22
25 BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah Singkat Mal Kelapa Gading PT. Summarecon Agung Tbk merupakan salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia. Summarecon telah berhasil mengembangkan kawasan Summarecon Kelapa Gading menjadi kawasan dengan infrastruktur yang lengkap serta fasilitas pendukung termasuk pusat perbelanjaan, pusat makanan, pusat gaya hidup, klub keluarga, sekolah dan rumah sakit. Salah satu properti yang dikembangkan dengan sangat pesat adalah Mal Kelapa Gading yang diresmikan pada tanggal 24 Maret 1990. Mal Kelapa Gading (MKG) pada awalnya seluas 30.000 m 2 , pada bulan Mei tahun 1995 berkembang dengan luas 40.000 m 2 . Konsep pembangunan mal ini sejalan dengan perkembangan terencana Kawasan Kelapa Gading sebagai kota mandiri di kawasan Jakarta Utara. Seiring dengan perkembangan dan tuntutan gaya hidup masyarakat Kelapa Gading, yang merupakan bagian dari kota metropolitan Jakarta, pada tahun 2003 dikembangkan MKG 3 dengan luas 60.000 m 2 , yang diresmikan tanggal 10 April 2003, dengan melengkapi fasilitas belanjanya yang bertema Fashion, Food & Entertainment bagi seluruh keluarga. Adapun fasilitasfasilitas yang ada di MKG yang menjadikan keunikan tersendiri antara lain yaitu:

BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

25

BAB 3

INTI PENELITIAN

3.1 Mal Kelapa Gading

3.1.1 Sejarah Singkat Mal Kelapa Gading

PT. Summarecon Agung Tbk merupakan salah satu perusahaan properti

terbesar di Indonesia. Summarecon telah berhasil mengembangkan kawasan

Summarecon Kelapa Gading menjadi kawasan dengan infrastruktur yang

lengkap serta fasilitas pendukung termasuk pusat perbelanjaan, pusat makanan,

pusat gaya hidup, klub keluarga, sekolah dan rumah sakit.

Salah satu properti yang dikembangkan dengan sangat pesat adalah Mal

Kelapa Gading yang diresmikan pada tanggal 24 Maret 1990. Mal Kelapa

Gading (MKG) pada awalnya seluas 30.000 m2

, pada bulan Mei tahun 1995

berkembang dengan luas 40.000 m2

. Konsep pembangunan mal ini sejalan

dengan perkembangan terencana Kawasan Kelapa Gading sebagai kota mandiri

di kawasan Jakarta Utara.

Seiring dengan perkembangan dan tuntutan gaya hidup masyarakat

Kelapa Gading, yang merupakan bagian dari kota metropolitan Jakarta, pada

tahun 2003 dikembangkan MKG 3 dengan luas 60.000 m2

, yang diresmikan

tanggal 10 April 2003, dengan melengkapi fasilitas belanjanya yang bertema

Fashion, Food & Entertainment bagi seluruh keluarga.

Adapun fasilitas–fasilitas yang ada di MKG yang menjadikan keunikan

tersendiri antara lain yaitu:

Page 2: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

26

1. The Catwalk

The catwalk merupakan sekumpulan butik yang menawarkan

produk fashion lokal, mulai dari karya para desainer Indonesia

terkemuka, hingga produk dari pengrajin Usaha Kecil Menengah

(UKM) yang berkualitas internasional. Terletak di lantai 1 MKG 3,

dapat dijumpai berbagai produk fashion berkualitas, mulai dari busana

ready–to–wear, bergaya etnis, gaun pesta, busana muslim, tas, sepatu

hingga perlengkapan aksesoris. Area ini dijadikan salah satu obsesi

dan wujud idealisme MKG untuk berperan aktif mendukung

perkembangan industri mode di Indonesia.

2. Kids Area

Kids area adalah sebuah area khusus untuk anak–anak yang

bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu Lollipop. Konsepnya sangat

unik, dengan memadukan konsep belanja, playground sekaligus

children care. Area favorit bagi anak–anak hingga 12 tahun ini,

terdapat sarana bermain, dimana anak–anak dapat „berpetualang‟

dengan suasana berbeda. Dekorasi area ini pun sangat atraktif selain

tersedianya beberapa toko yang menawarkan berbagai produk yang

semuanya khusus untuk anak–anak.

