12
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan istilah. Berikut ini penjelasan secara rinci pada bab I. 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan refleksi kehidupan di masyarakat yang mengakibatkan adanya hubungan yang erat antara realitas kehidupan masyarakat dengan karya sastra. Pada dasarnya sastrawan merupakan anggota dari masyarakat yang menciptakan sebuah karya sastra. Dalam hal menciptakan karya sastra, pengarang mentranformasikan segala pengalaman yang dialami dan diketahui dalam kehidupan melalui imajinasi menjadi sebuah karya sastra. Pengarang menggambarkan situasi kehidupan dan menampilkan sebuah ungkapan yang nyata serta dapat dijadikan untuk perenungan bagi penikmat karya sastra. Karya sastra yang diciptakan dalam waktu dan situasi tertentu menggambarkan secara langsung adat istiadat dan norma yang berlaku pada zaman karya sastra tersebut diciptakan (Wellek dan Warren, 2014: 1). Beberapa macam karya sastra diciptakan oleh pengarang dapat berupa novel, naskah drama, puisi, cerpen, dongeng, dan lain-lain. Dalam penciptaan karya-karya tersebut, terkandung nilai-nilai moral, budaya, kemanusian, pendidikan dan masih banyak lagi nilai-nilai yang ingin disampaikan pengarang dalam sebuah karya sastra. Dari beberapa macam nilai-nilai tersebut salah satunya adalah nilai karakter. Saat ini, pemerintah sangat berupaya untuk menggalakkan penanaman PPK (Penguatan

BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/46105/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 13. · naskah drama, puisi, cerpen, dongeng, dan lain-lain. ... kepada anak-anak agar bisa bersaing secara sehat

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan istilah. Berikut ini penjelasan secara rinci

    pada bab I.

    1.1 Latar Belakang

    Sastra merupakan refleksi kehidupan di masyarakat yang mengakibatkan

    adanya hubungan yang erat antara realitas kehidupan masyarakat dengan karya sastra.

    Pada dasarnya sastrawan merupakan anggota dari masyarakat yang menciptakan

    sebuah karya sastra. Dalam hal menciptakan karya sastra, pengarang

    mentranformasikan segala pengalaman yang dialami dan diketahui dalam kehidupan

    melalui imajinasi menjadi sebuah karya sastra. Pengarang menggambarkan situasi

    kehidupan dan menampilkan sebuah ungkapan yang nyata serta dapat dijadikan untuk

    perenungan bagi penikmat karya sastra. Karya sastra yang diciptakan dalam waktu dan

    situasi tertentu menggambarkan secara langsung adat istiadat dan norma yang berlaku

    pada zaman karya sastra tersebut diciptakan (Wellek dan Warren, 2014: 1).

    Beberapa macam karya sastra diciptakan oleh pengarang dapat berupa novel,

    naskah drama, puisi, cerpen, dongeng, dan lain-lain. Dalam penciptaan karya-karya

    tersebut, terkandung nilai-nilai moral, budaya, kemanusian, pendidikan dan masih

    banyak lagi nilai-nilai yang ingin disampaikan pengarang dalam sebuah karya sastra.

    Dari beberapa macam nilai-nilai tersebut salah satunya adalah nilai karakter. Saat ini,

    pemerintah sangat berupaya untuk menggalakkan penanaman PPK (Penguatan

  • 2

    Pendidikan Karakter) pada anak terkait banyaknya penyimpangan sosial yang terjadi

    pada era globalisasi ini.

    Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

    ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Karakter yang baik mencerminkan bahwa

    orang tua telah berhasil mendidik anaknya dengan baik. Sebuah keluarga merupakan

    tempat awal mula untuk mengembangkan karakter seorang anak. Orang tua harus

    membentuk karakter anak dengan baik agar harapan yang sudah direncanakan oleh

    orang tua akan diwujudkan oleh anak dengan rasa disiplin dan tanggung jawab. Orang

    tua juga harus turut andil dalam membentuk karakter seorang anak. Jangan sampai

    orang tua hanya menanamkan teori saja pada anak tanpa mempraktikan secara

    langsung apa yang sudah menjadi teori tersebut. Karakter seorang anak akan terbentuk

    dengan baik jika memang orang tua melaksanakan tugasnya dengan baik.

