37
BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL Pendahuluan Analisis Biaya Volume Laba/BVL (cost volume profit analysis/CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan CVP menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis CVP berfokus kepada lima hal, yaitu: a. harga produk (prices of products), b. volume produksi, c. biaya variable per unit, d. total biaya tetap (biaya yang sifatnya tetap tidak terpengaruh oleh fluktuasi kuantitas produksi), dan e. mix of product sold (bauran produk dalam penjualan). Karena perannya yang sangat besar, cost volume profit analysis dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi ruang lingkup permasalahan ekonomi perusahaan serta membantu mencari solusi atas permasalahannya. Analisis CVP dapat membantu manajemen untuk mengetahui beberapa hal penting, antara lain: a. Berapa jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas b. Dampak pengurangan Biaya Tetap (Fixed Cost) terhadap titik impas c. Dampak kenaikan harga terhadap laba d. Berapa volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki e. Tingkat sensitivitas harga atau biaya terhadap laba. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas bagaimana hubungan analisis cost volume profit analysis, titik impas dalam unit maupun dolar, analisis multiproduk, dan penyajian grafis

BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

BAB 11

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL

Pendahuluan

Analisis Biaya Volume Laba/BVL (cost volume profit analysis/CVP) merupakan suatu alat

yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan CVP

menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan

perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis CVP berfokus kepada lima hal, yaitu:

a. harga produk (prices of products),

b. volume produksi,

c. biaya variable per unit,

d. total biaya tetap (biaya yang sifatnya tetap tidak terpengaruh oleh fluktuasi kuantitas produksi),

dan

e. mix of product sold (bauran produk dalam penjualan).

Karena perannya yang sangat besar, cost volume profit analysis dapat menjadi alat yang sangat

bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi ruang lingkup permasalahan ekonomi

perusahaan serta membantu mencari solusi atas permasalahannya.

Analisis CVP dapat membantu manajemen untuk mengetahui beberapa hal penting, antara lain:

a. Berapa jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas

b. Dampak pengurangan Biaya Tetap (Fixed Cost) terhadap titik impas

c. Dampak kenaikan harga terhadap laba

d. Berapa volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang

diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki

e. Tingkat sensitivitas harga atau biaya terhadap laba.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas bagaimana hubungan analisis cost volume

profit analysis, titik impas dalam unit maupun dolar, analisis multiproduk, dan penyajian grafis

Page 2: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

hubungan cost volume profit analysis agar manajer dapat dengan bijak mengambil keputusan yang

pasti dan tidak mengandung resiko yang dapat merugikan perusahaan.

A. Analisis Cost Volume Profit

Pengertian analisis cost volume profit adalah analisis yang digunakan untuk menentukan

bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi pendapatan operasional

(operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net income). Seperti kita ketahui, jumlah

produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu periode tertentu akan memiliki hubungan

langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Ketika biaya itu dipertemukan

dengan nilai penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, laba perusahaan yang diperoleh

pada suatu periode akan terpengaruh menjadi lebih besar atau lebih kecil. Untuk melihat hubungan

antara ketiga variabel itu (biaya, volume, dan laba) diperlukanlah analisis cost volume profit.

Manajemen merencanakan keuangan dan mengambil keputusan dengan melihat hubungan

besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dengan besarnya volume penjualan serta laba

yang diperoleh pada suatu periode tertentu. Dalam mengambil keputusan, manajemen juga melihat

lima elemen penting terkait analisis cost volume profit, yaitu:

1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentu secara konstan.

2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan direncanakan akan

dijual di dalam suatu periode tertentu.

3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara langsung pada

setiap unit barang yang diproduksi.

4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode tertentu.

5. Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk-produk perusahaan

yang akan dijual.

Dalam melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapa asumsi yang harus

digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya dan volume serta laba yang akan diperoleh,

yaitu :

1. Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti harga jual setiap

unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume penjualan.

Page 3: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara akurat ke

dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya variabel per unit konstan dan jumlah

biaya tetap total juga harus konstan.

3. Dalam perusahaan mulitiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.

4. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti, jumlah persediaan

tidak berubah.

Dalam referensi lain, asumsi dasar analisis cost volume profit disederhanakan menjadi (a)

semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, (b) fungsi jumlah biaya adalah linier

dalam kisaran relevan, (c) fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan dan harga

jual dianggap konstan, (d) hanya terdapat satu pemicu biaya yaitu volume unit produk/rupiah

penjualan, dan (e) tidak ada persediaan. Dengan pengertian dan asumsi seperti diatas maka jika

salah satu elemen saja berubah maka hasil analisis cost volume profit pasti akan menghasilkan

kesimpulan yang berbada dan dapat menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Meskipun tujuan

utama dari analisis ini adalah untuk melihat hubungan diantara elemen-elemen tersebut dan

pengaruhnya satu dengan yang lainnya.

Terkait asumsi dasar biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, manajemen harus

teliti dalam memasukkan semua biaya variable yang relevan yaitu tidak hanya biaya produksi saja

tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi. Ketelitian ini diperlukan untuk mengukur biaya

variabel per unit. Selain itu, (pada analisis jangka pendek) biaya tetap yang relevan dapat diartikan

sebagai biaya tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru. Pada

saat biaya variabel dan biaya tetap dijumlahkan menjadi biaya total, dapat diasumsikan dengan

analisis cost volume profit bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas

yang relevan. Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output yang

terbatas, total biaya diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linear.

Karena peran yang sangat vital, analisis cost volume profit ini dapat diterapkan dalam banyak

hal seperti menentukan harga jual produk atau jasa, memperkenalkan produk atau jasa baru,

mengganti peralatan, memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam

perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan, dan melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika

sesuatu dipilih oleh manajemen.

Page 4: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

B. Konsep Contribution Margin

Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel. Jadi,

ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk

periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban tetap dan sisanya akan

menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka

akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan

bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan produk yang terjual.

Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan yang direncanakan terhadap biaya, manajer

cukup mengalikan peningkatan dalam unit yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit.

Hasilnya akan menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.

Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi semua biaya variabel. Ini dapat

dihitung dengan menggunakan satuan mata uang atau basis per unit. Jika PT XYZ miliki penjualan

sebesar $ 750.000 dan biaya variabel sebesar $ 450.000, marjin kontribusinya adalah $ 300.000.

Dengan asumsi perusahaan menjual 250.000 unit selama tahun, harga per unit penjualan adalah $

3 dan biaya variabel total per unit adalah $ 1,80. Margin kontribusi per unit adalah $ 1,20. Rasio

margin kontribusi adalah 40%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan margin kontribusi

dalam satuan mata uang atau marjin kontribusi per unit. Untuk menghitung rasio margin

kontribusi, margin kontribusi dibagi dengan jumlah penjualan atau pendapatan.

