12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Gigi merupakan bagian terpenting dari sistem pencernaan manusia, jika terdapat gangguan pada gigi maka proses pencernaan akan terganggu, yang paling parah jika elemen gigi hilang semua maka proses pengunyahan akan hilang yang berakibat makanan yang masuk dalam bentuk yang masih sulit untuk diserap oleh usus sehingga mengakibatkan kerusakan pada usus dan berakibat kurangnya penyerapan makanan oleh tubuh sehingga tubuh akan kekurangan energi untuk beraktifitas, pada akhirnya seluruh sistem dalam tubuh akan terganggu dan kinerja akan hilang (Sariningsih, 2014). UU kesehatan gigi dan mulut tahun 2009 pada pasal 93 dan pasal 94 menyebutkan bahwa “ pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam 1

bab 1,3,4 mm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skripsi gizi

Citation preview

Page 1: bab 1,3,4 mm

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Gigi merupakan bagian terpenting dari sistem pencernaan manusia,

jika terdapat gangguan pada gigi maka proses pencernaan akan terganggu,

yang paling parah jika elemen gigi hilang semua maka proses pengunyahan

akan hilang yang berakibat makanan yang masuk dalam bentuk yang masih

sulit untuk diserap oleh usus sehingga mengakibatkan kerusakan pada usus

dan berakibat kurangnya penyerapan makanan oleh tubuh sehingga tubuh akan

kekurangan energi untuk beraktifitas, pada akhirnya seluruh sistem dalam

tubuh akan terganggu dan kinerja akan hilang (Sariningsih, 2014).

UU kesehatan gigi dan mulut tahun 2009 pada pasal 93 dan pasal

94 menyebutkan bahwa “ pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam

membentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi,

pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah,

pemerintah daerah, dan masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi

dan berkesinambungan”. Dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi

perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha kesehatan sekolah

dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas

pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan

pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman bermutu dan terjangkau (UU

kesehatan, 2009).

1

Page 2: bab 1,3,4 mm

Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat

meluas dalam kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat

menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari. Namun

studi etiologi, pencegahan dan perawatan penyakit periodontal menunjukan

bahwa penyakit ini dapat dicegah. Penyakit yang paling sering mengenai

jaringan periodontal adalah gingivitis dan periodontitis (Sariningsih, 2014).

Prevalensi maupun intensitas kelainan periodontal erat hubungannya

dengan keadaan geografi, sosial, kesehatan secara umum keadaan rongga

mulut dan kebiasaan-kebiasaan lainnya (oral habits). Prevalensi dan intensitas

penyakit berdasarkan data dari 35 negara, dilaporkan oleh WHO bahwa

prevalensi penyakit periodontal pada kelompok usia 34-41 tahun terlihat

sangat tinggi (> 75%) di 7 negara, tinggi (40-75%) di 13 negara dan sedang (<

40%) di 15 negara. Di Indonesia penyakit periodontal masih merupakan

masalah. R.A. Tomasowa dick menemukan prevalensi penyakit periodontal

pada kelompok usia produktif di Jakarta Selatan dan Sukabumi sebesar antara

70-90%. Kristanti Dick melaporkan bahwa hanya 6% dari sampel murid

SDUKGS di Jawa Tengah (Cilacap, Magelang dan Pati) yang bebas dari

kelainan periodontal. Data menunjukkan 42,8% penduduk menderita penyakit

periodontal yang diukur dengan adanya karang gigi (Depkes RI, 1999;

Kristanti dkk, 1999).

Pada umumnya status periodontal pada wanita lebih baik dari pria,

mungkin karena wanita lebih memperhatikan higiene mulut daripada pria.

Namun, di beberapa negara berkembang terlihat status periodontal yang

sangat jelek pada wanita. Hal ini mungkin karena wanita sering melahirkan

2

Page 3: bab 1,3,4 mm

dan keadaan gizinya yang buruk. Dikemukakan oleh para ahli, bahwa penyakit

periodontal merupakan penyebab utama kehilangan gigi pada usia 35 tahun ke

atas. Dari suatu studi yang dilakukan di Amerika dilaporkan, bahwa secara

keseluruhan persentase pencabutan gigi akibat penyakit periodontal lebih

tinggi daripada persentase pencabutan gigi akibat karies maupun penyakit

mulut lainnya, yaitu 50%, dibandingkan dengan 36% pencabutan gigi akibat

penyakit karies dan 14,6% pencabutan gigi akibat penyakit mulut lainnya.

Persentase tersebut terlihat naik mencolok pada kelompok usia 35-44 tahun,

yaitu sekitar 65,5%. Angka ini semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya

usia (Pemprof NAD, 2008).

Persentase penduduk yang terganggu pekerjaan atau sekolah selama

sebulan yang lalu akibat sakit gigi pada tahun 1998 di Indonesia sebesar

62,4% dengan rata-rata lama terganggu 3,86 hari (Profil Kesehatan Gigi dan

Mulut Pelita VI).

