75
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 Definisi Basis data Menurut Connolly and Begg (2005, p15), “Database is a shared collection of logically related data, and a description of this data, designed to meet the information needs of an organization”, artinya Basis data merupakan kumpulan data yang berhubungan secara logik, dan gambaran data tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu perusahaan. Menurut W. H. Inmon (2002, p388), “Database is a collection of interrelated data stored (often with controlled, limited redudancy) according to a schema, a database can serve single or multiple applications”, yang artinya Basis data adalah koleksi data yang saling berkaitan (Seringkali dengan dikontrol, dengan dibatasi redudansi) sesuai dengan skemanya, Basis data dapat melayani satu atau banyak aplikasi. Menurut C.J Date (1999,p5), Suatu sistem Basis data adalah suatu sistem yang pada dasarnya menyimpan record record di dalam suatu sistem yang dilakukan secara komputerisasi yang tujuannya secara keseluruhan adalah untuk memelihara informasi dan untuk membuat informasi tersebut tersedia berdasarkan permintaan. Jadi, Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan secara logik yang terdiri dari record record di dalam suatu sistem yang dilakukan secara komputerisasi yang tujuannya secara keseluruhan adalah untuk memelihara informasi dan melayani satu atau lebih aplikasi untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu perusahaan.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

  • Upload
    phamnga

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pendekatan Basis data

2.1.1 Definisi Basis data

Menurut Connolly and Begg (2005, p15), “Database is a shared collection of

logically related data, and a description of this data, designed to meet the information

needs of an organization”, artinya Basis data merupakan kumpulan data yang

berhubungan secara logik, dan gambaran data tersebut dirancang untuk memenuhi

kebutuhan informasi suatu perusahaan.

Menurut W. H. Inmon (2002, p388), “Database is a collection of interrelated data

stored (often with controlled, limited redudancy) according to a schema, a database can

serve single or multiple applications”, yang artinya Basis data adalah koleksi data yang

saling berkaitan (Seringkali dengan dikontrol, dengan dibatasi redudansi) sesuai dengan

skemanya, Basis data dapat melayani satu atau banyak aplikasi.

Menurut C.J Date (1999,p5), Suatu sistem Basis data adalah suatu sistem yang

pada dasarnya menyimpan record – record di dalam suatu sistem yang dilakukan secara

komputerisasi yang tujuannya secara keseluruhan adalah untuk memelihara informasi

dan untuk membuat informasi tersebut tersedia berdasarkan permintaan.

Jadi, Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan secara logik

yang terdiri dari record – record di dalam suatu sistem yang dilakukan secara

komputerisasi yang tujuannya secara keseluruhan adalah untuk memelihara informasi

dan melayani satu atau lebih aplikasi untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu

perusahaan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

9

2.1.2 Database Management System (DBMS)

Menurut Connoly dan Begg (2005, p16), Database Management System (DBMS)

merupakan suatu sistem piranti lunak yang membuat pemakain dapat mendefinisikan,

menciptakan, mengatur, dan mengontrol akses kedalam basis data.

DBMS menyediakan beberapa fasilitas fsfsebagai berikut :

Memperoleh user untuk mendefinisikan data, membuat spesifikasi tipe data, dan

constraint pada data yang akan disimpan dalam basis data. Biasanya menggunakan

Data Definition Language (DDL). Constraint adalah peraturan konsistensi nilai pada

basis data yang tidak dapat dilanggar.

Memperbolehkan user untuk menambah data, mengubah data, menghapus data, dan

mengambil data dari basis data. Biasanya menggunakan Data Manipulation language

(DML). Bahasa yang umum digunakan adalah Structured Query Language (SQL).

Menyediakan fungsi-fungsi yang mengontrol akses basis data:

a. Sistem keamanan (security system), mencegah user yang tidak berwenang agar

tidak mengakses ke basis data.

b. Sistem integritas (Integrity system),menjaga konsitensi data yang disimpan.

c. Sistem control (Concurency control), mengijinkan agar data dapat dipakai

bersama-sama oleh user lainnya.

d. Sistem kontol perbaikan (Recovery control system), memperbaiki atau

mengembalikan basis data ke kondisi sebelumnya jika terjadi kerusakan pada

perangkat kerasa dan perangkar lunak.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

10

e. Catalog yang dapat diakses user (User- accessible catalog), catatan yang berisi

deskripsi data pada basis data.

Menurut Raghu Ramakrishnan dan Johannes Gehrke (2003, p4), DBMS adalah

piranti lunak yang dirancang untuk membantu dalam memelihara dan memanfaatkan

kumpulan data dalam jumlah besar, dan kebutuhan untuk system maupun pemakaiannya

yang berkembang dengan cepat.

Menurut Gerald V.Post (2005, p2), DBMS adalah piranti lunak yang

mendefinisikan sebuah basis data, menyimpan data, mendukung bahasa query, membuat

laporan dan menciptakan layer masuk data.

Menurut Connoly dan Begg (2005, p17), Database Application program adalah

suatu program komputer yang berinteraksi dengan database sesuai dengan permintaan

DBMS.

2.1.2.1 Komponen Database management System (DBMS)

Menurut Connoly dan Begg (2005, p18), Komponen Lingkungan DBMS antara

lain :

1. Perangkat Keras (hardware)

Perangkat keras berupa komputer tunggal personal, mainframe tunggal, hingga

jaringan komputer. Perangkat keras dapat tergantung pada kebutuhan perusahaan dan

DBMS yang digunakan.

2. Perangkat Lunak (software)

Program aplikasi yang digunakan biasanya adalah 3rd

GL (third generation

language), seperti C, C++, Java, Visual Basic, COBOL, Fortan, Ada, Pascal, atau

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

11

bahkan 4th

GL (fourth generation language) seperti SQL yang digabungkan pada 3rd

GL.

3. Data

Data merupakan komponen yang paling penting dari lingkungan DBMS. Data

berperan sebagai penghubung antara komponen mesin dengan komponen manusia.

4. Prosedur (procedure)

Prosedur mengandung intruksi dan peraturan yang mengatur rancangan dan kegunaan

basis data, seperti bagamana masuk kedalam DBMS, menjalankan dan menghentikan

DBMS, dan bagaimana membuat cadangan dari basis data.

5. Manusia (people)

Manusia merupakan komponen terakhir yang terlibat langsung dengan sitem,

termasuk didalamnya adalah Database Administrator (DBA), perancangan basis data,

pengembangan aplikasi dan pemakainan akhir.

2.1.2.2 Keuntungan Database management System (DBMS)

Menurut Connoly dan Begg (2005, p26), Keuntungan DBMS antara lain :

1. Kontrol redundansi data

2. Pendekatan basis data berusaha menghapus redundansi dengan menggabungkan file

sehingga data yang sama tidak akan disimpan kembali. Bagaimanapun, pendekatan

basis tidak menghapus rendudansi secara keseluruhan, tetapi mengontol jumlah

redundasi yang terdapat pada database. Pada waktu yang berbeda, beberapa data

yang diperlukan untuk meningkatkan performance.

3. Konsitensi data

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

12

Dengan menghapus atau mengontol redudansi, maka akan mengurangi resiko

ketidak konsistensian yang akan muncul. Jika sebuah data disimpan hanya satu kali

pada basis data, update apapun terhadap nilai data tersebut hanya dilakukan satu

kali dan nilai baru tersedia untuk user.

4. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama

Dengan integrasi dari data operasional, maka mungkinkan perusahaan untuk

menurunkan informasi tambahan dari data yang sama.

5. Data yang berbagi

File biasanya dimiliki oleh orang atau departemen yang menggunakannya. Disisi

lain, basis data adalah miliki keseluruhan organisasi dan dapat dibagi-bagi kepada

user yang berhak mengakses.

6. Meningkatkan integritas data

Integritas data merujuk pada fasilitas dan konsistensi data yang disimpan. Integritas

biasanya digambarkan dalam bentuk constraint, yang merupakan peraturan yang

konsitensi pada database yang tidak diijinkan untuk dilanggar.

7. Meningkatkan keamanan.

Keamanan basis data adalah perlindungan basis data dari user yang tidak memiliki

akses. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat username dan password untuk

mengedifikasi user yang mempunyai hak akses ke basis data. Akses yang diberikan

kepada user dapat dibatasi oleh jenis operasi yaitu insert, update, delete, dan

retrieval data.

8. Menjalankan standar

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

13

Integrasi memungkinkan DBA mendefinisikan dan menjalankan standar yang

diperlukan. Standar ini dapat meliputi standar department, organisasi, nasional, atau

internasional untuk pemformatan data dalam memfasilitasi pertukaran data antara

sistem, aturan penamaan, standar dokumentasi, prosedur update dan aturan akses.

9. Meningkatkan maintance melalui independensi data

Pada sistem berbasis file, deskripsi data dan logika untuk mengakses data dibagun

kedalam setiap program aplikasi, membuat program bergantung pada data. Pada

DBMS, deskripsi data dan aplikasi dipisahkan sehingga membuat aplikasi terpisah

dari perubahan deskripsi data.ini diseput dengan independensi data.

10. Meningktkan concurrency

DBMS mengatur akses ke basis data dimana jika terjadi akses terhadap data secara

bersamaan, maka akses satu tidak akan menggangu akses lainnya sehingga tidak

terjadi kehilangan informasi.

2.1.2.3 Kerugian Database management System (DBMS)

Menurut Connuly dan Begg (2005, p29), Kerugian DBMS antara lain :

1. Kompleksitas

Perancangan dan pengembangan basis data, data dan database administrator, serta

user harus memahami keseluruhan fungsionalitas DBMS yang kompleks. Kegagalan

dalam memahami system dapat membawa keputusan rancangan yang buruk dimana

akan terdapat konsekuensi yang serius untuk perusahaan.

2. Ukuran (size)

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

14

Fungsionalitas yang kompleks menjadikan DBMS sebagai sebuah perangkat lunak

yang membutuhkan tempat penyimpanan yang sangat besar dan jumlah memori yang

besar yang menjalankan DBMS secara efisien.

3. Biaya DBMS

Biaya untuk suatu DBMS sangat bervariasi tergantung pada lingkungan dan

fungsionalitas yang diberikan.

4. Biaya perangkat keras tambahan

Kebutuhan tempat penyimpangan untuk DBMS dan basis data membutuhkan

pembelian tempat penyimpanan tambahan. Selain itu untuk mendapatkan

performance yang diinginkan, maka diperlukan untuk membeli mesin yang lebih

besar untuk menjalankan DBMS. Penambahan perangkat keras baru akan

menghasilkan pengeluaran biaya tamnbahan.

5. Biaya konversi

Biaya tambahan untuk melakukan konversi aplikasi yang telah ada agar berjalan pada

DBMS dan perangkat keras yang baru. Selain itu juga meliputi biaya tambahan untuk

pelatihan staff untuk menggunakan system baru dan mungkin memperkerjakan staff

ahli untuk membatu dalam melakukan konversi dan menjalankan system baru.

6. Performance

DBMS digunakan untuk memenuhi banyak permintaan aplikasi sehingga beberapa

aplikasi tidak berjalan sesuai yang seharusnya.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

15

2.1.3 Data Definition Language (DDL)

Menurut Connoly dan Begg (2005, p40), Data Definition Language (DDL) adalah

suatu bahasa yang memungkinkan DBA (Database Admistrator) atau user untuk

mendeskripsikan dan memberi nama entity, atribut, dan relasi yang diperlukan aplikasi,

bersama dengan segala integritas dan batasan keamanan.

2.1.4 Data Manipulation Language (DML)

Menurut Connoly dan Begg (2005, p40), Data Manipulation Language adalah

sebuah bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi untuk mendukung operasi

manipulasi data utama pada data didalam basis data.

