25
52 Universitas Bhayangkara Jaya BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Responden Responden pada penelitian ini adalah karyawan PT.ISS Indonesia facilty service RS.Awal Bros Bekasi yang memiliki populasi karyawan berjumlah 260 karyawan, dari jumlah populasi tersebut dapat diambil sebagai sample penelitian sejumlah 70 karyawan. Responden yang akan diteliti pada tingkatan level pelaksana (operator cleaning service, team leader, service supervisor), sample diambil berdasarkan golongan jenis kelamin, usia, masa kerja, pendidikan terakhir, Berikut ini disajikan mengenai rinician penyebaran kuesioner. Tabel 4.1 Proses distribusi Kuesioner Responden Jumlah Presentase Kuesioner yang disebar 70 100% Kuesioner yang tidak kembali 0 0 Kusioner kembali namun tidak dapat diolah 0 0 Kuesioner yang dapat diolah 70 100% Sumber : Olah Data Tahun 2016 Tabel diatas menunjukkan bahwa kuesioner yang dibagikan kepada responden sebanyak 70 kuesioner, dengan tingkat pengembalian sebesar 100% yangartinya seluruh kuesioner kembali dan dapat diolah. Adapun distribusi frekuensi karakteristik masing-masing responden akan dijelaskan dalam tabel sebagai berikut : a.) Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Diketahui bahwa dari 70 orang responden, mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin pria dengan jumlah 48 orang atau sebesar 68,6 % dan responden yang berjenis kelamin wanita berjumlah 22 orang atau sebesar 31,4 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah Pria.

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

52

Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Responden

Responden pada penelitian ini adalah karyawan PT.ISS Indonesia facilty

service RS.Awal Bros Bekasi yang memiliki populasi karyawan berjumlah 260

karyawan, dari jumlah populasi tersebut dapat diambil sebagai sample

penelitian sejumlah 70 karyawan. Responden yang akan diteliti pada tingkatan

level pelaksana (operator cleaning service, team leader, service supervisor),

sample diambil berdasarkan golongan jenis kelamin, usia, masa kerja,

pendidikan terakhir, Berikut ini disajikan mengenai rinician penyebaran

kuesioner.

Tabel 4.1 Proses distribusi Kuesioner

Responden Jumlah Presentase

Kuesioner yang disebar 70 100%

Kuesioner yang tidak kembali 0 0

Kusioner kembali namun tidak dapat diolah 0 0

Kuesioner yang dapat diolah 70 100%

Sumber : Olah Data Tahun 2016

Tabel diatas menunjukkan bahwa kuesioner yang dibagikan kepada

responden sebanyak 70 kuesioner, dengan tingkat pengembalian sebesar 100%

yangartinya seluruh kuesioner kembali dan dapat diolah. Adapun distribusi

frekuensi karakteristik masing-masing responden akan dijelaskan dalam tabel

sebagai berikut :

a.) Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Diketahui bahwa dari 70 orang responden, mayoritas responden dalam

penelitian ini berjenis kelamin pria dengan jumlah 48 orang atau sebesar

68,6 % dan responden yang berjenis kelamin wanita berjumlah 22 orang atau

sebesar 31,4 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden dalam penelitian ini adalah Pria.

Page 2: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

53

Universitas Bhayangkara Jaya

Tabel 4.2 Jenis_kelamin

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 48 68.6 68.6 68.6

Perempuan 22 31.4 31.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber :olah data tahun 2016

b.) Profil Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik usia Responden berusia <25 tahun berjumlah 29 (41,4%) ,

sedangkan responden berusia 25-30 tahun berjumlah 27 orang (38,6 %) , dan

responden berusia 31-35 tahun berjumlah 11 orang ( 15,7 %) , responden

berusia 36-40 tahun berjumlah 2 orang ( 2,9 %) responden berusia >50 tahun

berjumlah 1 orang ( 1,4 %) Jadi dapat disimpulkan mayoritas responden

berusia < 25 tahun.Hal ini berarti usia produktif.

Tabel 4.3 usia responden

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

kurang dari 25

tahun 29 41.4 41.4 41.4

25-30 tahun 27 38.6 38.6 80.0

31-35 tahun 11 15.7 15.7 95.7

36-40 tahun 2 2.9 2.9 98.6

lebih dari 50 tahun 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber : olah data tahun 2016

Page 3: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

54

Universitas Bhayangkara Jaya

c.) Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir SLTA Berjumlah 55 orang (78.6%) dan

responden dengan pendidikan terakhir SLTP sebesar 14 orang ( 20 %) dan

strata1 1 orang (1.4%). Sehingga mayoritas responden pada penelitian ini

adalah SLTA.

