Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 3ANALISIS & PENYELESAIAN
PERSOALAN PERANCANGAN
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
62 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
BAB III
ANALISIS DAN PENYELESAIAN
PERSOALAN PERANCANGAN
3.1 Peta Pemecahan Permasalahan
Gambar 3.1 Peta Pemecahan Permasalahan
Sumber: Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
63 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
3.2 Peta Penyelesaian Persoalan dan Analisis
Gambar 3.2 Peta Penyelesaian Persoalan dan Analisis
Sumber: Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
64 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
3.3 Analisis Kawasan
3.3.1 Zonasi Kawasan
Pada gambar zonasi kawasan di atas dapat dilihat bahwa
kawasan njeron beteng terdiri atas beberapa zona yaitu zona pendidikan,
zona pariwisata, zona cagar budaya, zona RTH, zona perdagangan dan
jasa, dan zona perumahan dengan kepadatan tinggi. Site atau lokasi
perancangan berada pada zona pariwisata, yang berarti lokasi
perancangan memiliki potensi yang tinggi untuk dikunjungi oleh
wisatawan maupun masyarakat. Keberadaan lokasi perancangan pada
Gambar 3.3 Zonasi Kawasan
Sumber: modifikasi dari PERDA Kota Yogyakarta No. 1 Tahun 2015 tentang
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Yogyakarta Tahun 2015-
2035
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 65
zona pariwisata juga dapat mendukung potensi pariwisata lain yang
berada pada zona pariwisata dan zona cagar budaya disekitar lokasi
perancangan. Selain dapat mendukung potensi lain yang ada pada
kawasan, tentunya Yogyakarta Batik Visitor Center juga diuntungkan
dengan keberadaan penunjang pariwisata di sekitar lokasi perancangan,
seperti kawasan komersil pada daerah Wijilan yang menjual makanan
khas Jogja berupa gudeg dan terdapat beberapa toko oleh-oleh khas Jogja.
Dengan begitu, site atau lokasi perancangan Yogyakarta Batik Visitor
Center mendapat keuntungan sekaligus dapat menguntungkan potensi-
potensi lain yang ada di kawasan Njeron Beteng.
3.3.2 Infrastruktur dan Aksebilitas
Dahulu kala, akses untuk memasuki daerah Njeron Beteng hanya
terdapat lima pintu atau yang biasa disebut Plengkung. Namun, dengan
berjalannya waktu terdapat berbagai peristiwa yang terjadi seperti
penyerangan oleh Inggris, gempa bumi, dan perombakan plengkung
menjadi gapura terbuka oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII untuk
memperlancar sirkulasi lalu lintas. Kini, hanya terdapat dua plengkung
yang masi bertahan yaitu Plengkung Wijilan dan Plengkung Gading,
Gambar 3.4 Plengkung Kraton Yogyakarta
Sumber: http://kratonjogja.id/tata-rakiting-wewangunan/5/
benteng-keraton-yogyakarta
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 66
dimana kedua plengkung ini merupakan salah satu akses utama untuk
memasuki kawasan Njeron Beteng. Biarpun, sudah terdapat beberapa
plengkung yang dirombak menjadi gapura terbuka, tetapi tidak semua
kendaraan diperbolehkan masuk. Kendaraan-kendaraan yang
diperbolehkan masuk hanya mobil, motor, sepeda, becak, dan andhong.
Untuk mewadahi para wisatawan yang datang menggunakan bis
pariwisata maka telah disediakan kantong parkir di daerah Ngabean atau
biasa disebut Taman Parkir Ngabean. Taman Parkir Ngabean berjarak
sekitar 2km dari lokasi perancangan. Jika para wisatawan ingin
mengunjungi daerah Njeron Beteng, maka para wisatawan bisa
menggunakan kendaraan yang tersedia di area taman parkir, seperti
becak, andhong, dan si Tole yang merupakan mobil khusus angkutan
wisata yang disediakan oleh pemerintah untuk memfasilitasi para
wisatawan. Saat ini, Si Tole ini memiliki dua rute, Parkir Ngabean -
Alun2 Utara/Keraton Jogja - Magangan/Sompilan - Taman Sari - Parkir
Ngabean. Lalu rute kedua Parkir Ngabean - Alun2 Utara/Keraton Jogja -
Taman Pintar/Parkir Senopati - Titik 0 km Malioboro - Parkir Ngabean.
