Upload
trankhuong
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
Dalam bukunya O’Brien (2005, p5) mendefinisikan sistem informasi
sebagai kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan
komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Whitten & Bentley (2007, p6), sistem informasi adalah suatu
pengaturan dari orang, data, proses dan teknologi informasi yang saling
berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menghasilkan
output yang berupa informasi yang dibutuhkan untuk mendukung suatu
organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu pengaturan
dari hardware, software, orang, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang
saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses dan menghasilkan output
dan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi.
Peran dasar sistem informasi dalam bisnis antara lain:
a. Mendukung proses dan operasi bisnis
b. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya
c. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif
Keberhasilan sistem informasi tidak hanya diukur dari sisi efisiensi seperti
meminimalkan biaya, waktu dan penggunaan sumber daya informasi.
7
Keberhasilan implementasi sistem informasi juga diukur dari efektivitas sistem
tersebut dalam mendukung strategi bisnis organisasi, memungkinkan proses
bisnisnya, meningkatkan struktur organisasi dan budaya serta meningkatkan nilai
pelanggan dan bisnis perusahaan.
2.2 Proses Bisnis
Menurut Brady (2001, p3), proses bisnis adalah kumpulan aktivitas-
aktivitas yang mengambil satu atau beberapa jenis masukan (input) dan
menciptakan keluaran (output) yang berguna bagi pelanggan.
Menurut Rama (2006, p4), proses bisnis diartikan sebagai serangkaian
aktivitas yang dilakukan oleh sebuah bisnis dalam rangka penyediaan, produksi
dan penjualan barang atau jasa.
Jadi, proses bisnis adalah rangkaian kegiatan bisnis yang dimulai sejak
kegiatan pengambilan data masukan hingga menghasilkan informasi/ keluaran
yang diinginkan perusahaan setelah melalui proses pengolahan dan penyimpanan.
Gambar 2.1 Proses Bisnis
(Sumber : www.teach-ict.com)
8
2.3 Flowchart
Menurut Mulyadi (2001, p11), bagan alir dokumen (flowchart) merupakan
sebuah peta yang memberikan gambaran menyeluruh mengenai struktur dan
proses suatu sistem. Bagan alir data terdiri dari simbol-simbol standar yang biasa
digunakan oleh analis sistem (system analyst) untuk mengkomunikasikan hasil
rancangannya kepada pemakai rancangannya. Pada flowchart terdapat simbol-
simbol standar yang masing-masing memiliki makna. Simbol dan maknanya
dapat dilihat pada lampiran 4 (L-28).
2.4 Efektivitas
Menurut Aras (2003, p6), efektivitas adalah suatu keadaan dimana
kemampuan suatu sistem sesuai dengan keinginan dari pengguna, baik dari sistem
pengaplikasiannya maupun sistem pengoperasiannya. Kemampuan sistem berarti
kesanggupan sistem untuk melakukan suatu hal. Keinginan pengguna adalah
suatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga
pengguna merasa lebih puas.
Menurut Budi (2005, p7), menjadi efektif berarti dapat memilih tujuan-
tujuan yang tepat dari seperangkat alternatif atau pilihan cara dan menentukan
suatu pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Sehingga efektivitas dapat diartikan
sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang
ditentukan.
9
Dapat disimpulkan pengertian dari kata efektivitas yaitu pengukuran
keberhasilan sistem dalam memenuhi kebutuhan dasar pengguna maupun
kebutuhan tambahannya sehingga tujuan-tujuan sistem dapat tercapai.
2.5 Efisiensi
Menurut Anthony dan Govindarajan (2003, p.149) menyatakan bahwa
“Efficiency is the ratio of outputs to inputs, or the amount of output per unit of
input.” Yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan bahwa Efisiensi merupakan
perbandingan output terhadap input atau banyaknya output perunit yang
dihasilkan dari suatu input.
Menurut Budi (2005, p6), efisiensi diartikan sebagai sebuah ukuran yang
menunjukkan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi
untuk menghasilkan output. Efisiensi merupakan karakteristik dari proses yang
mengukur performansi aktual dari sumber daya relatif terhadap standar yang
ditetapkan. Peningkatan dalam efisiensi pada proses bisnis akan mengurangi
biaya.
