Upload
husda-oktaviannoor
View
68
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
o;djgsl;dojf/sm;
Citation preview
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan
1. Gambaran Umum Lokasi Tempat Pengambilan Data
a. Keadaan Geografis
Kecamatan Cempaka mempunyai letak geografis wilayah 23
Lintang Selatan dan 115 Bujur Timur, dengan luas keseluruhan 146,70
km2. Perbatasan wilayah administrasi Kecamatan Cempaka adalah
sebelah utara Kecamatan Banjarbaru, sebelah timur Kecamatan Karang
Intan (Kabupaten Banjar), sebelah selatan Kabupaten Tanah Laut, dan
sebelah barat Kecamatan Landasan Ulin (14).
Perbatasan wilayah administratif Kecamatan Cempaka adalah di
sebelah utara Sungai Besar, di sebelah selatan dengan Sungai Tiung, di
sebelah timur dengan Kiran, serta sebelah barat dengan Kota
Banjarbaru. Kecamatan Cempaka terdiri dari dataran tinggi berbukit -
bukit serta daerah dataran. Luas areal Kecamatan Cempaka sebesar
80,65 km2 dengan areal persawahan yang cukup luas, selain itu juga
terdapat banyak pohon karet yang berumur tua dalam keadaan tidak
terawat. Adapun penggunaan tanah di Kecamatan Cempaka adalah
sebagai (14):
1) Sawah dan tegalan
2) Pekarangan dari rumah
3) Kebun, tanah kosong, semak, padang
b. Kondisi Iklim
Seperti daerah lain yang termasuk dalam wilayah Indonesia, maka
Kecamatan Cempaka juga hanya mengenal dua musim yaitu musim
kemarau dan penghujan. Keadaan ini berkaitan erat dengan arus angin
yang berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air
sehingga mengakibatkan musim kemarau di Indonesia. Sebaliknya pada
20
21
bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak mengandung
uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik setelah melewati
beberapa lautan, dan pada bulan-bulan tersebut seperti itu berganti
setiap setengah tahun setelah melewati masa pertengahan pada bulan
April - Mei dan Oktober – November (14).
1) Suhu Udara dan Kelembaban
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi
rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya
dari pantai. Berdasarkan pemantauan Stasiun Meteorologi
Syamsudin Noor pada tahun 2003 suhu udara di Kota Banjarbaru
dan sekitarnya berkisar antara 21,7° C sampai dengan 34,4° C. Selain
itu, sebagai daerah tropis maka kelembaban udara relatif tinggi
dengan rata-rata berkisar antara 71% sampai 91%. Kelembaban
maksimum tertinggi terjadi pada bulan April dan Juni. Sedangkan
kelembaban minimum terendah terjadi pada bulan September.
2) Curah Hujan dan Tipe Iklim
Berdasarkan data dari Kanwil Departemen Pertanian, rata-rata
curah hujan di Kecamatan Cempaka dan sekitarnya pada tahun 2003
tercatat 230,8 mm dengan jumlah terendah terjadi pada bulan
Agustus (41,6 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Desember (680,0
mm). Rata-rata jumlah hari hujan sebanyak 12, dengan jumlah hari
hujan terbanyak pada bulan Desember (26 hari). Sebaliknya jumlah
hari hujan terendah pada bulan Juli dan Agustus (4 hari).
3) Kondisi Alam
Rata-rata tekanan udara di Kecamatan Cempaka tahun 2003
berkisar antara 1008,2 milibar sampai dengan 1012,1 milibar,
sedangkan rata-rata kecepatan angin sekitar 14,7 knots dengan
kecepatan angin maksimum tertinggi pada bulan Pebruari, April dan
Nopember (20,0 knots).