Gambar 3.5 Analisis Infrastruktur dan Aksebilitas
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 67
3.3.3 Potensi Kawasan
Kawasan Njeron Beteng merupakan bagian dari pusat Daerah
Istimewa Yogyakarta yang memiliki berbagai potensi kawasan. Berikut
potensi-potensi kawasan yang terdapat dalam kawasan Njeron Beteng:
3.3.4 Keunggulan Batik Kawasan Njeron Beteng
Batik Keraton masih memiliki bentuk tradisional sementara itu
pola batik dari pusat hingga pesisir Jawa mengadaptasi warna dan
ornamen orang-orang cina, arab, dan eropa dan juga sangat naturalistik.
(Soerjanto dalam Rahayu, 2016).
Gambar 3.6 Analisis Potensi Kawasan
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 68
Batik Yogyakarta merupakan salah satu batik Indonesia yang
awalnya dibuat untuk kalangan keluarga Kraton, yang selanjutnya
disebut Batik Kraton atau Batik Klasik. Batik Klasik merupakan sebuah
karya yang tidak hanya mengandung nilai estetika tetapi juga sarat makna
atau mengandung filosofi yang luhur. Nilai filosofi dan intangible
heritage dalam proses pembuatannya yang berhasil menarik perhatian
dunia sehingga dinobatkan sebagai world heritage.
Seiring berjalannya waktu, batik klasik yang awalnya hanya
terbatas untuk kalangan Kraton lalu meluas ke masyarakat juga.
Masyarakat njeron beteng yang berprofesi sebagai pengusaha batik juga
dikenal dengan batik klasik khas Jogja yang tetap dijaga dan
dipertahankan. Hal tersebut merupakan hal yang membedakan batik
daerah njeron beteng dengan daerah lain, dimana sekarang daerah lain
lebih mengembangkan batik kontemporer.
Batik Kawasan
Njeron Beteng
Batik Luar
Kawasan Njeron
Beteng
Kesimpulan
Sebutan
atau
jabatan
Pengusaha Batik Pengerajin Batik Warga njeron beteng
umumnya dikenal
sebagai ndoro. Hal ini
yang menyebabkan
dahulunya banyak
pengusaha batik bukan
pengerajin pada daerah
ini. Sehingga aset seperti
motif-motif cap batik
yang dimiliki sangat
banyak dan bervariasi.
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 69
Motif,
corak
Sumber:
http://jogjatv.tv/
Motif memiliki
makna dan
filosofi.
Sumber:
https://produsenkainb
atik.wordpress.com/
Motif memiliki
ragam luas dan
bebas. Motif
Modern
mengikuti
perkembangan
jaman.
Motif batik daerah Kraton
banyak yang
memproduksi batik
klasik; memiliki makna
dan filosofi, tidak
cenderung mengikuti
minat pasar.
Warna Cenderung gelap
dan berdasar
putih.
Warba bebas dan
tidak terikat.
Motif batik klasik
mengikuti pakem atau
terikat dengan keindahan
batik klasik.
Tabel 3.1 Analisis Keunggulan Batik Njeron Beteng
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 70
3.3.5 Analisis Peraturan Bangunan Terkait
Peraturan tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota
Yogyakarta
Analisis
Guideline
KDB (Koefisien
Dasar Bangunan)
10% -
90%
KDB 80% = 5.360 m2
KLB (Koefisien
Lantai Bangunan)
0,5 – 4 Luas bangunan maksimal 1,2= 8.400 m2
KDH (Koefisien
Dasar Hijau)
10 % -
90 %
Luas KDH 10%x6700= 670m2
Ketinggian
Bangunan
1 lantai Maksimal 12 m, tidak melebihi
ketinggian bangunan yang akan
dilestarikan
Garis Sempadan (as
jalan)
16,5m-
6,5m
Garis Bebas
Samping dan
Belakang
2 m
Tidak
diperbolehkan
melakukan
kegiatan utama
pada pinggir jalan /
trotoar
Tabel 3.2 Analisis Peraturan Bnagunan Terkait
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
71 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
3.3.6 Tanggapan Desain Rancangan
Gambar 3.7 Analisis Site
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
72
Dari hasil analisis di atas, maka
didapatkan site berikut dengan
ukuran 8.600 m2
Gambar 3.8 Site Perancangan
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
73
Gambar 3.9 Tanggapan Site Desain Perancangan
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
74 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
3.4 Analisis Bangunan dan Site
3.4.1 Analisis Eksisting Site
Site perancangan terletak di kawasan Njeron Beteng, tepatnya di
antara jalan Mangunegaran Kidul di sebelah utara dan jalan Panembahan
di sisi barat. Lokasi site sangat strategis, yaitu hanya berjarak sekitar 500m
dari Kraton dan berjarak 300m dari sentra gudeg di jalan Wijilan. Site
berbentuk trapesium dengan luasan sekitar 6.700m2. Pada lokasi
perancangan atau site terdapat bangunan yang sudah berdiri sejak 1940.