Menurut Connoly dan Begg (2005, p41), Operasi manipulasi data antara lain:

a. Mengentri data baru kedalam basis data.

b. Modifikasi data yang disimpan dalam basis data.

c. Menampilkan kembali data didalam basis data.

d. Menghapus data dari basis data.

Menurut Connuly dan Begg (2005, p41), Terdapat dua tipe DML yaitu :

a. Procedural DML, yaitu sebuah bahasa yang memberikan fasilitas kepada user untuk

memberitahukan kepada system, data apa yang diperlukan dan bagaimana seharusnya

data tersebut diambil.

b. Non-procedural DML, yaitu sebuah bahasa yang memberikan fasilitas kepada user

untuk menyatakan data apa yang diperlukan daripada tentang bagaimana data tersebut

diambil.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

16

2.1.5 Fourth-Generation Languages (4GL)

Menurut Connoly dan Begg (2005, p42), 4GL adalah bahasa pemprograman yang

tidak memiliki prosedur standar dimana user mendefinisikan apa yang harus

diselesaikan, bukan cara yang digunakan. User tidak mendefinisikan langkah-langkah

yang dibutuhkan program untuk mengerjakan sebuah tugas, tetapi mendefinisikan

parameter bagi tools yang akan digunakan untuk menghasilkan sebuah program aplikasi.

Menurut Connoly dan Begg (2005, p42), 4GL meliputi:

a. Presentation Language, seperti query languages dan report generators.

b. Speciality language, seperti spreadsheets dan sistem basis data languages.

c. Application generators yang mendefinisikan, meng-insert, meng-update, dan me-

retrieve data dari sistem basis data untuk membangun aplikasi.

d. Bahas-bahasa tingkat tinggi yang digunakan untuk menghasilkan kode aplikasi.

Menurut Connoly dan Begg (2005, p42), Salah satu contoh 4th

GL adalah SQL

(Structured Query Language). Menurut Connoly dan Begg (2005, p113), SQL adalah

sebuah bahasa yang dirancang mengunakan relasi untuk mengubah input ke output yang

diinginkan. SQL memiliki dua komponen utama yaitu : Data Definition Language

(DDL) dan Data Manipulation Languange (DML).

2.1.6 Database System Development Life Cycle

Menurut Connoly dan Begg (2005, p282), Pengertian sistem informasi adalah

sumber-sumber mengenai koleksi, managemen, kontrol dan penyebaran informasi

perusahaan.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

17

Menurut Connoly dan Begg (2005, p283), Sistem Basis data adalah komponen

dasar dari organisasi yang besar dengan sistem informasi yang luas. Hal penting yang

perlu di perhatikan dalam Database Application Lifecycle adalah bahwa tingkatanya

tidak sepenuhnya berurutan (sequential). Dimana ada beberapa tingkatan yang berulang

dengan alur-balik (feedback loop), misalnya, masalah ditemukan pada tingkatan

perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan kebutuhan dan analisis.

Untuk aplikasi basis data yang kecil dengan pemakai yang sedikit maka lifecycle-

nya tidak terlalu kompleks. Sebaliknya, ketika merancang basis data yang sedang sampai

ke basis data yang besar dengan puluhan ribu pemakai, menggunakan ratusan query dan

program aplikasi maka lifecycle akan menjadi sangat kompleks.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

18

Perencanaan Basisdata

Definisi Sistem

Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan

Perancangan Basisdata

Konseptual

Perancangan Basisdata

Logikal

Perancangan Basisdata

Fisikal

Implementasi

Konversi Data dan Loading

Testing

Pemeliharaan

Operasional

Prototyping

(optional)

Pemilihan

DBMS

(optional)

Perancangan

Aplikasi

Perancangan

Basisdata

Gambar 2.1

Skema Tahapan Siklus Hidup Pengembangan Sistem Basisdata

(Sumber : Connolly and Begg, 2005, p284)

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

19

Menurut Connoly dan Begg (2005, p285), Berikut ini adalah keterangan dari tahap

Pengembagan aplikasi basis data diatas :

2.1.6.1 Perencanaan Basis Data

Menurut Connoly dan Begg (2005, p285), Database Planning adalah aktivitas

manajemen yang memungkinkan tahapan dari siklus hidup pengembangan aplikasi basis

data untuk dapat realisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Ada tiga isu pokok yang

berkaitan dengan perumusan strategi sistem informasi, antara lain :

a. Mengenali rencana dan tujuan perusahaan, kemudian menentukan kebutuhan sistem

informasi.

b. Mengevaluasi sistem informasi yang sedang berjalan untuk menentukan kekuatan dan

kelemahan.

c. Penilaian dari kesempatan teknologi informasi yang menghasilkan kekuatan

kompetitif.

2.1.6.2 Definisi Sistem

Menurut Connoly dan Begg (2005, p286), System Definition adalah proses

menspesifikasikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data dan user view

utama. Sebelum mencoba merancang suatu aplikasi basis data, diperlukan untuk

mengenali batasan sistem dan bagaimana antarmuka dengan bagian sistem informasi

lainnya dalam organisasi.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

20

2.1.6.3 Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan

Menurut Connoly dan Begg (2005, p288), Requirement Collection and Analisis

adalah proses mengumpulkan danmenganalisa informasi yang mendukung aplikasi basis

data dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna pada

system yang baru. Fact-findding adalah cara untuk mendapatkan informasi. Menurut

Connoly dan Begg (2005, p317), Ada beberapa teknik Fact-finding :

1. Mengevaluasi dokumen

2. Wawancara

3. Mengamati jalannya kegiatan kerja pada perusahaan.

4. Penelitian

5. Kuesioner

2.1.6.4 Perancangan Basis Data

Menurut Connoly dan Begg (2005, p291), Database Design adalah proses dari

pembuatan sebuah rancangan yang mendukung visi dan misi perusahaan yang

dibutuhkan untuk sebuah sistem basis data. Perancangan basis data dibagi menjadi tiga

tahapan utama yaitu conceptual database design, logical database design, dan physical

database design.

Dua pendekatan perancangan basis data :

a. Pendekatan bottom-up

Dimulai dari level atribut dasar dimana melalui analisis atribut yang berhubungan

yang dikelompokan kedalam relasi yang mempresentasikan tipe entity dan relasi antar

entity.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

21

b. Pendekatan top-down

Dimulai dengan perkembangan model data yang mengandung beberapa entity level

tinggi dan relasi lalu turun untuk mengedifikasi entity level rendah, relasi dan atribut

yang berhubungan.

2.1.6.5 Pemilihan DBMS (Optional)

Menurut Connoly dan Begg (2005, p288), DBMS Selection (optional) adalah

meyeleksi DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis data. Pemilihan DBMS

dilakukan antara tahapan logical database design dan conceptual database design.

Tujuan dari pemilihan DBMS adalah untuk kecukupan sekarang dan kebutuhan masa

mendatang pada perusahaan, membuat keseimbangan biaya termasuk pembelian produk

DBMS, piranti lunak/ perangkat keras lainnya untuk mendukung aplikasi basis data,

biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai. Pendekatan

sederhana dalam pemilihan DBMS adalah memeriksa keistimewaan DBMS dalam

memenuhi kebutuhan. Alam memilih produk DBMS baru, ini adalah kesempatan untuk

memastikan bahwa proses pemilihan sudah direncanakan dan hasil yang diberikan

sistem benar-benar bermanfaat bagi perusahan.

2.1.6.6 Perancangan Aplikasi

Menurut Connoly dan Begg (2005, p299), Applicattion Design adalah

Perancangan antarmuka pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan

memproses sistem basis data. Perancangan basis data dan perancangan aplikasi adalah

aktivitas yang dilakukan secara bersamaan pada database application lifecycle. Dalam

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

22

kasus sebenarnya, tidak mungkin dapat menyelesaikan perancangan aplikasi sebelum

perancangan basis data selesai. Dalam perancangan aplikasi harus memastikan semua

pernyataan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai (user requirement

specification) yang menyangkut perancangan aplikasi program yang mengakseskan

basis data dan merancang transaksi yaitu cara akses ke basis data dan perubahan

terhadap isi basis data. Artinya bagaimana fungsi yang dibutuhkan bias terpenuhi dan

merancang antarmuka pemakai yang tepat. Antarmuka dirancang harus memberikan

informasi yang dibutuhkan dengan cara menciptakan “user-friendly”.

2.1.6.7 Prototyping (Optional)

Menurut Connoly dan Begg (2005, p304), Ptototyping adalah Pembuatan model

kerja dari system basis data, yang mengizinkan perancangan maupun pengguna untuk

mengevaluasi hasil akhir sistem. Tujuan dari pengembangan prototype aplikasi basis

data adalah memungkinkan pengguna menggunakan prototype untuk mengidentifikasi

kelebihan atau kekurangan system dan memungkinkan perancang untuk memperbaiki

atau melengkapi kelebihan dari aplikasi basis data baru.

Ada dua strategi prototyping yang umum digunakan yaitu requirement prototyping

dan evolutionary prototyping. Requirement prototyping yaitu menggunakan prototype

untuk menetapkan kebutuhan daru tujuan aplikasi basis data dan ketika kebutuhan sudah

terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau dibuang. Sedangkan evolutionary

prototype menggunakan tujuan yang sama, tetapi perbedaannya adalah prototype tetap

digunakan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

23

2.1.6.8 Implementasi

Menurut Connoly dan Begg (2005, p304), Implementation adalah realisasi secara

fisik dari basis data dan rancangan aplikasi. Implementasi basis data dicapai

menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang terpilih atau

Graphical User Interface (GUI).

2.1.6.9 Konversi Data dan Loading

Menurut Connoly dan Begg (2005, p305), Data Conversion and Loading adalah

Proses mengirim data dari sistem yang lama ke sistem yang baru dan jika mungkin,

mengkonversikan aplikasi yang ada untuk dijalankan pada sistem basis data yang baru.

Tahap ini dibutuhkan ketika sistem basis data menggantikan sistem yang lama. Pada

masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan untuk memasukkan file ke dalam

basis data baru. Biasanya membutuhkan spesifikasi dari sumber file dan sasaran basis

datanya. Kegunaan ini memungkinkan pengembangan untuk mengkonversikan dan

menggunakan aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru. Ketika

conversion and loading dibutuhkan prosesnya harus direncanakan untuk memastikan

kelancaran transaksi dari keseluruhan operasi.

2.1.6.10 Testing

Menurut Connoly dan Begg (2005, p305), Testing adalah proses mengeksekusi

program dengan tujuan mencari kesalahan (error). Sebelum digunakan, aplikasi basis

data yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh. Untuk menvapainya harus

hati-hati dalam menggunakan perancangan strategi uji dan menggunakan data asli untuk

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

24

proses pengujian. Didalam definisi ini tidak menggunakan pandangan yang biasa, testing

adalah proses demonstrasi tanpa kesalahan. Dalam kenyataan testing tidak luput dari

kesalahan, maka pengujian akan menemukan kesalahan pada program aplikasi dan

mungkin struktur basis datanya.

Di dalam merancang basis data, pemakai menggunakan sistem baru seharusnya

terlibat didalam proses testing. Situasi yang ideal untuk melakukan uji sistem adalah

menguji basis data pada perangkat keras yang berbeda, tetapi hal ini sering tidak

dilakukan. Jika data yang asli digunakan, perlu backup untuk mengantisipasi kesalahan.

Setelah testing selesai, system aplikasi siap digunakan dan diserahkan kepada pemakai.

