53
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Ricky W. Griffin mengartikan manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran atau tujuan secara efektif dan efisien. Dijelaskan oleh Coulter (2011:36) efisiensi di manajemen berhubungan dengan penggunaan sumber daya.Suatu aktifitas dianggap efisien jika sumber daya yang digunakan tidak tinggi (untuk meminimalisir waste resource).Efektif di manajemen berhubungan dengan pencapaian tujuan.Suatu aktifitas dianggap efektif bila pencapaian tujuan dirasa tinggi. Sedangkan menurut P. Robbin (2007:8), pengertian manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Efisiensi adalah memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil, digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu secara benar. Sedangkan efektivitas adalah menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai, digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu yang benar. Jadi dapat disimpulkan berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni yang melakukan perencanaan, pengelolaan, tindakan aksi dan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya yang tersedia di suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

15

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Strategi

2.1.1 Pengertian Manajemen

Menurut Ricky W. Griffin mengartikan manajemen adalah sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya

untuk mencapai sasaran atau tujuan secara efektif dan efisien.

Dijelaskan oleh Coulter (2011:36) efisiensi di manajemen berhubungan

dengan penggunaan sumber daya.Suatu aktifitas dianggap efisien jika sumber

daya yang digunakan tidak tinggi (untuk meminimalisir waste resource).Efektif di

manajemen berhubungan dengan pencapaian tujuan.Suatu aktifitas dianggap

efektif bila pencapaian tujuan dirasa tinggi.

Sedangkan menurut P. Robbin (2007:8), pengertian manajemen adalah

proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut

terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Efisiensi

adalah memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil, digambarkan

sebagai melakukan segala sesuatu secara benar. Sedangkan efektivitas adalah

menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai,

digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu yang benar.

Jadi dapat disimpulkan berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli,

bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni yang melakukan perencanaan,

pengelolaan, tindakan aksi dan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya

yang tersedia di suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan secara

efisien dan efektif.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

16

2.1.2 Fungsi Manajemen

Menurut David dan David (2015:194), fungsi manajemen terdiri dari

lima aktvitas dasar: planning, organizing, motivating, staffing, dan

controlling.

• Fungsi Prencanaan (Planning)

Perencanaan terdiri dari semua kegiatan manajerial yang berkaitan

dengan mempersiapkan masa depan. Tugas-tugas tertentu termasuk

forecasting, menetapkan sasaran, merancang strategi, mengembangkan

kebijakan, dan menetapkan tujuan.

• Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian mencakup semua kegiatan manajerial yang

menghasilkan struktur hubungan tugas dan wewenang daerah tertentu

meliputi desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, deskripsi pekerjaan,

spesifikasi pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, koordinasi,

desain pekerjaan, dan analisis pekerjaan.

• Motivating

Memotivasi melibatkan upaya diarahkan membentuk perilaku

manusia. Topik tertentu meliputi kepemimpinan, komunikasi, kelompok

kerja, modifikasi perilaku, pendelegasian wewenang, job enrichment,

kepuasan kerja, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasi, moral

karyawan, dan moral manajerial.

• Staffing

Aktivitas seperti merekrut, mewawancara, menguji, memilih,

melakukan orientasi, pelatihan dan pengembangan, memelihara,

mengevaluasi, memberikan penghargaan, melakukan tindak disiplin,

mempromosikan, mentransfer, dan mengeluarkan karyawan.Aktivitas

penunjukkan staf memainkan peran utama dalam mengimplementasi

strategi untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan.

• Controlling

Mengontrol mengacu pada semua kegiatan manajerial diarahkan

memastikanbahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan.

Bidang utama yang menjadi perhatian termasuk kontrol kualitas, kontrol

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

17

keuangan, kontrol penjualan, inventory control, kontrol biaya, analisis

varian, penghargaan, dan sanksi.

2.1.3 Pengertian Strategi

Menurut A. Halim, strategi merupakan suatu cara dimana sebuah

lembaga atau organisasi akan mencapai tujuannya sesuai peluang dan

ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta kemampuan internal dan

sumber daya.Menurut Stephanie K. Marrus, strategi adalah suatu proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka

panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana

agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Sedangkan Fred R. David (2011:15) menyatakan bahwa strategi

merupakan sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang akan dicapai.

Serta strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan

manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

strategi merupakan proses penentuan rencana dengan tujuan jangka panjang

yang akan dicapai guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk

mencapai tujuan perusahaan.

2.1.4 Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategi terdiri dari analisis, keputusan dan tindakan

organisasi melakukan dalam rangka menciptakan dan mempertahanakan

keunggulan kompetitif (Dess, 2005).Definisi ini menangkap dua elemen

utama dalam bidang manajemen strategi.

Pertama, manajemen strategi dari suatu organisasi memerlukan tiga

proses yang sedang berlangsung: analisis, keputusan dan tindakan. Artinya,

manajemen strategi berkaitan dengan analisis tujuan strategi (visi, misi, dan

tujuan strategi) bersama dengan analisis internal dan lingkungan eksternal

organisasi.Perusahaan harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk

menerapkan strategi mereka. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

18

mengalokasikan, diperlukan sumber daya dan merancang organisasi untuk

membawa strategi yang ditujukan untuk realitas.

Kedua, inti dari manajemen strategi adalah studi tentang mengapa

beberapa perusahaan mengungguli yang lain. Dengan demikian, manajer

perlu menentukan bagaimana perusahaan untuk bersaing sehingga dapat

memperoleh keuntungan yang berkelanjutan selama periode waktu yang

panjang. (Prasetio Aji: 2015)

2.1.5 Manfaat Manajemen Strategi

Menurut David dan David (2015:48), manajemen strategis

memungkinkan sebuah organisasi untuk lebih produktif alih-alih kreatif

dalam membangun masa depannya; manajemen strategis memungkinkan

suatu organisasi untuk mengarahkan dan mempengaruhi (alih-alih sekedar

memberikan respon pada) berbagai aktivitas dan dengan demikian

mengontrol takdirnya sendiri.Secara historis, manfaat utama dari manajemen

strategis untuk membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih

baik melalui penggunaan pendekatan terhadap pilihan strategi yang lebih

sistematis, logis dan rasional.

2.2 Analisis Lingkungan Makro, Meso dan Mikro

2.2.1 Analisis Lingkungan Makro

Lingkungan umum dalam perekonomian yang mempengaruhi kerja,

kinerja, pengambilan keputusan dan strategi dari semua kelompok bisnis

pada saat yang sama dikenal sebagai Lingkungan Makro. Lingkungan makro

adalah hal yang dinamis oleh sebab itu terus mengalami perubahan.Ini

merupakan kekuatan-kekuatan luar yang tidak berada di bawah kendali

perusahaan, tetapi memiliki dampak yang kuat pada fungsi perusahaan.Itu

sebabnya, lingkungan makro juga disebut sebagai lingkungan eksternal.

Lingkungan makro berada pada contextuallevel yang terdiri dari

kekuatan global seperti perkembangan ekonomi, perkembangan demografi,

perkembangan politik, perkembangan teknologi dan perkembangan sosial.Hal

ini fokus pada kekuatan eksternal yang membahas tingkat kontekstual. Dalam

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

19

melakukan analisis makro pada level kontekstual maka kita dapat

menggunakan STEEP analysis (Social developments, Technological

developments, Economical developments, Environmental developments, and

Political developments).

STEEP analysis adalah alat yang biasa digunakan dalam pemasaran

untuk mengevaluasi perbedaan faktor-faktor eksternal yang berdampak pada

organisasi.Hal ini penting bagi setiap bisnis untuk mempertimbangkan

beberapa kekuatan eksternal sebelum mengambil keputusan.STEEP analysis

sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan gambaran

rinci tentang faktor eksternal dalam menentukan tren. Hal ini juga membantu

untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa depan.

• Social

Perkembangan sosial termasuk faktor-faktor seperti demografi

perilaku konsumen, agama, gaya hidup, nilai-nilai, dan iklan.

• Technological

Aspek teknologi pada STEEP analysis sangat berfokus pada

kemajuan teknologi, seperti inovasi, komunikasi, energi, transportasi,

penelitian dan pengembangan, peraturan paten dan siklus hidup produk.

• Economic

Kondisi ekonomi sangat terkait dengan posisi beli konsumen.Pada

langkah ini, faktor-faktor seperti suku bunga, perdagangan internasional,

pajak, tabungan, inflasi, subsidi, ketersediaan lapangan kerja dan

kewirausahaan.

• Environmental

Perkembangan lingkungan melibatkan faktor ekosistem seperti air,

angin, makanan, tanah, energi, polusi dan peraturan lingkungan.