Penyakit gigi dan mulut dapat berakibat fatal terhadap kesehatan

seluruh tubuh jika tidak cepat ditanggulangi, terdapat banyak kejadian yang

memperlihatkan adanya serangan jantung yang diakibatkan oleh penyebaran

kuman penyakit gigi dan banyak penyakit sistemik lain yang menunjukkan

adanya kontribusi kuman yang berasal dari gigi dan mulut (Dalimunte, 2008).

Dari hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas

Perawatan Kecamatan Singkil, didapatkan data pada 2 bulan terakhir yaitu

pada bulan Januari berjumlah 38 orang dan pada bulan Februari berjumlah 42

orang. Dengan jumlah pasien penyakit periodontal > 45 tahun yaitu sebanyak

44 orang.

3

Page 4: bab 1,3,4 mm

Kondisi yang tergambar melalui fakta yang tersaji di depan

menimbulkan sebuah kesimpulan bahwa kondisi kesehatan gigi dan mulut

masyarakat sangat memprihatinkan, kesimpulan ini diambil dari fakta bahwa

masih tinggi prevalensi penyakit gigi dan mulut sedangkan pelayanan

kesehatan yang ada sangat kurang, ini terlihat dari kondisi puskesmas yang

ada, dimana kurangnya tenaga medis khususnya dokter gigi di puskesmas

tersebut, hingga saat ini puskesmas tersebut hanya dikelola oleh perawat gigi

sehingga masyarakat kurang mengetahui pentingnya menjaga kesehatan gigi

dan mulut diakibatkan tidak adanya penyuluhan dan informasi tentang

pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Puskesmas menjadi parameter

mengingat puskesmas merupakan elemen pelayanan kesehatan yang langsung

bersentuhan dengan sebagian besar masyarakat.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Penyakit Periodontal

pada Pasien yang Berobat ke Poliklinik Gigi dan Mulut Puskesmas Perawatan

Kecamatan Singkil Tahun 2014”.

1.2 Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang tersebut dalam penelitian ini dapat

dirumuskan masalah penelitiannya adalah bagaimanakah Gambaran Penyakit

Periodontal pada Pasien yang Berobat ke Poliklinik Gigi dan Mulut

Puskesmas Perawatan Kecamatan Singkil tahun 2014?

4

Page 5: bab 1,3,4 mm

1.3 Tujuan Penelitian.

1.3.1 Tujuan Umum.

Untuk mengetahui gambaran penyakit periodontal di Poliklinik

Gigi dan Mulut Puskesmas Perawatan Kecamatan Singkil tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus.

a. Untuk mengetahui gambaran penyakit periodontal berdasarkan usia

di Poliklinik Gigi dan Mulut Puskemas Perawatan Kecamatan

Singkil tahun 2014.

b. Untuk mengetahui gambaran penyakit periodontal berdasarkan

tingkat pendidikan di Poliklinik Gigi dan Mulut Puskesmas

Perawatan Kecamatan Singkil tahun 2014.

c. Untuk mengetahui gambaran penyakit periodontal berdasarkan

pekerjaan di Poliklinik Gigi dan Mulut Puskesmas Perawatan

Kecamatan Singkil tahun 2014.

d. Untuk mengetahui gambaran penyakit periodontal berdasarkan

pendapatan di Poliklinik Gigi dan Mulut Puskesmas Perawatan

Kecamatan Singkil tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian.

1.4.1 Bagi Peneliti.

Agar penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu

pengetahuan dan pendalaman pembelajaran serta menjadi bahan

tambahan akan wawasan bagi peneliti.

5

Page 6: bab 1,3,4 mm

1.4.2 Bagi Populasi Sampel

Agar dapat memberi pelajaran berharga bagi responden

untuk lebih memperhatikan kesehatan gigi dan mulut sehingga tidak

terjadi penyakit periodontal dan dapat mencegah sedini mungkin,

1.4.3 Bagi Instansi Kesehatan.

Agar para petugas kesehatan baik itu dokter gigi maupun

perawat gigi dapat mengedukasi dan memberikan penyuluhan tentang

kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat untuk mencegah dan

mengurangi insiden terjadinya penyakit periodontal ini.

1.4.4 Bagi Masyarakat.

Agar masyarakat dapat meningkatkan kepedulian terhadap

kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah terjadinya penyakit

periodontal ini.

1.4.5 Bagi Pemerintah.

Agar pemerintah lebih memperhatikan instansi kesehatan terkait

dan memberikan tenaga kerja khususnya dokter gigi yg lebih kepada

instansi kesehatan, sehingga masyarakat tidak akan buta informasi

tentang penyakit periodontal.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian.

1.5.1 Waktu : Penelitian ini dilakukan pada 4 Agustus sampai 29

Agustus Tahun 2014.

6

Page 7: bab 1,3,4 mm

1.5.2 Tempat : Peneltian ini dilakukan di Puskemas Perawatan

Kecamatan Singkil.

1.5.3 Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan

pendekatan cross sectional survey yaitu semua

penelitian diukur pada waktu satu kali saja.

1.5.4 Materi : Penelitian ini merupakan penelitian yang termasuk

dalam ilmu kesehatan gigi dan mulut.

7