2.1.6.11 Pemeliharaan Operasional

Menurut Connoly dan Begg (2005, p306), Operational Maintance adalah Proses

memonitor dan menjaga system setelah dilakukan instalasi.

Yang termasuk aktivitas dari tahapan pemeliharaan adalah sebagai berikut :

a. Memantau kinerja dari sistem. Jika kinerjanya menurun dibawah level yang dapat

diterima, mungkin basis data perlu diperbaiki.

b. Memelihara dan mengupgrade sistem basis datanya (jika diperlukan).

2.1.7 Metodologi Perancangan Basis data

Menurut Connoly dan Begg (2005, p438), Metodologi Desain adalah Sebuah

Pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, tool, dan dokumentasi yang

mendukung dan memfasilitasi proses desain.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

25

Menurut Connoly dan Begg (2005, p439), Dalam Metodologi desain, proses

desain dibagi kedalam tiga tahapan utama, yaitu:

2.1.7.1 Perancangan Basis data Konseptual

Tujuan dari perancangan konseptual basisdata menurut Connolly and Begg (2005,

p442) adalah untuk memproses pembuatan suatu model dari informasi yang akan

digunakan dalam suatu organisasi, yang tidak tergantung pada segala pertimbangan

fisikal. Langkah-langkah dalam pembuatan model Basis data kondeptual adalah :

Langkah 1 : Membangun Model Data Konseptual

Tujuan dari langkah ini adalah untuk membangun model data konseptual terhadap

kebutuhan data suatu perusahaan.

Langkah 1.1 : Mengidentifikasi tipe entity

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi entity utama yang diminta

oleh user.

Langkah pertama yang diperlukan dalam membangun suatu lokal konseptual data

model adalah untuk mendefinisikan objek utama atau entity dimana user memang

membutuhkannya. Salah satu metode untuk mengidentifikasi tipe entity yang utama

adalah dengan mengidentifikasi kata benda atau frase kata benda yang telah disebutkan

oleh user.

Setelah tipe entity diidentifikasi, dilakukan pemberian nama yang berarti dan jelas

kepada user. Mencatat nama dan deskripsi entity dalam kamus data. Apabila

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

26

dimungkinkan, mendokumentasikan jumlah occurences yang diharapkan dari tiap entity.

Jika entity dikenal dengan nama yang berbeda, nama tersebut menunjuk kepada sinonim

atau alias, yang dicatat dalam kamus data.

Gambar 2.2 Contoh Kamus Data Entity Yang Mendeskripsikan Entity Untuk

Staff UserView DreamHome

Langkah 1.2 : Mengidentifikasi tipe relasi

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi relasi yang penting antara

berbagai tipe entity yang telah diidentifikasikan. Biasanya relasi diidentifikasi dengan

menggunakan kata kerja atau frase kata kerja.

Relasi yang paling umum adalah relasi binary. Yang artinya relasi antar entity

yang persis antara dua entity saja. Bagaimanapun, relasi kompleks yang melibatkan lebih

dari dua entity dan relasi rekursif yang hanya melibatkan satu entity harus diperhatikan.

Adapun langkah-langkah dalam mengidentifikasi tipe relasi sebagai berikut :

a. Menggunakan Entity-Relationship(ER)Diagram

Hal yang sering terjadi adalah user akan lebih cepat mengerti suatu

perancangan Basis data dengan cara divisualisasikan dibanding dengan perancangan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

27

Basis data yang dituliskan dalam bentuk tekstual. Dalam hal ini, ERD digunakan

untuk merepresentasikan entity dan bagaimana relasi antar entity. Oleh karena itu,

sangat disarankan menggunakan ERD untuk membantu dalam pembuatan gambaran

umum dari perancangan Basis data yang sedang dikembangkan.

b. Menentukan multiplicity constraints dari tipe relasi

Setelah mendapat relasi antar entity, maka langkah berikutnya adalah

menentukan multiplicity setiap relasi. Jika memang ada suatu nilai yang spesifik dari

suatu multiplicity maka akan lebih baik apabila didokumentasikan.

Multiplicity constraints digunakan untuk mengecek dan memelihara kualitas

data. Constraints ini menyatakan entity ocurrences yang dapat dimasukkan ketika

database di-update untuk menentukan apakah peng-update-an tersebut melanggar

aturan enterprise atau tidak. Suatu model yang menyertakan multiplicity constraints

secara eksplisit lebih merepresentasikan relasi semantik dan menghasilkan

representasi yang lebih baik untuk kebutuhan data enterprise.

c. Mengecek Fan Traps dan Chasm Traps

Setelah relasi yang dibutuhkan antar entity didefinisikan, maka langkah

berikutnya adalah mencek fan traps dan chasm traps.

Definisi dari fan traps adalah suatu model yang merepresentasikan suatu relasi

antar entity. Tetapi alur relasinya memperlihatkan ambiguitas.

Chasm traps adalah suatu model dimana terdapat hubungan antar entity yang

satu dengan yang lain, tetapi tidak ada relasi antar kedua entity yang utama.

d. Mengecek bahwa setiap entity mempunyai minimal sebuah relasi

Pada pembuatan ERD, pastikan setiap entity mempunyai minimal satu relasi

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

28

dengan entity yang lain. Jika memang setiap entity sudah memiliki minimal satu relasi

dengan entity yang lain, maka langkah berikutnya adalah memperhatikan kamus data.

e. Mendokumentasikan tipe relasi

Setelah tipe relasi diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memberi nama

yang mempunyai makna dan jelas kepada user. Selain itu, juga me-record deskripsi

relasi dan multiplicity constraints pada kamus data.

Gambar 2.3 Contoh Kamus Data Relationship Yang Mendeskripsikan

Relatioship Untuk Staff User View DreamHome

Langkah 1.3 : Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut suatu tipe

entity atau tipe relasi.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengasosiasikan

atribut yang sesuai dengan tipe entity atau tipe relasi.

a. Simple atau Composite Atribut

Salah satu hal yang penting adalah perlunya memperhatikan apakah suatu

atribut tertentu adalah simple atau composite. Composite atribut adalah atribut yang

dibangun dari simple atribut. Sebagai contoh, atribut alamat bisa saja dibuat simple

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

29

dan menyimpan beberapa detail dari alamat sebagai suatu nilai. Contohnya, ‘115

Dumbarton Road, Glasgow, G11 6YG’. Bagaimanapun juga, atribut alamat dapat

pula merepresentasikan sebuah composite atribut, yang dibuat dari simple atribut dan

terdiri dari beberapa detail alamat yang mempunyai nilai terpisah pada atribut street

(‘115 Dumbarton Road’), city (‘Glasgow’), dan postcode (‘G11 6YG’). Atribut

alamat dapat dijadikan simple atribut atau composite atribut tergantung dengan

kebutuhan user.

Apabila user tidak membutuhkan pengaksesan komponen terhadap atribut

alamat secara terpisah, seperti street, city, dan postcode, maka sebaiknya atribut

alamat itu dibuat sebagai simple atribut. Sedangkan, apabila user membutuhkan

pengaksesan terhadap komponen atribut alamat secara individual, maka sebaiknya

atribut alamat tersebut dibuat sebagai composite atribut.

b. Single atau Multi-valued Atribut

Suatu atribut, selain dapat menjadi single atau composite, dapat pula

mempunyai satu atau lebih nilai, sebagai contohnya yaitu atribut nomor telepon.

Seseorang bisa saja mempunyai nomor telepon lebih dari satu, keadaan seperti itu

dapat disebut multi-valued atribut. Tetapi apabila atribut tertentu hanya mempunyai

satu nilai maka disebut single atribut.

c. Derived Atribut

Derived atribut adalah atribut yang nilainya tergantung dengan nilai atribut

yang lain. Contoh, umur seorang staff, banyaknya properti yang dikelola oleh seorang

staff, dan pinjaman deposit yang dihitung dua kali pada pinjaman bulanannya.

d. Mendokumentasikan atribut

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

30

Setelah atribut diidentifikasi, dilakukan pemberian nama yang berarti kepada

user. Kemudian mencatat beberapa informasi untuk tiap atribut antara lain :

a. Nama atribut dan deskripsinya;

b. Tipe data dan panjangnya;

c. Semua alias yang dikenal atribut;

d. Apakah atribut termasuk composite atau tidak. Jika termasuk simple atribut, maka

dibuat menjadi composite;

e. Apakah atribut termasuk multi-valued atau tidak;

f. Apakah atribut diturunkan atau tidak. Jika benar, bagaimana perhitungannya;

g. Semua nilai default untuk atribut.

Gambar 2.4 Contoh Kamus Data Atribut Yang Mendeskripsikan Atribut

Untuk Staff User View DreamHome

Langkah 1.4 : Menentukan domain atribut

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan domain dari atribut yang ada di

dalam model data konseptual lokal.

Contoh :

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

31

Domain atribut dari nomor staff (staffNo) terdiri dari lima karakter string dimana dua

karakter awal berupa huruf, sedangkan tiga karakter berikutnya berupa angka yang

berkisar dari 1-999.

Nilai yang mungkin untuk atribut sex adalah „M‟ atau „F‟. Domain dari atribut ini

adalah karakter string tunggal yang berisi nilai „M‟ atau „F‟.

Langkah 1.5 : Mengidentifikasi candidate key, primary key dan alternate key

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi candidate key dari setiap

tipe entity, dan jika memang terdapat lebih dari satu candidate key, pilihlah salah

satunya untuk menjadi primary key, dan yang lainnya sebagai alternate key.

Pada saat memilih primary key diantara candidate key, gunakanlah petunjuk

berikut untuk membantu pemilihan :

a. Merupakan candidate key dengan jumlah set atribut paling sedikit.

b. Merupakan candidate key yang nilainya jarang sekali berubah.

c. Merupakan candidate key dengan jumlah karakter paling sedikit.

d. Merupakan candidate key dengan nilai maksimalnya yang terkecil (untuk tipe atribut

dengan tipe numeric).

e. Merupakan candidate key yang paling mudah digunakan dari sudut pandang user.

Langkah 1.6 : Menggunakan konsep enhanced modeling (langkah optional)

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mempertimbangkan penggunaan konsep

enhanced modeling, seperti specialization, generalization, aggregation dan composition

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

32

Jika kita menggunakan pendekatan specialization, maka perhatikan perbedaan

antara entity dengan mendefinisikan satu atau lebih subclass dari superclass entity. Jika

kita menggunakan pendekatan generalization, maka kita akan mengidentifikasikan fitur

umum antara entity yang ada untuk mendefinisikan generalisasi entity superclass. Untuk

aggregation digunakan representasi relasi „has-a‟ atau „is-part-of‟ antara tipe entity,

dimana salah satunya merepresentasikan „whole‟ dan lainnya „part‟. Sedangkan

pengguanan composition (tipe khusus aggregation) untuk merepresentasikan asosiasi

antara tipe entity dimana terdapat kepemilikan yang kuat dan coincidental lifetime antara

„whole‟ dan „part‟.

Langkah 1.7 : Mengecek model dari redundancy

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengecek apakah ada redundansi dalam

model Basis data.

Pada langkah ini, dilakukan pengujian model data konseptual lokal dengan

mengidentifikasi apakah terdapat redundansi dan menghilangkannya jika ada. Adapun

langkah untuk menghilangkannya yaitu :

a. Menguji kembali relasi one-to-one (1:1);

b. Menghilangkan relasi redundansi;

c. Mempertimbangkan dimensi waktu.

Langkah 1.8 : Memvalidasi model konseptual dengan transaksi user

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa model konseptual lokal

mendukung transaksi yang diperlukan oleh user. Pengujian dilakukan dengan dua

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

33

pendekatan yang mungkin untuk memastikan model data konseptual mendukung

transaksi yang diperlukan:

a. Mendeskripsikan transaksi;

b. Menggunakan jalur transaksi.

