Upload
adhityakurnia6003
View
292
Download
20
Embed Size (px)
Citation preview
KEHARUSAN UNTUK MENJADI
MULTINASIONAL
Sekarang ini hampir semua perusahaan besar secara aktif memasarkan berbagai produk melampaui
Batas tanah air mereka yang asli. Sebetulnya, persoalannya biasanya bukanlah apakah akan memasarkan
suatu merk di negara-negara lain tetapi sebaliknya bagaimana melaksanakannya (seperti produk yang
sama, kampanye iklan ("global") yang sama atau "menyesuaikan" produk dan membuat iklan lokal
untuk setiap negara). Karena penekanan pembahasan ini pada cara operasi secara multinasional,
sekarang perbendaharaan kata-kata pemasaran meliputi istilah-istilah seperti glokal, yang meritjuk ke
perusahaan-perusahaan yang "global" maupun "lokal"; yaitu mereka memasukkan ke dalam berbagai
usaha pemasaran mereka paduan unsur-unsur yang dibakukan dan unsur-unsur lokal untuk menjamin
diperolehnya manfaat setiap strategi.
Tantangan ini telah diberi arti khusus oleh berbagai upaya Uni Eropa (EU) untuk membentuk pasar
tunggal. Walaupun pergerakan barang dan jasa di antara anggota masyarakat telah dipermudah, tidak
jelas apakah pasar yang berbeda ini akan diubah menjadi pasar tunggal "Euroconsumers" yang homogen
dengan keinginan dan kebutuhan yang sama atau sangat serupa. Banyak orang yang mengharapkan
perkenalan "euro" sebagai mata uang bersama di antara sejumlah anggota EU dan penggantian beberapa
mata uang Eropa yang sekarang dipakai yang dijadwalkan pada tahun 2002, akan membantu membentuk
Eropa menjadi sebuah pasar yang sangat besar, sangat kuat, dan tunggal? Terbukanya Eropa Timur
terhadap kapitalisme juga memberikan peluang dan tantangan besar kepada para pemasar. Perusahaan-
perusahaan seperti Coca-Cola, General Motors, Nabisco, Gillete, dan R.J. Reynolds sekarang ini
menginvestasikan jumlah yang besar pada pengembangan dan pemasaran produk untuk memenuhi
keperluan pasar-pasar konsumen Eropa Timur yang baru terbangun.
The North American Free Trade Agreement (NAFTA), yang sekarang ini terdiri dari Amerika Srikat,
Kanada, dan Meksiko, memberikan akses pasar bebas kepada 400 juta konsumen yang merupakan pasar
senilai $8 triliun. Association of. South East Asian Nation (ASEAN) yang baru timbal, yang terdiri dari
Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Vietnam, merupakan aliansi ekonomi
yang penting yang memberikan pasar-pasar global baru kepada para pemasar. Para anggota kelompok
ini telah membentuk ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk memajukan perdagangan regional.
Banyak perusahaan mengembangkan strategi dalarn rangka mengambil keuntungan dari berbagai
peluang ekonomi yang baru timbul ini. Sekarang banyak perusahaan berusaha merebut pangsa pasar di
pasar-pasar luar negeri. Sebagai contoh, Reebok dalam keinginannya untuk menjadi merk global, baru-
baru ini telah menunjuk seorang direktur iklan global dan merencanakan untuk mengeluarkan $100 juta
lebih untuk kampanye iklan global. Dan Gap telah meluncurkan suatu kampanye iklan global dalam
tangka melawan Docker untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar untuk kain kepar yang cepat
berkembang.
Dengan tumbuhnya demam multinasional ini dan daya tarik umum pasar-pasar multinasional, berbagai
produk dan jasa yang berasal dari satu negara semakin banyak dicari oleh para konsumen di berbagai
bagian dunia lainnya. Misalnya, di Jepang, ada lebih dari 2.000 restoran McDonald, dan merk deterjen
pencuci piring yang sangat laris adalah Joy dari Procter & Gamble. Di samping 7,2 juta tenaga penjual
dari rumah ke rumah di Amerika Serikat, Avon mempunyai 2 juta tenaga penjual di Jepang, 2 juta di
Taiwan, 1 juta di Meksiko, dan setengah juta di Cina.
Berbagai perusahaan menjual produk mereka di seluruh dunia karena berbagai macam alasan. Pertama,
kebanyakan perusahaan telah mengetahui bahwa pasar luar negeri merupakan satu-satunya peluang yang
sangat penting untuk pertumbuhan mereka di waktu yang akan datang ketika pasar mereka di dalam
negeri mencapai kematangan. Kesadaran ini mendorong mereka untuk memperluas horizon mereka dan
mencari konsumen yang bertebaran di seluruh dunia. Selain itu, konsumen di seluruh dunia semakin
ingin mencoba berbagai produk "luar negeri"yang populer di tempat yang berbeda dan jauh.
MEMPEROLEH KETERBUKAAN TERHADAP BUDAYA LAIN
Karena konsumen semakin banyak berhubungan dengan barang materi dan gaga hidup orang yang
tinggal di bagian lain dunia, mereka mempunyai kesempatan untuk memakai berbagai produk dan
praktik yang berbeda ini. Bagaimata konsumen dalam budaya tertentu terbuka terhadap barang-barang
orang lain yang hidup di budaya lain merupakan bagian perilaku konsumen yang penting. Hal ini
mempengaruhi kesejahteraan para konsumen di seluruh dunia dan para pemasar berusaha agar produk
mereka diterima di negara-negara yang sering sangat berbeda dengan negara asal mereka.
Bagian keterbukaan konsumen terhadap berbagai budaya berbeda cenderung terjadi melalui inisiatif
konsumen sendiri perjalanan mereka, kehidupan dan pekerjaan mereka di negara asing, ataupun imigrasi
mereka ke negara lain. Di samping itu, para konsumen memperoleh "selera" dari berbagai budaya yang
berbeda dari kontak dengan film, seni dan barang-barang seni luar negeri dan, tentu saja, dari keter-
bukaan terhadap berbagai produk yang tidak akrab dikenal dan berbeda. Kategori keterbukaan budaya
kedua yang utama ini, sering dilakukan oleh para pemasar yang berusaha memperluas pasar mereka
dengan "membawa" berbagai produk, jasa, praktik, dan gagasan baru kepada konsumen potensial yang
tinggal di negara yang berbeda dan mempunyai pandangan budaya yang berbeda. Dalam konteks ini,
pemasaran internasional memberikan suatu bentuk "pemindahan budaya." Hertz mengiklankan di
Amerika Serikat bahwa perusahaan ini siap melayani para pelanggannya di Amerika Serikat yang akan
mengadakan perjalanan di Eropa. Hertz menjanjikan kepada para wisatawan Amerika pelayanan yang
sama baik kualitasnya dengan yang biasa mereka terima di Amerika Serikat, yang akan, sangat
mengurangi ketidakpastian menyewa mobil di Eropa.
