69
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data adalah fakta-fakta mentah atau deskripsi dasar dari konsep-konsep, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, dan transaksi yang dapat ditangkap, direkam, disimpan dan dikelompokkan, tetapi tidak terorganisasi dalam membawakan arti tertentu. Jadi data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga masih perlu diolah lebih lanjut. 2.1.2 Pengertian Informasi Menurut Turban et al (2003, p15), Informasi adalah kumpulan fakta-fakta (data) yang sudah terorganisasi dalam suatu cara sehingga dapat berarti bagi penerima. Dengan demikian informasi dapat menjadi masukan yang berguna dalam pengambilan keputusan. 2.1.3 Pengertian Sistem Menurut Britton et al (2002, p2), Sistem adalah kumpulan komponen atau elemen yang saling berhubungan (berinteraksi) yang ditampilkan sebagai satu kesatuan dan dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut maka sistem harus dapat dirancang sedemikian rupa agar dapat bekerja secara efisien sehingga apa yang menjadi sasaran dari sistem tersebut dapat tercapai.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

  • Upload
    buihanh

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pendekatan Basisdata

2.1.1 Pengertian Data

Menurut Turban et al (2003, p15), Data adalah fakta-fakta mentah atau deskripsi

dasar dari konsep-konsep, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, dan transaksi yang

dapat ditangkap, direkam, disimpan dan dikelompokkan, tetapi tidak terorganisasi

dalam membawakan arti tertentu. Jadi data merupakan bentuk yang masih mentah

yang belum dapat bercerita banyak sehingga masih perlu diolah lebih lanjut.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Turban et al (2003, p15), Informasi adalah kumpulan fakta-fakta (data)

yang sudah terorganisasi dalam suatu cara sehingga dapat berarti bagi penerima.

Dengan demikian informasi dapat menjadi masukan yang berguna dalam

pengambilan keputusan.

2.1.3 Pengertian Sistem

Menurut Britton et al (2002, p2), Sistem adalah kumpulan komponen atau elemen

yang saling berhubungan (berinteraksi) yang ditampilkan sebagai satu kesatuan dan

dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut maka

sistem harus dapat dirancang sedemikian rupa agar dapat bekerja secara efisien

sehingga apa yang menjadi sasaran dari sistem tersebut dapat tercapai.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

10

Menurut McLeod (2001, p11), Sistem merupakan sekelompok elemen yang

terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh suatu

organisasi atau bidang fungsional cocok untuk menggambarkan ini, dimana

organisasi terdiri dari bidang-bidang fungsional yang semuanya mengacu pada

tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sistem terdiri dari elemen-elemen yang menunjang terbentuknya sistem itu sendiri

yaitu input, proses transformasi, output. Dimana elemen umpan balik terkadang

digunakan untuk menampung informasi dari output system dan memberikan kepada

sistem sebagai input baru.

Sistem ini sendiri terediri dari dua jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.

Suatu sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumber daya

disebut sistem terbuka, sedangkan jika sistem tidak lagi dihubungkan dengan

lingkungannya maka ini disebut sistem tertutup.

Menurut O’Brien (2003, p8), Sistem adalah sebuah kelompok yang terintegrasi

dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama dengan menerima masukan

(inputs) dan menghasilkan keluaran (outputs) dalam sebuah proses transformasi

yang terorganisir dengan baik.

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu

untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan atau mencapai tujuan tertentu dari

perusahaan.

Menurut Hariyanto (2004, p59), Sistem adalah sekumpulan objek atau elemen

yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu., dan beberapa prinsip

umum sistem adalah sebagai berikut:

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

11

1.Sistem selalu merupakan bagian dari sistem yang lebih besar, sekaligus sistem

tersebut dapat dipartisi menjadi (sub)sistem – (sub)sistem yang lebih kecil.

2.Sistem yang lebih terspesialisasi akan kurang dapat beradaptasi untuk mengadapi

keadaan – keadaan yang berbeda.

3.Lebih besar ukuran sistem, maka akan memerlukan sumber daya yang lebih

banyak untuk operasi dan pemeliharaannya.

4.Sistem senantiasa mengalami perubahan, tumbuh dan berkembang.

2.1.4 Pengertian Sistem Analisis

Menurut Hariyanto (2004, p369), Analisis merupakan bidang yang menarik,

melibatkan studi interaksi antar manusia, kelompok – kelompok orang komputer,

dan organisasi.

Menurut Hariyanto (2004, p370), Berikut ini adalah urutan pokok analisis yang

dilakukan:

1.Identifikasi ”Konsumen”.

2.Pemeriksaan terhadap sumber informasi untuk analisis kebutuhan.

3.Penulisan kebutuhan yang dipandang oleh konsumen (C-requirement).

4.Melakukan pemeriksaan terhadap kebutuhan dalam pandangan konsumen.

5.Membangun model–model analisis yang lebih tidak ambigu (D-requirement)

yaitu pernyataan kebutuhan dengan notasi–notasi analisis yang terutama ditujukan

untuk perancang).

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

12

2.1.5 Pengertian Basisdata

Menurut Connolly dan Begg (2002, p14), Basisdata adalah himpunan data (file

atau arsip) yang saling berhubungan dan diorganisasikan sedemikian rupa untuk

menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Dengan demikian

basisdata merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem karena dapat

menyediakan informasi bagi pengguna.

Menurut Whitten (2004, p548), Basisdata adalah merupakan kumpulan dari file –

file yang saling berhubungan dimana setiap baris pada suatu basisdata juga harus

saling terhubung dengan baris pada lain file.

Menurut Kadir (1998, p9), Basisdata adalah sistem komputerisasi yang tujuan

utamanya adalah memelihara informasi, dan membuat informasi tersebut tersedia

saat dibutuhkan.

Menurut McLeod (1995, p324), Basisdata adalah suatu kumpulan data komputer

yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara yang

memudahkan pengambilan data kembali (retrieval).

Menurut O’Brien (2003, p145), Basisdata adalah sebuah kumpulan yang

terintegerasi dari elemen data yang terhubung secara logika. Elemen data

mendeskripsikan entiti-entiti dan hubungan antara entiti-entiti.

Menurut Hansen et al (1996, p12), Basisdata adalah kumpulan dari item-item data

yang saling terhubung yang dapat diproses oleh satu atau lebih sistem aplikasi.

Menurut Cooper et al (1996, p262), Basisdata adalah kumpulan sejumlah data

yang besar di dalam komputer, disusun sedemikian rupa sehingga bisa

dikembangkan, diperbaharui, dan digunakan kembali dengan cepat untuk berbagai

kebutuhan.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

13

Menurut Mannino (2004, p7), Basisdata adalah bahasa dan alat-alat grafis untuk

mendefinisikan entiti-entiti, hubungannya, integrity constraint, dan hak otorisasi.

Menurut Paolo (2003, p2), Basisdata adalah sekumpulan data yang digunakan

untuk merepresentasikan informasi yang diinginkan dan diimplementasikan ke

dalam sistem.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa Basisdata merupakan

sekumpulan data yang saling berhubungan dan diolah untuk memenuhi kebutuhan

suatu organisasi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Basisdata mempunyai beberapa

kriteria penting, yaitu:

1.Bersifat data oriented dan bukan program oriented.

2.Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah

basisdatanya.

3.Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.

4.Dapat memenuhi kebutuhan sistem–sistem baru secara mudah.

5.Dapat digunakan dengan cara–cara yang berbeda.

6.Prinsip utama basisdata adalah pengaturan data dengan tujuan utama fleksibilitas

dan kecepatan dalam pengambilan data kembali.

Adapun tujuan Basisdata diantaranya adalah sebagai berikut:

1.Kecepatan dan kemudahan (Speed)

2.Efisiensi ruang penyimpanan (Space)

3.Keakuratan (Accuracy)

4.Ketersediaan (Availability)

5.Kelengkapan (Completeness)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

14

6.Keamanan (Security)

7.Kebersamaan pemakaian (Sharebility).

Menurut Date (2000,p19), Tingkatan struktur data dalam basis data antara lain :

1. Field adalah unit terkecil dari data record yang disimpan dalam basisdata.

2.Record adalah kumpulan field–field yang disimpan, yang saling berelasi

membentuk data yang mempunyai arti.

3.File (tabel atau relasi) adalah kumpulan seluruh occurrence dari satu tuple record

tersimpan.

4.Database : kumpulan terintegrasi dari occurrence file atau tabel yang merupakan

representasi data dari suatu model enterprise.

2.1.6 Pengertian Sistem Basisdata

Menurut Date (2000,p5), Sistem Basisdata merupakan sistem penyimpanan

record yang terkomputerisasi. Dengan kata lain Sistem Basisdata merupakan

sistem penyimpanan informasi yang terkomputerisasi sehingga memudahkan

pemakainya untuk mengambil kembali dan memperbaharui informasi tersebut.

Menurut Hansen et al (1996, p12), Sistem Basisdata adalah sebuah piranti lunak

yang mempunyai fungsi Database Management System (DBMS) untuk

memanipulasi database, perangkat keras dan personal yang tepat.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

15

2.1.7 DBMS (Database Management System)

2.1.7.1 Pengertian DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2002, p16), DBMS (Database Management System)

adalah sebuah sistem piranti lunak yang membolehkan pengguna mendefinisikan,

membuat, memelihara, dan mengontrol pengaksesan ke basisdata.

Menurut Kadir (1998, p17), DBMS (Database Management System) adalah

sebuah program komputer yang digunakan untuk memasukkan, memanipulasi,

mengubah, dan memperoleh data atau informasi dengan praktis dan efisien.

Menurut Whitten (2004, p554), DBMS (Database Management System) adalah

perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat, mengakses, mengontrol,

dan mengatur suatu basisdata dinamakan sistem manajemen basisdata, biasa disebut

dengan database management system, disingkat DBMS.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa DBMS merupakan

sebuah software yang digunakan untuk menciptakan, memelihara, memasukkan,

menghapus serta mempermudah pengguna untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

2.1.7.2 Sejarah DBMS

DBMS yang pertama berdasarkan pada metode hirarki dari pengurutan data.

Sistem yang pertama kali merupakan eksistensi dari struktur file COBOL.

Bagaimanapun juga pendekatan hubungan database ditemukan oleh E.F. Codd

yang menjadi metode dominan dari penyimpanan dan pengambilan data.

Kesadaran menyimpan dan memanipulasi data telah menjadi fokus perhatian

pengguna komputer sejak awal. DBMS bertujuan umum pertama dirancang oleh

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

16

Charles Bachman sekitar awal tahun 1960-an. DBMS yang dirancang disebut

Integrated Data Storage. DBMS ini menggunakan model data jaringan.

Pada akhir tahun 1960-an IBM mengembangkan IMS DBMS (Information

Management System DBMS) menggunakan model data hirarki yang sampai saat

ini masih dipakai.

