50
BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

BAB 3ANALISIS & PENYELESAIAN

PERSOALAN PERANCANGAN

Page 2: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

62 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

BAB III

ANALISIS DAN PENYELESAIAN

PERSOALAN PERANCANGAN

3.1 Peta Pemecahan Permasalahan

Gambar 3.1 Peta Pemecahan Permasalahan

Sumber: Penulis, 2018

Page 3: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

63 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

3.2 Peta Penyelesaian Persoalan dan Analisis

Gambar 3.2 Peta Penyelesaian Persoalan dan Analisis

Sumber: Penulis, 2018

Page 4: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

64 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

3.3 Analisis Kawasan

3.3.1 Zonasi Kawasan

Pada gambar zonasi kawasan di atas dapat dilihat bahwa

kawasan njeron beteng terdiri atas beberapa zona yaitu zona pendidikan,

zona pariwisata, zona cagar budaya, zona RTH, zona perdagangan dan

jasa, dan zona perumahan dengan kepadatan tinggi. Site atau lokasi

perancangan berada pada zona pariwisata, yang berarti lokasi

perancangan memiliki potensi yang tinggi untuk dikunjungi oleh

wisatawan maupun masyarakat. Keberadaan lokasi perancangan pada

Gambar 3.3 Zonasi Kawasan

Sumber: modifikasi dari PERDA Kota Yogyakarta No. 1 Tahun 2015 tentang

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Yogyakarta Tahun 2015-

2035

Page 5: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 65

zona pariwisata juga dapat mendukung potensi pariwisata lain yang

berada pada zona pariwisata dan zona cagar budaya disekitar lokasi

perancangan. Selain dapat mendukung potensi lain yang ada pada

kawasan, tentunya Yogyakarta Batik Visitor Center juga diuntungkan

dengan keberadaan penunjang pariwisata di sekitar lokasi perancangan,

seperti kawasan komersil pada daerah Wijilan yang menjual makanan

khas Jogja berupa gudeg dan terdapat beberapa toko oleh-oleh khas Jogja.

Dengan begitu, site atau lokasi perancangan Yogyakarta Batik Visitor

Center mendapat keuntungan sekaligus dapat menguntungkan potensi-

potensi lain yang ada di kawasan Njeron Beteng.

3.3.2 Infrastruktur dan Aksebilitas

Dahulu kala, akses untuk memasuki daerah Njeron Beteng hanya

terdapat lima pintu atau yang biasa disebut Plengkung. Namun, dengan

berjalannya waktu terdapat berbagai peristiwa yang terjadi seperti

penyerangan oleh Inggris, gempa bumi, dan perombakan plengkung

menjadi gapura terbuka oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII untuk

memperlancar sirkulasi lalu lintas. Kini, hanya terdapat dua plengkung

yang masi bertahan yaitu Plengkung Wijilan dan Plengkung Gading,

Gambar 3.4 Plengkung Kraton Yogyakarta

Sumber: http://kratonjogja.id/tata-rakiting-wewangunan/5/

benteng-keraton-yogyakarta

Page 6: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 66

dimana kedua plengkung ini merupakan salah satu akses utama untuk

memasuki kawasan Njeron Beteng. Biarpun, sudah terdapat beberapa

plengkung yang dirombak menjadi gapura terbuka, tetapi tidak semua

kendaraan diperbolehkan masuk. Kendaraan-kendaraan yang

diperbolehkan masuk hanya mobil, motor, sepeda, becak, dan andhong.

Untuk mewadahi para wisatawan yang datang menggunakan bis

pariwisata maka telah disediakan kantong parkir di daerah Ngabean atau

biasa disebut Taman Parkir Ngabean. Taman Parkir Ngabean berjarak

sekitar 2km dari lokasi perancangan. Jika para wisatawan ingin

mengunjungi daerah Njeron Beteng, maka para wisatawan bisa

menggunakan kendaraan yang tersedia di area taman parkir, seperti

becak, andhong, dan si Tole yang merupakan mobil khusus angkutan

wisata yang disediakan oleh pemerintah untuk memfasilitasi para

wisatawan. Saat ini, Si Tole ini memiliki dua rute, Parkir Ngabean -

Alun2 Utara/Keraton Jogja - Magangan/Sompilan - Taman Sari - Parkir

Ngabean. Lalu rute kedua Parkir Ngabean - Alun2 Utara/Keraton Jogja -

Taman Pintar/Parkir Senopati - Titik 0 km Malioboro - Parkir Ngabean.

