Upload
tranhanh
View
218
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
96
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1. Spesifikasi Sistem
Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan
menuruni tangga yang dirancang mempunyai spesifikasi/karakteristik antara lain:
• Menggunakan algoritma teknik cara berjalan untuk mekanisme pergerakan
robot dalam menaiki dan menuruni tangga.
• Menggunakan sebuah PLC (Programmable Logic Controller) sebagai
kontroler.
• Tegangan catu daya yang digunakan untuk mengaktifkan PLC adalah sebesar
+24 VDC.
• Menggunakan tekanan udara mampat sebesar 4-6 bar yang dihasilkan oleh
kompresor sebagai energi penggerak.
• Menggunakan mika (acrylic) pada bagian permukaan robot untuk menopang
semua komponen-komponen pneumatik yang ada.
• Sistem secara keseluruhan terdiri dari 3 modul utama, yaitu modul pneumatik,
modul pemindah beban, dan modul motor DC.
97
• Modul pneumatik terdiri dari tiga buah silinder pneumatik kerja ganda, tiga
buah katup pneumatik 5/2 (single solenoid), dan satu buah PLC.
• Setiap silinder yang ada menggunakan sebuah katup pneumatik.
• Untuk mengatur kecepatan gerak piston dan rod silinder digunakan komponen
speed control.
• Sistem menggunakan dua jenis sensor, yaitu sensor magnetik dan sensor
kapasitif. Selain menggunakan sensor sebagai penginderaan sistem juga
menggunakan time delay sebagai pengganti penginderaan sensor yang kurang
karena keterbatasan jumlah sensor.
• Menggunakan dua buah tombol, yaitu tombol on/off PLC dan juga tombol
on/off motor.
• Robot hanya dapat berjalan satu arah saja, yaitu lurus ke depan dan tidak dapat
berbelok.
• Sistem pemindah beban terdiri dari satu buah silinder pneumatik kerja ganda
dan juga empat kotak yang berfungsi sebagai beban. Sistem tersebut berada
pada bagian atas robot.
• Berat kotor beban pada sistem pemindah beban adalah seberat 0,25 kg.
• Berat kotor robot adalah seberat 6,45 kg.
• Kecepatan rata-rata (berdasarkan percobaan) robot (tanpa menaiki tangga)
sebesar 4,43 cm/s dengan menempuh jarak sejauh 100 cm. Sedangkan untuk
98
kecepatan rata-rata pada saat menaiki dua anak tangga dengan menempuh jarak
sejauh 70 cm sebesar 1,24 cm/s. Pada saat menuruni dua anak tangga dengan
menempuh jarak sejauh 70 cm kecepatan rata-ratanya sebesar 1,53 cm/s.
Kecepatan rata-rata menaiki dua anak tangga dan menuruni dua anak tangga
adalah sebesar 1,4 cm/s.
• Konsumsi daya rata-rata PLC (berdasarkan percobaan) pada saat menaiki dua
anak tangga adalah sebesar 0,06 Volt. Sedangkan pada saat menuruni dua anak
tangga konsumsi daya rata-rata PLC sebesar 0,31 Volt. Pada saat menaiki dua
anak tangga dan menuruni dua anak tangga konsumsi daya rata-rata PLC
adalah sebesar 0,13 Volt.
• Konsumsi daya rata-rata motor DC (berdasarkan percobaan) pada saat menaiki
dua anak tangga adalah sebesar 0,02 Volt. Sedangkan pada saat menuruni dua
anak tangga konsumsi daya rata-rata motor DC sebesar 0,01 Volt. Pada saat
menaiki dua anak tangga dan menuruni dua anak tangga konsumsi daya rata-
rata motor DC adalah sebesar 0,01 Volt.
• Simpangan rata-rata robot pada saat menaiki dua anak tangga adalah sejauh
4,45 cm arah kiri. Sedangkan pada saat menuruni dua anak tangga simpangan
rata-ratanya adalah sebesar 5,99 arah kanan. Pada saat menaiki dua anak tangga
dan menuruni dua anak tangga simpangan rata-rata robot sebesar 5,73 arah
kanan.
99
• Robot mempunyai dimensi 37 cm x 24 cm x 42 cm pada saat posisi silinder
retract (normal). Sedangkan pada saat extend (posisi silinder memanjang),
dimensi robot menjadi 37 cmx 24 cm x 52 cm.
4.2. Daftar Komponen
Komponen-komponen yang dipakai dalam sistem, dikelompokkan berdasarkan
modul-modul yang ada, antara lain:
A. Komponen sistem pneumatik mobile robot.
• 2 buah silinder pneumatik FESTO tipe DSN-25-100-PPV dan 1 buah
silinder pneumatik FESTO tipe DSN-25-100-PPV-A
• 3 buah katup pneumatik 5/2 SNS tipe MVSC-260-4E1
• 2 buah sensor magnetik dari FESTO tipe SMEO-1-LED-24-SA dan 2
buah sensor magnetik dari FESTO tipe SME-8-K-LED-24.
• 2 buah sensor kapasitif OMRON tipe E2K-F10MC1
• 3 buah speed control FESTO tipe GRLO-M5-B.
• 3 buah speed control SNS .
