26
48 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang diterima oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan adalah meliputi pendapatan kontribusi yang diterima dari nasabah serta instrumen apa saja yang digunakan oleh perusahaan dalam menginvestasikan dana peserta sehingga dapat menghasilkan profit. Penelitian dilaksanakan dengan cara melakukan wawancara dengan Head of Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, dengan metode observasi, yaitu mengumpulkan data berupa sampel jurnal transaksi perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi, serta studi kepustakaan yaitu dengan membaca buku referensi dan artikel yang terkait dengan materi. Perbedaan yang paling mendasar diantara PSAK 28 dan PSAK 108 adalah pada pengakuan pendapatan premi. Apabila merujuk pada PSAK 28, premi tersebut masuk dalam pendapatan perusahaan. Dalam PSAK 108, kontribusi (premi) dipisahkan menjadi ujroh dan tabarru’, dimana kumpulan dana tabarru’ sepenuhnya milik peserta yang dikelola dan diinvestasikan sesuai syariah, dan ujroh digunakan untuk pengelolaan perusahaan. PT. Asuransi Takaful Umum, sebagai pengelola investasi dana tabarru, tidak mengambil fee pengelolaan investasi dan lebih memilih menguatkan dana cadangan tabarru untuk memperkuat layanannya kepada para peserta asuransi.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-2-00380-AK Bab4001.pdf · Dalam asuransi syariah, kontribusi yang dibayar peserta asuransi tidak

  • Upload
    vominh

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

48

BAB 4

ANALISIS DAN BAHASAN

Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah

dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap

pendapatan kontribusi yang diterima oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan

adalah meliputi pendapatan kontribusi yang diterima dari nasabah serta instrumen

apa saja yang digunakan oleh perusahaan dalam menginvestasikan dana peserta

sehingga dapat menghasilkan profit.

Penelitian dilaksanakan dengan cara melakukan wawancara dengan Head of

Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, dengan metode observasi, yaitu

mengumpulkan data berupa sampel jurnal transaksi perlakuan akuntansi terhadap

pendapatan kontribusi, serta studi kepustakaan yaitu dengan membaca buku referensi

dan artikel yang terkait dengan materi.

Perbedaan yang paling mendasar diantara PSAK 28 dan PSAK 108 adalah

pada pengakuan pendapatan premi. Apabila merujuk pada PSAK 28, premi tersebut

masuk dalam pendapatan perusahaan. Dalam PSAK 108, kontribusi (premi)

dipisahkan menjadi ujroh dan tabarru’, dimana kumpulan dana tabarru’ sepenuhnya

milik peserta yang dikelola dan diinvestasikan sesuai syariah, dan ujroh digunakan

untuk pengelolaan perusahaan.

PT. Asuransi Takaful Umum, sebagai pengelola investasi dana tabarru, tidak

mengambil fee pengelolaan investasi dan lebih memilih menguatkan dana cadangan

tabarru untuk memperkuat layanannya kepada para peserta asuransi.

49

4.1. Pengakuan, Pengukuran, serta Penyajian Pendapatan Premi Asuransi

Umum Syariah pada PT. Asuransi Takaful Umum

4.1.1 Pengakuan Pendapatan Premi Asuransi Syariah PT. Asuransi Takaful

Umum

Salah satu perbedaan mendasar dari asuransi syariah dan konvensional

terletak pada akad. Akad yang digunakan dalam Asuransi Syariah adalah akad

tabarru’( hibah) dan tijari (wakalah bil ujrah). Akad yang digunakan antar

peserta asuransi syariah adalah menggunakan akad tabarru’, sedangkan akad

peserta dengan perusahaan menggunakan akad wakalah bil ujroh yaitu

perusahaan sebagai wakil/pengelola dana tabarru’ yang mendapatkan

fee/ujroh. Konsep asuransi syariah adalah sharing risk, yaitu membagi risiko

ke sesama peserta dimana masing-masing peserta asuransi menyisihkan

sebagaian dana untuk dimasukkan ke rekening dana peserta yaitu dana

tabarru’ yang akan digunakan untuk membayar klaim apabila salah satu

peserta mengalami suatu kerugian. Sedangkan akad yang digunakan oleh

asuransi konvensional adalah akad jual beli dan transfer risk, dimana para

peserta membayar premi dan kemuadian premi tersebut mutlak menjadi

pendapatan perusahaan, dan apabila terjadi kerugian, maka pihak

perusahaanlah yang akan memanggung kerugian tersebut dalam bentuk klaim

yang diambil dari dana milik perusahaan karena peserta mengalihkan risiko

sepenuhnya kepada perusahaan.

Dalam asuransi syariah, kontribusi yang dibayar peserta asuransi tidak

diakui secara langsung menjadi pendapatan perusahaan asuransi, tetapi

menjadi milik peserta asuransi secara kolektif setelah dikurangi ujroh

pengelolaan untuk perusahaan asuransi karena mengacu pada PSAK 108,

50

bukan PSAK 28 yang menyebutkan bahwa semua pendapatan premi dari

peserta diakui sebagai pendapatan perusahaan. Kontribusi tersebut

diakumulasikan untuk membagi risiko yang timbul diantara peserta asuransi.

Dalam asuransi syariah, peranan perusahaan asuransi terbatas pada

peran underwriter, collector & claim payer, dan fund manager. Sumber

pendapatan perusahaan asuransi berasal dari ujroh, surplus underwriting dana

tabarru’, dan bagi hasil atas pengelolaan dana tabarru’ dan

pembagian/alokasi. Perusahaan memisahkan dana peserta asuransi

(tertanggung) dengan dana pengelola (dana perusahaan). Dana peserta adalah

semua dana baik berupa dana tabarru’ maupun dana investasi dana tabarru’.

