28
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Analisis Bahan 2. 1. 1 Singkong Cassava is one of the most strategic crops throughout the tropical world. It is an essential part of the diet of more than half a billion people and it provides livelihood for millions of farmers, processors and traders around the world. Cassava, despite its importance as a staple crop and industrial raw material, and its contribution in fighting hunger and poverty in developing countries, has often been neglected in agricultural development policies. (Food and Agriculture Organization of United States,2004) Singkong merupakan salah satu tanaman yang paling strategis di seluruh dunia tropis. Ini merupakan bagian penting dari diet lebih dari setengah miliar orang dan memberikan penghidupan bagi jutaan petani, pengolah dan pedagang di seluruh dunia. Singkong, meskipun penting sebagai tanaman pokok dan bahan baku industri, dan kontribusinya dalam memerangi kelaparan dan kemiskinan di negara-negara berkembang, telah sering diabaikan dalam kebijakan pembangunan pertanian. (Food and Agriculture Organization of United States,2004) Singkong adalah umbi yang dikenal luas sebagai bahan makanan pokok karena mengandung karbohidratnya yang tinggi dan daunnya bisa

BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Diagram alir pembuatan tepung ... karena sama-sama melakukan proses pengocokan telur

Embed Size (px)

Citation preview

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2. 1 Analisis Bahan

2. 1. 1 Singkong

Cassava is one of the most strategic crops throughout the tropical

world. It is an essential part of the diet of more than half a billion people

and it provides livelihood for millions of farmers, processors and traders

around the world. Cassava, despite its importance as a staple crop and

industrial raw material, and its contribution in fighting hunger and poverty

in developing countries, has often been neglected in agricultural

development policies. (Food and Agriculture Organization of United

States,2004)

Singkong merupakan salah satu tanaman yang paling strategis di

seluruh dunia tropis. Ini merupakan bagian penting dari diet lebih dari

setengah miliar orang dan memberikan penghidupan bagi jutaan petani,

pengolah dan pedagang di seluruh dunia. Singkong, meskipun penting

sebagai tanaman pokok dan bahan baku industri, dan kontribusinya dalam

memerangi kelaparan dan kemiskinan di negara-negara berkembang, telah

sering diabaikan dalam kebijakan pembangunan pertanian. (Food and

Agriculture Organization of United States,2004)

Singkong adalah umbi yang dikenal luas sebagai bahan makanan

pokok karena mengandung karbohidratnya yang tinggi dan daunnya bisa

9

dijadikan sayuran. Di Indonesia tanaman ini memiliki nama lain singkong,

kasepe, ketela, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut cassava.

Singkong (Manihot esculenta Crantz) kali pertama dikenal di

Amerika selatan, kemudian dikembangkan di Brazil dan Paraguay.

Singkong ditanam secara komersial di Indonesia pada masa pemerintahan

Hindia Belanda sekitar 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang

Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara.

Dalam sistematika tanaman, singkong termasuk kelas

Dicotyledoneae dan termasuk family Eupohorbiaceae, genus Manihot yang

memiliki 7.200 spesies. Singkong secara taksonomi diklasifikasikan sebagai

berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Suku : Euphorbiaceae

Subsuku : Crotonoideae

Tribe : Manihoteae

Marga : Mannihot

Spesies : M. esculenta

11

Gambar 2.1 Singkong

Singkong berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal

tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi.

Singkong bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan

produktif. Daun singkong memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya

menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar.

Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah.

Singkong diperbanyak dengan stek batang. Stek batang diperoleh dari

hasil panenan tanaman sebelumnya. Stek diambil dari bagian tengah batang agar

matanya tidak terlalu tua, tetapi juga tidak terlalu muda. Perbanyakan dengan biji

hanya dilakuan oleh pemulia tanaman dalam mencari varietas unggul. Asal stek,

diameter bibit, ukuran stek, dan lama penyimpanan bibit berpengaruh terhadap

daya tumbuh dan produksi singkong. Bibit yang dianjurkan adalah :

1) Stek berasal dari batang bagian tengah yang sudah berkayu

2) Panjang 15-20 cm

3) Diameter 2-3 cm

4) Tanpa penyimpanan

5) Umur genjah 7-9 bulan

12

6) Tahan terhadap hama dan penyakit

Singkong merupakan tanaman yang bibitnya mudah didapat dan mudah

pula dibudidayakan, yaitu dapat ditanam di lahan yang kurang subur sekali pun,

risiko gagal panen 5 persen, dan tidak memiliki banyak hama. Di sisi lain,

dibandingkan dengan tanaman pangan lain yang rata-rata hanya berumur 4 bulan,

singkong memiliki umur yang lebih panjang yaitu 7-12 bulan.