    Penekanan pendidikan karakter bukan hanya diberlakukan di Indonesia. Sejak

    awal tahun 1990-an di Amerika Serikat telah muncul gagasan itu dengan

    dilatarbelakangi kerisauan masyarakat terhadap perilaku kurang baik di kalangan

    generasi muda. Salah seorang tokoh pendidikan karakter di sana adalah Thomas

    Lickona yang menulis buku Educating for Character yang kemudian diacu oleh

    banyak orang. Bahkan ketika suatu task force di Amerika Serikat bekerja untuk

    mencari pola pendidikan yang tepat di abad ke-21 dan menemukan seperangkat

    kompetensi yang disebut “21st Century Skills”, ternyata sebagian besar skills tersebut

    merupakan aspek-aspek karakter (Samani, 2012: 2).

    Di Cina, sejak tahun 1990-an pendidikan karakter juga mendapat perhatian

    ekstra. Bahkan dalam buku Education for 1.3 Billion, Li Lanqing, mantan Wakil

  • 3

    Perdana Menteri Cina, menyebutkan bahwa pembaruan pendidikan karakter

    merupakan reformasi pendidikan paling signifikan di Cina (Samani, 2012: 2).

    Menyadari konsekuensi dari keterbukaan politik dan ekonomi yang dijalankan dan juga

    mengantisipasi perkembangan teknologi, Cina melakukan pembaruan pendidikan

    karakter secara menyeluruh.

    UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization)

    sebagai badan dunia tampak juga mendorong aspek karakter sebagai bagian penting

    dalam pendidikan. Melalui empat pilar yang diajukan, yaitu learning to know, learning

    to do, learning to be, dan learning to live together, tampak sekali UNESCO

    berkeinginan kuat untuk memberi penekanan pada pendidikan karakter sebagai bagian

    penting yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan. Bahkan seminar

    internasional di Manila yang bertema Teaching Philosophy, pendidikan

    karakter/pendidikan moral menjadi inti pembicaraan (Samani, 2012: 3).

    Terlepas dari beberapa fakta tentang pentingnya pendidikan karakter di setiap

    negara. Indonesia merupakan negara yang pendidikan karakter warganya perlu

    mendapat perhatian serius karena pada era globalisasi ini banyak perilaku menyimpang

    yang dilakukan oleh anak-anak remaja Indonesia. Kecenderungan untuk melakukan

    perilaku menyimpang membuat negara ini miskin budi pekerti dan akhlak. Oleh karena

    itu, penanaman pendidikan karakter sangat perlu untuk dilakukan karena masalah ini

    merupakan tanggung jawab bersama. Biar bagaimana pun remaja-remaja akan menjadi

    tulang punggung negara ini. Kesuksesan dan kemajuan bangsa Indonesia tergantung

    dari bagaimana para generasi muda mempersembahkan kualitas diri, sebagai orang

    yang berkarya dan memiliki daya juang untuk membuat negara ini menjadi lebih maju.

  • 4

    Pendidikan karakter dapat dibentuk melalui cara yang sederhana, misalnya

    dengan membiasakan anak untuk membaca dongeng. Dongeng pada umumnya

    mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat diambil sisi positifnya untuk

    tumbuh kembang anak menuju proses kedewasaan. Dongeng sangat baik menjadi

    bahan bacaan anak-anak karena bahasa yang digunakan mudah sekali untuk mereka

    tangkap maksud dari jalan ceritanya. Dengan adanya nilai-nilai pendidikan karakter di

    dalam sebuah dongeng anak menjadi mengerti bagaimana pentingnya menjadi orang

    yang baik itu sangat menguntungkan bagi dirinya dan bagi orang lain. Karakter anak

    harus dibentuk sedari dini karena pada masa usia keemasan orang tua lebih gampang

    untuk membentuk karakter anak.

    Ada lima aspek utama dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang

    dicetuskan oleh Kemendikbud, yaitu nilai karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong

    royong, dan integritas. Kelima aspek tersebut merupakan aspek yang harus ditanamkan

    kepada anak sejak usia dini sesuai dengan usaha pemerintah untuk mencanangkan

    pendidikan formal bagi anak dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Hal

    tersebut dilakukan agar karakter dalam diri anak tidak makin tergerus oleh modernisasi

    (Muslich, 2013:15).

    Pada era globalisasi ini nilai karakter mandiri sangat perlu untuk ditanamkan

    kepada anak-anak agar bisa bersaing secara sehat dalam menjalani lika-liku kehidupan.

    Anak-anak jangan terlalu dimanjakan dengan hal-hal yang kurang baik yang

    mengakibatkan timbulnya sifat malas dari dalam diri mereka. Anak-anak harus

    dibiasakan untuk mandiri dalam hal menyiapkan keperluannya sehari-hari. Sikap

    mandiri harus selalu dimiliki oleh setiap anak-anak, dengan kemandirian tersebut

  • 5

    mereka bisa terhindar dari sifat bergantung kepada orang lain. Nilai karakter mandiri

    merupakan perilaku yang aktivitasnya diarahkan pada diri sendiri. Anak-anak yang

    memiliki sifat mandiri akan berusaha memecahkan masalah sendiri tanpa harus

    bergantung pada bantuan dari orang lain.

