Upload
nguyenmien
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
58
BAB 4
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Profil PT. TELKOM
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan
penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan
jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang
terbesar di Indonesia. TELKOM (yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau
Perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa
telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data
& internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui
perusahaan asosiasi.
Sampai dengan 31 Desember 2007 jumlah pelanggan TELKOM sebanyak 63,0
juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,7
juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 6,4 juta pelanggan dan 47,9
juta pelanggan jasa telepon bergerak. Pertumbuhan jumlah pelanggan TELKOM di
tahun 2007 sebanyak 29,9%.
Sejalan dengan visi TELKOM untuk menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di
kawasan regional serta mewujudkan TELKOM Goal 3010 maka berbagai upaya telah
dilakukan TELKOM untuk tetap unggul dan leading pada seluruh produk dan layanan.
59
Hasil upaya tersebut tercermin dari market share produk dan layanan yang
unggul di antara para pemain telekomunikasi. Selama tahun 2007 TELKOM telah
menerima beberapa penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya:
1. Indonesia's Best for Shareholders' Rights and Equitable Treatment dari
majalah ASIAMONEY, Top Brand Award 2000-2007 dari Frontier Consulting
Group, Zero Accident Award dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, The
Best CDMA Provider, Call Center Award 2007, IMAC Award 2007 dari Frontier
Consulting Group, 2007 Marketing Award, Anugerah Business Review 2007,
Juara Umum Anugerah Media Humas Nasional 2007, ICSA 2007, Best Social
Reporting ISRA 2007, Fabulous 50, Best IT Project dari SAP, Value Creator
Award 2007 dan Investor Award 2007.
2. Saham TELKOM per 31 Desember 2007 dimiliki oleh pemerintah Indonesia
(51,82%) dan pemegang saham publik (48,18%). Saham TELKOM tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI), New York (NYSE), London Stock Exchange (LSE)
dan Tokyo Stock Exchange, tanpa tercatat. Harga saham TELKOM di BEI pada
akhir Desember 2007 meningkat 0,5% menjadi Rp 10.150 dari Rp 10.100
pada periode yang sama tahun 2006.
Nilai kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2007 mencapai Rp
204.624 miliar atau 10,3% dari kapitalisasi pasar BEI.
Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasaan pasar
untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi
pertumbuhannya di masa mendatang, saat ini TELKOM menjadi model korporasi
terbaik Indonesia.
60
4.1.1 Visi dan misi
Visi PT. TELKOM adalah “To become a leading InfoCom player in the
region”,Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom
terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.
Sedangkan untuk mencapai itu, Telkom mempunyai misi memberikan layanan "
One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the
Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation " dengan jaminan bahwa
pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan
jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.
Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan
mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang
kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling
mendukung secara sinergis.
61
4.1.2 Struktur bisnis utama PT. TELKOM
Gambar 4.1 Struktur bisnis utama PT. TELKOM
Sumber : www.telkom.co.id
4.1.3 TELKOM Pusat Divisi Regional II
Kantor pusat TELKOM yang berada di jalan Jendral Gatot Subroto adalah kantor
pusat divisi regional II TELKOM yang bertanggung jawab atas setiap Datel di wilayah
JABODETABEK. Setiap divre memiliki struktur organisasi standar, berikut struktur
organisasi standar divre :
PT. TELKOM
Indonesia
• Division :
Multimedia
• Metra, Indonusa,
infomedia
• TLKM 65%
• SingTel 35%
TELKOMSEL
• Divisi :
Regional 1-7, Fixed Wireless Network, Long Distance
• Subsidiaries
Fixed Phone Cellular
Multimedia
Sumber : HR PT.TELKOM
4.1.3.1 Divisi HR pada Divre II
HR pada DIVRE II bertanggung jawab atas 8 KANDATEL, dimana diatas HR
ada HRC (human resource center yang bertempat di Bandung) dan di atas HRC
ada Direktorat HR.
Gambar 4.2 Susunan organisasi Divre II
Sumber : HR PT.TELKOM
.1 Divisi HR pada Divre II
HR pada DIVRE II bertanggung jawab atas 8 KANDATEL, dimana diatas HR
ada HRC (human resource center yang bertempat di Bandung) dan di atas HRC
ada Direktorat HR.