DAMPAK NEGARA ASAL
Ketika konsumen mengambil keputusan membeli, mereka mungkin mempertimbangkan negara asal
pilihan mereka. Para peneliti telah rnenunjukkan bahwa para konsumen menggunakan pengetahuan
mereka mengenai dimana produk dibuat dalam penilaian pilihan pembelian mereka.7 Pengaruh "negara
asal" tersebut kelihatan terjadi karena para konsumen sering sadar bahwa perusahaan atau merk tertentu
dihubungkan dengan negara tertentu (seperti Rolls Royce dan Bentley dihubungkan dengan Inggris dan
Nikon dihubungkan dengan Jepang). Pada umumnya, banyak konsumen yang menghubungkan Perancis
dengan anggur, parfum, dan pakaian. Italia dengan perancang pakaian, sepatu, dan mobil sport; Jepang
dengan kamera dan barang-barang elektronik; dan Jerman dengan mobil, alat-alat, dan rnesin-mesin.
Selain itu, para konsumen cenderung mempunyai sikap ataupun pilihan mengenai produk tertentu yang
dibuat di negara tertentu. Sikap ini mungkin positif, negatif, atau netral, tergantung pada persepsi atau
pengalaman. Misalnya, seorang konsumen di suatu negara mungkin menghargai secara-positif suatu
produk tertentu yang dibuat di negara lain (sebagai contoh, konsumen Amerika yang kaya mungkin
merasa sepatu Italia atau kopor Louis Vuitton dari Perancis merupakan investasi yang berguna).
Sebaliknya, konsumen lain mungkih terpengaruh secara negatif ketika mengetahui bahwa VCR yang
dilihatnya di suatu toko dibuat di suatu negara yang tidak dihubungkannya dengan barang elekironik
yang bagus (seperti VCR suatu negara selain Jepang). Efek "negara asal" tersebut mempengaruhi
bagaimana para konsumen menilai kualitas dan merk-rnerk mans yang akhirnya akan mereka pilih.
Selain pengertian mengenai sifat-sifat produk yang didasarkan pada negara pembuatnya, ada bukti
penelitian bahwa beberapa konsumen mungkin menahan diri membeli produk dari negara-negara
tertentu karena rasa permusuhan. Studi yang diadakan baru-baru ini mengenai isu ini menemukan bahwa
para konsumen yang mempunyai rasa permusuhan yang tinggi di Republik Rakyat Cina lebih sedikit
mernpunyai produk-produk Jepang dibandingkan para konsumen yang mempunyai rasa permusuhan
yang rendah (selama Perang Dunia II , Jepang menduduki beberapa wilayah Cina). Walaupun beberapa
konsumen Cina mungkin menganggap Sony merupakan merk yang rnutalchir dan berkualitas tinggi
(atau persepsi mengenai produk itu sendiri mungkin sangat positif),,walaupun demikian mereka
mungkin menolak untuk membawa produk yang dibuat di Jepang ke rumah. Demikian pula, konsumen
Yahudi mungkin menghindar untuk membeli produk yang dibuat di Jerman karena Bencana yang
pernah terjadi, dan beberapa konsumen New Zealand dan Australia mungkin memboikot berbagai
produk Perancis disebabkan oleh percobaan nuklir Perancis di Pasifik Selatan.
ANALISIS KONSUMEN LINTAS BUDAYA
Untuk menentukan apakah akan memasuki pasar luar negeri dan bagaimana caranya, para pemasar perlu
melakukan bentuk analisis konsumen lintas budaya. Dalam cakupan diskusi ini, analisis konsumen lintas
budaya didefinisikan sebagai usaha untuk menentukan sejauh mana para konsumen dari dua negara atau
lebih sama atau berbeda. Analisis tersebut dapat memberikan kepada para pemasar pengertiarl mengenai
karakteristik psikologis, sosial, dan budaya konsumen luar negeri yang ingin mereka targetkan, sehingga
mereka dapat merancang strategi pasar yang efektif untuk pasar-pasar nasional tertentu yang mereka
tuju. Dalam konteks yang lebih luas, analisis konsumen lintas budaya mungkin juga termasuk
perbandingan kelompok-kelompok subbudaya dalam satu negara (seperti orang Kanada Inggris dan-
Kanada Perancis, orang Amerika Cuba dan Amerika Meksiko di Amerika Serikat, atau orang Protestan
dan Katolik di Irlandia Utara).
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARMANUSIA
Tujuan utama analisis konsumen lintas budaya adalah untuk menentukan bagaimana persamaan
para.konsumen dalam dua masyarakat atau lebih dan bagaimana perbedaan mereka. Pengertian
mengenai persamaan dan perbedaan yang terdapat di antara bangsa-bangsa sangat penting bagi para
pemasar multinasional, yang harus memikirkan berbagai strategi yang tepat untuk menjangkau
konsumen di pasarpasar luar negeri tertentu. Semakin besar persamaan antara bangsa-bangsa semakin
layak untuk menggunakan strategi yang sama di setiap bangsa. Sebaliknya, jika kepercayaan, nilai-nilai,
dan kebiasaan budaya negara-negara tertentu yang dibidik dirasakan sangat berbeda, maka strategi pasar
yang sangat khusus ditetapkan untuk setiap negara. Untuk menjelaskan hal ini, manajemen Discovery
Channel (saluran TV kabel), dalam usaha mereka memberikan program yang tepat kepada para pemirsa
di negara-negara tertentu, menemukan bahwa mereka harus menekankan sejarah dan arsitektur di
Meksiko; teknologi militer di Cina dan Brazil, serial mengerjakannya sendiri di Rusia; dan ilmu dan
teknologi di Australia. Keberhasilan perusahaan memasarkan produk atau jasa di sejumlah negara asing
mungkin dipengaruhi oleh seberapa samanya kepercayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan yang menentukan
penggunaan produk di berbagai negara. Sebagai contoh, berbagai iklan'TV yang mencakup seluruh
dunia dari perusahaan penerbangan inter- nasional yang besar (American Airlines, Continental Airlines,
Air France, Lufthansa, SAS, Sabena, Swissair, United Airlines, dan US Airways/British Airways)
cenderung menggambarkan kemewahan dan kemanjaan yang diberikan kepada para wisatawan
internasional kelas bisnis dan kelas satu. Alasan untuk daya tarik lintas budayanya yang umum adalah
bahwa perusahaan ini berbicara kepada tipe individu yang sama di seluruh dunia wisatawan bisnis
internasional kelas atas-yang banyak sekali kesamaannya.
Dampak Waktu
Ketika pengusaha Amerika mulai berbisnis dengan para mitra mereka di negara- negara lain, salah satu
hal pertama yang harus mereka sadari adalah bahwa irama hidup berbeda dari satu bangsa ke bangsa
lain. Sebagai contoh, walaupun pesta ulang tahun anak-anak di Amerika Serikat berlangsung rata-rata
sekitar 2 jam, orang Brazil bersedia menunggu agak lebih lama dari 2 jam untuk tamu yang datang
terlambat di sebuah pesta ulang tahun. Karena itu orang Brazil masih menunggu tamu-tamu yang datang
ketika para orang tua anak-anak Amerika datang untuk membawa anak-anak mereka pulang.
Yang.menarik, berbeda dengan Amerika Serikat, lebih sedikit orang Brazil yang memakai arloji.