Gambar 3.5 Analisis Infrastruktur dan Aksebilitas

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 7: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 67

3.3.3 Potensi Kawasan

Kawasan Njeron Beteng merupakan bagian dari pusat Daerah

Istimewa Yogyakarta yang memiliki berbagai potensi kawasan. Berikut

potensi-potensi kawasan yang terdapat dalam kawasan Njeron Beteng:

3.3.4 Keunggulan Batik Kawasan Njeron Beteng

Batik Keraton masih memiliki bentuk tradisional sementara itu

pola batik dari pusat hingga pesisir Jawa mengadaptasi warna dan

ornamen orang-orang cina, arab, dan eropa dan juga sangat naturalistik.

(Soerjanto dalam Rahayu, 2016).

Gambar 3.6 Analisis Potensi Kawasan

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 8: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 68

Batik Yogyakarta merupakan salah satu batik Indonesia yang

awalnya dibuat untuk kalangan keluarga Kraton, yang selanjutnya

disebut Batik Kraton atau Batik Klasik. Batik Klasik merupakan sebuah

karya yang tidak hanya mengandung nilai estetika tetapi juga sarat makna

atau mengandung filosofi yang luhur. Nilai filosofi dan intangible

heritage dalam proses pembuatannya yang berhasil menarik perhatian

dunia sehingga dinobatkan sebagai world heritage.

Seiring berjalannya waktu, batik klasik yang awalnya hanya

terbatas untuk kalangan Kraton lalu meluas ke masyarakat juga.

Masyarakat njeron beteng yang berprofesi sebagai pengusaha batik juga

dikenal dengan batik klasik khas Jogja yang tetap dijaga dan

dipertahankan. Hal tersebut merupakan hal yang membedakan batik

daerah njeron beteng dengan daerah lain, dimana sekarang daerah lain

lebih mengembangkan batik kontemporer.

Batik Kawasan

Njeron Beteng

Batik Luar

Kawasan Njeron

Beteng

Kesimpulan

Sebutan

atau

jabatan

Pengusaha Batik Pengerajin Batik Warga njeron beteng

umumnya dikenal

sebagai ndoro. Hal ini

yang menyebabkan

dahulunya banyak

pengusaha batik bukan

pengerajin pada daerah

ini. Sehingga aset seperti

motif-motif cap batik

yang dimiliki sangat

banyak dan bervariasi.

Page 9: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 69

Motif,

corak

Sumber:

http://jogjatv.tv/

Motif memiliki

makna dan

filosofi.

Sumber:

https://produsenkainb

atik.wordpress.com/

Motif memiliki

ragam luas dan

bebas. Motif

Modern

mengikuti

perkembangan

jaman.

Motif batik daerah Kraton

banyak yang

memproduksi batik

klasik; memiliki makna

dan filosofi, tidak

cenderung mengikuti

minat pasar.

Warna Cenderung gelap

dan berdasar

putih.

Warba bebas dan

tidak terikat.

Motif batik klasik

mengikuti pakem atau

terikat dengan keindahan

batik klasik.

Tabel 3.1 Analisis Keunggulan Batik Njeron Beteng

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 10: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 70

3.3.5 Analisis Peraturan Bangunan Terkait

Peraturan tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota

Yogyakarta

Analisis

Guideline

KDB (Koefisien

Dasar Bangunan)

10% -

90%

KDB 80% = 5.360 m2

KLB (Koefisien

Lantai Bangunan)

0,5 – 4 Luas bangunan maksimal 1,2= 8.400 m2

KDH (Koefisien

Dasar Hijau)

10 % -

90 %

Luas KDH 10%x6700= 670m2

Ketinggian

Bangunan

1 lantai Maksimal 12 m, tidak melebihi

ketinggian bangunan yang akan

dilestarikan

Garis Sempadan (as

jalan)

16,5m-

6,5m

Garis Bebas

Samping dan

Belakang

2 m

Tidak

diperbolehkan

melakukan

kegiatan utama

pada pinggir jalan /

trotoar

Tabel 3.2 Analisis Peraturan Bnagunan Terkait

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 11: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

71 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

3.3.6 Tanggapan Desain Rancangan

Gambar 3.7 Analisis Site

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 12: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

72

Dari hasil analisis di atas, maka

didapatkan site berikut dengan

ukuran 8.600 m2

Gambar 3.8 Site Perancangan

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 13: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