Langkah 1.9 : Me-review model data konseptual dengan user

Tujuan dari langkah ini adalah untuk me-review model data konseptual lokal

bersama user guna memastikan bahwa model yang ada sudah merupakan representasi

yang „benar‟ dari kebutuhan data enterprise.

Sebelum mengakhiri langkah 1, perlu me-review model data konseptual dengan

user. Model data konseptual meliputi ER diagram dan dokumentasi yang mendukung

penggambaran model data. Jika terdapat anomaly dalam model data, perlu dilakukan

perubahan yang sesuai, yang mungkin membutuhkan perulangan langkah sebelumnya.

Proses ini berlangsung terus sampai user siap untuk „sign off‟ model menjadi

representasi yang „benar‟ sebagai bagian dari enterprise yang dimodelkan.

Hasil akhir dari perancangan Basis data konseptual adalah memproses pembuatan

suatu model dari informasi yang akan digunakan di dalam suatu organisasi, yang

independensinya tidak tergantung pada apapun.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

34

Gambar 2.5 Contoh ERD Konseptual (Sumber : Connolly and Begg 2005,p457)

2.1.7.2 Perancangan Basis data Logikal

Menurut Connolly and Begg (2005, p294), perancangan Basis data fisikal adalah

suatu proses pembuatan suatu model dari data yang digunakan di dalam suatu

perusahaan berdasarkan model data yang spesifik, tetapi tidak tergantung pada suatu

DBMS dan pertimbangan fisikal lainnya.

BusinessOwner

manager

holds

associatedWith

states

◄ views

registers ►

supervises

Staff

StaffNo

Supervisor

PrivateOwner

Owner

ownerNo

Client

clientNo

PropertyForRent

propertyNo

Lease

leaseNo

Preference

viewDate

Comment

owns

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

35

Langkah 2 : Membangun dan Menvalidasi Model Data Logikal

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menerjemahkan model data konseptual

kedalam model data logikal dan kemudian memvalidasi model tersebut untuk mengecek

apakah secara struktur benar dan mendukung transaksi yang dibutuhkan.

Langkah 2.1 : Relasi turunan untuk model data logikal

Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat suatu relasi untuk model data

logikal yang merepresentasikan suatu entity, relasinya dan juga atribut yang telah

diidentifikasi. Adapun pendeskripsian bagaimana relasi dapat diturunkan dari struktur

dibawah ini yang terjadi dalam model data konseptual antara lain:

a. Tipe entity kuat

b. Tipe entity lemah

c. tipe relasi binary one-to-many (1.*)

d. tipe relasi binary one-to-one (1.1)

e. tipe relasi rekursif one-to-one (1.1)

f. tipe relasi superclass atau subclass

g. tipe relasi binary many-to-many

h. Tipe relasi kompleks

i. Atribut multi-valued

Langkah 2.2 : Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menvalidasi relasi dalam model data logikal

dengan menggunakan teknik normalisasi. Tujuan dari normalisasi adalah :

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

36

a. Meminimalkan jumlah atribut yang perlu untuk mendukung kebutuhan data dari

suatu perusahaan;

b. Atribut dengan relasi logikal yang dekat (digambarkan sebagai functional

dependency) yang ditemukan dalam relasi yang sama.

c. Meminimalkan redundancy dengan tiap atribut direpresentasikan hanya sekali

dengan pengecualian atribut yang membentuk semua atau sebagian foreign key yang

penting untuk berpartisipasi dalam relasi yang terhubung.

Langkah 2.3 : Memvalidasi relasi dengan transaksi user

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa relasi di dalam model

data logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan, seperti detail dalam spesifikasi

kebutuhan user. Pada langkah ini, dilakukan pengecekan bahwa relasi yang dibuat pada

langkah sebelumnya juga mendukung transaksi ini, dan karena itu dipastikan juga bahwa

tidak ada error dalam relasi yang telah dibuat.

Langkah 2.4 : Mengecek batasan integritas

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengecek batasan integritas yang

direpresentasikan dalam model data logikal. Batasan integritas merupakan batasan yang

diharapkan dapat menjaga Basis data agar tidak menjadi incomplete (tidak lengkap),

inaccurate (tidak akurat), atau inconsistent (tidak konsisten).

Dibawah ini terdapat enam tipe batasan integritas, antara lain :

a. Data yang dibutuhkan;

b. Batasan domain atribut;

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

37

c. Multiplicity;

d. Integritas entity;

e. Integritas referensial;

f. Batasan umum.

Langkah 2.5 : Me-review model data logikal dengan user

Tujuan dari langkah ini adalah untuk me-review model data logikal dengan user

untuk memastikan bahwa model tersebut sesuai dengan representasi yang benar dari

kebutuhan data perusahaan. Apabila user merasa tidak puas dengan model tersebut maka

dilakukan pengulangan kembali langkah-langkah sebelumnya jika diperlukan.

Hubungan antara Model Data Logikal dan Data Flow Diagram

Suatu model data logikal merefleksikan struktur dari penyimpanan data suatu

perusahaan. Data Flow Diagram (DFD) menunjukan aliran data suatu perusahaan dan

disimpan di dalam datastores. Semua atribut seharusnya berada di dalam suatu tipe

entity, jika memang atribut tersebut ditangani di dalam perusahaan dan kemungkinan

akan dilihat mengalir disekitar perusahaan sebagai aliran data. Ketika dua teknik

tersebut digunakan untuk memodelkan spesifikasi kebutuhan user, kita dapat

menggunakan salah satunya untuk mengecek kekonsistenan dan kelengkapan dari yang

lainnya. Terdapat aturan yang mengontrol relasi antara dua teknik tersebut, antara lain :

a. Setiap datastore harus merepresentasikan semua jumlah tipe entity;

b. Atribut dalam data flow harus merupakan bagian dari tipe entity.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

38

Langkah 2.6 : Menggabungkan model data logikal kedalam model global (

langkah optional )

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menggabungkan suatu model data logikal

lokal kedalam satu model data logikal global yang merepresentasikan semua sudut

pandang user terhadap Basis data.

Pada langkah ini, hanya penting untuk rancangan Basis data dengan multiple user

yang dikelola menggunakan pendekatan sudut pandang integrasi. Untuk memfasilitasi

gambaran proses penggabungan, digunakan model data logikal lokal dan model data

logikal global . Model data logikal lokal merepresentasikan satu atau lebih tetapi tidak

semua sudut pandang user terhadap Basis data. Sedangkan model data logikal global

merepresentasikan semua sudut pandang user terhadap Basis data. Dalam langkah ini,

dilakukan penggabungan dua atau lebih model data logikal lokal kedalam satu model

data logikal global. Aktivitas penggabungan tersebut meliputi :

Langkah 2.6.1 : Penggabungan model data logikal lokal kedalam

model global

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menggabungkan model data logikal lokal

kedalam satu model data logikal global.

Beberapa tugas dari pendekatan ini adalah sebagai berikut :

1. Me-review nama dan isi dari suatu entity atau relasi dan candidate key-nya.

2. Me-review nama dan isi dari suatu relasi atau foreign key.

3. Menggabungkan entity atau relasi dari model data lokal.

4. Memasukkan (tanpa penggabungan) entity atau relasi yang unik untuk setiap model

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

39

data lokal.

5. Menggabungkan relasi atau foreign key dari model data lokal.

6. Memasukkan (tanpa penggabungan) relasi atau foreign key yang unik untuk setiap

model data lokal.

7. Mengecek entity atau relasi dan relasi atau foreign key yang hilang.

8. Mengecek foreign key.

9. Mengecek batasan integritas.

10. Menggambar ER global atau diagram relasi.

11. Meng-update dokumentasi.

Langkah 2.6.2 : Memvalidasi model data logikal global

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menvalidasi relasi yang dibuat dari model

data logikal global dengan menggunakan teknik normalisasi dan juga memastikan

bahwa relasi yang dibuat mendukung transaksi yang dibutuhkan, jika perlu.

Langkah 2.6.3 : Me-review model data logikal global dengan user

Tujuan dari langkah ini adalah untuk me-review model data logikal global

dengan user untuk memastikan bahwa model yang dibuat tersebut merupakan

representasi yang benar terhadap kebutuhan data perusahaan.

Langkah 2.7 : Mengecek kemungkinan pengembangan di masa depan

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan bagian mana yang kelihatannya

akan berubah ke masa depannya dan juga memperhatikan supaya model data logikal

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

40

dapat mengakomodasi perubahan tersebut.

Hasil akhir dari perancangan Basis data logikal adalah merancang suatu model

informasi berdasarkan spesifik model yang ada (seperti model relasional), tetapi tidak

tergantung terhadap suatu DBMS dan perangkat keras lainnya. Basis data logikal

merancang suatu map untuk setiap lokal konseptual data. Jika terdapat lebih dari satu

pandangan user, maka model data logikal lokal akan dikombinasikan menjadi suatu

model data logikal global yang merepresentasikan semua pandangan user dari suatu

perusahaan.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

41

Gambar 2.6 Contoh ERD Logikal (Sumber : Connolly and Begg 2005,p489)

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

42

2.1.7.3 Perancangan Basis data Fisikal

Menurut Connolly and begg (2005, p294), perancangan Basis data fisikal adalah

suatu proses untuk mendeskripsikan pengimplementasian dari suatu Basis data pada

media penyimpanan secondary; dengan mendeskripsikan relasi dasar, organisasi file,

dan indeks yang digunakan untuk mencapai keefisienan dalam mengakses data, dan

batasan integritas, serta pengukuran keamanan apapun yang berhubungan.

Langkah 3 : Menerjemahkan Model Data Logikal Sesuai DBMS Yang Dituju

Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat suatu skema Basis data relasional

dari model data logikal yang dapat diimplementasikan ke DBMS yang dituju.

Langkah 3.1 : Merancang relasi dasar

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan

relasi dasar yang diidentifikasi dalam model data logikal pada DBMS yang dituju.

Untuk memulai proses perancangan Basis data fisikal, pertama-tama dapat

dilakukan dengan menyatukan dan mengasimilasikan informasi mengenai relasi yang

dirancang selama perancangan Basis data logikal. Informasi yang diperlukan dapat

berasal dari kamus data dan definisi relasi yang didefinisikan menggunakan Database

Design Language (DBDL). Untuk setiap relasi yang diidentifikasi pada model data

logikal, dapat didefinisikan berisi :

a. Nama relasi;

b. Daftar simple atribut dalam tanda kurung;

c. Primary key(PK), alternate key (AK), dan foreign key (FK);

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

43

d. Batasan integritas referensial untuk setiap foreign key yang diidentifikasi.

e. Dari kamus data, dari setiap atributnya dapat diketahui :

f. Domain atribut tersebut yang terdiri dari tipe data, panjang, dan berbagai constraint

pada domain tersebut;

g. Suatu optional nilai default untuk atribut;

h. Apakah atribut dapat diisi dengan nilai null;

i. Apakah atribut dapat diturunkan dan jika demikian bagaimana perhitungannya.

Gambar 2.7 DBDL untuk relasi PropertyForRent (Sumber : Connolly and Begg

2005,p499)

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

44

Langkah 3.2 : Merancang representasi derived data (data turunan)

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan

suatu data turunan yang terdapat pada model data logikal pada DBMS yang dituju.

Atribut yang nilainya didapatkan dengan mengevaluasi atribut lain dikenal sebagai

atribut turunan atau atrribut kalkulasi. Sebagai contoh :

Jumlah staff yang bekerja pada suatu branch (cabang);

Total gaji bulanan untuk semua staff;

Jumlah properti yang di-handle oleh anggota staff.