Berapa waktu yang digunakan untuk bekerja juga merupakan isu yang berbeda dari negara ke negara. Di
Amerika Serikat, sekitar 80 persen waktu kerja dihabiskan untuk melaksanakan tugas dan barangkali 20
persen digunakan untuk kegiatan sosial. Tetapi di negara-negara seperti India dan Nepal,
perbandingannya mendekati 50 persen untuk masing-masing; dan di Jepang, waktu sosial, seperti
minum teh dengan teman sekerja di tengah hari, dianggap merupakan bagian dari pekerjaan. Penelitian
mengenai irama hidup di 31 negara (yang mendasarkan semua kecepatan kepada berapa lama para
pejalan kaki memerlukan waktu berjalah sejauh 60 kaki, menit menit yang diperlukan pegawai pos
untuk menyelesaikan sebuah transaksi pembelian perangko, dan ketepatan jam publik) mengungkapkan
perbedaan lintas-budaya yang besar sementara Swis msmpunyai irama hidup yang tercepat, Meksiko
yang paling lambat.
KELAS MENENGAH GLOBAL YANG BERTUMBUH
Kelas menengah yang bertumbuh di negara-negara yang sedang berkembang merupakan fenomena yang
sangat menarik bagi para pemasar global yang sering ingin sekali mengenal para pelanggan baru untuk
berbagai produk mereka. Media berita telah memberikan liputan yang luas sekali terhadap gagasan
bahwa kelas menengah yang berkembang dengan cepat di negara-negara Asia, Amerika Selatan, dan
Eropa Timur didasarkan kepada kenyataan bahwa walaupun penghasilan per kapita mungkin rendah,
namtm terdapat daya beli yang besar di negara seperti Cina, di mana penghasilan $1.500 sebagian besar
merupakan penghasilan yang dapat dibelanjakan dengan bebas. Ini berarti bahwa keluarga Cina
denganpenghasilan $1.500 menupakan kelas menengah dan merupakan pelanggan yang ditargetkan
untuk TV, VCR, dan komputer. Sudah tentu, pola umum pertumbuhan kelas menengah yang sama ini
juga telah diamati di berbagai bagian Amerika Selatan, Asia, dan Eropa Timur.
Walaupun kelas menengah yang bertumbuh dapat menjadi pasar bagi berbagai produk seperti Big Mac
dan kentang goreng, harus selalu diingat bahwa produk yang sama mungkin mempunyai arti yang
berbeda di negara-negara yang berbeda. Sebagai contoh, walaupun konsumen Amerika Serikat ingin
"makanan cepat saji" nya disajikan cepat, konsumen Korea mungkin lebih memandang makan sebagai
pengalaman sosial atau berhubungan dengan keluarga. Karena itu, jam buka toko swalayan perumahan
mungkin leb'ih dihargai oleh konsumen Korea daripada waktu pelayanan yang lebih pendek.
AKULTURASI MERUPAKAN SUDUT PANDANG PEMASARAN YANG DIBUTUHKAN
Terlalu banyak pemasar, yang memikirkan perluasan internasional, melakukan kekeliruan strategis
dengan mempercayai bahwa "jika produknya disukai oleh konsumen lokal atau domestik, maka setiap
orang akan menyukainya." Sudut pandang yang bias mi meningkatkan kemungkinan gagalnya
pemasaran di luar negeri. Hal ini menggambarkan kurangnya pengertian mengenai karakteristik
psikologis, sosial, budaya, dan lingkungan yang khas dari berbagai budaya yang jelas berbeda. Untuk
mengatasi pandangan yang sempit dan kabur secara budaya tersebut, para pemasar harus juga
mengalami semacam proses akulturasi. Mereka harus mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemakaian atau kemungkinan pemakaian produk dan kategori produk mereka di negara-negara asing di
mana mereka rencanakan akan beroperasi, Dalam hal ini, akulturasi lintas-budaya merupakan proses
rangkap bagi pemasar. Pertama, para pemasar harus mengorientasikan din mereka sepenuhnya ke nilai-
nilai, kepercayaan, dan kebiasaan masyarakat baru tersebut untuk mengatur posisi dan memasarkan
produk mereka dengan tepat (menjadi sensitif terhadap dan konsisten dengan sikap dan nilai-nilai
tradisional atau yang berlaku). Kedua, agar produk agar baru secara budaya diterima oleh masyarakat
luar negeri, mereka harus mengembangkan strategi yang mendorong para anggota masyarakat tersebut
untuk mengubah atau pun menghentikan tradisi mereka sendiri (mengubah sikap mereka dan mungkin
mengubah perilaku mereka). Untuk menjelaskan hal ini, suatu usaha pemasaran sosial yang
direncanakan untuk mendorong konsumen di negara-negara yang sedang berkembang memberikan
vaksinasi polio untuk anak-anak mereka akan membutuhkan proses akulturasi,dua-langkah. Pertama,
pemasar harus memperoleh gambaran yang mendalam mengenai sikap dan kebiasaan masyarakat pada
saat itu terhadap obat pencegahan dan konteks yang berhubungan dengan itu. Kemudian, pemasar harus
merencanakan strategi promosi yang akan meyakinkan para anggota pasar yang ditargetkan untuk
memvaksinasi anak-anak mereka, walaupun 'untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan perubahan dalam
sikap sekarang ini.
Dua contoh lain juga bermanfaat. Menurut Gillette, raksasa industri alat cukur, hanya sekitar 30
persenwanita Eropa yang "bercukur basah," dibandingkan dengan 75 persen wanita Amerika Serikat.
Dan di beberapa negara Eropa, seperti Spanyol dan Italia, para wanita yang ingin menghilangkan bulu
pergi ke salon-salon penghilang bulu (dengan lilin), daripada mencukur sendiri dengan pisau cukur, Jadi,
kebanyakan wanita Eropa tidak hanya merasa bahwa tidak perlu menghilangkan bulu, tetapi banyak dari
mereka yang memang perlu menghilangkan bulu tidak memandang bercukur sebagai cara yang lebih
disukai untuk melakukan hal ini.18 Pandangan seperti itu merupakan prasyarat yang penting untuk
mengenali strategi yang mendorong para wanita Eropa mau menganggap bercukur sebagai alat untuk
menghilangkan bulu yang tidak dikehendaki. Dan kemudian ada Tambrands, produsen tampon Tampax.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan ini adalah menghadapi hal-hal yang bersifat
keagamaan dan budaya tertentu yang mengemukakan bahwa pemakaian produk ini mengakibatkan
pelanggaran terhadap tubuh. Agar Tambrands dapat memasarkan dengan efektif di negara-negara seperti
Brazilia, perusahaan harus secara efektif menghadapi isu ini.
Karakteristik Khusus Analisis Lintas-Budaya
Sebuah perusahaan, yang berencana menjalankan bisnis di negara-negara asing, sering mengalami
kesulitan melakukan riset konsumen lintas-budaya. Misalnya, di negara-negara Islam di Timur Tengah
sulit melakukan nset pasar yang bergaya Barat. Di Saudi Arabia menghentikan orang, di jalan dianggap
menyalahi hukum, dan kelompok fokus tidak dapat dilakukan karena berkumpul empat orang atau lebih
(dengan pengecualian keluarga dan pertemuan agama) adalah melawan hukum.20 Perusahan Amerika
yang ingin melakukan bisnis di Rusia sedikit sekali memperoleh informasi mengenai konsumen dan
statistik pasar. Demikian pula, informasi riset pasar di Cina biasanya tidak memadai, dan survei yang
mengajukan pertanyaan pribadi menimbulkan kecurigaan. Jadi para pemasar telah mengusahakan cara
lain
untuk memperoleh data yang mereka butuhkan. Sebagai contoh, Grey Advertising telah memberikan
kamera kepada anak-anak Cina, sehingga mereka dapat mengam
bil gambar-gambar apa yang mereka sukai dan tidak sukai, daripada harus menjelaskannya kepada orang
asing;A.C. Nielsen mengadakan kelompok fokus di beberapa pub, dan ruang bermain anak-anak,
daripada di ruang-ruang konperensi, dan. Leo Burnett telah mengirim beberapa .peneliti ke Cina untuk
hanya "berkumpul dan mengobrol" dengan para konsumen.21
Menggunakan Teknik Penelitian
Walaupun berbagai teknik penelitian dasar yang sama dengan yang digunakan untuk
mempelajari konsumen domestik berguna untuk mempelajari konsumen di berbagai •
negeri asing (lihat Bab 2), dalam analisis lintas-budaya terdapat beban tambahan,
karena pemakaian bahasa dan kata-kata sering berbeda antara satu bangsa dengan bangsa lain. Isu lain
dalam riset pasar internasional adalah mengenai skala peng ukuran. Di Amerika Serikat, skala 5 atau 7
poin mungk n memadai, tetapi di negaranegara lain, mungkin dibutuhkan skala 10 atau bahkan 20 poin.