    Nilai karakter mandiri dapat ditanamkan sejak dini melalui dongeng ataupun

    bahan bacaan lain yang mengajarkan nilai-nilai karakter mandiri. Dongeng merupakan

    bahan bacaan menarik yang dapat dijadikan sebagai media pembentuk karakter anak.

    Dongeng merupakan salah satu karya sastra yang dapat dijadikan sarana untuk

    pembelajaran bahasa Indonesia. Dongeng dapat dijadikan bahan ajar yang bertujuan

    untuk mengetahui nilai-nilai karakter mandiri dan dapat diterapkan pada kehidupan

    sehari-hari oleh para siswa. Dongeng merupakan sebuah karya sastra yang berupa

    cerminan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai dan pesan-pesan yang baik salah

    satunya adalah nilai karakter mandiri.

    Pada umumnya dongeng berisi lebih singkat dan bersifat langsung kepada

    pesan atau tujuan yang ingin disampaikan daripada karya fiksi yang ukurannya lebih

    panjang, contohnya novel. Dongeng memiliki unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang

    pemahamannya lebih luas daripada karya sastra yang lebih panjang. Dalam hal

    tersebut, isi cerita tidak dijabarkan secara lebar dan rinci, tetapi disingkat dan

    difokuskan secara langsung pada inti permasalahan. Di dalam dongeng terdapat kisah-

    kisah tentang tokoh yang bertingkah laku baik, maka hal itu dapat dipastikan memberi

    pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas untuk siswa mengenai nilai-nilai karakter

    mandiri yang dapat diterapkan pada kehidupannya.

  • 6

    Di tengah laju perkembangan zaman yang semakin modern, saat ini keberadaan

    dongeng kurang diminati oleh generasi muda sekarang. Berbagai persoalan yang telah

    hadir salah satunya adalah kualitas budaya literasi di Indonesia. Sampai saat ini budaya

    literasi belum dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan

    budaya literasi belum dijadikan kebutuhan hidup dan belum diterapkan di seluruh

    nusantara. Perilaku masyarakat, terutama di dalam dunia pendidikan harus berupaya

    untuk mengubah dari budaya yang tidak suka membaca menjadi masyarakat membaca

    khususnya generasi muda. Semakin banyak masyarakat yang giat membaca maka akan

    semakin tinggi peradabannya. Kualitas suatu bangsa harus berjalan seimbang dengan

    budaya literasi, melalui budaya literasi membaca, dapat memberikan segala informasi

    yang sangat berguna untuk kehidupan sosial (Permatasari, 2015: 147).

    Selain dapat melemahkan karakter pada diri seorang anak, perkembangan

    informasi dan teknologi yang semakin canggih sangat memengaruhi melemahanya

    minat baca seseorang khususnya membaca dongeng. Ketika dahulu, telah menjadi

    kebiasaan orang tua untuk mendongengkan sebuah cerita yang dikuasai secara turun-

    temurun kepada anak-anaknya, tetapi keadaan generasi muda saat ini berbeda jauh

    dibandingkan generasi zaman dulu.

    Zaman modernisasi saat ini anak-anak lebih menyukai hal-hal yang memiliki

    sifat langsung tanpa rumit. Anak lebih tertarik membaca komik daripada dongeng.

    Padahal dalam membaca dongeng membutuhkan kajian yang lebih dalam hal

    memahaminya. Bahkan di zaman sekarang, generasi muda lebih memanfaatkan

    internet sebagai sarana bermain media sosial, game, facebook, dan lain-lain. Hal

    tersebut tidak sejalan lagi dengan perkembangan karakter yang semakin tergeser di era

  • 7

    globalisasi saat ini. Tidak diketahuinya nilai-nilai karakter mandiri yang tersimpan

    dibalik sebuah dongeng melalui tokoh-tokohnya. Di dalam dongeng, pencipta sangat

    berpengaruh dalam memperhatikan nilai-nilai karakter mandiri yang akan disampaikan

    kepada pembacanya.

    Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, dongeng

    sekarang sangat mudah diakses, hanya dengan bermodalkan jaringan internet siapa pun

    dapat mengakses kumpulan dongeng pada situs web SAHABAT KELUARGA. Situs

    web SAHABAT KELUARGA merupakan situs web di bawah naungan Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dongeng yang disajikan sangat

    menarik bagi para anak-anak yang sangat suka membaca. Selain itu, dongeng yang

    diciptakan ada sajian gambar yang akan menambah daya tarik bagi pembacanya.

    Dongeng tersebut dapat di akses pada alamat link:

    https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/index&ikat=4.

    Situs web SAHABAT KELUARGA merupakan situs web yang dibuat untuk

    membangun ekosistem pendidikan, yang terdiri atas orang tua, kepala sekolah, guru,

    komite sekolah, dewan pendidikan, penggiat pendidikan dan masyarakat keseluruhan,

    yang cerdas dan berkarakter. Melalui laman ini, orang tua dapat memperoleh praktik

    pendidikan keluarga dan menularkannya ke orang tua lain, sehingga menjadi fasilitas

    belajar bersama. Orang tua juga dapat belajar dari pengalaman orang tua lain yang

    berhasil mendidik anak-anaknya hingga sukses.

    Hal-hal yang menarik dan menjadi alasan bagi peneliti untuk mengambil

    penelitian pada kumpulan dongeng ini, karena kisah dalam dongeng ini menceritakan

    tentang kehidupan sosial sehari-hari, semangat nasionalisme, keberagaman suku, kisah

  • 8

    fantasi, pelajaran hidup untuk saling membantu sesama, dan juga pelajaran hidup yang

    dapat dipetik hikmahnya dari cerita atau dongeng tersebut.

    Peneliti tertarik untuk mengkaji dongeng-dongeng di dalam situs web

    SAHABAT KELUARGA ini karena ingin mendeskripsikan nilai-nilai karakter

    mandiri yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai karakter mandiri yang terkandung di

    dalam dongeng-dongeng tersebut dapat dijadikan pedoman untuk kehidupan anak-anak

    untuk bisa hidup mandiri tanpa selalu bergantung pada bantuan orang lain. Situs web

    SAHABAT KELUARGA ini menyajikan berbagai macam informasi bagi orang tua

    dalam mengarahkan karakter anak, serta memiliki berbagai macam informasi lain yang

    sangat berguna untuk kehidupan keluarga.

    Karakter mandiri sangat mutlak diajarkan sedini mungkin kepada seorang anak

    karena tidak selamanya anak akan dengan mudah mendapat pertolongan dari orang

    lain. Karakter mandiri erat kaitannya dengan kesuksesan, mandiri dalam berpikir dan

    berkarya dapat membentuk kepribadian seseorang yang memiliki tekad untuk sukses.

    Seorang anak yang mandiri bisa lebih cepat sukses dibanding mereka yang selalu

    mengharapkan bantuan dari orang lain. Alasan tersebut juga menjadi alasan mengapa

    karakter mandiri yang peneliti akan analisis dalam penelitian yang berjudul “Analisis

    Nilai-nilai Karakter Mandiri dalam Kumpulan Dongeng pada Situs Web SAHABAT

    KELUARGA.”

    Terkait beberapa hal yang sudah dipaparkan di atas, peneliti menekankan pada

    aspek nilai-nilai karakter mandiri dalam kumpulan dongeng pada situs web SAHABAT

    KELUARGA edisi tahun 2016 sampai dengan tahun 2017. Hal ini sangat penting untuk

  • 9

    dilakukan karena semakin melemahnya nilai-nilai karakter mandiri pada generasi

    muda. Selain untuk mengetahui nilai-nilai karakter mandiri yang terdapat di dalam

    kumpulan dongeng pada situs web SAHABAT KELUARGA tersebut, penelitian ini

    juga diharapkan dapat menumbuhkan nilai-nilai positif yang bermanfaat untuk

    diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    Sejalan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian tentang “Nilai

    Pendidikan Karakter pada Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas IV SD”, yang diteliti

    oleh Wanda Ndarutami (2013). Pada penelitian tersebut peneliti menganalisis

    bagaimana buku teks bahasa Indonesia dapat menjadi tempat atau bahan sebagai

    penguat karakter anak. Namun penelitian tersebut meneliti buku teks secara umum dari

    segi nilai pendidikan karakternya. Mengingat nilai-nilai pendidikan karakter sangatlah

    banyak. Jadi peneliti kali ini memfokuskan penelitian terhadap nilai-nilai karakter

    mandiri yang terdapat di dalam kumpulan dongeng pada situs SAHABAT

    KELUARGA. Penelitian tersebut sangat penting karena di zaman sekarang ini

    pendidikan karakter merupakan hal serius yang harus dilakukan oleh setiap orang tua

    karena banyak sekali terjadi penyimpangan sosial yang dilakukan orang remaja-remaja

    Indonesia.