Tabel 4.4 Pendidikan terakhir

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

SLTP 14 20.0 20.0 20.0

SLTA 55 78.6 78.6 98.6

S1 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber : olah data tahun 2016

d.) Profil Responden Berdasarkan Lama Kerja

Bedasarkan data diatas dikatagorikan kurang dari 6 bulan berjumlah 6

orang (8,6%) dan yang sudah bekerja selama 6-11 bulan adalah 17 orang

(24,3%). 1-5 tahun 34 orang (48,6%) dan lebih dari 5 tahun 13 orang (18,6%),

Tabel 4.5 lama kerja

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

kurang dari 6

bulan 6 8.6 8.6 8.6

6-11 bulan 17 24.3 24.3 32.9

1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4

lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber : olah data tahun 2016

Page 4: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

55

Universitas Bhayangkara Jaya

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Uji Validitas Instrumen

Uji Validitas ini sebelumnya dilakukan percobaan sejumlah 20

responden dan uji valid, untuk mengetahui kebenaran dari kuesioner atau

angket. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r

hitung dengan nilai r table. Nilai r hitung diambil dari output SPSS

Cronbach Alpha pada kolom Correlated Item Total Correlation.

Sedangkan nilai r table diambil dengan menggunakan rumus df=n-2, yaitu

df=70-2 =68, sehingga menghasilkan nilai r table sebesar 0,1668

Tabel 4. 6 Uji Validitas Pelatihan

Butir Instrumen r-hitung r-tabel Kesimpulan

pelatihan_1 0,624 0,166 VALID

pelatihan _2 0,672 0,166 VALID

pelatihan _3 0,447 0,166 VALID

pelatihan _4 0,606 0,166 VALID

pelatihan _5 0,467 0,166 VALID

pelatihan _6 0,587 0,166 VALID

pelatihan _7 0,600 0,166 VALID

pelatihan _8 0,705 0,166 VALID

pelatihan _9 0,580 0,166 VALID

pelatihan _10 0,763 0,166 VALID

Sumber : olah data tahun 2016

Tabel 4.7 Terlihat, Keseluruhan nilai r hitung(X1) dari semua variable

yang diuji bernilai lebih besar dari r table yang memiliki nilai sebesar

(0,1668). Sehingga, keseluruhan nilai r hitung dari semua variable yang

telah diuji lebih besar dari nilai r table yang telah ditentukan, maka dapat

dijelaskan bahwa semua butir pernyataan dari setiap variable dalam

penelitian ini dinyatakan valid.