Selanjutnya, fasilitas penelitian, seperti layanan wawancara per telepon, mungkin atau mungkin tidak
tersedia di negara-negara atau bagian-bagian dunia tertentu (Tabel 14-3).
Untuk menghindari masalah pengukuran penelitian tersebut, para peneliti kon- sumen harus
membiasakan diri mereka dengan pelayanan penelitian yang tersedia di negara yang mereka nilai
sebagai potensi pasar, dan harus mempelajari cara merancang studi riset pasar yang akan menghasilkan
data yang berguna. Para peneliti juga harus ingat bahwa perbedaan budaya dapat menyebabkan
metodologi penelitian yang "standard" tidak cocok. Tabel 14-4 memperkenalkan berbagai isu pokok
yang harus dipertimbangkan para pemasar multinasional ketika merencanakan riset konsumen lintas-
budaya.
STRATEGI MULTINASIONAL YANG BERUBAH: GLOBAL VERSUS LOKAL
Beberapa pemasar telah memperdebatkan bahwa pasar-pasar dunia semakin lama menjadi mirip dan
karena itu berbagai strategi pasar yang dibakukan, menjadi semakin mungkin digunakan. Sebaliknya,
para pemasar yang lain merasa bahwa berbagai perbedaan di.antara dari konsumen berbagai bangsa
terlalu besar untuk
memungkinkan pemakaian strategi pasar yang baku. Dalam pengertian yang prak-. tis, tantangan
mendasar bagi kebanyakan eksekutif yang memikirkan pemasaran multinasional adalah memutuskan
apakah akan menggunakan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai bersama sebagai strategi segmentasi
(yaitu, menarik perhatian konsumen di negara-negara yang berbeda dari sudut kebutuhan, nilai-nilai dan
tujuan mereka "bersama"), atau menggunakan batas-batas nasional sebagai strategi segmentasi (atau
menggunakan strategi pasar yang relatif berbeda, "lokal," atau khusus bagi anggota budaya atau negara
tertentu).
MENYUKAI:"MERK DUNIA"
Semakin banyak perusahaan menciptakan berbagai produk dengan merk dunia yang diproduksi,
dikemas, dan ditempatkan dengan cara yang persis sama dimanapun produk itu dijual. Bagi arloji tangan
merk mewah "kelas dunia" seperti Patek Philippe wajar sekali menciptakan kampanye iklan global atau
seragam untuk mencapai pasar targetnya yang berkelas atas di seluruh dunia. Walaupun teks iklan
tersebut dalam bahasa-bahasa khusus yang ditargetkan, orang dapat berspekulasi bahwa kebanyakan
pelanggan target Patek Philippe yang kaya dapat membaca dan menulis dalam bahasa Inggris. Walaupun
demikian, untuk memaksimumkan "daerah aman" mereka, tepat jika berbicara dengan mereka dalam
"bahasa ibu"-mereka.
Para pemasar berbagai produk yang mempunyai daya tarik yang luas atau ham- pir merupakan pasar
masal juga menganut strategi merk dunia. Misalnya, Playtex, telah beralih dari strategi iklan lokal
menurut masing-masing negara ke strategi iklan global. Perusahaan-perusahaan multinasionai lainnya
seperti General Motors, Gillette, Estee Lauder, Unilever, Parker Pen, dan Fiat, juga menggunakan iklan
global untuk berbagai produk dan jasa.
Para pemasar yang lain juga menggunakan strategi merk dunia. Sebagai contoh, Anda mungkin mengira
bahwa Procter & Gamble, yang memasarkan lebih 300 merk ke seluruh dunia, merupakan perusahaan
yang banyak sekali mempunyai merk dunia. Walaupun demikian, baru-baru ini terungkap bahwa dari 16
merknya yang terbesar, hanya tiga yang benar-benar merupakan merk dunia—Always/Whisper,
Pringles, dan Pantene. Beberapa merk P & G lainnya, seperti Pampers, Tide/Ariel, Safeguard, dan Oil of
Olay, baru saja mulai membangun posisi yang umum di pasar dunia.22
PEMASARAN GLOBAL YANG ADAPTIF
Berbeda dengan strategi komunikasi pemasaran yang menekankan pesan yang umum, beberapa
perusahaan menggunakan strategi yang menyesuaikan pesan-pesan iklan mereka dengan nilai-nilai
khusus budaya tertentu. McDonald's merupakan contoh perusahaan yang berusaha melokalisir iklannya
kepada konsumen di setiap pasar lintas budaya di mana perusahaan im beroperasi, sehingga
menjadikannya sebuah perusahaan-"glokal" (lihat Gambar 14-3). Sebagai contoh, Ronald McDonald
yang kita semua kenal dinamai kembali sebagai Donald McDonald di Jepang, karena bahasa Jepang
tidak mengandung bunyi "R" MacDonald sekarang ini benar-benar merupakan perusahaan "multi-
lokal."23 Levi's dan Reebok juga cenderung mengikuti strategi yang memperhitungkam perbedaan
budaya dalam menciptakan citra merk untuk berbagai produk mereka. Levi's cenderung memposisikan
jeansnya untuk para konsumen Amerika, dengan menekankan citra kelompok sosial, walaupun
perusahaan ini menggunakan lebih banyak lagi citra individualistis dan menurut gender ketika
berkomunikasi dengan para konsumen Eropa.24
Para pemasar lain, juga merasa bahwa konsep merk dunia.mungkin akan berkembang lebih jauh. Procter
& Gamble mempunyai beberapa merk yang walaupun dipasarkan dengan merk yang sama di seluruh
dunia, rasa dan aroma setiap produk mungkin bervariasi dari negara ke negara. Puncak usaha pemasaran
Pepsi yang baru di Jepang termasuk berbagai iklan yang .meiibatkan seorang pahlawan besar Amerika—
pahlawan yang tidak pernah dilihat kebanyakan orang Amerika dan mungkin tidak akan disukai jika
mereka melihatnya. Walaupun Pepsi memperhatikan bahwa iklan global sedang digemari di Madison
Avenue, kadangkadang bermanfaat juga jika mengubah bentuknya 25 Majalah Cosmopolitan, di
samping terbit dalam 12 bahasa, juga menyesuaikan isi editorial ke-28 edisi interna-
sionalnya dengan pasar lokal 26'Dengan cara yang sama, majalah Forbes menargetkan para pembaca
bisnis dalam sejumlah bahasa yang berbeda, dengan mengguna- kan isi editorial yang disesuaikan dan
membedakannya dari edisi untuk Amerika Serikat.