62
HR pada DIVRE II bertanggung jawab atas 8 KANDATEL, dimana diatas HR
ada HRC (human resource center yang bertempat di Bandung) dan di atas HRC
Sumber : HR PT.TELKOM
4.1.4 Kondisi Bisnis Perusahaan.
Untuk mengetahui kondisi bisnis perusahaan PT. TELKOM sampai saat ini, maka
digunakan analisis porter untuk mengetahui kelima ancaman yang di hadapi.
porter tersebut dapat digambarkan pada gambar berikut :
Gambar 4.3 Susunan organisasi HR Divre II
Sumber : HR PT.TELKOM
4.1.4 Kondisi Bisnis Perusahaan.
Untuk mengetahui kondisi bisnis perusahaan PT. TELKOM sampai saat ini, maka
digunakan analisis porter untuk mengetahui kelima ancaman yang di hadapi.
porter tersebut dapat digambarkan pada gambar berikut :
63
Untuk mengetahui kondisi bisnis perusahaan PT. TELKOM sampai saat ini, maka
digunakan analisis porter untuk mengetahui kelima ancaman yang di hadapi. Analisa
64
Gambar 4.4 Analisis porter PT. TELKOM
Sumber : Penulis
4.2 Populasi dan Sampel
New Entrants
Pasar yang sudah di penuhi provider-provider besar
Homogenitas produk tinggi
Biaya yang besar untuk masuk ke pasar
Competitive Rivalry
Perusahaan Telekomunikasi
Competitors
Provider GSM (Indosat, XL)
Provider CDMA (Esia, Mobile-8, Indosat(Star
One))
Voice Over Internet Protocol(VoIP)
Provider Internet (FastMedia, Indosat(IM2), XL,
Esia, Mobile-8, dsb)
Buyers
-pasar yang besar
-golongan bawah
sampai atas
-dapat dengan
mudah berganti-
ganti provider
Thread of substitute product or service
Tariff komunikasi yang lebih murah
Produk telekomunikasi yang inovatif
Kualitas service yang lebih baik
Bargain power of
suppliers
-beberapa perusahaan IT
besar luar dan lokal
-Supplier bisa
mensupport beberapa
perusahaan sejenis
TELKOM.
65
Populasi penelitian adalah karyawan yang bekerja di dalam divisi HRC II Divisi
Regional 02 PT. TELKOM dan telah menggunakan e-learning. Penarikan sampel untuk
penelitian ini dilakukan pada bulan juni 2009 dengan membagikan sejumlah kuesioner
kepada karyawan dalam divisi HRC II Divisi Regional 02 PT. TELKOM.
Untuk menentukan ukuran sampel menurut tingkat kesalahan 1%, 5% atau 10%,
menggunakan rumus :
� � ����� �� ��
��� � � � ��� ��
Dalam hal penelitian ini yang dilakukan di divisi HR telkom dengan jumlah populasi
yang memungkinkan di bagikan kuesioner adalah 52 orang, dengan tingkat kesalahan 1%
maka setelah melakukan perhitungan dengan rumus di atas maka jumlah kuesioner yang
dibagikan adalah 48 buah kuesioner.
� � �����������������
���������� � � � �������������
S=48
Setelah seluruh kuesioner dikumpulkan, data-data yang di dapat di input kedalam
microsoft exel untuk memudahkan pengolahannya. Kemudian data tersebut di olah dan
dianalisis dengan menggunakan metode statistik regresi dan analisis SWOT yang ditampilkan
ke dalam diagram kartesius.
66
4.3 Uji Validitas dan Realibilitas
4.3.1 Untuk variable independen (e-learning)
Tabel 4.1 Tabel hasil analisis reliabilitas variable independen
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
ITEM1 29,9792 10,3613 ,5670 ,8334
ITEM2 30,2708 11,3932 ,2916 ,8535
ITEM3 29,8958 10,7762 ,3731 ,8502
ITEM4 29,7500 10,4894 ,4764 ,8410
ITEM5 29,9792 10,1059 ,5411 ,8355
ITEM6 29,8958 9,7549 ,6920 ,8214
ITEM7 30,1667 9,8014 ,5760 ,8325
ITEM8 30,1667 9,3759 ,7562 ,8141
ITEM9 30,1875 10,4109 ,6268 ,8298
ITEM10 30,0833 9,7376 ,5945 ,8305
Reliability Coefficients
N of Cases = 48,0 N of Items = 10
67
Alpha = ,8488
Sumber: Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS
Dari hasil pengolahan data independen, dapat terlihat bahwa setiap butir
pertanyaan (item1 sampai item10) memiliki r(Corrected Item-Total Correlation)
yang bernilai positif dan bernilai lebih besar dari r hitung (0,285), hal ini berarti
bahwa semua butir sudah valid. Nilai alpha yang di dapat adalah 0,8488. Hal ini
menunjukan bahwa instrument yang digunakan sudah reliable, karena (alpha)
lebih dari 0,285.
