Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
13
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Data
Menurut Indrajani (2015), data merupakan fakta mentah tentang orang, tempat,
kejadian, dan apapun yang penting bagi perusahaan, dimana data itu sendiri tidak
memiliki arti. Data adalah sumber yang harus dikontrol dan dikelola dan data juga adalah
fakta-fakta atau observasi yang mentah, biasanya megenai kejadian atau transaksi bisnis.
Pengertian data lainnya adalah rekaman data, konsep, atau instruksi pada sebuah media
penyimpanan untuk komunikasi, pencarian, dan pemprosesan secara otomatis yang dapat
memberikan informasi yang mudah dimengerti oleh pemilik atau pihak yang
bersangkutan. Dari hal diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa data adalah fakta-fakta
mentah yang harus dikelola untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti bagi
suatu organisasi atau perusahaan.
2.2 Informasi
Menurut Considine et al. (2015), Informasi adalah produk dari penerapan aturan
pada data untuk membuatnya bermakna. Tugas mengubah data menjadi informasi adalah
bagian dari peran sistem.
2.3 Sistem
Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount, dan Speer (2015), Sistem adalah
sesuatu yang mengambil input, menerapkan seperangkat aturan atau proses ke input dan
menghasilkan output. Suatu sistem mengambil input yang ditangkap melalui berbagai
cara, memproses input ini dan menghasilkan output yang berguna untuk pembuat
keputusan dan pengguna informasi.
1. Input : Data dan sumber daya lainnya yang dijadikan titik awal
untuk membangun sebuah sistem.
2. Proses : Serangkaian kegiatan yang dilakukan pada input ke dalam
sistem.
3. Output : Hasil yang diperoleh dari suatu sistem atau dari apa yang
sistem lakukan.
14
4. Feedback : Metode yang digunakan untuk memastikan bahwa sistem
berjalan biasa dan tidak ada masalah.
5. System scope
6. External environment
2.4 Sistem Informasi
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2015), Sistem informasi adalah
seperangkat komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan,
dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-
tugas bisnis. Sistem informasi selalu mencakup orang-orang yang mengoperasikan sistem
dan melakukan beberapa pekerjaan.
2.5 Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen menurut Kenneth dan Jane (2014, p. 77) merupakan
studi sistem informasi dalam bisnis dan manajemen. Sistem Informasi Manajemen
menunjukkan kategori spesifik dari sistem informasi yang dilayani manajemen
menengah. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen dapat digunakan
untuk memonitor dan mengontrol bisnis dan memprediksi kinerja masa depan.
2.6 Sistem Informasi Manajemen Klinik
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Poly, Li, dan Islam (2018), Sistem
Informasi Klinik adalah sistem komputer yang menyediakan akses ke data pasien
meliputi catatan klinik, rekam medik, laporan laboratorium, gambar, dan laporan baik
secara langsung atau melalui jaringan data. Sistem Informasi Klinik yang efektif
menjamin pengurangan biaya, peningkatan alur kerja, dan standarisasi prosedur. Sistem
Informasi Klinik terdiri dari berbagai teknologi jaringan, basis data klinik, catatan medik
elektronik, serta sistem bukti penelitian informatika klinik lainnya.
15
2.7 Analisis Sistem
Menurut Satzinger et al. (2015), Analisis Sistem terdiri dari kegiatan-kegiatan
yang memungkinkan seseorang untuk memahami dan menentukan apa yang harus dicapai
oleh sistem baru. Kata-kata operatif di sini adalah pengertian dan penspesian. Analisis
sistem lebih dari sekadar pernyataan singkat masalah. Analisis sistem menjelaskan secara
terperinci apa yang harus dilakukan sistem memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan
masalah.
2.8 Perancangan Sistem
Menurut Satzinger et al. (2015, p.5), perancangan sistem merupakan kegiatan
pengembangan sistem yang memungkinkan seseorang untuk dapat menjelaskan secara
rinci tentang bagaimana sistem informasi yang dihasilkan akan benar-benar
diimplementasikan.