Beberapa perusahaan menerapkan strategi "campuran." Misalnya, Coca-Cola, Unilever, Playtex, dan
Black & Decker menambah strategi global mereka dengan keputusan lokal. Dalam melakukan
pendekatan yang dapat disesuaikan tersebut, para pemasang iklan globalyang mempunyai pengetahuan
mengenai perbedaan lintas-
budaya dapat menyesuaikan pesan-pesan tambahan mereka.secara lebih efektif untuk menyesuaikan
dengan masing-masing pasar lokal. Sebagai contoh, sebuah studi telah menunjukkan bahwa para
konsumen Amerika Serikat lebih memfokuskan kepada pernyataan-pernyataan berkaitan dengan produk
yang dimuat dalam iklan, sedangkan para konsumen Taiwan lebih memfokuskan kepada kepantasan
iklan, seperti kualitas estetikanya 27 Juga ada bukti yang dikemukakan bahwa iklan-ikian Spanyol
mungkin berisi lebih banyak daya penarik gabungan dibandingkan iklan Amerika Serikat, karena
kecenderungan budaya Spanyol kepada sifat feminin dalam norma-norma sosialnya (norma-norma
masyarakat Amerika Serikat cenderung memantulkan sifat maskulin).28 Karena konsep dan kata-
katanya sering tidak mudah diterjemahkan dan banyak daerah di negara itu yang mempunyai bahasa
sendiri, para pemasang iklan di •Cina mungkin akan lebih efektif jika mereka lebih menganda lkan
simbol simbol daripada teks.29 Juga penting dicatat bahwa para konsumen di berbagai negara di dunia
mempunyai keterbukaan yang sangat berbeda terhadap iklan. Seperti yang ditunjukkan Tabel 14-5,
jumlah iklan yang setiap hari ditujukan kepada para konsumen Jepang, untuk biaya sebesar $6 sehari,
adalah 14 kali jumlah yang ditujukan kepada rata-rata konsumen Laos selama setahun.
KERANGKA UNTUK MENILAI STRATEGI MULTINASIONAL
Para pemasar multinasional menghadapi tantangan untuk menciptakan berbagai program pemasaran dan
periklanan yang dapat mengkomunikasikan secara efektif dengan berbagai macam pasar yang
ditargetkan. Untuk membantu tugas yang menge- sankan ini, berbagai kerangka telah dikembangkan
untuk menentukan tingkat di mana usaha-usaha pemasaran dan periklanan harus dibuat global atau
lokal.
Untuk memungkinkan para pemasar internasional menilai posisi produk mereka di pasar-pasar tertentu
di luar negeri, Tabel 14-6 menyajikan lima tahap yang merupakan.rangkaian kesatuan yang dimulai dari
kesadaran mengenai adanya merk luar negeri di daerah pasar lokal sampai ke pengenalan yang
mendalam mengenai merk global; yaitu, merk diterima "sebagaimana adanya" di hampir setiap pasar,
dan para konsumen tidak memikirkan negara asalnya.
Tabel 14-7 menyajikan kerangka yang memfokuskan pada empat strategi pasar yang tersedia bagi
perusahaan yang bermaksud melakukan bisnis berbasis global.. Sebuah perusahaan mungkin akan
memutuskan apakah akan menbakukan atau melokalisir produk-produknya dan membakukan maupun
melokalisir program komunikasinya (jadi membentuk matriks dua kali dua). Keempat kemungkinan
yang
dipertimbangkan kerangka keputusan ini berkisar dari<perusahaan yang memasukkan strategi global
(atau membakukan produk maupun program komunikasi) sainpai pada mengembangkan strategi yang
sepenuhnya lokai (atau menyesuaikan produk maupun program komunikasi) untuk setiap pasar yang
khusus. Di tengahnya, ada dua strutegi cufmpuran. Keempat sel ini mungkin mewakili kemungkinan
pertumbuhan perusahaan. Untuk menentukan sel mana yang mewakili strategi terbaik bagi perusahaan,
pemasar hams melakukan analisis konsumen lintas-budaya untuk memperoleh reaksi konsumen
terhadap alternatif penetapan produk dan promosi. Untuk menjelaskan kepentingan strategis
keseragaman produk, Frito-Lay,.perusahaan makanan kecil raksasa Amerika Serikat, telah membakukan
kualitas dan mengurangi banyaknya merk lokal dari perusahaan-perusahaan keripik kentang yang
dimilkinya di seluruh dunia. Usaha ini memungkinkan mereka maju terus dengan penampilan visual
global bersama yang menonjolkan logo dan merk global Lay. Usahanya didorong oleh penelitian yang
mengungkapkan bahwa keripik kentang merupakan makanan kecil yang mempunyai daya tank yang
tersebar luas di sebagian besar dunia.3fl
Orientasi lam untuk meniiai apakah akan menggunakan strategi pasar global versus pemasaran lokal
dipusatkan pada perpaduan teknologi dan keterampilan yang tinggi.. Staadadasasi produk kelihatan
sangat sukses untuk berbagai produk dengan keterlibatan tinggi yang mendekati perpaduan antara tujuan
teknologi-tinggi dan kemampuan yang tinggi. Dengan kata lain, produk-produk yang dari sudut
manapun lebih sesuai untuk ditempatkan sebagai merk-merk global. Sebaliknya, produk dengan
keterlibatan rendah, yang berada pada pertengahan perpaduan teknologi. tinggi/keterampilan yang tinggi
lebih cocok dipasarkan sebagai merk lokal, dengan mengguunakan keputusan pasar demi pasar.31
Untuk menjelaskannya, atas dasar cakupan seluruh dunia, para konsumen yang tertarik dengan produk-
produk yang mempunyai keteriibatan tinggi dan teknologi tinggi nienggunakan bahasa yang sama
(seperti "byte" dan "microprocessor"), sedangkan iklanproduk dengan keterlibatan tinggi dan
keterampilan yang tinggi cenderung rnenggunakan daya tank yang lebih emosional den menekankan
citra visual: Dalam kedua kasus tersebut, menurut perspektif ini, (produk-produk dengan keteriibatan
tinggi dengan teknologi maupun keterampilan yang tinggi) produk-produk tersebut merupakan calon
untuk komunikasi promosi global.