C. Titik Impas Dalam Unit

Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika volume berubah

adalah sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik impas perusahaan dalam

jumlah unit yang terjual. Titik impas (break-even point) adalah titik dimana total pendapatan sama

dengan total biaya atau titik dimana laba sama dengan nol (zero profit). Untuk menentukan titik

impas dalam unit (pendapatan sama dengan total biaya), maka perlu difokuskan pada laba operasi.

Dalam hal ini, yang dilakukan pertama kali adalah menentukan titik impas, kemudian melihat

bagaimana pendekatan yang telah digunakan itu dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah

unit yang harus dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan.

Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis Cost Volume Profit

Page 5: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya

perusahaan dalam kategori tetap dan variable. Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai

persamaan berikut.

Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variable –Beban tetap

Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau laba

sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating income) hanya mencakup pendapatan

dan beban dari operasional normal perusahaan. Sedangkan, laba bersih (net income) adalah laba

operasi dikurangi pajak penghasilan. Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka dapat

dikembangkanlah persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulan dan beban

variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan

dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya variabel

adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian, persamaan laba

operasi menjadi

Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit x jumlah unit

terjual ) – Total biaya tetap

Contoh berikut ini adalah mencari titik impas dalam unit. Contohnya adalah Whittier Company

memproduksi mesin pemotong rumput. Berikut ini adalah proyeksi laporan laba rugi perusahaan

Whittier Company

Penjualan (1000 unit@$400) $400.000

Dikurangi: Beban variabel 325.000

Margin kontribusi $ 75.000

Dikurangi: Beban tetap 45.000

Laba operasi $ 30.000

Hal ini menunjukan bahwasanya Whittier Company mempunyai harga adalah $400 per unit,

dan biaya variabel per unit adalah $325 ($325.000/1000 unit). Biaya tetap adalah $45.000. Maka

pada titik impas, persamaan laba operasi adalah sebagai berikut:

0 = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000

0 = ($75 x Unit) - $45.000

$75 x Unit = $45.000

Unit = 600

Page 6: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Dengan demikian, Whittier Company harus menjual 600 pemotong rumput untuk menutupi

semua beban tetap dan variabel. Suatu cara yang baik untuk memeriksa jawaban ini adalah dengan

memformulasikan suatu laporan laba rugi berdasarkan 600 unit yang terjual.

Penjualan (600 unit@ $400) $240.000

Dikurangi: beban variabel 195.000

Margin kontribusi $ 45.000

Dikurangi: Beban tetap 45.000

Laba operasi $ 0

Jelaslah, penjualan 600 unit menghasilkan laba nol.

Sebuah keunggulan penting dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh persamaan cost

volume profit berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel.

Sehingga setiap persoalan cost volume profit dapat diselesaikan dengan menggunakan pendapatan

ini.

Jalan Pintas Untuk Menghitung Unit Impas

Salah satu cara cepat yang digunakan untuk menghitung titik impas dalam unit yaitu dengan

menggunakan margin kontribusi. Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan

penjualan dikurangi total biaya variable. Pada titik impas, margin kontribusi sama dengan beban

tetap. Jika margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variable per unit telah diganti

pada persamaan laba operasi dan pada akhinya memperoleh jumlah unit, maka akan didapatkan

persamaan dasar

Jumlah unit BEP = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit

Dengan menggunakan contoh dari Whittier Company margin kontirbusi per unit dapat dihitung

dengan salah satu dari dua cara berikut. Cara pertama adalah dengan membagi total margin

kontribusi dengan unit yang terjual ($75.000/1000) hasilnya $75. Cara kedua adalah penjualan

dikurangi biaya variabel ($400 - $325) hasilnya $75. Untuk menghitung jumlah unit impas

Whittier Company, dapat digunakan persamaan dasar sebagai berikut:

Jumlah unit = $45.000/($400-$325)

= $45.000/$75

Page 7: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

= 600

Penjualan Dalam Unit Yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba

Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan ingin

memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis cost volume profit menyediakan suatu

cara menentukan jumlah unityang harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu. Target laba

di sini adalah laba operasi di atas nol (titik impasnya), yang dapat dinyatakan dengan jumlah dolar

atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan. Untuk mencari target laba, pendekatan yang

dapat dilakukan adalah dengan pendekatan laba operasi atau pendekatan margin kontribusi.

Dalam pendekatan target laba sebagai sebuah jumlah dolar, anggaplah bahwa Whittier

Company ingin memperoleh laba operasi sebesar $60.000. dalam hal ini, berapakah mesin

pemotong rumput yang harus dijual untuk mencapai hasil ini? Jika menggunakan laporan laba rugi

maka hasilnya adalah sebagai berikut:

$60.000 = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000

$105.000 = $75 x Unit

Unit = 1.400

Jika menggunakan persamaan dasar impas, maka perlu menambahkan target laba sebesar

$60.000 pada biaya tetap dan langsung :

Unit = ($45.000 + $60.000)/($400 - $325)

Unit = $105.000/$75

Unit = 1.400

Artinya Whittier harus menjual 1400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan laba operasi

sebesar $60.000. Laporan laba rugi berikut membuktikan hasil ini:

Penjualan (1400 unit@$400) $560.000

Dikurangi: Bebabn Variabel 455.000

Margin kontribusi $105.000

Dikurangi: Beban tetap 45.000

Laba operasi $ 60.000

Page 8: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah dengan menggunakan titik impas. Seperti

yang baru saja ditunjukkan, Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong rumput, atau 800 lebih

banyak dari volume impas 600 unit, untuk menghasilkan laba sebesar $60.000. Margin kontribusi

per mesin pemotong rumput adalah $75. Perkalian antara $75 dengan 800 unit mesin pemotong

rumput diatas impas akan menghasilkan laba sebesar $60.000 ($75 x 800). Hasil ini menunjukkan

bahwa margin kontribusi per unit untuk setiap unit diatas impas adalah sama persis dengan laba

per unit. Karena titik impas telah dihitung, maka jumlah mesin pemotong rumput yang akan dijual

untuk menghasilkan laba operasi $60.000 dapat dihitung dengan membagi margin kontribusi per

unit ke dalam target laba dan menambahkan hasilnya dengan volume impas.

Secara umum, dengan mengasumsikan biaya tetap tidak berubah, dampak terhadap laba

perusahaan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang terjual dapat dinilai dengan

mengalikan margin kontribusi per unit dengan perubahan unit yang terjual. Sebagai contoh, jika

1.500 mesin pemotong rumput, bukan 1.400 yang terjual, maka berapa jumlah laba yang akan

diperoleh? Perubahan dalam unit yang terjual adalah suatu kenaikan sebanyak 100 mesin

pemotong rumput, dan margin kontribusi per unit adalah $75. Dengan demikian, laba akan

meningkat sebesar $7.500 ($75 x 100).