4.3.2 Untuk variable dependen (peningkatan kinerja setelah mengikuti
e-learning)
Tabel 4.2 Table hasil analisis reliabilitas variable dependen
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
68
ITEM1 29,7292 15,3506 ,5352 ,8852
ITEM2 29,7500 14,7447 ,6082 ,8805
ITEM3 29,7083 14,6791 ,6760 ,8754
ITEM4 29,7708 15,4996 ,5361 ,8849
ITEM5 29,7083 15,3174 ,6220 ,8796
ITEM6 29,6875 14,5598 ,6049 ,8812
ITEM7 29,2292 15,3293 ,6124 ,8801
ITEM8 29,3125 14,6875 ,7064 ,8735
ITEM9 29,3750 13,8138 ,7692 ,8679
ITEM10 29,2292 15,1166 ,6137 ,8799
Reliability Coefficients
N of Cases = 48,0 N of Items = 10
Alpha = ,8897
Sumber: Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS
Dari hasil pengolahan data independen, dapat terlihat bahwa setiap butir
pertanyaan (item1 sampai item10) memiliki r(Corrected Item-Total Correlation)
yang bernilai positif dan bernilai lebih besar dari r hitung (0,285), hal ini berarti
bahwa semua butir sudah valid. Nilai alpha yang di dapat adalah 0,8897, Hal ini
menunjukan bahwa instrument yang digunakan sudah reliable, karena (alpha)
lebih dari 0,285.
4.4 Uji Normalitas
Tabel 4.3 tabel hasil uji normalitas
69
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS
Dari data di atas dapat kita lihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov dan dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi untuk e-learning adalah 0,12 dan untuk Kinerja
adalah 0,47. Karena signifikansi untuk seluruh variable lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data pada variable e-learning dan Kinerja berdistribusi normal, dan
dapat menggunakan statistik parametrik.
4.5 Analisis Statistik Regresi
Tabel 4.4 Hasil uraian jawaban responden mengenai variable e-learning dan
peningkatan kinerja karyawan.
Nomor Responden
E-Learning (X)
Peningkatan
kinerja karyawan (Y)
XY X2 Y2
1 33 30 990 1089 900
2 27 27 729 729 729
3 36 34 1224 1296 1156
4 31 31 961 961 961
5 31 31 961 961 961
6 31 33 1023 961 1089
7 32 39 1248 1024 1521
Tests of Normality
,146 48 ,012 ,953 48 ,053
,128 48 ,047 ,946 48 ,027
ELEARNIN
KINERJA
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
70
8 32 35 1120 1024 1225
9 39 34 1326 1521 1156
10 39 39 1521 1521 1521
11 22 20 440 484 400
12 27 22 594 729 484
13 35 39 1365 1225 1521
14 39 32 1248 1521 1024
15 32 32 1024 1024 1024
16 31 33 1023 961 1089
17 35 36 1260 1225 1296
18 31 33 1023 961 1089
19 30 30 900 900 900
20 31 26 806 961 676
21 39 34 1326 1521 1156
22 38 38 1444 1444 1444
23 33 27 891 1089 729
24 36 37 1332 1296 1369
25 36 35 1260 1296 1225
26 35 36 1260 1225 1296
27 34 33 1122 1156 1089
28 32 25 800 1024 625
29 40 40 1600 1600 1600
30 37 33 1221 1369 1089
31 34 32 1088 1156 1024
71
32 37 36 1332 1369 1296
33 31 30 930 961 900
34 29 31 899 841 961
35 35 38 1330 1225 1444
36 36 32 1152 1296 1024
37 32 35 1120 1024 1225
38 34 35 1190 1156 1225
39 35 36 1260 1225 1296
40 33 35 1155 1089 1225
41 32 30 960 1024 900
42 34 31 1054 1156 961
43 31 31 961 961 961
44 31 31 961 961 961
45 31 32 992 961 1024
46 33 38 1254 1089 1444
47 33 36 1188 1089 1296
48 37 33 1221 1369 1089
Total 1602 1576 53089 54050 52600
Sumber: Hasil pengolahan data dengan menggunakan Ms Excel
Dalam ranting scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kuanlitatif. Dalam skala model ranting scale, responden tidak akan
menjawab salah satu jawaban kualitatif, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif
yang telah disediakan. Oleh karna itu ranting scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk
pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur presepsi responden terhadap fenomena
lainnya, seperti skala untuk mengukur status social ekonomi, kelembagaan, pengetahuan,
72
kemampuan, dan lain-lain. Yang penting bagi penyusunan instrument dengan ranting scale
adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang di berikan pada alternative jawaban pada
setiap item instrument.
• Untuk jawaban rata-rata pemanfaatan e-learning PT. TELKOM:
Sangat baik 4 x 10 = 40
Cukup baik 3 x 10 = 30
Kurang baik 2 x 10 = 20
Sangat tidak baik 1 x 10 = 10
• Untuk jawaban rata-rata Peningkatan kinerja karyawan PT. TELKOM:
Sangat baik 4 x 10 = 40
Cukup baik 3 x 10 = 30
Kurang baik 2 x 10 = 20
Sangat tidak baik 1 x 10 = 10
4.5.1 Perhitungan dengan SPSS
Oleh karana output regresi cukup banyak, analisis hasil regresi akan di bahas
bagian per bagian dengan penyajian ulang bagian yang akan di bahas.