Dapat disimpulkan bahwa efisiensi adalah penggunaan sumber daya
secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap
bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari
cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya
dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara
masukan dan keluaran yang diterima.
10
2.6 Investasi
2.6.1 Pengertian Investasi
Menurut Reily & Brown (2006, p708), investasi adalah komitmen
pendanaan untuk periode waktu tertentu yang akan memberikan hasil
sebagai kompensasi bagi investor selama waktu tersebut dan resiko yang
termasuk didalamnya.
Menurut Bodie, Kane dan Marcus (2009, p1), Investment is the
current commitment of money or other reaping future benefits. Yang
berarti investasi adalah sebuah komitmen mengenai uang atau hal lain
untuk mencapai manfaat dimasa yang akan datang. Investasi pada
dasarnya adalah pengorbanan yang dilakukan saat ini dengan
mengharapkan manfaat dari pengorbanan tersebut.
Jadi investasi adalah komitmen pendanaan yang dikeluarkan untuk
mencapai manfaat dimasa yang akan datang.
2.6.2 Jenis investasi
Investasi dibagi menjadi dua jenis berdasarkan objeknya, yaitu:
a. Real assets
Real assets adalah sumber daya seperti tanah, gedung, pengetahuan
serta mesin yang digunakan untuk memproduksi barang dan sumber
daya manusia yang berkemampuan untuk menggunakan sumber daya
tersebut.
11
b. Financial asset
Financial asset adalah klaim terhadap pendapatan yang dihasilkan dari
real assets atau klaim pendapatan dari pemerintah. Financial assets
memberikan kontribusi pada kesejahteraan perseorangan ataupun
perusahaan yang memilikinya. Contoh financial assets antara lain
saham ataupun bonds.
2.6.3 Investasi Teknologi Informasi
Menurut Sitpatrick (2005, p28), investasi TI tersusun dari total
daur hidup keseluruhan atau sebagian proyek yang melibatkan TI,
termasuk post-project, operating cost dari sistem yang telah
diimplementasikan. Investasi berakhir saat investasi tersebut digantikan
atau dieliminasi karena alasan tertentu.
Pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi
sistem dan teknologi informasi antara lain:
a. Strategi bisnis organisasi secara keseluruhan
b. Posisi organisasi pada pasar termasuk menganalisa fasilitas yang ada
untuk persaingan dan pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan
c. Situasi keuangan organisasi
d. Keahlian TI yang dimiliki organisasi
e. Analisa trend dan standart TI
12
2.7 Enterprise Resource Planning
Dalam bukunya O’Brien (2005, p320) mendefinisikan Enterprise
Resource Planning (ERP) sebagai software lintas fungsi terpadu yang merekayasa
ulang proses manufaktur, distribusi, keuangan, sumber daya manusia dan proses
bisnis dasar lainnya dari suatu perusahaan untuk memperbaiki efisiensi,
kelincahan dan profitabilitasnya.
Sedangkan menurut Brady (2001, p153), ERP adalah sistem yang
membantu mengatur proses bisnis seperti pemasaran, produksi, pembelian dan
akuntansi secara terintegrasi dan menyimpan datanya dalam database umum yang
digunakan oleh seluruh sistem informasi di dalam perusahaan.
Menurut Whitten & Bentley (2007, p26), ERP merupakan sebuah aplikasi
software yang mengintegrasikan suatu sistem informasi dan fungsi bisnis
(termasuk proses transaksi dan manajemen informasi untuk semua fungsi bisnis
dalam perusahaan).
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem informasi terintegrasi
yang dapat mengakomodasikan kebutuhan - kebutuhan sistem informasi secara
spesifik untuk departemen - departemen yang berbeda pada suatu perusahaan.
ERP terdiri dari bermacam – macam modul yang disediakan untuk berbagai
kebutuhan dalam suatu perusahaan, dari modul untuk keuangan sampai modul
untuk proses distribusi (Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi Sistem
Informasi Terintegrasi, Setyawan Wibisono, 2005, p150-159)
Jadi ERP adalah sistem yang saling terintergrasi antara fungsi yang satu
dengan yang lain baik fungsi akuntansi, pembelian, produksi, penjualan dan
13
gudang yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem bisnis
perusahaan dan menyatukan data dalam sebuah database.
