Upload
truongkiet
View
295
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
60
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Responden
4.1.1 Sejarah PT. PAMINDO Tiga T
Pada tahun 1967 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan bagi investor asing
untuk menanamkan modalnya di negara Indonesia. Sejak saat itu investor-investor Jepang
berusaha bersaing untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis yang memiliki prospek yang
baik di negara Indonesia. Dengan modal patungan, ilmu dan teknologi, mereka berusaha
untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN SEIKI CO.,
LTD., TEIJIN LTD merupakan para pemimpin pasar di Jepang dan telah berkontribusi dalam
pembangunan nasional dengan mendirikan perusahaan joint venture ini, dalam
kerjasamanya dengan PT. TEKNIK UMUM, dan H.E. Kowara yang mendirikan perusahaan ini
pada tanggal 9 Juni 1975 dengan kantor pusat di Gedung BUMINA E.K. Jl. Bulungan No.9
Kebayoran Baru, Jakarta 12130. Sedangkan pabrik pertama di Tangerang beralamat di Jl.
M.H. Thamrin KM-7 Tangerang 15000 PO BOX 141 dan pabrik kedua di Pulo Gadung
beralamat di Kawasan Industri Pulo Gadung Jl. Rawagatel Kav. 7,8,24, & 25.
PT. PAMINDO Tiga T merupakan singkatan dari Pabrik Mesin Indonesia, dan Tiga T
yaitu Teijin Seiki, Teijin Limited, dan Teknik Umum. Sejarah perkembangan perusahaan
tersebut dari tahun ke tahun sebagai berikut :
1975 Berdirinya PT. PAMINDO Tiga T, Tangerang
1978 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang
1981 Pembangunan Pabrik Pulogadung
1987 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang
61
1989 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang dan Pulogadung
1991 Ekspansi kapasitas di Pabrik Pulogadung
1993 Pembangunan Pabrik Tangerang II
1995 Kerjasama dengan Mitsubishi Krama Yudha Motor dan Manufakturing
1996 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang
4.1.2 Lingkup Bidang Usaha
Lingkup bidang usaha PT. PAMINDO Tiga T terdiri atas dua unit bisnis, yaitu:
Engineering Works yaitu unit bisnis yang meliputi bidang usaha pemasangan dan
perawatan untuk melayani penempatan mesin, konstruksi rangka pendukung, dan
industri pemrosesan tangki dan pipa.
Automobile Parts yaitu unit bisnis yang melakukan produksi bagian-bagian kendaraaan
bermotor untuk dirakit kembali.
4.1.3 Proses Bisnis Utama
PT. PAMINDO Tiga T merupakan perusahaan joint venture dan bergerak di bidang
engineering dan manufacturing. Bisnis utama dari PT. PAMINDO Tiga T ini berupa pabrikasi
baja yang meliputi tangki kimia, kontainer, truk, crane, dan produk lainnya. Berupa mesin
yang meliputi pembuatan jig untuk otomotif, bagian mesin, dan mesin industri. Berupa
mesin cetak untuk otomotif, peralatan listrik dan peralatan rumah. Dan berupa pekerjaan
mesin yang meliputi instalasi peralatan pabrik dan perawatan industri.
62
4.1.4 Visi dan Misi
4.1.4.1 Visi
Visi dari PT. PAMINDO Tiga T adalah :
1) Kepuasan pelanggan adalah prioritas kami
2) Pasar bebas ASEAN (AFTA) adalah fokus berikut kami
3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah komitmen kami
4) Total Management Mutu (TQM) adalah spirit kami
4.1.4.2 Misi
Misi dari PT. PAMINDO Tiga T adalah :
1. Klaim Pelanggan
Produk Press Part
Menurunkan klaim pelanggan
Untuk Otomotif 40 PPM
Untuk Motorcycle 80 PPM
Dari jumlah produksi total dan keterlambatan pengiriman
Produk Non Press Part
Menurunkan klaim pelanggan sampai 0,25% dari biaya produksi dan biaya
keterlambatan pengiriman
2. Produk Ditolak
Produk Press Part
Menurunkan produk ”not good” (Reject) :
Otomotif = 500 PPM
Motorcycle = 700 PPM
63
Produk Non Press Part
Menurunkan biaya ”not good” (reject) sampai dengan 0,75 dari produksi
3. Peduli Keselamatan
Menekan angka kecelakaan kerja dengan perbaikan pengamanan keselamatan kerja
4. Aktifitas Mutu
Meningkatkan semangat karyawan melalui aktifitas TQM (Total Quality Management)
4.1.5 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan
4.1.5.1 Struktur Organisasi
PT. PAMINDO Tiga T memiliki susunan struktur organisasi yang sederhana, yaitu
satu orang sebagai factory manager yang didukung oleh contract of technical support dan
technical advisor , yang langsung mengepalai setiap departemen yang memiliki koordinator
masing-masing. Adapun departemen-departemen yang ada, yaitu : Departemen General
Affairs, Departemen Plan and Cost, Departemen Production, Departemen Stamping, dan
Departemen Quality Assurance. Struktur organisasi PT. PAMINDO Tiga T bertujuan agar
organisasi tersebut dapat bekerja dengan baik, efektif, dan efesien sehinggga perusahaan
akan dapat beroperasi dengan menghasilkan kinerja yang baik.
64
Sumber : PT. PAMINDO Tiga T (2007)
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. PAMINDO Tiga T Pabrik Tangerang
4.1.5.2 Uraian Pekerjaan
Berikut ini adalah uraian pekerjaan dari masing-masing bagian dalam PT. PAMINDO
Tiga T
1. Factory Manager :
o Menyusun struktur organisasi pabrik dengan menempatkan orang sesuai kualifikasi
o Mengkordinir kegiatan produksi dengan menerima report dari section chief up
o Mengkordinir pelaksanaan safety untuk mencapai target zero accident
Contract of Technical Support
Section Chief General Affairs Dept.
Manager General Affairs Dept.
InhouseMaintenance Dept.
Section ChiefProcurement Dept.
Plan & Cost Dept.
ManagerPlan & Cost Dept.
Section ChiefEngineering Dept.
GeneralDNC
Section ChiefMachine Dept.
Section ChiefMachinery Design
Dept.
Section ChiefPress Die Dept.
ManagerProduction Dept.
ManagerStamping Dept.
Section ChiefQuality Assurance Dept
Factory Manager Technical Advisor
65
o Bersama dengan G/A manager menciptakan hubungan industrial dalam rangka
mencapai kesejahteraan karyawan
o Menciptakan kondisi yang kondusif untuk meningkatkan kepercayaan customer
o Menciptakan hubungan yang baik dengan customer
Factory Manager didukung oleh :
a) Technical Support
Membantu factory manager dalam bidang technical engeenering
Mengkordinir kegiatan produksi/teknik kordinasi dengan section chief up
Improvement dalam proses produksi untuk mencapai target efisiensi
Membantu F/M dalam berhubungan dengan customer
Menciptakan solusi problem permasalahan teknik
b) Technical Advisor
Membantu F/M dalam bidang technical, engeenering, design, dan produksi
Mengkordinir kegiatan produksi/teknik untuk mencapai target efisiensi
Membantu dalam berhubungan dengan customer
Menciptakan solusi problem permasalahan teknik, engeenering, design, dan
produksi
2. Manager General Affair
o Menciptakan, menyelenggarakan dan memelihara hubungan kerja antara sesama
karyawan/antar bagian/section.
o Mengontrol pelaksanaan seluruh sistem administrasi personalia dan umum
o Mengatur jadwal regular meeting dengan bagian/section dan forum komunikasi
antar perusahaan dan PUK FSPSI
o Mengontrol pelaksanaan kerja dan hasil yang dicapai oleh masing-masing SSC
G/A dan personalia.
66
o Mengontrol pelaksanaan payroll untuk seluruh karyawan.
o Menciptakan relationship di dalam internal perusahaan maupun eksternal
(APINDO) instansi pemerintah.