Output bagian pertama dan kedua dari analisis sederhana
Tabel 4.5 Hasil statistik deskriptif
Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS
Descriptive Statistics
32,8333 4,26432 48
33,3750 3,52272 48
KINERJA
E_LEARNI
Mean Std. Deviation N
73
Tabel 4.6 Hasil korelasi
Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS
Analisis:
• Rata-rata peningkatan kinerja karyawan setelah dihitung dengan SPSS
(dengan jumlah data 48 responden) adalah 32,83 dengan standar deviasi
4,26 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan kinerja
PT. TELKOM setelah mengikuti pelatihan e-learning adalah meningkat cukup
baik.
• Rata-rata pemanfaatan e-learning setelah dihitung dengan SPSS (dengan
jumlah responden 48 orang) adalah 33,38 dengan standar deviasi 3,52.
Dengan demikian dapat disimpukan bahwa pemanfaatan e-learning cukup
baik.
• Besar hubungan antara variable peningkatan kinerja karyawan dengan
pemanfaatan (penggunaan) e-learning yang dihitung dengan koefisien korelasi
adalah 0,694 hal ini menunjukan bahwa hubungan kuat (0,60-0,799) antara
peningkatan kinerja karyawan dengan pemanfaatan e-learning.
Bagian ke 3 dan ke 4 hasil analisis adalah :
Correlations
1,000 ,694
,694 1,000
, ,000
,000 ,
48 48
48 48
KINERJA
E_LEARNI
KINERJA
E_LEARNI
KINERJA
E_LEARNI
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
KINERJA E_LEARNI
74
Tabel 4.7 Variable entered
Sumber : analisis data SPSS
Tabel 4.8 Model sumary
Sumber : Analisis data dari SPSS
Analisis:
• Angka R square adalah 0,482 hal ini berarti 48,2% peningkatan kinerja
karyawan bisa di jelaskan oleh variable e-learning. Sedangkan sisanya
(100% - 48,2% = 51,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Bagian ke lima dan ke enam dari output :
Tabel 4.9 Anova
Variables Entered/Removedb
E_LEARNIa , Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: KINERJAb.
,694a ,482 ,470 3,10332
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), E_LEARNIa.
Dependent Variable: KINERJAb.
75
Sumber : Analisis data dari SPSS
Tabel 4.10 Koefisien
Sumber : Analisis data dari SPSS
Analisis :
• Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 42,745 dengan tingkat
signifikansi 0,000 oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05
maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan.
• Table selanjutnya menggambarkan persamaan regresi :
Y = 4,749+ 0,840X
Dimana :
Y= Peningkatan kinerja karyawan
X= Pemanfaatan e-learning
Keterangan :
ANOVAb
411,659 1 411,659 42,745 ,000a
443,008 46 9,631
854,667 47
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), E_LEARNIa.
Dependent Variable: KINERJAb.
Coefficientsa
4,794 4,312 1,112 ,272
,840 ,128 ,694 6,538 ,000
(Constant)
E_LEARNI
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: KINERJAa.
76
� Konstanta 4,749 menyatakan bahwa jika pemanfaatan e-learning
nol maka peningkatan kinerja karyawan 4,749.
� Koefisien regresi sebesar 0,840 menyatakan bahwa setiap
penambahan (karena ada tanda +) nilai 1 pada pemanfaatan e-
learning akan meningkatkan peningkatan kinerja karyawan sebesar
0,840. Namun sebaliknya, jika pemakaian e-learning turun sebesar
1 maka kinerja karyawan juga dipredikasikan mengalami
penurunan sebesar 0,840. Jadi tanda + menyatakan hubungan
searah, dimana kenaikan atau penurunan variable independen (X)
akan mengakibatkan kenaikan/penurunan variable dependen (Y).
• Persamaan regresi yang didapat, selanjutnya akan diuji apakah memang
valid untuk memprediksikan variable dependen. Dengan kata lain, akan
dilakukan pengujian apakah pemanfaatan e-learning benar-benar effektif
untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Hipotesis
Hipotesis untuk kasus ini :
Ho = tidak ada pengaruh antara pemanfaatan e-learning dengan
peningkatan kinerja karyawan perusahaan.
Hi = ada pengaruh antara pemanfaaatan e-learning dengan
peningkatan kinerja karyawan.
Pengambilan keputusan
Dasar pengambilan keputusan:
Jika statistik t hitung > Statistik t Tabel, Ho ditolak
Jika statistik t hitung < Statistik t Tabel, Ho diterima
77
Mencari statistik t hitung, dari tabel output SPSS terlihat bahwa t
hitung (tertulis t) adalah 6,538.
Prosedur mencari statistik tabel, dengan kriteria :
� Tingkat signifikansi (α) = 5%/2 = 2,5% (uji dua sisi)
� Df (derajat kebebasan) = jumlah data - 2 - 1 atau 48-2-1
=45
Untuk t tabel di dapat angka 2,014
Keputusan :
Oleh karena statistik t hitung > statistik t tabel (6,538>2,014), maka
Ho ditolak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada
pengaruh antara pemanfaatan e-learning dengan
peningkatan kinerja karyawan. hubungan ini positif menunjukan
semakin baik pemanfaatan e-learning akan membuat peningkatan
kinerja karyawan cenderung meningkat pada PT. TELKOM.