3. Teenage Area

MKG selalu memikirkan segala sesuatu kebutuhan pengunjung

setianya. Termasuk kebutuhan para remaja yang tertampung dalam

sebuah area unik dan ceria, yaitu Fashion Hub. Berbagai kebutuhan

Page 3: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

27

fashion anak muda terbaru dengan harga yang sesuai dengan

segmennya dan model yang up to date tersedia di area ini. Fashion

Hub mewadahi beberapa tenant fashion, accessories, salon, hobby,

dan juga Food & Beverage. Sehingga konsep destinasi belanja dan

life style untuk kalangan muda pun merupakan hal yang tepat untuk

menggambarkan Fashion Hub saat ini.

4. Food Area

Area makanan yang telah menjadi trademark kawasan Kelapa

Gading ini terletak di Lantai 3 MKG 3 dengan luas 6000 m2

terdapat

2 area Food Court, yaitu Food Temptation dan Food Sensation. Area

Food Temptation telah menjadi salah satu food court terbesar di

Indonesia, yang menyajikan berbagai hidangan lokal dan

internasional. Berdampingan dengan itu, hadir pula Food Market Eat

& Eat adalah sebuah area makan dengan nuansa cina peranakan yang

berpadu harmonis dengan nuansa kompeni Belanda dan budaya

Betawi. Berbagai hidangan lokal dan internasional Asia pun bisa

dinikmati disini.

Area lainnya adalah Food Sensation yang terdapat di MKG 1

Lantai Dasar. Keunggulannya menggunakan konsep open kitchen,

dimana pengunjung dapat melihat proses penyediaan makanan yang

mereka pesan dan tentunya lebih higienis.

Page 4: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

28

5. Gourmet Walk

Satu lagi area makanan di MKG yang bergaya cozy dan modern

serta mengadaptasi gaya Eropa dapat ditemui di Lantai Dasar MKG 3.

Hadir dengan sederet restoran dan cafe berkonsep ala Jepang hingga

Eropa yang menggugah selera.

Sebagai nilai tambah keunikan MKG dibandingkan dengan mal–mal

lainnya di Jakarta yaitu adanya Pusat Makanan Gading Food City dan Pusat

Gaya Hidup La Piazza. Sehingga ketiga fasilitas tersebut saling terintegrasi dan

memungkinkan adanya pertukaran kepadatan pengunjung yang sangat tinggi.

Gading Food City sebagai pusat makanan yang beroperasi mulai tahun

2000, dengan memiliki 25 tenant restoran, yang menyajikan berbagai jenis

hidangan seperti seafood dan makanan khas Indonesia. La Piazza beroperasi

sejak akhir tahun 2004, adalah sebuah pusat gaya hidup dimana saat ini sedang

menjadi tren di kota–kota metropolitan. Untuk memperkuat konsepnya sebagai

Pusat Gaya Hidup, di La Piazza dapat dijumpai restoran, cafe bertaraf

internasional, bar & lounge, karaoke, bioskop, dan fitness center. Area terbaru

di La Piazza adalah La Terrazza dan La Porta sebuah area hang out yang

menyajikan makanan–makanan ringan namun tetap menyenangkan.

Secara rutin Manajemen MKG selalu menyajikan hiburan, sesuai dengan

event yang sedang berlangsung di masyarakat secara umum. Mulai dari hari

raya Tahun baru China, hari raya Idul Fitri, HUT Kemerdekaan RI, hari raya

Natal dan juga Tahun Baru ataupun sekedar turut menyemarakkan liburan

sekolah anak–anak. Baik hiburan maupun dekorasi mal yang ditampilkan

Page 5: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

29

disesuaikan dan didukung dengan pameran produk–produk yang berhubungan

dengan tema tersebut.

3.1.2 Profil Mal Kelapa Gading

Mal Kelapa Gading (MKG) merupakan pusat perbelanjaan dan pusat

hiburan berkonsep fashion–food–entertainment. MKG berkembang seiring

dengan tuntutan masyarakat akan pusat perbelanjaan yang semakin meningkat,

bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari–hari, juga sekaligus

menjadi life style bagi masyarakat perkotaan dan tempat rekreasi bagi keluarga.

MKG sebagai sebuah pusat belanja selalu penuh dengan inovasi baru.

Berbagai pembaharuan dan perbaikan selalu dilakukan dalam kurun waktu 3–5

tahun. Oleh karena itu, MKG yang berani tampil dengan konsep–konsep

barunya, sering menjadi lokasi pilihan dan ukuran keberhasilan bagi gerai–gerai

dari mancanegara yang akan mencoba membuka cabang pertamanya di

Indonesia.

