Upload
phungtram
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
43
BAB 3
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Kepolisian
3.1.1 Sejarah Kepolisian
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah Kepolisian
Nasional Indonesia yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden.
Polri mengemban tugas-tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia dan
dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Kapolri).
Lahir, tumbuh, dan berkembangnya Polri tidak terlepas dari sejarah
perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia sejak proklamasi. Semenjak
kemerdekaan Indonesia dikumandangkan Polri diperhadapkan pada tugas-
tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan ketertiban
masyarakat di masa perang, Polri juga terlibat langsung dalam pertempuran
melawan penjajah dan berbagai operasi militer bersama dengan satuan
angkatan bersenjata yang lain. Kondisi seperti ini dilakukan oleh Polri
karena Polri lahir sebagai satu-satunya angkatan bersenjata yang relatif dapat
diandalkan dari segi personil dan persenjataannya.
44
Pada tanggal 21 Agustus 1945, pasukan polisi secara tegas segera
memproklamirkan diri sebagai Pasukan Polisi Republik Indonesia dengan
dipimpin oleh Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin di
Surabaya. Langkah awal yang dilakukan mereka adalah mengadakan
pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah
perang serta membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat
Indonesia, maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan
kekalahan perang yang panjang.
Tanggal 29 September 1945, tentara Sekutu yang terdiri dari ribuan
tentara Belanda menyerbu Indonesia dengan dalih ingin melucuti tentara
Jepang. Pada kenyataannya, pasukan sekutu tersebut ingin membantu
Belanda menjajah kembali Indonesia. Oleh karena itu, perang antar Sekutu
dengan pasukan Indonesia pun terjadi. Klimaksnya terjadi pada tanggal 10
November 1945, yang dikenal sebagai “Pertempuran Surabaya”. Tanggal itu
kemudian dijadikan sebagai hari Pahlawan secara Nasional, yang setiap
tahun diperingati oleh bangsa Indonesia.
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya menjadi sangat penting
dalam sejarah Indonesia, bukan hanya karena ribuan rakyat Indonesia gugur,
tetapi juga karena semangat heroiknya yang mampu menggetarkan dunia dan
PBB akan eksistensi bangsa dan negara Indonesia di mata dunia. Andil
pasukan Polisi dalam mengobarkan semangat perlawanan rakyat pada masa
itu sangat besar, yaitu dalam menciptakan keamanan dan ketertiban di dalam
negri. Polri juga sudah banyak disibukkan oleh berbagai operasi militer,
45
penumpasan pemberontakkan dari DI & TII, PRRI, PKI RMS RAM, G 30
S/PKI, serta berbagai penumpasan GPK.
Kemandirian Polri diawali sejak terpisahnya Polri dari ABRI pada
tanggal 1 April 1999. Sebagai bagian dari proses reformasi, kemandirian
Polri ini harus dipandang dan disikapi secara arif sebagai tahapan untuk
mewujudkan Polri sebagai abdi negara yang profesional dan dekat dengan
masyarakat menuju perubahan tata kehidupan nasional ke arah masyarakat
madani yang demokratis, aman, tertib, adil, dan sejahtera.
Kemandirian Polri yang dimaksud di atas, bukan untuk menjadikan
Polri sebagai institusi yang tertutup, berjalan, dan bekerja sendiri, namun
agar Polri tetap dalam kerangka tata negara dan pemerintahan negara
kesatuan Republik Indonesia yang utuh. Hal ini juga dilakukan untuk
mengantisipasi otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang No. 22 tahun
1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang No. 25 tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.
Pengembangan kemampuan dan kekuatan serta penggunaan kekuatan
Polri dikelola sedemikian rupa, sehingga dapat mendukung pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Polri sebagai pengemban fungsi keamanan dalam
negri. Tugas dan tanggung jawab tersebut adalah memberikan rasa aman
kepada negara, masyarakat, harta benda dari tindakan kriminalitas, dan
bencana alam.
Upaya melaksanakan kemandirian Polri dengan mengadakan
perubahan-perubahan diwujudkan melalui tiga aspek, yaitu aspek struktural,
46
aspek instrumental, dan aspek kultural. Aspek struktural mencakup
perubahan lembaga Polisi dalam tata negara, organisasi, susunan, dan
kedudukan. Aspek instrumental mencakup filosofi (visi, misi, dan tujuan),
doktrin, kewenangan, kompetensi, kemampuan fungsi, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi. Aspek kultural merupakan dasar dari perubahan
aspek struktural dan instrumental karena semua harus terwujud dalam bentuk
kualitas pelayanan Polri kepada masyarakat. Perubahan meliputi perubahan
dalaam hal manajerial, sistem rekrut, sistem pendidikan, sistem fasilitas dan
jasa, sistem anggaran, serta sistem operasional.
Perkembangan terakhir dalam kepolisian yang semakin modern dan
global, yaitu bahwa Polri tidak hanya menangani keamanan dan ketertiban di
dalam negri. Akan tetapi, Polri juga terlibat aktif dalam menangani masalah-
masalah keamanan dan ketertiban regional, maupun internasional
sebagaimana ditempuh oleh kebijakan PBB yang telah meminta pasukan-
pasukan polisi, termasuk Indonesia untuk ikut aktif dalam berbagai operasi
kepolisian, misalnya di Nambia (Afrika Selatan) dan di Kamboja (Asia).
