Upload
fahrudin-krits-surveyor
View
88
Download
20
Embed Size (px)
Citation preview
B A B 6
HARGA POKOK PROSES
Pada metode harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses
selama jangka waktu tertentu dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu dengan
jumlah satu satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu
yang bersangkutan.
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produksi
perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya
adalah sebagai berikut :
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi berisi rencana
produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
Perbedaan antara metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan,
terletak pada :
N
o
Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
Metode Harga Pokok Proses
1 Pengumpulan biaya produksi
Menurut pesanan Per produksi per periode akuntansi
2 Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Total biaya yang dikeluarkan dalam produksi pesanan dibagi jumlah satuan produk pesanan yang dihasilkan
Total biaya produksi yang dikeluarkan sela ma periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan.
3 Penggolongan biaya produksi
Biaya produksi harus dipeisahkan antara biaya langsung dengan biaya tidak langsung.
Tidak perlu membeda kan biaya produksi
4 Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik.
Terdiri dari biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Dibebankan atas dasar tarif yang ditentukan dimuka.
MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI
Informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangkan waktu tertentu
bermanfaat bagi manajemen untuk :
1
1. Menentukan Harga Jual Produk
Dalam menetapkan harga jual produk,biaya produksi per unit merupakan salah satu
data yang dipertimbangkan di samping data biaya lain serta data non biaya.
Taksiran biaya produksi dalam jangka waktu tertentu xx
Taksiran biaya nonproduksi dalam jangka waktu tertentu xx
Taksiran total dalam jangka waktu tertentu xx
Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu xx : (dibagi)
Taksiran harga pokok produk per satuan xx
Laba per unit produk yang diinginkan xx
Taksiran harga jual per unit yang dibebankan kepada pembeli xx
2. Memantau realisasi biaya produksi
Rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan,
manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan
di dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu akuntansi biaya
digunakan untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya
produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
3. Menghitung laba atau rugi periode tertentu.
Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam
periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau rugi bruto, manajemen
membutuhkan informasi tersebut untuk mengetahui kontriusi produk dalam
menutup biaya noproduksi dan menghasilkan laba atau rugi.
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan
periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan
laporan laba-rugi.
PROSEDUR METODE HARGA POKOK PROSES
1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas dan
menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk
diolah melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun setiap
departemen dimana produk diolah.
2. Biaya produksi periode tertentu dibebankan pada produk melalui rekening BDP
yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya. Apabila produk diolah lebih dari
satu departemen, rekening BDP disamping diselenggarakan untuk setiap elemen
biaya harus diselenggarakan untuk setiap departemen dimana produk diproses.
3. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.
Apabila produk melalui beberapa tahap, laporan produksi tersebut dibuat untuk
setiap departemen.
2
4. Produksi ekuivalen (equivalent production) digunakan untuk menghitung harga
pokok satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi dimana
pengolahan produk dinyatakan daolam ukuran produk selesai.
Unit ekuivalensi = jumlah produk jadi + ( Tingkat penyelesaian x Barang dalam
proses akhir)
5. Untuk mengitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi tertentu,
maka elemen biaya produksi tertentu ( Misalnya biaya bahan ) tersebut dibagi
dengan produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang bersangkutan ( Produksi
ekuivalen bahan).
6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang
menikmati biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai dari
departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke
departemen berikutnya dan berapa harga pokok dalam proses akhir.
7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produk rusak,
produk cacat dan tambahan produk maka akan diperhitungkan pengaruhnya dalam
perhitungan harga pokok produk.
METODE HARGA POKOK PROSES TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN
PRODUK DALAM PROSES AWAL
I. Metode Harga Pokok Proses – Produk diolah melalui satu
departemen produksi
Penerapan dalam contoh soal berikut :
PT. KAYU mengolah produknya secara masa melalui satu departemen produksi.
Jumlah biaya yang dikeluarkan selama satu bulan adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku Rp 5.000.000
Biaya bahan penolong Rp 7.500.000
Biaya tenaga kerja Rp 11.250.000
Biaya overhead pabrik Rp 16.125.000
Total biaya produksi Rp 39.875.000
Produk jadi 2.000 kg
Produk masuk proses 2.500 Kg
Produk dalam prose akhir 500 kg
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :
Biaya bahan baku : 100% : Biaya bahan penolong 100 % ; Biaya tenaga kerja : 50 % :
Biaya overhead pabrik : 30 % .
Pembahasan :
Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan perusahaan tersebut perlu
dihitung unit ekuivalensi sebagai berikut :
a. Biaya bahan baku, menghasilkan 2.000 kg produk dan 500 kg BDP dengan tingkat
penyelesaian 100 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah : 2.000 +
(100 % x 500) = 2.500
3
b. Biaya bahan penolong, menghasilkan 2.000 kg produk dan 500 kg BDP dengan
tingkat penyelesaian 100 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah :
2.000 + (100 % x 500) = 2.500
c. Biaya tenaga kerja , menghasilkan 2.000 kg produk dan 500 kg BDP dengan
tingkat penyelesaian 50 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah : 2.000
+ (50 % x 500) = 2.250
d. Biaya overhead pabrik , menghasilkan 2.000 kg produk dan 500 kg BDP dengan
tingkat penyelesaian 30 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah : 2.000
+ (30 % x 500) = 2.150
Setelah biaya produksi per satuan dihitung, maka harus diperhitungkan harga pokok
produk jadi yang ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam
proses.