Sistem ERP telah ada sejak tahun 1960an, dimana awalnya hanya
berfokus pada sistem fabrikasi untuk pengendalian persediaan. Dan sekarang ini,
sistem ERP telah banyak mengalami evolusi pergeseran dari pengendalian
menjadi pengelolaan sumber daya.
Konsep dasar ERP dapat diterjemahkan sebagi berikut :
a. ERP terdiri atas paket software komersial yang menjamin integrasi yang
mulus atas semua aliran informasi di perusahaan, yang meliputi, keuangan,
akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasok dan informasi konsumen.
b. Sistem ERP adalah paket sistem informasi yang dapat dikonfigurasi, yang
mengintegrasikan informasi dan proses yang berbasis informasi di dalam dan
melintas area fungsional dalam sebuah organisasi.
c. ERP merupakan satu basis data, satu aplikasi dan satu kesatuan antarmuka di
seluruh enterprise.
Pada dasarnya implementasi sistem ERP pada perusahaan memiliki
banyak manfaat, diantaranya:
1. Kualitas dan Efisiensi
ERP menciptakan kerangka kerja yang mengintegrasikan dan meningkatkan
proses bisnis internal perusahaan yang menghasilkan peningkatan signifikan
dalam kualitas serta efisiensi layanan pelanggan, produksi dan distribusi.
14
2. Penurunan Biaya
Banyak perusahaan yang melaporkan terjadinya penurunan secara signifikan
pada biaya pemrosesan transaksi, hardware, software serta karyawan
pendukung sejak penggunaan ERP dilakukan.
3. Pendukung Keputusan
ERP menyediakan informasi mengenai kinerja bisnis lintas fungsi yang sangat
penting secara cepat untuk para manajer agar dapat secara signifikan
meningkatkan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan secara tepat
waktu di lintas bisnis keseluruhan perusahaan.
4. Kelincahan Perusahaan
Pengimplementasian sistem ERP meruntuhkan banyak dinding departemen
dan fungsi berbagai proses bisnis, sistem informasi dan sumber daya
informasi. Hal ini menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab
manajerial dan peran kerja yang lebih fleksibel, sehingga organisasi serta
tenaga kerja yang ada dapat lebih lincah dan adaptif hingga mampu
memanfaatkan berbagai kesempatan bisnis dengan lebih mudah.
2.8 Biaya
Menurut Simamora (2002, p40), biaya adalah kas atau setara kas yang
dikorbankan (dibayarkan) untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan
manfaat (pendapatan) pada saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi.
15
Lima tujuan umum adanya informasi mengenai biaya bagi manajemen
adalah:
1. Penilaian persediaan.
Manajemen harus mengetahui biaya-biaya apa saja yang akan dilekatkan
dalam persediaan perusahaan.
2. Penentuan laba perusahaan
Manajemen perlu mengetahui biaya mana saja yang akan dikurangkan dari
pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba usaha selama
periode.
3. Perencanaan keuangan
Manajemen membutuhkan informasi biaya untuk merencanakan masa depan
dengan tujuan finansial yang dikehendaki.
4. Pengendalian kegiatan usaha
Manajemen membutuhkan informasi perihal hasil biaya sesungguhnya
dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan.
5. Pengambilan keputusan
Manajemen kerap kali harus mengevaluasi biaya yang berhubungan dengan
serangkaian alternatif tindakan yang darinya lantas dipilih opsi yang paling
baik.
16
Biaya dapat dipisahkan menjadi beberapa kategori menurut kegunaan
pemakaiannya, yaitu:
a. Biaya Implementasi
Biaya implementasi adalah setiap pengeluaran yang dikeluarkan oleh
perusahaan ketika akan melakukan suatu investasi atas suatu sistem ataupun
dalam bentuk aset. Contohnya adalah biaya license dan biaya server.
b. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dibelanjakan oleh perusahaan atas setiap
kegiatan harian, bulanan, maupun tahunan perusahaan. Biaya ini dikeluarkan
secara rutin untuk mendukung jalannya sistem bisnis perusahaan. Contohnya
adalah biaya listrik, biaya air dan biaya telpon.