• Political

Perkembangan politik bisa sangat mempengaruhi individu dan

organisasi. Hal ini penting untuk menyadari kemungkinan pergeseran

kekuasaan yang akan datang. Perkembangan politik dapat mempengaruhi

lingkungan, antitrust, pasar keuangan, perdagangan, dan jenis lain dari

hukum. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan termasuk stabilitas

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

20

politik, regulasi monopoli, kebijakan pajak, peraturan harga perlindungan

konsumen, yurisdiksi dan serikat pekerja (Forsight Cards.2015.Macro,

Meso and Micro Environment. Diperoleh 11-26-2016 dari

https://foresightcards.com/background-information/macro-meso-and-

micro-environment/)

2.2.2 Analisis Lingkungan Meso

Lingkungan meso berada di antara lingkungan makro dan mikro.Meso berada

pada transactional level yang terdiri dari kekuatan pasar seperti pemasok,

penawaran dan permintaan, distribusi, pesaing dan strategi aliansi. (Forsight

Cards.2015.Macro, Meso and Micro Environment. Diperoleh 11-26-2016 dari

https://foresightcards.com/background-information/macro-meso-and-micro-

environment/)

1. Pemasok

Pemasok (suplier) adalah sebutan bagi orang atau perusahaan yang

menjual dan menyalurkan barang secara kontinu (terus menerus) kepada

lembaga ataupun perusahaan. Barang yang biasanya di suplay adalah

bahan mentah yang akan diolah kembali oleh perusahaan atau pabrik

menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Jadi, barang tersebut bukanlah

barang untuk dijual dengan keadaan yang sama, melainkan harus melalui

proses pengolahan. Dan barang tersebut cenderung sebagai pendukung

kegiatan usaha atau produksi.Suplier juga dapat menyalurkan barangnya

kepada distributor.

2. Penawaran dan Permintaan

Permintaan dalam istilah ekonomi disebut demand adalah jumlah barang

dan jasa yang berada di pasar dengan harga tertentu dan pada waktu

tertentu yang akan dibeli oleh konsumen. Penawaran dalam istilah

ekonomi disebut supply adalah sejumlah barang yang dijual atau

ditawarkan oleh penjual pada suatu harga dan waktu tertentu.

Faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan:

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

21

• Perilaku konsumen / selera konsumen

• Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap

• Pendapatan/penghasilan konsumen

• Perkiraan harga di masa depan

• Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen

Faktor yang memperngaruhi penawaran:

• Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

• Tujuan perusahaan

• Pajak

• Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap

• Prediksi / perkiraan harga di masa depan

1. Distribusi

Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan

mempermudah penyampaian barang atau jasa dari produsen kepada

konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan.

Kegiatan distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani

suatu produksi dan konsumsi suatu barang agar barang dan jasa yang di

tawarkan akan sampai tepat kepada para konsumen sehingga kegunaan

yang di dapat dari barang dan jasa tersebut akan semakin maksimal

setelah di konsumsi.

Tujuan Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh individu atau lembaga

sebagai berikut :

• Kelangsungan hidup kegiatan produksi terjamin. Produsen atau

perusahaan membuat barang dengan tujuan dijual untuk

memperoleh keuntungan. Dari hasil penjualan tersebut dapat

digunakan untuk melakukan proses produksi kembali sehingga

kelangsungan hidup perusahaan tetap terjamin.

• Barang atau jasa hasil produksi dapat bermanfaat bagi konsumen.

Barang atau jasa produksi tidak akan ada artinya bila tetap berada

di tempat produsen. Barang atau jasa tersebut akan bermanfaat

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

22

bagi konsumen yang membutuhkan setelah ada kegiatan

distribusi.

• Konsumen dapat memperoleh barang dengan mudah. Tidak semua

barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen dapat dibeli secara

langsung dari produsen. Ada barang-barang atau jasa-jasa tertentu

yang memerlukan kegiatan penyaluran atau distribusi dari

produsen ke konsumen agar konsumen mudah untuk

mendapatkanya.

Fungsi distribusi dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:

• Fungsi pertukaran

Fungsi pertukaran menunjuk pada pemilihan barang yang akan

dibeli agar penjualan dapat dilakukan dengan harga, pelayanan,

kualitas barang yang diinginkan oleh konsumen.

• Fungsi penyediaan fisik

Fungsi penyediaan fisik menunjuk pada pemindahan barang

secara fisik, yaitu meliputi pengumpulan, penyimpanan,

pemilihan, dan pengangkutan barang.

• Fungsi penunjang

Fungsi penunjang membantu dan melengkapi fungsi pertukaran

dan fungsi penyediaan fisik agar terlaksana dengan baik.Kegiatan

penunjang tersebut meliputi pelayanan purna jual, promosi dan

informasi.

Terdapat dua macam sistem distribusi, yaitu:

• Distribusi langsung

Distribusi langsung adalah sistem distribusi yang dilakukan

produsen dengan cara menjual langsung kepada konsumen tanpa

perantara.

• Distribusi tidak langsung

Distribusi tidak langsung adalah sistem distribusi yang dilakukan

produsen dengan cara menggunakan jasa perantara dalam menjual

hasil produksinya.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

23

2. Pesaing

Pesaing adalah mereka yang mengejar sasaran pasar yang sama.

Perusahaan harus terus membandingkan produk, harga, distribusi,

promosi dengan pesaingnya. Ada empat tingkat persaingan perusahaan

dengan melihat hal-hal sebagai berikut:

• Persaingan merk

Pesaing adalah perusahaan lain yang menawarkan produk atau

jasa sejenis kepada pelanggan dengan harga relatif sama.

• Persaingan industri

Pesaing adalah semua perusahaan yang membuat jenis produk

yang sama.

• Persaingan bentuk

Pesaing adalah semua produk manufaktur perusahaan yang

memberikan jasa yang sama.

• Persaingan umum

Pesaing adalah semua perusahaan yang bersaing untuk

mendapatkan konsumen yang sama.

3. Strategi Aliansi

Aliansi adalah hubungan jangka panjang kontraktual antara dua atau

lebih organisasi otonom dan mandiri (yaitu perusahaan), yang dirancang

untuk mencapai tujuan bersama dan tujuan individu dengan berbagi dan /

atau menciptakan sumber daya.

Strategi aliansi adalah suatu kegiatan dimana pihak yang

berkepentingan memiliki suatu interest dimasa yang akan datang, maka

dengan menyumbangkan sumber daya dan keunggulan kompetitif yang

dimiliki pada hal baru akan menghasilkan suatu nilai baru. Tujuan utama

dari strategi aliansi adalah memungkinkan suatu perusahaan untuk

mencapai tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai dengan usaha

sendiri.Keuntungan yang di dapat perusahaan dari aliansi adalah seperti

akses untuk sumber daya, skala ekonomi, berbagi resiko dan biaya, akses

ke pasar baru, pembelajaran, reputasi, fleksibilitas dan sebagainya.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

24

Sedangkan kerugian dari aliansi adalah seperti resiko finansial dan

organisasi, hilangnya keputusan otonomi, hambatan pembelajaran,

kehilangan informasi kepemilikan, kompleksitas manajemen dan

sebagainya.

2.2.3 Analisis Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro didefinisikan sebagai lingkungan terdekat, di mana

perusahaan beroperasi.Lingkungan mikro mengacu pada lingkungan yang

bersentuhan langsung dengan organisasi bisnis dan dapat mempengaruhi

kegiatan rutin bisnis secara langsung. Lingkungan mikro juga dikenal dengan

nama lingkungan internal atau task environment.

Lingkungan mikro berada pada organizational level yaitu melibatkan

kekuatan-kekuatan yang mengatasi lingkungan internal perusahaan, seperti

visi, misi, strategi, sumber daya, kompetensi, proses, produk dan jasa.

(Forsight Cards.2015.Macro, Meso and Micro Environment. Diperoleh 11-26-

2016 dari https://foresightcards.com/background-information/macro-meso-

and-micro-environment/)

1. Visi dan misi

Visi adalah pandangan jauh tentang suatu perusahaan ataupun lembaga

dan lain-lain, visi juga dapat di artikan sebagai tujuan perusahaan atau

lembaga dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuannya tersebut

pada masa yang akan datang atau masa depan. Visi tidak dapat dituliskan

secara lebih jelas karena menerangkan mengenai detail gambaran sistem

yang di tujunya, ini disebabkan perubahan ilmu serta situasi yang sulit

diprediksi selama masa yang panjang.

Di bawah ini beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu

pernyataan Visi, diantaranya meliputi:

• Berorientasi ke depan.

• Tidak dibuat berdasarkan kondisi pada saat ini.

• Mengekspresikan kreatifitas.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

25

• Berdasar pada prinsip nilai-nilai yang mengandung penghargaan bagi

masyarakat.

Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh

perusahaan atau lembaga dalam usaha mewujudkan Visi tersebut. Misi

perusahaan di artikan sebagai tujuan dan alasan mengapa perusahaan atau

lembaga itu dibuat. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan-

batasan proses pencapaian tujuan.

2. Strategi

Menurut David (2011:15) strategi adalah sarana yang memiliki tujuan

jangka panjang bagi perusahaan. Strategi bisnis mencakup ekspansi

geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,

divestasi, likuidasi, dan usaha patungan (joint venture). Strategi adalah

aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan

sumber daya perusahaan dalam jumlah besar.Jadi strategi adalah sebuah

tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan.

