39
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan keluaran hasil pada suatu fungsi jabatan atau seluruh aktivitas kerja dalam periode tertentu. Kinerja juga merupakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang dikerjakan. Seseorang memiliki kemampuan, kemauan, usaha serta dukungan dari lingkungan sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Kemampuan dan usaha akan menghasilkan motivasi, kemudian setelah ada motivasi seseorang akan menampilkan perilaku untuk bekerja (Nasution, 2005). Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Pabundu, 2006). Keberhasilan individu atau organisasi dalam mencapai target atau sasaran tersebut merupakan kinerja. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai Dan Basri, 2005). Kinerja perawat atau praktek keperawatan menggambarkan aktifitas yang diberikan kepada klien melalui pelaksanaan asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan layanan kesehatan sesuai dengan tugas dan wewenang perawat dan memenuhi ketemntuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan catatan keluaran hasil pada suatu fungsi jabatan atau

seluruh aktivitas kerja dalam periode tertentu. Kinerja juga merupakan kombinasi

antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang dikerjakan. Seseorang

memiliki kemampuan, kemauan, usaha serta dukungan dari lingkungan sehingga

dapat menghasilkan kinerja yang baik. Kemampuan dan usaha akan menghasilkan

motivasi, kemudian setelah ada motivasi seseorang akan menampilkan perilaku

untuk bekerja (Nasution, 2005). Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan

seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai

faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Pabundu,

2006). Keberhasilan individu atau organisasi dalam mencapai target atau sasaran

tersebut merupakan kinerja. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang

secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau

sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati

bersama (Rivai Dan Basri, 2005).

Kinerja perawat atau praktek keperawatan menggambarkan aktifitas yang

diberikan kepada klien melalui pelaksanaan asuhan keperawatan untuk mencapai

tujuan layanan kesehatan sesuai dengan tugas dan wewenang perawat dan memenuhi

ketemntuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar

6

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

7

pelayanan, dan standar prosedur operational (UU No. 36 tahun 2009). Kinerja dalam

keperawatan merupakan hasil karya dari perawat dalam bentuk tindakan atau praktek

yang mudah diamati atau dinilai. Kinerja keperawatan mencerminkan kemampuan

perawat untuk mengimplementasikan proses asuhan keperawatan. Kinerja perawat

didasarkan atas pedoman dan standar yang menjadi acuan dalam pelayanan

keperawatan. Persatuan perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada tahun 2010 telah

mengesahkan standar profesi keperawatan sebagaimana tercantum dalam pasal 24

ayat (2) UU No 36 tahun 2009 yang terdiri dari standar kompetensi dan hasil praktek

keperawatan. Standar praktek merupakan komitme perawat dalam melindungi

masyarakat terhadap praktek yang dilakukan oleh anggota profesi. Standar praktek

keperawatan meliputi standar dan standar kinerja profesional yang dipakai sebagai

evaluasi dalam menilai asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat meliputi

beberapa standar yaitu:

1. Jaminan mutu

2. Pendidikan

3. Penilaian kinerja

4. Kesejawatan

5. Etik

6. Kolaborasi

7. Riset dan

8. Pemanfaatan sumber.

Sedangkan standar praktek profesional meliputi :

1. pengkajian,

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

8

2. Diagnosa Keperawatan,perencanan,

3. pelaksanaan tindakan (Implementasi)

4. Evaluasi.

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit memegang peran

penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan

pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan yang berkualitas bagi pasien. Hal ini terkait dengan keberadaan perawat

yang bertugas selama 24 jam melayani pasien, serta perawat yang mendominasi

tenaga kesehatan di rumah sakit, yaitu berkisar 40-60%. Oleh karena itu rumah sakit

harus memiliki perawat yang berkinerja baik yang akan menunjang kinerja rumah

sakit sehingga dapat tercapai kepuasan pelanggan atau pasien. (Lestari, 2015).

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Lestari, (2015), terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan, yaitu :

1. Faktor internal

Faktor yang berhubungan dengan kecerdasan, keterampilan, kestabilan

emosi, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motifasi, umur, jenis

kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, insentif latar belakang budaya dan

variabel-variabel personal lainnya.

2. Faktor eksternal

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang berasal dari

lingkungan, meliputi peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing,

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

9

kondisi ekonomi, kebijakan organisasi, kepemimpinan, tindakan-tindakan rekan

kerja jenis latihan dan pengawasan dan lingkungan sosial.

Sedangkan menurut Wijono, (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja adalah sebagai berikut :

1. Pelatihan

Pelatihan adalah upaya untuk meningkatkan pengetahuan seseorang

termasuk perawat agar seseorang mempunyai kecerdasan tertentu. Tenaga

perawat yang telah bekerja ditingkat desa mempunyai tingkat pendidikan dasar

dan latihan dasar yang diperlukan. Pengertian lain dari pelatihan adalah suatu

perubahan pengertian dan pengetahuan atau keterampilan yang dapat diukur.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa aktifitas pelatihan harus

mempunyai tujuan dan metode untuk menguasai apakah tujuan sudah tercapai,

sehingga akan terlihat perubahan sikap, perilaku, dan pengetahuan. Tujuan

dilakukan pelatihan terutama untuk memperbaiki efektifitas pegawai dalam

mencapai hasil yang telah ditetapkan, dapat dicapai dengan cara pengembangan.

Pelatihan diselenggarakan dengan maksut untuk memperbaiki penguasaan

keterampilan dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu, terinci, dan rutin,

sedangkan mengembangan mempunyai ruang lingkup lebih luas, dalam

pengembangan terdapat peningkatan kemampuan sikap dan sifat-sifat

kepribadian

2. Motivasi

Motivasi meupakan hasil interaksi antara individu dan situasinya, setiap

manusia mempunyai mutifasi yang berbeda antara yang satu dan yang lain

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

10

dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran dan berkaitan dengan

tingkat usaha dilakukan oleh seseorang dalam mengejar sesuai tujuan berkaitan

erat dengan kinerja dan kepuasan kerja dalam perilaku organisasi motivasi

merupakan kemauan yang kuat untuk berusaha ketingkat yang lebih tinggi atau

lebih baik untuk mencapai tujuan organisasi, tanpa mengabaikan kemampuan

untuk memperoleh kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan pribadi.