2.1.7.3 Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2002, p18), DBMS memiliki 5 komponen, yaitu:

1. Perangkat keras (Hardware)

DBMS membutuhkan perangkat keras untuk menjalankannya.

Contoh: single personal computer, single mainframe.

2. Perangkat lunak (Software)

Karena seluruh kendali DBMS akan dilakukan oleh program aplikasi maka

DBMS harus dapat dihubungkan ke program-program aplikasinya.

3. Data

Data yang digunakan oleh suatu organisasi harus didesain sedemikin rupa

sehingga mudah digunakan.

4. Prosedur (Procedure)

Perintah-perintah yang harus dilakukan untuk menjalankan DBMS ini.

5.Faktor manusia (People)

Ini adalah masalah keterkaitan perilaku orang yang menggunakan sistem (user)

dengan sistem DBMS yang sudah didesain sebelumnya.

Manusia yang terlibat dengan sistem, termasuk dalamnya adalah : database

administrator, perancang database, pengembang aplikasi dan pemakai akhir.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

17

Komponen- komponen dalam lingkungan DBMS dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.1 Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS.

2.1.7.4 Fungsi DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2002, pp48-52), fungsi- fungsi DBMS adalah:

1. Data Storage, Retrieval and Update

Suatu DBMS harus memiliki kemampuan untuk melakukan penyimpanan,

penelusuran dan juga mengubah data–data yang ada.

2. A user-accessible Catalog

Sebuah DBMS harus dapat memilki sebuah katalog untuk mendeskripsikan data

yang disimpan dan juga dapat diakses oleh pengguna.

3.Transaction Support

DBMS harus menyediakan suatu mekanisme yang akan menjamin bahwa semua

kegiatan update maupun tidak, sesuai dengan transaksi yang dilakukan.

4. Concurrency control services

DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin bahwa basisdata di-

update dengan benar ketika lebih dari satu pemakai mengubah basisdata secara

bersamaan.

5. Recovery Services

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

18

DBMS harus menyediakan mekanisme untuk memperbaiki basisdata yang

dalam suatu kesempatan rusak karena suatu hal.

6. Authorization Services

DBMS harus menyediakan mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pengguna

yang mempunyai hak yang dapat mengakses basisdata.

7. Support for data communication

DBMS harus mampu berintegrasi dengan software komunikasi.

8. Integrity Services

DBMS harus menyediakan cara untuk menjamin bahwa data dalam BasisData

dan perubahan pada data mengikuti aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

9.Services to promote data independence

DBMS harus mencakup fasilitas yang mendukung independensi program dari

struktur aktual basisdata.

10.Utility Services

DBMS harus menyediakan satu set fasilitas pelayanan.

2.1.7.5 Karakteristik DBMS dan Basisdata

Menurut Atzeni (2003,p4), Karakteristik DBMS dan Basisdata yaitu:

1.Database can be large.

2.Basisdata dapat di-share.

3.Basisdata dapat dipakai berulang-ulang, karena lifespan basisdata tidak terbatas

pada eksekusi program.

4.DBMS mendukung realibility karena DBMS menyediakan fungsi-fungsi untuk

backup dan recovery.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

19

5.DBMS menjamin kerahasiaan data melalui authorization.

6.DBMS juga memperhatikan efisiensi.

7.DBMS dapat meningkatkan efektifitas.

2.1.7.6 Keuntungan dan Kerugian dari DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2002, pp25-29), Keuntungan dari penggunaan

DBMS antara lain:

1.Dapat menghindari data-data sama yang disimpan berulang kali (control of data

redundancy).

2.Data menjadi lebih konsisten.

3.Bisa didapat informasi yang lebih banyak dari kumpulan-kumpulan data-data

yang sama, dengan permasalahan tertentu.

4.Data-data yang sama dapat digunakan bersama-sama oleh user-user yang

berbeda-beda (shared data).

5.Meningkatkan keterkaitan antar data.

6.Meningkatkan keamanan.

7.Membuat suatu standar.

8.Meningkatkan efisiensi kebutuhan.

9.Kebutuhan-kebutuhan yang berbeda-beda dapat dipenuhi dengan mudah.

10. Meningkatkan kemampuan akses data dan kecepatan prosesnya.

11. Meningkatkan produktivitas.

12. Memudahkan perawatan data.

13. Meningkatkan keamanan pada data yang dipakai bersama-sama.

14. Mempermudah fungsi back-up dan recovery.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

20

Menurut Connolly dan Begg (2002, pp29-30), Kekurangan dari penggunaan

DBMS antara lain:

1. Proses di dalamnya lebih rumit.

2. Mempunyai kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan oleh masing-masing

file pada File Based System.

3. Harganya lebih mahal.

4. Membutuhkan biaya tambahan untuk perangkat keras jika DBMS yang

digunakan menuntut penggunaan jenis perangkat keras tertentu.

5. Membutuhkan proses-proses tambahan jika ingin mengubah format-format

dari suatu jenis DBMS ke DBMS jenis lain.

6. Kehandalan (kecepatan proses), jika suatu DBMS didesain untuk penggunaan

yang sangat umum maka kecepatan prosesnya menjadi lambat.

7. Dampak yang lebih berat jika terjadi kesalahan.

2.1.8 DDL (Data Definition Language)

Menurut Connolly dan Begg (2002, p40), DDL (Data Definition Language)

adalah suatu bahasa yang memperbolehkan Database Administrator (DBA) atau

user untuk mendefinisikan entity, atribut, dan relationship yang dibutuhkan oleh

suatu aplikasi serta menambahkan fungsi-fungsi khusus tertentu untuk

mempermudah atau meningkatkan keamanan datanya.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

21

2.1.9 DML (Data Manipulation Language)

Menurut Connolly dan Begg (2002, p41), DML (Data Manipulation Language)

adalah suatu bahasa yang melakukan operasi-operasi standar pada data yang ada

di dalam database.

Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya meliputi:

1.Penambahan data baru ke dalam database.

2.Mengubah data yang disimpan ke dalam database.

3.Pemanggilan data yang terdapat di dalam database.

4.Penghapusan data dari database.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

22

2.1.10 Siklus Hidup Database

Gambar 2.2. Siklus Hidup Database

2.1.10.1 Database Planning

Menurut Connolly dan Begg (2002,p273), Database Planning adalah

merencanakan bagaimana tahap-tahap dari lifecycle dapat direalisasikan dengan

cara yang paling efisien dan efektif. Perencanaan basisdata harus terintegrasi

dengan sistem informasi:

1.Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan sistem

informasi yang diperlukan.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

23

2.Evaluasi sistem informasi yang sekarang digunakan untuk menentukan

kelemahan dan kekuatannya.

3.Penilaian tentang peluang IT yang mungkin menghasilkan keuntungan yang

kompetitif.

Metodologi untuk mengatasi tiga hal tersebut di atas, yaitu:

1. Database Planning – Mission Statement

Mission Statement untuk database project mendefinisikan tujuan utama dari

aplikasi database. Mengarahkan database project, biasanya mendefinisikan

perintah tugas (mission statement). Mission statement membantu menjelaskan

kegunaan dari database project dan menyediakan alur yang lebih jelas untuk

mencapai efektifitas dan efisiensi penciptaan dari suatu aplikasi database yang

diinginkan.

2. Database Planning – Mission Objectives

Ketika mission statement telah didefinisikan, maka mission objectives

didefinisikan. Setiap objective (tujuan) harus mengidentifikasikan tugas

khusus yang harus didukung oleh database. Dapat juga disertai dengan

beberapa informasi tambahan yang menspesifikasikan pekerjaan yang harus

diselesaikan. Sumber daya yang digunakan dan biaya untuk membayar

kesemuanya itu.

Perencanaan database juga harus meliputi pengembangan standar

pengmpulan data, bagaimana penetapan format, dokumentasi yang diperlukan,

bagaimana design dan implementasi diproses.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

24

2.1.10.2 System Definition

System definition menspesifikasikan jangkauan dan batasan dari aplikasi

basisdata, penggunaanya, dan lingkungan aplikasi.

User view mendefinisikan apa yang diwajibkan dari suatu aplikasi database

dari perspektif aturan kerja khusus (seperti: manajer, atau supervisor) atau area

aplikasi perusahaan (seperti: marketing, personnel, atau stock control). Aplikasi

database memiliki satu atau lebih user view. Identifikasi user view membantu

memastikan bahwa tidak ada pengguna utama dari suatu basisdata yang terlupa

ketika pembuatan aplikasi baru yang dibutuhkan. User views juga membantu

dalam pengembangan aplikasi basisdata yang rumit atau kompleks

memungkinkan permintaan-permintaan dipecah ke dalam bagian-bagian yang

lebih sederhana.

2.1.10.3 Requirements Collection and Analysis

Proses pengumpulan dan analisa informasi mengenai bagian dari organisasi

yang akan mendukung aplikasi basisdata dan menggunakan informasi ini untuk

mengidentifikasikan kebutuhan pengguna pada sistem baru.

Pada bagian ini dilakukan pengumpulan dan analisa informasi mengenai

bagian-bagian dari enterprise yang akan menggunakan atau terkait dengan

basisdata yang akan dibuat. Untuk itu digunakan teknik yang disebut Fact

Finding Technique.

Terdapat dua teknik fact finding yang umum digunakan (Connolly dan Begg,

2002,p305):

1.Wawancara

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

25

Keuntungan dari Wawancara yaitu:

a. Mengizinkan interviewee untuk menjawab secara bebas dan secara terbuka

terhadap masalah.

b. Mengizinkan interviewee untuk merasakan bagian dari proyek.

c. Mengizinkan interviewer untuk follow up pada komentar yang menarik

yang dibuat oleh interviewee.

d. Mengizinkan interviewer untuk beradaptasi atau reward pertanyaan ketika

interview.

e. Mengizinkan interviewer untuk observasi bahasa tubuh interviewee.

Kerugian dari Wawancara yaitu:

a. Waktu terbatas dan costly, oleh sebab itu kurang praktis.

b. Sukses adalah tergantung pada cara komunikasi dari interview.

c. Sukses dapat tergantung pada kemauan dari interviewee untuk berpartisipasi

pada interview.

2.Observasi

Keuntungan dari Observasi yaitu:

a. Mengizinkan validitas dari fakta dan data untuk dikoreksi.

b. Observer dapat melihat secara langsung apa yang telah diselesaikan.

c. Observer dapat juga mendapatkan deskripsi data dari lingkungan physical

dari task.

d. Relatively inexpensive.

e. Observer dapat melakukan pekerjaan penilaian.

Kerugian dari Observasi yaitu:

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

26

a. Orang mungkin akan mengenali atau tidak mengenali perform secara beda

ketika di observe.

b. Kemungkinan adanya kehilangan tasks observing dalam involving level

yang berbeda atau kesulitan atau volume experienced secara normal dalam

beberapa waktu.

c. Beberapa tasks tidak selamanya dapat di bentuk di manner dimana mereka

observe.

d. May be impractical.