Setelah kemerdekaan Indonesia kedudukan Kepolisian Republik
Indonesia pada tahun 1945 – tahun 1946 masih menjadi rebutan Depdagri
dan Depkeh. Tanggal 1 Juli 1946 – tahun 1950, Kepolisian Republik
Indonesia berada di bawah perdana menteri. Tahun 1950 – tahun 1959,
Kepolisian Republik Indonesia berada di bawah perdana menteri atau
menteri utama. Tahun 1595 – tahun 1961, Kepolisian Republik Indonesia
berada di bawah departemen tersendiri atau menteri kepolisian. Tahun 1961
47
– tahun 1999, Kepolisian Republik Indonesia bersama ABRI (Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia) berada di bawah menteri pertahanan dan
keamanan. Baru setelah diterbitkannya UU No. 2/2002 negara Indonesia
langsung di bawah Presiden Republik Indonesia sampai sekarang.
3.1.2 Visi dan Misi
3.1.2.1 Visi
Polri yang mampu menjadi pelindung, pengayom, pelayan
masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama dengan
masyarakat, penegak hukum yang profesional dan proporsional
yang selalu menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi
manusia, pemelihara keamanan dan ketertiban, serta mewujudkan
keamanan dalam negeri dalam suatu kehidupan nasional yang
demokratis dan masyarakat yang sejahtera.
3.1.2.2 Misi
Berdasarkan uraian visi di atas, uraian tentang jabaran misi
Polri adalah sebagai berikut :
a. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat (meliputi aspek security, surety, safety
dan peace), sehingga masyarakat terbebas dari gangguan
fisik, maupun psikis.
48
b. Memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya
preemtif dan preventif yang dapat meningkatkan kesadaran
dan kekuatan, serta kepatuhan hukum masyarakat (Law
abiding Citizenship).
c. Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional
dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi
manusia menuju kepada adanya kepastian hukum dan rasa
keadilan.
d. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan
tetap memperhatikan norma - norma dan nilai - nilai yang
berlaku dalam bingkai integritas wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
e. Mengelola sumber daya manusia Polri secara profesional
dalam mencapai tujuan Polri, yaitu terwujudnya keamanan
dalam negeri, sehingga dapat mendorong peningkatan gairah
kerja guna mencapai kesejahteraan masyarakat.
f. Meningkatkan upaya konsolidasi ke dalam (internal Polri)
sebagai upaya menyamakan visi dan misi Polri ke depan.
g. Memelihara solidaritas institusi Polri dari berbagai pengaruh
eksternal yang sangat merugikan organisasi.
h. Melanjutkan operasi pemulihan keamanan di beberapa
wilayah konflik guna menjamin keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
49
i. Meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran berbangsa
masyarakat yang berbhinneka tunggal ika.
3.2 Struktur Organisasi Kepolisian dan Pembagian Tugas
Organisasi Polri disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke
tingkat wilayah. Organisasi Polri tingkat pusat disebut Markas Besar Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Mabes Polri). Organisasi Polri tingkat wilayah disebut
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda).
Unsur pimpinan Mabes Polri adalah Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Kapolri). Kapolri bertanggung jawab kepada Presiden. Kapolri dalam
pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Wakil Kapolri (Wakapolri).
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) merupakan satuan
pelaksana kepolisian utama wilayah yang berada di bawah Kapolri. Polda bertugas
menyelenggarakan tugas Polri pada tingkat wilayah. Polda dipimpin oleh Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Kapolda), yang bertanggung
jawab kepada Kapolri. Kapolda dibantu oleh Wakil Kapolda (Wakapolda).
Polda membawahi Kepolisian Republik Indonesia Wilayah (Polwil) dan
Polwil membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (Polres) atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort Kota (Polresta). Polres membawahi
Polsek, sedangkan Polresta membawahi Polsekta. Kemudian, masing-masing
Polsek atau Polsekta membawahi satu atau lebih Pos Polisi (Pospol).
Skripsi ini disusun untuk Polres Jakarta Barat, maka struktur organisasi yang
digunakan dalam skripsi ini adalah struktur organisasi Polres Jakarta Barat.
50
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Polres Jakarta Barat
51
Pembagian tugas masing-masing divisi berbeda. Pada Polres Jakarta Barat,
Kapolres mengemban tanggung jawab terhadap tugas-tugas kepolisian yang
berada di seluruh resort. Wakapolres membantu tugas dari Kapolres. Bag Ops
(Bagian Operasi) membantu Kapolres dalam penyelenggaraan fungsi manajemen
bidang operasional dalam lingkungan Polres, termasuk koordinasi dan kerjasama
eksternal, serta pemberdayaan masyarakat dan unsur-unsur pembantu Polres
lainnya. Bagian Binamitra bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi
pembinaan keamanan yang mencakup pemeliharaan dan upaya peningkatan
kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka mewujudkan
keamanan di daerah reserse.
UR Telematika (Divisi Telekomunikasi dan Informatika) adalah unsur
pelaksana staf khusus bidang informatika, yang meliputi informasi kriminal
reserse, informasi manajemen, dan telekomunikasi. UR Dokkes adalah unsur
pelaksana staf khusus bidang kesehatan yang menyediakan layanan dalam bentuk
unit kesehatan dan ambulans untuk meningkatkan kinerja Polres. Sat Intelkam
(Satuan Intelijen Keamanan) bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi
intelijen dalam bidang keamanan bagi kepentingan pelaksanaan tugas operasional
dan manajemen Polres, maupun guna mendukung pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan dalam rangka mewujudkan keamanan dalam daerah reserse.