2.9 Business Process
Menurut Considine et al. (2015), Business Process adalah setiap rangkaian
kegiatan yang saling terkait yang bekerja bersama, di seluruh organisasi, untuk mencapai
beberapa tujuan organisasi yang telah ditentukan, yang biasanya didefinisikan
berdasarkan kebutuhan pelanggan yang memuaskan.
Empat aspek utama:
1. Kegiatan yang saling terkait
2. Di seluruh organisasi
3. Tujuan organisasi yang ditentukan sebelumnya
4. Kebutuhan pelanggan
2.10 Klinik
Klinik menurut Permenkes RI No.9 (2014) adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang
tenaga medis.
16
2.11 Jenis-Jenis Klinik
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai
berikut:
2.11.1 Klinik Pratama
Klinik Pratama adalah klinik yang menyediakan pelayanan medik dasar.
Klinik Pratama dilayani dan dipimpin oleh seorang dokter umum. Berdasarkan
perizinannya, Klinik Pratama dapat dimiliki oleh badan usaha ataupun
perorangan.
2.11.2 Klinik Utama
Klinik Utama adalah klinik yang menyediakan pelayanan medik
spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti hanya
menyediakan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu. Klinik Utama dipimpin oleh
seorang dokter spesialis ataupun seorang dokter gigi spesialis. Berdasarkan
perijinannya, Klinik Utama hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV
ataupun PT.
2.11.3 Perbedaan Klinik Pratama dan Klinik Utama
Permenkes RI No.9 (2014) menjelaskan perbedaan antara klinik pratama
dan klinik utama adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan medis pada klinik pratama merupakan pelayanan medis dasar.
Sedangkan pelayanan medis pada klinik utama mencangkup pelayanan
medis dasar dan spesialis;
2. Layanan pada klinik utama mencangkup layanan rawat inap. Sedangkan
pada klinik pratama layanan rawat inap hanya diperbolehkan dalam hal
klinik berbentuk badan usaha;
3. Tenaga medis pada klinik pratama minimal dua orang dokter atau dokter
gigi. Sedangkan pada klinik utama diperlukan seorang spesialis untuk
masing-masing jenis pelayanan.
17
2.12 Ketenagakerjaan Klinik
Pada Klinik Pratama, minimal tenaga medis yang dibutuhkan adalah dua orang
dokter dan/atau dokter gigi. Beda halnya dengan klinik utama, minimal harus terdiri dari
1 (satu) orang dokter spesialis dari setiap spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang
diberikan. Klinik utama dapat memakai dokter atau dokter gigi sebagai tenaga pelaksana
pelayanan medis. Dokter atau dokter gigi pemimpin klinik harus mempunyai kompetensi
setelah mengikuti pelatihan yang sesuai dengan jenis pelayanannya. Jenis, kualifikasi,
jumlah tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan
dan jenis pelayanan yang disediakan oleh klinik.
Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai surat tanda
registrasi dan surat izin praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Begitu juga tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai surat izin
sebagai tanda registrasi atau surat tanda registrasi dan surat izin kerja (SIK) atau surat izin
praktik apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Permenkes RI No.9 (2014) menyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan yang
bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien dan juga klinik dilarang mempekerjakan tenaga
kesehatan selain warga negara Indonesia.
2.13 E-Medical Record
Menurut Weni, Saputra, dan Aryani (2017), Electronic Medical Record (EMR)
merupakan penggunaan metode elektronik untuk pengumpulan, penyimpanan,
pengolahan, serta pengaksesan rekam medis pasien yang telah tersimpan dalam suatu
manajemen basis data multimedia yang menyimpan semua data medis, demografis serta
setiap aktivitas dalam manajemen pasien di rumah sakit maupun di klinik. Menurut
Hakam (2016) dalam Moody et al. (2004), dengan adanya sistem aplikasi manajemen
rekam medis, maka medical error dalam pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan
dapat dikurangi, karena setiap pengambilan keputusan akan berdasarkan data rekam
medis pasien yang telah ada dan sudah terintegrasi dengan unit pelayanan lainnya.
18
2.14 Komponen E-Medical Record
1. Pemasukan data (data entry), mencakup: pengambilan data (data capture),
input data, pencegahan error, data entry oleh dokter.
2. Tampilan data (data display), mencakup: flowsheet data pasien, Ringkasan
dan abstrak, turnaround documents, tampilan dinamik.