PT.KAYULaporan Biaya Produksi Bulan .. thn ..
Data Produksi :
Produk masuk proses 2.500 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 2.000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 2.500 kg
Biaya yang dibebankan
Biaya Jumlah Ekuivalensi Harga pokok satuan
Bahan baku Rp 5.000.000 2.500 Rp 2.000
Bahan penolong Rp 7.500.000 2.500 Rp 3.000
Tenaga kerja Rp 11.250.000 2.250 Rp 5.000
Overhead pabrik Rp 16.125.000 2.150 Rp 7.500
Rp 39.875.000 Rp 17.500
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi
2.000 x Rp 17.500 Rp 35.000.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses :
- BBB 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000
- BBP 100 % x 500 x Rp 3.000 = Rp 1.500.000
- BTK 50 % x 500 x Rp 5.000 = Rp 1.250.000
- BOP 30 % x 500 x Rp 7.500 = Rp 1.125.000
Rp 4.875.000
Jumlah biaya produksi Rp 39.875.000
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
BDP – BBB Rp 5.000.000
4
Persediaan Bahan baku Rp 5.000.000
2. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
BDP – BBP Rp 7.500.000
Persediaan Bahan baku Rp 7.500.000
3. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
BDP – BTK Rp 1.250.000
Gaji dan upah Rp 1.250.000
4. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
BDP – BOP Rp 16.125.000
Berbagai rekening yg dikredit Rp 16.125.000
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.
Persediaan produk jadi Rp 35.000.000
BDP – BBB Rp 4.000.000
BDP – BBP Rp 6.000.000
BDP – BTK Rp 10.000.000
BDP – BOP Rp 15.000.000
6. Jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses yang belum selesai
diproses.
Persediaan produk jadi Rp 4.875.000
BDP – BBB Rp 1.000.000
BDP – BBP Rp 1.500.000
BDP – BTK Rp 1.200.000
BDP – BOP Rp 1.125.000
II. Metode Harga Pokok Proses – Produk diolah melalui lebih dari
satu departemen produksi
Jika produk diolah melalui lebih dari satu departemen poduksi, perhitungan biaya
produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama sama
dengan penyelesaian diatas. Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang
dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan
perhitungan yang bersifat kumulatif, karena produk yang dihasilkan oleh departemen
setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi departemen sebelumnya,
yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnya tersebut, maka
harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama
terdiri dari :
1. Biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumya.
2. Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen
pertama.
Penerapan dalam contoh soal berikut :
5
PT. KAYU mengolah produknya secara masa melalui dua departemen produksi. Data
produksi dan biaya dari dua departemen tersebut adalah :
Departemen A Departemen B
Produk masuk proses 35.000 kg
Produk ditransfer ke depart B 30.000 kg
Produk selesai 24.000 kg
Produk dalam proses 5.000 kg 6.000 kg
Biaya yang dikeluarkan
- Biaya Bahan baku Rp 70.000
- Biaya Tenaga kerja Rp 155.000 Rp 270.000
- Biaya Overhead pabrik Rp 248.000 Rp 405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir :
- Biaya bahan baku 100 %
- Biaya konversi 20 % 50 %
Pembahasan
Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan perusahaan tersebut perlu
dihitung unit ekuivalensi dari departemen A sebagai berikut :
1. Biaya bahan baku, yang dikeluarkan oleh departemen A menghasilkan 30.000 kg
produk dan 5000 kg BDP dengan tingkat penyelesaian 100 %. Maka unit
ekuivalensi biaya bahan baku adalah : 30.000 + (100 % x 5.000) = 35.000.
2. Biaya konversi, yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik
yang dikeluarkan departemen A, menghasilkan 30.000 kg produk dan 5000 kg BDP
dengan tingkat penyelesaian 20 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah
: 30.000 + (20 % x 5.000) = 31.000.
Laporan biaya produksi departemen A.
PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen A Bulan .. thn ..
Data Produksi :
Produk masuk proses 35.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke depart B 30.000 kg
Produk dalam proses akhir 5.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 35.000 kg
Biaya yang dibebankan Pada Departemen A
Biaya Jumlah Ekuivalensi HP satuan
Bahan baku Rp 70.000 35.000 Rp 2
Tenaga kerja Rp 155.000 31.000 Rp 5
Overhead pabrik Rp 248.000 31.000 Rp 8
Rp 473.000 Rp 15
6
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen B
30.000 x Rp 15 Rp 450.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses :
- BBB 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000
- BTK 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp 5.000
- BOP 20 % x 5.000 x Rp 8 = Rp 8.000
Rp 23.000
Jumlah biaya produksi Rp 473.000
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
BDP – BBB Departemen A Rp 70.000
Persediaan Bahan baku Rp 70.000
2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
BDP – BTK Departemen A Rp 155.000
Gaji dan upah Rp 155.000
3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
BDP – BOP Departemen A Rp 248.000
Berbagai rekening yg dikredit Rp 248.000
4. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departeman B.