Sat Reskrim (Satuan Reserse Kriminal) bertugas membina dan
menyelenggarakan fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, termasuk
fungsi identifikasi dan fungsi laboratorium forensik dalam rangka penegakan
hukum. Sat Narkoba (Satuan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang) bertugas
52
membina dan menyelenggarakan fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak
pidana, termasuk fungsi identifikasi dan fungsi laboratorium dalam hubungannya
dengan narkotika. Sat Lantas (Satuan Lalu Lintas) bertugas membina dan
menyelenggarakan penegakan hukum pidana dalam fungsi lalu lintas yang benar.
3.3 Gambaran Umum Permasalahan
Kejadian kriminal merupakan suatu fenomena masyarakat yang sifatnya
abstrak dan dapat terjadi dimana saja. Lokasi kejadian kriminal dikenal dengan
istilah TKP (Tempat Kejadian Perkara). TKP menjadi salah satu bagian penting
bagi pihak berwajib. Hal ini dikarenakan TKP dapat menjadi titik awal pencarian
data dan informasi untuk proses lebih lanjut. Oleh karena itu, faktor efisiensi
waktu pencapaian lokasi TKP menjadi salah satu kunci keberhasilan pihak
berwajib dalam pencarian data yang akurat.
Berdasarkan tinjauan latar belakang dengan permasalahan yang ada,
perencanaan sarana dan prasarana untuk pencapaian TKP merupakan kebutuhan
penting dalam meningkatkan pelayanan dari pihak yang berwajib untuk
menyelesaikan masalah kriminal.
Perumusan masalah:
1. Analisa jalur alternatif dari kantor polisi terdekat dan mobil patroli untuk
mempercepat proses pencapaian lokasi TKP.
2. Perlunya informasi data spasial tentang volume lalu lintas, lokasi mobil,
serta lokasi-lokasi satuan pelaksana kepolisian, seperti : pos polisi (pospol),
kantor polisi sektor (polsek), dan kantor polisi resort (polres).
53
3.4 Kebutuhan Sistem dan Pemecahan Masalah
3.4.1 Sistem yang Sedang Berjalan
Sampai saat ini satuan pelaksana kepolisian menggunakan sistem
manual atau personal. Sistem ini melibatkan banyak personil atau orang-
orang yang bukan personil kepolisian guna memberikan informasi penting
untuk kepolisian.
Sistematika sistem yang sedang berjalan :
1. Saksi mata melaporkan peristiwa kriminal yang sedang terjadi atau
baru saja terjadi kepada satuan pelaksana kepolisian. Pada umumnya
hal ini dilakukan melalui media, seperti telepon atau langsung
mendatangi satuan pelaksana kepolisian terdekat.
2. Jika satuan pelaksana kepolisian berupa pospol dan polsek, maka
satuan pelaksana kepolisian akan langsung mencari tahu nilai
kebenaran dari informasi tersebut.
3. Pospol atau polsek melaporkan kepada polres.
4. Jika satuan pelaksana kepolisian berupa polres, maka polres langsung
mencari tahu nilai kebenaran dari informasi tersebut.
5. Ketika informasi kriminal sudah dapat dibuktikan kebenarannya, maka
polres langsung memberitahukan informasi tersebut kepada seluruh
personilnya melalui radio komunikasi atau walkie-talkie, dan
memerintahkan personilnya untuk segera menuju TKP.
54
6. Untuk tingkat polres personil yang pergi ke TKP adalah personil yang
sedang memiliki jadwal piket dari masing-masing pelaksana yang
berada di polres. Untuk polsek dan pospol, maka personil yang tersedia
langsung menuju ke TKP. Selain itu, personil yang sedang patroli juga
langsung menuju TKP.
7. Setibanya di TKP para personil langsung melakukan tugasnya masing-
masing sesuai dengan pelaksana satuan fungsinya dalam usaha
mengolah TKP.
3.4.2 Kebutuhan Sistem yang Sedang Berjalan
Saat ini ini belum ada sistem informasi geografis yang digunakan di
satuan pelaksana kepolisian Jakarta Barat. Satuan pelaksana kepolisian
memilih jalan menuju TKP secara acak, hanya berdasarkan asumsi masing-
masing personil, sedangkan informasi berdasarkan asumsi belum dapat
memberikan data efektif secara teratur.
Maka, kebutuhan untuk menampilkan jaringan jalan dan analisis jalur
alternatif menuju TKP menjadi sangat besar. Untuk mencapai suatu sistem
pencarian jalur yang efisien menuju TKP dibutuhkan parameter-parameter
berupa data spasial dalam bentuk database terstruktur yang menyimpan
data-data daerah di Jakarta Barat, data kemacetan, volume jalan, dan
jaringan jalan.
55
3.4.3 Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil analisis dari permasalahan di atas, diberikan usulan
guna memecahkan masalah yang ada. Sistem Informasi Geografis (SIG)
dapat menjawab kebutuhan sistem yang sedang berjalan.
Sistem informasi geografis yang diusulkan dapat menyediakan
falisitas-fasilitas, seperti menampilkan informasi spasial berupa peta wilayah
yang sudah dilengkapi dengan informasi-informasi yang dibutuhkan serta
dapat menampilkan informasi analisa jalur tercepat dan jalur terpendek dari
suatu kepolisian menuju TKP.