3. Sistem kueri (query) dan surveilans, mencakup pelayanan klinik, penelitian
klinik, studi retrospektif dan administrasi.
Gambar 2.1 Integrasi dan Cakupan Electronic Medical Record System
Sumber: Hakam (2016)
2.15 Business Process Management
Business Process Management menurut Jeston (2018, p. 11) adalah pencapaian
tujuan organisasi melalui peningkatan, manajemen, dan pengendalian proses bisnis
penting.
Business Process Management dilakukan melalui fase-fase yaitu sebagai berikut:
2.15.1 Organizational Strategy
Menurut Jeston (2018, p. 56), fase strategi organisasi memastikan visi,
strategi organisasi, tujuan strategis, bisnis telah dipahami oleh anggota tim proyek
dan sesuai dengan tujuan perusahaan. Strategi ini harus dikomunikasikan dan
disebarkan kepada para stakeholder yang terkait. Tujuan dari strategi organisasi
adalah untuk menjelaskan proses manajemen, strategi, proses interaksi, dan
hubungan antar individu dalam organisasi. Hasil strategi organisasi adalah
dokumentasi berupa visi, misi, tujuan, tujuan strategis, sasaran, strategi
19
implementasi dan model bisnis berupa jasa dan produk, pelanggan, mitra, dan
sumber daya. Untuk penggambaran situasi Klinik Utama Siti Chodidjah penulis
menggunakan Value Chain Analysis untuk mengetahui kegiatan utama dan
kegiatan bantuan yang dapat menambah nilai Klinik Utama Siti Chodidjah.
2.15.2 Process Architecture
Jeston (2018, p. 57) mengatakan bahwa Process Architecture memastikan
bahwa semua informasi yang relevan, yang terdiri dari fondasi dan pedoman
untuk tinjauan dan peningkatan proses, dibuat secara eksplisit dan dapat dirujuk.
Pada fase ini, organisasi menetapkan seperangkat aturan, prinsip, pedoman dan
model untuk mengimplementasikan BPM di seluruh organisasi. Arsitektur proses
memberikan pondasi dasar untuk desain dan realisasi inisiatif proses BPM.
2.15.3 Launch Pad
Jetson (2018, p. 65) menjelaskan bahwa Laund Pad merupakan fase
dimana platform tempat proyek BPM dicakup, didirikan, dan diluncurkan. Launch
Pad dapat memanfaatkan sinergi dan pelajaran dari proyek BPM sebelumnya,
daripada memulai dari awal dan / atau menciptakan kembali perputaran setiap
saat. Agar organisasi dapat maju, sangat penting agar pelajaran yang didapat
tertanam secara sistematis dan struktural dalam pendekatan tersebut.
2.15.4 Understand Phases
Jetson (2018, p. 57) Understand Phases merupakan fase memahami
lingkungan proses bisnis saat ini untuk memungkinkan fase inovasi berlangsung.
Setidaknya metrik proses dasar dikumpulkan untuk memungkinkan penetapan
biaya dasar proses untuk tujuan perbandingan di masa mendatang. Selain itu,
penting untuk melakukan analisis penyebab utama dan identifikasi kemungkinan
cepat menang.
Business Process Management dipecah menjadi beberapa methodologies.
Beberapa di antaranya adalah Business Process Reengineering dan Business Process
Improvement. Business Process Reengineering merupakan pertimbangan ulang mendasar
dan desain ulang radikal dari proses organisasi, untuk mencapai peningkatan drastis
20
kinerja saat ini dalam biaya, layanan dan kecepatan. Sedangkan Business Process
Improvement merupakan proses berkelanjutan yang bertujuan untuk mencapai efisiensi
melalui peningkatan berkelanjutan dengan mengulangi proses. BPR bertujuan untuk
mengubah cara suatu proses bekerja sementara BPI mengutak-atik proses yang ada untuk
mengoptimalkannya.
2.16 Fishbone
Mind Tools Editorial Team (2014) menjelaskan bahwa diagram tulang ikan
atau fishbone diagram yang sering disebut juga dengan diagram sebab-akibat atau cause-
effect diagram adalah metode untuk menganalisa penyebab dari sebuah masalah atau
kondisi. Ditemukan oleh Professor Kaoru Ishikawa, seorang ilmuwan Jepang sehingga
sering juga disebut dengan diagram Ishikawa.