Pada lokasi perancangan terdapat industri batik rumahan yang masih
bertahan sampai sekarang, namun kurang terurus dan kurang terawat.
Gambar 3.10 Analisis Kondisi Eksisting SIte
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 75
3.4.2 Analisis Batas dan View Site
Lokasi site berada di daerah pemukiman. Pemukiman di sekitar site,
umumnya merupakan rumah-rumah lama yang masih memiliki lahan
yang sangat luas. Namun, beberapa rumah sudah tidak semua bagian
dihuni, kini ada yang disewakan menjadi kantor dan ada yang dijadikan
guests house. Biarpun berada di tengah kota, pemukiman di sekitar site
masih memiliki lahan hijau karena pada umumnya perumahan di
kawasan Njeron Beteng merupakan dari kalangan berada, dimana setiap
rumah memiliki halaman atau pekarangan. View site pada sisi timur dan
selatan merupakan pemukiman, dan untuk sisi barat dan utara merupakan
jalan dan pemukiman yang masih berlanggam rumah lama dengan
nuansa Jawa.
Gambar 3.11 Analisis Batas dan View Site
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 76
Adapun batas-batas lokasi perancangan adalah sebagai berikut:
a. Utara : Jalan Mangunegaran Kidul
b. Timur : Pemukiman
c. Selatan : Pemukiman
d. Barat : Jalan Panembahan, Gedung Pertemuan Joglo
3.4.3 Analisis Sirkulasi pada Site
Gambar 3.12 Analisis Sirkulasi pada Site
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 77
Berdasarkan gambar di atas, site dapat diakses melalui kedua sisi
site, yaitu jalan Panembahan dan jalan Mangunegaran Kidul. Dimana
jalan Panembahan merupakan akses utama pada site. Berhubungan
dengan jalan Wijilan yang berhubungan dengan salah satu pintu akses
utama memasuki Njeron Beteng yaitu Plengkung Wijilan dan
berhubungan dengan jalan Mantrigawen Lor yang juga merupakan salah
satu pintu akses utama memasuki Njeron Beteng melalui jalan Brigdjen
Katamso. Jalan Panembaha ini memiliki lebar sekitar 6 meter, sedangkan
sisi utara site dapat diakses melalui jalan Mangunegaran Kidul yang
memiliki lebar jalan sekitar 5-6 meter.
3.4.4 Analisis Drainase dan Jaringan Limbah pada Site
Gambar 3.13 Analisis Drainase dan Jaringan Limbah pada Site
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 78
Yogyakarta Batik Visitor Center yang dirancang merupakan suatu
bangunan yang memiliki fungsi sebagai industri, pariwisata, dan fasilitas
umum. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui utilitas yang
ada pada sekitar lokasi perancangan. Site berada di lokasi yang strategis
dimana sudah terdapat jaringan limbah dan saluran drainase eksisting.
Keperluan utilitas lain yang perlu dipertimbangkan adalah IPAL untuk
solusi limbah industri batik.
3.4.5 Analisis Bangunan Eksisting
Gambar 3.14 Analisis Bangunan Eksisting Site
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 79
No. Gambar Keterangan
1.
Rumah Tinggal
Rumah tinggal ini dibangun pada
tahun akhir 70an, terletak pada sisi
selatan rumah. Sampai sekarang
masi digunakan sebagai rumah
tinggal, berukuran 10x8m. Lengkap
berisi ruang tamu, ruang makan,
kamar mandi, dapur, dan kamar-
kamar.
2.