Gambar 2.8 Relasi PropertyForRent dan Staff dengan atribut turunan

noOfProperties (Sumber : Connolly and Begg 2005,p500)

Langkah 3.3 : Merancang kendala umum

Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang kendala umum untuk DBMS yang

dituju.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

45

Meng-update suatu relasi yang mungkin dibatasi oleh batasan integritas yang

mengatur transaksi „real world‟ yang direpresentasikan oleh peng-update-an tersebut.

Perancangan batasan tersebut sekali lagi tergantung pada DBMS yang dipilih. Beberapa

sistem menyediakan fasilitas-fasilitas dibandingkan yang lainnya untuk mendefinisikan

kendala umum. Seperti langkah sebelumnya, jika sistem tersebut mempunyai aturan

sesuai aturan standar SQL, beberapa batasan dapat diterapkan.

CONSTRAINT StaffNotHandlingTooMuch

CHECK (NOT EXISTS (SELECT staffNo

FROM PropertyForRent

GROUP BY staffNo

HAVING COUNT(*) > 100))

Langkah 4 : Merancang Organisasi File dan Indeks

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan organisasi file yg optimal untuk

menyimpan relasi dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang

diharapkan. Karena itu, cara dimana relasi dan tuples yang ada akan disimpan pada

penyimpanan secondary.

Langkah 4.1 : Menganalisis transaksi

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memahami fungsionalitas dari suatu transaksi

dimana akan dijalankan pada Basis data untuk menganalisis transaksi yang penting.

Untuk membuat perancangan Basis data fisikal yang efektif perlu untuk

mempunyai pengetahuan mengenai transaksi atau query yang akan dijalankan di dalam

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

46

Basis data. Hal ini termasuk informasi kualitatif dan kuantitatif. Dalam menganalisis

transaksi, dapat diidentifikasikan kriteria kinerja sebagai berikut :

Transaksi yang sering digunakan, dan akan berdampak besar terhadap kinerja

keseluruhan;

Transaksi yang kritis untuk operasi bisnis;

Durasi waktu dalam harian atau mingguan yang akan mendapatkan banyak

permintaan pada Basis data (disebut peak load).

Gambar 2.9 Contoh Analisis Transaksi Pada Relasi (Sumber : Connolly and Begg

2005,p504)

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

47

Gambar 2.10 Contoh Penggunaan Transaksi (Sumber : Connolly and Begg

2005,p504)

Gambar 2.11 Contoh Form Analisis Transaksi (Sumber : Connolly and Begg

2005,p507)

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

48

Langkah 4.2 : Memilih organisasi file

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan organisasi file yang efisien untuk

setiap relasi dasar.

Beberapa organisasi file efisien untuk bulk loading data kedalam Basis data tetapi

setelah itu tidak efisien. Dengan kata lain, kita ingin menggunakan struktur

penyimpanan yang efisien untuk mengeset Basis data dan kemudian mengubahnya

untuk penggunaan operasional normal.

Karena itu, tujuan dari langkah ini adalah untuk memilih organisasi file yang

optimal untuk tiap relasi, jika DBMS yang dituju memperbolehkannya. Dalam banyak

kasus yang ada, suatu relasional DBMS akan memberikan sedikit bahkan tanpa pilihan

dalam memilih organisasi file, walaupun beberapa akan mempunyai indeks yang

spesifik. Beberapa macam organisasi file yang ada adalah sebagai berikut :

Heap

Hash

Indexed Sequential Office Access Method (ISAM)

B*-three

Clusters.

Jika DBMS yang dituju tidak memperbolehkan adanya pemilihan organisasi file,

maka langkah ini dapat dihilangkan.

Langkah 4.3 : Memilih indeks

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan apakah dengan adanya

penambahan indeks akan meningkatkan kinerja dari suatu sistem.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

49

Salah satu pendekatan untuk memilih organisasi file yang sesuai untuk relasi yaitu

menjaga agar tuples tidak berurutan dan membuat indeks secondary sebanyak mungkin.

Pendekatan lainnya yaitu untuk mengurutkan tuples dalam relasi dengan menspesifikasi

primary atau clustering indeks. Dalam kasus ini, biasanya pemilihan suatu atribut untuk

pengurutan atau clustering pada tuples adalah sebagai berikut :

Suatu atribut yang digunakan paling sering untuk operasi join (penggabungan), yang

akan membuat operasi penggabungan itu lebih efisien, atau

Suatu atribut yang digunakan paling sering untuk mengakses suatu tuples didalam

relasi yang ada.

Apabila pengurutan atribut yang dipilih adalah kunci dari relasi, indeks tersebut

akan menjadi primary index. Sedangkan jika pengurutan atribut yang dipilih bukan

merupakan kunci dari relasi, indeks tersebut akan menjadi clustering index. Setiap relasi

hanya dapat mempunyai primary index atau clustering index.

Langkah 4.4 : Mengestimasi kapasitas disk yang dibutuhkan

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengestimasi jumlah kapasitas disk yang

akan dibutuhkan oleh Basis data dalam mendukung implementasi Basis data pada

penyimpanan secondary.

Seperti pada langkah sebelumnya, mengestimasi penggunaan disk sangat

bergantung pada DBMS yang dituju dan hardware yang digunakan untuk mendukung

Basis data. Secara umum, estimasi tersebut dilakukan berdasarkan ukuran tiap tuple dan

jumlah tuples dalam relasi.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

50

Langkah 5 : Merancang tampilan untuk user

Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang tampilan user yang diidentifikasi

selama tahap pengumpulan dan analisis kebutuhan pada Siklus Hidup Pengembangan

Sistem Basis data.

Langkah 6 : Merancang mekanisme keamanan

Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang mekanisme keamanan untuk

Basis data seperti yang telah dispesifikasikan user selama tahap analisis dan

pengumpulan kebutuhan pada Siklus Hidup Pengembangan Sistem Basis data.

Selama tahap tahap analisis dan pengumpulan kebutuhan pada Siklus Hidup

Pengembangan Sistem Basis data, kebutuhan keamanan yang spesifik harus

didokumentasikan dalam spesifikasi kebutuhan sistem. Sasaran dari tahap ini adalah

untuk memutuskan bagaimana kebutuhan keamanan ini akan direalisasikan. Beberapa

sistem menawarkan fasilitas keamanan yang berbeda dari sistem yang lainnya. Sekali

lagi, perancang Basis data harus hati-hati terhadap fasilitas yang ditawarkan oleh DBMS

yang dituju. Relasional DBMS biasanya menyediakan dua macam keamanan Basis data

antara lain :

Keamanan sistem;

Keamanan data.

Keamanan sistem menutupi pengaksesan dan penggunaan Basis data pada tingkat

sistem, seperti user name dan password. Sedangkan, keamanan data menutupi

pengaksesan dan penggunaan objek Basis data (seperti relasi dan views) dan tindakan

dimana user dapat memperoleh objek tersebut.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

51

Definisi dari keamanan Basis data adalah suatu mekanisme yang memproteksi

Basis data dari suatu kejadian baik yang disengaja maupun tidak. Suatu Basis data

merupakan sumber dari perusahaan yang essential yang perlu dilindungi denagan

menggunakan suatu kontrol yang memadai.

Beberapa issue keamanan yang perlu diperhatikan :

1. Pencurian data (Theft and Fraud)

2. Kehilangan kerahasiaan data (Loss of Confidentially)

3. Kehilangan hak pribadi (Loss of Privacy)

4. Kehilangan integritas (Loss of integrity)

5. Kehilangan ketersediaan data (Loss of availability)

Hasil akhir perancangan fisikal Basis data adalah suatu proses yang

mendeskripsikan suatu implementasi dari suatu Basis data pada media penyimpanan.

Hal ini mendeskripsikan suatu relational dan struktur penyimpanan dan metodologi

pengaksesan data oleh user yang efisien, selama batasan integritas dan pengukuran

keamanan.

2.1.8 Entity-Relationship Modeling ( ER Modeling )

Model Entity-Relationship merupakan salah satu model yang dapat memastikan

pemahaman yang tepat terhadap data dan bagaimana penggunaannya di dalam suatu

organisasi (Connolly, 2005, p342). Model ini dimulai dengan identifikasi entiti dan

relationship antar data yang harus direpresentasikan di dalam model, dan kemudian

ditambahkan atribut dan setiap constraint pada entiti, relationship, dan

atributnya.Beberapa konsep dasar dalam model E-R yaitu:

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

52

2.1.8.1 Tipe entity

Tipe Entiti adalah sekumpulan objek yang memiliki properti yang sama, yang

diidentifikasikan ke dalam organisasi karena keberadaannya yang bebas (independent

existance) (Connolly, 2005, p343). Sedangkan entity occurance adalah sebuah objek dari

suatu tipe entiti yang dapat diidentifikasikan secara unik (Connolly, 2005, p345).

Keberadaan objek-objeknya secara fisik / nyata (physical existance) seperti entiti

pegawai, rumah, dan pelanggan, atau secara konseptual / abstrak (conceptual existance)

seperti entiti penjualan, pembelian, dan peminjaman.

Setiap tipe entiti dilambangkan dengan sebuah persegi panjang yang diberi nama

dari entiti tersebut. Nama tipe entiti biasanya adalah kata benda tunggal. Huruf pertama

dari setiap kata pada nama tipe entiti ditulis dengan huruf besar.

Gambar 2.12 Representasi diagram dari tipe entiti Pegawai dan Cabang

(Sumber : Connolly and Begg 2005,p345)

Tipe Entiti dapat dilasifikasikan menjadi:

Tipe Entiti Kuat, yaitu tipe entiti yang keberadaannya tidak tergantung pada tipe entiti

lainnya (Connolly, 2005, p354)

Tipe Entiti Lemah, yaitu tipe entiti yang keberadaannya bergantung pada tipe entiti

lainnya (Connolly, 2005, p355)

Nama Entiti

Pegawai Cabang

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

53

Gambar 2.13 Representasi diagram tipe entiti kuat dan tipe entity lemah

(Sumber : Connolly and Begg 2005,p355)

2.1.8.2 Tipe Relationship

Tipe relationship adalah sekumpulan hubungan antar tipe entiti yang memiliki arti

(Connolly, 2005, p346). Sekumpulan relationship occurrence adalah sebuah hubungan

yang dapat diidentifikasikan secara unik, yang meliputi sebuah kejadian (occurrence)

dari setiap tipe entiti di dalam relationship (Connolly, 2005, p346)

Tipe relationship digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan entiti-

entiti yang saling berhubungan. Garis tersebut diberi nama sesuai dengan nama

hubungannya dan diberi tanda panah satu arah disamping nama hubungannya.

Biasanya sebuah relationship dinamakan dengan menggunakan kata kerja, seperti

Mengatur, atau dengan sebuah frame singkat yang meliputi sebuah kata kerja, seperti

DisewaOleh, sedangkan tanda panah ditempatkan di bawah nama relationship yang

mengindikasikan arah bagi pembaca untuk mengartikan nama dari suatu relationship.

Huruf pertama dari setiap kata pada suatu relationship ditulis dengan huruf besar.

entiti kuat

Klien

noKlien {PK}

nama

namaDpn

namaBlkng

telp

entiti lemah

Pilihan

tipePilihan

brgSewaMax

Menyatakan

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

54

Gambar 2.14 Representasi diagram dari tipe relationship (Sumber : Connolly

and Begg 2005,p347)

2.1.8.2.1 Derajat dari Tipe Relationship

Derajat dari tipe relationship adalah jumlah tipe entiti yang ikut di dalam sebuah

relationship (Connolly, 2005, p347)

Complex relationship types adalah sebuah relationship antara tiga atau lebih tipe

entiti (Connolly, 2005, p348). Sebuah relationship yang memiliki derajat dua dinamakan

binary (Connolly, 2005, p348). Gambar 2.4 juga merepresentasikan diagram

relationship derajat dua. Sedangkan sebuah relationship derajat tiga dinamakan ternary,

dan jika sebuah relationship memiliki derajat empat dinamakan quarternary (Connolly,

2005, p348).

