61
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana yang tertulis dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diharapkan dan dapat mencapai tujuan secara optimal, maka pendidik mempunyai peranan yang sangat menentukan, artinya bagaimanapun baik dan lengkapnya kurikulum, metoda, media, sumber, sarana dan prasarana pendidikan lainnya, tanpa pendidik mustahil tujuan pendidikan dapat dicapai. 1

BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana yang tertulis dalam Undang-

undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa

yang berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang

diharapkan dan dapat mencapai tujuan secara optimal, maka pendidik

mempunyai peranan yang sangat menentukan, artinya bagaimanapun baik dan

lengkapnya kurikulum, metoda, media, sumber, sarana dan prasarana

pendidikan lainnya, tanpa pendidik mustahil tujuan pendidikan dapat dicapai.

Undang-undang SPN tahun 2003 pasal 28 satuan pendidikan formal

pertama yang diselenggarakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

adalah pendidikan usia dini yang berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK),

Raudatul Athfal (RA) ataupun bentuk lain yang sederajat. Untuk itu TK, RA

harus mampu mengembangkan potensi anak didik, agar dapat

mengembangkan diri baik sebagai individu maupun sebagai anggota

masyarakat. Tujuan pendidikan TK, RA sebagaimana tercantum dalam

Kepmen Dikbud RI No. 0486/U/1992 Bab II Pasal 3 ayat 1 dalam Diknas

1

Page 2: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

(2003:143) yaitu; Membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,

pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik

dalam menyesuaikan diri di lingkungan dan untuk pertumbuhan serta

perkembangan selanjutnya.

Sebagai dasar pendidikan tentunya guru merupakan titik sentral

pendidikan di sekolah, guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan

profesionalisme dan kompetensinya dalam menjalankan tugas sehari-hari baik

sebagai tenaga pendidik, pengajar, atau pembimbing yang senantiasa harus

mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dimana masa usia dini

dikatakan sebagai masa emas dalam rentang perkembangan individu, pada

masa ini anak usia dini mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari

segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial.

Berbagai fenomena permasalahan di TK, RA ditemui guru dalam

memberikan pelayanan pendidikan di sekolah, khususnya dalam

perkembangan motorik anak usia dini sebagaimana diungkap Jamaris (2003)

anak yang mengalami kesulitan belajar motorik adalah lemahnya koordinasi

gerak visual motorik yaitu anak yang mengalami kesulitan dalam melakukan

koordinasi antara gerakan visual (pandangan mata) dan motorik (gerakan

tangan, gerakan jari tangan atau kaki) secara serempak pada tujuan.

Berbagai permasalahan yang dialami anak seperti dalam kegiatan

motorik kasar anak tidak dapat menendang bola ke arah yang dituju.

Tendangan selalu meleset walaupun ia telah melakukan berulang kali.

Kesulitan ini mengganggu proses belajar menulis, membaca dan belajar

2

Page 3: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

lainnya. Hal ini dikarenakan kegiatan belajar atau kegiatan lainnya

membutuhkan kemampuan dalam mengkoordinasikan gerakan visual motorik.

Aspek yang perlu di kembangkan pada anak prasekolah,yaitu: motorik,

bahasa, kognitif, emosi, social, moralitas, dan kepribadian. Agar semua aspek

ini dapat berkembang dengan baik, maka di perlukan model perkembangan

motorik khusus untuk anak-anak prasekolah

Ada pun tata cara sholat, mulai dari wudhu hingga akhir sholat,

merupakan sebuah rangkaian yang tertib dan memiliki ketentuan khusus yang

harus di taati. Karena ini menjadi sebuah latihan kedisiplinan bagi yang

melaksanakannya. Waktu sholat yang telah ditetapkan dalam waktu-waktu

tertentu dan membiasakan seorang anak untuk hidup teratur sehat dan disiplin.

Perlu di tekankan lagi bahwa pengenalan kewajiban sholat terhadap

anak haruslah di lakukan dalam rangka menciptakan kecintaan mereka akan

ritual sholat, bukan karena target atau pun kewjiban itu sendiri. Itu makanya

para guru perlu melakukan metode dan media yang bergambar yang

menyenangkan anak dan juga memberikan penghargaan dan memotifasi

mereka untuk selalu bersemangat dalam melakukan sholat.

Pada Sekolah TK, umumnya sudah tersusun kurikulum pada tiap

sekolah yang merancang kegiatan atau aktivitas yang mengacu pada

perkembangan motorik anak. Salah satu aktivitas tersebut adalah terdapat

dalam materi ibadah belajar shalat yang lebih mengacu pada gerakan shalat.

Ini biasanya ada pada sekolah TK Islam dimana indikatornya adalah anak bisa

mengetahui gerakan shalat, bacaan shalat dan do’a dalam shalat.

3

Page 4: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

Pada usia pra sekolah ini, secara biologis pertumbuhan otot-otot besar

anak terjadi secara lamban, tidak terdapat hal-hal yang menggoncangkannya.

Sebaliknya pertumbuhan otot-otot halus sudah terjadi sehigga si anak sudah

mampu melakukan gerak rukuk dan sujud secara baik. Anak sudah dapat

dilatih untuk berwudhu dan shalat, karena kemampuan anggota wudhunya dan

gerakan shalat sudah dapat dilakukan menurut petunjuk yang diberikan

kepadanya. Tepat sekali hadis nabi yang memerintahkan agar orang tua

menyuruh anaknya salat apabila anaknya berumur 7 tahun dan memukulinya

pada umur 10 tahun jika anak tidak melaksanakannya.

Pada anak usia TK tidak mudah untuk meningkatkan pengembangan

motoriknya, pada hal dengan usia ini merupakan masa terjadinya pematangan

fungsi-fungsi fisik dan pisikis yang siap merespon stimulasi yang di berikan

oleh lingkungan. Untuk dapat merespon gerakan tersebut maka perlu bagi

guru merancang suatu media, metode atau permainan yang bisa merangsang

motorik pada anak.