Page 5: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

56

Universitas Bhayangkara Jaya

Tabel 4.7 Uji Validitas Gaya Kepemimpinan Situasional

Butir Instrumen r-hitung r-tabel Kesimpulan

Kepemimpinan situasional_1 0,505 0,166 VALID

Kepemimpinan situasional _2 0,418 0,166 VALID

Kepemimpinan situasional _3 0,333 0,166 VALID

Kepemimpinan situasional_4 0,325 0,166 VALID

Kepemimpinan situasional _5 0,618 0,166 VALID

Kepemimpinan situasional _6 0,631 0,166 VALID

Kepemimpinan situasional _7 0,638 0,166 VALID

Kepemimpinan situasional _8 0,615 0,166 VALID

Kepemimpinan situasioanal_9 0,612 0,166 VALID

Kepemimpinan situasional_10 0,635 0,166 VALID

Sumber : olah data tahun 2016

Tabel 4.7 Terlihat, Keseluruhan nilai r hitung(X2) dari semua variable

yang telah diuji lebih besar dari nilai r table dapat disimpulkan bahwa

pernyataan penelitian valid

Tabel 4.8 Uji Validitas Kinerja

Butir Instrumen r-hitung r-tabel Kesimpulan

Kinerja _1 0,547 0,166 VALID

Kinerja _2 0,641 0,166 VALID

Kinerja _3 0,781 0,166 VALID

Kinerja _4 0,574 0,166 VALID

Kinerja _5 0,773 0,166 VALID

Kinerja _6 0,661 0,166 VALID

Kinerja _7 0,529 0,166 VALID

Kinerja _8 0,613 0,166 VALID

Kinerja _9 0,669 0,166 VALID

Kinerja _10 0,590 0,166 VALID

Sumber : olah data tahun 2016

Page 6: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

57

Universitas Bhayangkara Jaya

Tabel 4.8 Terlihat bahwa semua, keseluruhan nilai r hitung(Y) dari semua

variable yang telah diuji lebih besar dari nilai r table maka dapat disimpulkan

bahwa pernyataan penelitian valid

4.2.2 Uji Realiabilitas Instrumen

Uji Reabliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah

dipastikan validitasnya. Pengujian realiabilitas dalam penelitan ini untuk

menunjukkan tingkat realiabilitas konsisten internal teknik yang digunakan

adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha dengan bantuan

program SPSS 20. Nilai Alpha bervairiasi dari 0-1,sutau pertanyaan dapat

dikategorikan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2011:48).

Tabel 4.9 Uji Realibilitas

Sumber : olah data tahun 2016

Realiabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai

Cronbach’s Alpha > 0,70 dan sebaliknya realibilitas suatu konstruk variabel

dikatakan tidak baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha < 0,70. Berdasarkan

hasil uji statistik pada tabel diatas yaitu tabel 4.9 Menunjukan bahwa

pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Croncbach’s

Alpha lebih besar dari 0,70. pelatihan memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar

0,807; gaya Kepemimpinan situasioal memiliki nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0,725; Kinerja Pegawai memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar

0,831. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan

akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu

diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban

sebelumnya.

Variabel Cronbach Alpha N of Item Keterangan

Pelatihan 0,807 10 Reliabel

Kepemimpinan 0,725 10 Reliabel

Kinerja 0,831 10 Reliabel

Page 7: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

58

Universitas Bhayangkara Jaya

4.3 Analisis Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis deskriptif dengan

memberikan gambaran tentang jumlah data, minimum, mean dan standar devisi.

Berdasarkan SPSS Versi 20 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 Descriptive Statistics

N Minimu

m

Maximu

m

Mean Std.

Deviation

pelatihanx1 70 32 50 43.41 3.454

gapem_situasionalx2 70 30 50 40.90 4.250

kinerjaY 70 34 50 41.73 3.886

Valid N (listwise) 70

Sumber : olah data tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dideskripsikan bahwa jumlah responden

70. Dari 70 responden tersebut variabel independen pelatihan memiliki minimum

32 dan maksimum sebesar 50, dengan rata-rata jawaban sebesar 43,41dan standar

deviasi 3,454. Pada variabel independen gaya kepemimpinan situasional memiliki

minimum 30 dan maksimum sebesar 50 dengan rata-rata jawaban sebesar 40,90

dan standar deviasi 4,250. Sedangkan variabel dependen kinerja memiliki

minimum 30 dan maksimum sebesar 50 dengan rata-rata jawaban sebesar 41,73

dan standar deviasi 3,886.

4.4. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada

analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Uji

asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Tidak ada

ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis

dapat dilakukan tergantung pada data yang ada.

Page 8: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

59

Universitas Bhayangkara Jaya

4.4.1 Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Cara yang bisa ditempuh untuk menguji kenormalan data

adalah dengan menggunakan Grafik Normal P-P Plot dengan cara melihat

penyebaran datanya. Jika pada grafik tersebut penyebaran datanya mengikuti pola

garis diagonal, maka datanya normal. Jika pada tabel test of normality dengan

menggunakan Kolmogrov- Smirnov nilai sig > 0,05,

Maka data berdistribusi normal. Adapun Uji Normalitas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pelatihan

x1

Gk_situasional

x2

Kinerja

Y

Unstandar

dized

Residual

N 70 70 70 70

Normal

Parametersa,b

Mean 43.41 40.90 41.73 0E-7

Std.

Deviation 3.454 4.250 3.886

2.5639697

7

Most Extreme

Differences

Absolute .104 .098 .186 .064

Positive .091 .098 .186 .064

Negative -.104 -.073 -.100 -.053

Kolmogorov-Smirnov Z .872 .821 1.557 .535

Asymp. Sig. (2-tailed) .432 .510 .016 .937

Sumber : olah data tahun 2016

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 9: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

60

Universitas Bhayangkara Jaya

Untuk lebih memastikan residual data telah mengikuti asumsi

normalitas, maka residual data diuji kembali dengan menggunakan uji

Kolmogrov- Smirnov. Pada tabel 4.11 diatas uji Kolmogrov- Smirnov

menunjukkan bahwa residual data yang didapat tersebut mengikuti distribusi

normal, berdasarkan hasil output menunjukkan nilai Kolmogrov- Smirnov

signifikan

Berdasarkan uji Kolmogrov- Smirnov, Diketahui bahwa nilai

signifikansi (Asym.sig 2 tailed) untuk data Residual sebesar 0,937. Karena nilai

lebih dari 0,05, jadi residual terdistribusi normal.