• 6 buah fitting elbow SNS 6 mm.
• 4 buah fitting T SNS 6 mm.
100
• 6 buah sumbat angin SNS.
• 6 buah fitting angin SNS.
• Selang angin secukupnya.
• Mika 6 mm dan 3 mm secukupnya.
• 12 buah jari-jari motor yang difungsikan sebagai rod silinder.
• 1 buah PLC FEC-FC34-FST.
• 20 buah batere 1,5 VDC di seri kan, sebagai catu daya PLC total 24
VDC.
• 1 buah kabel serial untuk loading program dari PC.
• 1 buah konektor SM-14 FESTO.
• 1 buah switch on/off untuk catu daya PLC.
• Kabel secukupnya.
• Terminal kabel secukupnya.
• 2 buah per sebagai penyangga sensor kapasitif bagian depan.
B. Komponen sistem pemindah beban.
• 1 buah silinder pneumatik FESTO tipe DSNU-10-50
• 4 buah beban masing-masing seberat 0,25 kg.
101
• 2 buah speed control SNS.
• Mika secukupnya.
• Selang secukupnya.
• Siku alumunium secukupnya.
C. Komponen motor DC.
• 2 buah motor DC TAMIYA tipe 72005
• 2 buah relay 24 Volt.
• 6 buah terminal blok.
• PCB secukupnya.
• Kabel secukupnya.
• 2 buah besi siku.
• 4 buah ban tamiya hitam diameter 6cm.
• 4 buah ban RC diameter 5 cm.
• 4 buah batere 1,5 VDC di seri kan total 6 VDC, sebagai catu daya motor
DC.
• 1 buah switch on/off untuk catu daya motor DC.
102
4.3. Implementasi
Setelah melalui beberapa tahapan sebelumnya, diantaranya studi pustaka, goal
sistem, analisa awal sistem, penentuan komponen pneumatik, perancangan perangkat
keras, perancangan piranti lunak, tahapan selanjutnya adalah mengimplementasikan
sistem yang telah ada berdasarkan analisa matematis yang telah disebutkan sebelumnya,
serta melakukan uji coba lapangan terhadap sistem secara keseluruhan.
4.3.1. Analisa Sistem
Analisa ini bertujuan agar membuktikan apakah data-data yang dihasilkan saat
sistem telah jadi, sesuai dengan hasil analisa matematis yang dilakukan pada
perancangan awal sistem.
Data-data yang dihasilkan setelah perancangan sistem selesai, antara lain:
• Massa mobile robot sebesar 6,45 kg.
Persamaan 4.1
NsmkggmW
smg
kgm
27,6381,945,6
81,9
45,6
2
2
=⋅=⋅=
=
=
• Gaya tahan dari setiap kaki berdasarkan databook yang tersedia (dengan
ketentuan udara sebesar 6 bar), yaitu NA = NB = NC = 189 N.
103
• Panjang tubuh robot dari L = 240 mm = 24 cm = 0,24 m. Panjang kaki
belakang ke kaki tengah LA = LB = 80 mm = 8 cm = 0,08 m.
• Sistem pemindah beban masing-masing bebannya mempunyai massa = 0,25 kg.
Persamaan 4.2
NsmkggmW
smg
kgm
BEBAN 453,281,925,0
81,9
25,0
2
2
=⋅=⋅=
=
=
Berdasarkan hasil analisa matematis pada bab 3, didapatkan beberapa
persamaan sebagai salah satu kebutuhan sistem.
Persamaan 4.3
NNWN
NWN
NNWN
C
B
A
635,3127,6321
21
27,63
635,3127,6321
21
===
==
===
Berdasarkan persamaan 4.2, diketahui syarat NA harus dapat menahan gaya
sebesar 31,635 N, NB harus ddapat menahan gaya sebesar 63,27 N, dan NC harus dapat
menahan gaya sebesar 31,635 N. Syarat ini telah terpenuhi berdasarkan kemampuan
tahan setiap kaki berdasarkan databook yang ada, yaitu sebesar 189 N.
Kebutuhan lain dari sistem ialah dipenuhinya syarat teknik berjalan, yaitu
terjaganya keseimbangan dari tubuh robot saat kaki belakang/depan diangkat.
Keseimbangan disini ialah saat jumlah momen gaya disebelah belakang dan sebelah
104
depan titik massa adalah sama. Saat kaki depan diangkat, maka sebaiknya jumlah
momen gaya di bagian belakang dan tengah harus lebih besar atau sama dengan momen
gaya pada bagian depan. Sebaliknya, jika bagian belakang diangkat maka sebaiknya
jumlah momen gaya bagian depan dan tengah harus lebih besar atau sama dengan
momen gaya pada bagian belakang.