Ada pun cara yang dapat dilakukan di TK dalam mempersiapkan

motorik antara lain dengan menggunakan sarana pendukung berupa alat

peraga atau alat permainan yang dapat digunakan oleh anak mau pun guru

dalam kegiatan pembelajaran. Alat tersebut dapat memberikan informasi atau

menghasilkan pengertian, memberi kesenangan, serta mengembangkan

imajinasi anak.

Sebagai alat untuk mencapai tujuan yang akan dicapai tidak selamanya

memadai. Oleh karna itu dalam memilih media yang akan digunakan dalam

4

Page 5: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

program anak TK guru perlu mempunyai alasan yang dan factor-faktor yang

mendukung pemilihan media yang akan digunakan. Disekolah, gurulah yang

menentukan apa aktifitas atau olah raga yang dapat dilakukan anak sesuai

dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Dan guru dapat membantu

mengembangkan minat dan rrasa percaya diri anak dan perasaan mampu

melakukan berbagai kegiatan fisik / motorik yang sesuai untuk anak tk.

Dengan arahan yang baik, anak yang pemalu akan mau beraktifitas fisik

bersama sekelompok teman-teman sebaya

Berdasarkan observasi awal yang didapat penulis pada TK adzkia II

Padang mengenai perkembangan motorik kasar anak, pertama, salah satu

kegiatan perkembangan motorik kasar anak di TK Adzkia II Padang yang

berupa mengenal dan mempraktekkan gerakan shalat ternyata masih banyak

anak yang belum mempunyai gerakan shalat yang tepat dan benar. Meskipun

mereka ada yang hafal dan mengenal gerakan tapi gerakan tersebut belum

benar dilakukan dan sayangnya jumlah anak yang tidak tepat melakukannya

lebih dari 45% dan itu angka yang signifikan untuk dipertimbangkan

solusinya. Temuan yang kedua, penulis melihat dari segi guru, penggunaan

media untuk membuat anak tertarik mengetahui ketepatan setiap gerakan

shalat masih kurang. Media yang digunakan guru hanya berupa gambar

gerakan shalat beserta urutannya dimana jenis gambar yang dipakai adalah

gambar tidak bergerak. Ketiga, penulis menemukan metode dalam

mengajarkan perkembangan motorik kasar anak melalui gerakan shalat tidak

memakai game atau permainan melainkan lebih ke praktek pada hal

5

Page 6: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

permainan sangat penting dalam memacu minat belajar anak dan rasa keingin

tahuannya terhadap suatu hal.

Demikianlah permasalah yang ditemukan penulis di TK Adzkia II

Padang dalam hal perkembangan motorik kasar anak pada materi gerakan

shalat.

Untuk meminimalisirkan permasalahan tersebut,penulis akan

mengaplikasikan permainan gambar seri dalam meningkatkan kemampuan

motorik kasar anak di TK Adzkia II Padang.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka penulis ingin melakukan

penelitian dengan judul “Pengembangan Motorik Kasar Anak Melalui

Permainan Gambar Seri Gerakan Sholat di Taman Kanak-kanak Adzkia II

Padang”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat

mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Kurangnya variatif penggunaan media dan alat peraga yang digunakan

guru dalam memberikan pembelajaran materi ibadah khususnya pada

gerakan shalat di TK Adzkia II Padang

2. Anak belum mempunyai gerakan shalat dan urutan shalat yang benar dan

akurat.

3. Pembelajaran gerakan shalat oleh guru tidak memakai permainan yang

menarik atau baru lagi bagi anak.

6

Page 7: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

C. Pembatasan Masalah

Sebagaimana dari identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas,

maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu Penelitian ini

ingin mengukur perkembangan motorik kasar anak melalui penggunaan media

gambar seri gerakan sholat, dan materi yang diambil dalam penggunaan media

gambar seri gerakan sholat untuk melihat perkembangan motorik kasar anak

ini adalah gerakan sholat dan urutan gerakan shalat di TK Adzkia II Padang.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka dapat

dirumuskan sebagai berikut,”Bagaimanakah permainan gambar seri gerakan

sholat dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di TK Adzkia II

Padang?”

E. Rancangan Pemecahan Masalah

1. Guru hendaknya dapat meningkatkan minat anak dalam mengikuti

kegiatan fisik

2. Guru hendaknya memberikan penjelasan kepada anak dalam melakukan

gambar seri gerakan sholat

3. Guru menyediakan alat yang akan digunakan, agar anak tidak merasa

bosan dan tertarik untuk mengikuti permainan tersebut

4. Guru mengoptimalkan anak agar senang dan berinisiatif untuk mengikuti

permainan

7

Page 8: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

F. Tujuan Penelitian

1. Dapat mengembangkan fisik motorik kasar pada anak

2. Dapat mengembangkan motorik kasar anak melalui permainan gambar seri

gerakan sholat menggunakan kartu

3. Dengan permainan gambar seri gerakan sholat anak bisa mengontrol

gerakan sholat pada anak

4. Dapat mengembangkan kemampuan gerakan sholat melalui permainan

gambar seri gerakan sholat menggunakan kartu

5. Media yang digunakan dapat menarik perhatian atau memotivasi anak

G. Manfaat Penelitian

1. Sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada

anak di TK Adzkia II Padang.

2. Bagi siswa; mengaplikasikan permainan gambar seri gerakan sholat untuk

meningkatkan motorik kasar anak di TK adzkia II Padang.

3. Bagi guru; alat peraga permainan gambar seri gerakan sholat dapat di

terapkan sebagai salah satu pembelajaran motorik kasar anak.

4. Bagi penulis sendiri; dengan penelitian ini dapat menambah pengalaman

dan wawasan untuk melakukan kegiatan penelitian terutama dalam

peningkatan kemampuan motorik kasar anak.

5. Bagi peneliti selanjutnya; dengan hasil penelitian ini dapat dijadikan

sumber informasi dan inspirasi untuk melakukan penelitian dimasa yang

akan datang dengan dimensi dan aspek yang lain.

