46
7 BAB 2 Landasan Teori 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Definisi Planetarium dan Observatorim Planetarium adalah gedung teater untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan benda-benda langit. Atap gedung biasanya berbentuk kubah setengah lingkaran. Di Planetarium penonton dapat belajar mengenai pergerakan benda-benda langit di malam hari dari berbagai tempat di bumi dan sejarah alam semesta. (planetariumjkt.com) Planetarium adalah ruang pertunjukan simulasi langit. Kondisi di dalamnya mirip seperti bioskop, terdapat sebuah layar dan proyektor yang akan menampilkan gambar di layar. Bedanya, proyektor terdapat di ruang yang sama dengan pengunjung dan layarnya berbentuk setengah bola serta terletak di langit – langit ruangan. (duniaastronomi.com) Planetarium adalah bangunan yang dilengkapi dengan alat-alat untuk memperagakan posisi dengan gerak benda langit. Letak dan gerak berbagai benda langit seperti bintang, planet, bulan, dan matahari di proyeksikan ke atap berbentuk kubah oleh suatu proyektor khusus. Penonton duduk dibawahnya merasa seolah-olah berada di tempat terbuka dan melihat langit malam yang bertaburan bintang. Pertunjukkan disuatu planetarium disertai ceramah astronomi disertai peragaannya. (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990) Planetarium adalah sebuah ruang dengan sebuah alat proyeksi yang secara akurat menggambarkan bintang-bintang dan planet-planet di setiap waktu baik masa lalu, masa sekarang maupun masa yang akan datang dari bagian bumi atau angkasa manapun. Planetarium merupakan tempat yang dirancang khusus, berkubah dan dilengkapi dengan peralatan optikal-mekanik untuk memperagakan suatu pertunjukkan tentang luar angkasa untuk tujuan pendidikan. Observatorium adalah peralatan astronomi yang digunakan untuk mengamati angkasa, bintang, hingga tata surya. Dewasa ini, perkembangan observatorium ini sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Ribuan tahun yang lalu, para astronom mungkin menggunakan piramid di Mesir dan menara serta kuil di Babilonia untuk membantuk mereka mempelajari matahari, bulan, dan bintang. Seiring berjalannya

BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

  • Upload
    hathu

  • View
    251

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

7

BAB 2

Landasan Teori

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Definisi Planetarium dan Observatorim

Planetarium adalah gedung teater untuk memperagakan simulasi susunan

bintang dan benda-benda langit. Atap gedung biasanya berbentuk kubah setengah

lingkaran. Di Planetarium penonton dapat belajar mengenai pergerakan benda-benda

langit di malam hari dari berbagai tempat di bumi dan sejarah alam semesta.

(planetariumjkt.com)

Planetarium adalah ruang pertunjukan simulasi langit. Kondisi di dalamnya

mirip seperti bioskop, terdapat sebuah layar dan proyektor yang akan menampilkan

gambar di layar. Bedanya, proyektor terdapat di ruang yang sama dengan

pengunjung dan layarnya berbentuk setengah bola serta terletak di langit – langit

ruangan. (duniaastronomi.com)

Planetarium adalah bangunan yang dilengkapi dengan alat-alat untuk

memperagakan posisi dengan gerak benda langit. Letak dan gerak berbagai benda

langit seperti bintang, planet, bulan, dan matahari di proyeksikan ke atap berbentuk

kubah oleh suatu proyektor khusus. Penonton duduk dibawahnya merasa seolah-olah

berada di tempat terbuka dan melihat langit malam yang bertaburan bintang.

Pertunjukkan disuatu planetarium disertai ceramah astronomi disertai peragaannya.

(Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990)

Planetarium adalah sebuah ruang dengan sebuah alat proyeksi yang secara

akurat menggambarkan bintang-bintang dan planet-planet di setiap waktu baik masa

lalu, masa sekarang maupun masa yang akan datang dari bagian bumi atau angkasa

manapun. Planetarium merupakan tempat yang dirancang khusus, berkubah dan

dilengkapi dengan peralatan optikal-mekanik untuk memperagakan suatu

pertunjukkan tentang luar angkasa untuk tujuan pendidikan.

Observatorium adalah peralatan astronomi yang digunakan untuk mengamati

angkasa, bintang, hingga tata surya. Dewasa ini, perkembangan observatorium ini

sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Ribuan tahun yang lalu, para astronom

mungkin menggunakan piramid di Mesir dan menara serta kuil di Babilonia untuk

membantuk mereka mempelajari matahari, bulan, dan bintang. Seiring berjalannya

Page 2: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

8

waktu, peralatan astronomi mulai berkembang, dan setelah peralatan itu semakin

besar dan banyak, observatorium dibangun untuk menyimpan peralatan tersebut.

Beberapa observatorium dibangun lebih dari seribu tahun yang lalu.

(artikelbahasaindonesia.org)

Observatorium adalah sebuah lokasi dengan perlengkapan yang diletakan

secara permanen agar dapat melihat langit dan peristiwa yang berhubungan dengan

angkasa. Menurut sejarah, observatorium bisa sederhana sextant (untuk mengukur

jarak di antara bintang) sampai sekompleks Stonehenge (untuk mengukur musim

lewat posisi matahari terbit dan terbenam). Observatorium modern biasanya berisi

satu atau lebih teleskop yang terpasang secara permanen yang berada dalam gedung

kubah yang berputar atau yang dapat dilepaskan. Dalam dua dasawarsa terakhir,

banyak observatorium luar angkasa sudah diluncurkan. (planetariumjkt.com)

Observatorium adalah peralatan astronomi yang digunakan untuk mengamati

angkasa, bintang, hingga tata surya. Dewasa ini, perkembangan observatorium

semakin berkembang dan memiliki perlatan yang canggih. Sebuah observatorium

harus dibangun di tempat yang tepat, di daerah dengan suhu dan cuaca yang baik.

Observatorium juga harus jauh dari lampu-lampu kota yang membuat langit terlalu

terang untuk mendapatkan pengamatan yang baik. (Iklan Pos, 2014)

2.1.2 Sejarah Umum Planetarium

Lahirnya planetarium didorong oleh keinginan dari diri manusia yang

senantiasa mencari tahu dan memahami hakikat kehidupan ini. Sejarah mencatat

bahwa manusia sudah mulai memperhatikan benda-benda langit dengan karakternya

masing-masing sejak beberapa ratus tahun sebelum masehi atau ribuan tahun dari

sekarang. Pada waktu itu manusia telah mencoba membedakan benda-benda langit

satu dengan lainnya. Manusia juga telah mengamati pergerakan benda-benda langit.

Sejarah dibuatnya sebuah planetarium dimulai sejak abad ke 17, yakni

seorang bangsawan bernama Frederick III of Holstein-Gottorp memesan sebuah

globe khusus kepada Adam Olearius dan disempurnakan oleh Andreas Bosch.

Kurang lebih 10 tahun pembuatan, yakni dari tahun 1654 sampai 1664 pembuatan

globe pesanan itu dibuat dan diberi nama dengan sebutan “Globe of Gottorf”. Globe

ini merupakan cikal bakal planetarium pertama di dunia, dimana bagian utama dari

globe atau planetarium ini adalah bulatan cekung terbuat dari tembaga dengan

diameter sekitar 3,1 meter. Ilustrasi mengenai rasi bintang terlukis di permukaan

Page 3: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

9

buatan tersebut. Untuk bintangnya, digunakan bulatan kecil dan tembaga yang

dilapisi emas. Cahaya dari lampu minyak yang diletakan di tengah akan membuat

bintang bersinar.

Gambar 2.1 Globe of Gottorf

Sumber : openbuildings.com

Sedangkan di abad ke 18, yakni di tahun 1744, telah dibuat planetarium

mekanika bernama Eise Eisinga’s Planetarium di kota Franeker Friesland Belanda

oleh Seorang Astronom amatir asal Belanda bernama Rise Jeltes Eisinga.

Planetarium yang sering disebut dengan sebutan “orrey” ini dibangung dari tahun

1774 sampai tahun 1781 dan mendapatkan pengakuan dan pujian dari Raja William I

dan Pangeran Frederik dari kerajaan Belanda, hingga akhirnya pada tahun 1818

planetarium atau orrey tersebut diserahkan ke kerajaan Belanda.

Sementara di abad ke 19, yakni ditahun 1912, seorang geografiwan bernama

Wallace Qalter Atwood membuat globe dengan melubangi globe-nya dengan 692

lubang. Hal ini dilakukan untuk membuat simulasi bintang-bintang berdasarkan

magnitude kecil sedangkan untuk mensimulasikan matahari didalam globe ini

dipasang sebuah bola lampu bergerak. Globe ini diberinama dengan sebutan

“Atwood Globe”. Sekarang Atwood Globe dipamerkan di Planetarium Chicago,

USA.

Dari ketiga globe tersebut merupakan asal mula sebuah planetarium sebagai

alat peraga mekanik untuk memperlihatkan pergerakan benda-benda langit seperti

bintang, planet, bulan, dan matahari. Hingga pada awal abad ke 20, planetarium

mulai berintegrasi dari jenis mekanik menjadi jenis modern yakni dengan

menggunakan teknologi proyektor.

Planetarium kuno pertama adalah alat peraga atau model miniatur tata surya

dengan menggunakan mesin mekanik, hasil karya tinggi dari tangan pembuat arloji.

Alat peraga tersebut memang dibuat untuk mengenal waktu, dengan membuat peraga

Page 4: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

10

benda-benda langit yang bergerak yang dapat dijadikan acuan waktu astronomis.

Dari sinilah cikal bakal planetarium. (planetariumsclob.org)

Seiring berkembangnya zaman, Planetarium mulai menggunakan proyektor

yang bermula dari ide pertama yang diajukan oleh pendiri Museum Deutsches

bernama Oskor von Mi Iler pada tahun 1913 dan proyektor planetarium yang

pertama dibuat pada tahun 1919 berdasarkan ide Walther Bauersfel dan Carl Zeiss

Company. Pada bulan Agustus 1923, proyektor pertama diberi nama Model I

dipasang di pabrik Carl Zeiss di Jena.

Pada bulan mei 1925 proyektor tersebut dipasang secara permanen di

Museum Jerman, Munich. Masyarakat yang menyaksikan pertunjukan perdananya

dibuat sangat terpukau. Planetarium pertama ini sempat hancur dalam Perang Dunia

II, tetapi pada tahun 1950-an dibangun kembali. Setelah Perang Dunia II berakhir,

popularitas planetarium meningkat. Negara – negara di dunia mulai membangun

planetarium seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang. Terdapat lebih dari 3.300

planetarium di seluruh dunia (data Maret 2008) dengan total 110 juta penonton.

Perhitungan tersebut belum termasuk planetarium mini milik sekolah. Amerika

serikat merupakan negara yang memiliki planetarium terbanyak di dunia, dengan

jumlah lebih dari 1.500 planetarium. Sedangkan terdapat 450 planetarium di Eropa.