73

Gambar 3.9 Tanggapan Site Desain Perancangan

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 14: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

74 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

3.4 Analisis Bangunan dan Site

3.4.1 Analisis Eksisting Site

Site perancangan terletak di kawasan Njeron Beteng, tepatnya di

antara jalan Mangunegaran Kidul di sebelah utara dan jalan Panembahan

di sisi barat. Lokasi site sangat strategis, yaitu hanya berjarak sekitar 500m

dari Kraton dan berjarak 300m dari sentra gudeg di jalan Wijilan. Site

berbentuk trapesium dengan luasan sekitar 6.700m2. Pada lokasi

perancangan atau site terdapat bangunan yang sudah berdiri sejak 1940.

Pada lokasi perancangan terdapat industri batik rumahan yang masih

bertahan sampai sekarang, namun kurang terurus dan kurang terawat.

Gambar 3.10 Analisis Kondisi Eksisting SIte

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 15: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 75

3.4.2 Analisis Batas dan View Site

Lokasi site berada di daerah pemukiman. Pemukiman di sekitar site,

umumnya merupakan rumah-rumah lama yang masih memiliki lahan

yang sangat luas. Namun, beberapa rumah sudah tidak semua bagian

dihuni, kini ada yang disewakan menjadi kantor dan ada yang dijadikan

guests house. Biarpun berada di tengah kota, pemukiman di sekitar site

masih memiliki lahan hijau karena pada umumnya perumahan di

kawasan Njeron Beteng merupakan dari kalangan berada, dimana setiap

rumah memiliki halaman atau pekarangan. View site pada sisi timur dan

selatan merupakan pemukiman, dan untuk sisi barat dan utara merupakan

jalan dan pemukiman yang masih berlanggam rumah lama dengan

nuansa Jawa.

Gambar 3.11 Analisis Batas dan View Site

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 16: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 76

Adapun batas-batas lokasi perancangan adalah sebagai berikut:

a. Utara : Jalan Mangunegaran Kidul

b. Timur : Pemukiman

c. Selatan : Pemukiman

d. Barat : Jalan Panembahan, Gedung Pertemuan Joglo

3.4.3 Analisis Sirkulasi pada Site

Gambar 3.12 Analisis Sirkulasi pada Site

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 17: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 77

Berdasarkan gambar di atas, site dapat diakses melalui kedua sisi

site, yaitu jalan Panembahan dan jalan Mangunegaran Kidul. Dimana

jalan Panembahan merupakan akses utama pada site. Berhubungan

dengan jalan Wijilan yang berhubungan dengan salah satu pintu akses

utama memasuki Njeron Beteng yaitu Plengkung Wijilan dan

berhubungan dengan jalan Mantrigawen Lor yang juga merupakan salah

satu pintu akses utama memasuki Njeron Beteng melalui jalan Brigdjen

Katamso. Jalan Panembaha ini memiliki lebar sekitar 6 meter, sedangkan

sisi utara site dapat diakses melalui jalan Mangunegaran Kidul yang

memiliki lebar jalan sekitar 5-6 meter.

3.4.4 Analisis Drainase dan Jaringan Limbah pada Site

Gambar 3.13 Analisis Drainase dan Jaringan Limbah pada Site

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 18: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 78

Yogyakarta Batik Visitor Center yang dirancang merupakan suatu

bangunan yang memiliki fungsi sebagai industri, pariwisata, dan fasilitas

umum. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui utilitas yang

ada pada sekitar lokasi perancangan. Site berada di lokasi yang strategis

dimana sudah terdapat jaringan limbah dan saluran drainase eksisting.

Keperluan utilitas lain yang perlu dipertimbangkan adalah IPAL untuk

solusi limbah industri batik.

3.4.5 Analisis Bangunan Eksisting

Gambar 3.14 Analisis Bangunan Eksisting Site

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 19: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 79

No. Gambar Keterangan

1.

Rumah Tinggal

Rumah tinggal ini dibangun pada

tahun akhir 70an, terletak pada sisi

selatan rumah. Sampai sekarang

masi digunakan sebagai rumah

tinggal, berukuran 10x8m. Lengkap

berisi ruang tamu, ruang makan,

kamar mandi, dapur, dan kamar-

kamar.

2.

Rumah Tinggal

Rumah tinggal ini dibangun pada

tahun akhir 70an, terletak pada sisi

utara rumah. Sampai sekarang masi

digunakan sebagai rumah tinggal,

berukuran 10x8m. Lengkap berisi

ruang tamu, ruang makan, kamar

mandi, dapur, dan kamar-kamar.

