26
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Dalam bukunya O’Brien (2005, p5) mendefinisikan sistem informasi sebagai kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Whitten & Bentley (2007, p6), sistem informasi adalah suatu pengaturan dari orang, data, proses dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menghasilkan output yang berupa informasi yang dibutuhkan untuk mendukung suatu organisasi. Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu pengaturan dari hardware, software, orang, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses dan menghasilkan output dan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi. Peran dasar sistem informasi dalam bisnis antara lain: a. Mendukung proses dan operasi bisnis b. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya c. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif Keberhasilan sistem informasi tidak hanya diukur dari sisi efisiensi seperti meminimalkan biaya, waktu dan penggunaan sumber daya informasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00370-KA BAB 2.pdfdari hardware, software, orang, jaringan komunikasi dan sumber daya data

Embed Size (px)

Citation preview

 

 

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Dalam bukunya O’Brien (2005, p5) mendefinisikan sistem informasi

sebagai kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan

komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Menurut Whitten & Bentley (2007, p6), sistem informasi adalah suatu

pengaturan dari orang, data, proses dan teknologi informasi yang saling

berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menghasilkan

output yang berupa informasi yang dibutuhkan untuk mendukung suatu

organisasi.

Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu pengaturan

dari hardware, software, orang, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang

saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses dan menghasilkan output

dan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi.

Peran dasar sistem informasi dalam bisnis antara lain:

a. Mendukung proses dan operasi bisnis

b. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya

c. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif

Keberhasilan sistem informasi tidak hanya diukur dari sisi efisiensi seperti

meminimalkan biaya, waktu dan penggunaan sumber daya informasi.

7

 

Keberhasilan implementasi sistem informasi juga diukur dari efektivitas sistem

tersebut dalam mendukung strategi bisnis organisasi, memungkinkan proses

bisnisnya, meningkatkan struktur organisasi dan budaya serta meningkatkan nilai

pelanggan dan bisnis perusahaan.

2.2 Proses Bisnis

Menurut Brady (2001, p3), proses bisnis adalah kumpulan aktivitas-

aktivitas yang mengambil satu atau beberapa jenis masukan (input) dan

menciptakan keluaran (output) yang berguna bagi pelanggan.

Menurut Rama (2006, p4), proses bisnis diartikan sebagai serangkaian

aktivitas yang dilakukan oleh sebuah bisnis dalam rangka penyediaan, produksi

dan penjualan barang atau jasa.

Jadi, proses bisnis adalah rangkaian kegiatan bisnis yang dimulai sejak

kegiatan pengambilan data masukan hingga menghasilkan informasi/ keluaran

yang diinginkan perusahaan setelah melalui proses pengolahan dan penyimpanan.

Gambar 2.1 Proses Bisnis

(Sumber : www.teach-ict.com)

8

 

2.3 Flowchart

Menurut Mulyadi (2001, p11), bagan alir dokumen (flowchart) merupakan

sebuah peta yang memberikan gambaran menyeluruh mengenai struktur dan

proses suatu sistem. Bagan alir data terdiri dari simbol-simbol standar yang biasa

digunakan oleh analis sistem (system analyst) untuk mengkomunikasikan hasil

rancangannya kepada pemakai rancangannya. Pada flowchart terdapat simbol-

simbol standar yang masing-masing memiliki makna. Simbol dan maknanya

dapat dilihat pada lampiran 4 (L-28).

2.4 Efektivitas

Menurut Aras (2003, p6), efektivitas adalah suatu keadaan dimana

kemampuan suatu sistem sesuai dengan keinginan dari pengguna, baik dari sistem

pengaplikasiannya maupun sistem pengoperasiannya. Kemampuan sistem berarti

kesanggupan sistem untuk melakukan suatu hal. Keinginan pengguna adalah

suatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga

pengguna merasa lebih puas.

Menurut Budi (2005, p7), menjadi efektif berarti dapat memilih tujuan-

tujuan yang tepat dari seperangkat alternatif atau pilihan cara dan menentukan

suatu pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Sehingga efektivitas dapat diartikan

sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang

ditentukan.

9

 

Dapat disimpulkan pengertian dari kata efektivitas yaitu pengukuran

keberhasilan sistem dalam memenuhi kebutuhan dasar pengguna maupun

kebutuhan tambahannya sehingga tujuan-tujuan sistem dapat tercapai.