Gedung planetarium tersebut umumnya dikelola oleh lembaga pendidikan atau

museum. (korananakindonesia.com)

2.1.3 Tinjauan Planetarium

Planetarium adalah gedung teater yang berfungsi untuk memperagakan

simulasi susunan bintang dan benda-benda langit lainnya. Atap gedung planetarium

berbentuk kubah setengah lingkaran. Di planetarium pengunjung bisa belajar

mengenai pergerakan benda-benda langit di malam hari dari berbagai tempat di bumi

dan pengetahuan tentang alam semesta. Kubah planetarium tidak dapat dibuka untuk

meneropong bintang, beda hal nya dengan observatorium, dimana kubah dapat di

buka. Ditinjau dari fungsi pelayanannya, planetarium dapat di bedakan menjadi dua

jenis, antara lain :

1) Planetarium Khusus

Planetarium khusus adalah planetarium yang digunakan untuk edukasi

dan hanya untuk penelitian saja. Seperti untuk sekolah-sekolah umum,

universitas, dan sekolah latihan militer angkatan udara maupun laut.

Page 5: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

11

2) Planetarium Umum

Planetarium umum adalah planetarium yang terbuka untuk masyarakat

umum, tujuannya mendidik dan menghibur secara informatif.

Pertunjukan dan program yang terdapat planetarium jenis ini lebih

menarik serta fasilitas penunjang lebih lengkap. Planetarium jenis ini

dibedakan menjadi dua jenis, yakni :

• Planetarium formal, yaitu planetarium yang memiliki pengelolaan

tersendiri walaupun bergabung dengan fasilitas lain dan hubungannya

saling menunjang satu sama lain.

• Planetarium pelengkap, planetarium ini merupakan bagian dari

science centre atau museum yang berfungsi untuk menarik

pengunjung.

2.1.4 Mekanisme Planetarium

Proyektor yang terdapat pada planetarium dapat memperlihatkan langit yang

begitu luas yang terlihat dari bumi. Mesin yang terdapat pada planetarium ini

dikendalikan oleh sistem mesin motor dan sistem roda gigi sehingga dapat

menggerakan proyeksi bintang dan tata surya. Setiap planetarium dapat menunjukan

empat gerakan dasar yaitu gerakan harian, gerakan tahunan, pergerseran waktu, dan

gerak garis lintang. (Ilmu Pengetahuan Populer, 2005)

Proyektor Planetarium umumnya diletakkan di tengah ruangan. Proyektor

dapat memperagakan pergerakan benda-benda langit sesuai dengan waktu dan lokasi.

Gambar 2.2 Zeiss Projector

Sumber : en.wikipedia.org

Page 6: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

12

Proyektor pada ruang pertunjukan planetarium memiliki desain dasar dengan

tiga komponen utama, yakni :

a) Sistem Proyeksi Planet

Planet – planet diproyeksikan melalui sistem analog mekanikal. Analog

mekanikal adalah model miniature dari karakteristik orbit planet-planet

dimana satu analog untuk setiap proyektor planet, lalu selain itu analog

mekanikal juga merupakan model miniature dari karakteristik bumi,

matahari, dan posisi planet yang secara mekanis ditampilkan. Operator

dapat memilih dari sudut pandang bumi maupun sudut pandang matahari

untuk menampilkan gerakan planet yang diproyeksikan ke layar.

b) Lampu Bintang

Memproyeksikan bintang-bintang yang terdapat di angkasa. Lampu

bintang adalah sebuah alat yang dapat menghasilkan titik-titik intensitas

sumber cahaya yang paling kecil. Cahaya di fokuskan melalui ribuan

lensa individual dan lubang-lubang kecil yang di proyeksikan ke kubah.

c) Penggunaan Komputer

Penggunaan komputer pada komponen utama ini adalah untuk

menyambungkan tiga jenis gerakan sumbu yang memungkinkan operator

untuk memutar bola langit pada titik manapun yang memungkinkan

observasi langit dari planet apapun dalam tata surya atau dari titik

manapun di antariksa. Sistem ini memperagakan sudut pandang normal

bumi ke langit melalui konsep Galileo atau Copernicus dan mengatur

keseluruhan gerakan.

Pertunjukan teater bintang berlangsung dengan diiringi music, kursi memiliki

sandaran yang bisa direbahkan agar penonton dapat melihat ke layar di bagian dalam

langit-langit kubah.

Layar memiliki bentuk setengah lingkaran dan biasanya disusun dari panel

alumunium. Terdapat tiga jenis gerakan sumbu yang dapat diakomodasi oleh

planetarium, yakni :

a) Sumbu Pertama

Merupakan sumbu vertikal yang merespon gerakan rotasi bumi terhadap

sumbunya. Proyektor merotasikan sumbu ini untuk menggambarkan

terbit dan tenggelamnya matahari, bulan, dan bintang dilihat dari bumi.

Page 7: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

13

b) Sumbu Kedua

Merupakan sumbu yang memiliki sudut 23,5o terhadap sumbu pertama

yang menggambarkan sumbu ekliptik yang merupakan perpanjangan dari

orbit bumi.

c) Sumbu Ketiga

Merupakan sumbu horizontal dari perpanjangan sumbu pertama. Rotasi

seputar sumbu dapat menggambarkan langit malam sebagaimana yang

terlihat oleh para pengamat pada ketinggian berapapun di bagian utara

atau selatan bumi.

Gerak harian adalah perputaran langit di sekeliling kutub langit.

Menggambarkan tentang perputaran harian bumi pada sumbunya. Dasarnya, bumi

berputar satu kali setiap 24 jam, dengan planetarium dapat diperlihatkan perputaran

bumi dalam waktu 30 detik yang dilakukan oleh operator planetarium.

Gambar 2.3 Tampak Potongan Planetarium

Sumber : Ilmu Pengetahuan Populer

Gerak tahunan merupakan gerak berbagai macam planet dan bulan pada saat

mengelilingi matahari. Dengan dikendalikan oleh operator planetarium, gerak

tahunan ini dapat melalui lintasan setahun dalam waktu satu menit dan dapat

memilih hari apapun dari tahun yang diketahui untuk diperlihatkan di layar

planetarium.

Gerak garis lintang merupakan perputaran pada sumbu horizontal timur dan

barat. Operator planetarium dapat menempatkan bagian bumi di kota apapun,

misalnya kota New Tork, Meksiko, dan lainnya sebagai posisi tempat untuk melihat

Page 8: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

14

langit. Hal ini dapat diselesaikan dalam satu menit (Ilmu Pengetahuan Populer,

2005).

2.1.5 Peralatan Planetarium

Proyektor planetarium di produksi dengan berbagai macam jenis, setiap

proyektor mempunyai kekuatan fokus tertentu yang akan mempengaruhi besaran

kbuah layar. Jenis-jenis proyektor antara lain :

a) Jenis kecil, digunakan untuk besar layar dengan diameter 6 m, 8 m, 15 m,

dengan kapasitas 30-90 orang.

b) Jenis sedang, digunakan untuk besar layar dengan diameter 12.5 m, 15

m, dengan kapasitas 120-300 orang.

c) Jenis besar, digunakan untuk besar layar dengan diameter 20 m, 23 m, 25

m, dengan kapasitas 25-600 orang.

Besar kubah layar mempengauhi besar kapasitas penonton yang dapat

ditampung, walaupun hal ini dipengaruhi oleh susunan kursi dan pemilihan sistem

lantai. Selain proyektor, terdapat peralatan lain yang ada di dalam planetarium, yakni

a) Proyektor utama, merupakan instrumen proyektor utama terdiri dari

sistem lensa, lampu dengan daya besar, dan motor penggerak yang

dirancang untuk menempatkan posisi bintang, planet, matahari, dan

bulan. Proyektor diletakkan dibawah dan tidak terhalang oleh apapun.

Persyaratan teknis proyektor antara lain :

• Di simpan dalam ruang bebas debu

• Kelembaban tidak boleh lebih dari 70%

• Suhu ruang berkisar 150 C – 30o C

b) Proyektor pembantu. Letaknya diletakan di sekitar proyektor utama.

Proyektor ini terdiri dari :

• Proyektor shooting star

• Proyektor pelangi

• Proyektor komet

• Proyektor panorama

• Proyektor efek

• Proyektor slide

Page 9: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

15

2.1.6 Sejarah Umum Observatorium

Terdapat berbagai macam observatorium, beberapa diantaranya adalah

observatorium magnetik berhubungan dengan magnetism bumi dan observatorium

seismologi berhubungan dengan gempa bumi.

Buku rekor dunia, Guinness Book of World Records pada tahun 1982

menyatakan bahwa Cheomseongdae di Gyeongju, Korea Selatan adalah bangunan

observatorium astronomi tertua yang masih berdiri di dunia. International Council of

Monuments and Sites (ICOSMOS), bagian dari IAU menyatakan Cheomseongdae

Silla adalah Observatorium tertua di Asia Timur.

Cheomseongdae Silla dibangun pada masa pemerintahan ratu Seondeok (633-

647 M). Beberapa sumber yang berupa karya sastra menyebutkan Cheomseongdae

digunakan untuk mengamati rasi bintang dan pergerakan matahari.

Observatorium astronomi adalah stasiun sebuah atau sekelompok bangunan

guna penelitian tentang langit. Observatorium dilengkapi dengan teleskop dan

berbagai alat lainnya yang digunakan para ahli astronomi bekerja. Stasiun ini sering

disebut dengan sebutan “observatorium”, namun demikian kata “astronomi” harus

terdapat di dalamnya, mengingat banyaknya macam observatorium (Ilmu

Pengetahuan Populer Jilid I, 2005)

2.17 Persyaratan Umum Observatorium

Persyaratan umum untuk sebuah observatorium optic yang harus dipenuhi

antara lain :

1) Keadaan Awan (Minimum Cloud Cover)

Data yang akurat dan cepat tentang keadaan dan sifar awan suatu wilayah

sekarang dengan mudah dapat diperoleh dengan memanfaatkan hasil

pemotretan satelit-satelit cuaca. Semakin banyak hari terang, maka

daerah tersebut semakin baik karena semakin banyak waktu yang dapat

digunakan untuk pengamatan.

2) Transparansi (High Transparency)

Penyebab utama berkurangnya kejernihan langit adalah debu dan aerosol.

Untuk menghindari hal ini, lokasi harus terletak berjauhan dari sumber-

sumber polusi atmosfir, seperti perkotaan atau padang pasir. Juga harus

pula mempertimbangkan arah angina yang kuat agar tidak berada pada

Page 10: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

16

daerah dengan kecepatan angin melebihi 50 knot. Kondisi harus baik dan

tidak terjadi penyimpangan berkas cahaya melalui atmosfir.

3) Terang langit

Daerah harus bebas dari polusi cahaya buatan, terang langit hanya boleh

dipengaruhi oleh bintang lemah latar belakang dan air glow lapisan luar

angkasa.

4) Ketinggian lokasi

Lokasi harus berada lebih tinggi daripada daerah sekitarnya, minimal 900

meter dari permukaan air laut. Untuk menghindari polusi debu dan

cahaya sehingga dapat melakukan pengamatan lebih banyak.

5) Keadaan Angin

Kecepatan angina maksimum yang diizinkan adalah 50 m/detik.

6) Temperatur

Perbedaan temperature yang terjadi antara temperature maksimum dan

minimum dalam suatu hari tidak boleh lebih dari 8o C.