3.

Toko

Toko merupakan bangunan yang

memiliki historical significance.

Dahulunya merupakan toko, kini

menjadi tempat penyimpanan

barang-barang dagangan dahulu.

Maka akan dipertahankan,

digunakan kembali dengan fungsi

berbeda (adaptive reuse)

Page 20: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 80

4.

Teras

Teras menjadi salah satu ruang

penting pada rumah karna

menghubungkan antar ruang

sebelum ke bagian utama rumah

(pendopo). Merupakan tempat

bersantai keluarga, berkumpul, dan

menerima tamu, karena lokasinya

yang nyaman berhubungan

langsung dengan taman di halaman

tengah rumah.

5.

Pendopo

Pendopo merupakan bangunan inti

yang menyatukan seluruh bagian

rumah. Memiliki historical

significance, maka akan

dipertahankan dengan metode

preservasi. Tidak terdapat

kerusakan yang parah.

6.

Omah Dalem

Terletak persis di utara pendopo,

bagian omah dalem menjadi

pelengkap keberadaan pendopo.

Dimana dahulunya merupakan

ruang makan dan kamar yang

memiliki rumah. Termasuk

bangunan lama yang akan di

gunakan kembali / adaptive reuse.

Page 21: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 81

7.

Gudang

Gudang yang terletak di sisi utara

omah dalem. Menyimpan berbagai

barang lama rumah tangga seperti

alat masak dan lain-lain. Kondisi

sudah sangat tidak terawat dan

terabaikan.

8.

Gudang

Gudang yang terletak di sisi timur

omah dalem dan pendopo.

Menyimpan berbagai barang,

kondisi sudah tidak terawat dan

terabaikan.

9.

Ruang Cuci

Dahulunya hanya berupa ruang

antar rumah dan garasi, kini

dimanfaatkan sebagai ruang untuk

mencuci dan setrika.

10.

Garasi

Sudah berfungsi sebagai garasi

sejak dahulu, berukuran cukup besar

untuk sebuah garasi. Dapat

menampung hingga 4-5 mobil dan

kendaaran lain seperti motor dan

sepeda.

Page 22: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 82

11.

Pembuatan Batik Tulis

Bagian pembuatan batik tulis, sudah

banyak sekali kerusakan yang

parah, seperti atap dan struktur.

Semua bagian industri batik akan di

demolisi dan dibangun kembali

dengan metode infill design

12.

Bagian Perwarnaan, Kamar

Mandi, dan Mushola bagi pekerja

Bagian pewarnaan batik, terdapat

bak dan kolam yang berungsi untuk

mewarnai batik dan mengerok. Pada

sisi barat terdapat fasilitas untuk

para pekerja seperti kamar mandi,

mushola, dan ruang istirahat.

13.

Gudang

Terletak pada bagian batikan atau

tempat membuat batik, berungsi

sebagai gudang pada lantai bawah

dan sarang burung di lantai atasnya.

14.

Pembuatan Batik Cap

Bagian pembuatan batik cap,

terdapat sekitar 3 tempat mengecap

batik. Terdapat rak-rak untuk

menyimpan cap-cap yang ada dan

berbagai koleksi cap yang disimpan

dengan cara digantung pada tembok

dan balok.

Page 23: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 83

15.

Halaman Tengah

Halamann tengah rumah ini menjadi

jantung rumah dimana merupakan

lahan hijau yang terdapat tiga pohon

besar (nangka, sawo kecik, dan

jambu air). Halaman tengah ini juga

digunakan sebagai lahan untuk

qurban saat Idul Adha.

16.

Halaman Belakang

Pada bagian batikan atau tempat

membuat batik terdapat lahan hijau

kecil yang juga ditumbuhi beberapa

tanaman seperti jambu dan pisang.

17.

Tempat Menjemur

Jemuran atau tempat menjemur ini

berfungsi untuk menjemur cucian

dari rumah tinggal yang berada pada

sisi utara.

18.

Tempat Menjemur

Tempat menjemur ini digunakan

sebagai tempat jemuran batik dan

pakaian dari rumah tinggal yang sisi

selatan.