Tabel. 2.1 Komposisi Singkong (per 100gr bahan)

No. Komponen Kadar

1 Kalori 146.00

2 Air 62.50

3 Fosfor 40.00

4 Karbohidrat 34.00

5 Kalsium 33.00

6 Vitamin C 30.00 mg

7 Protein 1.2 gram

8 Besi 0.7 mg

9 Lemak 0.30 gram

10 Vitamin B1 0.06 mg

Sumber: Halim, 2011:24

Di Indonesia singkong menjadi makanan bahan pangan pokok setelah

beras dan jagung. Manfaat daun singkong sebagai bahan sayuran memiliki

protein cukup tinggi karena mengandung asam amino metionin, atau untuk

keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Singkong bisa digunakan sebagai

13

pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebagai kayu bakar untuk

memasak. Dengan perkembangan teknologi, singkong dijadikan bahan dasar

pada industri makanan dan bahan baku industri pakan. Selain itu digunakan pula

pada industri obat-obatan. Singkong dalam keadaan segar tidak tahan lama.

Untuk pemasaran yang memerlukan waktu lama singkong harus diolah terlebih

dahulu menjadi bentuk lain yang lebih awet. (Salim, 2011:20-24). Selain dalam

industri pangan, singkong juga dapat menjadi bahan baku untuk mendukung

ketahanan energi suatu negara.

Thailand is facing a serious problem with their reliance on foreign oil

imports. With nearly 90% of their crude oil, gasoline, and diesel being imported,

the country is searching for ways to improve their national energy security by

lowering their demand for foreign oil. Bioethanol from cassava and molasses are

two promising technologies that could help Thailand work toward their goal of

energy security. (Russell, Frymier,2012)

Thailand sedang menghadapi masalah serius dengan ketergantungan

mereka pada impor minyak asing. Dengan hampir 90% dari minyak mentah,

bensin, dan diesel mereka yang diimpor, negara ini mencari cara untuk

meningkatkan keamanan energi nasional mereka dengan menurunkan permintaan

mereka untuk minyak asing. Bioetanol dari singkong dan molase adalah dua

teknologi yang menjanjikan yang dapat membantu pekerjaan Thailand menuju

tujuan mereka keamanan energi. (Russell, Frymier,2012)

14

Tabel 2.2 Tipe dan distribusi produk singkong

15

Sumber: Food and Agriculture Organization of United Nations, 2013

2. 1. 2 Tepung Singkong Mocaf (Modification Cassava Flour)

Mocaf yang juga dikenal dengan istilah MOCAL merupakan produk

tepung dari singkong (Manihot Esculenta Crantz) yang diproses

menggunakan prinsip modifikasi sel singkong secara fermentasi, dimana

mikroba BAL (Bakteri Asam Laktat) mendominasi selama fermentasi tepung

singkong ini. Mikroba yang tumbuh menghasilkan enzim pektinolitik dan

selulolitik yang dapat menghancurkan dinding sel singkong sedemikian rupa

sehingga terjadi liberasi granula pati. Mikroba tersebut juga menghasilkan

enzim-enzim yang menghidrolisis pati menjadi gula dan selanjutnya

mengubahnya menjadi asamasam organic, terutama asam laktat. Hal ini akan

menyebabkan perubahan karakteristik dari tepung yang dihasilkan berupa

16

naiknya viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan

melarut. Demikian pula, cita rasa mocaf menjadi netral karena menutupi citra

rasa singkong sampai 70% (Subagio et al., 2008).

Menurut Subagio et al. (2008), komposisi kimia mocaf tidak jauh

berbeda dengan tepung singkong, tetapi mocaf mempunyai karakteristik

organoleptik yang spesifik. Komposisi kimia dan karakteristik organoleptik

antara mocaf dan tepung singkong dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Secara

organoleptik warna mocaf yang dihasilkan jauh lebih putih jika dibandingkan

dengan warna tepung singkong biasa. Hal ini disebabkan karena kandungan

protein mocaf yang lebih rendah dibandingkan dengan tepung singkong.