7) Kondisi Tanah

Tanah harus stabil dimana tidak boleh terjadi gempa bumi yang kuat.

8) Lokasi

Lokasi observatorium harus mempunyai jarak minimal 20 km dari kota

besar yang terdekat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari cahaya

yang dipancarkan kota pada malamm hari yang pasti akan mengganggu

akurasi penelitian yang membutuhkan langit yang benar-benar gelap.

2.1.8 Fungsi Planetarium dan Observatorium

Planetarium dan Observatorium memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Planetarium sebagai wahana edukasi

Planetarium merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menambah

wawasan yang sangat luas kepada pengunjung khususnya bidang ilmu

pengetahuan astronomi, karena pertunjukan planetarium yang sering

disebut juga Teater Bintang menyajikan berbagai macam peristiwa alam

jagat raya. Dalam teater, pengunjung diajak mengembara ke berbagai

tempat di jagad raya yang sangat luas dan menakjubkan.

Page 11: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

17

2) Planetarium sebagai sarana hiburan,

Planetarium merupakan alternatif sarana hiburan bagi masyarakat umum,

hal ini ditandai dengan menjadikan planetarium sebagai salah satu

alternatif tempat rekreasi keluarga. Selain berperan sebagai wahana

edukasi, planetarium juga berperan sebagai wahana rekreasi untuk para

orang tua terhadap anaknya. Planetarium juga masuk dalam program

pariwisata setiap negara, guna membantu devisa negara, walaupun ruang

lingkupnya masih kecil.

3) Sebagai tempat penelitian atau pengamatan

Observatorium berperan sebagai lembaga ilmiah yang bukan hanya

menjadi tempat berpikir dan bekerja para astronom professional, tetapi

juga merupakan tempat bagi masyarakat untuk mengenal dan menghargai

sains. Dalam perjalanan penelitiannya, seringkali sebuag observatorium

melahirkan berbagai macam temuan baru di dunia astronomi secara

khususnya, dan dalam ilmu pengetahuan secara umum. (astronomi-

id.blogspot.com)

2.1.9 Pameran

Pameran adalah salah satu cara mengkomunikasikan koleksi kepada

masyarakat dan merupakan tugas pokok museum umum ataupun museum khusus.

2.1.9.1 Sistematis Pameran

Terdapat beberapa sistem untuk menyajikan koleksi dalam pameran yaitu

menurut kronologis, fungsi, jenis, materi, dan tempat asal.

Berdasarkan fungsi; yaitu koleksi pameran yang dipamerkan, ditata

berdasarkan kegunaan (fungsi) dari benda koleksi. Berdasarkan jenis; benda-benda

koleksi yang dipamerkan disusun berdasarkan jenis tertentu. Berdasarkan materi;

penyusunan benda koleksi yang dipamerkan berdasarkan materi objek benda

tersebut. Missal, pameran benda yang terdiri dari bahan besi, bahan kayu, perak, dan

sebagainya.dan sistematis pameran yang terakhir yaitu berdasarkan tempat asal atau

geografis, yaitu benda-benda koleksi disusun berdasarkan tempat asal benda.

(Udansyah, 1981 : 16)

Page 12: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

18

2.1.9.2 Prinsip-prinsip Desain Modern Tata Pameran

Terdapat tiga faktor penting sebagai prinsip untuk mengadakan sebuah

pameran yaitu faktor koleksi, faktor pengunjung, dan faktor sarana pameran. Ketiga

faktor ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisakan.

a) Faktor Koleksi

Koleksi yang dipamerkan, hendaknya dapat ditampilkan secara utuh,

sehingga dapat memiliki nilai yang berkesan tinggi dan memiliki nilai

keindahan benda. Benda koleksi harus diseleksi terlebih dahulu agar tidak

terlalu banyak hingga menimbulkan kesan penuh dalam ruang. Tata pameran

yang sederhana dapat menaikkan nilai benda koleksi yang dipamerkan. Harus

dihindari adanya unsur dekorasi ataupun unsur-unsur lain yang lebih dominan

dari penampilan benda koleksi itu sendiri yang mungkin akan mengganggu

konsentrasi pengunjung.

Disamping faktor keindahan dan nilai benda terdapat satu hal yang harus

diperhatikan, dan hal ini biasanya kurang dapat perharian dari penyelenggara

pameran, yaitu faktor perlindungan dan kebersihan benda koleksi. Koleksi

harus dibersihkan dari kotoran, apabila rusak harus diperbaiki dahulu sebelum

dipamerkan.

b) Faktor Pengunjung

Pameran harus dapat memuaskan dan menyenangkan pengunjung,

suasana pameran harus dapat memberikan pengarahan kepada pengunjung

serta tata ruang pameran juga harus memberikan kebebasan bergerak untuk

pengunjung dalam ruang pameran. Oleh sebab itu, dalam penyusunan lemari

pajang (vitrine) maupun papan panel, harus diatur sedemikian rupa sehingga

ruang pameran memberikan kesan cukup luas dan pengunjung tidak merasa

sempit dalam ruang.

Gambar 2.4 Penyajian Menarik Perhatian Pengunjung

Sumber: Pedoman Tata Pameran di Museum

Page 13: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

19

Pengunjung yang hadir di dalam ruang harus merasa nyaman agar dapat

menikmati dan menghayati isi pameran yang disajikan dengan tenang. Harus

di hindari adanya gangguan bising, gangguan udara yang terlalu panas

maupun terlalu dingin, gangguan cahaya lampu yang menyilaukan

penglihatan sehingga pengunjung sulit untuk mengamati benda yang

dipamerkan. Pameran harus mudah dimengerti. Penataan pameran dan

koleksi harus sistematis dan logis. Dalam factor ini, harus diperhatikan bahwa

pengunjung yang dating berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda-

beda dan dari lingkungan yang berbeda-beda, oleh sebab itu ruang pameran

harus dapat melayani semua pengunjung.

c) Faktor Sarana

Penggantian koleksi pameran secara teratur sangat penting sebagai salah

satu daya tarik pengunjung. Hal ini perlu diciptakan sistem tata pameran yang

memungkinkan untuk melakukan perubahan-perubahan koleksi tersebut.

Apabila sukar dilakukan, besar kemungkinan vitrine yang tersedia

dipameran-tetap atau sulit di ubah. (Udansyah, 1981 : 9-11)

2.1.9.3 Penataan Pameran

Pada umumnya, pengunjung memiliki kelemahan fisik, kelelahan tubuh,

kepenatan mata, dan perasaan bosan akan sesuatu yang monoton. Penataan benda

koleksi dengan susunan yang serupa pada setiap vitrine akan membuat pengunjung

bosan. Akan lebih baik jika dibuat susunan benda koleksi yang bervariasi dan

menghindari susunan benda koleksi yang diulang-ulang (monotone). akan lebih baik

adanya variasi warna pada penataan pameran.

Dalam penataan benda di pameran, pengaturan benda hendaknya dibagi

menjadi beberapa kelompok, misalnya pada vitrine pertama ditekankan dalam

pengaturan besar kecil sebuah benda yang akan dipamerkan, lalu pada vitrine kedua

ditekankan dalam bentuk warna.

Penataan benda koleksi di pameran pun harus diperhitungkan pula keadaan

tubuh manusia pada umumnya. Pergerakan kepala yang wajar, dalam batas normal

dan menyenangkan adalah sekitar 30o gerakan ke atas dan 40o ke bawah dan ke

samping.

Page 14: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

20

Gambar 2.5 Arah Rotasi Pengelihatan yang Nyaman

Sumber: Dimensi Manusia dan Ruang Interior

Jika menyusun objek di luar batas pandangan, maka dapat mengakibatkan

leher pegal dan mata akan mudah lelah, sehingga membuat pengunjung bosan.

Hendaknya penyusunan obyek pameran disesuaikan dengan ukuran tinggi manusia

pada umumnya. Berikut ukuran tinggi rata-rata masyarakat Indonesia :

Tabel 2.1 Tinggi Rata-rata dan Pandangan Mata Masyarakat Indonesia

Kategori Tinggi Rata-rata Pandangan Mata

Pria 1.65 m ± 1.60 m

Wanita 1.55 m ± 1.50 m

Anak 1.15 m ± 1.00 m

Sumber: Pedoman Tata Pameran di Museum

Apabila memamerkan benda yang besar dan tinggi lebih dari tiga meter,

maka benda tersebut harus diletakan di tempat yang luas, agar pengunjung dengan

mudah dapat melihat dengan pandangan yang sesuai.

Penataan benda koleksi merupakan kekuatan suatu pameran. Penyajian benda

yang efektif akan dapat menarik perhatian pengunjung dalam mengamati koleksi-

koleksi yang dipamerkan.

Penataan benda pameran dapat didukung oleh lingkungan itu sendiri.

Maksudnya adalah dalam segi warna, penampang, dan sebagainya. Harus diingat

bahwa objek harus lebih tampil mendominasi daripada latar belakang (background)

objek tersebut.

Page 15: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

21

Gambar 2.6 Pandangan Rata-rata Manusia

Sumber: Time-Saver Standards For Building

Meletakan objek pada suatu bidang harus menjadi “pusat perhatian”. Faktor

penting agar objek dapat menjadi pusat perhatian adalah kontras, perbedaan yang

mencolok baik dalam bentuk, warna, tekstur, dan arah garis. Tidak disarankan untuk

meletakan objek koleksi pada garis vertikal yang berdekatan dengan garis horizontal

karena akan memberikan kesan tumpuk dan terlalu penuh.

Cara untuk menempatkan objek yang tepat pada pusat perhatian adalah

dengan menggunakan metode pertigaan atau perlimaan. Caranya dengan membagi

bidang yang akan diletakkan benda-benda koleksi tersebut menjadi tiga bagian

dengan garis mendatar dan tegak lurus, perpotongan garis tersebut adalah tempat

yang baik untuk meletakan benda koleksi. Apabila benda yang akan dipamerkan

terbilang cukup banyak, maka bidang tempat benda tersebut dibagi menjadi lima

bagian.

Gambar 2.7 Cara Menentukan Pusat Perhatian

Sumber : Pedoman Tata Pameran di Museum

Page 16: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

22

2.1.9.4 Sarana Pameran

Ada beberapa sarana untuk menyelenggarakan pameran, yaitu

a) Ruangan

Ada beberapa pengaturan ruang untuk pameran yang harus diperhatikan,

antara lain :

1) Kebebasan bergerak untuk pengunjung pameran. Ruangan hendaknya

jangan terlalu sempit, sehingga pengunjung pameran tidak berdesak-

desak. Apabila ruangan yang tersedia tidak luas, maka penataan dan

pengaturan sarana harus disesuaikan, mencakup vitrine, panel, dan

sebagainya. Sehingga ruang pamer tidak sempit.

2) Sirkulasi arus lalulintas pengunjung yang baik dengan cara ruangan di

atur, sehingga arus sirkulasi pengunjung pameran dapat terarah dengan

baik. Pengunjung dapat melihat benda yang dipamerkan secara berurutan

dan teratur.

Hal ini dapat dilakukan dengan tata letak vitrine, panel dan sarana

pameran lainnya. Sehingga pengunjung akan melewati jalur yang dikehndaki

dengan sendirinya.