BDP – BBB departemen B Rp 450.000
BDP – BBB depart A Rp 60.000
BDP – BTK depart A Rp 150.000
BDP – BOP depart A Rp 240.000
5. Jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses yang belum selesai
diproses di departemen A.
Persediaan BDP depart B Rp 23.000
BDP – BBB depart A Rp 10.000
BDP – BTK depart A Rp 5.000
BDP – BOP depart A Rp 8.000
Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan perusahaan tersebut perlu
dihitung unit ekuivalensi dari departemen B sebagai berikut :
Biaya konversi, yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang
dikeluarkan departemen B, menghasilkan 24.000 kg produk dan 6000 kg BDP dengan
tingkat penyelesaian 20 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah : 24.000 +
(50 % x 6.000) = 27.000
7
Laporan biaya produksi departemen B.
PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen B Bulan .. thn ..
Data Produksi :
Produk dari departemen A 30.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 24.000 kg
Produk dalam proses akhir 6.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 30.000 kg
Biaya kumulatif yang dibebankan Pada Departeman B
Jumlah HP satuan
Harga pokok dari departemen A Rp 450.000 Rp 15
Biaya yang ditambahkan di depart B
Ekuivalensi
Biaya Tenaga kerja Rp 270.000 27.000 Rp 10
Biaya overhead pabrik Rp 405.000 27.000 Rp 15
Rp1.125.000 Rp 40
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
24.000 x Rp 40 Rp 960.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Harga pokok dari departemen A
Rp 15 x 6.000 Rp 90.0000
Biaya yang ditambahkan pada depart B
BTK 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp 30.000
BOP 50 % x 6.000 x Rp 15 = Rp 45.000
Rp 165 .000
Jumlah biaya produksi Rp1.125.000
1. Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A
BDP – BBB departemen B Rp 450.000
BDP – BBB depart A Rp 60.000
BDP – BTK depart A Rp 150.000
BDP – BOP depart A Rp 240.000
2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
BDP – BTK Departemen B Rp 270.000
Gaji dan upah Rp 270.000
3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
BDP – BOP Departemen B Rp 405.000
Berbagai rekening yg dikredit Rp 405.000
4. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.
8
Persediaan produk jadi Rp 960.000
BDP – BBB dept B Rp 360.000
BDP – BTK dept B Rp 240.000
BDP – BOP dept B Rp 360.000
5. Jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses yang belum selesai
diproses di departemen A.
Persediaan BDP departemen B Rp 165.000
BDP – BBB dept B Rp 90.000
BDP – BTK dept B Rp 30.000
BDP – BOP dept B Rp 45.000
III. Pengaruh Terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap
perhitungan harga pokok
Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum menyerap biay roduksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikut sertakan
dalam perhitungan-perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan dalam
departemen tersebut.
Produk yang hilang pada awal proses menyebabkan dua hal :
1.) Menaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari
departemen produksi sebelumnya
2.) Menaikkan harga pokok produksi per sauan yang ditambahkan dalam
departemen produksi setelah departemen produksi yang pertama.
Penerapan dalam contoh soal berikut :
PT. KAYU mengolah produknya secara masa melalui dua departemen produksi. Data
produksi dan biaya dari dua departemen tersebut adalah :
Departemen A Departemen BProduk masuk proses 1.100 kgProduk ditransfer ke departemen B 700 kg
Produk selesai 400 kg
Produk dalam proses : Tingkat penyelesaian : BBB & BBP 100 %, biaya konversi 50 % 300 kg
BBP 60 %, biaya konversi 40 % 100 Kg
Produk yang hilang awal proses 100 kg 200 kg
Biaya yang dikeluarkan
- Biaya Bahan baku Rp 25.000
- Biaya bahan penolong Rp 20.000 Rp 11.500
- Biaya Tenaga kerja Rp 34.000 Rp 22.000
- Biaya Overhead pabrik Rp 42.500 Rp 24.200
9
Rp 121.500 Rp 67.700
Pembahasan
Laporan biaya produksi departemen A.
PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen A Bulan .. thn ..
Data Produksi :
Produk masuk proses 1.100 kg
Produk jadi yang ditransfer ke depart B 700 kg
Produk dalam proses akhir 300 kg
Produk yang hilang pada awal proses 100 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 1.100 kg
Biaya yang dibebankan Pada Departemen A
Biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi HP satuan
Bahan baku 700+ (100 % x 300)=1.000 Rp 25.000Rp 25
Bahan penolong 700+ (100 % x 300)=1.000 Rp 20.000Rp 20
Tenaga kerja 700+ (50 % x 300)=850 Rp 34.000 Rp 40
Overhead pabrik 700+ (50 % x 300)=850 Rp 42.500 Rp 50
Rp121.500 Rp 135
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen B
700 x Rp 135 Rp 94.500
Harga pokok persediaan produk dalam proses :
- BBB 100 % x 300 x Rp 25 = Rp 7.500
- BBP 100 % x 300 x Rp 20 = Rp 6.000
- BTK 50 % x 300 x Rp 40 = Rp 6.000
- BOP 50 % x 300 x Rp 50 = Rp 7.500
Rp 27.000
Jumlah biaya produksi Rp 121.500
10
Laporan biaya produksi departemen B.
PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen B Bulan .. thn ..
Data Produksi :
Produk masuk proses 700 kg
Produk jadi yang ditransfer ke depart B 400 kg
Produk dalam proses akhir 100 kg
Produk yang hilang pada awal proses 200 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 700 kg
Biaya yang dibebankan pada Departemen B
Harga pokok dari departemen A Rp 94.500 Rp 135
Biaya yang ditambahkan di depart B
Biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi HP satuan
Bahan penolong 400+ (60 % x 100)=460 Rp 11.500 Rp 25
Tenaga kerja 400+ (40 % x 100)=440 Rp 22.000 Rp 50
Overhead pabrik 400+ (40 % x 100)=440 Rp 24.200 Rp 55
Rp1 52.200 Rp 130
Jumlah biaya produksi kumulatif Rp 247.000 Rp 265
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
400 x Rp 265 Rp 106.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses :
Harga pokok dari departemen A
100 x Rp 135 Rp 13.500
Biaya yang ditambahkan pada depart B
BBP 60 % x 100 x Rp 25 = Rp 1.500
BTK 40 % x 100 x Rp 50 = Rp 2.000
BOP 40 % x 100 x Rp 55 = Rp 2.200
Rp 19 .200
Jumlah biaya produksi Rp 125.200
IV. Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap
perhitungan harga pokok
Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan
dalam penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
Baik pada departemen pertama maupun pada departemen berikutnya.
11
Penerapan dalam contoh soal berikut :
PT. KAYU mengolah produknya secara masa melalui dua departemen produksi. Data
produksi dan biaya dari dua departemen tersebut adalah :
Departemen A Departemen BProduk masuk proses 1.100 kgProduk ditransfer ke departemen B 700 kg
Produk selesai 400 kg
Produk dalam proses : Tingkat penyelesaian : BBB & BBP 100 %, biaya konversi 40 % 300 kg
BBP 60 %, biaya konversi 50 % 100 Kg
Produk yang hilang awal proses 100 kg 200 kg
Biaya yang dikeluarkan
- Biaya Bahan baku Rp 33.000
- Biaya bahan penolong Rp 22.000 Rp 16.500
- Biaya Tenaga kerja Rp 32.200 Rp 26.000
- Biaya Overhead pabrik Rp 36.800 Rp 32.500
Rp 124.000 Rp 75.000
Pembahasan
Laporan biaya produksi departemen A.
PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen A Bulan .. thn ..
Data Produksi :
Produk masuk proses 1.100 kg
Produk jadi yang ditransfer ke depart B 700 kg
Produk dalam proses akhir 300 kg
Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 1.100 kg
Biaya yang dibebankan Pada Departemen A
Biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi HP satuan
Bahan baku 700+(100 % x 300)+100=1.100 Rp 33.000 Rp 30
Bahan penolong 700+(100 % x 300)+100=1.100 Rp 22.000 Rp 20
Tenaga kerja 700+(40 % x 300)+100=920 Rp 32.200 Rp 35
Overhead pabrik 700+(40 % x 300 +100=920 Rp 36.800 Rp 40
Rp124.000 Rp 125
12
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen B
700 x Rp 125 Rp 87.500
Penyesuaian karena adanya produk yg hilang akhir proses
100 x Rp 125 Rp 12.500
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B Rp 100.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses :
- BBB 100 % x 300 x Rp 30 = Rp 9.000
- BBP 100 % x 300 x Rp 20 = Rp 6.000
- BTK 40 % x 300 x Rp 35 = Rp 4.200
- BOP 40 % x 300 x Rp 40 = Rp 4.800
Rp 24.000
Jumlah biaya produksi Rp 124.000
Laporan biaya produksi departemen B.
PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen B Bulan .. thn ..
