisor
Supervisor adalah dosen dari pihak Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) PPL yang
bertugas membantu kelancaran komunikasi antara UPT PPL dengan sekolah/ tempat latihan.
Proses bimbingan dengan supervisor tidak pernah praktikan lakukan dengan resmi, praktikan
hanya melaksanakan bimbingan secara informal ketika supervisor datang mengunjungi
sekolah.
7
BAB II
FAKTOR PENYEBAB MASALAH YANG DIALAMI PADA PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
Masalah-masalah yang dihadapi penulis dalam pelaksanaan PPL ini tentunya ada faktor
penyebabnya baik faktor internal maupun dari faktor eksternal. Secara umum faktor internal
yang merupakan kendala dari proses penyusunan rencana pengajaran ini adalah kurangnya
pengalaman penulis dalam pelaksanaan teknis pembelajaran formal di sekolah. Program
Pengalaman Lapangan (PPL) ini memberikan kesempatan kepada penulis untuk menggali
pengalaman kependidikan secara faktual di sekolah, sebagai wahana terbentuknya tenaga
kependidikan yang profesional. Sehingga penulis diberikan tugas yang mulia yakni sebagai
guru yang mempunyai tanggung jawab yang besar sehingga diperlukan keseriusan dan
konsentrasi yang tinggi dalam penyusunan rencana pengajaran ini yang disesuaikan dengan
kondisi siswa yang ada di SMP Negeri 19 Bandung. Sedangkan faktor eksternal timbulnya
masalah-masalah yang dikemukakan sebelumnya secara umum adalah kondisi siswa yang
cenderung memiliki semangat belajar yang rendah dan anggapan bahwa mata pelajaran
Fisika dianggap sulit.
Namun secara khusus faktor-faktor penyebab timbulnya masalah yang timbul adalah
sebagai berikut:
A. Penyusunan Rencana Pengajaran
Faktor-faktor penyebab masalah yang berkenaan dengan rencana pemeblajaran adalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya pengalaman praktikan dalam pembuatan dan penyusunan rencana
pembelajaran.
2. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman praktikan dalam menentukan membatasi
kedalaman materi yang harus disampaikan.
3. Kurang terampilnya praktikan dalam menyusun alat evaluasi yang sesuai dengan
indikator yang telah dibuat.
4. Kurang terampilnya praktikan dalam memprediksikan kondisi siswa karena adanya
perbedaan karakteristik siswa di dalam suatu kelas dan juga karakteristik siswa di kelas
yang lainnya sehingga KBM kurang berjalan optimal.
5. Pengaturan alokasi waktu kurang optimal dan kurangnya informasi alokasi waktu untuk
tiap bab/konsep.
8
6. Kurang terampilnya praktikan dalam menentukan metode pembelajaran yang akan
digunakan.
7. Belum mengetahui karakter siswa di kelas yang akan menjadi tempat praktikan mengajar,
sehingga belum bisa menentukan metode dan pengalokasian waktu yang tepat pada
proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan.
B. Proses Penampilan Mengajar
Faktor-faktor penyebab dari masalah yang muncul dalam proses penampilan adalah
sebagai berikut :
1. Praktikan kurang dapat menguasai situasi kelas.
2. Praktikan belum mampu beradaptasi dengan situasi baru sehingga muncul perasaan
gugup, dan tidak percaya diri.
3. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman praktikan dalam menghadapi berbagai
karakter siswa, sehingga sulit untuk membangkitkan minat, motivasi, serta perhatian
siswa.
4. Praktikan belum memahami strategi agar siswa merasa tertarik dan memperhatikan
serta tidak cepat bosan selama KBM berlangsung.
5. Kurangnya kemampuan praktikan dalam mengelola alokasi waktu pembelajaran saat
kegiatan pembuka, inti dan penutup yang sudah diatur dalam RPP.
6. Wawasan praktikan yang masih kurang dalam mencari padanan kata untuk istilah-
istilah asing yang terdapat dalam mata pelajaran biologi.
C. Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Pada saat melaksanakan program latihan profesi di SMP Negeri 19 Bandung,
praktikan tidak banyak berperan aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di
sekolah. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan keterampilan dan waktu yang dimiliki oleh
penyusun.
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Secara umum, partisipasi praktikan dalam kegiatan sekolah berjalan baik. Namun, karena
terkadang kurang adanya komunikasi dan tukar informasi antara praktikan dan pihak sekolah
merupakan faktor penyebab kegiatan yang kurang lancar, terutama hal-hal yang bersifat
insidental.
9
E. Proses Bimbingan
Proses bimbingan antara praktikan dengan dosen luar biasa berjalan dengan baik.
Kesulitan yang praktikan alami ketika harus menyiapkan materi adalah karena praktikan
belum berpengalaman mengemas sedemikian rupa materi menjadi sesuatu yang praktis dan
menarik.
Walaupun konsultasi dengan Dosen tetap tidak berlangsung sesering seperti dengan dosen
luar biasa, namun praktikan merasa cukup puas dengan kesempatan konsultasi dengan dosen
tetap. Karena kualitas bimbingan sangat baik sehingga praktikan mendapat banyak pelajaran
dari dosen tetap.
Masalah yang timbul dalam hubungan dengan supervisor adalah keterbatasan waktu dan
kesempatan yang beliau miliki untuk berkonsultasi dengan para praktikan di SMP Negeri 19
Bandung.
10
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH-MASALAH KEPENDIDIKAN
Masalah adalah hal yang wajib dipecahkan dengan segera. Upaya penanggulangan
masalah-masalah yang terjadi selama proses kegaiatan PPL berlangsung secara umum dengan
cara sharing dengan dosen luar biasa, perangkat sekolah dan rekan mahasiswa praktikan
lainnya.
A. Penyusunan Program Pengajaran
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi permasalahan dalam penyusunan
Program Pengajaran diantaranya:
1. Mendiskusikan masalah penyusunan rencana persiapan pembelajaran dengan praktikan
PPL lainnya, dosen luar biasa dan dosen tetap PPL yang pada akhirnya diperoleh format
rencana persiapan pembelajaran baku yang digunakan.
2. Melakukan bimbingan dengan dosen luar biasa secara optimal, sehingga penyusunan
RPP dapat berlangsung secara maksimal.
3. Penyusunan rencana pembelajaran sebaiknya dilakukan jauh-jauh hari sebelum kegiatan
PPL dimulai agar tidak tergesa-gesa dalam menyusunnya sehingga dihasilkan rancangan
pembelajaran yang matang dan tinggal dikonsultasikan dengan dosen luar biasa dan
dosen tetap.
4. Menggunakan berbagai jenis evaluasi untuk menjaring pengetahuan dan mengetahui
tingkat pemahaman siswa.
5. Menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan pemahaman
siswa pada konsep-konsep tertentu agar dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa
dalam belajar, serta untuk mengakomodir berbagai cara belajar siswa (audio, visual, dan
kinestesis).
B. Proses Penampilan Mengajar
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah yang timbul adalah:
1. Mempersiapkan mental dan fisik dengan baik sebelum tampil di depan kelas.
2. Selalu dilakukannya persiapan baik dalam hal penguasaan materi, metode, alat evaluasi
maupun teknik pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan disampaikan sehingga
dalam penyampaiannya dapat diterima, dimengerti oleh siswa dan tidak membosankan
siswa.
11
3. Memberikan reward (penghargaan) kepada siswa berupa pujian untuk meningkatkan
motivasi siswa
4. Mengupayakan penggunaan bahasa yang mudah dan sederhana saat penyampaian materi
pelajaran sehingga dapat dimengerti oleh siswa
5. Meminta masukan dari dosen luar biasa untuk memaparkan pengalamannya sehingga
menjadi referensi bagi praktikan dalam mengajar
6. Meminta masukan dari Dosen Luar Biasa, rekan PPL Biologi untuk dapat menilai
penampilan praktikan secara obyektif.
C. Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Dalam mengikuti ekstrakurikuler, praktikan mencari informasi mengenai kegiatan
ekstrakurikuler dengan menanyakan kepada siswa maupun guru Adapun dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti praktikan turut serta menyumbangkan bantuan pikiran. walaupun
tidak sesering pada waktu yang telah dijadwalkan, namun praktikan mengetahui gambaran
umum ekstrakurikuler yang diambil siswa dan perkembangannya.
D. Partisipasi dalam kehidupan Sekolah
Praktikan mencari informasi mengenai tugas-tugas yang harus dilakukan praktikan
selama berpartisipasi dalam kehidupan sekolah selain mengajar dengan berkomunikasi
dengan guru. Selain itu, praktikan juga berkomunikasi dengan praktikan dari masing-masing
jurusan untuk menyusun jadwal piket yang disesuaikan dengan jadwal mengajar. Hal ini
dilakukan agar kegiatan selain mengajar yang juga harus diikuti oleh praktikan berjalan
dengan lancar.
E. Proses Bimbingan
1. Dengan Dosen Luar Biasa
Dosen luar biasa sesekali sempat meluangkan waktunya untuk sesekali mengontrol
penampilan praktikan di kelas dan memberikan saran, kritik serta koreksinya berdasarkan
pengamatannya terhadap penampilan praktikan. Hal ini memberikan masukan yang sangat
berarti dalam perbaikan penampilan praktikan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.
12
2. Dengan dosen tetap
Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha menghubungi dosen tetap PPL walaupun
dosen tetap tidak dapat memantau kegiatan PPL secara intensif, tetapi beliau selalu
menyempatkan diri untuk memberikan bimbingan minimalnya dua minggu sekali. Dengan
demikian proses bimbingan akan tetap berjalan dengan lancar. Selain itu Dosen Tetap PPL
menyempatkan diri untuk melihat penampilan praktikan di kelas.
3. Dengan supervisor
Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha membuat janji pertemuan untuk
membahas masalah-maslah yang dihadapi dan masukan-masukan terhadap masalah-masalah
yang terjadi selama pelaksanaan PPL.
13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pelaksanaan PPL memberikan pengalaman yang berharga bagi praktikan. Sesuai
dengan tujuan PPL penulis dapat mengenal lingkungan sekolah baik fisik, administrasi, sosial
dan terutama dalam akademiknya. Selain itu, PPL juga memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menerapkan secara nyata di lapangan mengenai berbagai teori yang telah
dipelajari dalam perkuliahan baik dalam ilmu fisika maupun dalam ilmu kependidikannya.
Dalam kegiatan PPL ini ada beberapa masalah yang timbul, namun praktikan dapat
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehingga tidak menimbulkan masalah yang besar.
Upaya penanggulangan masalah dapat dilakukan dengan cara sharing dengan berbagai pihak
yang dianggap lebih berpengalaman karena dengan cara itu, praktikan akan mengetahui
banyak hal yang membantu dalam penyelesaian masalah.
Masalah-masalah yang dihadapi praktikan selama kegiatan PPL meliputi: (1)
penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran, (2) Penyusunan Program Pengajaran, (3) Proses
Penampilan Mengajar, (4) Ekstrakurikuler, (5) Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah, dan (6)
Proses Bimbingan. Namun demikian, secara umum masalah yang dihadapi dapat diatasi
dengan baik. Sejauh ini masalah yang ada masih dirasakan wajar dan dapat dikendalikan dan
dapat diatasi dengan baik.
Kesimpulan dari hasil observasi dan pengalaman praktikan ketika menjalankan
rangkaian tugas sebagai guru praktek di SMP Negeri 19 Bandung adalah :
1. Dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) praktikan mendapatkan banyak
pengetahuan mengenai cara penysusnan rencana pelaksanaan pengajaran yang baik.
2. Dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) praktikan mendapatkan banyak
masukan dalam proses penampilan mengajar.
