Click here to load reader
Upload
buikien
View
261
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
56
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas secara singkat mengenai sejarah PT. Millennium
Pharmacon International, Tbk, visi dan misi, struktur organisasi, gambaran umum
proyek, serta mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi
Informasi (TI), yaitu investasi untuk pembelian peralatan TI seperti software dan
hardware yang dihitung menggunakan metode Information Economics ditinjau dari
analisi biaya dan manfaat serta analisis nilai dan resiko.
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah PT Millennium Pharmacon Intercational, Tbk
PT. Millennium Pharmacon International, Tbk (PT MPI) pertama kali didirikan
di Jakarta dengan nama N.V. Perusahaan Dagang Soedarpo Corporation, berdasarkan
Akta No.32 tanggal 20 Oktober 1952 dari Notaris Raden Meester Soewandi. Akta
Pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. J.A.5/43/20 tanggal 27 Mei 1953 serta diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No.56, Tambahan No.421 tanggal 14 Juli 1953. Anggaran Dasar
Perusahaan mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No.83 tanggal 15
Mei 2008 dari Notaris Sugito Tedjamulja, SH.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan Perusahaan
meliputi bidang usaha perdagangan, industri dan jasa. Hingga saat ini kegiatan usaha
yang dilakukan PT. Millennium Pharmacon International, Tbk adalah dibidang distribusi
57
produk farmasi, suplemen makanan dan produk diagnostik. PT. Millennium
Pharmacon International, Tbk beroperasi secara komersial pada 20 Oktober 1952.
Pada 3 Desember 2004, PT. Millennium Pharmacon International, Tbk
merupakan anak perusahaan dari Esteem Interpoint Sdn Bhd, Malaysia (yang sekarang
bernama Pharmaniaga International Corporation Sdn Bhd).
Pharmaniaga yang merupakan perusahaan farmasi terkemuka asal Malaysia yang
membeli 55% saham PT Millennium Pharmacon Indonesia, Tbk (PT. MPI), melalui
anak usahanya Esteem Interpoint SDN BHD yang bergerak di perusahaan investasi.
Pembelian tersebut dilakukan dengan cara penawaran tender sejumlah 400.400.000
saham atau setara 55% dari pemegang saham PT Millennium Pharmacon International,
Tbk yakni PT Tigamitra Multi Karya dengan nilai nominal Rp 100 dan harga penawaran
Rp 80 per saham. Harga penawaran Rp 80 berdasarkan harga tertinggi dalam 90 hari
terakhir sebelum 9 Juni 2004 saat dilakukannya penandatanganan Mou. (Berdasarkan
penjelasan dari manajemen PT Millennium Pharmacon International, Tbk dalam
prospektus yang dipublikasikan, Selasa,(4/1/2005) ). Untuk pelaksanaan penawaran
tender tersebut dilakukan oleh PT CIMB Niaga Securities. Masa penawaran berlangsung
4-31 Januari 2005 dan pembayaran dilakukan pada 8 Februari 2005. PT Millennium
Pharmacon International, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak pada distribusi
produk farmasi, makanan suplemen, dan produk diagnostika.
PT. Millennium Pharmacon International, Tbk memiliki 27 kantor cabang yang
tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Sebelum penawaran tender
tersebut daftar pemegang saham PT Millennium Pharmacon International, Tbk adalah
PT Tigamitra Multi Karya sebesar 55%, PT Transpacific Securindo 11,19%, CGMI 1
58
Client Segregated Secs 8,19%, PT Indolife Pensiontama 5,87% dan publik lainnya
19,75%. Sementara itu manajemen Esteem Interpoint SDN BHD menegaskan bahwa
pembelian saham tersebut merupakan strategi usaha dimana nantinya PT Millennium
Pharmacon International, Tbk akan dijadikan Strategic Business Unit (SBU) untuk
bisnis Pharmaniaga Berhard. Manajemen Esteem Interpoint SDN BHD juga
menegaskan tidak akan membubarkan perusahaan, mengubah struktur modal dan
kebijakan dividen, dan tidak akan melakukan delisting (penghapusan saham) PT
Millennium Pharmacon International, Tbk yang berkode SDPC dari bursa efek.
PT. Millennium Pharmacon International, Tbk saat ini berlokasi di Jakarta
dengan 27 kantor cabang di Sumatera, Jawa,Bali, Kalimantan dan Sulawesi dan 3
gudang penyimpanan yang berlokasi di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Kantor Pusat
Perusahaan beralamat di Gedung Bank Panin Pusat Lantai 9, Jl. Jendral Sudirman,
Senayan, Jakarta 10270. Jumlah karyawan tetap Perusahaan rata-rata 718 karyawan
tahun 2008 dan 682 karyawan tahun 2007.
Pada 30 September 2008 seluruh saham PT. Millennium Pharmacon
International, Tbk, sejumlah 728 juta saham sudah tercatat di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 2004 PT Millennium Pharmacon International, Tbk
memutuskan hanya berfokus pada distribusi produk dan alat-alat kesehatan, oleh karena
itu divisi marketing PT Millennium Pharmacon International, Tbk pada pertengahan
tahun 2004 membentuk satu perusahaan yaitu PT. Multi Cemerlang Abadi. Dan pada
desember 2004 PT. Multi Cemerlang Abadi berganti nama menjadi PT. Danpac
Pharma.
59
Saat ini PT. Danpac Pharma memproduksi alat-alat kesehatan, bahan baku obat,
test diagnostic dan suplemen makanan dan seluruh hasil produksinya di distribusikan
oleh PT Millennium Pharmacon International, Tbk.
Gambar 4.1 Logo PT. Millennium Pharmacon International, Tbk
4.1.2 Visi dan Misi
Visi PT Millennium Pharmacon International, Tbk adalah menjadi perusahaan
distribusi yang paling efektif dan efisien di Indonesia dengan memberikan nilai tambah
kepada customer maupun principal.
Misi PT Millennium Pharmacon International, Tbk adalah menyediakan produk
pemeliharaan kesehatan dan pelayanan terbaik keseluruh Nusantara.
60
4.1.3 Struktur Organisasi
4.1.3.1 Struktur Organisasi PT. Millennium Pharmacon International, Tbk
BOC P resident C ommissioner
C ommissioner 1
Commissioner 2
C ommissioner 3
BOD P resident Direc tor
S a les, Operation, L og istic s & S CM Division
Ex ecutive Director
F inace Director
Audit C ommittee
Marketing L eg a l
Interna l Audit
HRD
P roduc ts & Princ ipals Relations hp Department
Manager (3)
Genera l Manager
Regional S ales & Operations DepartmentRegional Managers (4)
S CM & L ogis tic Department Managers
C le ric a l S ecreta ry
B ranch Operations Branch Managers
Branch S a les S upervisors
P rocess & IC T S upport Unit
F inanc ia l Unit BFO
Branch L og istic s Branch S upervisor
F inance Manager
Acc t ‐ Tax Manager
MIS Manager
MIS Asst.Manager
Budgeting & Cos t Control As s t.Manager
Gambar 4.2 Struktur organisasi PT. Millennium Pharmacon International, Tbk
4.1.3.2 Struktur Organisasi Management Information System Department PT.
Millennium Pharmacon International, Tbk
MIS S ta ff
MIS Manager
MIS Asst.Manager
MIS S ta ff MIS S ta ff MIS S ta ff
Gambar 4.3 Struktur organisasi Management Information System Department PT. Millennium Pharmacon
International, Tbk
61
4.1.3.3 Struktur Organisasi Supply Chain Management and Logistic Depertment PT.
Millennium Pharmacon International, Tbk
P lanning and S upply C ontrol S upervisor
S CM & L og istic
Department Managers
S CM & L og istic Asst. Managers
L og istic C ontrol S upervisor
P urchasing S ta ff
P urchasing S ta ff
L og istic S ta ff L og istic S ta ff
Gambar 4.4 Struktur organisasi Supplay Chain Management and Logistic Department PT. Millennium
Pharmacon International, Tbk
4.1.3.4 Struktur Organisasi Branch Logistic Division PT. Millennium Pharmacon
International, Tbk
Branch L og istic s Branch
S upervisor
L og istic S ta ff
L og istic S ta ff
Warehouse Officer
Warehouse Officer
Assisten Apoteker
Gambar 4.5 Struktur organsasi Branch Logistic Division PT. Millennium Pharmacon International, Tbk
62
4.1.3.5 Struktur Organisasi Branch Sales PT. Millennium Pharmacon
International, Tbk
Branch S a les S upervisors
C hie f C ollec tor
S a les S upervisors
S a les P erson S a les P ersonDelivery P erson
Delivery P erson
F akturisC ollec tor C ollector EDP
Gambar 4.6 Struktur organisasi Branch Sales PT. Millennium Pharmacon International, Tbk
4.1.4 Analisis Kondisi Lingkungan Perusahaan
4.1.4.1 Firm Environment
Firm Environment PT. Millennium Pharmacon International, Tbk antara lain.
1. Goverment
- Pembayaran pajak ke Direktorat Jendral Pajak
- Pengurusan SIUP (Surat Ijin Usaha Perusahaan)
- Pengurusan Izin ke Departemen kesehatan
- Pelaporan kepada Badan pengawas obat dan makanan
2. Labor union
- Jumlah karyawan tetap Perusahaan rata-rata 718 karyawan tahun 2008 dan
682 karyawan tahun 2007
3. Stakeholder or owner
PT Millennium Pharmacon International, Tbk pertama kali dibangun pada tahun
1952 oleh bapak Soedarpo Sastrosatomo dan ibu Minarsih Soedarpo
Sastrosatomo (PT NVPD Soedarpo Corporation).