3. Sumber daya

Sumber daya adalah faktor produksi yang terdiri atas tanah, tenaga kerja

dan modal yang di pakai dalam kegiatan ekonomi untuk menghasilkan

barang dan jasa serta mendistribusikannya.

4. Kompetensi

Perusahaan perlu menetapkan, mempertahankan, dan mengembangkan

kompetensi inti untuk meraih keunggulan dalam persaingan di

pasar.Kompetensi inti perusahaan kapabilitas yang dimiliki atau dapat

dilakukan oleh perusahaan secara khusus, baik, dan strategis sehingga

menciptakan keunggulan kompetitif yang bertahan lama.Sebuah

kompetensi inti adalah kompetensi di mana perusahaan sangat mahir yang

memungkinkan sebuah perusahaan menyerahkan nilai unik kepada para

pelanggan.Dengan memahami kompetensi inti, perusahaan bisa

berinvestasi pada kekuatan-kekuatan yang membedakan mereka

ketimbang pesaing dan menetapkan strategi yang mempersatukan

keseluruhan organisasi.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

26

Kompetensi inti adalah kombinasi yang harmonis dari beragam

sumberdaya dan keahlian yang membedakan perusahaan di pasar. Oleh

sebab itu, konsep kompetensi inti tidak diterapkan untuk level

SBU (Strategic Business Unit), melainkan kombinasi sumberdaya

dikendalikan pada level organisasi. Kompetensi inti tersebut berujung

kepada pengembangan produk/jasa inti yang kemudian bisa dipergunakan

untuk membangun/menciptakan banyak produk/jasa bagi konsumen

akhir.

Kompetensi inti merupakan hasil pembelajaran secara kolektif di dalam

perusahaan, khususnya dalam mengkoordinasikan berbagai keahlian

produksi dan mengintegrasikan berbagai teknologi.Ia dikembangkan

melalui proses peningkatan secara terus menerus dalam periode waktu

yang panjang, namun bukanlah sebuah perubahan besar semata.

5. Proses

Proses Bisnis

Suatu kumpulan dari aktivitas (task) atau pekerjaan terstruktur yang

saling berhubungan untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau

yang menghasilkan suatu keluaran (produk/output) atau layanan (demi

meraih tujuan tertentu) dan mendukung pencapaian tujuan serta sasaran

strategis dari suatu organisasi.

Suatu proses bisnis yang baik harus mempunyai tujuan mengefektifkan,

mengefisienkan dan meningkatkan produktifitas dari suatu organisasi.

Tahapan dalam melakukan proses bisnis:

a. Analisis Kegiatan Usaha

Dalam tahapan ini manajemen perusahaan bersama pemilik

perusahaan melakukan diskusi dan analisis tentang kegiatan usaha

yang akan dijalankan oleh perusahaan, misalnya usaha dibidang

industri, perdagangan atau jasa. Hal ini dilakukan agar manajemen

mengetahui serta menentukan proses bisnis yang akan digunakan

oleh perusahaan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

27

b. Penentuan Proses Bisnis

Pada tahapan ini manajemen akan membuat atau menentukan bentuk

proses bisnis dari usaha yang telah dipilih oleh perusahaan tersebut,

mulai dari proses bisnis tentang jenis biaya-biaya yang dikeluarkan

sampai dengan proses bisnis memperoleh pendapatan atau

penghasilan.

c. Pelaksanaan Proses Bisnis

Tidak kalah pentingnya dari penentuan proses bisnis dari perusahaan

adalah pelaksanaan proses bisnis itu sendiri, karena sebaik apapapun

suatu proses bisnis tetapi tidak dilaksanakan tidak akan bermanfaat

bagi perusahaan. Sehingga sangat penting bagi setiap bagian atau

divisi dan karyawan perusahaan untuk menjalankan dengan benar

seluruh proses bisnis yang telah dibuat oleh pihak manajemen

perusahaan.

d. Evaluasi Proses Bisnis

Untuk mengetahui apakah suatu proses bisnis telah dijalankan oleh

semua karyawan bagian atau divisi dari perusahaan dan apakah

proses bisnis tersebut telah memberikan manfaat bagi perusahaan,

maka diperlukan suatu evaluasi dari pelaksanaan proses bisnis

tersebut. Suatu evaluasi dapat dilakukan setiap bulan, setiap tiga

bulan, setiap enam bulan atau setiap tahun, tergantung kebijakan

manajemen perusahaan. Akan tetapi suatu evaluasi akan lebih efektif

apabila dilakukan setiap bulan. Dengan seringnya melakukan

evaluasi terhadap pelaksanaan proses bisnis, maka akan diperoleh

suatu proses bisnis yang paling memberikan manfaat bagi

perusahaan.

Proses Produksi

Proses produksi adalah kegiatan yang mengkombinasikan faktor-faktor

produksi (man, money, material, method) yang ada untuk menghasilkan

suatu produk, baik berupa barang atau jasa yang dapat diambil nilai

lebihnya atau manfaatnya oleh konsumen. Sifat proses produksi adalah

mengolah, yaitu mengolah bahan baku dan bahan pembantu secara

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

28

manual dengan menggunakan peralatan, sehingga menghasilkan suatu

produk yang nilainya lebih dari barang semula.

Produk atau barang adalah hasil kegiatan produksi yang mempunyai

sifat-sifat fisik dan kimia, serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

dengan saat produk tersebut dikonsumsi atau digunakan.Adapun jasa

adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak mempunyai sifat-sifat baik

fisik maupun kimia serta tidak ada jangka waktu antara saat produksi

dengan saat dikonsumsi.

Dalam pengelolaan proses produksi terdapat beberapa karakteristik

tertentu, yaitu:

1. Proses produksi

a. Proses produksi langsung

Proses produksi yang meliputi produksi primer yaitu produksi alam

langsung, misalkan perikanan, pertambangan, dan sebagainya.

Produksi sekunder yaitu proses produksi yang memberikan nilai lebih

dari barang yang sudah ada, misalkan kayu untuk membangun rumah,

jembatan, dan sebagainya.

b. Produksi tidak langsung

Proses produksi yang hanya memberikan hasil dari keahlian atau

produk dalam bentuk jasa, misalkan kesehatan oleh dokter, perbaikan

mesin kendaraan oleh montir dan sebagainya.

2. Sifat proses produksi

a. Proses ekstraktif

Proses produksi dengan mengambil langsung dari alam

b. Proses analitik

Proses produksi yang berupa kegiatan memisahkan suatu barang

menjadi bermacam-macam barang yang hampir menyerupai

bentuk aslinya.

c. Proses fabrikasi

Proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk produk

baru.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

29

d. Proses sintetik

Proses mengkombinasi beberapa bahan kedalam suatu bentuk

produk, proses ini sering disebut dengan proses perakitan.

3. Jangka waktu produksi

a. Proses produksi terus menerus

Proses produksi yang menggunakan fasilitas-fasilitas produksi

untuk menghasilkan produk yang dilakukan secara terus menerus

tanpa terpengaruh kondisi musim atau cuaca dan waktu. Sifat

produknya hanya beberapa jenis dan diproduksi dalam skala

besar.

b. Produksi secara terputus-putus

Proses produksi yang kegiatan produksinya berjalan tidak setiap

saat, tetapi tergantung beberapa hal seperti berdasarkan pesanan,

musim dan sebagainya.

6. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan konsumen.Kualitas produk merupakan

pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai

nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.Oleh karena itu

perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan

membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan

pesaing.

Klasifikasi Produk

Produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok:

a. Berdasarkan wujudnya

Produk berdasarkan wujudnya dapat diklasifikasikan kedalam dua

kelompok utama, yaitu:

1. Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa

dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,

dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

30

2. Jasa

Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang

ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti

halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan

sebagainya.

b. Berdasarkan daya tahan

Produk berdasarkan aspek daya tahan dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu:

1. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang

biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam

kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya:

sabun, pasta gigi, minuman kaleng, dan sebagainya.

2. Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya

bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur

ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun

lebih). Contohnya: lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-

lain.

Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumennya dan

untuk apa produk tersebut dikonsumsi.

a. Barang Konsumen

Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk

kepentingan konsumen akhir (individu atau rumah tangga),

dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang konsumen dapat

dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Convenience Goods merupakan barang yang pada

umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi

(sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera dan

memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan

dan pembelianya.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

31

2. Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan

pembelianya, dibandingkan oleh konsumen diantara

berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding

meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing.

Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.

3. Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik

atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok

konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk

membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas

barang-barang mewah, dengan merek dan model yang

spesifik, seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal.

4. Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh

konsumen atau kalaupun sudah diketahui oleh

konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk

membelinya. Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan

tanah pekuburan.

b. Barang industri

Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh

industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis). Barang

industri digunakan untuk keperluan selain di konsumsi

langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain atau untuk

dijual kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi tiga

kelompok, yaitu:

1. Material and part, merupakan barang yang seluruhnya

atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok

ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan

jadi dan suku cadang.