Kandungan protein dapat menyebabkan warna coklat tua ketika pengeringan

atau pemanasan.

Tabel 2.3 Perbedaan komposisi kimia mocaf dengan tepung singkong

Parameter Mocaf Tepung Singkong

Kadar Air (%) Max. 13 Max. 13

Kadar protein (%) Max. 1.0 Max. 1.2

Kadar abu (%) Max. 0.2 Max. 0.2

Kadar pati (%) 85 - 87 82 - 85

Kadar serat (%) 1.9 - 3.4 1.0 - 4.2

Kadar lemak (%) 0.4 - 0.8 0.4 - 0.8

Kadar HCN (mg/kg) tidak terdeteksi tidak terdeteksi

Sumber : Subagio et al., 2008.

17

Tabel 2.4 Perbedaan sifat organoleptik mocaf dengan tepung singkong

Parameter Mocaf Tepung Singkong

Warna Putih Putih agak kecoklatan

Aroma Netral Kesan singkong

Rasa Netral Kesan singkong

Sumber : Subagio et al., 2008.

Tabel 2.5 Perbedaan komposisi kimiawi tepung terigu vs tepung mocaf

Komponen Mocaf Tepung Terigu

Kadar Air (%) 6.9 12

Kadar protein (%) 1.2 8 - 13

Kadar abu (%) 0.4 1.3

Kadar pati (%) 87.3 60 – 68

Kadar serat (%) 3.4 2 – 2.5

Kadar lemak (%) 0.4 1.5 - 2

Sumber : Salim, 2011:13

18

Diagram alir pembuatan tepung singkong mocaf

Gambar 2.2 Diagram alir pembuatan tepung singkong mocaf

Singkong

Segar

Tepung Singkong

Fermented

(MOCAF)

19

2. 1. 3 Tepung Terigu

Humans have been consuming wheat and wheat flour for thousands

of years. Cultivation of the land and the growing of crops were introduced

about 10-15,000 years ago when agricultural implements were first

developed. Ever since, humans have been able to grow grains for food

instead of gathering them from naturally grown wild grasses.

Because grains and other seeds are naturally dry, they can be stored for long

periods of time, transported and traded for other foods. The next step was the

processing of these grains into a more palatable state by breaking them down

into smaller particles and further mixing them with water and cooking them.

The grinding of wheat and other grains into flour or meal began about 8,000

years ago, as evidenced by the state of the teeth of human remains found

from that period showing no evidence of markings that would indicate the

chewing of whole grains.

Terigu adalah tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan

digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mie, roti, dan pasta. Kata terigu

dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis trigo yang berarti

gandum. Tepung terigu mengandung protein dalam bentuk gluten, yang

berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan

terigu (Desrosier, 2008).

Tepung terigu merupakan bahan dasar dalam pembuatan kue, roti dan

mie. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang telah digiling. Tepung

terigu yang digunakan bersifat mudah tercurah, kering, tidak menggumpal

20

jika diletakkan, berwarna putih, tidak berbau asing, bebas dari kotoran dan

kontaminasi lain. Kandungan protein utama dalam terigu yang berperan

dalam pembuatan kue adalah gluten. Gluten ini terbentuk dari gliadin dan

glutenin. Protein dalam tepung terigu untuk pembuatan kue harus dalam

jumlah cukup tinggi supaya kue yang dihasilkan menjadi empuk

2. 2 Kajian Produk

2. 2. 1 Bolu Kemojo

Gambar 2.3 Bolu Kemojo

Bolu kembojo yang sering juga disebut bolu kemojo merupakan salah

satu jenis kue tradisional Riau yang dahulunya kurang dikenal orang karena

pada zaman dahulu bolu kembojo atau yang lebih sering disebut bolu kemojo

ini hanya dapat dinikmati pada acara-acara tertentu seperti upacara adat atau

pernikahan, namun pada tahun 1997 seorang Ibu yang bernama Dinawati S.