63
Restrukturisasai dengan Danareksa sebagai pemegang saham utama sejak 1997 –
Juli 2000, kemudian restrukturing dengan Tigamitra sebagai pemegang saham
utama Sejak Juli 2000.
• Board of Commisioners
- President Commisioner : Dr. Achmad Sujudi, SPB.MHA
- Commisioners :
Mohamad Abdullah
Mohamad Sani
Stephen Sze Kwong Yew
• President Director : Abd Rahman Abdullah Thani
• Executif Director : Zaki Abdul Aziz
• Finance Director : Darmawan Subekti
4. Global community
Kantor Pusat PT. Millennium Pharmacon International, Tbk berlokasi di
Gedung Bank Panin Pusat Lantai 9,
Jl. Jendral Sudirman, Senayan
Jakarta 10270.
Kantor cabang tersebar di 27 wilayah Indonesia.
5. Competitor
- PT Kimia Farma Trading & Distribution
- PT Enseval Putera Megatrading Tbk
6. Supplier
- PT. Navita Inti Prima
64
- PT. Antarmitra Sembada
- PT. Insan Indofarma
- PT. Danpac Pharma
- PT. Dipa Pharmalab Intersains
- PT. Emba Megafarma
- PT. Gracia Pharmindo
- PT. Guardian Pharmatama
- Jujurin Sdn, Bhd
- PT. Lapi Laboratories
- PT. Mega Product
- PT. Meiji Indonesia
- PT. Meprofarm
- PT. Merck Indonesia
- PT. Nutrindo Graha Husada Utama
- PT. Pharmasi Binangkit
- Pharmaniaga Sdn, Bhd
- PT. Pharos Indonesia
- PT. Promedrahardjo Farmasi Industri
- PT. Sanprima Sejati
- PT. Simex Pharmaceutical Indonesia
- PT. Synergy Primelab
- PT. Totalcare Nutraceutical
- PT. Triple Ace
65
7. Customer
- Klinik dan rumah sakit Pertamina
- Outlet Guardian
- Apotek
- Toko Obat
8. Financial community
Sumber dana PT. Millennium Pharmacon International, Tbk berasal dari
pemegang saham mayoritas, yaitu Pharmaniaga International Corporation Sdn
Bhd.
4.1.4.2 Analisis Value Chain
Value Chain terdiri atas dua kegiatan, yaitu kegiatan utama dan kegiatan
penunjang. Kegiatan utama di PT. Millennium Pharmacon International, Tbk antara lain.
- Inbound Logistics: Penerimaan barang dari supplier dan penyimpanan barang ke
gudang.
- Operations: Penyeleksian barang dan repack barang sesuai dengan kebutuhan
customer.
- Outbound Logistics: Distribusi barang ke cabang-cabang.
- Marketing & Sales: Pemasaran dan Penjualan obat dan alat kesehatan.
- Service: Pelayanan retur dan pengantaran barang.
Sedangkan kegiatan penunjang merupakan hal-hal yang di perlukan untuk
mengontrol dan mengembangkan bisnis sehingga dapat membarikan nilai tambah secara
tidak langsung bagi bisnis. Kegiatan penunjang di PT. Millennium Pharmacon
International, Tbk antara lain.
66
- Firm Infrastructure
Memiliki gudang dan kantor cabang yang tersebar di beberapa kota di Indonesia
sehingga dapat menjangkau baik customer dan supplier.
- Human Resource Management
Pengelolaan sumber daya manusia: merekrut karyawan, mengadakan pelatihan,
pengembangan, penggajian, absensi, dan perencanaan tenaga kerja.
- Technology development
Pemanfaatan teknologi untuk mendukung aktifitas bisnis agar proses bisnis
perusahaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan
competitive advantage perusahaan.
- Procurement
Pemilihan serta mengontrol pembelian obat alat-alat kesehatan dari supplier.
Firm InfrastructureMemiliki gudang dan kantor cabang yang tersebar di beberapa kota di Indonesia sehingga dapat menjangkau baik customer dan supplier
Human Resource ManagementPengelolaan sumber daya manusia: merekrut karyawan, mengadakan pelatihan, pengembangan, penggajian, absensi, dan perencanaan tenaga kerja
Technology developmentPemanfaatan teknologi untuk mendukung aktifitas bisnis agar proses bisnis perusahaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan competitive advantage perusahaan
ProcurementPemilihan serta mengontrol pembelian obat alat-alat kesehatan dari supplier
Inbound Logistics:
Penerimaan barang dari supplier dan penyimpanan
barang ke gudang
Operations:
Penyeleksian barang dan
repack barang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan
Outbound Logistics:
Distribusi barang ke cabang-cabang
Marketing & Sales:
pemasaran dan Penjualan obat dan alat
kesehatan
Service:
pelayanan retur dan
pengantaran barang
Keuntungan = N
ilai -Biaya
Gambar 4.7 Analisis Value Chain
67
4.1.4.3 Analisis 5 Forces Porter
Analisis 5 Forces Porter meliputi lima daya yaitu : ancaman produk pengganti,
ancaman dari pesaing baru, tingkat tekanan dari persaingan, kekuatan tawar menawar
dari pembeli dan kekuatan tawar menawar dari pemasok.
Potential Entrants
Barang Pengganti
- Distributor jamu dan obat-obatan tradisional- Expedisi untuk pembelian alat kesehatan dari luar negeri
Suppliers
- - PT. Navita Inti Prima- PT. Antarmitra Sembada- PT. Insan Indofarma- PT. Danpac Pharma- PT. Dipa Pharmalab Intersains- PT. Emba Megafarma- PT. Gracia Pharmindo- PT. Guardian Pharmatama- Jujurin Sdn, Bhd- PT. Lapi Laboratories- PT. Mega Product- PT. Meiji Indonesia- PT. Meprofarm- PT. Merck Indonesia- PT. Nutrindo Graha Husada Utama- PT. Pharmasi Binangkit- Pharmaniaga Sdn, Bhd- PT. Pharos Indonesia- PT. Promedrahardjo Farmasi Industri- PT. Sanprima Sejati- PT. Simex Pharmaceutical Indonesia- PT. Synergy Primelab- PT. Totalcare Nutraceutical
Buyers
- Klinik dan rumah sakit Pertamina- Outlet Guardian- Apotek- Toko Obat
Industrial Competition
- PT Kima Farma Trading & Distribution- PT Enseval Putera Megatrading Tbk
Gambar 4.8 Analisis 5 Forces Porter
Potential Entrants pada saat ini belum di temukan karena di perlukan modal
yang cukup besar serta jaringan penjualan yang kuat untuk menjangkau wilayah
Indonesia.
Buyers pada PT. Millennium Pharmacon International, Tbk antara lain rumah
sakit dan klinik Pertamina, outlet seperti Guardian, serta Apotek dan toko obat yang
tersebar di Indonesia.
Barang Pengganti (Subtitute Product) yang dapat menggantikan PT. Millennium
Pharmacon International, Tbk antara lain distributor jamu dan obat – obatan tradisional
68
yang menjadi alternatif produk yang di beli oleh customer dan penyelenggara expedisi
pengiriman alat-alat kesehatan dari luar negeri.
Suppliers (pemasok) obat-obatan dan alat kesehatan seperti PT. Navita Inti
Prima, PT. Antarmitra Sembada, PT. Insan Indofarma, PT. Danpac Pharma, PT. Dipa
Pharmalab Intersains, PT. Emba Megafarma, PT. Gracia Pharmindo, PT. Guardian
Pharmatama, Jujurin Sdn, Bhd, PT. Lapi Laboratories, PT. Mega Product, PT. Meiji
Indonesia, PT. Meprofarm, PT. Merck Indonesia, PT. Nutrindo Graha Husada Utama,
PT. Pharmasi Binangkit, Pharmaniaga Sdn, Bhd, PT. Pharos Indonesia, PT.
Promedrahardjo Farmasi Industri, PT. Sanprima Sejati, PT. Simex Pharmaceutical
Indonesia, PT. Synergy Primelab, PT. Totalcare Nutraceutical, PT. Triple Ace.
Industrial Competition pada PT. Millennium Pharmacon International, Tbk
adalah PT Kimia Farma Trading & Distribution dan PT Enseval Putera Megatrading
Tbk.
4.1.4.4 Analisis SWOT
Hasil analisis SWOT didapatkan dari analisis value chain dan analisis daya
porter dimana untuk analisis value chain dapat ditentukan strength dan weakness
sedangkan melalui analisis daya porter dapat di tentukan opportunity dan threat.
Tabel 4.1 Analisis SWOT
Pelayanan pelanggan dan supplier yang baikMemiliki lokasi gudang penyimpanan yang dekat dengan lokasi produksi para supplierMemiliki Lokasi cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia
Weekness Kurangnya kualitas sumber daya manusia di setiap cabangSulit bagi pendatang baru unuk masuk karena memerlukan modal yang cukup besar serta jaringan penjualan yang kuat untuk menjangkau wilayah IndonesiaAdanya beberapa supplier yang menjadikan PT. Millennium Pharmacon International, Tbk sebagai agen distributor tunggalAdanya Penyalur obat dan alat kesehatan alternatifAdanya persaingan harga jual dengan pesaing lainnya
Srength
Opportunity
Threat
69
4.1.5 Oracle E-Busines Suite Supply Chain Module
E-Business Suite Application Supply Chain Module merupakan salah satu
module dalam Oracle E-Business Suite Application. Dengan Oracle E-Business Suite
Application Supply Chain Module PT. Millennium Pharmacon International, Tbk dapat
membangun dan mengoperasikan value chain kelas dunia untuk pertumbuhan
perusahaan. Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module merupakan
aplikasi yang terintegrasi dan terautomatisasi mulai dari dari desain, perencanaan, dan
pemenuhan stock. Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module
menyediakan solusi lengkap dalam pengelolaan informasi mengenai value chain
perusahaan. Perusahaan dapat mengantisipasi kebutuhan pasar dan resiko, mengadaptasi
perubahan untuk merespon kondisi pasar, dan menyamakan kegiatan operasionalnya
secara global. Data model yang terintegrasi menyediakan informasi yang akurat terhadap
seluruh bagian supply chain. Perusahaan dapat mengimplementasikan lean, demand
driven principles dan membuat prinsip-prinsip perusahaan semakin kompleks menjadi
global supply chain.