4.5.2 Pembahasan Hasil Penelitian Dengan Ranting Scale
Ranting scale untuk pemanfaatan e-learning :
Tabel 4.11 ranting scale pemanfaatan e-learning
Skor tertinggi
tiap butir
Jumlah
butir
pertanyaan
Jumlah
Responden
Jumlah
Skor
Kriterium
Keterangan
4 10 48 1920 Sangat baik
3 10 48 1440 Cukup baik
2 10 48 960 Kurang baik
1 10 48 480 Sangat tidak
baik
Sumber : analisis dengan Ms Excel
78
Berdasarkan tabel 4.4 kecenderungan jawaban responden terhadap
pemanfaatan e-learning pada PT. TELKOM adalah 1602. Jika dilihat dari jumlah
skor kriterium berada pada posisi 3-4 (cukup baik) dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa pemanfaatan e-learning pada PT. TELKOM sudah cukup baik.
Ranting scale untuk peningkatan kinerja karyawan:
Tabel 4.12 ranting scale peningkatan kinerja karyawan
Skor tertinggi
tiap butir
Jumlah
butir
pertanyaan
Jumlah
Responden
Jumlah
Skor
Kriterium
Keterangan
4 10 48 1920 Sangat baik
3 10 48 1440 Cukup baik
2 10 48 960 Kurang baik
1 10 48 480 Sangat tidak
baik
Sumber : analisis dengan Ms Excel
Berdasarkan tabel 4.4 kecenderungan jawaban responden terhadap
peningkatan kinerja karyawan PT. TELKOM adalah 1576. Jika dilihat dari jumlah
skor kriterium berada pada posisi 3-4 (cukup baik) dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa peningkatan kinerja karyawan PT. TELKOM setelah mengikuti
e-learning sudah cukup baik.
Kesimpulan yang dapat di tarik dari hasil pembahasan dengan analisis regresi
dan ranting scale di atas bahwa pemanfaatan e-learning sudah cukup efektif
karena pemanfaatan dari e-learning oleh karyawan sudah cukup baik dan
peningkatan kinerja karyawan setelah mengikuti pelatihan melalui e-
learning sudah cukup baik pula. Bisa dikatakan effektif karena faktor
79
pemanfaatan e-learning berpengaruh/ber-efek baik terhadap peningkatan kinerja
karyawan yang mengikuti metode e-learning.
4.6 Analisis Strategi E-learning
4.6.1 Analisis SWOT
Untuk menentukan strategi yang tepat dalam menerapkan e-learning, maka
terlebih dahulu harus diketahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan (streghts),
kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).
Berdasarkan wawancara terhadap pihak manajemen perusahaan didapatkan
beberapa faktor yang menjadi strategi dalam penerapan e-learning, yaitu :
• Faktor Strenghts (kekuatan) pada e-learning yanga ada pada PT. TELKOM
adalah:
1. Materi yang sesuai dengan kebutuhan karyawan (S1)
Materi yang diberikan dalam modul e-learning adalah disesuaikan
dengan kebutuhan unit kerja masing-masing karyawan. Materi yang
ada pada modul e-learning terdiri dari pengetahuan dasar sampai
pengetahuan khusus.
2. Materi yang diberikan dapat dipahami oleh peserta pelatihan (S2)
Materi yang diberikan di di cocokkan dengan kebutuhan pembelajaran
karyawan.
3. Materi terupdate (S3)
Materi yang diberikan selalu update dengan perubahan kebutuhan
karyawan dan perusahaan.
80
4. Sistem e-learning sudah terintegrasi dengan HRIS(Human Resource
Information System) (S4)
5. Menggunakan collaborative learning(S5)
Collaborative learning merupakan fungsi yang sangat membantu
interaksi antar karyawan sehingga ilmu dapat di share.
• Faktor Weakness (kelemahan) pada e-learning yang ada di PT. TELKOM
adalah :
1. Sistem e-learning PT. TELKOM hanya bisa diakses secara intranet
(W1).
2. Terkadang sistem e-learning PT. TELKOM down/mati (W2).
• Faktor opportunities (peluang) pada e-learning PT. TELKOM adalah:
1. Adanya dukungan manajemen terhadap e-learning (O1)
Pimpinan perusahaan mendukung pelatihan dan e-learning dengan
menyamakan tujuan perusahaan dengan materi pelatihan, membuat
peraturan-peraturan bagi karyawan dalam menggunakan sistem e-
learning dimana peraturan ini tidak membatasi tetapi membantu
peningkatan penggunaaan e-learning.