2.5 Efisiensi

Menurut Anthony dan Govindarajan (2003, p.149) menyatakan bahwa

“Efficiency is the ratio of outputs to inputs, or the amount of output per unit of

input.” Yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan bahwa Efisiensi merupakan

perbandingan output terhadap input atau banyaknya output perunit yang

dihasilkan dari suatu input.

Menurut Budi (2005, p6), efisiensi diartikan sebagai sebuah ukuran yang

menunjukkan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi

untuk menghasilkan output. Efisiensi merupakan karakteristik dari proses yang

mengukur performansi aktual dari sumber daya relatif terhadap standar yang

ditetapkan. Peningkatan dalam efisiensi pada proses bisnis akan mengurangi

biaya.

Dapat disimpulkan bahwa efisiensi adalah penggunaan sumber daya

secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap

bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari

cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya

dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara

masukan dan keluaran yang diterima.

10

 

2.6 Investasi

2.6.1 Pengertian Investasi

Menurut Reily & Brown (2006, p708), investasi adalah komitmen

pendanaan untuk periode waktu tertentu yang akan memberikan hasil

sebagai kompensasi bagi investor selama waktu tersebut dan resiko yang

termasuk didalamnya.

Menurut Bodie, Kane dan Marcus (2009, p1), Investment is the

current commitment of money or other reaping future benefits. Yang

berarti investasi adalah sebuah komitmen mengenai uang atau hal lain

untuk mencapai manfaat dimasa yang akan datang. Investasi pada

dasarnya adalah pengorbanan yang dilakukan saat ini dengan

mengharapkan manfaat dari pengorbanan tersebut.

Jadi investasi adalah komitmen pendanaan yang dikeluarkan untuk

mencapai manfaat dimasa yang akan datang.

2.6.2 Jenis investasi

Investasi dibagi menjadi dua jenis berdasarkan objeknya, yaitu:

a. Real assets

Real assets adalah sumber daya seperti tanah, gedung, pengetahuan

serta mesin yang digunakan untuk memproduksi barang dan sumber

daya manusia yang berkemampuan untuk menggunakan sumber daya

tersebut.

11

 

b. Financial asset

Financial asset adalah klaim terhadap pendapatan yang dihasilkan dari

real assets atau klaim pendapatan dari pemerintah. Financial assets

memberikan kontribusi pada kesejahteraan perseorangan ataupun

perusahaan yang memilikinya. Contoh financial assets antara lain

saham ataupun bonds.

2.6.3 Investasi Teknologi Informasi

Menurut Sitpatrick (2005, p28), investasi TI tersusun dari total

daur hidup keseluruhan atau sebagian proyek yang melibatkan TI,

termasuk post-project, operating cost dari sistem yang telah

diimplementasikan. Investasi berakhir saat investasi tersebut digantikan

atau dieliminasi karena alasan tertentu.

Pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh

perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi

sistem dan teknologi informasi antara lain:

a. Strategi bisnis organisasi secara keseluruhan

b. Posisi organisasi pada pasar termasuk menganalisa fasilitas yang ada

untuk persaingan dan pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan

c. Situasi keuangan organisasi

d. Keahlian TI yang dimiliki organisasi

e. Analisa trend dan standart TI

12

 

2.7 Enterprise Resource Planning

Dalam bukunya O’Brien (2005, p320) mendefinisikan Enterprise

Resource Planning (ERP) sebagai software lintas fungsi terpadu yang merekayasa

ulang proses manufaktur, distribusi, keuangan, sumber daya manusia dan proses

bisnis dasar lainnya dari suatu perusahaan untuk memperbaiki efisiensi,

kelincahan dan profitabilitasnya.

Sedangkan menurut Brady (2001, p153), ERP adalah sistem yang

membantu mengatur proses bisnis seperti pemasaran, produksi, pembelian dan

akuntansi secara terintegrasi dan menyimpan datanya dalam database umum yang

digunakan oleh seluruh sistem informasi di dalam perusahaan.

Menurut Whitten & Bentley (2007, p26), ERP merupakan sebuah aplikasi

software yang mengintegrasikan suatu sistem informasi dan fungsi bisnis

(termasuk proses transaksi dan manajemen informasi untuk semua fungsi bisnis

dalam perusahaan).

Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem informasi terintegrasi

yang dapat mengakomodasikan kebutuhan - kebutuhan sistem informasi secara

spesifik untuk departemen - departemen yang berbeda pada suatu perusahaan.

ERP terdiri dari bermacam – macam modul yang disediakan untuk berbagai

kebutuhan dalam suatu perusahaan, dari modul untuk keuangan sampai modul

untuk proses distribusi (Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi Sistem

Informasi Terintegrasi, Setyawan Wibisono, 2005, p150-159)

Jadi ERP adalah sistem yang saling terintergrasi antara fungsi yang satu

dengan yang lain baik fungsi akuntansi, pembelian, produksi, penjualan dan

13

 

gudang yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem bisnis

perusahaan dan menyatukan data dalam sebuah database.

Sistem ERP telah ada sejak tahun 1960an, dimana awalnya hanya

berfokus pada sistem fabrikasi untuk pengendalian persediaan. Dan sekarang ini,

sistem ERP telah banyak mengalami evolusi pergeseran dari pengendalian

menjadi pengelolaan sumber daya.

Konsep dasar ERP dapat diterjemahkan sebagi berikut :

a. ERP terdiri atas paket software komersial yang menjamin integrasi yang

mulus atas semua aliran informasi di perusahaan, yang meliputi, keuangan,

akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasok dan informasi konsumen.

b. Sistem ERP adalah paket sistem informasi yang dapat dikonfigurasi, yang

mengintegrasikan informasi dan proses yang berbasis informasi di dalam dan

melintas area fungsional dalam sebuah organisasi.

c. ERP merupakan satu basis data, satu aplikasi dan satu kesatuan antarmuka di

seluruh enterprise.

Pada dasarnya implementasi sistem ERP pada perusahaan memiliki

banyak manfaat, diantaranya:

1. Kualitas dan Efisiensi

ERP menciptakan kerangka kerja yang mengintegrasikan dan meningkatkan

proses bisnis internal perusahaan yang menghasilkan peningkatan signifikan

dalam kualitas serta efisiensi layanan pelanggan, produksi dan distribusi.

14

 

2. Penurunan Biaya

Banyak perusahaan yang melaporkan terjadinya penurunan secara signifikan

pada biaya pemrosesan transaksi, hardware, software serta karyawan

pendukung sejak penggunaan ERP dilakukan.

3. Pendukung Keputusan

ERP menyediakan informasi mengenai kinerja bisnis lintas fungsi yang sangat

penting secara cepat untuk para manajer agar dapat secara signifikan

meningkatkan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan secara tepat

waktu di lintas bisnis keseluruhan perusahaan.

4. Kelincahan Perusahaan

Pengimplementasian sistem ERP meruntuhkan banyak dinding departemen

dan fungsi berbagai proses bisnis, sistem informasi dan sumber daya

informasi. Hal ini menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab

manajerial dan peran kerja yang lebih fleksibel, sehingga organisasi serta

tenaga kerja yang ada dapat lebih lincah dan adaptif hingga mampu

memanfaatkan berbagai kesempatan bisnis dengan lebih mudah.

2.8 Biaya

Menurut Simamora (2002, p40), biaya adalah kas atau setara kas yang

dikorbankan (dibayarkan) untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan

manfaat (pendapatan) pada saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi.

15

 

Lima tujuan umum adanya informasi mengenai biaya bagi manajemen

adalah:

1. Penilaian persediaan.

Manajemen harus mengetahui biaya-biaya apa saja yang akan dilekatkan

dalam persediaan perusahaan.

2. Penentuan laba perusahaan

Manajemen perlu mengetahui biaya mana saja yang akan dikurangkan dari

pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba usaha selama

periode.

3. Perencanaan keuangan

Manajemen membutuhkan informasi biaya untuk merencanakan masa depan

dengan tujuan finansial yang dikehendaki.

4. Pengendalian kegiatan usaha

Manajemen membutuhkan informasi perihal hasil biaya sesungguhnya

dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan.

5. Pengambilan keputusan

Manajemen kerap kali harus mengevaluasi biaya yang berhubungan dengan

serangkaian alternatif tindakan yang darinya lantas dipilih opsi yang paling

baik.