Ditambah dengan adanya sinergi antara Mal Kelapa Gading dengan

Gading Food City dan La Piazza, maka semakin memperkuat konsep MKG

sebagai mal keluarga dengan fasilitas fashion–food–entertainment yang

lengkap. Fasilitas Gedung Parkir yang juga terintegrasi untuk saling melayani,

dilengkapi pedestrian walk yang saat ini sedang dalam tahap finishing di

kawasan ini, adalah sebagai bukti bahwa MKG senantiasa menjaga

komitmennya, dengan meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikannya

kepada pengunjung. Selain itu adanya ketiga fasilitas ini yang menjadi

Page 6: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

30

primadona kawasan Summarecon Kelapa Gading, juga memacu tingkat hunian

maupun bisnis di wilayah Jakarta Utara, hingga menjadi suatu area dengan nilai

investasi yang tinggi, dan memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan

sekitarnya, baik berupa peningkatan kualitas maupun penyediaan tenaga kerja.

3.1.3 Visi dan Misi Mal Kelapa Gading

Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa Gading

sebagai pemimpin di bidang pusat perbelanjaan di Indonesia yang paling

produktif dan bersahabat melalui manajemen yang terbaik, efektif dan efisien

sehingga memberikan keuntungan yang maksimal bagi pengunjung, penyewa,

karyawan, dan pemegang saham dengan menyediakan fasilitas yang terlengkap

dan terpadu.

3.1.4 Struktur Umum Organisasi Mal Kelapa Gading

Untuk menjalankan fungsinya secara penuh, teratur, dan terencana, MKG

dibawah naungan PT. Summarecon Agung Tbk memiliki susunan organisasi

yang berfungsi untuk membagi tugas dan peran masing–masing bagian agar

setiap bagian dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Page 7: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

31

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Mal Kelapa Gading

Sumber Mal Kelapa Gading

Property

Director

Operation

Manager

Marketing

Manager

Leasing

Manager

Purchasing

Manager

Finance

Manager

Personnel

Manager

Corporate General

Manager

Communication

Engineering

Dept

Fit Out Dept

Security Dept

House Keeping

Dept

Tenant Relations

Dept

Customer

Service Dept

Page 8: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

32

Sesuai dengan gambar struktur organisasi Mal Kelapa Gading (MKG) di

atas, berikut adalah uraian job description dari jabatan–jabatan tersebut:

1. Property Director

Bertanggung jawab terhadap semua unit yang dimiliki PT.

Summarecon Agung Tbk dan juga mengontrol perkembangan unit–

unit yang dimiliki PT. Summarecon Agung Tbk.

2. Corporate General Manager Communication

Bertanggung jawab untuk mengatur seluruh kegiatan Public

Relations dalam melakukan komunikasi baik dengan pihak internal

maupun eksternal PT. Summarecon Agung Tbk.

3. Operation Manager

Bertanggung jawab terhadap seluruh operasional Mal Kelapa

Gading yang meliputi enginnering, fit out, security & parking, house

keeping, tenant, dan pengunjung atau customer yang ada di MKG.

4. Marketing Manager

Bertanggung jawab terhadap program–program promosi yang

berlangsung serta menciptakan acara–acara yang menarik sehingga

mampu menarik pengunjung.

5. Leasing Manager

Bertanggung jawab terhadap pengisian toko maupun penyewa

yang ada di Mal Kelapa Gading.

Page 9: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

33

6. Purchasing Manager

Bertanggung jawab terhadap setiap pembelian yang dibutuhkan

oleh seluruh departemen.

7. Finance Manager

Bertanggung jawab terhadap transaksi keuangan yang

berhubungan dengan Mal Kelapa Gading serta mengontrol

pembayaran tenant sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

8. Personnel Manager

Bertanggung jawab terhadap seluruh karyawan yang termasuk di

dalam manajemen Mal Kelapa Gading.

3.1.5 Struktur Organisasi Public Relations Mal Kelapa Gading

Sesuai dengan struktur organisasi di atas, terlihat bahwa dalam

Manajemen Mal Kelapa Gading (MKG) bagian Public Relations yang disebut

Public Relations Manager berada di bawah General Manager dan sejajar

dengan Operation Manager, Marketing Manager, Leasing Manager,

Purchasing Manager, Finance Manager & Personnel Manager.