2. Capital Items, merupakan barang tahan lama (long

Lasting) yang memberi kemudahan dalam

mengembangkan atau mengelola produk jadi.

3. Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan

lama serta jasa yang memberi kemudahan dalam

mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk jadi.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

32

Tingkatan Produk

Produk dapat dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu:

1. Manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada

konsumen.

2. Bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh

panca indera.

3. Serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi

yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu

produk.

4. Sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan

oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh

pesaing.

5. Semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami

oleh suatu produk dimasa datang.

Sumber: https://foresightcards.com/background-information/macro-meso-and-micro-environment/, 2015

Gambar 2. 1 Lingkungan Makro Meso Mikro

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

33

2.3 Konsep Manajemen Strategi

2.3.1 Model Manajemen Strategi Komperehensif

Menurut David dan David (2015:47) Proses manajemen strategi dapat

dipelajari dan diterapkan menggunakan model manajemen strategi.

Manajemen strategi memiliki detail-detail aktivitas kunci yang akan

memperjelas proses perencanaan strategi pada perusahaan, sebagaimana yang

ditunjukkan pada model manajemen strategi komprehensif (Gambar 2.2)

Gambar 2. 2 Model Manajemen Strategi Komprehensif

Sumber:David dan David (2015:47)

Langkah 1: Membuat pernyataan visi dan misi

Mengidentifikasi visi, misi, tujuan dan strategi yang dimiliki suatu organisasi

saat ini merupakan titik mula yang logis untuk manajemen strategi sebab situasi dan

kondisi perusahaan saat ini mungkin menghalangi strategi tertentu dan bahkan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

34

mendikte langkah aksi khusus. Visi, misi, tujuan, dan strategi memberikan gambaran

jelas mengenai kemana arah organisasi akan melangkah.

Langkah 2: Melakukan audit eksternal

Proses melakukan audit eksternal harus melibat para manajer dan karyawan.

Menganalisis lingkungan eksternal merupakan langkah yang menentukan

keberhasilan proses strategi. Manajer di setiap organisasi perlu untuk melakukan

analisis eksternal. Dalam menganalisis lingkungan eksternal, para manajer harus

mengkaji lingkungan khusus dan umum untuk melihat kecenderungan dan perubahan

apa yang terjadi. Setelah menganalisis lingkungan, manajer perlu menilai apa yang

mereka pelajari tentang peluang yang dapat digunakan organisasi, dan ancaman yang

harus dihadapi. Peluang adalah tren positif dalam faktor lingkungan eksternal,

ancaman adalah tren yang negatif.

Menurut David dan David (2015:227), dalam analisis eksternal, ada lima

kategori yang perlu diperhatikan:

A. Kekuatan Ekonomi

David dan David (2015:229) menyatakan bahwa faktor ekonomi

memiliki dampak langsung pada daya tarik potensi dari berbagai strategi.

Sedangkan Pearce dan Robinson (2008:112) menyatakan bahwa faktor

ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian di mana suatu

perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kemakmuran

relatif dari berbagai segmen pasar, maka setiap perusahaan harus

mempertimbangkan tren ekonomi pada segmen yang mempengaruhi

industrinya.

B. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Menurut David dan David (2015:231), perubahan sosial, budaya,

demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang besar atas hampir semua

produk, jasa, pasar, dan konsumen. Organisasi-organisasi kecil, besar, laba

dan nirlaba di semua industri akan dicemaskan dan ditantang oleh peluang

dan ancaman yang muncul dari perubahan pada variabel sosial, budaya,

demografis dan lingkungan.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

35

C. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum

Pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi,

deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi.

Faktor-faktor politik, pemerintahan, dan hukum dapat merepresentasikan

peluang atau ancaman utama bagi organisasi kecil maupun besar. (David dan

David, 2015:232)

D. Kekuatan Teknologi

David dan David (2015:236) menyatakan bahwa kemajuan teknologi

dapat secara dramatis mempengaruhi organisasi, produk, jasa, pasar,

pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur, praktik

pemasaran dan posisi kompetitif. Kemajuan teknologi dapat menciptakan

pasar baru, meningkatkan produk, dan mengubah posisi biaya relatif

kompetitif dalam suatu industri.

E. Kekuatan Kompetitif

Kekuatan-kekuatan yang paling kuat menentukan profitabilitas dari

suatu industri sehingga menjadi hal terpenting dalam formulasi strategi.

Persaingan dalam suatu industri berakar dari perekonomian yang

mendasarinya, dan terdapat kekuatan kompetitif yang melampaui para pihak

yang bersaing dalam suatu industri. (Pearce dan Robinson, 2008:123).

Langkah 3: Melakukan audit Internal

Menurut David dan David (2015:190),melakukan audit internal

membutuhkan pengumpulan dan pemaduan informasi mengenai enam kategori,

yaitu:

a. Kekuatan manajemen

b. Kekuatan pemasaran

c. Kekuatan keuangan atau akuntansi

d. Kekuatan produksi atau operasional

e. Kekuatan penelitian dan pengembangan

f. Kekuatan sistem informasi manajemen

Analisis internal harus membawa penilaian yang jelas tentang sumber daya

organisasi dan kemampuan dalam melakukan berbagai kegiatan fungsional yang

berbeda. Segala kegiatan yang dilakukan organisasi dengan baik atau segala sumber

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

36

daya unik yang dimilikinya disebut kekuatan. Sedangkan kegiatan yang tak dapat

dilakukan oleh organisasi dengan baik atau sumber daya yang diperlukan tapi tak

dimiliki disebut kelemahan. Golongan analisis eksternal dan internal disebut dengan

analisis SWOT, karena ini adalah suatu analisis kekuatan (strengths), kelemahan

(weakness), peluang, (opportunities), dan ancaman (threats) organisasi.

Langkah 4: Menetapkan Tujuan Jangka Panjang

Hasil yang diharapkan suatu organisasi dalam kurun waktu beberapa tahun

dinamakan sasaran jangka panjang. Sasaran seperti ini biasanya meliputi bidang-

bidang berikut, yaitu : profitabilitas, return on 18 investment, posisi bersaing,

teknologi, produktivitas, hubungan karyawan, tanggung jawab sosial dan

pengembangan karyawan.

Langkah 5: Membuat, Mengevaluasi, dan Memilih Strategi

Sampai pada proses perumusan strategi ini, pengelola harus memiliki

gambaran yang jelas tentang tindakan terbaik yang harus dilakukan dan keunggulan

bersaing yang diharapkan. Langkah selanjutnya adalah menilai pilihan-pilihan

strategi dan selanjutnya mempersiapkan program yang dirancang untuk mencapai

misi, sasaran, dan tujuan perusahaaan. (Hubeis & Najib 2014:26)

Langkah 6: Mengemplementasikan Strategi Isu-Isu Manajemen

Setelah strategi dirumuskan, strategi harus diimplementasikan. Strategi hanya

bagus jika implementasi tersebut bagus. Tanpa peduli betapa efektifnya perusahaan

telah merencanakan strateginya, perusahaan tersebut tidak dapat berhasil jika strategi

itu tidak diimplemtasikan dengan semestinya.

Menurut Hubeis & Najib (2014:27), melakukan pengimplementasian strategi

dengan memperhatikan isu-isu manajemen yang paling penting dalam proses

pengimplementasian strategi. Isu–isu manajemen bagi penerapan strategi meliputi

penetapan tujuan tahunan, pembuatan kebijakan, alokasi sumber daya, perubahan

struktur organisasi yang ada, restrukturisasi dan rekayasa ulang, perbaikan program

penghargaan dan insentif, dan sebagainya.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

37

Langkah 7: Mengimplementasikan strategi – Pemasaran, keuangan, akutansi,

litbang, SIM

Melakukan pengimplementasian strategi dengan menyoroti isu-isu

pemasaran, keuangan / akuntansi, litbang, dan SIM yang penting untuk penerapan

strategi yang efektif. Di dalam menerapakan strategi yang efektif diperlukan adanya

dukungan dan kerja sama dari setiap bagian dari perusahaan tersebut.

Langkah 8: Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja

Menurut David dan David (2015:375), evaluasi strategi diperlukan untuk

semua ukuran dan jenis organisasi. Evaluasi strategi harus memulai pertanyaan

manajerial dari ekspetasi dan asumsi, harus memicu review tujuan dan nilai-nilai, dan

harus mendorong kreativitas dalam menghasilkan alternatif dan merumuskan kriteria

evaluasi.

Setiap perusahaan mempunyai perbedaan dalam proses merumuskan dan

mengerahkan kegiatan manajemen strateginya. Perusahaan dengan banyak produk,

pasar atau teknologi, cenderung menggunakan sistem manajemen strategi yang lebih

rumit. Tetapi terlepas dari perbedaan dalam hal rincian dan tingkat formalitas ini,

komponen dasar dari model-model yang digunakan untuk menganalisis operasi

manajemen strategi ini sangat mirip.

