29
B A B 6 HARGA POKOK PROSES Pada metode harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu dengan jumlah satu satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan. Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produksi perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah sebagai berikut : 1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar. 2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama 3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu. Perbedaan antara metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan, terletak pada : No Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan Metode Harga Pokok Proses 1 Pengumpulan biaya produksi Menurut pesanan Per produksi per periode akuntansi 2 Perhitungan harga pokok produksi per satuan Total biaya yang dikeluarkan dalam produksi pesanan dibagi jumlah satuan produk pesanan yang dihasilkan Total biaya produksi yang dikeluarkan sela ma periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. 3 Penggolongan biaya produksi Biaya produksi harus dipeisahkan antara biaya langsung dengan biaya tidak langsung. Tidak perlu membeda kan biaya produksi 4 Unsur biaya yang dikelompokkan Terdiri dari biaya selain biaya bahan baku Dibebankan atas dasar tarif yang ditentukan 1

Bab 6 Aktbiaya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 6 Aktbiaya

B A B 6

HARGA POKOK PROSES

Pada metode harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses

selama jangka waktu tertentu dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara

membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu dengan

jumlah satu satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu

yang bersangkutan.

Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produksi

perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya

adalah sebagai berikut :

1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi berisi rencana

produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

Perbedaan antara metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan,

terletak pada :

N

o

Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

Metode Harga Pokok Proses

1 Pengumpulan biaya produksi

Menurut pesanan Per produksi per periode akuntansi

2 Perhitungan harga pokok produksi per satuan

Total biaya yang dikeluarkan dalam produksi pesanan dibagi jumlah satuan produk pesanan yang dihasilkan

Total biaya produksi yang dikeluarkan sela ma periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan.

3 Penggolongan biaya produksi

Biaya produksi harus dipeisahkan antara biaya langsung dengan biaya tidak langsung.

Tidak perlu membeda kan biaya produksi

4 Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik.

Terdiri dari biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Dibebankan atas dasar tarif yang ditentukan dimuka.

MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI

Informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangkan waktu tertentu

bermanfaat bagi manajemen untuk :

1

Page 2: Bab 6 Aktbiaya

1. Menentukan Harga Jual Produk

Dalam menetapkan harga jual produk,biaya produksi per unit merupakan salah satu

data yang dipertimbangkan di samping data biaya lain serta data non biaya.

Taksiran biaya produksi dalam jangka waktu tertentu xx

Taksiran biaya nonproduksi dalam jangka waktu tertentu xx

Taksiran total dalam jangka waktu tertentu xx

Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu xx : (dibagi)

Taksiran harga pokok produk per satuan xx

Laba per unit produk yang diinginkan xx

Taksiran harga jual per unit yang dibebankan kepada pembeli xx

2. Memantau realisasi biaya produksi

Rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan,

manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan

di dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu akuntansi biaya

digunakan untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya

produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

3. Menghitung laba atau rugi periode tertentu.

Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam

periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau rugi bruto, manajemen

membutuhkan informasi tersebut untuk mengetahui kontriusi produk dalam

menutup biaya noproduksi dan menghasilkan laba atau rugi.

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang

disajikan dalam neraca.

Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan

periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan

laporan laba-rugi.

PROSEDUR METODE HARGA POKOK PROSES

1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas dan

menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk

diolah melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun setiap

departemen dimana produk diolah.

2. Biaya produksi periode tertentu dibebankan pada produk melalui rekening BDP

yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya. Apabila produk diolah lebih dari

satu departemen, rekening BDP disamping diselenggarakan untuk setiap elemen

biaya harus diselenggarakan untuk setiap departemen dimana produk diproses.

3. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.

Apabila produk melalui beberapa tahap, laporan produksi tersebut dibuat untuk

setiap departemen.

2

Page 3: Bab 6 Aktbiaya

4. Produksi ekuivalen (equivalent production) digunakan untuk menghitung harga

pokok satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi dimana

pengolahan produk dinyatakan daolam ukuran produk selesai.

Unit ekuivalensi = jumlah produk jadi + ( Tingkat penyelesaian x Barang dalam

proses akhir)

5. Untuk mengitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi tertentu,

maka elemen biaya produksi tertentu ( Misalnya biaya bahan ) tersebut dibagi

dengan produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang bersangkutan ( Produksi

ekuivalen bahan).

6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang

menikmati biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai dari

departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke

departemen berikutnya dan berapa harga pokok dalam proses akhir.

7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produk rusak,

produk cacat dan tambahan produk maka akan diperhitungkan pengaruhnya dalam

perhitungan harga pokok produk.

METODE HARGA POKOK PROSES TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN

PRODUK DALAM PROSES AWAL

I. Metode Harga Pokok Proses – Produk diolah melalui satu

departemen produksi

Penerapan dalam contoh soal berikut :

PT. KAYU mengolah produknya secara masa melalui satu departemen produksi.

Jumlah biaya yang dikeluarkan selama satu bulan adalah sebagai berikut:

Biaya bahan baku Rp 5.000.000

Biaya bahan penolong Rp 7.500.000

Biaya tenaga kerja Rp 11.250.000

Biaya overhead pabrik Rp 16.125.000

Total biaya produksi Rp 39.875.000

Produk jadi 2.000 kg

Produk masuk proses 2.500 Kg

Produk dalam prose akhir 500 kg

Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :

Biaya bahan baku : 100% : Biaya bahan penolong 100 % ; Biaya tenaga kerja : 50 % :

Biaya overhead pabrik : 30 % .