3. Supervisi

Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan

staf untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Departemen Kesehatan RI

mendefinisikan pengertian supervisi sebagai suatu kegiatan pembinaan,

bimbingan, atau pengawasanoleh pengelola program terhadap pelaksana

ditingkat administrasi yang lebih rendah dalam rangka menetapkan kegiatan

sesuai tujuan dan saran yang telah ditetapkan. Fungsi ini sangat penting

dipelayanan keperawatan mengingat perawat bekerja dengan tujuan memenuhi

kebutuhan dasar manusia. Sedangkan tujuan supervisi antara lain: Menilai

pelaksanaa kerja apakah sesuai dengan perencanaan, memeriksa hasil kerja dan

meningkatkan kinerja.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2012), prinsip

supervisi keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi.

b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan

hubungan antara manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen

dan keterampilan.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

11

c. Funsi supervisi diuraikan dengan dan terorganisir dan dinyatakan melalui

petunjuk, peraturan, uraian tugas, dan standar.

d. Supervisi adalah proses kerja sama yang demokratis antara supervisior dan

perawat pelaksana (staf perawat).

e. Supervisi menggunakan proses manajemen termsauk menerapkan misi,

falsafah, tujuan, dan rencana spesifik untuk mencapai tujuan.

f. Supervisi menciptakan lingkungan yang mendukung komonikasi yang

efektif, merangsang kreatifitas, dan motivasi.

4. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses untuk melakukan pengembangan secara

langsung dengan melakukan koordinasi pada anggota kelompok serta memiliki

karakteristik untuk mendapat meningkatkan kesuksesan dan pengembangan

dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain.

Yaitu bawahan atau karyawan yang akan dipimpin juga melibatkan pembagian

kekuasaan atau delegasi wewenang.

5. Sistem kompensasi

Sistem kompensasi adalah pemberian kompensasi merupakan faktor yang

penting untuk miningkatkan kinerja karyawan dalam sebuah organisasi. Cara

pemberian kompensasi yaitu:

a. Cara langsung, dapat berupa pemberian gaji, bonus, dan bentuk-bentuk

intensif lainnya.

b. Cara tidak langsung, dapat berupa pembayaran upah untuk tidak waktu

bekerja, misalnya hari-hari sakit, cuti, ijin, dan alasan lain, perlindungan

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

12

ekonomi terhadap bahaya misalnya: asuransi, tunjangan hari tua, dan

tunjungan koperasi. Pemberian kompensasi dapat disampaikan dalam bentuk

finansial dapat langsung seperti, insentif dan bentuk finansial langsung sperti

program asuransi kesehatan, pembayaran upah pada waktu tidak bekerja

sedangkan kompensasi non finansial seperti peluang adanya promosi.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan kompensasi

kepada karyawan, yaitu:

a. Kompensasi yang diberikan organisasi hendaknya sejajar dengan apa yang

diinginkan oleh karyawan, bahkan ditegaskan bertolak dari pentingnya

karyawan, bahkan ditegaskan bertolak dari kepentingan karyawan untuk

berusaha memaksimalkan tingkat kepuasan.

b. Pemimpin organisasi harus memperhitungkan daya tarik kompensasi yang

memerlukan pemahaman dan pengetahuan tentang nilai apa yang diberikan

karyawan atas kompensasi yang yang memiliki nilai yang tinggi menurut

persepsi karyawan.

c. Pemberian kompensasi diimbangi dengan penekanan pentingnya keyakinan

dalam diri karyawan mengenai apa yang diharapkan organisasi kepadanya

dan bahwa prestasi kerjanya dinilai dengan menggunakan kriteria yang

rasioanal.

Karakteristik individu yang berhubungan dengan kinerja perawat

adalah pendidikan, pelatihan, promosi, jenjang karir, lama bekerja, sistem

penghargaan, gaji, tunjangan, insentif dan bonus. Sistem penghargaan yang

paling dominan berhubungan dengan kinerja adalah gaji dan pengakuan,

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

13

tingkat pendidikan perawat mempengaruhi kinerja perawat, dan tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, status

perkawinan, serta lama bekerja perawat dengan kinerja perawat, baik

buruknya kinerja seorang perawat dapat dipengaruhi oleh faktor, seperti

kepuasan kerja, motivasi, lingkungan kerja dan budaya organisasional.

Dalam sebuah organisasi elemen yang paling penting adalah

kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan kemampuan memberi inspirasi

kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok agar dapat

mencapai suatu tujuan (Lestari, 2015).

Ditambah lagi supervisi dan kapasitas pekerjaan atau beban kerja

juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Supervisi merupakan segala

bantuan dari pimpinan atau tanggung jawab kepada perawat yang ditujukan

untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan

asuhan keperawatan. selain itu perawat melaksanakan akan mendapatkan

dorongan positif sehingga mau belajar dan meningkatkan kemampuan

profesionalnya. Dengan kamauan belajar, secara tidak langsung akan

meningkatkan kinerja perawat. sedangkan kapasitas pekerjaan adalah

frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing pekerjaan dalam jangka

waktu tertentu (Lestari, 2015).

2.1.3 Penilaian kinerja

Penilaian kinerja disebut juga sebagai performance appraisal, performance

evaluation, development. Penilaian kinerja merupakan kegiatan untuk menilai

keberhasilan atau kegagalan seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Oleh

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

14

karena itu, penilaian kinerja harus berpedoman pada ukuran-ukuran yang telah

disepakati bersama dalam standar kerja (Lestari, 2015).

Penilaian kinerja perawat merupakan mengevaluasi kinerja perawat sesuai

dengan standar praktik profesional dan peraturan yang berlaku. Penilaian kinerja

perawat merupakan suatu cara untuk menjamin tercapainya standar praktek

keperawatan. Penilaian kinerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh

manajer perawat dalam mengontral sumber daya manusia dan produktifitas. proses

penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam mengerahkan perilaku

pegawai, dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas dan volume

yang tinggi. perawat manajer dapat menggunakan proses operasional kinerja untuk

mengatur arah kerja dalam memilih, melatih, membingbing perencanaan karier serta

memberi penghargaan kepada perawat yang berkompeten (Lestari, 2015).

Proses penilaian kinerja dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mereview standar kerja

2. Melakukan analisis jabatan

3. Mengembangkan instrument penilaian

4. Memilih penilai

5. Melatih penilai

6. Mengukur kerja

7. Membandingkan kinerja aktual dengan standar

8. Mengkaji hasil penilaian

9. Mengaitkan imbalan dengan kinerja

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

15

10. Membuat rencana-rencana pengembangan dengan menyepakati sasaran-sasaran

dan standar-standar kinerja masa depan.

Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas dan

efisiensi atau tingkat keberhasilan atau kegagalan seorang pekerja/karyawan yang

menjadi tanggung jawabnya.

Manfaat dari penilaian kerja yaitu:

1. Meningkatkan prestasi kerja staf secara individu atau kelompok dengan

memberikan kesempatan pada merka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri

dalam kerangka pencapaian tujuan pelayanan di rumah sakit.

2. Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan pada gilirannya

akan mempengaruhi atau mendorong sumber daya manusia secara

keseluruhannya.

3. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi denga tujuan meningkatkan

hasil karya dan prestasi dengan cara memberikan umpan balik kepada mereka

tentang prestasinya.