Wilayah Kecamatan Cempaka berada pada ketinggian 0-500 m
dari permukaan laut, dengan ketinggian 0-7 m (33,49%), 7-25 m
22
(48,46%), 25-100 m (15,15%), 100-250 m (2,55%) dan 250-500 m
(0,35 m). Jenis tanah terbentuk dari faktor-faktor pembentuk tanah
seperti batuan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Tiap jenis
tanah mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan antara
satu dengan yang lainnya. Karakteristik tanah tersebut misalnya
berkaitan tingkat kepekaannya terhadap erosi, kesuburan tanah,
tekstur tanah dan konsistensi tanah. Wilayah Cempaka terdapat tiga
kelompok jenis tanah yaitu podsolik (63,82%), Lathosol (6,36%),
dan Organosol (29,82%).
c. Kondisi Demografi
1) Kependudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Cempaka adalah 23.627 jiwa,
terdiri dari 11.981 laki-laki dan 11.646 perempuan, dengan jumlah
rumah tangga 5.468 KK. Mata pencaharian masyarakat Cempaka
pada umumnya bercocok tanam, tetapi dengan perkembangan yang
ada banyak bergeser pada sektor lainnya, misalnya pendulang intan
(14).
2) Kehidupan Ekonomi
Di Kecamatan Cempaka tidak terdapat sistem irigasi, sungai
yang ada di kelurahan ini lebarnya hanya antara 3 sampai 5 m saja
dan airnya dangkal. Bagi masyarakat di sana, sungai memiliki
peranan yang sangat vital didalam kehidupan sehari-hari. Sungai
dipergunakan sebagai jamban, keperluan MCK, walaupun dalam hal
ini kebanyakan masyarakat menggunakan air dari sumur untuk
mencuci (14).
Sejak dahulu sampai sekarang mendulang intan merupakan
pekerjaan utama penduduk di Kecamatan Cempaka meskipun
hasilnya tidak dapat diandalkan lagi sebagai penunjang hidup dengan
layak. Selain itu diantara mereka juga ada yang bekerja sebagai
petani, berkebun dan berdagang (14).
23
Berdasarkan pengamatan, di Kecamatan Cempaka ada kira-
kira 5.029 orang pendulang intan yang terdiri dari laki-laki,
perempuan, dan anak-anak yang membantu orang tuanya. Pendulang
intan tersebut berasal dari warga Kecamatan Cempaka yang sudah
merupakan kegiatan turun-temurun dan menjadi mata pencaharian
yang diandalkan sebagian masyarakat. Ironisnya pertanian dan
perkebunan yang masih produktif dijadikan masyarakat sebagai
tempat pendulangan intan (14).
3) Pendidikan
Penyebaran Penduduk Kecamatan Cempaka berdasarkan
tingkat pendidikan adalah sebagai berikut (14):
Tabel 2. Penyebaran Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Berdasarkan Tingkat Pendidikan
KategoriDaerah
JumlahCempaka
Sungai Tiung
Bangkai Palam
Belum Usia Sekolah
259 187 98 67 611 2,59%
Tidak Tamat SD
4117 3214 1892 971 10194 43,15%
Tamat SD/Sederajat
3587 3093 1006 546 8232 34,84%
Tamat SMP/Sederajat
1296 407 223 724 2650 11,22%
Tamat SMA/Sederajat
1040 197 227 336 1800 7,62%
Sarjana Muda/D3
30 21 37 3 91 0,39%
Sarjana//S1 21 4 16 8 49 0,21%Jumlah 10350 7123 3499 2655 23627 100%
Jenis dan fasilitas sekolah yang ada di Kecamatan Cempaka
adalah berupa dua buah taman kanak-kanak, delapan buah SD
Negeri, sebuah SMP Swasta dan dua buah SMU. Anak-anak yang
duduk di bangku Sekolah Dasar pada umunya belajar pula di
Madrasah Ibtidaiyah. Namun, anak-anak yang duduk di bangku
Madrasah Ibtidaiyah hanya sebagian kecil saja yang belajar di
Sekolah Dasar (14).