Dalam pendekatan target laba sebagai suatu persentase dari pendapatan penjualan (after taxes),

anggaplah bahwa Whittier Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong rumput yang harus

dijual untuk menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen dari pendapatan penjualan.

Pendapatan penjualan adalah harga dikalikan dengan kuantitas. Dengan menggunakan laporan

laba rugi (yang lebih sederhana dalam kasus ini), maka diperoleh:

0,15 ($400) (Unit) = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000

$60 x Unit = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000

$60 x Unit = ($75 x Unit) - $45.000

$15 x Unit = $45.000

Unit = 3.000

Apakah volume sebanyak 3.000 mesin pemotong rumput menghasilkan laba yang sama

dengan 15 persen dari pendapatan penjualan? Untuk 3000 mesin pemotong rumput, total

pendapatan adalah $1,2 juta ($400 x 3.000). Disini laba dapat dihitung tanpa harus menyusun

laporan laba rugi yang formal. Ingat, bahwa diatas impas margin kontribusi per unit adalah laba

Page 9: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

per unit. Volume impas adalah 600 mesin pemotong rumput. Jika 3.000 mesin pemotong rumput

terjual, maka ada 2.400 (3.000 – 600) mesin pemotong rumput diatas titik impas yang telah terjual.

Jadi, laba sebelum pajak adalah $180.000 ($75 x 2400), yang merupakan 15 persen dari penjualan

($180.000/$1.200.000).

Target Laba Setelah Pajak Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan.

Ini disebabkan karena pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol. Namun, ketika perusahaan ingin

mengetahui berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba bersih tertentu, maka

diperlukan beberapa pertimbangan tambahan. Ingat kembali, bahwa laba bersih adalah laba operasi

setelah pajak penghasilan dan bahwa angka target laba dinyatakan dalam kerangka sebelum pajak.

Dengan demikian, ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih, harus menambahkan kembali

pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi.

Umumnya, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajak dihitung dengan

mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).

Laba bersih = laba operasi – pajak penghasilan

= laba operasi – (tarif pajak x laba operasi)

= laba operasi (1 – tarif pajak)

Atau

Laba operasi = Laba bersih/(1- Tarif Pajak)

Misalkan Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48.750 dan tarif pajaknya

adalah 35 persen. Untuk mengonversi target laba setelah pajak menjadi target laba sebelum pajak,

selesaikanlah langkah-langkah berikut:

$48.750 = Laba operasi – (0,35 x Laba operasi)

$48.750 = 0,65 (Laba operasi)

$75.000 = Laba operasi

Dengan kata lain, jika tarif pajak adalah 35 persen, maka Whittier Company harus

menghasilkan $75.000 sebelum pajak penghasilan untuk memperoleh $48.750 setelah pajak

penghasilan. Dengan pengonversian ini, maka dapat dihitung jumlah unit yang harus dijual:

Page 10: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Unit = ($45.000 + $75.000)/$75

Unit = $120.000/$75

Unit = 1.600

Sekarang buktikan lah dengan laporan laba rugi berdasarkan penjualan sebanyak 1.600 mesin

pemotong rumput.

Penjualan (1.600 @$400) $640.000

Dikurangi: Beban Variabel 520.000

Margin kontribusi $120.000

Dikurangi: Beban tetap 45.000

Laba operasi $ 75.000

Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif pajak 35%) 26.250

Laba bersih $ 48.750

D. Titik Impas Dalam Dolar Penjualan

Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka

menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang terjual.

Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan penjualan

hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual. Sebagai contoh, titik impas

Whittier Company dihitung pada 600 mesin pemotong rumput. Karena harga jual per unit mesin

pemotong rumput adalah $400, maka volume impas dalam pendapatan penjualan adalah $240.000

($400 x 600).

Setiap jawaban yang dinyatakan dalam unit yang terjual dapat secara mudah dikonversi

menjadi satu jawaban yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan, tetapi jawaban tersebut bisa

dihitung secara lebih langsung dengan mengembangkan rumus terpisah untuk kasus pendapatan

penjualan. Dalam kasus ini, variabel yang penting adalah dolar penjualan, sehingga pendapatan

maupun biaya variabel harus dinyatakan dalam dolar, bukan unit. Karena pendapatan penjualan

selalu dinyatakan dalam dolar, maka pengukuran variabel tidak menjadi masalah. Selanjutnya akan

dibahas secara lebih mendalam mengenai biaya variabel dan melihat bagaimana biaya tersebut

dapat dinyatakan dalam ukuran dolar penjualan.

Page 11: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variabel didefenisikan sebagi suatu

persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang terjual. Dapat diilustrasikan

mengenai pembagian pendapatan penjualan menjadi biaya variabel dan margin kontribusi sebagai

berikut:

Harga adalah $10 dan biaya variabel adalah $6. Tentu saja, sisanya adalah margin kontribusi

sebesar $4 ($10 - $6). Jika yang dijual adalah 10 unit, maka total biaya variabel adalah $60 ($6 x

10 unit). Atau, karena setiap unit yang dijual menghasilkan pendapatan sebesar $10 dan

membutuhkan biaya variabel $6, maka kita dapat mengatakan bahwa 60 persen dari setiap dolar

pendapatan yang dihasilkan diakibatkan oleh biaya variabel ($6/$10). Jadi, dengan memfokuskan

pada pendapatan penjualan, kita dapat memperkirakan total biaya variabel sebesar $60 untuk

pendapatan $100 (0,60 x $100).

Rasio biaya variable (variable cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian

dari setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya

variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja,

persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio

margin kontribusi. Rasio margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap

dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.

Berikut ini merupakan laporan Laba Rugi dari Whittier Dalam Dolar dan Persentase Penjualan:

Dolar Persentase Penjualan

Penjualan $400.000 100,00%

Dikurangi: Biaya Variabel 325.000 81,25%

Margin Kontribusi 75.000 18,75%

Dikurangi: Biaya tetap 45.000

Laba Operasi 30.000

Rasio Biaya Variabel adalah 81,25% ($325.000/$400.000). Rasio margin kontribusi adalah

18,75% ($75.000/$400.000 atau berasal dari 100%-81,25%). Biaya tetap adalah $45.000. Berdasar

informasi tersebut, berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier ntuk mencapai

titik impas?