2.3.2 Tingkatan Strategi

Menurut Hubies & Najib(2014:73), perusahaan yang mengelola lebih dari lini

bisnis umumnya memiliki tiga tingkatan dalam pengembangan strateginya, yaitu

strategi pada tingkat korporat, strategi pada unit bisnis, dan strategi pada tingkat

fungsional.

1. Strategi Korporat

Menurut Wheelen dan Hunger (2012), strategi ini menggambarkan

keseluruhan arah perusahaan dalam hal sikap umum kearah pertumbuhan dan

pengelolaan berbagai bisnis dan lini produknya. Strategi korporasi ini

biasanya sesuai dengan tiga kategori utama stabilitas, pertumbuhan, dan

penghematan.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

38

2. Strategi Bisnis

Menurut Hubies & Najib, (2014:84), pengertian strategi di tingkat

bisnis adalah sekumpulan komitmen dan tindakan perusahaan yang terpadu

dan terkoordinasi yang digunakan untuk mendapatkan keunggulan bersaing

dengan mengeksploitasi kompetensi inti dalam pasar produk yang spesifik.

Sedangkan Wheelen dan Hunger (2012) menyatakan bahwa strategi

ini biasanya terjadi pada unit bisnis atau tingkat produk, dan menekankan

peningkatan posisi kompetitif dari produk atau jasa perusahaan dalam industri

atau segmen pasar tertentu yang dilayani oleh unit bisnis. Strategi bisnis

dikelompokkan menjadi dua kategori secara keseluruhan, yaitu strategi

kompetitif dan strategi kooperatif.

3. Strategi Fungsional

Menurut Hubies & Najib (2014:81), strategi fungsional adalah

aktivitas jangka pendek dalam perusahaan yang harus dikembangkan oleh

setiap bidang fungsi perusahaan untuk mengimplementasikan strategi

korporat dan strategi bisnis pada masing-masing departemen.Strategi

fungsional harus dapat menerjemahkan pemikiran pada strategi korporat dan

strategi bisnis menjadi suatu tindakan guna mencapai tujuan tahunan.Fungsi-

fungsi dasar yang umumnya terdapat dalam perusahaan antara lain fungsi

produksi operasi, fungsi pemasaran, fungsi keuangan dan fungsi pengelolaan

sumber daya manusia.

Sedangkan menurut Wheelen dan Hunger (2012), strategi fungsional

adalah pendekatan yang dilakukan oleh area fungsional untuk mencapai

tujuan dan strategi unit bisnis perusahaan dengan memaksimalkan

produktivitas sumber daya. Hal ini berkaitan dengan pengembangan dan

pemeliharaan kompetensi untuk memberikan keunggulan kompetitif pada

perusahaan atau unit bisnis.

2.3.3 Jenis Strategi Alternatif

David dan David (2015:134) menyatakan bahwa strategi alternatif

yang dapat dijalankan perusahaan terbagi menjadi empat jenis

dikelompokkan menjadi sebelas tindakan. Banyak organisasi menjalankan

dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat

sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh, sehingga harus ditetapkan strategi

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

39

yang menjadi prioritas utama untuk dijalankan. Strategi alternatif yang dapat

dijalankan perusahaan adalah sebagai berikut:

2.3.3.1 Strategi Integrasi

a. Integrasi ke Depan (Forward Integration)

Menurut (David dan David, 2015:137), integrasi ke depan

(Forward Integration) berkaitan dengan usaha untuk memperoleh

kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau

pengecer.Enam pedoman integrasi ke depan dapat menjadi sebuah strategi

yang efektif.

• Ketika distributor organisasi saat ini menjadi sangat mahal, atau tidak

dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan distribusi

perusahaan.

• Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas begitu terbatas untuk

menawarkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan-perusahaan yang

melakukan integrasi ke depan.

• Ketika sebuah organisasi berkompetisi di industri yang tengah tumbuh

dan diharapkan akan terus berkembang pesat, ini menjadi sebuah

faktor karena integrasi ke depan mengurangi kemampuan organisasi

untuk mendiversifikasi industri dasarnya.

• Ketika sebuah organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya

manusia yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru pendistribusian

produk-produknya sendiri.

• Ketika keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi, ini menjadi

pertimbangan karena organisasi dapat meningkatkan kemampuan

memprediksi permintaan untuk outputnya melalui integrasi ke depan.

• Ketika distributor atau peritel yang ada saat ini memiliki margin laba

yang tinggi, situasi ini menyiratkan bahwa sebuah perusahaan dapat

mendistribusikan produknya sendiri secara menguntungkan dan

menetapkan harganya secara kompetitif melalui integrasi ke depan.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

40

b. Integrasi ke Belakang (Backward Integration)

Menurut (David dan David, 2015:139), integrasi ke belakang

(Backward Integration) adalah sebuah strategi yang mengupayakan

kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan.

Strategi tersebut sangat tepat ketika pemasok perusahaan yang ada saat ini

tidak bisa diandalkan, terlampau mahal, atau tidak mampu memenuhi

kebutuhan perusahaan. Tujuh pedoman integrasi ke belakang dapat

menjadi sebuah strategi yang efektif:

• Ketika pemasok organisasi saat ini menjadi sangat mahal atau tidak

dapat diandalkan atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan

akan onderdil, komponen, barang rakitan, atau bahan mentah.

• Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak.

• Ketika industri bersaing di sebuah industri yang berkembang pesat, ini

merupakan faktor karena strategi jenis integratif mengurangi

kemampuan organisasi untuk melakukan diversifikasi di industri yang

tengah mengalami kemerosotan.

• Ketika organisasi memiliki baik modal mampun sumber daya manusia

untuk mengelola bisnis pemasokan bahan mentahnya sendiri yang

baru.

• Ketika keuntungan dari harga yang stabil sangat penting ini menjadi

faktor karena organisasi dapat menstabilkan biaya bahan mentahnya

dan biaya-biaya lain yang terkait dengan produknya melalui integrasi

ke belakang.

• Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, yang

menunjukkan bahwa bisnis pemasokan produk atau jasa di suatu

industri layak untuk dikembangkan.

• Ketika organisasi perlu mengakuisisi atau memperoleh sumber daya

yang dibutuhkannya secara cepat.

c. Integrasi Horisontal

Integrasi horisontal (Horizontal Integration) mengacu pada

strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

41

atas pesaing perusahaan. Lima pedoman integrasi horisontal dapat

menjadi sebuah strategi yang efektif:

• Ketika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik di

suatu wilayah atau kawasan tertentu tanpa bertentangan dengan aturan

pemerintah yang melarang “penguasaan substansial” untuk

menghambat persaingan.

• Ketika organisasi bersaing di sebuah indutri yang sedang berkembang.

• Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan

kompetitif yang besar.

• Ketika organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya manusia

yang dibutuhkan untuk mengelola dengan baik organisasi yang

berekspansi.

• Ketika pesaing melemah karena kurangnya keterampilan manajerial

atau kebutuhan sumber daya tertentu yang dimiliki sebuah organisasi.

2.3.3.2 Strategi Intensif

a. Penetrasi Pasar (Market Penetration)

Penetrasi pasar (Market Penetration) adalah strategi yang

mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada

di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Lima

pedoman penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:

• Ketika pasar saat ini belum jenuh dngan produk atau jasa tertentu

• Ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat dinaikkan secara

signifikan.

• Ketika pangsa pasar pesaing utama menurun sementara total

penjualan industri meningkat.

• Ketika korelasi antara pengeluaran penjualan dollar dan pemasaran

dollar secara historis tinggi.

• Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan

kompetitif yang besar.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

42

b. Pengembangan Pasar (Market Development)

Pengembangan pasar (Market Development) meliputi pengenalan

produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang

baru. Enam pedoman pengembangan pasar dapat menjadi sebuah strategi

yang efektif:

• Ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan,

tidak mahal, dan berkualitas baik.

• Ketika organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya.

• Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum muncul

jenuh.

• Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang

dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi.

• Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih.

• Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi

global dalam cakupannya.

c. Pengembangan Produk (Product Development)

Pengembangan produk (Product Development) adalah sebuah strategi

yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki

atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Lima pedoman

pengembangan produk dapat menjadi sebuah strategi yang efektif

• Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di

tahap kematangan dari siklus hidup produk, gagasannya disini adalah

menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk baru

(yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan

produk atau jasa organisasi saat ini.

• Ketika organisasi berkompetisi di industri yang ditandai oleh

perkembangan teknologi yang cepat.

• Ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik

dengan harga yang sebanding.

• Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat

pertumbuhan tinggi.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

43

• Ketika organisasi memiliki penelitian yang kuat dan kemampuan

pengembangan.

2.3.3.3 Strategi Deversifikasi

a. Diversifikasi Terkait

Diversifikasi terkait adalah sebuah strategi untuk menambah

produk atau jasa yang baru namun masih berkaitan. Enam pedoman

diversifikasi terkait dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:

• Ketika organisasi berkompetisi di sebuah industri yang tidak

mengalami pertumbuhan atau yang pertumbuhannya lambat.

• Ketika menambah produk yang baru namun terkait akan secara

signifikan mendongkrak penjualan produk saat ini.