Tabel 3.3 Analisis Bangunan Eksisting

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 24: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 84

3.5 Analisis Visitor Center

Perbandingan Pengertian Visitor Center, Heritage Center, Museum,

dan Galeri

Tipologi Pengertian Kesimpulan

Visitor

Center

Visitor center adalah fasilitas

pendidikan umum atau ruang yang

dipersembahkan dalam sebuah

bangunan untuk tampilan

interpretif, program, layanan, dan

informasi. Visitor center

umumnya memiliki fasilitas

pendukung dan kemudahan atau

kenyamanan untuk para

pengunjung (U.S. Department of

the Interior Bureau of

Reclamation Denver, Colorado,

2007).

Visitor center berada di tempat

yang menarik atau diminati,

merupakan bangunan atau

kelompok bangunan yang

menyediakan informasi, biasanya

dengan display video dan pameran

(Collins dictionary).

Fasilitas umum yang berada

di tempat menarik dan

memberikan informasi serta

layanan kepada publik,

mengenai latar belakang

sejarah, situasi saat ini, dan

rencana untuk masa depan.

Memiliki fasilitas-fasilitas

pendukung dan informasi

disajikan secara menarik.

Heritage

Center

Sebuah museum yang

memamerkan pameran yang

menggambarkan budaya dan

sejarah tempat tertentu dan

penghuninya (Collins dictionary).

Bangunan atau ruang yang

menampilkan tentang sejarah

dan proyek restorasi melalui

benda-benda nyata atau

replika untuk menceritakan

Page 25: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 85

Tema utama di heritage center

harus tentang sejarah, meskipun

dapat mempromosikan masa

depan proyek restorasi. Heritage

center cenderung tidak

menghasilkan laba daripada visitor

center, karena komitmennya yang

ekstra terhadap penelitian sejarah,

dan kemungkinan bahwa itu akan

merawat beberapa artefak. Pusat-

pusat warisan dapat diubah

menjadi museum selama

perkembangan mereka (Beech).

suatu kisah masa lalu atau

sejarah.

Museum Gedung yang digunakan sebagai

tempat untuk pameran tetap benda-

benda yang patut mendapat

perhatian umum, seperti

peninggalan sejarah, seni, dan

ilmu; tempat menyimpan barang

kuno (KBBI)

Museum adalah sebuah lembaga

yang bersifat tetap, tidak mencari

keuntungan, melayani masyarakat

dan perkembangannya, dengan

sifat terbuka dengan cara

melakukan usaha

pengoleksian, mengkonservasi,

meriset, mengkomunikasikan, dan

memamerkan benda nyata kepada

Suatu lembaga yang

mengumpulkan, melindungi,

dan membuat replica benda-

benda bersejarah sebagai

koleksi untuk inspirasi,

pembelajaran, dan

kesenangan.

Page 26: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 86

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang membedakan

visitor center dengan tipologi lainnya (Heritage center, Museum, dan

Gallery) adalah visitor center harus bisa menjadi tempat yang

menyuguhkan informasi dangan tampilan yang interpretif dan bersifat

untuk mendidik pengunjung yang datang. Tidak hanya memaparkan

sejarah atau karya seni, namun semuanya.

masyarakat untuk kebutuhan studi,

pendidikan, dan kesenangan.

Karena itu ia bisa menjadi bahan

studi oleh kalangan akademis,

dokumentasi kekhasan masyarakat

tertentu, ataupun dokumentasi dan

pemikiran imajinatif di masa

depan (Yamin D, M , 1984).

Galeri Ruangan atau gedung tempat

memamerkan benda atau karya

seni dan sebagainya (KBBI)

Sebuah ruangan atau bangunan

yang digunakan untuk

menampilkan karya seni,

terkadanga karya seni juga bisa

dijual (Cambridge dictionary).

Ruangan atau bangunan

yang dapat digunakan

sebagai tempat pamer karya

seni.

Tabel 3.4 Analisis Visitor Center, Heritage Center, Museum, dan Galeri

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 27: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 87

3.6 Analisis Industri Batik

Urutan pekerjaan dalam proses membatik akan digunakan sebagai acuan

dalam merancang pola ruang yang ada di industri batik, urutan tersebut yaitu:

1 Ngengrengi dan nerusi Memberi garis-garis dasar

2 Ngiseni Memberi pola-pola pengisi

3 Nemboki dan mbliriki Mengisi bagian-bagian harus putih

4 Medel Memberi warna biru

5 Mencuci

6 Nglorod Melelehkan semua lilin

7 Nyekuli Menganji

8 Mbironi Menutup bagian-bagian yang harus

tetap biru atau putih dengan lilin.