Ketika memasarkan berbagai produk yang berteknologi tinggi di luar negeri, penting diperhatikan
bahwa banyak negara industri yang jauh ketinggalan di belakanng Amerika Serikat dalam pemakaian
komputer. Sebagai contoh, walaupun lebih dari 90 persen pekerja kantor Amerika Serikat yang
menggunakan PC, hanya 55 persen di Eropa Barat yang menggunakarmya. Sering, tujuan orang di
kebanyakan perusahaan Eropa adalah untuk naik ke posisi yang cukup tinggi di perusahaan yang tidak
mengharuskan Anda menggunakan PC (yaitu, tidak harus menggunakan komputer merupakan simbol
status).32
SEGMENTASI PSIKOGRAFIS UNTAS $UDAYA
Paradoks dalam riset konsumen lintas budaya adalah bahwa walaupun konsumen di seluruh dunia
mungkm dalam banyak hal mirip (sebagai contoh, meningkatnya jumlah wanita yang bekerja di
ldipertimbangkan kerangka keputusan ini berkisar dari<perusahaan yang memasukkan strategi global
(atau membakukan produk maupun program komunikasi) sainpai pada mengembangkan strategi yang
sepenuhnya lokai (atau menyesuaikan produk maupun program komunikasi) untuk setiap pasar yang
khusus. Di tengahnya, ada dua strutegi cufmpuran. Keempat sel ini mungkin mewakili kemungkinan
pertumbuhan perusahaan. Untuk menentukan sel mana yang mewakili strategi terbaik bagi perusahaan,
pemasar hams melakukan analisis konsumen lintas-budaya untuk memperoleh reaksi konsumen
terhadap alternatif penetapan produk dan promosi. Untuk menjelaskan kepentingan strategis
keseragaman produk, Frito-Lay,.perusahaan makanan kecil raksasa Amerika Serikat, telah membakukan
kualitas dan mengurangi banyaknya merk lokal dari perusahaan-perusahaan keripik kentang yang
dimilkinya di seluruh dunia. Usaha ini memungkinkan mereka maju terus dengan penampilan visual
global bersama yang menonjolkan logo dan merk global Lay. Usahanya didorong oleh penelitian yang
mengungkapkan bahwa keripik kentang merupakan makanan kecil yang mempunyai daya tank yang
tersebar luas di sebagian besar dunia.3fl
Orientasi lam untuk meniiai apakah akan menggunakan strategi pasar global versus pemasaran lokal
dipusatkan pada perpaduan teknologi dan keterampilan yang tinggi.. Staadadasasi produk kelihatan
sangat sukses untuk berbagai produk dengan keterlibatan tinggi yang mendekati perpaduan antara tujuan
teknologi-tinggi dan kemampuan yang tinggi. Dengan kata lain, produk-produk yang dari sudut
manapun lebih sesuai untuk ditempatkan sebagai merk-merk global. Sebaliknya, produk dengan
keterlibatan rendah, yang berada pada pertengahan perpaduan teknologi. tinggi/keterampilan yang tinggi
lebih cocok dipasarkan sebagai merk lokal, dengan mengguunakan keputusan pasar demi pasar.31
Untuk menjelaskannya, atas dasar cakupan seluruh dunia, para konsumen yang tertarik dengan produk-
produk yang mempunyai keteriibatan tinggi dan teknologi tinggi nienggunakan bahasa yang sama
(seperti "byte" dan "microprocessor"), sedangkan iklanproduk dengan keterlibatan tinggi dan
keterampilan yang tinggi cenderung rnenggunakan daya tank yang lebih emosional den menekankan
citra visual: Dalam kedua kasus tersebut, menurut perspektif ini, (produk-produk dengan keteriibatan
tinggi dengan teknologi maupun keterampilan yang tinggi) produk-produk tersebut merupakan calon
untuk komunikasi promosi global.
Ketika memasarkan berbagai produk yang berteknologi tinggi di luar negeri, penting diperhatikan
bahwa banyak negara industri yang jauh ketinggalan di belakanng Amerika Serikat dalam pemakaian
komputer. Sebagai contoh, walaupun lebih dari 90 persen pekerja kantor Amerika Serikat yang
menggunakan PC, hanya 55 persen di Eropa Barat yang menggunakarmya. Sering, tujuan orang di
kebanyakan perusahaan Eropa adalah untuk naik ke posisi yang cukup tinggi di perusahaan yang tidak
mengharuskan Anda menggunakan PC (yaitu, tidak harus menggunakan komputer merupakan simbol
status).32
SEGMENTASI PSIKOGRAFIS UNTAS $UDAYA
Paradoks dalam riset konsumen lintas budaya adalah bahwa walaupun konsumen di seluruh dunia
mungkm dalam banyak hal mirip (sebagai contoh, meningkatnya jumlah wanita yang bekerja di luar
rumah), perbedaan apapun dalam sikap dan perilaku dapat merupakan hal yang penting sekali dalam
menentukan kepuasan dan mungkin
uar rumah), perbedaan apapun dalam sikap dan perilaku dapat merupakan hal yang penting sekali dalam
menentukan kepuasan dan mungkin
memberikan peluang untuk membagi konsumen dari sudut perbedaan budaya. Sebagai contoh,
walaupun lebih dari 50 persen wanita Jepang dan Amerika bekerja di luar rumah (yang meningkatkan
kebutuhan atas berbagai produk yang memberikan kemudahan dan penghematan waktu), para wanita
Jepang lebih lambat menganut sikap bebas mitra mereka para wanita yang bekerja di Amerika
Serikat.33 Karena sudut pandang ini; penentuan apakah akan memasarkan atau tidak alat pembersih
yang menghemat waktu sebagai merk dunia merupakan keputusan strategis yang sangat kritis. Beberapa
perusahaan mungkin berusaha menetapkan strategi penentuan merk global, sedangkan perusahaan-
perusahaan lain akan merancang strategi pasar individual atau lokal—strategi yang memperlakukan para
wanita Jepang dan Amerika bekerja secara berbeda. Suatu otoritas pemasaran secara jitu menyimpulkan
isu-isu ini bertahun-tahun yang lalu dengan menyatakan: "Satu-satunya kebenaran pokok yang mungkin
ada adalah bahwa manusia itu benar-benar sama dan sekaligus sangat berbeda ..."34
Buku ini didasarkan pada tesis yang sama. Bab-bab terdahulu telah menguraikan berbagai persamaan
yang mendasari dan ada di antara manusia dan berbagai - pengaruh luar yang membantu membedakan
mereka menjadi berbagai segmen pasar yang berbeda. Jika kita yakin pentingnya menyesuaikan strategi
pasar pada berbagai segmen tertentu di pasar Amerika, maka kita akan yakin juga untuk menyesuaikan
strategi pasar dengan kebutuhan-psikologis, sosial, budaya, dan fungsional-berbagai segmen luar negeri
tertentu.
Penelitian psikografis global sering mengungkapkan perbedaan budaya sangat penting bagipara
pemasar. Sebagai contoh, Roper Starch Worldwide, sebuah perusahaan riset pemasaran. multinasional
yahg utama, baru-baru ini menyelesaikan sebuah studi yang melibatkan wawancara dengan 35.000
konsumen di 35 negara untuk mengenali nilai-nilai bersama, terlepas dari batas-batas negara. Penelitian
ini berusaha mengungkapkan nilai-nilai dasar yang penting dalam kehidupan manusia, untuk memahami
motivasi yang mendorong sikap maupun perilaku. Setelah menyele-
saikan wawancara di Amerika Utara dan Selatan, Asia, dan Eropa, enam kelompok nilai global
terungkap; "Pekerja Keras, "Orang yang Taat," "Orang, yang Mementingkan Kepentingan Orang Lain,"
"Orang yang Bersifat Akrab," "Pencari Kese- nangan," dan "Orang yang Kreatif."35 Tabel 14-8
menyajikan uraian singkat menge- nai masing-masing dari keenam segmen pasar global ini. Gallup
Organization, perusahaan riset pemasaran yang terkemuka lainnya, juga menerapkan analisis segmentasi
multinasional terhadap lima daerah metropolitan di negara-negara Amerika Latin berikut ini: Argentina,
Brazilia, Cili, Kolumbia, dan Meksiko.36 Model segmentasi ini mengidentifikasikan delapan segmen
berikut ini: "Elit Profesional yang Baru Muncul," "Elit Tradisional," "Kelas Menengah-Atas yang
Progresif," "Kelas Menengah yang Maju Atas Usaha Sendiri," "Kelas Menengah dengan keahlian,"
"Kelas Menengah-Bawah dengan Keahlian Sendiri," "Kelas Pekerja Industri," dan "Kelas Pekerja yang
Bekerja Keras" (lihat Tabel 14-9).