Data Produksi :
Produk masuk proses 700 kg
Produk jadi yang ditransfer ke depart B 400 kg
Produk dalam proses akhir 100 kg
Produk yang hilang pada akhir proses 200 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 700 kg
Biaya yang dibebankan pada Departemen B
Harga pokok dari departemen A Rp 100.000 Rp 142,86
Biaya yang ditambahkan di depart B
Biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi HP satuan
Bahan penolong 400+(60 %x100)+200=660 Rp 16.500 Rp 25
Tenaga kerja 400+(50 %x100)+200=650 Rp 26.000 Rp 40
Overhead pabrik 400+(50 %x100)+200=650 Rp 32.500 Rp 50
Rp 75.000 Rp 130
Jumlah biaya produksi kumulatif Rp 175.000 Rp 257,86
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
- Harga pokok dari departemen A 400 x 142,86 Rp 57.144
- Harga pokok yang ditambahkan di depart B 400 x 130 Rp 52.000
- Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses
200 x 257,86 Rp 51.572
Rp160.716
Harga pokok persediaan produk dalam proses :
Harga pokok dari departemen A
100 x Rp 142.86 Rp 14.286
13
Biaya yang ditambahkan pada depart B
BBP 60 % x 100 x Rp 25 = Rp 1.500
BTK 40 % x 100 x Rp 40 = Rp 1.600
BOP 40 % x 100 x Rp 50 = Rp 2.000
Rp 5.100
Jumlah biaya produksi Rp 165.816
Metode harga pokok proses yang telah memperhitungkan harga pokok
persediaan produk dalam proses awal periode dalam departemen produksi yang
bersangkutan. Harga pokok persediaan produk dalam proses awal periode ini akan
mempunyai pengaruh dalam penentuan pokok produk selesai yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang apabila harga pokok tidak sama (terjadi
perubahan harga bahan pada awal proses).
Terdapat dua metode penentuan harga pokok produk yaitu :
1. Metode rata-rata tertimbang
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan
pada biaya produksi sekarang dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit
ekuivalensi produk yang mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang
Rumus perhitungan harga pokok per unit produk departemen pertama dengan
menggunakan metode harga pokok rata-rata tertimbang adalah sebagai berikut :
BBB yang melekat pada BBB yang dikeluarkanBBB perunit = produk dalam proses awal + dalam periode sekarang Unit Ekuivalensi BBB
BTK yang melekat pada BTK yang dikeluarkanBTK perunit = produk dalam proses awal + dalam periode sekarang Unit Ekuivalensi BTK
BOP yang melekat pada BOP yang dikeluarkanBOP perunit = produk dalam proses awal + dalam periode sekarang Unit Ekuivalensi BOP
Penerapan dalam contoh soal berikut :
PT. GENTENG mengolah produknya secara masa melalui dua departemen produksi.
Data produksi dan biaya dari dua departemen tersebut adalah :
PT.GENTENGData Produksi dan Biaya Produksi Bulan .. thn ..
Departemen A Departemen BData produksi
Produk dalam proses :
BBB 100 %, biaya konversi 40 % 4.000 kg
BTK 20 %, BOP 60 % 6.000 kg
14
Produk masuk proses 40.000 kg
Produk diterima di departemen A 35.000 kg
Produk ditransfer ke departemen B 35.000 kg
Produk selesai 38.000 kg
Produk dalam proses akhir
BBB 100 %, biaya konversi 40 % 9.000 kg
BTK 20 %, BOP 60 % 3.000 kg
Harga pokok produk dalam proses awal
Harga pokok dari departemen A Rp 11.150.000
Biaya Bahan baku Rp 1.800.000
Biaya tenaga kerja Rp 1.200.000 Rp 1.152.000
Biaya Overhead pabrik Rp 1.920.000 Rp 4.140.000
Rp 4.920.000 Rp 16.442.000
Biaya Produksi
Biaya Bahan baku Rp 20.200.000
Biaya tenaga kerja Rp 29.775.000 Rp 37.068.000
Biaya Overhead pabrik Rp 37.315.000 Rp 44 .340.000
Pembahasan
Atas data diatas dibuat perhitungan biaya produksi per departemen
Unsur Yang melekat Yang dikeluarkan Total Ekuivalensi Biaya /kgPada Produk dalam periode BiayaDalam Proses Sekarang
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
BBB 1.800.000 20.200.000 22.000.000 44.000 500
BTK 1.200.000 29.775.000 30.975.000 41.300 750
BOP 1.920.000 37.315.000 39.235.000 41.300 950(100 % x 35.000) + (100 % x 9.000) = 44.000
(100 % x 35.000) + (70 % x 9.000) = 41.300
Laporan biaya produksi departemen A.
PT.GENTENGLaporan Biaya Produksi Departemen A Bulan .. thn ..
Data Produksi :
Produk masuk proses awal 4.000 kg
Dimasukkan dalam proses 40.000 kg
Jumlah produk 44.000 kg
Produk jadi yang di transfer ke dapart B 35.000 kg
Produk dalam proses akhir 9.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 44.000 kg
Biaya yang dibebankan pada Departemen A
Biaya Total HP satuan
Bahan penolong Rp 22.000.000 Rp 500
Tenaga kerja Rp 30.975.000 Rp 750
Overhead pabrik Rp 39.235.000 Rp 950
Biaya produksi dibebankan depart B Rp 92.210.000 Rp 2.250
15
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke dept B
35.000 x Rp 2.250 Rp 77.000.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses :
BBB 100 % x 9.000 x Rp 500 = Rp 4.500.000
BTK 40 % x 9.000 x Rp 750 = Rp 4.725.000
BOP 40 % x 9.000 x Rp 950 = Rp 5.985.000
Rp 15 .210.000
Jumlah biaya yang dibebankan pada departemen A Rp 92.210.000
Unsur Yang melekat Yang dikeluarkan Total Ekuivalensi Biaya /kgPada Produk dalam periode BiayaDalam Proses Sekarang
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Dept A 11.150.000 77.000.000 88.150.000 41.000 2.150
BTK 1.152.000 37.068.000 38.220.000 39.200 975
BOP 4.140.000 44.340.000 48.480.000 40.400 1.200(100 % x 38.000) + (100 % x 3.000) = 41.000
(100 % x 35.000) + ( 40 % x 3.000) = 39.200
(100 % x 38.000) + ( 80 % x 3.000) = 40.400
Laporan biaya produksi departemen B.