Oracle E-Business Suite Supply Chain Modul di PT. Millennium Pharmacon
International, Tbk terbagi menjadi tiga subsistem yaitu Oracle Purchasing, Oracle
Inventory dan Oracle Order Management.
4.1.6 Gambaran Umum Oracle Purchasing
Oracle Purchasing merupakan salah satu modul distribusi yang fungsi utamanya
adalah untuk melakukan proses perancanaan dan penyediaan barang, serta memaintain
kebutuhan stock cabang.
70
4.1.6.1 Proses Pembelian Barang
Proses pembelian barang diawali dengan permintaan pembelian dari cabang
dengan menggunakan dokumen Additional Stock Request (ASR) ataupun pembelian
yang di lakukan secara manual dengan kondisi tertentu seperti pada kasus di mana stock
barang yang ada di pabrik kosong. Sementara PT. Millennium Pharmacon International,
Tbk mempunyai kuota pembelian yang harus dipenuhi dengan Supplier, maka pihak
logistik akan menggantinya dengan barang-barang fast moving tanpa perlu adanya
cabang yang melakukan permintaan atas barang tersebut.
Seletah purchase order dari proses pembelian tersebut selesai di buat, manajer
logistik akan melakukan pengecekan purchase order mana saja yang telah melengkapi
dokumen dan dapat diproses lebih lanjut. Jika purchase order sudah dapat diproses
maka manajer logistik melakukan proses persetujuan atas dokumen purchase order.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah perencanaan pembelian pada bulan
tersebut, jika pembelian melebihi rencana pembelian perbulan maka manajer logistik
memerlukan persetujuan Board of director (BOD) untuk menerbitkan purchase order
(PO) tersebut ke supplier. Flow proses permintaan pembelian dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
71
Gambar 4.9 Proses Permintaan Pembelian
4.1.7 Gambaran Umum Oracle Inventory
Oracle Inventory akan digunakan untuk menampung transaksi-transaksi barang
yang tidak berhubungan langsung dengan produksi.
4.1.7.1 Proses Penerimaan Barang
Proses penerimaan barang di awali dengan diterimanya barang oleh staff gudang
serta di lampirkannya delivery order. staff gudang akan melakukan inspeksi kesesuain
barang yang di terima dengan delivery order yang berasal dari supplier ataupun gudang
PT Millennium Pharmacon International, Tbk, jika barang yang di terima telah sesuai
maka staff gudang akan mencetak laporan untuk proses put away(memasukan barang ke
gudang) dan akan tercatat di account payables(AP) sebagai pembelian barang. Jika
barang yang di terima tidak sesuai, maka staff gudang akan melaporkan hal tersebut ke
bagian logistik kemudian bagian logistik akan menerbitkan dokumen pengembalian
barang ke supplier. Flow proses penerimaan barang dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
72
Gambar 4.10 Proses Penerimaan Barang
4.1.7.2 Proses Pengeluaran Barang
Barang dapat di keluarkan dari gudang untuk keperluan pengiriman barang ke
cabang PT Millennium Pharmacon International, Tbk lainnya ataupun dikirim ke
customer. Permintaan pengambilan barang diajukan oleh sales admin dan di terima oleh
staff gudang, selanjutnya asisten apoteker akan memeriksa kesesuaian dan ketersediaan
barang digudang. Pengambilan barang di gudang di lakukan oleh staff gudang setelah
keluar surat picking slip dari asisten apoteker. Staff gudang akan mencetak faktur untuk
pengeluaran barang ke customer dan surat permintaan barang (SPB) untuk pengriman ke
cabang PT Millennium Pharmacon International, Tbk lain. Selanjutnya barang akan di
kirim melalui kurir dan gudang akan menerima konfirmasi penerimaan barang dari sales
admin setelah barang di terima oleh customer atau cabang. Setelah proses pengiriman
barang selesai, pihak accounting akan mencatat pengeluaran barang sebagai Account
Receivables (AR). Flow proses penerimaan barang dapat di lihat pada gambar di bawah
ini :
73
Gambar 4.11 Proses Penerimaan Barang
4.1.8 Gambaran Umum Oracle Order Management
Order management salah satu modul distribusi yang fungsi utamanya adalah
untuk melakukan proses penjualan barang dan penerimaan barang retur dari customer.
4.1.8.1 Proses Penjualan dan Retur Barang
Proses penjualan dimulai dari form Surat Pesanan Barang yang diisi oleh TOS
(Tele Ordering System) berdasarkan pesanan dari customer. Form surat pesanan barang
kemudian disetujui oleh Sales Supervisor/Kepala Cabang, Branch Finance Officer
(BFO)/Chief Collector dan Asisten Apoteker. Atas dasar Surat Pesanan Barang tersebut
bagian electronic data processing (EDP) mengentry Surat Pesanan (Sales Order).
Setelah surat pesanan di entry ke dalam sistem maka sistem akan melakukan pengecekan
yang akan mengakibatkan terjadinya hold karena adanya credit limit pelangan.
Surat Pesanan yang ter-hold dapat dilakukan remove hold berdasarkan
persetujuan Sales Supervisor/Kepala Cabang, BFO/Chief Collector dan Asisten
74
Apoteker. Setelah proses remove hold maka surat pesanan tersebut dapat dilanjutkan ke
proses berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.12 Proses Penjualan Barang
Proses pengiriman barang dapat dilakukan setelah surat pesanan sudah lengkap
dan apabila ter-hold sudah dilakukan remove hold. Pada proses ini bagian logistik
melakukan proses picking yaitu proses pengambilan barang dari gudang untuk kemudian
dilakukan pengiriman berdasarkan Sales Order yang telah dientry.
Apabila terjadi kekurangan stock atas produk yang dipesan karena adanya
kerusakan produk yang belum di update ke sistem maka akan terjadi back order yang
selanjutnya akan dilakukan konfirmasi ke customer. Apabila customer bersedia, maka
akan dilakukan pengiriman sejumlah produk yang tersedia. Sedangkan bila customer
tidak bersedia, maka surat pesanan tersebut akan di batalkan. Selanjutnya setelah proses
Pick Release dilakukan maka logistik akan mencetak Performa Invoice (Delivery
Order). Kemudian Delivery Person melakukan pengiriman ke customer dengan
membawa Deliver.
75
Setelah Produk sampai ke customer dilakukan serah terima dengan customer dan
koreksi Performa Invoice apabila ada produk yang ditolak oleh customer. Untuk
selanjutnya Delivery Person kembali dengan Performa Invoice yang dilakukan koreksi
maupun yang tidak.
Gambar 4.13 Proses Pengiriman dan Retur Barang
Setelah pengirim melakukan serah terima produk kepada customer maka
pengirim akan kembali dengan membawa performa invoice yang sudah dilakukan
koreksi maupun yang tidak oleh customer. Selanjutnya logistik melakukan penerimaan
barang tolakan maupun retur dan melakukan proses Ship Confirm di dalam sistem yaitu
proses konfirmasi banyaknya produk yang benar-benar diterima oleh customer.
Setelah itu EDP akan melakukan Cancel Order atas produk yang ditolak, di-
retur maupun dibatalkan untuk kemudian dilakukan invoicing ke account receivables
(AR). Proses retur barang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
76
Gambar 4.14 Proses Retur Barang
4.2 Information Economic
4.2.1 Pembobotan Nilai dan Resiko Pada PT. Millennium Pharmacon
International, Tbk,
Dalam penggunaan Information Economics menggunakan analisis cost and
benefit, sehingga dilakukan pembobotan terhadap nilai–nilai perusahaan yang tangible
(nyata) maupun intangible (tidak nyata). Pembobotan ini akan dilakukan pada dua
domain yaitu domain bisnis dan domain teknologi. Pembobotan pada dua domain
tersebut digunakan untuk perusahaan yang telah berbasis IT.
4.2.2 Penilaian Domain Bisnis
4.2.2.1 Financial Values
A. Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) merupakan pengukuran terhadap tingkat
pengembalian suatu investasi kepada perusahaan. Bagi manajemen perusahaan, ROI
cukup penting karena dapat mengetahui layak tidaknya investasi teknologi informasi
77
yang diinvestasikan pada perusahaan, sehingga dari sudut pandang manajemen, faktor
ROI ini diberi bobot +1
4.2.2.2 Strategic Values
A. Strategic Match
Teknologi informasi mempunyai peranan sangat penting bagi PT. Millennium
Pharmacon International, Tbk dalam membantu perusahaan menetapkan strategi untuk
dapat tercapainya tujuan-tujuan bisnis perusahaan. Pemilihan TI yang diperlukan dalam
mendukung kegiatan operasional perusahaan harus memiliki kesesuaian dengan strategis
bisnis yang ada, oleh karena itu nilai strategic match diberi bobot +3.
B. Competitive Advantage
Penerapan dan penggunaan teknologi informasi yang baik dapat menunjang
kinerja perusahaan agar perusahaan memiliki keunggulan dan mampu bersaing. PT.