    Penelitian yang diambil berjudul Analisis Nilai-nilai Karakter Mandiri dalam

    Kumpulan Dongeng pada Situs Web SAHABAT KELUARGA. Usaha pengkajian ini

    dilakukan tentunya ada daya pembeda dengan penelitian-penelitin yang sebelumnya.

    Perbedan penelitian ini dengan penelitian yang lain, yaitu nilai-nilai karakter yang

    terdapat di dalam kumpulan dongeng pada situs web SAHABAT KELUARGA ini

    adalah nilai karakter mandiri terhadap dinamika yang sedang terjadi pada zaman

  • 10

    modernisasi ini. Di dalam nilai-nilai karakter mandiri terdapat tujuh sub nilai mandiri

    menurut Kemendikbud 2017 yang meliputi (1) etos kerja (kerja keras), (2) tangguh

    tahan banting, (3) daya juang, (4) profesional, (4) kreatif, (5) keberanian, dan (7)

    menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selain itu, peneliti juga membahas penyajian

    cerita dari segi penyampaian, yakni secara langsung dan tidak langsung yang

    digunakan oleh pengarang.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka rumusan masalah

    yang diambil adalah:

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian yang

    ini adalah:

    1. Nilai-nilai karakter mandiri apa saja yang terdapat dalam kumpulan dongeng

    pada situs web SAHABAT KELUARGA?

    2. Bagaimana strategi pengarang dalam menyampaikan nilai-nilai karakter

    mandiri dalam kumpulan dongeng pada situs web SAHABAT KELUARGA?

    1. Mendeskripsikan nilai-nilai karakter mandiri yang terdapat dalam kumpulan

    dongeng pada situs web SAHABAT KELUARGA;

    2. Mendeskripsikan strategi pengarang dalam menyampaikan nilai-nilai karakter

    mandiri dalam kumpulan dongeng pada situs web SAHABAT KELUARGA.

  • 11

    1.4 Manfaat Penelitian

    Secara rinci manfaat penelitian terbagi menjadi dua, yaitu:

    1. Manfaat Teoritis

    Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

    dalam memperkaya kajian ilmu sastra, terutama penerapan pendidikan

    karakter yang terkandung dalam kumpulan dongeng SAHABAT

    KELUARGA.

    2. Manfaat Praktis

    Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu

    sumber informasi untuk memandu dan memahami karya sastra khususnya

    dongeng. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan inspirasi maupun bahan pijakan bagi peneliti lain untuk

    mengembangkan dan melakukan penelitian mengenai analisis dongeng

    secara lebih mendalam. Bagi guru mata pelajaran, hasil penelitian ini

    bermanfaat untuk memberi arahan membaca dongeng atau karya sastra

    yang bermutu yang dapat memberikan pelajaran ataupun manfaat positif

    bagi yang membacanya. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan menjadi

    sumber pengetahuan yang memiliki nilai pendidikan karakter dengan

    menyesuaikan pada setiap mata pelajaran. Serta bagi dunia pendidikan,

    hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar mengenai pengajaran karakter

    melalui karya sastra khususnya dongeng.

  • 12

    1.5 Penegasan Istilah

    1. Nilai Pendidikan Karakter

    Nilai pendidikan karakter adalah sesuatu yang berharga, berguna, baik,

    indah yang berguna bagi kehidupan manusia yang tujuannya sebagai

    pedoman hidup dalam bermasyarakat dan bernegara. Nilai yang muncul

    tentang bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik

    dalam kehidupan, sehingga anak/peserta didik memiliki kesadaran, dan

    pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk

    menerapkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

    2. Karakter Mandiri

    Karakter mandiri adalah perilaku atau sikap seseorang yang mampu

    memanajemen dirinya sendiri untuk tidak bergantung pada orang lain dan

    memperjuangkan segala sesuatunya dengan sungguh-sungguh. Karakter

    mandiri ada 7 bentuk, (1) etos kerja (kerja keras), (2) tangguh tahan banting,

    (3) daya juang, (4) profesional, (5) kreatif, (6) keberanian, dan (7) menjadi

    pembelajara sepanjang hayat.

    3. Strategi Penyampaian Pesan

    Strategi penyampaian pesan adalah cara pengarang mengungkapkan

    sesuatu hal seperti pandangan tentang gagasan, moral, dan amanat. Cara

    menyampaikan pesan yang digunakan oleh pengarang ada dua, yaitu secara

    langsung dan tidak langsung.