• Ketika produk yang baru namun terkait dapat ditawarkan dengan harga

yang sangat bersaing.

• Ketika produk yang baru namun terkait memiliki tingkat penjualan

musiman yang dapat mengimbangi puncak dan jurang penjualan yang

ada saat ini di perusahaan.

• Ketika produk organisasi yang ada saat ini sedang dalam tahap

penurunan dari siklus hidup produk.

• Ketika organisasi memiliki tim manajemen yang kuat.

b. Diversifikasi Tak Terkait

Diversifikasi tak terkait adalah sebuah strategi untuk menambah

produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan. Sepuluh pedoman

diversifikasi tak terkait dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:

• Ketika pendapatan dari produk atau jasa yang saat ini dimiliki

organisasi akan meningkat secara signifikan dengan penambahan

produk baru yang tidak terkait.

• Ketika organisasi bersaing di sebuah industri yang sangat kompetitif

dan/atau tidak mengalami pertumbuhan sebagaimana diindikasikan

oleh margin laba dan pengembalian industri yang rendah.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

44

• Ketika saluran distribusi organisasi saat ini dapat digunakan untuk

memasarkan produk-produk baru kepada konsumen yang ada.

• Ketika produk baru memiliki pola penjualan kontrasiklis bila

dibandingakan dengan produk organisasi saat ini.

• Ketika industri dasar suatu organisasi mengalami penurunan dalam

penjualan dan laba tahunan.

• Ketika organisasi memiliki modal dan talenta manajerial yang

dibutuhkan untuk bersaing dengan baik di industri baru.

• Ketika organisasi memiliki peluang untuk membeli bisnis tak terkait

yang menarik secara investasi.

• Ketika ada sinergi finansial antara perusahaan yang diakuisisi dan

mengakuisisi.

• Ketika pasar yang ada sudah jenuh dengan produk organisasi saat ini.

• Ketika aksi antitrust dapat didakwakan terhadap organisasi yang secara

historis telah berkonsentrasi pada satu jenis industri.

2.3.3.4 Strategi Defensif

a. Penciutan

Penciutan terjadi manakala sebuah organisasi melakukan

pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan aset untuk

membalik penjualan dan laba yang menurun. Kadang kala disebut

pembalikan atau strategi reorganisasional, penciutan dirancang untuk

memperkuat kompetensi khusus dasar suatu organisasi. Lima pedoman

tentang kapan penciutan dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif:

• Ketika perusahaan memiliki kompetensi yang khusus tetapi gagal

untuk secara konsisten memenuhi maksud dan tujuannya secara

konsisten dari waktu ke waktu.

• Ketika perusahaan adalah salah satu dari pesaing yang paling lemah di

industri.

• Ketika perusahaan terbebani oleh ketidakefisienan, profitabilitas yang

rendah, semangat kerja karyawan yang buruk, dan tekanan dari

pemegang saham untuk memperbaiki organisasi.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

45

• Ketika perusahaan gagal untuk memanfaatkan peluang eksternal,

meminimalkan ancaman eksternal, mengambil keuntungan dari

kekuatan internal, dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke

waktu, yaitu ketika manajer strategis organisasi telah gagal

menjalankan tugasnya (dan mungkin akan digantikan oleh orang yang

lebih kompeten).

• Ketika perusahaan telah berkembang sedemikian besar dalam waktu

cepat sehingga diperlukan reorganisasi internal besar-besaran.

b. Divestasi

Divestasi adalah menjual satu divisi atau sebagian dari suatu

organisasi disebut dengan divestasi. Divestasi sering dipakai untuk

mendapat modal guna akuisisi atau investasi strategis lebih jauh. Divestasi

dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi penciutan untuk

membebaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang

membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang tidak begitu sesuai dengan

aktivitas-aktivitas perusahaan yang lain. Enam pedoman tentang kapan

divestasi dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif:

• Ketika organisasi menjalankan strategi penciutan dan gagal untuk

mencapai perbaikan yang diperlukan.

• Ketika sebuah divisi membutuhkan lebih banyak sumber daya baru

agarlebih kompetitif dari yang dapat disediakan perusahaan.

• Ketika sebuah divisi bertanggung jawab untuk kinerja keseluruhan

perusahaan yang buruk.

• Ketika sebuah divisi tidak mampu menyesuaikan diri dengan

keseluruhan organisasi. Hal ini disebabkan karena pasar, pelanggan,

manajer, karyawan, nilai, dan kebutuhan yang secara radikal berbeda.

• Ketika sejumlah besar uang dibutuhkan secara dalam waktu dekat dan

tidak dapat di peroleh dengan cara lain.

• Ketika tindakan antitrust pemerintah mengancam organisasi.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

46

c. Likuidasi

Likuidasi (liquidation) adalah menjual seluruh aset perusahaan, secara

terpisah-pisah sesuai dengan nilai yang terlihat untuk menutup semua

kredit atau utang. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan

konsekuensinya bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara emosional.

Tiga pedoman likuidasi dapat menjadi sebuah strategi yang efektif:

• Ketika sebuah organisasi sudah menjalankan strategi penciutan dan

divestasi, dan tidak ada satu pun yang berhasil.

• Ketika satu-satunya alternatif bagi organisasi hanyalah menyatakan

diri bangkrut. Likuidasi mempresentasikan cara yang sistematis dan

terencana untuk mendapatkan sebesar mungkin uang tunai dari

penjualan aset perusahaan. Perusahaan dapat secara legal

mengumumkan dirinya bangkrut dan kemudian melikuidasi berbagai

divisi untuk menghasilkan modal yang dibutuhkan.

• Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian

mereka dengan menjual aset perusahaan.

2.4 Kerangka Perumusan Strategi yang Komprehensif

David dan David (2015:258) menyatakan bahwa teknik-teknik

perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan kedalam pengambilan

keputusan dengan tiga tahap seperti pada Gambar 2.3 berikut:

Sumber: David dan David (2015:258)

Gambar 2. 3 Kerangka Analisis Perumusan Strategi

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

47

2.4.1 Tahap Input

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekadar kegiatan pengumpulan

data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-

analisis.Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal

dan data internal. (Freddy Rangkuti, 2015:24).

David dan David (2015:259) menyatakan bahwa tahap input

memberikan masukan dasar informasi untuk tahap pencocokan dan tahap

keputusan serta alat input memerlukan strategi untuk mengukur subjektivitas

selama tahap-tahap awal proses perumusan strategi.

Membuat keputusan yang kecil dalam matriks input mengenai

kepentingan relatif dari faktor eksternal dan internal yang memungkinkan

strategi untuk lebih efektif menghasilkan dan mengevaluasi strategi alternatif.

Tahap input berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk

merumuskan startegi. Tahap ini merupakan kerangka perumusan yang terdiri

dari Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), Matriks Evaluasi Faktor

Internal (IFE), dan Matriks Profil Kompetitif (CPM) (Siavashan dan Khari,

2012:68).

a. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Menurut David dan David (2015:216), matriks evaluasi faktor internal

(IFE) alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis dan juga menjadi

landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara area

tersebut.

Tabel 2. 1 Matriks IFE

Faktor-Faktor Internal Utama

Bobot Peringkat Skor Bobot

Kekuatan

1

2

3

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

48

Kelemahan

1

2

3

Total

Sumber: David (2015)

Sumber: David (2011)

b. Matrks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Menurut David dan David (2015:244), matriks evaluasi faktor eksternal

(EFE) memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan

mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan,

politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif. Matriks ini

digunakan sebagai sarana mengumpulkan informasi dari lingkungan indsutri

dan umum. Dalam matriks ini, faktor lingkungan yang berpengaruh

didentifikasi kemudian dievaluasi dan diprioritaskan peluang dan ancaman.

Gambar 2. 4 Contoh Matriks IFE

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

49

d

a

l

a

m

b

e

n

t

u

k

Sumber: David (2015)

Sumber: David (2011)

Faktor-Faktor

Eksternal

Utama

Bobot Peringkat Skor Bobot

Peluang

1

2

3

Ancaman

1

2

3

Total

Tabel 2. 2 Matriks EFE

Gambar 2. 5 Contoh Matriks EFE

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

50

c. Matriks Profil Kompetitif ( CPM)

Menurut David dan David (2015:245), matriks profil kompetitif (CPM)

mengidentifikasi pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan

kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis

perusahaan sampel.Faktor keberhasilan penting dalam matriks profil

kompetitif mencakup baik isu-isu internal maupun eksternal.