Pembahasan :

Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan perusahaan tersebut perlu

dihitung unit ekuivalensi sebagai berikut :

a. Biaya bahan baku, menghasilkan 2.000 kg produk dan 500 kg BDP dengan tingkat

penyelesaian 100 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah : 2.000 +

(100 % x 500) = 2.500

3

Page 4: Bab 6 Aktbiaya

b. Biaya bahan penolong, menghasilkan 2.000 kg produk dan 500 kg BDP dengan

tingkat penyelesaian 100 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah :

2.000 + (100 % x 500) = 2.500

c. Biaya tenaga kerja , menghasilkan 2.000 kg produk dan 500 kg BDP dengan

tingkat penyelesaian 50 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah : 2.000

+ (50 % x 500) = 2.250

d. Biaya overhead pabrik , menghasilkan 2.000 kg produk dan 500 kg BDP dengan

tingkat penyelesaian 30 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah : 2.000

+ (30 % x 500) = 2.150

Setelah biaya produksi per satuan dihitung, maka harus diperhitungkan harga pokok

produk jadi yang ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam

proses.

PT.KAYULaporan Biaya Produksi Bulan .. thn ..

Data Produksi :

Produk masuk proses 2.500 kg

Produk jadi yang ditransfer ke gudang 2.000 kg

Produk dalam proses akhir 500 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 2.500 kg

Biaya yang dibebankan

Biaya Jumlah Ekuivalensi Harga pokok satuan

Bahan baku Rp 5.000.000 2.500 Rp 2.000

Bahan penolong Rp 7.500.000 2.500 Rp 3.000

Tenaga kerja Rp 11.250.000 2.250 Rp 5.000

Overhead pabrik Rp 16.125.000 2.150 Rp 7.500

Rp 39.875.000 Rp 17.500

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi

2.000 x Rp 17.500 Rp 35.000.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses :

- BBB 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000

- BBP 100 % x 500 x Rp 3.000 = Rp 1.500.000

- BTK 50 % x 500 x Rp 5.000 = Rp 1.250.000

- BOP 30 % x 500 x Rp 7.500 = Rp 1.125.000

Rp 4.875.000

Jumlah biaya produksi Rp 39.875.000

1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku

BDP – BBB Rp 5.000.000

4

Page 5: Bab 6 Aktbiaya

Persediaan Bahan baku Rp 5.000.000

2. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong

BDP – BBP Rp 7.500.000

Persediaan Bahan baku Rp 7.500.000

3. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

BDP – BTK Rp 1.250.000

Gaji dan upah Rp 1.250.000

4. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

BDP – BOP Rp 16.125.000

Berbagai rekening yg dikredit Rp 16.125.000

5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.

Persediaan produk jadi Rp 35.000.000

BDP – BBB Rp 4.000.000

BDP – BBP Rp 6.000.000

BDP – BTK Rp 10.000.000

BDP – BOP Rp 15.000.000

6. Jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses yang belum selesai

diproses.

Persediaan produk jadi Rp 4.875.000

BDP – BBB Rp 1.000.000

BDP – BBP Rp 1.500.000

BDP – BTK Rp 1.200.000

BDP – BOP Rp 1.125.000

II. Metode Harga Pokok Proses – Produk diolah melalui lebih dari

satu departemen produksi

Jika produk diolah melalui lebih dari satu departemen poduksi, perhitungan biaya

produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama sama

dengan penyelesaian diatas. Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang

dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan

perhitungan yang bersifat kumulatif, karena produk yang dihasilkan oleh departemen

setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi departemen sebelumnya,

yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnya tersebut, maka

harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama

terdiri dari :

1. Biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumya.

2. Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen

pertama.

Penerapan dalam contoh soal berikut :

5

Page 6: Bab 6 Aktbiaya

PT. KAYU mengolah produknya secara masa melalui dua departemen produksi. Data

produksi dan biaya dari dua departemen tersebut adalah :

Departemen A Departemen B

Produk masuk proses 35.000 kg

Produk ditransfer ke depart B 30.000 kg

Produk selesai 24.000 kg

Produk dalam proses 5.000 kg 6.000 kg

Biaya yang dikeluarkan

- Biaya Bahan baku Rp 70.000

- Biaya Tenaga kerja Rp 155.000 Rp 270.000

- Biaya Overhead pabrik Rp 248.000 Rp 405.000

Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir :

- Biaya bahan baku 100 %

- Biaya konversi 20 % 50 %

Pembahasan

Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan perusahaan tersebut perlu

dihitung unit ekuivalensi dari departemen A sebagai berikut :

1. Biaya bahan baku, yang dikeluarkan oleh departemen A menghasilkan 30.000 kg

produk dan 5000 kg BDP dengan tingkat penyelesaian 100 %. Maka unit

ekuivalensi biaya bahan baku adalah : 30.000 + (100 % x 5.000) = 35.000.

2. Biaya konversi, yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik

yang dikeluarkan departemen A, menghasilkan 30.000 kg produk dan 5000 kg BDP

dengan tingkat penyelesaian 20 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah

: 30.000 + (20 % x 5.000) = 31.000.

Laporan biaya produksi departemen A.

PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen A Bulan .. thn ..

Data Produksi :

Produk masuk proses 35.000 kg

Produk jadi yang ditransfer ke depart B 30.000 kg

Produk dalam proses akhir 5.000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 35.000 kg

Biaya yang dibebankan Pada Departemen A

Biaya Jumlah Ekuivalensi HP satuan

Bahan baku Rp 70.000 35.000 Rp 2

Tenaga kerja Rp 155.000 31.000 Rp 5

Overhead pabrik Rp 248.000 31.000 Rp 8

Rp 473.000 Rp 15

6

Page 7: Bab 6 Aktbiaya

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen B

30.000 x Rp 15 Rp 450.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses :

- BBB 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000

- BTK 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp 5.000

- BOP 20 % x 5.000 x Rp 8 = Rp 8.000

Rp 23.000

Jumlah biaya produksi Rp 473.000

1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku

BDP – BBB Departemen A Rp 70.000

Persediaan Bahan baku Rp 70.000

2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

BDP – BTK Departemen A Rp 155.000

Gaji dan upah Rp 155.000

3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

BDP – BOP Departemen A Rp 248.000

Berbagai rekening yg dikredit Rp 248.000

4. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departeman B.

BDP – BBB departemen B Rp 450.000

BDP – BBB depart A Rp 60.000

BDP – BTK depart A Rp 150.000

BDP – BOP depart A Rp 240.000

5. Jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses yang belum selesai

diproses di departemen A.

Persediaan BDP depart B Rp 23.000

BDP – BBB depart A Rp 10.000

BDP – BTK depart A Rp 5.000

BDP – BOP depart A Rp 8.000

Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan perusahaan tersebut perlu

dihitung unit ekuivalensi dari departemen B sebagai berikut :

Biaya konversi, yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang

dikeluarkan departemen B, menghasilkan 24.000 kg produk dan 6000 kg BDP dengan

tingkat penyelesaian 20 %. Maka unit ekuivalensi biaya bahan baku adalah : 24.000 +

(50 % x 6.000) = 27.000

7

Page 8: Bab 6 Aktbiaya

Laporan biaya produksi departemen B.

PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen B Bulan .. thn ..

Data Produksi :

Produk dari departemen A 30.000 kg

Produk jadi yang ditransfer ke gudang 24.000 kg

Produk dalam proses akhir 6.000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 30.000 kg

Biaya kumulatif yang dibebankan Pada Departeman B

Jumlah HP satuan

Harga pokok dari departemen A Rp 450.000 Rp 15

Biaya yang ditambahkan di depart B

Ekuivalensi

Biaya Tenaga kerja Rp 270.000 27.000 Rp 10

Biaya overhead pabrik Rp 405.000 27.000 Rp 15

Rp1.125.000 Rp 40

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

24.000 x Rp 40 Rp 960.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:

Harga pokok dari departemen A

Rp 15 x 6.000 Rp 90.0000

Biaya yang ditambahkan pada depart B

BTK 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp 30.000

BOP 50 % x 6.000 x Rp 15 = Rp 45.000

Rp 165 .000

Jumlah biaya produksi Rp1.125.000

1. Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A

BDP – BBB departemen B Rp 450.000

BDP – BBB depart A Rp 60.000

BDP – BTK depart A Rp 150.000

BDP – BOP depart A Rp 240.000

2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

BDP – BTK Departemen B Rp 270.000

Gaji dan upah Rp 270.000

3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

BDP – BOP Departemen B Rp 405.000

Berbagai rekening yg dikredit Rp 405.000

4. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.

8

Page 9: Bab 6 Aktbiaya

Persediaan produk jadi Rp 960.000

BDP – BBB dept B Rp 360.000

BDP – BTK dept B Rp 240.000

BDP – BOP dept B Rp 360.000

5. Jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses yang belum selesai

diproses di departemen A.

Persediaan BDP departemen B Rp 165.000

BDP – BBB dept B Rp 90.000

BDP – BTK dept B Rp 30.000

BDP – BOP dept B Rp 45.000

III. Pengaruh Terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap

perhitungan harga pokok

Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum menyerap biay roduksi yang

dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikut sertakan

dalam perhitungan-perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan dalam

departemen tersebut.

Produk yang hilang pada awal proses menyebabkan dua hal :

1.) Menaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari

departemen produksi sebelumnya

2.) Menaikkan harga pokok produksi per sauan yang ditambahkan dalam

departemen produksi setelah departemen produksi yang pertama.

Penerapan dalam contoh soal berikut :

PT. KAYU mengolah produknya secara masa melalui dua departemen produksi. Data

produksi dan biaya dari dua departemen tersebut adalah :

Departemen A Departemen BProduk masuk proses 1.100 kgProduk ditransfer ke departemen B 700 kg

Produk selesai 400 kg

Produk dalam proses : Tingkat penyelesaian : BBB & BBP 100 %, biaya konversi 50 % 300 kg

BBP 60 %, biaya konversi 40 % 100 Kg

Produk yang hilang awal proses 100 kg 200 kg

Biaya yang dikeluarkan

- Biaya Bahan baku Rp 25.000

- Biaya bahan penolong Rp 20.000 Rp 11.500

- Biaya Tenaga kerja Rp 34.000 Rp 22.000

- Biaya Overhead pabrik Rp 42.500 Rp 24.200

9

Page 10: Bab 6 Aktbiaya

Rp 121.500 Rp 67.700

Pembahasan

Laporan biaya produksi departemen A.

PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen A Bulan .. thn ..

Data Produksi :

Produk masuk proses 1.100 kg

Produk jadi yang ditransfer ke depart B 700 kg

Produk dalam proses akhir 300 kg

Produk yang hilang pada awal proses 100 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 1.100 kg

Biaya yang dibebankan Pada Departemen A

Biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi HP satuan

Bahan baku 700+ (100 % x 300)=1.000 Rp 25.000Rp 25

Bahan penolong 700+ (100 % x 300)=1.000 Rp 20.000Rp 20

Tenaga kerja 700+ (50 % x 300)=850 Rp 34.000 Rp 40

Overhead pabrik 700+ (50 % x 300)=850 Rp 42.500 Rp 50

Rp121.500 Rp 135

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen B

700 x Rp 135 Rp 94.500

Harga pokok persediaan produk dalam proses :

- BBB 100 % x 300 x Rp 25 = Rp 7.500

- BBP 100 % x 300 x Rp 20 = Rp 6.000

- BTK 50 % x 300 x Rp 40 = Rp 6.000

- BOP 50 % x 300 x Rp 50 = Rp 7.500

Rp 27.000

Jumlah biaya produksi Rp 121.500

10

Page 11: Bab 6 Aktbiaya

Laporan biaya produksi departemen B.

PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen B Bulan .. thn ..

Data Produksi :

Produk masuk proses 700 kg

Produk jadi yang ditransfer ke depart B 400 kg

Produk dalam proses akhir 100 kg

Produk yang hilang pada awal proses 200 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 700 kg

Biaya yang dibebankan pada Departemen B

Harga pokok dari departemen A Rp 94.500 Rp 135

Biaya yang ditambahkan di depart B

Biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi HP satuan

Bahan penolong 400+ (60 % x 100)=460 Rp 11.500 Rp 25

Tenaga kerja 400+ (40 % x 100)=440 Rp 22.000 Rp 50

Overhead pabrik 400+ (40 % x 100)=440 Rp 24.200 Rp 55

Rp1 52.200 Rp 130

Jumlah biaya produksi kumulatif Rp 247.000 Rp 265

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

400 x Rp 265 Rp 106.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses :

Harga pokok dari departemen A

100 x Rp 135 Rp 13.500

Biaya yang ditambahkan pada depart B

BBP 60 % x 100 x Rp 25 = Rp 1.500

BTK 40 % x 100 x Rp 50 = Rp 2.000

BOP 40 % x 100 x Rp 55 = Rp 2.200

Rp 19 .200

Jumlah biaya produksi Rp 125.200

IV. Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap

perhitungan harga pokok

Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang

dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan

dalam penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut.

Baik pada departemen pertama maupun pada departemen berikutnya.

11

Page 12: Bab 6 Aktbiaya

Penerapan dalam contoh soal berikut :

PT. KAYU mengolah produknya secara masa melalui dua departemen produksi. Data

produksi dan biaya dari dua departemen tersebut adalah :

Departemen A Departemen BProduk masuk proses 1.100 kgProduk ditransfer ke departemen B 700 kg

Produk selesai 400 kg

Produk dalam proses : Tingkat penyelesaian : BBB & BBP 100 %, biaya konversi 40 % 300 kg

BBP 60 %, biaya konversi 50 % 100 Kg

Produk yang hilang awal proses 100 kg 200 kg

Biaya yang dikeluarkan

- Biaya Bahan baku Rp 33.000

- Biaya bahan penolong Rp 22.000 Rp 16.500

- Biaya Tenaga kerja Rp 32.200 Rp 26.000

- Biaya Overhead pabrik Rp 36.800 Rp 32.500

Rp 124.000 Rp 75.000

Pembahasan

Laporan biaya produksi departemen A.

PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen A Bulan .. thn ..

Data Produksi :

Produk masuk proses 1.100 kg

Produk jadi yang ditransfer ke depart B 700 kg

Produk dalam proses akhir 300 kg

Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 1.100 kg

Biaya yang dibebankan Pada Departemen A

Biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi HP satuan

Bahan baku 700+(100 % x 300)+100=1.100 Rp 33.000 Rp 30

Bahan penolong 700+(100 % x 300)+100=1.100 Rp 22.000 Rp 20

Tenaga kerja 700+(40 % x 300)+100=920 Rp 32.200 Rp 35

Overhead pabrik 700+(40 % x 300 +100=920 Rp 36.800 Rp 40

Rp124.000 Rp 125

12

Page 13: Bab 6 Aktbiaya

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen B

700 x Rp 125 Rp 87.500

Penyesuaian karena adanya produk yg hilang akhir proses

100 x Rp 125 Rp 12.500

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B Rp 100.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses :

- BBB 100 % x 300 x Rp 30 = Rp 9.000

- BBP 100 % x 300 x Rp 20 = Rp 6.000

- BTK 40 % x 300 x Rp 35 = Rp 4.200

- BOP 40 % x 300 x Rp 40 = Rp 4.800

Rp 24.000

Jumlah biaya produksi Rp 124.000

Laporan biaya produksi departemen B.

PT.KAYULaporan Biaya Produksi Departemen B Bulan .. thn ..