KESALAHAN PEMASARAN: KEGAGALAN MEMAHAMI PERBEDAAN
Pada umumnya, perjudian bagi para pemasar dalam pemasaran internasional adalah tidak mengetahui
apakah produk, daya tank promosi, kebijakan penentuan harga, atau saluran ntel yang efektif di satu
negara akan berhasil pula di negara-negara lain dan dalam berusaha untuk menentukan perubahan-
perubahan khussus apa yang harms dilakukan untuk menjamin penenmaan di setiap pasar luar negeri.
Beberapa contoh kesalahan besar dalam pemasaran internasional berikut ini menggambarkan bahwa
kegagalan menyesuaikan strategi pasar dengan sifat-sifat budaya yang berbeda di pasar yang menjadi
target dapat menimbulkan kesalahan yang mahal.
MASALAH PRODUK
Para pemasar internasional suing lalai untuk memodifikasi produk mereka guna memenuhi kebiasaan
dan selera lokal. Para pemasar Amerika yang menjual berbagai produk makanan di Jepang sering belajar
dengan cara yang sulit (melalui kinerja penjualan yang jelek) bahwa mereka harms mengubah
karakteristik tradisional pro- duk mereka. Sebagai contoh, Snapple gagal menunjang momentum
penjualan di Jepang karena para konsumen lebih menyukai teh es yang lebih encer dan kurang maths.
Tampaknya Snapple tidak bersedia maupun terlalu lambat mengubah bahanbahannya untuk disesuaikan
dengan selera orang Jepang setempat. Kellog's, perusahaan sereal raksasa, telah berusaha menghindan
berbagai "perangkap budaya" yang berkaitan dengan"pemasaran bahan makanan lintas-budaya dalam
perluasan internasionalnya: Perusahaan ini telah mengetahui agar menarik perbedaan yang cermat antara
orang Irlandia, yang mengkonsumsi 17 pon sereal per orang per tahun (tingkat tertinggi di dunia),
dengan orang Perancis, Italia, dan Yunani, yang makanan paginya sangat sedikit cenderung tidak
memasukkan sereal 38 Artikel yang terbit baru-baru ini yang membicarakan usaha Kellog's dalam
memasarkan sereal di Eropa memang diben judul "Europe Is Deaf to Snap! Cackle! Popp!." Cerita
tersebut mencatat.bahwa para Ibu Eropa membeli sereal untuk anak-anak mereka, dan bahwa berbagai
perubahan budaya di Kontinen dapat membuat makanan pagi yang lebili berat menjadi penting.39
Contoh lain lagi menunjukkan bahwa ketika Oreo diperkenalkan di Jepang, Nabisco mengurangi jumlah
gula dalam adonan kue (kotaknya mempromosikan produk ini sebagai mempunyai "rasa agak pahit"
untuk memenuhi selera Jepang. Tetapi, beberapa konsumen Jepang masih menganggap kue tersebut
terlalu manis dan memberitahu perusahaan tersebut bahwa mereka "hanya ingin memakan kuenya"
tanpa kritn. Nabisco dengan terlambat memperkenalkan kue Petit Oreo Non-Cream yang terdiri . dari
biskuit tipis tunggal tanpa knm:40 Untuk menghindari masalah seperti itu, para pemasar harus
memastikan sebelumnya apakah karakteristik fisik produk mereka akan dapatditenma oleh pasar yang
baru. KetikaIKEA membuka tokonya yang pertama di daerah Philadelphia, perusahaan ini menjual tirai
ukuran Eropa yang tidak sesuai dengan jendela orang Amerika. Pendiri IKEA pernah berkata, secara
bergurau, bahwa "Orang Amerika tidak mau rnerendahkan langitlangitnya untuk menyesuaikan dengan
tirai kita."41
Warna juga merupalkan variabel yang menentukan keberhasilan pemasaran internasional, karena warna
yang sama sering mempunyai arti yang berbeda di budaya yang berbeda. Sebagai contoh, lihatlah warna
biru. Di Negeri Belanda, warna ini berarti keramahan; di Iran, melambangkan kematian; di Swedia
mengandung arti
dingin; di India, berarti kesucian. Selanjutnya, kuning, yang berarti keramahan di Amerika Serikat,
mengandung arti ketidaksetiaan di Perancis.42 Pepsodent keliru ketika berusaha menjual pasta giginya
di Asia Tenggara dengan menjanjikan gigi yang putih. Di bagian dunia itu, mengunyah buah pinang
dianggap suatu kebiasaan golongan atas dart, akibatnya, gigi yang berwarna merah-kecoklat-coklatan
dipandang sebagai simbol status. Dengan demikian, slogan Pepsoden, "Anda akan heran kemana
perginya warna kuning," tidak membantu menjual procluk.43 PPenting sekali agar warna produk dan
kemasan dapat menyampaikan arti yang tepat di negara-negara tempat mereka dipasarkan. Sebagai
contoh, sebelum sekali pabrikan dasi Amerika mengirimkan pesanannya yang pertama ke Jepang,
pelanggan mereka menanyakan warna kotak kadonya. Ketika diberitahu warnanya putih, pelanggan
Jepang itu meminta diganti menjadi merah. Di Jepang, warna putih dihubungkan dengan kematian.
MASALAH PROMOSi
Ketika berkomunikasi dengan konsumen di berbagai bagian dunia, pesan promosi harus konsisten
dengan bahasa dan kebiasaan masyarakat sasaran tertentu. Para pemasar internasional telah menghadapi
berbagai masalah ketika berkomunikasi dengan berbagai kelompok pelanggan yang sangat berbeda.