Biaya juga dapat digolongkan berdasarkan bentuk biaya itu sendiri,
contohnya biaya hardware, biaya software, biaya internet dan lainnya. Biaya
hardware adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli perangkat keras seperti
komputer, laptop serta alat-alat pendukung hardware lainnya.
2.9 Manfaat
Manfaat merupakan sebuah konsekuensi positif dari pengambilan
keputusan investasi TI. Sedangkan dalam bukunya, Remenyi (2007, p27)
mengatakan bahwa pada kenyataannya, sangat sulit untuk mengidentifikasi
manfaat secara jelas dan akurat. Situasi ini menjadi lebih rumit lagi ketika
pengupayaan menggunakan metriks manfaat TI secara khusus. Dalam
17
kenyataannya, tidak ada metriks khusus yang diperlukan. Metriks kinerja bisnis
secara umum adalah yang paling memadai dalam mengidentifikasi manfaat TI.
Ada dua aspek manfaat dari penggunaan TI, yaitu :
a. Tangible benefits
Tangible benefit seringkali disebut sebagai hard cost yang selalu tampak dan
secara langsung memperbaiki kinerja perusahaan, seperti pengurangan biaya
dan secara lebih jelas dapat terlihat dalam akun organisasi sebagai perbaikan
dalam profit dan pada Return On Investment (ROI). Tangible Benefit secara
relatif mudah untuk diidentifikasi dan dihitung dalam bentuk fisik.
b. Intangible Benefit
Intangible benefit seringkali disebut sebagai soft cost dimana dapat
memperbaiki keadaan secara umum dari staff dan membuat kegiatan
perusahaan menjadi lebih mudah, secara tidak langsung difokuskan untuk
pengidentifikasian perbaikan kinerja dan biasanya tidak akan mudah terlihat
dalam akun perusahaan.
Walaupun sangat sulit untuk memastikan nilai aktual, terutama dari segi
finansial, intangible benefit dapat memberikan kontribusi kritikal terhadap
kesuksesan sebuah organisasi. Intangbile Benefit dapat diukur dengan
menggunakan instrumen pengukuran seperti kuisioner, tapi tetap saja sulit untuk
membuat koneksi antara apa yang dapat diukur dengan dampak terhadap hasil
finansial perusahaan.
18
2.10 Logistik
Menurut Schonsleben (2003, p7), logistik dalam sebuah perusahaan
merupakan sebuah organisasi, perencanaan dan realisasi atas seluruh arus barang,
data dan pengendalian terhadap keseluruhan siklus hidup produk.
Manajemen logistik dalam hal ini menyetujui dan merancang kegiatan
produksi harian perusahaan secara efektif dan efisien. Sedangkan customer
service atau customer support merupakan bagian dari perusahaan yang
berkemampuan untuk mengatur mengenai kebutuhan atas permintaan dan pesanan
dari pelanggan. Dalam banyak area, pelayanan itu sendiri lebih penting dari
kegiatan produksi jasa itu sendiri.
Siklus hidup produk terdiri atas tiga periode waktu, yaitu :
a. Design and Manufacturing
b. Use (and ultimate consumption)
c. Disposal
Siklus hidup produk material umumnya dimulai dari alam yang kemudian
didesain dan diproduksi bagi pengguna akhir. Pada banyak kasus, siklus ini
diakhiri dengan kembali ke alam, dimana bahan baku tersebut dikembalikan ke
alam.
Sedangkan siklus hidup produk non-material dimulai dengan topik atau
masalah tentang apa yang dapat dipisahkan. Kegiatan ini diakhiri dengan
informasi yang dihapus atau dihilangkan. Produk ini juga dapat dikembalikan ke
alam.
19
Bagian design and manufacturing logistic melingkupi seluruh kegiatan
logistik barang sampai kepada pelanggan. Disposal logistic berjalan terbalik ke
pelanggan, sedangkan service logistic mencakup fase-fase kegiatan logistik.