4. Membantu rumah sakit untuk dapat menyusun program pengembangan dan

pelatihan staf yang lebih tepat guna, sehingga rmah sakit akan mempunyai tenaga

yang cukup dan tampil untuk pengembangan pelayanan keperawatan dimasa

depan

5. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja dengan

meningatkan gajinya atau sistem imbalan yang baik.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

16

6. Memberikan kesempatan kepada pegawai atau staf untuk mengeluarkan

perasaanya tentang pekerjaannya atau hal lain yang ada kaitannya melalui jalur

komonikasi dan dialog, sehingga dapat mempererat hubungan antara atasan dan

bawahan.

2.1.4 Model dan motode penilaian kinerja

Menurut Lestari, (2015), model dan penilaian kinerja

1. Model penilaian kinerja

a. Penilaian sendiri

Penilaian sendiri adalah pendekatan yang paling umum digunakan

untuk mengukur dan memahami perbedaan individu. Akurasi didefinisikan

sebagai sikap kesepakatan antara penilaian sendiri dan penilaian lainnya,

Other Rating dapat diberikan oleh atasan, bawahan, mitra kerja atau

konsumen dari individu itu sendiri. Penilaian sendiri biasanya digunakan

pada bidang sumber daya manusia seperti: penilaian kinerja, penilaian

kebutuhan pelatihan, analisa peringkat jabatan, perilaku kepemimpinan dan

lainnya. Penilaian sendiri dilakukan bila personal mampu melakukan

penilaian terhadap proses dan hasil karya yang mereka laksanakan sebagai

bagian dari tugas organisasi. Penilaian sendiri atau dipengaruhi oleh

sejumlah faktor kepribadian, pengalaman, pengetahuan dan sosio demografi

seperti suku dan kependidikan. Dengan demikian tingkat kematangan

personal dalam menilai hasil karya menjadi hal yang patut diperhatikan.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

17

b. Penilaian Atasan

Pada organisasi pada kematangan tingkat majamuk, personal biasanya

dinilai oleh manajer yang tingkatnya lebih tinggi, penilaian ini yang

termasuk dilakukan oleh supervisior atau atasan langsung.

c. Penilaian Mitra

Penilaian mitra lebih cocok digunakan pada kelompok kerja yang

mempunyai otonomi yang cukup tinggi. Dimana wewenang pengambilan

keputusan pada tingkat tertentu telah didelegasikan oleh manajemen kepada

angota kinerja kelompok kerja. Penilaian mitra dilakukan oleh seluruh

anggota kerja kelompok dan umpan balik untuk personal yang dinilai yang

dilakukan oleh komite kerja dan bukan oleh supervisior. Penilaian mitra

biasanya lebih ditujukan untuk pengembangan personal dibandingkan untuk

evaluasi.

d. Penilaian Bawahan

Penilaian bawahan terhadap kinerja personal terutama dilakukan

dengan tujuan untuk pengembangan dan umpan balik personal. Bila

penilaian ini digunakan untuk atministatif dan evaluasi, menetapkan gaji dan

promosi maka penggunaan penilaian ini kurang mendapat dukungan,

program penilaian bawahan terhadap manajer dalam rangka perencanaan dan

penilaian kinerja manajer. Program ini meminta kepada manajer untuk dapat

menerima penilaian bawahan sebagai umpan balik atas kemampuan

manajemen mereka.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

18

2. Metode penilaian prestasi

Menurut Lestari, (2015), tentang metode penilaian prestasi

a. Metode yang berorientasi pada masa lalu meliputi

1) Rating scale pengukuran dilakukan berdasarkan skala prestasi

(kuantitatif dan kualitatif) yang sudah baku.

2) Cheklist metode ini memerlukan penilaian untuk menyeleksi pernyataan

yang menjelaskan karakteristik karyawan.

3) Critical Incident Method pengukuran dilakukan berdasarkan catatan

aktifitas seseorang karyawan dalam periode waktu tertentu yang

dinyatakan dalam perilaku positif dan negatif.

4) Field Review Method pengukuran dilakukan dengan langsung meninjau

lapangan.

5) Performance Evaluation Approach pengukuran dilakukan dengan

membandingkan prestasi kerja seorang karyawan dengan karyawan lain.

b. Metode yang beriorentasi pada masa depan

1) Self apparaisal: Teknik evaluasi ini berguna bila tujuan evaluasi diri

adalah untuk melanjutkan pengembangan diri.

2) Psycological appraisal penilaian ini biasnya dilakukan olehseorang

psikolog, terutama digunakan untuk menilai potensi karyawan.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

19

3) Management By Objectif pengukuran berdasarkan pada tujuan-tujuan

pekerjaan yang teratur dan disepakati bersama antara karyawan dan

atasannya.

4) assesmnt Center bentuk penilaian yang di standarisasi, tergantung pada

tipe berbagai penilai

2.1.5 Standar Kinerja

Standar pekerjaan adalah sejumlah kriteria yang menjadi ukuran dalam

penilaian kinerja, yang dipergunakan sebagai pembandingan cara dan hasil

pelaksanaan tugas-tugas dari suatu pekerjaan. Standar kinerja dapat dibuat untuk

setiap individu dengan berpedoman pada uraian jabatan. Proses penulisan standar

dimulai ketika pengawas dan pegawai mendiskusikan pekerjaan. Langkah pertama

meliputi penulisan semua tugas dan tanggang jawab karyawan. Pegawai juga

mempertimbangkan pemahamannya tentang harapan-harapan utama yang mungkin

dimiliki pengawas. Setelah menyelesaikan proses penulisan, penyuntingan dan

integrasi, standar kinerja yang disepakati untuk dituliskan dan dapat dikuantifikasikan

atau diukur dan dicapai. (Lestari, 2015).

2.1.6 penilaian Kinerja

Menurut Mulyadi, (2007). Penilaian kinerja adalah keberhasilan personel, tim,

atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan

sebelumnya dengan perilakuyang diharapkan.

Pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian kegiatan operasional

perusahaan berupa tindakan dan aktivitas suatu organisasi pada periode tertentusesuai

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

20

tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, pengukuran kinerja adalah penilaian

tingkat efektifitas dan efisiensi dari aktivitas organisasi. (Wahyu, 2011).

Secara umum, tujuan pengukuran kinerja sektor publik adalah

1. Mengkomunikasikan strategi secara lebih mantap

2. Mengukur kinerja finansialdan non-finansial secara berimbang sehingga dapat

ditelusuri perkembanganpencapaian strategi

3. Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer levelmenengah dan bawah

serta memotivasi untuk mencapai goal congruence, dan

4. Sebagai alat untuk 18 mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan

kemampuan kolektif rasional. (Wahyu, 2011).

2.2 Konsep Dasar Kepuasan Pasien

Menurut Kotler, (2007), dalam bukunya Marketing Manajement memberikan

definisi tentang kepuasan pelanggan, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil

suatu produk dan harapan-harapannya.