Gambar 2.8 Contoh Sirkulasi Pameran

Sumber: Pedoman Tata Pameran di Museum

Page 17: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

23

3) Mengurangi semua gangguan terhadap pengunjung pameran dari cahaya

yang berlebihan, suara bising dan udara lembab atau panas. Pengunjung

pameran harus nyaman saat berada di ruang pamer dan dapat lebih

tenang. Lampu dengan cahaya berlebih pada ruang pamer akan

menyilaukan mata pengunjung, karna itu penerangan pada ruang pamer

tidak boleh berlebih dan penerangan hanya boleh dilebihkan pada

penerangan benda-benda yang terdapat diruang pamer. Berikutnya adalah

kesejukan dalam ruang. Usahakan agar terdapat kesejukan dalam ruang

pamer agar pengunjung nyaman untuk mengamati benda-benda pameran.

4) Keselamatan benda-benda koleksi harus diperhatikan. Unsur-unsur yang

bisa menimbulkan kerusakan koleksi dapat disebabkan oleh manusia,

alam, binatang, tumbuh-tumbuhan dan kotoran.

Faktor yang di timbulkan manusia antara lain :

• Vandalisma, antara lain : memotong, merobek, menusuk dengan sengaja

maupun tidak sengaja, menggores koleksi benda dengan benda tajam

atau merusak dengan alat tulis (mencoret-coret)

• Touch Complex, pengunjung umumnya tidak puas hanya dengan melihat

pameran saja, terdapat rasa penasaran pengunjung apabila tidak meraba

benda-benda pameran yang dilihatnya.

• Kelalaian, antara lain : bersandar pada vitrine, panel, menaikan kaki pada

koleksi, membuang sampah sembarangan, dan sebagainya.

Masalah kerusakan yang ditimbulkan oleh alam antar lain :

• Kerusakan karena hujan/air.

• Kerusakan karena sinar matahari

• Kerusakan karena udara lembab.

Masalah kerusakan yang ditimbulkan oleh binatang dan tumbuh-tumbuhan :

• Kerusakan karena rayap, ngengat, dan binatang-binatang kecil lainnya.

• Kerusakan karena humus, cendawan, dan sebagainya.

Masalah kerusakan yang ditimbulkan oleh kotoran :

• Kerusakan karena debu, abu rokok, sampah dan sebagainya.

Untuk menghindari masalah tersebut, diusahakan adanya pengamanan yang

baik serta sistem penjagaan dan pengawasan terhadap koleksi dan

Page 18: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

24

pengunjung. Akan lebih baik jika, pengamanan dilengkapi dengan alarm

system dan CCTV. (Udansyah, 1981 : 34-38).

b) Vitrine

Vitrine ialah lemari pajang untuk menata benda-benda koleksi.

Umumnya dipergunakan untuk memamerkan benda-benda tiga dimensi,

benda-benda yang tidak boleh disentuh dan benda-benda kecil atau memiliki

nilai tinggi sehingga dikhawatirkan hilang dicuri.

Vitrine dibedakan menjadi dua macam melalui bentuk, yaitu: vitrine

tunggal dan vitrine ganda. Vitrine tunggal adalah vitrine yang hanya berguna

untuk memajang koleksi, sedangkan vitrine ganda adalah vitrine yang

mempunyai dua fungsi, selain untuk memamerkan koleksi, pada bagian lain

(bagian atas atau bagian bawah) terdapat penyimpanan benda yang tidak

dipamerkan.

Bentuk vitrine harus memenuhi persyaratan antara lain :

• Bentuk vitrine harus memiliki bentuk yang indah, dan juga harus kuat dan

kokoh. Benda yang tersimpan di dalam vitrine harus aman dari

pencemaran dan pencurian. Konstruksi vitrine harus direncanakan agar

sirkulasi udara dapat beredar dengan baik sehingga udara di dalam vitrine

dapat dikendalikan.

• Memberi kesempatan kepada pengunjung agar dapat leluasa dan mudah

dalam melihat koleksi pameran yang ditata di dalam vitrine. Vitrine tidak

boleh terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Tinggi rendah vitrine sangat

relative dan dapat disesuaikan dengan tinggi dan pengelihatan manusia

pada umumnya tetapi tetap harus memperhitungkan tinggi ruangan dan

bentuk bangunan ruang pamer.

Gambar 2.9 Ukuran Vitrine Terhadap Pengunjung

Sumber: Pedoman Tata Pameran di Museum

Page 19: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

25

• Pengaturan cahaya tidak boleh mengganggu koleksi maupun

menyilaukan pengunjung. Oleh karena itu pengaturan dan peletakan

cahaya lampu diusahakan hanya menyinari benda-benda yang

dipamerkan. Peletakan lampu harus terlindung dan diusahakan tidak

terlihat sumber cahaya dari arah pengunjung. Selain itu cahaya yang

terdapat di dalam vitrine tidak boleh merusak koleksi yang terdapat di

dalamnya. Cahaya dengan intensitas berlebih akan merusak koleksi,

penggunaan lampu harus diperhitungkan dengan benar. Untuk benda

organik seperti kayu, kulit, kain, kertas, dan barang-barang yang

berwarna harus menggunakan cahaya 50 lux sampai 150 lux. (Udansyah,

1981 : 39-42)

Gambar 2.10 Pengaplikasian Lampu Pada Vitrine

Sumber: Pedoman Tata Pameran di Museum

2.1.10 Definisi Teater

Teater secara umum adalah suatu hasil karya ciptaan seni yang berbentuk

cerita dan diperagakan dengan gerak dan suara aksentuasi dialog atau percakapan

yang disampaikan kepada penonton. (Ahmad, 1997)

Teater merupakan sebuah bentuk ekspresi seni pertunjukan dan teater sebagai

ruang untuk mementaskan seni pertunjukan. teater merupakan seni yang paling

kompleks, karena teater membutuhkan seniman-seniman lainnya yakni pelaku,

penulis naskah, sutradara, penata pentas, pakaian, lampu, koreografer, seniman

musik, dan lain-lain.

Page 20: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

26

2.1.10.1 Fungsi Teater

Fungsi teater berkaitan dengan aspeks sosial dan budaya, teater

merupakan tempat yang digunakanan sebagai panggung untuk mementaskan

pertunjukan. fungsi teater adalah sebagai media seni, hiburan, pendidikan, ilmu

pengetahuan, media komersil, dan media keagamaan.

2.1.10.2 Bentuk Layout

Dalam bukunya, Ham (1987:17) mengklasifikasikan bentuk teater

berdasarkan pengepungan panggung teater oleh teater, antara lain :

1) 360o Encirclement

Panggung ini dikelilingi oleh penonton, bentuk seperti ini disebut juga

dengan island stage, arena atau centre stage.

Gambar 2.11 360o Encirclement

Sumber : Ham (1987:17)

2) Transverse Stage

Panggung ini memiliki bentuk melintang dan jarang ditemukan.

Gambar 2.12 Transverse Stage

Sumber : Ham (1987:18)

Page 21: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

27

3) 210o - 220o Encirclement

Panggun ini banyak digunakan pada era Yunani klasik dan

Helenistik. Teater yunani asli adalah memiliki lokasi yang selalu

berada di ruang terbuka.

Gambar 2.13 210o - 220o Encirclement

Sumber : Ham (1987:19)

4) 180o Encirclement

Penekanan pada bentuk teater ini dialihkan ke dinding belakang

yang menjadi batas area pentas.

Gambar 2.14 180o Encirclement

Sumber : Ham (1987:20)

Versi terbaru dari panggung ini biasa disebut ‘Thrust’ stage. Saat

ini panggung bentuk seperti ini telah mengalami perubahan

kelengkungan dan memiliki variasi kelengkungan yang beragam.

Jarang sekali yang menyerupai kelengkungan teater kuno.

5) Zero Encirclement

Panggung ini biasa disebut sebagai end stage, yang merupakan

sebuah panggung terbuka dimana area pentas dan penonton berada

dalam area yang sama. Pada dasarnya berbentuk panggung

proscenium tanpa lengkung dan tanpa area persiapan.

Page 22: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

28

Gambar 2.15 Zero Encicrlement

Sumber: Ham (1987:20)

2.1.10.3 Tempat Duduk Teater dan Garis Pandang

Dimensi besaran tempat duduk, jarak antar kursi, dan jarak pandang pada

sebuah ruang pertunjukan harus diperhatikan. Garis pandang vertikal harus diperiksa

melalui beberapa tempat di dalam ruang pertunjukan. Begitu juga garis pandang

horizontal, merupakan hal yang kritis bagi gedung pertunjukan. Solusi masalah untuk

penonton yang duduk tepat dibelakang penonton lain adalah dengan cara letak kursi

dilakukan secara selang-seling. Namun perlu diingat bahwa kepala dari penonton di

bari depannya akan mempesempit lebar panggung yang akan dilihat pada penonton

itu sendiri.

Gambar 2.16 Garis Pandang Vertikal dan Horizontal

Sumber : Time-Saver Standards For Building

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Studi Kasus Planetarium dan Observatorium Jakarta

Planetarium dan Observatorium Jakarta berlokasi di Jalan Cikini Raya No.

73, Menteng, Jakarta Pusat tepatnya berada di kawasan Taman Ismail Marzuki.

Planetarium ini merupakan planetarium pertama di Asia Tenggara.

2.2.1.1 Sejarah

Salah satu tonggak sejarah bagi dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Indonesia, khususnya dalam bidang Astronomi adalah pembangunan Planetarium

Jakarta yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia Pertama, Bung Karno.

Page 23: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

29

Gagasan awalnya adalah agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dala persaingan

IPTEK keantariksaan khususnya astronomi, yaitu pengetahuan tentang benda-benda

langit ataupun yang ada di dalam jagat raya ini. Beliau berharap masyarakat

Indonesia tidak lagi mempercayai takhayul yang terkait dengan fenomena

Astronomi. Juga dinyatakan bahwa Planetarium ini adalah satu hal yang amat

penting bagi pembangunan bangsa.

Gagasan Bung Karno unntuk membangun Planetarium sebagai pusat

pengembangan ilmu pengetahuan juga sebagai tempat rekreasi (edutainment) di

pusat kota Jakarta. Melalu planetarium, masyarakat diajak menjelajah alam semesta

untuk mengagumi kebesaran Sang Pencipta.

Pembangunan gedung Planetarium dan Observatorium Jakarta dilakukan di

Jalan Cikini Raya No. 73 Jakarta Pusat, yang berlokasi di Taman Raden Saleh yang

awalnya adalah kebun binatang Cikini. Planetarium dan Observatorium Jakarta ini

juga didanai oleh Gabungan Kperasi Batik Indonesia (GKBI)

Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Bung Karno pada tanggal 9

September 1964. Penanggung jawab pembangunan Planetarium dan Observatorium

adalah Gubernur DKI Jakarta dan ketua tim pengawas pembangunan adalah Prof. Ir.

Rooseno.

Dari lomba perancangan arsitekturalnya terpilih karya Ir, Ismail Sofyan, Ir.