Millennium Pharmacon International, Tbk menggunakan teknologi informasi sebatas
meningkatkan efisiensi kegiatan operasiaonal perusahaan. Oleh karena itu, nilai
competitive advantage diberi bobot +2.
C. Competitive Reponse
Competitive response ini berhubungan dengan kerugian yang akan diterima oleh
perusahaan karena adanya penundaan dalam mengimplementasikan proyek TI.
Pengimplementasian proyek TI yang tepat waktu penting bagi PT. Millennium
Pharmacon International, Tbk, oleh karena itu nilai competitive response diberi nilai +2.
D. Management Information for Critical Success Factors
Tujuan perusahaan menggunakan teknologi informasi adalah supaya manajemen
mampu memperoleh informasi dengan lebih cepat dan akurat, kemudian informasi
78
tersebut akan digunakan untuk membantu pihak manajemen dalam proses pengambilan
keputusan yang bersifat strategis. Untuk itu, PT. Millennium Pharmacon International,
Tbk sangat membutuhkan nilai-nilai tersebut untuk merancang rencana-rencana strategis
perusahaan, baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang. Maka dalam
hal ini, diberi bobot +4.
4.2.2.3 Stakeholder Value
A. Service and Quality
PT. Millennium Pharmacon International, Tbk merupakan salah satu perusahaan
distribusi farmasi besar di Indonesia, guna dapat tetap unggul, PT. Millennium
Pharmacon International, Tbk salah satunya harus dapat memberikan pelayanan dengan
kualitas yang baik untuk customernya. Dengan menggunakan TI, PT. Millennium
Pharmacon International, Tbk dapat meningkatkan kualitas layanan yang akan diberikan
kepada customer sehingga dapat memperoleh kepuasan customer. Oleh karena itu, nilai
dari service and quality diberi bobot +1.
B. Agility, Learning, and Empowerment
Teknologi informasi yang diterapkan perusahaan untuk menunjang kegiatan
operasional menuntut user untuk cepat beradaptasi dengan baik. Hal ini menyebabkan
diperlukan adanya training bagi user yang akan mengoperasikan TI tersebut supaya user
dapat memanfaatkan TI secara maksimal, efektif, dan efisien. Nilai dalam faktor ini
diberi bobot yaitu +2.
C. Cycle Time
Teknologi informasi yang diterapkan oleh PT. Millennium Pharmacon
International, Tbk diharapkan dapat membantu semua pihak yang terkait guna
79
mempercepat dan memperlancar proses bisnis. Maka dari itu, faktor ini diberi bobot
yaitu +2.
4.2.2.4 Competitive Strategy Risk
Setiap investasi teknologi informasi pasti mengandung resiko karena itu
manajemen organisasi mendefinisikan respon terhadap resiko dan ketidakpastian dari
investasi teknologi informasi.
A. Business Strategy Risk
Dalam setiap penerapan teknologi informasi pasti selalu ada resiko yang timbul,
seperti resiko kegagalan teknologi informasi untuk medukung strategi bisnis dan
bersaing. Bagi PT. Millennium Pharmacon International, Tbk , resiko-resiko yang ada
tidak terlalu dikhawatirkan karena perumusan bisnis yang ada di perusahaan selalu
melibatkan teknologi informasi sebagai salah satu basis kekuatan yang ada.
Pengimplementasian teknologi informasi dapat membantu pihak manajemen untuk
menyusun rencana strategi bisnis untuk masa yang akan datang. Untuk itu, bobot yang
diberikan untuk faktor ini adalah -1.
4.2.2.5 Organizational Risk and Uncertainty
A. Business Organizational Risk
Investasi teknologi informasi berfokus pada derajat dimana sebuah organisasi
mampu membawa perubahan yang dibutuhkan. Kemampuan organisasi ini meliputi
keahlian yang dimiliki dalam organisasi, kemampuan manajerial, atau pengalaman.
Evaluasi faktor ini memperhatikan dari pengguna dan organisasi area bisnis, bukan
orang teknis. PT. Millennium Pharmacon International, Tbk memiliki rencana umum
yang baik dalam mengimplementasikan teknologi informasi serta memiliki manajemen
80
yang baik jika sewaktu-waktu terjadi perubahan perencanaan bisnis. Akan tetapi,
perusahaan belum memiliki perencanaan yang detail menghadapi berbagai perubahan
yang terjadi. Untuk itu, bobot yang diberikan adalah -2
4.2.3 Penilaian Domain Teknologi
4.2.3.1 Strategic Values
A. Strategic IT Architecture
Penerapan teknologi informasi pada PT. Millennium Pharmacon International,
Tbk diharapkan dapat menunjang strategi sistem informasi secara keseluruhan untuk
merefleksikan rencana teknologi informasi yang ingin dicapai oleh perusahaan. Oleh
karena itu dengan melihat kondisi perusahaan, manajemen mendapat bobot +3.
4.2.3.2 Competitive Strategy Risk
Competitive Strategy Risk merupakan resiko dan ketidakpastian yang dapat
mempengaruhi derajat kesuksesan strategi yang telah diterapkan PT. Millennium
Pharmacon International, Tbk.
A. I/T Strategy Risk
Bagi PT. Millennium Pharmacon International, Tbk, perubahan strategi teknologi
informasi jangka panjang yang telah diterapkan oleh manajemen perusahaan
diperkirakan dapat mendatangkan nilai negatif dimasa yang akan datang. Jika sewaktu-
waktu terjadi perubahan terhadap struktur perusahaan atau proses bisnis, teknologi
informasi harus bersifat lebih fleksibel dan cepat beradaptasi terhadap perubahan yang
terjadi. Akan tetapi, PT. Millennium Pharmacon International, Tbk mampu untuk
menganalisis resiko dan dapat memberikan solusi yang baik, maka bobot yang diberikan
untuk faktor ini adalah -1.
81
4.2.3.3 Organization Strategic Risk and Uncertainy
A. IT Definitional Uncertainty
Ketidakjelasan dan ketidakpastian akan kebutuhan dapat terjadi dalam proyek TI.
Hal ini berarti menggambarkan sejauh mana kebutuhan dan spesifikasi proyek TI telah
diidentifikasi. Kondisi seperti ini dapat terjadi pada PT. Millennium Pharmacon
International, Tbk, sehingga faktor resiko ini mendapat bobot -1
B. IT Technical and Implementation
Pada umumnya perusahaan sudah membuat rencana yang baik untuk
pengimplementasian TI. Pada PT. Millennium Pharmacon International, Tbk.
pengimplementasian TI telah direncanakan dengan baik. Namun, pada saat implementasi
awal mungkin akan sedikit menyulitkan user karena user belum terbiasa dan belum bisa
beradaptasi dengan baik terhadap pengimplementasian TI yang baru, oleh karena itu
mendapat bobot -1.
C. IT Service Delivery
Pada saat TI baru diimplementasikan di PT. Millennium Pharmacon
International, Tbk, perusahaan langsung memberikan pelatihan kepada user agar user
mampu menggunakan TI secara benar sehingga dapat mengurangi resiko yang mungkin
terjadi. Maka resiko ini mendapat bobot -1.
4.2.4 Hasil Pembobotan Nilai dan Resiko Korporat
Berdasarkan analisis penentuan bobot yang telah dilakukan, ringkasan dari hasil
pembobotan nilai dan resiko korporat yang dilakukan pada dua domain(bisnis dan
teknologi) dapat dilihat pada tabel 4.2.
82
DOMAIN BISNIS Bobot Skor
A. Financial Values Return On Investment (ROI) 1 5 B. Strategic Values Strategic Match 3 15 Competitive Advantage 2 10 Competitive Response 2 10 Management IS for CSFs 4 20 C. Stakeholders Values Service and Quality 1 5 Agility, Learning & Empowerment 2 10 Cycle Time 2 10 D. Competitive Strategy Risk Business Strategy Risk -1 -5 E. Organizational Strategy Risk and Uncertainty Business Organization Risk -2 -10
DOMAIN TEKNOLOGI Bobot Skor A. Strategic Values Strategic IT Architecture 3 15 B. Competitive Strategy Risk I/T Strategy Risk -1 -5 C. Organization Strategy Risk & Uncertainty IT Definitional Uncertainty -1 -5 IT Technical and Implementation -1 -5 IT Service Delivery -1 -5 TOTAL VALUES 20 100
TOTAL RISK AND UNCERTAINTY -7 -35
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Bobot dan Maksimum Skor untuk Sistem
Dari hasil pembobotan dapat dilihat bahwa faktor Management Information for
Critical Success Factors diberikan nilai paling besar oleh pihak manajemen. Menurut
management konsolidasi data yang berasal dari seluruh cabang dan gudang merupakan
hal terpenting guna menentukan strategi perusahaan dimasa yang akan datang serta
pelaporan untuk Pharmaniaga International Corporation Sdn Bhd sebagai pemegang
saham terbesar PT. Millennium Pharmacon International, Tbk.
83
4.2.5 Hasil Pembobotan Nilai Korporat ke dalam Kuadran
Berdasarkan tabel 4.2, ditetapkan PT. Millennium Pharmacon International, Tbk
berada pada kuadran B, yaitu berada dalam kuadran strategis. Ini menjelaskan mengapa
korelasi perhitungan domain bisnis dan teknologi yang berbanding lurus, dimana sisi
bisnis dan sisi teknologi saling mendukung dan memegang peranan penting didalam
strategi perusahaan. Hal ini membuat PT. Millennium Pharmacon International, Tbk
sebagai perusahaan yang terkomputerisasi dimana kegiatan utama bisnis perusahaan
sudah mendukung dan menggunakan Teknologi Informasi.