PT.GENTENGLaporan Biaya Produksi Departemen B Bulan .. thn ..
Data Produksi :
Produk masuk proses awal 6.000 kg
Dimasukkan dalam proses 35.000 kg
Jumlah produk 41.000 kg
Produk jadi yang di transfer ke dapart B 38.000 kg
Produk dalam proses akhir 3.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 41.000 kg
Biaya yang dibebankan pada Departemen B
Biaya Total HP satuan
Yang berasal dari dept A Rp 88.150.000 Rp 2.150
Yang ditambahkan dlam depart B
Tenaga kerja Rp 30.975.000 Rp 975
Overhead pabrik Rp 48.480.000 Rp 1.200
Biaya produksi dibebankan depart B Rp 92.210.000 Rp 4.325
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
38.000 x Rp 4.325 Rp 164.350.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Yang bersal dari depart A Rp 6.450.000
Yang ditambahkan di depart B
BTK 40 % x 9.000 x Rp 750 = Rp 1.170.000
16
BOP 40 % x 9.000 x Rp 950 = Rp 2.280.000
Rp 10 .500.000
Jumlah biaya yang dibebankan pada departemen B Rp 174.850.000
2. Metode masuk pertama keluar pertama
Menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk
menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian
sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam
periode sakarang. Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi, tingkat
penyelesaian persediaanproduk dalam proses awal harus diperhitungkan.
Apabila dari contoh soal metode rata-rata tertimbang diterapkan dengan metode
MPKP maka pembahasannya adlah sebagai berikut :
a. Unit ekuivalensi BBB departemen A.
Persediaan produk dalam proses awal 0
Produk selesai yang ditransfer ke depart B 31.000
Produk dalam proses akhir 100 % x 9.000 9.000 40.000
b. Unit ekuivalensi BTK departemen A.
Persediaan produk dalam proses awal 2.400
Produk selesai yang ditransfer ke depart B 31.000
Produk dalam proses akhir 70 % x 9.000 6.30039.700
Laporan biaya produksi departemen A.
PT.GENTENGLaporan Biaya Produksi Departemen A Bulan .. thn ..
Data Produksi :
Produk masuk proses awal 4.000 kg
Dimasukkan dalam proses 40.000 kg
Jumlah produk 44.000 kg
Produk jadi yang di transfer ke dapart B 35.000 kg
Produk dalam proses akhir 9.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 44.000 kg
Biaya yang dibebankan pada Departemen A
Biaya Total Ekuivalensi HP satuan
HPP proses awal Rp 4.920.000
Bahan baku Rp 20.200.000 40.000 Rp 505
Tenaga kerja Rp 29.775.000 39.700 Rp 750
Overhead pabrik Rp 37.315.000 39.700 Rp 940
Jumlah biaya produksi Rp 92.210.000 Rp 2.195
17
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke dept B Rp 4.920.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses :
BTK 60 % x 4.000 x Rp 750 = Rp 1.800.000
BOP 60 % x 4.000 x Rp 940 = Rp 2.256.000
Rp 8.976.000
Harga pokok produk dari produksi sekarang31.000 x 2.194,9 Rp 68.042.000
Rp 77.018.000
Harga pokok produk dalam proses akhir :
BBB Rp 4.545.000
BTK Rp 4.725.000
BOP Rp 5.922.000
Rp 15.192.000
Jumlah biaya yang dibebankan pada departemen A Rp 92.210.000
Terlebih dahulu harus mengetahui unit ekuivalensi untuk mencari biaya produksi
departemen B :
a. Untuk harga pokok produk yang ditransfer ke dept B, unit ekuivalensinya adalah
jumlah produk yang ditransfer yaitu 35.000 kg.
b. Unit ekuivalensi Biaya tenaga kerja
{(100%-20%) x 6.000} + 32.000 + (40 % x 3.000)} = 38.000
c. Unit ekuivalensi Biaya overhead pabrik
{(100%-60%) x 6.000} + 32.000 + (80 % x 3.000)} = 36.800
Laporan biaya produksi departemen B.
PT.GENTENGLaporan Biaya Produksi Departemen B Bulan .. thn ..