Ciputra, dan Ir. Brasali dari Perentjana Djaja. Untuk kontraktor Indonesia diserahkan

kepada PN Hutama Karya dan PN Nindya Karya, adapun kontraktor luar negeri yaitu

VEB Invest Export Berlin RDD. Khusus untuk fisik bangunan pemasangan kubah

planetarium, teleskop, dan alat pendingin dilakukan oleh VEB Carl Zeiss Jena dan

RDD untuk fisik alat simulasi atau proyektor beserta elektroniknya.

Pelaksanaan pembangunan gedung Planetarium dan Observatorium Jakarta

tidak lepas dari dukungan pakar Astronomian dari Institut Teknologi Bandung dan

Observatorium Bosscha Lembang seperti The Pik Sin dan kerabat lainnya seperti

Bambang Hidayat, dimana pada saat itu kepala pimpinan Planetarium dan

Observatorium Jakarta adalah Santoso Nitisastro.

Pada tahun 1968, gedung beserta peralatan planetarium berhasil diselesaikan.

Pada tanggal 10 November pada tahun yang sama, Planetarium dan Observatorium

Jakarta diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin bersamaan diresmikannya

Pusat Kesenian Jakarta – Taman Ismail Marzuki.

Page 24: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

30

Pertunjukan Planetrium mulai dibuka untuk umum pada tanggal 1 Maret

1969, menggunakan proyektor Universal buatan perusahaan Carl Zeiss, Jerman.

Tanggal 1 Maret itu kemudian dijadikan hari ulang tahun Planetarium dan

observatorum Jakarta.

Pada tahun 1984, Pemerintah DKI Jakarta membentuk Organisasi

Penyelenggara Tugas dan Fungsi Planetarium dan Observatorium sebagai pengganti

status awal Proyek Planetarium menjadi Badan Pengelola Planetarium dan

Observatorium Jakarta. Kepala Badan Pengelola mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugas-tugasnya langsung kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta,

Perubahan status ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta

Nomor 2209 Tahun 1984.

Pada tahun 1996, Planetarium dan Observatorium Jakarta melakukan

renovasi gedung dan melakukan pemutakhiran peralatan pertunjukan dengan

mengganti Proyektor Universal dengan Proyektor Universarium Model VIII yang

memproyeksikan gambar-gambar matahari, bulan, planet, bintang, komet, dan lain-

lain yang awalnya dilakukan secara manual, termasuk perubahan letak benda-benda

langit dengan peragaan simulasi langit. Bahan layar kubah diganti dengan yang baru

dan garis tengahnya dikurangi dari 23 meter menjadi 22 meter. Lantainya ditinggikan

dan dibuat bertingkat. Seluruh kursi dibuat menghadap ke arah selatan dan

jumlahnya dikurangi dari 500 menjadi 320 kursi.

Pada tahun 2002, Badan Pengelola Planetarium dam Observatorium Jakarta

mrngalami perubahan status dari organisasi non structural menjadi organisasi

structural berupa Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) di bawah Dinas Pendidikan

Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta. Perubahan status ini terdapat dalam

keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 118 tahun 2002, tepatnya pada

tanggal 28 Agustus.

2.2.1.2 Visi dan Misi

Visi Planetarium dan Observatorium Jakarta adalah terwujudnya Planetarium

dan Observatorium sebagai sarana Pendidikan dan Wisata Ilmiah (edutainment) yang

menarik, menakjubkan, dan mencerdaskan.

Planetarium dan Observatorium Jakarta memiliki misi untuk mendukung visi

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Peningkatan kualitas SDM pengelola.

Page 25: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

31

2) Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pertunjukan dan

observatorium.

3) Peningkatan kualitas dan kuantitas materi pertunjukan.

4) Peningkatan kualitas pengamatan benda langit dan pendokumentasian.

5) Peningkatan kualitas layanan pendidikan astronomi kepada Guru dan

masyarakat umum.

2.2.1.3 Fungsi dan Tugas Pokok

Tugas Planetarium dan Observatorium Jakarta diatur dalam Peraturan

Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 43 tahun 2010 tentang pembetukan Organisasi

dan Tata Kerja Planetarium dan Observatorium, bab III pasal 4 yakni :

1) Planetarium dan Observatorium mempunyai tugas melaksanakan

penyebaran ilmu pengetahuan astronomi keantariksaan.

2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Planetarium dan observatorium mempunyai fungsi :

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Planetarium dan Observatorium;

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Planetarium dan

Observatorium;

c. Penyusunan rencana strategis Planetarium dan Observatorium;

d. Penyusunan standard an prosedur pelayanan Planetarium dan

Observatorium;

e. penyelenggaraan pertunjukan teater bintang atau simulasi menampakkan

benda-benda dan peristiwa langit dengan menggunakan peralatan

Planetarium;

f. pelaksanaan pameran gambar dan model tentang bumi, benda-benda

langit, wahana antariksa dan peralatan astronomi;

g. Pelaksanaan kegiatan peneropongan benda langit untuk umum;

h. Pelaksanaan perekaman dan pendokumentasian berbagai peristiwa

astronomis;

i. Penyelenggaraan penyuluhan dari bimbingan mengenai ilmu

pengetahuan bumi dan antariksa kepada guru dan peserta didik dalam

proses belajar mengajar;

j. Pelaksanaan kerja sama dengan lembaga sejenis di dalam dan luar negeri;

Page 26: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

32

k. Pelaksanaan perencanaan kebutuhan, pengadaan dan perawatan perlatan

pertunjukan dan Observatorium;

l. penyebarluasan informasi, promosi dan publikasi Planetarium dan

Observatorium;

m. Melaksanakan pemungutan, pencatatan, pembukuan, penyetoran,

pelaporan dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi Planetarium dan

Observatorium;

n. Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang Planetarium dan

Observatorium;

o. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan Planetarium

dan Observatorium;

p. Pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Planetarium dan

Observatorium;

q. Pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi Planetarium dan

Observatorium;

r. Penyiapan bahan laporan Dinas Pendidikan yang terkait dengan

pelaksanaan tugas dan fungsi Planteraium dan Observatorium;

s. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

Planetarium dan Observatorium.

2.2.1.4 Sturktur Organisasi

Diagram 2.1 Struktur Organisasi Pengelola

Sumber : Meilisa, 2014

Page 27: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

33

2.2.1.5 Kegiatan Layanan Planetarium Jakarta

Pertunjukan Teater Bintang Planetarium berlangsung selama enam hari, yaitu

23 kali perminggu. Kegiatan lainnya, antara lain

1) Peneropongan benda-benda langit.

2) Penelitian dan Pengembangan Hisab Rukyat (sebagai nara sumber

penentuan kalender hijriyah).

3) Bimbingan karya tulis dan skripsi kepada siswa dan mahasiswa.

4) Observasi event astronomis (gerhana, komet).

5) Slide show (2 kali per minggu).

6) Seminar, penataran, ceramah umum untuk guru, mahasiswa, dan umum

dengan pengajar tamu maupun staf Planetarium sendiri.

7) Pembinaan Himpunan Amatir Astronomi Jakarta (HAAJ)

8) Pembinaan Forum of Scientist Teenagers (FOSCA) Jabodetabek yang

diketuai langsung oleh HAAJ.

9) Pembinaan Olimpiade Sains tingat Daerah dan Nasional oleh Forum

Bina Astronomi (FBA) yang juga diketuai langsung oleh HAAJ.

2.2.1.6 Operasional

1) Jadwal Pertunjukan

Dalam satu minggu, Pertunjukan Planetarium di Teater Bintang

berlangsung selama enam hari, yaitu dari hari selasa sampai dengan hari

minggu. Pada hari senin, Planetarium dan Observatorium Jakarta tutup

dikarenakan untuk mengistirahatkan dan merawat pralatan. Pertunjukan pada

hari kerja yaitu hari selasa sampai dengan jumat pada pagi dan siang hari

diberikan untuk sekolah dan masyarakat yang berkunjung secara rombongan.

Pengunjung perorangan juga dapat menyaksikan pertunjukan yang terdapat di

Teater Bintang yang disediakan pada hari kerja yaitu sore hari, serta hari

sabtu dan minggu mulai dari pagi sampai dengan sore hari.

Berikut ini adalah jadwal pertunjukan Teater Bintang untuk rombongan

dan perorangan :

Page 28: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

34

Tabel 2.2 Jadwal Pertunjukan Teater Bintang

Hari

Jam Pertunjukan

Rombongan Rombongan Rombongan umum

Selasa – Rabu -

Kamis 09.30 – 10.30 11.00 – 12.00 13.30 – 14.30 16.30 – 17.30

Jumat 09.30 – 10.30 13.30 – 14.30 16.30 – 17.30

Sabtu dan

Minggu

10.00, 11.30,

13.00, 14.30

Hari Libur

Nasional Tutup Tutup Tutup Tutup

Sumber : Planetarium dan Observatorium Jakarta

2) Harga Tiket

Untuk masuk ke dalam Planetarium dan Observatorium Jakarta tidak

dikenakan biaya, akan tetapi untuk menyaksikan pertunjukan Teater Bintang

pengunjung akan dikenakan tarif sesuai dengan Peraturan Daerah No. 15 /

2012 sebagai berikut:

Tabel 2.3 Harga Tiket Pertunjukan

Umum Harga

Dewasa Rp 7.000,00/orang

Anak-anak/Pelajar Rp 3.500,00/orang

Page 29: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

35

Rombongan (Minimal 100

orang) Harga

Pelajar/Mahasiswa Rp 5.000,00/orang

Bukan Pelajar dan

Mahasiswa Rp 10.000,00/orang

Sumber : Planetarium dan Observatorium Jakarta

Apabila jumlah pengunjung kurang dari 100 orang tetap diterima dengan

perhitungan biaya 100 orang.

2.2.1.7 Judul Pertunjukan Teater Bintang

Pertunjukan planetarium menyajikan program dengan suatu tema astronomi

untuk mengungkapkan konsep tentang alam semesta. Film diputar secara bergantian,

setiap pertunjukan berlangsung selama kurang lebih 60 menit. Berikut pertunjukan

yang terdapat di Teater Bintang :

1) Tata Surya

2) Penjelajah Kecil di Tata Surya

3) Pembentukan Tata Surya

4) Planet Biru Bumi

5) Dari Ekuator Sampai ke Kutub

6) Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

7) Galaksi Kita Bima Sakti

8) Riwayat Hidup Bintsng

9) Bintang Ganda dan Bintang Variabel

2.2.1.8 Data Pengguna

1) Pengunjung

Planetarium dan Observatorium Jakarta selalu dipadati oleh rombongan

sekolah pada hari kerja, mulai dari taman kanak0kanak, hingga sekolah

menengah. Dari jenjang sekolah tersebut mayoritas pengunjung rombongan

adalah TK dan SD yang berasal dari Jakarta hingga luar Jakarta. Pada akhir

Page 30: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

36

pekan, planetarium dikunjungi oleh masyarakat umum, mulai dari orang tua

bersama anaknya dan pemuda-pemudi yang ingin tahu planetarium. Selain

wisatawan lokal, kadang terdapat pula wisatawan asing yang berkunjung ke

tempat ini.