16

 

Biaya dapat dipisahkan menjadi beberapa kategori menurut kegunaan

pemakaiannya, yaitu:

a. Biaya Implementasi

Biaya implementasi adalah setiap pengeluaran yang dikeluarkan oleh

perusahaan ketika akan melakukan suatu investasi atas suatu sistem ataupun

dalam bentuk aset. Contohnya adalah biaya license dan biaya server.

b. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dibelanjakan oleh perusahaan atas setiap

kegiatan harian, bulanan, maupun tahunan perusahaan. Biaya ini dikeluarkan

secara rutin untuk mendukung jalannya sistem bisnis perusahaan. Contohnya

adalah biaya listrik, biaya air dan biaya telpon.

Biaya juga dapat digolongkan berdasarkan bentuk biaya itu sendiri,

contohnya biaya hardware, biaya software, biaya internet dan lainnya. Biaya

hardware adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli perangkat keras seperti

komputer, laptop serta alat-alat pendukung hardware lainnya.

2.9 Manfaat

Manfaat merupakan sebuah konsekuensi positif dari pengambilan

keputusan investasi TI. Sedangkan dalam bukunya, Remenyi (2007, p27)

mengatakan bahwa pada kenyataannya, sangat sulit untuk mengidentifikasi

manfaat secara jelas dan akurat. Situasi ini menjadi lebih rumit lagi ketika

pengupayaan menggunakan metriks manfaat TI secara khusus. Dalam

17

 

kenyataannya, tidak ada metriks khusus yang diperlukan. Metriks kinerja bisnis

secara umum adalah yang paling memadai dalam mengidentifikasi manfaat TI.

Ada dua aspek manfaat dari penggunaan TI, yaitu :

a. Tangible benefits

Tangible benefit seringkali disebut sebagai hard cost yang selalu tampak dan

secara langsung memperbaiki kinerja perusahaan, seperti pengurangan biaya

dan secara lebih jelas dapat terlihat dalam akun organisasi sebagai perbaikan

dalam profit dan pada Return On Investment (ROI). Tangible Benefit secara

relatif mudah untuk diidentifikasi dan dihitung dalam bentuk fisik.

b. Intangible Benefit

Intangible benefit seringkali disebut sebagai soft cost dimana dapat

memperbaiki keadaan secara umum dari staff dan membuat kegiatan

perusahaan menjadi lebih mudah, secara tidak langsung difokuskan untuk

pengidentifikasian perbaikan kinerja dan biasanya tidak akan mudah terlihat

dalam akun perusahaan.

Walaupun sangat sulit untuk memastikan nilai aktual, terutama dari segi

finansial, intangible benefit dapat memberikan kontribusi kritikal terhadap

kesuksesan sebuah organisasi. Intangbile Benefit dapat diukur dengan

menggunakan instrumen pengukuran seperti kuisioner, tapi tetap saja sulit untuk

membuat koneksi antara apa yang dapat diukur dengan dampak terhadap hasil

finansial perusahaan.

18

 

2.10 Logistik

Menurut Schonsleben (2003, p7), logistik dalam sebuah perusahaan

merupakan sebuah organisasi, perencanaan dan realisasi atas seluruh arus barang,

data dan pengendalian terhadap keseluruhan siklus hidup produk.

Manajemen logistik dalam hal ini menyetujui dan merancang kegiatan

produksi harian perusahaan secara efektif dan efisien. Sedangkan customer

service atau customer support merupakan bagian dari perusahaan yang

berkemampuan untuk mengatur mengenai kebutuhan atas permintaan dan pesanan

dari pelanggan. Dalam banyak area, pelayanan itu sendiri lebih penting dari

kegiatan produksi jasa itu sendiri.

Siklus hidup produk terdiri atas tiga periode waktu, yaitu :

a. Design and Manufacturing

b. Use (and ultimate consumption)

c. Disposal

Siklus hidup produk material umumnya dimulai dari alam yang kemudian

didesain dan diproduksi bagi pengguna akhir. Pada banyak kasus, siklus ini

diakhiri dengan kembali ke alam, dimana bahan baku tersebut dikembalikan ke

alam.