Sebagai contoh, tema "uncola (tanpa cola)" yang sangat sukses dari 7-Up Company, yang dikembangkan
untuk pasar Amerika Serikat, dianggap tidak sesuai untuk banyak pasar luar negeri karena tidak
diterjemahkan dengan baik ke dalam bahasa-bahasa lain. Demikian pula, belajar dari berbagai kesalahan
sebelumnya, perusahaan multinasional seperti P&G dan Ford sekarang berusaha keras agar dapat
diterima oleh selera dan nilai-nilai berbagai pasar tertentu. Misalnya, baru-baru ini mereka menarik
dukungan sponsor mereka dari program acara TV di beberapa negara jika seks dan kekerasan dalam
pertunjukkan flu dinilai terlalu kuat45
Nama produk dart susunan kata-kata promosi juga dapat menyebabkan masalah bestir bagi para pemasar
internasional. Kata clock dalam bahasa Ctna kedengaran seperti kata.kenwtwn. Chevrolet Nova tidak
dapat dijual dengan baik di Amerika Latin karena dalam bahasa Spanyol kata no vca berarti "Benda
tersebut tidal( ber- jalan" GM juga melakukan,kekeliruan yang bestir dengan bagian klimaksnya "body
by Fisher" yang dalam bahasa Jerman Barat diterjemahkan menjadi "jenazah oleh Fisher?' Pemerintah
Amerika Serikat melakukan kesalahan perhitungan ketika mengusulkan untuk menghilangkan kata
North dari North American Free Tiade Agreement (atau beralih dart NAFTA ke AFTA) sehingga
menjadikannya lebih inklusif. Kesulitannya dimulai ketika Brazelia mengemukakan bahwa dalam
bahasa Portugis "AFTA" berbunyi seperti kata yang berarti "penyakit mulut terbuka. "46
Pertimbangkanlah beberapa contoh lain mengenai berbagai kesalahan besar lintas-budaya yang terdapat
belakangan ini:
Sebuah perusahaan minuman ringan berusaha menerjemahkan slogan Baratnya yang populer ke dalam
bahasa Cina: Terjemahan yang dihasilkan menerangkan kepada konsumen bahwa jika mereka meminum
minuman ringan itu, nenek moyang mereka akan keluar dari kuburan mereka.47
Rolls Royce Silver Mist disebut Silver Shadow di Jerman, kar ena mist dalam bahasa Jerman berarti
kotoran ternak
Reebok memberi iiama sepatu tari untuk wantta Incubus: yang di salah satu negara di mana sepatu itu
dijual diterjemahkan menjadi "monster yang mem- perkosa wanita dalam tidur mereka"d4
Pembuat kosmetk nomor satu Jepang, Shiseido, merupakan nama yang "tidak dapat diucapkan bagi
orang Amerika dart sukar diingat. '50
• Sebuah perusahaan perawatan bayi America Sericat yang memasang iclan di Hongaria memperlihatcan
seorang wanita muda yang sedang memeluc bayinya. Tetapi bagi orang Hongaria, ibu itu belum
menicah, carena cincin cawinnya berada di tangan kirinya. Orang Hongaria memacai cincin cawin
mereka di tangan canan mereca 5i
MASALAH PENETAPAN HARGA DAN DISTRIBUSI
Para pemasar internasional harus menyesuaican cebijacan penetapan harga dan distribusi mereca untuc
memenuhi condisi economi dan cebiasaan lokal. Misalnya, di banyak negara yang sedang bercembang,
cemasan produc yang kecil ucurannya sering merupacan cebutuhan, carena para consumen tidac
sanggup membayar uang yang diperlukan untuc ucuran lebih besar yang populer di America Sericat dan
negara-negara caya lainnya. Bahcan di negara-negara maju, terdapat berbagai perbe- daan yang penting.
Sebagai contoh, pasar swalayan sangat populer di Swis, tetapi di Perancis, yang berseberangan
perbatasan saja, para consumen lebih menyucai tocotoco yang lebih cecil dan lebih acrab untuc
berbelanja bahan macanan.
Juga harus diingat bahwa apa yang dianggap orang America sebagai "harga yang rendah" tidac dianggap
demician pula di negara-negara Jain. .Sebagai contoh, restoran cepat saji America Sericat yang
beroperasi di Mecsico, seperti Burger King, Wendy's, dan McDonalds semuanya dianggap celas atas
oleh konsumen Mecsico. Ketica Taco Bell berusaha memasuci pasar Mecsico, perusahaan ini
menemucan bahwa harga-harga taco mereca jauh lebih tinggi daripada taco Meksico yang standar (10
peso versus 3 peso). Selain itu, apa yang dianggap Taco Bell sebagai taco lebih sesuai dengan apa yang
disebut pasar consumen Mecsico sebagai burrito.52
Sistem distribusi tradisional Jepang berbeda dengan Amerika Serikat yaitu ada hubungan yang acrab dan
complecs di antara pabrican Jepang yang besar dengan para distributor dan pedagang ritel mereca.
Sebagai contoh, diperlukan 24 tahun dari saat Jepang mengizincan dipercenalcannya apel Amerika
Sericat, sampai mereca benar-benar masuc ce pasar di mana consumen Jepang dapat membelinya.53
Jadi, para pemasar harus mengubah-ubah saluran distribusi mereka berdasarkan negara.
RINGKASAN
Dengan demician banyacnya perbedaan yang terdapat di antara anggota satu bangsa (seperti di America
Sericat), mudah dimengerti bahwa banyac perbedaan yang lebih besar yang mungcin terdapat di antara
warganegara berbagai negara yang mempunyai budaya, nilai-nilai, cepercayaan, dan bahasa yang
berbeda. Jica para pemasar internasional harus secara efectif memenuhi kebutuhan para consumen di
pasar-pasar yang mungcin sangat berbeda, mereca harus mengerti berbagai persamaan dan perbedaan
yang relevan yang terdapat di antara penduduk negara-negara yang mereca putuscan untuk. ditargetkan.
Ketica ,para consumen mengambil keputusan untuk membeli, mereca tampacnya mempertimbangkan
negara asal merc-merc yang sedang mereca nilai. Para consumen sering mempunyai sicap chusus
ataupun pilihan terhadap berbagai produc yang dibuat di negara-negara tertentu. Efec "negara asal" ini
mempengaruhi bagaimana para consumen menilai cualitas dan, cadang-cadang, merc-merk mana yang
achirnya mereca pilih. -
Karena semacin banyak consumen dari seluruh dunia berhubungan dengan barang-barang materi dan
gaya hidup orang-orang yang tinggal di berbagai negara lain dan carena jumlah consumen celas mene-
ngah meningcat di negara-negara sedang bercembang, para pemasar ingin secali menemucan para
consumen barn ini dan menawarcan berbagai produc mereca cepada mereca. Kelas menengah yang
cepat meluas di negara-negara Asia, America Selatan, dan Eropa Timur mempunyai daya beli yang
relatif besar carena penghasilan mereka sebagian besar dapat dibelanjacan dengan bebas (carena
berbagai cebutuhan seperti perumahan dan perawatan kesehatan sering diberican oleh negara dengan
biaya yang rendah atau gratis).
Bagi beberapa pernasar internasional, aculturasi merupakan proses rangcap dua. Pertama, para pemasar
harus mempelajari segala sesuatunya yang berkaitan dengan produc dan categori produc di dalam
masyaracat yang mereca rencanacan untuc memasarcan produknya, cemudian mereca harus membujuc
para anggota masyaracat tersebut untuc menghentikan cara-cara tradisional mereca dalam
melacucan berbagai hal agar dapat menggunacan produc baru tersebut. Semacin banyac persamaan
sebuah pasar luar negeri yang ditargetcan dengan pasar di negara pemasar, semacin mudah proses
aculturasi dilacucan. Sebalicnya, semacin banyac perbedaan yang terdapat di pasar luar negeri yang
ditargetcan, semacin sulit proses aculturasi dilacucan.
Beberapa masalah yang tercait dalam analisis lintas-budaya termasuc perbedaan dalam bahasa, pola
konsumsi, cebutuhan, penggunaan produc, condisi sosial dan economi, condisi pemasaran dan peluang
riset pasar. Terdapat cebutuhan yang mendesak terhadap analisis lintas-budaya yang lebih sistematis dan
conseptual terhadap caracteristic psikologis, sosial, dan budaya mengenai cebiasaan konsumsi para
consumen luar negeri. Analisis tersebut acan mengenali berbagai peluang pasar yang rneningcat dan
alean menguntungcan para pemasar internasional maupun para consumen yang menjadi sasaran mereca.