56
3.5 Data Flow Diagram (DFD)
3.5.1 Diagram konteks
Gambar 3.2 Diagram Konteks
57
3.5.2 Diagram Nol
Gambar 3.3 Diagram Nol
58
3.5.3 Diagram Rinci
Gambar 3.4 Diagram N-level Non Spasial
Gambar 3.5 Diagram N-level Spasial
59
3.6 Basis Data
3.6.1 Kamus Data
Berikut ini adalah kamus data dari tabel-tabel yang digunakan dalam
“Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Geografis untuk
Pencapaian Tempat Kejadian Perkara bagi Polres Jakarta Barat” :
User = @Nama_User + Password + Id_Kep
Kepolisian = @Id_Kep + Nama_Kep + Alamat_Kep + Id_Kel
Kecamatan = @Id_Kec + Nama-Kec
Kelurahan = @Id_Kel + Nama_Kel + Id_Kec
Pelapor = @Id_Pel + Nama_Pel + Telp_Pel + Nama_Kej
+ Tgl_Kej + Id_TKP
TKP = @Id_TKP + Alamat_TKP + Id_Jalan + Id_Kel
Jalan = @Id_Jalan + Nama_Jalan + Arah + Pjg_Jln
DetailPagi = @Id_Jalan + VC_Pagi + LOS_Pagi + WktJlnPagi
DetailSiang = @Id_Jalan + VC_Siang + LOS_Siang + WktJlnSiang
DetailSore = @Id_Jalan + VC_Sore + LOS_Sore + WktJlnSore
Universitas = @Id_Univ + Nama_Univ + Id_Jalan
RumahSakit = @Id_RS + Nama_RS + Id_Jalan
Sekolah = @Id_Skul + Nama_Skul + Id_Jalan
TempatParkir = @Id_TPark + Nama_TPark + Id_Jalan
TerminalBis = @Id_TBis + Nama_TBis + Id_Jalan
Apartment= @Id_Apart + Nama_Apart + Id_Jalan
HotelMotel = @Id_Hotel + Nama_Hotel + Id_Jalan
60
MalPasar = @Id_MalPa + Nama_MalPa + Id_Jalan
3.6.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
Hubungan tabel-tabel yang dijelaskan dalam sub bab 3.6.2 tidak hanya
berupa hubungan ketergantungan antara primary key dan foreign key.
Hubungan tabel-tabel tersebut juga dapat dijelaskan berdasarkan entitasnya.
Hubungan ini digambarkan dengan Entity Relationship Diagram (ERD),
seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.6.
61
Gambar 3.6 ERD
62
3.6.3 Spesifikasi Tabel
3.6.3.1 Tabel User
Nama Tabel : User
Deskripsi : Database untuk pengguna / user aplikasi.
Key : Id_User
Tabel 3.1 Tabel User
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Nama_User Text 25 Nama user
Id_Kep Text 5 Kode kepolisian
Password Number - Kode kunci
3.6.3.2 Tabel Kepolisian
Nama Tabel : Kepolisian
Deskripsi : Database untuk kepolisian.
Key : Id_Kep
Tabel 3.2 Tabel Kepolisian
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Kep Text 5 Kode kepolisian
Id_Kel Text 5 Kode Kelurahan
Nama_Kep Text 25 Nama kepolisian
Alamat_Kep Text 100 Alamat kepolisian
63
3.6.3.3 Tabel Kecamatan
Nama Tabel : Kecamatan
Deskripsi : Database untuk kecamatan.
Key : Id_Kec
Tabel 3.3 Tabel Kecamatan
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Kec Text 5 Kode kecamatan
Nama_Kec Text 25 Nama kecamatan
3.6.3.4 Tabel Kelurahan
Nama Tabel : Kelurahan
Deskripsi : Database untuk kelurahan.
Key : Id_Kel
Tabel 3.4 Tabel Kelurahan
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Kel Text 5 Kode kelurahan
Id_Kec Text 5 Kode kecamatan
Nama_Kel Text 25 Nama kelurahan
3.6.3.5 Tabel Pelapor
Nama Tabel : Pelapor
Deskripsi : Database untuk menjelaskan identitas pelapor dan
yang detail yang dilaporkan.
64
Key : Id_Pel
Tabel 3.5 Tabel Pelapor
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Pel Text 5 Kode pelapor
Id_TKP Text 5 Kode TKP
Nama_Pel Text 25 Nama pelapor
Telp_Pel Number - Telepon pelapor
Nama_Kej Text 25 Nama kejadian
kriminal
Tgl_kej DateTime - Tanggal kejadian
kriminal
3.6.3.6 Tabel TKP
Nama Tabel : TKP
Deskripsi : Database untuk Tempat kejadian Perkara (TKP).
Key : Id_TKP
Tabel 3.6 Tabel TKP
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_TKP Text 5 Kode TKP
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
Id_Kel Text 5 Kode kelurahan
Alamat_TKP Text 100 Alamat TKP
65
3.6.3.7 Tabel Jalan
Nama Tabel : Jalan
Deskripsi : Database untuk jalan.
Key : Id_Jalan
Tabel 3.7 Tabel Jalan
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
Nama_Jalan Text 25 Nama jalan
Arah Text 10 Arah jalan
PjgJalan Number - Panjang jalan
3.6.3.8 Tabel DetilPagi
Nama Tabel : DetilPagi
Deskripsi : Database untuk komponen jalan yang lebih detil
pada waktu pagi hari.