Dana tabarru’ merupakan kumpulan dana yang berasal dari kontribusi

peserta asuransi yang digunakan sebagai pengelolaan resiko peserta.

Sedangkan ujroh adalah kumpulan dana yang telah disepakati diawal sebagai

fee pengelolaan kepada perusahaan.

Kontribusi/premi takaful yang dibayar sekaligus pada awal untuk

jangka waktu satu tahun dan harus diperbaharui apabila kontrak

diperpanjang. Nominal yang ditetapkan oleh perusahaan dihitung sesuai

dengan resiko yang dipilih. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 15,

dimana kontribusi/premi takaful yang dibayar peserta, dimasukkan ke dalam

kumpulan uang peserta (insurance fund) yang berfungsi sebagai investasi dan

sumbangan (tabarru’) yang berfungsi sebagai cadangan dana tabarru’ untuk

menutup klaim apabila terjadi musibah pada peserta takaful. Setiap surplus

operasi atau defisit operasi merupakan tanggung jawab peserta asuransi

secara kolektif.

51

cadangan teknis

IBNR

Cadangan klaim EKRS

Cadangan kontribusi

Pengakuan kontribusi asuransi umum syariah pada PT Asuransi Takaful

Umum menggunakan metode sebagai berikut :

1. Metode accrual basis

Dalam praktek pengakuan pendapatan premi asuransi syariah, metode

yang digunakan merupakan metode accrual basis. Artinya pendapatan

diakui sebelum perusahaan belum menerima kas dari nasabah, artinya

pendapatan kontribusi tersebut sudah diakui saat terbit polis. Perusahaan

mempunyai hak untuk mengakui pendapatan tersebut karena pada saat

penerbitan polis artinya periode pertanggungannya sudah dimulai.

2. Technical reserve (cadangan teknis)

Cadangan teknis merupakan bagian dari kontribusi asuransi yang

belum dihasilkan atau dikenal sebagai cadangan premi yang belum

dihasilkan. Dalam sistem akuntansi Takaful, cadangan teknis terbagi

menjadi 3 (tiga) berdasarkan PSAK 108 paragraf 26, ketiga prinsip yang

diterapkan oleh PT. Asuransi Takaful Umum tersebut :

Gambar 4.1

Pembagian cadangan teknis PT. Asuransi Takaful Umum

Sumber : pernyataan langsung wawancara dengan Head of Finance and Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, Ibu Melda. 10 Juni 2013.

1) Cadangan kontribusi, yaitu jumlah untuk memenuhi klaim yang

terkait dengan kontribusi nyang timbul pada periode berjalan atau

52

periode mendatang (penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak).

Berdasarkan PSAK 108 paragraf 28 (poin a), cadangan kontribusi

diukur berdasarkan kebijakan manajemen perusahaan.

2) Cadangan klaim EKRS (Estimasi Klaim Retensi Sendiri), yaitu klaim

yang telah dilaporkan oleh nasabah tetapi belum diakui/masih dalam

proses. Cadangan klaim EKRS tersebut merupakan jumlah penyisihan

untuk klaim yang yang dilaporkan sampai akhir periode berjalan yang

diperkirakan akan dibayar pada periode mendatang. Cadangan klaim

EKRS diukur sebesar jumlah estimasi klaim yang masih dalam proses

oleh entitas pengelola. Berdasarkan PSAK 108 paragraf 28 (poin b),

cadangan klaim EKRS tersebut diukur dengan mengurangkan

cadangan estimasi tersebut dengan bagian reasuransi dan bagian klaim

yang telah dibayarkan.

3) IBNR (incurred but not reported), yaitu dana klaim yang sudah

dibayarkan oleh nasabah tetapi belum dilaporkan sampai akhir

periode berjalan. Berdasarkan PSAK 108 paragraf 28 (poin c), IBNR

diukur berdasarkan data masa lalu yang terkait dengan kalim yang

paling terkini yang dilaporkan dan menggunakan metode statistik.

Cadangan teknis tersebut diakui berdasarkan PSAK 108 paragraf 27 yaitu

pada saat akhir periode pelaporan sebagai beban dan disajikan dalam laporan surplus

(defisit) underwriting dana tabarru’. Sedangkan cadangan teknis tersebut diungkap

berdasarkan PSAK 108 paragraf 33 yaitu sebagai kewajiban dan disajikan pada

laporan posisi keuangan.

53

4.1.2 Pencatatan Pengakuan Pendapatan Premi

Pencatatan pengakuan pendapatan premi atau kontribusi dari peserta adalah

sebagai berikut :

1. Jurnal untuk mencatat kontribusi (premi) pada saat tanggal terbit polis :

a.) Asuransi langsung

Dr. Piutang kontribusi langsung asuransi xxx Cr. Pendapatan kontribusi langsung xxx

b.) Reasuransi

Dr. Piutang Kontribusi Langsung Reasuransi Masuk xxx Cr. Pendapatan Kontribusi Langsung Reasuransi Masuk xxx Dr. Pendapatan Kontribusi Langsung Reasuransi Keluar xxx Cr. Utang Kontribusi Reasuransi xxx

2. Jurnal pada saat penerimaan kontribusi pada Asuransi Umum Syariah.

a) Asuransi langsung

Dr. Kas/Bank Dana Peserta xxx Cr. Piutang Kontribusi Langsung Asuransi xxx

b) Reasuransi

Dr. Kas/Bank Dana Peserta xxx Cr. Piutang Kontribusi Langsung Reasuransi Masuk xxx