Data Produksi :
Produk masuk proses awal 6.000 kg
Dimasukkan dalam proses 35.000 kg
Jumlah produk 41.000 kg
Produk jadi yang di transfer ke dapart B 38.000 kg
Produk dalam proses akhir 3.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 41.000 kg
Biaya yang dibebankan pada Departemen B
Biaya Total Ekuivalensi HP satuan
HPP proses awal Rp 16.442.000
HPP yg diterima dari dept A Rp 77.018.000 35.000 Rp 2. 201
Tenaga kerja Rp 37.068.000 38.000 Rp 975
18
Overhead pabrik Rp 44.340.000 36.800 Rp 1. 205
Jumlah biaya produksi Rp 174.868.000 Rp 4.381
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang Rp 16.442.000
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal
BTK 80 % x 6.000 x Rp 975 Rp 4.683.000
BOP 40 % x 6.000 x Rp 1.205 Rp 2.892.000
Rp 24.017.000
Harga pokok produk dari produksi sekarang :
32.000 x Rp 4.380,8 Rp 140.186.000Rp 164.203.000
Harga pokok produk dalam proses akhir :
BBB dari depart A 3.000 x Rp 2.201 =Rp 6.603.000
BTK 40 % x 3.000 x Rp 975 =Rp 1.170.000
BOP 80 % x 3.000 x Rp 1.205 =Rp 2.893.000
Rp 10.666.000
Jumlah biaya yang dibebankan pada departemen A Rp 174.869.000
PENCATATAN PADA METODE HARGA POKOK PROSES
Pada akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses biaya produksi
digolongkan sebagai berikut :
1. Biaya bahan
Jurnal proses pengolahan produk melalui satu tahap pengolahan :
BDP Biaya bahan xx
Persediaan bahan xx
Apabila produk diproses melalui departemen A dan departemen B, dimana bahan
dipakai di departemen A maka jurnalnya :
BDP Biaya bahan Depart A xx
Persediaan bahan xx
Apabila bahan dipakai di departemen A dan departemen B, maka jurnalnya :
BDP Biaya bahan Departemen A xx
BDP Biaya bahan Departemen B xx
Persediaan bahan xx
2. Biaya Tenaga kerja
Dalam metode harga pokok proses tidak dibedakan antara biaya tenaga kerja
langsung dan dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
19
Apabila produk diolah melalui satu tahap pengolahan, maka semua biaya tenaga
kerja pabrik digolongkan sebagai elemen biaya tenaga kerja, maka jurnalnya
adalah sebagai berikut :
BDP Biaya tenaga kerja xx
Biaya Gaji dan upah xx
Dari daftar gaji dan upah departemen produksi, misalnya departemen A dan
departemen B maka jurnalnya adalah :
BDP Biaya tenaga kerja Departemen A xx
BDP Biaya tenaga kerja Departemen B xx
Biaya Gaji dan upah xx
3. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan dan biaya
tenaga kerja ditambah semua biaya di departemen pembantu yang ada di pabrik.
a. Apabila produk diolah melalui satu tahapan produksi maka untuk mencatat
BOP yang sesungguhnya dimana dihitung berdasarkan tarif dibuat jurnal :
BOP sesungguhnya xx
Kas xx
Persediaan suplies pabrik xx
Persediaan suku cadang xx
Persekot biaya xx
Akumulasi penyusutan xx
Hutang biaya xx
Berbagai rekening yang dikredit xx
Pembebanan BOP kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut :
BDP BOP xx
BOP dibebankan xx
Pada akhir periode dalam menghitung semua biaya yang dibebankan
ditutup ke rekening BOP sesungguhnya dengan jurnal :
BOP dibebankan xx
BOP sesungguhnya xx
b. Apabila produk diolah melalui beberapa tahapan produksi maka untuk
mencatat BOP yang sesungguhnya dimana dihitung berdasarkan tarif
dibuat jurnal :
20
BOP sesungguhnya departemen A xx
BOP sesungguhnya departemen B xx
Kas xx
Persediaan suplies pabrik xx
Persediaan suku cadang xx
Persekot biaya xx
Akumulasi penyusutan xx
Hutang biaya xx
Berbagai rekening yang dikredit xx
Pembebanan BOP kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut :
BDP BOP departemen A xx
BDP BOP departemen B xx
BOP dibebankan departemen A xx
BOP dibebankan departemen B xx
Pada akhir periode dalam menghitung semua biaya yang dibebankan
ditutup ke rekening BOP sesungguhnya dengan jurnal :
BOP dibebankan departemen A xx
BOP dibebankan departemen B xx
BOP sesungguhnya departemen A xx
BOP sesungguhnya departemen B xx
MASALAH-MASALAH KHUSUS DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PROSES
Berikut ini akan dibahas secara bertahap masalah-masalah yang timbul di dalam
perhitungan harga pokok produk pada metode harga pokok proses yang menghasilkan
satu jenis produk :
1. Pengolahan produk melalui satu tahap, semua biaya dibebankan berdasarkan biaya
sesungguhnya.
2. Pengolahan produk melalui satu tahap, BOP dibebankan berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka.
3. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, produk selesai dari departemen tertentu
langsung dipindah ke departemen berikutnya.
4. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, produk selesai dari departemen
permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana sebagian akan diproses di
dalam departemen lanjutan dan sebagian langsung dijual.