3. Section Chief General Affairs
o Menciptakan dan menyelenggarakan hubungan yang baik antar karyawan
o Administrasi recruitment, pengangkatan, promosi, dan mutasi
o Menyelesaikan perselisihan perburuhan
o Check Payroll, PPH, bonus, THR
o Menyelenggarakan training karyawan
o Melaksanakan KKB (Kesejahteraan Karyawan, disiplin karyawan)
o Membuat proposal budget tahunan
o Menyelenggarakan JAMSOSTEK, Bumida
4. Manager Plan & Cost Dept
a. Mengawasi tugas-tugas PCD
b. Mengawasi sales/ produksi dan Invoice
c. Menerbitkan perencanaan terhadap master plan produksi, budget produksi,
loading capacity, forecast jam produksi
d. Mengawasi biaya produksi terhadap order-order tertentu
e. Membuat laporan per bulan, terhadap sales produksi, input-output, budget
produksi serta loading capacity
f. Membuat weekly progress produksi, untuk bulan yang sedang berlangsung serta
dua bulan di muka
g. Membuat resume bulanan untuk management meeting
h. Mengawasi maintenance peralatan (machine dan equipment)
67
5. Section Chief Procurement
a. Pengadaan barang/material sesuai permintaan dan schedule penyerahan barang
b. Mengeluarkan request order
c. Mengeluarkan purchased order, payment voucher
d. Mengawasi kualitas material/delivery/cost untuk penunjang efisiensi produksi
e. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian PRC dan PCD secara efektif dan
efisien
6. Manager Production Dept.
a. Membuat detail schedule bulanan dan mingguan
b. Membuat detail loading capacity bulanan dan mingguan
c. Membuat detail target produksi mingguan
d. Kontrol progress harian dan dilaporkan kepada factory manager
e. Kontrol delivery ke costumer
f. Menindaklanjuti problem yang timbul dalam proses produksi
7. Section Chief Machinery Design
a. Membuat perencanaan per bulan loading capacity di MDS
b. Membuat perencanaan dan pengawasan rencana kerja/ schedule di MDS
c. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian MDS secara efektif dan efisien
d. Terlaksananya pendayagunaan SDM MDS untuk skill dan tekhnik
e. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di MDS
8. Section Chief Enggineering
a. Membuat perencanaan per bulan dan per kuartal loading capacity di steel
fabrication
b. Melaporkan data per bulan in-output man power dan SO budget serta
evaluasinya
68
c. Membuat perencanaan dan pengawasan rencana kerja/ schedule di S/F
d. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian S/F secara efektif dan efisien
e. Terlaksananya pendayagunaan SDM dari segi skill dan tehnik
f. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di S/F
9. Section Chief MMC
a. Membuat perencanaan per bulan dan per kuartal loading capacity di MMC
b. Melaporkan data per bulan in-output man power dan SO budget serta
evaluasinya
c. Membuat perencanaan dan pengawasan rencana kerja/ schedule di MMC
d. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian MMC secara efektif dan efisien
e. Terlaksananya pendayagunaan SDM dari segi skill dan tehnik
f. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di MMC
10. Section Chief Press Die
a. Membuat perencanaan per bulan dan per kuartal loading capacity di Press Die
b. Melaporkan data per bulan in-output man power dan SO budget serta
evaluasinya
c. Mengatur loading dan pengawasan rencana kerja/ schedule di Press Die
d. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian Press Die secara efektif dan efisien
e. Terlaksananya pendayagunaan SDM dari segi skill dan tehnik
f. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di Press Die
11. Manager Stamping Dept.
a. Membuat schedule detail bulanan dan mingguan
b. Membuat loading capacity detail bulanan dan mingguan
c. Membuat detail target produksi mingguan
d. Kontrol progress harian dan dilaporkan kepada asisten manajer
69
e. Kontrol delivery ke customer
f. Menindaklanjuti problem yang timbul dalam proses produksi
12. Section Chief Quality Assurance Dept
a. Membuat perencanaan perbulan dan perkwartal loading capacity di QAS
b. Melaporkan data perbulan in-out put man power dan budget serta evaluasi
c. Membuat perencanaan dan pengembangan kualitas kerja di bagian QAS
d. Terpenuhinya sarana penunjang ( man, measuring tools ) di bagian QAS secara
efektif dan efisien
e. Terlaksananya pengembangan skill dan teknik SDM di QAS
f. Pengawasan kualitas produk yang akan diserahkan ke pelanggan
4.1.6 Kondisi Perusahaan
Berikut ini adalah informasi mengenai keadaan pabrik di Tangerang dan Pulo Gadung
berdasarkan tahun berdirinya, luas area, dan luas bangunan. Kemudian para pemegang
saham dari PT. PAMINDO Tiga T itu sendiri.
Tabel 4.1
Pabrik PT. PAMINDO Tiga T
Sumber : PT. PAMINDO Tiga T (2007)
FY Factory Land Area Building Area
1974year Tangerang 21,810m2 16,879m2
1981year Pulogadung 22,750m2 12,300m2
Total 44,560m2 29,179m2
70
Tabel 4.2
Tabel Pemegang Saham
Sumber : PT. PAMINDO Tiga T (2007)
4.2 Pengukuran Kinerja pada PT. PAMINDO Tiga T
PT. PAMINDO Tiga T merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
engineering works dan manufacturing di Indonesia. Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh
PT. PAMINDO Tiga T saat ini menggunakan metode yang berfokus pada QCD (Quality
Control Delivery), yang menjadi acuannya ialah kualitas produk yang dihasilkan,
pengontrolan dalam proses produksi, serta waktu pengiriman yang tepat waktu, dan hanya
berdasarkan pencapaian target penjualan. Dimana penilaian tersebut dianggap baik apabila
perusahaan dapat memenuhi target dari misi perusahaan. Dalam hal ini dapat dikatakan
perusahaan hanya mengukur kinerja melalui proses bisnis internal saja, sehingga ukuran
kinerja belum mencakup seluruh aspek.
Tabel 4.3
Data Pengukuran Kinerja PT. PAMINDO Tiga T sebelumnya
Produk 2003 2004 2005
Automotif Target Pencapaian Target Pencapaian Target Pencapaian
Nabtesco Corporation 51%
Teijin Limited 13%
Mitsubishi Krama Yudha Motors & Manufacturing 9%
Teknik Umum & H.E. Kowara 27%
71
Parts 500 PPM 752 PPM 500 PPM 728 PPM 500PPM 616 PPM
Sumber : PT. PAMINDO Tiga T
4.3 Analisis Porter pada PT. PAMINDO Tiga T
Berikut ini adalah keterangan mengenai kekuatan persaingan dalam industri menurut
Michael E. Porter pada perusahaan PT. PAMINDO Tiga T, yaitu :
1. Pesaing Industri (persaingan diantara perusahaan yang ada)
Dalam menjalankan suatu bisnis tentu saja akan menghadapi persaingan-persaingan
yang bergerak dibidang yang sama. Dibawah ini adalah pesaing utama PT. PAMINDO
Tiga T yang sama-sama bergerak dibidang engineering works dan manufacturing,
yaitu PT. METINDO.
Dengan semakin tingginya persaingan antar perusahaan yang ada, maka setiap
perusahaan akan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya
baik dari segi mutu produk dan servisnya sehingga kepuasan pelanggan yang optimal
dapat tercapai. PT. PAMINDO Tiga T menganggap pelanggan adalah aset yang sangat
berharga, kepuasan pelanggan adalah tujuan besar yang ingin dicapai dan segala
usaha dilakukan untuk mencapai tujuan itu, hal ini tercermin dalam servis dan sarana
pendukungnya.
Dapat diketahui persaingan dalam industri ini sangat dipengaruhi oleh teknologi yang
dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Dalam pangsa pasar ini kebanyakan dikuasai
oleh perusahaan yang sudah besar dan maju yang biasanya memiliki departemen
penelitian dan pengembangan teknologi dalam mendukung bisnis mereka.
Dapat disimpulkan bahwa strategi-strategi yang dipakai dalam industri ini untuk
bersaing melalui :
a. Menciptakan produk yang berkualitas
72
b. Pelayanan purna jual yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
c. Brand image yang baik
d. Memperluas dan kerjasama yang baik dengan perusahaan lain
2. Daya Tawar Menawar Pemasok
Pemasok bahan baku dari PT. PAMINDO Tiga T yaitu pabrik manufactur bahan mentah
yang ada di Pulau Jawa. Pemasok ini menjadi mitra kerja bagi PT. PAMINDO Tiga T
dimana PT. PAMINDO Tiga T menjadi pabrik yang memproduksi dari bahan mentah
menjadi cetakan untuk memproduksi produk-produk bagi perusahaan lain. Dalam hal
ini pemasok dari PT. PAMINDO Tiga T adalah PT. CIPTA SAKSAMA INDONESIA.
Hubungan dengan pemasok meliputi negosiasi harga dan kuantitas pemesanan serta
penyampaian informasi hasil survei produk pesaing yang biasanya melalui e-mail dan
telepon. Dapat disimpulkan kekuatan pemasok dari PT. PAMINDO Tiga T sangat kuat
karena tanpa adanya bahan dari pemasok PT. PAMINDO Tiga T tidak dapat melakukan
proses bisnisnya.
3. Daya Tawar Menawar Pelanggan
Pelanggan dari PT. PAMINDO Tiga T berasal dari perusahaan lain. Kepuasan pelanggan
yang disertai dengan bertambahnya pemakai barang dan jasa PT. PAMINDO Tiga T
diharapkan dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan serta meningkatkan
pangsa pasarnya. Perusahaan-perusahaan yang menjadi pelanggan dari PT. PAMINDO
Tiga T adalah :
a. ASTRA HONDA MOTOR
b. KAWASAKI MOTOR INDONESIA
73
Meskipun demikian, kekuatan tawar menawar dari pihak pelanggan termasuk kuat,
karena produk yang tersedia cukup variatif dan lengkap informasinya untuk dapat
dipertimbangkan oleh pelanggan, serta banyaknya perusahaan yang lain menawarkan
harga serta kualitas yang sama yang menjadi pertimbangan dari para konsumen dalam
memilih produk adalah segi biaya ( mahal, sedang, dan murah ) mutu atau kualitas.