Sedangkan siklus hidup produk non-material dimulai dengan topik atau

masalah tentang apa yang dapat dipisahkan. Kegiatan ini diakhiri dengan

informasi yang dihapus atau dihilangkan. Produk ini juga dapat dikembalikan ke

alam.

19

 

Bagian design and manufacturing logistic melingkupi seluruh kegiatan

logistik barang sampai kepada pelanggan. Disposal logistic berjalan terbalik ke

pelanggan, sedangkan service logistic mencakup fase-fase kegiatan logistik.

2.11 Business Planning and Control System

Business Planning and Control System (BPCS) merupakan suatu sistem

ERP yang biasa digunakan untuk mengatur operasi pada perusahaan manufaktur.

BPCS atau yang biasa disebut “bee picks” merupakan sistem ERP yang

dikembangkan oleh System Software Assosiated (SSA), yang kemudian menjadi

SAA Global Technology.

BPCS memasukan MRP Logic dalam operasional manufaktur yang

disajikan dalam standarisasi yang tinggi atas validitas data seperti spesifikasi

mesin dan akurasi persediaan. BPCS dijalankan pada beberapa sistem dengan

menggunakan sistem IBM i atau yang biasa dikenal sebagai IBM AS/400 atau

IBM eServer iSeries. BPCS dibangun dengan menggunakan bahasa As/Set, RPG,

SQL dan beberapa bahasa unik lainnya.

Hampir kebanyakan sistem BPCS berdiri secara independen, tergantung

kepada pilihan dan kebutuhan perusahaan misalnya sebuah perusahaan hanya

ingin mengimplementasikan aplikasi keuangan saja dan tidak

mengimplementasikan aplikasi manufacturing. Keunggulan kompetitif BPCS

dibandingkan aplikasi ERP lainnya adalah bahwa BPCS merupakan aplikasi

perencanaan dan manufaktur.

20

 

Aplikasi BPCS sangat tergantung pada software version release, karena

SSA menjalin kerjasama dengan beberapa supplier dengan kemampuan khusus

seperti data mining maupun bar coding yang diintegrasikan dengan versi

sebelumnya.

Aplikasi BPCS menurut bidang-bidangnya antara lain meliputi:

a. Keuangan

Aplikasi yang digunakan untuk mendukung transaksi keuangan, contohnya

costing, account payable, account receivable, billing, data mining, payroll

dan lainnya.

b. Perencanaan

Aplikasi perencanaan BPCS dapat digunakan pada proses distribusi ataupun

manufaktur. Contohnya forecasting, master scheduling, material requirements

planning, capacity planning, distribution resource planning, planner

assistant, simulator dan lainnya.

c. Distribusi

Contoh fungsi planning yang digunakan pada bagian distibusi dan

manufaktur, antara lain persediaan, pembelian, customer order processing,

billing, sales analysis, promotion and deals, pengukuran performa, beberapa

kebijakan, perusahaan, divisi, fasilitas, gudang dan lokasi.

d. Manufaktur

Contoh aplikasi pada bagian manufaktur yang terkait dengan bagian distribusi

antara lain persediaan dan shop floor control.

21

 

e. Aplikasi lainnya

Beberapa contoh aplikasi yang biasa digunakan secara umum antara lain

ASAP Information Retrieval, Misc reports and retrievals, System parameter

or business rules dan lainnya.

2.12 Analisis Gap

Dalam mengevaluasi keberhasilan maupun keefektifan departemen TI

umumnya dilakukan evaluasi performa dari masing-masing sistem yang ada pada

setiap departemen dan kemudian dikumpulkan dan digunakan sebagai ukuran

keberhasilan ataupun keefektifan departemen TI. Untuk mengukur keefektifan TI

dapat dilakukan dari dua sudut pandang yaitu goal-centered view dan system’s

resource view. Goal-centered view berfokus pada hasil keluaran dari setiap fungsi

TI, pengukuran ini dilakukan dengan cara menentukan tujuan dan tugas sistem

kemudian membuat kriteria ukuran yang harus dicapai sehingga fungsi TI dapat

diukur lewat pencapaian kriteria tersebut. Sedangkan system’s resource view

berfokus pada proses atau aspek fungsional sistem, pada sudut pandang ini

efektivitas diukur lewat kepuasan pengguna sistem, komunikasi antara staf TI

dengan pengguna serta kualitas pelayanan yang diberikan.

