21
BAB 17 PEMBUATAN KEPUTUSAN Pokok Bahasan Dasar – Dasar Pembuatan Keputusan Jenis – Jenis Keputusan Pertanggung jawaban Bagi Pembuatan keputusan Organisasi Unsur – Unsur Situasi atau Keadaan keputusan Proses Pembuatan keputusan Kondisi Pembuatan Keputusan Perangkat – Perangkat dalam Pembuatan Keputusan A. DASAR – DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN Keputusan adalah suatu pilihan yang dibuat diantara satu atau lebih alternatif yang tersedia. “Pemilihan alternatif terbaik untuk mencapai tujuan”, langkah keempat dalam proses perencanaan adalah pembuatan keputusan. Walaupun pembuatan keputusan telah diliput oleh perencanaan, wirausahawan juga harus membuat keputusan ketika melaksanakan ketiga fungsi managerial lainnya ; pengorganisasian, pengawasan, dan mempengaruhi. Seorang wirausahawan harus membuat keputusan setiap hari. Tidak semua keputusan itu mempunyai arti penting yang sama bagi organisasi. Beberapa keputusan mempengaruhi sejumlah anggota organisasi, membutuhkan biaya banyak untuk dijalankan, dan / atau mempunyai

Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

  • Upload
    b0

  • View
    443

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

BAB 17 PEMBUATAN KEPUTUSAN

Pokok Bahasan

Dasar – Dasar Pembuatan Keputusan

Jenis – Jenis Keputusan

Pertanggung jawaban Bagi Pembuatan keputusan Organisasi

Unsur – Unsur Situasi atau Keadaan keputusan

Proses Pembuatan keputusan

Kondisi Pembuatan Keputusan

Perangkat – Perangkat dalam Pembuatan Keputusan

A. DASAR – DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN

Keputusan adalah suatu pilihan yang dibuat diantara satu atau lebih alternatif

yang tersedia. “Pemilihan alternatif terbaik untuk mencapai tujuan”, langkah keempat

dalam proses perencanaan adalah pembuatan keputusan. Walaupun pembuatan

keputusan telah diliput oleh perencanaan, wirausahawan juga harus membuat

keputusan ketika melaksanakan ketiga fungsi managerial lainnya ; pengorganisasian,

pengawasan, dan mempengaruhi.

Seorang wirausahawan harus membuat keputusan setiap hari. Tidak semua

keputusan itu mempunyai arti penting yang sama bagi organisasi. Beberapa

keputusan mempengaruhi sejumlah anggota organisasi, membutuhkan biaya banyak

untuk dijalankan, dan / atau mempunyai pengaruh jangka panjang pada organisasi.

Keputusan lainnya tidak begitu penting artinya dan hanya mempengaruhi sebagian

kecil anggita organisasi, membutuhkan biaya yang tidak banyak, dan hanya

mempunyai pengaruh jangka pendek pada organisasi.

Walaupun wirausahawan harus membuat keputusan yang relatif mempunyai arti

penting dan arti yang tidak begitu penting, mereka hendaknya menyusun keputusan

yang penting dengan sangat hati – hati. Keputusan yang penting dengan sangat hati –

hati. Keputusan yang penting mempunyai dampak besar tidak hanya pada sisitem

manajemen itu sendiri, tetapi juga pada masa depan wirausahawan itu sendiri.

Page 2: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

B. JENIS – JENIS KEPUTUSAN

Keputusan dikategorikan dengan beberapa banyak waktu yang diperlukan oleh

wirausahawan untuk membuatnya, bagian organisasi mana yang harus dilibatkan

untuk membuat keputusan tersebut, dan fungsi organisasi mana keputusan tersebut di

fokuskan. Mungkin metode kategorisasi keputusan yang umumnya diterima adalah

didasarkan pada bahasa teknologi komputer dan pembagian keputusan menjadi dua

tipe dasar : terprogram dan tidak terprogram.

Menurut Herbert A. Simon, keputusan terprogram adalah keputusan yang sifatnya

rutin dan berulang – ulang, dan organisasi biasanya mengembangkan cara tertentu

untuk mengendalikannya. Suatu keputusan terprogram mungkin melibatkan

penentuan bagaimana produk itu akan di tata dalam toko grosir. Hal ini merupakan

masalah rutin dan berulang ulang bagi suatu organisasi, dan keputusan pengaturan

standar biasanya dibuat menurut garis pedoman organisasi yansg sudah ditetapkan.