Ag memperkenalkan dan mempopulerkan bolu kemojo ini. Sehingga

sekarang tidak sulit untuk menemukan makanan ini bila berkunjung ke

daerah Riau. (Rusydianti, 2012). Pada umumnya kue bolu kemojo dibuat dari

tepung terigu sebagai bahan utama, dicampur dengan telur, santan,

margarine, gula, sedikit garam serta daun pandan. Bolu kemojo ini memiliki

21

tekstur bagian dalam yang lembut dan tidak berpori-pori tapi bagian luar

sedikit kering.

Proses pembuatan bolu kemojo hampir sama dengan proses

pembuatan sponge cake karena sama-sama melakukan proses pengocokan

telur dan gula terlebih dahulu. Bedanya, bolu kemojo hanya dikocok sebentar

dan tidak perlu terlalu mengembang, sementara spone cake pengocokan

dilakukan lebih lama atau hingga adonan mengandung banyak udara,

bertekstur ringan dan mengembang. (Ananto,2009:5)

2. 2. 2 Bahan Utama

a) Telur

Telur merupakan bahan yang mesti ada dalam pembuatan kue terutama

cake (bolu). Telur bersama tepung membentuk kerangka atau struktur

(proteinnya) cake, selain itu telur juga menyumbangkan kelembaban

(mengandung 75% air dan 25% solid) sehingga cake menjadi empuk,

aroma, penambah rasa, peningkatan gizi, pengembangan atau

peningkatan volume serta mempengaruhi warna dari cake. Lecitin dalam

kuning telur mempunyai daya emulsi sedangkan lutein dapat

membangkitkan warna pada hasil produk. Telur yang digunakan adalah

telur yang segar (pH 7 – 7,5), tidak dalam kondisi dingin, tidak

rusak/pecah sebelum dipakai. Sebelum digunakan telur harus dikocok

terlebih dahulu. (Anni Faridah,2008:300-301)

22

Gambar 2.4 Telur ayam

b) Gula

Gula pasir (Granulated sugar). Gula yang dihasilkan dari pengolahan air

tebu, mempunyai kristal yang besar, memerlukan waktu agak lama untuk

larut dalam adonan, biasanya digunakan sebagai untuk pembuatan adonan

atau taburan di atas berbagai pastry (Anni Faridah,2008:250).

Dalam pembuatan produk yang dipanggang, gula berfungsi sebagai

pemberi warna kecoklatan sebagai efek dari karamelisasi. Karena itu

jumlah pemakaian harus tepat supaya hasil akhir tidak terlalu pucat atau

gosong. Gula banyak macamnnya, gula pasir, gula caster (gula pasir

berbutir halus), gula bubuk, gula palem, gula jawa, tetapi yang banyak

dipakai yaitu gula pasir.(Ananto, 2009: 10)

23

Gambar 2.5 Gula pasir

c) Santan

Santan adalah hasil perasan dari kelapa parut

• Santan kental: hasil perasan pertama dan kedua dari kelapa

parut tua. Perasan pertama: remas-remas kelapa parut dengan

air sebanyak kurang lebih 75ml, peras, lalu saring. Perasan

kedua: ulangi sekali lagi

• Santan encer: hasil perasan kelapa parut yang sudah diambil

santan kentalnya. Membuat santan encer: beri airkira-kira

100ml pada kelapa parut, remas-remas, peras lalu saring.

Ulangi sampai 2-3 kali.

• Santan siap pakai: dijual dalam kemasan karton dalam ukuran

30ml, 200ml, dan 500ml. (Hayatinufus, 2005: 5).

24

Gambar 2.6 Santan siap pakai

2. 2. 3 Bahan Tambahan

a) Daun Pandan

Daun padan sering dipakai sebagai pengharum alami pada masakan atau

sebagai campuran dalam air daun suji. Ada dua macam daun pandan,

yaitu pandan biasa dan pandan wangi. Daun pandan wangi lebih kecil dan

memiliki keharuman melebihi daun pandan biasa. (Dewi Soesilo,2013:4)

b) Garam

Fungsi garam sebagai pembangkit rasa dan aroma. Garam merupakan

bahan yang memegang peranan penting dalam membangkitkan rasa lezat,

oleh karena itu penggunaan garam harus tepat ukurannya. Garam juga

berfungsi menurunkan suhu penggulalian dalam adonan. Selain itu garam

memegang peranan penting dalam menimbulkan warna kerak. (Anni

Faridah,2008:302)