8

Page 9: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

6. Bagi Dinas Pendidikan; diharapkan agar dapat mengembangkan

kemampuan motorik anak usia dini dengan mengaplikasikan media yang

inovatif di lingkungan TK baik dalam kegiatan IGTKI dan KKG lebih

khususnya.

H. Defenisi Operasional

1. Perkembangan Motorik

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui

kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cord.

Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar

adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar

atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri

(Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002).

2. Permainan gambar seri gerakan sholat

Menurut Marhijantuo (1999:425) bahwa “Gambar seri adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada

penerima yang mempunyai urutan peristiwa dan disajikan secara berurut

dengan warna yang menarik dan indah.

Keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa permainan gambar seri

adalah rangkaian beberapa gambar yang dapat membuat sebuah kejadian yang

menarik bagi anak.

9

Page 10: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini

Menurut Masitoh (2007:18) Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya

adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi

pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan

pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak

Menurut Santoso (2008:9) Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah

jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar, yang merupakan suatu

upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan 6 Tahun

dilakukan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal dan

informal.

Menurut Herawati (2005:7) Pendidikan anak usia dini adalah merupakan

salah satu bentuk penyelenggaraan yang menitik beratkan pada peletakan dasar

kearah pertumbuhan, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

dan kecerdasan (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual).

Berdasarkan pemaparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

Hakekat (PAUD) adalah upaya untuk mestimulasikan, membimbing,

mengasuh, dan memberikan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan

kemampuan dan keterampilan anak

10

Page 11: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Menurut Bredecamp dalam Masitoh (2007:17) mengatakan bahwa

“Pendidikan Anak Usia DIni mencakup berbagai program yang melayani anak

dari lahir sampai dengan delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan

intelektual, social, emosi, bahasa, dan fisik anak”.

Menurut Santoso (2008:29) Pendidikan Anak Usia Dini adalah individu

sebagai mahluk sosikultural yang sedang mengalami proses perkembangan

yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya, dan memiliki sejumlah

karakteristik tertentu

Sedangkan menurut Hartati (2005:28) Pendidikan Anak Usia Dini

adalah pendidikan yang dilaksanakan baik oleh keluarga, sekolah, maupun

masyarakat untuk mendidik anak-anak menjalani proses perubahan kearah

perkembangan yang lebih sempurna agar kelak menjadi manusia yang

bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa

Berdasarkan defenisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa salah

satu bentuk pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah

pertumbuhan dan perkembangan seperti, fisik, kecerdasan, daya pikir, emosi,

spiritual anak

b. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai menurut Sujiono (2009:16)

adalah:

11

Page 12: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

1. Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologi anak usia dini dan

mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan fisiologi

yang bersangkutan

2. Dapat memahami perkembangan kreativitas anak usia dini dan usaha-

usaha yang terkait dengan pengembangannya

3. Dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan perkembangan

anak usia dini

4. Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini

5. Dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi

perkembangan anak usia kanak-kanak

Menurut Santoso (2008:23) tujuan pendidikan anak usia dini adalah

untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak

agar dapat tumbuh kembang secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai,

norma, dan harapan masyarakat.

Menurut Syarifudin dalam masitoh (2007:14) bahwa tujuan pendidikan

mencakup 4 hal diantaranya

1. Mengembangkan pribadi, baik aspek jasmani, mental, moral, maupun

keagamaan

2. Tuntunan social yaitu untuk menjadi anggota masyarakat dan warga

negara yang baik dan terpelajar

3. Kebutuhan untuk mendapatkan keterampilan

4. Kemampuan belajar sepanjang hayat

12

Page 13: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari

pendidikan anak usia dini adalah membangun landasan bagi perkembangan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kapada Tuhan Yang Maha Esa, dan mengembangkan kecerdasan peserta didik

pada masa emas dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan

c. Manfaat pendidikan Anak Usia Dini

Menurut Sujiono (2009:40) manfaat pendidikan bagi anak usia dini

adalah:

1. Untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai

dengan tahap perkembangan

2. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar

3. Mengembangkan sosialisasi anak

4. Menanamkan peraturan dan disiplin pada anak

Menurut Yuliani (2009:46) manfaat Pendidikan Anak Usia Dini adalah:

1. Mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak

2. Mengenal anak dengan dunia sekitar

3. Mengembangkan sosialisasi anak

4. Mengenalkan peraturan

5. memberikan kesempatan kepada anak pada masa bermain

6. memberikan stimulasi

Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa manfaat

dari pendidikan anak usia dini adalah memberikan wawasan dan imajinasi

13

Page 14: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

serta rangsangan sensorik dan motorik kasar agar tumbuh dan berkembang

dengan baik untuk mempersiapkan kejenjang pendidikan dasar

d. Karakteristik pendidikan Anak Usia Dini

Menurut Dinata dalam Aisyah (2003:19) karakteristik anak usia dini

adalah

1. Membutuhkan rasa aman, istirahat, dan makan yang baik

2. Datang kedunia yang diprogramkan untuk meniru

3. Membutuhkan latihan dan rutinitas

4. Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh jawaban

5. Cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa

6. Membutuhkan pengalaman langsung

7. Trial and error menjadi hal pokok dalam belajar

8. Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak

Selanjutnya beberapa karakteristik anak usia dini Aisyah dalam Hartati

(2005:14) sebagai berikut:

1. Memiliki rasa ingin tahu

2. Merupakan pribadi yang unik

3. Suka berfantasi dan berimajinasi

4. Masa paling potensial untuk belajar

5. Menunjukkan sikap egosentris

6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek

7. Sebagai bagian dari mahluk social

14

Page 15: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa karakteristik

pendidikan anak usia dini adalah sesuaan dengan kemampuan dan sifat dari

anak usia dini itu sendiri yaitu mempunyai sikap rasa ingin tahu yang banyak,

suka berimajinasi, perlu rutinitas untuk latihan, cara berfikir yang berbeda

dengan orang dewasa dan lain sebagainya.