Laba Operasi = Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap

Page 12: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

0 = (Penjualan – (Rasio Biaya Variabel x Penjualan)) – Biaya tetap

0 = Penjualan (1 – Rasio Biaya Variabel) – Biaya Tetap

0 = Penjualan (1 – 0,8125) – 45.000

(0,1875)Penjualan = 45.000

Penjualan = $240.000

Jadi Whittier harus menghasilan penjualan sejumlah 240.000 untuk mencapai impas. Dengan

pendekatan rumus unit impas yang dikembangkan, dapat diperoleh nilai penjualan impas dengan

rumus:

Unit Impas = Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit)

Jika sisi kiri dan sisi kanan kita kalikan dengan harga, maka sisi kiri Unit Impas x Harga adalah

merupakan pendapatan penjualan pada saat impas

Unit Impas x Harga = Harga x (Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit))

Penjualan Impas = Biaya Tetap x (Harga/ Harga-Biaya Variabel per Unit))

Penjualan Impas = Biaya tetap x (Harga/Margin Kontribusi)

Penjualan Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi

Dalam Kasus Whittier, besarnya penjualan yang harus dihasilkan pada titik impas dapat

dihitung sebagai berikut:

Penjualan Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi

Penjualan Impas = $45.000/0,1875

Penjualan Impas = $240.000

Target Laba dan Pendapatan Penjualan

Pertimbangkan pertanyaan berikut: Berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan

Whittier untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000? (pertanyaan ini mirip dengan

yang ditanyakan sebelumnya dalam hal unit, tetapi pertanyaannya sekarang adalah langsung dalam

Page 13: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

hal pendapatan penjualan). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tambahkanlah target laba operasi

sebesar $60.000 kepada biaya tetap $45.000 dan membagi dengan rasio margin kontribusi:

Penjualan = $45.000 + $60.000)/0,1875

= $105.000/0,1875

= $560.000

Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target laba sebesar

$60.000. Karena impas adalah $240.000) diatas impas harus dihasilkan. Perhatikan bahwa

perkalian antara rasio margin kontribusi dengan pendapatan di atas impas menghasilkan laba

sebesar $60.000 (0,1875 x $320.000). Diatas impas, rasio margin kontribusi merupakan rasio laba;

karena itu, rasio tersebut menggambarkan bagian dari setiap dolar penjualan yang dapat

diperuntukkan bagi laba. Dalam contoh ini, setiap dolar penjualan yang diterima di atas impas

akan meningkatkan laba sebesar $0,1875.

Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi dapat

digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan penjualan. Untuk

memperoleh total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan, kalikan

rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan. Sebagai contoh, jika pendapatan

penjualan adalah $540.000, bukan $560.000, bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang

diharapkan? Penurunan pendapatan penjualan sebesar $20.000 akan mengakibatkan penurunan

laba sebesar $3750 (0,1875 x $20.000).

Membandingkan Kedua Pendekatan

Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi impas dalam

pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per unit dengan unit yang

terjual. Namun ada dua alasan yang membuat manajemen menggunakan kedua rumus tersebut,

yaitu:

1. Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan secara angsung

jika hal tersebut dikehendaki

2. Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam pengaturan

multiproduk yang memiliki harga yang bervariasi.

Page 14: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

E. Analisis Multiproduk

Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal.

Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa. Meskipun

kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multiproduk,

pengoperasiannya tidak berbeda jauh.

Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke

setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.

Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap

muncul meskipun salah satu produk ditelusuri.

Contoh Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong

rumput, yaitu mesin manual dengan harga $400/unit dan mesin otomatis dengan harga $800/unit.

Departemen pemasaran yakin bahwa 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin

pemotong rumput otomatis dapat terjual tahun depan. Proyeksi Laporan Laba Rugi terlihat sebagai

berikut:

Mesin Manual

Mesin

Otomatis Total

Penjualan 480.000 640.000 1.120.000

Dikurangi: beban Variabel 390.000 480.000 870.000

Margin Kontribusi 90.000 160.000 250.000

Dikurangi: Beban tetap Langsung 30.000 40.000 70.000

Margin Produk 60.000 120.000 180.000

Dikurangi: Beban tetap Umum 26.250

Laba Operasi 153.750

1. Titik Impas Dalam Unit

Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas dapat

mengatasi kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap umum

bersifat acak. Jadi, tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.

Dalam contoh Whittier di atas, jika dihiting unit impas individu dari mesin maual dan mesin

otomatis, diperoleh hasil:

Unit impas mesin manual = Biaya Tetap/(Harga-Biaya Variabel per unit)

= $30.000/$75

Page 15: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

= 400 unit

Unit Impas mesin otomatis = $40.000/$200

= 200 unit

Jadi 400 unit mesin manual dan 200 unit mesin otomatis harus dijual untuk mencapai margin

produk impas, namun margin produk impas hanya menutup biaya tetap langsung, biaya tetap

umum masih belum tertutup. Padahal biaya tetap umum harus diperhatikan untuk mencari titik

impas bagi penjualan secara keseluruhan.

Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas dapat

mengatasi kesulitan ini, namun permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap

umum yang bersifat acak, jadi tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.

Kemungkinan pemecahan lainnya adalah dengan mengkonversikan masalah multiproduk

menjadi masalah produk tunggal. Jika hal ini dapat dilakukan, maka seluruh metodologi CVP

produk tunggal dapat diterapkan secara langsung. Kunci dari konversi ini adalah dengan

mengidentifikasi bauran penjualan yang diharapkan dalam unit dari produk-produk yang

dipasarkan. Bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi relative dari berbagai produk yang

dijual perusahaan.

Penentuan bauran penjualan, bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau

bagian dari pendapatan.

Contohnya; Jika Whittier berencana menjual 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800

pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit adalah 1.200 : 800, atau 3 : 2.

Bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari total pendapatan yang

dikontribusikan oleh setiap produk. Pada kasus Whittier, pendapatan mesin pemotong rumput

manual adalah $480.000 ($400 x 1.200). dan pendapatan mesin pemotong rumput otomatis adalah

$640.000 ($800 x 800).

Pendapatan Mesin pemotong rumput manual = 480.000/(480.000+640.000)

= 42,86% dari penjualan

Pendapatan mesin pemotong rumut otomatis = 640.000/(480.000+640.000)

= 57,14% dari penjualan.

Page 16: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Jadi bauran penjualan dalam unit adalah sebesar 3 : 2 atau 60% : 40% yang berarti bahwa

Whittier berharap dapat menjual 3 mesin pemotong rumput manual atas setiap penjualan 2 mesin

pemotong rumput otomatis. Sedangkan bauran penjualan dalam pendapatan adalah sebesar

42,86% : 57,14% untuk mesin manual dan mesin otomatis. Perbedaan perbandingan iini

diakibatkan karena bauran penjualan dalam pendapatan menggunakan bauran penjualan dalam

unit dan memberikan bobot menurut harganya masing-masing. Untuk analisis CVP, kita harus

menggunakan bauran penjualan yang dinyatakan dalam unit.

Bauran penjualan dan analisis CVP, penentuan bauran penjualan terutama memungkinkan

kita untuk mengonversi masalah multiprodduk kedalam format CVP produk tunggal. Karena

Whittier berharap dapat menjual 3 mesin pemotong rumput manual atas setiap penjualan 2 mesin

pemotong rumput otomatis, Whittier bisa mengidentifikasikan produk tunggal yang dijualnya

sebagai suatu paket yang berisi tiga mesin pemotong rumput manual dan dua mesin pemotong

rumput otomatis.