Rumah Tinggal
Rumah tinggal ini dibangun pada
tahun akhir 70an, terletak pada sisi
utara rumah. Sampai sekarang masi
digunakan sebagai rumah tinggal,
berukuran 10x8m. Lengkap berisi
ruang tamu, ruang makan, kamar
mandi, dapur, dan kamar-kamar.
3.
Toko
Toko merupakan bangunan yang
memiliki historical significance.
Dahulunya merupakan toko, kini
menjadi tempat penyimpanan
barang-barang dagangan dahulu.
Maka akan dipertahankan,
digunakan kembali dengan fungsi
berbeda (adaptive reuse)
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 80
4.
Teras
Teras menjadi salah satu ruang
penting pada rumah karna
menghubungkan antar ruang
sebelum ke bagian utama rumah
(pendopo). Merupakan tempat
bersantai keluarga, berkumpul, dan
menerima tamu, karena lokasinya
yang nyaman berhubungan
langsung dengan taman di halaman
tengah rumah.
5.
Pendopo
Pendopo merupakan bangunan inti
yang menyatukan seluruh bagian
rumah. Memiliki historical
significance, maka akan
dipertahankan dengan metode
preservasi. Tidak terdapat
kerusakan yang parah.
6.
Omah Dalem
Terletak persis di utara pendopo,
bagian omah dalem menjadi
pelengkap keberadaan pendopo.
Dimana dahulunya merupakan
ruang makan dan kamar yang
memiliki rumah. Termasuk
bangunan lama yang akan di
gunakan kembali / adaptive reuse.
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 81
7.
Gudang
Gudang yang terletak di sisi utara
omah dalem. Menyimpan berbagai
barang lama rumah tangga seperti
alat masak dan lain-lain. Kondisi
sudah sangat tidak terawat dan
terabaikan.
8.
Gudang
Gudang yang terletak di sisi timur
omah dalem dan pendopo.
Menyimpan berbagai barang,
kondisi sudah tidak terawat dan
terabaikan.
9.
Ruang Cuci
Dahulunya hanya berupa ruang
antar rumah dan garasi, kini
dimanfaatkan sebagai ruang untuk
mencuci dan setrika.
10.
Garasi
Sudah berfungsi sebagai garasi
sejak dahulu, berukuran cukup besar
untuk sebuah garasi. Dapat
menampung hingga 4-5 mobil dan
kendaaran lain seperti motor dan
sepeda.
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 82
11.
Pembuatan Batik Tulis
Bagian pembuatan batik tulis, sudah
banyak sekali kerusakan yang
parah, seperti atap dan struktur.
Semua bagian industri batik akan di
demolisi dan dibangun kembali
dengan metode infill design
12.
Bagian Perwarnaan, Kamar
Mandi, dan Mushola bagi pekerja
Bagian pewarnaan batik, terdapat
bak dan kolam yang berungsi untuk
mewarnai batik dan mengerok. Pada
sisi barat terdapat fasilitas untuk
para pekerja seperti kamar mandi,
mushola, dan ruang istirahat.
13.
Gudang
Terletak pada bagian batikan atau
tempat membuat batik, berungsi
sebagai gudang pada lantai bawah
dan sarang burung di lantai atasnya.
14.
Pembuatan Batik Cap
Bagian pembuatan batik cap,
terdapat sekitar 3 tempat mengecap
batik. Terdapat rak-rak untuk
menyimpan cap-cap yang ada dan
berbagai koleksi cap yang disimpan
dengan cara digantung pada tembok
dan balok.
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 83
15.
Halaman Tengah
Halamann tengah rumah ini menjadi
jantung rumah dimana merupakan
lahan hijau yang terdapat tiga pohon
besar (nangka, sawo kecik, dan
jambu air). Halaman tengah ini juga
digunakan sebagai lahan untuk
qurban saat Idul Adha.
16.
Halaman Belakang
Pada bagian batikan atau tempat
membuat batik terdapat lahan hijau
kecil yang juga ditumbuhi beberapa
tanaman seperti jambu dan pisang.
17.
Tempat Menjemur
Jemuran atau tempat menjemur ini
berfungsi untuk menjemur cucian
dari rumah tinggal yang berada pada
sisi utara.
18.
Tempat Menjemur
Tempat menjemur ini digunakan
sebagai tempat jemuran batik dan
pakaian dari rumah tinggal yang sisi
selatan.