Gambar 4.1 P.P Plot Normalitas Regresiaon

Sumber : olah data tahun 2016

Berdasakan grafik normal plot dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar

garis diagonal dan data berhimpit serta mengikuti arah garis diagnal. disimpulkan

bahwa pelatihan, gaya kepemimpinan situasional dan kinerja terdistribusi normal.

Page 10: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

61

Universitas Bhayangkara Jaya

Gambar 4.2 Histogram Normalitas

Sumber :olah data tahun 2016

Berdasarkan gambar 4.2 Histogram uji normalitas menunjukkan bahwa

kurva tidak miring kekiri atau kekanan maka dapat dikatakan berdisrtibusi

normal sehingga model regresi layak dipakai dalam penelitian.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika variabel bebas saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal

adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama

dengan nol. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel-variabel bebas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model

regresi adalah sebagai berikut:

1. Nilai R2yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak

signifikan mempengaruhi variabel terikat.

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel

bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal

ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Namun tidak adanya

korelasi yang tinggi antar variabel bebas tidak berarti bebas dari

multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek

kombinasi dua atau lebih variabel bebas.

Page 11: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

62

Universitas Bhayangkara Jaya

3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.

Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel

terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF tinggi menunjukkan adanya multikolinearitas.

Pengujian ada tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan

memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data

serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Toleransinya. Apabila nilai

matrik korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan data

yang akan dianalisis bebas dari multikolinieritas. Kemudian apabila nilai VIF

berada dibawah 10 dan nilai toleransi mendekati 1, maka diambil kesimpulan

bahwa model regresi tersebut tidak terdapat multikolinieritas. Hasil uji

Multikolinieritas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber : olah data tahun 2016

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standa

rdized

Coeffi

cients

T Sig. Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 4.706 4.309 1.092 .279

pelatihanx1 .354 .097 .314 3.644 .001 .872 1.146

gapem_situasional

x2 .530 .079 .579 6.711 .000 .872 1.146

a. Dependent Variable: kinerjaY

Page 12: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

63

Universitas Bhayangkara Jaya

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi tidak

mengalami gangguan multikolinieritas. Hal ini tampak pada nilai tolerance

masing-masing variabel lebih besar dari 10 persen (0,1). Hasil perhitungan VIF

juga menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing variabel kurang dari 10. Jadi

dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam

model regresi tersebut

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut Heteroskedastisitas. Salah satu cara

untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot

antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan nilai residualnya (SRESID).

Jika titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur seperti gelombang besar

melebar, kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-

titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk

pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas

dari program SPSS dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : olah data tahun 2016

Page 13: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

64

Universitas Bhayangkara Jaya

Pada gambar 4.13 diatas dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik

scatterplot tidak mempunyai pola penyebaran yang jelas dan titik-titik tersebut

menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat gangguan heteroskedastisitas pada model regresi.

4.5 Analisis Statistik infrensial

Teknik analisis data inferensial merupakan statistik yang dipakai untuk

melakukan analisis data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku secara

umum. Ciri dari analisi data inferensial yaitu digunakanya rumus statistik

tertentu, lalu hasil perhitungan yang sudah dilakukan itulah yang nantinya akan

menjadi dasar dari pembuatan generalisasi yang berasal dari samber bagi

populasi.

4.5.1 Koefisien Korelasi

Untuk mengetahu sejauh mana keeratan hubungan antara variabel bebas

yaitu pelatihan (X1) dan gaya kepemimpinan situasional (X2) dengan variabel

terikat yaitu kinerja (Y) digunakan analisis hubungan yang lebih dikenal dengan

korelasi Rank Spearman. Dengan aplikasi spss 2.0

Tabel 4.14 Correlations Pelatihan

pelatihan

x1

KinerjaY

pelatihanx1

Pearson

Correlation 1 .521

**

Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

kinerjaY

Pearson

Correlation .521

** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

Sumber : olah data tahun 2016.