Dengan demikian tingkat kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara

penampilan yang dirasakan dan harapan. Ada tiga tingkat kepuasan, bila penampilan

kurang dari harapan, pelanggan tidak dipuaskan. Bila penampilan sebanding dengan

harapan, pelanggan puas. Apabila penampilan melebihi harapan, pelanggan amat

puas atau senang (Kotler, 2007).

2.2.1 Peranan Kepuasan Pasien

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

21

Kepuasan pasien adalah tingkat kepuasan pelayanan pasien dari persepsi

pasien atau keluarga terdekat. Kepuasan akan tercapai apabila diperoleh hasil yang

optimal, bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan

pasien atau keluarganya. Ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik,

dan tanggap atau memprioritaskan kebutuhan pasien, sehingga tercapai keseimbangan

yang sebaik baiknya, antara tingkat rasa puas atau hasil serta jerih payah yang harus

dialami guna memperoleh hasil tersebut (Soejadi, 2006).

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Atau Ketidak

puasan Pasien.

Menurut Wijono, (2007), salah satu dari Out came penggunaan pengalaman

pelanggan adalah: kepuasan atau ketidak puasan terhadap produk atau jasa pelanggan,

positif atau negative berdasarkan pengalamannya. Satu langkah lebih maju dari

membandingkan penggunaan pengalaman (nilai riil) terhadap beberapa standar dan

nilai yang diharapkan atau diantisipasi. Puas atau tidak puas tergantung pada:

1. Sikapnya terhadap ketidak sesuaian (rasa senang atu tidak senang).

2. Tingkatan dari evaluasi baik atau tidak baik untuk dirinya melebihi atau di bawah

standart.

Menurut Wijono, (2007), kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor antara

lain yang bersangkutan dengan

1. Pendekatan dan perilaku petugas, perasan pasien terutama pada saat pertama kali

datang.

2. Mutu informasi yang diterima seperti, pa saja yang di kerjakan, apa saja yang

dapat diharapkan.

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

22

3. Prosedur perjanjian.

4. Waktu tunggu.

5. Fasilitas umum yang tersedia.

6. Fasilitas perhotelan untuk pasien seperti mutu makanan, Privacy dan

pengaturan kunjungan.

7. Out Came terapi dan perawatan yang diterima.

Buchari, (2005), menyebutkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan rasa

ketidakpuasan pelanggan:

1. Tidak sesuai antara harapan dan kenyataan yang di alami

2. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan

3. Perilaku personel tidak atau kurang memuaskan

4. Suasana dan kondisi fisik tidak menunjang

5. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang dan harga

terlalu tinggi

6. Promosi atau iklan terlalu muluk tidak sesuai dengan kenyataan.

Menurut Marthen, (2006), kepuasan adalah terbebasnya ketegangan, kesenangan

yang sangat atau berlebihan dan yang di peroleh secara psikologis. Dalam konteks

medis kepuasan pasien dapat dibedakan menjadi dua bagian besar

1. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan kode etik serta standard pemberi

pelayanan

2. Kepuasan yang mencakup pada semua persyaratan kesehatan yang meliputi

persediaan pelayanan kesehatan, kewajaran pelayanan kesehatan,

kesinambungan pelayanan kesehatan, ketercapaian pelayanan kesehatan,

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

23

keterjangkauan pelayanan kesehatan, efesiensi pelayanan kesehatan dan mutu

pelayanan kesehatan. (Azwar, 2005), pasien akan lebih puas apabila tempat

pelayanan kesehatan mudah tercapai, kualitas hubungan antar pribadi baik dan

kualitas pelayanan baik. (Wiryanto, 2006).

Kepuasan konsumen atau pelanggan ialah suatu bentuk perasaan seseorang

yang mendapatkan pengalaman kinerja atau hasil yang telah memenuhi harapannya.

Kepuasan merupakan suatu fungsi bertingkat secara relatif dari suatu harapan dan

hasil yang di terima. Seseorang akan memiliki pengalaman dalam satu atau tiga jenis

kepuasan, jika yang diperoleh melebihi dari hasil yang diharapkan, maka orang

tersebut akan memperoleh tingkat kepuasan yang tinggi, dan jika yang diterimanya

sesuai dengan apa yang diharapkan maka orang tersebut akan merasa puas dan jika

hasil yang diterimanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka orang tersebut

akan merasa kecewa (Marthen, 2006).

2.2.3 Dimensi Kepuasan

Menurut Azwar (2005), bahwa dimensi kepuasan dapat dibedakan menjadi dua

1. Kepuasan yang mengacu pada penerapan standar dan kode etik

profesi.

Kepuasan pemakai jasa kesehatan terbatas hanya pada kesesuaian dengan

standar serta kode etik profesi saja. Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai

pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan standar dan kode etik

dapat memuaskan pasien. Menurut Azwar, (2005), ukuran-ukuran yang

dimaksud pada dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien

mengenai.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

24

2. Hubungan tenaga pelayanan kesehatan posyandu –pasien

Terbinanya hubungan dokter atau perawat pasien yang baik adalah salah

satu dari kewajiban etik. Sangat diharapkan apabila perawat dapat dan bersedia

memberikan perhatian yang cukup kepada pasiennya secara pribadi. Menampung

dan mendengarkan segala keluhan, serta menjawab dan memberikan keterangan

yang sejelas-jelasnya tentang segala hal yang ingin diketahui oleh pasien.

a. Kenyamanan pelayanan

Kenyamanan yang dimaksud disini tidak hanya yang menyangkut

fasilitas yang disediakan, tetapi terpenting lagi menyangkut sikap serta

tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

b. Kebebasan melakukan pilihan

Suatu pelayanan kesehatan disebut bermutu bila kebebasan memilih ini

dapat diberikan dan karena itu harus dapat dilaksanakan oleh setiap

penyelenggara pelayanan kesehatan.

c. Pengetahuan dan kompetensi tekhnis

Suatu pelayanan kesehatan disebut semakin tinggi pengetahuan dan

kompetensi tekhnis tersebut, maka makin tinggi pula mutu pelayanan

kesehatan.

1) Efektifitas pelayanan

Makin efektif pelayanan kesehatan, makin tinggi pula mutu pelayanan

kesehatan.

2) Keamanan tindakan

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

25

Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, aspek

keamanan tindakan ini harus diperhatikan. Pelayanan kesehatan yang

membahayakan pasien bukanlah pelayanan yang baik dan karena itu

tidaklah boleh dilakukan.

d. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kesehatan.

1) Ketersediaan pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan dikatakan bermutu bila pelayanan kesehatan

tersebut tersedia di masyarakat.

2) Kewajaran pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan dikatakan bermutu bila pelayanan kesehatan

tersebut bersifat wajar dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan

yang dihadapi.

a) Kesinambungan pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan dikatakan bermutu, bila pelayanan

kesehatan tersebut bersifat berkesinambungan dalam arti tersedia

setiap saat baik menurut waktu, ataupun kebutuhan pelayanan

kesehatan.

b) Penerimaan pelayanan kesehatan.