Tabel 3.3 Analisis Bangunan Eksisting
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 84
3.5 Analisis Visitor Center
Perbandingan Pengertian Visitor Center, Heritage Center, Museum,
dan Galeri
Tipologi Pengertian Kesimpulan
Visitor
Center
Visitor center adalah fasilitas
pendidikan umum atau ruang yang
dipersembahkan dalam sebuah
bangunan untuk tampilan
interpretif, program, layanan, dan
informasi. Visitor center
umumnya memiliki fasilitas
pendukung dan kemudahan atau
kenyamanan untuk para
pengunjung (U.S. Department of
the Interior Bureau of
Reclamation Denver, Colorado,
2007).
Visitor center berada di tempat
yang menarik atau diminati,
merupakan bangunan atau
kelompok bangunan yang
menyediakan informasi, biasanya
dengan display video dan pameran
(Collins dictionary).
Fasilitas umum yang berada
di tempat menarik dan
memberikan informasi serta
layanan kepada publik,
mengenai latar belakang
sejarah, situasi saat ini, dan
rencana untuk masa depan.
Memiliki fasilitas-fasilitas
pendukung dan informasi
disajikan secara menarik.
Heritage
Center
Sebuah museum yang
memamerkan pameran yang
menggambarkan budaya dan
sejarah tempat tertentu dan
penghuninya (Collins dictionary).
Bangunan atau ruang yang
menampilkan tentang sejarah
dan proyek restorasi melalui
benda-benda nyata atau
replika untuk menceritakan
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 85
Tema utama di heritage center
harus tentang sejarah, meskipun
dapat mempromosikan masa
depan proyek restorasi. Heritage
center cenderung tidak
menghasilkan laba daripada visitor
center, karena komitmennya yang
ekstra terhadap penelitian sejarah,
dan kemungkinan bahwa itu akan
merawat beberapa artefak. Pusat-
pusat warisan dapat diubah
menjadi museum selama
perkembangan mereka (Beech).
suatu kisah masa lalu atau
sejarah.
Museum Gedung yang digunakan sebagai
tempat untuk pameran tetap benda-
benda yang patut mendapat
perhatian umum, seperti
peninggalan sejarah, seni, dan
ilmu; tempat menyimpan barang
kuno (KBBI)
Museum adalah sebuah lembaga
yang bersifat tetap, tidak mencari
keuntungan, melayani masyarakat
dan perkembangannya, dengan
sifat terbuka dengan cara
melakukan usaha
pengoleksian, mengkonservasi,
meriset, mengkomunikasikan, dan
memamerkan benda nyata kepada
Suatu lembaga yang
mengumpulkan, melindungi,
dan membuat replica benda-
benda bersejarah sebagai
koleksi untuk inspirasi,
pembelajaran, dan
kesenangan.
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 86
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang membedakan
visitor center dengan tipologi lainnya (Heritage center, Museum, dan
Gallery) adalah visitor center harus bisa menjadi tempat yang
menyuguhkan informasi dangan tampilan yang interpretif dan bersifat
untuk mendidik pengunjung yang datang. Tidak hanya memaparkan
sejarah atau karya seni, namun semuanya.
masyarakat untuk kebutuhan studi,
pendidikan, dan kesenangan.
Karena itu ia bisa menjadi bahan
studi oleh kalangan akademis,
dokumentasi kekhasan masyarakat
tertentu, ataupun dokumentasi dan
pemikiran imajinatif di masa
depan (Yamin D, M , 1984).
Galeri Ruangan atau gedung tempat
memamerkan benda atau karya
seni dan sebagainya (KBBI)
Sebuah ruangan atau bangunan
yang digunakan untuk
menampilkan karya seni,
terkadanga karya seni juga bisa
dijual (Cambridge dictionary).
Ruangan atau bangunan
yang dapat digunakan
sebagai tempat pamer karya
seni.
Tabel 3.4 Analisis Visitor Center, Heritage Center, Museum, dan Galeri
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 87
3.6 Analisis Industri Batik
Urutan pekerjaan dalam proses membatik akan digunakan sebagai acuan
dalam merancang pola ruang yang ada di industri batik, urutan tersebut yaitu:
1 Ngengrengi dan nerusi Memberi garis-garis dasar
2 Ngiseni Memberi pola-pola pengisi
3 Nemboki dan mbliriki Mengisi bagian-bagian harus putih
4 Medel Memberi warna biru
5 Mencuci
6 Nglorod Melelehkan semua lilin
7 Nyekuli Menganji
8 Mbironi Menutup bagian-bagian yang harus
tetap biru atau putih dengan lilin.