Tipe – Tipe KeputusanTeknik Pembuatan Keputusan

Tradisional Modern

Terprogram :

Rutin, keputusan berulang –

ulang atau ( repetitif )

Organsisasi pengembangan

proses – proses tertentu

untuk menanganinya

Tidak Terprogram

Keputusan sekali pakai,

terstruktur dengan buruk,

novel keputusan kebijakan

Ditangani oleh prosese –

proses pemecahan masalah

umum.

1. Kebiasaan

2. rutinitas klerk : prosedur

operasi standar

3. Struktur organisasi :

ekspektasi umum, sistem

subtujuan(subgoal)salura

n informasi terdefinisi

dengan baik

1. penilaian,intuisi, dan

kreatifitas

2. aturan – aturan

jempol( rule of thumb)

3. seleksi dan pelatihan

eksekutif

1. Riset Operasional Model

analisis matematis

simulasi komputer

2. pemrosesan data

elektronik

pemecahan masalah

heurustic tehknik diterapkan

pada :

a.pelatihan pembuatan

keputusan kemanusiaan

b. penyusunan

program komputer heuritc

Gambar 17-1 Cara Tradisional dan Modern dalam Pengendalian Keputusan terprogram dan didak terprogram

Page 3: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

Keputusan tidak terprogram biasanya keputusan yang dikeluarkan sekali dan

umumnya tidak terstruktur dibandingkan dengan keputusan yang terprogram.

Keputusan ini lebih merupakan keputusan sekali pakai dan tentu saja tidak begitu

mendetail.

C. PERTANGGUNG JAWABAN BAGI PEMBUATAN KEPUTUSAN ORGANISASI

Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi, seperti

bagaimana membuat suatu produk, bagaiman memelihara mesin, bagaimana menjaga

kualitas suatu produk, dan bagaiman membentuk hubungan yang menguntungkan

dengan pelanggan. Dengan keputusan yang berbeda ini, beberapa tipe dasar

pemikiran harus dikembangkan siapa – siapa dalam organisasi yang mempunyai

tanggung jawab untuk membuat keputusan yang bagaiman.

Salah satu dari dasar pemikiran tersebut berdasarkan dua faktor : 1. jankauan

( scope ) dari keputusan tersebut yang dibuat dan 2. Tingkat manajemen. Jankauan

dari keputusan tersebut menunjuk pada proporsi dari sistem manajemen total yang

akan dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Semakin besar proporsi tersebut, semakin

luas jangkauan dari keputusan tersebut. Tingkat menajemen menunjuk pada

manajemen tingkat bawah, manajemen tingkat menengah, dan manajemen tingkat

atas. Dasar pemikiran dan untuk pendisainan siapa pembuat keputusan yang mana

adalah ;semakain luas jangkauan keputusan tersebut, sdemakin tinggi tingkat manajer

yang bertanggung jawab bagi pembuat keputusan tersebut.

Bahkan walaupun seorang wirausahawan mempunyai tanggung jawab untuk

pembuatan keputusan tertentu, dia tidak bererti harus membuat keputusan tersebut

tanpa bantuan dari anggota organisasi lainnya. Manajer bisa meminta bantuan dari

manajer atau bawahan lainnya dalam membuat suatu keputuasan. Pada kenyataannya,

beberapa penasihat wirausahawan mempunyai kelompok dalam pembuatan keputusan

tertentu.

Konsensus adalah salah satu metode yang bisa digunakan oleh wirausahawan

untuk mendorong suatu kelompok mencapai keputusan tertentu. Konsensus adalah

persetujuan pada suatu keputusan oleh semua individu yang terlibat didalamnya.

Konsensus biasanya terjadi sesudah pertimbangan dan pembahasan mendalam yang

Page 4: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

lama oleh anggota – anggota kelompok yang membuat keputusan, yang bisa jadi

adalah semua manajer atau campuran manajer dari bawahan.

Keputusan melalui konsensus mempunyai keuntungan dan kerugian.