Untuk dapat menjamin munculnya kepuasan yang terkait

dengan mutu pelayanan, maka pelayanan kesehatan tersebut harus

dapat diupayakan sehingga diterima oleh pemakai jasa pelayanan.

3) Ketercapaian pelayanan kesehatan.

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

26

Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat

tinggal tentu tidak mudah dicapai. Apabila keadaan ini sampai terjadi,

tentu tidak akan memuaskan pasien, maka disebut suatu pelayanan

kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh

pemakai jasa pelayanan kesehatan itu.

4) Keterjangkauan pelayanan kesehatan.

Menurut Azwar, (2005), keterjangkauan pelayanan kesehatan erat

hubungannya dengan kepuasan pasien dan kepuasan pasien

berhubungan dengan mutu pelayanan. Maka suatu pelayanan disebut

bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dijangkau oleh pemakai jasa

pelayanan kesehatan.

5) Efisiensi Pelayanan Kesehatan.

Menurut Azwar, (2005), puas atau tidaknya pemakai jasa pelayanan

mempunyai kaitan yang erat dengan baik atau tidaknya mutu pelayanan

maka suatu pelayanan kesehatan disebut bermutu apabila pelayanan

tersebut diselenggarakan secara efisien.

6) Mutu Pelayanan Kesehatan.

Mutu pelayanan kesehatan yang dimaksud disini adalah yang

menunjukkan pada kesembuhan penyakit serta keamanan tindakan, yang

apabila berhasil diwujudkan pasti akan memuaskan pasien, maka suatu

pelayanan kesehatan disebut bermutu apabila pelayanan tersebut dapat

menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan aman. (Azwar,

2005),

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

27

Donabedian, (2008), menyatakan bahwa mutu pelayanan adalah

meliputi interaksi antara pembeli pelayanan kesehatan, konstribusi klien

dalam pelayanan, kenyamanan pelayanan dan akses akses terhadap

fasilitas pelayanan.

Penilaian terhadap mutu pelayanan yang berkaitan dengan kepuasan

pasien dapat dilihat dalam lima dimensi yang coba dikembangkan oleh

(Parasuraman, 2007).

a) Tangibles (keadaan yang ada, kenyataan sarana yang ada).

Meliputi penampilan fisik, peralatan dan berbagai materi

komunikasi. Kelancaran pelayanan kesehatan posyandu dipengaruhi

oleh beberapa aspek antara lain adalah: sumber daya manusia yang

memadai baik kuantitas maupun kualitasnya, tersedianya berbagai

sumber atau fasilitas yang mendukung pencapaian kualitas

pelayanan yang diberikan, jasa pelayanan kesehatan diseluruh dunia

selalu kekurangan sumber daya. Diantara berbagai keperluan harus

diterapkan prioritas, dan keperluan harus disesuaikan dengan

sumber daya yang ada. Untuk itu harus dibuat perkiraan biaya

sebelum formulir pemesanan dilengkapi (Nurachmah, 2006).

b) Realibility (dapat dipercaya).

Yakni kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang

dijanjikan terpecaya dan akurat, konsisten dan kesesuaian

pelayanan. Pelayanan yang diberikan kepada pasien merupakan

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

28

bentuk pelayanan yang profesianal yang berfokus pada berbagai

kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien (Nurachmah, 2006).

c) Responsiveness (ketanggapan atau tanggung jawab)

Yakni kemauan para petugas kesehatan untuk membantu para

pasien dan memberikan pelayanan dengan cepat, serta

mendengarkan dan mengatasi keluhan yang diajukan pasien,

pasien dapat informasi secara lengkap dan jelas tentang kondisi

kesehatanny (Nurachmah, 2006).

d) Assurance (kepastian atau jaminan)

Mencakup kemampuan para petugas kesehatan untuk

menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang

telah dikemukakan kepada pelanggan. Bentuk pelayanan ini

sesungguhanya diberikan oleh para petugas kesehatan yang

memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian yang sesuai

dengan tuntutan perkembangan profesi yang ada. Seorang petugas

kesehatan harus mempunyai kemampuan yang cukup dalam

menjawab pertanyaan pasien, mampu memberikan kepercayaan

kepada pasien dan keluarga, mampu menjaga kesopanan dalam

memberikan pelayanan kesehatan.

e) Empathy (perhatian)

Kesediaan para petugas kesehatan untuk peduli memberikan

perhatian secara pribadi pada pasien Sundeen, (2005),

menyatakan. Empathy adalah memandang pasien melalui pasien

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

29

sendiri (internal), peka terhadap perasaan pasien saat ini, dapat

mengidentifikasi masalah pasien dan memberikan alternative

pemecahan pada pasien sesuai dengan ilmu dan pengalaman para

petugas kesehatan yang dimilikinya. Hubungan antara para

petugas dengan pasien adalah suatu bentuk hubungan terapiutik/

professional dan timbal balik yang bertujuan untuk meningkatkan

efektifitas hasil suatu tindakan melalui suatu proses pembinaan,

pemahaman tentang dua pihak yang sedang berhubungan

(Nurachmah 2006).

2.2.4 Mengukur mutu dan kepuasan

Menurut Ricart, (2007). Menyatakan bahwa terdapat berbagai jenis alat untuk

mengukur mutu dan kepuasan pelanggan, dan banyak di antaranya bisa difungsikan

secara bergantian. Meskipun demikian, ada seperangkat yang terdiri dari 7 alat dasar

untuk mengukur mutu. Alat tersebut adalah:

1. Lembar Periksa

Lembar periksa merupakan sebuah cara mudah untuk memahami

seberapa sering munculnya mutu yang buruk, atau terjadinya kepuasan dan

ketidakpuasan pelanggan. Dalam bentuk kolom–kolom alat ini dirancang untuk

mengidentifikasi berbagai peristiwa yang diteliti bersama dengan periode

waktunya. Kemudian, data dikumpulkan dalam masing-masing bidang kejadian

dan diberi tanda dalam kolom periode waktu. Kolom total digunakan untuk

menyimpulkan keseluruhan proses pengukuran.

2. Diagram Pareto

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

30

Bagan Pareto adalah grafik balok-balok vertikal yang membantu anda

mengidentifikasi mutu dan kepuasan pelanggan, menurut frekuensi kejadianya.

Grafik tersebut juga bisa membantu anda menentukan masalah-masalah apa

yang harus dipecahkan dan dalam urutan yang bagaimana. Dengan bagan

pareto, anda dengan mudah bisa melihat bagaimana masalah yang tampaknya

kecil bisa menyebabkan masalah besar, dan bagaiman kesalahan tersebut

menyita banyak perhatian anda. Bagan Pareto berdasarkan pada metode

pengumpulan data seperti pada lembar periksa, distribusi berulang, atau

observasi partisipasi.