9 Nyoga Memberi warna dalam soga
10 Nyareni Menguatkan warna
11 Nglorod Melelehkan semua lilin
Setelah mengetahui urutan-urutan dari proses utama pembuatan batik, maka
dapat dibuat program ruang pada industri batik yang sesuai dengan urutan proses
pembuatan batik. Sehingga, pengunjung dapat menikmati industri batik dengan
urut mengikuti proses pembutan dari awal pemotongan bahan sampai proses
finishing.
Tabel 3.5 Urutan Proses Pembuatan Batik
Sumber: Jasper dan Pirngadie, 1996
Gambar 3.15 Program Ruang Industri Batik
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 88
3.7 Analisis Pengguna
Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
Pengunjung
- Wisatawan
- Masyarakat
Sekitar
- Melihat koleksi batik
dan karya seni
- Melihat proses
membatik
- Belajar membatik
- Melihat koleksi batik
yang dijual
- Berbelanja
- Makan
- Bersosialisasi
- Beribadah
- Kebutuhan kamar
mandi
Galeri
Industri tour
Workshop space
Showroom
Café
Lobby
Gathering Space
Kamar mandi
Tempat Parkir
Zona Dropp Off
Ruang Ibadah
Pengelola
- Keluarga
- Pengurus atau
petugas
- Menerima tamu
- Mengelola visitor
center
- Mengelola keamanan
- Tidur
- Makan
- Memasak
- Mencuci
- Mandi
- Bersosialisasi
- Mengelola keamanan
Rumah Keluarga
Kantor
Kamar pengurus
Kamar mandi
Ruang Ibadah
Ruang tamu
Ruang komunal
Pos satpam
Pekerja Batik - Batik tulis
- Batik Cap
- Ndedel
- Mewarna
Ruang batik tulis
Ruang batik cap
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 89
- Merebus
- Mencuci
- Menjemur
- Ibadah
- Kebutuhan kamar
mandi
Ruang proses batik dari
ndedel, warna, merebus,
dan mencuci
Ruang jemur
Ruang Ibadah
Kamar mandi
Ruang istirahat
3.8 Analisis Alur Kegiatan Pengguna
A. Alur Pengunjung
Tabel 3.6 Analisis Pengguna
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Gambar 3.16 Bagan Alur Pengunjung
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 90
B. Alur Pekerja Batik
C. Alur Staff Batik Visitor Center
Gambar 3.17 Bagan Alur Pekrja Batik
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Gambar 3.18 Bagan Alur Staff Batik Visitor Center
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
91 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
3.9 Analisis Organisasi dan Hubungan Ruang
Gambar 3.19 Organisasi Ruang dan Hubungan Ruang
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 92
3.10 Tanggapan Desain Rancangan (Skematik Rancangan)
3.10.1 Site Plan
3.10.2 Sirkulasi pada Site
Gambar 3.20 Skematik, Site Plan
Sumber: Penulis, 2018
Gambar 3.21 Skematik, Sirkulasi Site
Sumber: Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 93
3.10.3 Utilitas pada Site
3.10.4 Keselamatan Bangunan
Gambar 3.22 Skematik, Utilitas pada Site
Sumber: Penulis, 2018
Gambar 3.23 Skematik, Keselamatan Bangunan
Sumber: Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 94
3.11 Analisis Metode Perancangan; Adaptive Reuse
3.11.1 Analisis Layout Ruang Bangunan Eksisting
Ruang yang akan di rancang dengan metode adaptive reuse
dahulunya berupa toko, pendopo, dan omah dalem. Toko berukuran
10,75 meter x 25 meter, pendopo berukuran 10,8 meter x 10 meter, dan
terdapat omah dalem sisi utaranya dengan ukurang 8 meter x 10 meter.
Ruang-ruang yang cukup berukuran besar tersebut kini hanya
dimanfaatkan untuk fungsi sebagai berikut :
Gambar 3.24 Layout Ruang Bangunan Eksisting
Sumber: Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 95
3.11.2 Analisis Kerusakan Bangunan Eksisting
No Key Plan Keterangan Kondisi Eksisting Analisis Kerusakan Tindakan
Pelestarian Minor Major
1.