Selain menikmati Teater Bintang yang khususnya di kunjungi oleh

pengunjung, pengunjung juga dapat menikmati fasilitas lainnya, seperti toko

souvenir, ruang pameran, dan restoran. Fasilitas ini pun tersedia gratis, karna

fasilitas yang berbayar di Planetarium dan Observatorium Jakarta hanya

Teater Bintang saja.

Untuk menikmati pertunjukan Teater Bintang, pengunjung harus

membeli tiket terlebih dahulu. Pengunjung umum hanya dapat membeli tiket

secara on the spot dan dapat membeli tiket 1jam sebelum waktu pertunjukan.

Setiap orang yang mengantri hanya dapat membeli tiket sebanyak 6 buah di

loket. Berbeda dengan pengunjung rombongan yang ingin menikmati

pertunjukan di Teater Bintang, sebaiknya melakukan reservasi minimal 5

bulan sebelum kedatangan, dikarenakan jumlah rombongan yang datang

untuk menonton pertunjukan sangat banyak. Penonton bertanggung jawab

untuk menjaga ketertiban selama pertunjukan di Teater Bintang berlangsung,

diantaranya :

a. Tidak membawa makanan dan minuman ke dalam Teater Bintang.

b. Tidak menghidupkan peralatan yang menghasilkan cahaya selama

pertunjukan berlangsung (blitz kamera HP maupun kamera digital, dan

lain-lain).

c. Tidak berisik selama pertunjukan berlangsung.

d. Tidak mengambil foto selama pertunjukan berlangsung.

2) Pengelola

Berdasarkan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 118

Tahun 2002, Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta

mengalami perubahan status dari organisasi nonstructural menjadi organisasi

struktural berupa Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Dinas Pendidikan

Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta.

Page 31: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

37

Berikut ini adalah tanggung jawab dari pengelola Planetarium dan

Observatorium Jakarta yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta nomor 43 tahun 2010 :

a. Kepala Planetarium dan Observatorium :

• Memipin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi

Planetarium dan Observatorium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4;

• Mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian, Seksi dan

Subkelompok Jabatan Fungsional;

• Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau Instansi

Pemerintah/Swasta dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi

Planetarium dan Observatorium; dan

• Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan

fungsi Planetarium dan Observatorium.

b. Subbagian Tata Usaha :

• Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Planetarium dan Observatorium sesuai

dengan lingkup tugasnya;

• Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Planetarium dan

Observatorium sesuai dengan lingkup tugasnya;

• Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Planetarium dan

Observatorium;

• Melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Planetarium dan

Observatorium;

• Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis Planetarium dan

Observatorium;

• Melaksanakan pengelolaan kepegawaian Planetarium dan

Observatorium;

• Melaksanakan pengelolaan keuangan dan barang Planetarium dan

Observatorium;

Page 32: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

38

• Melaksanakan kegiatan surat menyurat dan kearsipann Planetarium dan

Observatorium;

• Melaksanakan pemeliharaan dan perawatab prasarana dan sarana kerja

Kantor Planetarium dan Observatorium;

• Melaksanakan publikasi kegiatan, upacara dan pengaturan acara

Planetarium dan Observatorium;

• Menjaga keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan Kantor

Planetarium dan Observatorium;

• Melaksanakan pengelolaan ruang rapat Planetarium dan Observatorium;

• Melaksanakan pemungutan, pencatatan, pembukuan, penyetoran,

pelaporan dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi Planetarium dan

Observatorium;

• Melaksanakan pengelolaan teknologi informasi Planetarium dan

Observatorium;

• Mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan

akuntabilitas) Planetarium dan Observatorium;

• Menyiapkan bahan laporan Planetarium dan Observatorium yang terkait

dengan tugas Subbagian Tata Usaha; dan

• Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

Subbagian Tata Usaha.

c. Seksi Teknik :

• Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Planetarium dan Observatorium sesuai

dengan lingkup tugasnya;

• Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Planetarium dan

Observatorium sesuai dengan lingkup tugasnya;

• Menyusun standar peralatan teknis Planetarium dan Observatorium;

• Menyusun rencana kebutuhan peralatan operasional pertunjukan;

• Menyusun rencana pemeliharaan dan perawatan peralatan teknis, antara

lain peralatan elektronika, proyektor dan teropong bintang;

• Melaksanakan monitoring dan evaluasi kelaikan teknis peralatan tekni,

antara lain peralatan elektronika, proyektor dan teropong biintang;

Page 33: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

39

• Menyiapkan bahan laporan Planetarium dan Observatorium yang terkait

dengan tugas Seksi Teknik;

• Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi

Teknik.

d. Seksi Pertunjukan :

• Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Planetarium dan Observatorium sesuai

dengan lingkup tugasnya;

• Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Planetarium dan

Observatorium sesuai dengan lingkup tugasnya;

• Menyusun standar dan prosedur pelaksanaan pertunjukan Planetarium

dan Observatorium;

• Menyusun rencana penyelenggaraan pertunjukan Planetarium,

multimedia dan pameran serta kegiatan Observatorium;

• Melaksanakan pengumpulan data untuk penelitian dari sumber hasil

peneropongan, pemotretan, media cetak dan elektronika tentangg benda

langit/bumi dan antariksa;

• Menyediakan data astronomi dari hasil penelitian untuk memberikan

pelayanan informasi kepada masyarakat, serta mengelola perpustakaan,

khususnya dalam khasanah astronomi;

• Melaksanakan pertunjukan Planetarium, multimedia, pameran dan kerja

sama dengan Instansi terkait dalam dan luar negeri;

• Menyusun perencanaan publikasi dan pemasaran Planetarium dan

Observatorium;

• Menyusun konsep dan desain perangkat lunak acara pertunjukan

Planetarium;

• Melaksanakan kerja sama dengan lembaga kepariwisataan dan lembaga-

lembaga lainnya untuk pengembangan pemasaran;

• Menyiapkan bahan laporan Planetarium dan Observatorium yang terkait

dengan tugas Seksi Pertunjukan; dan

• Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi

Pertunjukan.

Page 34: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

40

3) HAAJ

Astronomi mulai menjadi ilmu pengetahuan yang digemari oleh

masyarakat Jakarta. Hal ini terbukti dengan lahirnya wadah perkumpulan

yang bernama Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ). Wadah yang

dipelopori oleh penggemar Astronomi ini bermula di Planetarium Jakarta,

HAAJ adalah “tangan” untuk mempopulerkan dan mengnembangkan ilmu

astronmi di Jakarta. Kegiatan rutin dwimingguan sering dilakukan oleh

HAAJ di ruang kelas lantai 2 atau sesekali di ruang multimedia Planetarium

dan Observatorium Jakarta.

a. Sejarah

Sejak Planetarium dan Observatorium Jakarta resmi dibuka untuk umum

pada 1 Maret 1969, animo masyarakat, terutama di Jakarta terhadap

astronomi mulai tumbuh. Selang 1 dekade kemudian, penikmat astronomi

semakin banyak. Kebanyakan diantara mereka merasa kurang akan materi

yang disampaikan pada pertunjukan Planetarium. Melihat fenomena tersebut,

Kepala Planetarium Jakarta saait itu, Drs. Darsa Sukartadiredja, mencoba

untuk mengakomodir minat mereka dengan memprakarsai sebuah klub

astronomi amatir bernama Himpinan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ),

dimana beliau menjabat sebagai pembina. HAAJ sendiri resmi berdiri pada

21 April 1984 dan beralamat di Planetarium dan Observatorium Jakarta.

b. Fungsi

Awal berdirinya HAAJ memang untuk mengakomodir minat sekelompok

orang yang tertarik dengan astronomi, namun dalam perjalanannya HAAJ

mencoba merangkul seluruh lapisan masyarakat, dari berbagai latar belakang

pendidikan, pekerjaan, dan tingkatan usia. Baik siswa, mahasiswa, karyawan

kantoran, sampai ibu rumah tangga. Dari anak yang masih digendong sampai

yang sudah sepuh sekalipun. Semua berkumpul atas dasar satu alas an, yaitu

hobi. Hal ini selaras dengan visi HAAJ, yaitu memasyarakatkan ilmu

astronomi. Untuk dapat mencapai visi tersebut dibutuhkan kerja dan kemauan

yang keras untuk dapat menjalankan misi. Misi itu sendiri berbentuk

kegiatan-kegiatan keastronomian yang berbasis publik untuk dapat merangkul

sebanyak mungkin masyarakat umum. Diharapkan dengan adanya kegiatan-

kegiatan tersebut dapat membuat astronomi lebbih dikenal di kalangan

masyarakat luas sehingga menjadi suatu hal yang familiar untuk dipelajari.

Page 35: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

41

c. Kegiatan

Pada awal berdiri, kegiatan HAAJ masih sebatas pertemuan tak terjadwal

untuk membahas materi-materi astronomi dan beberapa kegiatan star party

yang dilakukan secara insidentil. Terlebih secara organisasi, HAAJ

mengalami pasang surut konsistensi. Namun, lambat laun mulai terlihat

adanya pola rutiitas kegiatan yang terstruktur. Akhirnya, sejak tahun 2000,

HAAJ mempunyai beberapa kegiatan rutin dan non rutin yang disusun dalam

satu lembar jadwal kegiatan. Secara umum, kegiatan-kegiatan HAAJ terbagi

menjadi dua yaitu kegiatan rutin dan kegiatan non-rutin.

• Kegiatan Rutin HAAJ

Kegiatan rutin HAAJ yang paling utama adalah Pertemuan Rutin, yang

biasa dilakukan dua minggu sekali setiap hari sabtu. Bentuk kegiatan tersebut

berupa ceramah dan diskusi atronomi yang disampaikan oleh pemberi materi

yang telah ditugaskan pada tanggal tertentu dan dengan materi tertentu,

dengan bahasa ringan yang disesuaikan dengan peserta petemuan. Peserta

kegiatan ini sendiri adalah seluruh khalayak umum, dari berbagai latar

pendidikan, pekerjaan dan tingkatan usua. Dari kegiatan ini, diharapkan

peserta dapat membuka wawasannya terhadap ilmu astronomi dan mencoba

untuk mendalaminya sebagai sebuah hobi yang bermanfaat. Selain itu,

sebagai sebuah klub astronomi, tentunya diadakan kegiatan-kegiatan

peneropongan, sebagai bentuk aplikasi materi-materi pertemuan dimana nama

kegiatan ini disebut dengan Star Party. Kegiatan ini dilakukan secara rutin

empat kali dalam setahun di empat tempat yang berbeda. Waktu

pelaksanaannya biasanya pada akhir pekan, mulai dari sabtu sore sampai

minggu pagi selama 2 hari 1 malam. Dari keempat kegiatan Star Party,

diharapkan peserta terbuka wawasannya terhadap kegiatan-kegiatan

keastronomian yang bersifat praktis. Selain itu, diharapkan pula aka nada

anggota yang “serius” dalam menggeluti ilmu astronomi, baik dari segi

keilmuan maupun dari segi keorganisasian.