4. Ancaman Pendatang Baru
Sebagian besar perusahaan engineering works dan manufacturing di Indonesia
merupakan perusahaan-perusahaan besar yang keberadaannya sudah cukup lama dan
untuk saat ini ancaman pendatang baru tidak memberikan pengaruh yang berarti.
Ancaman masuknya pendatang baru dalam industri disebabkan oleh halangan masuk
yang ada, yaitu antara lain :
a. Modal yang diperlukan cukup besar
b. Saluran distribusi yang ada umumnya telah digunakan oleh perusahaan-
perusahaan yang telah ada
c. Teknologi produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan
d. Perbedaan produk berarti perusahaan yang telah ada mempunyai keuntungan
yang didapat dari identifikasi brand dan pelayanan pelanggan (customer
services) dan keunikan produk yang dimilikinya.
Akan tetapi, pendatang baru yang terdiri atas perusahaan asing yang bergerak
dibidang yang sama yang memiliki potensi (sumber daya manusia yang profesional,
modal, serta pengalaman yang lebih baik) serta kualitas untuk mengembangkan
usahanya akan menjadi ancaman bagi PT. PAMINDO Tiga T di masa yang akan
datang.
74
Ancaman Produk Substitusi
Produk-produk yang berbobot berat
Pembeli PANCA MOTOR KAWASAKI MOTOR
INDONESIA
Ancaman Pendatang BaruPerusahaan asing yang bergerak dibidang yang
sama
Pemasok PT. CIPTA SAKSAMA
INDONESIA
Para Pesaing Industri (competitors)
Persaingan Diantara
Perusahaan yang Ada PT. METINDO
Kekuatan tawar-menawar pembeli
Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
5. Ancaman Produk Substitusi
Produk substitusi yang dimaksud dapat berupa rangka kendaraan bermotor yang
ukurannya cukup besar dan berat. Produk seperti ini jarang digunakan karena
harganya termasuk mahal dan bobotnya yang berat. Dengan adanya produk pengganti
diatas akan memberikan persaingan kepada PT. PAMINDO Tiga T baik dari segi
kualitas produk, pelayanan, dan harga yang kompetitif. Akan tetapi untuk beberapa
tahun mendatang, keberadaan produk substitusi tersebut nantinya tidak akan
berpengaruh lagi terhadap produk PT. PAMINDO Tiga T, karena teknologi akan terus
berkembang dan kebutuhan pelanggan akan berubah seiring dengan perkembangan
teknologi ini.
Sumber : Rangkuti (2004, p11)
Gambar 4.2
Kekuatan Persaingan Dalam Industri PT. PAMINDO Tiga T
75
4.4 Analisis CSF
Dari hasil analisis porter dan analisis hubungan sebab akibat perusahaan, dapat
diambil poin-poin yang bisa menjadi kunci kesuksesan dari perusahaan, dimana jika tidak
dipenuhi maka perusahaan tidak dapat mencapai tujuan dan target yang sudah ditetapkan
oleh perusahaan.
Dalam hal ini PT. PAMINDO Tiga T mempunyai beberapa critical success factor.
Diantaranya sebagai berikut :
1. Tingkat kualitas karyawan
2. Tingkat mutu dan kualitas produk
3. Tingkat kepuasan pelanggan
4. Tingkat pertumbuhan laba
4.5 Pengukuran Kinerja PT. PAMINDO Tiga T dengan Menggunakan Balanced
Scorecard
4.5.1 Perspektif Keuangan
4.5.1.1 Data Laba / Rugi
Dalam melakukan pengukuran kinerja PT. PAMINDO Tiga T untuk perspektif
keuangan, digunakan data laporan laba/rugi perusahaan pada tiga tahun terakhir. Data
laporan keuangan tersebut menunjukan pendapatan bersih tahun 2003 sebesar Rp
125.290.430 sedangkan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 153.666.666 menunjukan
adanya kenaikan pendapatan sebesar Rp 28.376.236 atau kenaikan sebesar 22,65%.
Sementara itu pendapatan bersih pada tahun 2005 sebesar Rp 208.177.366 menunjukkan
kenaikan pendapatan sebesar Rp 54.510.700 atau kenaikan sebesar 35,47% dari tahun
2004. Perubahan pendapatan bersih tersebut dapat disebabkan karena adanya inovasi dan
perkembangan teknologi yang dimiliki oleh PT. PAMINDO Tiga T. Dengan teknologi yang
76
semakin berkembang pada PT. PAMINDO Tiga T, hal ini juga memberi pengaruh pada
peningkatan kepuasan pelanggan. Sehingga tingkat loyalitas pelanggan pada PT. PAMINDO
Tiga T pun meningkat.
Kemudian untuk data laporan keuangan laba bersih PT. PAMINDO Tiga T tahun 2003
adalah sebesar Rp 6.977.654 sedangkan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 11.856.792
menunjukan adanya kenaikan laba bersih sebesar Rp 4.879.138 atau 69,92%. sementara itu
laba bersih pada tahun 2005 adalah sebesar 13.667.426 menunjukan adanya kenaikan
sebesar Rp 1.810.634 atau 15,27% dari tahun 2004.
4.5.1.2 Neraca
1. Aktiva
Total aktiva lancar PT. PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp
28.318.815 ke tahun 2004 adalah sebesar Rp 30.094.381 menunjukan adanya peningkatan
total aktiva lancar sebesar Rp 1.775.566 atau sebesar 6,27%. Sedangkan total aktiva lancar
pada tahun 2004 adalah Rp 30.094.381 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 54.750.695
menunjukan adanya peningkatan total aktiva lancar sebesar Rp 24.656.314 atau 81,93%.
Total aktiva tetap PT. PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp
44.195.551 ke tahun 2004 adalah sebesar Rp 45.126.171 menunjukan adanya peningkatan
total aktiva tetap sebesar Rp 930.620 atau 2,11%. Sedangkan total aktiva tetap pada tahun
2004 adalah sebesar Rp 45.126.171 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 49.867.602
menunjukan adanya kenaikan total aktiva tetap sebesar Rp 4.741.431 atau sebesar 10,51%.
2. Hutang
Total hutang lancar PT. PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp
27.237.902 ke tahun 2004 adalah sebesar Rp 25.364.212 menunjukan adanya penurunan
77
total hutang lancar sebesar Rp 1.873.690 atau 6,88%. Sedangkan total hutang lancar pada
tahun 2004 adalah sebesar Rp 25.364.212 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 44.799.876
menunjukan adanya kenaikan total hutang lancar sebesar Rp 19.435.664 atau 76,63%.
3. Ekuitas/Total Modal
Ekuitas / total modal PT.PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp
32.322.969 ke Tahun 2004 adalah sebesar Rp 42.441.468 menunjukan adanya kenaikan
total modal sebesar Rp 10.118.499 atau 31,30%. Sedangkan total modal pada tahun 2004
adalah sebesar Rp 42.441.468 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 53.212.194 menunjukan
adanya peningkatan total modal sebesar Rp 10.770.726 atau 25,38%.
Tabel 4.4
Data Keuangan PT. PAMINDO Tiga T (dalam ribuan rupiah)
PERIODE LAPORAN
KEUANGAN 2003 % 2004 % 2005 %
Laporan Laba/Rugi
Penjualan Bersih 125.290.430 153.666.656 208.177.366
Laba bersih 6.977.654 11.856.792 13.667.426
Neraca
Total Aktiva Lancar 28.318.815 30.094.381 54.750.695
Total Aktiva Tetap 44.195.551 45.126.171 49.867.602
Total Aktiva 73.953.178 76.656.669 106.256.163
Hutang Lancar 27.237.902 25.364.212 44.799.876
Total Hutang 41.630.482 34.215.201 53.043.969
Total Modal 32.322.696 42.441.468 53.212.194
78
Perbandingan
Berkurang/Bertambah
Laporan Laba/Rugi
Penjualan Bersih 28.376.236 22,65% 54.510.700 35,47%
Laba bersih 4.879.138 69,92% 1.810.634 15,27%
Neraca
Total Aktiva Lancar 1.775.566 6,27% 24.656.314 81,93%
Total Aktiva Tetap 930.620 2,11% 4.741.431 10,51%
Total Kewajiban Lancar 1.873.690 6,88% 19.435.664 76,63%
Total Ekuitas 10.118.499 31,30% 10.770.726 25,38%
Sumber : PT. PAMINDO Tiga T
4.5.1.3 Analisis Rasio Keuangan
Penilaian dalam hal rasio keuangan ini dibagi menjadi tiga, yaitu : rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Masing-masing perhitungan rasio keuangan
tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar = Aktiva Lancar Utang Lancar
Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi utang lancar. Manfaat bagi
perusahaan ialah untuk mengetahui kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek, oleh karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur
jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode
yang sama dengan jatuh tempo hutang.
28.318.815 Tahun 2003 =
27.237.902 = 1,04 kali
79
30.094.381 Tahun 2004 =
25.364.212 = 1,19 kali
54.750.695 Tahun 2005 =
44.799.876 = 1,22 kali
Rasio Lancar pada PT. PAMINDO Tiga T dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.