Page 14: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

65

Universitas Bhayangkara Jaya

Tabel 4.15 Correlations Gaya Kepemimpinan Situasional

gapem_situasio

nalx2

kinerjaY

gapem_situasiona

lx2

Pearson

Correlation 1 .692

**

Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

kinerjaY

Pearson

Correlation .692

** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : olah data tahun 2016

Menurut Sugiyono (2007) pedoman koefisien korelasi sebagai berikut:

A 0,00 - 0,199 sangat rendah

B 0,20 - 0,399 Rendah

C 0,40 - 0,599 sedang

D 0,60 - 0,799 kuat

E 0,80 - 1,000 Sangat kuat

Berdasarkan tabel 4.13 dan 4.14 nilai yang diperoleh untuk x1 terhadap y

sebesar 0,521 hal ini menunjukan terdapat hubungan antara pelatihan terhadap

kinerja,kemudian x2 terhadap y sebesar 0,692 juga menunjukan terdapat

hubungan antara gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja

4.5.2 Analisis Regresi linier berganda

Analisis mengetahui arah hubungan variabel independen dengan

variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi

nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami

kenaikan atau penurunan.

Page 15: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

66

Universitas Bhayangkara Jaya

Sumber :olah data tahun 2016

Dari hasil analisis regresi diperoleh model persamaan regresi linier

sebagai berikut:

Variabel Konstanta sebesar 4,706, Variabel pelatihan (X1) Koefisien

Regresi sebesar 0,354 dan gaya kepemimpinan situasional Koefiien Regresi

sebesar 0,530. jadi persamaan garis regresinya adalah:

Y = 4,706 + 0,354 PLTH + 0,530 GPSL

a. Konstanta sebesar 4.706; variabel independen (X1) sebesar 0,354 dan (X2)

sebesar 0,530

b. Koefisien regresi variabel (X1) sebesar 0,354, artinya jika variabel independen

lain nilainya tetap dan x1 mengalami kenaikan, maka kinerja (Y’) akan

mengalami peningkatan sebesar 0,354.

c. Koefisien regresi variabel (X2) sebesar 0,530; artinya jika variabel independen

lain nilainya tetap dan x2 mengalami kenaikan, maka (Y’) akan mengalami

peningkatan sebesar 0,530.

Tabel 4.1.6 Hasil Regresi Linier Berganda Model Summaryb

Regresi linier berganda Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4.706 4.309 1.092 .279

pelatihanx1 .354 .097 .314 3.644 .001

gapem_situasionalx

2 .530 .079 .579 6.711 .000

a. Dependent Variable: kinerjaY

Page 16: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

67

Universitas Bhayangkara Jaya

4.6 Uji Hipotesis

4.6.1 Uji T

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara parsial berpengaruh terhadap variable dependen atau tidak.

Hasil uji t yang diperoleh disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.17 uji T Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4.706 4.309 1.092 .279

pelatihanx1 .354 .097 .314 3.644 .001

gapem_situ

asionalx2 .530 .079 .579 6.711 .000

a. Dependent Variable: kinerjaY

Sumber :olah data tahun 2016

a) Pengujian terhadap koefisien variabel Pelatihan (b1)

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

1.Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

Ho : b1 = 0 (Pelatihan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja

karyawan di PT. ISS Indonesia facility service RS.Awal Bros Bekasi.).

Ha : b1 ≠ 0 (Pelatihan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

PT. ISS Indonesia facility service RS.Awal Bros Bekasi.

2. Menentukan t hitung

Berdasarkan tabel di atas diperoleh t hitung sebesar 3,644

3. Menentukan t tabel dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05

Tabel distribusi t dapat dilihat pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05

dan uji 2 sisi, dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 70-2-1 = 67. Dengan

pengujian 2 sisi hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 1,668 / -1,668.

4. Kriteria pengujian

- Ho diterima bila -t hitung ≥ -t tabel atau t hitung ≤ t tabel

Page 17: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

68

Universitas Bhayangkara Jaya

- Ho ditolak bila -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

5. Membandingkan thitung dengan ttabel

Nilai thitung > ttabel (3,644 > 1,668), maka Ho ditolak

6. Gambar

Gambar 4.4

Daerah Penentuan Ho

Pengaruh X1 terhadap Y

- 1,668 + 1,668 3,644

Sumber : olah data tahun 2016

7. Membuat kesimpulan

Oleh karena nilai thitung > ttabel (3,644 > 1,668), maka Ho ditolak, artinya

bahwa pelatihan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT.