3. Jurnal untuk ujroh dibayar pada saat tanggal terbit polis.

Dr. Beban Ujroh Dibayar xxx Cr. Utang Ujroh Dibayar xxx

4. Jurnal pada saat pembayaran ujroh.

Dr. Utang Ujroh Dibayar xxx Cr. Kas/Bank Dana Peserta xxx

4.1.3. Pengukuran Pendapatan Premi Asuransi Umum Syariah

Penulis menuliskan contoh perhitungan kontribusi asuransi syariah

yaitu polis untuk kendaraan bermotor dan polis asuransi syariah untuk

bangunan. Perhitungan tersebut merupakan perhitungan ongkos resiko murni,

54

Kontribusi = [(( Nilai bersih objek x suku kontibusi) + (Kontribusi TJH pihak ketiga + Kontribusi tambahan)) x (1 - % diskon)]

yaitu biaya yang jumlahnya hanya mencukupi kerugian yang dialami oleh

peserta selama keanggotaan seama satu periode pertanggungan dalam

asuransi syariah kendaraan bermotor. Berikut adalah unsur-unsur pengeluaran

provisi yang perlu ditambah diatas ongkos risiko murni untuk menjadi biaya

kontribusi pada asuransi umum syariah :

Keterangan :

Nilai bersih objek = nilai atau harga kendaraan yang akan diasuransikan.

Suku kontribusi = persentase dari nilai objek bersih guna menentukan

besar kontribusi yang harus dibayar oleh peserta.

Kontribusi TJH pihak ketiga = biaya Tanggung Jawab Hukum kepada pihak ketiga.

Kontribusi tambahan = kontribusi tambahan atas kontribusi bersih.

Diskon = potongan kontribusi

Perhitungan kontribusi tersebut dapat dihitung dengan menilai terlebih dahulu

objek yang akan diasuransikan. Kemudian, nilai objek bersih tersebut dikalikan

dengan persentase suku kontribusi, dimana suku kontribusi tersebut telah ditentukan

oleh pihak menajemen dengan cara melihat dan menganalisa data statistik rata-rata

klaim selama 3 (tiga) tahun ke belakang. Besaran hasil perhitungan kontribusi

tersebut kemudian ditambah oleh biaya Tanggung Jawab Hukum pihak ketiga, yaitu

kontribusi yang dibayarkan dan tambahan kontribusi, potongan diskon dihitung

apabila peserta asuransi mendapat diskon pembayaran kontibusi, bila peserta tidak

mendapat diskon, maka hasil perhitungan kontribusi tersebut tidak perlu dikurang

diskon tersebut.

55

Kontribusi = Nilai bersih objek x suku kontibusi

Perhitungan kontribusi (untuk resiko murni) untuk bangunan juga mangacu

pada akad wakalah bil ujroh dimana investasi tersebut menggunakan jasa fund

manager dengan mengeluarkan iuran (ujroh) untuk pengelola, maka kontribusi

(premi) asuransi syariah dapat dihitung dengan formula berikut :

Keterangan :

Nilai bersih objek = nilai atau harga kendaraan yang akan diasuransikan.

Suku kontribusi = persentase dari nilai objek bersih guna menentukan

besar kontribusi yang harus dibayar oleh peserta.

Perhitungan kontribusi tersebut dapat dihitung dengan menilai terlebih dahulu

objek yang akan diasuransikan. Kemudian, nilai objek bersih tersebut dikalikan

dengan persentase suku kontribusi, dimana suku kontribusi tersebut telah ditentukan

oleh pihak menajemen dengan cara melihat dan menganalisa data dari tabel statistik

rata-rata klaim selama 3 (tiga) tahun ke belakang.

4.1.4. Penyajian Terkait Pendapatan Premi berdasarkan PSAK 108

Pada PSAK 108, pengungkapan terkait “piutang premi”, “piutang ujrah” ,

“biaya administrasi”, dan “utang ujrah” diungkap dalam laporan keuangan sebagai

piutang kontribusi dan disajikan pada laporan posisi keuangan sedangkan pendapatan

pada saat pelunasan premi yang dimasukkan ke akun “bank” dan diungkap sebagai

“kas dan setara kas” pada laporan keuangan dan disajikan pada laporan posisi

keuangan sebagai aset. “Utang premi treaty” dan “utang ujrah treaty” adalah utang

yang dibayar oleh perusahaan sebagai utang atas reasuransi kepada reasuradur, kedua

akun tesebut diungkap sebagai “utang reasuransi” dalam laporan keuangan dan

disajikan pada laporan posisi keuangan, sedangkan akun “utang komisi” diungkap

56

sebagai “utang komisi” dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi

keuangan sebagai kewajiban.

PT. ASURANSI “X” LAPORAN POSISI KEUANGAN

Per 31 Desember 2xxx

ASET

Kas dan Setara Kas XXX

piutang kontribusi XXX

piutang reasuransi XXX

piutang

mudharabah XXX

salam XXX

istishna XXX

investasi pada surat berharga XXX

pembiayaan

mudharabah XXX

musyarakah XXX

investas pada entitas lain XXX

properti investasi XXX

aset tetap dan akumulasi penyusutan XXX

JUMLAH ASET XXX

KEWAJIBAN

penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak XXX

utang klaim XXX

klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan XXX

bagian reasuransi dari pihak lain atas klaim yang masih harus dibayar XXX

bagian peserta atas surplus underwriting dana XXX

Tabarru’ yang masih harus dibayar XXX

utang reasuransi XXX

utang dividend XXX

utang pajak XXX

JUMLAH KEWAJIBAN XXX

Akun “pendapatan ujrah kontribusi langsung” diungkap dalam laporan

keuangan sebagai “pendapatan pengelolaan operasi asuransi (ujrah)”, akun

“pendapatan polis” dan “pendapatan materai” diungkap dalam laporan keuangan

sebagai “pendapatan lain-lain” dan disajikan pada laporan laba rugi. Sedangkan akun

“beban ujah treaty” yaitu ujrah yang dibayar oleh pihak perusahaan kepada pihak

57

reasuradur sebagai ujrah reasuransi diungkap sebagai “ujrah dibayar” dan akun

“beban komisi langsung” diungkap sebagai “beban komisi” pada laporan keuangan

dan juga disajikan dalam laporan laba rugi.