2. Pengembangan Motorik Kasar

a. Pengertian Motorik Kasar

Secara Anak usia TK tidak lagi di repotkan dengan berbagai kegiatan

jasmani yang bersifat dasar, seperti bagaimana agar dapat berdiri atau

berjalan dengan baik. Pada masa ini tugas perkembangan jasmani anak

ditekan pada koordinasi gerakan tubuh seperti berlari, melompat,

bergantungan, melempar, dan menangkap, seperti menjaga keseimbangan.

Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi

gerak motorik kasar

Menurut Jamaris (2003:6) motorik kasar adalah kemampuan yang

membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. oleh karena itu

biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih

besar. Pengembangan motorik kasar juga memerlukan koordinasi kelompok

otot-otot anak tertentu yang dapat membuat mereka meloncat, memanjat,

berlari, menaiki sepeda, dan lain-lain.

Menurut Hadis dalam Sujiono (2007:13) untuk merangsang motorik

kasar dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat,

15

Page 16: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

memeras, bersiul, membuat ekspresi muka senang, sedih, gembira, berlari,

berjinjit, berdiri diatas satu kaki, berjalan di papan titian, dan sebagainya

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motorik kasar

adalah gerakan tubuhyang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar

atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak, seperti

kemampuan anak berlari, menendang, duduk,dan lain-lain.

b. Tujuan Motorik Kasar

Menurut Sujiono (2007:210) tujuan motorik kasar adalah sebaggai

berikut:

1. Meningkatkan kemampuan mengelola

2. Mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi

3. Meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat

Menurut Hildayani (2008:20) tujuan dari motorik kasar adalah dapat

mengatur keseimbangan tubuh, dapat mengkoordinasi mata, tangan, kaki

dan seluruh tubuh. Berdasarkan pendapatan di atas dapat disimpulkan

bahwa tujuan dari motorik kasar adalah anak usia dini mulai memiliki

koordinasi dan keseimbangan tubuh untuk melakukan kegiatan fisik.

Berdasarkan pendapatan diatas dapat penulis disimpulkan bahwa

tujuan dari motorik kasar anak adalah agar anak mampu melakukan

aktivitas motorik / fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, dan

anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi menjadi suatu karya.

16

Page 17: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

c. Manfaat Motorik Kasar

Menurut Samsudin (2007:2) Manfaat motorik Kasar Anak usia dini

adalah sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan perkembangan dan aktivitas system peredaran

darah, pencaenaan, pernafasan, dan syaraf

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik seperti bertambahnya tinggi dan

berat badan

3. Dapat meningkatkan perkembangan keterampilan, intelektual, emosi,

dan social

Menurut Sumatri (2005:5) manfaat motorik kasar anak yaitu dapat

diperoleh anak TK ketika anak tersebut semakin terampil dalam menguasai

keterampilan motoriknya, selain itu kondisi badan semakin sehat karena

bergerak, anak tersebut semakin mandiri dan percaya diri, serta anak yang

baik perkembangan motoriknya mempengaruhi keterampilan social yang

positif.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat

dari motorik kasar dapat meningkatkan pertumbuhan fisik, meningkatkan

perkembangan keterampilan

d. Tahap Perkembangan Motorik Kasar

Menurut Sujiono (2007:16) tahap perkembangan motorik kasar anak

5-6 tahun adalah:

1. Berlari dan langsung menendang bola

2. Melompat-lompat dengan kaki bergantian

17

Page 18: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

3. Melambung bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan

dua tangan

4. Berjinjit dengan tangan dipinggul

5. Berjalan pada garis yang sudah ditentukan

6. Menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut

7. Mengayuhkan satu kaki kedepan atau kebelakang tanpa kehilangan

keseimbangan

Menurut Hildayani (2008:14) Tahap Perkembangan Motorik Kasar

Anak 5-6 tahun adalah:

1. Anak dapat berlari dan mengontrol gerakan dalam permainan

2. Gerakan melompat yang dilakukan dapat digabungkan dengan gerakan

lain, misalnya berlari lalu melompat sejauh kurang lebih 60-75 cm

3. Dapat melempar dengan gerakan yang benar dengan cara

melangkahkan kaki kanan kedepan sambil melempar

4. Menangkap bola kecil dengan menggunakan telapak tangan

5. Keterampilan menaiki dan menuruni tangga

6. Mengkombinasikan gerakan jalan dan lari

7. Berguling-guling

8. Dapat menari dan mengikuti gerakan dalam senam irama

Maka dapat penulis simpulkan bahwa tahap perkembangan motorik

kasar anak pada usia 4-5 Tahun pada tahap perkembangan ini anak sudah

mulai nampak pada motorik kasarnya seperti, menuruni tangga dengan

18

Page 19: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

cepat, seimbang saat berjalan mundur, melompat rintangan, melempar dan

menangkap bola, dan melambungkan bola.

3. Alat Permainan

a. Pengertian Alat Perrmainan

Alat bermain untuk anak usia dini selalu dirancang dengan pemikiran

yang mendalam dan disesuaikan dengan rentang usia perkembangan anak,

Sudono (1995:11) Alat Permainan adalah:

Merupakan bahan perkembangan dirinya menyangkut seluruh perkembangannya. Sedangkan bermain adalah kegiatan yang dilakukan dengan alat, tanpa alat permainan tidak akan menghasilkan pengertian memberikan informasi, kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi

Menurut Saputra (2001:78) mengatakan bahwa pengertian alat

bermain adalah:

“semua alat permainanyang digunakan anak untuk memenuhi naluri permainannya. Dan alat ini berfungsi untuk mengenal lingkungan juga mengajak anak mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya. Dengan alat permaianan anak akan melakukan kegiatan yang jelas dan mengguakan panca indranya secara aktif.

b. Tujuan Alat Permainan

Alat permainan sangat penting digunakan dalam proses belajar

mengajar di taman kanak-kanak. Tanpa adanya alat permainan tidak akan

dapat mengerti suatu pelajaran yang di berikan oleh guru. Dengan adanya

alat permainan anak akan dapat mempraktekannya secara langsung serta

dapat meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas anak.