Selain kedua kegiatan tersebut, ada juga kegiatan berupa workshop yang

biasa disebut dengan Workshop Astronomi Amatir. Kegiatan ini dilakukan

untuk mengakomodir anggota yang ini mempelajari lebih lanjut materi-materi

keastronomian, terutama yang bersifat praktis. Workshop dilakukan sekali

setiap tahun pada hari minggu selama 1 hari penuh, dari pagi hari hingga

Page 36: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

42

malam. Bentuk kegiatannya berupa pemberian materi-materi astronomi

tingkat lanjut, workshop instrumentasi astronomi, workshop alat peraga

astronomi dan latihan penelitian dasar astronomi. Dari keseluruhan rangkaian

workshop ini, diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan astronomi

bagi peserta. Selain itu, peserta juga diharapkan dapat lebih terpacu lagi untuk

mendalami ilmu astronomi yang nantinya akan dapat menambah sumber daya

manusia dalam mewujudkan visi “memasyarakatkan ilmu astronomi”.

Setelah kegiatan-kegiatan tersebut berjalan secara rutin, HAAJ

mengadakan kegiatan yang lebih besar bersifat “publik”. Salah satunya

adalah dengan diadakan kegiatan yang dinamakan Astro Party. Kegiatan ini

dilaksanakan sekali setiap tahun di pusat kebudayaan negara-negara sahabat

yang ada di Jakarta. Bentuk kegiatannya berupa talkshow, pameran, dan

pemutaran film astronomi. Pesertanya sendiri adalah siswa-siswi SMA atau

sederajat. Dari kegiatan ini peserta diharapkan dapat mendapat wawasan yang

lebih luas “menggeluti” ilmu astronomi, baik sebagai hobi maupun profesi,

khususnya di bidang astronomi populer. Selain itu, khususnya bagi panitia,

diharapkan dapat menambah pengalaman dalam pengorganisasian kegiatan

yang bersifat internasional dan tentu dampaknya bagi HAAJ sebagai

organisasi astronomi dapat menambah jaringan yang lebih luas untuk dapat

berkorespondensi, terutama dalam hal publikasi astronomi sebagai organisasi

maupun keilmuan. Selain Astro Party, HAAJ juga memiliki kegiatan lain

yang biasa disebut dengan Pekan Astronomi Jakarta (PAJ). Kegiatan ini

berpa lomba astronomi yang diperuntukkan bagi siswa-siswi SMA atau

sederajat. Kegiatan ini dilakukan utuk mengetahui seberapa besar animo

siswa sekolah, khususnya SMA, dalam hal astronomi. Dari kegiatan ini,

diharapkan dapat menambah wawasan para peserta dalam pembelajaran dan

pengaplikasian materi-materi keastronomian dan diharapkan pula dapat

memamcu semangat dan animo para siswa SMA dalam mendalami ilmu

astronomi. Selain itu, bagi panitia, dari kegiatan ini dapat diketahui seberapa

efektifkah dampak dari kegiatan-kegiatan keastronomian yang telah

dilakukan oleh HAAJ terhadap kemajuan minat para siswa SMA, yang

nantinya akan menjadi bahan evaluasi untuk terus memperbaiki dan

meningkatkan kualitas kinerja dan performa pelayanan terhadap masyarakat,

khususnya siswa SMA.

Page 37: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

43

• Kegiatan Non-Rutin

Selain kegiatan-kegiatan tersebut, HAAJ juga mempunyai beberapa

kegiatan non-rutin yang bersifat insidentil untuk dapat membantu

meningkatkan kualitas kegiatan, memperkaya aktivitas-aktivitas

keastronomian, memperluas jaringan dan publikasi dan tentunya

mempermudah HAAJ untuk mewujudkan visi “Memasyarakatkan ilmu

astronomi”. Kegiatan-kegiatan itu antara lain adalah Star Party Penyuluhan,

yaitu kegiatan-kegiatan penyuluhan astronomi yang dilakukan di lingkungan

sekolah dan bersifat undangan. Waktu pelaksanaanya sendiri bersifat

tentative, tergantung dari undangan yang disampaikan. Selain itu, jika ada

fenomena astronomis yang terjadi, HAAJ melakukan kegiatan-kegiatan

pengamatan dan pendokumentasian yang dimana kegiatannya biasa disebut

dengan Fenomena Astronomis. Bentuk kegiatannya berupa open house

pengamatan, yang dibuka untuk umum, dan ekspidisi pendokumentasian.

Selain kedua kegiatan itu, HAAJ juga melakukan kegiatan-kegiatan non-

rutin dalam beberapa peringatan-peringatan astronomi yang diselenggarakan.

Salah satunya adalah kegiatan seminar dan pameran dalam rangka

memperingati Pekan Antariksa Dunia, yang biasa diperingati setiap tahunnya

di seluruh dunia. Kegiatan ini biasa dilakukan dengan kerjasama pihak

Planetarium dan Observatorium Jakarta, selain itu, sebagai salah satu

instrument keastronomian di Indonesia, HAAJ kerap kali diundang untuk ikut

berpameran dalam acara-acara yang diselenggarakan di berbagai instansi-

instansi terkait. Kegiatan ini biasa disebut dengan Pameran Astronomi.

HAAJ berharap kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan secara

berkesinambungan dan dapat terus ditingkatkan kualitasnya demi tercapainya

visi “Memasyarakatkan ilmu astronomi”. Selain itu, HAAJ juga berharap

akan adanya dukungan-dukungan dari pihak terkait dalam usaha mencapai

visi tersebut.

4) Koperasi

Planetarium dan Observatorium Jakarta memiliki dua tipe koperasi, tipe

pertama yaitu koperasi yang menjual makanan berupa makanan ringan dan

minuman, dimana staff koperasi makanan juga merangkap sebagai petugas

kebersihan. Tipe kedua adalah koperasi yang menjual souvenir, souvenir

Page 38: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

44

yang dijual mulai dari buku-buku ilmu pengetahuan astronomi dan barang-

barang lainnya.

2.2.2 Studi Banding – Observatorium Bosscha

2.2.2.1 Sejarah

Observatorium Bosscha dahulu dikenal dengan sebutan Bosscha Sterrewacht

dibangun oleh NISV atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda yang dipelopori oleh

Karel Albert Rudolf Bosscha. Pembangunan Observatorium ini dimulai tahun 1922

sampai dengan awal tahun 1923 dan kemudian diresmikan oleh Gubernu; Jendral

Mr. D. Fock

Beberapa bulan setelah instalasi teleskop Zeiss selesai dipasang, Tuang

Bosscha meninggal, dan sejak saat itu diabadikanlah namanya sebagai observatorium

yaitu Observatorium Bosscha sebagai bentuk mengenang jasa beli di bidang

astronomi.

Gambar 2.17 Bosscha Observatorium

Sumber : Dokumentasi Penulis

2.2.2.2 Organisasi Observatorium

Tahun 1951 NISV meneyerahkan Observatorium Bosscha ke pemerintah

Republik Indonesia, kemudian bergabung dengan FMIPA UI. Setelah Fakultas

Teknik UI di Bandung memisahkan diri dengan membentuk Institut Teknologi

Bandung di tahun 1959, Observatorium Bosscha menjadi bagian dari Institut

Teknologi Bandung (ITB).

Page 39: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

45

Pusat penelitian dan Observatorium Bpsscha berada dibawah naungan

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) ITB.

2.2.2.3 Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan di Observatorium Bosscha adalah kegiatan

penelitian dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, antara lain :

1) Penelitian

Observatorium Bosscha memang digunakan untuk pengamatan dan

penelitian astronomi. Dengan fasilitas yang ada ditambah posisi yang

menguntungkan dikarenakan berada di dekat khatulistiwa, astronom

Indonesia dapat melakukan penelitian astronomi lebih dalam disini, bahkan

Astronnom luarpun sering menggunakan fasilitas ini untuk penelitian.

Penelitian rutin yang dilakukan adalah pengamatan bintang ganda visual

dengan refraktor Ganda Zeiss. Selain itu, jika ada obyek menarik seperti

komet yang sedang mendekati matahari, nova, atau bahkan peristiwa

astronomi menarik lainnya para peneliti Departemen Astronomi dan

Observatorium Bosscha juga mengadakan pengamatan. Dalam penelitian dan

pengamatan ini, mahasiswa astronomi sering ikut terlibat.

2) Pengabdian Pada Masyarakat

Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan dengan menyebar ilmu

astronomi lewat penerimaan kunjungan, baik keluarga maupun rombongan.

Setiap tahun pada musim kemarau antara April-November diadakan acara

malam umum. Dalam acara ini pengunjung diberi kesempatan mengintip

obyek langit beberapa diantaranya adalah bulan, bintang, okanet, gugus bola.

Acara pengamatan ini dilakukan menggunakan dua teleskop.

2.2.2.4 Jumlah Pengunjung

Pengunjung observatorium Bosscha terdiri dari beberapa kalangan yaitu TK,

SD, SMP, SMA, dan Universitas serta masyarakat umum. Hal ini dimaksudkan agar

pemberian materi dapat disesuaikan dengan jenjang pendidikan.

Page 40: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

46

2.2.3 Studi Banding – PP-IPTEK TMII

2.2.3.1Sejarah

Gagasan pendirian Science Center di Indonesia diprakarsai oleh Menteri

Riset dan Teknologi yaitu Prof. Dr. B.J. Habibie, pada tahun 1984. Dibentuk Panitia

Kerja dengan SK Menteri Riset dan Teknnologi No.15/M/Kp/IX/1984 untuk

melakukan studi banding, pengkajian konsepsi dasar pembangunan, tema peragaan,

sistem pengelolaan, serta bentuk arsitekturalnya. Pada tahun 1987 Supporting

Committee dibentuk untuk mensosialisaikan Science Center kepada masyarakat luas

melalui penyelenggaraan pameran gisikan matematika di Gedung Pengelola Taman

Mini Indonesia Indah (TMII), yang dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Prof. Dr. Fuad Hasan.

Usaha sosialisasi dilanjutkan pada tahun 1988-1990 dengan peragaan 20 alat

peraga interaktif bidang IPA di Anjungan Istana Anak-Anak TMII, sebagai hasil

kerjasama dengan Fakultas Pedidikan Matemattika & IPA, IKIP Jakarta. Tujuan

Usaha ini untuk pengenalan dan studi penjajakan animo masyarakat. Kesan yang

diperoleh dari pengunjung sangat positif dan para remaja dapat mengenal iptek

secara lebih mudah dan nyata. Peragaan tersebut digunakan juga sebagai media

pengajaran iptek oleh beberapa mahasiswa IKIP Jakarta yang bertindak sebagai

pemandu.

Konsep awal perencanaan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(PP-IPTEK) kemudian dibantu oleh US Agency for International Development dan

Asia Foundation. Sesuai dengan konsep awal tersebut, master plan PP-IPTEK

dikembangkan oleh Tim Kementrian Ristek, PT. Tripanoto Sri Konsultan, Tim dari

Musee de La Villete dan Sopha Development dari Perancis.

Pada tanggal 20 April, PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden Soeharto di

gedung sementara Terminal B Skylift-TMII, berlantai 2 seluas 1.000 m2. Sejumlah

alat peraga telah dibuat sendiri oleh tenaga ahli dari Puslitbang KIM-LIPI, LUK

BPPT, BATAN, juga sumbangan dari industri strategis dan IBM.