Persamaan 4.3
Saat kaki depan diangkat:
27,166,2
208,008,0
16,027,6308,0253,2408,027,63
208,008,0
16,027,6308,0635,31
22
2
≥−
⋅⋅−≥⋅⋅−⋅−⋅⋅−⋅
⋅⋅−≥⋅−⋅−⋅⋅−⋅ CCBBEBANBB
AAAA
LL
LWLWLWLL
LWLN
Persamaan 4.4
Saat kaki belakang diangkat:
66,227,1
08,053,242208,008,0
16,027,6308,0635,31
208,008,0
16,027,63
222
≤
⋅⋅−⋅⋅−⋅≤⋅⋅−
⋅−⋅−⋅⋅−⋅≤⋅⋅− BBEBANBBC
CCAA
A LWLWL
LL
WLNLLL
W
Dengan melihat persamaan 4.3 dan persamaan 4.4 diatas, terbukti bahwa syarat
berjalan dari robot telah terpenuhi.
105
Selain dari hal diatas ada syarat teknik berjalan yang harus dipenuhi, yaitu
menjaga keseimbangan dari tubuh robot pada saat kaki bagian depan/belakang diangkat.
Keseimbangan disini mempunyai dua kondisi, yaitu pada saat menaiki tangga dan
menuruni tangga, prinsip keseimbangan pada saat menaiki tangga dan menuruni tangga
sama. Selain bagian depan dan bagian belakang ada sistem lain yang turut
mempengaruhi keseimbangan robot, yaitu sistem pemindah beban. Sistem ini secara
umum pergerakannya akan mengikuti bagian belakang, apabila bagian belakang
memendek, maka sistem pemindah beban akan memendek. Hal tersebut berlaku pada
saat bagian belakang memanjang maka sistem pemindah beban akan memanjang pula.
Pada saat menaiki anak tangga kaki bagian depan memendek, maka sebaiknya
momen gaya sebelah belakang lebih besar atau sama dengan momen gaya pada bagian
belakang ditambah momen gaya pemindah beban bagian belakang (pemindah beban
bagian depan hanya digunakan agar robot tetap mendapatkan traksi pada lintasan yang
ada). Sewaktu bagian belakang memendek hal tersebut akan mengakibatkan sistem
pemindah beban bergerak lebih menjorok ke bagian belakang robot. Hal ini
menyebabkan perubahan letak titik keseimbangan yang awalnya ada pada bagian tengah
robot, menjadi diantara bagian tengah dan bagian belakang robot. Oleh karena
perubahan ini maka momen gaya pada bagian tengah dan depan harus lebih besar atau
sama dengan momen gaya bagian belakang dan momen gaya sistem pemindah beban
bagian belakang.
Pada saat menuruni tangga bagian depan akan memanjang, sehingga untuk
mencapai keseimbangan maka momen gaya bagian belakang harus lebih besar atau sama
dengan momen gaya bagian belakang dan momen gaya sistem pemindah beban. Begitu
106
pula saat bagian belakang memanjang, maka titik keseimbangan akan berubah diantara
bagian tengah dan bagian belakang, sehingga momen gaya bagian depan dan bagian
tengah harus lebih besar atau sama dengan momen gaya bagian belakang dan momen
gaya sistem pemindah beban bagian belakang.
4.3.2. Prosedur Pengoperasian
Untuk mengoperasikan mobile robot ini, terlebih dahulu dipasangkan catu daya
yang berasal dari 20 buah batere 1,5 VDC ke PLC , 4 buah batere 1,5 VDC ke motor
DC, dan selang angin dari kompresor ke modul mobile robot. Setelah semua terpasang
dengan baik dan benar, maka dengan menekan saklar on/off yang ada untuk
mengaktifkan PLC serta motor DC, sistem siap untuk dijalankan.
Langkah-langah pengoperasian sistem ini, antara lain:
a. Sistem diletakkan didepan anak tangga , lalu robot akan berjalan menaiki dan
menuruni tangga secara otomatis.
b. Sewaktu robot aktif dan angin dari kompresor terus mengalir, tangan tidak
boleh menyentuh sensor bagian depan, akibatnya adalah robot akan
menjalankan proses untuk menaiki tangga.
c. Robot tidak boleh diangkat selama dalam keadaan aktif dan angin dari
kompresor mengalir karena robot akan menjalankan proses untuk menuruni
tangga.
107
d. Penekanan saklar on/off PLC akan menyebabkan sistem kembali pada posisi
awal.
e. Penekanan saklar on/off motor akan menyebabkan sistem berhenti bergerak.
f. Pada saat proses burn program dari PC ke robot harus mematikan saklar motor
dan juga tidak mengalirkan udara pada sistem.
g. Robot akan otomatis mendeteksi langkah yang harus dilakukannya, apakah
ingin menaiki tangga ataupun menuruni tangga.
4.3.3. Uji Lapangan Sistem
Setelah adanya beberapa penjelasan mengenai prosedur pengoperasian sistem,
maka selanjutnya adalah menguji sistem yang telah dibuat untuk menaiki dan menuruni
tangga. Pengujian sistem dilakukan dengan uji lapangan sebagaimana terlihat dalam
gambar 4.1. Uji lapangan ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua sistem sudah
bekerja dengan baik dan sesuai dengan yang diaharapkan. Uji lapangan ini dilakukan di
ruangan Litbang (ruangan KDB).
108
Gambar 4.1. Pengujian sistem untuk menaiki dan menuruni tangga dilakukan dengan uji
lapangan
Hal-hal yang diperhatikan pada uji lapangan ini, antara lain:
a. Apakah silinder pneumatik kerja tunggal yang terpasang mampu menahan
beban?