Fishbone Diagram atau Cause and Effect Diagram ini digunakan untuk:
1. Mengidentifikasi akar penyebab dari suatu permasalahan.
2. Menemukan ide-ide yang dapat memberikan solusi atau jalan keluar
untuk pemecahaan suatu masalah.
3. Memudahkan dalam pencarian dan penyelidikan fakta lebih lanjut.
Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan) atau Cause and Effect (Sebab dan
Akibat) atau Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-
penyebab yang mempunyai potensi untuk timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian
memisahkan akar penyebabnya. Fishbone Diagram digunakan untuk membantu
mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi
suatu masalah.
Dalam membuat Fishbone Diagram, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan,
yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah
Identifikasikan masalah yang sebenarnya sedang dialami. Masalah utama yang
terjadi kemudian dipaparkan dengan bentuk kotak sebagai kepala dari fishbone
diagram. Masalah yang ditemukan menjadi titik fokus dalam proses
pembuatan fishbone diagram.
21
2. Mengidentifikasi faktor-faktor utama masalah
Dari masalah yang ada, maka ditentukan mana yang menjadi faktor-faktor utama
dari permasalahan yang ada. Faktor-faktor ini akan menjadi pembuat “tulang”
utama dari fishbone diagram. Faktor ini dapat berbentuk sumber daya manusia,
metode yang digunakan, cara produksi, dan lain sebagainya.
3. Menemukan kemungkinan penyebab dari setiap faktor
Dari setiap faktor utama yang menjadi asal mula masalah, maka perlu ditemukan
kemungkinan penyebab masalah itu timbul. Peluang penyebab setiap faktor, akan
diilustrasikan sebagai “tulang” kecil pada “tulang” utama. Setiap peluang
penyebab juga perlu dicari tau akar penyebabnya dan dapat diilustrasikan sebagai
“tulang” pada tulang kecil kemungkinan penyebab sebelumnya. Kemungkinan
penyebab dapat ditemukan dengan cara melakukan curah pendapat yang sering
disebut dengan brain storming atau analisa keadaan dengan observasi penelitian.
4. Melakukan analisa hasil diagram yang sudah dibuat
Setelah membuat fishbone diagram, maka dapat mengetahui semua akar penyebab
suatu masalah. Dari akar penyebab yang sudah diketahui, perlu dianalisa lebih
dalam prioritas dan signifikansi dari penyebab masalah. Kemudian dapat diketahui
solusi untuk mengatasi masalah yang ada dengan membereskan akar masalah.
2.17 Value Chain
Value Chain Analysis menurut Mind Tool Content Team (2020) adalah proses
perusahaan mengidentifikasi kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai produk,
kemudian menganalisisnya untuk mengurangi biaya atau meningkatkan
diferensiasi. Value Chain Analysis merupakan strategi untuk menganalisis kegiatan
internal perusahaan. Dengan kata lain, dengan melihat ke dalam kegiatan internal, dari
hasil analisis berbicara tentang keunggulan kompetitif suatu perusahaan atau
kekurangannya. Perusahaan yang bersaing melalui keunggulan diferensiasi akan mencoba
untuk menyelenggarakan kegiatan yang lebih baik dari yang akan dilakukan oleh pesaing.
Jika bersaing melalui keunggulan biaya, perusahaan akan mencoba untuk melakukan
kegiatan internal dengan biaya lebih rendah dibandingkan pesaing. Ketika sebuah
22
perusahaan mampu membuat barang dengan biaya yang lebih rendah dari harga pasar
atau untuk memberikan produk-produk unggulan, perusahaan memperoleh keuntungan.
Berikut adalah gambaran model dari Porter’s Value Chain:
Gambar 2.2 Value Chain
Porter’s Value Chain yang dikenalkan Michael Porter pada tahun 1985 berfokus
pada sistem, dan bagaimana input diubah menjadi output yang dibeli oleh konsumen.
Porter menjelaskan rantai kegiatan umum untuk semua bisnis, dan membaginya ke dalam
kegiatan primer dan dukungan.