PT. ASURANSI X LAPORAN LABA RUGI

Per 31 Desember 2xxx

PENDAPATAN pendapatan pengelolaan operasi asuransi (ujrah) XXX

pendapatan pengelolaan portofolio investasi dana peserta

XXX

pendapatan pembagian surplus underwriting XXX

pendapatan investasi

XXX

pendapatan lain-lain XXX

JUMLAH PENDAPATAN

XXX

BEBAN beban komisi XXX

ujrah dibayar

XXX

beban umum dan administrasi XXX

beban pemasaran

XXX

beban pangembangan XXX

JUMLAH BEBAN

XXX

LABA USAHA

XXX

pendapatan (beban) non-usaha neto

XXX

Laba sebelum pajak

XXX

beban pajak

XXX

LABA NETO

XXX

Akun “pendapatan premi langsung” diungkap dalam laporan keuangan

sebagai “kontribusi bruto”, akun “beban ujrah langsung” diungkap sebagai “ujroh

pengelola” dalam laporan keuangan sedangkan, “treaty outward” diungkap sebagai

“bagian reasuransi” dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus

(defisit) underwriting dana tabarru’.

58

PT. ASURANSI "X" laporan surplus (defisit) underwriting dana tabarru’

per 31 Desember 2xxx

pendapatan asuransi

kontribusi bruto

XXX

ujrah pengelola XXX

bagian reasuransi (atas resiko)

XXX

perubahan kontribusi yang belum menjadi hak XXX

Jumlah Pendapatan Asuransi XXX

beban asuransi

XXX

pembayaran klaim XXX

klaim yang ditanggung reasuransi dan pihak lain

XXX

klaim yang mash harus dibayar XXX

klaim yang masih harus dibayar yang ditanggung reasuransi dan pihak lain XXX

penyisihan teknis

XXX

beban pengelolaan asuransi XXX

Jumlah Investasi asuransi

XXX

Surplus (defisit) neto Asuransi

XXX

pendapatan investasi XXX

total pndapatan investasi

XXX

beban pengelolaan portofolio investasi XXX

pendapatan investasi neto

XXX

Surplus (defisit) Underwriting Dana Tabarru' XXX

4.2. Kesesuaian Perlakuan Pendapatan Kontribusi Asuransi Umum Syariah

pada PT. Asuransi Takaful Umum dengan PSAK 108

Pada subbab ini, penulis akan memberikan beberapa contoh jurnal

pengakuan terkait transaksi dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta

kepada perusahaan. Jurnal transaksi tersebut meliputi jurnal saat penerbitan

polis dan jurnal ketika pelunasan polis. Contoh kasus yang diberikan adalah

contoh kasus polis pada produk Asuransi Takaful Abror dan Asuransi

Takaful Kebakaran.

59

Kasus 1 : Produk asuransi Takaful Abror (asuransi kendaraan bermotor) dengan nomor account 1.303.12.203.000001.

Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jurnal Penerbitan Polis Asuransi Kendaraan Bermotor

jurnal ketika penerbitan polis Akun (dalam satuan rupiah) debet kredit Piutang premi asuransi motor 5,199,100.00 1,039,820.00 piutang ujroh kontribusi langsung motor 2,469,572.50

bea materai 12,000.00 bea polis 25,000.00

utang ujroh kontribusi langsung kendaraan bermotor 2,469,572.50 pendapatan premi langsung motor 5,199,100.00 pendapatan ujroh kontribusi langsung

2,469,572.50

beban ujroh langsung motor 2,469,572.50 diskon langsung motor 1,039,820.00 pendapatan materai

12,000.00

pendapatan polis 25,000.00 total 11,215,065.00 11,215,065.00

Tabel 4.2

Jurnal Pelunasan Premi Asuransi Kendaraan Bermotor

jurnal ketika pelunasan pelunasan premi debet kredit bank 4,196,280.00

utang ujroh kontribusi langusng motor 2,469,572.50 piutang premi asuransi motor

4,159,280.00

piutang ujroh kontribusi langsung motor 2,469,572.50 bea polis 25,000.00 bea materai

12,000.00

total 6,665,852.50 6,665,852.50

Berdasarkan data diatas, hasil analisis atas jurnal ketika penerbitan polis adalah

sebagai berikut:

1) Dr. Piutang premi langsung motor 5.199.100 Cr. Pendapatan premi langsung motor 5.199.100

Jurnal diatas merupakan jurnal pengakuan saat terbitnya polis, pendapatan

kontribusi dari nasabah sebesar 5.199.100 sudah diakui sebagai pendapatan

perusahaan karena perusahaan membebankan sejumlah dana kepada peserta atas

pembayaran kontribusi yang harus dilakukan oleh peserta di waktu yang akan

60

datang. Hal ini dilakukan karena pada saat penerbitan polis, artinya periode

pertanggungan telah dimulai. Prinsip ini sesuai dengan prinsip yang diterapkan

oleh perusahaan dalam mengakui pendapatan yaitu menggunakan accrual basis.

“Piutang premi langsung motor” diungkap pada laporan keuangan sebagai

piutang kontribusi dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan

“Pendapatan premi langsung motor” diungkap sebagai kontribusi bruto dalam

laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana

tabarru’. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 10.

2) Dr. beban ujroh langsung motor 2.469.572,5 Cr. Utang ujroh kontribusi langsung motor 2.469.572,5

Jurnal diatas merupakan jurnal pengakuan pembayaran ujroh yang belum

dibayar oleh nasabah kepada perusahaan. Ujroh tersebut dibayarkan kepada

pihak pengelola dana sebagai fee atas pengelolaan dana yang akan dilakukan

oleh entitas. Perusahaan telah membebankan biaya ujroh pada saat terbit polis.