24
4) Mata Pencaharian
Penyebaran penduduk kecamatan cempaka berdasarkan pekerjaan
adalah sebagai berikut (14):
Tabel 3. Penyebaran Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Berdasarkan Pekerjaan
KategoriDaerah
JumlahCempaka
Sungai Tiung
BangkaiPalam
Jasa 1 3 1 - 5 5%Tani 5 2 12 9 28 28%Pendulang Intan
9 10 4 10 33 33%
Pegawai negeri
1 3 2 3 9 9%
Pegawai Swasta/Guru
3 1 1 1 6 6%
Wiraswasta 6 6 5 2 19 19%Jumlah 25 25 25 25 100 100%
5) Kehidupan beragama
Mayoritas Penduduk Kecamatan Cempaka menganut agama
Islam. Di kecamatan ini terdapat sebuah mesjid dan sembilan buah
langgar. Kegiatan keagamaan yang menonjol adalah pengajian Al-
Qur’an di mesjid yang waktunya setelah selesai shalat maghrib
sampai isya. Selain itu, ada juga pengajian agama yang
diselenggarakan pada setiap hari jum’at yang jumlah jamaahnya
rata-rata sebanyak 100 orang. Pengajian lebih banyak berisikan
tauhid atau fiqih (14).
2. Data Kesehatan
Kota Banjarbaru secara administratif berada di bawah wilayah
Propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarbaru memiliki tujuh puskesmas
yaitu Puskesmas Liang Anggang, Puskesmas Landasan Ulin, Puskesmas
Guntung Payung, Puskesmas Banjarbaru, Puskesmas Banjarbaru Utara,
Puskesmas Sei Besar dan Puskesmas Rawat Inap Cempaka. Adapun
25
kondisi geografis wilayah Puskesmas Rawat Inap Cempaka adalah terletak
pada dataran tinggi dengan curah hujan rata-rata 1.598 – 2.579 per tahun
dengan jumlah hari hujan 56 – 158 hari dan suhu udara yang rata-rata
antara 26oC – 35oC. Adapun jarak dari pusat pemerintahan desa /
kelurahan adalah (15):
a. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan ± 200 m.
b. Jarak dari ibukota kabupaten / kota ± 10 km.
Luas wilayah Puskesmas Rawat Inap Cempaka 146,70 km2 dengan
batas wilayah sebagai berikut (15):
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Banjarbaru Selatan.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Karang Intan Kabupaten
Banjar.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bati-Bati Kabupaten
Tanah Laut.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Liang Anggang.
Puskesmas Rawat Inap Cempaka secara administrasi terbagi dalam
empat kelurahan yaitu Kelurahan Cempaka, Kelurahan Sei Tiung,
Kelurahan Bangkal dan Kelurahan Palam. Hampir semua wilayah
Puskesmas Rawat Inap Cempaka dapat dihubungi dengan transportasi
darat (15). Masyarakat di Kecamatan Cempaka sering memeriksakan
kesehatannya di Puskesmas Rawat Inap Cempaka. Adapun penyakit-
penyakit yang sering di keluhkan oleh masyarakat dapat dilihat pada:
Tabel 4. Daftar 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Poli Umum Puskesmas Rawat Inap Cempaka Tahun 2011
No. Nama Penyakit Jumlah (orang)1. Hipertensi Primer 29942. Dyspepsia 23803. Infeksi akut lain pada saluran pernapasan
bagian atas2239
4. Rheumatoid arthritis lain 10155. Penyakit lain pada sisi otot dan jaringan
pengikat735
6. Asma 6947. Arthiritis non spesifik 4788. Penyakit lain saluran pernapasan bawah 406
26
9. Penyakit lain saluran pernapasan atas 37010. Tonsilitis 204
Berdasarkan tabel di atas, hipertensi primer merupakan kejadian
yang paling sering terjadi. Faktor risiko terjadinya hipertensi primer antara
lain stress, obesitas, kurang berolahraga, merokok, alkohol, dan makan
makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Cempaka,
terdapat 4 puskesmas pembantu (pustu) terdiri dari Pustu Cempaka, Pustu
Batu Ampar, Pustu Bangkal dan Pustu Palam serta jumlah Posyandu
sebanyak 29 buah (15). Sarana unit pelayanan puskesmas ada 16 ruangan
yang terdiri dari (15):
a. Loket
b. Tata Usaha
c. Apotik dan Gudang Obat
d. Poliklinik Umum
e. Poliklinik Gigi
f. Ruang Gizi
g. Klinik Sanitasi
h. KIA & KB
i. Ruang MTBS / MTBM
j. Laboratorium
k. Ruang Imunisasi
l. UGD
m. PONED / Ruang Bersalin
n. Rawat Inap Zaal laki-laki
o. Rawat Inap Zaal perempuan
p. Aula
q. Sarana transportasi Puskesmas : Ambulance umum sebanyak 2 buah,
Ambulan Jenazah sebanyak 1 buah dan sepeda motor sebanyak 12
buah.