2.12.1 User Information Satisfication

Untuk mengukur efektivitas sistem informasi manajemen (SIM)

digunakan sebuah indikator yang sangat penting yaitu user information

satisfication (UIS). UIS meliputi perasaan pengguna dalam organisasi,

22

 

opini dan sikap terhadap TI serta prosedur evaluasi. Dalam kaitannya

dengan sistem informasi (SI), ketika pengguna menyatakan kepuasannya

terhadap sistem maka sistem tersebut sudah dapat dinyatakan efektif.

Pada beberapa kasus yang lain, terdapat pengguna yang merasa puas

terhadap sistem yang sebenarnya tidak mampu berjalan dengan efektif.

Kepuasan pengguna pada dasarnya dianggap sebagai hasil

perbandingan antara ekspektasi (harapan atau kebutuhan) sistem dengan

performa atau kemampuan sistem dalam beberapa segi SI. Sikap

keseluruhan fungsi SI bergantung kepada pengaruh seberapa besar jarak

kesenjangan yang ada antara ekspektasi dengan performa sistem.

Apabila jarak antara ekspektasi dengan performa bersifat positif maka

performa sistem lebih dari harapan dan ekspektasi pengguna demikian

pula sebaliknya. Jarak positif pada Analisa Gap mengindikasikan adanya

pemborosan sumber daya SI, sedangkan gap negatif mengindikasikan

dibutuhkannya peningkatan performa sistem.

Terdapat banyak cara dalam menilai UIS, diantaranya model

Miller dan Doyle (1987) dan model Kim (1990). Kedua model

merupakan model konseptual dalam menjelaskan UIS. Model-model ini

bersumber dari teori organisasi dan kebiasaan konsumen.

2.12.2 Pendekatan Miller dan Doyle

Pendekatan model Miller dan Doyle dipengaruhi bukan hanya

atas kejadian setelah implementasi tetapi juga dipengaruhi ekspektasi

23

 

sebelum implementasi sistem. Pada pendekatan ini, UIS diukur dengan

selisih antara skor persepsi pengguna terhadap performa sistem dengan

skor ekspektasi pengguna terhadap sistem. Model ini telah banyak

digunakan pada bentuk usaha yang berbeda-beda, sektor yang berbeda

dan hasilnya memberikan bukti yang meyakinkan atas kehandalan dan

validitas instrumen pengukuran ini.

Pendekatan ini didesain untuk mengukur efektivitas keseluruhan

fungsi SI dan bagian yang terkait dengan menggunakan kuisioner.

Kusioner yang dilakukan terdiri dari lima bagian, bagian A sampai E.

Bagian A terdiri atas tiga puluh empat pertanyaan yang diajukan untuk

mengukur bagian-bagian apa saja yang penting untuk membangun

sebuah sistem yang efektif dan berhasil sesuai dengan kebutuhan

perusahaan, biasanya menggunakan skala 1 (tidak berhubungan) sampai

7 (sangat penting).

Bagian B terdiri dari empat pertanyaan mengenai kebutuhan

sistem dimasa depan. Bagian C terdiri atas 34 pertanyaan yang sama

dengan bagian A namun pada bagian ini responden memberi penilaian

mengenai performa sistem yang mereka gunakan pada perusahaan, skala

ukuran yang digunakan adalah antara 1 (sangat buruk) sampai 7

(sempurna). Bagian D terdiri empat pertanyaan yang berhubungan

dengan performa kinerja perusahaan dalam membangun atau mengelola

sistem yang ada dan yang baru akan digunakan.

24

 

Bagian E terdiri atas empat pertanyaan mengenai data responden.

Terkadang ada juga pertanyaan yang diajukan untuk mengukur

keseluruhan performa SI yang berskala 1 (Gagal) sampai 7 (Sangat

Berhasil). Pada dasarnya bagian A dan B bertujuan untuk menangkap

persepsi pengguna terhadap kebutuhan perusahaan, bagian C dan D

bertujuan untuk melihat kemampuan SI perusahaan.

Namun ketentuan kuisioner ini tidak berlaku baku, melainkan

dapat disesuaikan dengan keadaan perusahaan dan responden.

2.13 Statistik

Menurut Supranto (2000, p11), statistik memiliki dua pengertian. Dalam

arti sempit, statistik berarti data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif).