2.17.1 Primary Activies
Kegiatan utama borkorelasi langsung dengan penciptaan fisik, penjualan,
pemeliharaan serta dukungan dari suatu produk. Kegiatan utama terdiri dari:
• Inbound Logistic
Semua kegiatan yang berhubungan dengan menerima, menyimpan,
dan mendistribusikan input internal.
• Operations
Kegiatan alih bentuk yang mengubah input menjadi output yang akan
dijual kepada pelanggan.
• Outbond Logistic
Kegiatan ini memberikan produk atau layanan kepada pelanggan.
23
• Marketing & Sales
Proses yang digunakan untuk menarik perhatian pelanggan untuk
membeli produk yang dijual.
• Service
Kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai dari produk
atau layanan yang diberikan kepada pelanggan setelah membeli
produk.
2.17.2 Support Activites
Kegiatan ini mendukung fungsi utama di atas. Dalam diagram, garis putus-
putus memberitahukan bahwa setiap dukungan, atau sekunder, aktivitas dapat
berfungsi dalam setiap kegiatan utama. Misalnya, penyediaan mendukung operasi
dengan kegiatan tertentu, tetapi juga membantu pemasaran dan penjualan dengan
kegiatan lain.
• Procurement (Purchasing)
Kegiatan organisasi untuk memperoleh sumber daya yang dibutuhkan
untuk beroperasi.
• Human Resource Management
Seberapa baik sebuah perusahaan merekrut, melatih, memotivasi,
memberi penghargaan, dan mempertahankan para pekerjanya.
• Technological Development
Kegiatan ini berhubungan dengan pengelolaan dan pengolahan
informasi, serta melindungi basis pengetahuan perusahaan.
• Infrastructure
Sistem dukungan perusahaan, dan fungsi-fungsi yang memungkinkan
untuk mempertahankan operasi sehari-hari seperti akuntansi, hukum,
administrasi, dan manajemen.
24
2.18 Object Oriented System Analysis and Design (OOSAD)
Menurut Satzinger et al. (2015, p. 149), Object Oriented Approach untuk
pengembangan sistem informasi memiliki serangkaian diagram dan model tekstual
lengkap yang bersama-sama mendokumentasikan kebutuhan pengguna dan menentukan
persyaratan sistem. Persyaratan ini ditentukan dengan menggunakan Domain Model Class
Diagrams dan State Machine Diagrams untuk memodelkan Domain Classes dan
menggunakan Use Case Diagrams, menggunakan Use Case Descriptions atau Activity
Diagrams, dan System Sequence Diagrams (SSD) untuk memodelkan use case.
2.19 Unified Modeling Language (UML)
Menurut Satzinger et al. (2015, p. 59) Unified Modeling Language (UML)
kumpulan standar konstruksi dan notasi model yang ditentukan oleh Object Management
Group (OMG), organisasi standar untuk pengembangan sistem. Dengan menggunakan
UML, analis dan pengguna akhir dapat menggambarkan dan memahami berbagai
diagram spesifik yang digunakan dalam proyek pengembangan sistem. Sebelum UML,
tidak ada standar, sehingga diagram dapat membingungkan, dan mereka bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan. UML mendefinisikan koleksi diagram dan konstruksi yang
digunakan untuk pemodelan sistem.
2.20 Activity Diagram
Menurut Satzinger et al. (2015, p. 60), Activity Diagram atau Diagram Aktivitas
merupakan diagram yang berfungsi untuk menggambarkan berbagai aktivitas pengguna
(atau sistem), orang atau komponen yang melengkapi setiap aktivitas, dan aliran
berurutan dari aktivitas-aktivitas yang bersangkutan.
25
Gambar 2.3 Contoh Activity Diagram
Sumber: Satzinger et al. (2015)
2.21 Use Case Diagram
Menurut Satzinger et al. (2015, p. 19), Use Case Diagram merupakan diagram
yang digunakan untuk menggambarkan secara grafis use case dan pengguna yang terlibat
dalam subsistem.
26
Tim akan melihat secara cermat pada langkah-langkah yang harus diikuti untuk
setiap use case untuk lebih memahami bagaimana aplikasi perlu bekerja dan untuk
mengidentifikasi layar dan laporan apa yang perlu dikembangkan.