Dengan menetapkan produk tersebut dalam suatu paket, maslah multiproduk dikonversi

menjadi masalah produk tunggal. Untuk lebih jelasnya lihat perhitungan berikut:

Produk (a)

Harga

Variabel Per

Unit (b)

Biaya

Kontribusi

Per Unit (c)

Margin

Penjualan

(d)

Bauran

Kontribusi

per unit

paket (e)

Margin

(f) =d x

e

Manual 400 325 75 3 225

Otomatis 800 600 200 2 400

Total Paket 625

Berdasar margin kontribusi per paket di atas, persamaan dasar impas dapat digunakan untuk

menentukan jumlah paket yang harus dijual Whittier pada titik impas.

Paket Impas = Total Biaya Tetap/Margin Kontribusi Per Paket

= (70.000+26.250)/625

= 154 paket

Jadi Whittier harus menjual

Unit mesin manual = 154 x 3

= 462 unit

Unit mesin otomatis = 154 x 2

Page 17: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

= 308 unit

Kelemahan metode ini yaitu sulit digunakan untuk perusahaan dengan banyak jenis produk.

Cara mengatasinya antara lain dengan:

a. Melakukan penyederhanaan yaitu dengan menganalisis kelompok produk, bukan individu

produk, atau

b. Menggunakan pendekatan pendapatan penjualan.

2. Pendekatan Dolar Penjualan

Titik impas dalam dolar penjualan secara implisit menggunakan asumsi bauran penjualan,

tetapi mengabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per paket. Tidak ada pengetahuan

terhadap data produk individual yang diperlukan. Upaya perhitungannya mirip dengan yang

digunakan dalam pengaturan produk tunggal. Selain itu, jawabannya masih dinyatakan dalam

pendapatan penjualan. Tidak seperti titik impas dalam unit, jawaban atas pertanyaan CVP yang

menggunakan dolar penjualan tetap dinyatakan dalam ukuran ikhtisar tunggal. Namun pendekatan

pendapatan penjualan mengorbankan informasi yang berkaitan dengan kinerja tiap – tiap produk.

Contoh kasus pada Whittier.

Total

Penjualan 1.120.000

Dikurangi: beban Variabel 870.000

Margin Kontribusi 250.000

Dikurangi: Total Beban tetap 96.250

Laba Operasi 153.750

Dari data di atas diperoleh rasio margin kontribusi adalah sebesar 250.000/1.120.000 = 0,2232.

Maka besar penjualan impas yaitu:

Penjualan impas = Biaya tetap/rasio margin kontribusi

= $96.250/0,2232

= $431.228

Hasil perhitungan ini akan sama dengan hasil perhitungan titik impas dalam unit. Jumlah paket

yang harus dijual pada saat impas adalah 154 sedangkan harga jual per paket adalah 2.800 (3 x

400 + 2 x 800), sehingga total penjualannya yaitu sebesar 154 x 2800 = 431.200, terdapat sedikit

perbedaan karena pembulatan dalam menghitung rasio margin kontribusi.

Page 18: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

F. Representasi Grafis Dari Hubungan CVP

Perseroan wajib menjelaskan antara lain kebijakan akuntansi untuk:

Untuk memahami hubungan CVP lebih mendalam, dapat dilakukan melalui penggambaran secara

visual. Penyajian secara grafis dapat membantu para manajer melihat perbedaan antara biaya

variable dan pendapatan. Hal itu juga dapat membantu mereka memahami dampak kenaikan atau

penurunan penjualan terhadap titik impas dengan cepat. Dua grafik dasar yang penting, grafik laba

volume dan grafik biaya volume laba, yang akan dijelaskan sebagai berikut :

Grafik Laba Volume

Grafik laba volume (profit volume grafh) menggambarkan hubungan antara laba dan volume

penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi [laba

operasi = (harga x unit) – (biaya variable per unit x unit) – biaya tetap]. Dalam grafik ini, laba

operasi merupakan variable terikat dan unit merupakan variable bebas. Nilai variable bebas

biasanya diukur pada sumbu horizontal dan nilai variable terikat pada sumbu vertical.

(Contoh Grafik Laba Volume)

Grafik Biaya Volume Laba

Grafik biaya volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya,

volume dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik dengan

dua garis terpisah : garis total pendapatan dan garis total biaya. Tiap – tiap garis ini mempunyai

dua persamaan berikut :

Pendapatan = harga x unit

Total biaya = (biaya variable per unit x unit) + Biaya tetap

Asumsi – asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba

Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru diilustrasikan mengandalkan beberapa

asumsi penting. Berikut beberapa dari asumsi tersebut :

1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear

2. Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variable per unit dapat

diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang tentang yang relevan

3. Analisis mengasumsikan apa yang diprosuksi dapat dijual

4. Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui

Page 19: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

5. Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.

G. Perubahan Dalam Variabel CVP

Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan

perubahan – perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variable, dan biaya tetap. Perusahaan juga

harus memperhitungkan pengaruh resiko dan ketidakpastian. Kita akan membahas pengaruh dari

perubahan harga, margin kontribusi per unit, dan biaya tetap terhadap titik impas. Kita juga akan

membahas cara – cara yang dapat ditempuh para manajer untuk menangani risiko dan

ketidakpastian dalam kerangka CVP

Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian

Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti. Namun, hal

tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan keputusan bisnis

dan bagaimananpun hal itu harus ditangani. Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak pastian.

Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi probabilitas

variable pada ketidakpastian tidak diketahui. Namun, pada tujuan pembahasan kita, kedua istilah

tersebut akan digunakan secara bergantian.

Margin pengaman ( margin of safety ) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau

pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas.

Sebagai contoh jika volume impas perusahaan adalah 200 unit dan perusahaan saat ini menjual

500 unit, maka margin pengamannya adalah 300 unit (500-200). Margin pengaman juga dapat

dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Jika penjualan impas adalah $200.000 dan pendapatan

saat ini adalah $350.000, maka margin pengamannya adalah $150.000.

Rasio margin pengaman dapat dinyatakan dalam (pendapatan penjualan yang dianggarkan-

pendapatan penjualan impas)/pendapatan penjualan x 100%. Dalam contoh di atas, rasio margin

pengamannya yaitu sebesar (350.000-200.000)/200.000= 75%.