Tabel 2. 3 Matriks CPM

Perusahaan 1 Perusahaan 2 Perusahan 3

Faktor-faktor

Keberhasilan

Penting

Bobot Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor

Iklan 0.2 1 0.2 4 0.8 3 0.6

Kualitas

Produk

0.1 4 0.4 3 0.3 2 0.2

Daya Saing

Harga

0.1 3 0.3 2 0.2 4 0.4

Manajemen 0.1 4 0.4 3 0.2 3 0.3

Posisi

Keuangan

0.15 4 0.6 2 0.3 3 0.45

Loyalitas

Konsumen

0.1 4 0.4 3 0.3 2 0.2

Ekspansi

Global

0.2 4 0.8 1 0.2 2 0.4

Pangsa Pasar 0.05 1 0.05 4 0.2 3 0.15

TOTAL 1.00 3.15 2.5 2.20

Sumber : David dan David (2015:247)

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

51

2.4.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap pencocokan dalam kerangka perumusan strategi terdiri dari

lima teknik yang dapat digunakan yaitu Matriks Kekuatan – Kelemahan –

Peluang – Ancaman (Strengths – Weakness – Opportunity – Threats –

SWOT), Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (Strategic Position

and Action Evaluation – SPACE), Matriks Internal - Eksternal (Internal –

Eksternal – IE), dan Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix). Alat-

alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input untuk

memadukan peluang dan ancaman eksternal dan kekuatan dan kelemahan

internal(David dan David, 2015:258).

a. Matriks Kekuatan – Kelemahan – Peluang – Ancaman (SWOT)

Matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang

membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi: Strategi SO

(kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST

(kekuatan ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman). Mencocokkan

faktor-faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian tersulit dalam

mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik—

dan tidak ada satu pun paduan yang paling benar (David dan David,

2015:259).

- Strategi SO (SO Strategies) memanfaatkan kekuatan internal perusahaan

untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.Semua manajer

tentunya menginginkan organisasi mereka berada dalam posisi di mana

kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari

berbagai tren dan kejadian eksternal. Secara umum, organisasi akan

menjalankan strategi WO, ST, atau WT untuk mencapai situasi di mana

mereka dapat melaksanakan Strategi SO. Jika sebuah perusahaan

memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk

mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Tatkala sebuah

organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan

berusaha untuk menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.

- Strategi WO (WO Strategies) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan

internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

52

Terkadang, peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki

kelemahan internal yang menghalanginya untuk memanfaatkan peluang

tersebut.

- Strategi ST (ST Strategies) menggunakan kekuatan sebuah perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.Hal ini

bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi

ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.

- Strategi WT (WT Strategies) merupakan taktik defensif yang diarahkan

untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman

eksternal.Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman

eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang

membahayakan.Dalam kenyataannya, perusahaan semacam itu mungkin

harus berjuang untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan,

menyatakan diri bangkrut atau memilih likuidasi.

Tabel 2. 4 Matriks SWOT

IFE

EFE

STRENGTHS (S)

� Tentukan 5-10

faktor kekuatan

internal

WEAKNESSES (W)

� Tentukan 5-10 faktor

kelemahan internal

OPPORTUNITIES (O)

� Tentukan 5-10

faktor peluang

eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan peluang

THREATS (T)

� Tentukan 5-10

faktor ancaman

eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk menghindari ancaman

Sumber: David dan David (2015:261)

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

53

b. Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (SPACE)

Matriks SPACE atau dapat juga disebut Matriks Posisi Strategis dan

Evaluasi Tindakan, menunjukkan apakah strategi yang paling sesuai untuk

organisasi adalah strategi agresif, konservatif, defensif, atau kompetitif.

Sumbu Matriks SPACE menujukkan dua dimensi internal kekuatan financial-

FS dan keunggulan kompetitif-CA dan dua dimensi eksternal stabilitas

lingkungan-ES dan kekuatan industri-IS. (David dan David,2015:262)

Sumber: David dan David (2015:262)

c. Matriks Internal - Eksternal ( IE)

Matriks IE (Internal-External) memposisikan berbagai divisi suatu

organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada dua

dimensi kunci: skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total

pada sumbu y. Setiap divisi dalam suatu organisasi harus membuat Matriks

IFE dan Matriks EFE dalam kaitannya dengan organisasi.

Gambar 2. 6 Matriks SPACE

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

54

Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai

implikasi strategi yang berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi

yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuhdan

membangun (grow and build). Strategi yang intensif (penetrasi pasar,

pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrasi (integrasi ke

belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) bisa menjadi yang

paling tepat bagi divisi-divisi ini. Kedua, divisi-divisi yang masuk dalam sel

III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan

mempertahankan(hold and maintain); penetrasi pasar dan pengembangan

produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi

ini. Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau

IX adalah panen atau divestasi(harvest or divest). Organisasi yang berhasil

mampu mencapai portofolio bisnis yang masuk atau berada di seputar sel I

dalam Matriks IE(David dan David, 2015:272).

Gambar 2. 7 Matriks Internal Eksternal (IE)

Sumber: David dan David (2015:271)

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

55

d. Matriks Grand Strategy

Matriks strategi besar telah menjadi sebuah alat yang popular untuk

merumuskan strategi alternatif.Semua organisasi dapat diposisikan di salah

satu dari empat kuadran strategi Matriks Strategi Besar.Matriks strategi besar

didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif dan pertumbuhan

pasar (industri). Srategi yang tepat untuk mempertimbangkan organisasi di

tampilkan dalam urutan daya tarik di setiap kuadran matriks tersebut.

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam kuadran I Matriks Strategi

Besar memiliki posisi strategis yang sempurna.Untuk perusahaan-perusahaan

tersebut, konsentrasi pada pasar (penetrasi pasar dan pengembangan pasar)

dan produk (pengembangan produk) yang ada saat ini merupakan strategi

yang sesuai.Bukan hal yang bijak bagi sebuah perusahaan Kuadran I untuk

beralih secara mendasar dari keunggulan kompetitifnya yang sudah

mapan.Bila perusahaan Kuadran I memiliki kelebihan sumber daya, maka

integrasi kebelakang, integrasi kedepan, atau integrasi horizontal dapat

menjadi strategi efektif.Ketika suatu perusahaan Kuadran I terlalu berpatokan

dengan satu produk tertentu, diversifikasi terkait kiranya dapat membantu

mengurangi resiko yang berkaitan dengan lini produk yang

sempit.Perusahaan-perusahaan Kuadran I memiliki sumber daya yang

memadai untuk mengambil keuntungan dari berbagai peluang eksternal yang

muncul di banyak bidang.Mereka bisa mengambil resiko secara agresif jika

perlu.

Perusahaan-perusahaan yang terletak pada Kuadran II perlu secara

serius mengevaluasi pendekatan mereka terhadap pasar. Walaupun industri

mereka tengah tumbuh, mereka tidak mampu bersaing secara efektif, dan

mereka perlu mencari tahu mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak

efektif, dan bagaimana perusahaan memperbaiki daya saingnya.Oleh karena

perusahaan-perusahaan di Kuadran II berada di industri dengan pasar yang

bertumbuh cepat, startegi intensif (sebagai kebalikan dari strategi integratif

atau diversifikasi) biasanya menjadi pilihan pertama untuk di

pertimbangkan.Namun demikian, jika perusahaan kurang memiliki

kompetensi khusus atau keunggulan kompetitif, integrasi horizontal dapat

menjadi alternatif lain yang baik.Sebagai pilihan terakhir, divestasi atau

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

56

likuidasi dapat dipertimbangkan. Divestasi dapat menyediakan dana yang

diperlukan untuk mengakuisisi bisnis lain atau membeli kembali saham.

Organisasi-organiasi Kuadaran III bersaing di industri yang

pertumbuhannya lambat serta memiliki posisi kompetitif lemah.Berbagai

perusahaan ini harus segera membuat perubahan drastis untuk menghindari

penurunan lebih jauh dan kemungkinan likuidasi.Pengurangan (penciutan)

biaya dan asset yang ekstensif harus dilakukan pertama kali.Strategi

altenatifnya adalah dengan mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke

bidang yang lain (diversifikasi).Jika kesemuanya itu gagal, pilihan terakhir

untuk bisnis Kuadran III adalah divestasi atau likuidasi.

Terakhir bisnis-bisnis Kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang

kuat namun berada di dalam industri yang pertumbuhannya lambat.

Perusahaan-perusahaan ini memiliki kekuatan untuk mengadakan program

diversifikasi ke bidang-bidang pertumbuhan baru yang lebih menjanjikan:

karakteristik perusahaan-perusahaan Kuadran IV adalah memiliki tingkat arus

kas yang tinggi serta kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas dan

sering kali menjalankan strategi diversifikasi terkait atau tidak terkait dengan

berhasil. Perusahaan-perusahaan Kuadran IV juga bisa melakukan usaha

patungan (David dan David, 2015:273).

Gambar 2.8 Matriks Grand Strategy

Sumber: David dan David (2015:274)

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

57

e. Matriks GE-McKinsey

Matriks GE(General Electric)-McKinsey nine-box adalah alat strategi

yang memberikan pendekatan sistematis pada korporasi multi bisnis untuk

mengutamakan investasi diantara unit-unit bisnisnya.Sedangkan pengertian

GE-McKinsey sendiri adalah kerangka yang mengevaluasi portofolio bisnis,

menyediakan implikasi strategi lebih lanjut dan membantu untuk

memprioritaskan investasi yang dibutuhkan untuk setiap unit bisnis (Business

Unit).