2.1.10.4 Database Design

Menurut Connolly dan Begg (2002,p279), Database design adalah proses

membuat sebuah desain untuk sebuah sistem basisdata yang mendukung

kegiatan operasional suatu perusahaan. Pada bagian ini dibagi menjadi tiga

tahap yaitu konseptual, logikal, dan fisikal.

1. Perancangan konseptual basisdata

Perancangan konseptual merupakan proses konstruksi suatu informasi yang

digunakan dalam sebuah organisasi.

Fase perancangan konseptual bermula dari pembuatan data model

konseptual dari organisasi, yang sepenuhnya bebas mengimplementasikan

rincian-rincian seperti mengenal sasaran dari manajemen sistem basisdata

(DBMS), program-program aplikasi, bahasa pemrograman, platform

perangkat keras, persoalan kinerja, atau pertimbangan fisik lainnya.

2. Perancangan logikal basisdata

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

27

Perancangan basisdata logikal adalah proses konstruksi suatu informasi

yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan pada sebuah model

data yang spesifik, tetapi bebas dari fakta-fakta DBMS dan pertimbangan fisik

lainnya.

Fase perancangan basisdata secara logikal memetakan model perancangan

konseptual pada sebuah model logikal, yang mana dipengaruhi oleh model

data untuk target basisdata (Contoh: model relational). Model data logikal

adalah sumber informasi bagi fase perancangan fisik dengan wahana untuk

pembuatan penjualan yang sangat penting untuk sebuah perancangan

basisdata yang efisien.

3. Perancangan fisikal basisdata

Perancangan basisdata secara fisik yang merupakan proses pembuatan

deskripsi dari implementasi basisdata pada media penyimpanan sekunder dan

fase ini mendeskripsikan dasar relasi, berkas organisasi dan indeks untuk

mencapai pengaksesan data yang efisien dan beberapa batasan hubungan yang

utuh dan tingkatan keamanan.

Fase perancangan basisdata secara fisik memperbolehkan perancangan

membuat keputusan-keputusan berdasarkan pada bagaimana basisdata

diimplementasikan. Agar, perancangan fisikal ditoleransi untuk sebuah sistem

manajemen basisdata yang spesifik. Ada timbal balik antar perancangan

logikal dan fisikal, karena keputusan-keputusan yang diambil selama

perancangan fisikal mengembangkan kinerja yang bias mempengaruhi model

data logikal.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

28

Menurut Connolly dan Begg (2002, pp279-280), ada beberapa pendekatan

dalam desain database :

1.Top-down

Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa entiti high-

level dan relationship, yang kemudian menggunakan pendekatan top-down

secara berturut-turut untuk mengidentifikasikan entiti lower level, relationship

dan atribut lainnya.

Entity-Relationship (ER) modeling adalah cara yang dipakai dalam

pendekatan top-down dalam mendesain database yang pertama-tama dimulai

dengan mengidentifikasi data-data penting yang disebut dengan entities dan

relationship antar data yang mengambarkan hubungan pada model.

Tujuan dari penggunaan ER-modeling adalah agar kita dapat memahami

dengan jelas mengenai asal dari data dan bagaimana data tersebut digunakan

dalam suatu kegiatan. Oleh karena itu, diperlukan model untuk komunikasi

secara non-tekhnis dan bebas dari ambiguitas. ER-Diagram (ERD) merupakan

hasil dari ER-modeling.

2. Bottom-up

Dimulai dari atribut dasar (yaitu, sifat-sifat entiti dan relationship), dengan

analisis dari penggabungan antar atribut, yang dikelompokkan kedalam suatu

relasi yang merepresentasikan tipe dari entiti dan relationship antar entiti.

3. Inside-out

Berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit berbeda dengan

identifikasi awal entiti utama dan kemudian menyebar ke entiti, relationship,

dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu diidentifikasi.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

29

4. Mixed

Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang

berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.

Yang akan dipakai dalam skripsi ini adalah Pendekatan database bottom-up.

Tujuan utama dari perancangan basisdata, yaitu:

1.Merepresentasikan data dan relationship antara data yang dibutuhkan oleh

seluruh area aplikasi utama dan user group.

2.Menyediakan model data yang mendukung segala transaksi yang diperlukan

pada data.

3.Menspesifikasi perancangan minimal yang secara tepat disusun untuk

memenuhi kebutuhan kinerja yang ditetapkan pada system (misalnya: waktu

respon).

2.1.10.5 DBMS Selection

Menurut Connolly dan Begg (2002, p284), DBMS Selection yaitu pemilihan

DBMS yang sesuai untuk aplikasi-aplikasi basisdata. Berikut ini adalah

langkah-langkah utama dalam pemilihan DBMS yaitu:

1.Menggambarkan cangkupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan.

2.Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS.

3.Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut.

4.Merekomendasikan pemilihan DBMS dan membuat laporan hasil dari

evaluasi produk DBMS tersebut.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

30

2.1.10.6 Application Design

Menurut Connolly dan Begg (2002, p287), Perancangan Aplikasi adalah

merancang antar muka dan program aplikasi yang menggunakan dan

memproses basisdata.

Perancangan basisdata dan aplikasi merupakan aktivitas paralel yang meliputi

dua aktivitas penting, yaitu:

1.Transaction Design

Transaksi adalah satu aksi atau serangkaian aksi yang dilakukan oleh user

tunggal atau program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi dari

basisdata. Kegunaan dari desain transaksi adalah untuk menetapkan dan

keterangan karakteristik high-level dari suatu transaksi yang dibutuhkan pada

basisdata, diantaranya:

a. Data yang digunakan oleh transaksi

b. Karakteristik fungsional dari suatu transaksi

c. Output transaksi

d. Keuntungannya bagi user

e. Tingkat kegunaan yang diharapkan

Terdapat tiga tipe transaksi, yaitu

a. Retrieval transaction

Digunakan untuk pemanggilan (retrieve) data untuk ditampilkan di layar

atau menghasilkan suatu laporan.

b. Update transaction

Digunakan untuk menambah record baru, menghapus record lama, atau

memodifikasi record yang telah ada di dalam basisdata.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

31

c. Mixed transaction

Meliputi pemanggilan dan perubahan data.

2. User Interface

Beberapa aturan pokok dalam pembuatan antar muka pengguna, yaitu:

a.Meaningful title, diusahakan pemberian nama suatu form cukup jelas

menerangkan kegunaan dari suatu form atau report.

b.Comprehensible instructions, penggunaan terminology yang familiar untuk

menyampaikan instruksi ke user dan jika informasi tambahan dibutuhkan,

maka harus disediakan helpsceen.

c.Logical grouping and sequencing of fields, field yang saling berhubungan

ditempatkan pada form atau report yang sama. Urutan field harus logis dan

konsisten.

d.Visually applealing layout of the form/report, tampilkan form atau report

harus menarik dan sesuai dengan hardcopy agar konsisten.

e.Familiar field labels, penggunaan label yang familiar.

f. Consistent terminology and abbreviation, terminology dan singkatan yang

digunakan harus konsisten.

g.Consistent use of color.

h.Visiblespace and boundaries for data-entity fields, jumlah tempat yang

disediakan untuk data-entry harus diketahui oleh pengguna.

i. Convinient cursor movement, user dapat dengan mudah menjalankan operasi

yang diinginkan dengan menggerakkan kursor pada form atau report.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

32

j. Error correction for individual characters and entire fields, pengguna dapat

dengan mudah menjalankan operasi yang diinginkan dan melakukan

perubahan terhadap nilai field.

k.Error message for unacceptabel values.

l. Optional fields marked clearly.

m.Explanatory message for fields, ketika user meletakkan kursor pada suatu

field, maka keterangan mengenai field tersebut harus dapat dilihat.

n.Completion signal, indikator yang menjelaskan bahwa suatu proses telah

selesai dilaksanakan.

2.1.10.7 Prototyping

Membangun model kerja dari aplikasi basisdata yang memperbolehkan

perancang atau pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi

bagaimana sistem akhirnya akan tampak dan berfungsi.

Menurut Connolly dan Begg (2002,p261), Ada dua cara strategi membuat

prototype yaitu:

1.Requirement Prototyping

Mengembangkan prototype untuk menentukan kebutuhan suatu aplikasi

basisdata yang dibutuhkan dan ketika kebutuhan dirasakan sudah lengkap

maka prototype tersebut tidak digunakan lagi.

2. Evolutionary Prototyping

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

33

Digunakan untuk tujuan sama, perbedaanya adalah bahwa prototype

tidaklah dibuang tetapi dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi aplikasi

basisdata tersebut.

2.1.10.8 Implementation

Menurut Connolly dan Begg (2002,p292), Implementasi merupakan

perwujudan fisik dari basisdata dan desain aplikasi. Implementasi basisdata

dicapai dengan membangun Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang

telah dipilih atau dengan menggunakan Graphical User Interface (GUI),

masing-masing menyediakan fungsi ketika menyembunyikan pertanyaan

(statement) DDL yang low-level.

Peryataan (statement) DDL digunakan untuk menciptakan struktur basisdata

dan mengkosongkan file yang terdapat dalam basisdata tersebut. User view juga

diterapkan pada langkah implementasi.

2.1.10.9 Data Conversion and Loading

Menurut Connolly dan Begg (2002, p293), Data Conversion and Loading

adalah Pemindahan data yang ada ke dalam basisdata yang baru dan mengubah

aplikasi yang sedang berjalan agar dapat digunakan dalam basisdata yang baru.

2.1.10.10 Testing

Menurut Connolly dan Begg (2002, p293), Testing adalah suatu proses

melaksanakan program aplikasi dengan tujuan mencari kesalahan dan divalidasi

untuk kebutuhan yang dispesifikasikan oleh pengguna. Jika data riil diharapkan

untuk digunakan, maka adalah penting untuk mempunyai back up. Setelah

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

34

pengujian diselesaikan, maka sistem aplikasi dan basisdata ini telah siap untuk

digunakan.

2.1.10.11 Operational Maintenance

Menurut Connolly dan Begg (2002, p293, Pemeliharaan (maintenance), yang

melibatkan aktivitas berikut:

1.Monotoring Performance dari sistem. Jika performance jatuh dibawah suatu

tingkatan yang bisa diterima, penyetelan atau reorganisasi basisdata mungkin

diperlukan.

2. Maintaining dan meningkatkan mutu aplikasi basisdata (ketika diperlukan).

Kebutuhan baru disatukan dalam aplikasi basisdata dengan mengikuti

langkah-langkah sebelumnya yang terdapat dalam lifecycle.

2.1.11 Tahap-tahap Perancangan Basisdata

2.1.11.1 Perancangan Konseptual Basisdata

Fungsi dari tahap ini adalah proses membuat representasi konseptual dari

basisdata, termasuk identifikasi entiti-entiti yang penting, relationship, atribut.