Rasio lancar pada tahun 2003 sebesar 1,04 kali menunjukan adanya kenaikan sebesar 0,15
kali sehingga rasio lancar pada tahun 2004 menjadi 1,19 kali. Begitu juga rasio lancar pada
tahun 2004 adalah 1,19 kali juga mengalami kenaikan sebesar 0,03 kali sehingga rasio lancar
pada tahun 2005 menjadi 1,22 kali. Dilihat dari rata-rata rasio lancar per tahun berada di
atas 1, menunjukan bahwa PT. PAMINDO Tiga T dapat memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
b. Rasio Cepat = Aktiva Lancar – Persediaan
Utang Lancar
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang lancarnya. Manfaat
bagi perusahaan ialah untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan.
28.318.815 - 4.937.500 Tahun 2003 =
27.237.902 = 0,86 kali
30.094.381 - 6.230.057 Tahun 2004 =
25.364.212 = 0,94 kali
80
54.750.695 - 14.221.279 Tahun 2005 =
44.799.876 = 0,91 kali
Rasio cepat PT. PAMINDO Tiga T pada tahun 2003 adalah sebesar 0,86 kali
menunjukan adanya kenaikan rasio cepat sebesar 0,08 sehingga pada tahun 2004 adalah
sebesar 0,94 kali. Sedangkan rasio cepat pada tahun 2004 sebesar 0,94 kali mengalami
penurunan sebesar 0,03 kali sehingga rasio lancar pada tahun 2005 adalah sebesar 0,91 kali.
Dilihat dari rata-rata rasio lancar adalah sebesar 0,90 kali, hal ini menunjukan bahwa PT.
PAMINDO Tiga T dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjangnya.
a. Rasio Hutang Atas Modal = Total Hutang Modal(equity)
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-
utang pihak luar. Manfaat bagi perusahaan ialah untuk menilai batasan perusahaan yang
digunakan perusahaan dalam meminjam uang, sehingga dapat diketahui seberapa besar
tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dan seberapa besar
batas pengaman pemberi pinjaman jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian.
41.630.482 Tahun 2003 =
32.322.696 = 1,29 kali
34.215.201 Tahun 2004 =
42.441.468 = 0,81 kali
81
53.043.969 Tahun 2005 =
53.212.194 = 0,99 kali
Rasio hutang atas modal pada tahun 2003 adalah sebesar 1,29 kali mengalami
penurunan sebesar 0,48 kali sehingga pada tahun 2004 adalah sebesar 0,81 kali. Sedangkan
rasio hutang lancar atas modal adalah tahun 2004 adalah sebesar 0,81 kali mengalami
kenaikan sebesar 0,18 kali sehingga rasio hutang atas modal pada tahun 2005 adalah
sebesar 0,99 kali.
b. Rasio Hutang Atas Aktiva = Total Hutang Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Rasio
ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan
presentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang.
41.630.482 Tahun 2003 =
73.953.178 = 0,56 kali
34.215.201 Tahun 2004 =
76.656.669 = 0,45 kali
53.043.969 Tahun 2005 =
106.256.163 = 0,49 kali
82
Rasio hutang atas aktiva pada tahun 2003 adalah sebesar 0,56 kali mengalami
penurunan sebesar 0,11 kali sehingga rasio hutang atas aktiva pada tahun 2004 adalah
sebesar 0,45 kali. Sedangkan rasio hutang atas aktiva pada tahun 2004 sebesar 0,45 kali
mengalami kenaikan sebesar 0,04 kali sehingga rasio hutang atas aktiva pada tahun 2005
adalah sebesar 0,49 kali. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan cukup baik dalam menutupi
hutang jangka panjangnya walaupun cukup berat untuk perusahaan.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan.
a. Margin laba = Pendapatan Bersih Penjualan
Manfaat dari rasio ini dapat menunjukkan berapa besar persentase pendapatan
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan, sehingga untuk menghasilkan hasil
pengembalian atas modal atau ekuitas yang sama, diperlukan hasil pengembalian atas
penjualan yang lebih tinggi.
6.977.654 Tahun 2003 =
125.290.430 = 5,57%
11.856.792 Tahun 2004 =
153.666.656 = 7,71%
13.667.426 Tahun 2005 =
208.177.366 = 6,56%
83
Margin laba PT. PAMINDO Tiga T pada tahun 2003 adalah sebesar 5,57%
mengalami kenaikan sebesar 2,14% sehingga margin laba pada tahun 2004 adalah sebesar
7,71%. Sedangkan margin laba pada tahun 2004 adalah sebesar 7,71% mengalami
penurunan sebesar 1,15% sehingga margin laba pada tahun 2005 adalah sebesar 6,56%.
Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan sudah mampu untuk
menempatkan labanya.
b. Aset Turn Over = Penjualan Bersih Total Aktiva
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan, sehingga
akan dapat mencerminkan efisiensi manajemen investasi dalam setiap pos aktiva.
125.290.430 Tahun 2003 =
73.953.178 = 1,69 kali
153.666.656 Tahun 2004 =
76.656.669 = 2,00 kali
208.177.366 Tahun 2005 =
106.256.163 = 1,96 kali
Aset turn over PT. PAMINDO Tiga T pada tahun 2003 adalah sebesar 1,69 kali
mengalami kenaikan sebesar 0,31 kali sehingga aset turn Over pada tahun 2004 adalah
sebesar 2,00 kali. Sedangkan aset turn over pada tahun 2003 adalah sebesar 2,00 kali
mengalami penurunan 0,04 kali sehingga aset turn over pada tahun 2005 adalah sebesar
1,96 kali.
84
c. Return On Investment(ROI) = Laba Bersih Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal
pemilik. Manfaat bagi perusahaan ialah manajemen dapat mengetahui hasil pengembalian
operasi atas sumber daya yang digunakan oleh sebuah segmen, sehingga dapat diterapkan
dalam mengukur kinerja masing-masing segmen atau divisi dari perusahaan.
6.977.654 Tahun 2003 =
73.953.178 = 9,43%
11.856.792 Tahun 2004 =
76.656.669 = 15,47%
13.667.426 Tahun 2005 =
106.256.163 = 12,86%
Return on investment (ROI) pada tahun 2003 adalah sebesar 9,43% mengalami kenaikan
sebesar 6,04% sehingga return on investment pada tahun 2004 adalah sebesar 15,47%.
Sedangkan ROI pada tahun 2004 adalah sebesar 15,47% mengalami penurunan sebesar
2,61% sehingga ROI pada tahun 2005 adalah sebesar 12,86%
d. Rasio Margin Laba Kotor = Laba Kotor Penjualan
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan kotor yang diperoleh
dari setiap penjualan. Manfaat bagi perusahaan ialah untuk menjelaskan berapa banyak yang
dapat dikeluarkan untuk beban umum dan administrasi, iklan dan pemasaran, riset dan
pengembangan, dengan tetap mencapai profitabilitas akhir yang memuaskan.
85
27.678.088 Tahun 2003 =
125.290.430 = 22,09%
33.696.000 Tahun 2004 =
153.666.656 = 21,93%
35.357.845 Tahun 2005 =
208.177.366 = 16,98%
Margin laba kotor pada tahun 2003 adalah sebesar 22,09% mengalami penurunan
sebesar 0,16% sehingga pada tahun 2004 adalah sebesar 21,93%. Sedangkan margin laba
kotor pada tahun 2004 adalah sebesar 21,93% mengalami penurunan sebesar 4,95%
sehingga margin laba kotor pada tahun 2005 adalah sebesar 16,98%.
Tabel 4.5
Analisis Keuangan PT. PAMINDO Tiga T Tahun 2003-2005
Tahun Rasio
2003 2004 2005
Likuiditas
Rasio Lancar 1,04 kali 1,19 kali 1,22 kali
Rasio Cepat 0,86 kali 0,94 kali 0,91 kali
Solvabilitas
Rasio Hutang Atas Modal 1,29 kali 0,81 kali 0,99 kali
Rasio Hutang Atas Aktiva 0,56 kali 0,45 kali 0,49 kali
Profitabilitas
Margin Laba 5,57% 7,71% 6,56%
86
Aset Turn Over 1,69 kali 2,00 kali 1,91 kali
ROI 9,43% 15,47% 12,86%
Rasio Margin Laba Kotor 22,09% 21,93% 16,98%
Sumber : Hasil Perhitungan Data
4.5.2 Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan ini akan dilihat sejauh mana PT. PAMINDO Tiga T telah
memberikan pelayanan kepada para pelanggannya atau bisa diukur dari kepuasan pelanggan
PT. PAMINDO Tiga T. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan digunakan dan
disebarkan kuesioner kepada pelanggan PT. PAMINDO Tiga T. Karena keterbatasan
pelanggan PT. PAMINDO Tiga T. Keseluruhan jumlah populasi pelanggan dijadikan sampel
yang jumlahnya sebanyak 10 perusahaan.