9 Nyoga Memberi warna dalam soga

10 Nyareni Menguatkan warna

11 Nglorod Melelehkan semua lilin

Setelah mengetahui urutan-urutan dari proses utama pembuatan batik, maka

dapat dibuat program ruang pada industri batik yang sesuai dengan urutan proses

pembuatan batik. Sehingga, pengunjung dapat menikmati industri batik dengan

urut mengikuti proses pembutan dari awal pemotongan bahan sampai proses

finishing.

Tabel 3.5 Urutan Proses Pembuatan Batik

Sumber: Jasper dan Pirngadie, 1996

Gambar 3.15 Program Ruang Industri Batik

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 28: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 88

3.7 Analisis Pengguna

Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang

Pengunjung

- Wisatawan

- Masyarakat

Sekitar

- Melihat koleksi batik

dan karya seni

- Melihat proses

membatik

- Belajar membatik

- Melihat koleksi batik

yang dijual

- Berbelanja

- Makan

- Bersosialisasi

- Beribadah

- Kebutuhan kamar

mandi

Galeri

Industri tour

Workshop space

Showroom

Café

Lobby

Gathering Space

Kamar mandi

Tempat Parkir

Zona Dropp Off

Ruang Ibadah

Pengelola

- Keluarga

- Pengurus atau

petugas

- Menerima tamu

- Mengelola visitor

center

- Mengelola keamanan

- Tidur

- Makan

- Memasak

- Mencuci

- Mandi

- Bersosialisasi

- Mengelola keamanan

Rumah Keluarga

Kantor

Kamar pengurus

Kamar mandi

Ruang Ibadah

Ruang tamu

Ruang komunal

Pos satpam

Pekerja Batik - Batik tulis

- Batik Cap

- Ndedel

- Mewarna

Ruang batik tulis

Ruang batik cap

Page 29: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 89

- Merebus

- Mencuci

- Menjemur

- Ibadah

- Kebutuhan kamar

mandi

Ruang proses batik dari

ndedel, warna, merebus,

dan mencuci

Ruang jemur

Ruang Ibadah

Kamar mandi

Ruang istirahat

3.8 Analisis Alur Kegiatan Pengguna

A. Alur Pengunjung

Tabel 3.6 Analisis Pengguna

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Gambar 3.16 Bagan Alur Pengunjung

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 30: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 90

B. Alur Pekerja Batik

C. Alur Staff Batik Visitor Center

Gambar 3.17 Bagan Alur Pekrja Batik

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Gambar 3.18 Bagan Alur Staff Batik Visitor Center

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 31: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

91 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

3.9 Analisis Organisasi dan Hubungan Ruang

Gambar 3.19 Organisasi Ruang dan Hubungan Ruang

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 32: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 92

3.10 Tanggapan Desain Rancangan (Skematik Rancangan)

3.10.1 Site Plan

3.10.2 Sirkulasi pada Site

Gambar 3.20 Skematik, Site Plan

Sumber: Penulis, 2018

Gambar 3.21 Skematik, Sirkulasi Site

Sumber: Penulis, 2018

Page 33: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 93

3.10.3 Utilitas pada Site

3.10.4 Keselamatan Bangunan

Gambar 3.22 Skematik, Utilitas pada Site

Sumber: Penulis, 2018

Gambar 3.23 Skematik, Keselamatan Bangunan

Sumber: Penulis, 2018

Page 34: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 94

3.11 Analisis Metode Perancangan; Adaptive Reuse

3.11.1 Analisis Layout Ruang Bangunan Eksisting

Ruang yang akan di rancang dengan metode adaptive reuse

dahulunya berupa toko, pendopo, dan omah dalem. Toko berukuran

10,75 meter x 25 meter, pendopo berukuran 10,8 meter x 10 meter, dan

terdapat omah dalem sisi utaranya dengan ukurang 8 meter x 10 meter.

Ruang-ruang yang cukup berukuran besar tersebut kini hanya

dimanfaatkan untuk fungsi sebagai berikut :

Gambar 3.24 Layout Ruang Bangunan Eksisting

Sumber: Penulis, 2018

Page 35: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 95

3.11.2 Analisis Kerusakan Bangunan Eksisting

No Key Plan Keterangan Kondisi Eksisting Analisis Kerusakan Tindakan

Pelestarian Minor Major

1.