Pada tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah yaitu:

Langkah 1 Bangun lokal konseptual data model untuk setiap view.

Tujuan dari perancangan basisdata konseptual lokal adalah untuk memproses

pembuatan suatu model informasi yang digunakan di dalam suatu organisasi

dimana model tersebut tidak bergantung pada perangkat keras lainnya. Langkah-

langkah pembuatannya sebagai berikut:

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

35

Langkah 1.1 Mengidentifikasi tipe-tipe entiti

Mengidentifikasi tipe entiti yang terutama dibutuhkan oleh view.

Mendefinisikan objek utama dimana user mempunyai ketertarikan dengan

objek tersebut. Objek-objek ini adalah tipe entiti untuk model. Salah satu

metode untuk mengidentifikasi entiti adalah dengan menguji spesifikasi

kebutuhan dari user. Dari spesifikasi ini kita mengidentifikasi noun dan noun

phrases yang disebutkan. Kita juga dapat melihat objek utama seperti orang,

tempat atau konsep dari ketertarikan di luar noun lainnya yang merupakan

kualitas dari objek lain.

Langkah 1.2 Mengidentifikasi tipe-tipe relasi

Tujuan langkah ini adalah untuk mengidentifikasi relasi yang penting antara

berbagai tipe entiti yang telah diidentifikasikan. Biasanya, relasi diidentifikasi

dengan menggunakan kata kerja atau frase kata kerja.

Relasi yang paling umum adalah relasi binary, artinya relasi antar entiti

yang persis antara dua entiti saja. Bagaimanapun, harus diperhatikan relasi

kompleks yang melibatkan lebih dari dua entiti dan relasi rekursif yang hanya

melibatkan satu entiti. Langkah-langkah identifikasi tipe relasi yaitu:

a. Gunakan Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD dapat digunakan untuk mempresentasikan entiti dan relasi antar

entiti, sehingga didapat gambaran dari perancangan basisdata yang sedang

dikembangkan.

b. Tentukan pembatas multiplicity dari tipe relasi

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

36

Setelah didapat relasi antara entiti maka langkah berikutnya adalah

menentukan multiplicity setiap relasi. Jika ada suatu nilai spesifik dari

multiplicity maka lebih baik apabila didokumentasikan.

c. Periksa bahwa masing-masing entity ikut serta setidaknya dalam satu relasi.

Pada saat pembuatan ERD, pastikan bahwa setiap entiti mempunyai

minimal satu relasi dengan entit lain maka langkah berikutnya adalah

memperhatikan kamus data. Jika sudah memiliki relasi semua, berarti setiap

entiti telah memiliki relasi.

d. Dokumentasikan tipe relationship.

Langkah 1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe-

tipe entiti

Mengidentifikasi dan menggabungkan attributes yang dibutuhkan entiti atau

relasi, dan mendokumenkan setiap attribute secara detail.

Langkah 1.4 Menentukan domain atribut

Menentukan domains attributes dalam model konseptual lokal dan

mendokumentasikan secara detail setiap domain.

Domain merupakan sekumpulan nilai-nilai dari satu atau lebih atribut yang

menggambarkan nilainya. Model data yang dibuat menspesifikasikan domain

untuk tiap-tiap atribut dan menyertakan:

a. Nilai yang diizinkan untuk atribut.

b. Ukuran dan format atribut.

Langkah 1.5 Menentukan atribut candidate dan primary key

Mengidentifikasikan candidate key(s) untuk setiap entiti dan jika terdapat

lebih dari satu candidate key pilih satu menjadi primary key.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

37

Langkah 1.6 Mempertimbangkan untuk penggunaan konsep pemodelan

enhanced

Mempertimbangkan penggunaan konsep model enhanced, seperti

specialization/generalization, aggregation,dan composition.

Specialization merupakan suatu proses memaksimalkan perbedaan antara

anggota-anggota sebuah entiti dengan cara mengidentifikasi karakteristik yang

membedakan entiti tersebut. Generalization merupakan suatu proses

meminimalkan perbedaan antara entiti-entiti dengan cara mengidentifikasi

sifat umum entiti.

Aggregation menggambarkan relationship ‘has a’ atau ‘is part of’ antara

tipe entiti dimana yang satunya mewakili ‘whole’ (seluruhnya) dan yang

satunya lagi mewakili ‘part’ (bagian). Composition menggambarkan

relationship is a part of (Connolly, 2002, h371).

Langkah 1.7 Mengecek redudansi pada model

Cek untuk setiap entiti dan attribut terhadap redundancy dalam model. Pada

langkah ini, akan menguji data model konseptual lokal dengan melihat secara

spesifik, apabila ada redudansi maka dapat dihilangkan dengan dua langkah

berikut:

a. Menguji kembali hubungan one-to-one.

b. Menghilangkan relasi redudansi.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

38

Langkah 1.8 Memvalidasi model konseptual lokal dengan transaksi

pengguna

Menjamin model konseptual dapat mendukung kebutuhan transactions yang

dibutuhkan oleh view.

Diuji dua pendekatan untuk memastikan model data konseptual lokal

mendukung transaksi yang dibutuhkan, dengan cara:

a. Mendeskripsikan transaksi-transaksi.

Memeriksa seluruh informasi (entiti, relationship, dan atribut) yang

dibutuhkan oleh setiap transaksi telah disediakan oleh model, dengan

mendokumentasikan setiap kebutuhan transaksi.

b. Menggunakan jalur-jalur transaksi.

Untuk validasi model data terhadap transaksi yang dibutuhkan termasuk

representasi diagram jalur yang digunakan oleh setiap transaksi langsung

pada ER diagram.

Langkah 1.9 Meninjau model konseptual lokal dengan pengguna

Melakukan review terhadap model konseptual data lokal dengan user untuk

menjamin model telah merepresentasikan user’s view berdasarkan NEED

perusahaan.

2.1.11.2 Perancangan Logikal Basisdata

Tahap ini memetakan model konseptual ke sebuah model logikal yang

dipengaruhi oleh model data yang menjadi tujuan basisdata. Dalam perancangan

logikal basisdata, model data yang telah diperoleh dalam perancangan

konseptual basisdata diubah dalam bentuk logikal model dimana data yang ada

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

39

dipengaruhi oleh model data yang menjadi tujuan basisdata (Contoh: relational

model). Hal ini dilakukan untuk menterjemahkan presentasi konseptual ke

dalam bentuk struktur logik dalam basisdata. Model data logikal merupakan

sumber informasi dalam perancangan fisikal basisdata. Pada tahap ini dibagi

menjadi beberapa langkah, yaitu:

Langkah 2 Bangun dan validasi model data logikal lokal untuk setipa view

Adapun tujuan dari langkah ini adalah untuk membangun suatu model data

logikal lokal dari suatu model data konseptual lokal yang merepresentasikan

perusahaan kemudian memvalidasi model ini untuk memastikan strukturnya

benar, dan memastikan bahwa model tersebut mendukung transaksi yang

diminta.

Langkah 2.1 Menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan model

relational

Tujuan langkah ini adalah untuk memperbaiki model data konseptual lokal

dengan menghilangkan fitur yang tidak sesuai dengan model relasi.

Bagian yang akan dibahas pada langkah ini antara lain:

1. Menghilangkan many-to-many (*:*) tipe relasi binary.

Relationship yang mengandung many-to-many (*:*), digantikan

dengan dua one-to-many (1:*) relationship, dengan entiti tengah

(intermediate entity) berada di antara dua entiti yang lama.

2. Menghilangkan many-to-many (*:*) tipe relasi rekursif

Recursive relationship yang ada pada konseptual data model

relationship harus dipecah untuk mengidentifikasi sebuah entiti tengah

dengan cara menganggap entiti yang terlibat pada relationship ini sebagai

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

40

dua buah entiti dengan jenis relationship many-to-many (*:*) binary

sehingga penyelesaiannya sama dengan penyelesaian pada relationship

many-to-many (*:*) binary.

3. Menghilangkan tipe relasi kompleks

Dihilangkan dengan cara memecah relationship ini sehingga didapat

entiti tengah (intermediate entity). Lalu relasi kompleks ini akan

digantikan dengan beberapa one-to-many (1:*) binary relationship.

4. Menghilangkan atribut-atribut multi-valued

Cara menghilangkannya adalah dengan memecah atribut ini untuk

mengidentifikasikan sebuah entiti.

Langkah 2.2 Menentukan relasi untuk model data logikal

Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat suatu relasi untuk model

data logikal lokal yang merepresentasikan suatu entiti, relasinya, dan juga

atribut yang telah diidentifikasi. Dapat juga mendeskripsikan bagaimana

relasi dapat diturunkan dari struktur model data antara lain:

1. Tipe entiti kuat

2. Tipe entiti lemah

3. One-to-many (1:*) tipe relasi binary

4. One-to-one (1:1) tipe relasi binary

5. One-to-one (1:1) tipe relasi rekursif

6. Tipe relasi superclass/subclass

7. Many-to-many tipe relasi binary

8. Tipe relasi kompleks

9. Atribut-atribut multi-valued

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

41

Langkah 2.3 Validasi relasi dengan normalisasi

Melakukan validasi relasi model logikal data lokal dengan menggunakan

teknik Normalisasi.

Menurut Connolly dan Begg (2002, p411), Proses Normalisasi adalah

sebuah metode formal yang mengidentifikasikan relasi-relasi berdasarkan

primary key (atau candidate key) dan functional dependency diantara

atribut-atribut.

Salah satu konsep utama yang berhubungan erat dengan normalisasi

adalah Functional Dependency (Keterkaitan Fungsional). Functional

Dependency mendeskripsikan hubungan antara attributes dalam sebuah

relasi. Misalkan, jika A dan B adalah atribut dari relasi R, B dikatakan

Functionally Dependent pada A (dinotasikan A B), jika setiap nilai A

dihubungkan dengan tepat satu nilai B. (A dan B masing-masing dapat

terdiri atas satu atau lebih atribut).

Functional Dependency merupakan sifat dari semantik suatu atribut dalam

sebuah relasi. Direpresentasikan dalam diagram Determinant dari functional

dependency mengacu kepada atribut atau himpunan atribut di sebelah kiri

anak panah.

Karakteristik utama dari functional dependency yang digunakan dalam

normalisasi:

a.Mempunyai relationship 1:1 antar atribut di sebelah kiri dan kanan

dependency.

b.Saling terkait (Hold for all time)

Misalnya:

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

42

staffNo sName dan sName staffNo

c.Nontrivial

Himpunan inference rules, disebut Armstrong’s axioms, menetapkan

bagaimana functional dependency yang baru dapat disimpulkan dari

functional dependency yang sudah ada.

Misalkan A, B, dan C merupakan subset dari atribut suatu relasi R.