27
2. Karakteristik Terkait Data Penelitian
Berdasarkan wawancara terhadap petugas kesehatan di ruang
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Cempaka, ibu hamil yang
berada di wilayah Kecamatan Cempaka rata-rata berusia 19-24 tahun. Hal
ini dapat dilihat pada grafik 1 dibawah ini.
Grafik 1. Usia Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011 (grafik buat)
Selain itu, rata-rata mereka memiliki jumlah anak yang banyak
(lebih dari 2) dengan jarak kelahiran yang dekat. Hal ini dapat dilihat pada
tabel 5 dan grafik 2 di bawah ini.
Tabel 5. Jumlah Anak pada Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011
No. Hamil Anak ke- Jumlah ibu (orang)1. 1 392. 2 463. 3 1894. 4 785. 5 48
Jumlah 400
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 310
10
20
30
40
50
60
Usia Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011
Usia (tahun)
Orang
28
Grafik 2. Jarak Kelahiran Anak pada Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011 (buat ke ppt)
Sebagian besar, ibu hamil bekerja sebagai pendulang intan untuk
membantu suaminya. Mereka yang bekerja sebagai pendulang intan,
memiliki tingkat pendidikan rendah. Pendidikan mereka rata-rata Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Grafik 3. Tingkat Pendidikan Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011 (buatke ppt)
1 2 3 4 50
20406080
100120140160
Jarak Kelahiran Anak pada Ibu Hamil dengan Anemiadi Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011
Jarak (tahun)
Anak(orang)
Tidak Tamat SD
SD SMP SMA0
50
100
150
200
250
Tingkat Pendidikan Ibu Hamil dengan Anemiadi Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011
Tingkat Pendidikan
Ibu(orang)
29
Berdasarkan data tentang anemia pada ibu hamil di puskesmas
Cempaka Banjarbaru tahun 2011, jumlah ibu hamil adalah 400 orang
dengan anemia. Hal ini dapat dilihat pada tabel 6 dan grafik 4 dibawah ini.
Tabel 6. Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011
No. Bulan Jumlah (orang)1. Januari 402. Februari 293. Maret 214. April 285. Mei 506. Juni 367. Juli 288. Agustus 259. September 3510. Oktober 4711. November 32
12. Desember 29
Jumlah 400
Grafik 4. Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Cempaka BanjarbaruTahun 2011
Jan FebMarApr Mei Jun Jul AgsSeptOktNov Des0
10
20
30
40
50
60
Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2011
Bulan
Orang
30
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel tentang anemia pada ibu hamil di puskesmas
Cempaka Banjarbaru tahun 2011, jumlah ibu hamil dengan anemia adalah 400
orang. Walaupun jumlah ibu hamil dengan anemia tidak terlihat peningkatan
maupun penurunan secara signifikan, jumlah tersebut mengkhawatirkan
karena dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. hasil wawancara
dengan petugas kesehatan di ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di
Puskesmas Cempaka mengenai ibu hamil di wilayah Kecamatan Cempaka,
diperoleh hasil bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian
anemia pada ibu hamil di Kecamatan Cempaka. Beberapa faktor tersebut,
antara lain usia ibu hamil, jumlah anak, jarak kelahiran, tingkat pendidikan,
dan pekerjaan.