25

2. 2. 4 Peralatan

Peralatan yang dipakai dalam pembuatan bolu kemojo:

a) Timbangan

Timbangan berguna untuk menimbang bahan-bahan kue supaya

sesuai dengan resep. Yang perlu diperhatikan saat akan menimbang

adalah perhatikan dahulu jarum timbangan harus berada di angka nol

(0). (Hanifah N,2006:50)

Gambar 2. 7 Timbangan

b) Gelas ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur bahan cair seperti air, susu

dan santan. (Hanifah N,2006:50)

Gambar 2.8 Gelas ukur

26

c) Mangkuk adonan

Mangkuk adonan sebagai wadah untuk membuat adonan atau wadah

untuk bahan-bahan cake tergantung dari volumenya. Mangkuk

volume kecil untuk mengocok telur. Mangkuk sedang untuk

mengaduk bahan kering. Mangkuk besar untuk mengocok adonan,

mengocok krim. Mangkuk adonan tersedia dalam berbagai bahan dan

ukuran, ada yang terbuat dari plastik, melamin, keramik, beling, metal

seperti aluminium, tembaga, atau stainless steel. (Habsari,R,2012:27)

Gambar 2.9 Mangkuk adonan

d) Spatula

Spatula plastik/karet/silikon berguna untuk membersihkan sisa

adonan dari mangkuk adonan (Ananto,2009:13)

Gambar 2.10 Spatula karet

27

e) Saringan halus

Saringan halus sangat berguba untuk mengayak bahan-bahan kering .

Pengayakan yang halus akan menyebabkan tekstur kue menjadi lebih

halus dan ringan (Ananto,2009:13)

Gambar 2.11 Saringan halus

f) Paring knife

Paring knife digunakan untuk mengiris daun pandan

g) Chopping board / talenan

Chopping board / talenan digunakan sebagai alas saat mengiris daun

pandan

Gambar 2.12 Talenan dan paring knife

h) Sendok

Sendok digunakan untuk mengambil bahan kering, mengaduk bahan

kering atau cair, mencetak adonan, mengukur bahan. Sendok tersedia

dalam berbagai bentuk dan ukuran.

28

Gambar 2.13 Sendok

i) Pan / teflon

Pan digunakan untuk mencairkan margarine

Gambar 2.14 Pan / teflon

j) Oven

Oven digunakan untuk memanggang kue. Dalam pemakaian oven,

harus diperhatikan kondisi oven apakah cepat panas atau harus

menunggu lama untuk mencapai derajat panas yang dibutuhkan.

Panaskan oven 10 menit sebelum digunakan.

Gambar 2.15 Oven

29

Oven dengan api kecil suhu 150 – 160 oC untuk memanggang kue

kering

Oven dengan api sedang suhu 180 – 190 oC untuk memanggang

aneka cake & kue

Oven dengan api besar suhu 200 – 220 oC untuk memanggang roti,

pizza dll

Panas yang tidak sesuai dan merata menyebabkan kue menjadi bantat

atau justru hangus. (Sufi S Y,2000:14)

Maka sebaiknya menggukanan oven yang memiliki termometer. Bila

oven tidak memiliki termometer, termometer dapat dibeli lalu

ditempelkan dipermukaan oven. (Ananto,2010:12)

2. 2. 5 Resep Baku

a. Resep bolu kemojo dari buku 202 Resep Makanan & Minuman Tradisional

oleh Nina Augustina (2012)

Bahan:

• Telur ayam : 4 butir

• Tepung terigu : 400 gr

• Santan+pandan : 3 gelas

• Margarine : 250 gr (dicairkan)

• Gula pasir : 300 gr

• Garam : ½ sdt

30

Cara pembuatan:

• Aduk telur dan gula hingga sedikit mengembang, lalu campurkan

bahan-bahan lainnya yaitu tepung, santan yang telah diberi perasan

daun pandan, margarine cair, garam diaduk hingga rata.

• Panaskan cetakan bolu kemojo dengan oven atau arang.

• Masukan adonan kedalam cetakan yang telah diolesi margarine,

panggang dengan menggunakan bara arang diatas maupun dibawah

cetakan atau panggang dengan oven.

b. Resep bolu kemojo atau kue bingka dari buku Membuat Aneka Kue Bingka

oleh Sisca Susanto (2012)

Bahan:

• Telur ayam : 7 butir

• Gula pasir : 150 gr

• Perasan pandan : 50 ml

• Tepung terigu : 50 gr

• Santan : 375 gr

• Garam : ½ sdt

Cara membuat:

• Kocok telur dan gula pasir sampai mengembang dan kental.