Keuntungannya adalah bahwa wirausahawan bisa memusatkan perhatian pada “okok

– pokok” dalam pembuatan suatu keputusan dan bahwa semua individu dalam

kelompok pembuatan keputusan bisa lebih terlibat dalam implementasi keputusan

jika mereka berperan serta dalam pembuatannya. Kerugian utama adalah bahwa

pembahasan yang berhubungan dengan keputusan cenderung berlarut – larut dan

karenanya menjadi sangat mahal.

D. UNSUR – UNSUR SITUASI ATAU KEADAAN KEPUTUSAN

Terdapat enam bagian atau unsur dasar situasi keputusan. Bagian – bagian tersebut

serta definisinya adalh :

1. Kadaan Aal Mula

Unsur menunjuk pada aspek – aspek dari linkungan pembuatan keputusan yang

mempengaruhi pilihannya. Terdapat dua kategori faktor linkungan yang biasa

mempengaruhi pembuatan keputusan yaitu :

Lingkungan internal Lingkungan Eksternal

1. komponen personalia

organisasi

a. latar belakang dan keterampilan

pendidikan dan teknologi

b. keterampilan majerial dan

teknologi sebelumnya

c. keterampilan dan komitmen

anggota individu untuk mencari

tujuan sistem

d. model prilaku antar proibadi

2. komponen unit staf dan

fungsional

a. karakteristik teknologi dari unit

1. Komponen pelanggan

a. Distributor produk atau jasa

b. Pemakai produk atau jasa yang

sesungguhnya

2. Komponen Pensuplai

a. Pensuplai bahan baru

b. Pensuplai peralatan

c. Pensuplai bagian produk

d. Suplai tenaga kerja

3. Komponen Pesaing

a. Pesaing bagi pensuplai

b. Pesaing bagi pelanggan

Page 5: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

organisasional

b. saling ketergantungan dari unit

organisasional dalam mencapai

tujuannya

c. konflik didalam unit di antara

unit fungsional dan staff

organisasional

d. konflik antara unit diantara unit

fungsional dan staff

organisasional

3. komponen tingkat manajeman

a. tujuan dan sasaran

orgamisasional

b. proses integratif yang

mengintegrasikan individu dan

kelompok kedalam maksimali

yang menyumbang bagi

pencapaian tujuan organisasional

c. asal mula pelayanan produk

organisasi

4. Komponen sosial dan politik

a. Pengawasan regulasi dan

pemerintah

b. Sikap politik masyarakat terhadap

industri dan produknya

c. Hubungan dengan serikat pekerja

dengan peraturan dalam organisasi

5. Komponen Teknologi

a. Memenuhi kebutuhan teknologi

baru dan industri itu sendiri dan

industri yang berhubungan dalam

produksi barang dan jasa

b. Perbaikan dan pengembangan

produk baru dengan

mengimplementasikan kemajuan

teknologi baru pada industri

Gambar 17-2 Faktor – faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi pembuatan keputusan manajerial

2. Pembuat keputusan

Pembuat keputusan adalah individu atau kelompok yang sebenarnya aterlibat

dalam pemilihan berbagai alternatif. Menurut dale, pembuat bisa mempunyai

empat orientasi yang berbeda : orientasi penerimaan, orientasi eksploitasi,

orientasi penimbunan ( hording )dan orientasi pemasaran.

3. Orientasi penerimaan

Pembuat keputusan yang mempunyai orientasi penerimaan merasa bahwa sumber

dari semua yang baik adalah diluar mereka sendiri, dan karenannya mereka sangat

tergantung pada saran – saran dari anaggota aorganisasi lannya. Pada dasarnya,

Page 6: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

mereka lebih menyukai orang lain membuat keputusan untuk diri mereka

( pembuat keputusan).

4. Orientasi Ekploitasi

Pembuatan keputusan dalam orientasi ekploitasi juga apercaya bahwa yang baiak

dalah diluar mereka sendiri, dan mereka ingin berani mengambil langkah etis

ataua tidak etis untuk mencari ide yang perlu bagi oembuatan keputusan yang

baik. Mereka membangun oorganisasi mereka menurut gagasan dari organisasi

lain dan hanya memperluas sedikit gagasan tersebut atau tidak mempunyai kredit

pada gagasan untuk setiap orang kecuali dari mereka sendiri.