Data Produksi :

Produk masuk proses 700 kg

Produk jadi yang ditransfer ke depart B 400 kg

Produk dalam proses akhir 100 kg

Produk yang hilang pada akhir proses 200 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 700 kg

Biaya yang dibebankan pada Departemen B

Harga pokok dari departemen A Rp 100.000 Rp 142,86

Biaya yang ditambahkan di depart B

Biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi HP satuan

Bahan penolong 400+(60 %x100)+200=660 Rp 16.500 Rp 25

Tenaga kerja 400+(50 %x100)+200=650 Rp 26.000 Rp 40

Overhead pabrik 400+(50 %x100)+200=650 Rp 32.500 Rp 50

Rp 75.000 Rp 130

Jumlah biaya produksi kumulatif Rp 175.000 Rp 257,86

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

- Harga pokok dari departemen A 400 x 142,86 Rp 57.144

- Harga pokok yang ditambahkan di depart B 400 x 130 Rp 52.000

- Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses

200 x 257,86 Rp 51.572

Rp160.716

Harga pokok persediaan produk dalam proses :

Harga pokok dari departemen A

100 x Rp 142.86 Rp 14.286

13

Page 14: Bab 6 Aktbiaya

Biaya yang ditambahkan pada depart B

BBP 60 % x 100 x Rp 25 = Rp 1.500

BTK 40 % x 100 x Rp 40 = Rp 1.600

BOP 40 % x 100 x Rp 50 = Rp 2.000

Rp 5.100

Jumlah biaya produksi Rp 165.816

Metode harga pokok proses yang telah memperhitungkan harga pokok

persediaan produk dalam proses awal periode dalam departemen produksi yang

bersangkutan. Harga pokok persediaan produk dalam proses awal periode ini akan

mempunyai pengaruh dalam penentuan pokok produk selesai yang ditransfer ke

departemen berikutnya atau ke gudang apabila harga pokok tidak sama (terjadi

perubahan harga bahan pada awal proses).

Terdapat dua metode penentuan harga pokok produk yaitu :

1. Metode rata-rata tertimbang

Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan

pada biaya produksi sekarang dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit

ekuivalensi produk yang mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang

Rumus perhitungan harga pokok per unit produk departemen pertama dengan

menggunakan metode harga pokok rata-rata tertimbang adalah sebagai berikut :

BBB yang melekat pada BBB yang dikeluarkanBBB perunit = produk dalam proses awal + dalam periode sekarang Unit Ekuivalensi BBB

BTK yang melekat pada BTK yang dikeluarkanBTK perunit = produk dalam proses awal + dalam periode sekarang Unit Ekuivalensi BTK

BOP yang melekat pada BOP yang dikeluarkanBOP perunit = produk dalam proses awal + dalam periode sekarang Unit Ekuivalensi BOP

Penerapan dalam contoh soal berikut :

PT. GENTENG mengolah produknya secara masa melalui dua departemen produksi.

Data produksi dan biaya dari dua departemen tersebut adalah :

PT.GENTENGData Produksi dan Biaya Produksi Bulan .. thn ..

Departemen A Departemen BData produksi

Produk dalam proses :

BBB 100 %, biaya konversi 40 % 4.000 kg

BTK 20 %, BOP 60 % 6.000 kg

14

Page 15: Bab 6 Aktbiaya

Produk masuk proses 40.000 kg

Produk diterima di departemen A 35.000 kg

Produk ditransfer ke departemen B 35.000 kg

Produk selesai 38.000 kg

Produk dalam proses akhir

BBB 100 %, biaya konversi 40 % 9.000 kg

BTK 20 %, BOP 60 % 3.000 kg

Harga pokok produk dalam proses awal

Harga pokok dari departemen A Rp 11.150.000

Biaya Bahan baku Rp 1.800.000

Biaya tenaga kerja Rp 1.200.000 Rp 1.152.000

Biaya Overhead pabrik Rp 1.920.000 Rp 4.140.000

Rp 4.920.000 Rp 16.442.000

Biaya Produksi

Biaya Bahan baku Rp 20.200.000

Biaya tenaga kerja Rp 29.775.000 Rp 37.068.000

Biaya Overhead pabrik Rp 37.315.000 Rp 44 .340.000

Pembahasan

Atas data diatas dibuat perhitungan biaya produksi per departemen

Unsur Yang melekat Yang dikeluarkan Total Ekuivalensi Biaya /kgPada Produk dalam periode BiayaDalam Proses Sekarang

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

BBB 1.800.000 20.200.000 22.000.000 44.000 500

BTK 1.200.000 29.775.000 30.975.000 41.300 750

BOP 1.920.000 37.315.000 39.235.000 41.300 950(100 % x 35.000) + (100 % x 9.000) = 44.000

(100 % x 35.000) + (70 % x 9.000) = 41.300

Laporan biaya produksi departemen A.

PT.GENTENGLaporan Biaya Produksi Departemen A Bulan .. thn ..