Gambar 4.15 Nilai Korporasi (Line Of Business)
4.2.6 Analisis Cost and Benefit
Teknik analisis cost-benefit merupakan bahasa atau sarana pengukur keuangan
yang umum dalam menaksir alternatif dan menentukan hasil. Untuk alasan ini, analisis
cost-benefit menjadi titik awal dalam perhitungan dengan metoda information
economics. Untuk mengetahui seberapa baik suatu investasi TI yang telah dilakukan,
diperlukan analisis cost-benefit yang meliputi analisis biaya pengembangan proyek
(Development Cost) yang akan menggunakan lembar kerja biaya pengembangan
(Development Cost Worksheet), analisis biaya berjalan proyek (Ongoing Expanses) yang
84
akan menggunakan lembar kerja biaya berjalan (Ongoing Expanses Worksheet) dan
kemudian akan di konversikan dampak ekonomis ke dalam lembar kerja dampak
ekonomis (Economics impact worksheet) yang akan dilakukan untuk periode 5 tahun,
dari tahun 2009 sampai dengan 2013
4.2.6.1 Analisis Biaya Pengembangan
Dalam mengimplementasikan sebuah sistem, baik itu sistem sederhana maupun
sistem yang kompleks pasti dibutuhkan sejumlah dana untuk mengembangkan proyek
tersebut yang disebut sebagai biaya pengembangan (Development Cost). Biaya
pengembangan itu dibagi menjadi beberapa kategori yaitu : biaya perangkat keras, biaya
perangkat lunak, biaya tenaga kerja. Total Development Cost Implementasi Oracle E-
Business Suite Application Supply Chain Module sebesar Rp. 5.598.815.500,-.
Penjabarannya adalah sebagai berikut:
1. Biaya perangkat keras, merupakan semua biaya yang berhubungan dengan
pembelian peralatan fisik komputer. Investasi yang dilakukan adalah pembelian
server Untuk rincian biaya perangkat keras yang dikeluarkan dapat dilihat pada
tabel 4.3
Hardware Pricing Price ($) QTY Amount (USD) Amount (IDR)
Database Server 9.400 1 9.400 89.300.000
Application Server 6.700 1 6.700 63.650.000
Development
Server 6.700 1 6.700 63.650.000
Tape Backup 199 1 199 1.890.500
External Storage 12.100 1 12.100 114.950.000
Total 35.099 333.440.500
Kurs: 1 USD = 9.500 IDR
Tabel 4.3 Rincian Biaya Perangkat Keras
85
2. Pengembangan Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module ini
membutuhkan biaya perangkat lunak yang terdiri dari biaya Oracle User License
for Sales Module, Oracle User License for purchasing, dan biaya Oracle User
License for Inventory Module. Sedangkan untuk lisensi database sudah termasuk
kedalam lisensi Oracle E-Business Suite Application, sedangkan lisensi OS
include ke dalam server. Untuk rincian biaya perangkat lunak yang dikeluarkan
dapat dilihat pada tabel 4.4.
Software Pricing License Pricing User
Pricing
(USD)
Amount
(USD)
Amount
(IDR)
Oracle E-Bussiness
Suite Application
1. User License for Sales
Module 30 6.890 206.700 1.963.650.000
2. User License for
Inventory Module 35 4.595 160.825 1.527.837.500
3. User License for
Purchasing Module 5 4.595 22.975 218.262.500
Total 390.500 3.709.750.000
Kurs: 1 USD = 9.500 IDR
Tabel 4.4 Rincian Biaya Perangkat Lunak
3. Pengembangan Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module ini
membutuhkan tenaga kerja antara lain Project Manajer, Database Administrator,
Application Consultan, Technical Consultant, sedangkan rincian biaya tenaga
kerja yang dibutuhkan dalam pengembangan Oracle E-Business Suite
Application Supply Chain Module dapat dilihat pada tabel 4.5.
Resource : Rate($) Qty Days
Amount
(USD)
Amount
(IDR)
Project Manajer 500 1 40 2.000 19.000.000
86
Resource : Rate($) Qty Days
Amount
(USD)
Amount
(IDR)
Database Administrator 250 1 15 3.750 35.625.000
Technical Consultant 250 2 130 65.000 617.500.000
Application Consultant 300 2 155 93.000 883.500.000
Total 6 163.750 1.555.625.000
Kurs : 1 USD = 9.500 IDR
Tabel 4.5 Rincian Biaya Tenaga Kerja
Dari keseluruhan rincian biaya di atas, maka total biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam pengembangan Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module yaitu sebesar Rp. 5.598.815.500,-. Berikut total biaya pengembangan Oracle E-
Business Suite Application Supply Chain Module yang ditunjukkan pada tabel 4.6.
Penghitungan biaya pengembangan ini akan dikonversikan ke dalam lembar kerja
dampak ekonomis (Economics impact worksheet).
Keterangan Jumlah
1. Biaya Hardware 333.440.500
2. Biaya Software 3.709.750.000
3. Biaya Tenaga Kerja 1.555.625.000
Total 5.598.815.500
Tabel 4.6 Lembar Kerja Biaya Pengembangan (Development Cost Worksheet)
Penghitungan biaya pengembangan ini akan dikonversikan ke dalam lembar
kerja dampak ekonomis (Economics impact worksheet).
4.2.6.2 Analisis Biaya Berjalan
Selain biaya investasi awal yang dikeluarkan terdapat juga biaya yang berjalan.
Biaya berjalan dihitung 5 tahun setelah implementasi Oracle E-Business Suite
Application Supply Chain Module dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Biaya
berjalan ini terdapat dua jenis, yaitu biaya pemeliharaan (maintenance) dan biaya
operasional. Penjelasannya sebagai berikut.
87
1. Biaya pemeliharaan (maintenance) perangkat keras dan piranti lunak yang
termasuk biaya pemeliharaan aplikasi, pemeliharaan database, pemeliharaan
server dengan biaya tiap tahunnya sebesar Rp. 412.500.000,- yang di dapat dari
pembelian mandays sebanyak 165 hari dengan biaya perharinya $250 dan
dihitung dari kurs tukar rupiah saat maintenance 2009 sebesar Rp. 10.000,- per $1.
2. Biaya pemakaian listrik 2 buah server dan 1 storage dengan daya masing-masing
server 1000 W, dan tape backup dengan daya 500 W sehingga biaya operasional
listrik pertahun dengan tarif dasar listrik per januari 2009 sebesar Rp.1.023 per
kwH adalah 365 x 24 x 1 kwH x 3.5 x Rp. 1.023 = Rp. 31.641.120,-
3. Biaya infrastruktur komunikasi meliputi pemakaian alokasi bandwith sebesar 1
MB dengan biaya sebesar Rp. 17.000.000,- per bulan sehingga biaya infrastruktur
pertahun = 12 x Rp. 17.000.000,- = Rp. 204.000.000,-. Seiring dengan
peningkatan tingkat inflasi setiap tahunnya, maka harga barang dan jasa pun akan
ikut mengalami peningkatan. Dengan perkiraan inflasi antara tahun 2009-2013
adalah 10%.
Berikut rincian biaya yang sedang berjalan pada implementasi Oracle E-Business
Suite Application Supply Chain Module selama lima tahun ke depan yang ditunjukkan
pada tabel 4.7.
Biaya 2009 2010 2011 2012 2013
1 412.500.000 453.750.000 499.125.000 549.037.500 603.941.250 2 31.641.120 34.805.232 38.285.755 42.114.330 46.325.764 3 204.000.000 224.400.000 246.840.000 271.524.000 298.676.400
Total 648.141.120 712.955.232 784.250.755 862.675.830 948.943.414 Tabel 4.7 Lembar Kerja Biaya Berjalan (Ongoing Expenses Worksheet)
Keterangan :
1 = Biaya Maintanance
88
2 = Biaya Pemakaian Listrik
3 = Biaya Infrastruktur Komunikasi
4.2.6.3 Analisis Dampak Ekonomis
Bagi PT Millennium Pharmacon International pengembangan proyek Oracle E-
Business Suite Application Supply Chain Module ini akan memberikan dampak yang
besar dalam mendukung operasional perusahaan. Dampak ekonomis atau penghematan
yang terlihat adalah adanya pengurangan biaya operasional yang terdiri dari
penghematan biaya kertas, tinta printer, dan penghematan ATK (Alat Tulis Kantor).
Adapun penghitungan komponen-komponen pengurangan biaya sebagai manfaat
yang langsung dirasakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Penghematan kertas untuk pendokumentasian tagihan
Sebelum adanya Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module
untuk pendataan perpindahan barang dilakukan secara dokumentasi hardcopy. Namun
setelah adanya sistem, pendokumentasian tidak lagi diperlukan karena data transaksi
perpindahan barang akan tersimpan dalam sistem Oracle E-Business Suite Application
Supply Chain Module.
Selain perpindahan barang, transaksi pemesanan barang dari supplier juga
dilakukan dokumentasi secara hardcopy. Namun setelah adanya sistem ini, baik dari
proses pemesanan hingga proses approval akan dilakukan melalui sistem Oracle E-
Business Suite Application Supply Chain Module sehingga seluruh data transaksi
pemesanan barang akan tersimpan di database. Sehingga terjadi penghematan kertas
sejumlah Rp.28.000 x 37 rim = Rp. 1.036.000,- per tahun.
89
2. Penghematan tinta printer
Penghematan kertas seperti yang telah dijelaskan di atas berdampak pada
pemakaian tinta printer. Perusahaan dapat menghemat pita tinta printer sebanyak
Rp.130.000 x 8 pita tinta hitam = Rp. 1.040.000,- per tahun.