2.11 Business Planning and Control System
Business Planning and Control System (BPCS) merupakan suatu sistem
ERP yang biasa digunakan untuk mengatur operasi pada perusahaan manufaktur.
BPCS atau yang biasa disebut “bee picks” merupakan sistem ERP yang
dikembangkan oleh System Software Assosiated (SSA), yang kemudian menjadi
SAA Global Technology.
BPCS memasukan MRP Logic dalam operasional manufaktur yang
disajikan dalam standarisasi yang tinggi atas validitas data seperti spesifikasi
mesin dan akurasi persediaan. BPCS dijalankan pada beberapa sistem dengan
menggunakan sistem IBM i atau yang biasa dikenal sebagai IBM AS/400 atau
IBM eServer iSeries. BPCS dibangun dengan menggunakan bahasa As/Set, RPG,
SQL dan beberapa bahasa unik lainnya.
Hampir kebanyakan sistem BPCS berdiri secara independen, tergantung
kepada pilihan dan kebutuhan perusahaan misalnya sebuah perusahaan hanya
ingin mengimplementasikan aplikasi keuangan saja dan tidak
mengimplementasikan aplikasi manufacturing. Keunggulan kompetitif BPCS
dibandingkan aplikasi ERP lainnya adalah bahwa BPCS merupakan aplikasi
perencanaan dan manufaktur.
20
Aplikasi BPCS sangat tergantung pada software version release, karena
SSA menjalin kerjasama dengan beberapa supplier dengan kemampuan khusus
seperti data mining maupun bar coding yang diintegrasikan dengan versi
sebelumnya.
Aplikasi BPCS menurut bidang-bidangnya antara lain meliputi:
a. Keuangan
Aplikasi yang digunakan untuk mendukung transaksi keuangan, contohnya
costing, account payable, account receivable, billing, data mining, payroll
dan lainnya.
b. Perencanaan
Aplikasi perencanaan BPCS dapat digunakan pada proses distribusi ataupun
manufaktur. Contohnya forecasting, master scheduling, material requirements
planning, capacity planning, distribution resource planning, planner
assistant, simulator dan lainnya.
c. Distribusi
Contoh fungsi planning yang digunakan pada bagian distibusi dan
manufaktur, antara lain persediaan, pembelian, customer order processing,
billing, sales analysis, promotion and deals, pengukuran performa, beberapa
kebijakan, perusahaan, divisi, fasilitas, gudang dan lokasi.
d. Manufaktur
Contoh aplikasi pada bagian manufaktur yang terkait dengan bagian distribusi
antara lain persediaan dan shop floor control.
21
e. Aplikasi lainnya
Beberapa contoh aplikasi yang biasa digunakan secara umum antara lain
ASAP Information Retrieval, Misc reports and retrievals, System parameter
or business rules dan lainnya.
2.12 Analisis Gap
Dalam mengevaluasi keberhasilan maupun keefektifan departemen TI
umumnya dilakukan evaluasi performa dari masing-masing sistem yang ada pada
setiap departemen dan kemudian dikumpulkan dan digunakan sebagai ukuran
keberhasilan ataupun keefektifan departemen TI. Untuk mengukur keefektifan TI
dapat dilakukan dari dua sudut pandang yaitu goal-centered view dan system’s
resource view. Goal-centered view berfokus pada hasil keluaran dari setiap fungsi
TI, pengukuran ini dilakukan dengan cara menentukan tujuan dan tugas sistem
kemudian membuat kriteria ukuran yang harus dicapai sehingga fungsi TI dapat
diukur lewat pencapaian kriteria tersebut. Sedangkan system’s resource view
berfokus pada proses atau aspek fungsional sistem, pada sudut pandang ini
efektivitas diukur lewat kepuasan pengguna sistem, komunikasi antara staf TI
dengan pengguna serta kualitas pelayanan yang diberikan.