Sama dengan metode pengakuan sebelumnya, pendapatan ujroh diakui dengan

motode accrual basis dimana perusahaan telah mengakui pembayaran ujroh yang

akan diterima dari peserta pada saat pertama penerbitan polis. Akun “beban

ujroh langsung motor” diungkap dalam laporan keuangan sebagai ujroh

pengelola dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru’ dan

“Utang ujroh kontribusi langsung motor” diungkap sebagai piutang kontribusi

dan disajikan dalam laporan keuangan pada laporan posisi keuangan. Prinsip ini

sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20.

3) Dr. piutang ujroh kontribusi langsung 2.469.572,5 Cr. Pendapatan ujroh kontribusi langsung 2.469.572,5

61

Jurnal diatas merupakan jurnal pengakuan pendapatan ujroh yang akan

diterima oleh perusahaan. Perusahaan sudah mencatat dan mengakui pendapatan

tesebut saat terbit polis dengan menggunakan metode accrual basis, artinya pada

saat nasabah belum membayar ujroh tersebut, perusahaan sudah mengakui

pendapaan ujroh tersebut meskipun kas belum diterima dari nasabah. “piutang

ujroh kontribusi langsung” diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan

keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan “Pendapatan ujroh

kontribusi langsung” diungkap sebagai pendapatan pengelolaan operasi asuransi

dan disajikan dalam laporan keuangan pada laporan laba rugi. Prinsip ini sesuai

dengan PSAK 108 paragraf 20.

4) Dr. Bea materai 12.000 Cr. Pendapatan materai 12.000

Perusahaan membebankan materai sebanyak 2 (dua) buah pada saat pengesahan

kontrak kepada nasabah, maka nasabah diwajibkan untuk mengganti biaya materai

yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Perusahaan mencatata dan

mengakui pendapatan materai tersebut sebagai pendapatan materai. “Bea materai”

diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam

laporan posisi keuangan, dan “pendapatan materai” diungkap sebagai pendapatan

lain-lain dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi.

5) Dr. bea polis 25.000 Cr. Pendapatan polis 25.000

Sama dengan bea materai diatas, perusahaan membebankan bea polis kepada

nasabah sesuai kebijakan manajemen dan mengakui sebagai pendapatan dengan

metode accrual basis. Akun “bea polis” diungkap sebagai piutang kontibusi dalam

laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan “pendapatan

62

polis” sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan keungan dan disajikan dalam

laporan laba rugi.

6) Dr. Diskon langsung motor 1.039.820 Cr. Piutang premi asuransi motor 1.039.820

Jurnal diatas dibuat apabila nasabah mendapat diskon atau potongan dalam

membayar kontribusi. Akun “Piutang premi asuransi motor” di kredit

menggambarkan bahwa akun debet “Diskon langsung motor” mengurangi

pendapatan piutang premi tersebut akun “Diskon langsung motor” diungkap sebagai

beban komisi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Jurnal

nya adalah sebagai berikut :

Dr. Piutang premi asuransi motor 4,159,280 Dr. Diskon langsung motor 1.039.820 Cr. Pendapatan premi asuransi motor 5,199,100

Hasil analisis jurnal ketika pelunasan kontribusi :

1) Dr. Utang ujroh kontribusi langsung motor 2.469.572,5 Cr. Piutang ujroh kontribusi langsung motor 2.469.572,5

Jurnal diatas merupakan jurnal untuk mencatat dan mangakui bahwa ujroh

telah dilunasi oleh nasabah. Saldo “utang” di debet dan saldo “piutang” di kredit

guna mencatat telah dihapuskannya piutang ujroh dari nasabah. Akun “Utang ujroh

kontribusi langsung motor” dan “Piutang ujroh kontribusi langsung motor” keduanya

diungkap sebagai pendapatan kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan

dalam laporan posisi keuangan. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20.

2) Dr. Bank 4.196.280 Cr. Piutang premi asuransi motor 4.159.280 Cr. Bea polis 25.000 Cr. Bea materai 12.000

63

Jurnal tersebut dibuat pada saat nasabah telah melunasi dana kontribusi yang

harus dibayar kepada pengelola untuk mengakui kontribusi yang dibayarkan oleh

peserta yang ditambah bea materai dan bea polis. Saldo “bank” digabungkan dengan

saldo “bea materai” dan “bea polis” guna mengganti biaya yang telah dikeluarkan

oleh manajemen karena pembelian materai dan penyediaan polis menggunakan dana

perusahaan. Akun “Bank” diungkap sebagai kas dan bank dalam laporan keuangan

pada laporan posisi keuangan, sedangkan akun “Piutang premi asuransi motor”, “bea

polis” dan bea materai” diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan keuangan

dan disajikan dalam laporan posisi keuangan.

Kasus 2 : Produk asuransi Takaful Fire (asuransi kebakaran) dengan nomor account 1.303.12.101.000001.

Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Jurnal Penerbitan Polis Asuransi Kebakaran

jurnal ketika penerbitan polis piutang premi asuransi fire 1,190,000.00

piutang ujroh kontribusi langsung fire 562,632.00 bea materai 12,000.00

bea polis 25,000.00 utang ujroh kontribusi langsung fire 562,632.00 utang premi treaty fire

217,249.38

utang ujroh treaty keluar 27,156.17 utang komisi langsung fire 238,000.00 pendapatan premi langsung fire

1,190,000.00

pendapatan ujroh kontribusi langsung 562,632.00 beban ujroh langsung fire 562,632.00

treaty outward fire 217,249.38 beban ujroh treaty dibayar fire 27,156.17 pendapatan materai

12,000.00

pendapatan polis 25,000.00 beban komisi langsung dibayar fire 238,000.00 total 2,834,669.55 2,834,669.55

64

Tabel 4.2

Jurnal pelunasan premi asuransi kebakaran

jurnal ketika pelunasan polis ketika pelunasan premi debet Kredit

bank 1,227,000.00 utang ujroh kontribusi langsung fire 562,632.00

piutang premi asuransi fire 1,190,000.00 piutang ujroh kontribusi langung fire 562,632.00 bea polis

25,000.00

bea materai 12,000.00 total 1,789,632.00 1,789,632.00

ketika membayar premi reasuransi ke reasuradur utang premi treaty fire 217,249.38

utang ujroh treaty keluar fire 27,156.17 bank 244,405.55 total 244,405.55 244,405.55

ketika membayar komisi ke agen/broker utang komisi langsung fire 238,000.00

bank 238,000.00 total 238,000.00 238,000.00

Berdasarkan data diatas, hasil analisis atas jurnal ketika penerbitan polis adalah

sebagai berikut:

1) Dr. piutang premi asuransi fire 1.190.000 Cr. Pendapatan premi langsung fire 1.190.000

Jurnal tersebut sama seperti jurnal pada kasus sebelumnya, dimana

perusahaan telah mengakui pendapatan kontribusi dari peserta saat penerbitan polis.

Perusahaan membebankan kontribusi sebesar 1.190.000 mengenai pembayaran

kontribusi yang harus dilakukan oleh peserta di waktu yang akan datang. Hal ini

dilakukan karena pada saat penerbitan polis, artinya periode pertanggungan telah

dimulai. Prinsip ini sesuai dengan prinsip yang diterapkan oleh perusahaan dalam

mengakui pendapatan yaitu menggunakan accrual basis. Akun “piutang premi

asuransi fire” diungkap sebagai piutang kontribusi pada laporan keuangan dan

disajikakn dalam laporan posisi keuangan, akun “Pendapatan premi langsung fire”

diungkap sebagai kontribusi bruto dalam laporan keuangan dan disajikan dalam

65

laporan surplus underwriting dana tabarru’. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108

paragraf 10.

2) Dr. Piutang ujroh kontribusi langsung fire 562.632 Cr. Pendapatan ujroh kontribusi langsung 562.632

Jurnal diatas sama dengan jurnal pada kasus sebelumnya, dimana perusahaan

telah mengakui pendapatan ujroh yang akan diterima dari peserta sebesar 562.632

kepada perusahaan sebagai fee atas pengelolaan dana yang dilakukan oleh

perusahaan dengan menggunakan metode accrual basis. Pengungkapan akun

“Piutang ujroh kontribusi langsung fire” pada laporan keuangan adalah sebagai

piutang kontribusi dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, dan akun

“Pendapatan ujroh kontribusi langsung“ sebagai kontribusi bruto dalam laporan

keuangan dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru’. Prinsip

ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20.

3) Dr. Beban ujroh langsung fire 562.632 Cr. Utang ujroh kontribusi langsung fire 562.632

Jurnal diatas adalah jurnal untuk mangakui jumlah ujroh yang masih harus

dibayar oleh peserta. Perusahaan telah mengakui piutang yang akan diterima dari

peserta sebesar 562.632. Akun “beban ujroh langsung fire” diungkap dalam laporan

keuangan sebagai ujroh pengelola dalam laporan keuangan dan disajikan dalam

laporan surplus underwriting dana tabarru’ dan “utang ujroh kontribusi langsung

fire” diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan

dalam laporan posisi keuangan. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20.

4) Dr. Treaty outward fire 217.249,38 Cr. Utang premi treaty fire 217.249,38

66

Jurnal diatas adalah jurnal untuk mencatat utang reasuransi perusahaan pada

reasuradur, utang yang belum dibayar kepada reasuradur diakui sebagai beban

perusahaan dengan meng-kreditkan utang. Utang telah diakui saat perusahaan belum

melunasi pembayaran reasuransi kepada reasuradur karena perusahaan menerapkan

accrual basis maka beban juga diakui meskipun beban tersebut belum direalisasikan.

Akun “treaty outward fire” diungkap sebagai bagian dari reasuransi dalam laporan

keuangan dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru’ dan akun

“Utang premi treaty fire” diungkap sebagai utang reasuransi dalam laporan keuangan

dan disajikan dalam laporan posisi keuangan.

5) Dr. Beban ujroh treaty dibayar fire 27.156,17 Cr. Utang ujroh treaty keluar 27.156,17

Jurnal tersebut adalah jurnal untuk mencatat beban ujroh reasuransi yang

masih harus dibayar perusahaan kepada pihak reasuradur. Saldo “Utang ujroh treaty

keluar” di-kredit menggambarkan bahwa utang perusahaan belum dilunasi tetappi

sudah diakui sebagai beban bagi perusahaan. Akun “beban ujroh treaty dibayar fire”

diungkap dalam laporan keuangan sebagai ujroh dibayar dan disajikan dalam laporan

laba rugi, dan akun “Utang ujroh treaty keluar” diungkap dalam laporan keuangan

sebagai utang reasuransi dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Prinsip ini

sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20.

6) Dr. Beban komisi langsung dibayar fire 238.000 Cr. Utang komisi langsung fire 238.000

Jurnal tersebut adalah jurnal pencatatan dan pengakuan beban komisi

perusahaan kepada agen asuransi. Utang tersebut belum dilunasi sehingga saldo

tersebut telah dibebankan di kredit. Akun “Beban komisi langsung dibayar fire”

diungkap sebagai beban komisi dalam laporan keuangan pada laporan laba rugi dan

67

akun “Utang komisi langsung fire” diungkap sebagai sebagai utang komisi pada

laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan.