Pendhopo,

Sisi selatan

Kondisi masih

bagus, tidak ada

keretakan. Hanya

cat-cat yang

sudah pudar dan

mengelupas

Sisi selatan

dipertahankan

semua, hanya

butuh di cat pada

bagian tembok

dan pelitur pada

frame kaca

2.

Pendhopo,

sisi utara

Kondisi masih

bagus, pintu-pintu

kayu kurang

perawatan

Dipertahankan,

material yang

menggunakan

kayu

dikembalikan

(tidak ditumpuk

cat warna)

Page 36: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

96

3.

Pendhopo,

sisi barat

Kondisi masih

bagus

Tembok di cat,

Bagian jendela

skylight utara

disamakan

dengan selatan

4.

Pendhopo,

sisi timur

Kondisi masih

bagus, hanya

terdapat lubang

diatas jendela sisi

utara

Tembok di cat,

Bagian jendela

skylight utara

disamakan

dengan selatan

Page 37: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

97

5. Plafon

Plafon masih

bagus, merupakan

material kayu

namun ditutup cat

Mengembalikan

material kayu

pada plafon

6.

Lantai dan

umpak

Lantai masi

bagus, bagian

umpak cat-sudah

mengelupas

Pengecatan pada

umpak

7.

Jendela

(skylight)

Kondisi kayu

masih bagus,

hanya kaca sudah

sangat kotor

Pengenmbalian

material kacu,

kaca butuh

dikembalikan

agar bersih

Page 38: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

98

8. Omah

Dalem

Interior

Kondisi bangunan

masih bagus

hanya kurang

terawat

Cat ulang dan

menata ulang

ruang

9. Omah

Dalem

Eksterior

Bagian luar omah

dalem masi bagus

hanya tertutupi

oleh barang-

barang

Pengecatan

ulang dan

menata ruang

disekitar

bangunan

10.

Toko

Eksterior

Kerusakan

terdapat pada cat

baik pada tembok

maupun kayu

Kerusakan parah

terdapat pada

beberapa bagian

atap yang bocor

Pengecatan pada

tembok dan kayu

dan

memperbaiki

atap yang bocor

Page 39: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

99

11.

Toko

Interior (1)

Cat sudah pudar

Beberapa bagian

atap bocor

sehingga setiap

hujan ruangan

basah dan

lembab,

menyebabkan

plafon juga

rusak

Ruangan kurang

sinar matahari

Perbaikan pada

atap dan plafon.

Mengatasi bocor

yang terjadi

setiap hujan, dan

membuat

skylight

Pengecatan

ulang

12.

Toko

Interior (2)

Beberapa kayu

seperti pada pintu

dan jendela sudah

diberi cat warna,

bagian lain hanya

Pengembalian

karakter kayu

pada pintu dan

jendela, serta

Page 40: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

100

cat pada tembok

yang pudar

Tidak terdapat

kerusakan pada

plafon kayu,

masih dalam

kondisi bagus

pengecatan

ruang

Page 41: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

101

13.

Toko

Interior (3)

Beberapa kayu

seperti pada pintu

dan jendela sudah

diberi cat warna,

bagian lain hanya

cat pada tembok

yang pudar.

Beberapa ruang

sudah sangat tidak

terawat

Pengembalian

karakter kayu

pada pintu dan

jendela, serta

pengecatan

ruang dan

perbaikan tata

ruang

Page 42: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

102

14.

Teras

Material-material

kayu sudah di cat

warna

Beberapa bagian

plafon di bagian

teras sudah

terlihat lendut,

akan jebol

Renovasi pada

atap dan plafon

serta

mengembalikan

karakter material

kayu

Tabel 3.7 Analisis Kerusakan Bangunan Eksisting

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 43: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

103

3.11.3 Tanggapan Desain Rancangan Pada Bangunan Lama

Bangunan lama banyak runag yang tidak berfungsi secara

optimal, maka akan digunakan dengan fungsi yang baru. Fungsi

baru pada bagian bangunan yang akan dirancnag dengan metode

adaptive reuse, digunakan sebagai kantor, pendopo, café, dan show

room.

Gambar 3.25 Fungsi Baru pada Bangunan Eksisting

Sumber: Penulis, 2018

Page 44: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

104 Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160

3.12 Analisis Metode Perancangan; Infill Design

3.12.1 Analisis Infill Design Berdasarkan Dua Teori

Norman

Tyler

Steven W.