109
b. Apakah silinder pneumatik kerja ganda yang terpasang mampu menahan
beban?
c. Apakah katup penumatik dapat bekerja baik dan benar?
d. Apakah sensor-sensor yang ada dapat bejalan dengan baik dan benar?
e. Apakah komponen pendukung dapat bekerja dengan baik?
f. Bagaimana kinerja PLC?
g. Apakah algoritma cara berjalan bekerja dengan baik?
h. Apakah komponen mekanik robot dapat bekerja dengan baik?
i. Berapa kisaran tekanan ideal agar sistem dapat bekerja dengan baik?
j. Apa yang terjadi apabila tekanan berada dibawah tekanan ideal, apakah sistem
dapat bekerja dengan baik dan benar?
k. Apakah sistem pemindah beban dapat bekerja dengan baik dan benar?
Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan diatas, maka dilakukan uji
lapangan sebanyak 10 kali berjalan lurus pada permukaan halus, 15 kali proses menaik
tangga, 15 kali proses menuruni tangga, dan 15 kali proses menaiki dan menuruni
tangga.
a. Pada umumnya silinder pneumatik keja tunggal dapat bekerja dengan baik saat
tekanan 4-6 bar, saat memanjang, dan menahan beban, namun pada saat
memendek silinder tersebut mempunyai masalah. Hal ini dikarenakan pada saat
memendek silinder pneumatik kerja tunggal menggunakan per untuk
110
memendek, hal inilah yang menjadi kendala pada saat menurunkan robot
kembali pada posisi memendek.
b. Silinder dapat menahan beban dan sistem dapat berjalan dengan baik pada
tekanan 4-6 bar, namun terdapat masalah yang cukup mengganggu. Salah satu
dari ketiga silinder tersebut ada yang tidak magnetik sehingga sensor tidak
dapat mendeteksi diamana torak berada. Untuk mengatasi masalah ini, maka
silinder yang bermasalah tersebut diletakkan pada bagian depan.
c. Katup pneumatik yang terpasang dapat menerima masukan dari PLC dengan
baik.
d. Sensor-sensor yang ada berjalan dengan baik dan dapat mengirimkan sinyal ke
PLC sebagai informasi dimana letak torak silinder pneumatik berada.
e. Komponen pendukung sistem pneumatik berjalan dengan baik, hanya saja
speed control yang ada harus di-set agar dapat menyesuaikan dengan kondisi
yang ideal. Unit penyalur udara (kompresor) bekerja dengan baik dalam hal
menyalurkan udara kedalam setiap silinder yang ada.
f. PLC secara umum dapat bekerja dengan baik dan benar sesuai dengan
algoritma program yang diberikan. Untuk mendapatkan kinerja PLC yang
optimal maka tegangan yang disuplai kedalam PLC harus berkisar antara 24
VDC sampai dengan 30 VDC. Apabila kurang dari 24 VDC akan
mengakibatkan sistem tidak dapat berjalan dengan baik, tetapi terjadi
pengukuran degan tegangan 23 VDC sistem dapat berjalan normal tetapi hanya
111
sesaat. Apabila tegangan PLC lebih dari 30 VDC maka PLC akan kelebihan
tegangan dan ini akan mengakibatkan kerusakan pada PLC.
g. Algoritma cara berjalan robot dapat berjalan dengan baik dalam bahasa
pemrograman PLC yang berupa perintah-perintah sekuensial (berurutan). Saat
robot diberikan perintah untuk menaiki tangga maka robot dapat menjalankan
perintah tersebut, begitu pula sewaktu robot diperintahkan untuk menuruni
tangga. Masalah terjadi pada rod yang ada pada setiap silinder, hal ini
menyebabkan terjadinya simpangan pada saat menaiki tangga dan menuruni
tangga. Setelah diperbaiki simpangan terus berkurang sehingga robot dapat
berjalan menaiki dan menuruni tangga pada lintasan yang sudah tersedia.
h. Komponen mekanika yang dipakai dalam sistem ini adalah rod yang menopang
setiap silinder dengan jumlah masing-masing setiap silinder berjumlah empat
buah dapat bekerja dengan baik. Namun ada sedikit masalah pada rod tersebut,
yaitu terjadinya pergeseran pada lobang penyangga sehingga menyebabkan
mobile robot berjalan sedikit berbelok, inilah yang menyebabkan simpangan
yang tejadi pada sistem ini.
i. Tekanan udara ideal agar sistem dapat berjalan dengan baik antara 4 bar sampai
dengan 6 bar. Apabila tekanan berada dibawah 4 bar maka sistem pneumatik
akan sedikit bermasalah, terkadang menyebabkan silinder tidak mau
memanjang dan memendek.
112
j. Apabila tekanan melebihi 6 bar sistem masih dapat berjalan, namun tekanan
maksimal adalah 10 bar. Apabila melebihi 10 bar maka sistem akan mengalami
kerusakan.
k. Sistem pemindah beban dapat berjalan dengan baik dan benar. Cara kerja
sistem pemindah beban sama dengan cara kerja silinder bagian belakang.