3. Penghematan Bantex
Selain pada pita tinta printer, pengurangan pemakaian kertas juga berdampak
pada pemakaian bantex. Bantex adalah tempat untuk menyimpan dokumen hardcopy.
Dari perhitungan penghematan kertas yang sudah dilakukan diatas, didapatkan
bahwa dalam 1 tahun terdapat 18.264 lembar, dan harga satu bantex dengan kapasitas
penyimpanan rata-rata 300 lembar adalah Rp.22.500,. Maka didapatkan penghematan
sebanyak (18.264 / 300) x Rp.22.500 = Rp. 1.369.800,- per tahun.
Tabel 4.8 menunjukkan ringkasan pengurangan biaya operasional dari
implementasi Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module yang
dipengaruhi oleh tingkat inflasi dari tahun 2009-2013, dengan perkiraan tingkat inflasi
rata-rata 10%.
Berikut rincian biaya yang sedang berjalan pada implementasi Oracle E-Business
Suite Application Supply Chain Module selama lima tahun ke depan yang ditunjukkan
pada tabel 4.8
No 2009 2010 2011 2012 2013
1 1.036.000 1.139.600 1.253.560 1.378.916 1.516.807 2 1.040.000 1.144.000 1.258.400 1.384.240 1.522.664 3 1.369.800 1.506.780 1.657.458 1.823.203 2.005.524
Total 3.445.800 3.790.380 4.169.418 4.586.359 5.044.995 Tabel 4.8 Ringkasan Kuantifikasi Manfaat Langsung
90
Keterangan :
1 = Penghematan Kertas Tagihan
2 = Penghematan Tinta Printer
3 = Penghematan Bantex
Setelah dilakukan perhitungan biaya pengembangan dan biaya yang sedang
berjalan, serta manfaat langsung implementasi Oracle E-Business Suite Application
Supply Chain Module telah dikalkulasikan maka langkah berikutnya adalah
memasukkan angka-angka biaya dan manfaat langsung ke dalam kertas kerja dampak
ekonomis (Economic Impact Worksheet) sehingga diketahui besar Return on Investment
(ROI) yang pertama. Kertas kerja dampak ekonomis memberikan gambaran mengenai
perkiraan arus kas masuk selama lima tahun dibandingkan dengan arus kas keluar pada
saat awal investasi.
Bagian 1 merupakan biaya awal investasi Oracle E-Business Suite Application
Supply Chain Module yang ada pada tabel 4.6. Manfaat ekonomis bersih belum
diikutsertakan dalam perhitungan pada Traditional Cost Benefit. Bagian pengurangan
biaya pada bagian 2 merupakan hasil kuantifikasi manfaat langsung. Pendapatan
sebelum pajak sama dengan jumlah pengurangan biaya karena manfaat ekonomis bersih
belum diperhitungkan dalam kertas kerja yang pertama ini.
Selanjutnya pendapatan sebelum pajak dikurangi dengan biaya berjalan yang
terdapat pada tabel 4.7, sehingga didapat aliran kas untuk setiap tahunnya. Simple ROI
yang pertama didapat dari jumlah aliran kas setiap tahun yaitu Rp. -3.820.304.178,-
dibagi dengan 5 tahun dan dibagi lagi dengan total investasi sebesar Rp. 5.598.815.500,-
sehingga didapat Simple ROI sebesar -0.14%. Sehingga pada bagian penilaian (bagian
91
D), Simple ROI mendapat skor sebesar 0. Untuk selengkapnya, kertas kerja dampak
ekonomis ini dapat dilihat pada tabel 4.9.
92
A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem 5.598.815.500
B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan
TAHUN TOTAL
Manfaat nilai ekonomis
2009 2010 2011 2012 2013
0 0 0 0 0 (+) Pengurangan biaya 3.445.800 3.790.380 4.169.418 4.586.359 5.044.995
= Perolehan 3.445.800 3.790.380 4.169.418 4.586.359 5.044.995
(-) Biaya berjalan 648.141.120 712.955.232 784.250.755 862.675.830 948.943.414
= Arus Kas -644.695.320 -709.164.852 -780.081.337 -85.808.9471 -943.898.419 -3.935.929.399
C. Simple ROI dihitung B/jumlah tahun/A -0,14%
(‐3.935.929.399/ 5 / 5.598.815.500 ) * 100%
D. Scoring, Economic Impact
Score Simple ROI
0 < 1%
1 1% to 299%
2 300% to 499%
3 500% to 699%
4 700% to 899%
5 > 899% Tabel 4.9 Lembar Kerja Dampak Ekonomis pada Tahun Ke-0
93
4.2.6.4 Value Linking
Value Linking digunakan untuk mengevaluasi secara efek finansial dari
perubahan performa sebuah fungsi atau proses atau pengaruh terhadap peningkatan
kinerja perusahaan. Pada value linking perhitungan uang dilakukan secara bertahap.
1. Ketepatan dalam Penyampaian Informasi
Transaksi perpindahan barang antara gudang dan cabang merupakan kegiatan
operasioal sehari-hari yang harus terpenuhi. Sistem lama yang tidak terintegrasi
menyebabkan perpindahan data antara satu gudang dengan satu cabang dilakukan secara
manual dengan melampirkan surat jalan pada setiap pengiriman barang, sehingga
memungkinkan perbedaan data antara gudang pengirim dan cabang penerima yang dapat
di sebabkan oleh salah input, hasil cetakan surat jalan yang kurang jelas maupun surat
jalan yang mungkin hilang.
Pihak management memperkirakan PT Millennium Pharmacon International Tbk
mengalami kerugian sekitar 0.001% perbulan dari seluruh total pengeluaran gudang atau
sekitar Rp 67.254.361,- perbulan atau Rp 807.052.332,- hilang setiap tahunnya
dikarenakan hal tersebut.
Dengan adanya Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module yang
terintegrasi antara gudang dengan cabang hal ini dapat terhindarkan, sehingga
perusahaan dapat mengurangi kemungkinan kehilangan data bernilai Rp 807.052.332,-
per tahun .
94
Biaya 2009 2010 2011 2012 2013
A 807.052332 887.757.565 976.533.321 1.074.186.653 1.181.605.319
Total 807.052332 887.757.565 976.533.321 1.074.186.653 1.181.605.319
Tabel 4.10 Ketepatan dalam Penyampaian Informasi
Keterangan :
1 = Ketepatan Dalam Penyampaian Informasi
4.2.6.5 Value Acceleration
Pada penelitian ini tidak terdapat value acceleration dikarenakan benefit dari
value acceleration sudah di bahas pada sub bab Value Linking.
4.2.6.6 Ringkasan Penghematan dan Lembar Kerja
Ringkasan penghematan dengan adanya implementasi Oracle E-Business Suite
Application Supply Chain Module di PT Millennium Pharmacon International Tbk
dengan menggunakan metode value linking dapat dilihat pada tabel 4.11.
Jenis 2009 2010 2011 2012 2013
Value
Linking 807.052.332 887.757.565 976.533.321 1.074.186.653 1.181.605.319
Total
Penghematan 807.052.332 887.757.565 976.533.321 1.074.186.653 1.181.605.319
Tabel 4.11 Ringkasan Value Linking
Hasil kuantifikasi manfaat ekonomis dengan adanya implementasi Oracle E-
Business Suite Application Supply Chain Module di PT Millennium Pharmacon
International, Tbk dengan menggunakan metode value linking yang dimasukkan ke
dalam lembar kerja dampak ekonomis dapat dilihat pada tabel 4.11.
Nilai ROI akhir didapat dari jumlah aliran kas setiap tahun yaitu Rp.
991.205.791,- dibagi dengan 5 tahun dan dibagi lagi dengan total investasi sebesar Rp.
95
5.598.815.500,-, sehingga didapat nilai ROI akhir sebesar 3,54%. Sehingga pada bagian
penilaian (bagian D), nilai ROI akhir mendapat skor sebesar 1.
96
A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem 5.598.815.500
B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan
TAHUN TOTAL
Manfaat nilai ekonomis
2009 2010 2011 2012 2013
807.052.332 887.757.565 976.533.321 1.074.186.653 1.181.605.319
(+) Pengurangan biaya 3.445.800 3.790.380 4.169.418 4.586.359 5.044.995
= Perolehan 810.498.132 891.547.945 980.702.739 1.078.773.012 1.186.650.314
(-) Biaya berjalan 648.141.120 712.955.232 784.250.755 862.675.830 948.943.414
= Arus Kas 162.357.012 178.592.713 196.451.984,00 216.097.182 237.706.900 991.205.791
C. Simple ROI dihitung B/jumlah tahun/A 3,54%
(991.205.791/ 5 / 5.598.815.500 ) * 100%
D. Scoring, Economic Impact
Score Simple ROI
0 < 1%
1 1% to 299%
2 300% to 499%
3 500% to 699%
4 700% to 899%
5 > 899% Tabel 4.12 Lembar Kerja Dampak Ekonomis (TCBA + Value Linking)
97
4.2.7 Analisis Skor Corporate Value and Risk
4.2.7.1 Penilaian Faktor-Faktor Domain Bisnis
Untuk faktor-faktor domain bisnis, skor nilai akan didapat dari hasil kuesioner
yang dibagikan kepada karyawan dalam perusahaan yang berhubungan langsung dengan
faktor-faktor domain bisnis.
4.2.7.2 Strategic Values
A. Strategic Match
Faktor ini berhubungan dengan sejauh mana proyek Oracle E-Business Suite
Application Supply Chain Module mendukung dan membantu pencapaian tujuan
strategis perusahaan. Salah satu tujuan strategis PT Millennium Pharmacon
International, Tbk melakukan investasi adalah untuk mendapatkan laporan-laporan yang
akurat dan terkomputerisasi dalam jangka waktu yang lebih cepat (tepat waktu) sehingga
keputusan yang diambil oleh perusahaan pun dapat lebih akurat.
Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan
diimplementasikannya proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module adalah +2.
B. Competitive Advantage
Faktor ini berhubungan dengan sejauh mana sebuah proyek Oracle E-Business
Suite Application Supply Chain Module ini mampu mempertahankan dan meningkatkan
keunggulan kompetitif perusahaan.
Penggunaan Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module dalam
perusahaan ternyata mampu memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Dengan data yang selalu up to date dan akurat untuk pelaporan management,
98
menjadikan perusahaan mempunyai nilai tambah untuk terus bersaing dengan
perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis.
Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan
diimplementasikannya proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module adalah +3.
C. Competitive Response
Faktor ini berhubungan dengan tingkat kegagalan yang dapat beakibat terhadap
kemampuan bersaing perusahaan. Penundaan proses sistem proyek yang akan
diimplementasi, menjadi salah satu faktor utama, karena dengan adanya penundaan
tersebut, kebutuhan yang ada juga akan bertambah, dan dapat mengakibatkan kerugian
bagi perusahaan.
Dalam hal ini Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module baru di
implementasikan untuk kantor pusat, satu cabang dan satu gudang, seliebihnya masih
menggunakan sistem lama, oleh karena itu penundaan implementasi Oracle E-Business
Suite Application Supply Chain Module akan membuat management mengalami
kesulitan dalam antara lain data yang tidak up to date dan lambatnya proses penghasilan
suatu laporan antar cabang dan kantor pusat yang bisa mengakibatkan pengambilan
keputusan menjadi tidak akurat.
Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan
diimplementasikannya proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module adalah +2.
99
D. Management Information for Critical Success Factors
Faktor ini berhubungan dengan kemampuan proyek Oracle E-Business Suite
Application Supply Chain Module dalma menyediakan informasi secara tepat dan akurat
dapat mendukung aktivitas utama dalam perusahaan.
Pengimplementasian proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module membuat pihak manajemen dapat memperoleh informasi secara akurat dan
efektif, sehingga keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen dapat mendukung
lini bisnis perusahaan.
Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan
diimplementasikannya proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module adalah +4.
4.2.7.3 Stakeholder Values
A. Service and Quality
Faktor ini ditujukan untuk menghitung seberapa besar dampak proyek Oracle E-
Business Suite Application Supply Chain Module terhadap peningkatan pelayanan pada
customer dan kualitas yang dapat dicapai oleh perusahaan.
Proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module diterapkan di
PT Millennium Pharmacon International, Tbk tidak berhubungan secara langsung
dengan kualitas produk dan kecepatan pelayanan penjualan, namun lebih kepada
peningkatan kecepatan pemrosesan data antar cabang dan kantor pusat serta
komputerisasi bagian purchasing.
100
Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan
diimplementasikannya proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module adalah +3.
B. Agility, Learning, and Empowerment
Faktor ini berfokus pada kemampuan dari karyawan dan proses bisnis yang ada
untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru akibat dari penerapan proyek Oracle
E-Business Suite Application Supply Chain Module.
Pengimplementasian proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module ini dikembangkan oleh pihak konsultan luar yang mengharuskan pihak
perusahaan belajar dan menyesuaikan diri dengan sistem baru, oleh karena itu skor yang
didapat dari kuesioner yang dibagikan adalah +2.
C. Cycle Time
Faktor ini berhubungan dengan sejauh mana dampak implementasi proyek
Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module terhadap semua komponen
atau elemen yang terlibat di dalam suatu proses. Tentunya implementasi proyek
teknologi informasi tersebut diharapkan berdampak positif.
Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module yang digunakan oleh
PT Millennium Pharmacon International, Tbk berhubungan dengan kecepatan dan
ketepatan data yang di terima oleh pihak management dan meniadakan proses
rekonsilidasi antar cabang dan kantor pusat karena Oracle E-Business Suite Application
Supply Chain Module merupakan aplikasi online. Oleh karena itu, diperoleh skor +2 dari
kuesioner yang dibagikan.
101
4.2.7.4 Competitive Strategy Risk
A. Business Strategy Risk
Faktor ini berkaitan dengan resiko yang muncul karena implementasi proyek
Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module. Resiko ini bersifat jangka
panjang yang dapat mempengaruhi strategi dan proses bisnis yang sudah ada.
Proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module ini memiliki
resiko yang rendah, karena dalam penerapannya, Oracle E-Business Suite Application
Supply Chain Module sudah melewati perancangan strategis teknologi informasi yang
matang sehingga sangant sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan, hal ini membuat
perusahaan dapat menekan resiko yang mungkin akan muncul.
Selain itu jika terjadi failure pada Proyek Oracle E-Business Suite Application
Supply Chain Module, sistem lama masih dapat mem-backup kegiatan operasional
Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan
diimplementasikannya proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module adalah +1.
4.2.7.5 Organizational Strategy Risk and Uncertainty
A. Business Organization Risk
Faktor ini berfokus pada keadaaan dimana sebuah perusahaan mampu
mengadakan perubahan yang dibutuhan oleh suatu proyek Oracle E-Business Suite
Application Supply Chain Module.
Proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module merupakan
bagian yang terintegrasi dengan rencana strategis perusahaan di masa mendatang,
102
sehingga jika sewaktu-waktu terjadi perubahan pada strategi perusahaan, maka Oracle
E-Business Suite Application Supply Chain Module dapat beradaptasi dengan baik.
Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan
diimplementasikannya proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module adalah +2.
4.2.7.6 Penilaian Faktor-Faktor Domain Teknologi
Untuk faktor-faktor domain teknologi, skor nilai akan didapat dari hasil
kuesioner yang dibagikan kepada karyawan dalam perusahaan yang berhubungan
langsung dengan faktor-faktor domain teknologi.
Dalam domain teknologi, terdapat 3 bagian yang terdiri dari: Strategic Values
(Stretegic IT Architecture), Competitive Strategy Risk (IT Strategy Risk) dan
Organization Strategy Risk and Uncertainty (IT Definitional Uncertainty, IT Technical
and Implementation, IT Service Delivery).
4.2.7.7 Strategic Values
A. Strategic IT Architecture
Faktor ini berfokus pada derajat dimana proyek Oracle E-Business Suite
Application Supply Chain Module diselaraskan dengan keseluruhan strategi sistem
informasi perusahaan.
Pada perusahaan, proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module ini merupakan bagian integral dari perencanaan strategis perusahaan. Dari
kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan diimplementasikan nya proyek
Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module adalah +4.
103
4.2.7.8 Competitive Strategy Risk
A. IT Strategy Risk
Faktor ini berfokus pada resiko yang mungkin terjadi dari strategi teknologi
informasi jangka panjang. Resiko ini meliputi arsitektur, ketergantungan sistem, dan
perubahan bisnis.
Proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module ini dinilai
cukup oleh perusahaan dalam upaya meminimalkan resiko kegagalan dalam strategi TI
perusahaan. Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan
diimplementasikannya proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module adalah +2.
4.2.7.9 Competitive Strategy Risk and Uncertainy
A. IT Definitional Uncertainty
Faktor ini mengukur derajad sejauh mana kebutuhan dan spesifikasi serta
kompleksitas diketaui dengan jelas. Faktor-faktor ini juga meliputi perubahan-perubahan
yang mungkin terjadi.
Spesifikasi, kebutuhan bisnis dan ruang lingkup area dari proyek Oracle E-
Business Suite Application Supply Chain Module sudah dapat dideteksi dengan baik
sehingga Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module ini dianggap
mampu untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaaan sementara untuk kantor pusat,
satu cabang dan satu gudang.
Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan
diimplementasikannya proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module adalah +2.
104
B. IT Technical and Implementation
Faktor ini digunakan untuk mengetahui kesiapan teknis dalam
mengimplementasikan Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module. Ada
5 komponen utama dalam IT technical and implementation risk (ITIR) yaitu:
keterampilan yang dibutuhkan ketergantungan perangkat keras, ketergantungan piranti
lunak (selain piranti lunak proyek), ketergantungan piranti lunak proyek, dan
ketergantungan implementasi proyek itu sendiri.
Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan
diimplementasikannya Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module
mendapatkan skor +1.
C. IT Service Delivery
Faktor ini digunakan untuk mengukur seberapa besar resiko yang dihadapi
perusahaan sengan adanya proyek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain
Module. Resiko ini bersifat jangka pendek dan bisa terjadi karena kegagalan sistem baru
maupun belum terbiasanya pengguna terhadap sistem baru.
Dengan pengimplementasian proyek Oracle E-Business Suite Application Supply
Chain Module, diperlukan pelatihan terhadap user yang akan mengoperasikan sistem
tersebut PT Millennium Pharmacon International, Tbk telah menyediakan pelatihan bagi
user agar user segera terbiasa dengan sistem baru tersebut dan dapat memanfaatkan
sistem tersebut secara benar dan maksimal, maka resiko ini mendapat skor +1.
4.2.8 Skema Pembobotan
Setelah mengerti strategi perusahaan maka langkah berikutya ialah bagaimana
menentukan bobot dari setiap faktor. Dalam kasus ini faktor ROI bisa saja tidak menjadi
faktor dominan penentu keberhasilan projek ini, tetapi juga ikut ditentukan bersamaan
105
dengan faktor lain. Dengan menentukan maksimal project skor yang akan didapat, maka
manajemen dapat menentukan bobot dari masing – masing faktor. Skor maksimal yang
ditentukan adalah 100, sehingga berdasarkan strategi perusahaan, bobot dari setiap
faktor dapat ditentukan atau dibagi-bagi.