Public Relations Departement dipimpin oleh Public Relations Manager,

dimana komunikasi antara General Manager dengan Public Relations Manager

terjalin dengan baik. Komunikasi yang baik menyebabkan Public Relations

Department selalu mengetahui apa yang terjadi di MKG dan cepat menanggapi

serta mencari jalan keluar atas masalah–masalah yang dihadapi MKG.

Page 10: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

34

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Public Relations Mal Kelapa Gading

Sumber Mal Kelapa Gading

Sesuai dengan gambar 3.2 di atas, masing–masing dalam bagian memiliki

tugas sendiri. Job description bagian–bagian Public Relations Department, yaitu:

1. Public Relatios Manager

Bertanggung jawab terhadap pembentukan image Mal Kelapa Gading

yang positif serta menciptakan dan memelihara opini publik serta

Corporate General

Manager

Communication

Public Relations

Manager

AssistantPublic Relations

Manager

Corporate Public

Relations

Coordination

Public Relations

Coordination MKG

Public Relations

Executive Social

media

Public Relations

Executive Media

Eksternal

Page 11: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

35

memberikan masukan pada manajemen dalam setiap pengambilan

kebijakan.

2. Assistant Public Relations Manager

Membantu menyalurkan ide atau pendapat dari Public Relations Manager

kepada anggota Public Relations yang lain ataupun sebaliknya.

3. Public Relations Coordinator Corporation

Bertanggung jawab untuk mengkoordinir segala aktivitas kehumasan

yang ada di PT Summarecon Agung Tbk.

4. Public Relations Coordinator Mal Kelapa Gading

Bertanggung jawab untuk mengkoordinir segala aktivitas kehumasan

yang ada di Mal Kelapa Gading baik eksternas maupun communications

development.

5. Public Relations Excecutive

a. Social media

Social media mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab terhadap pemberitaan yang keluar dari Mal

Kelapa Gading melalui internet.

2. Mengontrol opini publik yang muncul di internet.

3. Menjalin hubungan yang baik dengan publik melalui internet.

b. Media Eksternal

Media Eksternal mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab terhadap pemberitaan yang keluar dari Mal

Kelapa Gading.

Page 12: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

36

2. Mengontrol opini publik melalui klipping.

3. Membina hubungan yang baik dengan media.

3.2 Prosedur yang Berlaku

Setiap perusahaan mempunyai sistem tersendiri dalam setiap departemennya.

Dalam Penelitian ini, Peneliti membahas tentang penggunaan Twitter sebagai media

promosi event Forbidden Dynasty Qin dimana pengelola Twitter termasuk dalam

salah satu tugas dari sub divisi Public Relations yang menangani social media.

Berikut prosedur yang berlaku dalam mengelola social media di Mal Kelapa

Gading, yaitu:

1. Setiap pagi Sosial Media (Facebook dan Twitter) akan disapa dengan

status sapaan yang ramah dan membuat semangat.

2. Operator diharapkan untuk mengecek setiap account Facebook yang ada

terhadap comment dan update status dari networking yang ada, apabila di

Facebook dicek di newsfeed, dan Twitter dilihat di mention dan search yg

menyebutkan MKG atau La Piazza. Setelah mengisi update–an

diharapkan untuk tetap monitoring perkembangan di Facebook maupun

Twitter.

3. Kemudian Operator meminta data info semua kegiatan, yang ada pada

setiap unit yang ingin dipromokan melalui account Facebook ataupun

Twitter pada departemen terkait.

4. Pengisian update status akan dilakukan maksimal 1 jam sekali untuk

informasi yang berbeda.

Page 13: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

37

5. Setiap comment dijawab secepatnya tidak lebih dari satu jam.

6. Setiap comment yang merugikan atau bernada SARA dan sarkasme

langsung dihapus.

7. SPAM, atau promo dari visitor yang bukan merupakan tenant harap segera

dihapus.

8. Penggantian profile picture tergantung pada event dari masing-masing

unit.

9. Penggunaan Bahasa Inggris bergantian dengan penggunaan bahasa

Indonesia.

10. Apabila operator berhalangan maka ada yang membantu untuk mengisi

update status.

11. Setiap hari kerja operator merekap isi Facebook dan Twitter tersebut pada

lembar form yang sudah disediakan untuk analisis bulanan dan evaluasi ke

depan (soft copy).

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode kualitatif.

metode kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada

dalam interaksi manusia (Sarwono,2006:193).

