27
BAB II KONSEP DASAR TEORI A. Pengertian Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan. B. Patofisiologi Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah 3

Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hy

Citation preview

Page 1: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

BAB II

KONSEP DASAR TEORI

A. Pengertian

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan

kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit,

melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi

tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin

untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

B. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel

darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat

kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang

tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis

(destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan

ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah

merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system

retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah

bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah

(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi

normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel

darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka

hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi

plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin

bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal

dan kedalam urin (hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada

pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah

yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam

sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan

3

Page 2: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya

hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia

C. Etiologi

Hemolisis (eritrosit mudah pecah )

Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)

Perdarahan

Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,

piridoksin, dan copper

D. Klasifikasi Anemia

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:

1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan

oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:

a. Anemia aplastik

Penyebab:

o agen neoplastik/sitoplastik

o terapi radiasi

o antibiotic tertentu

o obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason

o benzene

o infeksi virus (khususnya hepatitis)

Gejala-gejala :

o Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)

o Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,

perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.

o Morfologis: anemia normositik normokromik

b. Anemia pada penyakit ginjal

4

Page 3: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

Gejala-gejala :

o Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl

o Hematokrit turun 20-30%

o Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi

o Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun

defisiensi eritopoitin

c. Anemia pada penyakit kronis

Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis

normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang

normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis,

tuberkolosis dan berbagai keganasan

d. Anemia defisiensi besi

Penyebab :

o Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi

o Gangguan absorbsi (post gastrektomi)

o Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises

oesophagus, hemoroid, dll.)

Gejala-gejalanya :

o Atropi papilla lidah

o Lidah pucat, merah, meradang

o Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut

o Morfologi: anemia mikrositik hipokromik

e. Anemia megaloblastik

5

Page 4: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

Penyebab :

o Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat

o Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi)

infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi

cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.

2. Anemia Hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh

destruksi sel darah merah :

o Pengaruh obat-obatan tertentu

o Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik

o Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase

o Proses autoimun

o Reaksi transfusi

o Malaria

E. Tanda dan Gejala

Lemah, letih, lesu dan lelah

Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi

pucat

F. Kemungkinan Komplikasi yang Muncul

Komplikasi umum akibat anemia adalah:

gagal jantung,

parestisia dan

kejang

6

Page 5: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

G. Pemeriksaan Khusus dan Penunjang

Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,

pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu

perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.

Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum.

Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta

sumber kehilangan darah kronis.

H. Terapi yang dilakukan

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang

hilang:

1. Anemia Aplastik

o Transplantasi sumsum tulang

o Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)

2. Anemia pada penyakit ginjal

o Pada pasien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat

o Ketersediaan eritropoetin rekombinan

3. Anemia pada penyakit kronis

Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan

untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi

sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.

4. Anemia pada defisiensi besi

o Dicari penyebab defisiensi besi

o Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat

ferosus.

5. Anemia megaloblastik

7

Page 6: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi

disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat

diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.

o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama

hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat

dikoreksi.

o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam

folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

8

Page 7: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

BAB III

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan Dan Masalah Kolaborasi Yang Mungkin Muncul

1. Intoleran aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhanoksigen

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake

makanan

3. Kurang pengatahuan tentang anemia berhubungan dengan kurang informasi.

4. Resiko Infeksi. Faktor resiko pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)

5. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan

konsentrasi Hb dalam darah.

6. Deficite self care b.d kelemahan

7. Resiko jatuh

8. PK anemia

B. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan (Noc) Intervensi (Nic) Rasional

1. Intoleransi aktifitas

b.d

ketidakseimbangan

suplai dan

kebutuhan oksigen

Klien dapat

mentoleransi

aktivitas &

melakukan ADL dgn

baik

Berpartisipasi

dalam aktivitas

fisik dgn TD,

HR, RR yang

sesuai

Menyatakan

gejala

memburuknya

Toleransi aktivitas

1. Menentukan

penyebab

intoleransi

aktivitas&menent

ukan apakah

penyebab dari

fisik,

psikis/motivasi

2. Kaji kesesuaian

aktivitas &

istirahat klien

sehari-hari

Menentukan

penyebab dapat

membnatu

menentukan

intoleransi

Terlalu lama

bedrest dapat

memberi

kontribusi pada

intoleransi

9

Page 8: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

efek dari OR &

menyatakan

onsetnya segera

Warna kulit

normal,hangat&

kering

Memverbalisasik

an pentingnya

aktivitassecara

bertahap

Mengekspresika

n pengertian

pentingnya

keseimbangan

latihan&istirahat

Toleransi

aktivitas

meningkats

3. Tingkatkan

aktivitas secara

bertahap, biarkan

klien

berpartisipasi

dapat perubahan

posisi, berpindah

& perawatan diri

4. Pastikan klien

mengubah posisi

secara bertahap.