Usia ibu pada saat hamil relatif muda (kurang dari 20 tahun) akan
berisiko anemia. Ibu hamil pada usia terlalu muda (kurang dari 20 tahun) tidak
atau belum siap untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk
pertumbuhan janin. Pada umur tersebut masih terjadi pertumbuhan yang
membutuhkan zat gizi lebih banyak dibandingkan dengan umur di atasnya.
Bila zat gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, akan terjadi kompetisi zat gizi
antara ibu dengan bayinya dan adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi
selama kehamilan.
Jumlah anak (paritas) juga mempengaruhi kejadian anemia pada ibu
hamil, terutama ≥ 3 anak. Hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil dapat
menguras cadangan zat gizi tubuh ibu. Semakin sering seorang wanita
melahirkan maka semakin besar risiko kehilangan darah dan berdampak pada
penurunan kadar Hb. Setiap kali wanita melahirkan, jumlah zat besi yang
hilang diperkirakan sebesar 250 mg. Hal tersebut akan lebih berat lagi apabila
jarak melahirkan relatif pendek.
31
Jarak kelahiran yang dekat atau pendek ( kurang dari 2 tahun) dapat
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil karena adanya kekurangan
nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dari pemulihan faktor hormonal.
Selain itu, tingkat pendidikan ibu juga mempengaruhi kejadian anemia
pada ibu hamil. Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan
keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan keluarga.
Mereka cenderung kurang mempunyai akses terhadap informasi dan
kemampuan dalam memperoleh pelayanan kesehatan Namun, ibu yang
berpendidikan tinggi juga memungkinkan terkena anemia pada saat hamil. Hal
ini dikarenakan ibu hamil yang berpendidikan tinggi lebih sibuk bekerja
sehingga tidak sempat atau memiliki waktu yang lebih sedikit untuk mengikuti
penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil maupun mencari informasi seputar
anemia pada ibu hamil sehingga kurang bisa menyeimbangkan pola
konsumsinya. Tingkat pendidikan yang dicapai seseorang mempunyai
hubungan nyata dengan pengetahuan gizi dari makanan yang dikonsumsinya.
Pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah satu jenis
pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pendidikan. Pengetahuan gizi dan
kesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan. Ibu hamil
dengan pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang rendah akan berperilaku
kurang patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) serta dalam pemilihan
makanan sumber zat besi (Fe) juga rendah. Sebaliknya ibu hamil yang
memiliki pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang baik, maka cenderung lebih
banyak menggunakan pertimbangan rasional dan semakin patuh dalam
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe). Semakin banyak pengetahuan tentang gizi
dan kesehatan, maka semakin beragam pula jenis makanan yang dikonsumsi
sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan kesehatan
individu.
Pekerjaan ibu juga mempunyai peran besar dalam peningkatan
kejadian anemia pada ibu hamil. Berat ringannya pekerjaan ibu juga akan
mempengaruhi kondisi tubuh dan pada akhirnya akan berpengaruh pada status
kesehatannya. Ibu yang bekerja terutama sebagai pendulang intan mempunyai
32
kecenderungan kurang istirahat, konsumsi makan yang tidak seimbang
sehingga mempunyai risiko lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan
ibu yang tidak bekerja.
Selain itu status pekerjaan biasanya erat hubungannya dengan
pendapatan seseorang atau keluarga. Hal ini dapat disebabkan oleh keadaan
ibu hamil yang memiliki pendapatan yang cukup lebih memprioritaskan
pengeluarannya untuk hal lain dibandingkan dengan konsumsi makanan yang
bergizi. Dengan pendapatan yang lebih, mereka cenderung tertarik kepada
kebutuhan pakaian yang lebih bagus, perabot rumah tangga yang lebih baik,
dan lain sebagainya.
Pekerjaan sebagai pendulang intan, tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari dapat dikategorikan dalam tingkat ekonomi rendah (miskin).