Margin pengamandapat dipandang sebagai ukuran kasar dari risiko. Pada kenyataannya

peristiwa yang tidak diketahui selalu muncul ketika rencana disusun. Hal itu dapat menurunkan

penjualan di bawah jumlah yang diharapkan. Apabila margin pengaman perusahaan adalah besar

atas penjualan tertentu yang diharapkan tahun depan, maka risikomenderita kerugian jika

penjualan menurun lebih kecil daripada margin pengamannya kecil. Manager yang menghadapi

Page 20: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

margin pengaman yang rendah mungkin ingin mempertimbangkan berbagai tindakan untuk

meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya. Langkah-langkah

Pengungkit Operasi, dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin sederhana yang

digunakan untuk melipatgandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut melipatgandakan

kekuatan tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan. Semakin besar

beban yang digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin besar keunggulan mekanis dari alat

tersebut. Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan bauran relative dari biaya

tetap dan biaya variable dalam suatu organisasi. Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya

variable adalah suatu hal yang mungkin dilakukan.

Tingkat pengungkit operasi (degree of operating leverage – DOL) untuk tingkat penjualan

tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.

Tingkat pengungkit operasi = Margin kontribusi/laba

Analisis Sensitivitas dan CVP

Meluasnya penggunaan computer dan spreadsheet telah memudahkan para manajer

melakukan analisis sensitivitas. Sebagai sebuah alat penting, analisis sensitivitas (sensitivity

analysis) adalah teknik “bagaimana-jika” yang menguji dampak dari perubahan asumsi –asumsi

yang mendasarinya terhadap suatu jawaban.

H. Analisis CVP Dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Analisis CVP konvensional mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan

dalam dua kategori : biaya variabel dan biaya tetap. Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan

aktivitas, biaya dibagi dalam kategori berdasarkan unit dan non-unit.

Perbandingan antara titik impas ABC dengan titik impas konvensional mengungkapkan dua

perbedaan yang signifikan. Pertama, biaya tetapnya berbeda. Beberapa biaya yang sebelumnya

diidentifikasi sebagai biaya tetap dapat berbeda dengan penggerak. Kedua, pembilang pada

persamaan impas ABC memiliki dua istilah biaya variabel non-unit : satu untuk aktivitas yang

berkaitan dengan batch dan satu untuk aktivitas yang berkaitan dengan keberlanjutan produk. Jika

suatu perusahaan menganut JIT, maka biaya variabel per unit yang dijual berkurang dan biaya

tetap bertambah.

Page 21: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

SOAL

MANAGERIAL ACCOUNTING (HANSEN/MOWEN)

EXERCISE 11-22

Analisis multiproduk, Perubahan Bauran Penjualan

Gosnell Company memproduksi dua produk, bujur sangkar dan lingkaran. Berdasarkan segmen

lini produk, proyeksi laporan laba rugi untuk tahun mendatang adalah sebagai berikut:

Squares Circles Total

Penjualan $300.000 $2.500.000 $2.800.000

Dikurangi: Beban Variabel $100.000 $500.000 $600.000

Margin Kontribusi $200.000 $2.000.000 $2.200.000

Dikurangi: Beban tetap langsung $28.000 $1.500.000 $1.528.000

Margin produk $172.000 $500.000 $672.000

Dikurangi: Beban tetap umum $100.000

Laba Operasi $572.000

Harga jual bujur sangkar adalah $30 dan lingkaran seharga $50.

Diminta

1. Hitunglah jumlah unit tiap produk yang harus dijual oleh Gosnell Company untuk mencapai titik

impas.

2. Hitunglah pendapatan yang harus diperoleh untuk menghasilkan laba operasi 10 persen dari

pendapatan penjualan.

3. Anggapan manajer pemasaran mengubah bauran penjualan kedua produk sehingga rasionya

adalah tiga bujur sangkar sebanding dengan lima lingkaran. Ulangi permintaan 1 dan 2.

4. Mengacu pada data awal. Anggaplah Gosnell dapat meningkatkan penjualan bujur sangkar

dengan meningkatkan iklan. Iklan tambahan akan memerlukan biaya tambahan sebesar $45.000

dan beberapa pembeli potensial produk lingkaran akan beralih ke bujur sangkar. Secara total,

penjualan bujur sangkar akan meningkat sebesar 15.000 unit dan penjualan lingkaran akan turun

sebesar 5.000 unit. Apakah lebih baik Gosnell melakukan strategi ini?

Jawaban

1. Bauran penjualan:

Bujur sangkar : $300.000/$30 = 10.000 unit

Lingkaran : $2.500.000/$5 = 50.000 unit

Produk P - V* = P-V x bauran penjualan

= Total CM

Bujur

sangkar $30 $10 $20 1

$20

Lingkaran $50 $10 $40 5

$200

Page 22: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Paket $

220

*$100.000/10.000 = $10

$500.000/50.000 = $10

Break-even paket = ($ 1.528.000 + 100.000)/$220 = 7.400 paket

Break-even bujur sangkar = 7.400 x 1 = 7.400 unit

Break-even lingkaran = 7.400 x 5 = 37.000 unit

2. Rasio contribution margin = $2.200.000/$2.800.000 = 0,7857

0,1 Pendapatan = 0,7857 Pendapatan - $1.628.000

0,6857 Pendapatan = $1.628.000

Pendapatan = $2.374.216

3. Bauran baru:

Produck P - V* = P-V x bauran penjualan

= Total CM

Bujur

sangkar $30 $10 $20 3

$60

Circles $50 $10 $40 5

$200

Paket

$260

Break-even paket = $ 1.628.000/$260 = 6.262 paket

Break-even bujur sangkar = 6.262 x 3 = 18.786

Break-even lingkaran = 6.262 x 5 = 31.310

Rasio CM = $260/$340* = 0,7647

*(3)($30) + (5)($50) = $340 pendapatan per paket

0,10 Pendapatan = 0,7647 pendapatan - $1.628.000

0,6647 Pendapatan = $1.628.000

Pendapatan = $ 2.449.225

4. Tambahan CM bujur sangkar (15.000 x $20) $300.000

Penurunan CM lingkaran (5000 x $40) ($200.000)

Penambahan neto total contribution margin $100.000

Dikurangi : Tambahan beban tetap $45.000

Penambahan laba operasi $55.000

Page 23: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Dengan meningkatkan iklan untuk bujur sangkar Gosnell akan untung $55.000. Itu adalah

strategi yang baik untuk dilakukan Gosnell

Page 24: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA - II

A. GRAFIK VOLUME DAN LABA

Pada postingan sebelumnya (Analisis Volume, Biaya dan Laba – I) saya telah

membahas analisis biaya, volume dan laba dengan salah satu model yaitu analisis impas atau

break even point. Model-model lain dari analisis biaya, volume dan laba akan saya bahas pada

postingan kali ini.

Analisis volume dan laba merupakan grafik yang memberikan informasi bagaimana

pengaruh perubahan volume pada laba perusahaan, analisis ini disusun dengan membuat garis

laba/rugi dan garis volume penjualan. Garis laba/rugi digambarkan dengan menarik garis

vertikal, sedangkan volume digambarkan dengan garis horisontal, garis horisontal akan

memotong garis vertikal pada laba sama dengan nol atau saat break even point. Untuk lebih

jelasnya mari kita lihat contoh berikut ini:

Sebuah perusahaan mempunyai data biaya dan harga jual sebagai berikut.