Data Produksi :

Produk masuk proses awal 4.000 kg

Dimasukkan dalam proses 40.000 kg

Jumlah produk 44.000 kg

Produk jadi yang di transfer ke dapart B 35.000 kg

Produk dalam proses akhir 9.000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 44.000 kg

Biaya yang dibebankan pada Departemen A

Biaya Total HP satuan

Bahan penolong Rp 22.000.000 Rp 500

Tenaga kerja Rp 30.975.000 Rp 750

Overhead pabrik Rp 39.235.000 Rp 950

Biaya produksi dibebankan depart B Rp 92.210.000 Rp 2.250

15

Page 16: Bab 6 Aktbiaya

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke dept B

35.000 x Rp 2.250 Rp 77.000.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses :

BBB 100 % x 9.000 x Rp 500 = Rp 4.500.000

BTK 40 % x 9.000 x Rp 750 = Rp 4.725.000

BOP 40 % x 9.000 x Rp 950 = Rp 5.985.000

Rp 15 .210.000

Jumlah biaya yang dibebankan pada departemen A Rp 92.210.000

Unsur Yang melekat Yang dikeluarkan Total Ekuivalensi Biaya /kgPada Produk dalam periode BiayaDalam Proses Sekarang

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Dept A 11.150.000 77.000.000 88.150.000 41.000 2.150

BTK 1.152.000 37.068.000 38.220.000 39.200 975

BOP 4.140.000 44.340.000 48.480.000 40.400 1.200(100 % x 38.000) + (100 % x 3.000) = 41.000

(100 % x 35.000) + ( 40 % x 3.000) = 39.200

(100 % x 38.000) + ( 80 % x 3.000) = 40.400

Laporan biaya produksi departemen B.

PT.GENTENGLaporan Biaya Produksi Departemen B Bulan .. thn ..

Data Produksi :

Produk masuk proses awal 6.000 kg

Dimasukkan dalam proses 35.000 kg

Jumlah produk 41.000 kg

Produk jadi yang di transfer ke dapart B 38.000 kg

Produk dalam proses akhir 3.000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 41.000 kg

Biaya yang dibebankan pada Departemen B

Biaya Total HP satuan

Yang berasal dari dept A Rp 88.150.000 Rp 2.150

Yang ditambahkan dlam depart B

Tenaga kerja Rp 30.975.000 Rp 975

Overhead pabrik Rp 48.480.000 Rp 1.200

Biaya produksi dibebankan depart B Rp 92.210.000 Rp 4.325

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

38.000 x Rp 4.325 Rp 164.350.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir

Yang bersal dari depart A Rp 6.450.000

Yang ditambahkan di depart B

BTK 40 % x 9.000 x Rp 750 = Rp 1.170.000

16

Page 17: Bab 6 Aktbiaya

BOP 40 % x 9.000 x Rp 950 = Rp 2.280.000

Rp 10 .500.000

Jumlah biaya yang dibebankan pada departemen B Rp 174.850.000

2. Metode masuk pertama keluar pertama

Menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk

menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian

sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam

periode sakarang. Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi, tingkat

penyelesaian persediaanproduk dalam proses awal harus diperhitungkan.

Apabila dari contoh soal metode rata-rata tertimbang diterapkan dengan metode

MPKP maka pembahasannya adlah sebagai berikut :

a. Unit ekuivalensi BBB departemen A.

Persediaan produk dalam proses awal 0

Produk selesai yang ditransfer ke depart B 31.000

Produk dalam proses akhir 100 % x 9.000 9.000 40.000

b. Unit ekuivalensi BTK departemen A.

Persediaan produk dalam proses awal 2.400

Produk selesai yang ditransfer ke depart B 31.000

Produk dalam proses akhir 70 % x 9.000 6.30039.700

Laporan biaya produksi departemen A.

PT.GENTENGLaporan Biaya Produksi Departemen A Bulan .. thn ..

Data Produksi :

Produk masuk proses awal 4.000 kg

Dimasukkan dalam proses 40.000 kg

Jumlah produk 44.000 kg

Produk jadi yang di transfer ke dapart B 35.000 kg

Produk dalam proses akhir 9.000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 44.000 kg

Biaya yang dibebankan pada Departemen A

Biaya Total Ekuivalensi HP satuan

HPP proses awal Rp 4.920.000

Bahan baku Rp 20.200.000 40.000 Rp 505

Tenaga kerja Rp 29.775.000 39.700 Rp 750

Overhead pabrik Rp 37.315.000 39.700 Rp 940

Jumlah biaya produksi Rp 92.210.000 Rp 2.195

17

Page 18: Bab 6 Aktbiaya

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke dept B Rp 4.920.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses :

BTK 60 % x 4.000 x Rp 750 = Rp 1.800.000

BOP 60 % x 4.000 x Rp 940 = Rp 2.256.000

Rp 8.976.000

Harga pokok produk dari produksi sekarang31.000 x 2.194,9 Rp 68.042.000

Rp 77.018.000

Harga pokok produk dalam proses akhir :

BBB Rp 4.545.000

BTK Rp 4.725.000

BOP Rp 5.922.000

Rp 15.192.000

Jumlah biaya yang dibebankan pada departemen A Rp 92.210.000

Terlebih dahulu harus mengetahui unit ekuivalensi untuk mencari biaya produksi

departemen B :

a. Untuk harga pokok produk yang ditransfer ke dept B, unit ekuivalensinya adalah

jumlah produk yang ditransfer yaitu 35.000 kg.

b. Unit ekuivalensi Biaya tenaga kerja

{(100%-20%) x 6.000} + 32.000 + (40 % x 3.000)} = 38.000

c. Unit ekuivalensi Biaya overhead pabrik

{(100%-60%) x 6.000} + 32.000 + (80 % x 3.000)} = 36.800

Laporan biaya produksi departemen B.

PT.GENTENGLaporan Biaya Produksi Departemen B Bulan .. thn ..