Key : Id_Jalan
Tabel 3.8 Tabel DetilPagi
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
VC_Pagi Number - Nilai volume
per kapasitas
di pagi hari
66
LOS_Pagi Text 1 Tingkat
pelayanan
jalan di pagi
hari
WktJlnPagi Number - Waktu yang
dibutuhkan
untuk
melintasi jalan
tersebut di
pagi hari
3.6.3.9 Tabel DetilSiang
Nama Tabel : DetilSiang
Deskripsi : Database untuk komponen jalan yang lebih detil
pada waktu siang hari.
Key : Id_Jalan
Tabel 3.9 Tabel DetilSiang
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
VC_Siang Number - Nilai volume
per kapasitas
di siang hari
67
LOS_Siang Text 1 Tingkat
pelayanan
jalan di siang
hari
WktJlnSiang Number - Waktu yang
dibutuhkan
untuk
melintasi jalan
tersebut di
siang hari
3.6.3.10 Tabel DetilSore
Nama Tabel : DetilSore
Deskripsi : Database untuk komponen jalan yang lebih detil
pada waktu sore hari.
Key : Id_Jalan
Tabel 3.10 Tabel DetilSore
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
VC_Sore Number - Nilai volume
per kapasitas
di sore hari
68
LOS_ Sore Text 1 Tingkat
pelayanan
jalan di sore
hari
WktJln Sore Number - Waktu yang
dibutuhkan
untuk
melintasi jalan
tersebut di
sore hari
3.6.3.11 Tabel Universitas
Nama Tabel : Universitas
Deskripsi : Database untuk public area universitas.
Key : Id_Univ
Tabel 3.11 Tabel Universitas
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Univ Text 5 Kode universitas
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
Nama_Univ Text 25 Nama universitas
3.6.3.12 Tabel RumahSakit
Nama Tabel : RumahSakit
69
Deskripsi : Database untuk public area rumah sakit.
Key : Id_RS
Tabel 3.12 Tabel RumahSakit
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_RS Text 5 Kode rumah sakit
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
Nama_RS Text 25 Nama rumah sakit
3.6.3.13 Tabel Sekolah
Nama Tabel : Sekolah
Deskripsi : Database untuk public area sekolah.
Key : Id_Skul
Tabel 3.13 Tabel Sekolah
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Skul Text 5 Kode sekolah
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
Nama_Skul Text 25 Nama sekolah
3.6.3.14 Tabel TempatParkir
Nama Tabel : TempatParkir
Deskripsi : Database untuk public area tempat parkir.
Key : Id_TPark
70
Tabel 3.14 Tabel TempatParkir
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_TPark Text 5 Kode tempat parkir
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
Nama_TPark Text 25 Nama tempat parkir
3.6.3.15 Tabel TerminalBis
Nama Tabel : TerminalBis
Deskripsi : Database untuk public area terminal bis.
Key : Id_TBis
Tabel 3.15 Tabel TerminalBis
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_TBis Text 5 Kode terminal bis
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
Nama_TBis Text 25 Nama terminal bis
3.6.3.16 Tabel Apartment
Nama Tabel : Apartment
Deskripsi : Database untuk public area apartment.
Key : Id_Apart
71
Tabel 3.16 Tabel Apartment
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Apart Text 5 Kode apartment
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
Nama_Apart Text 25 Nama apartment
3.6.3.17 Tabel HotelMotel
Nama Tabel : HotelMotel
Deskripsi : Database untuk public area hotel/motel.
Key : Id_Hotel
Tabel 3.17 Tabel HotelMotel
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Id_Hotel Text 5 Kode hotel/motel
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
Nama_Hotel Text 25 Nama hotel/motel
3.6.3.18 Tabel MalPasar
Nama Tabel : MalPasar
Deskripsi : Database untuk public area mal/pasar.
Key : Id_MalPa
Tabel 3.18 Tabel MalPasar
Nama Field Tipe Panjang Keterangan
72
Id_MalPa Text 5 Kode mal/pasar
Id_Jalan Text 5 Kode jalan
Nama_MalPa Text 25 Nama mal/pasar
3.7 Perancangan Menu
Di dalam menu utama terdapat enam sub menu, yaitu File, Tools, View, GPS
Simulation, Window, dan Help. Struktur hierarki menu ditunjukkan pada gambar
3.8 dan gambar 3.9.
1. Menu File
Menu ini terdiri dari tiga sub menu, yaitu :
a. Crime Form, adalah formulir yang harus diisi ketika ada laporan
mengenai kejadian kriminal.
b. Sign Out, untuk keluar dari user / pengguna.
c. Exit, untuk keluar dari aplikasi secara keseluruhan.
2. Menu Tools
Menu Tools terdiri dari sub menu yang fungsinya berhubungan dengan user
peta. Ada empat buah sub menu, yaitu :
a. Pan, untuk menggerakkan peta yang ada dan dapat digunakan apabila
peta tidak dalam keadaan Full Extent.
b. Zoom, sub menu Zoom dibedakan lagi menjadi tiga sub menu, yaitu
Zoom In, Zoom Out, dan Full Extent.
c. Identify, untuk menjelaskan data spasial dari bagian peta yang ditunjuk
oleh kursor.