2.12.1 User Information Satisfication
Untuk mengukur efektivitas sistem informasi manajemen (SIM)
digunakan sebuah indikator yang sangat penting yaitu user information
satisfication (UIS). UIS meliputi perasaan pengguna dalam organisasi,
22
opini dan sikap terhadap TI serta prosedur evaluasi. Dalam kaitannya
dengan sistem informasi (SI), ketika pengguna menyatakan kepuasannya
terhadap sistem maka sistem tersebut sudah dapat dinyatakan efektif.
Pada beberapa kasus yang lain, terdapat pengguna yang merasa puas
terhadap sistem yang sebenarnya tidak mampu berjalan dengan efektif.
Kepuasan pengguna pada dasarnya dianggap sebagai hasil
perbandingan antara ekspektasi (harapan atau kebutuhan) sistem dengan
performa atau kemampuan sistem dalam beberapa segi SI. Sikap
keseluruhan fungsi SI bergantung kepada pengaruh seberapa besar jarak
kesenjangan yang ada antara ekspektasi dengan performa sistem.
Apabila jarak antara ekspektasi dengan performa bersifat positif maka
performa sistem lebih dari harapan dan ekspektasi pengguna demikian
pula sebaliknya. Jarak positif pada Analisa Gap mengindikasikan adanya
pemborosan sumber daya SI, sedangkan gap negatif mengindikasikan
dibutuhkannya peningkatan performa sistem.
Terdapat banyak cara dalam menilai UIS, diantaranya model
Miller dan Doyle (1987) dan model Kim (1990). Kedua model
merupakan model konseptual dalam menjelaskan UIS. Model-model ini
bersumber dari teori organisasi dan kebiasaan konsumen.
2.12.2 Pendekatan Miller dan Doyle
Pendekatan model Miller dan Doyle dipengaruhi bukan hanya
atas kejadian setelah implementasi tetapi juga dipengaruhi ekspektasi
23
sebelum implementasi sistem. Pada pendekatan ini, UIS diukur dengan
selisih antara skor persepsi pengguna terhadap performa sistem dengan
skor ekspektasi pengguna terhadap sistem. Model ini telah banyak
digunakan pada bentuk usaha yang berbeda-beda, sektor yang berbeda
dan hasilnya memberikan bukti yang meyakinkan atas kehandalan dan
validitas instrumen pengukuran ini.
Pendekatan ini didesain untuk mengukur efektivitas keseluruhan
fungsi SI dan bagian yang terkait dengan menggunakan kuisioner.
Kusioner yang dilakukan terdiri dari lima bagian, bagian A sampai E.
Bagian A terdiri atas tiga puluh empat pertanyaan yang diajukan untuk
mengukur bagian-bagian apa saja yang penting untuk membangun
sebuah sistem yang efektif dan berhasil sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, biasanya menggunakan skala 1 (tidak berhubungan) sampai
7 (sangat penting).
Bagian B terdiri dari empat pertanyaan mengenai kebutuhan
sistem dimasa depan. Bagian C terdiri atas 34 pertanyaan yang sama
dengan bagian A namun pada bagian ini responden memberi penilaian
mengenai performa sistem yang mereka gunakan pada perusahaan, skala
ukuran yang digunakan adalah antara 1 (sangat buruk) sampai 7
(sempurna). Bagian D terdiri empat pertanyaan yang berhubungan
dengan performa kinerja perusahaan dalam membangun atau mengelola
sistem yang ada dan yang baru akan digunakan.
24
Bagian E terdiri atas empat pertanyaan mengenai data responden.
Terkadang ada juga pertanyaan yang diajukan untuk mengukur
keseluruhan performa SI yang berskala 1 (Gagal) sampai 7 (Sangat
Berhasil). Pada dasarnya bagian A dan B bertujuan untuk menangkap
persepsi pengguna terhadap kebutuhan perusahaan, bagian C dan D
bertujuan untuk melihat kemampuan SI perusahaan.
Namun ketentuan kuisioner ini tidak berlaku baku, melainkan
dapat disesuaikan dengan keadaan perusahaan dan responden.
2.13 Statistik
Menurut Supranto (2000, p11), statistik memiliki dua pengertian. Dalam
arti sempit, statistik berarti data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif).
Sedangkan dalam arti luas, statistik adalah suatu ilmu yang mempelajari cara
pengumpulan, pengolahan/ pengelompokan, penyajian dan analisis data serta cara
pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang tidak
menyeluruh.