Lambang belah ketupat merepresentasikan relationship yang memiliki derajat

lebih dari dua. Nama dari relationship tersebut ditampilkan di dalam belah ketupat.

Panah yang biasanya terdapat di bawah nama relationship dihilangkan.

Pegawai Cabang Memiliki

Cabang memiliki pegawai

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

55

Gambar 2.15 Representasi diagram derajat tiga dari suatu tipe relationship

(Sumber : Connolly and Begg 2005,p348)

2.1.8.2.2 Recursive Relationship

Recursive relationship adalah sebuah tipe relationship dimana tipe entiti yang

sama ikut serta lebih dari sekali pada peran yang berbeda (Connolly, 2005, p349).

Relationship dapat diberikan nama peran untuk menentukan fungsi dari setiap

entiti yang terlibat dalam relationship tersebut.

Gambar 2.16 Representasi diagram recursive relationship beserta nama peran

(Sumber : Connolly and Begg 2005,p349)

Nama peran

Nama peran

Pegawai Orang yang

diawasi

Pengawas

Mengawasi

Pegawai Mendaftarkan

Klien

Cabang

Pegawai mendaftarkan klien pada sebuah cabang

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

56

2.1.8.3 Tipe Atribut

Adapun tipe-tipe atribut sebagai berikut:

a. Single valued attribute adalah atribut yang hanya memiliki sebuah nilai untuk setiap

occurrence dari sebuah entiti (Connolly, 2005, p351)

b. Multi valued attribute adalah atribut yang memiliki banyak nilai untuk setiap

occurrence dari sebuah entiti (Connolly, 2005, p352)

c. Derived attribute adalah atribut yang nilai-nilainya diperoleh dari pengolahan atau

diturunkan dari atribut lain yang berhubungan (Connolly, 2005, p352)

2.1.8.4 Keys

Candidate key adalah himpunan atribut yang minimal yang secara unik

mengidentifikasikan setiap occurrence dari sebuah tipe entiti (Connolly, 2005, 352).

Composite key adalah sebuah candidate key yang terdiri atas dua atau lebih atribut

(Connolly, 2005, p353).

Primary key adalah candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasikan secara

unik setiap occurrence dari sebuah tipe entiti (Connolly, 2005, p353). Pada sebuah tipe

entiti biasanya terdapat lebih dari satu candidate key yang salah satunya harus dipilih

untuk menjadi primary key. Pemilihan primary key didasarkan pada panjang atribut,

jumlah minimal atribut yang diperlukan dan keunikannya.

Alternate key adalah setiap candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key,

atau biasa disebut dengan secondary key (Connolly, 2005, p79).

Foreign key adalah sebuah primary key pada sebuah entiti yang digunakan pada

entiti lainnya untuk mengidentifikasikan sebuah relationship (Connolly, 2005, p79).

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

57

Gambar 2.17 Representasi diagram entiti Pegawai dan Cabang beserta atribut

dan primary key-nya (Sumber : Connolly and Begg 2005,p354)

2.1.8.5 Strong and Weak Entity Types

Strong Entity Types, yaitu entity yang keberadaannya tidak bergantung pada entity

lain, sedangkan Weak Entity Types, adalah entity yang keberadaannya bergantung pada

entity lain. Strong Entity Types sering disebut dengan parent, owner dominant,

sedangkan Weak Entity Types disebut dengan child, dependent, subordinate.

2.1.8.6 Batasan Struktural (Struktural Constraints)

Batasan-batasan yang menggambarkan pembatasan pada relasi seperti yang ada

pada dunia nyata harus diterapkan pada tipe entiti yang ikut serta pada sebuah relasi.

Menurut Connolly (2005, p356) jenis utama dari batasan pada suatu relasi dinamakan

multiplicity.

Mengatur ►

Pegawai

noPeg {PK}

nama

jabatan

gaji

totalPeg

Cabang

noCab {PK}

alamat

jalan

kota

kodepos

telp {1-3}

multi-valued

attribute

derived

attribute

primary key

◄ Memiliki

composite

attribute ruang untuk

menulis

atribut

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

58

Menurut Connolly (2005, p356) multiplicity adalah jumlah occurrence yang

mungkin terjadi pada sebuah tipe entiti yang berhubungan ke sebuah occurrence dari

tipe entiti lain pada suatu relasi.

Derajat yang biasanya digunakan pada suatu relasi adalah relasi binary, yang

terdiri atas:

2.1.8.6.1 Relasi one-to-one (1:1)

Setiap relasi menggambarkan hubungan antara sebuah entiti occurrence pada entiti

yang satu dengan sebuah entiti occurrence pada entiti yang lainnya yang ikut serta

dalam relasi tersebut.

Gambar 2.18 Semantic net menunjukkan dua occurrence dari relasi Pegawai

Mengatur Cabang (Sumber : Connolly and Begg 2005,p357)

B003

B005

r1

r2

SG5

SG37

SG21

Mengatur tipe

relationship

Cabang tipe entiti

(noCab)

Pegawai tipe entiti

(noPeg)

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

59

Gambar 2.19 Multiplicity dari relasi one-to-one (1:1) (Sumber : Connolly and

Begg 2005,p358)

2.1.8.6.2 Relasi one-to-many (1:*)

Setiap relasi menggambarkan hubungan antara sebuah entiti occurrence pada entiti

yang satu dengan satu atau lebih entiti occurrence pada entiti yang lainnya yang ikut

serta dalam relasi tersebut.

Gambar 2.20 Semantic net menunjukkan tiga occurrence dari relasi Pegawai

Melihat RumahSewa (Sumber : Connolly and Begg 2005,p358)

SG5

SG37

SG9

PG21

PG36

PA14

PG4

r1

r2

r3

Melihat tipe

relationship

RumahSewa tipe entiti

(noRumah)

Pegawai tipe entiti

(noPeg)

1..1

Mengatur ►

0..1

Pegawai

noPeg

Cabang

noCab

setiap cabang diatur

oleh seorang

pegawai

Setiap pegawai dapat

mengatur nol atau satu

cabang

multiplicity

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

60

Gambar 2.21 Multiplicity dari relasi one-to-many (1:*) (Sumber : Connolly and

Begg 2005, p359)

2.1.8.6.3 Relasi many-to-many (*:*)

Setiap relasi menggambarkan hubungan antara satu atau lebih entiti occurrence

pada entiti yang satu dengan satu atau lebih entiti occurrence pada entiti yang lainnya

yang ikut serta dalam relasi tersebut.

PG21

PG36

PA14

PG4

Glasgow Daily

The News West

Aberdeen

Express

r1

r2

r3

r4

Mengiklankan

tipe relationship

RumahSewa tipe

entiti (noRumah)

Koran tipe entiti

(namaKoran)

RumahSewa

noRumah 0..1

Melihat ►

0..*

Pegawai

noPeg

setiap rumah sewa

dilihat nol atau satu

pegawai

Setiap pegawai dapat

melihat nol atau lebih

rumah sewa

multiplicity

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

61

Gambar 2.22 Semantic net menunjukkan empat occurrence dari relasi Koran

Mengiklankan RumahSewa (Sumber : Connolly and Begg 2005,

p360)

Gambar 2.23 Multiplicity dari relasi many-to-many (*:*) (Sumber : Connolly and

Begg 2005, p360)

2.1.8.7 Cardinality dan Participation Constraints

Multiplicity sebenarnya terdiri atas dua constraint yang berbeda, yaitu:

a. Cardinality

Menurut Connolly (2005, p363) Cardinality adalah nilai maksimum dari relasi

occurrence yang mungkin terjadi untuk sebuah entiti yang ikut serta pada suatu

relasi.

b. Participation

Mengiklankan ►

0..*

RumahSewa

noRumah 1..*

Koran

namaKoran

setiap rumah sewa

diiklankan pada nol atau

lebih koran

Setiap koran mengiklankan

satu atau lebih rumah

sewa

multiplicity

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

62

Menurut Connolly (2005, p363) Participation menentukan apakah semua atau

hanya beberapa entiti occurrence yang ikut serta dalam sebuah relasi. Participation

constraint dibagi menjadi:

Mandatory Participation

Menurut Connolly (2005, p363) mandatory participation melibatkan semua entiti

occurrence pada relasi tertentu.

Optional Participation

Menurut Connolly (2005, p363) optional participation melibatkan beberapa

entiti occurrence pada relasi tertentu.

Representasi diagram terhadap multiplicity sebagai cardinality dan participation

constraints dapat dilihat pada gambar 2.24.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

63

Gambar 2.24 Multiplicity sebagai cardinality dan participation constraints pada

relasi one-to-one (1:1) Pegawai Mengatur Cabang (Sumber :

Connolly and Begg 2005, p363)

2.1.9 Normalisasi

2.1.9.1 Definisi Normalisasi

Menurut Connolly and Begg (2005, p388), “Normalization is a technique for

producing a set of relations with desirable properties, given the data requirements of an

enterprise”, artinya normalisasi merupakan suatu teknik untuk menghasilkan

sekumpulan hubungan dengan properti yang diinginkan, yang memberikan kebutuhan

1..1

Mengatur ►

0..1

Pegawai

noPeg

Cabang

noCab

sebuah cabang diatur

oleh seorang

pegawai

seorang pegawai

mengatur satu

cabang

‘semua cabang diatur

pegawai’ (mandatory

participation) pada

Cabang

‘tidak semua pegawai

mengatur cabang’

(optional participation)

pada Pegawai

Cardinality

Participation

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

64

data terhadap sebuah perusahaan.

Adapun, tujuan dari normalisasi adalah sebagai berikut :

a. Meminimalkan jumlah atribut yang perlu untuk mendukung kebutuhan data dari

suatu perusahaan;

b. Atribut dengan relasi logikal yang dekat (digambarkan sebagai functional

dependency) yang ditemukan dalam relasi yang sama;

c. Meminimalkan redundancy dengan tiap atribut direpresentasikan hanya sekali dengan

pengecualian atribut yang membentuk semua atau sebagian foreign key yang penting

untuk berpartisipasi dalam relasi yang terhubung.

2.1.9.2 Tahap-tahap Normalisasi

Menurut Connoly dan Begg (2005, p388), Normalisasi adalah sebuah teknik

untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan property yang diinginkan, yang

akanmemberikan kebutuhan data bagi perusahaan. Relasi adalah sebuah table dengan

kolom dan baris.

Tahap – tahap normalisasi antara lain :

1. First Normal Form (1NF)

Sebelum memasuki tahap 1NF, status sebelum 1NF disebut dengan

Unormalized Form (UNF), yaitu sebuah table yang mengandung satu atau lebih

kelompok yang berulang.

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

65

First Normal Form adalah sebuah relasi dimana persimpangan dari setiap baris

dan kolom yang mengandung satu dan hanya satu nilai saja.

2. Second Normal Form (2NF)

Sebuah relasi dimana 1NF dan setiap atribut non-primary-key harus bergantung

secara fungsional pada primary key.

Primary key adalah kandidat yang terpilih untuk mengedentifikasi tuple secara

unik pada sebuah relasi. Sedangkan tuple adalah baris pada sebuah relasi.

Proses normalisasi 1NF ke 2NF melibatkan penghilangan partial dependencies.