7) Dr. Bea materai 12.000 Cr. Pendapatan materai 12.000

Sama halnya dengan jurnal pengakuan pendapatan materai pada kasus

sebelumnya, perusahaan membebankan biaya materai kepada nasabah dan mengakui

pendapatan tersebut sebagai pendapatan materai. “pendapatan materai” di-kredit

karena perusahaan membebankan pembelian materai pada awalnya dengan

menggunakan dana perusahaan sehingga saldo “pendapatan” pada perusahaan

berkurang. “Bea materai” diungkap dalam laporan keuangan sebagai piutang

kontribusi dan “pendapatan materai” diungkap sebagai pendapatan lain-lain dalam

laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan akun

“Pendapatan materai” diungkap sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan

keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi.

8) Dr. Bea polis 25.000 Cr. Pendapatan polis 25.000

Sama dengan bea materai diatas, perusahaan membebankan bea polis kepada

nasabah sesuai kebijakan manajemen sebagai biaya administrasi dan mengakui

sebagai pendapatan dengan metode accrual basis. “bea polis” diungkap sebagai

piutang kontibusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi

keuangan dan “pendapatan polis” diungkap sebagai pendapatan lain-lain dalam

laporan keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi.

Berdasarkan data diatas, hasil analisis atas jurnal ketika pelunasan premi adalah

sebagai berikut:

Jurnal ketika peserta melunasi pembayaran kontribusi kepada perusahaan

68

1) Dr. Bank 1.227.000 Cr. Piutang premi langsung fire 1.190.000 Cr. Bea polis 25.000 Cr. Bea materai 12.000

Jurnal tersebut dibuat setelah peserta melunasi pembayaran kontribusi kepada

pengelola, piutang premi ditambah bea polis dan bea materai dicatat dan dimasukkan

kedalam akun bank, saldo bank bertambah dan saldopiutang berkurang. Akun “bank”

diungkap sebagai kas dan bank pada laporan keuangan dan disajikan dalam laporan

posisi keuangan, sedangkan akun “Piutang premi langsung fire”, “bea polis”, dan

“bea materai” diungkap sebagai piutang kontribusi pada laporan keuangan dan

disajikan dalam laporan posisi keuangan.

Jurnal ketika perusahaan membayar hutang reasuransi kepada reasuradur

2) Dr. Utang premi treaty fire 217.249,38 Dr. Utang ujroh treaty keluar fire 27. 156,17 Cr. Bank 244.405,55

Jurnal tersebut dibuat pada saat perusahaan membayar beban ujroh reasuransi

kepada reasuradur. Perusahaan membayar ujroh dengan meng-kredit saldo bank dan

men-debet saldo utang premi dan utang ujroh sehingga saldo bank berkurang dan

saldo utang premi dan utang ujroh juga berkurang. Akun “bank” diungkap sebagai

kas dan bank dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan,

sedangkan akun “utang premi treaty fire” dan “utang ujroh treaty keluar fire”

diungkap sebagai utang reasuransi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam

laporan posisi keuangan.

Jurnal ketika perusahaan membayar komisi kepada agen/broker

3) Dr. Utang komisi langsung fire 238.000 Cr. Bank 238.000

69

Jurnal ini adalah jurnal untuk mengakui pembayaraan komisi kepada agen

penjual polis. Pada saat perusahaan menerima pembayaran kontribusi dari peserta,

maka perusahaan juga menerima ujroh. Ujroh ini akan digunakan untuk biaya

pengelolaan dana tabarru’ dan juga untuk pembayaran komisi kepada agen. Saldo

“utang” di-debet dan saldo “bank” di-kredit sehingga utang komisi kepada agen

berkurang dan saldo bank juga berkurang. Akun “utang komisi langsung fire”

diungkap sebagai utang komisi dalam laporan keuangan dan disajikan laporan posisi

keuangan dan akun “Bank” diungkap sebagai kas dan bank dalam laporan keuangan

dan disajikan dalam laporan posisi keuangan.

4.3. Instrumen Investasi dan Sistem Pembagian Keuntungan

4.3.1 Instrumen Investasi

Investasi merupakan cara perusahaan mengelola keuangan mereka

agar dapat menghasilkan profit dengan cara menanam atau menempatkan aset

baik yang berupa dana maupun harta guna diharapkan akan meningkat

nilainya di masa mendatang. PT. Asuransi Takaful Umum menginvestasikan

dana ke berbagai instrument investasi dengan menggunakan akad wakalah bil

ujroh, hal tersebut sesuai dengan prinsip yang ditetapkan PSAK 108 paragraf

18. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 11/PMK 010/2011

tentang Kesehatan keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan

Prinsip Syariah bab II pasal 5 (lima), PT. Asuransi Takaful Umum

menginvestasikan dana ke beberapa instrumen investasi syariah yang terdiri

dari :

1. deposito syariah;

2. Saham syariah yang tercatat di bursa efek;

3. Reksadana syariah;

70

Ujroh

Mengelola dana

Dana tabarru’ Peserta 2 Peserta 3

Peserta 1

Peserta 3

Pengelola dana

(perusahaan asuransi)

4. Sukuk atau obligasi syariah.

4.3.2. Sistem Pembagian Keuntungan Sesama Peserta

Dalam menentukan besaran premi, pada asuransi umum syariah tidak

banyak perbedaan dengan asuransi konvensional, bedanya adalah ketika

besaran premi sudah ditentukan, pada asuransi syariah dana kontribusi/premi

dimasukkan dalam rekening tabarru' (dana sosial untuk saling menanggung).

Gambar 4.2

Bagan pengelolaan dana tabarru’.