Biaya tetap total satu periode Rp 1.000.000,00

Biaya variabel per unit produksi jual Rp 100,00

Harga jual per unit Rp 200,00

Page 25: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Anggaran produk terjual 20.000 unit

Dari data tersebut bisa dicari break even point sebesar:

BEP = Rp 1.000.000,00

1- 100

= Rp2.000.000,00 atau dalam unit sebesar 10.000 unit.

Dari data yang tersedia bisa diketahui bahwa laba maksimal akan dicapai perusahaan ketika

perusahaan bisa menjual produk yang dianggarkan yaitu sebesar 20.000 unit atau total

penjualan sebesar Rp 4.000.000,00 dan laba yang akan dicapai pada saat penjualan sebesar:

Penjualan (20.000 x Rp200,00) Rp 4.000.000,00

Biaya variabel(20.000 x Rp100,00) Rp 2.000.000,00 -

Kontribusi marjin Rp 2.000.000,00

Biaya tetap total Rp 1.000.000,00 -

Laba bersih Rp 1.000.000,00

Dengan perhitungan tersebut maka bisa dibuat grafik volume dan laba seperti tampak pada

Gambar 1.1

Page 26: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Gambar 1.1

Dari Gambar 1.1 tersebut kita bisa menarik beberapa garis yang menghubungkan

antara kedua garis vertikal dan horisontal (lihat Gambar 1.2) di beberapa tempat, misalnya

pada volume yang dijual sebesar 8.000 unit maka rugi yang akan diderita perusahaan adalah

sebesar Rp 200.000,00. Apabila perusahaan menjual 12.000 unit, perusahaan akan

memperoleh laba sebesar Rp 200.000,00 dan laba terbesar akan tercapai pada penjualan

sebesar anggaran yaitu 10.000 unit atau akan diperoleh laba sebesar Rp1.000.000,00.

Jadi setiap volume berubah pada garis horisontal akan mempengaruhi pada garis laba atau

rugi tersebut, dan rugi terbesar adalah ketika perusahaan tidak menjual produk yaitu akan

tirnbul kerugian sebesar biaya tetap total atau Rp 1.000.000,00.

Anda mungkin akan mencoba membuat tes ketepatan grafik dengan melihat garis pada

grafik pada saat volume sebesar 15.000 unit dalam grafik menunjukkan laba sebesar

Rp500.000,00 perhitungannya adalah:

Penjualan 15.000 x Rp200,00 Rp 3.000.000,00

Page 27: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Biaya variabel15.000 x Rp100,00 Rp 1.500.000,00 -

Kontribusi marjin Rp 1.500.000,00

Biaya tetap total Rp 1.000.000,00 -

Laba bersih Rp 500.000,00

Grafik volume dan laba akan bermanfaat untuk memantau perubahanperubahan selama

jangka pelaksanaan anggaran.

Gambar 1.2

Break Even Mixed

Pada postingan sebelumnya (Analisis Volume, Biaya dan Laba – I) saya telah membahas

bagaimana menghitung dan menganalisis titik impas atau break even point, baik melalui

pendekatan persamaan maupun grafik. Break even point pada pada postingan tersebut

memberi gambaran kapan perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi, di

mana asumsi yang digunakan adalah perusahaan memproduksi satu jenis produk, dengan

demikian break even point pada postingan sebelumnya untuk perusahaan dengan satu jenis

produk.

Page 28: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Bagaimana kalau perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis, untuk menentukan break

even point perusahaan yang mempunyai produk lebih dari satu jenis Anda bisa menyusun

break even campuran (Break Even Mixed) yaitu dengan mencari kontribusi marjin masing-

masing jenis produk, di mana asumsi yang digunakan adalah produk yang mempunyai

kontribusi marjin terbesar akan digunakan untuk menutup biaya tetap pertama, kemudian

menyusul produk yang memberikan kontribusi marjin lebih kecil dan seterusnya. Dengan

asumsi seperti itu maka break even akan dicapai pada tahap di mana biaya tetap bisa ditutup

oleh kontribusi marjin beberapa produk.

Anda mungkin akan lebih mudah memahami penjelasan tersebut dengan

memperhatikan contoh berikut:

Sebuah perusahaan yang memproduksi empat jenis produk A, B, C dan D mempunyai

data biaya, penjualan dan kontribusi marjin sebagai berikut.

Jenis produk Penjualan (Rp) Biaya variabel (Rp) Marjin (Rp) Kontribusi (%)

A 1.200.000,00 900.000,00 300.000,00 25

B 1.600.000,00 960.000,00 640.000,00 40

C 1.400.000,00 700.000,00 700.000,00 50

D 800.000,00 440.000,00 360.000,00 45

Total 5.000.000,00 3.000.000,00 2.000.000,00 40 (160 : 4)

Biaya tetap total = Rp 1.600.000,00

Dari data tersebut kita bisa menentukan break even point tanpa memperhatikan per jenis

produk akan dicapai pada penjualan sebesar Rp 4.000.000,00 yaitu dengan perhitungan:

Break even point = 1.600.000,00 = Rp 4.000.000,00

Page 29: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

0,40

Namun, perhitungan break even seperti itu kurang tepat, karena produk perusahaan dalam

contoh tidak semuanya mempunyai kontribusi marjin 40%, sehingga informasi titik impas

sebesar Rp 4.000.000,00 mungkin akan memberi informasi yang salah. Dengan memberikan

konsentrasi pada tiap-tiap jenis produk yang kita sebut break even mixed memberi gambaran

kapan dan jenis produk mana saja yang akan bisa menutup biaya tetap.

Sebelum kita menghitung dan membuat contoh, kita lihat asumsi berikut.

1. Break even mixed memberikan konsentrasi pada produk yang memberi kontribusi marjin rasio

yang besar, untuk menutup terlebih dahulu biaya tetap total.

2. Komposisi atas produk yang dijual tidak berubah seperti yang dianggarkan.

3. Asumsi lain seperti pada break even satu jenis produk

Dengan asumsi tersebut, maka break even mixed bisa dicari dan dihitung sebagai berikut.