Gambar 2.4 Contoh Use Case Diagram
Sumber: Satzinger et al. (2015)
2.22 Use Case Description
Satzinger et al. (2015, p. 134) menyatakan bahwa Use Case Description berisi
informasi mendetail mengenai setiap use case. Use Case Description dibagi menjadi dua
level yaitu Brief Description dan Fully Developed Description. Brief Description
memberikan detail yang cukup untuk use case sederhana terutama jika sistem yang
dikembangkan merupakan aplikasi kecil dan mudah dipahami. Fully Developed
Description berisi langkah-langkah terperinci dari setiap use case. Fully Developed
Description dibuat untuk meningkatkan pemahaman proses bisnis dan cara sistem untuk
mendukungnya.
27
Gambar 2.5 Contoh Use Case Description
Sumber: Satzinger et al. (2015)
2.23 Class Diagram
Class Diagram menurut Satzinger et al. (2015, p. 103) adalah diagram yang
digunakan untuk menunjukkan kelas objek untuk suatu sistem. Salah satu jenis UML
Class Diagram yang memperlihatkan hal-hal dalam domain masalah pengguna disebut
Domain Model Class Diagram. Jenis lain dari UML Class Diagram disebut Design Class
Diagram, dan digunakan saat merancang kelas perangkat lunak. Class Diagram digambar
dengan menunjukkan kelas dan asosiasi antar kelas. Pada Class Diagram, persegi panjang
mewakili kelas, dan garis-garis yang menghubungkan persegi panjang menunjukkan
hubungan antar kelas.
28
Gambar 2.6 Contoh Class Diagram
Sumber: Satzinger et al. (2015)
2.24 Multilayer Sequence Diagram
Satzinger et al. (2015) menyatakan bahwa Multilayer Sequence Diagram
digunakan untuk mendukung jaringan multitier di mana server database berada di satu
mesin, logika bisnis berada di server lain, dan antarmuka pengguna berada di beberapa
mesin klien desktop. Cara merancang sistem ini menciptakan sistem yang lebih kuat dan
lebih fleksibel.
Gambar 2.7 Contoh Multilayer Sequence Diagram
29
Sumber: Satzinger et al. (2015)
2.25 Package Diagram
Package Diagram pada UML menurut Satzinger et al (2015, p. 424) hanyalah
diagram tingkat tinggi yang memungkinkan desainer untuk mengaitkan kelas-kelas grup
terkait. Desainer kadang-kadang perlu mendokumentasikan perbedaan atau kesamaan
dalam hubungan di berbagai lapisan. Desainer mungkin memisahkan atau
mengelompokkan objek berdasarkan lingkungan pemrosesan terdistribusi. Informasi ini
dapat ditangkap dengan menunjukkan setiap lapisan sebagai paket terpisah. Package
Diagram juga dapat ditambahkan untuk membagi kelas menjadi komponen atau
subsistem yang dapat diimplementasikan sebagai satu unit.
Gambar 2.8 Contoh Package Diagram
Sumber: Satzinger et al. (2015)
30
2.26 Kamus Data
Kamus data menurut Simkin, Rose, dan Norman (2016, p. 80) adalah komponen
penting dari dokumentasi basis data yang menjelaskan bidang data dalam setiap catatan
basis data. Kamus data pada dasarnya adalah data tentang data itu sendiri. Meskipun
kamus data dapat manual, kamus data biasanya merupakan file komputer terpisah yang
dibuat dan dirawat oleh administrator database.
Salah satu fungsi dari kamus data adalah sebagai alat bantu dokumentasi bagi
mereka yang mengembangkan, memperbaiki, atau meningkatkan basis data atau program
komputer yang mengaksesnya. Kamus data juga dapat digunakan untuk tujuan keamanan
seperti untuk menunjukkan pengguna mana yang dapat atau tidak dapat mengakses
bidang data sensitif dalam database.