19

Page 20: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

Menurut Pea body dalam Sudono (1995:20) menyatakan:

“tujuan alat permainan bagi anak adalah untuk mengembangkan bahasa secara intensif yaitu pengenalan bentuk, warna, serta berbagai kosa kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh anak, mengembangkan kreativitas untuk mengungkapkan perasaan anak.

Sedangkan menurut Cuisenaire dalam sudono (1995:21)

“Menyatakan tujuan alat permainan anak adalah untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak pengenalan konsep serta peningkatan keterampilan anak dalam bernalar

Berdasarkan pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa adalah

untuk memperjelas materi yang diberikan, memberikan motivasi dan

rangsangan kepada anak agar berekspresi dan bereksperimen dalam

mengembangkan aspek perkembangan, dan memberikan kesenangan

kepada anak dalam bermain.

c. Fungsi alat Permainan

Fungsi alat permainan adalahuntuk mengenal lingkungan, dan

mengenal kekuatan maupun kelemahan dirinya dengan alat permainan anak

akan melakukan kegiatan yang jelas dan menggunakan semua panca

indranya secara aktif.

Menurut Sari dalam Sudono (1995:107) menyatakan bahwa alat

permainan berfungsi untuk melengkapi alat bantu atau menjelaskan proses-

proses kegiatan yang diselengarakan selain itu juga sebagai alat untuk

memusatkan perhatian anak pada setiap pelaksanaan kegiatan”.

20

Page 21: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi alat

permainan adalah menciptakan situasi bermain yang menyenangkan,

menumbuhkan rasa percaya diri anak yang pasif,memberikan stimulasi,dan

memberikan kesempatan anak bersosialisasi dengan teman sebaya.

d. Karakteristik Alat Permainan

Menurut Prayitno (1998:12) menyatakan karekteristik alat permainan

adalah:

1. Alat permainan hendaknya mempunyai daya tarik bagi anak

2. Sesuai dengan kebutuhan bermain pengembangan berfikir, emosi,

bahasa, kepercayaan diri dan motorik anak

3. Sesuai dengan kesanggupan anak, tidak terlalu sukar dan tidak

membahayakan

Sedangkan menurut Saputra dalam katmini (2005:62) menyatakan

karakteristik alat permainan yaitu:

1. Dapat digunakan berbagai cara

2. Untuk mengembangkan kecerdasan serta motorik kasar

3. Segi keamanan dapat diperhatikan baik dari bentuk penggunaan

maupun pemilihan bahannya

4. Melihat anak terlibat secara aktif

5. Sifatnya konstruktif

21

Page 22: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

4. Gambar Seri

a. Pengertian Gambar Seri

Gambar seri dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan

tujuan memungkinkan belajar secara efisien & efektif, dan dapat menarik

perhatian siswa. Menurut Azhar (2003: 111) gambar seri adalah kumpulan

dari beberapa gambar yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa

yang menarik yang disusun secara acak atau berurutan untuk dijadikan

sebuah cerita. Sedangkan menurut Arif (2003: 29), yang dimaksud dengan

gambar seri adalah rangkaian beberapa gambar yang membuat sebuah

cerita.

Jadi menurut penulis gambar seri merupakan serangkaian gambar

yang tersusun secara berurut atau acak sehingga dapat membentuk sebuah

cerita.

b. Fungsi Gambar Seri

Penggunaan gambar seri dalam proses pembelajaran akan dapat

memfokuskan perhatian siswa terhadap pelajaran sehingga tidak

membosankan dan dapat meningkatkan hasil belajar. Gambar seri juga

dapat menarik minat siswa untuk mengungkapkan idea atau gagasan dalam

bentuk tulisan.

Menurut Basuki (1991: 28)

Media gambar seri dalam proses belajar mengajar dapat berfungsi untuk 1) mengembangkan kemampuan visual. 2) mengembangkan imajinasi. 3) membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak, dan 4) mengembangkan kreativitas anak.

22

Page 23: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

c. Kelebihan dan kelemahan media gambar seri

Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan begitu juga

dengan media kartu gambar seri. Menurut Subana (2001:324) bahwa

kelebihan media gambar seri adalah “Mudah dibuat, mudah disimpan,

dapat dibawa kemana pergi, memberikan informasi langsung, murah

harganya dan dapat digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

Selain memiliki kelebihan media gambar seri juga memiliki

kekurangan, kekurangannya yaitu kadang-kadang ukuran terlalu kecil,

tidak bisa menyampaikan ke wujud makna secara keseluruhan.

Dari uraian pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa media kartu

gambar seri mempunyai kelebihan yakin mudah di peroleh dimana saja

serta dapat menterjemahkan ide-ide atau gagasan dalam bentuk yang

nyata, mudah cara pemakaiannya karena tidak menggunakan peralatan

yang canggih serta harganya relative murah dan dapat digunakan dalam

berbagai disiplin ilmu.

Disamping ada kelebihan media kartu gambar seri juga mempunyai

kekurangan. Kekurangannya yaitu karena berdimensi dan sukar mewakili

bentuk sebenarnya, gambar tidak dapat memperlihatkan gerak

sepertihalnya gambar hidup, siswa tidak selalu dapat menginterpretasikan

isi gambar.

23

Page 24: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

d. Manfaat Kartu Gambar Seri

Melihat dari banyaknya sisi kelebihan media kartu gambar seri maka

dapat dirasakan manfaat penggunaan kartu gambar berseri. Menurut

Subana (2001: 322) bahwa manfaat media kartu gambar seri antara lain

sebagai berikut:

a) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa

b) Mempermudah pengertian pada diri siswa

c) Memudahkan penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih

mudah memahami apa yang dimaksud.

d) Memperjelas bagian-bagian yang penting menyangkut suatu uraian.

Dapat dimaknai bahwa media kartu gambar seri bermanfaat untuk

menimbulkan daya tarik anak dalam belajar, sehingga dapat memudahkan

anak dalam memahami hal yang sedang dipelajarinya.