Sifat Penelitian ini deskriptif yaitu metode yang dipakai untuk

menjelaskan dan menggambarkan fenomena–fenomena yang terjadi. Penelitian

Page 14: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

38

ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau

membuat prediksi (Rakhmat,2000:24).

Sifat Penelitian deskriptif ini ditujukan untuk mengumpulkan informasi

aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada mengidentifikasikan

masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku, membuat

perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang akan dilakukan orang lain

dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka

untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif karena ingin

memahami secara mendalam bagaimana Twitter dapat dijadikan sebagai salah

satu media promosi event Forbidden Dynasty Qin.

3.3.2 Instrumen Penelitian

Menurut Nasution yang dikutip oleh Sugiyono dalam bukunya Metode

Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Research & Development (2010:223)

menyatakan bahwa, “Dalam Penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada

menjadikan manusia sebagai instrumen Penelitian utama. Alasannya ialah

bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus

Penelitian, prosedur Penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang

diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.

Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang Penelitian itu. Dalam

keadaaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan

hanya Peneliti itu sendiri sebagai alat satu–satunya yang dapat mencapainya”.

Page 15: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

39

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam Penelitian

kualitatif instrumen utamanya adalah Peneliti sendiri, namun selanjutnya

setelah fokus Penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan

instrumen Penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan

membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan

wawancara. Peneliti akan terjun langsung ke lapangan dan melakukan

pengumpulan data, analisis data dan membuat kesimpulan.

3.3.3 Nara sumber

Dalam Penelitian kualitatif ini, Peneliti yang menentukan informan atau

nara sumber yang dapat dipercaya dan bersifat purposif, serta mengetahui dan

memahami masalah yang diteliti. Dengan demikian Peneliti memilih beberapa

nara sumber yang dimaksud untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Nara

sumber yang dipilih oleh Peneliti sebagai berikut:

1. Public Relations Manager

2. Asisstant Public Relations Manager

3. Public Relations Executive Social media

4. Dosen Sastra Mandarin BINUS University

5. 5 Follower MKGLaPIazza yang mengikuti kuis Reveal Forbidden

Page 16: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

40

Tabel 3.1

Profil Narasumber

No Nama Jenis

Kelamin Divisi Jabatan

1. Ibu Cut Meutia Perempuan Public

Relations

Public Relations

Manager

2. Ibu Eky Mery Perempuan Public

Relations

Public Relations

Manager

3. Bapak Mario Laki – laki Public

Relations

Public Relations

Executive bagian

Social media

4. Lao Shi

Sri Haryanti, S.S Perempuan

BINUS

University

Dosen Sastra

Mandarin

5. Lita Pradhita

(Pradithalita)

Perempuan

Ibu Rumah

Tangga Muda

6. Intan Izati Ibrahim

(Intan Ibrahim) Perempuan

Universitas

Negeri Jakarta Mahasiswa

7. Penkpenk

(xlovemerlinx) Perempuan SMA Pelajar

8. Louren Lasiman

(lourenlasiman) Perempuan SMA Pelajar

9. Fendi Nurlaksono

(Kang_epen) Laki-laki Keuangan Pegawai Negeri

Page 17: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

41

3.3.4 Jenis Data

Jika dilihat dari jenisnya, maka kita dapat membedakan data kualitatif

sebagai data primer dan data sekunder (Sarwono,2006:209), yaitu:

a. Data Primer

Data ini berupa hasil teks wawancara dan diperoleh melalui

wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam

Penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh Peneliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder berupa data–data yang sudah tersedia dan dapat

diperoleh oleh Peneliti dengan cara membaca, melihat atau

mendengarkan.

3.3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan dengan

menggunakan observasi partisipatif, wawancara yang mendalam, dan studi

dokumentasi yang diambil dari buku–buku yang menjadi panduan Peneliti

selama melakukan Penelitian ini. Uraiannya sebagai berikut:

1. Observasi Partisipatif

Menurut Susan Stainback menyatakan (Sugiyono,2010:227):

“In participant observation, the researcher obeserve what people

do, listent to what they say, and participates in their activities”

Pengertian dari definisi di atas, dalam observasi partisipatif,

Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa

Page 18: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

42

yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

Pada saat melakukan Penelitian ini, Peneliti terlibat dalam kegiatan

sehari–hari sebagai bagian dari Public Relations Mal Kelapa Gading

(MKG). Sambil melakukan pengamatan, Peneliti ikut melakukan apa

yang dikerjakan oleh Public Relations MKG.