Statistik sendiri lebih ditekankan kepada metode pengumpulan data yang
sangat efisien, maksudnya bisa menghemat tenaga, biaya dan waktu serta dapat
diperoleh dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Statistik dibagi menjadi dua jenis,
yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara
25
umum atau generalisasi. Penelitian dengan menggunakan statistika deskriptif
dapat mengambil seluruh populasi ataupun hanya dengan sampel. Apabila dengan
menggunakan sampel, hasil penelitian yang ada tidak menjadi kesimpulan yang
berlaku bagi seluruh populasi dimana sampel diambil. Penyajian data dengan
menggunakan tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus,
median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil,
perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi
serta perhitungan prosentase termasuk ke dalam statistik deskriptif.
Statistik inferensial yang sering juga disebut sebagai statistik induktif
atau probabilitas adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Teknik pengambilan sampel
dari populasi ini dilakukan secara random. Kesimpulan yang diberlakukan untuk
populasi berdasarkan data sampel itu kepercayaannya bersifat peluang yang
kebenaran maupun kesalahannya dinyatakan dalam bentuk persentase. Peluang
kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi.
2.13.1 Rata-rata Hitung
Rata-rata adalah nilai yang mewakili himpunan atau sekelompok
data. Nilai rata-rata umumnya cenderung terletak di tengah suatu
kelompok data yang disusun menurut besar kecilnya nilai. Beberapa
jenis rata-rata yang sering digunakan antara lain rata-rata hitung biasa
disingkat mean, rata-rata ukur atau geometric mean dan rata-rata
harmonis atau harmonic mean.
26
Rata-rata hitung atau mean sering digunakan sebagai dasar
perbandingan antara dua kelompok atau lebih. Penghitungan rata-rata
pada populasi dan sampel berbeda. Rata-rata pada populasi adalah rata-
rata yang sebenarnya, sedangkan pada sampel merupakan rata-rata
perkiraan.
a. Rata-rata sebenarnya
µ : Rata-rata pada populasi
N : Jumlah populasi
Xi : Besarnya nilai ke i
b. Rata-rata perkiraan
X : Nilai rata-rata pada sampel
n : Jumlah sampel
Xi : Besarnya nilai ke i
2.13.2 Simpangan Baku
Berdasarkan rata-rata yang telah ada, pasti terdapat variasi atau
dispersi dari nilai rata-rata yang telah didapat. Maksudnya ketika suatu
nilai rata-rata disebutkan pasti terdapat nilai-nilai lain yang mungkin
27
sama atau lebih kecil maupun lebih besar yang membentuk nilai rata-
rata tersebut. Terdapat beberapa macam ukuran variasi, misalnya nilai
jarak (range), rata-rata simpangan (mean deviation), simpangan baku
(standard deviation) dan koefisien variasi (coefficient of variation).
Diantara ukuran tersebut, simpangan baku yang sering digunakan.
Simpangan baku merupakan salah satu ukuran dispersi yang
diperoleh dari akar kuadrat positif varians. Varians sendiri merupakan
rata-rata hitung dan kuadrat simpangan setiap pengamatan terhadap rata-
rata hitungnya. Berikut rumus simpangan baku populasi, yaitu:
σ : Simpangan baku populasi
N : Jumlah populasi
Xi : Besarnya nilai ke i
µ : Rata-rata hitung
Sedangkan untuk simpangan baku sampel (S) adalah
S : Simpangan baku sampel
n : Jumlah sampel
Xi : Besarnya nilai ke i
X : Nilai rata-rata
28
2.13.3 Standar Error
Sampling error merupakan kesalahan estimasi atau perkiraan
akibat perubahan faktor. Sampling error adalah selisih antara rata-rata
sampel dengan rata-rata populasi. Apabila rata-rata sampel tepat sama
dengan rata-rata populasi ( = µ). Hal ini berarti tidak ada sampling error
pada perkiraan yang dilakukan. Sampling error berhubungan dengan
ukuran sampel. Nilai rata-rata sampel memiliki lebih sedikit variabel
dengan ukuran sampel yang lebih besar dan sampling error akan lebih
kecil.