3. Praktikan dapat mengetahui kondisi ekstra kurikuler yang dilakukan siswa serta sejauh
mana kontribusi yang dapat diberikan saat pelaksaan ekstra kurikuler berlangsung.
4. Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan upaya yang efektif untuk
membentuk tenaga kependidikan yang profesional. karena mampu menempa
mahasiswa, dan sangat membantu dalam membentuk sikap profesionalisme calon
tenaga pendidik dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan tenaga
kependidikan.
14
5. Program Pengalaman Lapangan (PPL) dapat menambah wawasan dan pengalaman
secara praktis yang harus dihadapi oleh seorang tenaga pendidik terhadap siswanya
dalam memproses pemahaman konsep suatu materi yang diajarkan.
6. Untuk menjadi seorang pendidik yang profesional, diperlukan kemampuan dalam
menguasai dan menyelaraskan berbagai ilmu teoritis yang dimiliki dengan kemampuan
untuk menerapkan ilmu tersebut secara nyata.
7. Tugas guru tidak hanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, tetapi
juga sebagai pembimbing moral dan akhlak siswa.
8. Sedalam apapun penguasaan materi pengajar, tidak akan berguna bila pengajar tersebut
tidak menguasai keterampilan dalam mengelola kelas (siswa).
9. Bimbingan dan arahan yang intensif dari dosen luar biasa dan dosen tetap sangat
menunjang dalam kelancaran praktikan selama kegiatan belajar mengajar dikelas.
B. Saran
1. Untuk UPT-PPL UPI
a. Melakukan pengawasan secara intensif dan berkelanjutan selama praktikan
melakukan praktek program lapangan ini
b. Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak sekolah sehingga penyelenggaraan
kegiatan PPL semakin lancar.
c. Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah yang telah bekerja sama dengan
UPT- PPL UPI sehingga terjalin kerja sama yang baik.
2. Untuk Pihak Lapangan (SMP Negeri 19 Bandung)
a. Senantiasa memberikan bimbingan pada praktikan baik dalam melaksanakan tugas
mengajar, maupun dalam melaksanakan tugas ekstrakurikuler dan partisipasi dalam
kehidupan sekolah. Hal ini untuk mengatasi kebingungan praktikan selama kegiatan
PPL, dan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan praktikan dapat lebih terarah
b. Meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dengan praktikan demi kelancaran
proses pendidikan.
c. Memahami posisi dan kedudukan praktikan dengan menjadikan praktikan sebagai
warga dan bagian dari sekolah yang turut terlibat dalam proses peningkatan mutu
pendidikan di sekolah.
d. Dengan adanya kegiatan PPL diharapkan hubungan kerja sama antara lembaga
institusi sekolah dan UPI terus terjalin dengan baik, khususnya dalam membantu
15
mahasiswa UPI untuk mengembangkan diri melalui pengalaman praktis kependidikan
di lingkungan sekolah.
3. Untuk Mahasiswa Praktikan yang Akan Datang
a. Praktikan harus dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah agar lebih
mudah dalam kelancaran Program Pengalaman Lapangan. Mempersiapkan diri secara
matang, baik secara fisik, maupun mental, jauh-jauh hari sebelum mengontrak
program latihan profesi.
b. Memfokuskan konsentrasinya hanya untuk melaksanakan PPL dengan sebaik-
baiknya.
c. Menguasai mata pelajaran yang akan diajarkan.
d. Memiliki inisiatif dan motivasi dalam hal pengajaran, seperti dalam penggunaan
metode dan media pembelajaran sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang
menyenangkan.
e. Melakukan bimbingan secara rutin dengan dosen luar biasa, dosen tetap, dan
supervisor.
f. Menciptakan hubungan yang harmonis dengan rekan sesama praktikan juga dengan
guru-guru di sekolah yang bersangkutan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian. 2010. Panduan Program Pengalaman
Lapangan (PPL). Bandung: Tidak diterbitkan.
Rustaman dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang: IKIP Malang
ss