Berikut nama-nama perusahaan pelanggan PT. PAMINDO Tiga T yang menjadi
sampel penelitian :
o PT. PANCA MOTOR
o PT. RINAI INDONESIA
o PT. KAO INDONESIA
o PT. TIFICO
o PT. KABUTO INDONESIA
o PT. MTPDI
o PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA
o PT. ITS
o PT. YANMAR DIESEL INDONESIA
o PT. NSK BEARING INDONESIA
87
Tolok ukur yang dipakai sebelumnya dalam menentukan kepuasan pelanggan yang
dijadikan pertanyaan dalam kuesioner ini hanya sebatas Product/Service Attributes saja,
yaitu :
o Mutu dan kualitas produk
o Kemudahan dalam transaksi
o Ketepatan waktu delivery
Sedangkan dalam Customer Core Measurement masih ada dua komponen lain yang
juga perlu diukur. Yaitu, Image dan Relationship :
o Pandangan pelanggan :
Untuk mengukur sejauh mana tingkat profesionalisme PT. PAMINDO Tiga T di mata
para pelanggan.
o Komunikasi dengan pelanggan :
Untuk mengukur seberapa baik PT. PAMINDO Tiga T dapat menjaga komunikasi
dengan tujuan menjaga hubungan yang baik terhadap pelanggan.
Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam bekerjasama dengan para
pelanggannya.
88
a. Mutu dan Kualitas Produk
Tabel 4.6
Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Produk Pesanan
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 3 15 30%
Puas 4 5 20 50%
Cukup Puas 3 2 6 20%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 10 40 100%
Nilai Rata-Rata 40 / 10 = 4
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 3 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 30%, 5 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 50%, 2 responden lainnya memberikan nilai 3 (cukup puas) sebanyak 20%.
Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 4
Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat
kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk pesanan yaitu : 40/50 x 100% = 80%
termasuk dalam kategori baik.
89
Tabel 4.7
Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kesesuaian Desain Dengan Hasil
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 3 15 30%
Puas 4 5 20 50%
Cukup Puas 3 2 6 20%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 10 40 100%
Nilai rata-rata = 40 / 10 = 4
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 3 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 30%, 5 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 50%, 2 responden lainnya memberikan nilai 3 (cukup puas) sebanyak 20%.
Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 4
Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat
kepuasan pelanggan terhadap kesesuaian desain dengan hasil yaitu : 40/50 x 100% = 80%
termasuk dalam kategori baik.
90
b. Kemudahan Dalam Transaksi
Tabel 4.8
Kepuasan Pelanggan Terhadap Transaksi Online
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 2 10 20%
Puas 4 8 32 80%
Cukup Puas 3 0 0 0
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 10 42 100%
Nilai rata-rata = 42 / 10 = 4,2
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 2 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 20%, 8 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 80%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 4,2
Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat
kepuasan pelanggan terhadap transaksi online yaitu : 42/50 x 100% = 84% termasuk dalam
kategori baik.
91
c. Ketepatan Waktu Dellivery
Tabel 4.9
Kepuasan Pelanggan Terhadap Ketepatan Waktu Delivery
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 4 20 40%
Puas 4 4 16 40%
Cukup Puas 3 2 6 20%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 10 42 100%
Nilai rata-rata = 42/10 = 4,2
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 4 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 40%, 4 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 40%, 2 responden lainnya memberikan nilai 3 (cukup puas). Sehingga nilai rata-
rata dihasilkan sebesar 4,2
Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat
kepuasan pelanggan terhadap ketepatan waktu delivery yaitu : 42/50 x 100% = 84%
termasuk dalam kategori baik.
92
d. Pandangan Pelanggan
Tabel 4.10
Pandangan Pelanggan Tentang Pengelolaan Perusahaan
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 0 0 0
Puas 4 7 28 70%
Cukup Puas 3 3 9 30%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 10 37 100%
Nilai rata-rata = 37 / 10 = 3,7
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 7 diantaranya
memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 70%, 3 responden memberikan nilai 3 (cukup puas)
sebanyak 30%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,7
Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat
pandangan pelanggan tentang pengelolaan perusahaan yaitu : 37/50 x 100% = 74%
termasuk dalam kategori baik.
93
Tabel 4.11
Pandangan Pelanggan Terhadap Presentasi
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 0 0 0
Puas 4 5 20 50%
Cukup Puas 3 5 15 50%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 10 35 100%
Nilai rata-rata = 35/10 = 3,5
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 5 diantaranya
memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 50%, 5 responden memberikan nilai 3 (cukup puas)
sebanyak 50%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,5
Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat
pandangan pelanggan tentang presentasi yaitu : 35/50 x 100% = 70% termasuk dalam
kategori baik.
94
Tabel 4.12
Pandangan Pelanggan terhadap Perkembangan Teknologi Perusahaan
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 0 0 0
Puas 4 6 24 60%
Cukup Puas 3 4 12 40%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 10 36 100%
Nilai rata-rata = 36/10 = 3,6
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 6 diantaranya
memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 60%, 4 responden memberikan nilai 3 (cukup puas)
sebanyak 40%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,6
Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat
pandangan pelanggan tentang perkembangan teknologi perusahaan yaitu : 36/50 x 100% =
72% termasuk dalam kategori baik.
95
Tabel 4.13
Pandangan Pelanggan Penerapan ISO dan TQM
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 0 0 0
Puas 4 7 28 70%
Cukup Puas 3 3 9 30%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 10 37 100%
Nilai rata-rata = 37/10 = 3,7
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 7 diantaranya
memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 70%, 3 responden memberikan nilai 3 (cukup puas)
sebanyak 30%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,7
Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat
pandangan pelanggan tentang pengelolaan perusahaan yaitu : 37/50 x 100% = 74%
termasuk dalam kategori baik.
96
e. Komunikasi Dengan Pelanggan
Tabel 4.14
Kepuasan Pelanggan Terhadap Informasi yang Diberikan
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 1 5 10%
Puas 4 8 32 80%
Cukup Puas 3 1 3 10%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 10 40 100%
Nilai rata-rata = 40/10 = 4
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 1 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 10%, 8 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 80%, 1 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 10%. Sehingga nilai rata-
rata dihasilkan sebesar 4
Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat
Kepuasan Pelanggan Terhadap Informasi yang Diberikan yaitu : 40/50 x 100% = 80%
termasuk dalam kategori baik.
97
Tabel 4.15
Kepuasan Pelanggan Terhadap Laporan Perkembangan
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 1 5 10%
Puas 4 7 28 70%
Cukup Puas 3 2 6 20%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 10 39 100%
Nilai rata-rata = 39/10 = 3,9
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 1 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 10%, 7 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 70%, 2 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 30%. Sehingga nilai rata-
rata dihasilkan sebesar 3,9.
Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat
Kepuasan Pelanggan Terhadap Informasi yang Diberkan yaitu : 39/50 x 100% = 78%
termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
keseluruhan yang dihasilkan PT. PAMINDO Tiga T adalah :
4 + 4 + 4,2 + 4,2 + 3,7 + 3,5 + 3,6 + 3,7 + 4 + 3,9
10 = 3,88
98
Dari perhitungan rata-rata di atas menunjukan bahwa persentase tingkat kepuasan
adalah :
80% + 80% + 84% + 84% + 74% + 70% + 72% +74% + 80% + 78%
10 = 77,6 %
Yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan adalah 77,6% yang artinya
bisa dikategorikan pelanggan puas terhadap apa yang selama ini sudah dijalankan oleh PT.
PAMINDO Tiga T.
4.5.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif proses bisnis internal ini akan dilihat bagaimana cara perusahaan
untuk dapat memenangkan persaingan dengan para pesaingnya. Untuk itu perusahaan harus
bisa mencapai targetnya. Agar perusahaan dapat mencapai target, perusahaan harus
memiliki strategi-strategi yang sesuai dengan kondisi lingkungan bisnis internalnya dan juga
eksternal perusahaan.
A. Inovasi
Beberapa inovasi dalam PT. PAMINDO Tiga T yang telah dilakukan diantara lain
adalah:
a) Untuk suplai tenaga listrik dalam menjalankan perusahaan ini, PT. PAMINDO
Tiga T tidak memakai listrik dari PLN lagi, tetapi memakai suplai listrik dari
TIFICO yang memiliki pembangkit listrik tenaga batu bara.
b) Memiliki IT room untuk menghandle perkembangan dalam bidang IT dan
mengontrol data absensi dari karyawan.
c) Menggunakan robot dalam memproduksi beberapa produk
99
Hasil dari inovasi yang telah dilakukan oleh PT. PAMINDO Tiga T berdasarkan
wawancara adalah sebagai berikut :
a. Saat menggunakan suplai tenaga listrik melalui PLN, listrik terkadang mati
selama beberapa jam sehingga mengganggu proses produksi yang sedang
berjalan, dan tidak dapat digunakan selama 24 jam penuh. Sedangkan disaat
menggunakan suplai dengan batu bara, listrik dapat digunakan 24 jam penuh,
sehingga produksi dapat lebih efektif.
b. Dengan adanya IT room, membantu menghemat waktu dalam proses absensi,
dan meminimalisasi waktu saat adanya crosscheck data.
c. Saat produksi dikerjakan semua oleh manusia manjadi kurang efektif. Karena
manusia membutuhkan waktu istirahat ketika mereka lelah, dan banyak faktor
internal maupun eksternal yang mempengaruhi fokus pada setiap manusia
tersebut. Saat menggunakan robot untuk melakukan produksi, waktu produksi
menjadi lebih efektif dan kualitas menjadi lebih terjaga.
Untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggannya serta berusaha
untuk meningkatkan efektifitas kinerja operasionalnya, maka perusahaan telah melakukan
berbagai cara yaitu :
a) Untuk menurunkan keluhan dari pelanggan PT. PAMINDO Tiga T menggunakan
pendekatan komunikasi secara berlanjut dan pendekatan internal dengan
pelanggan.
b) Dalam meningkatkan kinerja operasionalnya, PT. PAMINDO Tiga T menggunakan
prinsip “Kaizen Teian” sehingga melahirkan prinsip pada setiap bulan harus ada
140 ide untuk perbaikan.
100
B. Proses Operasi
Untuk mengukur seberapa efektif proses operasi pada PT. PAMINDO Tiga T, maka
dapat digunakan rumus Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE).
Waktu Pengolahan MCE =
Waktu Penyelesaian
Waktu pengolahan adalah waktu dimana lama suatu produk benar-benar dikerjakan,
sedangkan waktu pemeriksaan produk, waktu pemindahan produk dari satu tempat ke
tempat lainnya sampai waktu menunggu merupakan sisa waktu dari waktu pengolahan
sehingga dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini.
Waktu Pengolahan 299 detik MCE =
Waktu Penyelesaian =
299 detik+30 detik+20 detik+89,7 detik
299 detik MCE =
438,7 detik 0,6816 = 68,16%
Dari hasil perhitungan rasio MCE yang didapat dari perhitungan diatas adalah
0,6816, dimana setiap unit yang diproduksi memakan waktu 68,16% dari waktu yang ada.
Karena angka pada MCE telah mendekati angka 1, perusahaan dapat mengetahui bahwa
waktu yang terbuang untuk memindahkan, memeriksa, mereparasi, dan menyimpan produk
berkurang dan kemampuan perusahaan dalam menanggapi pesanan telah meningkat.
101
C. Layanan Purna Jual
Untuk mengukur layanan purna jual yang diberikan oleh PT. PAMINDO Tiga T, maka
dapat dilihat dari perbandingan antara pencapaian target penurunan produk ditolak dengan
target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Berikut adalah data produk ditolak dari tahun 2003-2005:
Tabel 4.16
Data Produk Ditolak (rejected ) PT. PAMINDO Tiga T
2003 2004 2005
752 PPM 728 PPM 616 PPM
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2003 jumlah produk ditolak
mencapai 752 ppm, pada tahun 2004 mencapai 728 ppm, dan pada tahun 2005 mencapai
616 ppm, sehingga nilai rata-rata jumlah produk ditolak sebesar :
752+728+616
3 = 698,67 PPM
Berdasarkan target pencapaian produk ditolak yaitu 500 ppm, maka tingkat
pencapaian penurunan jumlah produk ditolak yaitu sebesar : 500/698,67 x 100% = 71,56%
termasuk dalam kategori baik.
102
4.5.4 Perspektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan
A. Tingkat Kepuasan Karyawan
Pengukuran dalam perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan yang dapat
mendukung penilaian kinerja adalah dengan mengetahui tingkat kepuasan karyawan dan
perhitungan pendapatan laba karyawan setiap tahunnya.
Jumlah keseluruhan karyawan dari PT. PAMINDO Tiga T adalah 238 orang. Dari
populasi di atas kami ambil sampel 143 karyawan berdasarkan rumus Kracjie. Berikut data
lengkap dari jumlah populasi yang ada berdasarkan gender, usia, dan pendidikan terakhir.
Berdasarkan gender :
o 225 karyawan pria dan 13 karyawan wanita
Berdasarkan usia :
o 25 karyawan berusia antara 19 – 30
o 119 karyawan berusia antara 31 – 40
o 74 karyawan berusia antara 41 – 50
o 20 karyawan berusia 51 tahun ke atas
Berdasarkan pendidikan terakhir :
o 16 karyawan lulusan SD
o 17 karyawan lulusan SMP
o 33 karyawan lulusan SMA
o 143 karyawan lulusan STM
o 2 karyawan lulusan D1
o 15 karyawan lulusan D3
o 12 karyawan lulusan S1
17 karyawan pekerja kontrak
221 karyawan pekerja tetap
103
Tolok ukur yang dipakai dalam menentukan kepuasan karyawan dijadikan
pertanyaan dalam kuesioner ini yaitu :
1. Kepuasan terhadap fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh perusahaan
2. Kepuasan terhadap hubungan kerja sama antara sesama karyawan di perusahaan
3. Kepuasan terhadap pelatihan yang diberikan di dalam perusahaan
4. Kepuasan terhadap jabatan yang ditempati sekarang ini
5. Ketepatan informasi yang di dapat selama bekerja
6. Kepuasan terhadap penghargaan prestasi kerja yang ada di perusahaan
7. Kepuasan terhadap kenyamanan / suasana kerja di perusahaan
8. Kepuasan terhadap pembagian tugas yang ada di dalam perusahaan
9. kepuasan terhadap jam kerja yang diberikan oleh perusahaan
Tabel 4.17
Kepuasan Karyawan Atas Fasilitas Perusahaan
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 55 275 38,5%
Puas 4 72 288 50,3%
Cukup Puas 3 16 48 11,2%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 143 611 100%
Nilai rata-rata = 611/143 = 4,27
Sumber: Hasil Perhitungan Data
104
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 55 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 38,5%, 72 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 50,3%, 16 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 11,2%. Sehingga nilai
rata-rata dihasilkan sebesar 4,27.
Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat
Kepuasan Karyawan Atas Fasilitas Perusahaan yaitu : 611/715 x 100% = 85% termasuk
dalam kategori sangat baik.
Tabel 4.18
Kepuasan Karyawan Terhadap Hubungan Kerja
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 27 135 18,9%
Puas 4 86 344 60,1%
Cukup Puas 3 30 90 21%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 143 569 100%
Nilai rata-rata = 569/143 = 3,93
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 27 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 18,9%, 86 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 61,1%, 30 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 21%. Sehingga nilai
rata-rata dihasilkan sebesar 3,93.
105
Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat
Kepuasan Karyawan Terhadap Hubungan Kerja yaitu : 569/715 x 100% = 79,58% termasuk
dalam kategori baik.
Tabel 4.19
Kepuasan Akan Pelatihan
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 10 50 7%
Puas 4 88 352 61,5%
Cukup Puas 3 41 123 28,7%
Tidak Puas 2 2 6 1,4%
Sangat Tidak Puas 1 2 2 1,4%
Jumlah 143 533 100%
Nilai rata-rata = 533/143 = 3,7
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 10 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 7%, 88 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 61,5%, 41 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 28,7%, 2 responden
memberikan nilai 2 (tidak puas) sebanyak 1,4%, 2 responden memberikan nilai 1 (sangat
tidak puas) sebanyak 1,4%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,7.
Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat
Kepuasan Akan Pelatihan yaitu : 533/715 x 100% = 74,5% termasuk dalam kategori baik.
106
Tabel 4.20
Kepuasan Karyawan Terhadap Jabatan
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 5 25 3,5%
Puas 4 83 332 58%
Cukup Puas 3 51 153 35,7%
Tidak Puas 2 4 8 2,8%
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 143 518 100%
Nilai rata-rata = 518/143 = 3,6
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 5 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 3,5%, 83 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 58%, 51 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 35,7%, 4 responden
memberikan nilai 2 (tidak puas) sebanyak 2,8%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar
3,6
Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat
Kepuasan Karyawan Terhadap Jabatan yaitu : 518/715 x 100% = 72,45% termasuk dalam
kategori baik.
107
Tabel 4.21
Kepuasan Karyawan Akan Ketepatan Informasi
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 4 20 2,8%
Puas 4 86 344 60,1%
Cukup Puas 3 53 159 37,1%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 143 523 100%
Nilai rata-rata = 523/143 = 3,66
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 4 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 2,8%, 86 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 60,1%, 53 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 37,1%. Sehingga nilai
rata-rata dihasilkan sebesar 3,66
Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat
Kepuasan Karyawan Akan Ketepatan Informasi yaitu : 523/715 x 100% = 73,15% termasuk
dalam kategori baik.
108
Tabel 4.22
Kepuasan Karyawan Terhadap Penghargaan Prestasi Kerja
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 2 10 1,4%
Puas 4 95 380 66,4%
Cukup Puas 3 45 135 31,5%
Tidak Puas 2 1 2 0,7%
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 143 527 100%
Nilai rata-rata = 527/143 = 3,7
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 2 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 1,4%, 95 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 66,4%, 45 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 31,5%. Dan 1
responden memberikan nilai 2 (tidak puas) sebanyak 0,7%. Sehingga nilai rata-rata
dihasilkan sebesar 3,7
Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat
Kepuasan Karyawan Terhadap Penghargaan Prestasi Kerja yaitu : 527/715 x 100% = 74%
termasuk dalam kategori baik.