Data Produksi :

Produk masuk proses awal 6.000 kg

Dimasukkan dalam proses 35.000 kg

Jumlah produk 41.000 kg

Produk jadi yang di transfer ke dapart B 38.000 kg

Produk dalam proses akhir 3.000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 41.000 kg

Biaya yang dibebankan pada Departemen B

Biaya Total Ekuivalensi HP satuan

HPP proses awal Rp 16.442.000

HPP yg diterima dari dept A Rp 77.018.000 35.000 Rp 2. 201

Tenaga kerja Rp 37.068.000 38.000 Rp 975

18

Page 19: Bab 6 Aktbiaya

Overhead pabrik Rp 44.340.000 36.800 Rp 1. 205

Jumlah biaya produksi Rp 174.868.000 Rp 4.381

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang Rp 16.442.000

Biaya penyelesaian produk dalam proses awal

BTK 80 % x 6.000 x Rp 975 Rp 4.683.000

BOP 40 % x 6.000 x Rp 1.205 Rp 2.892.000

Rp 24.017.000

Harga pokok produk dari produksi sekarang :

32.000 x Rp 4.380,8 Rp 140.186.000Rp 164.203.000

Harga pokok produk dalam proses akhir :

BBB dari depart A 3.000 x Rp 2.201 =Rp 6.603.000

BTK 40 % x 3.000 x Rp 975 =Rp 1.170.000

BOP 80 % x 3.000 x Rp 1.205 =Rp 2.893.000

Rp 10.666.000

Jumlah biaya yang dibebankan pada departemen A Rp 174.869.000

PENCATATAN PADA METODE HARGA POKOK PROSES

Pada akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses biaya produksi

digolongkan sebagai berikut :

1. Biaya bahan

Jurnal proses pengolahan produk melalui satu tahap pengolahan :

BDP Biaya bahan xx

Persediaan bahan xx

Apabila produk diproses melalui departemen A dan departemen B, dimana bahan

dipakai di departemen A maka jurnalnya :

BDP Biaya bahan Depart A xx

Persediaan bahan xx

Apabila bahan dipakai di departemen A dan departemen B, maka jurnalnya :

BDP Biaya bahan Departemen A xx

BDP Biaya bahan Departemen B xx

Persediaan bahan xx

2. Biaya Tenaga kerja

Dalam metode harga pokok proses tidak dibedakan antara biaya tenaga kerja

langsung dan dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

19

Page 20: Bab 6 Aktbiaya

Apabila produk diolah melalui satu tahap pengolahan, maka semua biaya tenaga

kerja pabrik digolongkan sebagai elemen biaya tenaga kerja, maka jurnalnya

adalah sebagai berikut :

BDP Biaya tenaga kerja xx

Biaya Gaji dan upah xx

Dari daftar gaji dan upah departemen produksi, misalnya departemen A dan

departemen B maka jurnalnya adalah :

BDP Biaya tenaga kerja Departemen A xx

BDP Biaya tenaga kerja Departemen B xx

Biaya Gaji dan upah xx

3. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan dan biaya

tenaga kerja ditambah semua biaya di departemen pembantu yang ada di pabrik.

a. Apabila produk diolah melalui satu tahapan produksi maka untuk mencatat

BOP yang sesungguhnya dimana dihitung berdasarkan tarif dibuat jurnal :

BOP sesungguhnya xx

Kas xx

Persediaan suplies pabrik xx

Persediaan suku cadang xx

Persekot biaya xx

Akumulasi penyusutan xx

Hutang biaya xx

Berbagai rekening yang dikredit xx

Pembebanan BOP kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut :

BDP BOP xx

BOP dibebankan xx

Pada akhir periode dalam menghitung semua biaya yang dibebankan

ditutup ke rekening BOP sesungguhnya dengan jurnal :

BOP dibebankan xx

BOP sesungguhnya xx

b. Apabila produk diolah melalui beberapa tahapan produksi maka untuk

mencatat BOP yang sesungguhnya dimana dihitung berdasarkan tarif

dibuat jurnal :

20

Page 21: Bab 6 Aktbiaya

BOP sesungguhnya departemen A xx

BOP sesungguhnya departemen B xx

Kas xx

Persediaan suplies pabrik xx

Persediaan suku cadang xx

Persekot biaya xx

Akumulasi penyusutan xx

Hutang biaya xx

Berbagai rekening yang dikredit xx

Pembebanan BOP kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut :

BDP BOP departemen A xx

BDP BOP departemen B xx

BOP dibebankan departemen A xx

BOP dibebankan departemen B xx

Pada akhir periode dalam menghitung semua biaya yang dibebankan

ditutup ke rekening BOP sesungguhnya dengan jurnal :

BOP dibebankan departemen A xx

BOP dibebankan departemen B xx

BOP sesungguhnya departemen A xx

BOP sesungguhnya departemen B xx

MASALAH-MASALAH KHUSUS DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PROSES

Berikut ini akan dibahas secara bertahap masalah-masalah yang timbul di dalam

perhitungan harga pokok produk pada metode harga pokok proses yang menghasilkan

satu jenis produk :

1. Pengolahan produk melalui satu tahap, semua biaya dibebankan berdasarkan biaya

sesungguhnya.

2. Pengolahan produk melalui satu tahap, BOP dibebankan berdasarkan tarif yang

ditentukan dimuka.

3. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, produk selesai dari departemen tertentu

langsung dipindah ke departemen berikutnya.

4. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, produk selesai dari departemen

permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, dimana sebagian akan diproses di

dalam departemen lanjutan dan sebagian langsung dijual.

5. Pengolahan produk melalui beberapa tahap sebagian produk hilang dalam

pengoalahan.

6. Pengolahan produk mengalami produk cacat atau produk rusak dalam pengolahan.

7. Penambahan bahan pada departemen lanjutan yang dapat menambah jumlah

produk yang dihasilkan.

21

Page 22: Bab 6 Aktbiaya

8. Produk diolah melaui beberapa tahap, terdapat produk dalam proses pada awal

periode dengan metode harga pokok rata-rata, metode masuk pertama keluar

pertama dan metode masuk terakhir keluar pertama.

Latihan soal

Soal 1

PT. RIDA perusahaan industri memproduksi satu jenis produk melelui dua departemen

produksi dan proses produksinya secara terus menerus. Data bulan januari 1995 adalah

sebagai berikut.

Data produksi Dept. I Deprt II

Produk selesai ditransfer ke dept. II 1.200 unit -

Produk selesai di transfer ke gudang - 1.100 unit

Produk dalam proses akhir :

( Tingkat penyelesaian BB 100%, K 70 % ) 200 unit -

( Tingkat penyelesaian konversi 60 % ) - 100 unit

Data biaya : Dept I Dept II

Biaya bahan baku Rp. 84.000,- Rp. –

Biaya tenaga kerja Rp. 107.200 Rp. 69.600

Biaya overhead pabrik Rp. 80.400 Rp. 46.400

Jumlah biaya produksi Rp. 271.600 Rp. 116.000

Diminta:

a. Susunlah laporan harga pokok produksi PT. RIDA baik departemen I mqaupun

departemen II

b. Buatlah jurnal yang diperlukan

Soal 2

PT. CILUBA perusahaan yang memproduksi satu jenis produk dan proses produksinya

secara terus menerus melalui dua departemen , data kegiatan produksi bulan januari

1995 adalah Sbb:

22

Page 23: Bab 6 Aktbiaya

Departemen I

Jumlah produk yang di masukkan dalam proses 2.500 unit. Hasil proeduk selesai di

transfer ke departemen II 2.200 unit dan jumlah BDP akhir ( tingkat penyelesaian

BB dan BP 100%, Konversi 70 % ) 200 unit dan jumlah produk hilang awal proses 100

unit.

Data biaya produksi terdiri dari Biaya bahan baku Rp. 1.200.000, Biaya bahan penolong

Rp. 540.000, biaya tenaga kerja Rp. 2.115.000 dan biaya overhead pabrikRp. 1.410.000.

Departemen II

Jumlah produk yang di terima dari departemen I 2.200 unit . Hasil produksi menyatakan

bahwa produk selesai di transfer ke gudang 2.000 unit dan jumlah BDP akhir ( tingkat

penyelesaian konversi 70 % ) 150 unit. Jumlah produk yang hilang akhir proses 50 unit.

Dari tambahan biaya produksi terdiri dari biaya tenaga kerja Rp. 1.400.750 dan biaya

overhead pabrik Rp. 754.250.

Diminta

1. Hitunglah biaya perunit departemen I dan berapakah harga pokok produk selesai

di departemen I yang ditransfer ke departemen II dan harga pokok barang dalam

proses akhir di departemen I

2. Hitunglah tambahan biaya perunit departemen II dan berapakah harga pokok

produk selesai di departemen II yang ditransfer ke gudang dan harga pokok

barang dalam proses akhir di depart II.

Soal 3

PT. SEKAR mengolah produknya dengan menggunakan metode harga pokok proses

berikut ini adalah data produksi dan biaya dari ketiga departemen produksinya selama

desember 2000.

Departemen I :

Produk yang dimasukkan dalam proses 10.000 unit , dimana yang 8.000 unit selesai dan

diolah lebih lanjut di departemen II. Produk yang masih dalam proses akhir bulan 2.000

unit dengan tingkat penyelesaian 100% biaya bahan dan 80% biaya konversi . jumlah

biaya produksi adalah Rp. 14.560.000 dengan perincian Rp. 4.000.000 bahan baku , Rp.

3.840.000 biaya tenaga kerja dan Rp. 6.720.000 biaya overhead pabrik.

Departemen II:

23

Page 24: Bab 6 Aktbiaya

Biaya yang ditambahkan pada departemen II adalah biaya tenaga kerja Rp. 1.900.000

dari proses departemen II ini di hasilkan 7.000 unit dimana 5.000 unit di olah ke dalam

departemen berikutnya , 2.000 unit ditransfer ke gudang dan 1.000 unit masih dalam

proses dengan tingkat penyelesaian 60 % biaya konversi.

Departemen III

Produk selesai dan siap dijual sebanyak 4.500 unit , 500 unit masih dalam proses dengan

tingkat penyelesaian 75 % untuk biaya konversi . tambahan biaya di departemen ini

adalah Rp. 9.750.000, biaya tenaga kerja Rp. 1.462.000 biya overhead pabrik.

Berdasarkan data diatas , diminta

1. Menyusun Laporan harga pokok produksisetiap departemen produksi

2. Buatlah Jurnal umum yang diperlukan atas data diatas.

B A B 7

24