5. Orientasi penimbunan

Orientasi hoarding mempunyai karakteristik pembuat keputusan yang

mempertahankan status qou sebanyak mungki. Mereka hanya amenerima sedikit

pertolongan dari luar, mengisoslaso diri mereka sendirti dari yang lainnya, dan

sangat self reliant. Pembuat keputusan tersebut menekankan dipertahankannya

dan dipeliharanya eksistensi mereka sekarang ini.

6. Orientasi Pemasaran

Pembuat keputusan organisasi pemasaran memandang diri mereka sebagai

komoditi yang hanya bernilai sama seperti keputusan yang mereka buat. Mereka

mencoba membuat keputuasan yang akan memperbersar nilai mereka dan

karenannya menyadari apa yang dipikirkan orang lain terhadap keputusan mereka.

Akan tetapi, orienrasi pembuat keputusan yang ideal adalah orientasi yang

menekankan didasarinya potensi organisasi maupun potensi pembuat keputusan.

Pembuat keputusan tersebut mencoba menggunakan semua bakat dan terutama di

pengaruhi oleh penilaian yang beralasan dan bisa di percaya. Pembuat keputusan

yang ideal tidak memiliki keempat orientasi keputusan yang tidak diinginkan

tersebut.

Tujuan – tujuan yang harus dicapai

Elemen utama ketiga dari situasi keputusan adalah tujuan yang ingin dicapai oleh

pembjuat keputusan. Pada kasus wirausahawan, tujuan tersebut yang paling sering adalah

tujuan organisasi.

Page 7: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

Alternatif yang relevan

Situasi keputusan biasanya sekurang – kurangnya terdiri dari dua alternatif yang

relevan. Suatu pilihan yang rele van adalah pilihan yang di pandang seseuai untuk

diimplementasikan dan juga untuk menyelasaikan masalah yang ada, ia merupakan

alternatif yang tidak releva. Alternatif yang tidak relevan hendaknya tidak disertakan

dalam situasi pembuat keputusan.

Sususna Atau peringkat alternatif

Situasi keputusan harus mempunyai proses atau mekanisme yang merangking

alternatif dari dari yang paling diinginkan sampai yang kurang diinginkan. Proses ini bisa

bersifat subjektif, obyektif, atau kombinasi dari keduanya. Pengalaman masa lalu dari

pembuat keputusan adalah contoh proses yang sunyektif, dan tingkat out put per mesin

adalah contoh proses yang obyektif.

Piliham alternatif

Elemen terahkir dari situasi keputusan adalah pilihan aktual antara alternatif yang

tersedia. Pilihan ini membentuk kenyataan yang dibuat oleh suatu keputusan. Biasanya

wirausahawan memilih alternatif yang memaksimumkan hasil jangka panjang bagi

organisasi.

E. PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN

Suatu keputusan adalah pemilihan alternatif dari seperangkat alternatif yang

tersedia. Proses pembuatan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang di ambil

oleh pembuat keputusan untuk memilih alternatif yang ada. Evaluasi dari suatu

keputusan hendaknya sebagian didasarkan pada proses yang di gunakan unuk

membuat keputusan.

Suatu model proses pembuatan keputusan menyarankan langkah untuk membuat

keputusan yaitu :

1. identifikasi massalah yang ada

pembuatan keputusan pada dasarnya adalh proses pemecahan masalah

yang melibatkan penghilangan kendala bagi pencapaian tujuan organisasi.

Sesungguhnya langkah pertama dari proses peniadaan ini adalah mengidentifikasi

dengan tepat apa masalah atau kendala tersebut. Hanya sesudah kendala itu

Page 8: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

tersebut di temukan atau di identifikasi secara memadai manajemen bisa

mengambil langkah – langkah untuk melenyapkannya. Chester bernard telah

mengatakan bahwa masalah organisasional akan meminta perhatian dari manajer

terutama melalui :

a. perintah yang di sebarrkan oleh penyelia manajer

b. situai yang menghubungkan manajer dengan bawahannya,

c. aktivitas normal dari manajer itu sendiri

2. mendaftar alternatif yang mungkin untuk menyelasaika masalah ini

sekali massalah telah teridentifikasi berbagai pemecahan masalah

alternatif hendaknya di daftar. Hanya sedikit masalah organisasional yang

memiliki suatu pemecahan, dan karenanya, wirausahawan tidak memiliki sikap

bahwa suatu masalah hanya bisa di pecahkan dengan satu cara. Namun mereka

harus mengembangkan kerangka pikiran yang mempengaruhi mereka untuk

menemukan banyak pemecahan alternatif yang da pada semua masalah

organisasional.