2. Budaya PT. TELKOM mudah menerima perkembangan teknologi (O2)
Sekarang ini, perubahan teknologi berjalan begitu cepatnya sehingga
organisasi perlu berindak cepat pula bila tidak ingin ketinggalan. PT.
TELKOM adalah perusahaan jasa telekomunikasi yang cepat dalam
menerima perkembangan teknologi untuk melayani pelanggan,
memberikan informasi kepada pelanggan dengan berbagai portal
81
TELKOM seperti www.telkom.co.id, www.telkomspeedy.com,
www.telkomflexi.com.
3. Sebagian besar karyawan menggunakan computer untuk mengerjakan
pekerjaan dikantor (O3)
4. Ekspansi PT. TELKOM ke seluruh nusantara dan luar negri (go to
international)(O4)
PT. TELKOM dengan ekspansinya ke luar negri otomatis mereka
membuka branch di luar negri dengan jarak seperti ini e-learning
berfungsi men standarkan konten agar tidak melenceng dari tujuan
perusahaan, fitur kolabiratif learning juga berperan besar di sini.
• Faktor Threat (ancaman) pada e-learning yang ada di PT. TELKOM adalah :
1. Cepatnya perkembangan teknologi informasi (T1)
2. Adanya pandangan dari karyawan bahwa tujuan e-learning hanya
untuk menghemat biaya, bukan untuk meningkatkan kinerja karyawan
(T2)
4.6.2 Faktor Strategis Internal dan Eksternal
Setelah diketahui faktor-faktor yang memperngaruhi keefektifan, maka
langkah selanjutnya adalah menganalisa data-data yang ada kedalam dua
matriks, yaitu: matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan matriks EFAS
(Eksternal Factor Analysis Summary)
82
4.6.2.1 Matriks IFAS
Tabel 4.13 Hasil matriks IFAS
Sumber : Perhitungan faktor internal
Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating B*R
Kekuatan (Streght):
• Materi sesuai dengan kebutuhan karyawan
• Materi yang diberikan dapat dipahami oleh
peserta pelatihan
• Materi terupdate
• Sistem e-learning sudah terintegrasi dengan
HRIS(Human Resource Information System)
• Menggunakan collaborative learning
0,22
0,09
0,28
0,12
0,12
4
4
4
3
3
0,88
0,36
1,12
0,36
0,36
Kelemahan (Weakness):
• Sistem e-learning PT. TELKOM hanya bisa
diakses secara intranet
• Terkadang sistem e-learning PT. TELKOM
down/mati
0,12
0,05
1
2
0,12
0,05
1,0 3,25
83
4.6.2.2 Matriks EFAS
Tabel 4.14 Hasil matriks EFAS
Sumber : Perhitungan faktor eksternal
4.6.3 Penentuan Posisi E-learning Perusahaan.
Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating B*R
peluang (oppurtinies):
• Adanya dukungan manajemen terhadap e-
learning
• Budaya PT. TELKOM mudah menerima
perkembangan teknologi
• Sebagian besar karyawan menggunakan
computer untuk mengerjakan pekerjaan dikantor
• Karyawan PT. TELKOM tersebar banyak di
Indonesia
0,23
0,17
0,11
0,09
4
4
3
4
0,92
0,68
0,33
0,27
Ancaman (Threads):
• Cepatnya perkembangan teknologi informasi
(T1)
• Adanya pandangan dari karyawan bahwa tujuan
e-learning hanya untuk menghemat biaya, bukan
untuk meningkatkan kinerja karyawan
0,34
0,06
1
2
0,34
0,12
1,0 2,66
84
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai IFAS sebesar 3,25 dan nilai EFAS
2,66. Dari hasil tersebut dapat langsung dilihat dimaan letak posisi perusahaan
pada analisis IE (internal-eksternal matriks).
Gambar 4.5 Analisis IE matriks
Sumber : analisis matriks IE
Dilihat dari gambar 4.5, posisi E-learning PT. TELKOM berada pada kuadran
Grow and build dimana di dalam posisi ini strategi yang cocok digunakan oleh PT.
TELKOM untuk e-learningnya adalah intensif dan agresif, seperti mengembagkan
sistem e-learning lebih maju lagi, menambah konten atau infrastruktur untuk
mensupport e-learning, dsb.
EFE
Score
EFE Score
III II III
IV V VI
VII VIII IX
4.0
lap
4.0 1.0 1.0
EFE
3,25
IFE
2,66
85
4.6.4 Analisis strategi bagi PT. TELKOM berdasarkan matriks SWOT
Tabel 4.15 Hasil Matriks SWOT
Strenght (S):
1. Materi yang sesuai dengan
kebutuhan karyawan (S1)
2. Materi yang diberikan dapat
dipahami oleh peserta
pelatihan (S2)
3. Materi terupdate (S3)
4. Sistem e-learning sudah
terintegrasi dengan HRIS (S4)
5. Menggunakan collaborative
learning(S5)
Weakness (W):
1. Sistem e-learning PT.
TELKOM hanya bisa
diakses secara intranet
(W1).