5. Gerakan Sholat

a. Pengertian Gerakan Sholat

Dalam Agama Islam shalat merupakan ibadah wajib yang harus

dilakukan oleh setiap orang yang telah mencapai akil baliq, yang juga

merupakan rukun Islam kedua setelah mengucapkan kalimat syahadah.

Begitu agung kedudukannya di dalam Islam sehingga Rasulullah SAW

menyebutnya sebagai pilar agama Islam.

Shalat berasal dari bahasa Arab yaitu As-Sholah adapun pengertian

Sholat secara bahasa (Etimologi) berarti do’a, sebagaimana tertera dalam

surah At-Taubah ayat ke 103, sedangkan secara Istilah (Terminologi) shalat

24

Page 25: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai

dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam.

Adapun menurut Nuhuyanan, Kadir (2002:19) shalat secara istilah

ialah ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu dengan

menghadirkan hati secara ikhlas dan khusyu’, dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan.

Sementara Abbas (1991:2) mengartikan sebagai “at-tadliem” yang

berarti mengagungkan karena dalam shalat terdapat pengagungan terhadap

rabb (Allah). Shalat merupakan rukun perbuatan yang paling penting

dianatara rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik

bagi kondisi akhlak manusia. Shalat didirikan sebanyak lima kali setiap

hari, dengannya akan didapatkan pengaruh yang baik bagi manusia dalam

suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan

dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan

ibadah shalat di salah satu rumah milik Allah, mesjid.

Permasalahan shalat merupakan permasalahan yang sangat penting,

khususnya yang berkaitan dengan tata caranya, disamping beberpa

permasalahan lain yang berkaitan dengan ibadah yang agung ini, seperti

cara berwudhu’, kiat shalat dengan khusyu’ dan lain-lain. Sehingga

Rasulullah SAW memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti cara

shalat beliau. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: “Shalatlah

kamu sebagaimana kamu lihat aku shalat” HR. Bukhari, muslim dan

Ahmad dalam Nasruddin (2006:46).

25

Page 26: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas bahwa setiap

gerakan sholat merupakan bagian dari olah raga otot-otot dan persendian

tubuh, dan juga dapat membantu menjaga vitalitas dan kebugaran tubuh

tetapi dengan syarat semua gerakan sholat di lakukan dengan benar,

perlahan, dan tidak terburu-buru serta istiqomah dan konsentrasi.

b. Bentuk Gerakan Sholat

Menurut Aminah (2009:18) Tata cara gerakan sholat adalah:

1. Berdiri 2. Takbir3. Bersedekap4. Membaca do’a Iftitah5. Ruku’6. I’tidal7. Sujud8. Duduk antara dua sujud9. Sujud (lakukan seperti nomor enam diatas)10. Tahiyat awal11. Tahiyat akhir12. Salam

c. Ketentuan Sholat.

Menurut Aminah (2009:27) ada beberapa ketentuan dalam sholat

yaitu:

1. Syarat shalat

a. Beragama Islam

b. Sudah akil balig dan berakal

c. Suci dari kotoran dan najis

d. Menutup aurat

e. Telah masuk waktu sholat

26

Page 27: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

f. Menghadap kiblat

2. Rukun sholat

a. Niat

b. Berdiri atau duduk bagi yang tak mampu

c. Takbiratul ihram dengan membaca “allahu Akbar”

d. Membaca surat al-fatihah

e. Ruku’ lalu berhenti sejenak (tuma’ninah)

f. I’tidal lalu berhenti sejenak (tuma’ninah)

g. Sujud dua kali, lalu berhenti sejenak (tuma’ninah)

h. Duduk antara dua sujud, lalu berhenti sejenak (tuma’ninah)

i. Membaca tasyahud ahkir

j. Membaca salam yang pertama

k. Tertib, berurutan mengerjakan rukun-rukun sholat

3. Sunnah sholat

a. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ruku’, bangkit

dari ruku’ (I’tidal), berdiri pada rakaat yang ketiga (setelah tahiyat

awal)

b. Meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelanggan kiri ketika

bersedekap

c. Membaca doa iftitah sesudah takbiratul ihram

d. Membaca ta’awudz sewaktu akan membaca surat al-fatihah

e. Membaca ayat atau surat al-quran sesudah membaca surat al-

fatihah pada rakaat pertama dan kedua

27

Page 28: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

f. Mengeraskan bacaan al-fatihah dan ayat atau surat al-quran pada

rakaat pertama dan kedua dalam sholat maghrib, isya, dan subuh

g. Membaca takbir ketika berpindah rukuk

h. Meluruskan belakang kepala dengan punggung ketika bangkit dari

ruku’

i. Membaca tasbih ketika ruku’ dan sujud

j. Membaca “sami’allahu liman hamidah” ketika bangkit dari ruku’

dan membaca “allahumma rabbana walakal-hamdu”

k. Meletakkan telapak tangan di atas paha ketika duduk bertasyahud,

dengan membentangkan yang kiri dan menggenggam yang kanan

l. Duduk iftirasy dalam semua duduk sholat

m. Duduk bersimpuh (tawarruk) pada waktu tasyahud akhir

n. Membaca salam yang kedua

o. Memalingkan muka kekanan dan kekiri waktu membaca salam

yang pertama dan kedua

4. Yang membatalkan sholat

a. Makan dan minum

b. Berbicara selain bacaan sholat, termaksud tertawa

c. Terlihat auratnya

d. Kentut atau berhadats (buang air kecil atau besar)

e. Terkena najis

f. Membelakangi kiblat

g. Melakukan pekerjaan di luar gerakan sholat

28

Page 29: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

B. Penelitian yang Relevan

Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibuat dapat memperhatikan

penelitian lain yang dapat dijadikan rujukan dalam mengadakan penelitian.

Adapun penelitian terdahulu yang hampir sama diataranya sebagai berikut:

Joni (2010) dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Sopan

Santun dan Keterampilan Melakukan Gerakan Sholat Melalui Metode Role

Playing Pada Anak Usia Dini menyimpulkan bahwa Metode role playing

terbukti dapat meningkatkan perkembangan sopan santun dan keterampilan

melakukan gerakan sholat pada murid. Dengan demikian role playing gerakan

sholat dapat meningkatkan sopan santun anak.