ISS Indonesia facility service RS.Awal Bros Bekasi.. Nilai t hitung positif,

artinya berpengaruh positif yaitu semakin meningkat pelatihan maka akan

meningkatkan kinerja karyawan.

b) Pengujian terhadap koefisien gaya kepemimpinan situasional (b2)

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

Ho : b2 = 0 (Gaya kepemimpinan situasional secara parsial tidak berpengaruh

terhadap kinerja karyawan di PT. ISS Indonesia facility service RS.Awal

Bros Bekasi.).

Ha : b2 ≠ 0 (Gaya kepemimpinan situasional secara parsial berpengaruh

terhadap kinerja karyawan di PT. ISS Indonesia facility service RS.Awal

Bros Bekasi).

Page 18: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

69

Universitas Bhayangkara Jaya

2. Menentukan t hitung

Berdasarkan tabel di atas diperoleh t hitung sebesar 6,711

3. Menentukan t tabel dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05

Tabel distribusi t dapat dilihat pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05

dan uji 2 sisi, dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 70-2-1 = 67. Dengan

pengujian 2 sisi hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 1,668 / -1,668.

4. Kriteria pengujian

- Ho diterima bila -t hitung ≥ -t tabel atau t hitung ≤ t tabel

- Ho ditolak bila -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

5. Membandingkan thitung dengan ttabel

Nilai thitung > ttabel (6,711 > 1,668), maka Ho ditolak

6. Gambar

Gambar 4.5

Daerah Penentuan Ho

Pengaruh X2 terhadap Y

- 1,668 + 1,668 6,711

7. Membuat kesimpulan

Oleh karena nilai thitung > ttabel (6,711 > 1,668), maka Ho ditolak, artinya

bahwa gaya kepemimpinan situasional secara parsial berpengaruh terhadap

kinerja karyawan di PT. ISS Indonesia facility service RS.Awal Bros Bekasi.

Nilai t hitung positif, artinya berpengaruh positif yaitu semakin meningkat

Gaya kepemimpinan situasional maka akan meningkatkan kinerja karyawan.

4.6.2 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen atau tidak.Hasil

uji F yang diperoleh setelah data diolah disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 19: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

70

Universitas Bhayangkara Jaya

Tabel 4.18 Hasil Uji F (Koefisien Regresi Secara Bersama-sama)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 588.241 2 294.120 43.444 .000b

Residual 453.602 67 6.770

Total 1041.843 69

a. Dependent Variable: kinerjaY

b. Predictors: (Constant), gapem_situasionalx2, pelatihanx1

Sumber: Data diolah, 2016

Tahap-tahap untuk melakukan uji F sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya

Ho : b1,b2 = 0 (Artinya pelatihan dan gaya kepemimpinan situasional secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Ha : b1,b2 ≠ 0

(Artinya pelatihan dan gaya kepemimpinan situasional secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. ISS Indonesia facility service

RS.Awal Bros Bekasi.)

2. Menentukan F hitung

Berdasarkan tabel di atas diperoleh F hitung sebesar 43,444

3. Menentukan F tabel

Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05, df1 (jumlah variabel-1)

atau 3-1 = 2, dan df2 (n–k–1) atau 70 – 2 – 1 = 67 (n adalah jumlah

responden, k adalah jumlah variabel independen,l adalah jumlah variabel

dependant). Hasil yang diperoleh untuk f-tabel adalah sebesar 3,134

4. Kriteria pengujian

- Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel

- Ho ditolak bila F hitung > F tabel

5. Membandingkan thitung dengan ttabel.

Nilai F hitung > F tabel (43,444 > 3,134), maka Ho ditolak

6. Gambar

Page 20: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

71

Universitas Bhayangkara Jaya

Gambar 4.6

Daerah Penentuah Ho Pada Uji F

3,134 43,444

g. Membuat kesimpulan

Karena F hitung > F tabel (43,444 > 3,134), maka Ho ditolak, artinya bahwa

pelatihan dan gaya kepemimpinan situasional secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