Maka Armstrong’s axiomnya adalah:

a.Reflexivity

Jika B merupakan subset dari A, then AB

b.Augmentation

Jika AB, maka A,CB,C

c.Transitivity

Jika AB dan BC, maka AC

Proses normalisasi tabel secara detil dibagi menjadi empat tahap

sehingga dikenal bentuk-bentuk tabel normal sesuai dengan tahapan

normalisasi yang telah dilakukan yaitu bentuk normal pertama, kedua,

ketiga dan BCNF. Sebelum bentuk normal pertama terjadi bentuk UNF

yaitu Unnormalized Form. Setelah itu baru kita dapa melakukan bentuk

normal pertama, kedua, ketiga dan BCNF.

Menurut Connolly dan Begg (2002, pp387-411), Proses normalisasi

terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu:

1.Unnormalized Form (UNF)

Menurut Connolly dan Begg (2002, p387); Unnormalized Form

adalah sebuah tabel yang mengandung satu atau lebih repeating group.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

43

Suatu tabel dikatakan sebagai bentuk yang unnormalized bila di

dalamnya terdapat kelompok berulang atau biasa dikenal dengan

repeating group.

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menghilangkan

repeating group dari UNF:

a.Pendekatan pertama, repeating group dihilangkan dengan

memasukkan data yang dalam kolom-kolom yang kosong pada baris-

baris yang mengandung data berulang. Pendekatan ini sering disebut

sebagai flattening the tabel.

b.Pendekatan kedua, repeating group dihilangkan dengan menempatkan

data yang berulang berrsamaan dengan salinan dari atribut key aslinya

dalam relasi terpisah. Terkadang UNF dapat mengandung lebih dari

satu repeating group, atau repeating group dalam repeating group.

Dalam kasus seperti ini, pendekatan ini dilakukan berulang-ulang

sampai tidak ada repeating group yang tersisa.

2. Normalisasi Data Pertama (First Normal Form / 1NF)

Menurut Connolly dan Begg (2002, p388), First Normal Form adalah

sebuah tabel yang di dalam perpotongan kolom dan baris hanya

memiliki satu nilai saja. Disebut skema relasi R sebagai First Normal

Form jika domain dari seluruh attributnya atomik. 1NF memberikan

permintaan yang sangat mendasar pada relasi dan tidak membutuhkan

informasi tambahan seperti functional dependency. Untuk mengubah

unnormalized table ke 1NF, kita harus mengidentifikasikan dan

membuang/memindahkan semua kumpulan data berulang.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

44

Untuk mengubah bentuk Unnormalized Form menjadi 1NF, yang

harus dilakukan adalah mengidentifikasikan dan menghilangkan

kelompok berulang, agar setiap pertemuan antara baris dan kolom berisi

satu dan hanya satu nilai.

3. Normalisasi Data Kedua (Second Normal Form/2NF).

Menurut Connolly dan Begg (2002, p394), Second Normal Form (2NF)

adalah sebuah relasi yang berada dalam bentuk normal pertama dan

setiap non-primary-key bergantung penuh (full functionally dependent)

pada primary key. 2NF didasarkan pada konsep dari full functional

dependency.

4.Normalisasi Data Ketiga (Third Normal Form/3NF).

Menurut Connolly dan Begg (2002, p394), Third Normal Form (3NF)

adalah tabel yang setiap relasi yang terdapat didalamnya ada didalam

first normal form dan second normal form, dimana tidak ada non-

primary-key yang transitive dependent di candidate key.

3NF adalah salah satu solusi untuk memeriksa jika pengubahan

mengganggu functional dependency mana saja. Dekomposisi 3NF dapat

saja terdiri dari redundansi dalam skema yang terdekomposisi. Relasi

skema R ada dalam 3NF berkenaan dengan sekumpulan F dari

ketergantungan fungsional jika semua ketergantungan fungsional dalam

F dari form α β, setidaknya salah satunya memiliki :

a.α β merupakan functional dependency yang diabaikan.

b.u adalah superkey bagi R.

c. setiap attribute A dalam β α terdapat dalam candidate key untuk R.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

45

5.Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

Menurut Connolly dan Begg (2002, p398), Sebuah tabel dikatakan

BCNF, jika dan hanya jika, semua determinant adalah candidate key.

Jika sebuah skema relasi ada di dalam BCNF, maka yang menjadi satu-

satunya nontrivial functional dependency adalah key constraint.

Sedangkan jika sebuah relasi ada di dalam 3NF, maka semua yang

menjadi nontrivial functional dependency adalah key constraint atau

sebelah kananya merupakan bagian dari candidate key. Karena hal inilah

maka setiap relasi yang ada di dalam BCNF juga ada di dalam 3NF,

namun tidak berlaku hal sebaliknya.

Sebuah relasi berpotensi menyalahi aturan BCNF apabila :

a.Memiliki dua atau lebih composite candidate key.

b.Candidate key dari relasi overlap.

Langkah 2.4 Validasi relasi melalui transaksi pengguna

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa relasi di dalam

model data logikal lokal mendukung transaksi yang diminta user. Pada

langkah ini, memeriksa bahwa relasi yang dibuat di langkah sebelumnya

juga mendukung transaksi ini, dan juga pastikan bahwa tidak ada kesalahan

dalam relasi yang telah dibuat.

Langkah 2.5 Definisi integrity constraint

Menentukan kendala integritas yang diberikan oleh user view (yakni:

integritas data, domain atribut constraint, integritas entiti, integritas referensi,

dan enterprise constraint).

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

46

Langkah 2.6 Meninjau model data logikal lokal dengan pengguna

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan model data logikal lokal

dan membuat dokumentasi yang mendeskripsikan model tersebut sebagai

representasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Langkah 3 Membangun dan memvalidasi model data logikal global

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengkombinasikan suatu model data

logikal lokal individu ke dalam suatu model data logikal global yang

menggambarkan suatu perusahaan.

Langkah 3.1 Gabungkan model data logikal ke dalam model global.

Proses penggabungan model logikal data lokal kedalam model data global

akan mempengaruhi attribut yang digunakan pada model data global

perusahaan.

Langkah 3.2 Validasi model data logikal global.

Melakukan validasi terhadap relasi yang terbentuk pada model logikal

data global dengan menggunakan teknik Normalisasi dan review kebutuhan

view user transaksi.

Langkah 3.3 Perhatikan pertumbuhan ke depan.

Menentukan apakah model logikal global database telah mengantisipasi

perubahan access data yang terjadi pada jangka panjang.

Langkah 3.4 Tinjau kembali model data logikal global dengan pengguna.

Proses menjamin model data global adalah benar-benar representasi

kebutuhan perusahaan.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

47

2.1.11.3 Perancangan Fisikal Basisdata

Pada tahap ini memungkinkan perancang basisdata untuk membuat keputusan

mengenai bagaimana basisdata akan diimplementasikan. Oleh karena itu,

perancangan fisikal basisdata harus disesuaikan dengan DBMS yang spesifikasi.

Pada tahapan ini dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu:

Langkah 4 Penerjemahan model data logikal global untuk DBMS Target

Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat suatu skema basisdata

relasional dari model data logikal global yang dapat diimplementasikan ke

DBMS yang dipakai.

Langkah 4.1 Perancangan relasi dasar

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memutuskan bagaimana

merepresentasikan relasional dasar yang diidentifikasikan dalam model data

logikal global pada DBMS yang dipakai. Untuk memulai proses perancangan

basisdata fisik, dengan cara mengumpulkan dan mengasimilasikan suatu

informasi tentang relasional yang dirancang selama perancangan basisdata

logikal. Informasi tersebut bisa berasal dari kamus data dan definisi dari

relasional yang didefinisikan menggunakan Database Design Language

(DBDL). Untuk setiap relasional yang diidentifikasi pada model data logikal

global, dapat didefinisikan salah satu sebagai berikut:

a. Nama dari relasi yang ada

b. Suatu daftar untuk atribut yang sederhana

c. Primary key, alternatif key dan foreign key

d. Suatu daftar dari atribut turunan dan bagaimana mereka dihasilkan.

e. Batasan integrasi untuk setiap foreign key yang diidentifikasi.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

48

Dari kamus data dari setiap atributnya dapat diketahui:

a. Domain atribut yang terdiri dari tipe data, panjang dan berbagai keterangan

atribut.

b. Suatu nilai default optional untuk atribut

c. Apakah atribut bisa diisi nilai NULL

Langkah 4.2 Perancangan representasi dari data yang diturunkan

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memutuskan bagaimana

merepresentasikan suatu data turunan pada model data logikal global pada

DBMS yang dipakai. Atribut yang nilainya didapatkan dengan mengevaluasi

atribut lain dikenal sebagai atribut turunan atau kalkulasi. Sebagai contoh:

a. Jumlah staff yang bekerja di kantor cabang tertentu

b. Total gaji bulanan yang dibayarkan ke seluruh staff.

c. Jumlah properti yang ditangani oleh seorang staff.

Langkah 4.3 Perancangan enterprise constraint

Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang batasan aplikasi untuk

DBMS yang dipakai. Perancangan batasan tersebut tergantung dari DBMS

yang digunakan, fasilitas yang dipunyai oleh sistem dibandingkan dengan

DBMS yang lain. Pada awalnya, jika sistem tersebut mempunyai aturan sesuai

aturan standard SQL, beberapa batasan dapat diterapkan.

Langkah 5 Perancangan representasi fisikal

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan organisasi file yang paling

optimal untuk menyimpan relasional dasar dan indeks yang diminta untuk

performasi yang optimal yang mana erlasi dan data yang ada disimpan dalam

penyimpanan sekunder.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

49

Langkah 5.1 Analisis transaksi

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengerti fungsi dari suatu transaksi

yang mana akan dijalankan pada basisdata dan untuk menganalisis transaksi

yang penting. Untuk membuat perancangan basisdata fisikal efektif maka

perlu mempunyai pengetahuan mengenai transaksi atau query yang akan

dijalankan di dalam basisdata. Ini termasuk informasi yang kuantitatif dan

kualitatif. Dalam menganalisa transaksi, performansi dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

a. Transaksi yang sering digunakan dan akan berdampak besar terhadap

performasi.

b. Transaksi yang merupakan transaksi bisnis kritis

c. Peak load yaitu durasi waktu dalam harian atau mingguan yang akan

mendapatkan banyak permintaan pada basisdata (Connolly, 2002, p486).

Langkah 5.2 Pemilihan organisasi file

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan organisasi file yang

efektif untuk setiap relasi dasar. Dalam banyak kasus yang ada, suatu DBMS

yang relasional akan memberikan sedikit bahkan tanpa pilihan dalam memilih

organisasi file, walaupun beberapa akan mempunyai indeks yang spesifik.