Apabila silinder bagian belakang memanjang, maka sistem pemindah beban
juga akan memanjang, dan bila silinder belakang memendek, maka sistem
pemindah beban juga akan memendek. Pada saat melakukan percobaan silinder
pada sistem pemindah beban mengalami kebocoran pada seal silinder. Setelah
mengganti silinder tersebut dengan silinder baru masalah tidak terjadi lagi.
Kecepatan robot dapat dihitung pada setiap percobaan jalan lurus di permukaan
halus, menaiki dua anak tangga, menuruni dua anak tangga, dan naik dua anak tangga
serta turun dua anak tangga. Percobaan dilakukan pada saat kondisi batere full charged
dan tekanan pada sistem pneumatik antara 4 bar sampai dengan 6 bar. Percobaan
pertama adalah percobaan robot dalam track lurus dengan mengambil data sebanyak 10
kali dengan menempuh jarak sejauh 100 cm. Berikut adalah data hasil percobaan yang
sudah dilakukan:
113
Tabel 4.1 Data hasil percobaan jalan lurus di permukaan halus
Percobaan Tegangan PLC (V)
Tegangan Motor
(V)
Waktu Tempuh
(s) Kecepatan
(cm/s) Simpangan(Derajat)
Arah Simpangan
Tegangan Kerja PLC
Tegangan Kerja
Motor DC
1 26,7 5,7 22 4,55 4 kanan 0 0 2 26,47 5,69 22 4,55 2 kiri 0,23 0,01 3 26,3 5,67 22 4,55 4 kanan 0,17 0,02 4 26,23 5,63 23 4,35 5 kanan 0,07 0,04 5 26,19 5,62 22 4,55 2 kanan 0,04 0,01 6 26,13 5,59 23 4,35 4 kanan 0,06 0,03 7 26,1 5,59 23 4,35 3 kanan 0,03 0 8 26,11 5,58 23 4,35 5 kanan -0,01 0,01 9 25,86 5,52 24 4,17 2 kanan 0,25 0,06
10 25,33 5,5 22 4,55 2 kanan 0,53 0,02
Rata-rata 26,142 5,609 22,6 4,43 3,3 0,15 0,02
Dari data percobaan diatas dapat dilihat kecepatan rata-rata robot pada saat
berjalan lurus pada permukaan halus adalah sebesar 4,43 cm/s dengan simpangan rata-
rata sebesar 3,3o ke arah kanan. Namun pada percobaan ke-2 ada sedikit perbedaan
dengan percobaan-percobaan yang lain, yaitu simpangan pada percobaan tersebut ke
arah kiri. Hal ini dapat disebabkan oleh penempatan awal robot yang agak miring
sehingga penyimpangannya ke arah kiri. Penyebab utama simpangan adalah gesekan
antara ban dan permukaan halus sehingga terjadi slip pada ban, namun slip ini tidak
terlalu berpengaruh pada pergerakan robot secara keseluruhan. Setelah percobaan ini
simpangan tidak dihitung berdasarkan derajat dari simpangannya, melainkan besarnya
simpangan dari titik berhenti terakhir. Hal ini dilakukan karena pengukuran simpangan
dengan menggunakan busur tidak optimal sehingga pada percobaan selanjutnya
dilakukan pengukuran simpangan dengan menggunakan jarak simpangan dengan titik
114
berhenti terakhir. Dari hasil percobaan 4.1 didapatkan grafik kecepatan pada setiap
percobaan, berikut grafik kecepatannya:
Gambar 4.2 Grafik kecepatan pada setiap percobaan
Dengan melihat gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan robot
pada saat berjalan di track lurus cukup stabil. Pada gambar percobaan ini kecepatan
maksimum robot adalah sebesar 4,55 cm/s dan kecepatan minimum robot 4,17 cm/s.
Pada percobaan ini kisaran waktu yang ditempuh sebesar 22 detik sampai dengan 24
detik.
115
Gambar 4.3 Tegangan Kerja PLC setiap percobaan
Pada grafik diatas dapat dilihat hasil konsumsi tegangan PLC pada saat
melakukan percobaan berjalan lurus. Konsumsi tegangan PLC pada percobaan ini cukup
stabil dari percobaan ke-3 sampai dengan percobaan ke-7. Pada percobaan ke-8 sampai
dengan ke-10 terjadi penurunan tegangan, namun besarnya penurunan tegangannya tidak
terlalu besar (kurang dari 1 VDC).
116
Gambar 4.4 Tegangan Kerja motor DC
Pada gambar grafik diatas dapat dilihat konsumsi tegangan motor DC pada saat
berjalan lurus cukup stabil. Konsumsi tegangan motor DC tidak melebihi 0,1 Volt pada
setiap percobaan.