Tingkat ekonomi yang rendah juga berarti kurangnya pendapatan yang
didapat warga per bulannya karena hasil pekerjaan yang tidak menentu.
Mayoritas masyarakat bekerja sebagai pendulang intan yang kurang bisa
diandalkan sebagai penunjang perekonomian karena hasilnya tergantung dari
ada tidaknya intan yang didapatkan. Hal ini mengakibatkan seseorang tidak
mampu memberikan yang terbaik bagi anggota keluarganya, baik dari nilai
gizi dan kelayakan makanan. Secara garis besar ada hubungan kemiskinan dan
kesehatan, masyarakat yang hidup dalam garis kemiskinan pada umumnya
memiliki kelayakan hidup yang lebih rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu intervensi kesehatan
yang paling efektif untuk pencegahan kematian dan kesakitan ibu adalah
pelayanan prenatal, khususnya ditempat yang status kesehatan umum
wanitanya buruk. Pelayanan kesehatan prenatal mempunyai beberapa fungsi
utama yaitu :
1. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas
pendidikan.
2. Melakukan skrinning, identifikasi wanita dengan kehamilan risiko
tinggi dan merujuknya jika perlu.
33
3. Memantau kesehatan selama kehamilan dalam usaha mendeteksi dan
mencegah masalah yang terjadi.
Selain itu, dilakukan pemberdayaan kader posyandu. Tujuan
pemberdayaan kader posyandu adalah meningkatkan kemampuan dan
kinerja kader posyandu sehingga mampu mempertahankan dan
meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak. Revitalisasi
posyandu diutamakan pada posyandu yang sudah tidak aktif atau rendah
stratanya dan posyandu yang berada di daerah yang sebagian besar
penduduknya tergolong miskin. Dukungan materi dan non materi dari
tokoh masyarakat setempat baik pimpinan formal maupun informal sangat
diperlukan dalam menunjang pelaksanaan kegiatan posyandu.
Pendidikan kesehatan selama pelayanan prenatal juga dapat
diberikan secara individu dan informal atau sistematis dalam kelompok.
Materi pendidikan mencakup topik umum seperti gizi dan perawatan selama
kehamilan. Kesempatan itu harus digunakan untuk memberikan informasi
pada wanita mengenai tanda yang berbahaya dalam kehamilan. Termasuk
langkah yang harus diambil pada keadaan tersebut. Pemantauan pelayanan
prenatal yang penting adalah pencegahan, deteksi dan pengobatan anemia
yang berperan penting dalam kesakitan dan kematian ibu. Distribusi tablet
zat besi dan penyuluhan manfaat zat besi untuk ibu hamil juga terus
ditingkatkan.
Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus untuk mengatasi
kejadian anemia pada kehamilan. Beberapa kebutuhan gizi ibu hamil dapat
ditutupi dengan makanan sehat yang seimbang. Selain makanan sehat, pada
saat kehamilan dibutuhkan vitamin. Idealnya adalah tiga bulan sebelum
kehamilan. Hal ini dapat membantu mendapatkan gizi yang dibutuhkan.
Namun, terkadang dibutuhkan tambahan makanan bahkan suplemen sesuai
dengan kebutuhan.
34
Secara rinci kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil dapat
dilihat pada tabel berikut (16):
Tabel 7. Kecukupan gizi yang Dianjurkan bagi Wanita Hamil
Zat gizi Tidak hamil HamilEnergi ( kal ) 1900 ± 285Protein ( g ) 44 ± 12Vitamin A ( RE) 500 ± 200Vitamin C ( Mg ) 30 ± 10Asam folat ( Mcg ) 150 ± 50Niasin ( Mg ) 8,4 ± 1,3Riboflavin ( Mg ) 1,0 ± 0,2Tiamin ( Mg ) 0,9 ± 0,2Vitamin B12 ( Mcg ) 1,0 ± 0,3Kalsium 600 ± 400Fosfor 450 ± 200Iodium 150 ± 25Besi 25 ± 20Zinc 15 ± 5
Makanan sehat bagi ibu hamil harus memenuhi syarat, antara lain (16):
1. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh
anda dan pertumbuhan bayi.
2. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi
3. Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi.
4. Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat,
kadar gula darah, dan tekanan darah.
5. Asam folat dan B12 seperti serelia, nuts, sayuran hijau, jamur, yolk, jeruk,
pisang, dan lain-lain. 400-600 mcg/hr Asam folat penting untuk mencegah
tridnya gangguan pada syaraf.
6. Mineral (Kalsium dan Magnesium) dibutuhkan untuk pembentukan tulang
dan gigi. Kurangnya intake kalsium menyebabkan pengambilan kalsium
pada tulang ibu oleh tubuh. Pada minggu akhir kehamilan kalsium sebesar
300 mg/hr ditransfer ke bayi. Susu dan produk susu, ikan yag bisa
dimakan tulangnya, biji-bijian, produk kedelai, sayuran hijau dan buah
35
kering. Zat besi seperti hati, daging merah, yolk, sayuran hijau,dan lain-
lain.
Dalam menyusun menu untuk ibu hamil dengan anemia maka harus
mengikuti pedoman menu bagi ibu hamil, antara lain (17):
1. Makan dua kali lebih dari biasanya. Tidak hanya dari jumlah porsi, tetapi
lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan
yang dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan
kemampuan ibu, tidak memaksa untuk menghabiskan makanan yang
tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3. Membatasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang
seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang
beralkohol semacam tape.
4. Mengusahakan mengonsumsi makanan dalam komposisi seimbang,
dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau
ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi
buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai
ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
5. Memberikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih,
sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau
sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak
berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang
terdesak oleh pertumbuhan janin. Selain itu, menghindari minuman
berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu
hipertensi.
6. Menghindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi
pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena
dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering
dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Selain
itu, mewaspadai tulisan pada kemasan seperti amaranth, potassium nitrit,
36
sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dan
sebagainya.
7. Menghindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta
lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan
kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda, mengonsumsi makanan dalam bentuk kering,
porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis
biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Menghindari mengonsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya
tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang
membahayakan. Caranya dengan memasak makanan sampai matang benar
dan mencuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan
sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
Susunan menu seimbang untuk ibu hamil dengan anemia, dapat dilihat
pada tabel berikut (17):
Tabel 8. Susunan Menu Seimbang untuk Ibu Hamil dengan Anemia
Bahan makanan
sehariPorsi E. Kal Karbohidrat
Lemak (gr)
Protein (gr)
Makanan pokok
5 875 200 - 20
Sayuran 3 75 15 - 3Protein hewani
3 150 - 6 21
Protein nabati 2 150 14 6 10Buah 2 100 24 - -Susu 1 125 10 6 14Minyak 6 300 - 30 -gula 2 100 24 - -Jumlah 1875 287 48 68Kebutuhan 1790 268,5 49,72 67,125Persentasi (%) 104,7 106,9 96,5 101
37
Adapun contoh menu makanan untuk ibu hamil dengan anemia, dapat
dilihat pada tabel berikut (17):
Tabel 9. Contoh Menu Makanan untuk Ibu Hamil dengan Anemia
Waktu Menu PorsiPagi Biskuit
Susu sapi1 porsi
Selingan I Mie ayam dengan bayam dan ayam tanpa kuli+minyak kelapa
1 porsi
Siang Nasi PutihKol tumis+minyak sananBabat+minyak sananJus AlpukatGula
1 porsi1 porsi1 porsi
Malam Nasi putihTempe goreng+minyak kelapaBuncis+minyak kelapaIkan+minyak kelapaPisangTablet Fe (60 mg elementasi besi, 0,25 mg asam folat)
1 porsi1 porsi1 porsi1 porsi
Selingan II KrakersSusu kedelai bubuk+gulaMelon
1 porsi