Untuk menyusun bagan Pareto, pertama-tama anda harus

mengidentifikasi masalah yang akan dikaji, kemudian memutuskan unit

pengukuranya. Kumpulkan data dalam periode waktu tertentu, dan kemudian

gambarkan hasilnya dalam bentuk sebuah grafik menurut urutan prioritasnya

dengan pertama-tama menggambar masalah yang paling sering terjadi (tampak

dari balok yang paling tinggi) dan masalah-masalah yang muncul berikutnya.

Bagan tersebut memberikan bagaimana sebuah presentasi kecil aktifitas

(biasanya 20%) menyebabkan presentasi besar (biasanya 80%) masalah mutu.

Oleh karena itu, prinsip Pareto juga dikenal sebagai hokum 80/20, dan bagan

tersebut akan menjelaskan secara visual.

3. Histogram

Histogram juga bagan balok vertikal, seperti bagan pareto tetapi dengan

satu perbedaan mendasar. Histogram menunjukan informasi numerik mengenai

frekuensi distribusi data, sementara bagan pareto menjelaskan karakteristik

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

31

prodak, proses, atau jasa. Sebagai contoh, jika anda mencoba menggambarkan

secara grafis banyaknya jumlah hari-hari sakit karyawan dalam periode satu

tahun, anda perlu mengumpulkan data mengenai waktu sakit dalam format

lembar periksa. Kemudian, anda menyusun peringkat untuk data tersebut,

cukup dengan memilah jumlah hari sakit paling sedikit dengan jumlah hari sakit

paling banyak. Lalu tentukan berapa besarnya interval (kolom pada grafik

balok) yang anda inginkan untuk menunjukan data. Bagilah jumlah interval

kedalam peringkat untuk menentukan besarnya masing-masing interval. Jumlah

interval menentukan ukuran interval dan berapa jumlah data yang akan masuk

dalam interval tersebut. Berikutnya, tetapkan sekala yang akan anda gunakan

untuk poros vertikal (poros Y) dan kemudian setelah menggambarkannya

dalam histogram, hitunglah ukuran tendensi sentralnya.

4. Diagram Tebar (Diagram Korelasi)

Diagram tebar digunakan untuk memepelajari hubungan potensial antara

dua variabel. Diagram ini digunakan untuk menguji kemungkinan hubungan

korelasi. Jika terdapat hubungan, maka perubahan pada satu variabel akan

segera diikuti oleh perubahan variabel lainnya.

Untuk membuat diagram tebar, identifikasi dua variabel yang ingin di

kaji. Beri judul sumbu X dengan nama salah satu variabel dan sumbu Y dengan

nama variabel lainnya.Variabel yang di selidiki sebagai variabel yang

kemungkinan menjadi penyebab dalam hubungan tersebut biasanya di letakkan

pada sumbu X (horizontal).

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

32

Kumpulkan data dan buat masing-masing titik data. Lihat diagram dan

perhatikan bagaimana sebaran masing–masing titik pada grafik tersebut.

Semakin berdekatan titik-titik tersebut untuk membentuk garis lurus, maka

semakin kuat hubungan dua variabel tersebut. Lihatlah gambar hubungan

positif, hubungan negative, dan tidak ada hubungan.

Hubungan positif terjadi bila Y meningkat dan X meningkat pula: Grafik

berawal dari kiri bawah menuju kanan atas. Hubungan negative terjadi jika X

menurun sedang Y meningkat: grafik berawal dari kiri atas menuju kanan

bawah. Tidak ada hubungan terjadi jika titik tersebar ke seluruh bagianh grafik.

5. Diagram Sebab-Akibat

Diagram sebab-akibat juga dikenal sebagai diagram tulang ikan karena

bentuk tampilannya mirip kerangka tulang ikan. Bentuk paling sederhana dari

diagram ini adalah menemukan dampak final dan berusaha menentukan sebab-

sebabnya dengan cara memecah sebab-sebab tersebut kadalam berbagai

katagori. Kategori standar (penyebab utamanya) adalah tenaga kerja atau orang,

mesin atau peralatan, bahan atau pasokan, dan metode atau proses. Masing-

masing katagori tersebut diletakkan pada tulang atau tulang punggung sehingga

keseluruhan diagram tampak seperti kerangka tulang ikan.

6. Grafik, Run Chart dan bagan kembali

Semua grafik menggambarkan data pengukuran anda secara visual.

Mungkin anda sudah amat kenal dengan beberapa jenis grafik. Grafik balok

(baik vertikal maupun horizontal), bagan pie,Grafik garis, dan grafik balok

bertumpuk. Bagan pareto dan histogram juga merupakan jenis grafik. Fungsi

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

33

grafik menyajikan kepada pembaca sekumpulan data dalam bentuk gambar.

Run Chart adalah grafik garis. Run Chart merupakan koleksi poin-poin data

(pengukuran) dalam periode waktu tertentu yang di gambarkan dalam grafik,

anda juga bisa memasukkan sebuah garis lurus dalam bagan tersebut untuk

menggambarkan rata-rata keseluruhan data pengukuran. Bagan kendali

membantu anda menetapkan mutu tetapi tidak menemukan penyebab yang

mendasari proses tersebut (Untuk mengetahui anda harus menggunakan tehnik

lalin) bagan kontrol juga membantu anda menentukan besarnya variabilitas

yang terjadi dalam proses. Variabilitas bisa juga bersifat acak (sewaktu-waktu)

atau assignable. Variabilitas acak diharapkan muncul ketika proses berjalan

dalam batas kendali statistik. Penyebab acak selalu muncul, melekat dalam sifat

proses, tidak bisa di identifikasi atau dihilangkan, dan tidak mungkin untuk

mengendalikannya karena sifatnya tidak diketahui.

7. Stratifikasi

Stratifikasi adalah metode untuk membuat pengumpulan dan pelaporan

data pengumpulan lebih menjadi akurat. Adakalanya data itu sendiri menutupi

sumber data individual dari suatu data. Sebagai contoh, run chart

menggambarkan jumlah keseluruhan barang yang dikembalikan oleh pembeli.

Meskipun demikian, mungkin anda ingin mengetahui barang apa yang paling

banyak di kembalikan. Disinilah metode stratifikasi diperlukan. Pecahlah data

kedalam beberapa katagori, seperti jenis, lokasi, ukuran, departemen, jarak dan

sebagainya. Dengan Pembagian ini memungkinkan anda untuk menentukan

secara lebih jelas dan tepat bidang-bidang yang perlu diperbaiki mutunya.

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

34

Dari model yang coba dikembangkan oleh (Parasuraman, 2007), maka kualitas

pelayanan dapat diukur dengan membandingkan persepsi antara pelayanan yang

diharapkan dengan pelayanan yang diterima dan dirasakan oleh konsumen.