Percobaan selanjutnya adalah percobaan robot pada saat menaiki dua anak
tangga. Percobaan ini dilakukan sebanyak 15 kali dengan menempuh jarak sejauh 70
cm, berikut data hasil percobaan yang sudah dilakukan:
117
Tabel 4.2 Data hasil percobaan menaiki dua anak tangga
Tegangan (Volt)
Tegangan Kerja (Volt) Percobaan
PLC Motor
Waktu (s)
Simpangan (cm)
Arah Simpangan
Kecepatan (cm/s)
PLC MotorKeterangan
1 25,96 5,57 n.a. n.a. n.a. n.a. 0 0
Roda silinder tengahmiring
2 25,78 5,51 51 7 kiri 1,37 0,18 0,06 3 25,73 5,49 60 7 kiri 1,17 0,05 0,02 4 25,69 5,47 64 5 kiri 1,09 0,04 0,02 5 25,57 5,43 60 2,3 kiri 1,17 0,12 0,04 6 25,53 5,4 52 2 kiri 1,35 0,04 0,03 7 25,52 5,4 56 2 kiri 1,25 0,01 0,00 8 25,44 5,37 57 5,5 kiri 1,23 0,08 0,03 9 25,38 5,35 58 6,3 kiri 1,21 0,06 0,02
10 25,33 5,35 54 3,5 kiri 1,30 0,05 0,00
11 25,33 5,35 n.a. n.a. n.a. n.a. 0,00 0,00 Jalan Robot miring
12 25,28 5,34 56 4,5 kiri 1,25 0,05 0,01 13 25,24 5,32 56 3,8 kiri 1,25 0,04 0,02 14 25,21 5,32 59 3,5 kiri 1,19 0,03 0,00 15 25,16 5,3 52 5,4 kiri 1,35 0,05 0,02
Rata-rata 25,48 5,40 56,54 4,45 1,24 0,06 0,02
Pada percobaan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa 13 dari 15 percobaan
yang dilakukan robot berhasil menaiki dua anak tangga, sedangkan ada 2 percobaan
yang gagal. Penyebab gagalnya robot dalam menaiki anak tangga adalah miringnya rod
pada masing-masing silinder sehingga menyebabkan gerakan robot yang miring dan
cenderung keluar dari track. Kecepatan rata-rata robot pada 13 percobaan adalah sebesar
1,24 cm/s dengan besarnya simpangan rata-rata 4,45 cm ke arah kiri. Dengan melihat
data diatas dapat dilihat konsumsi tegangan rata-rata PLC dalam menaiki anak tangga
adalah sebesar 0,06 VDC dan konsumsi tegangan rata-rata motor DC adalah sebesar
0,02 VDC.
118
Dari percobaan diatas didapatkan beberapa jenis grafik, berikut adalah gambar
grafiknya:
Gambar 4.5 Grafik kecepatan robot saat menaiki dua anak tangga
Pada gambar diatas dapat dilihat kecepatan pada percobaan robot menaiki dua
anak tangga cenderung konstan. Pada percobaan pertama dan percobaan ke-11, robot
gagal mencapai titik akhir. Penyebabnya adalah miringnya posisi rod sehingga gerak
robot menjadi miring dan keluar dari track. Kecepatan maksimun yang dicapai adalah
sebesar 1,37 cm/s dan kecepatan minimumnya adalah 1,09 cm/s. Waktu tempuh yang
dilakukan robot antara 51 detik sampai dengan 64 detik. Besarnya perbedaan waktu
yang ada lebih disebabkan lamanya proses menaikkan masing-masing silinder.
119
Gambar 4.6 Tegangan Kerja PLC setiap percobaan
Dari gambar grafik diatas dapat dilihat konsumsi tegangan PLC di setiap
percobaan cukup konstan. Hal ini dapat dilihat pada besarnya penurunan tegangan pada
PLC tidak terlalu besar. Rata-rata konsumsi tegangan PLC pada setiap percobaan ini
adalah sebesar 0,06 VDC.
Gambar 4.7 Tegangan Kerja motor setiap percobaan
120
Konsumsi tegangan pada motor DC lebih stabil dibandingkan dengan konsumsi
tegangan PLC pada percobaan yang sama. Rata-rata konsumsi tegangan motor DC pada
setiap percobaan ini sebesar 0,02 VDC.
Percobaan selanjutnya adalah robot menuruni dua anak tangga. Percobaan ini
dilakukan sebanyak 15 kali dengan menempuh jarak 70 cm, berikut adalah data hasil
percobaannya:
Tabel 4.3 Data hasil percobaan menuruni dua anak tangga
Tegangan (Volt)
Tegangan Kerja (Volt) Percobaan
PLC Motor
Waktu (s)
Simpangan (cm)
Arah Simpangan
Kecepatan (cm/s)
PLC Motor
Keterangan
1 25,92 5,43 46 7 Kanan 1,52 0,00 0,00 2 25,77 5,41 46 5,5 Kanan 1,52 0,15 0,02 3 25,73 5,39 47 3,3 Kanan 1,49 0,04 0,02 4 25,62 5,36 47 3,5 Kanan 1,49 0,11 0,03 5 25,52 5,34 47 6 Kanan 1,49 0,10 0,02 6 25,47 5,37 45 6 Kanan 1,56 0,05 -0,03 7 25,27 5,33 44 4 Kanan 1,59 0,20 0,04 8 25,21 5,33 45 7 Kanan 1,56 0,06 0,00 9 25,02 5,31 45 7 Kanan 1,56 0,19 0,02
10 24,76 5,3 45 8,5 Kanan 1,56 0,26 0,01 11 23,83 5,28 46 8 Kanan 1,52 0,93 0,02 12 23,78 5,27 46 6 Kanan 1,52 0,05 0,01 13 23,56 5,26 46 6 Kanan 1,52 0,22 0,01 14 23,15 5,25 47 6 Kanan 1,49 0,41 0,01
15 21,6 5,25 n.a. n.a. n.a. n.a. 1,55 0,00 Tegangan PLC kurang
Rata-rata 24,68 5,33 45,86 5,99 1,53 0,31 0,01
Setelah melihat data diatas, dapat diketahui kecepatan rata-rata robot saat
menuruni dua anak tangga adalah sebesar 1,53 cm/s dengan simpangan rata-rata sejauh
5,99 cm ke arah kanan. Dapat dilihat bahwa ada satu percobaan yang gagal dikarenakan
121
tegangan pada PLC kurang sehingga sistem tidak dapat berjalan dengan baik. Dari data
diatas dapat dibuat grafik kecepatan dan juga konsumsi tegangan PLC dan konsumsi
tegangan motor DC berikut ini.