PP-IPTEK akhirnya menempati gedung permanen pada tanggal 10 November

1995, berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza Perdamaian

Monumen KTT Non-Blok. Dengan filosofi konsep sebagai api semangat iptek yang

merupakan titik awal pengembangan masa depan, konsep desain bangunan futuristic,

menjelajah tanpa batas, Konsultan Perencana PT. Tripanoto Sri telah merancang

bangunan seluas 24.000 m2 di atas area seluas 42.300 m2. Sejak saait itu telah

Page 41: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

47

tersedia sarana pembelajaran iptek yang memberi kesempatan kepada pengunjung

untuk melihat dan mempelajari rahasia dan gejala alam yang diperagakan,

mempelajari dengan menggunakan indera pendengar, pencium, dan peraba melalui

manipulasi, operasi, dan eksperimen. Melalui peragaan dan program, pengunjung

diberi kesempatan untuk menjadi bagian fenomena dan khasanah iptek secara

mandiri, keluarga dan kelompok, agar memberi inspirasi dan meningkatkan daya

kreativitas dan inovasi.

2.2.3.2 Visi dan Misi

Visi PP-IPTEK adalah menjadi wahana pembudayaan iptek yang dinamis

dan berperan aktif untuk mendorong tumbuhnya masyarakat yang inovatif dalam

penguasaan iptek. Untuk mencapai visi tersebut, PP-IPTEK memiliki misi, antara

lain :

1) Meningkatkan peran aktif sebagai agen pembaharuan di masyarakat

dalam pengembangan kreativitas dan inovasi iptek.

2) Mengembangkan pembelajaran publik dibidang iptek dalam mendukung

sistem inovasi nasional.

3) Merintis pembangunan dan pengembangan science center di daerah.

4) Mengembangkan Pusar Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-

IPTEK) sebagai refernsi nasional science center di Indonesia.

2.2.3.3 Kelembagaan

PP-IPTEK merupakan unit pelaksana teknis di bidang permasyarakatan dan

pembudayaan iptek yang berada di bawah pembinaan Deputi Bidang Pendayagunaan

dan Permasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementrian Riset dan

Teknologi. Hal ini diatur berdasarkan Peraturan Menteri Riset dan Teknologi Nomor

: 10/M/PER/XII/2006 tentang organisasi dan tata kerja PP-IPTEK. Kemudian, sejak

20 Maret 2007 status PP-IPTEK ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis pada

Kementrian Ristek dan Teknologi yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum (BLU) oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor:

157/KMK.05/2007 dengan status BLU Penuh. Status ini diberikan agar PP-IPTEK

dapat menjalankan pengelolaan keuangan secara lebih fleksibel dan independen

sebagaimana umumnya science centre di mancanegara.

Page 42: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

48

Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, PP-IPTEK dituntut untuk

melaksanakannya secara professional meskipun tidak mengutamakan keuntungan,

dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan

produktivitas.

2.2.3.4 Struktur Organisasi

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan bagi pengunjung, PP-

IPTEK menerapkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) sehingga fungsi layanan

dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan memenuhi SMART (Specific,

Measurable, Attainable, Reliable, dan Timely). Substansi dari SPM

mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan, dan kesetaraan layanan serta biaya

dan kemudahan layanan.

Sebagai alat untuk mengukur kualitas layanan yang diberikan, PP-IPTEK

menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang ditanya diambil melalui

kuesioner yang mencakup SPM dengan melibatkan pengunjung sebagai responden

dengan berbagai variasi profesi responden. Selain mendapat penilaian tentang

kualitas layanan minimum, PP-IPTEK juga banyak menerima saran, keluhan serta

kritikan dari pengunjung. Ini dapat dipahami sepenuhnya oleh PP-IPTEK karema

pada dasarmya standar kepuasan masing-masing individu berbeda-beda. Untuk itu

sebagai institusi yang berorientasi dan focus kepada keinginan pelanggan (market

oriented), PP-IPTEK berusaha memenuhi semaksimal mungkin hal-hal yang

diinginkan dan diharapkan oleh pengunjung dengan melakukan pembenahan dan

perbaikan semua sector pelayanan.

Untuk mengetahui kepuasan pelanggan, PP-IPTEK menerbitkan laporan IKM

setiap triwulan. Untuk triwulan III tahun 2014, hasil IKM PP-IPTEK mendapat nilai

3,89 yang berarti termasuk dalam kategori bagus. Disamping itu sejalan dengan

semangat reformasi birokrasi terkait dengan layanan pada masyarakat dan untuk

mengukuhkan komitmen PP-IPTEK sebagai lembaga penyedia layanan agar dapat

memberikan pelayanan yang lebih efektif dalam upaya memnuhi kebbuthuan dan

keinginan pelanggan, PP-IPTEK sudah menjalankan layanannya sesuai kaidah ISO

9001:2008

Page 43: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

49

Diagram 2.2 Struktur Organisasi Pengelola

Sumber : PP-IPTEK TMII

2.2.3.5 Fasilitas Layanan

1) Bangunan dan Lahan Parkir

PP-IPTEK memiliki sarana berupa gedung yang di desain futuristic

dengan luas lantai 23.400 m2. Saat ini sekitar 300 alat peraga tersebar di

gallery terbagi dalam 14 wahana, dan didukung oleh bengkel/workshop yang

cukup lengkap untuk pembuatan prototype dan manufaktur alat peraga, yakni

elektronik, kayu, dan bubut. Halaman atau lansekap seluas 42.300 m2 sangat

memadai untuk berbagai kegiatan outdoor, science camp, dan parker bagi

rombongan berjumlah besar.

2) Pengarahan Cara Berkunjung

Sebelum pengunjung rombongan memasuki galeri peraga PP-IPTEK,

seorang pemandu akan memberikan pengarahan pada setiap rombongan

mengenai tata cara yang efektif dalam berinteraksi dengan alat peraga,

mengingat sekitar 300 tersaji di galeri PP-IPTEK. Selain pengarahan,

pemandu meminta agar pengunjung dapat berinteraksi mandiri dengan alat

peraga sambil membaca keterangan secara seksama, serta mengamati dan

mempelajari fenomena iptek yang terjadi.

3) Lembar Kerja Sains (LKS)

Agar kunjungan pelajar dapat lebih bermakna, PP-IPTEK menyediakan

Lembar Kerja Sains (LKS) bagi setiap anggota pelajar. LKS dimaksud untuk

membantu pelajar supaya lebih fokus dalam mengeksplorasi dan berinteraksi

Page 44: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

50

dengan alat peraga, juga bagi pendidik dalam menambah wawasan iptek.

LKS dapat dikembangkan bersama dengan sekolah-sekolah yang mempunyai

kebutuhan dalam mata pelajaran tertentu.

4) Mushola

Untuk melayani pengunjung khususnya dalam hal pelaksanaan ibadah,

PP-IPTEK menyediakan sebuah Mushola yang khusus dibuat untuk sarana

peribadatan umat muslim. Bangunan Mushola tersebut terletak di area parker

PP-IPTEK sehingga memudahkan pengunjung untuk melaksanakan ibadah

tanpa harus membayar tiket masuk PP-IPTEK.

2.2.3.6 Data Pengguna

Padi hari kerja maupun akhir pekan, PP-IPTEK selalu dipadati oleh

rombongan sekolah, mulai dari kanak-kanak hingga seolah menengah. Dari jenjang

sekolah tersebut mayoritas rombongan adalah SD yang berasal dari Jakarta maupun

luar Jakarta. Tetapi ada pula masyarakat umum diluar rombongan sekolah yang juga

datang untuk menikmati wahana dan permainan edukasi yang terdapat di PP-IPTEK.

Gedung PP-IPTEK terbuka untuk umum. Biasanya pengunjung rombongan

sudah melakukan pemesanan tiket dari minimal 2 bulan sebelumnya,pengunjung

rombongan dapat di hitung rombongan apabila terdapat minimal 40 orang disetiap

rombongan. Untuk pengunjung perorangan dapat membeli tiket di loket sebelum

pintu masuk PP-IPTEK TMII.

Adapun peraturan yang di buat oleh PP-IPTEK selama kunjungan, yakni:

a. Tidak diperkenankan membawa tas, makanan, dan minuman.

b. Untuk yang membawa tas, dimohon untuk ditinggal di kendaraan.

c. Pengunjung hanya boleh membawa masuk berupa alat tulis, kamera, hp,

dan barang berharha lainnya.

2.2.4 Hayden Planetarium, New York

2.2.4.1Sejarah

Hayden Planetarium terletak di Museum of Natural History New York,

Amerika. Setiap tahun planetarium ini mengajak pengunjung untuk melakukan

perjalanan melalui eksplorasi ruang dan waktu, tubrukan kosmik, hypersonic impact

yang membawa evolusi dunia secara berkelanjutan dan dinamis. Hayden planetarium

tidak sama dengan planetarium lain yang ada di dunia. Pada puncak dari setengah

Page 45: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

51

lengkungan gedung ini, merupakan teater luar ankasa yang berteknologi canggih

sehingga menciptakan pertunjukan duniawi, realis, dan kesenangan yang tidak

sejajar. Dengan sistem ini, Hayden Planetarium merupakan simulator reality virtual

yang paling kuat dan luas di dunia.

Gambar 2.18 Hayden Planetarium

Sumber: amnh.org

2.2.4.2 Fasilitas

Hayden Planetarium memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :

1) Teater Bintang

Sistem teater bintang ini memberikan informasi astronomi yang luar

biasa. Menggunakan software digital galaxy, Hayden Planetarium dapat

menyalakan peta galaksi 3 dimensi dan diproyeksikan kepada kubah.

Menampilkan gambar dengan warna yang tajam dan terang bagian lantai di

tengah tempat untuk meletakan proyektor Zeiss, sistem proyektor slide, dan

laser Omniscan.

Gambar 2.19 Teater Bintang Hayden Planetarium

Sumber: amnh.org

Page 46: BAB 2 Landasan Teori Planetarium adalah gedung teater ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01123-DI Bab2001.pdf · memperagakan posisi dengan gerak benda langit

52

2) Big Bang

Gambar 2.20 Big Bang

Sumber : amnh.org

Dibagian bawah dari setengah lengkungan Hayden terdapat Big Bang

dimana para pengunjung akan dibawa ke masa awal waktu dan luar angkasa.

Pengunjung dibawa untuk merasakan pengalaman yang dramatis, rekreasi

multisensory dari saat-saat pertama di dunia. Setelah itu pengunjung

melanjutkannya dengan perjalanan yang memberi inspirasi yaitu perjalanan

evolusi dunia mengikuti jalur Harriet dan Heilburn Cosmic, merupakan satu

jalur miring yang mengambil evolusi kosmik melalui 13 juta tahun yang lalu.

3) Cosmic Pathway

Merupakan galeri yang dirancang dengan filososfis kosmik, galeri ini

berbentuk spiral yang naik keatas mengelilingi bola ditengahnya.di salah satu

sisinya terdapat penjelasan tentang alam semesta. Ruangan ini merupakan

jalan menuju pintu masuk tetaer planetarium yang ada di dalam bangunan

bola.

Gambar 2.21 Cosmic Pathway

Sumber : tripadvisor.com