Sumber:https://www.strategicmanagementinsight.com/tools/ge-mckinsey-

matrix.html ,2014

Matriks sembilan kotak menggambarkan unit bisnis pada sembilan sel

yang menunjukkan apakah perusahaan harus berinvestasi dalam produk,

panen/divestasi, atau melakukan penelitian lebih lanjut tentang produk dan

investasi di dalamnya jika masih ada beberapa sumber daya yang tersisa.Unit

bisnis dievaluasi pada dua sumbu, yaitu daya tarik industri (industry

attractiveness) dan kekuatan kompetitif unit (competitive strength of a unit).

Gambar 2. 9 Matriks GE-McKinsey

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

58

1. Daya Tarik Industri ( Industry Attractiveness)

Daya tarik industri menunjukkan seberapa sulit atau mudahnya bagi

perusahaan untuk bersaing di pasar dan mendapatkan

keuntungan.Keuntungan lebih industri tersebut yang menjadikan daya

tarik lebih. Ketika mengevaluasi daya tarik industri, para analisis harus

melihat bagaimana sebuah industri akan berubah dalam jangka panjang

dibandingkan dalam waktu dekat, karena investasi yang dibutuhkan untuk

produk biasanya membutuhkan komitmen jangka panjang.

Daya tarik industri terdiri dari beberapa faktor yang secara kolektif

menentukan tingkat persaingan didalamnya. Berikut beberapa faktor yang

paling umum:

• Tingkat pertumbuhan jangka panjang

• Ukuran industri

• Profitabilitas industri: hambatan masuk, hambatan keluar, kekuatan

Supplier, kekuatan pembeli, ancaman subsitusi, dan barang

komplemen yang tersedia

• Struktur industri

• Perubahan siklus hidup produk

• Perubahan permintaan

• Tren harga

• Faktor lingkungan makro

• Musim

• Ketersediaan tenaga kerja

• Segmentasi pasar

2. Kekuatan kompetitif unit ( Competitive Strength of a Business Unit)

Pada sumbu X, matriks tersebut mengukur seberapa kuat dalam hal

persaingan unit bisnis tertentu melawan pesaingnya. Dengan kata lain,

manajer mencoba untuk menentukan apakah sebuah unit bisnis memiliki

keunggulan kompetitif yang berkelanjutan atau tidak. Berikut beberapa

faktor yang menentukan kekuatan kompetitif unit bisnis, yaitu:

• Total pangsa pasar

• Pertumbuhan pasar dibandingkan pesaing

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

59

• Kekuatan brand (nilai merek)

• Profitabilitas perusahaan

• Kesetiaan pelanggan

• Kekuatan unit bisnis perusahaan dalam faktor penentu keberhasilan

• Tingkat diferensiasi produk

• Fleksibiltas produksi

Keuntungan dan Kerugian Matriks GE-McKinsey

• Keuntungan

1. Membantu untuk mengutamakan sumber daya yang terbatas agar

mencapai hasil yang terbaik.

2. Manajer menjadi lebih sadar tentang bagaimana produk atau unit

bisnis perusahaan dijalankan.

3. Matriks ini merupakan kerangka portofolio bisnis yang lebih baik dari

matriks BCG.

4. Mengidentifikasi langkah-langkah strategi perusahaan yang

diperlukan untuk meningkatkan kinerja portofolio bisnisnya.

• Kerugian

1. Membutuhkan konsultan atau orang yang sangat berpengalaman

untuk menentukan daya tarik dan kekuatan unit bisnis industri

seakurat mungkin.

2. Hal ini cukup mahal untuk dilakukan.

3. Hal ini tidak memperhitungkan sinergi yang terdapat diantara dua atau

lebih unit bisnis.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

60

Gambar 2. 10 Implikasi Investasi Matriks GE-McKinsey

Sumber: https://www.strategicmanagementinsight.com/tools/ge-mckinsey-

matrix.html ,2014

Ada implikasi investasi yang berbeda dimana industri harus ikuti, tergantung

pada kotak unit bisnis industri yang telah digambarkan. Terdapat tiga kelompok

kotak pada matriks GE-McKinsey, yaitu kotak investment/grow, selectivity/earnings,

dan harvest (panen)/divest.

Sumber: https://www.strategicmanagementinsight.com/tools/ge-mckinsey-matrix.html ,2014

Gambar 2. 11 Implikasi Investasi

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

61

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing implikasi investasi

diatas, yaitu:

1. Invest/Grow Box. Perusahaan harus berinvestasi kedalam unit bisnis yang

masuk dalam kotak-kotak ini karena menjanjikan hasil yang lebih tinggi

di masa depan. Unit bisnis atau produk ini akan membutuhkan banyak

biaya karena unit bisnis akan beroperasi di industri berkembang dan harus

mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasarnya. Hal ini penting

untuk menyediakan sumber daya sebanyak mungkin untuk unit bisnis

sehingga tidak akan ada kendala bagi industi untuk bertumbuh. Investasi

harus disediakan untuk R&D, periklanan, akuisisi, dan untuk

meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan di masa

depan.

2. Selectivity/Earnings Box. Perusahaan harus berinvestasi kedalam unit

bisnis ini hanya jika perusahaan memiliki keuangan yang tersisa pada

investasi dalam kelompok unit bisnis invest/grow dan jika perusahaan

percaya bahwa unit bisnis akan menghasilkan uang di masa depan.

3. Harvest/Divest Box. Unit bisnis yang beroperasi di industri yang tidak

menarik, tidak memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan atau

tidak mampu mencapainya dan berkinerja relatif buruk yang jatuh

kedalam kotak harvest/divest.

2.4.3 Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Stage)

Diluar strategi-strategi pemeringkatan untuk mendapatkan daftar

prioritas, hanya ada satu teknik analitis dalam literatur yang dirancang untuk

menentukan daya tarik relatif dari berbagai tindakan alternatif.Teknik

tersebut adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif(David dan David,

2015:275).

QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix) merupakan alat

analisis yang meungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai

strategi alternatif secara objektif, berdasarkan pada faktor-faktor keberhasilan

penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Teknik ini

secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik.QSPM menggunakan

analisis input dari Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

62

secara objektif menentukan strategi yang hendak dijalankan di antara strategi-

strategi alternatif. Artinya, bahwa Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks

CPM yang menyusun Tahap 1, ditambah dengan Matriks SWOT, Matriks

Grand Strategy, dan Matriks IE yang menyusun Tahap 2, menyediakan

informasi yang dibutuhkan untuk menyususn QSPM (Tahap 3).Secara

khusus, kolom kiri QSPM berisi informasi yang diperoleh secara langsung

dari Matriks EFE dan IFE. Pada kolom yang berdampingan dengan faktor-

faktor keberhasilan penting tersebut, bobot masing-masing faktor sama

dengan bobot seperti yang tertera dalam Matriks EFE danMatriks IFE.

Baris teratas QSPM berisi strategi-strategi alternatif yang diperoleh

dari Matriks SWOT, Matriks IE, dan Matriks Grand Strategy.Alat-alat

pencocokan ini biasanya menghasilkan strategi yang serupa.Tidak semua

strategi yang diusulkan oleh alat-alat pencocokan harus dievaluasi

QSPM.Sebagai penyusun strategi, peneliti harus menggunakan penilaian

intuitif yang baik untuk memilih strategi yang hendak dimasukkan kedalam

QSPM.

Sumber: David dan David (2015:275)

Gambar 2. 12 Matriks QSPM

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

63

Gambar 2. 13 Contoh Matriks QSPM

Sumber: David (2011)

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

64

2.5 Kerangka Pemikiran

Gambar 2. 14 Kerangka Pemikiran

Sumber: Peneliti (2016)

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

65

Berikut ini adalah penjelasan mengenai kerangka pemikiran dalam penelitian :

a. Tahap Input (Input Stage)

Tahap Input (Input Stage) dalam penelitian ini terdiri dari analisis

internal dan eksternal yang kemudian dikelompokan kedalam faktor

ekternal yang terdiri dari peluang dan ancaman dan faktor internal

yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Setelah melakukan analisis

ini maka langkah selanjutnya adalah mengaevaluasi faktor-faktor

tersebut untuk mengetahu total peringkat bobot yang dimiliki PT. Ultra

Prima Plast dengan matriks IFE dan EFE serta melakukan analisa

perbandingan dengan mengidentifikasi para pesaing-pesaing utama

perusahaan melalui matriks CPM.

b. Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap Pencocokan (Matching Stage) dalam penelitian ini terdiri dari

matriks SWOT, SPACE, IE, Grand Strategy dan matriks GE. Dalam

tahap ini matriks-matriks yang digunakan dapat membantu peneliti

untuk mengetahui alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan

oleh perusahaan saat ini.

c. Tahap Keputusan (Decision Stage)

Tahap Keputusan (Decision Stage) dalam penelitian ini hanya terdiri

dari satu matriks yaitu matriks QSPM. Dimana dengan menggunakan

matriks QSPM peneliti dapat menentukan alternatif strategi terbaik

yang sebaiknya diterapkan oleh PT. Ultra Prima Plast

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource

66

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi waste resource