Tambahkan perasan pandan, santan, dan garam, sambil diaduk

hingga rata.

• Siapkan cetakan, olesi dengan margarine. Tuang adonan kedalam

cetakan.

31

• Letakan cetakan ke dalam loyang berisi air (steam/au bain marie).

Panggang selama lebih kurang 1 jam dengan panas 175oC sampai

bingka matang. Keluarkan dan dinginkan.

Setelah melakukan percobaan maka dari kedua resep tersebut

penulis mengambil resep Nina Augustina untuk menjadi acuan atau resep

dasar pengolahan bolu kemojo. Berikut dapat dilihat gambar dan diagram

alir pembuatan bolu kemojo.

2. 2. 5. 1 Proses pembuatan

Gambar 2.16 Telur dan gula Gambar 2.17 Aduk telur dan gula

Gambar 2.18 Pencampuran tepung Gambar 2.19 pencampuran santan

32

Gambar 2.20 Penambahan perasan pandan Gambar 2.21 Penambahan garam

G

Gambar 2.22 Panaskan cetakan Gambar 2.23 Tuang ke cetakan

Gambar 2.24 Masukkan dalam oven suhu 1750

33

2. 2. 5. 2 Diagram alir pembuatan bolu kemojo

Diagram alir pembuatan bolu kemojo

Gambar 2.25 Diagram alir pembuatan bolu kemojo

Persiapan Alat dan Bahan

Pengayakan Tepung dan Pencairan Margarine

Pengadukan telur dan gula hingga sedikit mengembang

Setelah 45 menit, keluarkan dari oven lalu dinginkan dan keluarkan

dari cetakan

Sajikan

Tambahkan tepung, santan, air pandan, margarine cair, garam

Ketika oven sudah panas, panggang adonan dengan suhu 175o

selama 45 menit

Oles cetakan dengan sedikit mentega

Tuangkan adonan ke dalam cetakan

Aduk adonan hingga rata dan panaskan oven

Penimbangan dan Pengukuran Bahan (tepung, santan, air pandan,

gula, margarine, garam)

34

2. 3 Kerangka Penelitian

Tepung singkong mocaf memiliki beberapa keunggulan seperti aman dikonsumsi

oleh semua kalangan termasuk balita dan penderita autis karena bebas gluten dan

mengandung kalsium, serat dan fosfor. Tetapi tepung singkong mocaf juga memiliki

kekurangan seperti kurangnya kandungan protein yang membutuhkan pencampuran

bahan lainnya dalam proses penggunaannya. Pada penelitian ini penulis mengambil cara

untuk menutupi kekurangan protein pada tepung ini dengan menggunakannya dalam

proses pembuatan bolu kemojo yang juga disertai bahan-bahan kaya protein seperti

telur.

Pada penelitian yang berjudul “Uji Organoleptik Hasil Jadi Bolu Kemojo

Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Singkong Mocaf” penulis akan lebih banyak

mengupas tentang uji pembedaan pada bolu kemojo tepung terigu dan tepung singkong

mocaf serta daya terima masyarakat terhadap bolu kemojo tepung singkong mocaf.

Berikut dapat dilihat skema kerangka penelitian Gambar 2.26:

35

Aroma Warna Rasa Bentuk Tekstur

Keterangan : Diteliti Tidak diteliti ----------

Tepung Singkong Mocaf

Kelebihan Kekurangan

1.Bebas gluten sehingga aman

dikonsumsi penderita autis dan balita

2. Kaya kandungan kalsium, serat dan

fosfor

1.Kadar protein rendah

Bolu Kemojo

Kelebihan Kekurangan

1.Bahannya mudah didapat

2.Proses pembuatan yang mudah

1. Daya tahan penyimpanan terbatas

(paling lama 2 hari)

Uji Organoleptik Hasil Jadi Bolu Kemojo Menggunakan Tepung Terigu dan

Tepung Singkong Mocaf

Uji Pembedaan pada Bolu Kemojo Tepung Terigu dan Tepung Singkong Mocaf

Bolu Kemojo dengan tepung singkong mocaf diterima masyarakat

36

Gambar 2.26 Skema kerangka penelitian