Setiap faktor ditentukan dengan penilaian skor (kuesioner) dan bobot berskala 0
– 5. Kebanyakan faktor bernilai positif, yang dapat diartikan project tersebut semakin
penting. Beberapa faktor bernilai negatif, berarti project tersebut tidak memiliki
pengaruh signifikan; ini diindikasikan dengan dengan nilai maksimum skor yang negatif.
4.2.8.1 Hasil Pembobotan
Hasil pembobotan domain bisnis dan domain teknologi diperoleh dari sisi
manajemen dan pengguna sistem, sehingga didapat hasil seperti di bawah ini.
DOMAIN BISNIS Bobot Skor
A. Financial Values Return On Investment (ROI) 1 1 B. Strategic Values Strategic Match 3 2 Competitive Advantage 2 3 Competitive Response 2 2 Management IS for CSFs 4 4 C. Stakeholders Values Service and Quality 1 3 Agility, Learning & Empowerment 2 2 Cycle Time 2 2 D. Competitive Strategy Risk Business Strategy Risk -1 1 E. Organizational Strategy Risk and Uncertainty Business Organization Risk -2 2
DOMAIN TEKNOLOGI Bobot Skor A. Strategic Values Strategic IT Architecture 3 4 B. Competitive Strategy Risk I/T Strategy Risk -1 2 C. Organization Strategy Risk & Uncertainty IT Definitional Uncertainty -1 2 IT Technical and Implementation -1 1 IT Service Delivery -1 1
106
TOTAL VALUES 20
TOTAL RISK AND UNCERTAINTY -7
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Pembobotan
Bobot adalah pembobotan oleh manajemen terhadap proyek TI keseluruhan.
Sedangkan skor adalah hasil kuisioner domain bisnis dan domain teknologi dari
proyek implementasi Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module.
4.2.8.2 Hasil Skor Kuesioner
Sedangkan skema skor hasil kuesioner dengan sample sebanyak 15 orang adalah
sebagai berikut:
107
DOMAIN BISNIS
Skor dari 15 Sample untuk ke-14 factor TotalSkor
Rata – rata Pembulatan Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A Strategic Values Strategic Match 1 2 2 4 3 2 1 1 2 1 3 3 2 3 1 31 31 / 15 = 2.07 2 Competitive Advantage 3 3 2 4 3 3 2 3 4 2 4 4 3 2 2 44 44 / 15 = 2.93 3 Competitive Response 2 1 3 2 2 1 2 3 2 2 3 3 1 2 3 32 32 / 15 = 2.13 2 Management IS for CSF’s 5 2 2 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 5 5 62 62 / 15 = 4.13 4
B Stakeholder Values Service and Quality 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 4 3 5 5 3 48 48 / 15 = 3.20 3 Agility, Learning, and Empowerment 1 2 2 1 2 2 2 3 1 1 3 3 3 4 2 32 32 / 15 = 2.13 2 Cycle Time 1 1 1 2 3 1 2 3 4 2 1 2 3 2 1 29 29 / 15 = 1.93 2
C Competitive Strategy Risk Business Strategy Risk 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 19 19 / 15 = 1.27 1
D Organization Strategy Risk & Uncertainty Business Organization Risk 2 1 3 1 3 4 1 2 1 3 1 3 2 2 2 31 31 / 15 = 2.07 2
DOMAIN TEKNOLOGI
Skor dari 15 Sample untuk ke-14 factor TotalSkor
Rata – rata Pembulatan Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
E Strategic Values Strategic IT Architecture 3 4 2 5 5 5 5 5 4 3 4 2 5 5 3 60 60 / 15 = 4.00 4
F Competitive Strategy Risk IT Strategy Risk 2 3 2 1 2 1 2 2 4 3 3 1 1 2 3 32 32 / 15 = 2.13 2
G Organization Strategy Risk & Uncertainty IT Definitional Uncertainty 1 3 1 2 2 3 1 3 1 3 1 3 3 2 3 32 32 / 15 = 2.13 2 IT Technical and Implementation 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 19 19 / 15 = 1.27 1 IT Service Delivery 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 19 19 / 15 = 1.27 1
Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Skor
108
4.2.8.3 Information Economics Scorecard
Setelah perhitungan ROI dan analisis nilai resiko korporat dilakukan, langkah
selanjutnya adalah memasukkan hasil pembobotan dan skor hasil analisis ke dalam suatu
scorecard yang dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Faktor adalah bobot dari setiap nilai (value) dan resiko korporasi (risk),
sedangkan pada baris domain bisnis dan domain teknologi merupakan bobot dari hasil
skor kuesioner yang dibagi ke PT Millennium Pharmacon International, Tbk. Untuk
angka kolom ROI diperoleh dari lembar kerja dampak ekonomis value linking. Dari
proses perhitungan yang telah diuraikan, di dapat skor akhir proyek Oracle E-Business
Suite Application Supply Chain Module adalah 45.
109
Evaluator Business Domain Technology Domain Weighted
Score
FV SV SHV CSR ORU SV CSR ORU
ROI SM CA CR MI SQ ALE CT BSR BOR SA TSR DU TIR SDR
(Factor) 1 3 2 2 4 1 2 2 -1 -2 3 -1 -1 -1 -1
Business Domain 1 2 3 2 4 3 2 2 1 2
Technology Domain
4 2 2 1 1
PROJECT SCORE
1 6 6 4 16 3 4 4 -1 -4 12 -2 -2 -1 -1 45
Keterangan: ROI Measurement ROI = Return On Investment Business Domain Assesment Technology Domain Assesment FV SV SHV CSR ORU
= Financial Values = Strategic Values = Stakeholder Values = Competitive Strategy Risk = Organization Strategy Risk and Uncertainty
SM CA CR MI SQ ALE CT BSR BOR
= Strategic Match = Competitive Advantage = Competitive Response =Management Information for Critical Success Factor = Service and Quality = Agility, Learning, Empowerment = Cycle Time = Business Strategy Risk = Business Organization Risk
SV CSR ORU SA TSR DU TIR SDR
= Strategic Values = Competitive Strategy Risk = Organization Strategy Risk and Uncertainty = Strategic IT Architecture = IT Strategy Risk = IT Definitional Uncertainty = IT Technical and Implementation Risk = IT Service Delivery
Tabel 4.15 Information Economic Scorecard
110
4.2.8.4 Predikat Implementasi Investasi Sistem
Setelah memperoleh skor proyek yang sebelumnya ditampilkan dalam IE
Scorecard, maka tahap terakhir ialah menentukan predikat proyek implementasi Oracle
E-Business Suite Application Supply Chain Module pada PT Millennium Pharmacon
International, Tbk yang dapat dilihat pada Tabel 4.16 di bawah ini:
Skor yang dicapai Predikat 73 – 100 Sangat Baik 46 – 72 Baik 19 – 45 Cukup -8 – 18 Kurang -35 – -7 Sangat Kurang
Tabel 4.16 Predikat Projek Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module
Ada lima kelas ukuran dalam tabel predikat investasi proyek Oracle E-Business
Suite Application Supply Chain Module tersebut, yaitu : Sangat Kurang, Kurang, Cukup,
Baik, dan Sangat Baik. Ukuran tersebut dirancang dengan memperhatikan skor tertinggi
dan terendah dari penilaian Information Economics. Untuk menentukan skor tertinggi
dan terendah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Predikat tertinggi akan dicapai apabila seluruh jumlah variabel manfaat (value)
mencapai nilai tertinggi (5) dan jumlah variabel resiko (risk) mencapai nilai
terendah (0), dengan kata lain skor total mencapai 100. Berikut rincian
perhitungannya: (5 x 20) + (0 x -7 ) = 100.
2. Predikat terendah akan dicapai apabila seluruh jumlah variabel manfaat (value)
mencapai nilai terendah (0) dan jumlah variabel resiko (risk) mencapai nilai
tertinggi (5), dengan kata lain skor total mencapai -35. Berikut rincian
perhitungannya: (0 x 20) + (5 x -7 ) = -35
111
3. Pembagian predikat berikutnya menggunakan perhitungan:
- Total skor proyek (135) dibagi bobot skor penilaian (5), maka didapat nilai range
27.
Perhitungannya : ( 100 – (-35) ) / 5 = 27
- Nilai range (27) kemudian didistribusikan secara proporsional terhadap total nilai
skor 135, sehingga total diperoleh lima predikat skor proyek yaitu Sangat
Kurang, Kurang, Cukup, Baik, dan Sangat Baik.
Gambar 4.16 Posisi Project Score Dalam Skala Penilaian 100
Dari gambar predikat di atas, dapat dilihat bahwa investasi Oracle E-Business
Suite Application Supply Chain Module pada PT Millennium Pharmacon International,
Tbk adalah Cukup sehingga dapat dikatakan bahwa investasi ini merupakan investasi
yang cukup layak di implementasikan untuk kantor pusat, satu cabang dan satu gudang.
Tentunya project score akan lebih besar jika investasi Oracle E-Business Suite
Application Supply Chain Module di implementasikan di seluruh cabang dan gudang PT.
Millennium Pharmacon International, Tbk. Project score dapat lebih besar karena
Oracle E-Business Suite Application Supply Chain Module berbasis web, sehingga biaya
implementasi di 26 cabang serta 2 gudang berikutnya tidak akan sebesar biaya
implementasi awal namun mempunyai manfaat yang sama untuk tiap cabang dan
112
gudang yang akan di implementasikan Oracle E-Business Suite Application Supply
Chain Module.