38

BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

  • Upload
    halden

  • View
    218

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL. KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, PN Menjelaskan manfaat perhi tungan pendapatan nasional. KELAS X (Sepuluh) SMA. Peta Konsep. Pendekatan produksi Pendekatan pendapatan Pendekatan pengeluaran. Metode Perhitungan. GDPNNPPI GNPNIDI. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL
Page 2: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

KOMPETENSI DASAR :1. Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, PN2. Menjelaskan manfaat perhitungan

pendapatan nasional

BAB 7PENDAPATAN NASIONAL

KELAS X (Sepuluh) SMA

Page 3: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Peta KonsepPe

ndapata

n

Nasi

onal

Metode Perhitungan

Pendekatan produksi

Pendekatan pendapatan

Pendekatan pengeluaran

Perbandingan pendapatan per kapita Indonesia dengan negara lain

Macam-macam inflasi

Dampak inflasi terhadap perekonomian

GDP NNP PIGNP NI DI

Macam-macam Pendapatan

Nasional

Pendapatan Per Kapita

Indeks Harga

Inflasi

Page 4: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

A. PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan nasional merupakan gabungan hasil kegiatan dari para pelaku ekonomi. Dalam ilmu ekonomi, pendapatan nasional diartikan sebagai jumlah pendapatan masyarakat suatu negara dalam periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Page 5: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Untuk menghitung besarnya pendapatan nasional suatu negara dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu :

Pendekatan produksi atau pendekatan nilai tambah

Pendekatan pendapatan

Pendekatan pengeluaran

Page 6: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

1. Pendekatan Produksi atau Pendekatan Nilai Tambah (Value Added Approach)

Kita misalkan dalam suatu perekonomian hanya ada satu sektor saja, yaitu sektor kegiatan yang berkaitan dengan produksi gandum. Misalnya, seorang petani menghasilkan gandum dan dijual dengan harga Rp50,00. Selanjutnya, gandum diproses dan diolah menjadi tepung terigu. Setelah menjadi tepung terigu, dijual dengan nilai Rp75,00. Tepung terigu itu dibeli oleh pengusaha roti dan diolah menjjadi satu potong roti yang dijual dengan harga Rp100,00. Pendapatan yang ditimbulkan dari kegiatan ini merupakan nilai produksi akhir, yaitu sebesar Rp100,00.

Page 7: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

1. Pendekatan Produksi atau Pendekatan Nilai Tambah (Value Added Approach) (lanjutan)

Bisa dilihat dari nilai tambahnya, dengan anggapan petani gandum tersebut tidak mengeluarkan biaya, berarti ada nilai tambah sebesar Rp50,00. Pengusaha tepung terigu mendapatkan gandum dngan harga Rp50,00. Karena nilai tepung terigu tersebut sebesar Rp75,00, maka dari usahanya ada nilai tambah sebesar Rp25,00.Selanjutnya, pengusaha roti membuat roti dengan tepung terigu tersebut sebagai bahan bakunya dengan harga Rp75,00, dan menjual roti dengan harga Rp100,00. Ini berarti ada nilai tambah dalam pembuatan roti, sebesar Rp100,00 dikurangi Rp75,00 = Rp25,00. Jadi, secara keseluruhan nilai tambah yang diciptakan dari seluruh kegiatan di atas adalah Rp50,00 + Rp25,00 + Rp25,00 = Rp100,00.

Page 8: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Contoh Pendekatan Produksi

Page 9: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Nilai tambah dalam produksi minuman bersoda akan dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi.

Page 10: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

2. Pendekatan Pendapatan

Pendekatan ini menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh masing-masing individu yang terlibat dalam suatu kegiatan produksi. Berdasarkan contoh di atas, petani akan menerima upah sedangkan pengusaha tepung terigu dan pengusaha roti akan menerima laba.Misalnya, pada kegiatan pengolahan gandum menjadi tepung terigu. Pengusaha tepung terigu menyewa mesin penggiling sebesar Rp10,00 dan meminjam modal dari bank dengan bunga sebesar Rp5,00, maka setelah menjadi tepung terigu dihasilkan nilai tambah sebesar Rp25,00.Dari kegiatan tersebut dapat diketahui penghasilan pengusaha tepung terigu hanya Rp10,00, sedangkan Rp10,00 diserahkan kepada pemilik mesin sebagai biaya sewa, dan Rp5,00 digunakan untuk membayar bunga pinjaman dari bank.

Page 11: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

2. Pendekatan Pendapatan (lanjutan)

Bila upah/gaji, sewa, bunga, dan laba dari seluruh kegiatan mulai dari petani gandum hingga pengusaha roti dijumlahkan :

Maka nilainya akan tetap sebesar Rp100,00. Jadi pendekatan pendapatan ini sama saja dengan penjumlahan dari upah/gaji, bunga, sewa, dan keuntungan/laba.