Langkah 5.3 Pemilihan Indeks

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan penambahan indeks yang

akan meningkatkan performasi dari suatu sistem. Biasanya pemilihan atribut

untuk pengindeksan adalah sebagai berikut:

a. Suatu atribut yang digunakan paling sering untuk operasi penggabungan,

yang akan membuat penggabungan tersebut lebih efektif.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

50

b. Suatu atribut yang digunakan paling banyak untuk mengakses suatu record

di dalam relasi yang ada.

Ada tiga jenis indeks yaitu:

a. Primary indeks

Pengindeksan dilakukan pada kolom kunci (key field), yang diurutkan

terlebih dahulu secara sekuensial.

b. Clustering index

Pengindeksan dilakukan pada kolom bukan kunci (non-key field), yang

sudah diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial. Kolom bukan kunci itu

disebut juga dengan clustering attribute (Connolly, 2002, p1155).

c. Secondary index

Pengindeksan yang dilakukan pada kolom yang tidak terurut di dalam file

data (Connolly, 2002, p1155)

Langkah 5.4 Estimasi kebutuhan media penyimpanan

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengestimasi ukuran kapasitas disk

yang diperlukan untuk basisdata.

Langkah 6 Desain user view

Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang tampilan layar untuk user

yang diidentifikasi selama pengumpulan informasi dan analisis dari siklus

hidup aplikasi basisdata.

Langkah 7 Perancangan mekanisme pengamanan data

Database Security merupakan mekanisme yang menjaga database dari

serangan/ancaman yang disengaja maupun tidak disengaja.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

51

Pertimbangan keamanan tidak hanya diaplikasikan pada data yang ada

dalam database. Pelanggaran terhadap keamanan dapat mempengaruhi bagian

lain dari sistem, yang akan memberi akibat balik terhadap database.

Keamanan database terkait dengan keadaan berikut:

1.Pencurian dan penipuan (theft and fraud)

2.Kehilangan kerahasiaan (loss of confidentiality)

3.Kehilangan keleluasaan pribadi (loss of privacy)

4.Kehilangan integritas (loss of integrity)

5.Kehilangan ketersediaan (loss of availability)

Ancaman (threat) adalah segala situasi atau kejadian, baik disengaja

maupun tidak disengaja yang dapat menimbulkan efek merugikan terhadap

sistem dan berikutnya organisasi.

Tindakan terhadap ancaman (Countermeasures–Computer Based Controls).

Berbagai tindakan balasan untuk ancaman yang terjadi dikaitkan dengan

kontrol fisik sampai dengan prosedur administrative yang menyertakan:

1.Authorisasi (Authorization)

Pemberian hal atau wewenang, yang menyebabkan subjek memiliki

legitimasi untuk mengakses sistem atau objek-objek dalam sistem.

Authentication (Pembuktian Keaslian)

Suatu mekanisme yang menetukan apakah user yang mengakses benar-

benar user yang dimaksud.

2.View

Merupakan hasil dinamis dari satu atau lebih operasi relasional yang

dioperasikan pada relasi/tabel dasar untuk menghasilkan relasi/tabel lainnya.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

52

View merupakan relasi/tabel virtual yang tidak benar-benar adala dalam

database, tetapi dihasilkan berdasarkan permintaan oleh user tertentu pada

saat tertentu.

3.Back-up dan Recovery

Suatu proses yang secara periodik mengambil salinan database dan log

file (dapat juga berupa program) untuk disimpan pada media penyimpanan

offline.

4.Integrity

Mencegah data dari ketidaksesuaian (invalid) dan mengakibatkan

pemberian hasil yang salah.

5.Encryption

Penyandian (encoding) data dengan menggunakan algoritma khusus yang

membuat data tidak dapat dibaca oleh program tanpa kunci decryption.

Langkah 8 Pertimbangkan pengenalan pengontrolan redudansi.

Untuk menentukan apakah pengenalan pengontrolan redudansi dengan

mengendurkan aturan normalisasi akan meningkatkan unjuk kerja sistem.

Langkah 9 Awasi dan atur sistem operasional.

Bertujuan untuk memantau operasional sistem dan meningkatkan unjuk kerja

sistem untuk memperbaiki keputusan desain yang tidak sesuai atau

menggambarkan kebutuhan-kebutuhan

2.1.11.4 Pemilihan DBMS

Menentukan DBMS mana yang dapat digunakan sesuai dengan aplikasi yang

ditentukan. Karena suatu organisasi memerlukan perluasan atau perubahan pada

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

53

sistem yang sedang berjalan, maka perlu untuk mengevaluasi produk-produk

DBMS yang baru. Tujuannya untuk memilih sebuah sistem yang sesuai dengan

kebutuhan perusahaan saat ini maupun di masa yang akan datang, seimbang

dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pembelian produk DBMS, software

maupun hardware tambahan yang dibutuhkan untuk mendukung sistem

basisdata, dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan perubahan dan

pelatihan pegawai.

2.1.12 Model Entity Relationship

2.1.12.1 Tipe Entiti

Entity adalah sesuatu yang dapat diidentifikasikan pada lingkungan kerja user.

Entity type adalah sekumpulan objek dengan prioritas yang sama. Entity

occurence adalah objek yang unik dari entity type. Model E-R mendefinisikan

tipe entiti spesial yang dinamakan weak entity. Weak entity adalah entiti yang

keberadaannya tergantung pada keberadaan entiti lain di dalam suatu database.

Keberadaan objek–objeknya secara fisik/nyata (physical existence), seperti

entity pegawai, rumah, dan pelanggan, atau secara konseptual/abstrak

(conceptual existence), seperti entity Inspeksi, Penjualan, dan Peninjauan.

Setiap entity type dilambangkan dengan sebuah persegi panjang yang diberi

nama dari entity tersebut. Nama entity type biasanya adalah kata benda tunggal.

Huruf pertama dari setiap kata pada nama entity ditulis dengan huruf besar.

Representasi diagram alir entity type terlihat pada gambar dibawah ini:

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

54

Gambar 2.3. Contoh dari Entity Type

Menurut Connolly dan Begg (2002, p342-343), Tipe entiti dapat

diklasifikasikan menjadi :

1. Tipe entiti kuat, yaitu tipe entiti yang keberadaannya tidak bergantung pada

entiti lainnya.

2. Tipe entiti lemah, yaitu tipe entiti yang keberadaannya bergantung pada tipe

entiti lainnya.

Gambar 2.4 Contoh dari Entiti kuat dan entiti lemah

2.1.12.2 Tipe Relationship

Menurut Connolly dan Begg (2002, p334), Tipe Relationship adalah

sekumpulan hubungan antar tipe entiti yang memiliki arti. Sedangkan relationship

occurrance adalah sebuah hubungan yang dapat diidentifikasikan secara unik,

yang meliputi sebuah kejadian (Occurrance) dari setiap tipe entiti di dalam.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

55

Tipe relationship digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan tipe

entiti–entiti yang saling berhubungan. Garis tersebut diberi nama sesuai dengan

nama hubungannya dan diberi tanda panah satu arah di samping nama

hubungannya.

Biasanya sebuah relationship dinamakan dengan menggunakan kata kerja,

seperti mengatur, atau dengan sebuah frase singkat yang meliputi sebuah kata

kerja, seperti DisewaOleh. Sedangkan tanda panah ditempatkan di samping nama

relationship yang mengindikasikan arah bagi pembaca untuk mengartikan nama

dari suatu relationship. Huruf pertama dari setiap kata pada nama relationship

ditulis dengan huruf besar. Representasi diagram dari suatu tipe relationship

terlihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Representasi diagram dari tipe relationship

2.1.12.2.1 Derajat dari Tipe Relationship

Menurut Connolly dan Begg (2002, p335), Derajat dari tipe relationship

adalah jumlah tipe entiti yang ikut serta dalam sebuah relationship.

Menurut Connolly dan Begg (2002, p445), Complex tipe relationship adalah

sebuah relationship antara tiga atau lebih entiti. Contoh-contoh dari derajat

relationship :

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

56

1.Unary relationship

Keterhubungan antar satu tipe entiti, dimana tipe entiti tersebut

berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda. Contoh entiti

staff yang berperan menjadi supervisor dan staff yang di-supervisor.

Contoh :

Gambar 2.6 Contoh Unary Relationship

2.Binary relationship

Keterhubungan antar dua tipe entiti. Contoh : binary relationship antara

PrivateOwner dengan PropertyForRent yang disebut POwns.

Contoh :

‘PrivateOwner owns PropertyForRent’

Gambar 2.7 Contoh Binary Relationship

3.Ternary relationship

Keterhubungan antar tiga tipe entiti. Contoh: Ternary Relationship yang

dinamakan register, relasi ini melibatkan tiga tipe entiti yaitu Staff, Branch,

dan Client.

Contoh:

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

57

Gambar 2.8 Contoh Ternary Relationship

4.Quaternary relationship

Keterhubungan antar empat tipe entiti. Contoh: Quaternary relationship

yang dinamakan Arranges, relasi ini melibatkan 4 entiti yaitu Buyer,

Solicitor, Financial Intstuttion dan Bid.

Contoh:

Gambar 2.9 Contoh Quarternary Relationship

2.1.12.2.2 Recursive Relationship

Menurut Connolly dan Begg (2002, p337), Recursive Relationship

adalah sebuah tipe relationship dimana tipe entiti yang sama ikut serta

lebih dari sekali pada peran yang berbeda.

Relationship dapat diberikan nama peran untuk menentukan fungsi dari

setiap entiti yang terlibat dalam relationship tersebut. Representasi

diagram recursive relationship beserta nama perannya terlihat pada

gambar 2.10:

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

58

Gambar 2.10 Representasi diagram recursive relationship beserta

nama perannya

Nama peran juga dapat digunakan jika dua buah entiti dihubungkan

melalui lebih dari satu relationship. Representasi diagram nama peran

yang digunakan pada dua buah entiti terlihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 Representasi diagram entiti dengan dua relationship

berbeda beserta nama peran.

2.1.12.2.3 Batasan Struktural (Structural Constraints)

Menurut Connolly dan Begg (2002, p334), Batasan–batasan yang

menggambarkan pembatasan pada relationship seperti yang ada pada real

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

59

world harus diterapkan pada tipe entiti yang ikut serta pada sebuah

relationship. Jenis utama dari batasan pada suatu relationship dinamakan

multiplicity.

Menurut Connolly dan Begg (2002, p334), Multiplicity adalah jumlah

occurance yang mungkin terjadi pada sebuah tipe entiti yang berhubungan ke

sebuah occurance dari tipe entiti lain pada suatu relationship.

Derajat yang biasa digunakan pada suatu relationship adalah binary

relationship, yang terdiri atas:

1.One-to-one (1:1) Relationship

Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity

occurance pada entiti yang satu dengan sebuah entity occurance pada

entiti lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut.

2.One-to-many (1:*) Relationship

Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity

occurance pada entiti yang satu dengan satu atau lebih entity occurance

pada entiti lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut.