Sumber : penjelasan langsung saat wawancara dengan Head of Finance and Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, Ibu Melda Maesarach. 10 Juni 2013

Dari gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa asuransi syariah

merupakan sistem saling membagi risiko diantara sesama peserta (risk

sharing), sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas

risiko yang muncul dengan prinsip saling tolong menolong dalam kebaikan

dengan cara masing-masing menghibahkan dana tabarru’ atau dana

kebajikan. Dana tabarru’ tersebut dihibahkan oleh peserta kepada kumpulan

71

dana peserta asuransi syariah dan pengelolaannya diamanahkan kepada

perusahaan asuransi dengan membayarkan sejumlah ujroh yang dikenal juga

sebagai dana milik pengelola dan akan dipergunakan untuk membayar klaim

atau manfaat asuransi lainnya. Akad yang digunakan untuk berinvestasi ke

sesama peserta yaitu akad tabarru’, sedangkan akad yang digunakan peserta

untuk berinvestasi kepada pengelola adalah akad wakalah bil ujroh.

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 53/DSN-MUI/III/2006

tentang Akad Tabarru’ pada Asuransi Syariah, dana tersebut dapat

diinvestasikan dengan menggunakan akad wakalah bil ujroh, mudharabah,

ataupun mudharabah musytarakah.. Oleh itu karena dana-dana yang

terhimpun dan digunakan dari dan oleh peserta tersebut dikelola secara baik

dari segi administratif maupun investasinya, untuk itu peserta memberikan

kuasa kepada perusahaan asuransi untuk bertindak sebagai operator yang

bertugas mengelola dana-dana tersebut sesuai syariah. dimana perusahaan

asuransi lah yang diberi kuasa oleh para peserta, jadi posisi perusahaan

asuransi syariah hanyalah sebagai pengelola atau operator saja dan bukan

sebagai pemilik dana. Sebagai pengelola atau operator, fungsi perusahaan

asuransi hanya mengelola dana peserta saja, dan pengelola tidak boleh

menggunakan dana-dana tersebut jika tidak ada kuasa dari peserta. Sebagai

biaya pengelolan, perusahaan atau pengelola dana membebankan biaya

(ujroh) sebagai dana keuntungan bagi pihak pengelola.

72

4.3.3. Sistem Pembagian Keuntungan bagi Perusahaan

Gambar 4.1

Bagan Sistem Perolehan Keuntungan Perusahaan

Sumber : penjelasan langsung saat wawancara dengan Head of Finance and Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, Ibu Melda Maesarach. 10 Juni 2013

Dari gambar diatas, dapat dijelaskan sistem perolehan keuntungan

perusahaan berasal dari surplus dana tabarru’ , investasi dana tabarru’,

ditambah ujroh. Peserta membayar kontribusi, dana kontribusi tersebut dibagi

menjadi dua bagian, yaitu dana tabarru’ ke sesama peserta sebagai dana

tolong-menolong yang nantinya akan digunakan oleh sesama peserta untuk

membayar klaim apabila ada kerugian dan ujroh kepada perusahaan sebagai

imbal jasa atas pengelolaan dana peserta. Dana tabarru’ tersebut dikurangi

Ujroh + hasil pengelolaan investasi tabarru’ + surplus underwriting tabarru’

perusahaan

peserta kontribusi

biaya asuransi (klaim, reasuransi,

survey klaim,)

diinvestasikan

Surplus underwrting

dana tabarru’

peserta

perusahaan

Cadangan tabarru’

Pendapatan dikurang Biaya operasi, b.komisi,ujroh

reasuransi

Profit/loss

Tabarru’

dikurang

Investasi

Qardh

73

oleh biaya-biaya manajemen seperti biaya klaim, survey klaim, dan

reasuransi untuk tabarru’, jika terjadi surplus, berdasarkan fatwa Dewan

Syariah Nasional no. 53/DSN-MUI/III/2006 maka dana surplus tersebut dapat

dialokasikan kepada 3 (tiga) entitas yaitu pertama, diperlakukan seluruhnya

sebagai dana cadangan dalam akun tabarru’; kedua, disimpan sebagian sebagai

dana cadangan dan dibagikan sebagian lainnya kepada para peserta yang

memenuhi syarat aktuaria/manajemen risiko, dan ketiga disimpan sebagian

sebagai dana cadangan dan dapat dibagikan sebagian lainnya kepada perusahaan

asuransi dan para peserta sepanjang disepakati oleh para peserta. Kemudian

pengalokasian perolehan surplus tadi ditambah dengan ujroh yang pada

mulanya telah dibayar peserta dan ditambah surplus hasil dari pengelolaan

tabarru’ dari peserta. Sehingga perusahaan mendapat keuntungan dari 3

(tiga) sumber, yaitu dari pembayaran ujroh atas kontribusi peserta, dari hasil

pengelolaan dana tabarru’ peserta, dan surplus underwriting atas dana

tabarru’. Setelah diketahui hasilnya, dana hasil penjumlahan tersebut

dikurangi biaya operasi, biaya komisi, dan biaya pembayaran ujroh kepada

reasuradur. Dari hasil pengurangan itulah baru dapat diketahui apakah

perusahaan mendapat profit atau (loss). Dan jika terjadi defisit underwriting

atas dana tabarru’ (defisit tabarru’), maka perusahaan asuransi wajib

menanggulangi kekurangan tersebut dalam bentuk qardh (pinjaman).

Pengembalian dana qardh kepada perusahaan asuransi disisihkan dari dana

tabarru’ yang akan datang. Prinsip yang diterapkan oleh perusahaan tersebut

telah sesuai dengan PSAK 108 paragraf 16 dan fatwa Dewan Syariah

Nasional 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru’ pada Asuransi

Syariah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 52/DSN-MUI/III/2006

tentang Akad wakalah bil ujroh pada asuransi syariah.