Pendhopo,
Sisi selatan
Kondisi masih
bagus, tidak ada
keretakan. Hanya
cat-cat yang
sudah pudar dan
mengelupas
Sisi selatan
dipertahankan
semua, hanya
butuh di cat pada
bagian tembok
dan pelitur pada
frame kaca
2.
Pendhopo,
sisi utara
Kondisi masih
bagus, pintu-pintu
kayu kurang
perawatan
Dipertahankan,
material yang
menggunakan
kayu
dikembalikan
(tidak ditumpuk
cat warna)
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
96
3.
Pendhopo,
sisi barat
Kondisi masih
bagus
Tembok di cat,
Bagian jendela
skylight utara
disamakan
dengan selatan
4.
Pendhopo,
sisi timur
Kondisi masih
bagus, hanya
terdapat lubang
diatas jendela sisi
utara
Tembok di cat,
Bagian jendela
skylight utara
disamakan
dengan selatan
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
97
5. Plafon
Plafon masih
bagus, merupakan
material kayu
namun ditutup cat
Mengembalikan
material kayu
pada plafon
6.
Lantai dan
umpak
Lantai masi
bagus, bagian
umpak cat-sudah
mengelupas
Pengecatan pada
umpak
7.
Jendela
(skylight)
Kondisi kayu
masih bagus,
hanya kaca sudah
sangat kotor
Pengenmbalian
material kacu,
kaca butuh
dikembalikan
agar bersih
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
98
8. Omah
Dalem
Interior
Kondisi bangunan
masih bagus
hanya kurang
terawat
Cat ulang dan
menata ulang
ruang
9. Omah
Dalem
Eksterior
Bagian luar omah
dalem masi bagus
hanya tertutupi
oleh barang-
barang
Pengecatan
ulang dan
menata ruang
disekitar
bangunan
10.
Toko
Eksterior
Kerusakan
terdapat pada cat
baik pada tembok
maupun kayu
Kerusakan parah
terdapat pada
beberapa bagian
atap yang bocor
Pengecatan pada
tembok dan kayu
dan
memperbaiki
atap yang bocor
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
99
11.
Toko
Interior (1)
Cat sudah pudar
Beberapa bagian
atap bocor
sehingga setiap
hujan ruangan
basah dan
lembab,
menyebabkan
plafon juga
rusak
Ruangan kurang
sinar matahari
Perbaikan pada
atap dan plafon.
Mengatasi bocor
yang terjadi
setiap hujan, dan
membuat
skylight
Pengecatan
ulang
12.
Toko
Interior (2)
Beberapa kayu
seperti pada pintu
dan jendela sudah
diberi cat warna,
bagian lain hanya
Pengembalian
karakter kayu
pada pintu dan
jendela, serta
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
100
cat pada tembok
yang pudar
Tidak terdapat
kerusakan pada
plafon kayu,
masih dalam
kondisi bagus
pengecatan
ruang
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
101
13.
Toko
Interior (3)
Beberapa kayu
seperti pada pintu
dan jendela sudah
diberi cat warna,
bagian lain hanya
cat pada tembok
yang pudar.
Beberapa ruang
sudah sangat tidak
terawat
Pengembalian
karakter kayu
pada pintu dan
jendela, serta
pengecatan
ruang dan
perbaikan tata
ruang
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
102
14.
Teras
Material-material
kayu sudah di cat
warna
Beberapa bagian
plafon di bagian
teras sudah
terlihat lendut,
akan jebol
Renovasi pada
atap dan plafon
serta
mengembalikan
karakter material
kayu
Tabel 3.7 Analisis Kerusakan Bangunan Eksisting
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
103
3.11.3 Tanggapan Desain Rancangan Pada Bangunan Lama
Bangunan lama banyak runag yang tidak berfungsi secara
optimal, maka akan digunakan dengan fungsi yang baru. Fungsi
baru pada bagian bangunan yang akan dirancnag dengan metode
adaptive reuse, digunakan sebagai kantor, pendopo, café, dan show
room.
Gambar 3.25 Fungsi Baru pada Bangunan Eksisting
Sumber: Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
104 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160
3.12 Analisis Metode Perancangan; Infill Design
3.12.1 Analisis Infill Design Berdasarkan Dua Teori
Norman
Tyler
Steven W.