2. Terkadang sistem e-
learning PT. TELKOM
down/mati (W2).
IFAS
EFAS
Opportunity(O) :
1. Adanya dukungan
manajemen terhadap e-
learning (O1)
2. Budaya PT. TELKOM
mudah menerima
perkembangan teknologi
(O2)
3. Sebagian besar karyawan
menggunakan computer
untuk mengerjakan
pekerjaan dikantor (O3)
4. Ekspansi PT. TELKOM ke
seluruh nusantara dan luar
negri (go to
international)(O4)
Threats (T) :
1. Cepatnya perkembangan
teknologi informasi (T1) 2. Adanya pandangan dari
karyawan bahwa tujuan e-
learning hanya untuk
menghemat biaya, bukan
untuk meningkatkan
kinerja karyawan (T2)
Strategi SO
Strategi WO
Strategi ST
Strategi WT
86
Sumber : Analisis matriks SWOT
Strategi SO :
1. Menjaga dan meningkatkan kualitas materi dalam modul e-
learning.
Materi yang diberikan adalah materi yang sesuai dengan hasil penilaian
kinerja karyawan dan apa yang karyawan butuhkan menurut HRIS, dari
hasil itu dapat dilihat skill mana yang harus di tingkatakan maka dari itu
meningkatkan kualitas materi sejalan dengan meningkatkan keakuratan
pengukuran kinerja dan pembuatan materi. Dalam membuat materi,
perusahaan membutuhkan seorang Subjek Matter Expert (SME).
Seorang SME adalah seorang yang mengetahui materi secara mendalam.
Misalnya, membuat materi e-learning tentang strategi marketing
membutuhkan seorang SME yang ekspert di dalam marketing. SME akan
memberikan dasar-dasar referensi materi seperti buku, artikel, makalah,
dsb agar penyusunan materi terbantu, maka dari itu perusahaan perlu
memotivasi, membantu SME agar lebih baik dalam membuat materi
membuat materi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan karyawan
dengan memasukan unsur feedback dari user di dalam pembuatan
materi. Materi yang berkualitas adalah materi yang di buat dengan
personalisasi bukan dibuat dengan standar yang sama semua.
2. Membuat materi dengan penyesuaian lingkungan karyawan
bekerja.
Organisasi yang memiliki kantor cabang tersebar di seluruh indonesia
dan luar indonesia sangat membutuhkan pelatihan dengan standar yang
berbeda-beda sesuai dengan lokasi pelajar e-learning bekerja, maka dari
87
itu membutuhkan kolaborasi yang matang untuk membuat suatu materi
bagi karyawan di berbagai tempat. Kolaborasi ini dapat tercapai dengan
memasukan kondisi aktual lokal user kedalam pembuatan materi bagi
user.
3. Meningkatkan kemampuan sistem e-learning.
Dalam hal ini e-learning PT. TELKOM yang tadinya hanya bisa diakses
dari jaringan internal kantor/perusahaan di kembangakan untuk masuk
ke jaringan eksternal(internet), hal ini di tujukan untuk memperkuat
dasar dari e-learning yaitu mobilitas pembelajaran yang tinggi, selain itu
meningkatkan infrastruktur e-learning sejalan dengan pengenalan e-
leanring lebih dalam yang di tujukan untuk meningkatkan penggunaan
e-learning sebagai jalan untuk menciptakan organisasi yang belajar terus
menerus.
Strategi ST :
1. Mengenalkan fitur colaborative learning lebih dalam kepada
user.
Dengan mengenalkan fitur ini diharapkan karyawan dapat
menggunakan secara penuh fitur-fitur colaborative learning. Colaborative
learning adalah fitur di dalam e-learning yang memungkinkan antar user
e-learning untuk membagi ilmunya kepada user lain. Contoh fitur ini
adalah chatting, video conference, forum diskusi, milis, dan sebagainya.
2. Mengenalkan sistem e-learning lebih dalam kepada user.
88
Dengan pengenalan lebih dalam ke karyawan diharapkan
karyawan dapat mengetahui essensi di terapkanya e-learning di
perusahaanya. Dengan pengenalan ini juga karyawan dapat lebih tahu
cara menggunakan e-learning sehingga pemanfaatan e-learning dapat
lebih effektif dan secara otomatis ketergantungan pengguna terhadap e-
learning yang terus menerus update dapat membantu pengguna dalam
mengikuti perkembangan teknologi informasi.
Strategi WO :
1. Mengembangkan infrastruktur IT.
Dengan melakukan pengembangan infrastruktur IT khususnya jaringan
diharapkan e-learning dapat digunakan di luar kantor seperti dari rumah,
online wireless dari mana saja. Dengan demikian mobilitas pembelajaran
menjadi lebih tinggi lagi. Dengan di bukanya sistem e-learning ke
jaringan eksternal perusahaan (internet) maka security dari sistem juga
harus di tingkatkan. Serta dengan pengembangan infrastruktur IT
diharapkan system down dari e-learning dapat di hilangkan sehingga
user tidak terganggu
Strategi WT :
1. Lebih berfokus terhadap infrastruktur pendukung e-learning
dan pengenalan e-learning.