+ + + +50upah

petani

10sewamesin

5bung

a bank

10laba

pengusaha

25laba

penjualan

Page 12: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

2. Pendekatan Pendapatan (lanjutan)

Jika dirumuskan dalam suatu model, maka perhitungan pendapatan nasional adalah sebagai berikut :

Keterangan :Y = Pendapatan nasionalw = Wages (upah)r = Rent (sewa)i = Interest (bunga modal)p = Profit (laba pengusaha

Y = r + w + i + p

Page 13: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

3. Pendekatan Pengeluaran

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran diperoleh dengan cara menjumlahkan pengeluaran semua unit-unit (satuan-satuan) ekonomi yang ada dalam perekonomian. Adapun satuan ekonomi itu terdiri atas rumah tangga konsumen, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Pengeluaran rumah tangga konsumen disebut konsumsi (C), pengeluaran perusahaan disebut investasi (I), pengeluaran pemerintah diberi simbol G, dan pengeluaran sektor luar negeri merupakan ekspor neto atau selisih antara ekspor dan impor (X –M).

Page 14: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

3. Pendekatan Pengeluaran (lanjutan)

Dengan demikian, pendapatan nasional menurut pendapatan pengeluaran dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :Y = Pendapatan nasionalC = Pengeluaran konsumsi rumah tangga konsumenI = Pengeluaran investasi rumah tangga produsenG = Pengeluaran pemerintahX = EksporM = Impor

Y = C + I + G + (X – M)

Page 15: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Contoh Pendekatan Pengeluaran

Page 16: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Kita asumsikan bahwa gambar di atas adalah kegiatan membeli es krim yang sedang dilakukan oleh manusia (dalam kasus ini adalah anak-anak)..

Pengeluaran rumah tangga konsumen dihitung dalam pendekatan pengeluaran.

Page 17: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Lihat sebentar ….

Wawasan.docx

Peta Konsep

Page 18: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

B. INDIKATOR PENDAPATAN NASIONAL

Apabila dilihat dari jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian, pndapatan nasional dapat diketahui dengan melihat beberapa indikator sebagai berikut :1. Produk

Domestik Bruto (PDB)

2. Produk Nasional Bruto (PNB)

3. Net National Producct (NNP)

4. National Income (NI)

5. Personal Income (PI)

6. Disposable Income (DI)

Page 19: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

1. Produk Domestik Bruto (PDB)

Jumlah hasil dari semua kegiatan produksi yang dilakukan oleh semua produsen dalam suatu negara dari berbagai sektor ekonomi dalam satu tahun disebut Produk Domestik Bruto (PDB). Angka agregat ini tidak sama dengan jumlah produksi barang dan jasa secara keseluruhan. Dalam jumlah produksi barang dan jasa ada kemungkinan terjadi perhitungan dua kali bahkan lebih. Oleh karena itu, Produk Domestik Bruto didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah bruto dari semua sektor dan diperoleh sebagai selisih antara produksi yang dinilai atas dasar harga jual, dikurangi nilai = pemakaian bahan baku dan bahan penolong.

Page 20: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

1. Produk Domestik Bruto (PDB) (lanjutan)

Selain PDB, Anda juga tentu mengenal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah hasil akhir dari semua kegiatan produksi yang dilakukan oleh semua produsen pada skala regional atau dapat dikatakan pula sebagai catatan tentang jumlah nilai rupiah dari barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh perekonomian di suatu daerah (provinsi/kabupaten/kota) dalam waktu satu tahun. Untuk keperluan analisis ekonomi serta perencanaan pembangunan di daerah, PDRB ditampilkan menurut kontribusi sektor kegiatan ekonomi atau lapangan usaha.

Page 21: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

1. Produk Domestik Bruto (PDB) (lanjutan)

Untuk menghitung PDB untuk suatu negara dan PDRB untuk suatu daerah perekonomian dibagi menjadi sembilan sektor yang meliputi :a. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan

perikanan;b. Sektor pertambangan dan penggalian;c. Sektor industri pengolahan;d. Sektor listrik, gas, dan air bersih;e. Sektor bangunan;f. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran;g. Sektor pengangkutan dan komunikasi;h. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan;i. Sektor jasa-jasa.

Page 22: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Ceck it dot!

Page 23: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Ceck it dot!