73
d. Refresh, untuk mengembalikan aplikasi seperti baru dibuka.
3. Menu View
Menu View digunakan untuk menampilkan objek-objek yang ada di dalam
peta. Menu View terdiri dari delapan sub menu, yaitu :
a. View All Layers, untuk menampilkan seluruh objek yang ada di dalam
peta.
b. Polres Location, untuk menampilkan lokasi Polres di wilayah Jakarta
Barat.
c. Polsek Location, untuk menampilkan lokasi Polsek di wilayah Jakarta
Barat.
d. Police Station Location, untuk menampilkan lokasi Pos Polisi di
wilayah Jakarta Barat.
e. Street, untuk menampilkan lokasi-lokasi jalan di wilayah Jakarta Barat.
f. Public Area, untuk menampilkan lokasi-lokasi area umum, seperti
sekolah, tempat parkir, universitas, rumah sakit, mal/pasar,
hotel/motel, apartemen, dan terminal bis di wilayah Jakarta Barat.
g. Region Boundary, untuk menampilkan batas wilayah Jakarta Barat.
h. Traffic Data, untuk menampilkan level of service dari jalan-jalan di
wilayah Jakarta Barat yang dikelompokkan berdasarkan waktu pagi,
siang, dan sore, yang kemudian digolongkan lebih detil dengan alfabet
A-F.
4. Menu GPS Simulation
Menu GPS Simulation terdiri dari dua sub menu, yaitu :
74
a. Start GPS Simulation
b. Stop GPS Simulation
5. Menu Window
Menu Window terdiri dari tiga sub menu, yaitu :
a. Show Legend Tab, untuk menampilkan legenda dari objek-objek yang
ada di dalam peta.
b. Show Search Tab, untuk mencari data, seperti nama jalan, Polres,
Polsek, Pos Polisi, dan area umum.
c. Show Route Tab, untuk mencari rute terpendek dan rute terefisien dari
segi waktu.
d. Show GPS Tab, untuk menunjukkan lokasi mobil patroli polisi, namun
masih dalam bentuk simulasi.
6. Menu Help
Menu Help dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan
kemudahan bagi user. Beberapa diantaranya disediakan hotkey atau shortcut,
sehingga user tidak perlu memilih secara langsung dari menu, tetapi cukup
dengan menekan kombinasi tombol tertentu sesuai dengan fungsinya.
75
76
Gambar 3.7 Perancangan Menu
3.8 Perancangan Layar
3.8.1 Perancangan Menu Bar
Gambar 3.8 Perancangan Menu Bar
77
3.8.2 Perancangan Menu Utama
Gambar 3.9 Perancangan Menu Utama
Keterangan perancangan menu utama :
A : select.
B : pan.
C : zoom in.
D : zoom out.
E : identify.
F : full extent.
G : refresh.
78
3.8.3 Perancangan Layar Identify Result
Gambar 3.10 Perancangan Layar Identify Result
Keterangan perancangan layar identify result :
A : select.
B : pan.
C : zoom in.
D : zoom out.
E : identify.
F : full extent.
G : refresh.
79
3.8.4 Perancangan Layar Search
Gambar 3.11 Perancangan Layar Search
Keterangan perancangan layar search :
A : select.
B : pan.
C : zoom in.
D : zoom out.
E : identify.
F : full extent.
G : refresh.
80
3.8.5 Perancangan Layar Route
Gambar 3.12 Perancangan Layar Route
Keterangan perancangan layar route :
A : select.
B : pan.
C : zoom in.
D : zoom out.
E : identify.
F : full extent.
G : refresh.
81
3.8.6 Perancangan Layar GPS Simulation Setting
Gambar 3.13 Perancangan Layar GPS Simulation Setting
Keterangan perancangan layar GPS Simulation Setting :
A : select.
B : pan.
C : zoom in.
D : zoom out.
E : identify.
F : full extent.
G : refresh.
82
3.8.7 Perancangan Layar Map Legend
Gambar 3.14 Perancangan Layar Map Legend
Keterangan perancangan layar map legend :
A : select.
B : pan.
C : zoom in.
D : zoom out.
E : identify.
F : full extent.
G : refresh.
83
3.9 Perancangan State Transition Diagram (STD)
State Transition Diagram (STD) merupakan suatu modeling tool yang
menggambarkan sifat ketergantungan pada waktu dari suatu sistem. STD
digunakan sebagai pedoman perancangan serta tampilan layar untuk
mempermudah perancangan.