5. Pengolahan produk melalui beberapa tahap sebagian produk hilang dalam
pengoalahan.
6. Pengolahan produk mengalami produk cacat atau produk rusak dalam pengolahan.
7. Penambahan bahan pada departemen lanjutan yang dapat menambah jumlah
produk yang dihasilkan.
21
8. Produk diolah melaui beberapa tahap, terdapat produk dalam proses pada awal
periode dengan metode harga pokok rata-rata, metode masuk pertama keluar
pertama dan metode masuk terakhir keluar pertama.
Latihan soal
Soal 1
PT. RIDA perusahaan industri memproduksi satu jenis produk melelui dua departemen
produksi dan proses produksinya secara terus menerus. Data bulan januari 1995 adalah
sebagai berikut.
Data produksi Dept. I Deprt II
Produk selesai ditransfer ke dept. II 1.200 unit -
Produk selesai di transfer ke gudang - 1.100 unit
Produk dalam proses akhir :
( Tingkat penyelesaian BB 100%, K 70 % ) 200 unit -
( Tingkat penyelesaian konversi 60 % ) - 100 unit
Data biaya : Dept I Dept II
Biaya bahan baku Rp. 84.000,- Rp. –
Biaya tenaga kerja Rp. 107.200 Rp. 69.600
Biaya overhead pabrik Rp. 80.400 Rp. 46.400
Jumlah biaya produksi Rp. 271.600 Rp. 116.000
Diminta:
a. Susunlah laporan harga pokok produksi PT. RIDA baik departemen I mqaupun
departemen II
b. Buatlah jurnal yang diperlukan
Soal 2
PT. CILUBA perusahaan yang memproduksi satu jenis produk dan proses produksinya
secara terus menerus melalui dua departemen , data kegiatan produksi bulan januari
1995 adalah Sbb:
22
Departemen I
Jumlah produk yang di masukkan dalam proses 2.500 unit. Hasil proeduk selesai di
transfer ke departemen II 2.200 unit dan jumlah BDP akhir ( tingkat penyelesaian
BB dan BP 100%, Konversi 70 % ) 200 unit dan jumlah produk hilang awal proses 100
unit.
Data biaya produksi terdiri dari Biaya bahan baku Rp. 1.200.000, Biaya bahan penolong
Rp. 540.000, biaya tenaga kerja Rp. 2.115.000 dan biaya overhead pabrikRp. 1.410.000.
Departemen II
Jumlah produk yang di terima dari departemen I 2.200 unit . Hasil produksi menyatakan
bahwa produk selesai di transfer ke gudang 2.000 unit dan jumlah BDP akhir ( tingkat
penyelesaian konversi 70 % ) 150 unit. Jumlah produk yang hilang akhir proses 50 unit.
Dari tambahan biaya produksi terdiri dari biaya tenaga kerja Rp. 1.400.750 dan biaya
overhead pabrik Rp. 754.250.
Diminta
1. Hitunglah biaya perunit departemen I dan berapakah harga pokok produk selesai
di departemen I yang ditransfer ke departemen II dan harga pokok barang dalam
proses akhir di departemen I
2. Hitunglah tambahan biaya perunit departemen II dan berapakah harga pokok
produk selesai di departemen II yang ditransfer ke gudang dan harga pokok
barang dalam proses akhir di depart II.
Soal 3
PT. SEKAR mengolah produknya dengan menggunakan metode harga pokok proses
berikut ini adalah data produksi dan biaya dari ketiga departemen produksinya selama
desember 2000.
Departemen I :
Produk yang dimasukkan dalam proses 10.000 unit , dimana yang 8.000 unit selesai dan
diolah lebih lanjut di departemen II. Produk yang masih dalam proses akhir bulan 2.000
unit dengan tingkat penyelesaian 100% biaya bahan dan 80% biaya konversi . jumlah
biaya produksi adalah Rp. 14.560.000 dengan perincian Rp. 4.000.000 bahan baku , Rp.
3.840.000 biaya tenaga kerja dan Rp. 6.720.000 biaya overhead pabrik.
Departemen II:
23
Biaya yang ditambahkan pada departemen II adalah biaya tenaga kerja Rp. 1.900.000
dari proses departemen II ini di hasilkan 7.000 unit dimana 5.000 unit di olah ke dalam
departemen berikutnya , 2.000 unit ditransfer ke gudang dan 1.000 unit masih dalam
proses dengan tingkat penyelesaian 60 % biaya konversi.
Departemen III
Produk selesai dan siap dijual sebanyak 4.500 unit , 500 unit masih dalam proses dengan
tingkat penyelesaian 75 % untuk biaya konversi . tambahan biaya di departemen ini
adalah Rp. 9.750.000, biaya tenaga kerja Rp. 1.462.000 biya overhead pabrik.
Berdasarkan data diatas , diminta
1. Menyusun Laporan harga pokok produksisetiap departemen produksi
2. Buatlah Jurnal umum yang diperlukan atas data diatas.
B A B 7
24