Dengan strategi ini diharapkan meningkatkan fungsionalitas e-
learning sebagai pembelajaran yang mempunyai tingkat updat
informasi dan mobilitas tinggi, dalam hal ini karyawan benar-benar
89
mengetahui bahwa sistem e-learning bukan di terapkan semata-
mata untuk effesiensi biaya pelatihan tetapi lebih ke tujuan jangka
panjang yaitu peningkatan kinerja karyawan. Membuka e-learning ke
internet juga dapat memperkuat fungsi e-learning. Tetapi semua ini
harus sejalan dengan pengenalan lebih dalam terhadap e-learning
bagi karyawan agar karyawan mengetahui fungsi e-learning dan
alasan mengapa e-learning di terapkan di perusahaannya.
4.7 Implikasi Hasil Penelitian.
Pengimplikasian hasil penelitian ini adalah dalam bentuk strategi penerapan e-
learning kedepanya agar lebih baik, maka dari itu dilakukan analisis strategi SWOT.
Setelah analisis SWOT dilakukan maka hasil analisis SWOT serta Analisis regresi
(kinerja karyawan, efektifitas penerapan e-learning dan hubungan kinerja dengan
penerapan e-learning) dapat diberikan kepada pihak otoritas perusahaan untuk
ditindak lanjuti.
90
Gambar 4.6 Penelitian dan implikasinya
Sumber : Penulis
Hasil analisis regresi akan memberikan gambaran perusahaan tentang sistem e-
learning PT. TELKOM di mata karyawan dan peningkatan kinerja setelah
memanfaatkan e-learning. Dilihat dari hasil regresi di atas, effektifitas pemanfaatan e-
learning terhadap peningkatan kinerja karyawan cukup baik dan pemanfaatan e-
learning juga cukup baik di mata user yang menggunakan e-learning.
Setelah melihat evaluasi kita lakukan penilaian IFAS dan EFAS perusahaan pada
analisis swot, penerapan strategi ini tidak langsung di terapkan secara total, harus ada
Analisis data
Analisis
SWOT
Rekomendasi
Strategi
pemanfaatan e-
learning
Efektifitas penerapan
E-learning terhadap
peningkatan kinerja
karyawan
Hubungan
peningkatan kinerja
dengan e-learning
Peningkatan
kinerja
karyawan
Pengambilan
Data (survey)
Otoritas perusahaan yang diteliti
Penerapan hasil penelitian
91
tahapan-tahapan analisis lagi karena strategi-strategi ini hanya rekomendasi dari
peneliti, sedangkan perusahaan lebih mengetahui tentang posisi perusahaan dan
strategi yang cocok. Bisa saja rekomendasi strategi yang peneliti buat hanya di jadikan
referensi, karena smua keputusan kembali lagi ke manajemen PT. TELKOM.
Implikasi secara garis besar sebagai berikut :
1. Mengembangkan infrastruktur pendukung e-learning salah satunya
menyatukan e-learning dengan jaringan eksternal perusahaan (internet).
proses ini memerlukan biaya yang tidak sedikit tetapi tidak terlalu banyak
juga karena sistem e-learning sudah ada, hanya perlu di kembangkan lagi.
Dalam mengembangkan sistim e-learning diperlukan SDM lebih banyak untuk
memanagenya, dalam hal ini divisi HR juga berturut serta menyediakan
sumberdaya manusia yang kompeten.
2. Seiring dengan pengembangan infrastruktur diikuti juga pengenalan lebih
banyak tentang e-learning kepada karyawan melalui seminar-seminar secara
klasikal dan pelatihan-pelatihan dasar menggunakan internet. diharapkan
dengan selesainya pengembangan infrastruktur e-learning para karyawan
bisa langsung dapat menikmati e-learning dengan penuh karna mereka sudah
mengetahui fungsinya.
3. Seiring dengan berjalannya e-learning, diperlukan tindakan terus menerus
(repetetif) untuk meningkatkan kualitas e-learning maka diprerlukan
peningkatan kualitas materi sehingga diharapkan kualitas peningkatan
kinerja juga naik, seperti hasil analisis regresi tentang hubungan dan
pengaruh pemanfaatan e-elarning (dimana faktor materi ada dialamnya)
92
dengan peningkatan kinerja karyawan. Untuk menciptakan suatu konten
yang baik maka diperlukan penggabungan yang baik antara SME, tujuan
perusahaaan dan keutuhan end-user. Sukses dalam menerapkan e-learning
tergantung pada hubungan antara user, referensi materi, dan dengan semua
stakeholder di dalam proses dan menyediakan pengalaman
pembelajaran yang berarti (Baron 2006).