Sedangkan dalam arti luas, statistik adalah suatu ilmu yang mempelajari cara

pengumpulan, pengolahan/ pengelompokan, penyajian dan analisis data serta cara

pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang tidak

menyeluruh.

Statistik sendiri lebih ditekankan kepada metode pengumpulan data yang

sangat efisien, maksudnya bisa menghemat tenaga, biaya dan waktu serta dapat

diperoleh dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Statistik dibagi menjadi dua jenis,

yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara

25

 

umum atau generalisasi. Penelitian dengan menggunakan statistika deskriptif

dapat mengambil seluruh populasi ataupun hanya dengan sampel. Apabila dengan

menggunakan sampel, hasil penelitian yang ada tidak menjadi kesimpulan yang

berlaku bagi seluruh populasi dimana sampel diambil. Penyajian data dengan

menggunakan tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus,

median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil,

perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi

serta perhitungan prosentase termasuk ke dalam statistik deskriptif.

Statistik inferensial yang sering juga disebut sebagai statistik induktif

atau probabilitas adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data

sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Teknik pengambilan sampel

dari populasi ini dilakukan secara random. Kesimpulan yang diberlakukan untuk

populasi berdasarkan data sampel itu kepercayaannya bersifat peluang yang

kebenaran maupun kesalahannya dinyatakan dalam bentuk persentase. Peluang

kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi.

2.13.1 Rata-rata Hitung

Rata-rata adalah nilai yang mewakili himpunan atau sekelompok

data. Nilai rata-rata umumnya cenderung terletak di tengah suatu

kelompok data yang disusun menurut besar kecilnya nilai. Beberapa

jenis rata-rata yang sering digunakan antara lain rata-rata hitung biasa

disingkat mean, rata-rata ukur atau geometric mean dan rata-rata

harmonis atau harmonic mean.

26

 

Rata-rata hitung atau mean sering digunakan sebagai dasar

perbandingan antara dua kelompok atau lebih. Penghitungan rata-rata

pada populasi dan sampel berbeda. Rata-rata pada populasi adalah rata-

rata yang sebenarnya, sedangkan pada sampel merupakan rata-rata

perkiraan.

a. Rata-rata sebenarnya

µ : Rata-rata pada populasi

N : Jumlah populasi

Xi : Besarnya nilai ke i

b. Rata-rata perkiraan

X : Nilai rata-rata pada sampel

n : Jumlah sampel

Xi : Besarnya nilai ke i

2.13.2 Simpangan Baku

Berdasarkan rata-rata yang telah ada, pasti terdapat variasi atau

dispersi dari nilai rata-rata yang telah didapat. Maksudnya ketika suatu

nilai rata-rata disebutkan pasti terdapat nilai-nilai lain yang mungkin

27

 

sama atau lebih kecil maupun lebih besar yang membentuk nilai rata-

rata tersebut. Terdapat beberapa macam ukuran variasi, misalnya nilai

jarak (range), rata-rata simpangan (mean deviation), simpangan baku

(standard deviation) dan koefisien variasi (coefficient of variation).

Diantara ukuran tersebut, simpangan baku yang sering digunakan.

Simpangan baku merupakan salah satu ukuran dispersi yang

diperoleh dari akar kuadrat positif varians. Varians sendiri merupakan

rata-rata hitung dan kuadrat simpangan setiap pengamatan terhadap rata-

rata hitungnya. Berikut rumus simpangan baku populasi, yaitu:

σ : Simpangan baku populasi

N : Jumlah populasi

Xi : Besarnya nilai ke i

µ : Rata-rata hitung

Sedangkan untuk simpangan baku sampel (S) adalah

S : Simpangan baku sampel

n : Jumlah sampel

Xi : Besarnya nilai ke i

X : Nilai rata-rata

28

 

2.13.3 Standar Error

Sampling error merupakan kesalahan estimasi atau perkiraan

akibat perubahan faktor. Sampling error adalah selisih antara rata-rata

sampel dengan rata-rata populasi. Apabila rata-rata sampel tepat sama

dengan rata-rata populasi ( = µ). Hal ini berarti tidak ada sampling error

pada perkiraan yang dilakukan. Sampling error berhubungan dengan

ukuran sampel. Nilai rata-rata sampel memiliki lebih sedikit variabel

dengan ukuran sampel yang lebih besar dan sampling error akan lebih

kecil.