3.9.1 Perancangan STD Proses Sign In
Gambar 3.15 STD Proses Sign In
84
3.9.2 Perancangan STD Menu Utama
Gambar 3.16 STD Menu Utama
85
3.9.3 Perancangan STD Proses Crime Form
Gambar 3.17 STD Proses Crime Form
86
3.9.4 Perancangan STD Proses Pan
Gambar 3.18 STD Proses Pan
87
3.9.5 Perancangan STD Proses Zoom
Gambar 3.19 STD Proses Zoom
88
3.9.6 Perancangan STD Proses Identify
Gambar 3.20 STD Proses Identify
89
3.9.7 Perancangan STD Proses GPS Simulation Setting
Gambar 3.21 STD Proses GPS Simulation Setting
90
3.9.8 Perancangan STD Proses Search
Gambar 3.22 STD Proses Search
91
3.9.9 Perancangan STD Proses Route
Gambar 3.23 STD Proses Route
92
3.9.10 Perancangan STD Proses Sign Out
Gambar 3.24 STD Proses Sign Out
93
3.10 Spesifikasi Program
3.10.1 Sign In
MODULE Sign_In
DISPLAY form Sign In
CASE OF Pressed Button
Connect database
EXECUTE QUERY “Select * from User where Nama_User =
Username and Password = UserPassword”
IF Username OR UserPassword IS WRONG THEN
DISPLAY warning message
ELSE
CALL MODULE “Main Menu”
END IF
END CASE
END MODULE
3.10.2 Main Menu
MODULE Main Menu
DISPLAY MENU MenuUtama (“File”, “View”, “Tools”, “GPS
Simulation”, “Window”, “Help”)
CASE OF MenuUtama
“File” :
DISPLAY MENU FILE (“Crime Form”, “Sign out”, “Exit”)
CASE OF File
“Crime Form”
Connect database
DISPLAY form Crime Form
EXECUTE QUERY “Insert into TKP values (Id-
TKP, Id_Jalan, Id,Kel, Alamat_TKP)”
94
EXECUTE QUERY “Insert into Pelapor values
(Id_Pel, Nama Pel, Telp_Pel, Tgl_Kej,
Nama_Kej)”
“Sign Out”
Disconnect from application
CALL MODULE “Sign in”
“Exit”
Disconnect from application
EXIT
END CASE
“Tools” :
DISPLAY MENU Tools (“Pan”, “Zoom”, “Identify”, “Refresh”)
CASE OF Tools
“Pan”
SET MapMode TO Pan
“Zoom”
DISPLAY MENU Zoom (“Zoom In”, “Zoom
Out”, “Full Extent”)
CASE OF Zoom
“Zoom In”
SET MapMode TO Zoom In
“Zoom Out”
SET MapMode TO Zoom Out
“Full Extent”
SET MapMode TO Full Extent
END CASE
“Identify”
SET MapMode TO Identify
“Refresh”
95
SET MapMode TO Refresh
END CASE
“View” :
DISPLAY MENU View (“View All Layers”, “Polres
Location”,”Polsec Location”, “Police Station Location”, “Street”,
“Public Area”, “Region Boundary”, “Traffic Data”)
CASE OF View
“View All Layers”
CALL MODULE “View All Layers”
“Polres Location”
CALL MODULE “Polres Location”
“Polsec Location”
CALL MODULE “Polsec Location”
“Police Station Location”
CALL MODULE “Police Station Location”
“Street”
CALL MODULE “Street”
“Public Area”
CALL MODULE “Public Area”
“Region Boundary”
CALL MODULE “Region Boundary”
“Traffic Data”
DISPLAY MENU TrafficData(Morning,
Afternoon, Evening)
CASE OF TrafficData
“Morning”
DISPLAY MENU Morning(A,B,C,D,E,F)
CASE OF Morning
“A”
CALL MODULE MorningA
96
“B”
CALL MODULE MorningB
“C”
CALL MODULE MorningC
“D”
CALL MODULE MorningD
“E”
CALL MODULE MorningE
“F”
CALL MODULE MorningF
END CASE
“Afternoon”
DISPLAY MENU Afternoon(A,B,C,D,E,F)
CASE OF Afternoon
“A”
CALL MODULE AfternoonA
“B”
CALL MODULE AfternoonB
“C”
CALL MODULE AfternoonC
“D”
CALL MODULE AfternoonD
“E”
CALL MODULE AfternoonE
“F”
CALL MODULE AfternoonF
END CASE
“Evening”
DISPLAY MENU Evening(A,B,C,D,E,F)
CASE OF Evening
97
“A”
CALL MODULE EveningA
“B”
CALL MODULE EveningB
“C”
CALL MODULE EveningC
“D”
CALL MODULE EveningD
“E”
CALL MODULE EveningE
“F”
CALL MODULE EveningF
END CASE
END CASE
END CASE
“GPS Simulation”:
DISPLAY MENU GPS Simulation (“Start GPS Simulation”,
“Stop GPS Simulation”)
CASE OF GPS Simulation
“Start GPS Simulation”
IF GPS location IS NOTHING THEN
DISPLAY TAB GPS Simulation
Setting
ELSE
DISPLAY GPS Location
“Stop GPS Simulation”
IF GPS location IS NOTHING THEN
Do nothing
ELSE
98
Exit procedure
END CASE
“Window” :
DISPLAY MENU Window (“Show Legend Tab”, “Show Search
Tab”, “Show GPS Simulation Setting”, “Show Route Tab”)
CASE OF Window
“Show Legend Tab”
DISPLAY TAB “Legend”
“Show Search Tab”
CALL MODULE “Search”
“Show GPS Simulation Setting”
DISPLAY TAB “GPS Simulation Setting”
“Show Route Tab”
CALL MODULE “Route”
END CASE
“Help”
DISPLAY information message
END MODULE
3.10.3 View All Layers
MODULE View All Layers
Database connection
FOR EACH maplayer
SET map TO maplayer
SHOW map
END FOR
END MODULE
99
3.10.4 Polres Location
MODULE Polres Location
Database connection
SET map TO maplayerPolres
SHOW map
END MODULE
3.10.5 Polsec Location
MODULE Polsec Location
Database connection
SET map TO maplayerPolsec
SHOW map
END MODULE
3.10.6 Police Station Location
MODULE Police Station Location
Database connection
SET map TO maplayerPoliceStation
SHOW map
END MODULE
3.10.7 Street
MODULE Street
Database connection
SET map TO maplayerStreet
SHOW map
END MODULE
3.10.8 Public Area
MODULE Public Area
Database connection
100
FOR EACH maplayerPublicArea
SET map TO maplayerPublicArea
SHOW map
END FOR
END MODULE
3.10.9 Region Boundary
MODULE Region Boundary
Database connection
SET map TO maplayerRegionBoundary
SHOW map
END MODULE
3.10.10 MorningA
MODULE MorningA
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailPagi, Jalan where LOS_Pagi =
‘A’ and Jalan.Id_Jalan = DetailPagi.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.11 MorningB
MODULE MorningB
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailPagi, Jalan where LOS_Pagi =
‘B’ and Jalan.Id_Jalan = DetailPagi.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