3.Many-to-many (*:*) Relationship

Setiap relationship menggambarkan hubungan antara satu atau lebih

entity occurance pada entiti yang satu dengan satu atau lebih entity

occurance pada entiti lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut.

2.1.12.2.4 Cardinality dan Participation Constraints

Multiplicity dibentuk dari 2 macam batasan pada relationship yaitu:

1.Cardinality

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

60

Menurut Connolly dan Begg (2002, p351), Cardinality adalah nilai

maksimum dari relationship occurance yang mungkin terjadi untuk sebuah

entiti yang ikut pada suatu relationship.

2. Participation

Menurut Connolly dan Begg (2002, p351), Participation menentukan

apakah semua atau hanya beberapa entity occurance yang ikut serta dalam

sebuah relationship. Participation Constraint dibagi menjadi:

a.Mandatory Participation

Menurut Connolly dan Begg (2002, p351), Mandatory Participation

melibatkan semua entity occurance pada relationship tertentu.

b.Optional Participation

Menurut Connolly dan Begg (2002, p351), Optional Participation

melibatkan beberapa entity occurance pada relationship tertentu.

Representasi diagram terhadap multiplicity sebagai cardinality dan

participation constraints dapat dilihat pada gambar 2.12.

Gambar 2.12 Multiplicity sebagai cardinality dan participation

constraints.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

61

2.1.12.3 Tipe Atribut

Atribut adalah properti dari entiti atau relationship type. Atribut

merepresentasikan karakteristik dari suatu identiti yang diwakili. Attribute

domain adalah sekumpulan nilai yang dimungkinkan untuk satu atau lebih

atribut.

Macam-macam atribut antara lain:

a.Simple attribute, yaitu atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal dengan

keberadaan yang independent dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang

lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama Atomic Attribute. Contoh dari

simple attribute termasuk position and salary dalam entity staff.

b.Composite Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen,

dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independent.

Misalkan atribut Address dapat terdiri dari street, city, postcode.

c.Single-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk

setiap kejadian. Misalnya entiti Branch memiliki satu nilai untuk atribut

branchNo pada setiap kejadian.

d.Multi-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk

setiap kejadian. Misal entiti Branch memiliki beberapa nilai untuk atribut

telpNo pada setiap kejadian.

e.Derived Attribute, yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu

atau beberapa atribut lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entiti.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

62

2.1.12.4 Tipe Key

Menurut Connolly dan Begg (2002,p340), Candidate Key adalah jumlah

minimal atribut–atribut yang dapat mengidentifikasikan setiap kejadian/record

secara unik.

Menurut Connolly dan Begg (2002,p342), Primary Key adalah Candidate Key

yang terpilih secara unik untuk mengidentifikasikan setiap kejadian/record dari

sebuah tipe entiti. Pada sebuah tipe entiti biasanya terdapat lebih dari satu

candidate key yang salah satunya harus dipilih untuk menjadi primary key.

Pemilihan primary key didasarkan pada panjang atribut, jumlah minimal atribut

yang diperlukan, dan keunikannya.

Menurut Connolly dan Begg (2002, p341), Composite Key adalah Candidate

Key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.

Menurut Whitten (2004, p298) Alternate Key adalah setiap candidate key yang

tidak terpilih menjadi primary key, atau biasa disebut dengan secondary key.

Menurut Whitten (2004,p301), Foreign Key adalah sebuah entiti yang

digunakan pada entiti lainnya untuk mengidentifikasikan sebuah relationship.

2.2 Teori DAD (Diagram Alir Dokumen)

Menurut Mulyadi (2001, p66), Bagan yang menggambarkan aliran dokumen dalam

suatu sistem informasi disebut dengan bagan alir dokumen.

Menurut Mulyadi (2001, pp60-63), Simbol-simbol standar yang digunakan, yaitu:

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

63

Tabel 2.1 Simbol-simbol pada DAD

1. Mulai/Berakhir (terminal).

Simbol ini untuk menggambarkan awal dan akhir

suatu sistem akuntansi.

2. Dokumen. Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan semua jenis dokumen, yang

merupakan formulir yang digunakan untuk

merekam data terjadinya suatu transaksi. Nama

dokumen dicantumkan di tengah simbol.

3. Dokumen dan tembusannya.

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan

dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar

dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.

4. Berbagai Dokumen.

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan

berbagai jenis dokumen yang digabungkan bersama

di dalam satu paket. Nama dokumen dituliskan di

dalam masing-masing simbol dan nomor lembar

dokumen dicantumkan di sudut kanan atas simbol

dokumen yang bersangkutan. Simbol dalam contoh

tersebut menggambarkan faktur penjualan lembar

ke-3 dilampiri dengan surat order penjualan lembar

1.

Faktur 2.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

64

ke-1 dan surat muat.

5. Garis alir (flowline). Simbol ini menggambarkan

arah proses pengolahan data. Anak panah tidak

digambarkan jika arus dokumen mengarah ke

bawah dan ke kanan. Jika arus dokumen mengalir

ke atas atau ke kiri, anak panah perlu dicantumkan.

6. Keputusan.

Simbol ini digunakan untuk mengambarkan

keputusan yang harus dibuat dalam proses

pengolahan data.

7. Penghubung pada halaman yang sama. (on-page

connector). Dalam menggambarkan bagan alir, arus

dokumen dibuat mengalir dari atas ke bawah dan

dari kiri ke kanan. Karena keterbatasan ruang

halaman kertas untuk menggambar, maka

diperlukan simbol penghubung untuk

memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu

lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan

di lokasi lain pada halaman yang sama. Dengan

memperhatikan nomor yang tercantum di dalam

simbol penghubung pada halaman yang sama, dapat

diketahui aliran dokumen dalam sistem akuntansi

yang digambarkan dalam bagan alir.

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

65

8. Penghubung pada halaman yang berbeda (off-page

connector). Jika untuk menggambarkan bagan alir

suatu sistem akuntansi diperlukan lebih dari satu

halaman, simbol ini harus digunakan untuk

menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir

terkait satu dengan lainnya. Nomor yang tercantum

di dalam simbol penghubung menunjukkan

bagaimana bagan alir yang tercantum pada halaman

tertentu terkait dengan bagan alir yang tercantum

pada halaman yang lain.

9. Kegiatan manual. Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan kegiatan manual. Uraian singkat

kegiatan manual dicantumkan di dalam simbol ini.

10. Keying (typing, verifiying). Simbol ini

menggambarkan pemasukan data ke komputer

melalui on-line terminal.

Untuk menggambarkan aliran dokumen dalam sistem tertentu, digunakan simbol-

simbol tersebut di atas dalam suatu bagan alir dokumen (document flowchart). Dalam

bagan alir, arus dokumen digambarkan berjalan dari kiri ke kanan dan dari atas ke

bawah. Arah perjalanan dokumen ini dapat diikuti dengan melihat nomor dalam

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

66

simbol penghubung pada halaman yang sama (on-page connector) atau nomor dalam

simbol penghubung pada halaman yang berbeda (off-page connector).

Penggunaan bagan alir lebih bermanfaat dibandingkan dengan uraian tertulis dalam

menggambarkan suatu sistem. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1.Gambaran sistem secara menyeluruh lebih mudah diperoleh dengan menggunakan

bagan alir.

2.Perubahan sistem lebih mudah digambarkan dengan menggunakan bagan alir.

3.Kelemahan-kelemahan dalam sistem dan identifikasi bidang-bidang yang

memerlukan perbaikan lebih mudah ditemukan dengan bagan alir.

4.Dokumentasi sistem akuntansi dilakukan dengan menggunakan bagan alir.

2.3 Teori STD (State Transaction Diagram)

2.3.1 Object State

Menurut Whitten (2004, p662), Object State adalah kondisi objek pada suatu titik

pada masa hidupnya.

Object State digambarkan seperti terlihat pada gambar 2.18.

Gambar 2.13 Object State

2.3.2 Definisi STD (State Transition Diagram)

Menurut Whitten (2004,p636), State Transition Diagram adalah alat yang

digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi

selama satu sesi pengguna.

State(status)

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

67

Menurut Marakas (2006, p135) STD adalah sebuah diagram yang memodelkan

bagaimana dua atau lebih proses saling berhubungan satu sama lainnya dalam suatu

cakupan waktu.

STD digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat

muncul ketika pengguna sistem mengunjungi terminal. Masing-masing screen

dianalogikan sebagai sebuah kota. Tidak semua jalan melewati seluruh kota. Bujur

sangkar digunakan untuk menggambarkan display screen. Anak panah

menggambarkan aliran kontrol dan menggerakkan kejadian yang akan

menyebabkan screen menjadi aktif atau menerima fokus. Bujur sangkar tersebut

hanya menggambarkan apa yang akan muncul selama dialogue. Arah anak panah

menunjukkan urutan munculnya screen-screen tersebut. Sebuah anak panah yang

terpisah, masing-masing memiliki nama, digambar untuk setiap arah karena

tindakan yang berbeda akan menggerakan aliran kontrol dari dan aliran kontrol ke

screen yang ada.

2.3.3 Manfaat STD

Menurut Marakas (2006, p135) Manfaat dari STD adalah mengilustrasikan

beragam status yang dapat dimiliki oleh sebuah komponen sistem dalam

hubungannya dengan kejadian-kejadian atau kondisi-kondisi yang menyebabkan

sebuah perubahan dari status yang satu dengan yang lainnya.

2.3.4 Komponen STD

Menurut Marakas (2006, p135), Komponen-komponen pembentuk STD adalah:

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

68

1.State (status) : sebuah kondisi akan keberadaan atau bentuk yang dapat dipilih

oleh sebuah sistem komponen.

2.Event (kejadian) atau Transition (transisi) : sebuah aksi atau fenomena atau

pemicu yang menyebabkan terjadinya pergantian status.

Gambar 2.14 Bentuk Transition atau Event

(Marakas, 2006, p136)

3.Current State (status sekarang) : status dimana sistem sedang berada saat ini.

4.Final State (status akhir) : status dimana terjadi saat dipicu oleh sebuah kejadian

yang menyebabkan tidak adanya jalan keluar atau alternatif lainnya, yang

menyebabkan pengakhiran sempurna dari sebuah sistem.

2.4 Pengertian Structured Query Language (SQL)

Menurut Connolly dan Begg (2002, p111). SQL adalah suatu bahasa yang

dirancang untuk operasi pengaksesan data pada struktur relational database yang

mentransformasikan input menjadi output yang diinginkan pengguna Operasi

pengaksesan data meliputi penyisipan data (insert), pengubahan data (update),

pengambilan data (select), dan penghapusan data (delete). Perintah-perintah di atas

dilakukan atas permintaan dari pengguna.

Menurut Martina (2004, p12), SQL Server 2000 adalah mesin database client/

server yang berbeda dengan database komputer tunggal tradisional yang memakai

Transition (transisi) atau Event (kejadian)

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

69

sistem pemakaian file secara bersama – sama (misalnya dBASE, Microsot Jet,

Microsoft Visual FoxPro).