Untuk menghitung sampling error pada distribusi rata-rata

sampling digunakan standar error dari mean. Jumlah variabilitas

berdasarkan nilai/score distribusi dapat dijelaskan atau dideskripsikan

dari standar deviasi (s) yang dihitung atas nilai dari sampel means yang

disebut sebagai standar error atas mean atau standar error.

Fungsi standar error adalah :

σ x = σ_

√N

σx : Standar error

σ : Standar deviasi atas nilai populasi

N : Ukuran / besaran sampel.

29

 

2.13.4 Diagram Ular

Menurut Istijanto (2005, p101-102), diagram ular merupakan

pola diagram yang memiliki garis yang meliuk-liuk seperti ular.

Diagram ini biasanya digunakan untuk menggambarkan dua titik ekstrim

yang berbeda. Diagram ini dapat digunakan dalam berbagai riset

penelitian, baik pemasaran, logistik, maupun perbandingan lainnya.

Dengan menggunakan diagram ular, hasil perbandingan yang

dilakukan pada beberapa aspek yang dinilai dengan titik/point akan lebih

jelas terlihat perbandingannya, khususnya dari segi jarak. Tujuan dari

penggunaan diagram ular adalah untuk memudahkan pengguna atau

manajerial dalam memahami makna grafik tersebut.

Gambar 2.2 Diagram Ular (Snake Diagram)

(Sumber : www.sarahbouchard.com)

30

 

2.14 Analisa Biaya dan Manfaat

Menurut Devaraj dan Kohli, terdapat beberapa kategori pengukuran

investasi TI dilakukan, yaitu profitabilitas, produktivitas dan customer value.

Untuk mengukur dari kategori profitabilitas dapat digunakan beberapa teknik

perhitungan antara lain Analisa Biaya dan Manfaat (Cost Benefit Analysis) dan

Return on Investment. Pendekatan tersebut digunakan untuk mengukur dari sisi

keuangan.

Analisa biaya dan manfaat merupakan pendekatan yang membutuhkan

pemisahan antara biaya yang telah dikeluarkan untuk sistem dan manfaat yang

telah diperoleh dari investasi tersebut. Biasanya biaya ditentukan sebagai jumlah

atas beban yang dikeluarkan atas pembangunan suatu sistem, contohnya biaya

hardware, software dan konsultasi serta biaya seperti pelatihan, perawatan,

customer support, biaya license, upgrade dan biaya interaksi dengan sistem.

Manfaat dinilai berdasarkan pengembalian yang sistem berikan kepada

organisasi atau perusahaan. Namun penilaian manfaat sangat sulit karena

terkadang manfaat tidak dapat diukur / intangible. Manfaat yang didapat dapat

berupa keuntungan, produktivitas, ataupun customer value. Organisasi sangat

mengharapkan manfaat yang diberikan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.

Ratio Analisa Biaya dan Manfaat:

Biaya

Manfaat

Apabila hasil ratio lebih besar dari 1 maka biaya yang dikeluarkan lebih

besar dari manfaat yang didapat. Sebaliknya apabila hasilnya kurang dari 1 maka

31

 

manfaat yang diterima perusahaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Hasil

tersebut dapat direpresentasikan sebagai penghematan ataupun pemborosan yang

dilakukan perusahaan.

2.15 Present Value

Menurut Devaraj dan Kohli, salah satu faktor yang mempengaruhi nilai

investasi adalah waktu. Investasi TI yang dilakukan saat ini tidak sama nilainya

dengan nilai investasi yang sama yang dilakukan setahun yang akan datang,

begitupun sebaliknya. Nilai masa kini terhadap uang setahun yang akan datang

akan lebih kecil dibandingkan nilai uang pada masa setahun yang akan datang.

Nilai waktu terhadap uang direpresentasikan sebagai konsep pengukuran

pengembalian TI yang disebut present value. Present value dapat membantu

dalam mengukur nilai uang saat ini dengan nilai uang di masa depan ataupun nilai

uang di masa lampau. Berikut fungsi present value yaitu:

PV : Present Value

FV : Future Value

r : rate

n : tahun