5. Monitor gejala

intoleransi

aktivitas ketika

membantu klien

berdiri, observasi

gejala intoleransi

spt mual, pucat,

pusing, gangguan

kesadaran&tanda

vital

6. Lakukan latihan

ROM jika klien

tidak dapat

menoleransi

aktivitas

aktivitas

Peningkatan

aktivitas

membantu

mempertahankan

kekuatan otot,

tonus

Bedrest dalam

posisi supinasi

menyebabkan

Volume

plasma→hipotensi

postural & syncope

TV & HR respon

terhadap ortostatis

sangat beragam

Ketidakaktifan

berkontribusi

terhadap kekuatan

otot&struktur

sendi

10

Page 9: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

2 Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b.d

inadekuat intake

makanan.

Status nutrisi

Pemasukan yang

adekuat

Tidak ada tanda-

tanda malnutrisi

Membran

konjungtiva dan

mukosa tidak

pucat

Protein total: 6-8

gr% Albumin: 3.5-

5,3 gr % Globulin

1,8-3,6 gr % HB

tidak kurang dari

10 gr %

Therapi gizi :

1. Monitor

masukan cairan

dan makanan

dan hitung kalori

makanan dengan

tepat

2. berikan PenKes

tentang

pentingnya gizi

3. Kolaborasi

dengan ahli gizi

4. Pastikan diet gizi

serat dan buah-

buahan yang

cukup

5. pantau lab jika

Mengantisipasi

kekurangan gizi

Meningkatkan

pengetahuan ps dan

keluarga

Menentukan jumlah

kalori dan jenis

makanan yang

diperlukan ps untuk

memenuhi

persyaratan gizi

Mencegah konstipasi

atau sembelit,

Mencegah

penurunan nafsu

makan Penanda

pemenuhan keb.gizi

11

Page 10: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

perlu

6. evaluasi tanda-

tanda kekurangan

gizi

Mencegah

terjadinya gizi

buruk

3 Kurang pengetahuan

tentang anemia

berhubungan dengan

kurang informasi.

Pengetahuan tentang

penyakit,

Ps mampu

Menjelaskan

kembali tentang

proses penyakit,

mengenal

kebutuhan

perawatan dan

pengobatan

tanpa cemas

Pengetahuan penyakit

1. Jelaskan tentang

proses penyakit

2. Jelaskan tentang

program

pengobatan dan

alternatif

pengobantan

3. Jelaskan

tindakan untuk

mencegah

komplikasi

4. Tanyakan

kembali

pengetahuan ps

tentang

penyakit,

prosedur prwtn

dan pengobatan

Meningkatan

pengetahuan dan

mengurangi cemas

Mempermudah

intervensi

Mencegah

keparahan

penyakit

Mereview

4. Resiko infeksi b.d

Faktor resiko

pertahanan sekunder

tidak adekuat

(penurunan Hb)

Kontrol infeksi dan

kontrol resiko

Bebas dari

tanda-tanda

infeksi

Manajemen infeksi

1. Amati tanda2

infeksi dan

peradangan, spt

demam,

Ps mungkin masuk

dg infeksi yg bisanya

telah mencetuskan

keadaan

12

Page 11: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

Ps mengatakan

tahu tentang

tanda-tanda

infeksi

Angka leukosit

normal

kemerahan,

adanya pus pada

luka, sputum

purulen, urine

wrna keruh atau

berkabut

2. Tingkatkan upaya

pencegahan (cuci

tangan semua

orang yg b.d Ps

termasuk

pasiennya sendiri

setiap kali akan

melakukan

aktifitas untuk

membantu ps

3. Pencegahan

tehnik aseptic

untuk semua

prosedur invasive

4. Auskultasi bunyi

napas

ketoasidosis atau

dapat mengalami

infeksi nasokomial

Mencegah INOS

kadar glukosa yang

tinggi dalam darah

akan menjadi

media terbaik bagi

pertumbuhan

kuman

Ronki

mengidentifikasi

adanya

akumulasisi secret

yang mungkin b.d

pnemonia/bronchit

is (mungkin

13

Page 12: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

5. Lakukan

perubahan posisi

dan anjurkan

pasien untuk

batuk

6. Kolaborasi medis

untuk

pemeriksaan

kultur sensitifitas

sesuai indikasi

7. Kelola antibiotic

sesuai order

Kontrol infeksi :

1. Batasi

pengunjung

sebagai pencetus

KDA).