Untuk menghitung sampling error pada distribusi rata-rata
sampling digunakan standar error dari mean. Jumlah variabilitas
berdasarkan nilai/score distribusi dapat dijelaskan atau dideskripsikan
dari standar deviasi (s) yang dihitung atas nilai dari sampel means yang
disebut sebagai standar error atas mean atau standar error.
Fungsi standar error adalah :
σ x = σ_
√N
σx : Standar error
σ : Standar deviasi atas nilai populasi
N : Ukuran / besaran sampel.
29
2.13.4 Diagram Ular
Menurut Istijanto (2005, p101-102), diagram ular merupakan
pola diagram yang memiliki garis yang meliuk-liuk seperti ular.
Diagram ini biasanya digunakan untuk menggambarkan dua titik ekstrim
yang berbeda. Diagram ini dapat digunakan dalam berbagai riset
penelitian, baik pemasaran, logistik, maupun perbandingan lainnya.
Dengan menggunakan diagram ular, hasil perbandingan yang
dilakukan pada beberapa aspek yang dinilai dengan titik/point akan lebih
jelas terlihat perbandingannya, khususnya dari segi jarak. Tujuan dari
penggunaan diagram ular adalah untuk memudahkan pengguna atau
manajerial dalam memahami makna grafik tersebut.
Gambar 2.2 Diagram Ular (Snake Diagram)
(Sumber : www.sarahbouchard.com)
30
2.14 Analisa Biaya dan Manfaat
Menurut Devaraj dan Kohli, terdapat beberapa kategori pengukuran
investasi TI dilakukan, yaitu profitabilitas, produktivitas dan customer value.
Untuk mengukur dari kategori profitabilitas dapat digunakan beberapa teknik
perhitungan antara lain Analisa Biaya dan Manfaat (Cost Benefit Analysis) dan
Return on Investment. Pendekatan tersebut digunakan untuk mengukur dari sisi
keuangan.
Analisa biaya dan manfaat merupakan pendekatan yang membutuhkan
pemisahan antara biaya yang telah dikeluarkan untuk sistem dan manfaat yang
telah diperoleh dari investasi tersebut. Biasanya biaya ditentukan sebagai jumlah
atas beban yang dikeluarkan atas pembangunan suatu sistem, contohnya biaya
hardware, software dan konsultasi serta biaya seperti pelatihan, perawatan,
customer support, biaya license, upgrade dan biaya interaksi dengan sistem.
Manfaat dinilai berdasarkan pengembalian yang sistem berikan kepada
organisasi atau perusahaan. Namun penilaian manfaat sangat sulit karena
terkadang manfaat tidak dapat diukur / intangible. Manfaat yang didapat dapat
berupa keuntungan, produktivitas, ataupun customer value. Organisasi sangat
mengharapkan manfaat yang diberikan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Ratio Analisa Biaya dan Manfaat:
Biaya
Manfaat
Apabila hasil ratio lebih besar dari 1 maka biaya yang dikeluarkan lebih
besar dari manfaat yang didapat. Sebaliknya apabila hasilnya kurang dari 1 maka
31
manfaat yang diterima perusahaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Hasil
tersebut dapat direpresentasikan sebagai penghematan ataupun pemborosan yang
dilakukan perusahaan.
2.15 Present Value
Menurut Devaraj dan Kohli, salah satu faktor yang mempengaruhi nilai
investasi adalah waktu. Investasi TI yang dilakukan saat ini tidak sama nilainya
dengan nilai investasi yang sama yang dilakukan setahun yang akan datang,
begitupun sebaliknya. Nilai masa kini terhadap uang setahun yang akan datang
akan lebih kecil dibandingkan nilai uang pada masa setahun yang akan datang.
Nilai waktu terhadap uang direpresentasikan sebagai konsep pengukuran
pengembalian TI yang disebut present value. Present value dapat membantu
dalam mengukur nilai uang saat ini dengan nilai uang di masa depan ataupun nilai
uang di masa lampau. Berikut fungsi present value yaitu:
PV : Present Value
FV : Future Value
r : rate
n : tahun