Gambar 4.8 Grafik kecepatan robot saat menuruni dua anak tangga
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa kecepatan robot cukup konstan pada
setiap percobaan. Kecepatan maksimum robot adalah sebesar 1,59 cm/s dan kecepatan
minimum robot adalah sebesar 1,49 cm/s. Percobaan tersebut memerlukan waktu 44
detik sampai dengan 47 detik pada setiap percobaan.
122
Gambar 4.9 Tegangan Kerja PLC setiap percobaan
Pada gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi tegangan PLC pada
percobaan ke-1 sampai dengan percobaan ke-9 masih cukup stabil, namun pada
percobaan ke-10 sampai dengan percobaan ke-15 terjadi penurunan tegangan pada PLC.
Hal ini disebabkan karena pengisian ulang batere kurang optimal sehingga batere tidak
dapat bertahan lebih lama. Konsumsi tegangan rata-rata PLC adalah sebesar 0,31 VDC.
Gambar 4.10 Tegangan Kerja motor setiap percobaan
123
Pada gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi tegangan motor DC
lebih stabil. Konsumsi tegangan rata-rata motor DC adalah sebesar 0,01 VDC.
Percobaan terakhir adalah percobaan robot dalam menaiki dua anak tangga dan
menuruni dua anak tangga. Percobaan ini dilakukan sebanyak 15 kali dengan menempuh
jarak sejauh 140 cm, berikut hasil percobaannya:
Tabel 4.4 Data hasil percobaan menaiki dua anak tangga dan menuruni dua anak tangga
Pada percobaan ini 3 dari 15 percobaan tidak dapat dilakukan oleh robot
dengan baik. Hal ini disebabkan posisi rod yang miring sehingga jalan robot tidak lurus,
selain itu pada saat menuruni tangga dudukan robot terkadang menyentuh dengan anak
tangga, hal inilah yang dapat menyebabkan robot gagal dalam percobaan ataupun waktu
Tegangan (Volt)
Tegangan Kerja (Volt) Percobaan
PLC Motor
Waktu (s)
Simpangan (cm)
Arah Simpangan
Kecepatan (cm/s)
PLC MotorKeterangan
1 26,29 5,21 101 6,2 kanan 1,39 0,00 0,00 2 26,05 5,16 104 6,5 kanan 1,35 0,24 0,05 3 25,93 5,13 100 7 kanan 1,40 0,12 0,03 4 25,81 5,12 94 6,5 kanan 1,49 0,12 0,01 5 25,74 5,1 97 4 kanan 1,44 0,07 0,02 6 25,61 5,09 95 5,2 kanan 1,47 0,13 0,01 7 25,52 5,09 100 6 kanan 1,40 0,09 0,00
8 25,47 5,08 n.a. n.a. n.a. n.a. 0,05 0,01 posisi rod bergeser
9 25,37 5,06 n.a. n.a. n.a. n.a. 0,10 0,02 posisi rod bergeser
10 25,21 5,05 103 5,3 kanan 1,36 0,16 0,01 11 25,05 5,05 99 4,5 kanan 1,41 0,16 0,00 12 24,93 5,04 102 4,8 kanan 1,37 0,12 0,01 13 24,79 5,03 101 6,8 kanan 1,39 0,14 0,01 14 24,59 5,02 105 6 kanan 1,33 0,20 0,01
15 24,41 5,01 n.a. n.a. n.a. n.a. 0,18 0,01 tegangan kurang
Rata-rata 25,38 5,08 100,08 5,73 1,40 0,13 0,01
124
tempuh yang bertambah. Selain kedua sebab itu faktor tegangan pada PLC yang
berkurang juga dapat mempengaruhi kinerja robot secara keseluruhan. Pada percobaan
ini dapat dilihat kecepatan rata-rata robot adalah sebesar 1,40 cm/s dengan simpangan
rata-rata sejauh 5,73 cm ke arah kanan. Berikut adalah gambar grafik kecepatan serta
konsumsi tegangan PLC , dan konsumsi tegangan motor DC diambil dari tabel 4.4.