Rosita (2010) dalam skripsinya yang berjudul Meningkatkan

Keterrampilan Siswa Dalam Menulis Cerita Melalui Penggunaan Gamabar

Seri menyimpulkan bahwa gambar seri dapat dugunakan untuk meningkatkan

keterampilan siswa dalam menulis cerita.

Penelitian-penelitian tersebut diatas walaupun berbeda akan tetapi masih

berhubungan dengan penelitian ini. Pada penelitian Joni pemeblajaran gerakan

sholat dapat dijadikan referensi bagi penulis hanya bedanya penulis

menggunakan gambar seri dalam belajarar gerakan sholat untuk

perkembangan psikomotorik kasar anak sedangkan Joni menggunakan

pembelajaran gerakan sholat untuk peningkatan sopan santun anak. Begitu

juga dengan penelitian Rosita,A.Md. Persamaan penelitian penulis dengan

penelitian Rosita adalah sama-sama menggunakan media gambar seni untuk

pembelajaran namun bagi Rosita media tersebut digunakan untuk peningkatan

29

Page 30: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

anak dalam menulis cerita sedangkan penulis menggunakannya untuk

penignkatan psokomotorik kasar anak.

Dengan demikian penelitian di atas mendukung penelitian ini. Pada

penelitian ini menekankan penggunaan gambar seri untuk meningkatkan

perkembangan motorik kasar anak usia dini pada aktivitas gerakan sholat.

C. Kerangka Konseptual

Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang terdiri dari dua variabel

yaitu variabel bebas adalah penggunaan media gambar seri dan variabel terikat

yaitu peningkatan pengembangan motorik kasar.

Untuk mempermudah kita dalam memahami alur dari penelitian

tindakan kelas ini maka saya membuat kerangka berpikir yang disesuaikan

dengan langkah-langkah strategi dari pembelajaran gerakan shalat

berdasarkan gambar seri, sehingga dengan melihat dan membaca kerangka

berpikir ini kita bisa melihat gambaran apa saja yang peneliti lakukan di dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi peneliti.

30

Page 31: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

BAGAN 1

KERANGKA KONSEPTUAL

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Media Gambar Seri Dalam Meningkatkan perkembangtan Psikomotorik kasar anak

D. Hipotesis Penelitian

Permainan gambar seri gerakan sholat bagi anak TK Adzkia II Padang

dapat dipergunakan untuk membangun motorik kasar anak dalam masa

pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini

Permainan ini juga dapat mengembangkan motorik kasar anak dan

dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak TK yang sesuai

dengan kebutuhannya.

Pengembangan Motorik Kasar Anak

Permainan Gambar Seri Gerakan Sholat

Media Alat untuk permainan Gambar Seri Gerakan Sholat

Kartu Bergambar Gerakan Sholat

Gambar seri yang mempunyai 12 gerakan sholat

Berkembangnya Motorik Kasar Kelompok B 1 TK IT adzkia II Padang

31

Page 32: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

32

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran yaitu pendekatan

kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan jenis kulitatif ini diambil karena penulis

membutuhkan data-data dari perpustakaan untuk dijadikan referensi dalam

menentukan langkah-langkah sesuai teori yang di dapat.

Menurut Depdiknas (2003:9) penelitian tindakan kelas adalah suatu

penelitian yang dilakukan secara sistematis, refleksi terhadap berbagai aksi

atau tindakan yang dilakukan oleh guru / pelaku mulai dari perencanaan

sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa

kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang

dilakukan

Arikunto (2006:2) mengemukakan ada tiga pengertian penelitian

tindakan kelas (PTK) yaitu:

1. penelitian, menunjukan suatu kagiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologo tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti

2. tindakan, menunjukan suatu gerak gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

denagan tujuan tertentu. Dalam penelitian terbentuk siklus kegiatan untuk

siswa

32

Page 33: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

3. kelas, dalam hal ini pengertian yang lebih spesifik, seperti yang sudah

lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud

dengan istilah adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,

menerima pelajaran yang sama pula dari guru

Penelitian tindakan kelas juga dapat memperbaiki dan meningkatkan

mutu praktek pembelajaran yang dilakukan gurudemi tercapainya tujuan

pembelajaran. Dengan demikian guru dapat melaksanakn kegiatan ini setelah

meneliti kegiatan-kegiatan sendiri, dikelasnya sendiri dengan melibatkan anak

didiknya, melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi.

Guru akan memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang

selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

B. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah anak B1 di TK Adzkia II Padang

dengan jumlah murid 13 orang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 4 orang

perempuan.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian berbasis

kelas kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis,

situasional dan konteksual berdasarkan permasalahan yang

muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di Taman

Kanak-Kanak. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa

berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan

33

Page 34: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan

yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan

kreativitas anak.

Setiap siklus terdiri dari beberapa langkah yaitu:

perencanan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

evaluasi, serta refleksi yang operasionalnya sebagai berikut

Siklus I.

Siklus 1

.