Semes

+ -

Matching Literal

Replication

Meminimalkan

perbedaan bangunan baru

di sekitar bangunan lama

dan mempertahankan

karakter yang sudah ada

Tidak memberi

perbedaan yang jelas

antara bangunan baru

dan lama, dianggap

dapat mengecoh orang

yang observasi

Compatible

Invention

Within a

Style

Menciptakan

keseimbangan antara

perbedaan dan keselaran

dengan tetap

mengahargai dan

memiliki koneksi dengan

yang sudah ada

Arsitek harus benar-

benar bisa

menyeimbangkan

antara perbedaan dan

keselarasan

Abstract

Reference

Memberikan warna dan

sentuhan modern dengan

menghadirkan bentuk

abstrak yang tetap selaras

atau contrast (berbeda

sama sekali)

Tidak semua pengguna

atau stakeholders

menyukai bentuk

abstrak, karena lebih

bersifat objektif

Contrasting

Intentional

Opposition

Mengutamakan

perbedaan dengan desain

bangunan yang sudah

ada. Menciptakan desain

bangunan sesuai era atau

periodenya

Memberikan peluang

terhadap suatu kawasan

untuk kehilangan

karakter yang sudah ada

dengan menciptakan

karakter baru

Tabel 3.8 Analisis Teori Infill Design

Sumber: Analisis Penulis, 2018

Page 45: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 105

3.12.2 Tanggapan Desain Rancangan Infill Design

Infill memiliki arti sebagai menambahkan atau menyisipkan

bangunan baru pada suatu kawasan yang memiliki karakter. Lokasi

perancangan sendiri berada pada kawasan cagar budaya Njeron Beteng

yang terletak tidak jauh dengan cagar budaya Kraton. Sehingga harus

dipertimbangkan aturan yang terkait. Salah satu aturannya adalah

bangunan atau bangun bangunan yang berada pada radius 60 (enam

puluh) meter dari Inti Lindung dan pada Kawasan Lindung Penyangga

harus mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan karakter serta

keharmonisan yang sejalan dengan tujuan perlindungan kawasan inti

atau citra kota (Tata Bangunan BWP pada zona cagar budaya atau

kawasan lindung di Kota Yogyakarta).

Pada aturan tersebut ditekankan untuk mempertimbangkan dan

menyesuaikan dengan karakter serta keharmonisan yang sejalan dengan

tujuan perlindungan kawasan inti atau citra kota. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa keselarasan menjadi poin penting untuk bangunan

baru di kawasan cagar budaya agar bisa terjadi keharmonisan yang

sejalan / selaras. Sehingga, teori Infill design yang sesuai menurut aturan

tata bangunan pada kawasan cagar budaya dan analisis di atas adalah

matching, literal replication, compatible, dan invention within a style.

Gambar 3.26 Tanggapan Desain Rancangan; Infill Design

Sumber: Penulis, 2018

Page 46: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 106

- Compatible (Invention Within A Style)

- Matching (Literal Replication)

Sedangkan untuk interior pada bagian infill design dapat dirancang

dengan mezzanine untuk mengakali peraturan satu lantai bangunan dan

tidak boleh melebihi bangunan bersejarah pada site, sehingga bagian

infill design bisa diturunkan dan dibuat mezzanine, seperti pada bagian

industri batik.

Gambar 3.27 Compatible; Infill Design

Sumber: Penulis, 2018

Gambar 3.28 Matching; Infill Design

Sumber: Penulis, 2018

Gambar 3.29 Interior Industri; Skematik Infill Design

Sumber: Penulis, 2018

Page 47: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 107

3.13 Analisis Transformasi Desain Morfologi Elemen Bangunan Batik

Handel dan Transformasi Desain Batik

3.13.1 Unsur Kayu Vertikal pada Fasad Rumah

Gambar 3.30 Skematik Fasad; Transformasi Desain

Sumber: Penulis, 2018

Page 48: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 108

Gambar 3.31 Skematik Tampak; Transformasi Desain

Sumber: Penulis, 2018

Page 49: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 109

3.13.2 Ornamen (Sulur)

Gambar 3.32 Skematik Ornamen; Transformasi Desain

Sumber: Penulis, 2018

Page 50: BAB 3 ANALISIS & PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN

Yogyakarta Batik Visitor Center dengan Metode

Infill design dan Adaptive Reuse di Kawasan Njeron Beteng

Kartikya Ishlah U. ǀ 14512160 110

3.13.2 Transformasi Batik pada Interior

Gambar 3.33 Skematik Interior; Transformasi Desain

Sumber: Penulis, 2018