Pada Penelitian ini, Peneliti menggunakan Observasi Partisipatif

Moderat. Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara Peneliti

menjadi orang dalam dan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan

data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, namun tidak

semuanya (Sugiyono,2010:227). Dimana Peneliti, dalam

mengumpulkan data hanya mengikuti beberapa kegiatan yang

dilakukan Public Relations MKG, namun tidak secara keseluruhan.

2. Wawancara (Interview)

Menurut Esterberg mendefinisikan wawancara (interview)

sebagai berikut (Sugiyono, 2010:231):

“A meeting of two persons to exchange information and idea

through question and responses, resulting in communication and

joint construction of meaning about a particular topic.”

Dari definisi di atas, wawancara merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan dalam suatu topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

Peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

Page 19: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

43

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila Peneliti ingin

mengetahui hal–hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik

pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri

sendiri atau self–report, atau setidaknya pada pengetahuan atau

keyakinan pribadi.

Wawancara yang dilakukan dalam Penelitian ini bersifat

terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, apabila Peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah

menyiapkan instrumen Penelitian berupa pertanyaan–pertanyaan

tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan (Sugiyono,

2010:233).

Agar hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan Peneliti

memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau

sumber data, maka diperlukan bantuan alat– alat sebagai berikut:

a. Buku catatan

Buku catatan digunakan Peneliti untuk mencatat semua

percakapan dengan sumber data yakni para informan bagian

Public Relations MKG.

b. Tape recorder

Tape recorder berfungsi untuk merekam semua percakapan

atau pembicaraan yang dilakukan Peneliti kepada informan.

Page 20: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

44

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam Penelitian kualitatif.

dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang dapat

berbentuk tulisan, gambar, atau karya–karya monumental dari

seseorang (Sugiyono, 2010:240).

Peneliti menggunakan studi dokumentasi sebagai pelengkap data

yang telah diperoleh. Seperti buku–buku teori, dokumen dari Mal

Kelapa Gading yang terkait dengan event Forbidden Dynasty Qin.

4. Pencarian di Internet (Internet Searching)

Pencarian data di Intenet merupakan salah satu langkah yang

digunakan peneliti sebagai bentuk satu terobosan efisensi waktu

dalam perolehan data maupun studi literatur, dengan memanfaatkan

situs-situs yang sifatnya gratis (freeware).

3.3.6 Teknik Analisis Data

Dalam Penelitian ini, Peneliti menggunakan teknik analisis data menurut

Miles dan Huberman. Menurut Miles and Huberman mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus hingga tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas

dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan data conclusion

drawing/verification (Sugiyono,2010:247). Penjelasannya sebagai berikut:

Page 21: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

45

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga

kesimpulan akhir dapat diambil.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi

disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data

kualitatif yaitu dengan teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

apabila tidak ditemukan bukti–bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti–bukti yang valid

dan konsisten saat Peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

Page 22: BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Mal Kelapa Gading 3.1.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00405-MC Bab 3.pdf · Visi dan Misi Mal Kelapa Gading adalah menjadikan Mal Kelapa

46

3.4 Permasalahan yang ada

Seiring berkembangnya teknologi internet, beberapa perusahaan mulai

menjadikan internet sebagai tempat untuk melakukan promosi terhadap suatu

produk atau jasa. Terlebih lagi saat ini, situs jaringan sosial dapat dijadikan salah

satu tempat untuk melakukan promosi terhadap produk atau event yang

diselenggarakan.

Permasalahan yang ada dalam Penelitian ini, yaitu Peneliti ingin melakukan

pengamatan secara lebih mendalam terhadap penggunaan internet khususnya

Twitter sebagai salah satu tugas dari divisi Public Relations Mal Kelapa Gading

untuk melakukan promosi event Forbidden Dynasty Qin.

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Peneliti akan menggunakan analisis data di lapangan Model Miles and

Huberman sebagai alternatif pemecahan masalah yang diangkat dalam Penelitian

ini. Melalui analisis data ini Peneliti akan melakukan pengamatan yang lebih

mendalam serta melakukan wawancara dengan pihak–pihak yang dianggap mampu

mempresentasikan apa yang diinginkan Peneliti. Sehingga permasalahan akan lebih

mudah menemukan kesimpulan.