Membantu dalam

memventilasikan

semua derah paru

dan

memobilisasikan

secret, mencegah

secret tidak statis

dg terjadinya

peningkatan

terhadap resiko

infeksi

mengidentifikasi

organisme

sehingga dapat

memilih terapi

antibiotik yang

terbaik

Penanganan awal

dapat mencegah

timbulnya sepsis

Mencegah infeksi

sekunder

14

Page 13: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

2. Cuci tangan

sebelum dan

sesudah merawat

pasien

3. Tingkatkan

masukan gizi

yang cukup

4. Anjurkan

istirahat cukup

5. Pastikan

penanganan

septic daerah IV

6. Berikan penkes

tentang resiko in

feksi

Mencegah INOS

Meningkatkan

daya tahan tubuh

Membantu

relaksasi dan

membantu proteksi

infeksi

Mencegah

terjadinya infeksi

Meningkatkan

pengetahuan ps

15

Page 14: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

5 Kurang pengetahuan

tentang anemia b.d

kurang informasi

Perawatan diri,

(mandi,

berpakaian) :

Tubuh bebas

dari baud an

menjaga

keutuhan kulit

Menjelaskan

cara mandi dan

berpakaian

secara aman

Membantu perawatan

diri pasien :

1. Tempatkan alat-

alat mandi

disekitar TT ps

2. Libatkan

keluarga dan ps

3. Tidak

memberikan

bantuan selama

ps bisa

melakukan

sendiri

ADL berpakaian :

1. Informasikan

pada ps dlm

memilih pakaian

selama perawatan

2. Sediakan pakaian

ditempat yang

mudah dijangkau

Mempermudah

jangkauan

Melatih

kemandirian

Meningkatkan

kepercayaan diri

Memudahkan

intervensi

Melatih

kemandirian

16

Page 15: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

3. Bantu berpakaian

yang sesuai

4. Jaga privacy ps

5. Berikan pakaian

pribadi yang

digemari dan

sesuai

Menghindari nyeri

bertambah

Memberikan

kenyamanan

Memberikan

kepercayaan diri ps

6 PK : ANEMI Setelah dilakukan

tindakan perawatan

perawat dapat

mengatasi atau

mengurangi

komplikasi anemia

Kriteria hasil :

1. HB > 10 g%

2. Konjungtiva

tidak anemis

3. TTV dalam batas

normal

4. Nutrisi adekuat

5. Tidak letargi

Membantu atau

mengurangi

komplikasi :

1. Monitor tanda-

tanda vital (RR,

P, BP, T)

2. Monitor

perdarahan

(jumlah, jenis,

warna)

3. Monitor

keseimbangan

cairan, pantau

intake dan

output, pasang

kateter jika perlu

4. Lakukan

Nila tanda-tanda

vital yang bergeser

dari normal

mengindikasikan

ketidaknormalan

fungsi homeostasis

tubuh

Dengan

mengetahui

jumlah. Jenis dan

warna perdarahan

dapat menentukan

tindakan

penanganan seca

tepat

Keseimbangan

cairan dalam tubuh

harus

dipertahankan

untuk mencegah

kondisi klien jatuh

ke kondisi shock

Nilai Hb dipantau

17

Page 16: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

kolaborasi

pemeriksaan

kadar Hb

5. Kolaborasi

pemberian

tranfusi darah

6. Kaji keluhan post

transfusi

7. Monitor

kemungkinan

terjadinya shock

karena perdarahan

8. Berikan medikasi

sesuai program

9. Anjurkan klien

untuk diit adekuat :

tinggi protein

untuk mengetahui

adanya perdarahan

atau kekurangan

darah Tranfusi

darah merupakan

penanganan efektif

dalam

meningkatkan Hb

Perawat harus

meminimalisasi

efek-efek samping

pemberian tranfusi

agar tidak terjadi

masalah sekunder

bagi klien

Tanda-tanda shock

harus diketahui

sebagai tindakan

waspada dan

preventif Medikasi

diperlukan untuk

mengatasi masalah

Anemi klien Diit

tinggi protein

mendukung sistem

eritropoetin darah

18

Page 17: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

BAB III

PENUTUP

19

Page 18: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

A. KESIMPULAN

1. Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan

kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal.

2. Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:Anemia hipoproliferatif, Anemia

aplastik, Anemia pada penyakit ginjal, Anemia pada penyakit kronis, Anemia

defisiensi besi, Anemia megaloblastik, Anemia Hemolitika, yaitu anemia defisiensi

jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah.

3. Tanda dan Gejala ,yaitu Lemah, letih, lesu dan lelah, sering mengeluh pusing dan

mata berkunang-kunang. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan

telapak tangan menjadi pucat

4. Kemungkinan Komplikasi yang Muncul, yaitu gagal jantung, parestisia dan kejang

5. Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah

yang hilang.

B. SARAN

1. Mahasiswa diharapkan memiliki kesadaran yang tinggi untuk menambah

pengetahuannya mengenai konsep klinis tentang ANEMIA dan konsep asuhan

keperawatan bagi pasien yang mengalami anemia.

2. Mahasiswa diharapkan meningkatkan mutu kualitas perawatan khusus pada pasien

yang mengalami ANEMIA dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat agar tidak

mudah mengalami penyakit tersebu.

3. Makalah ini tidak luput dari kesalahan oleh kerena itu diharapkan kritik dan saran

guna perbaikan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 19: Bab 2,3,4, Daftar Pustaka Anemia

Barbara, CL. 1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan).

Bandung

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo

Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim

PSIK UNPAD Edisi-6. EGC : Jakarta

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk

perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa;

Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M.. Jakarta : EGC

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-

Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

21