Pemilihan alternatif yang paling bermanfaat

Pembuat keputusan bisa memilih pemecahan yang paling bermanfaat hanya

sesudah mereka mengevaluasi tiap alternatif dengan sangat teliti. Evalusi ini

terdiri dari 3 langkah

a. Pembuat keputusan hendaknya mencantumkan, seakurat mungkin pengaruh

potensial dari tiap alternatif seolah – olah alternatif tersebut dapat dipilih dan

diimplementasikan.

b. Pembuat keputisan hendaknya menentapkan faktor probabilitas pada tiap –

pengaruh alternatif tersebut. Hal ini akan menunjukan seberapa mungkin

pengaruh itu jika alternatif tersebut diimplementasukan.

c. Penetapkan organisasi tesebut sebagai pedoman, pembuat keputusan

hendaknya membandingkan tiap pengaruh yang di harapkan dari alternatif

tersebut dan probabiulitas. Alternatif yang tampak menguntunghksn bagi

orgsnisasi hendaknya dipilih untuk diimplementasikan.

Implementasi alterrnatif yang dipilih

Page 9: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

Langkag berikutnya adalah memfungsikan alternatif yang dipilih kedalam

tindakan – tindakan. Keputusan hendaknya didukung oleh tindakan yang tepat

jika keputusan tersebut di harapkan mencapai keberhasilan.

Pengumpulan umpan balik yang berhubungan dengan masalah

Bahkan sesudah alternatif yang di pilih telah diimplementasikan, tugas

dari pembuat keputusan belumlah lengkap. Mereka harus mengumpulkan umpan

balik untuk menentukan pengaruh dari alternatif yang diimplementasikan pada

masalh yang teridentifikasi. Jika masalah yang teridentifikasikan belum lagi

terpecahkan sebagai hasil alternatif yang diimplementasikan, wirausahawan

hendaknya harus mencari dan mengimplementasikan beberapa alternatif lainnya

yang akan mengurangi dampak dari masalah yang ada. Dengan kata lain, jika

masalah terpecahkan sebagai hasil alternatif yang diimplementasikan,

wirausahawan bisa mengalihkan perhatiannya untuk memecahkan masalah

organisasional lainnya.

Model proses pembuatan keputusan ini didasarkan pada asumsi utama.

a. model menganggap manusia adalah mahluk ekonomi dengan tujuan

memaksimumkan keputusaan atau hasil.

b. Model didasarkan pada asumsi bahwa dalam situasi pembuatan keputusan

semua pemecahan alternatif msupun konsekuensi yag mungkin dari tiap

alternatif diketahui dari wirausahawan.

c. Asumsi adalah bahwa pembuatan keputusan mempunyai beberapa sistem

prioritas yang memungkinkan mereka merangking tiap alternatif menurut

yang paling diinginkan. Jika tiap-tiap asumsi tersebut dipenuhi pada situasi

pembuatan keputusan, pembuat keputusan akan membuat keputusan baik bagi

organisasi. Pada kenyataannya, satu atau lebih asumsi itu biasanya tidak

terpenuhi, dan karenanya keputusan yang berhibungan bukan keputusan yang

terbaik bagi organisasi.

3. memilih alternatif yang paling bermanfaat untuk memecahakan masalah

4. memfungsikan alternatif kealam tindakan

5. mengumpulkan umpan balik ( feed back ) untuk menemukan apakah alternatif

yang di implementasikan bisa mengurangi masalah yang di identifikasi.

Page 10: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

F. KONDISI PEMBUATAN KEPUTUSAN

Pada sebagian besar contoh adalah tidak mungkin bagi pembuat keputusan untuk

yakin secara tepat berupa apa konsekuensi masa depan dari alternatif tersebut. Istilah

masa depan adalah penting didalam membahas pkondisi pengambilan keputusan.