Apabila mutu pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai yang diharapkan,

maka kualitas pelayanan yang dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika kualitas

pelayanan yang diterima melampui harapan pelannggan, maka kualitas

pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika kualitas

pelayanan yang terima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas

pelayanan yang dipersepsikan buruk (Parasuraman, 2007). Dengan demikian

untuk mengukur baik buruknya suatu kualitas pelayana tergantung pada

kemampuan penyedia pelayanan kesehatan dalam memenuhi harapan

pelanggan secara efesien dan konsisten (Soejadi, 2006).

2.3 Konsep Dasar Posyandu

2.3.1 Pengertian Posyandu

Pengertian dasar posyandu adalah salah satu bentuk upaya Kesehatan Bersama

Daya Masyarakat, (UKMBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan. Dasar untuk mempercepat penurunan AKI dan

AKB pengertian (lanjut) UKBM wahana pemberdayaan masyarakat yang bentuk atas

dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan untuk masyarakat, dengan

bimbingan dari petugas puskesmas dan lintas sektor terkait pelayanan kesehatan dasar

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

35

pelayanan kesehatan yang mempercepat penurunan AKI dan AKB yang sekurang-

kurangnya mencakup 5 kegiatan yakni KIA, KB, imunisasi, gizi dan penanggulangan

diare pemberdayaan masyarakt adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non

intruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu

memanfaatkan potesi setempat (Yuni, 2014).

2.3.2 Kegiatan Pelayanan PosyanduPenimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan

khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan,

pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya

berada dibawah garis merah KMS (Yuni, 2014).1. Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.2. Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari

200 gram/bulan) dan anak yang berat badannya berada dibawah garis merah

KMS.3. Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu.4. Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu.

2.3.3 Pelayanan Tambahan Menurut Yuni, (2014), Pelayanan tambahan yang diberikan adalah:

1. Pelayanan bumil dan menyusui.2. Program pengembangan anak dini Usia (PAUD) yang diintegerasikan dengan

program bina keluarga balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.3. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan

sebagainya4. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.5. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.6. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.8. Program sarana air minum dan jabatan keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan

lingkungan pemukiman.9. Pemanfaatan pekarangan.10. Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.11. Kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

36

2.3.4 Manfaat Posyandu Menurut Yuni, (2014), manfaat posyandu yaitu: posyandu memberikan layanan

kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi, penanggulangan diare.a. Ibu: pemeliharaan kesehatan ibu diposyandu, pemeriksaan kehamilan nifas,

pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah

darah, imunisasi TT untuk ibu hamil.b. Pemberian vitamin A: pemberian vitamin A dosis tinggi pada bulan

Februari dan Agustus, akibat dari kurangnya vitamin A adalah menurunnya

daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

c. Penimbangan Balita:

Penimbangan balita dilakukan tiap bulan diposyandu penimbangan secara rutin

diposyandu untuk pemantauan pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang

kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status pertumbuhan

balita, apabila penyelenggaraan posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan dasar

pertumbuhan anak akan baik pula.

KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan

melihat gratis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat

diketahui status pertumbuhan anaknnya.

Kriteria berat badan balita di KMS:

1. Berat badan naik:

Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan bertambah

ke pita warna diatasnya.

2. Berat badan tidak naik:

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

37

Berat badannya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan bertambah

atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.

3. Berat badan dibawah garis merah

Merupakan awal tanda balita gizi buruk pemberian makanan tambahan atau

PMT, PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu.

4. Keluarga berencana

Pelayanan keluarga berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB,

dan suntik KB.

5. Imunisasi

Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam imunisasi

yang diberikan diposyandu adalah

a. BCG untuk mencegah penyakit TBC

Imunisasi BCG merupakan vaksin hidup yang memberikan

perlindungan terhadap penyakit TB BCG mempunyai kemampuan klinis

untuk mencegah tuber kolosis paru (berkisar dari 0-80%). (Cahyono, 2005).

Dosis yang diberikan untuk bayi kurang dari 1 tahun adalah 0,05 ml dan

anak untuk 0,10 mil. Imunisasi diberikan intrakutan di daerah insersi

muskulus deltoideus kanan. BCG tidak diberikan kepada penderita dengan

gangguan kekebalan (immuncompromised) seperti pada penderita leukimia,

penderita dalam pengobatan steroid jangka panjang dan penderita yang

terinveksi HIV (Julia, 2005).

b. DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

38

DPT merupakan vaksin yang mengandung tiga elemen, yaitu toksoid

corynebacterium diphtheria (difteri), bakteri bodetella partusis yang telah

dimatikan (seluru sel), dan toksoid clostridium tetani (tetanus). (Julia, 2005).

1) Toksid difteriToksisd difteri adalah toksin difteri diinaktifkan dengan

formaldehid dan diabsorbsi pada garam aluminium untuk menaikkan

antigenesitasnya2) Toksid Tetanus (TT)

Toksid tetanus adalah preparat toksin tetanus yang diinaktifkan

dengan formaldehid dan diabsorbsi pada garam aluminium untuk

meningkatkan antigenesitasnya. Wongetal (2009), menjelaskan bahwa

vaksin tetanus tersedia dalam dua bentuk yaitu vaksin tetanus toksid

imunoglobin tetanus (TIG) dan antioksin tetanus (biasanya dari serum

kuda).3) Vaksin pertutis

Ada dua jenis vaksin pertusis, yaitu vaksin seluruh sel, yaitu vaksin

yang mengandung seluruh bakteri pertusis yang dimatikan dengan

bahan kimia atau panas dan vaksin aseluler. Vaksin seluruh sel sering

mengakibatkan reaksi lokal dan demam.c. Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.

Ada dua jenis vaksin poliomiotis yaitu vaksin yang diberikan tipe

secara oral dan yang diberikan secara suntikan. Vasksin poliomiolitis oral

mengandung tipe tipe virus polio hidup yang dilemahkan. Karena harganya

yang murah, mudah pemberiannya, dapat menginduksi imunitas intestinal

dan berpotensi menginfeksi secara sekunder kontak rumah tangga dan

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

39

komonitas. Merekomendasikan pemberian vaksin polio trivalen sebagai

vaksin pilihan untuk pemberantasan poliomyelitis (Yulia, 2013).

d. Campak

Vaksin campak adalah preparat virus yang dilemahkan dan berasal dari

berbagai strain virus campak yang diisolasi pada tahun 1950. Vaksin

campak harus didinginkan pada suhu yang sesuai (2-8 C) karena sinar

matahari atau panas dapat membunuh virus vaksin campak, bila virus

vaksin mati sebelum disuntikan vaksin tersebut tidak akan mampu

menginduksi respon imun. Cara pemberian imunisasi campak melalui

subkutan atau intramuskuler dengan dosis 0,5cc (Hidayat, 2005).