Gambar 2.9 Contoh Kamus Data
Sumber: Simkin et al. (2016)
2.27 User Interface
Menurut Satzinger et al. (2015, p. 219), User Interface adalah input dan output
yang secara langsung melibatkan pengguna aplikasi. User Interface dapat digunakan oleh
pihak internal maupun pihak eksternal. Desain User Interface dapat bervariasi tergantung
pada beberapa faktor seperti tujuan penggunaan interface, karakteristik pengguna, dan
karateristik dari perangkat yang digunakan untuk menampilkan interface.
31
Menurut Pressman (2015, p. 312), User Interface Design menciptakan komunikasi
yang efektif diantara manusia dengan komputer. Mengikuti serangkaian prinsip desain
antarmuka, desain mengidentifikasi objek dan tindakan antarmuka kemudian
menciptakan layout layar yang membentuk dasar untuk user interface prototype. Selain
kekuatan komputasi, konten yang disampaikan, atau fungsional yang ditawarkan, design
antarmuka harus benar karena desain antarmuka membentuk persepsi pengguna terhadap
perangkat lunak.
Gambar 2.10 Contoh User Interface
Sumber: Satzinger et al. (2015)
2.28 User Persona
Pengertian user persona menurut Unger dan Chandler (2012) adalah dokumen
yang menggambarkan tipikal target pengguna. Dengan penelitian dan deskripsi yang
tepat, personas dapat melukiskan gambaran yang sangat jelas tentang siapa yang
menggunakan situs atau aplikasi, dan bahkan berpotensi bagaimana mereka
menggunakannya.
32
Gambar 2.11 Contoh Persona The Fictional Shoe Website ShoeUX.com
Sumber: Alen (2012)
Konten:
− Foto
− Nama: pertama, keluarga, dll
− Umur, tanggal lahir
− Lokasi: negara, negara bagian, profince, streeth, nomor dll
− Pekerjaan: karyawan, siswa, guru
− Biografi
33
Konten opsional:
− Tingkat pendidikan
− Rentang gaji atau gaji
− Kutipan pribadi
− Aktivitas online dan offline
− Tingkat kenyamanan teknis dll
2.29 Emphaty Map
Menurut Gibbons (2018), Emphaty map adalah visualisasi kolaboratif yang
digunakan untuk merepresentasikan tipe pengguna. Emphaty map digunakan untuk
menciptakan pemahaman bersama tentang kebutuhan pengguna dan membantu dalam
pengambilan keputusan mengenai produk yang dibuat.
Gambar 2.12 Empathy Map
Sumber: Gibbons (2018)
Berikut adalah penjelasan dari setiap kuadran:
• Kuadran Says berisi apa yang pengguna katakan dalam sebuah wawancara atau
beberapa studi kegunaan lainnya. Idealnya, itu berisi kata demi kata dan kutipan
langsung dari penelitian.
• Kuadran Thinks menangkap apa yang dipikirkan pengguna sepanjang pengalaman
mereka.
• Kuadran Does melampirkan tindakan yang dilakukan pengguna.
• Kuadran Feels adalah keadaan emosi pengguna
34
2.30 Kerangka Pemikiran
Dalam penulisan skripsi ini, digunakan kerangka pemikiran sebagai landasan
penulisan sebagai berikut:
Business Process Management
Gambar 2.13 Kerangka Pemikiran
Observasi langsung pada
Klinik Utama Siti Chodidjah
Literature Review
Wawancara Ketua Yayasan dan pegawai Klinik Utama Siti
Chodidjah
Menganalisa kegiatan bisnis Klinik Utama Siti Chodidjah
Menganalisa BPM yang sedang dilakukan
Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di
Klinik
Menganalisa solusi yang dapat dilakukan
Mencari informasi terkait sejarah, visi dan misi dan struktur organisasi klinik
Mengidentifikasi teknologi yang digunakan pada setiap kegiatan di
Klinik
Menjabarkan proses-proses dari setiap kegiatan
Mengidentifikasi kemampuan yang harus dimiliki pegawai dalam
menjalankan setiap kegiatan yang dikerjakan
Merancang desain sistem terkomputerisasi
Mengelompokkan kegiatan Klinik menjadi kegiatan utama dan kegiatan bantuan menggunakan Value Chain
Mengidentifikasi penyebab dari setiap permasalahan menggunakan fishbone
Menarik kesimpulan dan menentukan saran yang
didberikan