Jika terdapat partial dependencies, maka atribut functionally dependent dari relasi

akan kehilangan dengan menepatkannya pada sebuah relasi baru bersama dengan

copy determinant mereka.

Full functional dependency adalah suatu keadaan dimana jika A dan B adalah

atribut, Bfull functionally dependent pada A jika B secara fungsional bergantung

pada A, tetapi bukan subset dari A.

3. Third Normal Form (3NF)

Sebuah relasi dimana bentuk 1NF dan 2NF, dimana tidak ada atribut yang

bukan primary key secara transitif bergantung pada primary key. Transitve

dependency adalah sebuah kondisi dimana A, B, dan C adalah atribut dari relasi

diamna AB dan BC, maka C adalah transitive dependency pada A melalui B.

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

66

2.1.10 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut George dan William (1995, p41) DFD merupakan alat bantu untuk

mendokumentasikan perancangan logis sistem agar dapat memenuhi kebutuhan

pemakai.

Menurut McLeod (2001,p401), Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi

grafis dari sistem yang menggunakan sejumlah simbol-simbol untuk mengilustrasikan

bagaimana aliran data melewati proses-proses yang saling berhubungan.

Simbol-simbol DFD yang digunakan untuk merepresentasikan:

1. Elemen lingkungan proses.

2. Proses.

3. Aliran data.

4. Penyimpanan data.

DFD dibagi 3 yaitu :

1. Diagram Hubungan

Menggambarkan hubungan sistem yang sedang dianalisis dengan eksternal entitynya.

2. Diagram Nol

Menggambarkan proses-proses penting yang ada pada sistem yang dianalisis dan

yang akan dibuat.

3. Diagram Rinci

Menggambarkan proses-proses yang lebih rinci mengenai sistem yang dianalisis dan

yang akan dirancang.

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

67

Simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan DFD, yaitu:

De Marco dan Yourdon Gane dan Sarson

Process

Data Store

Source/Sink

Data Flow

Tabel 2.1 Perbandingan simbol diagram aliran data berdasarkan De Marco dan

Yourdon dengn Gane dan Sarson

Terdapat beberapa peraturan yang harus diiuti saat menggambar DFD (Jeffrey A.

Hoffer, 2000,p286)

1. Process

- Tidak ada Proses yang hanya mempunyi output. Jika sebuah objek hanya

mempunyai output maka itu adalah source.

- Tidak ada proses yang hanya mempunyai input. Jika sebuah objek hanya

mempunyai input, maka itu adalah sink.

- Sebuah proses dilabeli dengan sebuah kata kerja

2. Data Store

- Data tidak dapat bergerak dari sebuah data store menuju data store lainnya. Data

dapat bergerak melalui proses.

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

68

- Data tidak dapat bergerak secara langsung dari source menuju data store. Data

harus bergerak melalui proses dimana data diterima dari data source dan

menempatkan data ke data store.

3. Source/Sink

- Data tidak dapat bergerak langsung dari source menuju sink. Data harus melalui

proses.

- Sebuah source/sink harus dilabeli dengan kata benda.

4. Data Flow

- Sebuah data flow hanya mempunyai satu arah diantara symbol

- Sebuah cabangan pada data flow berarti beberapa data yang sama menuju dua atau

lebih proses yang berbeda.

- Sebuah penggabungan pada data flow berarti data yang sama muncul dari dua atau

lebih proses menuju sebuah lokasi yang sama.

- Sebuah data flow tidak boleh menuju proses yang sama dengan sumber prosesnya

(rekursif). Harus ada minimal satu proses yang menangani data flow,

menghasilkan data flow, dan mengembalikan data flow menuju proses awal.

- Sebuah data flow menuju data store berarti memperbaharui (update atau delete)

data.

- Sebuah data flow dari data store berarti mengambil atau menggunakan data.

- Sebuah data flow mempunyai label berupa kata kerja. Bisa lebih dari satu kata

kerja yang muncul pada sebuah panah data flow dengan syarat semua aliran/flows

pada satu panah bergerak sebagai satu paket.

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

69

2.1.11 State Transition Diagram (STD)

STD merupakan suatu alat untuk membuat model yang menggambarkan sifat

ketergantungan pada waktu dari suatu sistem real time dan interaksi manusia pada

sistem online. STD pada mulanya digunakan untuk menggambarkan sistem pada waktu

sesungguhnya (Kowal, 1998, p331). Sistem real time adalah suatu kondisi

pengoperasian dalam waktu yang bersamaan dengan relasi waktu yang teratur atau

sudah diprediksi dengan keadaan yang sesungguhnya.

Ada 2 cara kerja sistem, yaitu pasif dan aktif. Sistem yang pasif tidak melakukan

kontrol tehadap lingkungan, tetapi cenderung memberikan relasi atau menerima data

saja. Sistem yang aktif melakukan kontrol terhadap lingkungan. Sistem sanggup

menerima sumber data eksternal dengan cepat dan dalam waktu singkat memberikan

jawaban pada lingkungannya.

Notasi State Transition Diagram

Menurut Yourdon (1993, p260-261) komponen-komponen utama dari STD adalah

state (status) dan arrows (panah) yang mewakili perubahan-perubahan state.

1. Keadaan sistem (system state)

Digambarkan dengan sebuah kotak persegi panjang, merupakan kumpulan

keadaan atau atribut dari sebuah sistem yang mencirikan sesuatu pada waktu

tertentu dan keadaan tertentu. Keadaan dari sistem tersebut dapat berupa menunggu

pemakai memasukkan password, menunggu perintah selanjutnya, dan lain-lain.

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

70

Ada dua jenis state, yaitu state awal dan state akhir, namun bisa terdapat lebih dari

satu state akhir.

Notasinya :

2. Perubahan keadaan (change of state)

Digambarkan dengan tanda panah yang menghubungkan dua state yang

berkaitan.

Notasinya :

3. Kondisi dan Aksi (conditions and actions)

Komponen kondisi menyebabkan suatu perubahan keadaan, sedangkan aksi

merupakan suatu tanggapan yang dilakukan sistem pada saat terjadinya sistem.

Notasinya:

2.2 Teori - teori Khusus

2.2.1 Lelang

2.2.1.1 Pengertian Lelang

Menurut situs yang beralamat pada alamat berikut ini,

http://www.gknsgr.com/index.asp?info=detailnems&id=9&bln=April&thn=2007 lelang

adalah penjualan barang dimuka umum termasuk melalui media elektronik yang

dipimpin dan atau dilaksanakan dihadapan Pejabat lelang, dengan cara penawaran harga

semakin menurun, dan atau dengan penawaran harga secara tertulis yang didahului

dengan usaha mengumpulkan para peminat.

Kondisi

Aksi

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

71

2.2.1.2 Risalah Lelang

Dalam setiap pelaksanaan lelang dibuat suatu berita mengenai pelaksanaan lelang

yang disebut Risalah Lelang. Risalah Lelang dibuat oleh pejabat Lelang dan salinannya

diberikan kepada Penjual/pemohon lelang, serta pembeli. Fungsi Risalah Lelang:

1. Bagi Penjual/pemohon lelang, sebagai bukti telah melaksanakan penjualan sesuai

dengan prosedur lelang.

2. Bagi pembeli lelang, sebagai akta jual beli.

3. Bagi Administrasi Lelang, sebagai pertanggungjawaban dan pelaporan atas

pelaksanaan lelang.

2.2.1.3 Kebaikan Lelang

Kebaikan lelang meliputi:

1. Adil, Karena bersifat terbuka/transparan

2. Aman, karena lelang disaksikan/dipimpin dan dilaksanakan oleh Pejabat Lelang

selaku pejabat umum yang bersifat independen. Sistem lelang mengharuskan pejabat

lelang meneliti kebenaran formal subjek dan objek lelang.

3. Cepat dan Efisien, karena pelaksanaan lelang didahului dengan pengumuman

sehingga peserta lelang dapat berkumpul pada hari lelang dan dengan pembayaran

secara tunai.

4. Kepastian Hukum, karena atas pelaksanaan lelang, pejabat lelang membuat Berita

Acara Lelang yang disebut Risalah Lelang.

5. Kompetitif. Mewujudkan harga yang wajar karena pembentukan harga lelang pada

dasarnya menggunakan sistem penawaran yang bersifat terbuka dan transparan.

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

72

2.2.2 Pengadaan Barang

2.2.2.1 Pengertian Pengadaan Barang

Menurut Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003, BAB 1, pasal 1, Pengadaan

barang pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang yang dibiayai dengan

APBN/APBD baik yang dilaksanakan sendiri oleh pengguna barang atau pihak lain.

2.2.2.2 Prinsip – prinsip Pengadaan Barang

Menurut Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003, BAB 1, pasal 3, Pengadaan

barang wajib menerapkan prinsip-prinsip :

1. Efisien

Pengadaan barang harus diusahaakn dengan menggunakan dana dan daya yang

terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya

dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Efektif

Pengadaan barang harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

3. Terbuka dan Bersaing

Pengadaan barang harus terbuka bagi penyedia barang yang memenuhi persyaratan

dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia barang yang setara

dan memenuhi syarat teretentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan

transparan.

4. Transparan

Page 66: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

73

Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang, termasuk syarat teknis

administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia

barang, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang yang berminat serta bagi

masyarakat luas pada umumnya.

5. Adil/Tidak Diskriminatif

Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang dan tidak

mengarah untuk member keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan atau alas

an apapun.

6. Akuntable

Harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan, maupun manfaat bagi kelancaran

pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan

prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang.

2.2.2.3 Etika Pengadaan Barang

Menurut Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003, BAB 1, pasal 5, pelaksanaan

pengadaan barang harus mematuhi etika sebagai berikut :

1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai

sasaran kelancaran dan ketetapan tercapainya tujuan pengadaan barang.

2. Bekerja secara professional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga

kerahasiaan dokumen pengadaan barang yang seharusnya dirahasiakan untuk

mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang.

3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah

terjadinya persaingan tidak sehat.

Page 67: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

74

4. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai

dengan kesepakatan para pihak.

5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang

terkait langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang.

6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Negara

dalam pengadaan barang.

7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan

tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau

tidak langsung merugikan Negara.

8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau menjanjikan untuk memberi atau menerima

hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat

diduga berkaitan dengan pengadaan barang.

2.2.2.4 Dokumen – dokumen yang Digunakan

Dokumen-dokumen pengadaan terdiri dari :

1. Dokumen prakualifikasi / kualifikasi

Dokumen prakualifikasi sekurang-kurangnya memuat :

a. Pengumuman prakulaifikasi yang memuat : lingkup pekerjaan, persyaratan

peserta, waktu dan tempat pengambilan dan pemasukan dokumen prakualifikasi.

b. Tata cara penilaian yang meliputi penilaian aspek administrasi, permodalan,

tenaga kerja, peralatan, pengalaman dengan menggunakan metode system gugur

atau system nilai (scoring system).

Page 68: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

75

2. Dokumen Lelang Umum

a. Undangan kepada penyedia barang yang mendaftar, sekurang-kurangnya memuat:

Tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk memperoleh dokumen pemilihan

penyedia barang dan keterangan lainnya.

Tempat, tanggal, hari, dan waktu pemberian penjelasan mengenai dokumen

pemilihan penyedia barang dan keterangan lainnya.

Tempat, tanggal, hari, dan waktu penyampaian dokumen penawaran.

Alamat tujuan pengiriman dokumen.

Jadwal pelaksanaan pengadaan barang sampai dengan penetapan penyediaan

barang.

b. Instruksi kepada peserta pengadaan barang sekurang-kurangnya memuat :

Lingkup pekerjaan, sumber dana, persyaratan dan kualifikasi peserta pengadaan

barang, jumlah dokumen penawaran yang disampaikan, dan peninjauan lokasi

kerja.