109
Tabel 4.23
Kepuasan Karyawan Akan Kenyamanan Suasana Kerja
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 1 5 0,7%
Puas 4 91 364 63,6%
Cukup Puas 3 51 153 35,7%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 143 522 100%
Nilai rata-rata = 522/143 = 3,6
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 1 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 0,7%, 91 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 63,6%, 51 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 35,7%. Sehingga nilai
rata-rata dihasilkan sebesar 3,6
Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat
Kepuasan Karyawan Akan Kenyamanan Suasana Kerja yaitu : 522/715 x 100% = 73%
termasuk dalam kategori baik.
110
Tabel 4.24
Kepuasan Karyawan Dalam Pembagian Tugas
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 2 10 1,4%
Puas 4 89 356 62,2%
Cukup Puas 3 52 156 36,4%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 143 522 100%
Nilai rata-rata = 522/143 = 3,6
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 2 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 1,4%, 89 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 62,2%, 52 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 36,4%. Sehingga nilai
rata-rata dihasilkan sebesar 3,6
Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat
Kepuasan Karyawan Dalam Pembagian Tugas yaitu : 522/715 x 100% = 73% termasuk
dalam kategori baik.
111
Tabel 4.25
Kepuasan Karyawan Terhadap Jam Kerja
Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah
Responden (b)
Jumlah Skor
(a x b)
Persentase
Pendapat
Responden
Sangat Puas 5 6 30 4,2%
Puas 4 91 364 63,6%
Cukup Puas 3 46 138 32,2%
Tidak Puas 2 0 0 0
Sangat Tidak Puas 1 0 0 0
Jumlah 143 532 100%
Nilai rata-rata = 532/143 = 3,7
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 6 diantaranya
memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 4,2%, 91 responden memberikan nilai 4 (puas)
sebanyak 63,6%, 46 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 32,2%. Sehingga nilai
rata-rata dihasilkan sebesar 3,7
Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715
Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat
Kepuasan Karyawan Terhadap Jam Kerja yaitu : 532/715 x 100% = 74% termasuk dalam
kategori baik.
Berdasarkan hasil kuesioner di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa secara
keseluruhan nilai rata-rata yang dihasilkan karyawan adalah ;
3,05 + 4,27 + 3,93 + 3,7 + 3,6 + 3,66 + 3,7 + 3,6 + 3,6 + 3,7
10 = 3,68
112
Dari nilai rata-rata diatas menunjukkan bahwa persentase tingkat kepuasan karyawan yaitu :
61 + 85 + 79,58 + 74,5 + 72,45 + 73,15 + 74 + 73 +73 + 74
10 = 73,96%
Yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan karyawan adalah 73,96% yang artinya
karyawan berada dalam kategori puas terhadap apa yang selama ini sudah diberikan oleh
PT. PAMINDO Tiga T.
B. Tingkat Retensi Karyawan
Tabel 4.26
Data Jumlah Karyawan Setiap Bulan Dalam 3 Tahun Terakhir
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des
2003 220 221 231 231 231 231 231 232 232 231 231 315
2004 228 228 232 230 228 227 227 229 228 229 229 299
2005 226 226 226 226 226 226 226 226 237 236 236 238
Sumber : PT. PAMINDO Tiga T
Rumus turnover karyawan :
Jumlah Karyawan Keluar 12
Rata-Rata Karyawan Dalam 1 Tahun X
Periode Waktu Tertentu = Turnover Karyawan
1 12 Tahun 2003 =
236,42 X
12 = 0,004
113
93 12 Tahun 2004 =
234,5 X
12 = 0,39
74 12 Tahun 2005 =
229,4 X
12 = 0,32
Turnover karyawan pada PT. PAMINDO Tiga T pada tahun ke tahun mengalami
perubahan. Turnover karyawan pada tahun 2003 adalah sebesar 0,4%. Sedangkan turnover
karyawan pada tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi sebesar 39%. Dan turnover
karyawan pada tahun 2005 mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 32%.
Rata-rata turnover karyawan pada tiga tahun terakhir ini adalah 71,4%/ 3 = 23,8%.
Semakin kecil persentase turnover karyawan menandakan semakin puasnya karyawan dan
tetap ingin bekerja pada PT. PAMINDO Tiga T.
C. Kemampuan Teknis Manajerial Karyawan
Rasio ini digunakan untuk menghitung kemampuan setiap karyawan PT. PAMINDO
Tiga T dalam menghasilkan laba bagi perusahaan dilihat dari jumlah laba bersih
dibandingkan dengan jumlah seluruh karyawan dan di lihat dari persentase kenaikan laba
karyawan.
114
Tabel 4.27
Rasio jumlah laba dengan jumlah karyawan tahun 2003, 2004, 2005
Tahun Laba (Rugi) Bersih (Rp) Jumlah Karyawan
(orang)
Jumlah Laba Per Karyawan
(Rp)
2003 6.977.654.000 315 22.151.282,54
2004 11.856.792.000 299 39.654.822,74
2005 13.667.426.000 238 57.426.159,66
Sumber: Hasil Perhitungan Data
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan
jumlah laba dari tahun 2003 adalah sebesar Rp 22.151.282,54 ke tahun 2004 menjadi
sebesar Rp 39.654.822,74 dengan penurunan jumlah karyawan dari tahun 2003 adalah
sebesar 315 ke tahun 2004 menjadi 299, menunjukan peningkatan laba sebesar Rp
17.503.540,2 atau 79%, dan penurunan karyawan sebanyak 16 orang atau 5%. Sedangkan
jumlah laba pada tahun 2004 sebesar Rp 36.654.822,74 ke tahun 2005 adalah Rp
57.426.159,66 dengan penurunan jumlah karyawan dari jumlah karyawan dari tahun 2004
adalah sebesar 299 ke tahun 2005 menjadi 238, menunjukan peningkatan laba sebesar Rp
17.771.336,92 atau 44,81%, dan penurunan karyawan sebanyak 61 orang atau 20%. Hasil
ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan setiap tahunnya dan penurunan jumlah
karyawan setiap tahunnya sesuai dengan kemampuan teknis dan manajerial dari karyawan
diperusahaan dimana sasaran strategi perusahaan untuk meningkatkan laba tercapai.
115
4.6 Analisis Hubungan Sebab Akibat
Gambar 4.3
Hubungan Sebab Akibat PT. PAMINDO Tiga T
Keterangan gambar 4.3 hubungan sebab akibat
1. Jika tingkat partisipasi karyawan tinggi maka tingkat produktivitas karyawan akan tinggi.
2. Jika tingkat kompetensi karyawan tinggi maka tingkat produktifitas karyawan akan
tinggi.
3. Dengan adanya penggunaan teknologi baru maka tingkat produktifitas karyawan akan
tinggi.