Siklus 2

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (model penelitian siklus menurut Arikunto 2006:16)

Perencanaan

pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Tujuan tercapai

Kondisi awal

Penilisan laporan

34

Page 35: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

1. Kegiatan perencanaan (Plan)

a. Menyusun rencana pembelajaran berupa satuan kegiatan mingguan dan

satuan kagiatan harian yang berisikan permainan gambar seri gerakan

sholat

b. Menyusun model kegiatan permainan gambar seri gerakan sholat yang

akan diberikan kepada anak

c. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan

d. Menetapkan aturan permainan

e. Persiapan guru diluar kelas

2. Pelaksanan tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan terdiri dari 3 bagian utama, yaitu pendahuluan,

kegiatan inti, dan penutup. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan pada

bagian berikut ini

1. Pertemuan pertama gambar seri gerakan sholat

a. Pendahuluan

1. Mengecek seluruh persiapan, gambar seri gerakan sholat

2. Guru membuat lapangan permainan brupa persegi panjang

3. Guru mengabsensi anak

b. Kegiatan inti

1. Guru mempraktekkan tentang cara permainan gambar seri

gerakan sholat

35

Page 36: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

2. Guru menyuruh anak satu persatu untuk melakukan permainan

yang telah diperagakan oleh guru

3. Guru memberi aba-aba permainan gambar seri gerakan sholat

tersebut

4. Jarak yang ditempuh pada lari ini 3 meter

5. Setiap anak harus dapat menyusun gambar seri gerakan sholat

dengan benar dan

c. Penutup

1. Mengevaluasi anak secara lisan tentang tentang permainan

gambar seri garaka sholat tersebut

2. Memberikan pujian atau reword kepada anak-anak setelah

melakukan permaianan gambar seri gerakan sholat

3. Pengamatan (observasian)

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas anak dan

guru selama proses permainan gambar seri gerakan sholat berlangsung

setiap aktivitas anak yang tertera pada format observasi dicatat oleh guru

4. Refleksi (Reflection)

Merumuskan hal yang belum dan telah dilakukan berdasarkan hasil

observasi dan evaluasi. Merumuskan tindakan yang perlu dilakukan

selanjutnya dan menjelaskan bagaimana melakukannya

D. Instrumentasi

36

Page 37: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

Berikut ini penulis menyajikan Instrumen penelitian pengembangan

psikomotorik kasar anak melalui gerakan sholat dengan menggunakan gambar

seri

1. Format observasi, merupakan pedoman observasi untuk mengecek

kagiatan yang dilakukan berdasarkan indicator yang digunakan aspek yang

diamati melalui pedoman ini adalah yang berkaitan dengan motorik kasar

anak

2. Dokumentasi, berupa kamera untuk merekam pembelajaran yang sedang

berlangsung

3. Format wawancara, dilakukan untuk tanggapan keaktifan anak terhadap

kegiatan setelah pembelajaran berlangsung

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara yang dilakukan untuk mendapatkan data tersebut adalah:

1. Data tentang kegiatan anak selama pembelajaran dengan jalan mengamati

langsung kegiatan anak selama menyajikan pembelajaran yaitu.

a. Observasi

Mengumpulkan datauntuk mendapatkan informasi dengan cara

pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak

b. Dokumentasi

Berupa foto-foto rekaman anak selama kegiatan pembelajaran

berlangsung

c. Wawancara

37

Page 38: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

Suatu kagiatan untuk mengumpulkan informasi yang akandijadikan

data

2. Kegiatan belajar anak dapat dilihat dari proses pembelajaran berlangsung

F. Teknik Analisis Data

Data yang yang diperoleh selama penelitian yang berlangsung

dianalisis baik secara kuantitatif maupun secara kualintatif untuk memperoleh

hasil yang maksimal terhadap penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Hasil

analisis ini akan dimasukkan ke dalam laporan penelitian.

1. Cara Menganalisis Hasil Observasi

Menurut Kunandar (2008:127-128) dalam pelaksanaan penelitian

tindakan kelas ada dua analisis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti

yaitu

a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif.

Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistic deskriptif untuk

mencari nilai rata-rata persentase keberhasilan anak

b. Data kualitatif

Data kualitatif, data yang merupakan informs berbentuk kalimat yang

memberi gambaran tentang ekspresi anak yang berkaitan dengan tingkatan

pemahaman terhadap pandangan atau sikap anak terhadap pembelajaran

2. Teknik analisis wawancara

Mengaplikasikan model menurut Hariyadi (2099:24), analisis data

menggunakan rumus

38

Page 39: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

P =FN

x100 %

Keterangan:

P = Angka Persentase yang diperlukan

F = Frekuensi aktifitas Sisiwa

N= Jumlah anak dalam satu kelas

3. Teknik Dokumentasi (Portofolio)

Peneliti menggunakan model Miles dan Hubermen (dalam Sujiono,

2009:33) mengelompokan komponen analisis data.

a. Data Reduction (pengelompokan data)

Merangkum dan memilih hal-hal yang penting untuk mencari tema

dan polanya, dan membuang yang tidak perlu

b. Data Display (penyajian data)

Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, dan

sejenisnya. Melalui penyajian data yang terorganisir, tersusun dalam

pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami

c. Conclusion Drawing (penarikan simpulan)

Dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah semua baru yang

sebelunya belum pernah ada, temuan dapat berupadeskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga diteliti menjadi jelas

Untuk menentukan bahwa aktifitas anak meningkat maka

interprestasi aktifitas belajar anak menurut Arikunto (2006:241) dapat

melambangkan dengan Sangat Tinggi ( ST ), Tinggi ( T ), Rendah ( R ).

39

Page 40: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

Aktifitas anak meningkat jika presentasi hasil kegiatan anak

meningkat dari hasil pengamatan sebelumnya. Menurut kurikulum

Taman Kanak-Kanak Indikator dari kemampuan Motorik Kasar yang

dikembangkan pada penelitian dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1. Observasi Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar anak melalui Permainan Gambar Seri Gerakan Sholat

NoIndikator

NilaiSangat tinggi

Tinggi Rendah

Jumlah anak

%Jumlah anak

%Jumlah anak

%

1

2

Kemampuan anak dalam berlari untuk dapat menyusun gambar seri geraka sholat dengan benar

Kemampuan anak dalam melakukan gerakan sholat dengan benar

Nilai Rata-rata

Tabel 2. Hasil Wawancara Anak Dalam Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Gambar Seri Gerakan Solat

N

O

Pertanyaan Jawaban Alasan

1 Apakah anak-anak senang dalam mengikuti permainan gambar seri gerakan sholat?

2 Apakah anak mengalami kesulitan dalam mengurutkan

40

Page 41: BAB I Gambar Seri Gerakan Sholat

gambar seri gerakan sholat

3 Apakah anak dapat menirukan gerakan yang ada pada gambar seri gerakan sholat

Nilai rata-rata

41