Isi dokumen pemilihan penyedia barang, penjelasan isi dokumen pemilihan

penyediaan barang, dan perubahan isi dokumen pemilihan penyediaan barang.

Persyaratan bahasa yang digunakan dalam penawaran, penulisan harga

penawaran, mata uang penawaran dan cara pembayaran, masa berlaku

penawaran, surat jaminan penawaran, usulan penawaran alternatif oleh pesera

pengadaan barang, bentuk penawaran, dan penandatanganan surat penawaran

barang.

Page 69: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

76

Cara penyampulan dan penandaan sampul penawaran, batas akhir waktu

penyampain penawaran, perlakuan terhadap penawaran yang terlambat, serta

larangan untuk perubahan dan penarikan penawaran yang telah masuk.

Prosedur pembukaan penawaran, kerahasiaan dan larangan, klarifikasi

dokumen penawaran, pemeriksaan kelenngkapan dokumen penawaran, koreksi

aritmatik, konversi ke dalam mata uang tunggal, sistem evaluasi penawaran

meliputi kriteria, formulasi dan tata cara evaluai, serta penilaian refernsi harga.

Penialaian kualifikasi dalam hal dilakukan pasca kualifikasi, krteria penetapan

pemenang pengadaaan barang, hak dan kewajiban pengguna barang untuk

menerima dan menolak salah satu atau semua penawaran, syarat

penandatanganan kontrak, dan surat jaminan pelaksanaan.

c. Syarat-syarat umum dan kontrak : maembuat batasan pengertian istilah yang

digunakan, hak, kewajiban, tanggung jawab termasuk tangung jawab pada

pekerjaan yang disubkontrakan, sangsi, penyelesaian perselisihan, dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, dalam pelaksanaan kontrak bagi para pihak.

d. Syarat-syarat khusus kontrak: merupakan bagian dokumen pemilihan penyediaan

barang yang memuat ketentuan-ketentuan yang lebih spesifik sebagaimana dirujuk

dalam pasal-pasal syarat-syarat umum kontrak, dan memuat perubahan,

penambahan atau penghapusan ketentuan dalam syarta-syarat umum kontrak, yang

sifatnya lebih mengikat dari syarat-syarat umu kontrak..

e. Daftar kuantitas dan harga : jenis dan uraian singkat pekerjaan yang akan

dilaksanakan atau barang yang akan dipasok, Negara asal barang, volume

Page 70: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

77

pekerjaan, harga satuan barang yang akan ditawarkan, komponen produksi dalam

negeri, harga total pekerjaan/barang, biaya satuan angkutan( khusus untuk

pengadaan barang), Pajak Pertambahab Nilai (PPN) dan pajak lainnya.

f. Khusus untuk pengadan barang, harga barang dalam negeri dan barang impor

harus dipisahkan. Jika barang dalam negeri, harus dijelaskan apakah harga tersebut

merupakan harga eks pabrik, eks gudang, atau dilapangan, sedangkan untuk

barang impor, hanya dijelaskan apakah harga tersebut merupakan harga free on

board (FOB) atau cost insurance and freight(CIF).

g. Spesifikasi teknis dan gambar : tidak mengarah pada merk/produk tertentu kecuali

untuk suku cadang/ komponen produk tertentu, tidak menutip digunakannya

produk dalam negeri, semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar

nasional, metode pelaksanaan harus logis, jadual waktu pelaksanaan pekerjaan

harus sesuai dengan metode pelaksanaan, macam/jenis, kapaasitas, dan jumlah

peralatan minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, syarat-syarat

kualifikasi dan jumlah personil inti yang diperkerjakan, syarat-syarat material yang

dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, gambar-gambar kerja harus lengkap

dan jelas, dan criteria kinerja produk yang diinginkan harus jelas.

h. Bentuk surat penawaran : merupakan pernyataan resmi mengikuti pengadaan

barang, pernyataan bahwa penawaran dibuat sesuai dengan peraturan pengadaan

barang, harga total penawaran dalam angka dan huruf, masa berlaku penawaran,

lamanya waktu penyelesaian pekerjaan, nilai jaminan penawaran dalam angka dan

huruf, kesanggupan memenuhi persyaratan yang ditentukan, dilampiri dengan

Page 71: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

78

daftar volume dan harga pekerjaan, dan ditandatangani oleh pimpinan/direktur

utama perusahaan atau yang dikuasakan di atas materai dan bertanggal.

i. Bentuk kontrak : memuat tanggal mulai berlakunya kontrak, nama dan alamat para

pihak, nama paket pekerjaan yang diperjanjikan, harga kontrak dalam angka dan

huruf, pernyataan bahwa kata dan ungkapan yang terdapat dalam syarat-syarat

umum/khusus kontrak telah ditafsirkan sama bagi para pihak, kesanggupan

penyedia barang yang ditunjuk untuk memperbaiki kerusakan pekerjaan atau

akibat pekerjaan, kesanggupan pengguna barang untuk membayar kepada

penyedia barang sesuai dengan jumlah harga kontrak, dan tanda tagan para pihak

di atas materai.

j. Bentuk surat jaminan penawaran : memuat nama dan alamat pengguna barang,

penyedia barang, dan pihak penjamin, nama paket pekerjaan yang dilelangkan,

besar jumlah jaminan penawaran dalam angka dan huruf, pernyataan pihak

penjamin bahwa jaminan penawaran dapat dicairkan dengan segera sesuai

ketentuan dalam jaminan penawaran, masa berlaku surat jaminan penawaran, batas

akhir waktu pengajuan, tuntutan pencairan surat jaminan penawaran oleh

pengguna barang kepada pihak penjamin, mengacu kepada Kitab UU Hukukm

Perdata, khusunya Pasal 1831 dan 1832, dan tanda tangan penjamin.

2.2.3 e-Procurement

Menurut Ashis K. Pani and Amit Agrahari (2007, p22), "Procurement

encompasses a range of activities such as information search, requisition request,

approval, purchase order, delivery receiving, and payment (operational activities), and

Page 72: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

79

identifying sourcing opportunities, negotiation, and contract (strategic activities)

(Gebauer & Segev, 2001).”, artinya Pengadaan meliputi berbagai kegiatan seperti

pencarian informasi, permintaan daftar permintaan, persetujuan, pesanan pembelian,

pengiriman penerimaan, dan pembayaran (kegiatan operasional), dan mengidentifikasi

peluang-peluang sourcing, negosiasi, dan kontrak (kegiatan strategis) (Gebauer &

Segev, 2001).

Sedangkan e-procurement adalah “Electronic procurement (e-procurement), has

been defined as the use of Internet-based information and communication technologies

(ICTs) in order to carry out one or more transactional or strategic procurement

activities.”, artinya Elektronik pengadaan (e-procurement) telah didefinisikan sebagai

penggunaan internet berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam rangka

untuk melaksanakan satu atau lebih transaksi atau kegiatan strategis pengadaan.

2.2.4 MySQL

Menurut Sidik (2003, pp1-2), MySOL merupakan software sistem manajemen

database (Database Management System - DBMS) yang sangat popular dikalangan

pemrograman web, terutama di lingkungan Linux dengan mengunakan script PHP,

maupun Perl. Software database ini telah tersedai juga dalam Platform system operasi

Windows.

Kepopuleran MySQL disebabkan karena kemudahannya untuk digunakan, cepat

secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan

skala menengah-kecil.

Page 73: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

80

Database MySQL tersedia secara bebas, dan dapat digunakan secara bebas oleh

semua orang. Database MySQL, merupakan database yang menjanjikan sebagai

alternative pilihan database yang dapat digunakan untuk sistem database yang dapat

digunakan untuk sistem database personal atau organisasi kita.

2.2.5 World Wide Web (WWW)

World Wide Web, merupakan dasar untuk membuat apliksai berbasis web atau

Web Based Application. World Wide Web merupakan salah satu dari sekian banyak

layanan yang disediakan oleh jaringan internet. Sebenarnya masih banyak fasilitas-

fasilitas yang disediakan oleh internet seerti E-mail, Telnet, FTP dan sebagainya.

Bahkan layanan-layanan tersebut hingga saat ini masih terus bertambah dan

berkembang.

Menurut Mannino (2003,p638) World Wide Web merupakan aplikasi yang paling

popular diantara aplikasi-aplikasi lainnya di internet. Dengan menggunakan WWW kita

dapat melakuka browsing halaman web yang terdapat di computer manapun yang

terhubung ke jaringan Internet. Standar yang menjadi dasar layanan WWW di Internet

adalah Hypertext. Transfer Protocol (HTTP). HTTP membentuk suatu Session anatara

browser dan web server. Selama terbentuk session browser dan web server akan saling

berinteraksi mengirim dan menerima file yang berisi halaman-halaman web. Tiap-tiap

halaman web memiliki alamat unik tertentu yang disebut sebagai Uniform Resource

Locator (URL). URL dibagi menjadi tiga bagian, bagian peratama menunjukan protocol

yang digunakan sebagai server, bagian kedua menunjukan alamat computer yang berada

di jaringan Internet yang berisi suatu file. Alamat computer ini akan diterjemahkan

Page 74: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

81

kedalam alamat dengan format numericI yang biasa disebut sebagai IP address. Bagian

ketiga dari URL menujukkan direktori dan nama file halaman web yang berada di dalam

suatu computer pada jaringan Internet.

Contoh dari halaman URL adalah sebagai berikut

http://www.microsoft.com/product/default.html, http:// menunjukan bagian pertama dari

URL, www.microsoft.com menunjukkan bagian ketiga dari URL.

2.2.6 Professional Home Page (PHP)

Menurut Vaswani (2005, p7) PHP pada awalnya adalah kepanjangan dari Personal

Home Page, lalu berubah menjadi Professional Home Page sedangkan kiki nama

resminya adalah PHP Hypertext Prepocessor adalah bahas pemrograman yang

memungkinkan kita untuk membuat logika bisnis yang canggih kedalaam halaman

website static kita. PHP menjadi bahasa yang sangat cepat popular untuk data-driven

web applications karena PHP sangat luas dukungannya terhadap bermacam-macam

sistem database.

Biasanya PHP ditanam ke dalam dokumen HTML biasa dan akan diproses oleh

server ketika halaman web kita di-request oleh client melalui browser. Karena PHP

diproses di server maka kita tidak perlu khawatir apabila script kita nanti dilihat orang

lain. Script PHP tidak dapat dilihat dari client, karena PHP hanya akan menampilkan

HTML sebagai hasil dari proses request dari client yang dilakukan di server.

Fitur-fitur PHP antara lain adalah sebagai berikut:

1. Simplicity, PHP menggunakan syntax yang logis dan konsisten dan karena hal

tersebut bahasa tersebut menjadi lebih mudah dipahami

Page 75: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis data 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00086-IF Bab 2.pdf · perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan

82

2. Portability, PHP dapat berjalan pada berbagai macam platform. Platform tersebut

diantaranya adalan UNIX, LINUX, Windows OS/2 dan Mac OS.

3. Speed, PHP dapat dijalankan lebih cepat dibandingkan bahasa-bahasa script sisi

server sejenis.

4. Open Source, penggunaan PHP tidak dipungut biaya secara komersial, karena PHP

dapat digunakan secara gratis.

5. Extensible, PHP mendukung proses perkembangan untuk aplikasi di masa depan.

6. Mendukung XML dan database, tidak perlu khawatir jika kita memiliki data dari

dokumen XML, karena PHP sudah mendukung penggunaan file XML dan

mendukung juga banyak database.