4. Jika tingkat retensi karyawan rendah maka tingkat produktifitas karyawan akan tinggi.
5. Jika tingkat produktifitas tinggi maka tingkat penyelesaian produk akan tinggi.
6. Jika tingkat produktifitas tinggi maka tingkat ketersediaan produk akan tinggi.
Pers
pekt
if Pe
rtum
buha
n &
Pe
mbe
laja
ran
Pe
rspe
ktif
Pros
es
Bisn
is I
nter
nal
Pers
pekt
if Pe
lang
gan
Tingkat Partisipasi Karyawan
Tingkat Retensi Karyawan
Kompetensi Karyawan Penggunaan Teknologi
Baru
Tingkat Pengembangan produk
Tingkat Produktifitas
Tingkat Penyelesaian Produk Tingkat Ketersediaan
Produk
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Mutu & Kualitas Produk
Tingkat Loyalitas Pelanggan
Tingkat Kinerja Finansial
Tingkat Pertumbuhan Laba
Pers
pekt
if Ke
uang
an
Tingkat Layanan Purna jual
116
7. Jika tingkat produktifitas tinggi maka tingkat layanan purna jual akan tinggi.
8. Jika tingkat pengembangan produk tinggi maka tingkat mutu dan kualitas akan tinggi.
9. Jika tingkat ketersediaan produk tinggi maka tingkat kepuasan pelanggan akan tinggi.
10. Jika tingkat penyelesaian produk tinggi maka tingkat kepuasan pelanggan akan tinggi.
11. Jika tingkat layanan purna jual tinggi maka tingkat kepuasan pelanggan akan tinggi.
12. Jika tingkat mutu dan kualitas tinggi maka tingkat kepuasan pelanggan akan tinggi
13. Jika tingkat kepuasan pelanggan tinggi maka tingkat loyalitas pelanggan akan tinggi
14. Jika tingkat loyalitas pelanggan tinggi maka tingkat pertumbuhan laba akan tinggi
15. Jika tingkat pertumbuhan laba tinggi maka tingkat kinerja finansial akan tinggi
4.7 Implementasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada PT. PAMINDO Tiga T secara keseluruhan dapat dilihat dari
empat perspektif dalam balanced scorecard yaitu :
Tabel 4.28
Analisis Penelitian PT. PAMINDO Tiga T Menggunakan Empat Perspektif Dalam
Balanced Scorecard
No Indikator Target Rata-rata Penc (%) Bobot
I Perspektif Keuangan 31
1 Current Ratio` 1,87 kali 1,15 kali 61,49 4
2 Quick Ratio 1,16 kali 0,9 kali 77,58 4
3 Rasio Hutang atas modal 0,85 kali 1,03 kali 82,52 5
4 Rasio Hutang atas aktiva 0,43 kali 0,5 kali 86 5
5 Profit margin 77,05 % 6,61 % 8,58 1
6 Gross Margin Ratio 18,85 % 20,33 % 100 5
7 Aset Turnover 0,73 kali 1,87 kali 100 5
8 ROI 56, 07 % 12,59 % 22,45 2
117
II Perspektif Pelanggan 22
1 Mutu dan Kualitas Produk 5 4 80 4
2 Kemudahan Dalam Transaksi 5 4,2 84 5
3 Ketepatan Waktu Dellivery 5 4,2 84 5
4 Pandangan Pelanggan 5 3,62 72,5 4
5 Komunikasi Dengan Pelanggan 5 3.95 79 4
III Perspektif Bisnis Internal 14
1 Proses Inovasi 5 5 100 5
2 Proses Operasi 1 0,68 68,16 4
3 Layanan Purna Jual 500 PPM 538,3 PPM 92,88 5
IV Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan
46
1 Fasilitas yang Diberikan 5 4,27 85 5
2 Hubungan Kerjasama Antara Sesama Karyawan 5 3,93 79,58 4
3 Pelatihan yang Diberikan 5 3,7 74,5 4
4 Jabatan yang Ditempati Sekarang 5 3,6 72,45 4
5 Ketepatan Informasi yang Didapat Selama Bekerja
5 3,66 73,15 4
6 Penghargaan atas Prestasi Kerja 5 3,7 74,5 4
7 Kenyamanan Suasana Kerja 5 3,6 72,45 4
8 Pembagian Tugas 5 3,6 72,45 4
9 Pembagian Jam Kerja 5 3,7 74,5 4
10 Tingkat Turn Over Karyawan 0% 23,8% 23,8% 4
11 Kemampuan Teknis dan Manajerial Karyawan 2 2 100 5
JUMLAH 113
Sumber: Hasil Olah Data
Hasil dari pengolahan data yang tertera pada Tabel 4.28 menunjukan bahwa skor
keseluruhan yang didapat dari seluruh perspektif yang ada pada balanced scorecard dari
PT.PAMINDO Tiga T adalah sebagai berikut, perspektif keuangan dengan bobot 31,
perspektif pelanggan dengan bobot 22, perspektif bisnis internal dengan bobot 14, dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan bobot 46, maka keseluruhan bobotnya
adalah 113, sedangkan bobot tertinggi yang dapat diperoleh adalah 135 dan bobot terkecil
118
yang dapat diperoleh adalah 27, maka hasil tersebut bila dikategorikan dalam 5 interval di
bawah ini :
Tabel 4.29
Tabel Kategori Skor dan Interval Kelas
NO Interval Kategori skor Bobot
1 114,2-135 Sangat Baik 5
2 92,4-114,1 Baik 4
3 70,6-92,3 Cukup Baik 3
4 48,8-70,5 Kurang Baik 2
5 27-48,7 Sangat Kurang baik 1
Sumber : Hasil Olah Data
Maka dari hasil tersebut pengukuran kinerja PT. PAMINDO Tiga T dengan
menggunakan metode balanced scorecard tergolong dalam kategori baik. Dari hasil
pengukuran kinerja PT. PAMINDO Tiga T, dapat diketahui kekurangan-kekurangan dalam
bidang-bidang yang telah diukur oleh balanced scorecard khususnya pada ke empat
perspektif yang telah dibahas di atas, sehingga didapatkan hasil dimana penilaian untuk
tingkat rata-rata pada perspektif pelanggan, penilaian untuk tingkat rata-rata pada perspektif
proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki nilai yang
sangat baik, sedangkan penilaan untuk tingkat rata-rata pada perspektif keuangan memiliki
nilai yang baik. Berdasarkan penilaian kinerja saat ini, hal yang harus diperhatikan oleh
pihak manajemen PT. PAMINDO Tiga T, yaitu :
a. PT. PAMINDO Tiga T belum optimal dalam memaksimalkan keuntungan, hal ini
dapat terlihat dari rendahnya tingkat ROI dan profit margin.
b. PT. PAMINDO Tiga T telah memberikan pelayanan yang memuaskan dalam
kemudahan dalam bertransaksi dan ketepatan waktu delivery. Namun, untuk mutu
dan kualitas produk yang dihasilkan perlu lebih ditingkatkan lagi sehingga dapat
119
mencapai hasil yang maksimal, untuk pandangan pelanggan terhadap PT.
PAMINDO Tiga T dan komunikasi dengan pelanggan diperlukan pendekatan yang
berbeda agar dapat lebih efektif dalam pelaksanaannya.
c. Proses bisnis yang berjalan dalam PT. PAMINDO Tiga T sudah dalam kategori
sangat baik. Namun, proses operasi yang berjalan pada PT. PAMINDO Tiga T masih
belum mencapai target yang diharapkan.
d. Untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam PT. PAMINDO Tiga T perlu
adanya peningkatan dalam hubungan kerjasama antar karyawan, pelatihan-
pelatihan karyawan, ketepatan informasi, penghargaan terhadap karyawan,
kenyamanan lingkungan kerja, pembagian tugas, dan pembagian jam kerja. Hal
tersebut akan memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan dalam
produktivitas perusahaan.
Usaha yang perlu dilakukan adalah untuk mencapai peningkatan finansial yang
berarti (dalam hal ini meningkatkan ROI dan marjin laba bersih) maka bisnis harus dijalankan
dengan cara meningkatkan sumber daya yang tak berwujud (intangible assets), yang telah
menjadi sumber keunggulan kompetitif setiap perusahaan, daripada hanya sekedar
mengandalkan sumber daya berwujud saja (tangible asset), karena sumber daya tak
berwujud ini sebenarnya merupakan pendorong kinerja perusahaan untuk jangka panjang.
Dan mengurangi pengeluaran-pengeluaran atau mengurangi beban-beban yang ada.
Jadi hasil dari kinerja perusahaan saat ini didapatkan hasil bahwa ada beberapa
komponen dari perspektif finansial yang tidak mencapai target, bukan berarti inisiatif-inisiatif
yang kita lakukan hanya terbatas pada komponen tersebut. Inisiatif-inisiatif yang dilakukan
haruslah menyeluruh untuk empat perspektif yang ada pada balanced scorecard yaitu mulai
dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai pada perspektif keuangan. Usaha-
120
usaha yang perlu dilakukan saat ini adalah usaha-usaha untuk menjaga dan meningkatkan
kinerja yang belum mencapai target yang telah ditetapkan. Jadi diharapkan model balanced
scorecard PT. PAMINDO Tiga T ini dapat digunakan untuk membantu pihak manajemen
dalam menentukan langkah-langkah perbaikan yang tepat untuk mencapai keseimbangan
nilai pada setiap perspektif yang ada.
Langkah-langkah nyata yang bisa dilakukan oleh PT. PAMINDO Tiga T dalam
meningkatkan sasaran-sasaran strategik yang performasinya dapat dikatakan sudah masuk
dalam kategori baik adalah sebagai berikut :
Meningkatkan kegiatan pemasaran
PT. PAMINDO Tiga T dapat meningkatkan pemasaran dengan cara mengadakan
promosi harga yang lebih murah daripada harga pesaingnya tanpa mengurangi
kualitas hasil produksinya dengan tujuan agar konsumen dapat bertambah banyak
dari sebelumnya.
Membuat sistem manajemen operasi yang baik
PT. PAMINDO Tiga T membuat suatu sistem manajemen operasi untuk mengawasi
proses operasi dengan tujuan agar waktu dalam proses operasi berjalan lebih efektif
dan efisien.
Membuat sistem administrasi yang jelas, efektif, dan efisien
PT. PAMINDO Tiga T membuat suatu sistem informasi dalam mengatur kegiatan
administrasinya yang dapat menghubungkan departemen yang satu dengan
departemen yang lainnya, sehingga informasi akan lebih cepat dan akurat dalam
pengambilan keputusan, dengan demikian aset-aset yang ada di dalam perusahaan
dapat dipantau lebih mudah.
Mempergunakan setiap aset yang dimiliki perusahaan dengan semaksimal mungkin,
121
seperti mengoptimalkan lahan-lahan yang tidak terpakai untuk digunakan sebagai
bagian dari aktifitas proses produksi.
Meningkatkan kepercayaan pelanggan
PT. PAMINDO Tiga T dapat melakukan training untuk menambah wawasan dan ilmu
kepada para karyawannya agar dapat menanggapi keluhan pelanggan dengan hasil
yang memuaskan.