4.7 Analisis Koofesien determinasi

Pada penelitian ini analisis determinasi (r2) dalam regresi linier berganda

digunakan untuk mengetahui presentasi pengaruh varibel (x1) dan (x2)

terhadap variable dependend (Y) Berdasarkan dari hasil analisis regresi ,pada

output model summary dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.19 Determinasi Model Summaryb

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .751a .565 .552 2.602

Dependant : varibel Y

Sumber : olah data tahun 2016

Berdasarkan hasil perhitungan melalui spss versi 2.0 dapat diketahui

bahwa besarnya nilai r (korelasi ganda ) sebesar 0,565 hal ini menunjukan

bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara pelatihan dan gaya kepemimpinan

situasional terhadap kinerja ,hal ini menunjukn bahwa variable dependent (Y)

yaitu kinerja dipengaruhi sebesar 56,5% oleh variable independent yaitu

pelatihan x1 dan x2 gaya kepemimpinan situasional, dan sisa sebesar 46,5%

dipengaruhi oleh varibel lain yang tidak terdapat pada variabel penelitian ini.

Page 21: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

72

Universitas Bhayangkara Jaya

4.8 Pembahasan

a. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja

Hasil uji hipotesis yang ditunjukkan pada tabel 4.18, nilai t hitung

pada variabel Pelatihan diperoleh thitung = 3,664 yakni lebih besar dari ttabel =

1,668 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan, sehingga dapat

dikatakan bahwa pelatihan berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja.

Semakin meningkatnya pelatihan maka akan semakin meningkatkan kinerja

kinerja.

b. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja.

Variabel kepemimpinan diperoleh nila thitung = 6,711 lebih besar dari

ttabel =1,668. Hal ini berarti bahwa secara parsial gaya kepemimpinan

situasional berpengaruh terhadap kinerja.

c. Pengaruh Pelatihan dan Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja

Berdasarkan tabel 4.18 diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,00

lebih kecil dari 0,05 dan nilai Fhitung = 43,444 lebih besaar dari Ftabel = 3.134

maka HO ditolak dengan taraf signifikan, hal ini berarti bahwa variabel

independen yaitu pelatihan dan gaya Kepemimpinan situasional

mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama–sama terhadap

Kinerja karyawan. Dengan demikian semakin meningkatnya pelatihan dan

gaya kepemimpinan situasional semakin meningkat juga kinerja

karyawan.Nilai adjusted R2 (Rsquare) variable adalah sebesar 0,565 atau

dengan nilai persentase sebesar 56,5 %.

Page 22: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

73

Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas dalam Bab IV, maka

selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil Uji Parsial (t-test) menunjukkan bahwa variable Pelatihan

berpengaruh secara parsial terhadap variable Kinerja Karyawan. Hal ini

sesuai dengan signifikan t hitung sebesar 3,644. Nilai ini lebih besar dari

nilai t tabel sebesar 1,668.

2. Hasil Uji Parsial (t-test) menunjukkan bahwa variable gaya kepemimpinan

situasional berpengaruh secara parsial terhadap variable Kinerja

Karyawan. Hal ini sesuai dengan signifikan t hitung sebesar 6,711 Nilai ini

lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,668.

3. Hasil Uji simultan (F-test) menunjukkan bahwa variable pelatihan dan

gaya kepemimpinan situasional secara simultan berpengaruh terhadap

variable Kinerja Karyawan. Hal ini sesuai dengan signifikan f hitung

sebesar 43,444 Nilai ini lebih besar dari nilai f tabel sebesar 3,134.

5.2 Implilkasi Manajerial

Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan dan gaya kepemimpinan

situasional kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. Berdasarkan hal

tersebut maka pihak pelaksana funsionil dan Manajemen diharapkan

meningkatkan Pelatihan dengan memberikan pelatihan secara berkala dan

gaya kepemimpinan situasional pada tingkat kedewasaan kematangan

pemimpin antara lain dengan workshop bagi pengembangan karakter

kepemimpinan, Adanya pelatihan dan workshop mampu mengembangkan

pengetahuan dan ketrampilan karyawan dan pengembangan karakter

pemimpin tersebut dapat membangkitkan Tingkat kematangan kedewasaan

pemimpin dalam mengenal kinerja bawahannya.