Gambar 4.11 Grafik kecepatan robot setiap percobaan
Dengan melihat grafik kecepata diatas diketahui bahwa kecepatan maksimum
robot adalah sebesar 1,49 cm/s dan kecepatan minimum robot adalah sebesar 1,33 cm/s.
Waktu yang ditempuh berkisar antara 94 detik sampai dengan 105 detik.
125
Gambar 4.12 Konsumsi tegangan PLC setiap percobaan
Pada gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi tegangan PLC pada
percobaan ini lebih stabil dibandingkan dengan percobaan pada saat menuruni 2 anak
tangga. Ini terbukti dari penurunan tegangan yang tidak terlalu jauh. Konsumsi tegangan
rata-rata PLC adalah sebesar 0,13 VDC.
Gambar 4.13 Konsumsi tegangan motor DC setiap percobaan
126
Pada gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi tegangan motor DC
stabil. Konsumsi tegangan rata-rata motor DC setiap percobaan ini adalah sebesar 0,01
VDC.
4.4. Evaluasi Sistem
Evaluasi sistem ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sistem
telah bekerja dengan baik dan benar. Berdasarkan penelitian sistem dapat berjalan
dengan baik, tetapi juga terdapat beberapa kekurangan dan tidak sesuai dengan harapan.
Hasil yang tidak sesuai pada saat melakukan percobaan disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain:
A. Faktor mekanika robot, yaitu:
a. Pergeseran rod pada masing-masing silinder.
B. Faktor piranti lunak, yaitu:
a. Pemberian nilai time delay yang kurang tepat.
b. Pergerakan silinder per-step pada saat menaiki dan menuruni tangga.
C. Faktor komponen pneumatik robot, yaitu
a. Sensor-sensor yang ada terkadang tidak bekerja dengan baik.
b. PLC terkadang tidak bekerja dengan baik.
127
c. Keterbatasan dana dan waktu yang menyebabkan kualitas komponen
pneumatik kurang baik.
Dari sisi mekanika robot rod yang dipasang pada silinder adalah penyebab
utama terjadinya simpangan pada setiap percobaan. Ketidaksempurnaan rod lebih
disebabkan dalam pembuatan rod adalah buatan tangan bukan produksi pabrik, sehingga
ada kekurangan pada pemasangan rod pada setiap silinder. Kemiringan pada rod
menyebabkan roda akan miring pula mengikuti posisi rod yang miring tersebut.
Pada sisi piranti lunak, algoritma dapat diterapkan dengan baik pada bahasa
pemrograman ladder diagram dan statement list. Hal ini terbukti pada setiap perintah
pada pemrograman tersebut dapat dijalankan sesuai dengan instruksi. Namun ada sedikit
masalah pada pengaturan time delay dan gerakan silinder pada setiap gerakan.
Terkadang pemberian time delay dilakukan pembaruan pada setiap pergerakan agar
mendapatkan gerakan yang lebih baik. Terkadang dengan pembaruan nilai time delay
akan memberikan gerakan yang lebih buruk, misalnya robot menjadi tidak seimbang
karena time delay yang terlalu lama.
Pada bagian pergerakan setiap step juga mengalami perubahan dari konsep
awal. Awalnya pada saat menaiki tangga yang dilakukan adalah ketiga silinder
memanjang serentak, namun dalam kenyataannya apabila dilakukan seperti itu ada
silinder yang lebih lambat ataupun lebih cepat dari silinder yang lain. Hal inilah yang
mengakibatkan robot sedikit tidak seimbang karena ketiga kaki robot tidak menapak
daratan dengan baik. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan mengkalibrasikan masing-
masing speed control pada setiap silinder, namun pada saat mengkalibrasi tidak ada
128
suatu ukuran yang pasti karena dalam pengkalibrasian tersebut speed control
menggunakan sebuah mur untuk mengaturnya. Apabila ingin menahan angin, maka
kencangkan mur dan ingin melepaskan angin lebih banyak kendurkan mur tersebut.
Dalam hal penginderaan secara umum sistem penginderaan (sensor) bekerja
dengan baik. Namun terkadang sensor magnetik tidak mendeteksi silinder yang ada
sehingga menyebabkan robot dalam keadaan stuck. Hal ini terjadi karena letak sensor
magnetik yang sedikit bergeser dari tempat semula. Selain itu apabila tegangan pada
sistem pneumatik kurang dari 23 VDC maka terkadang sensor tidak berjalan dengan
baik.
Pada komponen pneumatik yang lain, yaitu PLC (Programmable Logic
Controller) dapat berjalan dengan baik sesuai dengan instruksi yang diberikan pada
program statement list dan juga ladder diagram. Masalah terjadi apabila tegangan pada
PLC kurang dari 23 VDC akan mengakibatkan PLC tidak bekerja dengan baik.
Masalah-masalah yang terjadi diatas banyak disebabkan oleh kualitas dari
masing-masing komponen yang digunakan. Misalnya saja speed control yang dipakai
bukan komponen baru, melainkan komponen yang sudah pernah dipakai sebelumnya.
Selain itu kualitas dari speed control yang berbeda merk. Alasan dipilihnya speed
control dengan merk lain adalah pertimbangan harga. Speed control buatan FESTO jauh
lebih mahal dibandingkan dengan speed control buatan SNS.