Urutan produk dengan kontribusi terbesar didahulukan dalam menutup biaya tetap total

adalah C, D, B kemudian A secara berurutan persentase kontribusi marjin rasio masing-masing

adalah 50%, 45%, 40% kemudian 25%. Dengan urutan tersebut maka break even mixed dicapai

pada penjualan seperti berikut:

Jumlah biaya tetap total Rp 1.600.000,00

Kontribusi marjin produk C Rp 700.000,00

Kontribusi marjin produk D Rp 360.000,00

Kontribusi marjin produk B Rp 640.000,00

Jumlah kontribusi marjin untuk menutup biaya tetap Rp1.700.000,00

Page 30: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Kontribusi marjin sebesar Rp1.700.000,00 tersebut dicapai pada penjualan sebesar:

Produk C = 100% x Rp700.000,00 = Rp 1.400.000,00

50%

Produk D = 100% x Rp360.000,00 = Rp 800.000,00

45%

Produk B = 100% x Rp640.000,00 = Rp 1.600.000,00 +

40%

Penjualan untuk menutup biaya total = Rp 3.800.000,00

Perhitungan tersebut memberikan gambaran, bahwa total biaya ditutup oleh penjualan

sebesar Rp3.800.000,00 (yaitu dari produk C = Rp1.400.000,00 + produk D = Rp 800.000,00 +

produk B = Rp1.600.000,00) atau break even dicapai pada tingkat sejumlah Rp 3.800.000,00.

Perhitungan break even point baik total maupun mixed apabila digambarkan dalam bentuk

grafik akan tampak seperti Gambar 1.3 berikut.

Page 31: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Gambar 1.3

Grafik Break Even Point Mixed

Keterangan Gambar 1.3

1. Pada saat penjualan produk dengan kontribusi marjin rasio terbesar dilakukan (produk D)

maka perusahaan bisa menutup biaya tetap sebesar Rp 700.000,00 dan biaya tetap yang

belum tertutup sebesar Rp 900. 000,00.

2. Pada waktu produk C bisa terjual seluruhnya, maka biaya tetap bisa tertutup sebesar Rp

1.060.000,00 (Rp 700.000,00 + Rp 360.000,00).

3. Pada saat produk B terjual sebesar Rp1.600.000,00 biaya tetap bisa terjual seluruhnya.

4. Pada saat produk B bisa terjual seluruhnya, perusahaan akan memperoleh laba sebesar Rp

100.000,00.

5. Laba terbesar Rp 400.000,00 dicapai pada saat seluruh produk terjual.

6. Rugi terbesar ketika tidak berproduksi, yaitu sebesar biaya tetap total (Rp 1.600.000,00).

Page 32: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Break Even Per Unit

Pada postingan sebelumnya (Analisis Volume, Biaya dan Laba – I) dan postingan kali

ini, saya akan memberikan teknik-teknik analisis dengan break even point yang dihitung

secara total.

Kadang manajemen ingin mengetahui komposisi penjualan, biaya variabel dan biaya tetap per

satuan produk, sehingga manajemen bisa diberi informasi dalam unit berapa harga jual per

unit bisa menutup total biaya per unitnya.

Pendekatan break even per unit bisa dicari dengan membuat grafik harga jual, biaya

variabel, dan biaya tetap per unit. Cobalah Anda membaca lagi postingan sebelumnya

(Analisis Volume, Biaya dan Laba – I) dan lihatlah grafik biaya bahwa biaya variabel per unit

tidak dipengaruhi oleh perubahan volume penjualan (digambarkan dalam grafik garis

mendatar), sedangkan biaya tetap mempunyai sifat (per unit) makin besar yang dijual, makin

kecil biaya per satuan produk. Cobalah kita ulangi lagi grafik-grafik tersebut dengan contoh

berikut:

Biaya Variabel

Produk dijual Biaya total Biaya per unit

1.000 unit Rp 1.000.000,00 Rp 1.000,00

1.500 unit Rp 1.500.000,00 Rp 1.000,00

2.000 unit Rp 2.000.000,00 Rp 1.000,00

2.500 unit Rp 2.500.000,00 Rp 1.000,00

Gambar 1.4 adalah grafik biaya variabel per unit.

Page 33: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Gambar 1.4

Biaya tetap per unit

Produk dijual Biaya total Biaya per unit

1.000 unit Rp 1.500.000,00 Rp 1500,00

1.500 unit Rp 1.500.000,00 Rp 1000,00

2.000 unit Rp 1.500.000,00 Rp 750,00

2.500 unit Rp 1.500.000,00 Rp 600,00

Gambar 1.5 adalah grafik biaya tetap per unit

Page 34: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Gambar 1.5

Biaya Total per Unit

Dari kedua jenis biaya tersebut, maka Anda bisa menghitung dan menyusun gambar grafik

biaya total per unit sebagai berikut.

Unit dijual Biaya total Biaya per unit

1.000 unit Rp 2.500.000,00 Rp 2.500,00

1.500 unit Rp 3.000.000,00 Rp 2.000,00

2.000 unit Rp 3.500.000,00 Rp 1.750,00

2.500 unit Rp 4.000.000,00 Rp 1.600,00

Sekarang kita lihat bahwa makin besar jumlah dijual/diproduksi maka biaya per unit makin

kecil, hal ini disebabkan oleh adanya biaya tetap yang makin lama makin kecil akibat

bertambahnya unit yang dijual atau dijual.

Page 35: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Sekarang kita coba menggambarkan biaya total per unit tersebut dalam grafik, maka akan

tampak seperti pada Gambar 1.6 berikut.

Gambar 1.6

Menyusun Grafik Break Even Per Unit

Dengan menggabungkan antara biaya total per unit dan penjualan per unit maka bisa

digambarkan grafik break even per unit, Anda ambil contoh saja, misalnya harga jual per unit

adalah Rp2.000,00, maka ketika penjualan yang dilakukan sebesar 1.500 unit akan tercapai

break even yaitu pada saat itu biaya total per unit Rp2.000,00 (biaya variabel Rp 1.000,00 +

biaya tetap Rp 1.000,00), apabila penjualan sebesar 1.000 unit perusahaan mengalami rugi Rp

500,00 per unit dan ketika penjualan mencapai 2.000 unit perusahaan sudah memperoleh laba

sebesar Rp250 per unit dan seterusnya. Penjelasan tersebut apabila digambarkan akan

tampak seperti pada Gambar 1.7 berikut.

Page 36: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Gambar 1.7

Grafik BEP per unit

Jenjang Keamanan (Margin of Safety = MOS)

Jenjang keamanan adalah selisih penjualan menurut anggaran dengan penjelasan dalam

keadaan break even yang dinyatakan dalam persentase. Jenjang keamanan memberi informasi

pada manajemen seberapa besar penurunan penjualan masih menunjukkan tingkat keamanan

atau tidak mengakibatkan kerusakan rugi.

Jenjang keamanan dicari dengan persamaan berikut.

Contoh:

Biaya tetap total Rp 1.000.000,00

Biaya variabel per unit Rp 1.200,00

Page 37: BAB 11 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT ...susanti_usman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara

Harga jual per unit Rp 2.000,00

Kapasitas anggaran 2.000 unit

BEP = Rp 1.000.000,00 = Rp 2.500.000,00

1 – 1.200

2.000

Anggaran penjualan = Rp2.000,00 x 2000 = Rp4.000.000,00.

Margin Of Safety = Rp 4.000.000,00 – Rp 2.500.000,00 x 100%

Rp 4.000.000,00

= 37,50 %