Untuk tujuan praktis, karena organisasi dan lingkungannya senantiasa berubah,

konsekuensi nmasa depan dari keputusan yang diimplementasikan secara sempurna.

Umumnya, terdapat kondisi yang berbeda dalam mana keputusan yang dibuat.

Masing – masing kondisi tersebut didasarkan pada tingkatan derajat dimana hasil

masa depan dari alternatif keputusan diprediksi. Kondisi tersebut adalah :

1. kondisi kepastian sepenuhya ( complete certainty condition )

kondisi kepastian sepenuhnya mana kala pembuat keputusan tau dengan tepat

bagaimana hsil dari keputusan yang diimplementasikan tersebut akan berupa.

Dalam hal ini wirausahawan mempunyai pengetahuan sepenuhnya tentang suatu

keputusan. Karena apa yang mereka lakukan adalah mendaftar hail – hasil dari

alternatif dan kemudian mengambil hasil – hasil dengan payyof tertinggi bagi

organisasi, mereka mungkin mendapati betapa mudahnya membuat keputusan

yang tepercaya. Contohnya hasil hasil dari investasi alternatif didsasarkan pada

pembelian obligasi pemerintah, untuk tujuan praktis, bisa diprediksi sepenuhnya

karena suku bunga obligasi yang ditetapkan oleh pemerintah, memutuskan untuk

mengimplementasikan alternatif ini pada dasarnya akan membuat suatu keputusan

pada situasi kepastian sepenuhnya. Akan tetapi, sebagian besar keputusan

organisasi dibuat diluar situasi kepastian sepenuhnya.

2. kondisi yang tidak pasti sepenuhnya ( Compelete Uncertainty Conditions )

Kondisi ketidakpastian sepenuhnya ada manakala pembuatan keputusan tidak

mempunyai tahu sepenuhnya berupa apa hasil dari alternatif diimplementasikan

tersebut. Kondisi ketidak pastian sepenuhnya akan ada, contohnya, jika tidak ada

data historis yang akan diprediksikan apa yang akan terjadi di masa mendatang.

Pada situasi demikian, pembuat keputusan biasanyamendapati bahwa keputusan

Page 11: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

yang berhasil guna hanyalah persoalan kesempatan saja. Contoh dari suatu

keputusan yang dibuat dari situasi ketidak pastian sepenuhnya adalahlebih dari

berupa pemilihan mesin permen “Kejutan hari ini” dari pada pemilihan yang akan

membuat permen tersebut nampak lezat. Hanya sedikit keputusan organisasi yang

dibuat pada situasi ketidak pastian sepenuhnya.

3. kondisi resiko (Risk Condition)

Karekteristik utama dari kondisi resiko adalah bahwa pembuatan keputusannya

memiliki sedikit informasi mengenai hasil dari tiap alternatif untuk

mengestimasikan seberapa mungkin hasil tersebut jika alternatif di

implementasikan. Jelaslah, kondisi resiko terletak diantara siruasi kepastian

sepenuhnya dan situasi ketidakpastian sepenuhnya. Contoh : wirausahawan

menyewa dua orang salesmen tambahan untuk meningkatkan penjualan organisasi

tahunan adalah memutuskan pada kondisi resiko. Dia mungkin merasa

probabilitasnya tinggi bahwa menyewa penjual tambahan akan meningkatkan

penjualan total, akan tetapi adalah tidak mungkin untuk mengetahuinya dengan

pasti. Beberapa resiko untuk keputusan ini.

Pada kenyataannya, derajat resiko dapat dikaitkan dengan keputusan yang di buat

pada situaasi resiko. Semakin rendah kualitas informasi yang berhubungan

dengan hasil dari alternatif, semakin dekat situasi tersebut dengan situasi

ketidakpastian sepenuhnya dan semakin tinggi resiko yang berkaitan dengan

pemilihan altenatif. Sebagian besar kepjutusan yang dibuat organisasi normalnya

mempunyai beberapa resiko yang berkaitan dengan keputusan tersebut.