Semes
+ -
Matching Literal
Replication
Meminimalkan
perbedaan bangunan baru
di sekitar bangunan lama
dan mempertahankan
karakter yang sudah ada
Tidak memberi
perbedaan yang jelas
antara bangunan baru
dan lama, dianggap
dapat mengecoh orang
yang observasi
Compatible
Invention
Within a
Style
Menciptakan
keseimbangan antara
perbedaan dan keselaran
dengan tetap
mengahargai dan
memiliki koneksi dengan
yang sudah ada
Arsitek harus benar-
benar bisa
menyeimbangkan
antara perbedaan dan
keselarasan
Abstract
Reference
Memberikan warna dan
sentuhan modern dengan
menghadirkan bentuk
abstrak yang tetap selaras
atau contrast (berbeda
sama sekali)
Tidak semua pengguna
atau stakeholders
menyukai bentuk
abstrak, karena lebih
bersifat objektif
Contrasting
Intentional
Opposition
Mengutamakan
perbedaan dengan desain
bangunan yang sudah
ada. Menciptakan desain
bangunan sesuai era atau
periodenya
Memberikan peluang
terhadap suatu kawasan
untuk kehilangan
karakter yang sudah ada
dengan menciptakan
karakter baru
Tabel 3.8 Analisis Teori Infill Design
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 105
3.12.2 Tanggapan Desain Rancangan Infill Design
Infill memiliki arti sebagai menambahkan atau menyisipkan
bangunan baru pada suatu kawasan yang memiliki karakter. Lokasi
perancangan sendiri berada pada kawasan cagar budaya Njeron Beteng
yang terletak tidak jauh dengan cagar budaya Kraton. Sehingga harus
dipertimbangkan aturan yang terkait. Salah satu aturannya adalah
bangunan atau bangun bangunan yang berada pada radius 60 (enam
puluh) meter dari Inti Lindung dan pada Kawasan Lindung Penyangga
harus mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan karakter serta
keharmonisan yang sejalan dengan tujuan perlindungan kawasan inti
atau citra kota (Tata Bangunan BWP pada zona cagar budaya atau
kawasan lindung di Kota Yogyakarta).
Pada aturan tersebut ditekankan untuk mempertimbangkan dan
menyesuaikan dengan karakter serta keharmonisan yang sejalan dengan
tujuan perlindungan kawasan inti atau citra kota. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa keselarasan menjadi poin penting untuk bangunan
baru di kawasan cagar budaya agar bisa terjadi keharmonisan yang
sejalan / selaras. Sehingga, teori Infill design yang sesuai menurut aturan
tata bangunan pada kawasan cagar budaya dan analisis di atas adalah
matching, literal replication, compatible, dan invention within a style.
Gambar 3.26 Tanggapan Desain Rancangan; Infill Design
Sumber: Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 106
- Compatible (Invention Within A Style)
- Matching (Literal Replication)
Sedangkan untuk interior pada bagian infill design dapat dirancang
dengan mezzanine untuk mengakali peraturan satu lantai bangunan dan
tidak boleh melebihi bangunan bersejarah pada site, sehingga bagian
infill design bisa diturunkan dan dibuat mezzanine, seperti pada bagian
industri batik.
Gambar 3.27 Compatible; Infill Design
Sumber: Penulis, 2018
Gambar 3.28 Matching; Infill Design
Sumber: Penulis, 2018
Gambar 3.29 Interior Industri; Skematik Infill Design
Sumber: Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 107
3.13 Analisis Transformasi Desain Morfologi Elemen Bangunan Batik
Handel dan Transformasi Desain Batik
3.13.1 Unsur Kayu Vertikal pada Fasad Rumah
Gambar 3.30 Skematik Fasad; Transformasi Desain
Sumber: Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 108
Gambar 3.31 Skematik Tampak; Transformasi Desain
Sumber: Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 109
3.13.2 Ornamen (Sulur)
Gambar 3.32 Skematik Ornamen; Transformasi Desain
Sumber: Penulis, 2018
Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode
Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng
Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 110
3.13.2 Transformasi Batik pada Interior
Gambar 3.33 Skematik Interior; Transformasi Desain
Sumber: Penulis, 2018