SQL Server 2000 mempunyai beberapa edisi. Setiap edisi memberikan performansi

dan harga yang berbeda sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan

individu.

1.Edisi Enterprise adalah edisi terlengkap. Edisi ini mendukung 32 CPU dan RAM 64

GB.

2.Edisi Standard cocok dipakai pada organisasi kecil dan menengah. Edisi ini mampu

mendukung 4 CPU dan RAM 2 GB.

3.Edisi Personal berisi alat bantu manajemen lengkap dan fungsi–fungsi umum dari

edisi standard dan cocok dipakai untuk keperluan pribdi. Edisi ini mendukung dua

processor dan performansi dioptimalkan untuk pemakai tunggal dan workgroup

kecil serta mampu menangani lima user yang konkuren.

4.Edisi Developer diluncurkan bersama–sama dengan Microsoft Visual dan hanya

disarankan untuk pengembangan aplikasi yang memakai Visual Studio.

5.Edisi Desktop Engine (MSDE) mempunyai fasilitas mesin database dasar dari

Server 2000.

6.Edisi Windows CE adalah versi SQL Server 2000 untuk alat – alat yang

menjalankan Windows CE.

Keuntungan dalam menggunakan SQL :

a.Merupakan bahasa non-prosedural

Cukup menspesifikasikan informasi apa yang dibutuhkan daripada bagaimana

mendapatkannya.

b.Pada dasarnya mempunyai format yang bebas.

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

70

c.Dapat digunakan oleh bermacam-macam user, termasuk DBA, manajemen,

pembuat aplikasi dan user lainnya.

d.Terdapat ISO standard untuk SQL, membuat bahasa formal dan de facto untuk

relasional database.

Kerugian dalam menggunakan SQL :

a.Sintaks-sintaks yang digunakan harus mudah dipahami dan dipelajari.

2.5 Visual Basic.Net (VB.Net)

2.5.1 Sejarah VB.Net

Visual basic versi sebelumnya yaitu VB 6, diluncurkan oleh Microsoft pada tahun

1998. Kemudian setelah beberapa tahun, Microsoft memaparkan perkembangan

Microsoft .NET dalam PDC (Profesional Developers Converence) di Orlando,

Florida, Amerika Serikat pada bulan Juli 2000. Pada bulan Februari 2002 secara

resmi Microsoft merilis VS.NET dimana salah satu bahasanya adalah VB.NET.

Setahun setelahnya Microsoft merilis VS.NET 2003 dimana sudah menggunakan

teknologi .NET Framework.

2.5.2 Alasan Menggunakan VB.NET

Microsoft .NET telah didesain dari dasar dengan internet sebagai fokus utamanya.

Banyak inovasi baru yang berada dalam platform ini akan mengatasi keterbatasan

dari tool-tool dan teknologi lama. Berikut adalah alasan-alasan untuk memilih

VB.NET :

1.Menyederhanakan deployment

VB.Net mengatasi masalah registrasi COM (Component Object Model).

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

71

2.Menyederhanakan pengembangan perangkat lunak

VB.Net sudah dilengkapi dengan penanganan eksepsi menggunakan kata kunci

option strict on untuk menampilkan kesalahan sintaks jika membuat konversi tipe

data secara eksplisit yang bisa menyebabkan hilangnya data juga ada penanganan

eksepsi menggunakan try..catch..finally. Pada pemrograman database telah

disediakan teknologi ADO.NET (ActiveX Data Object untuk .NET) untuk

membuat laporan disediakan disediakan Crystal Report.

3.Mendukung penuh OOP.

Karakateristik OOP : Inheritance, Encapsulation, dan Polymorphism.

4.Mempermudah pengembangan aplikasi berbasis web baik HTML maupun XML.

2.6 Pengertian Preschool

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, p1014), Pre School atau Pra

sekolah merupakan program untuk anak usia mulai dari 18 bulan sampai 6 tahun.

Program pra sekolah ini disampaikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan

bahasa Mandarin sebagai bahasa Pengantar

2.7 Pengertian Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan adalah penyambutan atau perlakuan sikap terhadap sesuatu yang akan

diterima atas persetujuan kedua belah pihak baik itu pemberi dan penerima.

Penerima adalah orang yang menerima atas transaksi yang sudah dilakukan dengan

pemberi.

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

72

Salah satu penerimaan yang terjadi dalam kegiatan sekolah adalah penerimaan siswa

baru yang dilakukan sebelum siswa masuk ke sekolah. Transaksi penerimaan siswa

baru ini biasanya dilakukan oleh pihak sekolah dan orang tua siswa.

2.8 Pengertian Pembayaran

Pembayaran adalah berpindahnya hak pemilikan atas sejumlah uang atau dana dari

pembayar kepada penerimanya, baik langsung maupun melalui media jasa perbankan.

Pembayar adalah seorang atau suatu perusahaan yang bersedia melepaskan hak

pemilikannya atas sejumlah uang atau dana kepada penerima.

Salah satu pembayaran yang terjadi dalam kegiatan sekolah dan merupakan dana

dari sumber sekolah sendiri adalah Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang

diperoleh dari setiap siswa, yang besarnya tergantung pada kategori bagi setiap

sekolah. Demi tertibnya pengelolaan dana ini bagi sekolah negeri termasuk perguruan

tinggi disetorkan lebih dahulu kepada pemerintah, yang kemudian disalurkan kembali

ke sekolah oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sedang untuk sekolah

swasta dikelola sendiri, baik langsung oleh Kepala Sekolah maupun Yayasan atau

Badan Penyelenggara Sekolah.

Selain pembayaran SPP adapun transaksi pembayaran lain yang diwajibkan oleh

Townforkids Preschool yaitu pembayaran pendaftaran siswa baru, pembayaran

seragam sekolah, pembayaran buku-buku, pembayaran ekstrakurikuler, pembayaran

school bus, pembayaran summer camp, dan pembayaran field trip.

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

73

2.9 Pengertian Pemesanan

Pemesanan adalah proses pesan barang-barang yang tidak tersedia didalam gudang.

Pada Townforkids Preschool, pemesanan disini mencakup pemesanan buku dan

persediaan seragam sekolah.

2.10 Pengertian Proses Penjadwalan

Proses Penjadwalan (timestabling) adalah suatu kegiatan administrative utama pada

sebagian besar institusi. Kegiatan operasional institusi akan berlangsung sepenuhnya

pada jadwal yang dibuat.

Berdasarkan definisi diatas, penjadwalan adalah pengalokasian sumber daya pada

objek-objek yang ada pada ruang waktu dan bergantung pada kendala dan sedemikian

sehingga sedapat mungkin memenuhi kondisi-kondisi tertentu. Dalam proses

penjadwalan, sumber daya yang ada harus dialokasikan secara optimal, efektif dan

efisien, serta sedapat mungkin memenuhi kebutuhan yang ada namun biaya yang

dikeluarkan harus pantas.

2.11 Pengertian Absensi Siswa, Guru, dan Pegawai Non Guru

Dari segi pendidikan, daftar hadir memiliki arti yang tak kalah pentingnya, baik

untuk pembinaan suatu pendidikan secara professional maupun dalam memelihara

tata tertib atau disiplin secara kontinyu. Pada gilirannya sewaktu-waktu semua data

tersebut sangat berguna untuk kegiatan perencanaan, bimbingan dan pengarahan,

koordinasi dan komunikasi. Misalnya sulit dilakukan perencanaan yang baik bilamana

tidak tersedia data tentang jumlah murid dan guru yang akan dikenai kurikulum

tertentu antara lain untuk menetapkan berapa lokal diperlukan setiap tingkatan kelas,

Page 66: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

74

siapa saja guru yang akan bertugas di setiap kelas dan bagaimana pengaturannya, serta

menentukan siapa saja pegawai non guru yang hadir pada hari tersebut.

2.12 Pengertian Penilaian Mata Pelajaran Siswa

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat

dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar

mengajar, dan hasil belajar. Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah perubahan

tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa.

Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai

suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan

adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang, kurang,

diperlukan adanya ketentuan atau ukuran yang jelas bagaimana yang baik, sedang,

dan yang kurang. Jadi, ciri penilaian adalah adanya objek atau program yang dinilai

dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan atau apa

adanya kriteria atau apa seharusnya.

Dengan demikian inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai

kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar

adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan

materi-materi tertentu.

Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku. Dalam penilaian

hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan

tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan

Page 67: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

75

pengajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam

mencapai tujuan pengajran atau perubahan tingkah laku siswa.

2.13 Pengertian Penjualan

Menurut Mulyadi (2001, p204), kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan

barang atau jasa, baik secara kredit atau tunai.

Menurut Romney (2003, p157), penjualan merupakan suatu set rekursif dari

kegiatan bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang dihubungkan dengan

penyediaan barang dan pelayanan pelanggan dan penerimaan pembayaran dari

penjualan tersebut.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu aktivitas

perusahaan yang utama dalam memperoleh pendapatan, baik untuk perusahaan besar

maupun perusahaan kecil. Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan

pemasaran. Pada bagian ini terjadi penetapan harga melalui perundingan dan

perjanjian serah terima barang, cara pembayaran yang disepakati oleh kedua belah

pihak, sehingga tercapai suatu titik kepuasan.

2.14 Pengertian Pembelian

Menurut Render (2001, p414), pembelian adalah perolehan barang dan jasa. Secara

umum definisi pembelian adalah suatu usaha pengadaan barang atau jasa dengan

tujuan yang akan digunakan sendiri, untuk kepentingan proses produksi maupun

untuk dijual kembali.

Menurut Mulyadi (1997, p299), pembelian merupakan salah satu kegiatan dari

aktifitas bisnis yang meliputi oenyediaan barang dari supplier dan juga bagaimana

Page 68: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

76

pembayaran akan dilakukan kepada pihak supplier. Transaksi pembelian dapat

digolongkan menjadi dua yaitu: pembelian lokal dan pembelian impor.

Tujuan pembelian menurut Render (2001, p414), tujuan dari kegiatan pembelian

adalah:

1.Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh secara eksternal.

2.Mengembangkan, mengevaluasi, dan menentukan pemasok, harga dan pengiriman

yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.

2.15 Pengertian Persediaan

Menurut Rangkuti (1998, p2) persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-

bagian yang disediakan dari bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam

perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang

disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.

Dengan kata lain persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam

operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah, yang kemudian

dijual kembali.

Jenis-jenis persediaan menurut fungsinya:

1. Batch Stock/Lot Size Inventory

Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau

barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu.

2. Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang

tidak dapat diramalkan.

Page 69: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00048-IF-Bab 2.pdf2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban et al (2003, p15), Data

77

3. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat

diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk

menghadapi penggunaan atau penjualan atau permintaan yang meningkat.