Page 23: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

74

Universitas Bhayangkara Jaya

5.3 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan hasil penelitian tersebut, maka dapat

diajukan beberapa saran yang layak untuk dipertimbangkan, yakni :

1. Pelatihan pada karyawan PT. ISS Indonesia facility service RS.Awal Bros

Bekasi. perlu ditingkatkan karena keberadaannya juga berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Upaya yang dapat dilakukan

antara lain dengan cara memperbaiki faktor-faktor yang berpengaruh pada

Pelatihan seperti pihak perusahaan lebih sering mengadakan seminar atau

training,workshop kepada para karyawan. Sehinga secara berkesinambung

mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan kinerja karyawan.

2. Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. ISS

Indonesia facility service RS.Awal Bros Bekasi, perlu ditingkatkan karena

memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

Upaya yang dapat dilakukan antara lain, meningkatkan karakter kedewasaan

kepemimpinan dalam mempertimbangkan situasional variabel independent,

kepemimpinan, situasi, pengikut, perlu berkesinambungan dalam pencapaian

tujuan.

3. Pengelolaan organisasi yang hanya menekankan pada pendekatan prosedur

harus disempurnakan melalui meningkatkan pelatihan dan gaya

kepemimpinan situasional, penelitian ini ada baiknya dilakukan penelitian

lebih lanjut dengan pendeketan metode serupa tetapi dengan obyek berbeda

dan jumlah sampel besar sehingga dapat digeneralisasikan dengan hasil

penelitian yang lebih baik dan mampu menjadi tolak ukur peningkatan

kinerja. Walaupun hubungan kedua variabel ini kuat tetapi sebagian besar

dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai

diantaranya, motivasi, displin, pengembangan karir, kompensasi, lingkungan

eksternal dan lain sebagainya, dimana ini menjadi tugas bagi instansi untuk

mengurangi pengaruh faktor-faktor lain dalam upaya meningkatkan kinerja.

Page 24: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

75

Universitas Bhayangkara Jaya

DAFTAR PUSTAKA

Badriyah, Mila. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka

Setia

Dimyati, Hamdan. (2014) sistem model kepemimpinan. Bandung: pustaka setia

Curphy, Ginnet, Hughes. (2012).leadership enhancing the lesson of experience.

Jakarta : salemba humanika

Firdaus, M. Aziz. (2012). Metode Penelitian. Jakarta: Jelajah Nusa

Haryadi Sarjono & Winda Julianita. (2011). SPSS vs Lisrel:Sebuah Pengantar

Aplikasi Untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat

I Komang Ardana, Ni Wayan Mujiati, I Wayan Mudiartha Utama. (2012)

Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kartika,Maarif. (2014) Manajemen Pelatihan, tahap pelatihan. Bogor: IPB

Fakultas ekonomi.

Kaswan. (2013) Pelatihan dan pengembangan. Bandung: alfabeta

Lijan Poltak. (2012). Kinerja Pegawai ;Teori, Pengukuran dan Implikasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu,

Mangkunegara, Anwar. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Marwansyah. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Alfabeta

Mathis.l,Robert and Jackson. (2011) human resources management. south western

United state of america

Miftha Thoha (2012) Perilaku organisasi konsep dasar dan aplikasinya.

Bandung : Rajawali pers,cetakan ke-21:

Sinungan, Muchdarsyah. (2014). Produktivitas:Apa dan Bagaimana. Jakarta:

Bumi Aksara

Susanti, Meilia Nur Indah. (2010). Statistik Deskriptif dan Induktif. Graha Ilmu.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Sutrisno, Edy. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenadamedia

Group

Sugiyono, Agus. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Page 25: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4...1-5 tahun 34 48.6 48.6 81.4 lebih dari 5 tahun 13 18.6 18.6 100.0 Total 70 100.0 100.0 Sumber : olah data tahun 2016 55 Universitas Bhayangkara Jaya 4.2

76

Universitas Bhayangkara Jaya

Sedarmayanti. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi

dan Manajemen Pegawai Negeri. Bandung: PT Refika Aditama

Wibowo. (2014). Manajemen Kinerja (edisi keempat). Jakarta: Rajawali Pers.

Ariza Lucky Paraditha(2013). “Pengaruh program training (pelatihan) terhadap

kualitas karyawan PT.Sucofindo cabang samarinda.Kalimantan

Muhammad Ziauddin (2011). “Pengaruh gaya kepemimpinan situasional

terhadap kinerja pegawai pada PT. Telkom Indonesia Witel Malang.”

Malang: Jurnal Perguruan Tinggi Malang

Artikel Pelatihan Manajemen Dan Event organizer, Climber Organization 2015,

Bekasi