101
3.10.12 MorningC
MODULE MorningC
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailPagi, Jalan where LOS_Pagi =
‘C’ and Jalan.Id_Jalan = DetailPagi.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.13 MorningD
MODULE MorningD
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailPagi, Jalan where LOS_Pagi =
‘D’ and Jalan.Id_Jalan = DetailPagi.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.14 MorningE
MODULE MorningE
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailPagi, Jalan where LOS_Pagi =
‘E’ and Jalan.Id_Jalan = DetailPagi.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.15 MorningF
MODULE MorningF
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailPagi, Jalan where LOS_Pagi =
‘F’ and Jalan.Id_Jalan = DetailPagi.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
102
3.10.16 AfternoonA
MODULE AfternoonA
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSiang, Jalan where LOS_Siang
= ‘A’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSiang.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.17 AfternoonB
MODULE AfternoonB
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSiang, Jalan where LOS_Siang
= ‘B’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSiang.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.18 AfternoonC
MODULE AfternoonC
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSiang, Jalan where LOS_Siang
= ‘C’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSiang.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.19 AfternoonD
MODULE AfternoonD
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSiang, Jalan where LOS_Siang
= ‘D’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSiang.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
103
3.10.20 AfternoonE
MODULE AfternoonE
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSiang, Jalan where LOS_Siang
= ‘E’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSiang.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.21 AfternoonF
MODULE AfternoonF
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSiang, Jalan where LOS_Siang
= ‘F’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSiang.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.22 EveningA
MODULE EveningA
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSore, Jalan where LOS_Sore =
‘A’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSore.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.23 EveningB
MODULE EveningB
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSore, Jalan where LOS_Sore =
‘B’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSore.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
104
3.10.24 EveningC
MODULE EveningC
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSore, Jalan where LOS_Sore =
‘C’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSore.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.25 EveningD
MODULE EveningD
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSore, Jalan where LOS_Sore =
‘D’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSore.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.26 EveningE
MODULE EveningE
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSore, Jalan where LOS_Sore =
‘E’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSore.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
3.10.27 EveningF
MODULE EveningF
Database connection
EXECUTE QUERY “Select * from DetailSore, Jalan where LOS_Sore =
‘F’ and Jalan.Id_Jalan = DetailSore.Id_Jalan”
SHOW Street
END MODULE
105
3.10.28 Search
MODULE Search
DISPLAY Tab “Search”
CASE OF Pressed Search Button
Database connection
SET list_table TO all exist tables
FOR EACH list table
EXECUTE QUERY “Select * from list_table”
IF Item’s Name OR Item’s Type IS NOTHING
THEN
DISPLAY NOTHING
ELSE
DISPLAY TABLE “Search Result
END IF
END FOR
END CASE
END MODULE
3.10.29 Route
MODULE Route
DISPLAY Tab “Route”
Database connection
CASE OF Pressed Analyze Button
IF Crime Scene Location OR Analyze Method IS
NOTHING THEN
DISPLAY NOTHING
ELSE
CALL MODULE DjikstraPrim
END IF
END CASE
END MODULE
106
3.10.30 DjikstraPrim
IF Source IS Street THEN Find Current StreetAdd Street to QueueIF SearchType IS Shortest THEN
Find FinalStateIF GPS_Simulation IS Enabled THEN
Find FinalStateEND IF
END IFELSE IF Source IS PublicArea THEN
Find Current PublicAreaIF SearchType IS Shortest THEN
Find FinalStateIF GPS_Simulation IS Enabled THEN
Find FinalStateEND IFCALL MODULE SearchForNearestStreetAdd Street to Queue
END IFELSE IF Source IS RandomPoint THEN
IF FirstTimeClickToMap THENDO NOTHING
ELSEFind CurrentPointIF SearchType is Shortest THEN
Find FinalStateIF GPS_Simulation IS Enabled THEN
Find FinalStateEND IF
END IFCALL MODULE SearchForNearestStreetAdd Street to Queue
END IFEND IF
WHILE Queue IS not EMPTYFOR EACH Queue
Find Best_DatasetEND FOR
IF Best_Dataset IS FINAL_STATE THENSHOW Best_DatasetEXIT WHILE
END IF
107
FOR EACH Street connected with Best_DatasetAdd street to Queue
END FOREND WHILE
END MODULE
3.10.31 SearchForNearestStreet
MODULE SearchForNearestStreetSET list_street TO StreetsFOR EACH street
Find nearest streetEND FORRETURN Street
END MODULE