G. PERANGKAT – PERANGKAT DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN

Walaupun beberapa penulis menunjukan bahwa perangkat yang lebih subyektif

seperti extrasensory perception ( ESP ) bisa merupakan hal yang penting bagi

pembuatan keputusan, sebagian besar wirausahawan dcenderung menekankan

peralatan pembuatan keputusan yang lebih obyektif seperti programasi linier, metode

antrian, dan teori permainan, ( game theory ).akan tetapi, mungkin dua peralatan

pembuatan keputusan yang dipakai paling luas adalah teori probabilitas dan pohon

keputusan.

Page 12: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

Teori probabilitas

Teori probabilitas adalah pembuatan keputusan yang diginakan pada situasi resiko

atau situasi dimana pembuat keputusan tida sepenuhnya yakin dengan hasil dari

alternatif yang diimplementasikan. Probabilitas menunjuk pada kemungkinan bahwa

suatu kejadian atau hail sesungguhnya akan terjadi dan memungkinkan pembuatan

keputusan untuk menghitung nilai yang diharapkan untuk tiap – tiap alternatif. Nilai

diharapkan ( EV )atau expected value untuk suatu alternatif adalah pendapatan

(I)yang akan dihasilkan dikalikan dengan probabilitas dalam memperoleh pendapatan

tersebut (P). Dalam bentuk rumus : EV =I x P. Pembuatan keputusan hendaknya

mengikuti aturan umum dengan memilih dan mengimplementasikan alternatif dengan

nilai yag di harapkan tertinggi.

Pohon – pohon keputusan

Teori probabilitas ditetapkan pada situasi pada keputusan yang relatif sederhana.

Akan tetapi, beberapa keputusan adalah lebih rumit dan melibatkan serangkaian

langkah-langkah. Langkah-langkah tesebut saling bergantungan; yaitu tiap langkah

dipengaruhi oleh langkah yang mempengaruhinya. Suatu pohon keputusan adalah

peralatan pembuatan keputusan grafis yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi

keputusan yang mengandung serangkaian langkah-langkah.

Contoh bagaimana pohon keputusan bisa diterapkan pada keputusan produksi

adalah pada perusahaan yang harus memutuskan apakah akan membangun pabrik

yang kecil atau besar untuk menghasilkan produk baru dengan umur yang diharapkan

sepuluh tahun.

Dasar dari pohon keputusan yang menguraikan situasi yang dihadapi dengan jelas

menunjukkan bahwa manajemen harus memutuskan (titik Keputusan #1) apakah akan

membangun pabrik besar atau pabrik kecil. Jika pilihan adalah membangun pabrik

besar, perusahaan bisa menghadapi permintaan produk yang rat-rata tinggi atau

rendah, atau pada mulanya tinggi kemudian rendah. Jika pilihan adalah mendirikan

Page 13: Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)

pabrik kecil, dan permintaan produk yang tinggi terjadi selama dua tahun pertama

operasi, manajemen kemudian bisa memilih apakah meluaskan pabriknya atau tidak

(titik Keputusan #2). Apakah keputusan yang dibuat untuk memperluas pabrik atau

tidak memperluas pabrik kemudian bisa menghadapi permintaan produk yang tinggi

maupun rendah.

Sekarang bahwa berbagai kemungkinan alternatif yang berhubungan dengan

keputusan ini telah diuraikan, konsekuensi finansialdari tiap tindakan yang terpisah

tersebut harus dibandingkan sebelum pilihan akhir bisa ditetapkan. Untuk

membandingkan konsekuensi tersebut secara memadai, manajemen harus :

1. mempelajari perkiraan jumlah investasi yang diperlakukan untuk membangun

pabrik besar, pabrik kecil, dan untuk memperluas pabrik kecil

2. bobot probabilitas yang menghadapi tingkat permintaan produk yang

berbeda untuk berbagai alternatif keputusan dan,

3. mempertimbangkan hasil pendapatan yang diproyeksikan tiap alternatif

keputusan.

Analisa nilai yang diharapkan dan hasil bersih yang diharapkan tiap alternatif

keputusan akan membantu manajemen untuk memutuskan pilihan yang tepat. Hasil

bersih yang diharapkan didefinisikan pada situasi ini sebagai nilai yang diharapkan

dari alternatif dikurangi biaya investasi. Pada contoh tersebut membangun pabrik

besar akan menghasilkan-hasil bersih yang diharapkan tertinggi. Sebagai akibatnya,

manajemen hendaknya memutusakan untuk membangun pabrik besar.