Page 24: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

2. Produk Nasional Bruto (PNB)

Produk Nasional Bruto (PNB) atau sering disebut juga Gross National Product (GNP) didefinisikan sebagai nilai pasar untuk semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian selama satu tahun. Oleh sebab itu, semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam tahun tersebut dihitung sebagai bagian dari PNB tanpa memperhatikan apakah barang itu dijual atau tidak. Seandainya ada produksi yang dihasilkan lalu hanya disimpan di gudang maka produk tersebut tetap dihitung sebagai PNB pada tahun yang bersangkutan.Produk Domestik Bruto harus dibedakan dengan Produk Nasional Bruto.

Page 25: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

2. Produk Nasional Bruto (PNB) (lanjutan)

Karena PDB maupun PNB hanya mengukur tentang produksi pada suatu tahun tertentu maka banyak transaksi pasar yang tidak dihitung dalam perhitungan PDB maupun PNB, diantaranya sebagai berikut :a. Transaksi untuk barang bekas

Transaksi barang bekas tidak diperhitungkan dalam PDB atau PNB tahun ini karena sudah dihitung kontribusinya terhadap PDB dan PNB pada tahun yang lampau.

b. Keuntungan modal ataupun kerugian modal (capital gains and capital losses)Kerugian atau keuntungan yang timbul karena adanya kenaikan atau penurunan harga barang modal seperti mesin dan gedung tidak diperhitungkan atau dimasukkan dalam PDB atau PNB karena hal itu tidak disebabkan oleh adanya produksi saat itu.

Page 26: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

2. Produk Nasional Bruto (PNB) (lanjutan)

c. Kegiatan lain yang sifatnya tidak legal (tidak sah)Produksi yang tidak sah juga tidak diperhitungkan dalam PDB atau PNB, misalnya kegiatan penyelundupan. Karena produksi barang-barang tersebut tidak legal maka sulit sekali diperkirakan baik jumlah produksi maupun harganya.

d. Kegiatan ibu rumah tanggaSeorang ibu yang bekerja di rumah misalnya memasak, berarti menghasilkan jasa dan tentu saja ada nilai tambahnya. Namun karena jasa tersebut tidak dipasarkan maka tidak dihitung di dalam PDB maupun PNB.

Page 27: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Barang-barang hasil penyelundupan tidak diperhitungkan dalam PDB.

Penyelundupan kayu Penyelundupan barang di dermaga

Page 28: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

3. Net National Product (NNP)

Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Bersih merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam periode tertentu, biasanya satu tahun setelah dikurangi penyusutan barang modal. Dengan demikian, penghitungan NNP dapat dirumuskan sebagai berikut :

NNP = GNP – Penyusutan Barang

Page 29: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

4. National Income (NNP)

National Income (NI) atau Pendapatan Nasional adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax). NI dapat dirumuskan sebagai berikut :

NI = NNP – Pajak Tidak Langsung

Page 30: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

5. Personal Income (PI)

Personal Income (PI) atau pendapatan perseorangan adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat dan benar-benar sampai ke tangan masyarakat. Oleh karena itu, PI dapat dirumuskan sebagai berikut :

PI = (NI + Transfer payment) – (Iuran jaminan sosial + Iuran asuransi + Laba

ditahan + Pajak perseorangan)

Page 31: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

6. Disposable Income (DI)

Disposable Income (DI) adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang siap dibelanjakan penerimanya. Oleh karena itu, DI sebagai berikut :

DI = PI – Pajak Langsung

Page 32: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Lihat sebentar ….

Peta Konsep

Pendapatan Nasional 2.docx

Page 33: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Ceck it dot!

Page 34: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

C. MANFAAT MEMPELAJARI PENDAPATAN NASIONAL

Secara umum, tujuan mempelajari pendapatan nasional tidak lain adalah untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan perekonomian suatu negara. Jadi, kalau ingin mengetahui apakah suatu perekonomian itu berkembang atau tidak, lihat saja bagaimana kecenderungan kondisi pendapatan nasionalnya. Namun, yang umum dipakai sebagai indikator pertumbuhan suatu perekonomian adalah PNB per kapita.

Page 35: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Adapun manfaat mempelajari pendapatan nasional, anatara lain sebagai berikut :

Untuk mengetahui

struktur ekonomi suatu

negara.Membandingkan

perekonomian dari waktu ke

waktu.

Membandingkan

perekonomian antar daerah.

Bahan pertimbangan

bagi pemerintah

untuk merumuskan

kebijakan.

Page 36: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

TERIMAKASIH

SELAMAT BELAJAR

Page 37: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Titis Nur Setianingrum A 210 100008FKIP Pendidikan

Akuntansi

Page 38: BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

Sebuah Info …….

pendapatan per kapita negara-negara di dunia.docx