Pemberian vaksin campak direkomendasikan usia 8-9 bulan. Pemberian

imunisasi campak ulangan dapat diberikan usia 6-7 tahun (Kelas satu SD)

(pusat promosi Kesehatan Depkes RI, 2009). Campak merupakan vaksin

virus yang dilemahkan. Setiap dosis mengandung tidak kurang dari 1000

infective unit virus train CAM 70 dan tidak lebih dari 100mcg residu

kanmycin dan 30 mcg residu erythromycin. Bentuk vaksin beku kering

harus dilarutkan dalam aquabides steril.

e. Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).

Ada dua tipe vaksin hepatitis B yang mengandung HbsAg (Hepatitis

B surface antigen, antigen permukaan virus hepatitis B) yaitu vaksin yang

berasal dari plasma dan vaksin rekombinan. Kedua vaksin ini aman dan

imunogenik walaupun diberikan pada saat lahir karena antibody anti

HbsAg tidak mengganggu respon terhadap vaksin. Pusat promosi

Page 35: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

40

kesehatan depkes RI (2009), menjelaskan bahwa pemberian imunisasi

hepatitis B pada bayi yang berusia 0-7 hari satu kali dan dilanjutkan

imunisasi DPT/HB pada usia 2,3 dan 4 bulan imuisasi tersebut diberikan

dengan cara intramuskuler dengan dosis 0,5cc. Hepatitis merupakan vaksin

virus rekombinan yang telah inactifkan dan bersifat non infectious, berasal

dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi.

1) Peningkatan Gizi dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita,

sangat tepat untuk meningkatkan gizi kulit. Peningkatan gizi balita di

posyandu yang dilakukan oleh kader berupa memberikan penyuluhan

tentang ASI, status gizi balita, MPASI, imunisasi, vitamin A, stimulasi

tumbuh kembag anak, diare balita.2) Peningkatan Diare

Penyediaan oralit di posyandu melakukan rujukan pada penderita diare

yang menunjukan tanda bahaya di puskesmas, memberikan

penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu.d. Waktu dan lokasi

Hari buka sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan tempat

menyelenggarakan dilokasi yang mudah dijangkau, atau tempat khusus

yang dibangun secara swadaya dan disebut Wisma posyandu.

Menurut Effendy, (2006), dalam pelaksanaan posyandu di lapangan dapat

dilakukan dengan menggunakan sistem lima meja yang dapat di uraikan sebagai

berikut.

1. Meja 1 meliputi:

a. Pendaftaran

Page 36: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

41

b. Pencatatan bayi

c. Pencatatan balita

d. Pencatatan ibu hamil

e. Pencatatan ibu menyusui

f. Pencatatan pasangan usia subur

2. Meja 2 meliputi:

a. Penimbangan balita

b. Penimbangan ibu hamil

3. Meja 3 meliputi:

a. Pengisian KMS

4. Meja 4 meliputi:

a. Mengenal balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan naik atau tida,

diikuti dengan pemberian makanan tambahan, oralit dan vitamin A dosis

tinggi.

b. Terhadap ibu hamil dengan resiko tinggi, diikuti dengan pemberian tablet besi

c. Terhadap pasangan usia subur agar menjadi peserta KB lestari diikuti dengan

pemberian kondom serta pil.

5. Meja 5 meliputi:

Pelayanan KIA, KB, imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai

dengan kebutuhan setempat.

Dari keterangan di atas di jelaskan untuk meja 1 dan 2 di lakukan oleh kader

kemuadian meja 3, 4 dan 5 di lakukan oleh petugas kesehatan puskesmas

(bidan/perawat)

Page 37: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

42

2.3.5 Persyaratan Posyandu

ada beberapa persyaratan posyandu

1. Penduduk RT paling sedikit 100 orang penduduk.

2. Terdiri dari 120 kepala keluarga.

3. Di sesuaikan dengan kemampuan petugas.

4. Jarak antara kelompok , jumlah KK dalam satu tempat atau kelompok tidak

jauh (Effendy, 2006).

2.3.6 Penyelenggara

1. Pelaksana kegiatan

Adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan

setempat di bawah bimbingan puskesmas.

2. Pengelola posyandu

Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader

PKK, tokoh masyarakat formal dan informasi serta kader kesehatan yang ada di

wilayah tersebut (Effendy, 2006).

2.4 Hubungan Antara Kinerja Petugas Kesehatan Dengan Tingkat Kepuasan

Ibu Balita Pengguna Posyandu.Kinerja merupakan catatan keluaran hasil pada suatu fungsi jabatan

atau seluruh aktivitas kerja dalam periode tertentu. Kinerja juga merupakan

kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang

dikerjakan. Seseorang memiliki kemampuan, kemauan, usaha serta

dukungan dari lingkungan sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Kemampuan dan usaha akan menghasilkan motivasi, kemudian setelah ada

Page 38: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

43

motivasi seseorang akan menampilkan perilaku untuk bekerja (Nasution,

2005). Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau

kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor

untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Pabundu,

2006). Keberhasilan individu atau organisasi dalam mencapai target atau

sasaran tersebut merupakan kinerja. Kinerja adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam

melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti

standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan

terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai, 2005).Tingkat kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara

penampilan yang dirasakan dan harapan. Ada tiga tingkat kepuasan, bila

penampilan kurang dari harapan, pelanggan tidak dipuaskan. Bila

penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan puas. Apabila

penampilan melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang. Kotler,

(2007).Kepuasan pasien adalah tingkat kepuasan pelayanan pasien dari

persepsi pasien atau keluarga terdekat. Kepuasan akan tercapai apabila

diperoleh hasil yang optimal, bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan

memperhatikan kemampuan pasien atau keluarganya. Ada perhatian

terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik, dan tanggap atau

memprioritaskan kebutuhan pasien, sehingga tercapai keseimbangan yang

sebaik baiknya, antara tingkat rasa puas atau hasil serta jerih payah yang

harus dialami guna memperoleh hasil tersebut (Soejadi, 2006).

Page 39: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 … 2.pdf · 2019. 9. 30. · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Dasar Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan catatan

44

Berdasarkan dua konsep di atas dijelaskan bahwa serangkaian

kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat dan bidan akan

selalu dinilai oleh setiap pasien, kemudian tingkat kepuasan pelayanan

pasien dari persepsi pasien atau keluarga akan tercapai apabila diperoleh

hasil yang optimal, bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan

memperhatikan kemampuan pasien atau keluarganya, sehingga akan

tercapai keselarasan antara pelayanan kesehatan dan pasien. Jadi untuk

mencapai kinerja pelayanan kesehatan yang baik dan tingkat kepuasan

pasien, petugas kesehatan (bidan/perawat) harus memperhatikan semua

pelayanan yang telah diberikan dan tingkat kepuasan terhadap pelayanan

kesehatan yang sudah diberikan.